PERAN PEREMPUAN PENJUAL IKAN DALAM MENINGKAKAN EKONOMI KELUARGA (Suatu Penelitian di Kelurahan Leato Utara Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang bagaimana Peran Perempuan Penjual Ikan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Leato Utara. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan secara deskritif dengan tehnik pengumpulan data observasi dan wawancara serta dokumentasi, sehigga data yang dikumpulkan benarbenar akurat. Analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kelurahan Leato Utara bahwa perempuan yang bekerja di sektor formal ikut membantu suami bekerja, hal ini di karenakan kurangnya pendidikan serta tidak memiliki keterampilan, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari- hari. Bahkan hubungan yang terjalin antara pembeli dengan penjual ikan ini terjalin dengan baik. Penulisan ini menggunakan teori Stratifikasi sosial. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dengan demikian wanita betul-betul terlihat mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah, berati wanita mempunyai peran yang besar terhadap kelangsungan hidup keluarga.
KATA KUNCI :Peran, Perempuan, Bekerja Leni Ibrahim. NIM 281410087. Peran Perempuan Penjual Ikan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Leato Utara, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Gorontalo. Di Bawah Bimbingan Bapak Farid TH. Musa, S.Sos. MA dan Bapak Funco Tanipu. ST.MA.
Kehidupan perempuan yang menjual ikan sangat memperhatikan. Pendapatan yang mereka dapatkan belum bisa memenuhi segala kebutuhan sehari-hari. Hidup dalam kondisi yang pas-pasan, tidak memiliki usaha,dan memiliki modal yang sedikit membuat mereka bertahan hidup. Pekerjaan perempuan merupakan seseorang yang mampuh melakukan suatu kegiatan yang di luar rumah yang bisa menghasilkan sebuah pendapatan bagi keluarga. Akan tetapi dalam teori nature di katakan bahwa secara pisikologi wanita berbeda dengan laki-laki. Di mana laki-laki lebih rasional, lebih aktif dan agraris namun sebaliknya perempuan lebih emosional. Secara umum, perempuan mereka memiliki tingkat-tingkat sosial-ekonomi yang berbeda, di mana hal ini dapat berpengaruh terhadap peran yang mereka mainkan difokuskan pada perempuan yang dianggap kurang mampu secara ekonomi atau lahir dari keluarga yang kurang mampu.1 Peranan wanita dalam menyokong ekonomi keluarga merupakan hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja Selama ini wanita telah membuktikan kontribusi nyata dengan mencurahkan waktu untuk bekerja yang secara langsung mampu menyumbangkan pendapatan bagi ekonomi keluarga. Menurut Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. 2 Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2004, Pengklasifikasian pelabuhan perikanan dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengelolaan, dan pengembangan pelabuhan. Selain itu bertujuan untuk memperkirakan besarnya kebutuhan-kebutuhanyang berhubungan dengan pengembangannya, baik itu kebutuhan sarana dan prasarana maupun industri perikanan yang berada di sekitar wilayah pelabuhan guna mendukung aktivitas perikanan di pelabuhan. Departemen Pertanian dan Departemen Perhubungan (1996), pelabuhan perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Definisi
1
Abbas, Nurhasna dkk. 2004. Gender dan Peran Perempuan dalam Rumah Tangga Nelayan Komunitas Kel. Dufa-Dufa Kota Ternate Utara 2 Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Undang-undang No.31 Tahun 2004. Tentang Perikanan. Jakarta Hal 21
yang sama disebutkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16 tahun 2006 yang diberi batasan untuk wilayah daratan dan perairan di sekitarnya. 3 Perempuan yang melakukan pekerjaan sebagai pedagang ikan merupakan dua peran sekaligus yaitu sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Sebagai ibu rumah tangga ia melakukan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup rumah tangga, sedangkan sebagai pencari nafkah ia melakukan pekerjaan di luar rumah yaitu menjadi pedangang ikan di TPI dan sudah lama mereka bekerja. Di Kelurahan Leato Utara sebagian besar bermata pencaharian nelayan tradisional masih sangat terbatas. suami menangkap ikan dan tugas perempuan atau ibu rumah tangga menjual ikan di pelelangan untuk membantu beban suami dalam menopang ekonomi sehari-hari. pada tahun 2014 berjumlah 1.590 jiwa dengan Jumlah Kepala Keluarga 450 KK yang terdiri dari tiga