Rahmah Astuti, Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pelajar
- 2792
PENDEKATAN SISTEM MODEL CAUSAL LOOP DIAGRAM UNTUK MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA PELAJAR CAUSE LOOP SYSTEM MODEL APPROACH CHART TO PREVENT DRUG ABUSE IN TEEN AMONG STUDENTS Rahmah Astuti Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman-Senayan, jakarta E-mail:
[email protected] Diterima: 28 Februari 2014; dikembalikan untuk direvisi: 12 Maret 2014; disetujui: 26 Maret 2014
ABSTRAK
P
enyalahgunaan Narkoba telah mewabah di kalangan remaja yang berasal dari berbagai latar belakang kondisi keluarga. Apabila permasalahan akibat Narkoba ini tidak ditangani dengan serius, dapat mengakibatkan hilangnya satu generasi. Wabah Narkoba menjangkiti pula remaja yang masih berstatus sebagai pelajar. Agar wabah ini tidak menulari remaja lainnya di sekolah, maka perlu upaya pencegahan pada remaja-remaja tersebut. Penelaahan dilakukan dengan pendekatan sistem model Causal Loop diagram. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Kata kunci: model Causal Loop diagram, penyalahgunaan narkoba, remaja pelajar
ABSTRACT
D
rug abuse has been endemic among teenagers who come from various backgrounds family conditions. If the problem did not taken seriously, can result in the loss of one generation. Drug Epidemics also affects teenagers at school. In order for this outbreak does not infect other teenagers at school, it is necessary to prevention among adolescents. The review carried out by a model system approach Causal Loop diagram. This paper aims to contribute ideas about prevention of drug abuse among teens. Keywords: Model Causal Loop Diagram Abuse, Teen Drug Students
PENDAHULUAN Masalah Narkoba dapat dianalogikan dengan “wabah penyakit” yang dapat menyebar dengan cepat dan mengenai kaum remaja dan anakanak, laki-laki maupun perempuan, baik pada
yang terpelajar maupun kurang terpelajar, pada yang kaya, miskin, berasal dari keluarga harmonis maupun dari keluarga yang tidak harmonis. Apabila masalah Narkoba ini tidak ditangani dengan serius, dapat mengakibatkan
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, April 2014
hilangnya satu generasi. Dengan demikian,
memberikan sumbangan pemikiran tentang
sudah dapat diramalkan keadaan suatu bangsa
upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di
yang mengalami kehilangan satu generasi.
kalangan remaja.
Penyalahgunaan (dalam hal ini pemakaian) Narkoba akan menyebabkan ketergantungan fisik dan psikis. Sebagai akibatnya, individu yang
KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN
memakai Narkoba, pada umumnya mengalami
Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
kesulitan yang luar biasa untuk menjauhi barang
Dalam
tersebut. Rasa sakit yang hebat pada saat putus zat
memiliki kebutuhan lebih banyak dibanding
dan adanya keinginan kuat yang luar biasa untuk
dengan masa kanak-kanak mereka. Dalam
selalu menggunakan zat tersebut, menyebabkan
proses penyesuaian diri di masyarakat, remaja
yang
kehilangan
kadang menghadapi masalah mengenai apa
kepribadian dan perilaku yang normal. Demi
yang mereka terima dari orang tua, tidak sama
mendapatkan Narkoba, individu tersebut tidak
dengan kenyataan yang ada di masyarakat.
segan-segan untuk mencuri, merampok bahkan
Akibatnya, mereka mengalami kebimbangan.
membunuh. Khusus perempuan yang mengalami
Mereka merasakan sesuatu yang kurang dan
ketergantungan, dengan mudahnya menyerahkan
merasa satu atau sebagian dari kebutuhan
kehormatan diri untuk sekedar mendapatkan
mereka tidak dapat terpenuhi. Di samping itu,
sejumlah Narkoba.
remaja juga lebih banyak berada di luar rumah
Kesemuanya itu tentu sangat memprihatinkan
bersama teman-teman sebayanya, sehingga
kita, sebab kecenderungan ini merupakan
dapat dimengerti pengaruh teman-teman sebaya
masalah yang sangat serius. Di samping itu,
lebih besar daripada pengaruh keluarga.
penyalahgunaan Narkoba berdampak sangat
Tidak terpenuhinya salah satu atau sebagian dari
buruk pada kualitas sumber daya manusia
kebutuhan, dapat memberi pengaruh psikologis
di Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa
terhadap perkembangan remaja. Hal ini dapat
dampak
bukan
berarti bahwa remaja mengalami suatu kegagalan
saja merusak fisik akan tetapi juga merusak
dalam melayani kebutuhannya. Akibatnya, ada
mental para pemakainya, bahkan tidak jarang
rasa tertekan dan dengan sendirinya mereka
mengakibatkan
tidak
berusaha melepaskan diri dari perasaaan itu
ditangani secara tepat. Oleh karena itu perlu
dengan jalan mengadakan kompensasi. Salah satu
dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah ini,
bentuk kompensasi tersebut yaitu mengkonsumsi
yaitu masalah “bagaimana mencegah remaja
Narkoba
agar tidak terlibat dalam penyalahgunaan
penyalahguna Narkoba.
