perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STRATEGI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA (Studi Tentang Partisipasi Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo)
Skripsi
Oleh: AHMAD ANHARI NIM K6407015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STRATEGI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA (Studi Tentang Partisipasi Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo)
Oleh:
AHMAD ANHARI NIM: K6407015
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Ahmad Anhari. STRATEGI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA (STUDI TENTANG PARTISIPASI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN SUKOHARJO). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, 2) Strategi yang di terapkan Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, 3) Hambatan apa yang dihadapi Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo dalam menerapkan strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Strategi penelitiannya menggunakan strategi tunggal terpancang. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa/aktivitas serta dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan teknik wawancara, observasi serta analisis dokumen. Untuk memperoleh validitas data dalam penelitian ini digunakan trianggulasi data. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan/verifikasi. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) tahap persiapan, 2) tahap pengumpulan data, 3) tahap analisis data, 4) tahap penyusunan laporan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yaitu: Faktor intern antara lain kejiwaan remaja yang masih labil sehingga melakukan hal-hal yang baru, kurangnya pemahaman tentang agama dan kurangnya kesadaran hukum. Faktor ekstern antara lain keadaan keluarga yang tidak harmonis, lingkungan pergaulan yang tidak sehat dan ketersediaan zat berbahaya itu sendiri. 2) Strategi yang di terapkan Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja meliputi: a) Program penyuluhan pelajar SMP dan SMA, b) kampanye anti narkoba melalui musik dan olahraga, c) Pemberian tenda warung makan anti narkoba di Sukoharjo, d) Penyuluhan 1000 Kampung bebas narkoba. 3) Hambatan Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo dalam upaya melaksanakan program pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja mengalami beberapa hambatan-hambatan diantaranya: a) Terbatasnya sumber dana keuangan, b) Kurangnya sumber daya manusia, c) Terbatasnya sarana dan prasarana. commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Ahmad Anhari. DRUG ABUSE PREVENTION STRATEGY AMONG ADOLESCENTS (STUDY OF PARTICIPATION SUKOHARJO DISTRICT NARCOTICS AGENCY). Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven University of Surakarta March 2012.
The purpose of this study was to determine: 1) factors are causing drug abuse among adolescents, 2) The strategy applied by District Narcotics Agency Sukoharjo in the prevention of drug abuse among adolescents, 3) what obstacles faced by Agency Narcotics District Sukoharjo in implementing drug abuse prevention strategy among adolescents. This study used a qualitative descriptive method. Research strategy using a single strategy was fixed. Source data obtained from informants, the event/ activity as well as documents. Sampling technique used was purposive sampling. Data collection techniques used to obtain and compile research data is by interview technique, observation and document analysis. To obtain the validity of the data in this study used data triangulation. While the techniques of data analysis using interactive analysis model with the following stages: 1) data collection, 2) data reduction, 3) presentation of data, 4) drawing conclusions/verification. The research procedures with the following steps: 1) the preparation phase, 2) data collection phase, 3) data analysis phase, 4) stage of the preparation of research reports. Based on these results, it can be concluded that: 1) What factors are causing drug abuse among teenagers namely: internal factors, among others labile adolescent so that conduct the new things like misusing drug abuse of understanding of religion and lack of sense of justice punish, among other external factors that are not harmonious family situation, social environment of drug users and the availability of harmful substances. 2) The strategy applied by District Narcotics Agency Sukoharjo in the prevention of drug abuse among teens include: a) Extension junior high and high school students, b) anti-drug campaign through music and sport, c) Provision of tent stalls in Sukoharjo anti-drug , d) Extension 1000 Drug-free village. 3) Barriers Country Narcotics Agency Sukoharjo ia an effort to implement drug abuse prevention strategies in among adolescents experience some obstacles include: a) limited financial resources, b) lack of human resources, c) limited facilities and infranstructure.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
...Tinggalkan kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan dan berhati-hatilah,karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan. (Mario Teguh) ...Siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga. (HR. Muslim)
...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’d : 11) ...Penjajah tanpa wajah adalah narkoba. (BNK Sukoharjo)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi yang tersusun dengan penuh kesungguhan ini, penulis persembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta atas doanya 2. Ka’ Heny Susilowati tersayang 3. Mas Danar atas semangatnya 4. Teman-teman FKIP PPKn angkatan 2007 5. Almamater commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim. Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kendala yang timbul dapat teratasi, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui ijin atas permohonan penyusunan skripsi ini. 3. Dr. Sri Haryati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 4. Drs. H. Utomo, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan persetujuan, pengarahan, bimbingan dan petunjuk serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Triyanto, S.H, M.Hum. selaku Pembimbing II yang tiada henti-hentinya memberikan pengarahan, dorongan, motivasi, bimbingan teknis dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak
dan
Ibu
Kewarganegaraan
Dosen
Program
Studi
Pendidikan
yang telah memberikan bekal
Pancasila
pengetahuan untuk
penyusunan skripsi ini. 7. Segenap staf di Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo. commit to user ix
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan mencurahkan segala kemampuan dengan harapan agar memenuhi persyaratan sebagai suatu karya ilmiah yang bermanfaat. Namun mengingat adanya keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Surakarta,
November 2011
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................
v
HALAMAN ABSTRACT ................................................................................. vi HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
7
LANDASAN TEORI .....................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
8
1. Tinjauan Tentang Strategi ..................................................
8
2. Tinjauan Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba ....
9
a. Pengertian Pencegahan ..................................................
9
b. Pengertian Penyalahgunaan ........................................... 10 c. Pengertian Narkoba ........................................................ 10 d. Jenis-Jenis Narkoba (obat-obat berbahaya) .................... 12 3. Tinjauan Tentang Remaja .................................................... 13 commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Tinjauan Tentang Partisipasi .............................................. 14 5. Tinjauan Tentang Badan Narkotika Kabupaten .................. 16 a. Badan Narkotika Kabupaten ........................................... 16 b. Visi dan Misi Badan Narkotika Kabupaten .................... 17 6. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja ................................................................. 19 7. Kesadaran Hukum ............................................................... 21 8.Ketentuan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba dan Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba .................................................... 22 B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 25 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 25 1. Tempat Penelitian ................................................................ 25 2. Waktu Penelitian ................................................................. 25 B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 26 1. Bentuk Penelitian ................................................................. 26 2. Strategi Penelitian ................................................................ 26 C. Sumber Data ............................................................................ 27 1. Informan ............................................................................. 28 2. Peristiwa atau Aktivitas ..................................................... 28 3. Dokumen ............................................................................ 29 D. Teknik Sampling ..................................................................... 29 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 30 1. Wawancara ......................................................................... 30 2. Observasi ............................................................................ 31 3. Analisis Dokumen .............................................................. 32 F. Validitas Data .......................................................................... 32 G. Analisis Data ........................................................................... 33 1. Pengumpulan Data .............................................................. 34 commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Reduksi Data ...................................................................... 34 3. Penyajian Data .................................................................... 34 4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi ............................... 34 H. Prosedur Penelitian .................................................................. 36 1. Persiapan ............................................................................. 36 2. Pengumpulan Data .............................................................. 36 3. Analisis Data ...................................................................... 36 4. Penyusunan Laporan Penelitian ......................................... 36 BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 38 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 38 1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo ............................. 38 a. Kondisi Geografis ............................................................ 38 b. Wilayah Administratif ..................................................... 38 2. Gambaran Umum BNK Sukoharjo ..................................... 38 3. Dasar Hukum ....................................................................... 39 4. Tugas Pokok dan fungsi BNK Sukoharjo ........................... 39 5. Visi BNK Sukoharjo ........................................................... 39 6. Misi BNK Sukoharjo ........................................................... 39 7. Program Kerja ...................................................................... 40 8. Struktur Organisasi ............................................................. 41 B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 43 1. Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja Menyalahgunakan Narkoba di Sukoharjo .......................................................... 43 2. Strategi BNK Sukoharjo dalam Mencegah Penyalahgunaan Nakoba di Kalangan Remaj ................................................. 48 3. Hambatan yang Dihadapi BNK Sukoharjo dalam Melakukan Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja ........................................................... 57 C. Temuan Studi ........................................................................... 60 commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
digilib.uns.ac.id
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................... 67 A. Kesimpulan .............................................................................. 67 B. Implikasi .................................................................................. 68 C. Saran ........................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71 LAMPIRAN ..................................................................................................... 74
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Tabel
Tabel 1. Jumlah Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia .......................
2
Tabel 2. Jumlah Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Sukoharjo ..
4
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 25
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Gambar
Gambar 1. Proses Penyalahgunaan Narkoba .................................................. 21 Gambar 2. Kerangka Berpikir .......................................................................... 24 Gambar 3. Analisis Data Model Interaktif ...................................................... 35 Gambar 4. Struktur Organisasi BNK Sukoharjo .............................................. 42
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Daerah Asal Tersangka Kasus Narkoba di Kabupaten Sukoharjo..................................................................................
74
Lampiran 2. Data Tersangka Kasus Narkoba di Kabupaten Sukoharjo .......
75
Lampiran 3. Jadwal Penyuluhan dan Kegiatan BNK Sukoharjo ..................
76
Lampiran 4. Visi dan Misi BNK ...................................................................
79
Lampiran 5. Materi Penyuluhan BNK Sukoharjo .........................................
81
Lampiran 6. Program BNK Sukoharjo .........................................................
85
Lampiran 7. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 300/478 tahun 2004 ........
88
Lampiran 8. Catatan Lapangan .....................................................................
92
Lampiran 9. Pedoman Wawancara ............................................................... 127 Lampiran 10. Foto Penelitian .......................................................................... 129 Lampiran 11. Trianggulasi Data ..................................................................... 135 Lampiran 12. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan FKIP UNS ................................................................................ 138 Lampiran 13. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Ijin Penyusunan Skripsi ....................................................................................... 139 Lampiran 14. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out kepada Rektor UNS .......................................................................................... 140 Lampiran 15. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out kepada Pimpinan BNK Sukoharjo ....................................................................... 141 Lampiran 16. Permohonan Surat Pengantar Ijin Penelitian kepada BAPPEDA Sukoharjo .............................................................. 142 Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian/Survay dari BAPPEDA Sukoharjo .......... 143 Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian dari BAPPEDA Sukoharjo ......... 144
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia ke-4 bangsa Indonesia mempunyai cita-cita untuk, “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Untuk mencapai cita-cita di atas diperlukan suasana yang aman, tenteram, tertib dan dinamis. Kondisi yang aman itu dapat dicapai dengan pengendalian terhadap hal-hal yang mengganggu kestabilan nasional. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju akan mampu membawa bangsa untuk lebih maju. Tetapi tidak selamanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak positif, diantaranya adalah penyalahgunaan narkoba yang berakibat buruk pada pemakainya. Sebenarnya narkotika dan psikotropika merupakan obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam penyembuhan penyakit dan untuk mengurangi rasa sakit, tetapi hal itu disalahgunakan oleh manusia sebagai alat penenang dan penghibur dari masalah yang dihadapi pemakaian yang tidak terkontrol dan diluar dosis akhirnya akan menimbulkan kecanduan. Seseorang yang kecanduan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan narkoba yang diinginkan saat rasa ketergantungannya itu muncul. Kalangan anak muda atau remaja mudah terpengaruh ke dalam penyalahgunaan narkoba, karena pada masa remaja merupakan masa seorang anak mengalami perubahan cepat dalam segala bidang, menyangkut perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap mental dan kepribadian. Mereka cenderung mudah terpengaruh karena dalam dirinya banyak perubahan dan tidak stabilnya emosi yang cenderung menimbulkan perilaku yang kurang baik. commit to user i
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyalahgunaan narkoba pada akhir-akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun. Data dari Mabes Polri penyalahgunaan narkoba oleh kalangan anak muda cenderung meningkat sejak tahun 2005 sampai maret 2010 yang tercatat di jumlah tersangka berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan, tingkat SLTA berada di peringkat teratas dengan 98.614 orang, disusul SLTP 35.536 orang, SD 17.194 orang, dan perguruan tinggi 4.469 orang. Sedangkan berdasar tingkat usia, peringkat pertama adalah usia di atas 30 tahun sebanyak 73.299 orang, usia 25-29 tahun sebanyak 39.077 orang, usia 20-24 tahun 32.896 orang, usia 16-19 tahun 9.897, dan usia di bawah 15 tahun 658 orang. Penyalahgunaan narkoba dengan berbagai implikasi dan dampak negatifnya merupakan
suatu masalah yang
kompleks yang dapat merusak dan mengancam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. (Anonim, 2010: http//granat.or.id/) Dewasa ini kasus narkoba telah merebak di negara kita. Baik sebagai pengedar, penjual, bahkan sebagai bandar. Penyalahgunaan narkoba dan psikotropika merupakan masalah serius karena dapat mengancam keamanan dan ketahanan nasional, sebab dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba dapat merubah tingkah laku psikis pada pemakainya yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Perkembangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia dari waktu ke waktu menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat berdasarkan data yang telah dihimpun Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia No
Tahun
Jumlah Kasus
1.
2008
29.681
2.
2009
30.182
3.
2010
23.531 commit to user Sumber : BNN, 201: http//www.bnn.go.id/ 2
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada tahun 2008 kasusnya sekitar 29 ribu kasus. tahun 2009 kasusnya meningkat hingga 30 ribu kasus. Baru pada 2010 mengalami penurunan menjadi 23 ribu. Seperti fenomena gunung es yang hanya sebagian kecil saja yang nampak di permukaan sedangkan kedalamannya tidak terukur. Penyalahgunaan narkoba dapat menjadi induk kejahatan yang dalam sepanjang sejarah di semua kawasan telah banyak menimbulkan bencana bagi manusia. Kesenjangan dan ketegangan dalam masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kehidupan serba tergesa-gesa, persaingan keras dan materialistik memaksa orang harus bekerja keras, capek, bosan, tertekan, gelisah yang memerlukan hiburan sehingga orang termotifasi untuk memakai obat-obatan yang dianggap dapat menolong menenangkan pikiran. Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif sangat berbahaya bagi
manusia, sebab itu perlunya pencegahan maupun penaggulangan
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif secara benar. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga sosial masyarakat untuk menanggulangi masalah narkoba ini. Upaya yang dilakukan meliputi upaya penal dan non penal. Menurut M. Wresniwiro dalam Sri Haryati (2002: 218), “Upaya penal ialah penanggulangan penyalahgunaan narkoba dengan mempergunakan hukuman dan sanksi pidana, sedangkan upaya non penal melalui usaha lain tanpa menghukum dan sanksi pidana melainkan dengan jalan pendidikan agama, moral dan budi pekerti”. Selain usaha penal dan non penal tersebut, juga ada usaha lain yang perlu dilakukan yaitu adanya peran dari seluruh angggota masyarakat serta keluarga akan pentingnya nilai-nilai agama, moral dan budi pekerti. Karena dengan nilai-nilai tersebut sangat dibutuhkan setiap individu yaitu agar tidak mudah terpengaruh dalam menjalani kehidupan ini dan seseorang itu tidak mudah mengalami stres atau putus asa. Sehingga orang akan lebih menghargai dirinya untuk tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika, psikotropoka dan zat adiktif yang berbahaya. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Abdul Rozak dan Wahdi Suyati (2006: 22) gejala umum penyalahgunaan narkoba pada remaja yaitu: Melalui teman sebaya yang menawarkan narkoba dengan disertai janji atau juga melalui tekanan dan paksaan. Biasanya terlebih dahulu akan ditawari rokok atau minuman keras (beralkohol), kemudian setelah terbiasa maka dengan mudah akan beralih pada kebiasaaan menggunakan jenis narkoba lain, baik ganja, heroin atau zat yang lainya. Remaja berada dalam masa transisi dan sedang mencari identitas diri sehingga tidak dapat terlepas dari persoalan-persoalan yang mengiringi masa pertumbuhan itu. Dalam masa transisi tersebut tidak sedikit remaja yang mengalami kegoncangan batin yang menggelisahkan diri baik karena faktor endogen (internal), pengaruh yang berasal dari individu itu sendiri, maupun faktor eksogen (ekstern) yaitu pengaruh lingkungan. Masing-masing faktor itu saling mempengaruhi dan ikut menentukan ciri individual seseorang sebagai seorang pribadi. Masa remaja sangat peka terhadap stres, frustasi dan konflik bukan saja yang berhubungan dengan dirinya tetapi juga lingkungan pergaulannya. Oleh karena itu peran dari orang tua dan lingkungan sekitar sangat berguna sekali baginya dalam perkembangan mental dan sosialnya untuk memahami bahwa narkoba merupakan obat yang berbahaya dan melanggar hukum. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo kasus penyalahgunaan narkoba dari tahun 2008 sampai 2010 sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Sukoharjo No.
Tahun
Jumlah kasus
1.
2008
5
2.
2009
14
3.
2010
21
Sumber: Data BNK Sukoharjo Dapat dilihat dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan dari user pengungkapan kasus dari tahun tahun ke tahun. Hal itu terbukti commit dengan to adanya
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2008 ada 5 kasus, tahun 2009 mencapai 14 kasus dan di tahun 2010 menjadi 21 kasus penyalahgunaan narkoba. Tren peredaran narkoba saat ini juga sudah sampai pada daerah pedalaman Sukoharjo. Banyaknya
kasus
penyalahgunaan
narkoba
sudah
sangat
memprihatinkan dan bahkan dapat mengancam terhadap kelangsungan hidup manusia sekaligus kehancuran generasi penerus (the lost generation). Bangsa ini akan menghadapi suatu ancaman rusaknya generasi penerus bangsa yaitu para generasi muda bahkan membahayakan sendi-sendi sosial, Budaya, ekonomi dan politik yang akan menghambat jalannya pembangunan nasional yang akhirnya juga akan melemahkan ketahanan nasional. Memberantas tindak kejahatan penyalahgunaan narkoba bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Terlebih modus peredaran narkoba pada saat ini mempunyai banyak trik atau cara yang lebih rapi, sehingga sulit untuk terdeteksi oleh masyarakat atau aparat keamanan. Oleh karena itu peran masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Nomer 35 Tahun 2009 tentang narkotika pasal 104 yang berbunyi, “Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika”. Badan Narkotika Nasional (BNN) merupakan sebuah lembaga non struktural Indonesia yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan dan penyelenggaraan tugas dan fungsi BNN, maka di tingkat Kabupaten dibentuk Badan Narkotika Kabupaten (BNK). Mengigat bahwa remaja atau generasi muda adalah generasi penerus bangsa dan juga sebagai calon-calon pemimpin bangsa di masa depan yang diharapkan mampu mengisi di segala sektor kehidupan bangsa ini untuk mencapai tujuan nasional, pencegahan narkoba di kalangan remaja sangatlah penting. Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba
ini BNK Sukoharjo mempunyai
strategi untuk mencegah dan memberantas peredaran narkoba di wilayahnya. Meskipun beberapa upaya telah dilakukan sebagai langkah untuk memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, masih pula banyak commit to user kasus penyalahgunaan narkoba yang terjadi. Hal ini dikarenakan bahwa untuk
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberantas penyalahgunaan narkoba sampai tuntas merupakan hal yang sangat sulit terlebih modus kejahatan semakin maju, sehingga sulit diketahui oleh aparat kepolisian ataupun masyarakat sekitar khususnya di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul, ”STRATEGI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA (Studi Tentang Partisipasi Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diutarakan tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah mengenai : 1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja ? 2. Bagaimana strategi yang di terapkan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja ? 3. Hambatan apa yang dihadapi Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam menerapkan strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja ?
C. Tujuan Penelitian Sebuah penelitian pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tersebut. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. 2. Untuk mengetahui strategi yang di diterapkan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. 3. Untuk mengetahui hambatan apa yang dihadapi Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam menerapkan strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya baik secara teoretis maupun praktis. Hasil penelitian ini diharapkan memilliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis a. Dapat menambah wawasan pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba terhadap generasi muda. b. Sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan pada semua pihak yang terkait dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. b. Sebagai masukan yang positif bagi masyarakat terutama generasi muda tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. c. Memberikan masukan kepada Badan Narkotika Kabupaten (BNK) dan pemerintah untuk lebih meningkatkan kinerjanya sebagai baris terdepan dalam melawan narkoba.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Strategi Menurut Robert M. Grant (1999: 11), ”Strategi merupakan suatu faktor penentu keberhasilan dalam hampir semua bidang yang digeluti manusia. Dalam konflik militer, olahraga, bisnis dan juga dalam kesuksesan karir individu. Strategi yang jitu dapat memberikan keberhasilan dalam kelemahan yang kita miliki”. Strategi yang berhasil menurut Robert M. Grant (1999: 26), memiliki empat unsur utama, yaitu: 1) Strategi tersebut ditunjukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam rangka waktu yang panjang. 2) Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan eksternal. 3) Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai kemampuan internal organisasi maupun individu. 4) Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi, serta pemanfaatan yang efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996: 964) Faktor-faktor yang menunjang tercapainya suatu tujuan dalam sebuah strategi menurut Robert M. Grant (1999: 7-8) adalah, “1) Tujuan yang sederhana, konsisten dan berjangka panjang; 2) Penilaian yang baik mengenai sumber daya jangka panjang; 3) Pelaksanaan yang efektif”. Dalam Internasional Journal of Management Reviews, ’’Strategy has beed defined as situated, socially accomplished activity, while strategizing comprises those action, interactions and negotiations of multiple actors and the situated practices that, they draw upon in accomplishing that activity”. (Paula Jarzabkowski & Andreas Paul Spee, 2007. www.interscience.wiley.com) commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
Dalam jurnal diatas dijelaskan bahwa, “Strategi di definisikan sebagai pelaksana aktivitas sosial, sementara pengorganisasian terdiri dari tindakantindakan, interaksi-interaksi dan negosiasi-negosiasi dari banyak pelaku dan dalam prakteknya digambarkan dalam menyelesaikan aktivitas tersebut”. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan agar sesuai dengan keinginan.