lingkungan. Perepuan juga banyak yang melakukan pekerjaan yang bersifat informal. Seperti Pekerjaan di dorong oleh ekonomi yang terbatas dan keterbatasan mereka akan wawasan yang mereka miliki, serta pendapatan dari suami mereka tidak dapat mencukupi untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. di samping itu ada juga menjadi penjahit, Laundry pakaian, baby sister dan Pekerjaan yang dilakukan oleh suami yaitu sebagai tukang bentor (kenderaan beroda tiga). Berdasarkan permasalahan-permasalah tersebut diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran Perempuan Penjual Ikan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga”(suatu penelitian di Kelurahan Leato Utara Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo). Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah Bagaimana Peran Perempuan Penjual Ikan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga? KAJIAN PUSTAKA 1. Peran Perempuan Peranan dominan yang dimainkan oleh kaum perempuan atau istri nelayan tidak hanya dalam hal mengolah dan menjual ikan. Akan tetapi dalam hal pengambilan keputusan yang menyangkut kelangsungan hidup rumah tangga, peran istri nelayan relatif lebih dominan, terutama dalam mengatur keuangan keluarga, seperti pengeluaran untuk konsumsi sehari-hari, pembelian pakaian, perabotan rumah tangga, menabung, perbaikan rumah, biaya pendidikan anak dan sebagainya. 4
3
(DKP) Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. Nomor : KEP.10/MEN/2004 tentang Pelabuhan Perikanan. Jakarta. Hal 17 4 Ulhaq, Muhammad Zia. 2008. Kehidupan perempuan pesisir. Jurusan Sosiologi
Dalam upaya mencapai hidup sejahtera, perempuan keluarga nelayan setiap hari berusaha agar segenap perannya baik sebagai ibu rumah tangga, pencari nafkah baik pedagang, buruh tani, ataupun sebagai pekerja di sector informal. Untuk itu mereka mengatur waktu sedemikian rupa sehingga semua peran yang disandangnya dapat dilaksanakan dengan seimbang. 5 Adapun dalam pembahasan ini lebih mengutamakan pada potret fenomena sosial berdasarkan analisis kasus kodrat perempuan yaitu: 1. Peran dan citra perempuan sebagai ibu Karateristik perempuan sebagai ibu bukan saja terletak pada peran kodrat perempuan yang dapat mengandung dan melahirkan, melainkan juga terletak pada kemampuan seorang ibu dalam mengasuh anak-anaknya sejak lahir hingga dewasa. Dalam kehidupan modern, banyak kaum ibu rumah tangga mengabaikan atau bahkan enggan mengasuh anaknya sendiri, sehingga tidak jarang pertumbuhan perkembangan anak-anak di kota besar itu lebih didasarkan pada kemampuan fasilitas finansial dengan Menyerahkan sepenuhnya pada pembantu pembantu rumah tangga atau panti-panti Penitipan anak. 2. Peran dan citra perempuan sebagai istri Dalam pandangan islam, hubungan suami istri diibaratkan sebagai pakaian antara yang satu bagi yang lain. Suami merupakan pakaian bagi istri dan istri merupakan pakaian bagi suami. Meskipun mereka memiliki mobilitas yang lebih tinggi dibanding dengan kehidupan keluarga tradisional, keluarga modern masih didasarkan pada pandangan romantis, maternal, dan domestik. 2. Statifikasi Sosial Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat berbeda satu sama lain. 6 Dasar yang menjadikan pelapisan sosial antara lain : 1. Pendidikan atau pengetahuan 2. Keadaan ekonomi atau kekayaan 3. Jabatan atau kekuasaan 4. Keturunaan 5. Kekerabatan dan sebagainya
5
Astute,Dwi.”Perempuan Nelayan dalam Ekonomi Pesisir”Jakarta, (jurnal Sosiologi indonesia, Vol II. No 2). Diakses pada tanggal 18 juni 2013 Hal. 43 6 Soejono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta. Hal 142
3. Pelelangan Ikan (TPI) Pelelengan ikan adalah proses dimana terjadinya kegiatan menjual dan membeli hasil tangkapan, dan dengan cara menaikkan harga hasil tangkapan terusmenerus sampai bertemunya suatu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Berdasarkan UU No. 3 Pasal 5 menetapkan, penyelenggaraan pelelangan ikan harus memiliki izin dari gubernur. Pemberian izin dimaksudkan untuk pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan pelelangan ikan. Izin diberikan kepada KUD Mina yang memenuhi syarat, yaitu yang memenuhi kriteria sehat pengurus, sehat organisasi dan sehat manajemen. Jika di lokasi TPI tidak terdapat yang memenuhi syarat, penyelenggaraan pelelangan ikan dapat diberikan kepada Dinas yang menangani perikanan pada kabupaten/kota setempat dan hanya bersifat