bersangkutan
mudah
penyalahgunaan
kematian
Narkoba
apabila
narkoba? Penulisan makalah ini bertujuan untuk
masa
yang
perkembangannya,
akibatnya
mereka
remaja
menjadi
Rahmah Astuti, Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pelajar
Yeppi Manafe, Deputi Pencegahan Badan
Jika kita mengkaji data tersebut maka dapat
Narkotika
acara
disimpulkan bahwa penyalahgunaan Narkoba
rangka
banyak terjadi di kalangan remaja, khususnya
Peredaran
mereka yang masih duduk di bangku SMP dan
Gelap Narkoba (P4GN). Bagi Kalangan Pelajar
SLTA (remaja pelajar). Hal ini dapat dipahami,
di Auditorium
Indonesia
karena masa remaja adalah masa di mana sedang
mengungkapkan
terjadi pergolakan emosi yang disebabkan adanya
bahwa sebanyak 22 persen pengguna Narkoba
perubahan hormonal. Sifat khas pada remaja yang
di Indonesia berasal dari kalangan pelajar.
utama adalah memiliki perilaku dan emosi yang
Jumlah tersebut menempati urutan
kedua
labil (mudah berubah), setia kawan dan pencarian
terbanyak setelah pekerja yang menggunakan
identitas diri. Dengan demikian, memungkinkan
Narkoba (http://nasional.sindonews.com). Di
bagi remaja untuk mudah terpengaruh dalam
DKI Jakarta, berdasarkan catatan Direktorat
penyalahgunaan
Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, jumlah
pengaruh teman sebaya.
Nasional
Diseminasi
(BNN)
Informasi
saat
dalam
Pemberantasan Penggunaan dan
(RRI)
Kota
Radio
Republik
Semarang,
pengguna Napza (singkatan lain dari Narkoba) di kalangan remaja dalam tiga tahun terakhir terus naik. Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna napza berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari 2013 tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013 tercatat 519 orang (http://regional. kompas.com). Selanjutnya dalam berita di harian Kompas, Kamis, 7 Maret 2013 dikatakan bahwa, pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza) diperkirakan sekitar 5 juta orang atau 2,8 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini lebih tinggi daripada jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur yang
narkoba,
terutama
karena
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), Narkoba singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan
fungsi
fisik
dan
psikis,
serta
menimbulkan ketergantungan (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2004, hal. 37). Lebih lanjut menurut BNN, penyalahgunaan Narkoba adalah penggunaan Narkoba di luar keperluan medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum sesuai pasal 59, Undang-undang Nomor 5, Tahun 1997, tentang Psikotropika dan Pasal 84, 85 dan 86, Undang-undang Nomor 22, Tahun 1997, tentang Narkotika (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2004, hal. 9)
mencapai 4,6 juta jiwa. Pengguna remaja yang
Penyalahgunaan
berusia 12-21 tahun ditaksir sekitar 14.000
permasalahan kompleks baik dilihat dari faktor
orang dari jumlah remaja di Indonesia sekitar
penyebab
70 juta orang.
merupakan kompleksitas dari berbagai faktor,
maupun
Narkoba akibatnya.
merupakan Penyebabnya
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, April 2014
termasuk faktor fisik dan psikis pelakunya,
ketergantungan akan Narkoba akan kembali
serta faktor lingkungan baik mikro maupun
kambuh.
makro. Akibatnya juga sangat kompleks dan luas, tidak hanya terhadap pemakainya, tetapi juga menimbulkan beban psikologis, sosial dan ekonomis, bagi orangtua dan keluarganya, serta menimbulkan dampak yang merugikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. Secara
ekonomis,
Bagi orangtua yang mempunyai anak yang ketergantungan berbagai
peristiwa
menyedihkan,
yang
akan
mengalami
menggelisahkan,
menyusahkan
serta
berbagai
kesengsaraan lainnya yang tidak terbayangkan. Harta mulai terkuras dimulai dengan kehilangan uang,
penyalahgunaan
Narkoba,
kehilangan
barang-barang
berharga,
Narkoba
kehilangan radio, tape, dan televisi bahkan
menimbulkan biaya yang sangat besar baik
kehilangan kendaraan keluarga. Di lingkungan
terhadap pelakunya, orangtua atau keluarga,
masyarakat, akan terasa peningkatan tindakan
maupun terhadap perekonomian nasional. Bagi
kekerasan, tindakan-tindakan kriminal bahkan
pelakunya, harus mengeluarkan sejumlah besar
terjadinya pembunuhan.