2. Tinjauan Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba a.
Pengertian Pencegahan Pengertian pencegahan menurut Badan Narkotika Nasional (2007: 21)
adalah, “Semua tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan (antisipatif)”. Dengan pencegahan memungkinkan seseorang mempunyai ketahanan diri untuk menciptakan dan memperkuat lingkungannya guna mengurangi atau menghilangkan semua resiko terjadinya sesuatu yang membahayakan dirinya atau orang lain. Menurut Badan Narkotika Nasional (2007: 22) pencegahan meliputi : 1) Peningkatan kesehatan dan budaya hidup sehat baik fisik maupun mental yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan 2) Pendewasaan dan kepribadian 3) Peningkatan kemampuan mengatasi masalah 4) Peningkatan harga diri dan rasa percaya diri 5) Peningkatan hubungan interpersonal dan kemampuan sosial 6) Memperkuat sektor-sektor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan pengembangan kepribadian generasi muda. Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah segala upaya dan tindakan untuk menghindari orang memulai penggunaan narkoba. Dalam suatu kegiatan tidak selamanya berjalan dengan lancar sering kali ditemukan hambatan-hambatan, begitu pula dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba hambatan yang dihadapai lembaga pemerintah atau lembaga non pemerintah adalah masalah internal seperti yang diungkapkan oleh Wursanto (2005: 171), “hambatan yang bersifat teknis seperti kurangnya sarana dan peranan commit to user yang diperlukan dalam proses komunikasi, Penguasaan teknik dan metode
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
berkomunikasi yang tidak sesuai, Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi”. Seperti hal yang dikemukakan diatas mungkin menjadi hambatan yang dialami Badan Narkotika Kabupaten dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba Jadi kesimpulannya pencegahan adalah segala usaha untuk melindungi seseorang serta mengurangi potensi terjadinya penyalahgunaan narkoba terutama pada generasi muda.
b. Pengertian Penyalahgunaan Menurut Mardani (2008: 2) pengertian penyalahgunaan narkoba adalah, “Pemakaian narkoba di luar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dokter, dan pemakaiannya bersifat patologik (menimbulkan kelainan) dan menimbulkan hambatan dan aktivitas di rumah, sekolah atau kampus, tempat kerja, dan lingkungan sosial’’. Menurut Undang-Undang nomer 35 tahun 2009 tentang narkotika pengertian penyalahgunaan adalah, “Orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum”. Definisi lain dari I Gusti Lanang Sidartha penyalahgunaan obat adalah, ’’Setiap penggunaan obat yang menyebabkan gangguan fisik, psikologis, ekonomis, hukum atau sosial, baik pada individu pengguna maupun orang lain sebagai akibat tingkah laku pengguna obat” ( Soetjiningsih, 2004: 163). Jadi kesimpulan penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan obat atau zat kimia dari jenis apapun tanpa adanya indikasi maupun tujuan medis yang penggunaannya melebihi dosis yang telah ditentukan dan dapat menimbulkan ketidaksadaran.
c.
Pengertian Narkoba Pengertian narkotika secara umum adalah suatu zat yang dapat
menimbulkan perubahan perasaan, suasana pengamatan dan penglihatan karena zat tersebut mempengaruhi susunan syaraf pusat. Sedangkan berdasarkan Undangcommit to user Undang Republik Indonesia nomer 35 tahun 2009 tentang narkotika, menjelaskan
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
narkotika adalah, ’’Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”. Perkataan narkotika berasal dari bahasa yunani yaitu “narke atau narkam yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa” ( Mardani, 2008 : 78 ). Menurut Badan Narkotika Nasional (2007: 27) adalah, “Narkoba adalah obat, bahan, atu zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan ketegantungan Menurut Smith Kline dan Franceh Clinical Staff yang dikutip Hari Sasangka (2003: 33) mengemukakan : Narkotika adalah zat-zat (obat) yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja mempengaruhi susunan syaraf sentral. Dalam definisi narkotika ini sudah termasuk jenis candu dan turunan candu (morphine,codein, heroin) dan candu sintesis (meperidine dan methadone). Menurut
Mardani
(2008:
101)
secara
umum
mereka
yang
menyalahgunakan narkoba dibagi kedalam tiga golongan yaitu: 1) Ketergantungan primer yaitu penyalahgunaan narkoba ditandai dengan adanya kecemasan depresi dan kepribadian yang tidak stabil. 2) Ketergantungan simtomasis yaitu penyalahgunaan narkoba sebagai salah satu gejala dari kepribadian yang kurang baik seperti melakukan kriminalitas. 3) Ketergantungan reaktif yaitu penyalahgunaan narkoba terutama pada remaja karena dorongan ingin tahu, teman sebaya dan pengaruh lingkungan sekitar. Ketagihan dan ketergantungan narkoba, sangat menyiksa pada diri pemakainya,
ancaman
kematian
pun
terus
membayangi
mereka
yang
ketergantungan obat. Bila penggunaan obat-obatan sudah dalam dosis berlebihan dan melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya maka bisa terjadi kematian akibat over dosis (OD). Dari beberapa definisi tentang narkoba di atas dapat ditarik kesimpulan commit to user bahwa narkoba adalah zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran,
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau pembiusan dikarenakan zat tersebut bekerja mempengaruhi fungsi susunan syaraf dan dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya. d. Jenis-Jenis Narkotika (obat-obat berbahaya) 1) Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. Menurut Badan Narkotika Nasional (2007: 28-29) dibagi menurut potensi penyebab ketergantungannya di golongkan sebagai berikut: ”a) Narkotika golongan I: dapat menyebabkan ketergantungan contoh: heroin, ganja dan putauw; b) Narkotika golongan II: juga menyebabkan ketergantungan contoh : morfin dan petidin; c) Narkotika golongan III: ringan menyebabkan ketergantungan Contoh: kodein”. 2) Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku, yang dibagi menurut potensi menyebabkan ketergantungan sebagai berikut : a) Psikotropika golongan I: sangat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi. Contohnya: ekstasi, LSD (Lysirgic Acid Diethymid). b) Psikotropika golongan II: kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan sangat terbatas dalam terapi. Contoh: amfetamin, metafetamin, ritalin. c) Psikotropika Golongan III: potensi sedang menyebabkan ketergantungan, Agak banyak digunakan dalam terapi. Contoh: pentaborbital, Flunitrazepan. (Badan Narkotika Nasional, 2007: 29) 3) Zat Adiktif lainnya adalah zat/bahan bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh terhadap kerja otak, zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Nikotin, kafein, dan alkohol juga dimasukkan ke dalam golongan ini, yang sering di salah gunakan yaitu, “a) Alkohol, yang terdapat pada minuman keras; b) Nikotin, yang terdapat pada tembaku biasanya terdapat dalam rokok”. (Badan Narkotika Nasional, 2007: 29) commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Sri Haryati (2002: 219-222) tentang jenis-jenis narkotika adalah sebagai berikut, “Mariyuana, Candu, Speed, Down, Heroin, Putaw, Shabu-Shabu”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Mariyuna jenis narkotika berupa daun penggunaannya bisa dihisap seperti rokok. (2) Candu (opium) biasanya dihisap dengan menggunakan pipa yang dirancang khusus penggunaannya dengan cara disuntikan. (3) Speed berupa powder putih atau cairan bening, yang penggunaanya dapat dilakukan dengan diciumkan. (4) Down termasuk jenis narkotika yang legal dipakai biasanya tersedia dalam bentuk pil atau kapsul. (5) LSD (Lisirgic Acid Diethymid) jenis cairan bening dan tidak berbau digunakan dengan cara disuntikkan. (6) Heroin berbentuk powder berkristal, penggunaan heroin umumnya dengan sedotan. (7) Putauw berbentuk bubuk putih sampai coklat tua penggunaanya dilakukan dengan cara disuntikan. (8) Shabu-shabu
berupa
kristal
penggunaanya
dilakukan
dengan
cara
menghirup asap yang keluar dari serbuk putih yang dipanaskan diatas kertas timah. 3. Tinjauan Tentang Remaja Menurut Adijanti Marheni yang dikutip Soetjiningsih (2004: 45) remaja adalah, ’’Masa peralihan antara kanak-kanak dan dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda”. Menurut Muangman yang dikutip Sarlito Wirawan Sarwono (2004: 9) remaja adalah suatu masa dimana : a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapi kematangan seksual. b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari commit to user kanak-kanak menjadi dewasa.
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Definisi lain tentang remaja menurut Eddy Fadlayana yang dikutip Soetjiningsih (2004: 16) yaitu, ’’Fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu, masa ini merupakan periode transisi dari masa anakanak ke masa dewasa yang ditandai dengan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, emosi serta sosial”. Remaja sering mengalami perubahan kejiwaan dan mental yaitu: Periode remaja disebut strom and drag dan masa sensitif yaitu periode dimana terjadi gejolak emosi dan tekanan kejiwaan yang sangat besar pada diri remaja apabila tidak mampu mengendalikan dan mengontrol dengan baik dan terarah, maka remaja akan melakukan tindakan penyimpangan dan pelanggaran norma, antara lain norma agama, sosial, bahkan aturan pemerintah seperti penyalahgunaan narkoba, pesta miras, melakukan seks bebas dan kebut-kebutan dijalan (Abdul Rozak dan Wahdi Suyati, 2006: 2). Menurut Soetjiningsih (2004: 2), dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut : “a.Masa remaja awal/dini (Early adolescence) : umur 11-13 tahun; b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) : umur 14-16 tahun; c. Mas remaja lanjut (Late adolescence) : umur 17-20 tahun”. Jadi kesimpulannya remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis yang berpengaruh pada pertumbuhan seseorang dan usianya antara 12 tahun sampai 20 tahun. 4. Tinjauan Tentang Partisipasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”Partisipasi adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta”. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2006: 732) Menurut Dusseldorp yang dikutip Totok Mardikanto (1988: 105-106), menyebutkan partisipasi bebas yaitu, “Partisipasi yang dilandasi oleh rasa kesukarelaan yang bersangkutan untuk mengambil bagian dalam suatu kegiatan. Partisipasi bebas ini dibedakan dalam, partisipasi spontan dan partisipasi commit to user terinduksi”.
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Partisipasi spontan, yaitu partisipasi yang tumbuh secara spontan dari keyakinan atau pemahamannya sendiri, tanpa adanya pengaruh yang diterimanya dari penyuluhan atau bujukan yang dilakukan oleh pihak lain (baik individu maupun lembaga masyarakat). b. Partisipasi terinduksi, jika partisipasi sukarela itu tumbuh karena terpengaruh oleh bujukan atau penyuluhan agar ia secara sukarela berpartisipasi dalam kegiatan tertentu yang dilaksanakan dalam/oleh masyarakatnya. Definisi lain dari partisipasi menurut Guy Benveniste (1991: 198) yaitu: Konsepsi tentang pembagian kekuasaan dalam organisasi. Pergerakan partisipasi erat hubungannya dengan pembangunan organisasi, dari sudut pandang konseptual partisipasi tidak hanya terbatas partisipasi pada pekerjaan di dalam menajemen ia lebih merupakan prinsip hak bersuara bagi semua pihak di dalam organisasi. Menurut pendapat Totok Mardikanto (1988: 101), “Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan”. Menurut Verhangen yang dikutip Totok Mardikanto (1988: 102), “Partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab dan manfaat”. Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut, dilandasi oleh adanya kesadaran yang dimilki oleh yang bersangkutan mengenai: 1) Kondisi yang tidak memuaskan, dan harus diperbaiki. 2) Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia (masyarakat) sendiri. 3) Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan, dan 4) Adanya kepercayaan diri, bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan. Partisipasi adalah berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan commit to user program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan,
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill. (Azis, 2009: http//turindraatp.blogspot.com/) Jadi partisipasi adalah keterlibatan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kegiatan untuk mencapai suatu kepentingan dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab.
5. Tinjauan Tentang Badan Narkotika Kabupaten a. Badan Narkotika Kabupaten Badan Narkotika Nasional mempunyai instansi vertikal yaitu Badan Narkotika Provinsi (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi dan Badan Narkotika Kabupaten dalam pasal 15 dan 23 menjelaskan: 1) Badan Narkotika provinsi yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut BNP/Provinsi adalah lembaga non struktural yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur. 2) Badan Narkotika Kabupaten/Kota yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut BNK/Kota adalah lembaga non struktural yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati/Walikota. Sesuai Peraturan Bupati Sukoharjo nomor 300/478 tahun 2004 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Badan Narkotika Kabupaten menjelaskan: “Badan Narkotika Kabupaten yang selanjutnya dalam Peraturan Bupati ini disebut Badan Narkotika Kabupaten adalah lembaga forum non struktural yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung pada Bupati”. Dan menurut peraturan yang baru yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional. a) Sebuah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran commit to user
gelap
narkotika,
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. b) Badan Narkotika Nasional dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional pengertian Badan Narkotika Nasional Kabupaten adalah, “BNNK/Kota berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, berada dan bertanggung jawab kepada kepala BNNP/Provinsi dan BNNK/Kota mempunyai tugas, fungsi dan wewenang BNN dalam wilayah Kabupaten/Kota”. Jadi pengertian Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK) adalah lembaga nonstruktural yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati/Walikota karena berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo maka dinamakan Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo atau sering disebut dengan BNK Sukoharjo.
b. Visi dan Misi Badan Narkotika Kabupaten 1) Visi: ”Visi merupakan pandangan ke depan di mana suatu organisasi akan diarahkan. Dengan mempunyai visi, yayasan dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif”. (Indra Bastian, 2007: 3) Visi BNK adalah ”menjadi lembaga yang profesional dan mampu berperan sebagai fokal point Indonesia di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya di Indonesia”. (Agung, 2010: http//www.bnn.go.id/) 2) Misi: “Misi adalah sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh suatu yayasan sebagai penjabaran atas visi yang telah ditetapkan”. (Indra Bastian, 2007: 3)
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Misi BNK dapat dikemukakan sebagai berikut: ”a) Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. b) Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. c) Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. d) Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. e) Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. f) Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotika”. (Agung, 2010: http//www.bnn.go.id/) Menurut Damon Barrett dan Rick Lines. 2010 dalam International Journal on Human Rights and Drug Policy Volume 1, ISSN: 2046-4843 mengemukakan: Recognizing that addiction to narcotic drugs constitutes a serious evil for the individual and is fraught with social and economic danger to mankind Conscious of their duty to prevent and combat this evil,Considering that effective measures against abuse of narcotic drugs require coordinated and universal action. States Parties shall take all appropriate measures, including legislative, administrative, social and educational measures, to protect children from the illicit use of narcotic drugs and psychotropic. Dalam jurnal diatas dijelaskan bahwa kecanduan obat-obatan narkotika merupakan kejahatan serius bagi individu dan penuh dengan bahaya sosial dan ekonomi bagi umat manusia, sadar tugas mereka untuk mencegah dan memerangi kejahatan
ini,
menimbang
bahwa langkah-langkah efektif terhadap commit to user penyalahgunaan obat-obatan narkotika membutuhkan koordinasi dan tindakan
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
universa/menyeluruh. Negara adalah pihak yang harus mengambil semua langkah yang tepat, termasuk langkah-langkah legislatif, administratif, sosial dan pendidikan untuk melindungi anak dari pengguna gelap narkotika dan zat-zat psikotropika. Jadi visi dan misi Badan Narkotika Nasional Kabupaten adalah bertugas mencegah terjadinya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di wilayah kabupaten/kota, dengan menumbuhkan kesadaran, kepedulian dan peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk menghindari narkoba. 6. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Menurut Sudarsono (1995: 67) faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yaitu: Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan perangsang sejenis oleh kaum remaja erat kaitannya dengan beberapa hal yang menyangkut sebab, motifasi dan akibat yang dicapai. Secara sosiologis penyalahgunaan nakotika oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan pengetahuan/pengalaman sebagai pengaruh langsung dan tidak langsung dari proses interaksi sosial Definisi lain dari Seorang psikiater Graham Blaine dalam Hari Sasangka (2003: 6) mengemukakan bahwa remaja mempergunakan narkotika dengan beberapa penyebab yaitu : a. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya, dan mempunyai resiko misalnya ngebut, berkelahi. b. Untuk menentang suatu otoritas terhadap orang tua, guru hukum atau instansi yang ber wenang. c. Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual. d. Untuk menghilangkan kegelisahan dan frustasi, terutama bagi mereka yang memepunyai kepribadian yang tidak harmonis. e. Untuk mengikuti kemauan kawan dan untuk memupuk solidaritas dengan kawan-kawan. f. Karena didorong rasa ingin tahu dan iseng. Menurut Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti (2006 : 22-24) ada 2 faktor remaja menyalahgunakan narkoba yaitu, “faktor individu dan faktor lingkungan”. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Faktor Individu Faktor
individu
merupakan
salah
satu
penyebab
terjadinya
penyalahgunaan narkoba pada remaja. Secara rinci faktor individu yang mempengaruhi remaja mengonsumsi narkoba adalah sebagai berikut: a) Adanya anggapan bahwa obat yang tergolong narkoba tersebut dapat mengatasi permasalahan dan problem kehidupan yang sedang dihadapi. b) Harapan untuk mendapatkan kenikmatan dari mengkonsumsi narkoba. c) Adanya kecenderungan untuk mencoba-coba segala yang baru. d) Terdapat tekanan bahkan ancaman dari teman sebaya e) Tingkat keyakinan religius/keagamaan yang rendah f) Mengalami stres sehingga tidak dapat mengontrol diri. 2) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan remaja terdapat 3 lingkungan yang mempengaruhi remaja, menyalahgunakan narkoba yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Secara lebih rinci beberapa pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan remaja menyalahgunakan narkoba adalah sebagai berikut : a) Komunikasi remaja dan orang tua yang kurang efektif b) Orang tua terlalu sibuk dengan urusan pribadi dan mengabaikan pendidikan dan perkembangan putra putrinya c) Berkawan dengan pengguna narkoba d) Tempat tinggal remaja yang berada pada lingkungan para penyalahgunaan narkoba dan pengedar narkoba e) Lemahnya penegakan hukum. Penyalahgunaan narkoba terjadi karena beberapa faktor bisa terjadi karena faktor dari dalam yaitu kepribadian yang terganggu, rasa cemas, bahkan depresi dan juga faktor dari lingkungan yaitu kondisi keluarga yang tidak harmonis dan pengaruh teman yang pengguna narkoba.
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut ini: Faktor Predisposisi 1. 2. 3.
Faktor Kontribusi
Gangguan kepribadian antisosial Kecemasan Depresi
1. 2. 3. 4.
Kondisi keluarga Keutuhan keluarga Kesibukan orang tua Hubungan interpersonal
Faktor Pencetus Pengaruh teman kelompok NAPZA Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA
Ketergantungan
( Pudji Lestari dalam Hari Sasangka, 2003: 13) Gambar 1. Proses Penyalahgunaan Narkoba 7. Kesadaran Hukum Menurut Sudikno Mertokusumo (1999: 113), “Kesadaran hukum merupakan pandangan yang hidup dalam masyarakat tentang apa hukum itu”. Kesadaran hukum berkembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu agama, ekonomi, politik dan sebagainya. Pandangan ini selalu berubah, oleh karena itu hukumpun selalu berubah juga. Kesadaran hukum itu ada pada setiap manusia tetapi kesadaran hukum itu tidak selalu dilakukan dengan perbuatan yang positif, sadar bahwa membunuh, korupsi, mencuri, menyalahgunakan narkoba itu tidak baik tetapi masih juga dilakukan. Oleh karena itu sumber daya manusianya harus ditingkatkan dari moral, mental maupun intelektualnya. Kesadaran hukum sebenarnya berkisar pada diri warga-warga masyarakat sebagai dasar sahnya hukum positif tertulis, bahwa tak ada hukum yang mengikat commit to kesadaran user warga-warga masyarakat kecuali atas dasar hukumnya.
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, dijelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum. Paul Scolten mengemukakan kesadaran hukum sebagai berikut : Kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran suatu kategori, yaitu pengertian yang aprioritas umum tertentu dalam hidup kejiwaan kita yang menyebabkan kita dapat memisahkan antara hukum dan kebatilan yang tidak ubahnya dengan benar dan tidak benar baik dan buruk, yang terdapat dalam diri manusia tentang hukum yang diharapkan ada. (Sudikno Mertokusumo, 1999: 113). Dari pengertian diatas kesadaran hukum menekankan tentang nilai-nilai didalam masyarakat tentang fungsi apa yang hendaknya dijalankan oleh hukum dalam masyarakat, yang akhirnya harus dikembalikan pada nilai-nilai masyarakat (dalam arti warganya). Jadi kesadaran hukum adalah kesadaran bahwa hukum itu melindung kepentingan setiap manusia, oleh karena hukum harus dilaksanakan dan siapapun yang melanggarnya akan terkena sanksi.
8.
Ketentuan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba dan Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Perbuatan pidana adalah, “perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan
hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi siapa yang melanggar larangan tersebut” (Moelyanto, 2002: 54). Dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 khususnya pasal 111 - 123 di atur tentang tindak pidana narkotika : a. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika golongan I dalam bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah). b. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Peran serta masyarakat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba juga dilibatkan, seperti tercantum dalam pasal 104 dan 105 Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika. Adalah sebagai berikut : 1) Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. 2) Masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. Jadi kesimpulannya ancaman pidana terhadap penyalahgunaan narkoba yang berat dimaksudkan untuk membuat takut para pemakai maupun pengedar serta bagi seseorang yang melanggarnya supaya merasa jera, dan keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu membasmi peredaran narkoba. B. Kerangka Berpikir Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu permasalahan yang telah menjadi suatu fenomena dari perkembangan zaman dengan pola pemakaian yang selalu mengalami perubahan. Hubungan narkoba dengan generasi muda sangatlah erat. Mengigat remaja merupakan generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan
dapat membawa kemajuan di sektor kehidupan, maka kasus
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja hendaknya dimusnahkan. Namun bukan hal yang mudah untuk bisa memberantas penyalahgunaan narkoba secara menyeluruh. Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dari kalangan remaja dari mulai coba-coba karena penasaran, membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan, melepaskan diri dari kesepian, pengaruh teman sebaya, dan lingkungan sekitar yang tidak sehat, kondisi keluarga yang tidak harmonis jadi commit to user merasa tertekan, keadaan remaja yang labil mudah stres dan emosi, dan minimnya
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan agama, sehingga dapat berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba. Strategi untuk memerangi masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. BNK Sukoharjo mempunyai strategi yang cukup menarik untuk memerangi masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, yaitu dengan melibatkan kelompok-kelompok remaja untuk bergabung dalam kelompok anti narkoba, serta pemberian penyuluhan kepada para remaja, anak sekolah dan masyarakat umum untuk tidak memakai narkoba. Dalam melaksanakan strategi yang ada di Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo juga mengalami beberapa hambatan. Faktor penghambat tersebut antara lain kurangnya tenaga penyuluh, minimnya dana, kurangnya partisipasi dan pemahaman masyarakat, serta keberadaan
Badan Narkotika
Kabupaten (BNK) Sukoharjo yang belum mempunyai gedung sendiri. Solusi dari hambatan tersebut yaitu adanya para sponsor yang membantu jalannya strategi yang diterapkan (BNK) Sukoharjo. Berikut ini skema pemikiran untuk memudahkan dalam memahami penelitian yang dikembangkan penulis secara sistematis Kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba oleh Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo Hambatan yang dialami Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo dalam pencegahan penyalahgunaannarkoba
Solusi
Gambar 2. Kerangka Berpikir commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dipergunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dengan alamat di Jalan Jendral Sudirman No. 3 Sukoharjo, kode pos 57525 dan Telepon (0271) 590188. Lokasi Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo terletak di wilayah kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, Kota Madya Sukoharjo. Sebagai salah satu obyek pengumpulan data dalam penelitian, yang secara langsung berhubungan dengan strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang di lakukan oleh Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo. Dengan menggunakan pertimbangan tersebut diatas, diharapkan peneliti akan memperoleh data yang sesuai dengan tujuan peneliti yang ingin dicapai. 2. Waktu Penelitian Setelah peneliti
menentukan lokasi penelitian, langkah selanjutnya adalah
menentukan jadwal penelitian. Kegiatan penelitian dilakukan kurang lebih 7 bulan dari bulan Mei 2011 sampai dengan November 2011. Secara terperinci jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian No
Kegiatan
1.
Pengajuan Judul
2.
Penyusunan Proposal
3.
Ijin Penelitian
4.
Pengumpulan Data
5.
Analisis Data
6.