sementara.7 Pemerintah daerah berdasarkan kewenangan yang ada, mengatur, mengurus, dan mengawasi pelelangan ikan dengan tujuan meningkatkan pendapatan, taraf hidup, dan kesejahteraan nelayan; mendapatkan kepastian pasar dan harga ikan yang layak bagi nelayan maupun konsumen; memberdayakan koperasi nelayan; meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan nelayan. dalam pemasaran ikan hasil tangkapan nelayan dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan suatu harga yang wajar sehingga dapat menguntungkan baik bagi penjual maupun bagi pembeli. Oleh karena itu pemerintah menerbitkan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan kewenangan dalam mengatur keuangan rumah tangga, sementara suami (nelayan) berkewajiban untuk mencari nafkah Selain itu aktifitas ibu sebagai isteri seorang nelayan juga mempersiapkan segala perlengkapan atau perbekalan suami apabila mau berangkat kerja seperti alat yang dipergunakan, solar dan oli sebagai bahan bakar, makan, minum, buah-buahan, es dan tempat ikan. 4. Peran dalam Keluarga Peran perempuan dalam rumah tangga adalah peran sentarl atau pusat. Kegiatan berpusat pada diri si ibu di sadari atau tidak di sadari. 8 adapun peran keluarga sebagai berikut: a. Ibu sebagai pengelolah Tugas ibu menyediakan segala kebutuhan keluarga: sandang, papan dan informasi agar setiap keluarga dapat berperan sebagai anggota masyarakat yang wajar dan produktif, dengan demikian tidak menjadi beban keluarga dan masyarakat. 7
Anonymous. 2007. Data Potensi Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara. Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kotamadya Jakarta Utara Hal 72 8 Hetty Sieggar. 2001, Menuju Dunia Baru Komunikasi, Media dan Gender PT RPK Gunung mulia Jakarta. Hal 36
b. Ibu sebagai pendidik Peran yang di harapkan dari seorang ibu adalah memberi informasi danbahan pendidikan yang mencukupi terhadap anak baik pendidikan rohani maupun pendidikan formal. c. Ibu sebagai mitra Ibu adalah kerabat kerja yang tangguh dan produktif baik persoalan di kantor, di rumah, dan di dalam pergaulan. Hal ini di lakukan melalui komunikasi dan interaksi dialog, yang pasif dan aktif serta membantu. d. Ibu sebagai pencari nafkah Dalam meningkatkan kebutuhan keluarga dan bertambahnya beban serta tanggung jawab untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup keluarga dan ibu juga harus menanggulangi keperluan rumah tangga. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk dapat menggambarkan sifat-sifat individu, kelompok, dan keadaan atau kehidupan sosial budaya. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang didasarkan pada pandangan penelitian untuk memahami Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat (pekerja sektor informal) khususnya di Kelurahan Leato Utara Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo. Metode penelitian yang dipakai dalam dalam penelitian ini adalah menggunakan deskriptif kualitatif, menurut (Sugiyono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. 9 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan situasi keadaan yang telah berlangsung di masyarakat dan telah dijabarkan pada rumusan, dan kemudian dianalisis diolah berdasarkan data sebenarnya yang diperoleh dilapangan berdasarkan observasi wawancara dan dokumentasi. pada penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang mempunyai latar alamiah, dengan maksud peneliti menafsirkan fenomena yang terjadi dilakukan dengan jalan melibat dengan metode yang ada. Informan penelitian yang berjudul Peran Perempuan pejual Ikan yang ada Di Kelurahan Leato Utara terdiri dari 15 orang informan yaitu 8 pekerja perempuan Penjual ikan dan 5 orang Pembeli. Mereka yang bekerja sebagai Pedagang ikan yang Bernama Ibu Ina, beliau bekerja sebagai penjual ikan di Pelelangan (TPI) dan telah 9
Sugiyono 2002. Memahami Penelitian Kualitatitif. Penerbit Cv Alfabeta Bandung. Hal 63