uang untuk membeli Narkoba yang harganya sangat mahal untuk memenuhi ketagihan akan Narkoba yang terus menerus dan makin meningkat. Seandainya
yang
bersangkutan
mengikuti
program perawatan dan pemulihan, maka pelaku atau keluarganya harus mengeluarkan sejumlah uang yang sangat besar untuk biaya perawatan dan pemulihan. Di samping sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama, tidak ada yang
Secara nasional, negara dibebani biaya untuk pencegahan hukum,
penyalahgunaan,
operasi
pemberantasan
penegakkan pengedaran
gelap Narkoba. Sementara masyarakat terus harus memikul beban biaya sosial dampak penyalahgunaan dan pengedaran gelap Narkoba dalam bentuk meningkatnya tindak kejahatan, pemutusan kerja, dan menurunnya produktivitas nasional.
menjamin pelaku akan pulih sepenuhnya (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2004,
Narkoba dan HIV/AIDS
hal, 1). Dari berbagai informasi diketahui bahwa, tidak ada pecandu Narkoba yang akan “sembuh” total dan terbebas dari ketergantungannya. Secara fisiologis, zat-zat tersebut telah mempengaruhi sistem sayaraf di otaknya sehingga menyebabkan suatu “ketagihan”. Apabila pelaku keluar dari tempat rehabilitasi dan kembali ke dalam komunitas
teman-teman
lamanya,
maka
Di kalangan remaja penyalahguna Narkoba, diketahui bahwa 66-83 % dari mereka menyatakan pernah melakukan hubungan seksual. Lebih mencengangkan lagi 35-81 % pengguna jarum suntik atau injecting drug user (IDU) pernah melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan dan paling tidak 40 % IDU mengaku bahwa mereka sering melakukan
Rahmah Astuti, Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pelajar
hubungan seksual ketika memakai zat (Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Departemen Pendidikan Nasional, 2003, hal 42) Keterangan
tersebut
Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Fenomena
penyalahgunaan
Narkoba
di
kalangan remaja merupakan bagian dari gejala
membuktikan
betapa
penyimpangan perilaku. Seseorang akan terlibat
perilaku
penyalahgunaan Narkoba sampai taraf kecanduan
pemakainya, termasuk perilaku berisiko, yaitu
apabila dalam dirinya telah ada faktor predisposisi,
melakukan hubungan seksual dengan lebih
yaitu kondisi psikologis yang bersifat internal.
dari satu pasangan. Karena pengaruh obat pula,
Faktor internal ini menjadikan orang tersebut
maka mereka sering kehilangan kontrol terhadap
cenderung untuk menyalahgunakan Narkoba.
perilaku yang dipilihnya yaitu antara perilaku
Kondisi-kondisi psikologis yang menjadi faktor
baik atau perilaku buruk, perilaku berbahaya
predisposisi antara lain tingkat kematangan
atau perilaku aman. Perilaku seperti ini biasanya
kepribadian
ditimbulkan oleh hampir semua obat, baik obat
lingkungan dan pemahamannya terhadap Narkoba
yang dikonsumsi dengan suntik, hisap maupun
itu sendiri. Tingkat kematangan kepribadian
telan.
remaja yang menjadi penyalahguna Narkoba
besarnya pengaruh Narkoba pada
Hubungan seksual yang biasa mereka lakukan, juga disebabkan karena rasa kebersamaan, keterikatan dan kesetiakawanan. Setelah mereka berbagi
jarum
suntik
biasanya
dilanjutkan
dengan melakukan hubungan seksual di antara sesama
mereka.
Jadi,
perilaku
melakukan
hubungan seksual secara bebas disebabkan oleh
seseorang
dalam
menanggapi
biasanya karena tidak memiliki pendirian yang teguh dan kurang percaya diri, jiwa yang kosong, mudah cemas, stres, depresi dan frustrasi, serta tidak pernah merasa puas terhadap apapun yang dihadapi dan diperoleh (Pusat Pengembangan Kualitas
Jasmani,
Departemen
Pendidikan
Nasional, 2003, hal. 113).
pengaruh obat dan rasa kebersamaan yang saling
Pada kenyataanya, faktor internal (predisposisi)
memperkuat
tersebut belum cukup memenuhi syarat sebagai
Berdasar uraian di atas, maka sangat masuk akal jika angka infeksi HIV di kalangan IDU meningkat dengan pesat. Selain pemakaian jarum suntik secara bersama yang sangat berisiko tertular HIV, perilaku berisiko lainnya sebagai akibat pengaruh zat akan menambah risiko kenaikan pesat persentase infeksi HIV pada pemakai Narkoba yang sangat signifikan.
pendorong tercetusnya penyalahgunaan Narkoba tanpa adanya faktor kontribusi dan pencetus. Faktor kontribusi dimaksudkan sebagai kondisi lingkungan keluarga, teman sepermainan (teman sebaya), sekolah dan lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor pencetus antara lain tersedianya barang (narkoba) di lingkungan remaja (Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Departemen Pendidikan Nasional, 2003, hal. 113)
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, April 2014
Tidak semua remaja memiliki risiko sama besar
mempermudah pemahaman dan pemecahan
untuk menjadi penderita gangguan sebagai
masalah yang dihadapi.
pengguna Narkoba. Faktor kepribadian seseorang merupakan faktor yang amat menentukan apakah seseorang tergolong kelompok berisiko atau tidak. Adapun karakteristik remaja yang memiliki risiko tinggi untuk menjadi pemakai (user) adalah sebagai berikut: 1) rasa ingin tahu yang kuat dan ingin coba-coba; 2) penilaian terhadap diri sendiri yang negatif; 3) sifat tidak sabar menunggu; 4) sifat atau kecenderungan menolak atau menentang; 5) sifat atau kecenderungan menantang bahaya; 6) kecenderungan menjadi bosan dan jenuh; 7) perilaku anti sosial; 8) adanya hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan; dan 9) salah satu dari orangtua kandungnya menjadi pecandu narkoba (Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Departemen Pendidikan Nasional, 2003, hal.75-76).