Penyusunan Laporan
Mei
Juni
commit to user 25
Tahun 2011 Juli Agt Sept Okt
Nov
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu dengan berusaha menggambarkan keadaan atau fenomena sosial. Menurut Lexy J. Moleong (2004: 4) yang mengutip pendapatnya Bogdan dan Taylor tentang penelitian kualitatif adalah sebagai berikut, “Metodologi kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data diskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Menurut Sugiyono (2010: 15), metode penelitian kualitatif adalah: Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian ini diperoleh dengan mempertimbangkan kesesuaian obyek dari studi, sehingga pengguna metode penelitian secara mendalam agar sesuai dengan metode tersebut yaitu dengan metode diskriptif. 2. Strategi Penelitian Dalam setiap penelitian diperlukan sebuah strategi agar tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai. Dalam Penelitian diskriptif ada 4 macam strategi penelitian yang dapat digunakan untuk menyusun penelitian yaitu: a. Tunggal terpancang Studi yang memusatkan pada variabel yang telah ditentukan terlebih dahulu atau dengan istilah kemudian hanya menggunakan satu lokasi penelitian. b. Ganda terpancang Sedang strategi penelitian ganda terpancang yang membedakan hanya lokasi penelitian, dimana ada dua lokasi yang digunakan. c. Tunggal holistic. Studi yang mengarahkan pada subyeknya secara menyeluruh dengan berbagai aspek atau dengan istilah (Atnografi Grounded) commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Ganda holistic. Studi yang mengarahkan pada dua subyeknya secara menyeluruh dengan berbagai aspek atau dengan istilah (Atnografi Grounded). (H.B. Sutopo, 2002: 10) Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang. H.B. Sutopo (2002: 42) menjelaskan bahwa, “Bentuk penelitian terpancang (embedded research) yaitu penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitian berupa variabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat penelitinya sebelum peneliti ke lapangan studinya”. Untuk itu maksud dari strategi tunggal terpancang dalam penelitian ini, dapat mengandung pengertian sebagai berikut: tunggal yang artinya hanya ada satu lokasi yaitu Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo. Sedangkan terpancang artinya hanya pada satu tujuan untuk mengetahui strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang dilakukan BNK Sukoharjo. Sehingga dengan demikian kegiatan pengumpulan data lebih terarah (terpancang) pada permasalahan yang sudah ditentukan. C. Sumber Data Menurut H.B. Sutopo (2002: 50) menyatakan bahwa, “Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau arsip”. Pendapat lain tentang sumber data dalam penelitian kualitatif seperti yang diungkap oleh Sugiyono (2010 : 308-309) yaitu: ”Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan sumber data primer yaitu langsung memberikan data seperti wawancara dan observasi, dan sumber data sekunder yaitu tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya melalui instrument angket atau dari data dokumen. Jadi teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, angket, dan dokumentasi atau gabungan keempatnya”. Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa informan, peristiwa atau aktivitas, serta dokumen dan arsip, lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Informan Pengertian informan adalah individu yang memiliki informasi. Menurut H.B. Sutopo (2002: 50) mengatakan bahwa, “Dalam penelitian kualitatif peneliti dan narasumber disini memiliki posisi yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki”. Dalam kaitannya dengan hal tersebut sumber data yang berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan. Informan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Adapun informan yang diwawancarai antara lain: a. Staf penyuluh BNK Sukoharjo : Agus Widanarko, S.E b. Staf kesekretariatan BNK Sukoharjo : Heru Siswo Wardoya, S.H dan Sukito c. Korban : Joni dan Petrik d. Pemilik rehabilitasi sinai di Sukoharjo : Titus Lado e. Perwakilan komunitas pemuda dan pelajar anti narkoba : Nandar Suwanto, Pradana Aji Nugroho, Irsyad Syarifudin dan Bayu Bakti f. Guru Sekolah : Abu Amar, S.Pd
2. Peristiwa atau Aktivitas Menurut H.B. Sutopo (2002: 51), mengemukakan “Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dar peristiwa, aktifitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya”. Peristiwa atau aktivitas merupakan pengamatan terhadap proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Aktivitas yang peneliti amati adalah kegiatan atau aktivitas dari kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang di lakukan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo tahun 2011, pengamatan keadaan ruang kerja maupun sarana dan prasarana yang tersedia.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Dokumen Menurut Sugiyono (2010: 329), “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Jadi yang dimaksud dengan dokumen merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah : a. Data jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2008 sampai tahun 2010 (lihat Tabel 2) b. Data daerah asal tersangka kasus narkoba di Kabupaten Sukoharjo (lihat lampiran 1) c. Data tersangka kasus narkoba di Kabupaten Sukoharjo (lihat lampiran 2) d. Jadwal penyuluhan dan kegiatan BNK Sukoharjo tahun 2011 (lihat lampiran 3) e. Visi dan misi BNK (lihat lampiran 4) f. Materi penyuluhan BNK Sukoharjo (lihat lampiran 5) g. Program BNK Sukoharjo (lihat lampiran 6) h. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 300/478 Tahun 2004 (Lihat lampiran 7) i. Catatan lapangan (lihat lampiran 8) D. Teknik Sampling Sampel dalam suatu penelitian merupakan hal yang penting dalam memperoleh data dan bahan pengolahan data. Dalam suatu penelitian kualitatif sering kali peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling. Menurut Goetz dan Le Compte dalam H.B. Sutopo (2002: 185) bahwa “Purposive Sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data”. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling, dengan to user kecenderungan peneliti untuk commit memilih informan dan masalahnya secara
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang akurat. Jadi sampel dalam penelitian adalah Staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu Agus Widanarko SE, Staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu Heru Siswo Wardoyo, SH dan Sukito, Pemilik rehabilitasi sinai di Sukoharjo yaitu Titus Lado, Korban penyalahgunaan narkoba Joni dan Petrik, Komunitas pemuda dan pelajar anti narkoba di Sukoharjo yaitu Nandar Suwanto, Pradana Aji Nugroho, Irsayad syarifudin, Bayu Bakti serta Guru sekolah yaitu Abu Amar, S.Pd. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara operasional yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh data yang diperlukan. Berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada data yang obyektif. Oleh karena itu sangat perlu diperhatikan teknik pengumpulan data yang dipergunakan sebagai alat pengambil data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah : 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Menurut Lexy J. Moleong (2004: 186) mengatakan bahwa, “Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan”. Menurut Cholid Narbuko & Abu Achmadi (2007: 83), “wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan”. Menurut Sugiyono (2010:319), macam-macam wawancara adalah sebagai berikut : a. Wawancara terstruktur (Structured interview) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. b. Wawancara semistruktur (Semistrukture Interview) Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Berdasarkan
pendapat
diatas
maka
penulis
menggunakan
jenis
wawancara semistruktur, dikarenakan dalam melakukan wawancara penulis membuat kerangka pokok-pokok pertanyaan terlebih dahulu sebagai panduan wawancara, hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar pokok-pokok yang telah direncanakan dapat tercakup seluruhnya dan hasil wawancara dapat mencapai sasaran. Jenis wawancara ini merupakan in-depth interview, dimana peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Pedoman wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran 9. Kemudian yang menjadi subyek responden wawancara ialah Staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu Agus Widanarko SE, Staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu Heru Siswo Wardoyo, SH dan Sukito, Pemilik rehabilitasi sinai di Sukoharjo yaitu Titus Lado, Korban penyalahgunaan narkoba Joni dan Petrik, Komunitas pemuda dan pelajar anti narkoba di Sukoharjo yaitu Nandar Suwanto, Pradana Aji Nugroho, Irsayad syarifudin, Bayu Bakti dan, Guru sekolah yaitu Abu Amar, S.Pd. 2. Observasi Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010:203), “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis”. Macam-macam observasi yaitu : a. Observasi Berperanserta Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. b. Observasi Nonpartisipan Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. (Sugiyono, 2010: 204) Dalam penelitian ini macam observasi yang digunakan adalah observasi nonpartisipan, yaitu peneliti datang ke Badan Narkotika Kabupaten (BNK) commit to user Sukoharjo untuk melihat dan mencatat data yang ada hubungannya dengan data
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian
secara
nyata
dan
mendalam
mengenai
strategi
pencegahan
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Selain itu peneliti juga mengambil foto kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang dilakukan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo. Selanjutnya foto penelitian dapat dilihat pada lampiran 10. 3.
Analisis Dokumen
Menurut H.B. Sutopo (2002: 69), “Dokumentasi merupakan sumber data yang sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini”. Data-data dokumenter harus relevan dengan objek penelitian. Dapat berupa laporan-laporan, artikel-artikel dan gambar di media masa, dokumen, dan lainnya yang mampu mendukung data yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2010:329), mengatakan bahwa “Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dalam teknik dokumentasi peneliti melakukan telaah kepustakaan dan content analysis. Menurut H.B Sutopo (2002: 69) berpendapat bahwa “Mencatat dokumen disebut juga content analysis dan yang dimaksud bahwa peneliti bukan hanya sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga tentang maknanya yang tersirat”. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah data daerah asal tersangka kasus narkoba di Sukoharjo, data tersangka kasus narkoba di Kabupaten Sukoharjo, jadwal penyuluhan, visi dan misi BNK, materi penyuluhan, program BNK Sukoharjo. F. Validitas Data Suatu penelitian untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh, maka validitas datanya dapat dilakukan dengan cara trianggulasi. Pengertian trianggulasi menurut Sugiyono (2010: 330), berpendapat bahwa “Trianggulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai commit to user teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Patton menyebutkan bahwa ada 4 macam teknik trianggulasi yaitu: ”Triangulasi Data, Trianggulasi Metode, Trianggulasi Penelitian dan Trianggulasi Teori”. (H.B. Sutopo, 2002: 78-82) Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Trianggulasi data, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. 2. Trianggulasi metode, jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seseorang peneliti dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. 3. Trianggulasi peneliti, hasil peneliti baik data atau kesimpulan mengenai bagaian atau keseluruhannya bisa di uji validitasnya dari beberapa peneliti. 4. Trianggulasi teori, trianggulasi ini dilakukan peneliti dengan menggunakan prespektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Validitas data pada penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi data yaitu penelitian diambil dari berbagai sumber untuk menghasilkan data yang sejenis. Sebab cara ini mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data harus menggunakan beragam data yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara mencari data dari informan. Selain itu menggunakan perbandingan data yang diperoleh dari informan maupun dari hasil pengamatan dengan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Trianggulasi data dapat dilihat pada lampiran 11. G. Analisis Data Lexy J. Moleong (2004: 280) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mengorganisasikan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh data”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 335) analisis data yaitu: Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data commit to user yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Adapun
komponen
utama
dalam
proses
analisis
ini
meliputi
pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. 1. Pengumpulan Data Pengumpulan
data
merupakan
kegiatan
yang
digunakan
untuk
memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur. 2. Reduksi Data H.B. Sutopo (2002: 92) berpendapat bahwa “Reduksi data adalah bagian dari proses analisis, yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan”. 3. Penyajian Data Alur penting dari kegiatan analisis data adalah penyajian data. Menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (2007: 17) “Penyajian itu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan”. Penyajian data merupakan rakitan dari organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah pemahaman informasi. 4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan diperoleh bukan hanya sampai pada akhir pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (2007: 19) menyatakan, “Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis”. Keempat komponen utama tersebut merupakan suatu rangkaian dalam proses analisis data yang satu dengan yang lain sehingga tidak dapat dipisahkan, dimana komponen yang satu merupakan langkah menuju komponen yang lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak bisa mengambil salah satu komponen saja. Penarikan kesimpulan merupakan hasil dari suatu proses penelitian yang tidak dapat terpisahkan dari proses sebelumnya, karena merupakan satu kesatuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Pengumpulan data Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulankesimpulan Penarikan/Verifikasi
(Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, 2007: 20) Gambar 3. Analisis Data Model Interaktif
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H. Prosedur Penelitian Menurut H.B. Sutopo (2002 : 187-190) kegiatan penelitian direncanakan melalui beberapa tahapan yaitu, ”Persiapan, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan penelitian”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persiapan Tahap ini terbagi menjadi dua kegiatan meliputi: a. Mengurus perizinan penelitian. b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data dan menyusun jadwal kegiatan penelitian. 2.
Pengumpulan Data
Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi: a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan mencatat serta menyimpan dokumen. b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul. c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan. 3. Analisis Data Tahap ini terbagi menjadi empat kegiatan meliputi: a. Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian. b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross check kan dengan temuan di lapangan. c. Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang yang dianggap lebih ahli. d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian. 4. Penyusunan Laporan Penelitian Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi: a. Penyusunan laporan awal.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Review laporan: dengan melakukan pengecekan ulang laporan yang telah tersusun bilamana terdapat kekeliruan atau kesalahan untuk kemudian dilakukan perbaikan laporan. c. Penyusunan laporan akhir.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo a. Kondisi Geografis Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten di bagian tenggara Propinsi Jawa Tengah yang terletak 7,3220 sampai dengan 7,490 LS dan 110,420 sampai dengan 110,570 BT. Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah letaknya diapit oleh 6 (enam) Kabupaten/Kota yaitu : Sebelah Utara
: Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri Sebelah Barat
: Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali
b. Wilayah Administratif Secara administratif Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri dari 167 Desa/Kalurahan. Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo tercatat 46.666 Ha atau sekitar 1,43% dari luas Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Polokarto yaitu 6.128 Ha (13%) sedangkan yang paling kecil adalah kecamatan Kartasura seluas 1.932 Ha (4%) dari luas Kabupaten Sukoharjo. Menurut penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah sebesar 45,62% (21.287 Ha) dan sebesar 54,32% (25.379 Ha) bukan merupakan lahan sawah. Dari lahan sawah yang ada yang mempunyai pengairan teknis seluas 14.729 Ha (69,19%). Irigasi setengah teknis 2.370 Ha (11,13%). Irigasi sederhana 857 Ha (8,73%) dan tadah hujan seluas 2.331 Ha (10,95%). 2. Gambaran Umum BNK Sukoharjo Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo adalah sebuah lembaga non-struktural di wilayah kabupaten yang bernaung dibawah Badan Narkotika Nasional (BNN). BNK didirikan sebagai wujud respon adanya permasalahan commit to user narkoba yang terus meningkat dan makin serius. BNK Sukoharjo didirikan guna 38
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menangani permasalahan-permasalahan penyalahgunaan narkoba yang semakin marak terjadi. BNK Sukoharjo beralamat di Jalan Jendral Sudirman Nomor 3 Sukoharjo. 3. Dasar Hukum Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo didirikan atas dasar hukum SK Bupati Nomor 300/478 tahun 2004. 4. Tugas Pokok dan Fungsi BNK Sukoharjo BNK Sukoharjo mempunyai tugas membantu Bupati dalam : a. Mengkoordinasikan perangkat daerah dan instansi di Kabupaten dalam mengimplementasikan kebijakan dan pelaksanaan operasional di bidang pemberantasan narkoba (P4GN). b. Membentuk satuan tugas sesuai operasional BNN yang terdiri dari unsur perangkat daerah dan instansi pemerintah kabupaten sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. c. Pelaksanaan pemutusan jaringan peredaran gelap narkoba. d. Pembangunan dan pengembangan system informasi dengan kebijakan operasional BNN. 5. Visi BNK Sukoharjo Visi BNK Sukoharjo adalah : Terwujudnya masyarakat Indonesia bebas penyalahgunaan, perdaran gelap narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya (narkoba) sampai tahun 2015. 6. Misi BNK Sukoharjo Sedangkan misi dari BNK Sukoharjo adalah : a. Melaksanakan
pencegahan,
pemberdayaan
masyarakat,
pemberantasan,
rehabilitasi, hukum dan kejasama di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya. b. Mengkoordinasikan penyusunan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan commit to user peredaran gelap narkotikan, psikotropika, precursor, dan bahan adiktif lainnya.
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Mengkoordinasikan
pelaksanaan
evaluasi
dan
penyusunan
pelaporan
pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, precursor dan bahan adiktif lainnya. d. Melaksanakan pelaporan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, precursor dan bahan adiktif lainnya. 7. Program Kerja BNK Sukoharjo mempunyai aspek program/ kegiatan diantaranya : a. Preventif : pencegahan Kegiatannya meliputi : 1) Penyuluhan warga yang bertajuk tour 1000 kampung, pemuda dan sekolahsekolah. 2) Pembuatan media kampanye anti narkoba seperti buku, stiker, leaflet, baliho. 3) Menyelenggarakan kegiatan event anti narkoba kerjasama dengan sponsor maupun ormas-ormas anti Narkoba. 4) Pembentukaan KAMA (Kesatuan Masa Anti Narkoba) dan KAPA (Kesatuan Pelajar Anti Narkoba) yang terkoordinasi di sekretariat BNK Sukoharjo 5) Pembentukan komunitas pemuda dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai mitra untuk mensosialisasikan gerakan anti penyalahgunaan narkoba ada 14 kelompok pemuda dari berbagai komunitas, seperti komunitas musik, pecinta alam, klub motor, serta unit kegiatan mahasiswa. b. Represif : tindakan hukum Kegiatannya meliputi : 1) Razia hotel, café, dan tempat hiburan lainnya 2) Razia Pelajar c. Treatment : Rehabilitasi Sinai Kegiatannya meliputi :
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Bersama
Dinas
Kesehatan
melakukan
pendataan
para
korban
penyalahgunaan Narkoba. 2) Bersama Yayasan Sinai untuk menampung dan membimbing para penderita kecanduan Narkoba. 3) Study banding ke tempat rehabilitasi narkoba.
