RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DITINJAU DARI RELASIONAL GURU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1
Diajukan Oleh : CANDRA SUKMANAWATI F.100090141
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
i
RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DITINJAU DARI RELASIONAL GURU
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh : CANDRA SUKMANAWATI F.100090141
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA PAI}A REMAJA DITINJAU DARI RELASIONAL GURU
Yang diajukan oleh
:
CANDRA SUKMANAWATI F. 100 090 141
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
10 Juni 2014
Pembimbing Skripsi
iii
RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DITINJAU DARI RELASIONAL GURU
Yang diajukan oleh
:
CANDRA SUKMANAWATI F. 100 090 141
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 19 Juli 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Penguji utama
Env Purwandari, S.Psi., M.si Penguji pendamping I
Permata Ashfi Raihana, S.Psi. MA Penguji pendarnping
II
Lisnawati Ruhaena, S.Psi.. M.Si Surakarta" 19 Juli 2014 Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ph.D)
iv
RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA DITINJAU DARI RELASIONAL GURU
Candra Sukmanawati Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak. Relasional guru yang baik membutuhkan komunikasi dan interaksi yang intens dengan siswa. Seseorang membutuhkan interaksi yang teratur dan menyenangkan dalam hubungan yang sedang berlangsung. Guru merupakan sosok manusia yang paling menentukan berlangsungnya dan keberhasilan dari proses pendidikan, ia sebagai ujung tombak dalam mewujudkan cita-cita pendidikan nasional sehingga keberhasilan proses pendidikan ditentukan oleh kinerja dan para guru di sekolahnya. Risiko Penyalahgunaan NAPZA sendiri adalah suatu bentuk perilaku yang merugikan kesehatan jasmani, mental maupun kehidupan sosial, merusak hubungan keluarga dan hubungan sosial, menurunkan kemampuan belajar, tidak mampu membedakan baik dan buruk, perubahan mental dan perilaku menjadi anti sosial. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMK Dian Kirana Sragen dan SMK Sukowati Sragen kelas X dan XI dengan jumlah subjek 226 orang. Bentuk sampel yang digunakan adalah purposive sample yaitu pengambilan sampel atau pemilihan kelompok subjek berdasarkan ciri atau sifat yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria subjek yang diambil adalah : a) usia 15–18 tahun (remaja akhir), b) siswa laki-laki dan perempuan, c) sekolah di SMK Dian Kirana Sragen dan SMK Sukowati Sragen kelas X dan kelas XI, d) melanggar aturan/norma, e) sudah pernah merokok dan minum-minuman keras. Alat ukur yang digunakan adalah skala risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja dan skala relasional guru. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 15.0 menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson, diperolah nilai koefisien korelasi sebesar -0,150; p = 0,071 (p<0,10) artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara relasional guru dengan risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Berdasarkan hasil analisis, diketahui variabel risiko penyalahgunaan NAPZA mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 12,78 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 9,5 yang berarti risiko penyalahgunaan NAPZA pada subjek tergolong tinggi. Variabel relasional guru diketahui rerata empirik (RE) sebesar 35,42 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 25 yang berarti relasional guru pada subjek tergolong tinggi.
Kata kunci : risiko, penyalahgunaan NAPZA, relasional guru.
v
Indonesia
PENDAHULUAN
terlibat
penyalahgunaan
narkoba (Nasution, 2003). Kapolresta emaja
R estafet
Solo,
merupakan
Pol
Asdjima'in
generasi muda penerus
memaparkan bahwa Solo menduduki
bangsa sebagai pemegang
peringkat ke dua di Jawa Tengah
pembangunan.
untuk kasus penyalahgunaan NAPZA,
Pergaulan
(Solopos, 2013).
remaja diharapkan memiliki dampak positif
Kombes
yang
mengarah
Remaja
kepada
umumnya
berada
akademik.
disekolah selama lima sampai enam
Perilaku yang diharapkan pada remaja
jam per hari sehingga lingkungan
adalah perilaku tidak merokok, tidak
sekolah juga mempunyai potensi besar
minum-minuman
untuk mempengaruhi perilaku anak-
meningkatnya
mematuhi
prestasi
beralkohol, tidak
anak sehari-hari. Penilaian diri rendah
dalam
dan rasa tidak aman merupakan dua
norma/aturan,
memberontak,
dan
disiplin
sekolah.