Model Causal Loop Diagram (Model CLD) adalah model yang banyak digunakan dalam pemecahan masalah dengan pendekatan sistem yang mempertimbangkan kompleksitas dinamis dari sistem yang digambarkan dalam suatu diagram berupa garis lengkung yang berujung tanda
panah
yang
menghubungkan antara
komponen sistem yang satu dengan lainnya. Ujung panah dibubuhi tanda huruf “S” dan huruf “O” , yang menggambarkan pengaruh faktor yang satu dengan yang lain dan berubahubah sesuai dengan perkembangan waktu yang dinamis. Huruf “S” menandakan bahwa jika komponen sistem yang mempengaruhi atau sebagai penyebabnya berubah atau meningkat maka komponen yang dipengaruhinya akan berubah atau meningkat juga. Sedang huruf “O” menandakan akibatnya berlawanan, dengan
Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram
pengertian bila komponen yang mempengarui
Model adalah suatu abstraksi dari dunia
menurun.
nyata yang disederhanakan sehingga hanya parameter-parameter
dan
yang
yang
penting
saja
variabel-variabel muncul
dalam
bentuknya. Sebuah model dapat mencerminkan atau mengabstaraksi dari sebuah objek, proses, situasi atau sistem. Secara lebih luas, sebuah model dapat mengungkapkan dan menjelaskan tentang hubungan dari berbagai komponen, aksi dan reaksi serta hubungan akibat. Model yang digunakan diharapkan dapat disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi agar
meningkat maka komponen yang dipengaruhinya
Model CLD sangat berguna untuk melihat masalah keterkaitan sebab akibat antara elemenelemen yang berada pada loop yang bersangkutan, pengaruh faktor elemen yang satu dengan yang lain, termasuk apakah pegaruhnya searah atau berlawanan. Menginngat permasalahan yang kompleks pada umumnya adalah berkenaan dengan masalah keterkaitan yang kompleks, maka model ini sangat cocok untuk mengilustrasikan hubungan dari faktor-faktor yang terkait dalam permasalahan yang kita hadapi.
Rahmah Astuti, Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pelajar
Sherwood (2002:160) memberikan 12 (duabelas)
memiliki kemampuan-kemampuan sebagai 1)
petunjuk penting yang perlu diperhatikan dalam
pengetahuan dasar atas fakta untuk memahami
membuat CLD, yaitu: 1) ketahui batasan/lingkup
fakta dan terminologi; 2) pengetahuan akan
masalahnya; 2) mulai dari sesuatu yang menarik;
prinsip-prinsip
3) tanyakan pengaruh apa yang ia berikan, dan
sebuah fakta baru atau prinsip-prinsip yang
apa yang mempengaruhinya; 6) jangan menjadi
relevan dengan misi, tujuan, sasaran, maksud,
kacau atau bingung; 7) gunakan kata benda
kebijaksanaan, program atau kegiatan tertentu;
jangan kata kerja; 8) jangan menggunakan kata
3)
meningkatkan atau menurunkan; 9). jangan takut
adanya persoalan, kendala dn hambatan serta
dengan ungkapan asing; 8) buatlah tanda “S”
memformalisasikannya sebagai
dan “O” pada saat membuat loop (lengkungan);
persoalan yang lebih besar; 4) melakukan
9) terus bekerja; 10) diagram yang baik harus
evaluasi
realistis; 11) jangan kaku atau jatuh cinta pada
dan menetapkan keputusan; 5) kreatif agar
diagram awal; 12) tidak ada diagram yang benar-
dapat
benar tuntas.
memformulasikan
Pendekatan
dengan
menggunakan
CLD
mempunyai beberapa keuntungan antara lain: 1) mendorong untuk dapat melihat permasalahan secara menyeluruh baik dari segi cakupan dan waktu sehingga dapat mencegah pemikiran yang sempit; gambaran rantai hubungan sebabakibat membuat lebih eksplisit dan dasar pemikiran akan lebih baik; 2) memungkinkan efektivitas komunikasi dapat
berjalan dan
perwujudan kerja sama tim akan lebih baik; 3) membantu mengeksplorasi alternatif kebijakan dan keputusan sehingga konsekuensinya dapat
melakukan
untuk
untuk
analisis
menghubungkan
untuk
mengetahui bagian
mengambil
mentransformasikan, kembali
dari
kesimpulan merinci,
dan
masalah-masalah
yang rumit ke dalam bentuk-bentuk yang dapat dipecahkan; 6) imajinatif agar mampu melihat secara jelas berbagai kemungkinan dan alternatif yang potensial dan bermanfaat bagi pemecahan permasalahan; 7) kepekaan terhadap realita agar dapat menangkap sejauh dan sebanyak mungkin realita yang terdapat dalam sebuah situasi; 8) pengamatan helikopter utuk memahami setiap fakta dan persoalan sebagai bagian dari pola yang lebih besar. Mampu mengaitkan satu informasi dengan informasi lain. (Tunas, Billy, 2005, hal. 46-47)
diantisipasi lebih awal; 4) memungkinkan keberadaan posisi yang baik untuk mengambil keputusan.