8. Struktur Organisasi Stuktur kepegawaian di BNK Sukoharjo di pimpin oleh seorang ketua dan kemudian dibawahnya adalah kepala pelaksana harian (KALAKHAR), Sekretaris, serta koordinator-koordinator kegiatan dan juga anggota-anggota. Stuktur tersebut terdiri dari : a. Ketua
: Drs. Agus Santoso
b. Kalakhar
: Kompol Endras Stiowibowo, S.IK
c. Sekretaris
: Drs. Edi Suryanta
d. Bendahara
: Heru
e. Koordinator Satgas Preventif
: Agus Widanarko, SE dan AKP. Zunaidi
f. Koordinator Satgas Represif
: AKP. Andis, SH. MH dan Ali Supriyanto
g. Koordinator Satgas Terapi dan Rehabilitasi : Titus Lado dan dr. Guntur Subiantora h. Anggota : 1) Kepala Dinas Kesehatan. 2) Kepala Dinas Pendidikan. 3) Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo. 4) Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sukoharjo. 5) Kepala Kesatuan Polisi Pamong Praja. 6) Kepala Bagian Humas. 7) Kepala Bagian Bina Sosial.commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8) Kepala Bagian Hukum. 9) Ormas, LSM anti Narkoba. 10) Rehabilitasi Sinai Sukoharjo. 11) Departemen Agama Struktur organisasi BNK Sukoharjo secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut : KETUA
KALAKHAR
SEKRETARIS Djoko Satrio Utomo TARIS
KOORDINATOR
KOORDINATOR
KOORDINATOR
SATGAS
SATGAS
SATGAS TERAPI
PREVENTIF
REPRESIF
DAN REHABILITASI
ANGGOTA
Gambar 4. Struktur Organisasi BNK Sukoharjo
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Remaja Menyalahgunakan Narkoba Penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif sangat berbahaya
sebab yang terkandung di dalam narkoba dapat menyebabkan ketidaksadaran atau dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap dirinya dan lingkungannya. Penyalahgunaan narkoba secara terus menerus dapat mengakibatkan seseorang menjadi ketagihan bahkan tergantung oleh obat tersebut. Seorang yang telah ketergantungan narkoba itu apabila rasa sakit akan ketergantungannya muncul maka, orang itu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan narkoba yang yang diinginkan dan sulit lepas terhadap obat atau zat yang diinginkan. Apabila tidak terpenuhi maka ia akan merasakan sakit yang luar biasa. Banyak faktor yang menyebabkan seorang remaja menyalahgunakan narkoba. Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh besar (dominan) yang menyebabkan remaja menggunakan narkoba di Sukoharjo, antara lain: a. Faktor Internal Faktor
individu
merupakan
salah
satu
penyebab
terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Hal ini biasanya dapat dilihat dari kejiwaan/psikologis remaja yang labil sehingga melakukan hal-hal yang baru seperti menyalahgunakan narkoba, terlebih pada saat menghadapi tekanan atau masalah karena pada masa ini seorang remaja tingkat emosional mudah berubah-ubah dan mudah stres, mereka juga tidak mudah percaya diri, mudah emosi, kesal, jengkel, benci dalam setiap menghadapi tekanan atau masalah pada dirinya ditambah lagi dengan masih rendahnya pengetahuan agamanya dan kurangnya kesadaran hukum dari remaja itu
sendiri
yang
mengganggap
enteng
semuasegala
sesuatu
padahal
menyalahgunakan narkoba adalah sesuatu yang melanggar hukum/norma dan dapat dikenai sangksi pidana maupun denda. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Agus Widanarko, SE selaku staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu: Faktornya dari pribadinya yang masih labil, masa transisi remaja yang ingin serba tahu dan kurang kuatnya bakal agamanya ini menyebabkan remaja user baru ya seperti narkoba itu dan mudah terpengaruh dengancommit hal-haltoyang
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
yang paling sering dialami itu bahwa yang namanya narkoba itu dapat mengatasi masalah dan problem kehidupan, mereka biasanya mencoba-coba dengan miras dan pil dixtro dulu, pil dixtro itu sebenarnya obat batuk mas, tapi disalahgunakan dengan mengkonsumsi berlebihan, dari mengkonsumsi itu dan akhirnya mencoba sampai pada mengkonsumsi narkoba (Catatan Lapangan1). Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Heru Siswo Wardoyo, SH selaku staf kesekretariatan BNK di Sukoharjo yaitu sebagai berikut : Faktor penyalahgunaan narkoba yang dominan dilakukan remaja adalah awalnya mencoba-coba biasanya biar kelihatan berani di hadapan teman dengan merokok dan miras, biasanya itu mas ikut-ikutan kumpul dengan anak punx. Ada 4 remaja dari sukoharjo yang kedapatan menggunakan putaw dan shabu-shabu dan masih usia sekolah. sekarang ditampung di rehabilitasi sinai. (Catatan Lapangan 2). Berdasarkan hasil wawancara diatas penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang berasal dari unsur individu adalah kejiwaan remaja yang labil sehingga melakukan hal-hal yang baru seperti menyalahgunakan narkoba, faktor kejiwaaan/psikologis ini terkait dengan pandangan atau persepsi yang keliru berkaitan dengan keyakinan yang muncul di sebagian remaja yang menganggap enteng segala sesuatu yang membahayakan bahkan dianggap sebagai tantangan yang bisa diselesaikan dan dapat memberi kepuasan. Lemahnya pemahaman tentang praktik keagamaan terkait dengan rendahnya kecerdasan spiritual dan minimnya pengetahuan tentang keagamaan serta dari remajanya sendiri kurangnya kesadaran hukum yang tidak menghiraukan sanksi yang didapat kalau menyalahgunakan narkoba padahal menggunakan narkoba tanpa petunjuk ataupun diluar indikasi medis adalah perbuatan yang melanggar hukum. Hal ini juga sesuai yang diungkapkan oleh Petrik salah satu korban penyalahgunaan narkoba yang berada di rehabilitasi sinai: Saya itu dirumah pusing dan gak betah mas, karena bapak dan ibu saya sering berantem, dirumah rasanya gak nyaman dan saya pun sering gak pulang kerumah setelah sekolah saya biasanya mencari teman di jalanan. dari sering di jalanan ketika pulang sekolah saya bertemu anak jalanan dan pengamen jalanan dan dari situ saya sering nongkrong bareng, saya mengenal miras pertama kali hampir tiap hari saya mabuk dan lamakelamaan ada yang memberi barang itu (Catatan lapangan 10). commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jadi dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan narkoba yang dilakukan remaja itu bisa dari pribadinya sendiri yaitu kejiwaan remaja yang labil sehingga melakukan hal-hal yang baru seperti menyalahgunakan narkoba, kurangnya pemahaman tentang agama terkait dengan rendahnya kecerdasan spiritual yang dilakukan remaja sehingga tidak mampu membentengi diri dari perbuatan yang tercela seperti penyalahgunaan narkoba, dan yang terakhir kurangnya kesadaran hukum dari remaja yang menganggap enteng segala sesuatu yang membahayan dirinya sendiri ataupun orang lain, bahwa menggunakan narkoba diluar indikasi medis adalah perbuatan yang melanggar hukum dan dapat dikenai sanksi pidana ataupun denda. b. Faktor Eksternal Nilai-nilai yang hidup dalam keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekitar mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan perilaku terlebih pada masa remaja. Ketidakharmonisan keluarga dapat berpengaruh pada hubungan antara orang tua dengan anak yang kurang baik, seperti perceraian dan penelantaran anak beresiko anak menyalahgunakan narkoba. Suasana rumah yang tidak harmonis seringkali mengakibatkan anak lari dari rumah dan mencari suasana baru yang berbeda di luar rumah. kesibukan orang tua seringkali menyebabkan mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mengenal anak-anaknya yang terus berkembang. Padahal keluarga dianggap sebagai lingkungan yang paling menentukan bagi terbentuknya perilaku remaja, Faktor dari keluarga juga dikarenakan seorang anak merasa tertekan dengan keadaan keluarganya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Agus Widanarko, SE selaku staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu: Penyalahgunaan narkoba yang sering dilakukan remaja itu, biasanya berasal dari lingkungan keluarga yaitu orang tua yang kurang perhatian terhadap anaknya, tidak mengurus anaknya dengan baik, biasanya orang tua itu memikirkan dirinya sendiri jadi anak itu tidak terurusi dan akhirnya bertindak semaunya sendiri pulang malam, bergaul dengan teman yang pengguna narkoba dan dia ikut tersesat dalam penyalahgunakan narkoba, remaja yang tertangkap di Sukoharjo kedapatan menggunakan putaw (Catatan lapangan1). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Titus Lado sebagai pemilik Rehabilitasi Sinai di Sukoharjo yaitu sebagai berikut : Keluarga yang kurang kondusif atau bisa orang tuanya tinggal pisah rumah yang setiap hari berantem terus. Si anak yang dalam kondisi rumah seperti itu merasa tertekan dan kurang kasih sayang. Jadi anak menjadi terlantar dan akhirnya terjerumus kepada pemakaian narkoba, kebanyakan pasien kami disini masih berusia remaja mas ya umur 15 tahunan, biasanya yang di gunakan putaw dan shabu ini sangat memprihatinkan (Catatan Lapangan 4). Ada juga pengaruh teman sebaya. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa, pergaulan yang tidak sehat sangat berdampak buruk bagi perkembangan seorang remaja. Dimana kelompokkelompok remaja merupakan kelompok yang terbesar terlibat masalah penyalahgunaan narkoba teman bermain membawa peran penting pada penggunaan zat berbahaya, masa remaja yang sifatnya masih labil, akan sangat mudah terpengaruh untuk terjun ke dunia yang salah. Mereka terbujuk temannya yang terlebih dahulu menggunakanya. Pengaruh teman ini disebabkan karena mereka salah memilih teman, pengaruh teman ini juga berkaitan erat dengan penggunaan obat-obatan terlarang (narkoba) dan minuman keras. Kemudian dari situ remaja akan mulai mengenal zat-zat yang berbahaya dan pada akhirnya karena sudah terlanjur mengkonsumsi barang haram tersebut mereka mengalami kecanduan. Hal ini Seperti yang diungkapkan oleh Joni korban penyalahgunaan narkoba: Malam itu saya diajak untuk mabuk oleh temen, awalnya saya gak mau tapi karena dibujuk terus akhirnya, saya juga mulai ikut dan minum miras oplosan dan pil dixtro, saat kumpul bareng. Ternyata setelah itu saya seperti merasa enak dan senang, setelah mabuk-mabukan dan kebiasaan itu saya lakukan setelah pulang sekolah biasanya berkumpul di beskem dan mulai membeli miras oplosan dan pada waktu itu tiba-tiba saya ikut merokok dan rokok itu ternyata ganja (Catatan Lapangan 9) Hal itu juga diungkapkan oleh Bapak Heru Siswo Wardoyo, SH selaku staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut : Faktor dari lingkungan itu seperti bergaul teman pengguna narkoba terus dalam lingkungan yang tidak sehat, ini biasanya dialami oleh usia remaja yang masih sekolah, mereka itu rasa kebersamaannya sangat kuat terlebih to user saat bermain bersama bisa commit lupa waktu, kongkow-kongkow (nongkrong) hal
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ini berubah apabila kumpulan dari remaja ini sudah merokok dan minum miras, itu dapat menggangu orang lain (Catatan Lapangan 2). Berdasarkan wawancara diatas, maka peneliti dapat menjelaskan bahwa faktor lingkungan yaitu hubungan yang tidak harmonis antara anak dengan orang tua serta pergaulan yang salah dapat mengakibatkan seorang remaja terjebak dalam penyalahgunaan narkoba, pengaruh yang terkandung dalam narkoba akan mengubah sistem fungsi kerja susunan saraf pusat atau jalan fikiran si pemakai dapat mengakibatkan ketagihan atau ketergantungan terhadap jenis narkoba yang di pakai. Dengan demikian sangatlah besar pengaruh dari penyalahgunaan narkoba. Akibat yang ditimbulkan dari pengaruh narkoba tersebut selain mengakibatkan ketidaksadaran atau perubahan tingkah laku si pemakai juga akan merusak jaringan kerja otak, yang berdampak pada psikologi kejiwaan serta perbuatan yang melanggar hukum. Begitu pula faktor ketersediaan zat dan kemudahan mendapatkan narkoba di masyarakat memberikan peluang bagi remaja untuk masuk dan terjerumus ke dalam praktik penyalahgunaan narkoba. Biasanya zat berbahaya yang mudah ditemui seperti alkohol yang terkandung dalam miras. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Agus Widanarko, SE selaku staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu: Faktor ketersediaan zat berbahaya (narkoba) di masyarakat juga sangat berpengaruh, kalau bebas dan banyak bisa menyebabkan meningkatnya pemakai, contoh mas yang ada di Sukoharjo produk Miras yang udah terkenal itu ciu bekonang padahal itu sama polisi sudah banyak yang dimusnahkan dan dirazia tapi muncul lagi ( Catatan Lapangan 1). Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi keluarga, lingkungan pergaulan dan
ketersediaan
zat
berbahaya
membawa
peranan
penting
adanya
penyalahgunaan narkoba yang ada di kalangan remaja. Orang tua perlu memberikan teladan yang baik bagi anaknya, terlebih pada usia remaja yang mengalami masa peralihan dari anak-anak menuju ke dewasa selain itu anak-anak harus berhati-hati dalam memilih teman di lingkungan pergaulannya, karena pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi seorang remaja, baik commit to user narkoba yang mudah didapat di secara positif maupun negatif. Serta ketersediaan
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat ini juga membuka peluang untuk remaja terjerumus dalam praktik penyalahgunaan narkoba. 2. Strategi BNK Sukoharjo dalam Pencegah Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja Pada awalnya BNK Sukoharjo melihat bahwa tindakan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja kian merebak. Bukan hanya jumlah pelakunya yang mengkhawatirkan, tetapi juga pelakunya yang juga sangat memprihatinkan yakni para anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah. Penyalahgunaan narkoba tidak hanya terjadi di kota-kota besar, peredarannya sudah merambah hingga pelosok daerah. Hal inilah yang menarik perhatian BNK Sukoharjo untuk melaksanakan strategi guna mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba khususnya di kalangan remaja, strategi yang dilaksanakan adalah strategi pencegahan (preventif). Strategi pencegahan terhadap tindakan penyalahgunaan narkoba memang perlu dilaksanakan. Berikut ini hasil wawancara dengan Bapak Agus Widanarko, SE selaku staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut : Kegiatan yang dilakukan BNK Sukoharjo sendiri lebih fokus pada tindakan preventif yaitu sebagai aksi sosialisasi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba, sedangkan untuk tindakannya mestinya dilakukan oleh pihak yang berwenang yakni aparat kepolisian. Dalam pencegahan yang dilakuakn BNK ini kita memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan bahaya narkoba kalau disalahgunakan apalagi bagi anak muda ini sangat rawan terkena narkoba. (Catatan lapangan 1). Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Heru Siswo Wardoyo selaku staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu, “Strategi yang dilakukan BNK Sukoharjo hanya sebagai lembaga tindakan preventif saja, untuk upaya penindakannya kita serahkan pada kepolisian, sedangkan rehabilitasi para pengguna narkoba kita serahkan pada yayasan rehabilitasi sinai dan dinas kesehatan mas’’ (Catatan Lapangan 2). Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa strategi pencegahan terhadap commit to userperlu dilakukan dengan melihat tindakan penyalahgunaan narkoba memang
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beberapa alasan-alasan sebagai berikut permasalahan penyalahgunaan narkoba belum begitu mendapat perhatian oleh banyak pihak dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. Dalam hal ini strategi yang diterapkan BNK Sukoharjo dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yaitu strategi preventif (pencegahan) merupakan tindakan pencegahan terjadinya kejahatan narkoba melalui pengendalian dan pengawasan jalur resmi serta pengawasan langsung terhadap jalur-jalur peredaran gelap narkotika. Strategi BNK Sukoharjo ini menggunakan strategi pencegahan berbasis masyarakat, sebagai upaya untuk menggugah, mendorong dan menggerakan masyarakat untuk sadar, peduli, dan aktif dalam melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Suksesnya strategi ini sangat tergantung pada partisipasi masyarakat dalam usaha pengembangan lingkungan masyarakat bebas narkoba, pembinaan dan pola hidup sehat, beriman, kegiatan positif, edukasi/pendidikan akan bahaya narkoba terutama para generasi muda. Strategi pencegahan (preventif) ini terdiri dari beberapa program yang di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan yang sengaja disusun untuk melakukan upaya-upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada masyarakat, baik remaja, anak-anak maupun dewasa program tersebut antara lain : a. Penyuluhan Pelajar SMP dan SMA Kegiatan preventif yang bertemakan penyuluhan ke pelajar SMP dan SMA ini merupakan salah satu upaya pencegahan merebaknya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Langkah ini dilakukan karena adanya isu bahwa peredaran zat adiktif rokok di kalangan remaja semakin meningkat. Program ini dilakukan sebagai upaya mengatasi meningkatnya peredaran zat adiktif rokok di kalangan pelajar dan dalam rangka menangkal masuknya narkoba pada pelajar. Program ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain : 1) Memberi penjelasan kepada pelajar akan bahaya narkoba terutama zat adiktif yang sering digunakan oleh para remaja yaitu rokok. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
2) Memberi penjelasan kepada pelajar akan sanksi hukum jika terjerat kasus narkoba. 3) Menggugah semangat pelajar untuk turut aktif sebagai garis depan melawan narkoba di tingkat sekolah dengan membentuk kesatuan pelajar anti narkoba (KAPA) 4) Program penyuluhan ini merupakan salah satu kegiatan rutin BNK Sukoharjo, kegiatan ini dilakukan pada waktu tertentu seperti pada waktu masa orientasi siswa (MOS), perkemahan, seminar pelajar, atau pentas seni SMA (Pensi). Berikut ini hasil wawancara dengan Bapak Sukito selaku staf kesekretariatan BNK Sukohajo, yaitu sebagai berikut : Kegiatan yang sering dilakukan BNK dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yakni dengan kegiatan penyuluhan pada sekolah-sekolah, misalnya pada saat acara Masa Orientasi Siswa atau MOS, dan juga pada ada saat ada kegiatan perkemahan gitu mas. Tapi tidak menutup kemungkinan pada waktu-waktu tertentu BNK sering diundang untuk mengadakan penyuluhan tentang narkoba di sekolah (Catatan Lapangan 3). Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu seorang guru BK SMA Negeri 1 Sukoharjo, yaitu Bapak Abu Amar, S.Pd : Seminar atau sosialisasi narkoba kita jadwalkan rutin setiap MOS kepada anak didik baru atau pada saat perkemahan mas. Tujuannya ya agar anak didik baru yang masuk di SMA ini bebas dari narkoba, tidak hanya siswa baru saja tapi juga semua siswa yang ada di SMA 1 Negeri Sukoharjo. Jadi pada intinya kegiatan penyuluhan seminar narkoba itu ditujukan agar semua siswa bebas dari narkoba terutama bahaya rokok. ( Catatan Lapangan 8). Berdasarkan hasil wawancara diatas kegiatan penyuluhan narkoba dan juga sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan BNK Sukoharjo pada saat MOS di sekolah-sekolah tersebut juga membantu pihak sekolah untuk membersihkan lingkungan sekolah dari barang haram narkoba, tidak hanya siswa yang baru masuk, tetapi seluruh siswa yang ada di sekolah tersebut. Sedangkan hasil yang diperoleh dari program ini adalah : a) Terbentuknya KAPA (Kesatuan Aksi Pelajar Anti Narkoba di SMA N 1 commit to user Sukoharjo, SMA N 3 Sukoharjo, SMA 1 Nguter, SMA 2 Kartasura)
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
b) Terpasangnya mading berisi hasil karya tulisan tentang jauhi narkoba dan artikel kepedulian melawan narkoba oleh para siswa-siswi. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu seorang siswa ketua OSIS SMA Negeri 1 Sukoharo Pradana Aji Nugroho : Di SMA 1 Sukoharjo ada semacam organisasi siswa yang bernama KAPA yang anggotanya SMA N 1, SMA N 3, SMA 1 Nguter, SMA 2 Kartasura mas, tugasnya ya seperti PKS gitu mas, kalo PKS kan mengatur keamanan, kalo KAPA juga menjaga keamanan tetapi khususnya kalau ada yang ketahuan membawa atau menngunakan narkoba atau merokok di sekolahan. Selain itu KAPA juga berupaya membantu untuk mensosialisasikan dan menggerakan hidup sehat tanpa narkoba di sekolah ini mas serta mading yang bertemakan jauhi narkoba dan rokok (Catatan Lapangan 6). Dari hasil wawancara di atas, bahwa terbentuknya KAPA merupakan suatu organisasi siswa yang bertugas dan berupaya menggerakan budaya hidup bebas narkoba di kalangan siswa sekolah. Selain dengan cara sosialisasi dan penjagaan keamanan sekolah dari siswa yang melakukan penyalahgunaan narkoba, KAPA SMA 1 juga membuat wacana akan bahaya narkoba yang dicantumkan di majalah dinding (mading) sekolah. Dari hasil wawancara dan dokumentasi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan terhadap pelajar dalam rangka pencegahan penyalahgunaan narkoba sudah berlangsung cukup baik sesuai dengan strategi BNK Sukoharjo. Dari program tersebut diharapkan pengetahuan remaja khususnya pelajar akan bahaya narkoba semakain meningkat, sehingga pelajar enggan untuk melakukan tindakan bahaya tersebut dan harapannya hasil dari kegiatan ini adalah berkurangnya siswa yang merokok. b. Kampanye Anti Narkoba melalui Acara Musik dan Olah raga Media musik dan olah raga adalah media rentan bahaya narkoba, namun lewat musik dan olah raga merupakan cara efektif untuk mengkampanyekan anti narkoba buat para remaja. Slogan yang dipakai dalam progaram ini adalah “Tetap bermusik tanpa narkoba dan Tetap sehat tanpa Narkoba”. Manfaat diadakan program ini adalah : 1) Memberi pengetahuan bahaya narkoba melalui media musik dan olah raga commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Meluweskan kampanye anti narkoba dengan cara media musik dan olahraga, supaya lebih mudah dipahami masyarakat terutama anak muda yang mayoritas hobi musik dan olahraga. 3) Para anak muda yang hobi musik dan olahraga akan menjadi tahu dan bahkan membantu program pemerintah dalam melawan narkoba. 4) Tetap berkreasi di bidang musik dan tetap berprestasi di bidang olah raga tanpa memakai narkoba. Berikut ini
hasil wawancara yang diungkapkan oleh Bapak Agus
Widanarko, SE selaku staf penyuluh BNK Sukoharjo : BNK Sukoharjo juga sering mengadakan acara hiburan untuk rakyat yang tujuannya utamanya sebenarnya adalah menyampaikan pesan untuk menjauhi narkoba, dan acara itu dikemas dengan cara yang berbeda yakni dengan mengadakan konser musik yang sering dilakuakn di alun-alun setya Negara serta mengadakan olahraga seperti futsal antar kampung (Catatan Lapangan 1). Hal serupa juga diungkapkan oleh Irsat Syarifudin salah satu pecinta musik Slank (Mawar merah) Sukoharjo : Ya mas kita sering diundang untuk mengisi acara musik lagu-lagu dari slank bersama BNK Sukoharjo yang bertujuan menyampaikan pesan anti narkoba bagi masyarakat luas terutama anak muda serta memberi hiburan pada masyarakat kita disini sebagai relawan BNK pokoknya pemuda sukoharjo Narkoba No Musik yess. Sukoharjo Makmur (Catatan Lapangan 7). Berdasarakan hasil wawancara di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa mensosialisasikan akan bahaya narkoba yang dilakukan BNK Sukoharjo juga bisa melalui kegiatan yang banyak disukai oleh para anak muda yaitu musik dan olah raga yang pokok inti kegiatan pesan untuk menjauhi narkoba karena dapat merusak masa depan terutama para remaja dan generasi muda. Sedangkan untuk hasilnya dapat kita lihat seperti : a) Bergabungnya pecinta OI (Iwan Fals Mania Anti Narkoba) b) Bergabungnya para penggemar musik slank (Mawar merah) yang menjadi mitra BNK Sukoharjo. commit to user ke BNK Sukoharjo. c) Bergabungnya ikatan mahasiswa Sukoharjo
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Bergabung beberapa komunitas Motor Sukoharjo e) Terbentuknya komunitas musik anti narkoba. Program ini telah terlaksana dengan sukses melibatkan anak muda pecinta musik se-Sukoharjo dan melibatkan sponsor dengan tujuan memberi hiburan sekaligus memberi pesan anti narkoba di semua kalangan masyarakat di Sukoharjo terutama para remaja dan
generasi muda. Salah satu wujud dari
kegiatan ini yakni diadakanya pentas musik/konser anti narkoba di alun-alun Sukoharjo. Sedangkan di bidang olah raga yaitu terlaksananya agenda rutin lomba futsal dengan tema sehat tanpa narkoba. Perlombaan tersebut diselenggarakan sebagai wahana untuk mengisi kegiatan luang masyarakat pada hari minggu yang sekaligus menyampaikan pesan untuk menjauhi narkoba pada generasi muda.
c. Pemberian Tenda 100 Warung Makan Anti Narkoba di Sukoharjo Program 100 warung makan anti narkoba ini dilakukan dengan pembuatan/percetakan nama warung dengan disisipkan pesan anti narkoba bekerja sama dengan pihak swasta melalui program Corporate Sosial Responbility (CSR). Adanya indikasi bahwa warung/wedangan yang ramai dikunjungi orang dimanfaatkan untuk media tempat minuman keras. Maka pemasangan nama warung dengan diberi pesan anti narkoba diharapkan dapat menangkal penyalahgunaan narkoba. Manfaat yang diinginkan dari program ini adalah : 1) Memberikan sosialisasi yang tepat sasaran dan berguna baik bagi masyarakat penikmat warung juga bagi pemilik warung. 2) Menjadikan pesan anti narkoba familiar sampai ke arah wedangan, sehingga masyarakat pun jadi tertanam selalu pesan anti narkoba di benak mereka di manapun berada. 3) Karena warung makanan/wedangan berapa di setiap sudut kota ataupun pelosok kampung, maka diharapkan pesan anti narkoba yang tertulis di tenda warung makan tersebut dapat selalu mengigatkan warga akan bahaya commit to user narkoba.