di karunia 3 orang anak laki-laki, Sementara suami mereka bekerja sebagai pengendara bentor. Pada tahap ini ketika peneliti telah mengumpulkan data secara akurat dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan pengolahan data secara benar makar maka tiba pada analisis data, yaitu peneliti memulai dengan membaca, mempelajari, dan mengamati serta mengelompokan kata-kata dari hasil pertanyaan atau jawaban yang telah diajukan kemudian ditarik sebuah kesimpulan dari data yang telah ditemukan dilapangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa perempuan yang ada di Kelurahan Leato Utara tidak hanya melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tetapi mereka juga melakukan pekerjaan di sektor informal, pekerjaan ini merupakan tugas dari perempuan dan yang menjadi penghalang mereka dalam melaksanakan kewajiban sebagai ibu rumah tangga. Perempuan juga sebelum berangkat mereka melakukan pekerajaan sebagai ibu rumah tangga. 4.1. Kehidupan Perempuan penjual ikan Kehidupan setiap orang dalam memenuhi kebutuhan hidup tentulah berbedabeda, hal itu dapat di lihat dari keadaan serta aktifitas sehari-hari. Apalagi dengan keadaan sekarang ini, segala kebutuhan semakin mahal. Bagi mereka yang hidup dalam kecukupan, tentu tidak merasa terlalu sulit untuk menjalani kehidupan ini, namun lain hal dengan mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi, yang tak mampu memenuhi kebutuhan mereka. bahkan tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan mereka setiap harinya. Terkadang untuk mencukupi kebutuhan mereka dengan cara meminjam uang kepada tetangga untuk membeli keperluan dapur (makanan), Meskipun ada rasa malu untuk meminjam kepada tetangga namun harus terpaksa mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan dan kebahagiaan keluarga. 4.2. Peran Perempuan Sebagai Ibu Rumah Tangga (Domestik) Pada dasarnya perempuan di kenal sebagai ibu yang mempunyai peran penting dalam kehidupan keluarga. Peran perempuan di dalam rumah tangga melaksanakan tugas domestik baik dalam hal mengasuh maupun mendidik anak serta mengurus rumah tangga. Ada tiga konsep “tiga peran rangkap” untuk membedakan tipe peran istri nelayan. Menurutnya, istri nelayan memiliki tiga peran yang dijalankan sekaligus, yaitu peran reproduktif, produktif dan sosial masyarakat. 10
10
Damayanti, Yosi. 2009. Tiga Peran Rangkap Perempuan Nelayan. Studi PadaKeluarga Nelayan di lingkungan Kapuran Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.
Peran reprodukti istri nelayan yaitu mengurus anak dan keluarga, sedangkan peran produktif yaitu sebagai pengasin ikan, penjual ikan dan pembuat jenis makanan yang berbahan dasar ikan. Adapun peran sosial masyarakat yang digeluti hanya sebatas mengikuti pengajian. 4.3. Peran Perempuan Sebagai Pencari Nafkah Pencari nafkah dari hasil tangkapan ikan maka perempuan ikut menopang dalam perekonomian keluarga dengan cara bekerja sebagai pedangan ikan di TPI pekerjaan ini di ambil oleh perempuan sebagai alternatif untuk menambah pendapatan. 11 A. Faktor penyebab perempuan bekerja Keterlibatan kaum perempuan untuk bekerja umumnya adalah kondisi ekonomi. Pendapatan suami yang dirasakan tidak stabil dan tidak mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari mendorong wanita untuk mencari penghasilan untuk menjaga kestabilan ekonomi keluarga. 1. Faktor pendidikan Jika di lihat dari tingkat pendidikan masyarakat maka perempuan yang ada di kelurahan Leato Utara banyak pendidikan sebagai SD 258 orang dapat di presentasikan 16.31%. hal ini kemudian menjadi salah satu faktor perempuan melakukan pekerjaan sebagai penjual ikan. Selain kondisi masyarakat nelayan dan kemampuan ekonomi yang begitu minim serta tidak adanya keterampilan yang mereka miliki hal yang mendasari perempuan ini memilih bekerja sebagai penjual ikan di karenakan hanya memiliki pendidikan yang minim sementara kita ketahui bersama pendidikan adalah penting bagi kita. 2. Faktor ekonomi Dalam konteks ini keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah di sebabkan karena keadaan ekonomi mereka ikut dalam upaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam keluarga. Peran tradisi atau domestik mencakup peran perempuan sebagai seorang istri, ibu dan juga pengelola rumah tangga. Sehingganya yang lebih mengetahui tentang rumah tangga adalah kaum perempuan di bandingkan dengan kaum lelaki. Sementara peran transisi meliputi perempuan sebagai tenaga kerja yang turut aktif dalam kegiatan ekonomi yaitu sebagai pencari nafkah. 12 3. Faktor keinginan perempuan untuk mandiri Adanya keinginan perempuan untuk bisa mandiri dalam hal finansial menyebabkan mereka melakukan pekerjaan memperoleh penghasilan yang nantinya akan gunakan untuk membiayai kebutuhan yang mereka inginkan. 11