Penyalahgunaan
menurut
Undang–Undang
pemicu
NAPZA
kuat
penyalahgunaan
No.35
Tahun 2009 dapat diartikan sebagai
remaja,
suatu
dipengaruhi
perbuatan
yang
melanggar
terjadinya NAPZA.
penilaian
diri
oleh
sering
lingkungan
ketentuan-ketentuan hukum tentang
sosialnya.
NAPZA
individu yang mencari sesuatu yang berharga
Berdasarkan data dari Badan
penampilannya,
Kesehatan Dunia menyatakan bahwa diperkirakan
150.000
remaja
di
1
Setiap
Pada
remaja
tentang
adalah
dirinya,
kepribadiannya,
bakatnya, ketrampilan sosialnya atau
sebagai orang terdekat kedua setelah
kecerdasannya.
orang tua sehingga guru menganggap
Guru
merupakan
siswa
sosok
sebagai
anak
didik
bukan
pendidik yang paling menentukan
peserta anak didik karena guru dan
berlangsungnya dan keberhasilan dari
anak didik merupakan dua sosok insan
proses pendidikan, ia sebagai ujung
yang diikat oleh tali jiwa Hubungan guru dengan murid
tombak dalam mewujudkan cita-cita sehingga
diharapkan terjalin dengan baik agar
pendidikan
dapat meningkatkan prestasi murid.
ditentukan oleh kinerja dan para guru
Guru dapat memberikan pengaruh
di sekolahnya. . Guru merupakan
kuat
cerminan pribadi yang mulia karena
pembentukan perilaku anak didiknya
sosok
di lingkungan sekolah.
pendidikan
nasional
keberhasilan
proses
guru
yang
dengan
rela
terhadap
perubahan
dan
demi
Penyalahgunaan NAPZA di
demi
lingkungan sekolah dapat merusak
didik,
disiplin dan motivasi yang sangat
mendengarkan keluhan anak didik,
penting bagi proses belajar. Siswa
menasihati anak didik, membantu
penyalahgunaan
kesulitan anak didik dalam segala hal
mengganggu
yang
aktivitas
belajar-mengajar. Prestasi belajar bisa
belajarnya, merasakan kedukaan anak
turun drastis, tidak hanya bagi siswa
didik pada waktu senggang berbicara
yang
dan bersendau gurau disekolah. Guru
mereka yang kurang berprestasi atau
menyisihkan kepentingan membimbing
bisa
waktunya anak
didik, anak
menghambat
2
NAPZA terciptanya
berprestasi,
dapat suasana
melainkan
juga
perilaku.
maka dapat dibuat rumusan masalah
berkaitan
"Apakah terdapat hubungan antara
erat dengan kenakalan remaja dan
risiko penyalahgunaan NAPZA pada
putus
siswa
remaja ditinjau dari relasional guru”.
penyalahgunaan NAPZA membolos
Untuk menjawab rumusan masalah
lebih besar daripada siswa yang lain.
tersebut
penulis
tertarik
untuk
mengkaji
secara
empirik
dengan
yang
ada
gangguan
Penyalahgunaan
sekolah
NAPZA
karena
Tetapi hubungan guru dengan anak didik tidak selamanya harmonis,
mengadakan penelitian tentang risiko
karena tidak semua guru mempunyai
penyalahgunaan NAPZA pada remaja
sikap dan komunikasi yang baik
ditinjau dari relasional guru.
dengan anak didik sehingga timbul
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
risiko penyalahgunaan NAPZA yang
mengetahui
dipengaruhi oleh lingkungan sosial
NAPZA pada remaja ditinjau dari
dan masysrakat. Jika hubungan dan
relasional guru.
komunikasi antara guru dan siswa
risiko
penyalahgunaan
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan
terjalin dengan baik maka murid guru
pendekatan kuantitatif dengan variabel
memiliki rasa toleransi. Hubungan
bebas yaitu relasional guru sedangkan
antara guru-siswa yang positif ditandai
variabel tergantungnya adalah risiko
dengan terjalinnya komunikasi yang
penyalahgunaan NAPZA.
memiliki
rasa
hormat
dan
Subjek dalam penelitian ini
baik, serta dukungan emosional . Berdasarkan pada latar belakang
adalah siswa-siswi SMK Dian Kirana
masalah yang telah dijelaskan di atas
Sragen dan SMK Sukowati Sragen
3
kelas X dan Kelas XI dengan jumlah
dimasukkan ke dalam skala penelitian.