Diagram Loops Masalah Penyahgunaan Narkoba Pada Remaja
dengan
Permasalahan penyalahgunaan Narkoba pada
menggunakan pendekatan sistem relatif tidak
remaja dapat digambarkan dengan menggunakan
mudah, maka dalam proses pemecahannya
diagram Causal Loop sebagai berikut:
Mengingat
memerlukan
pemecahan
kerja
tim
masalah
yang
anggotanya
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, April 2014
Ketentraman masyarakat terganggu
O Keamanan dan ketentraman negara terganggu dan negara lemah
S S
Lingkungan sosial lainnya
Keluarga tidak harmonis
S
O
Kualitas SDM
S
O
O
S Teman sebaya
O
S
Remaja (User)
S
Pribadi lemah
S S
O
Kasus HIV
Pengedar
O
O
Kriminalitas
O O Keuangan
S O
Aparat hukum dan keamanan
pemerintah
Diagram 1. Diagram Causal Loop Masalah Penyahgunaan Narkoba Pada Remaja Remaja yang menjadi pemakai (user) dapat
Akibat
dipengaruhi
menyalahgunakan Narkoba terutama penggunaan
oleh
faktor-faktor
lingkungan
dari suntik,
banyaknya maka
remaja kasus
yang
yaitu: teman sebaya, pengedar, dan lingkungan
Narkoba
HIV-AIDS
sosial lainnya misalnya tinggal di daerah
meningkat. Tingkat kriminalitas di masyarakat
kunjungan wisata. Di samping itu, remaja
juga meningkat dan keharmonisan keluarga juga
yang menjadi pemakai ini juga terutama
terganggu bila remaja menjadi pecandu Narkoba.
karena memiliki kepribadian yang lemah,
Tentu saja dengan meningkatnya pecandu Narkoba
emosinya labil dan kurang matang sehingga
di kalangan remaja, maka kualitas SDM di masa
mudah dipengaruhi oleh stimulus yang ada
datang akan menjadi rendah. Tingkat kriminalitas
di lingkungannya. Di sisi lain, adanya aparat
yang tinggi, tentunya akan meningkatkan kerja
penegak hukum dan keamanan akan menjadi
aparat hukum dan keamanan yang tentu saja juga
faktor pengganggu bagi pengedar dan remaja
memerlukan dana yang besar untuk penanganan
pemakai (pecandu).
masalah penyalahgunaan Narkoba ini.
Rahmah Astuti, Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pelajar
Semua kondisi di atas, yaitu lemahnya SDM
kita.
bangsa, banyaknya kasus kriminalitas, banyaknya
masyarakat, kita tidak akan mampu mengubah
kasus HIV-AIDS dengan pengaruh tersendiri
keadaan lingkungan masyarakat sesuai dengan
terhadap
kemauan kita
stabilitas
negara,
perekonomian
Demikian
pula
dengan
seperti
lingkungan
misalnya lingkungan
negara yang terganggu, maka akan menghambat
masyarakat yang terbebas dari penyalahgunaan
pembangunan bangsa. Berdasarkan identifikasi
Narkoba. Jika ini dilakukan maka akan terjadi
masalah
kompleksitas
benturan-benturan di sana-sini terutama pada
penyalahgunaan Narkoba khususnya di kalangan
anggota masyarakat. Karena mereka masing-
remaja sebagai generasi penerus bangsa. Baik
masing mempunyai kepentingannya sendiri.
di
penyebab
atas,
maupun
tampak
dampak
penyalahgunaan
Narkoba saling terkait satu sama lain. Dari uraian sebelumnya juga disimpulkan bahwa, apabila kita berbicara tentang masalah Narkoba, maka hal ini akan terkait dengan masalah-masalah yaitu: 1) barang Narkoba itu sendiri (stimulan dan depresan); 2) p enegakkan hukum terhadap pemakai maupun pengedar; 3) pemakainya itu sendiri sebagai yang menyalahgunakan Narkoba;
dan
4)
lingkungan
masyarakat
yang dapat mempengaruhi pecandu sehingga
Bagaimana dengan para pemakai atau calon pemakai Narkoba? Siapa yang akan mengurus mereka? Terlebih lagi terhadap pemakai maupun calon pemakai di kalangan remaja yang sebagian besar mereka berada di sekolah. Siapa yang bertanggung jawab? Bayangkan jika mereka adalah anak-anak atau anak didik kita. Mereka berada di bawah naungan sekolah. Kita mampu menangani mereka karena pada lingkungan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab para pendidik.