perpustakaan.uns.ac.id
54 digilib.uns.ac.id
Sedangkan hasil yang didapat dari program ini adalah : a) Berhasil mendapatkan sponsor untuk membantu pembantuan nama warung/tenda dan baliho yang tersebar dikampung-kampung di Sukoharjo yang bertemakan Anti narkoba. b) Dalam pelaksanaannya BNK Sukoharjo bekerja sama dengan pihak sponsor untuk pembantuan nama warung dan tenda yang bertuliskan pesan anti narkoba. Dan program ini telah berhasil dilaksanakan pada tahun 2011. Berikut hasil hasil wawancara oleh Bapak Agus Widanarko, SE selaku staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut : “Dengan program pemberian nama warung yang bertuliskan pesan Narkoba NO, Wedangan Yes diharapkan pesan anti narkoba bisa memasyarakat, karena tempat wedangan atau hik di Sukoharjo merupakan salah satu tempat yang banyak dijadikan sebagai tempat tongkrongan bagi anak muda” (Catatan Lapangan 1). Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa program pemberian nama warung/tenda yang bertuliskan pesan anti narkoba dapat di terima oleh para pedagang,dan masyarakat luas, bahkan tukang becak ingin juga diberi. Mereka meminta agar diberi tenda yang bertuliskan pesan anti narkoba sebagai bentuk partisipasi ikut serta menjauhi narkoba. Meskipun sepele tapi ide itu cukup menarik dan dapat mengundang perhatian masyarakat saat membacanya. Program pemberian nama warung/tenda itu juga membantu para pedagang dalam mempromosikan dagangannya, para pedagang juga membantu BNK Sukoharjo dalam menyampaikan pesan anti narkoba kepada masyarakat luas. Dengan melihat pesan anti narkoba yang terpampang di warung-warung sepanjang jalan di Sukoharjo tersebut diharapkan masyarakat terutama para remaja juga mengantisipasi dirinya bahkan untuk orang lain untuk tidak melakukan tindakan penyalahgunaan narkoba. d. Penyuluhan 1000 Kampung Bebas Narkoba di Sukoharjo Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan agenda rutin kampung seperti rapat pemuda (karang taruna) danto perkumpulan komunitas pemuda dan commit user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelajar anti narkoba, rapat bapak-bapak dan ibu-ibu serta ibu PKK dan pengajian. Kegiatan bertujuan agar masyarakat terlebih generasi muda agar lebih mengerti akan
bahaya
narkoba,
dan
mau
bekerja
sama
untuk
menaggulangi
penyalahgunaan narkoba pada anak-anak muda pada khususnya. Karena maraknya peredaran minuman keras/ciu (miras tradisional khas Sukoharjo). Manfaat dari program ini antara lain : 1) Sosialisai bahaya narkoba tepat sasaran sampai ke lapisan masyarakat terbawah. 2) Menciptakan lingkungan yang sehat dan jauh dari narkoba. 3) Memberikan ilmu dan pembelajaran akan bahaya narkoba memberantas narkoba sampai ke akar-akarnya. Program ini merupakan salah satu program unggulan BNK Sukoharjo yang telah dilaksanakan dan masih berlangsung sampai saat ini. Untuk menyadarkan masyarakat terutama generasi muda untuk tidak melakukan tindakan penyalahgunaan narkoba. Berikut hasil hasil wawancara oleh Bapak Heru Siswo Wardoyo, SH selaku staf sekretariat BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut : Pada saat ini program yang merupakan unggulan BNK sukoharjo yaitu program 1000 kampung bebas narkoba yang dilakukan dengan memberi penyuluhan dan sosialisasi bahaya narkoba pada masyarakat seperti perkumpulan karang taruna, arisan, rapat pemuda dan acara rutin kampung lainnya. Dengan kegiatan penyuluhan yang dilakuakan BNK diharapkan masyarakat lebih tau ,apalagi untuk anak muda mengerti akan bahaya penyalahgunaan narkoba (Catatan Lapangan 2). Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Sukito selaku staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut, ’’Sekarang ini BNK Sukoharjo masih rutin melakukan program 1000 kampung bebas narkoba yang dilakukan dengan mendatangi kampung-kampung dalam perkumpulan karang taruna, rapat kampung gitu mas, dan memberikan penyuluhan tentang bahaya miras dan narkoba’’ (Catatan Lapangan 3). Berdasarkan hasil wawancara di atas maka starategi ini lebih tepat sasaran karena program ini dilakukan dengan mendatangi dan memberi commit to user penyuluhan kepada masyarakat di kampung-kampung atau desa-desa, sehingga
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
warga desa pelosok yang pada umumnya rendah mutu pendidikan juga mengerti akan bahaya penyalahgunaan narkoba. Kegiatan penyuluhan yang bertemakan 1000 kampung bebas narkoba tersebut ternyata membawa dampak yang positif terhadap warga negara. Mereka lebih mengerti akan bahaya narkoba dan juga dapat membantu pemerintah dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba dengan mengawasi orangorang disekitar mereka khususnya keluarga mereka. Dengan demikian diharapkan peredaran gelap, penyalahgunaan narkoba tidak semakain luas dikalangan masyarakat terutama para remaja dan generasi muda baik di perkotaan maupun di pedesaan. Berkaitan dengan munculnya isu penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo berupaya memulai program dalam kegiatan pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba serta rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba. Selain itu Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo juga berupaya untuk mewujudkan visi dan misinya, seperti yang diungkapkan oleh bapak Agus Widanarko, SE selaku staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu: Tour 1000 kampung bebas narkoba, kami melakukan penyuluhanpenyuluhan dengan terjun langsung ke masyarakat, sekolah dan komunitas pemuda yang ada di Sukoharjo, merangkul anak muda dengan ikut komunitas pemuda dan pelajar anti narkoba sebagai aksi sosialisasi bahaya narkoba dan diharapkan masyarakat sukoharjo khususnya bisa terhindar dari narkoba sampai tahun 2015 (Catatan Lapangan 1). Dari wawancara diatas Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo menunjukkan kepedulian yang besar dalam perlindungan manusia. serta memberikan
pengetahuan, keterampilan, perkembangan kesehatan maupun
kejiwaan (psikologis) dengan penyuluhan dan aksi sosialisasi untuk menghindari narkoba pada generasi muda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
3. Hambatan Yang Dihadapi BNK Sukoharjo dalam Melakukan Strategi Pencegahan Penyalahunaan Narkoba di Kalangan Remaja Faktor penghambat bisa membuat kegiatan yang sudah dilakukan tidak bia berjalan secara maksimal. Faktor yang menghambat biasanya berasal dari dalam organisasi. Faktor penghambat tersebut antara lain : a. Keterbatasan Sumber Daya Keuangan Salah satu sumber daya pendukung jalannya aktivitas organisasi adalah sumber daya keuangan. Di dalam membiayai semua aktivitas dan program kerja yang telah disusun oleh BNK Sukoharjo, sepenuhnya berasal dari APBD Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan sumber tersebut tidak semua kegiatan pelaksanaan strategi terpenuhi, jumlah anggaran belum cukup untuk semua kegiatan yang ada. Berikut hasil wawancara oleh bapak Sukito selaku staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut, “Anggaran untuk kegiatan BNK Sukoharjo sampai sekarang dari APBD yang bersifat bantuan mas, jadi belum mempunyai anggaran sendiri, dan ketersediaan dari bantuan itu sendiri juga terbatas mas” (Catatan Lapangan 3). Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Heru Siswo Wardoyo, SH selaku staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut : Untuk anggaran pelaksanaan strategi BNK Sukoharjo berasal dari anggaran APBD yang sifatnya adalah dana sosial sebesar 50 juta/tahun dan kalo mengalami kekurangan kami mencari sponsor ya seharusnya dana itu per tahun sekitar 80 juta yang harus dikucurkan dari APBD karena kegiatan kita banyak dari sosialisasi pembuatan famplet, stiker, baliho dan buku pegangan tentang bahaya narkoba (Catatan Lapangan 2). Berdasarkan hasil wawancara di atas anggaran/biaya yang digunakan BNK Sukoharjo dalam pelaksanaan strateginya berasal dari APBD utamanya, dan untuk menutup kekurangannya BNK Sukoharjo bekerjasama dengan sponsor untuk tambahan dananya demi terwujutnya strategi yang diterapkan. Dari dana APBD Sukoharjo dikucurkan 50 juta/tahun itu masih kurang seharusnya yang commit to user dikucurkan dari APBD sekitar 80 juta/tahun untuk memenuhi kebutuhan BNK
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sukoharjo. Untuk memenuhi kekurangan tersebut BNK mencari para sponsor untuk dapat membantu dalam strategi pencegahan narkoba di Sukoharjo. b. Kurangnya Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia atau pegawai merupakan faktor penentu keberhasilan dari suatu kegiatan. Jumlah pegawai yang ada di BNK Sukoharjo belum cukup memadai, selama ini kinerja BNK Sukoharjo dilakukan oleh beberapa pegawai yang merupakan gabungan dari organisasi-organisasi lain seperti Dinas Kesbangpol Linmas, Sekretariat Daerah, Kepolisian Resort Sukoharjo, dan dinas-dinas lainnya, hal ini di karenakan BNK Sukoharjo kurangnya tenaga penyuluh. Penyuluh yang ada hanya 3 (tiga) orang, dimana penyuluh tersebut terdiri dari berbagai instansi seperti Kepolisian, Bina Mitra, BNK, Dinas Kesbangpol serta Dinas Kesehatan. Berikut hasil wawancara oleh bapak Sukito selaku staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut, “BNK Sukoharjo selama ini mengalami hambatan pada terbatasnya jumlah penyuluh, penyuluh yang ada hanya 3 orang, dimana penyuluh tersebut terdiri dari berbagai instansi, seperti Kepolisian Bina Mitra, BNK, Dinas Kesbangpol serta Dinas Kesehatan” (Catatan Lapangan 3). Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Heru Siswo Wardoyo, SH selaku staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut, “Segi pegawai, pegawai di sini masih gabungan dari beberapa dinas yaitu Kepolisian Bina Mitra, BNK, Dinas Kesbangpol serta Dinas Kesehatan jadi pegawainya belum menetap masih merangkap istilahnya kerjaanya itu titipan bukan tugas utamanya” (Catatan Lapangan 2). Berdasarkan hasil wawancara di atas keterbatasan jumlah pegawai ini mengakibatkan kinerja BNK Sukoharjo tidak bisa maksimal, sedikitnya jumlah tenaga penyuluh membuat kapasitas dan intensitas penyuluhan juga tidak bisa maksimal, jadi kegiatan-kegiatan yang dilakukan kurang maksimal. Gabungan pegawai yang ada di BNK Sukoharjo menjadikan kurang efektif karena prioritas dari pekerjaanya tidak bisa sepenuhnya dan dari beberapa pegawai BNK yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
aktif hanya 3 orang saja, sehingga ini menyebabkan kinerja yang kurang maksimal. c. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan alat atau sumber daya yang menjadi penunjang dalam pelaksanaan program kerja dan kegiatan sehari-hari organisasi. Kelengkapan sarana/fasilitas akan sangat mempengaruhi kelancaran dalam beraktivitas, di BNK Sukoharjo sarana yang dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan juga masih kurang. sarana prasarana yang ada di BNK Sukoharjo sangat kurang, seperti yang sangat terlihat bahwa fasilitas sosialisasi belum didukung oleh LCD, layar proyektor, laptop, yang ada hanya sebatas narkoba kid (alat peraga) adalah alat penyuluhan yang berisi jenis-jenis narkoba tapi palsu atau sintesis dan dipakai untuk menjelaskan bentuk-bentuknya dan untuk mendeteksi seandainya ada barang seperti itu disekitar anda untuk dapat mewaspadai dan alat-alat modus untuk pemakaian narkoba seperti bong dan lintingan uang kertas buat menghirup narkoba jenis shabu. Fasilitas yang digunakan untuk penyuluhan sendiri masih sangat terbatas. Jadi kalau mau memberi penyuluhan meminjam dari dinas lain ataupun dari pihak yang mau diberi penyuluhan sudah menyiapkan proyektor dan LCD sendiri, yang ada barulah alat peraga atau narkoba kid. Berikut hasil wawancara oleh Bapak Heru Siswo Wardoyo, SH selaku staf kesekretariatan BNK Sukoharjo yaitu sebagai berikut, “Sarana dan prasara yang ada di BNK Sukoharjo sangat kurang, seperti yang terlihat bahwa fasilitas sosialisasi belum di dukung oleh LCD, layar proyektor dan laptop, yang ada hanya sebatas narkoba kid/alat peraga” (Catatan Lapangan 2). Hal serupa seperti yang diungkapkan oleh bapak Agus Widanarko selaku staf penyuluh BNK Sukoharjo yaitu, “Ketersediaan dari bantuan itu sendiri juga terbatas, serta fasilitas yang digunakan untuk penyuluhan sendiri sangat terbatas, untuk laptop saya bawa sendiri, yang ada alat peraga atau narkoba kid” (Catatan Lapangan 1). Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki BNK Sukoharjo masih sangat terbatas dan kurang memadai, jadi commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disini pemberian sosialisaasi yang dilakukan BNK kurang maksimal dimana belum di tunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.
C. Temuan Studi Dalam subbab ini peneliti menganalisis informasi yang berhasil dikumpulkan di lapangan sesuai dengan perumusan masalah dan selanjutnya dikaitkan dengan teori yang ada. Berdasarkan hasil penelitian yang dihubungkan dengan kajian teori maka peneliti menemukan hal-hal yang penting yaitu sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan remaja menyalahgunakan narkoba antara lain a. Faktor Intern Faktor
individu
merupakan
salah
satu
penyebab
terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Hal ini biasanya dapat dilihat dari kejiwaan/psikologis remaja yang labil sehingga melakukan hal-hal yang baru seperti menyalahgunakan narkoba, terlebih pada saat menghadapi tekanan atau masalah, karena pada masa ini seorang remaja tingkat emosional mudah goyah dan mudah stres, mereka juga tidak mudah percaya diri, mudah emosi, kesal, jengkel, benci dalam setiap menghadapi tekanan atau masalah pada dirinya. Kurangnya pemahaman tentang agama terkait dengan rendahnya kecerdasan spiritual yang dilakuakn remaja sehingga tidak mampu membentengi diri dari perbuatan yang tercela seperti penyalahgunaan narkoba, dan yang kurangnya kesadaran hukum dari remaja, bahwa menggunakan narkoba diluar indikasi medis adalah perbuatan yang melanggar hukum dan dapat dikenai sanksi pidana ataupun denda. b. Faktor ekternal Nilai-nilai yang hidup dalam keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekitar mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan perilaku terlebih pada masa remaja. Ketidakharmonisan keluarga dapat berpengaruh pada hubungan antara orang tua dengan anak yang kurang baik, seperti perceraian dan penelantaran anak beresiko anak menyalahgunakan commit to user narkoba. Suasana rumah yang
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak harmonis seringkali mengakibatkan anak lari dari rumah dan mencari suasana baru yang berbeda di luar rumah. kesibukan orang tua seringkali menyebabkan mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mengenal anak-anaknya yang terus berkembang. Padahal keluarga dianggap sebagai lingkungan yang paling menentukan bagi terbentuknya perilaku remaja, faktor dari keluarga juga dikarenakan seorang anak merasa tertekan dengan keadaan keluarganya. Pengaruh teman sebaya, masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa, pergaulan yang tidak sehat sangat berdampak buruk bagi perkembangan seorang remaja. Dimana kelompok-kelompok remaja merupakan kelompok yang terbesar terlibat masalah penyalahgunaan narkoba teman bermain membawa peran penting pada penggunaan zat berbahaya, masa remaja yang sifatnya masih labil, akan sangat mudah terpengaruh untuk terjun ke dunia
yang
salah,
mereka
terbujuk
temannya
yang
terlebih
dahulu
menggunakanya. Pengaruh teman ini disebabkan karena mereka salah memilih teman, pengaruh teman ini juga berkaitan erat dengan penggunaan obat-obatan terlarang (narkoba) dan minuman keras. Kemudian dari situ remaja akan mulai mengenal zat-zat yang berbahaya dan pada akhirnya karena sudah terlanjur mengkonsumsi barang haram tersebut mereka mengalami kecanduan. Dari uraian tersebut diatas, menunjukkan keterkaitan antara data hasil penelitian dengan landasan teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya yang dipakai sebagai pedoman dalam penelitian ini, dimana ditemukan bahwa faktorfaktor penyalahgunaan narkoba menurut Seorang psikiater Graham Blaine yang dikutip Hari Sasangka, (2003: 6) mengemukakan bahwa remaja mempergunakan narkotika dengan beberapa penyebab yaitu : 1) Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya, dan mempunyai resiko misalnya ngebut, berkelahi atau bergaul dengan wanita. 2) Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual. 3) Untuk menghilangkan kegelisahan dan frustasi, terutama bagi mereka yang mempunyai kepribadian yang tidak harmonis. 4) Untuk mengikuti kemauan kawan dan untuk memupuk solidaritas dengan kawan-kawan. 5) Karena didorong rasa ingin tahu dan iseng. commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti (2006 : 23), faktor individu yang mempengaruhi remaja mengonsumsi narkoba adalah sebagai berikut: ”1) Adanya anggapan bahwa obat yang tergolong narkoba tersebut dapat mengatasi permasalahan dan problem kehidupan yang sedang dihadapi; 2) Harapan untuk mendapatkan kenikmatan dari mengkonsumsi narkoba; 3) Adanya kecenderungan untuk mencoba-coba segala yang baru”. Menurut
Sudikno
Mertokusumo
Kesadaran
hukum
sebenarnya
merupakan kesadaran suatu kategori, yaitu pengertian yang aprioritas umum tertentu dalam hidup kejiwaan kita yang menyebabkan kita dapat memisahkan antara hukum dan kebatilan yang tidak ubahnya dengan benar dan tidak benar baik dan buruk, yang terdapat dalam diri manusia tentang hukum yang diharapkan ada. 2. Strategi Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam Pencegah Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja. Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yaitu melalui program pencegahan yang sudah dilakukannya. Kegiatan tersebut meliputi: a. Penyuluhan Pelajar SMP dan SMA Kegiatan preventif yang bertemakan penyuluhan ke pelajar SMP dan SMA ini merupakan salah satu upaya pencegahan merebaknya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Langkah ini dilakukan karena adanya isu bahwa peredaran zat adiktif rokok di kalangan remaja semakin meningkat. Program ini dilakukan sebagai upaya mengatasi meningkatnya peredaran zat adiktif rokok di kalangan pelajar dan dalam rangka menangkal masuknya narkoba ke kalangan Dari kegiatan penyuluhan terhadap pelajar dalam rangka pencegahan penyalahgunaan narkoba sudah berlangsung cukup baik sesuai dengan rencana program kerja BNK Sukoharjo. Dari program tersebut diharapkan pengetahuan remaja khususnya pelajar akan bahaya narkoba semakain meningkat, sehingga pelajar enggan untuk melakukan tindakan bahaya tersebut. Dan diharapkan dari kegiatan ini adalah berkurangnya commit siswa merokok. to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Kampanye Anti Narkoba melalui Acara Musik dan Olah Raga Media musik dan olah raga adalah media rentan bahaya narkoba, namun lewat musik dan olah raga merupakan cara efektif untuk mengkampanyekan anti narkoba buat para remaja. Slogan yang dipakai dalam progaram ini adalah “ Tetap bermusik tanpa narkoba dan Tetap sehat tanpa Narkoba. Sosialisasi akan bahaya narkoba yang dilakukan BNK Sukoharjo juga bisa melalui kegiatan yang banyak disukai oleh para anak muda yaitu musik dan olah raga yang pokok inti kegiatan pesan untuk menjauhi narkoba karena dapat merusak masa depan terutama para remaja dan generasi muda. Sedangkan di bidang olah raga ada futsal dengan tema, “Sehat tanpa narkoba”. Perlombaan tersebut diselenggarakan sebagai wahana untuk mengisi kegiatan luang masyarakat pada hari minggu yang sekaligus menyampaikan pesan untuk menjauhi narkoba pada generasi muda. c. Pemberian Tenda 100 Warung Makan Anti Narkoba di Sukoharjo Program 100 warung makan anti narkoba ini dilakukan dengan pembuatan/percetakan nama warung dengan disisipkan pesan anti narkoba bekerja sama dengan pihak swasta. Adanya indikasi bahwa warung/wedangan yang ramai dikunjungi orang dimanfaatkan untuk media tempat minuman keras. Pemberian nama warung/tenda yang bertuliskan pesan anti narkoba dapat di terima oleh para pedagang,dan masyarakat luas, sebagai bentuk partisipasi ikut serta menjauhi narkoba. Meskipun sepele tapi ide itu cukup menarik dan dapat mengundang perhatian masyarakat saat membacanya. Program pemberian nama warung/tenda itu membantu para pedagang dalam memepromosikan dagangannya, para pedagang juga membantu BNK Sukoharjo dalam menyampaikan pesan anti narkoba kepada masyarakat luas. Dengan melihat pesan anti narkoba yang terpampang di warung-warung sepanjang jalan di Sukoharjo tersebut diharapkan masyarakat terutama para remaja juga mengantisipasi dirinya bahkan untuk orang lain untuk tidak melakukan tindakan penyalahgunaan narkoba. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
d. Penyuluhan 1000 Kampung Bebas Narkoba di Sukoharjo Kegiatan ini dilakuakan dengana memanfaatkan agenda rutin kampung seperti rapat pemuda (karang taruna) dan perkumpilan komunitas pemuda dan pelajar anti narkoba, rapat bapak-bapak dan ibu-ibu serta ibu PKK dan pengajian kegiatan bertujuan agar masyarakat terlebih generasi muda agar lebih mengerti akan bahaya narkoba, dan mau bekerja sama untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada anak-anak muda pada khususnya. Strategi ini lebih tepat sasaran karena dilakuakan dengan mendatangi dan memberi penyuluhan kepada masyarakat di kampung-kampung atau desa-desa, sehingga warga desa pelosok yang pada umumnya rendah mutu pendidikan juga mengerti akan bahaya penyalahgunaan narkoba. Kegiatan penyuluhan yang bertemakan 1000 kampung bebas narkoba tersebut ternyata membawa dampak yang positif terhadap warga negara. Mereka lebih mengerti akan bahaya narkoba dan juga dapat membantu pemerintah dalam memberantas peredaran, penyalahgunaan narkoba dengan mengawasi orangorang disekitar mereka khususnya keluarga mereka. Dengan demikian diharapkan peredaran gelap, penyalahgunaan narkoba tidak semakain luas dikalangan masyarakat terutama para remaja dan generasi muda baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hal tersebut relevan dengan hasil penelitian yang ada, dimana strategi yang diterapkan BNK Sukoharjo sebagai suatu program dan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Strategi itu sesuai dengan pendapat Robert M. Grant (1999: 26), yaitu: 1) Strategi tersebut ditunjukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam rangka waktu yang panjang. 2) Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan eksternal. 3) Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai kemampuan internal organisasi maupun individu. 4) Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi, serta pemanfaatan yang efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota organisasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
3. Faktor penghambat pelaksanaan strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja oleh Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo antara lain : a.
Keterbatasan Sumber Daya Keuangan Salah satu sumber daya pendukung jalanya aktivitas organisasi adalah
sumber daya keuangan. Di dalam membiayai semua aktivitas dan program kerja yang telah disusun oleh BNK Sukoharjo, sumber keuangan berasal dari APBD kabupaten Sukoharjo tapi tidak mencukupi untuk kegiatan kampanye, penyuluhan dan aksi-aksi sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba yang lain. Berdasarkan sumber tersebut tidak semua kegiatan pelaksanaan strategi terpenuhi, jumlah anggaran belum cukup untuk semua kegiatan yang ada. b.
Kurangnya Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia atau pegawai merupakan faktor penentu
keberhasilan dari suatu kegiatan. Jumlah pegawai yang ada di BNK Sukoharjo belum cukup memadai, selama ini kinerja BNK Sukoharjo dilakukan oleh beberapa pegawai yang merupakan gabungan dari organisasi-organisasi lain seperti Dinas Kesbangpol Linmas, Sekretariat Daerah, Kepolisian Resort Sukoharjo, dan dinas-dinas lainnya. Hal ini di karenakan BNK Sukoharjo, ini di karenakan kurangnya tenaga penyuluh. Penyuluh yang ada hanya 3 orang, dimana penyuluh tersebut terdiri dari berbagai instansi seperti Kepolisian, Bina Mitra, BNK, Dinas Kesbangpol serta Dinas Kesehatan. c.
Terbatasnya Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan alat atau sumber daya yang menjadi
penunjang dalam pelaksanaan program kerja dan kegiatan sehari-hari organisasi. Kelengkapan sarana/fasilitas akan sangat mempengaruhi kelancaran dalam beraktivitas, di BNK Sukoharjo sarana yang dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan juga masih kurang, sarana prasarana yang ada di BNK Sukoharjo sangat kurang, seperti yang sangat terlihat bahwa fasilitas sosialisasi belum didukung oleh LCD, commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
layar proyektor, laptop, yang ada hanya sebatas narkoba kid (alat peraga). Fasilitas yang digunakan untuk penyuluhan sendiri masih sangat terbatas. Berdasarkan landasan teori hambatan tersebut relevan dengan hasil penelitian yang ada seperti yang diungkapkan oleh Wursanto (2005: 171) adalah hambatan yang bersifat teknis yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti, “1) Kurangnya sarana dan peranan yang diperlukan dalam proses komunikasi; 2) Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai; 3) Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi”.