subjek 226 orang. Bentuk sampel yang
Kemudian peneliti melakukan Uji
digunakan adalah purposive sample
normalitas
yaitu
atau
untuk mengetahui apakah sebaran data
subjek
penelitian mengikuti sebaran distribusi
berdasarkan ciri atau sifat yang sudah
normal atau tidak. Setelah itu, peneliti
diketahui sebelumnya.
melakukan Uji linieritas dimaksudkan
pengambilan
pemilihan
sampel
kelompok
Pengumpulan
data
sebaran
dimaksudkan
untuk mengetahui apakah variabel
dalam
penelitian ini menggunakan skala
bebas
(relasional
guru)
relasional guru yang terdiri dari 10
variabel
aitem dan skala risiko penyalahgunaan
penyalahgunaan NAPZA) memiliki
NAPZA yang terdiri dari 19 aitem.
korelasi yang searah (linier) atau tidak.
tergantung
dengan (risiko
Kemudian peneliti melakukan analisis
Adapun teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasi
korelasi product moment, yaitu untuk
tujuan untuk mengetahui hubungan
mengetahui hubungan relasional guru
relasional
dengan
risiko
penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
NAPZA
pada
peneliti
melakukan
validitas
dan
penyalahgunaan remaja.
Pertama,
guru
moment
dengan
dengan
risiko
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan
perhitungan
reliabilitas
product
analisis
dengan
menggunakan
product
menggunakan teknik product moment
moment dari Pearson diperoleh nilai
yaitu untuk mengetahui aitem-aitem
koefisien korelasi sebesar -0,150 ; p =
yang layak dan tidak layak untuk
4
0,071 (p < 0,1) artinya ada hubungan
NAPZA pada remaja dan semakin
negatif
signifikan
antara
rendah relasional guru dengan siswa
dengan
risiko
maka akan semakin tinggi risiko
penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
Semakin tinggi relasional guru maka
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
semakin rendah risiko penyalahgunaan
Purwandari & Lestari (2012) bahwa
NAPZA pada remaja dan sebaliknya
remaja
semakin rendah relasional guru maka
penyalahgunaan
semakin tinggi risiko penyalahgunaan
subjek penelitian yang diambil dari
NAPZA pada remaja. Hal tersebut
siswa-siswi
berarti
yang
melanggar aturan/norma, dan sudah
ada
pernah merokok dan minum-minuman
yang
relasional
guru
hipotesis
diajukan
penelitian
diterima,
bahwa
kelas X dan XI yang
dalam lingkungan sekolah akan saling
NAPZA pada remaja.
mempengaruhi,
Hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan hipotesis
penyesuaian
yang
aturan/norma/nilai
peneliti
seperti
Interaksi guru dengan siswa
dengan risiko penyalahgunaan
diajukan
NAPZA,
risiko
keras.
hubungan negatif antara relasional guru
memiliki
yaituada
karena diri yang
adanya pada sudah
hubungan negatif antara relasional
ditetapkan dalam relasional guru. Hal
guru dengan risiko penyalahgunaan
ini memberikan kecemasan bagaimana
NAPZA pada remaja, dimana semakin
orang lain memberikan penilaian pada
tinggi relasional guru dengan siswa
diri individu. Perilaku dan sikap yang
maka semakin rendah penyalahgunaan
terbuka, saling menyayangi, saling
5
menghormati
dan
NAPZA.
mendukung
Risiko
penyalahgunaan
interaksi antara keduanya (collegial),
NAPZA terjadi karena salah satu
perilaku
faktor,
dan
sikap
yang
hanya
yaitu
faktor
lingkungan
diarahkan untuk membantu siswa
sekolah. Faktor lingkungan sekolah
dalam mengembangkan kemampun
yang terdiri dari collegial, commited,
intelektualnya (commited), seperti :
disengaged
guru memberikan kesempatan pada
individu memiliki sifat memberontak,
siswa
perilaku
untuk
berdiskusi,
guru
dapat
mengakibatkn
menyimpang
dari
memberikan waktu pada siswa untuk
nilai/aturan/norma,
bertanya, guru mendukung kegiatan
percaya diri, mudah kecewa, agresif,
ektrakulikuler
perilaku
murung, merasa bosan, jenuh, prestasi
maupun sikap guru yang kurang
menurun, kurang disiplin, bersikap
mendukung untuk kemajuan anak
masa
didiknya (disengaged), seperti : sikap
menyebabkan
cuek guru, guru yang selalu memberi
mengalami kesulitan atau frustasi.