menyalahgunakan Narkoba. Oleh Untuk
mengatasi
masalah
yang
berkaitan
dengan barang, kita akan mengalami kesulitasn karena hal ini terkait dengan suatu jaringan sindikat pengadaan Narkoba sehingga tidak dapat menghindarinya bahkan tidak mampu menghalanginya. Terbukti, sampai saat masalah
penyelahgunaan
Narkoba
ini
semakin
meningkat yang berkait dengan pengadaan barang tersebut.
karena
itu,
sebagai
orang
yang
berkecimpung di bidang pendidikan, tentunya penulis ingin urun rembug dalam megatasi masalah
penyalahgunaan
Narkoba.
Sasaran
yang kami bidik adalah remaja yang belum terpengaruh dalam menyalahgunaan Narkoba atau calon pemakai Narkoba sehingga mereka dapat mengontrol diri untuk tidak terlibat pada masalah penyalahgunaan Narkoba. Pada gilirannya
nanti
dapat
diharapkan
mereka
Berkenaan dengan masalah penegakkan hukum
menjadi generasi penerus yang sehat, kuat, cerdas
baik terhadap pengedar maupun pemakainya,
dan tangguh dalam meghadapi tantangan jaman
adalah tanggung jawab para penegak hukum
dan persaingan-persaingan. Adapun masalah
sehingga bidang ini bukanlah ranah pekerjaan
yang diangkat adalah “Bagaimana Mengatasi
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, April 2014
Masalah Penyalahgunaan Narkoba di kalangan
pertanyaan menjadi seperti berikut: “Bagaimana
Remaja?”
Pencegahan
Ssecara
khusus
permasalahan
Penyalahgunaan
Narkoba
di
kalangan Remaja?”
difokuskan pada upaya pencegahan, sehingga
Diagram Causal Loop Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Remaja Masyarakat aman
S Generasi muda kuat Aparat hukum dan keamanan
SDM berkualitas
S
S
S
O
Keluarga sejahtera
S
S
S S
Negara kuat (tangguh), aman dan tenteram
Remaja Sehat
Lingkungan sosial lainnya
S
S
S
Keuangan Pemerintah
O Remaja
S O
Teman sebaya
O
Pendidikan Ketahanan Mental
O
S
TOT Guru-guru
S
S Pengadaan pedoman dan modul PKM (Depdiknas)
O
Pengedar
O
O Depkes, Depsos, Depag, BNN, Depdagri & LSM
O
Diagram 2. Diagram Causal Loop Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja
Jika dilihat dari keseluruhan permasalahan yang
Oleh karena itu, adalah lebih penting untuk
telah dikemukakan, terdapat persentase remaja
menyelamatkan remaja yang belum menjadi
yang tidak menyalahgunakan Narkoba (non
user tersebut, meski tidak mengecilkan arti
user) jauh lebih besar dari persentase remaja
dari remaja-remaja lainnya yang sudah menjadi
yang menyalahgunakan Narkoba (menjadi user).
pecandu
120
Narkoba.
Penyelesaian
masalah
Rahmah Astuti, Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pelajar
penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja,
membentuk remaja yang kreatif dalam mencari
akan di titik beratkan pada program pencegahan
alternatif pemecahan masalah bila menemui
yang merupakan ranah pendidikan.
kesulitan-kesulitan hidup yang dihadapi dan
Remaja sedang berada pada masa transisi, dalam kondisi perilaku dan emosi yang labil, serta berada dalam masa pencarian identitas diri. Dalam keadaan demikian, sangat mudah sekali bagi remaja untuk dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di lingkungannya seperti teman sebaya dan lingkungan soaial lainnya. Jika lingkungan
tidak mencari jalan pintas (seperti yang sering ditemui pada remaja saat ini misalnya bunuh diri). Nantinya, diharapkan remaja juga akan mampu menghadapi tantangan-tantangan yang berasal dari luar dirinya serta mampu mengambil keputusan secara tepat dengan tidak merugikan diri sendiri, keluarga dan orang lain.
tersebut adalah lingkungan yang memungkinkan
Untuk
remaja menjadi pecandu Narkoba misalnya
ketahanan
mental
memiliki
disebutkan,
tentunya
lingkungan
teman
sebaya
yang
dapat
menyelenggarakan (PKM)
pendidikan
seperti
diperlukan
telah
persiapan-
pecandu, lingkungan masyarakat yang banyak
persiapan antara lain menyiapkan guru-guru
menyalahgunakan Narkoba seperti lingkungan
yang menguasai pengetahuan PKM dan mampu
yang banyak berhubungan dengan turis asing
mentransfer
dan sebagainya, maka remaja mempunyai risiko
peserta didiknya. Oleh karena itu perlu diadakan
tinggi untuk ikut menjadi pecandu Narkoba. Di
pelatihan bagi guru-guru di setiap sekolah pada
samping itu, keberadaan para pengedar Narkoba
jenjang SMP dan SLTA. Dengan demikian
akan menjadi pendukung bagi remaja untuk
tujuan dari diselenggarakannya PKM tersebut
menjadi pecandu. Di sisi lain, penyelesaian
dapat dicapai. Pihak Kementerian Pendidikan
masalah dengan adanya para pengedar Narkoba
juga perlu mendukung sarana berupa pengadaan
merupakan tanggung jawab aparat hukum dan
buku-buku
keamanan sehingga keberadaan aparat hukum
penyelenggaraan PKM. Pelaksanaan pelatihan
dan keamanan ini menjadi faktor yang positif
guru dan pengadaan sarana buku pedoman dan
bagi terlindunginya remaja dari penyalahgunaan
modul memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Narkoba.