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan guna menjawab perumusan masalah. Adapun kesimpulan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yaitu : a. Faktor intern yaitu kejiwaan remaja yang masih labil sehingga melakukan ha-hal yang baru, kurangnya pemahaman tentang agama dan kurangnya kesadaran hukum. b. Faktor ekstern yaitu keadaan keluarga yang tidak harmonis, lingkungan pergaulan/teman pengguna narkoba dan ketersediaan zat berbahaya itu sendiri. 2. Strategi yang di terapkan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja meliputi beberapa program, diantaranya: a. Penyuluhan pelajar SMP dan SMA, dari program penyuluhan tersebut terbentuklah Kesatuan Aksi Pelajar Anti Narkoba (KAPA) di SMA 1 Sukoharjo, SMA 3 Sukoharjo, SMA Nguter, SMA 2 Kartasura dan SMK Muhamadiah 1 Sukoharjo yang dikoordinir oleh BNK Sukoharjo. b. Kampanye anti narkoba melalui musik dan olahraga, dari program ini terwujut kerjasama dengan beberapa komunitas musik sebagai ikon anti narkoba seperti slankers, OI, komunitas pemuda pecinta alam, komunitas motor, dan terbentuklah Kesatuan Masa Anti Narkoba (KAMA). c. Pemberian tenda warung makan anti narkoba di Sukoharjo, terlaksananya program pembuatan nama warung dan tenda yang bertuliskan pesan anti narkoba hasil kerja sama dengan para sponsor. commit to user 67
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Penyuluhan 1000 kampung bebas narkoba, program ini terwujut sebagai sistem kontrol kepedulian lingkungan dari masyarakat akan bahaya narkoba terutama para generasi muda. 3. Hambatan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam upaya melaksanakan program pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja mengalami beberapa hambatan-hambatan diantaranya : a. Terbatasnya sumber dana keuangan. b. Kurangnya sumber daya manusia. c. Terbatasnya sarana dan prasarana. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, ditambah dengan berbagai fenomena yang dibahas dalam penelitian ini, maka implikasi yang ditimbulkan adalah sebagai berikut : 1. Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja ada beberapa faktor dari dalam diri sendiri maupun faktor dari luar yaitu lingkungan, oleh karena itu sebisa mungkin kita menghindari hal-hal yang dapat menjerumuskan kita pada penyalahgunaaan narkoba, penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan efek negatif bagi si pemakainya yaitu menjadi ketagihan/ketergantungan pada narkoba dan terhadap lingkungan sekitar atau yang lebih luas akan berdampak pada ketahanan nasional. 2. Strategi yang di terapkan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dilakukan dengan program dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan, karena mencegah merupakan langkah awal yang penting. Sosialisasi tentang bahaya narkoba, kampanye anti narkoba pada pemuda dan pelajar di Sukoharjo dan berbagai elemen masyarakat termasuk wilayah-wilayah rentan menjadi langkah untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat untuk menjauhi narkoba, yang terpenting adalah dengan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dari anakanak, remaja, dewasa dan orang tua untuk memerangi narkoba. commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Dalam pelaksanaan pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja yang dilakukan BNK Sukoharjo, tentu ada hambatan yang akan dihadapi, oleh karena itu kerjasama dan koordinasi dari semua pihak kepolisian, pemerintah, masyarakat, sponsor maupun pihak-pihak lain sangat diperlukan. Apabila semua pihak dapat tergerak maka hambatan tersebut dapat teratasi.
C. Saran 1.
Bagi Organisasi pemerintah dan Organisasi non Pemerintah Meningkatkan pemerintah
kerjasama dalam
antar
organisasi
pencegahan
pemerintah
penyalahgunaan
maupun
non
narkoba
untuk
kinerjanya
dalam
menyelamatkan generasi muda. 2.
Bagi Aparat yang Berwenang Pihak
kepolisian
mengidentifikasi
harus
para
lebih
meningkatkan
pengedar atau jaringan-jaringan narkoba
dan
melakukan tindakan hukum kepada para pelaku pengguna narkoba. 3.
Bagi Masyarakat Untuk masyarakat dukungan dan partisipasi dari masyarakat sangat di butuhkan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba dan hindarilah tempat-tempat hiburan yang dapat memicu terjadinya transaksi barang-barang terlarang seperti narkoba.
4.
Bagi Keluarga Perlu peningkatan pengawasan dari orang tua kepada anak/remaja untuk dapat mendidik yang lebih baik agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik seperti penyalahgunaan narkoba.
5.
Bagi Sekolah-Sekolah Perlu ditingkatkannya pendidikan agama, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, pendidikan budi pekerti, maupun pendidikan karakter sebagai bekal utama ketahanan seorang siswa untuk tidak menggunakan obat atau zat berbahaya seperti narkoba. commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6.
Bagi Remaja Untuk remaja sebaiknya dapat memilih teman dalam bergaul, supaya tidak terjerumus pada penyalahgunaan narkoba dan yang terpenting adalah pengetahuan tentang agama dan moral juga harus di tingkatkan agar dapat terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
7.
Bagi BNK Berkaitan dengan terbatasnya anggaran yang dimiliki BNK Sukoharjo, perlu dilakukan upaya penghematan khususnya BNK sendiri, agar semua program yang telah direncanakan dapat terlaksana dan terbatasnya sumber daya manusia yang ada di BNK Sukoharjo, maka perlu diadakan rekruitmen pegawai baru yang berkompeten dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rozak dan Wahdi Suyati. 2006. Remaja dan Bahaya Narkoba .Jakarta : Prenada media Agung. 2010. Visi dan misi. www.bnn.go.id/portal/index.php/ konten /detail/ bnn-pusat/ profil/8006/visi-dan-misi, diakses 23 Oktober 2011 Anonim. 2010. Data kasus narkoba 5 tahun terakhir. http://granat.or.id /Berita.php?/Berita/data5.html, diakses 5 Agustus Jam 16.33 Azis. 2009. Pengertian partisipasi. http:// turindraatp. blogspot.com /2009 / 06/ 26 pengertian- partisipasi.html, diakses 23 Agustus jam 8.45 Badan Narkotika Nasional. 2007. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini. . 2011. Data kasus narkoba di Indonesia. http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=DataKasus&op=hgdg/ / hju. etail_data_kasus&id= 25&mn=2&smn=e, diakses 12 juli jam 16.43 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Damon Barrett & Rick Lines. 2010. “Centre on Human Rights and Drug Policy”. International Journal on Human Rights and Drug Policy. Vol 1, ISSN: 2046-4843. Available in (http://www.humanrightsanddrugs.mn/gdb98-90orgkyte / official-journal/about-the-journal/m), diakses 22 juli 2011 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke 2). Jakarta: Balai Pustaka Guy Benveniste. 1991. Birokrasi. Jakarta: Rajawali Press Hari Sasangka. 2003. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana Untuk Mahasiswa dan Praktisi Serta Penyuluh Masalah Narkoba . Bandung: Mandar Maju Indra Bastian. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomer 83 tahun 2007 Tentang Badan Narkotika Nasional,Badan Narkotika Provinsi dan Badan Narkotika Kabupaten. commit to user 71
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lexy
J. Moleong. 2004. PT Rosdakarya.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Mardani. 2008. Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press) Moelyatno. 2002. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta Paula Jarzabkowski & Andreas Paul Speed. 2007. “Strategy-as-practose: A review and future directions for the field”, Internasional Journal of Management Raviews. Vol II, Issues I.pp 69-95. Available in (www.interscience.wiley.com), diakses 6 agustus 2011 Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 300/478 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2010 Tentang Badan Narkotika Nasional. Robert M. Grant. 1999. Analisis Strategi Kontemporer. Jakarta: Erlangga Sarlito Wirawan Sarwono. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto Sri Haryati. 2002. Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta : UNS Press. Sudarsono. 1995. Kenakalan Remaja (Prevensi, Resosiasi). Jakarta : PT Rineka Cipta
Rehabilitasi,
SudiknoMertokusumo. 1999. Mengenal pengantar).Yogyakarta: Liberty
Hukum
dan (suatu
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sutopo H.B. 2002. Metodologi Penelitian. Surakarta : UNS Press Totok Mardikanto. 1988. Komunikasi Pembangunan. Surakarta: UNS PRESS commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomer 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Wursanto. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DATA DAERAH ASAL TERSANGKA KASUS NARKOBA KAB. SUKOHARJO 10 9 8 7
2006
6
2007
5
2008
4
2009 2010
3 2 1 0 Kartasura
Grogol
Nguter
Mojolaban
Tawangsari
Baki
Gatak
Warga Kab. Lain
Kecamatan Tahun Kartasura
Grogol
Nguter
2006
1
2
0
0
0
0
0
3
2007
3
1
1
3
0
1
0
4
2008
1
2
0
0
1
0
1
0
2009
3
2
1
1
0
1
0
6
2010
3
1
2
2
1
2
1
9
Daerah Lingkar Solo
Mojolaban Tawangsari
Baki
Warga Kab. Gatak Lain
: Kartasura, Baki, Grogol, Mojolaban
Daerah Pedalaman/Tengah Sukoharjo
: Nguter, Tawangsari
Kesimpulan: 2006 dan 2007 trennya peredaran narkoba adalah didaerah lingkar Solo namun tahun 2008 sampai 2010 peredaran narkoba sudah mencapai daerah pedalaman
Sukoharjo, ini
berarti
perkembangan
narkoba
sudah sangat
mengkhawatirkan dan perlu penyuluhan dengan prioritas menyeluruh ke semua daerah.
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DATA TERSANGKA KASUS NARKOBA DI KABUPATEN SUKOHARJO 25 20 15 JUMLAH
10 5 0 JUMLAH
2006
2007
2008
2009
2010
6
13
5
14
21
Tambahan: Data 2010 tercatat 21 kasus alias naik 4 kali lipat dari tahun 2008 Kasus penyalahgunaan Narkoba antara tahun 2006-2010 adalah: 1. 40 % kasus Ganja 2. 20% kasus putaw 3. 40 % kasus Shabu KASUS HIV – AIDS DIKABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 1993 – 2010 Jumlah Kasus Tahun HIV
AIDS
1993 s/d 2008
14
9
2009
3
4
2010
4
8
Jumlah
commit to user
21
21
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
JADWAL PENYULUHAN DAN KEGIATAN BNK SUKOHARJO BULAN SEPTEMBER DAN OKTOBER DAN 2011 NO 1.
TANGGAL
KETERANGAN/
ACARA
LOKASI
Penyuluhan Siswa
SMA N1 Kartasura
Huda/Osis
5 Sep 2011
Penyuluhan
SMP N1 Grogol
Guru BP
13.00 WIB
Pramuka
7 Sep 2011
Penyuluhan Warga Aula
14.00 WIB
dan karang taruna
Kateguhan
7 Sep 2011
Penyuluhan Radio
RSPD “Suara Kita” LSM Flas/RSPD
5 Sep 2011
KONTAK
10.00 WIB 2.
3.
4.
19.30 WIB
Kelurahan Bapak Lurah
Edisi Tema Hidup Dinkes Sehat
5.
7 Sep 2011
Penyuluhan Haji
IPHI Gayam
Agus Palapa
Guru BP
20.30 WIB 6.
8 Sep 2011
Penyuluhan Siswa
SMA N1 Weru
7.
10 Sep 2011
Penyuluhan PKK
Kelurahan
Bugel Team
Polokarto 8.
10 Sep 2011
Penyuluhan Siswa
SMK
TJM
Mojolaban N3 Guru BP
Sukoharjo 9.
12 Sep 2011
Penyuluhan
Istri Aula
11.00 WIB
Purnawirawan
Gedung PEPABRI
PEPABRI
TNI 10.
12 Sep 2011
Penyuluhan Warga Kelurahan Cemani
11.00 WIB 11.
14 Sep 2011
Muspika
Camat
Grogol Penyuluhan Siswa
SMK
Muh Guru BP
Kartasura 12.
20 Sep 2011
Penyuluhan Greja Greja
11.00 WIB
HUT WKRI
Sukoharjo
commit to user
GKJ WKRI
(Wanita
Kritern Republik Indonesia)
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13.
20 Sep 2011
Penyuluhan Warga Kel. Kenongkorejo
Bapak Lurah
19.00 WIB 14.
24 Sep 2011
Penyuluhan Siswa
10.00 WIB 15.
26 Sep 2011
SMK
N1 Guru BP
Sukoharjo Pembinaan
Di Aula BNK
Polres
Pengamen
Smk
Muh
Sukoharjo NK 16.
17.
26 Sep 2011
27 Sep 2011
Penyuluhan
Pemuda
Karang Taruna
Majasto
Penyuluhan
Rumah Ibu Agus Ibu Agus Palapa
dipertemuan
Ibu- Palapa
ibu calon haji 18.
29 Sep 2011
Penyuluhan
15.00 WIB
PKK
Percada Lurah Majasto
Video
Shoting di Dikelurahan
Ardi Tunas Jaya
Desa Karangwuni
Karangwuni
Motor
Polokarto
Polokarto 19.
20
29 Sep 2011
1 Okt 2011
Penyuluhan
di Di
pertemuan LSM APPM
LSM APPM
APPM
Penyuluhan
Dikelurahan
Ardi TJM
karang taruna di Kayuapak Kayuapak
Polokarto
Polokarto 21
2 Okt 2011
Pembekalan ibu
Ibu- Aula
Polres Ibu
Bayangkara Sukoharjo
Sarjiman
Polres
Polres Sukoharjo 22
3 Okt 2011
Penyuluhan pertemuan
di Rumah ibu, Wasil
bapak dan remaja commit to user
ibu
dr. Ibu dr. Wasil
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Madyorejo Depan SMA 1 Sukoharjo 23.
4 Okt 2011
Penyuluhan
di Aula
Acara
Fak. BEM Kedokteran
Kedokteran UMS
UMS
Kelurahan Majasto
Lurah
Pembelakalan Mahasiswa Kedokteran Fak.
di
Kedokteran
UMS 24.
9 Okt 2011
Penyuluhan Narkoba pertemuan
di
Majasto
Tawangsari
rutin
Kelurahan 25.
12 Okt 2011
Sosialisasi PHBS Kelurahan Jetis (perilaku
Lurah Jetis
hidup
bersih dan sehat) 26.
17 Okt 2011
Peluhan “Remaja SMA 1 Polokarto dan
Guru BK
bahaya
Narkoba” 27.
19 Okt 2011
Penyuluhan
09.00 WIB
“remaja
SMP 2 Nguter dan
Pak Sugeng (Guru BK)
bahaya narkoba” 28.
20 Okt 2011
Penyuluhan
RT Pendopo Kelurahan Lurah Lorog
13.00 WIB
dan
dan Lorog
RW
Tokoh Masyarakat 29.
30.
20 Okt 2011
Penyuluhan Tokoh Jombor Bendosari
Kesbangpolinmas/
19.30 WIB
Agama
Abdilah
29 Okt 2011
Penyuluan remaja SMA N1 Kartasura
Huda (Osis)
09.00 WIB
dan narkoba”
bahaya commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
85
PROGRAM BNK SUKOHARJO TAHUN 2011 – 2012 No 1
Tema Program Program Preventif Penyuluhan pelajar SMP dan SMA
Isu peredaran zat adiktif rokok dan miras di kalangan pelajar
Manfaat 1. Bahaya narkoba terutama zat adiktif rokok yang harus dihindari 2. pelajar dan sanksi hukum jika terjerat kasus narkoba 3. Menggugah semangat pelajar untuk turut aktif melawan narkoba di sekolah
Indikator Kesadaran siswa untuk dapat menjauhi narkoba dan zat berbahaya
Ket Diadakan 12 kali penyuluhan dalam waktu 1 tahun. Berlangsung tahun 2010 sampai 2011
2
Kampanye anti narkoba melalui acara musik dan olah raga
Media musik dan olah raga adalah rentan bahaya narkoba
1. Sosialisasi dan penyuluhan bahaya narkoba melalui media musik dan olah raga 2. Kampanye anti narkoba dengan cara musik dan olah raga agar lebih mudah dipahami masyarakat, terutama anak muda yang mayoritas hobi musik dan olah raga 3. Dengan musik dan olah raga juga membantu program pemerintah dalam melawan narkoba dengan partisipasi semua elemen masyarakat. 4. Sebagai ajang publikasi tentang
Mempersatukan pemuda dengan musik dan olahraga
Musik mengadakan Konser Musik Anti Narkoba, dan mengisi penyuluhan dengan hiburan musik
86
keberadaan BNK 3
Program 100 warung makan anti narkoba se-Sukoharjo
Adanya indikasi warung 1. Memberikan sosialisasi yang tepat 1. wedangan dimanfaatkan sasaran dan berguna baik bagi untuk media tempat masyarakat penikmat warung juga minum- minuman keras bagi pemilik warung 2. Menjadikan pesan anti narkoba familiar sampai ke area wedangan, 2. sehingga masyarakat pun jadi tertanam selalu pesan anti narkoba di benak mereka di manapun berada 3. Karena warung makan/ wedangan berada di setiap sudut Kota ataupun pelosok kampong maka diharapkan pesan anti narkoba yang tertulis di tenda warung makan tersebut dapat selalu mengingatkan warga akan bahaya anti narkoba
wujud sinerginya Pemerintah dan Swasta sebagai sponsor dalam turut memerangi narkoba Pemanfaatan CSR pihak swasta untuk diarahkan menuju P4CN
4
Penyuluhan 1000 kampung bebas narkoba
Maraknya peredaran Ciu1. Penyuluhan bahaya narkoba tepat 1. berkurangnya (miras khas daerah sasaran sampai ke lapisan masyarakat konsumsi warga Sukoharjo) terbawah menciptakan lingkungan terhadap miras (ciu) yang sehat dan jauh dari narkoba 2. aksi serentak ke semua 2. Memberikan ilmu kepada semua pelosok kampong elemen masyarakat akan bahaya sangat membantu narkoba dan ikut membantu dalam melawan memberantas peredaran narkoba narkoba
Sudah terlaksana bulan februari 2011
Sudah terlaksana dan masih berlangsung sampai sekaf ang
87
5
Sosialisasi melalui media Publikasai
6
Program sidak/Razia
3. estavetkan untuk generasi selanjutnya 4. Memberantas narkoba sampai ke akarnya Kurang tersebar luasnya 1. Memberi manfaat ke warga akan 1. masyarakat jadi tahu informasi tentang pentingnya hidup sehat dan jauhi akan keberadaan BNK bahaya narkoba narkoba 2. masyarakat jadi berani 2. Memberi manfaat ke masyarakat untuk selalu konsultasi tentang “melek narkoba” akan bahaya narkoba 3. Memberi manfaat ke masyarakat ke BNK kalau ternyata ada BNK, jadi mereka bisa tahu menuju kemana kalau membutuhkan penyuluhan Merebaknya peredaran 1. Razia bermanfaat sebagai shock Tempat hiburan narkoba baik di terapi bagi para pejahat dan juga malam jadi tertib lingkungan kehidupan warga yang mau main-main akan malam ataupun di barang berbahaya narkoba kalangan 2. Bermanfaat bagi masyarakat akan pelajar/mahasiswa perlunya sistem control di lingkungan seperti kos-kostan
Sudah terlaksana dan akan masih tetap dilaksanakan
Sudah terlaksana dan akan masih tetap dilaksanakan
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 8 CATATAN LAPANGAN Catatan Lapangan 1 Nama Informan
: Agus Widanarko, S.E
Jabatan
: Staf Penyuluh BNK Sukoharjo
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 15 Oktober 2011
Lokasi
: Kantor Sekretariat BNK Sukoharjo
1. Apa sebenarnya BNK sukoharjo itu, apa fungsi dan tujuan didirikan BNK? Jawaban: Badan Narkoba Kabupaten (BNK) itu merupakan suatu badan yang berada di bawah naungan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bertugas membantu kinerja BNN dalam upayanya mencegah dan memberantas penyalahgunaan maupun peredaran narkoba. BNK dibentuk berdasarkan SK Bupati Nomor 800/478 tahun 2004. Tujuan didirikan BNK itu seperti yang terlampir
dalam
TUPOKSI
BNK
mas,
diantaranya
membantu
mengkoordinasikan Perangkat Daerah dan Instansi pemerintah di kabupaten dalam mengimplementasikan kebijakan dan pelaksanaan operasional di bidang pemberantasan narkoba atau biasa disebut P4GN, membentuk Satuan tugas sesuai kebijaksanaan operasional BNN yang terdiri dari unsur perangkat daerah dan instansi kabupaten sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masingmasing, sebagai pelaksana pemutusan jaringan peredaran gelap narkoba, pembangunan dan pengembangan sistem informasi dengan kebijakan operasional BNN. Sedangkan fungsinya ya untuk wadah atau sarana untuk memberantas penyalahgunaan narkoba. 2. Bagaimana
tanggapan
anda
melihat
fenomena
banyaknya
kasus
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja khususnya di kabupaten Sukoharjo? Jawaban: Wah saya sangat prihatin sekali mas dengan kenyataan yang ada sekarang ini. Terlebih kebanyakan pelakunya itu para remaja. Padahal remaja itu kan calon generasi penerus bangsa tow, lha trus bagaimana nasib bangsa ini, commit to user lha wong generasinya saja pada pemakai narkoba. Di kabupaten Sukoharjo
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sendiri dari tahun ke tahun mengalami naik turun dalam segi jumlah pengguna narkoba, yang semula hanya 5 kasus pada tahun 2008 tapi malah meningkat menjadi 14 kasus pada tahun 2009 dan 2010 menjadi 22 kasus. 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seorang remaja menggunakan narkoba? Jawaban: Faktornya ada tiga mas yaitu pertama yaitu Faktornya dari pribadinya yang masih labil, masa transisi remaja yang ingin serba tahu dan kurang kuatnya bakal agamanya ini menyebabkan remaja mudah terpengaruh dengan hal-hal yang baru ya seperti narkoba itu dan yang paling sering dialami itu bahwa yang namanya narkoba itu dapat mengatasi masalah dan problem kehidupan, mereka biasanya mencoba-coba dengan miras dan pil dixtro dulu, pil dixtro itu sebenarnya obat batuk mas, tapi disalahgunakan dengan mengkonsumsi berlebihan, dari mengkonsumsi itu dan akhirnya mencoba sampai pada mengkonsumsi narkoba. Penyalahgunaan narkoba yang sering dilakukan remaja itu, biasanya berasal dari lingkungan keluarga yaitu orang tua yang kurang perhatian terhadap anaknya, tidak mengurus anaknya dengan baik, biasanya orang tua itu memikirkan dirinya sendiri jadi anak itu tidak terurusi dan akhirnya bertindak semaunya sendiri
pulang malam,
bergaul dengan teman yang pengguna narkoba dan dia ikut tersesat dalam penyalahgunakan narkoba, remaja yang tertangkap di Sukoharjo kedapatan menggunakan putaw. Dan Faktor ketersediaan zat berbahaya (narkoba) di masyarakat juga sangat berpengaruh, kalau bebas dan banyak bisa menyebabkan meningkatnya pemakai, contoh mas yang ada di Sukoharjo produk Miras yang udah terkenal itu ciu bekonang padahal itu sama polisi sudah banyak yang dimusnahkan dan dirazia tapi muncul lagi 4.