hukuman
Sedangkan
adanya
pembelaan siswa, sikap guru yang
dari
guru
tidak memberikan kesempatan pada
siswa
siswa untuk bersikap kritis (Gunbayi,
tingkah laku
2007).
mulai membenci kepada guru dan
siswa
tanpa
Collegial,
dan
menghiraukan
commited
dan
rasa
kurang
bodoh terhadap
pihak
siswa
kepada
siswa banyak
salah mendidik akan
membawa
penyimpangan
yang berbentuk siswa
disengaged tidak selalu berdampak
tidak
positif, melainkan adanya dampak
menyukai disiplin dan membangkang
negatif pada risiko penyalahgunaan
perintah guru. Relasional guru dalam
6
menyukai
sekolah,
tidak
seharusnya
penyalahgunaan NAPZA merupakan
tidak memiliki
perilaku yang dapat terjadi pada setiap
risiko sangat tinggi penyalahgunaan
orang dengan jumlah pemakaian yang
NAPZA. Hal ini
berlebihan
lingkungan
sekolah
diperhatikan agar
sesuai dengan
secara
berkala
/terus
(2009)
menerus dan berlangsung cukup lama
mengungkapkan bahwa faktor sekolah
sehingga dapat merugikan kesehatan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap
jasmani, mental maupun kehidupan
terjadinya penyalahgunaan NAPZA.
sosial.
pendapat
Carroll,
dkk
Guru bersikap masa bodoh terhadap
Penelitian yang telah dilakukan
siswa, adanya salah didik guru akan
yang sesuai risiko penyalahgunaan
membawa siswa untuk berperilaku
NAPZA adalah hasil penelitian oleh
menyimpang
Hawari (1990) yang mengungkapkan
Risiko
bahwa risiko penyalahgunaan NAPZA
penyalahgunaan
NAPZA sendiri adalah suatu bentuk
menimbulkan
perilaku yang merugikan kesehatan
merusak
jasmani, mental maupun kehidupan
menurunkan kemampuan belajar, tidak
sosial, merusak hubungan keluarga
mampu membedakan baik dan buruk,
dan hubungan sosial, menurunkan
halal dan haram, perubahan mental
kemampuan belajar, tidak mampu
dan perilaku menjadi anti sosial,
membedakan
produktifitas
perubahan
baik mental
dan dan
buruk,
bahwa
hubungan
menurun,
Relasional lingkungan
risiko
7
antara
lain
keluarga,
gangguan
kesehatan.
perilaku
menjadi anti sosial. Joewana (2006) menyatakan
dampak
guru
sekolah
dalam seharusnya
tidak memiliki
dalam segala hal, dapat mendorong
risiko tinggi penyalahgunaan NAPZA.
timbulnya sikap saling memahami,
Moos
diperhatikan agar
(dalam
mengemukakan hubungan mengukur
Tarmidi,
2006),
menghargai
bahwa
sebuah
kualitas.
mengembangkan
adalah
Berdasarkan pendapat para ahli
keterlibatan
di atas dapat disimpulkan bahwa
(relationship) sejauhmana
dan
kelas,
relasional guru mempunyai peran dan
sejauhmana peserta didik mendukung
manfaat yang besar bagi siswa. Oleh
dan
karena itu, apabila relasional guru
peserta
didik
membantu
mereka
dapat
didalam
dan
sejauhmana
rendah
mengekpresikan
maka
kemungkinan
besar
kemampuan mereka secara bebas dan
risiko penyalahgunaan NAPZA pada
terbuka serta interaksi antara peserta
remaja tinggi dan sebaliknya apabila
didik dengan guru. As’ad (2002)
relasional
menyatakan bahwa dalam menjalin
kemungkinan
sebuah hubungan merupakan hal yang
penyalahgunaan NAPZA pada remaja
penting karena manusia pada dasarnya
rendah. Hal ini dipengaruhi oleh
tidak bisa hidup sendiri. Hubungan
beberapa faktor yang mempengaruhi
yang terjalin dapat mengarah pada hal
risiko penyalahgunaan NAPZA yaitu
yang positif maupun negatif.Hal ini
adanya faktor internal dan faktor
dapat dilihat dari kajian psikologis
eksternal. Faktor internal meliputi
dalam
genetik,
sebuah
hubungan
dapat
guru
tipe
tinggi besar
kepribadian,
maka risiko
jenis
ditingkatkan dengan bersikap terbuka,
kelamin dan usia. Faktor eksternal
percaya,
yaitu
mendukung
dan
terbuka
8
keluarga,
teman
sebaya,
lingkungan sekolah, komunitas dan
dari rerata empiric (RE) sebesar 12,78
sosial.