Sanatang. 2006. Peranan Perempuan Dalam Ekonomi Rumah Tangga. Studi Kasus Istri Nelayan di Kelurahan Sumpang Minangar Kota Parepare. Tesis.Makassar:PrograMmpascasarjana Universitas Hasanuddin 12 Fauzia dkk, 1994. Wanita, aktivitas Ekonomi dan Domestik, Hasil Penelitian (Jurnal PSW Yogyakarta, Vol V, No 25). Diakses pada tanggal 21 januari 2012
4. Faktor Pendapatan dan Pengeluaran Pendapatan seseorang tergantung dari waktu atau jasa kerja yang dicurahkan dan tingkat pendapatan perjam kerja yang diterima. Adapun Perubahan pandangan sikap masyarakat tentang sama pentingnya tinggi tingkat pendidikan atau keterampilannya dan makin besar serta sumber tenaga yang dikuasai juga dipengaruhi oleh kekuatan tarik menarik antara besarnya permintaan dan penawaran tenaga kerja. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan. Pendapatan rumah tangga nelayan berarti jumlah keseluruhan dari seluruh anggota rumah tangga dari berbagai sumber pendapatan, baik dari sektor perikanan/kelautan, pertanian, perdagangan, maupun jasa yang dilakukan oleh rumah tangga.13 Tabel 8 Pendapatan dan penegeluaran perempuan penjual ikan (TPI) / Bulan
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Dian Mahmud Reti Adam Derti Marino Yuliana Hamzah Maryam Modungge Hermina Rajak Saidah Djafar Lasma Lamanasa
Pendapatan/ Bulan Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 Rp 1.600.000 Rp 1.450.000 Rp 1.600.000 Rp 2.100.000 Rp 1.700.00 Rp 1.500.000
Data hasil wawancara 2014 Dari tabel di atas di jelaskan pendapatan yang di peroleh perempuan dari hasi bekerja sebagai pedang ikan yaitu perbulan rata-rata bekisar antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Pengeluaran yang akan diukur berdasarkan proporsi pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti beras, lauk pauk, minyak goreng, garam, gula, teh/kopi dan lain-lain serta pengeluaran diluar kebutuhan pokok seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain-lain yang diukur dalam satu bulan pengeluaran. Status kesejahteraan dapat diukur berdasarkan proporsi pengeluaran rumah tangga (Bappenas, 2000). Rumah tangga dapat dikategorikan sejahtera apabila pengeluaran untuk kebutuhan pokok sebanding atau lebih rendah dari pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk kebutuhan pokok lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk kebutuhan bukan pokok, dapat dikategorikan sebagai rumah tangga dengan status kesejahteraan yang masih rendah.14 13
Sugeng Haryato. Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu di Pucanganak. Kec. Tugu Trenggalak. Jurnal Ekonomi Pembagunana Vol.9.No. 2 Desember 2008, Hal.214 14 Bappenas, 2000. Program Pembangunan Nasional Penanggulangan Kemiskinan.
Tabel 9 Pengeluaran perempuan penjual ikan (TPI) / Bulan No 1 2 3 4 5
Kebutuhan Modal yang di keluarkan Kebutuhan pokok Kebutuhan rumah tangga Biaya operasi Keuntungan
Pengeluaran/ Bulan 1.000.000 - 2.000.000 570.000 - 630.000 350.000 - 500.000 705.000 - 600.00 250.000 - 300.000
Data hasil wawancara 2014 Dari tabel di atas di jelaskan pendapatan yang di peroleh perempuan dari hasi bekerja sebagai pedang ikan yaitu perbulan rata-rata bekisar antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000. perbulan.
5. Faktor kekurangan tenaga kerja Kekurangan tenaga kerja yang di miliki oleh perempuan yang bekerja sebagai penjual ikan mereka kebanyakan tidak memiliki keterampilan atau pun pengetahuan, berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh dari perempuan yaitu memilah-milah ikan yang masih segar, satu kilo harga ikan di jual Rp 17.000 dengan menjadikan perempuan ikut berpatisipasi dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. B. Tingkat Pengetahuan 1. Keadaan pendidikan keluarga Adapun tingkat pendidikan yang di miliki oleh keluarga yang bekerja sebagai penjual ikan rata-rata mereka hanya lulusan SD. Sehingga hal ini menjadi penyebab mereka bekerja tidak memerlukan persyaratan pendidikan yang tinggi melalui hanya tenaga kerja. Tabel 9 Tingkat pendidikan perempuan penjual ikan No Nama Umur Pendidikan 1 Dian Mahmud 37 Tahun SMP 2 Reti Adam 35 Tahun SMP 3 Derti Marino 46 Tahun SD 4 Yuliana Hamzah 35 Tahun SMP 5 Maryam Modungge 45 Tahun SD 6 Hermina Rajak 64 Tahun SD 7 Saidah Djafar 62 Tahun SD 8 Lasma Lamanasa 48 Tahun SD Data hasil wawancara 2014 Dari tabel 9 dapat di lihat dari tingkat pendidikan perempuan yang bekerja sebagai penjual ikan sebagian besar adalah berpendidikan SD. Dengan melihat tingkat pendidikan yang di miliki menjadikan perempuan hanya bisa memperoleh pekerjaan sebagai pedagang ikan.