Namun demikian, pelaksanaan program PKM
Agar remaja dapat mengendalikan diri dan mampu mempertahankan kepercayaan diri, maka diperlukan pendidikan ketahanan mental (PKM) yang dapat membentuk remaja tangguh yang mampu berpikir kritis dalam memilih perilaku antara yang berisiko negatif dan yang tidak berisiko negatif bagi dirinya. PKM juga akan
pengetahuan
pedoman
dan
tersebut
modul
kepada
tentang
bagi remaja di sekolah ini dapat menjadi simpanan atau tabungan yang buahnya dapat dipetik di masa mendatang. Pada gilirannya, biaya yang besar yang dikeluarkan untuk menjalankan program PKM, akan dikompensasi oleh manfaat yang dapat dirasakan di kemudian hari.
121
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, April 2014
Program PKM juga dapat diberikan kepada
meringankan beban keuangan negara dalam
remaja yang tidak beruntung karena tidak
hal penggunaan untuk terapi, rehabilitasi fisik
bersekolah, terutama remaja-remaja yang ada di
dan mental serta upaya-upaya penanggulangan
jalanan. Remaja ini dapat juga diberikan PKM
lainnya seperti penegakkan hukum.
melalui lembaga-lembaga yang sudah ada di masyarakat misalnya Puskesmas, Karang Taruna, tempat ibadah dan sebagainya. Oleh karena itu, peran dari instansi terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Agama dan Lembaga Swadaya Masyarakat (Non Government Organization).
Penyelesaian Masalah Jangka Pendek Upaya penanggulangan terhadap pemakai atau pecandu Upaya
penyelesaian
jangka
pendek
yang
diarahkan kepada remaja yang sudah menjadi pecandu Narkoba adalah dengan memberikan
dijalankan,
pengobatan (terapi) dan rehabilitasi medik dan
diharapkan nantinya akan mencetak remaja-
mental mereka. Remaja-remaja ini dititipkan
remaja yang sehat secara fisik, mental dan sosial
pada badan-badan atau yayasan yang bergerak di
yang bebas dari penyalahgunaan Narkoba dan
bidang rehabilitasi ketergantungan Narkoba.
Apabila
program
PKM
telah
bebas dari berbagai penyakit termasuk AIDS. Remaja yang sehat pada gilirannya nanti akan
Upaya pencegahan terhadap calon pemakai
membentuk generasi muda yang kuat dan tangguh
Penyebaran
informasi
tentang
bahaya
dan di masa datang akan membentuk sumber daya
penyalahgunaan Narkoba, sebab penyalahgunaan
manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. SDM
dan dampaknya terhadap diri dan lingkungan
yang berkualitas akan menyokong pembangunan
serta cara-cara pertahanan diri perlu disampaikan
bangsa Indonesia dan dalam persaingan dengan
kepada masyarakat luas agar para orangtua
bangsa-bangsa lain di dunia.
maupun remaja dapat mewaspadainya. Upaya ini tentunya dilakukan dengan bantuan alat
Di sisi lain, remaja yang bebas dari Narkoba akan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi keluarga dan kerabatnya, sehingga terbentuk
komunikasi seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, situs internet, papan iklan, spanduk dan sebagainya.
keluarga yang sehat dan sejahtera. Tingkat kriminalitas di keluarga dan di masyarakat juga berkurang sehingga tercipta masyarakat yang
Penyelesaian Masalah Jangka Panjang
aman. Masyarakat yang aman ikut mendukung
Institusi pendidikan memiliki peranan yang
terciptanya negara yang aman dan tenteram.
sangat strategik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk menciptakan generasi muda yang
Remaja
yang
sehat
dan
terbebas
dari
penyelahgunaan Narkoba, akan dapat membantu
122
bebas Narkoba. Untuk itu upaya pencegahan dan penanggulangan Narkoba sangat tepat dilakukan
Rahmah Astuti, Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pelajar
dengan pendekatan yang berbasis sekolah.