dan rerata hipotetik (RH) sebesar 9,5. yang
Dilihat dari hasil penelitian dari 146
dilakukan oleh peneliti menunjukkan
subjek peneliti terdapat 135 subjek
hasil bahwa relasional guru memiliki
memiliki
kategori tinggi sebanyak 135 orang
NAPZA tinggi. Relasional guru dalam
dengan prosentase 92,5% dan variabel
lingkungan
risiko
diperhatikan agar
tidak memiliki
memiliki kategori tinggi sebanyak 78
risiko
tinggi
penyalahgunaan
orang
NAPZA, hal ini
sesuai dengan
Hasil
penelitian
penyalahgunaan
dengan
NAPZA
prosentase
53,4%.
risiko
penyalahgunaan
sekolah
Sedangkan pada variabel relasional
pendapat
guru memiliki rerata empirik (RE)
mengungkapkan bahwa faktor sekolah
sebesar 35,42 dan rerata hipotetik
memiliki pengaruh yang kuat terhadap
(RH) sebesar 25. Dari hasil tersebut
terjadinya penyalahgunaan NAPZA.
menunjukkan bahwa relasional guru
Guru yang bersikap masa bodoh
pada
tergolong
terhadap siswa, adanya salah didik
tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari
guru akan membawa siswa untuk
hasil
berperilaku
subjek
penelitian
penelitian
dari
146
subjek
Carroll,
seharusnya
dkk
menyimpang.
(2009)
Hasil
peneliti terdapat 78 subjek memiliki
penelitian ini juga sesuai dengan
relasional tinggi. Hal ini memiliki
Whirter (2004) yang mengemukakan
perbandingan yang sama dengan risiko
risiko
penyalahgunaan
dipengaruhi oleh lingkungan yang
NAPZA
yang
terjalin
berkategori tinggi yang ditunjukkkan
9
penyalahgunaan
di
lingkungan
NAPZA
sekolah.
Perilaku
penyalahgunaan
usia,
NAPZA
jenis
kelamin
faktor
merupakan akibat dari sosialisasi atau
keluarga,
interaksi remaja dengan lingkungan,
lingkungan
khususnya lingkungan sekolah.
menunjukkan bahwa relasional guru
bahwa
komunitas
sosial.
dan
Hal
ini
merupakan salah satu faktor yang
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
faktor
dll),
memberikan sumbangan sedang dalam
terdapat
hubungan negatif yang signifikan
terjadinya
antara relasional guru dengan risiko
NAPZA,
penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
rendah ini memiliki pengaruh yang
Hal ini menunjukkan bahwa variabel
tinggi
relasional guru mencakup aspek-aspek
penyalahgunaan NAPZA,
yang di dalamnya
dapat dijadikan
relasional guru di lingkungan sekolah
prediktor untuk memprediksi atau
harus tetap diperhatikan agar tidak
mengukur
berisiko
tinggi
terhadap
penyalahgunaan
NAPZA
(Carroll,
risiko
penyalahgunaan
NAPZA pada remaja.
0,022
Hal
dalam
Hasil
guru terhadap risiko penyalahgunaan sebesar
tetapi
penyalahgunaan sumbangan
terjadinya
yang
risiko sehingga
2009).
Sumbangan efektif relasional
NAPZA
risiko
masih
ini
dalam
penelitian
ini
memiliki
menunjukkan bahwa relasional guru
keterbatasan.Keterbatasan dari hasil
terhadap
risiko
penelitian ini terdapat pada item yang
NAPZA
sebesar
penyalahgunaan sedangkan
terlalu sedikit pengukuran relasional
sisanya 78 % disumbangkan oleh
guru, untuk itu agar diperhatikan
faktor lain misalnya, faktor individu (
kembali. Hal ini karena terdapat aitem
22%
10
relasional guru tidak terwakili, aitem
tingkat
yang tidak terwakili pada relasional
NAPZA
guru
menunjukkan hasil yang tinggi.
adalah
aitem yang
bersifat
favorable. Oleh karena itu skala relasional
guru
perlu
penambahan aitem kembali
risiko
penyalahgunaan pada
remaja
SARAN Berdasarkan
adanya
hasil
penelitian,
pembahasan dan kesimpulan di atas
dan uji coba
dapat
agar semua aspek dapat
diberi
saran-saran
sebagai
berikut :
terwakili.