2. Perempuan bekerja Alasan perempuan untuk bekerja umumnya adalah kondisi ekonomi. Pendapatan suami yang dirasakan tidak stabil dan tidak mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari mendorong wanita untuk mencari penghasilan untuk menjaga kestabilan ekonomi keluarga. Untuk kasus wanita yang sudah tidak memiliki suami serta wanita dengan suami yang sudah tidak mampu lagi bekerja baik karena usia maupun kesehatan, bekerja merupakan cara untuk memperoleh penghasilan guna menjalankan roda ekonomi keluarganya. Adapun tingkat pendidikan perempuan yang bekerja sebagai pedagang ikan yaitu.15 4.4 Konsep Taraf Hidup Ada yang membedakan taraf hidup bentuk primer maupun bentuk sekunder. Kebutuhan hidup atau taraf hidup primer adalah suatu kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan hidup seperti makanan, minuman, pakaian dan perumahan. Sedangkan taraf hidup dalam bentuk sekunder adalah kebutuhan yang diperlukan guna melengkapi kebutuhan primer seperti alat-alat dan perabot. Pemerintah dalam memenuhi taraf hidup masyarakat telah ditetapkan sembilan bahan pokok yaitu beras, ikan asin/teri, minyak goreng, gula pasir, garam, minyak tanah, sabun cuci, tekstil kasar dan batik kasar. Kesembilan bahan pokok tersebut akan selalu diawasi oleh pemerintah dan dijadikan salah satu barometer pengukuran tingkat taraf hidup. Kesembilan bahan pokok itu pula oleh pemerintah dapat dipandang sebagai kebutuhan yang penting dan selalu dibutuhkan oleh sebagian besar rumah-tangga dalam kehidupan sehari-hari. Bantuan luar negeri memang berhasil meningkatkan ekonomi negara yang sedang berkembang tetapi jumlah penduduk miskin semakin banyak. Beratus juta penduduk hidup dalam kemiskinan tanpa jaminan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti pangan, sandang dan papan, juga kesehatan dan pendidikan bagi anaknya. Keberadaan wanita sebagai penyokong kebutuhan ekonomi rumah tangga sangat dibutuhkan mengingat Wanita pesisir dapat bekerja dalam berbagai jenis pekerjaan baik yang berhubungan dengan sektor perikanan maupun yang tidak berhubungan dengan sektor pertanian. Para suami yang bekerja sebagai nelayan tidaklah dapat digantungkan dari sisi penghasilan. 16 pemenuhan kebutuhan masyarakat leato utara penghasilan yang nelayan dapatkan tiap hari rata-rata tergantung dari hasil laut, meka juga para nelayan sudah lama mengeluti pekerjaan ini, nelayan yang berada di kawasan tersebut banayk melaut dengan cara tradisional, di lihat dari fakor pendidikan kebanyak mereka hanya lulsan SD.