Upaya apa yang dilakukan BNK Sukoharjo dalam menaggulangi maraknya kasus penyalahgunaan narkoba khususnya di kalangan remaja?
commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jawaban: Selama ini yang sudah rutin kita lakukan yaitu kegiatan-kegiatan penyuluhan, kampanye, seminar-seminar gitu mas. Tapi BNK Sukoharjo itu punya kelebihan dibanding BNK lain mas. Kelebihannya itu BNK Sukoharjo lebih aktif dalam hal kegiatan pemberantasan penyalahgunaan narkoba dan kita itu punya ide-ide yang cukup unik lain daripada yang lain. 5.
Strategi apa yang dilakukan BNK untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja? Jawaban: Kegiatan yang dilakukan BNK Sukoharjo sendiri lebih fokus pada tindakan
preventif
yaitu
sebagai
aksi
sosialisasi
dan
pencegahan
penyalahgunaan narkoba, sedangkan untuk tindakannya mestinya dilakukan oleh pihak yang berwenang yakni aparat kepolisian. Dalam pencegahan yang dilakuakn BNK ini kita memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan bahaya narkoba kalau disalahgunakan apalagi bagi anak muda ini sangat rawan terkena narkoba. Strategi kita mengupayakan pencegahan mas, jadi kita berupaya mencegah agar supaya kasus narkoba itu gak semakin meningkat dan menyebar luas. BNK Sukoharjo juga sering mengadakan acara hiburan untuk rakyat yang tujuannya utamanya sebenarnya adalah menyampaikan pesan untuk menjauhi narkoba, dan acara itu dikemas dengan cara yang berbeda yakni dengan mengadakan konser musik yang sering dilakukan di alun-alun setya Negara serta mengadakan olahraga seperti futsal antar kampung dengan slogan tetap bermusik tanpa narkoba dan tetap sehat tanpa narkoba. Dengan program pemberian nama warung yang bertuliskan pesan Narkoba NO, Wedangan Yes diharapkan pesan anti narkoba bisa memasyarakat, karena tempat wedangan atau hik di Sukoharjo merupakan salah satu tempat yang banyak dijadikan sebagai tempat tongkrongan bagi anak muda. Dan tour 1000 kampung bebas narkoba, kami melakukan penyuluhan-penyuluhan dengan terjun langsung ke masyarakat, sekolah dan komunitas pemuda yang ada di Sukoharjo, merangkul anak muda dengan ikut komunitas pemuda dan pelajar anti narkoba sebagai aksi sosialisasi bahaya narkoba dan diharapkan masyarakat sukoharjo khususnya bisa terhindar dari narkoba sampai tahun 2015. commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Hambatan apa yang dihadapi BNK Sukoharjo dalam melaksanakan strategi tersebut? Jawaban: Anggaran untuk kegiatan BNK Sukoharjo sampai sekarang dari APBD yang bersifat bantuan mas, jadi belum mempunyai anggaran sendiri, ketersediaan dari bantuan itu sendiri juga terbatas, serta Fasilitas yang digunakan untuk penyuluhan sendiri sangat terbatas, untuk laptop saya bawa sendiri, yang ada alat peraga atau narkoba kid. 7.
Bagaimana cara mengatasi hambatan yang ada? Kita kerjasama dengan para sponsor dan mencari donatur untuk mencukupi kebutuhan kami biasanya yang sering membantu adalah pihak dai dealer TJM, teh gardoe, XL dan mencari donatur, dan kalau udah mentok mas kita menggunakan uang sendiri dari hasil mengisi penyuluhan nasional, yang penting kerja itu dilakukan dengan rasa senang pasti ada jalan.
8.
Bentuk kerjasama apa untuk menangani permasalahan penyalagunaan narkoba di kalangan remaja? Jawaban: Bentuk kerjasama yang sering kita lakukan adalah bekerjasama dengan kepolisian, LSM LIRA, sekolah, masyarakat dan mitra BNK yaitu kita mengadakan penyuluhan kepada para siswa misalnya waktu MOS, pramuka ataupun diundang secara langsung, menyuluh karang taruna, dan membentuk komunitas-komunitas
pemuda
di
Sukoharjo.
Intinya
mas
kita
itu
mengumpulkan anak muda untuk menjauhi narkoba. 9.
Apakah dengan cara seperti itu bisa berhasil memberantas tindak kejahatan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja? Jawaban: Kalo urusan berhasil tidak itu lain lagi mas. Yang jelas kan kita sudah berupaya, karna memberantas narkoba itu hal yang sulit mas.
10. Bagaimana
partisipasi
BNK
Sukoharjo
dalam
menanggulangi
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja? Jawaban: BNK Sukoharjo partisipasinya hanya sebagai lembaga tindakan preventif atau pencegahan yaitu sebagai aksi sosialisasi untuk semua lapisan masyarakta ya seperti penyuluhan, seminar-seminar tentang bahaya narkoba, commit to user kegiatan donor darah.
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
11. Apakah korban narkoba di Sukoharjo kebanyakan masih berusia remaja? Jawaban: ya sebagian masih remaja, kalau anda pengen melihat sekarang ditampung direhabilitasi sinai. 12. Perilaku pengguna narkoba itu biasanya seperti apa? Jawaban: Biasanya itu orangnya seperti tak sadar apa yang dilakukannya setelah mengomsumsi narkoba hilang ingatan gitu mas, ya kalau udah parah itu seperti orang stress. 13. Tindakan apa yang diberikan kepada pelaku penyalagunaan narkoba? Jawaban: Ya kami tidak mengurusi hal itu, kami hanya sebatas kegiatan preventif, kalau orang dewasa yang tertangkap biasanya yang mengurusi polisi, kalau masih anak-anak maksudnya belum dewasa ya kita biasanya menyarankan untuk dibawa ketempat rehabilitasi di sukoharjo ada rehabilitasi untuk dibina dan di beri bekal agama biasanya. 14. Apa visi dan Misi BNK sukoharjo? Jawaban: Kita melakukan penyuluhan-penyuluhan dengan terjun langsung ke masyarakat, sekolah dan komunitas pemuda yang ada di Sukoharjo, merangkul anak muda dengan ikut komunitas pemuda dan pelajar anti narkoba sebagai aksi sosialisasi bahaya narkoba dan diharapkan masyarakat sukoharjo khususnya bisa terhindar dari narkoba sampai tahun 2015. Catatan Penulis : Secara umum BNK Sukoharjo sudah sangat berpartisipasi dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan BNK Sukoharjo mulai dari aksi sosialisasi, penyuluhan, kampanye anti narkoba maupun merekomendasikan untuk direhabilitasi bagi para korban narkoba. Selain itu BNK Sukoharjo melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun non pemerintah dengan melibatkan masyarakat luas dengan harapan agar pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan maksimal, serta mampu mengerakkan seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatan yang dilakukan BNK commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sukoharjo dan dengan adanya kerjasama dari berbagai pihak harapannya masyarakat sukoharjo khususunya terhindar dari narkoba sampai tahun 2015. Refleksi : Informan bersikap terbuka dan jelas dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang peneliti ajukan. Serta ramah dan cukup membantu dalam memberikan penjelasan tentang kegiatan dan strategi dari BNK Sukoharjo.
commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 2
Nama Informan
: Heru Siswo Wardoyo, S.H
Jabatan
: Staf kesekretariat BNK Sukoharjo
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Rabu, 25 Oktober 2011
Lokasi
: Kantor Kesbang Limnas Pol Sukoharjo
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja menggunakan narkoba? Jawaban: Faktor penyalahgunaan narkoba yang dominan dilakukan remaja adalah awalnya mencoba-coba biasanya biar kelihatan berani di hadapan teman dengan merokok dan miras, biasanya itu mas ikut-ikutan kumpul dengan anak punx. Ada 4 remaja dari sukoharjo yang kedapatan menggunakan putaw dan shabu-shabu dan masih usia sekolah. sekarang ditampung di rehabilitasi sinai. Faktor dari lingkungan itu seperti bergaul teman pengguna narkoba terus dalam lingkungan yang tidak sehat, ini biasanya dialami oleh usia remaja yang masih sekolah, mereka itu rasa kebersamaannya sangat kuat terlebih saat bermain
bersama bisa lupa waktu,
kongkow-kongkow
(nongkrong) hal ini berubah apabila kumpulan dari remaja ini sudah merokok dan minum miras, itu dapat menggangu orang lain. 2. Strategi apa yang dilakukan BNK untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja? Jawaban: Strategi yang dilakukan BNK Sukoharjo hanya sebagai lembaga tindakan preventif saja, untuk upaya penindakannya kita serahkan pada kepolisian, sedangkan rehabilitasi para pengguna narkoba kita serahkan pada yayasan rehabilitasi sinai dan dinas kesehatan mas. Pada saat ini program yang merupakan unggulan BNK sukoharjo yaitu progaram 1000 kampung bebas
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
narkoba yang dilakukan dengan memberi penyuluhan dan sosialisasi bahaya narkoba pada masyarakat seperti perkumpulan karang taruna, arisan, rapat pemuda dan acara rutin kampung lainnya. Dengan kegiatan penyuluhan yang dilakuakan BNK diharapkan masyarakat lebih tau, apalagi untuk anak muda mengerti akan bahaya penyalahgunaan narkoba. 3. Berasal dari mana biaya yang digunakan dalam pelaksanaan strategi BNK Sukoharjo? Jawaban: Kalo anggaran untuk BNK sendiri masih bersifat bantuan yang berasal dari APBD. 4. Dalam pelaksanaan upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba ini BNK mengalami hambatan-hambatan tidak pak? Ya mestinya ada, untuk anggaran pelaksanaan strategi BNK Sukoharjo berasal dari anggaran APBD yang sifatnya adalah dana sosial sebesar 50 juta/tahun dan kalo mengalami kekuangan kami mencari sponsor ya seharusnya dana itu per tahun sekitar 80 juta yang harus dikucurkan dari APBD karena kegiatan kita banyak dari sosialisasi pembuatan famplet, stiker, baliho dan buku pegangan tentang bahaya narkoba. Terus ada lagi sarana dan prasara yang ada di BNK Sukoharjo sangat kurang, seperti yang
terlihat bahwa fasilitas
sosialisasi belum di dukung oleh LCD, layar proyektor dan laptop, yang ada hanya sebatas narkoba kid (alat peraga) dari segi pegawai, pegawai di sini masih gabungan dari beberapa dinas yaitu Kepolisian Bina Mitra, BNK, Dinas Kesbangpol serta Dinas Kesehatan jadi pegawainya belum menetap masih merangkap istilahnya kerjaanya itu titipan bukan tugas utamanya. 5. Dari hambatan itu bagaimana cara mengatasinya? Jawaban: Sampai sekarang ini kita ya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi jadwal-jadwal dan kegiatan yang telah ditetapkan, ya walaupun terkadang kewalahan pontang-panting kecapekan gitu mas. 6. Apakah ada upaya lain yang dilakukan jika ternyata strategi yang telah ditetapkan itu tidak berhasil? commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jawaban: Tentunya ya kita lebih mempertajam sasaran, kalau preventif ya kita lebih giat memberi penyuluhan-penyuluhan. 7. Selain strategi preventif, apakah ada tindakan lain jika menemui pelaku penyalahgunaan narkoba. Jawaban: Mesti ada, tapi itu bukan wewenang kita tapi wewenag kepolisian. Kita hanya fokus pencegahan. Catatan Penulis : Dari data diatas muncul bahwa strategi BNK Sukoharjo sangat berpengaruh dalam upaya-upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada masyarakat luas terutama tema kegiatan 1000 kampung bebas narkoba dengan cara memberikan penyuluhan dan sosialisasi bahaya narkoba, melalui hambatan yang dihadapi BNK mereka mampu mengkoordinasi intansi yang dikelolanya walaupun mereka merangkap pekerjaan lain. Dengan kekurangan-kekurangan yang dihadapi BNK Sukoharjo diharapkan untuk tetap bersemangat memberi sosialisasi kepada seluruh masyarakat tentang bahaya narkoba dan sejenisnya. Refleksi Informan dalam memberikan jawaban pada peneliti sangat terbuka, jelas, serta berkompeten. Dalam memberikan keterangannya pada peneliti informan menyampaikannya dengan cara bercerita sehingga mampu mengembangkan apa yang penulis tanyakan. Selain itu informan mampu menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 3
Nama Informan
: Sukito
Jabatan
: Staf Kesekretariatan BNK Sukoharjo
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Kamis, 28 Oktober 2011
Lokasi
: Kantor Kesbang Limnas Pol Sukoharjo
1. Strategi apa yang dilakukan BNK untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja? Jawaban: Kegiatan yang sering dilakukan BNK dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba
di kalangan remaja yakni dengan kegiatan
penyuluhan pada sekolah-sekolah, misalnya pada saat acara Masa Orientasi siswa atau MOS, dan juga pada ada saat ada kegiatan perkemahan gitu mas. Tapi tidak menutup kemungkinan pada waktu-waktu tertentu BNK sering diundang untuk mengadakan penyuhan tentang narkoba di sekolah-sekolah. Sekarang ini BNK Sukoharjo masih rutin melakukan progaram 1000 kampung bebas narkoba yang dilakukan dengan mendatangi kampung-kampung dalam perkumpulan karang taruna, rapat kampung gitu mas,dan memberikan penyuluhan tentang bahaya miras dan narkoba. 2. Hambatan apa yang dihadapi BNK Sukoharjo dalam melaksanakan strategi tersebut? Jawaban: Anggaran untuk kegiatan BNK Sukoharjo sampai sekarang dari APBD yang bersifat bantuan mas, jadi belum mempunyai anggaran sendiri. Dan ketersediaan dari bantuan itu sendiri juga terbatas BNK Sukoharjo selama ini mengalami hambatan pada terbatasnya jumlah penyuluh, penyuluh yang ada
commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hanya 3 orang, dimana penyuluh tersebut terdiri dari berbagai instansi, seperti Kepolisian Bina Mitra, BNK, Dinas Kesbangpol serta Dinas Kesehatan 3. Berapa jumlah kasus narkoba yang anda ketahui sampai bulan oktober ini? Jawaban: Yang saya ketahui ada 6 kasus mas, dan diantaranya masih berusia remaja 4. Menurut anda apakah banyak kasus yang tidak dilaporkan? Jawaban: Yang tidak dilaporkan secara data kita ga tahu mas, kalau kita tahunya biasanya diberitahu oleh polisi, dan polisi menyarankan di daerahdaerah yang rawan ada narkoba di suruh lebih diprioritaskan dalam penyuluhan-penyuluhan. 5. Siapa yang biasanya melaporkan kasus tersebut? Jawaban: Kebanyakan kasus tersebut dilaporkan oleh keluarga korban maupun masyarakat. Itu biasanya anak itu pulangnya malam-malem trus, bahkan ada yang tidak pulang. 6. Bagaimana partisipasi BNK Sukoharjo dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja? Jawaban: ya seperti yang saya sudah bilang tadi kita itu hanya bertugas dalam hal
penyuluhan
dan
sosialisasi
kepada masyarakat
tentang bahaya
mengkonsumsi narkoba dan sejenisnya, dan dalam hal ini kita bekerjasama dengan pihak seperti polisi dan masyarakat yang ada. 7. Faktor yang paling dominan remaja menggunakan narkoba? Jawaban: Biasanya anak itu salah bergaul dengan teman, dan akibatnya ikutikutan dan didukung dari lingkungannya sendiri, tempat yang paling rawan penyalahgunaan narkoba itu biasanya daerah perbatasan contoh di kartasura dan mojolaban. 8. Apa saja ide-ide unik BNK dalam melaksanakan staratefginya? Jawaban: Ide-ide unik kita itu yakni kita sering melibatkan kalangan anak-anak muda. Seperti yang sering kita lakukan yakni melibatkan komunitas motor di Sukoharjo, komunitas musik juga pelajar di Sukoharjo. commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Penulis : Strategi yang dilakukan BNK Sukoharjo sudah baik dimana memprioritaskan pada generasi muda yaitu pada anak-anak sekolah dan kalangan remaja. Hal terpenting ini adalah partisipasinya dalam melakukan penyuluhan-penyuluhan dan sosialisasi pada remaja. Dan yang harus diingat adalah kita harus dapat memilih teman untuk bergaul supaya tidak menyesal nantinya karena sebagian besar kasus penyalahgunaan narkoba karena salah memilih teman. Dalam melaksanakan strateginya BNK mengalami hambatan ketika anggaran dari pemerintah tidak mencukupi dan untuk mencukupinya dengan cara mencari sponsor untuk membantu jalannya progarm yang sudah direncanakan. Refleksi : Informan dalam memberikan keterangan dan jawaban bersikap terbuka ketika peneliti mengajukan pertanyaan, serta bersikap ramah, akan tetapi penjelasannya kadang terlalu berbelit sehingga peneliti kurang memahami. Secara keseluruhan informasi yang disampaikan mampu menunjukkan strategi BNK dalam pencegahan narkoba pada remaja.
commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 4
Nama Informan
: Titus Lado
Jabatan
: Pemilik Rehabilitasi Sinai
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Senin, 17 Oktober 2011
Lokasi
: Rehabilitasi Sinai
1. Faktor-faktor apa saja yang dominan menyebabkan remaja menggunakan narkoba? Jawaban: Keluarga yang kurang kondusif atau bisa orang tuanya tinggal pisah rumah yang setiap hari berantem terus. Si anak yang dalam kondisi rumah seperti itu merasa tertekan dan kurang kasih sayang. Jadi anak menjadi terlantar dan akhirnya terjerumus kepada pemakaian narkoba, kebanyakan pasien kami disini masih berusia remaja mas ya umur 15 tahunan, biasanya yang di gunakan putaw dan shabu
ini sangat memprihatinkan. Ada lagi
pengaruh bergaul dengan teman yang mengonsumsi narkoba ini biasanya terjadi di kota besar hampir sebagian besar kami itu menampung orang-orang dari jakarta karena di sana sudah penuh dan kebanyakan dalam keadaan yang sudah parah/stres. 2. Apakah pasien di sini dari Sukoharjo saja? Jawaban: Pasien disini ada bermacan-macam, bisa di bilang dari seluruh Indonesia di sini pasien dari sukoharjo ada 6 masih berusia remaja dan kebanyakan pasien dari jakarta dan kota besar lainnya karena disana sudah tidak ada tempat lagi untuk menampung dak akhirnya dilempar kesini. 3. Berapa jumlah korban narkoba yang dirawat disini? Jawaban: Sekitar 120 orang mas
commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Partisipasi dari rehabilitasi ini untuk para korban narkoba apa? Jawaban: Kami sebisa mungkin membantu mereka untuk sembuh dengan cara membina dengan mendekatkan diri pada tuhan atau memperkuat pondasi agama dan pembinaan secara rutin pada setiap orang dirawat disini, dan hal terpenting kita mengobati sebisa mungkin selain menggunakan zat berbahaya lagi. 5. Maksud anda zat berbahaya gimana? Jawaban: Maksudnya yang namanya perawatan pada pengguna narkoba itu kan tidak mudah mas, jadi pada suatu saat seorang yang mengalami kecanduan tidak mendapatkan apa yang diinginkan bisa marah bahkan mengamuk tidak jelas. Kan ada narkoba golongan 3 yang digunakan untuk terapi tapi kami sebisa mungkin menghindari hal itu, kita lebih pada pembinaan spiritualnya. 6. Apakah BNK sering memberi penyuluhan disini? Jawaban: Ya tidak terlalu sering mas paling setahun 2-3 kali untuk penyuluihan 7. Informasi
penting
apa
yang perlu
disampaikan
dalam
pencegahan
penyalahgunaan narkoba? Jawaban: Bergaulah dengan teman yang benar karena hal pertama-tama seseorang mengunakan narkoba dari teman yang salah dan akhirnya mencobacoba. Kepada orang tua didiklah anak kalian dan perhatikanlah perilaku anak anda terlebih pada masa pertumbuhan. Catatan Penulis : Faktor-faktor penyalahgunaan narkoba yang paling dominan adalah dari pergaulan teman dan keadaan keluarga, dimana keluarga yang tidak harmonis membuat si anak tidak merasa nyaman di rumah dan akhirnya menjadi liar dan ditambah dengan pergaulan dengan teman yang memang tidak benar/ seorang pengguna narkoba.
commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Refleksi : Informan dalam memberikan jawaban pada peneliti bersikap terbuka dan bersahabat,
informan
begitu
memahami
faktor-faktor
seseorang
itu
menyalahgunakan narkoba, karena memang pak titus sebagai pemilik rehabilitasi khusus pengguna narkoba ditambah pengguna narkoba dari berbagai penjuru nusantara. Peran serta atau partisipasi dari rehabilitasi sinai sangat penting dalam membantu menyembuhkan korban penyalahgunaan narkoba dengan mendekatkan pengetahuan religius/agama.
commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 5
Nama Informan
: Nandar Suwanto
Status
: Siswa SMA N 1 Sukoharjo
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Selasa, 18 Oktober 2011
Lokasi
: SMA N 1 Sukoharjo
1. Apakah Anda mengetahui keberadaan BNK Sukoharjo? Jawaban: Tau mas yaitu Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo. BNK berada di utara simpang lima Sukoharjo sebelah kiri, dan saya juga sering ketemu sama mas danar yang ngurusin dan penyuluh di BNK 2. Apa anda dan komunitas anda sering mengikuti kegiatan yang dilakukan BNK? Jawaban: Kami sebagai warga SMA 1 telah membentuk KAPA, dan kami sering mengikuti kegiatan yang diadakan BNK diantaranya aksi menentang narkoba dengan membagikan stiker yang bertuliskan jauhi narkoba, famplet, acara musik kepada masyarakat mas. 3. Kenapa komunitas anda ingin bergabung dengan BNK? Jawaban: Kami prihatin dengan anak muda sekarang yang sering merokok dan minuman keras hal itu kan tidak baik untuk kesehatan, kami ingin siswadan siswi di SMA N1 Sukoharjo ini bebas dari narkoba, rokok dan miras 4. Bagaimana pendapat anda dengan fenomena banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba saat ini? Jawaban: saya sangat prihatin mas, ditelevisi maupun koran hampir tiap hari ada kasus narkoba ini menunjukkan bahwa kasusu narkoba sudah sangat menghawatirkan.
commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Bagaimana tanggapan anda dengan kinerja BNK dalam upaya menanggulangi penyalagunaan narkoba di kalangan remaja? Jawaban: Menurut saya sudah baik dimana BNK sering menyuluh di sini dan di kampung-kampung itu sebagai kepedulian BNk untuk masyarakat agar menghindari narkoba 6. Apa peran anda sebagai komunitas anti narkoba dalam upaya mewujudkan masyarakat yang bebas narkoba dan Harapan apa yang anda inginkan dengan adanya keberadaan BNK Sukoharjo. Jawaban: KAPA itu sebagai wujud kepedulian kita terhadap aksi simpatik terhadap upaya pemerintah dalam memberantas narkoba mas, tujuannya ya agar pelajar SMA 1 Sukoharjo itu bebas dari bahaya narkoba dan harapan saya dengan adanya BNK Sukoharjo bebas narkoba, say no to drug. 7. Apakah Anda mengetahui fungsi dari adanya BNK Sukoharjo? Jawaban: Fungsinya mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa narkoba itu berbahaya dan harus dihindari.