1. Bagi subjek
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil
KESIMPULAN
penelitian
menunjukkan
hasil yang tinggi pada risiko
Berdasarkan data analisis dan pembahasan dari hasil penelitian maka
penyalahgunaan
dapat diambil kesimpulan sebagai
remaja.
berikut:
mampu menjalin relasional guru
1. Ada
hubungan
negatif
dengan
yang
Subjek
baik
pada
diharapkan
sehingga
bisa
signifikan antara relasional guru
mengurangi hal-hal yang kurang
dengan
baik seperti; membolos, disiplin
risiko
penyalahgunaan
kurang, melanggar aturan/norma,
NAPZA pada remaja.
merokok, minum-minuman keras,
2. Sumbangan efektif relasional guru sebesar
22%
masuk
memberontak.
dalam
2. Bagi guru
kategori sedang. 3. Tingkat menunjukkan
relasional hasil
tinggi
guru
Diharapkan guru dan semua pihak
dan
sekolah menjalin hubungan yang
11
NAPZA
selalu
faktor-faktor tersebut tidak diteliti
memantau anak didiknya supaya
dalam penelitian ini. Sehingga
tidak
risiko
untuk penelitian selanjutnya dapat
NAPZA.
menggunakan berbagai macam
positif
sehingga
dapat
mengarah
pada
penyalahgunaan
Sehingga sikap saling terbuka,
variabel
yang
mempengaruhi
menyayangi dan perhatian perlu
risiko penyalahgunaan NAPZA
ditingkatkan
agar
dapat
dan dapat menambah aitem-aitem
meminimalisir
kondisi
yang
yang lebih banyak agar bisa mendapatkan hasil yang jauh
berisiko.
lebih baik .
3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini telah dilakukan secara optimal namun masih dapat dijumpai
berbagai
DAFTAR PUSTAKA As’ad, M. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia : Psikologi Industri, Yogyakarta : Liberty
kelemahan
tentunya memerlukan perbaikan atau
penanganan
lebih
Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Skripsi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
lanjut
sehingga hasil penelitian dapat lebih
akurat
Kelemahan
dan itu
Azwar, S. 2012. Reliabilitas & Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
bermanfaat. semata-mata
BNN.
karena keterbatasan kemampuan penulis dalam banyak hal. Banyak faktor yang mempengaruhi risiko
Brehm, S.S & Kassin, S.M., 1993. Social Psychology. Boston : Houghton Mifflin Company
penyalahgunaan NAPZA namun karena
keterbatasan
peneliti,
12
2007. Hasil Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Rumah Tangga Tahun 2006. Jakarta
Shaughnessy,.J.J, Zechmeister,.E.B, & Zechmeister,. J.S. 2007. Metodologi Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Solopos, 24 Juni 2014. Memperingati Hari Anti Narkoba. Surakarta
Carroll, Annemaree., Stephen H., Kevin D.,& John A.H., 2009. Adolescent Reputations and Risk. Springer Science Business Media, LLC. Djamarah, S.B. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta Gunbayi, I. (2007). School Climate and Teachers’ Perceptions on Climate Factors: Research Into Nine Urban High Schools. The Turkish Online Journal of Educational Technology (TOJET). (http:// www.eric.ed.gov/ ERICDocs/ data/ericdocs2sql/content_ storage_01/0000019b/80/3d/04/5 8.pdf Joewana, S & Martono, I,H. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta : Balai Pustaka Miller, R.S., Perlman, D., & Brehm, S.S. 2007. Intimate Relationship 4th Edition. New York: McGraw Hill. Nasution N, & Pambudi E.S. 2003. Tingkat Pengetahuan Orang Tua Murid SLTP tentang Narkotika, Alkohol dan Zat Adaktif Lainnya di Kotamadya Depok. Makara Kesehatan. Purwandari, E.& lestari. R. 2012. Model Iklim Sekolah pada Remaja Berisiko Tinggi Penyalahgunaan NAPZA. Laporan Penelitian.
13