15
Irianto, Sulistyowati. 1992. Sumbangan Pendekatan Antropologi Hukum Terhadap Pengkajian Pendapatan Wanita. Dalam Jurnal Antropologi Indonesia No. 50 Th.XVI, SeptemberDesember 1992, halaman 21-35. Jakarta: Jurusan Antropologi Fisip UI. 16 Astuti YP, Hartati S, Widiati NI. 2008 November. Peran dan potensi wanita pesisir dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga.Hal 62
Peran serta wanita dalam meghasilkan uang menjadi salah satu alternative untuk menyiasati kekosongan penghasilan nelayan di musim paceklik, dan menambah daya tahan ekonomi rumah tangga nelayan di saat musim panen. diperkirakan pada tahun 2010 ada sekitar 60 % penduduk didunia ketiga hidup didalam kemiskinan. Peran wanita dapat dilibatkan dalam kegiatan ekonomi produktif. Ini berarti bahwa growth oriented strategy belum mampu mengadakan pemerataan pendapatan, mengatasi kepincangan pendapatan serta mengurangi kemiskinan, dan belum menyediakan lapangan kerja yang lebih banyak guna mengatasi pengangguran. Kondisi masyarakat nelayan di Kelurahan Leato Utara merupakan nelayan asli dan mereka hidup tergantung dari menangkap ikan (lainnya dari beraktivitas seperti pertani, buruh lepas dan tukang bentor), untuk mereka yang memili sumber ekonomi usaha perikanan seperti perahu dan alat tangkap, sehingga mereka mengalokasian waktu dan memperoleh pendapatan dari hasil pengoperasian alat tangkap ikan. Secara umum kemiskinan masyarakat nelayan disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat antara lain kebutuhan akan pagan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan infrastruktur. Kurangnya kesempatan akses terhadap informasi, teknologi, budaya dan gaya hidup yang cenderung boros, menyebabakan posisi tawar semakin lemah. sumber daya pribadi yang berupa keterampilan, uang, tenaga kerja dan sebagainya. Untuk menyoroti distribusi dan alokasi kekuasaan ini, maka perlu melihat pola pengambilan keputusan antara suami dan isteri. Pola pengambilan keputusan ini dapat di pahami berdasar dominasi relatif dari wanita atau pria. Pada masyarakat nelayan tidak selalu ada pembagian kerja antara pria/suami dan wanita/isteri dalam kehidupan rumah tangganya. Di dalam fungsi sosial ini memiliki keterkaitan erat dengan stratifikasi sosial, dimana stratifikasi merupakan pelapisan sosial masyarakat, atau perbedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial. 17 Sifat pelapisan sosial merupakan tolak ukur yang menjadi dasar pembentukan stratifikasi sosial, dasar pembentukan yang di maksud adalah sesuatu yang di anggap berharga oleh masyarakat. Adapun ukuran dasar kriteria startifikasi sosial meliputi kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.
17
Sajogyo. 1996. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. Yogyakarta : Aditya Media. Hal 1
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kesimpulan dan pembahasan yang telah pada bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pekerjaan menjual ikan di tempat pelelangan ikan TPI adalah salah satu yang di tempuh oleh masyarakat Leato Utara Khususnya Perempuan demi menopang perekonomian keluarga. 2. Perempuan yang melakukan pekerjaan sebagai pedagang ikan merupakan dua peran sekaligus yaitu sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Sebagai ibu rumah tangga ia melakukan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup rumah tangga, sedangkan sebagai pencari nafkah ia melakukan pekerjaan di luar rumah yaitu menjadi pedangang ikan di TPI dan sudah lama mereka bekerja. 3. Terdapat lima faktor yang menjadi penyebab perempuan melakukan pekerjaan sebagai pedagang ikan. a. Faktor pendidikan b. Faktor ekonomi c. Faktor keinginan perempuan untuk mandiri d. Faktor pendapatan dan Pengeluaran e. Faktor kekurangan tenaga kerja. 4. Adanya tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keterampilan, salah satu yang di lakukan ibu-ibu hanyalah bekerja sebagai penjual ikan dan sebagai pencari nafkah untuk menambah kebutuhan ekonomi sehari-hari. 5. Jika di lihat dari segi waktu yang di habiskan untuk keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah akan mempengaruhi peran dalam rumah tangga, karena dari hasil penelitian yang di lakukan, ada beberapa informan yang melakukan pekerjaan dalam rumah tangga belum bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kurang maksimal. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi pemerintah seharusnya lebih memperhatikan perempuan penjual ikan ekonominya lemah, tidak memiliki keterampilan dan pendidikan masih sangat rendah. 2. Bagi perempuan yang melakukan pekerjaan sebagai pedagang ikan di harapkan llebih menggutamakan perannya sebagai ibu rumah tanggayaitu