Upaya ini sepintas tampak akan memerlukan
Menghadapi masalah nasional yang berkaitan
biaya yang sangat besar karena untuk pengadaan
dengan
maka
pedoman dan modul program tersebut serta
kebanyakan orang akan mengatakan pencegahan
pengadaan guru-guru yang siap menjalankan
adalah faktor kunci dalam melakukan intervensi.
program (pelaksanaan training of trainers) serta
Meskipun masih ada faktor lain yang cukup
siap menyampaikan kepada guru lainnya di
penting yaitu peran pemerintah yang lebih
samping menerapkannya kepada peserta didik
kuat khususnya
dalam bidang penegakkan
mereka. Di samping itu, secara serempak dan
hukum dan kebijakan yang lebih keras serta
waktu yang bersamaan program pendidikan
pelaksanaan sangsi hukum yang lebih berat,
ketahanan mental juga disosialisasikan dan
namun pencegahan adalah faktor kunci dalam
dilatihkan kepada tenaga-tenaga dari kementerian
melakukan intervensi terhadap masalah nasional
terkait, untuk nantinya menanganai sasaran
dalam penyalahgunaan Narkoba. Yang perlu
remaja yang berada di luar sekolah. Namun
diingat adalah bahwa pencegahan hanyalah salah
demikian, biaya yang besar yang dikeluarkan
satu bagian saja dari keseluruhan rangkaian
untuk persiapan dan pelaksanaan program PKM
kesatuan intervensi.
ini, akan dikompensasi oleh hasil yang akan
Seperti
penyalahgunaan
telah
dijelaskan
Narkoba,
terdahulu,
maka
diperoleh di masa datang.
upaya jangka panjang akan dititik beratkan pada upaya pencegahan agar remaja-remaja
SIMPULAN DAN SARAN
yang belum menjadi pecandu tidak menjadi pecandu. Program yang ditawarkan adalah dengan memberikan pendidikan khusus untuk
Berdasarkan uaraian
di
atas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa masalah penyalahgunaan
pembentukan ketahanan mental mereka agar
Narkoba merupakan masalah nasional yang
menjadi kebal dalam menghadapi tantangan dan
sangat genting dan perlu penangan serius. Hal ini disebabkan oleh bahaya dan dampak dari
dinamika kehidupannya.
penyalahgunaan Narkoba tersebut yang tidak Pendidikan khusus ini akan lebih tepat lagi bila
hanya terhadap pelaku atau pemakainya, tetapi
disampaikan pula kepada mereka yang berada di
juga kepada keluarga, masyarakat bahkan dapat
luar sekolah. Pendidikan bagi remaja yang tidak
mengancam keamanan dan stabilitas negara
bersekolah dapat dititipkan pada Kementerian
bila dikaitkan dengan tindak kriminal yang
terkait
ditimbulkan.
misalnya
Kementerian
Kesehatan
melalui Puskesmas, Kementerian Sosial melalui Karang Taruna dan Kementerian Agama melalui penyuluhan ke tempat-tempat ibadah.
Penyebab
remaja
menyalahgunakan
Narkoba berupa adanya labilitas emosi dan ketidakmatangan kepribadian, pengaruh teman
123
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, April 2014
sebaya dan keberadaan Barang Narkoba tu
dengan dunia remaja. Bahkan upaya kerjasama
sendiri. Namun yang utama adalah penyebab
ini juga dapat dilakukan dengan yayasan-yayasan
karena faktor individu remaja yang bila mereka
atau organisasi non pemerintah.
memiliki benteng pertahanan diri yang kuat, maka dapat terhindar dari masalah penyalahgunaan Narkoba. Salah
Oleh karena masalah Narkoba adalah masalah yang sangat kompleks, maka perlu penanganan yang serentak dan terpadu pada sektor-sektor
masalah
yang memiliki program dengan sasaran remaja
penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja
selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
adalah dengan melakukan pencegahan terutama
seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian
kepada mereka yang belum menjadi pemakai.
Agama, BKKBN, dan Kementerian Sosial. Di
Hal ini dapat diupayakan dengan memberikan
samping itu, perlu diciptakan program kongkrit
pendidikan ketahanan mental (PKM) melalui
bentuk Pendidikan Ketahanan Mental (PKM)
sekolah-sekolah, karang taruna, Puskesmas dan
sebagai
lainnya yang lahan pekerjaannya berkecimpung
Narkoba.
124
satu
upaya
pemecahan
upaya
pencegahan
penyalahgunaan
Rahmah Astuti, Pendekatan Sistem Model Causal Loop Diagram Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Pelajar
PUSTAKA ACUAN Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2004. Komunikasi Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Badan Narkotika Nasional. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2004. Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pemuda. Jakarta: Badan Narkotika Nasional http://nasional.sindonews.com/read/2013/08/21/15/773842/22-persen-pengguna-narkoba-adalahpelajar, diunduh 20 Januari 2014 http://regional.kompas.com/read /2013/03/07/03184385/contact.html, diunduh 20 Januari 2014. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Pelatihan dan Modul Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, 2003. Informasi IMS, HIV/AIDS dan Napza untuk Remaja. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Sherwood, Dennis. 2002. Seeing The Forest For The Trees. London: Nicholas Brealy Publishing. Tunas, Billy. 2005. Pendekatan Sistem. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta.
125