Catatan Penulis : Pembentukan Komunitas pelajar anti narkoba sangatlah baik karena direspon oleh para siswa dan guru untuk menghindarkan para siswa dari bahaya narkoba terlebih untuk mengurangi kebiasaan buruk siswa merokok, ini sebagai wujut kepedulian siswa dan sekolah dalam membantu pemerintah memerangi narkoba. Refleksi : Informan dalam memberikan jawaban pada peneliti bersikap terbuka dan bersahabat, informan biasanya dalam memberi jawaban disertai canda, karena sedikit malu. Dari informan pembentukan pelajar anti narkoba sangat membantu sekolahan dalam memerangi narkoba.
commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 6
Nama Informan
: Pradana Aji Nugroho
Status
: Ketua Osis SMA N 1 Sukoharjo
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Selasa, 18 Oktober 2011
Lokasi
: SMA N 1Sukoharjo
1. Sebagai ketua OSIS apa yang anda lakukan dalam meningkatkan mutu SMA 1 Sukoharjo? Jawaban: Sebagai Ketua OSIS Saya berupaya untuk selalu melakukan inovasi khususnya yang berkaitan dengan peningkatan prestasi baik akademik maupun non akademik mas. 2. Selain OSIS Wadah organisasi yang ada di SMA ini apa saja dik? Jawaban: Banyak mas, ada Pramuka, PMR, PKS, Rohis, KAPA dan lainnya. 3. Kalo KAPA itu apa dik? Jawaban: Di SMA 1 Sukoharjo ada semacam organisasi siswa yang bernama KAPA yang anggotanya SMA N 1, SMA N 3, SMA 1 Nguter, SMA 2 Kartasura mas, tugasnya ya seperti PKS gitu mas, kalo PKS kan mengatur keamanan, kalo KAPA juga menjaga keamanan tetapi khususnya kalau ada yang ketahuan membawa atau menngunakan narkoba atau merokok di sekolahan. Selain itu KAPA juga berupaya membantu untuk mensosialisasikan dan menggerakan hidup sehat tanpa narkoba di sekolah ini mas serta mading yang bertemakan jauhi narkoba dan rokok. 4. Fungsinya apa?
commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jawaban: KAPA itu sebagai wujud kepedulian kita terhadap aksi simpatik terhadap upaya pemerintah dalam memberantas narkoba mas, tujuannya ya agar pelajar SMA 1 Sukoharjo khususnya itu bebas dari bahaya narkoba. 5. Kegiatannya apa saja? Jawaban: Kegiatannya kita sering menyelenggarakan penyuluhan akan bahaya narkoba dengan mengundang pembicara dari BNK atau Dinas Kesehatan. Selain itu ya KAPA bertugas mencegah agar tidak ada peredaran narkoba di sekolah. Catatan Penulis : Pembentukan Komunitas pelajar (KAPA) sangat didukung oleh ketua osis di SMA N 1 Sukoharjo karena kesadaran akan bahaya narkoba, dengan adanya KAPA
siswa dapat ikut membantu sekolahan dan pemerintah menjauhi
narkoba, hal ini sangatlah baik karena direspon oleh para siswa dan guru untuk mengkampanyekan para siswa dari bahaya narkoba terlebih untuk mengurangi kebiasaan buruk siswa merokok, ini sebagai wujut kepedulian siswa dan sekolah dalam membantu pemerintah memerangi narkoba. Refleksi : Informan dalam memberikan jawaban pada peneliti bersikap terbuka dan bersahabat, merasa senang waktu diwawancarai. Dari informan pembentukan pelajar anti narkoba sangat membantu sekolahan dalam memerangi narkoba dan menumbuhkan kreatifitas bagi para pelajar dalam membuat mading yang berisikan jauhi narkoba.
commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 7
Nama Informan
: Irsyat Syarifudin
Status
: Anggota mawar merah (slankers) Sukoharjo
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Selasa, 17 Oktober 2011
Lokasi
: Kantor BNK
1. Apakah Anda mengetahui keberadaan BNK Sukoharjo? Jawaban: Badan Narkotika Kabupaten Sukoharjo. Mas danar yang ngurusi BNK 2. Apa anda dan komunitas anda sering mengikuti kegiatan yang dilakukan BNK? Jawaban: Ya mas kita sering diundang untuk mengisi acara musik lagu-lagu dari slank bersama BNK Sukoharjo yang bertujuan menyampaikan pesan anti narkoba bagi masyarakat luas terutama anak muda serta memberi hiburan pada masyarakat kita disini sebagai relawan BNK pokoknya pemuda sukoharjo Narkoba No Musik yess, Sukoharjo Makmur. 3. Bagaimana pendapat anda dengan fenomena banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba saat ini? Jawaban: saya sangat prihatin mas, ditelevisi maupun koran hampir tiap hari ada kasus narkoba ini menunjukkan bahwa kasus narkoba sudah sangat menghawatirkan. 4. Bagaimana tanggapan anda dengan kinerja BNK dalam upaya menanggulangi penyalagunaan narkoba di kalangan remaja? Jawaban: Menurut saya sudah baik dimana BNK sering memberi menyuluh di kampung-kampung, sekolacvh bahkan anak jalanan itu sebagai kepedulian BNK untuk masyarakat agar menghindari narkoba
commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Apa peran anda sebagai komunitas anti narkoba dalam upaya mewujudkan masyarakat yang bebas narkoba dan harapan apa yang anda inginkan dengan adanya keberadaan BNK Sukoharjo. Jawaban: Pokoknya mawar merah itu peace, love, unity dan respect jadi gak gampang tawuran dan salah satu komunitas yang bersih dari narkoba.
6. Apakah Anda mengetahui fungsi dari adanya BNK Sukoharjo? Jawaban: Fungsinya untuk mencegah dan memberi penyuluhan pada masyarakat, anak muda maupun orang tua untuk tidak menghindari narkoba. Catatan Penulis : Sebagai generasi muda, ia sangat prihatin karena banyaknya kasus narkoba pada remaja, dia merasa senang karena ikut komunitas pemuda pecinta musik anti narkoba, keikutsertanya dalam memberi hiburan dan pesan anti narkoba untuk masyarakat luas. Refleksi : Informan dalam memberikan jawaban pada peneliti bersikap terbuka dan bersahabat, informan biasanya melucu saat diwawancarai. Dari informan komunitas pemuda anti narkoba siap membantu pemerintah dan BNK untuk memerangi narkoba.
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 8
Nama Informan
: Abu Amar S.Pd
Status
: Guru SMA N 1Sukoharjo
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Selasa, 11 Oktober 2011
Lokasi
: SMA N 1Sukoharjo
1. Pak, bagaimana tanggapan bapak melihat pelajar masa kini yang banyak melakukan tindakan penyalahgunaan narkoba? Jawaban: Terus terang saya prihatin mas, remaja sekarang ini sudah kelewatan gak hanya narkoba bahkan pergaulan bebas pun sekarang ini marak terjadi. Jadi sebaiknya pada usia remaja atau masih sekolah perlu pembinaan dan sosialisasi yang lebih. 2. Dari pihak sekolah sendiri ada tindakan khusus atau upaya untuk menanggulangi hal-hal tersebut pak? Jawaban: Kalau di SMA 1 Sendiri kita sudah berupaya dengan cara sering melakukan seminar dan juga penyuluhan – penyuluhan mengenai bahaya narkoba. 3. Dari tindakan itu apakah ada hasilnya pak? Jawaban: Ya setidaknya kita telah berupaya mencegah peredaran narkoba khususnya di lingkungan SMA 1 Sukoharjo. 4. Apakah kegiatan seminar atau penyuluhan tersebut rutin dilakukan pak? Jawaban: Seminar atau sosialisasi narkoba kita jadwalkan rutin setiap MOS kepada anak didik baru atau pada saat perkemahan mas. Tujuannya ya agar anak didik baru yang masuk di SMA ini bebas dari narkoba, tidak hanya siswa baru saja tapi juga semua siswa yang ada di SMA 1 Negeri Sukoharjo. Jadi pada intinya kegiatan penyuluhan seminar narkoba itu ditujukan agar semua siswa bebas dari narkoba terutama bahaya merokok.
commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Penulis : Sebagai guru BK di SMA memprioritaskan anak didiknya diberi pengetahuan untuk menjauhi narkoba, karena bisa mengancam bagi pemakainya, dari pihak sekolah sudah berusaha untuk memberi sosialisasi kepada siswa dengan mengundang BNK terlebih pada siswa baru. Refleksi : Informan dalam memberikan jawaban pada peneliti bersikap terbuka dan tegas informan
begitu
serius
untuk
menghindarkan
anak
didiknya
penyalahgunaan narkoba terutama rokok yang sering di pakai para siswa.
commit to user
dari
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 9
Nama Informan
: Joni
Umur
: 15 Tahun
Status
: Penjual koran
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Kamis, 30 September 2011
Lokasi
: Kantor BNK Sukoharjo
1. Siapa namanya dik, berapa umurnya? Jawaban: Joni, 15 tahun seorang anak penjual koran di simpang lima Sukoharjo 2.
Sejak kapan adik berjualan koran? Jawaban: Sejak saya dikeluarkan dari rehabilitasi sinai, sebenarnya dulu saya sekolah tapi dikeluarkan dari sekolah karena saya sering bolos dan ketahuan bawa miras.
3.
Berapa lama adik berada di rehabilitasi itu? Jawaban: saya berada disana sekitar 2 bulan mas
4.
keadaan adik sekarang gimana? Jawaban: Ya seperti ini berjualan koran setiap pagi, karena saya sudah tidak sekolah lagi mas
5.
Bagaimana awalnya adik mengkonsumsi narkoba dan miras? Jawaban:. Malam itu saya diajak untuk mabuk oleh temen, awalnya saya gak mau tapi karena dibujuk terus akhirnya, saya juga mulai ikut dan minum miras oplosan dan pil dixtro saat kumpul bareng. Ternyata setelah itu saya seperti merasa enak dan senang, setelah mabuk-mabukan dan kebiasaan itu saya
commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lakukan setelah pulang sekolah biasanya berkumpul di beskem dan mulai membeli miras oplosan dan pada waktu itu tiba-tiba saya ikut merokok dan rokok itu ternyata ganja mas, hampir tiap malam saya bersenang-senang dengan ciu. 6.
Apa keinginannya kalau udah besar nanti? Jawaban: Saya ingin sukses dan punya uang banyak mas, tidak nakal seperti dulu.
Catatan Penulis Joni sering mengkonsumsi miras, lama-kelamaan dia kecanduan miras. Joni mengaku kecanduan miras yang dialaminya dia harus minum setiap hari. Dia merasa sering malas dan lemas, Joni mencoba keluar dari kecanduan dan sedikit demi sedikit mulai bisa meninggalkan miras meski kadang keinginan untuk minum miras dan keinginan merokok sangat besar. Refleksi: Informan yaitu memberikan jawaban pada peneliti seperti menutup-nutupi, peneliti memahami karena memang merasa malu saat ditanya untung ada mas danar yang mendampingi jadinya joni agak sedikit berani memberi jawaban. Informan memang agaksedikit kedal bicaranya. Joni merasa senang karena sama mas danar di perbolehkan tidur di BNK dan biasanya sambil berjualan koran di depan kantor BNK.
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 10
Nama Informan
: Petrik
Umur
: 17 Tahun
Status
: Lulus SMP
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Jumat, 9 September 2011
Lokasi
: Rehabilitasi sinai
1.
Siapa namanya dik, berapa umurnya? Jawaban: Petrik, 17 tahun pasien di rehabilitasi sinai
2.
Sejak kapan adik berada di rehabilitasi ini? Jawaban: Sudah setengah tahun
3.
Bagaimana keadaan adik sekarang setelah berada direhabilitasi ini? Jawaban: Sudah enakan, saya itu dulunya sering diam dan murung tak ada semangat tapi disini kita diberi pengetahuan agama dan dirawat.
4.
Kenapa adik dulu mengkonsumsi narkoba? Jawaban: Saya itu dirumah pusing dan gak betah mas, karena bapak dan ibu saya sering berantem, dirumah rasanya gak nyaman dan saya pun sering gak pulang kerumah setelah sekolah saya biasanya mencari teman di jalanan. dari sering di jalanan ketika pulang sekolah saya bertemu anak jalanan dan pengamen jalanan dan dari situ saya sering nongkrong bareng, saya mengenal miras pertama kali hampir tiap hari saya mabuk dan lama-kelamaan ada yang memberi barang itu.
5.
Kegiatan sehari-hari dirumah apa? Jawaban: Saya sekolah kelas 1 SMA dan sekarang belum bisa melanjutkan sekolah karena malu dan banyak godaaan kalau ada dirumah karena banyak tempat menyenangkan.
commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6.
Apa keinginannya setelah dewasa nanti? Jawaban: Tak tau, aku ingin menjadi orang yang berguna
Catatan Penulis Petrik merasa tidak nyaman dirumah karena keadaan keluarga yang tidak harmonis ditambah petrik berasal dari kota jadi banyak tempat hiburan yang menawarkan kesenangan. Dari keadaan intern yang tidak mengenakan membuat petrik seperti anak yang takterurusi oleh keluarganya dan akhirnya dia terjerumus kepada barang haram tersebut. Refleksi: Informan awalnya tidak mau diajak untuk diwawancarai dan pak titus membantu saya dan akhirnya dibujuk akhirnya mau walaupun sedikit bicara dan terkadang tidak memperhatikan peneliti.
]
commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 11
Nama Informan
: Bayu Bakti
Status
: Anggota Pecinta alam (Sapuraiders)
Teknik Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari/ Tanggal
: Selasa, 17 Oktober 2011
Lokasi
: Kantor BNK Sukoharjo
1. Apakah Anda mengetahui fungsi BNK? Jawaban: Badan Narkotika Kabupaten, sebuah lembaga yang mengurusi penyuluhan tentang bahaya narkoba, ya membantu pemerintah melawan narkoba dengan menggandeng pemuda-pemuda di Sukoharjo, kita hampir tiap hari disini mas. 2. Apa anda dan komunitas anda sering mengikuti kegiatan yang dilakukan BNK? Jawaban: Sering banget mas kita tidak diundang saja tiap hari kesini apalagi diundang, kita sebagai pemuda pecinta alam selalu siap membantu BNK untuk menjadi yang terdepan melawan narkoba, cintai badanmu dengan tidak menggunakan narkoba itu slogan komunitas kami. 3. Bagaimana pendapat anda dengan fenomena banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba saat ini? Jawaban: Saya sendiri sebagai anak muda prihatin mas tiap hari ada aja kasus narkoba, apa sudah gila orang-orang itu padahal kan sudah tau bahayanya. 4. Apa peran anda sebagai komunitas anti narkoba dalam upaya mewujudkan masyarakat yang bebas narkoba dan harapan apa yang anda inginkan dengan adanya keberadaan BNK Sukoharjo. Jawaban: Kita akan terus membantu sekuat kami untuk melindungi pemuda sapuraiders dan masyarakat Sukoharjo untuk tuidak pakai narkoba, karena dapat merusak masa depan.
commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Apa pesan anda untuk generasi muda? Jawaban: Penjajah tanpa wajah itu narkoba, jadi jangan coba-coba Catatan Penulis : Sebagai komunitas pecinta alam, dia siap membantu BNK dalam memerangi narkoba, dia sangat aktif mengikuti kegiatan yang ada sebagai salah satu mitra BNK, dia paham apa fungsi dari BNK dan merasa senang bisa tergabung dalam komunitas pemuda anti narkoba di Sukoharjo. Refleksi : Informan dalam memberikan jawaban pada peneliti bersikap terbuka dan bersahabat, dan tegas. Dari informan komunitas pemuda anti narkoba siap membantu sekuat tenaga untuk mengkampanyekan bahaya narkoba dengan slogan penjahat tanpa wajah adalah narkoba.
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 12
Teknik Pengumpulan Data
: Observasi
Peristiwa / Aktivitas
: Penyuluhan bahaya narkoba dan miras
Hari/ Tanggal
: 21 September 2011
Lokasi
: SMA N 1 Sukoharjo
Sebelumnya saya diberi kabar sama mas danar kalau ada penyuluhan di SMA N 1 Sukoharjo hari rabu jam 11.00 dan sayapun dari kampus langsung menuju SMA 1 Sukoharjo, kegiatan ini bersamaan dengan dinas kesehatan jawa tegah untuk pemberian sosialisasi bahaya narkoba dan tes urine pada siswa, yang ikut acara tersebut tidak hanya dari SMA 1 saja tetapi perwakilan seluruh pelajar di sukoharjo, kegiatan penyuluhan disampaikan dengan sangat menarik karena pembicaraanya tidak hanya dari BNK tetapi juga dokter materinya tentang bahaya narkoba miras dan seks bebas. Kegiatan penyuluhan semakin seru ketika dari pihak BNK memberikan dorprise kepada para siswa yang beani bertanya, ketika penyuluhan dari BNK selesai dan berganti pada dinas kesehatan jawa tengah semua siswa diberi alat tes urine untuk diperiksa apakah ada kandungan narkoba pada siswa, setelah semua selesai ad sekitar 200 siswa yang mengikuti ter tersebut dan hasilnya tidak kandungan zat berbahaya narkoba pada siswa, hanya zat alkohol dan nikotin yang ada. Penulis disini mengamati kegiatan yang berjalan hampir 3 jam tersebut dimana siswa diberi pembekalan dan pengetahuan akan bahaya narkoba, disini muncul partisipasi dari BNK untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dari kegiatan penyuluhan/sosialisasi serta juga mengadakan tes urine pada siswa. Maksud disini BNK ingin mengetahui sejauh mana peredaran narkoba di kalangan remaja dan hasilnya tenyata nihil, hanya terdapat zat nikotin dan alkohol aja yang ada.
commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Refleksi : Menurut pengamatan peneliti kegiatan tersebut termasuk dalam upaya BNK pencegahan penyalahgunaan dilingkungan sekolah melalui sosialisasi dan wawasan pada siswa. Dan diharapkan tidak ada lagi penyalahgunaan narkoba pada pelajar di Sukoharjo.
commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 13
Teknik Pengumpulan Data
: Observasi
Peristiwa / Aktivitas
: Penyuluhan karang taruna di jombor, Sukoharjo
Hari/ Tanggal
: Rabu, 19 Oktober 2011
Lokasi
: Lapangan tenis jombor
Penyuluhan di jombor adalah termasuk program 1000 kampung bebas narkoba, kegiatan penyuluhan ini dilakuakn pada malam hari dan pada rapat karang taruna karena sebelumnya dari ketua pemuda jombor mendatangi BNK untuk memberi penyuluhan pada anak muda. Saya sebelumnya sudah di suruh ikut sama mas danar, disana antusiasme karang taruna sangat meriah sekali, dan merasa senang materi yang diberikan pada karang taruna itu adalah bahaya miras dan rokok. Penyuluh memberikan materi dengan penuh semangat karena memang mas danar adalah pembicara nasional dari BNN, jadi saat pemberian penyuluhan sangat jelas dan menyenangkan. Dan respon dari karang taruna sendiri sangat baik. Dan diakhir pertemuan ketua pemuda mengajak untuk para pemuda dan pemuda agar dapat menghindari mengkonsumsi miras dan utamanya zat berbahaya (narkoba) Refleksi : Menurut pendapat peneliti kegiatan semacam harus terus digalakkan karena pemuda adalah penerus bagi bangsa, serta informasi yang disampaikan akan menambah wawasan pemuda dan pemudi agar lebih tahu tentang bahaya miras, rokok dan narkoba
commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 14
Teknik Pengumpulan Data
: Observasi
Peristiwa / Aktivitas
: kampanye anti narkoba hari sumpah pemuda
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 28 Oktober 2011
Lokasi
: Simpang lima Sukoharjo
Peneliti diundang oleh BNK agar datang pada acara bagi-bagikan setiker, famplet, dan
bunga
pada
pengguna
jalan
di
simpang
lima
Sukoharjo
untuk
mengkampanyekan pada masyarakat akan bahaya narkoba dan di bantu dari mitra BNK yaitu komunitas pemuda dan pelajar dari pecinta alam, klub motor, dan pecinta musik. Untuk membantu mengkampanyekan pada pengguna jalan, dan diharapkan pemberian siker famplet dan bunga dapat memberikan tambahan pengetahuan akan bahaya narkoba, dan disitu ada juga aksi teatrikal yang dilakukan oleh mahasiswa yang bertemakan akibat mengkonsumsi narkoba itu berada persis di dekat adipura Sukoharjo ditambah lagi aksi kampanye ini dihadari lebih dari 200 komunitas pemuda ini sebagai wujut kesadaran para pemuda untuk memerangi narkoba dan zat adiktif lainya. Refleksi : Menurut pendapat peneliti kegiatan kampanye yang melibatkan anak muda harus dipertahankan karena sebagai wujut partisipasi pemuda untuk membantu pemerintah, diri sendiri, keluarga dan orang lain agar tidak memakai zat berbahaya.
commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan Lapangan 15
Teknik Pengumpulan Data
: Observasi
Peristiwa / Aktivitas
: keadaan kantor BNK Sukoharjo
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 10 September 2011
Lokasi
: Kantor BNK
Peneliti pertama kali datang merasa bingung mencari kantor BNK, sebenarnya letaknya strategis di depan rumah dinas bupati Sukoharjo. Tetapi kantor BNK itu tidak kelihatan dari samping ternyata kantornya bergabung sama kantor TIM SAR Sukoharjo kantor BNK didepan dan TIM SAR disamping, keadaan kantor BNK memang sangat sederhana dan tidak rapi, dari hal yang diamati penulis bertanya dengan mas danar sebagai penyuluh dan yang mengurusi BNK, dari penuturanya memang kantor BNK itu adalah kantor titipan sebelumnya belum punya kantor sendiri tetapi sama wakil bupati Sukoharjo yang dulu yaitu bapak Muhammat Toha dicarikan tempat dan akhirnya dapat dan bergabung dengan TIM SAR Sukoharjo, memang dari pertama sampai sekarang belum ada renovasi karena kurangnya dana, keadaan itu diperparah kalau hujan deras kantor pasti banjir karena atap atasnya banyak yang rusak, sebenarnya tempat itu sudah mau dipindahkan tetapi gak jadi karena BNK belum mendapatkan tempat yang strategis untuk itu, kantor dan sekretariat masih di utara simpang lima Sukoharjo. bagi semua pegawai BNK maupun komunitas pemuda bebas datang ke BNK, karena disana sangat terbuka untuk umum terlebih anak muda Sukoharjo. Dilihat dari sarana dan prasarana di BNK kurang memadai karena dalam pemberian penyuluhan tidak didukung oleh sarana yang memadai dari laptop pegawainya bawa sendiri dan disana sudah ada telivisi dan komputer, proyektor juga tidak ada, ini menyebabkan kinerja BNK kurang maksimal.
commit to user
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Refleksi : Menurut pendapat peneliti keadaan ruang kerja BNK kurang memadai karena keadaan ruang yang sudah tua dan tidak ada renovasi, setiap musim hujan seperti ini keadaan dikantor pasti banjir. Dari sarana dan prasarana untuk menunjang penyuluhan juga masih kurang tapi penulis merasa salut pada pegawai di BNK tetap semangat dalam menjalani pekerjaanya karena generasi muda harus diselamatkan.
commit to user