melaksanakan kewajiban berkaitan dengan kelangsungan hidup rumah tangga dalam hal mendidik, mengurus anak dan suami. 3. Terkait dengan masalah ekonomi keluarga diharapkan kepada para suami untuk lebih memikirkan serta mencari pekerjaan yang lebih baik, agar nantinya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari tidak melibatkan para istri dalam mencari nafkah. DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Ahmadin. 2009. Ketika Lautku Tak Berikan Lagi. Makassar: Rayhan Intermedia Budiman, Arif, 1983, Pembagian Kerja Secara Seksual, Suatu Pembahasan Sosiologis tentang peran wanita didalam masyarakat. Gramedia. Jakarta. Abbas, Nurhasna dkk. 2004. Gender dan Peran Perempuan dalam Rumah Tangga Nelayan Komunitas Kel. Dufa-Dufa Kota Ternate Utara. Andayani, Trisna.2006 Perubahan Peranan Wanita Dalam Ekonomi Keluarga Nelayan Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli. Ulhaq, Muhammad Zia. 2008. Kehidupan perempuan pesisir. Jurusan Sosiologi Sieggar, Hetty. 2001, Menuju Dunia Baru Komunikasi, Media dan Gender. Jakarta: PT RPK Gunung mulia. Soejono Soekanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Fakih, Mansoer. Analisis Gender dan Transpormasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1996). Anonymous. 2007. Data Potensi Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara. Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kotamadya Jakarta Utara Astuti YP, Hartati S,Widiati NI. 2008 November. Peran dan potensi wanita pesisir dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga. Sajogyo. 1996. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. Yogyakarta : Aditya Media. B. Jurnal: Sihite, Romani R. 1992. Peranan dan Pola Kegiatan Wanita di Sektor Informal. Dalam Jurnal Antropologi Indonesia No. 50 Th. XVI, September- Desember 1992, halaman 97-107. Jakarta: Jurusan Antropologi Fisip UI. Astute,Dwi.”Perempuan Nelayan dalam Ekonomi Pesisir”Jakarta, (jurnal Sosiologi indonesia, Vol II. No 2). Diakses pada tanggal 18 juni 2013
Irianto, Sulistyowati. 1992. Sumbangan Pendekatan Antropologi Huku Terhadap Pengkajian Pendapatan Wanita. Dalam Jurnal Antropologi Indonesia No. 50 Th.XVI, September-Desember 1992, halaman 21-35. Jakarta: Jurusan Antropologi Fisip UI. Ihromi, T.O. 1992. Otonomi Wanita. Dalam Jurnal Antropologi Indonesia No. 50 Th. XVI, September-Desember 1992, halaman 79-96. Jakarta: Jurusan Antropologi Fisip UI. Sakdiyah. 2000. Peranan Isteri Nelayan Dalam Mencukupi Kebutuhan Ekonomi. Jurnal sosial budaya masyarakat di Baron Gunung kidul Vol. 1V No.5. halaman 34 Jurusan Ekonomi. Haryato Sugeng. Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu di Pucanganak. Kec. Tugu Trenggalak. Jurnal Ekonomi Pembagunana Vol.9.No. 2 Desember 2008, Hal.219 Fauzia dkk, 1994. Wanita, aktivitas Ekonomi dan Domestik, Hasil Penelitian (Jurnal PSW Yogyakarta, Vol V, No 25). Diakses pada tanggal 21 januari 2012. Novriana. 2001. Wanita di sektor informal (Jurnal jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian). UGM,Vol. III No. 2 Diakses 22 maret 2012 C. Tesis skripsi: Damayanti, Yosi. 2009. Tiga Peran Rangkap Perempuan Nelayan. (Studi Pada Keluarga Nelayan di lingkungan). Kapuran Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Lubis, E. 2006. Buku I: Pengantar Pelabuhan Perikanan. Bogor: Laboratorium Pelabuhan Perikanan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor Susoliwati, Sri Pudji. 2006. Peranan Istri Nelayan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rumah Tangga (di desa Kabongan Lor Kecamatan Remban Kabupaten Rembang). Skripsi. Jurusan Sosiologi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Sanatang. 2006. Peranan Perempuan Dalam Ekonomi Rumah Tangga. Studi Kasus Istri Nelayan di Kelurahan Sumpang Minangar Kota Parepare. Tesis. Makassar: Program pascasarjana Universitas Hasanuddin. Manullang, Felix, 2010, Kondisi Masyarakat Nelayan Di Desa Pantai Gading Kecamatan Secangang Kabupaten Langkat, Tesis Skripsi : FIS Unimed. Novri, F. 2006. Analisis Hasil Tangkapan dan Pola Musim Penangkapan Ikan Tenggiri (Scomberomorus spp). di Perairan Laut Jawa Bagian Barat Berdasarkan Hasil Tangkapan yang Didaratkan di PPI Muara Angke, Jakarta Utara [Skripsi].
D. Dokumen Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Undang-undang No.31 Tahun 2004. Tentang Perikanan. Jakarta [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. Nomor : KEP.10/MEN/2004 tentang Pelabuhan Perikanan. Jakarta. Bappenas, 2000. Program Pembangunan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. E. Warnet http:/ id.scribd/doc/pengertian dan kategori tenaga kerja perempuan. di akses pada tanggal 23/05/2014 http//rumahmakna.com/611/pengertian-kehidupan perempuan, di akses pada tanggal 10,agustus 2014. http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html