METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pada pembiayaan investasi pola musyarakah, hasil laba operasional usaha dibagi antar investor dengan menggunakan nisbah tertentu.
Ketidakpastian
tingkat hasil laba operasional mengakibatkan tingkat keuntungan yang didapat para investor menjadi tidak pasti pula. Semakin tinggi laba operasional yang didapat, semakin tinggi pula keuntungan yang didapat para investor, demikian pula sebaliknya. Bagi investor, keuntungan yang didapat dari investasi yang dilakukannya dianggap memadai jika minimal sama dengan target tingkat keuntungan investasi. LKS sebagai lembaga pembiayaan, dalam memberikan pembiayaan investasi dengan pola musyarakah kepada suatu usaha tentunya akan memperkirakan tingkat keuntungan pembiayaan yang akan didapatnya. Pembiayaan tersebut akan dianggap layak jika memberikan keuntungan pembiayaan paling tidak sama dengan target LKS atas keuntungan pembiayaan yang dikeluarkannya.
Syarat lainnya adalah kesanggupan pengusaha mitra
usahanya untuk mengambil alih investasi LKS secara bertahap dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Kemampuan pengusaha mengambil alih investasi LKS ini akan dapat dilaksanakan jika keuntungan yang didapat pengusaha lebih besar dari nilai cicilan pengambil alihan investasi tersebut. Dengan demikian dua hal yang mempengaruhi kelayakan pembiayaan suatu usaha dengan pola musyarakah adalah tingkat keuntungan untuk LKS paling tidak sama dengan target LKS atas keuntungan pembiayaan yang dikeluarkannya dan tingkat keuntungan untuk pengusaha lebih besar dari beban cicilan pengambil alihan investasi LKS. Selain perlunya dilakukan evaluasi kelayakan tingkat keuntungan pembiayaan, juga perlu dilakukan evaluasi tingkat resiko pembiayaan yang terdiri dari resiko usaha dan resiko industri. Evaluasi resiko usaha yang terdiri dari resiko pengusaha, resiko bahan baku, resiko pengolahan dan resiko pemasaran, dilakukan untuk memperkirakan apakah faktor-faktor yang diperlukan untuk tercapainya perkiraan laba operasional didukung oleh kondisi internal usaha.
54
Evaluasi resiko industri yang meliputi resiko permintaan dan penawaran produk, resiko harga produk dan resiko harga bahan baku dilakukan untuk memperkirakan apakah kondisi eksternal usaha mendukung tercapainya perkiraan laba operasional. Berdasarkan hasil kajian tingkat keuntungan pembiayaan dan hasil kajian tingkat resiko pembiayaan, dilakukan evaluasi kelayakan pembiayaan usaha dengan pola musyarakah dengan memakai kaidah-kaidah tertentu. Diagram alir dari model evaluasi kelayakan pembiayaan ini dapat dilihat pada Gambar 12.
Tahapan Penelitian Pelaksanaan penelitian akan meliputi beberapa tahapan yaitu: 1. Tahap Pendahuluan meliputi studi pustaka tentang bahan baku terna akarwangi, teknologi dan proses pengolahan minyak akarwangi, produk minyak akarwangi, pasar dan pemasaran minyak akarwangi, serta tentang pola pembiayaan usaha dengan sistem bagi hasil dan bagi resiko melalui pola syariah. 2. Analisis situasional dilakukan melalui survey lapang lembaga keuangan syariah dan agroindustri minyak atsiri. 3. Tahap pengembangan model yang dilakukan melalui pendekatan sistem, mencakup analisis kebutuhan, perumusah masalah, dan identifikasi sistem. 4. Tahap desain model terdiri dari (1) model prakiraan harga, (2) model analisis laba operasional, (3) model penentuan nisbah bagi hasil, (4) model analisis keuntungan usaha, (5) model evaluasi resiko usaha, (6) model evaluasi resiko industri, (7) model evaluasi
tingkat keuntungan pembiayaan, (8) model
evaluasi tingkat resiko pembiayaan dan (9) model penentuan kelayakan pembiayaan. 5. Tahap rancang bangun model SMA evaluasi kelayakan pembiayaan agroindustri minyak atsiri dengan pola syariah yang terdiri dari manajemen basis data, manajemen basis model, manajemen basis pengetahuan, manajemen pengolahan terpusat dan manajemen dialog. Luaran dari tahap ini adalah SMA Ekpama-Syariah.
55
Start Prakiraan Harga Bahan Baku dan Harga Produk; Penetapan Parameter Penentu Laba Operasional; Perkiraan Laba Operasional
Evaluasi resiko usaha
Evaluasi resiko industri
Evaluasi resiko pengusaha Indeks komposit evaluasi resiko usaha
Evaluasi resiko bahan baku
Indeks komposit evaluasi resiko industri
Evaluasi resiko pengolahan Tingkat Resiko Pembiayaan Evaluasi resiko pemasaran
Nilai SWBI
Evaluasi resiko permintaan dan penawaran
Evaluasi resiko harga produk
Evaluasi resiko harga bahan baku
Penetapan Target Keuntungan Pembiayaan
Penetapan Skema Pembiayaan dan Nisbah Bagi Hasil
Keuntungan Untuk LKS
Keuntungan Untuk Pengusaha
Tingkat Keuntungan Pembiayaan Penentuan Kelayakan Pembiayaan
Layak?
tidak
Saran Perbaikan
ya Selesai
Gambar 12. Diagram alir model evaluasi kelayakan pembiayaan agroindustri minyak atsiri dengan pola syariah.
56
6. Verifikasi model evaluasi kelayakan pembiayaan usaha agroindustri minyak atsiri akarwangi dengan pola syariah yang telah dibuat pada usaha agroindustri minyak akarwangi di Kabupaten Garut. 7. Validasi model dilakukan dengan menggunakan teknik face validity. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dan akuisisi pengetahuan ahli dilakukan berdasarkan atas kebutuhan sistem dan dikelompokkan sebagai berikut: 1. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tentang teknik penyulingan akarwangi, luas areal bahan baku, kondisi produksi, faktor yang mempengaruhi produksi, produksi minyak atsiri, ekspor dan impor, potensi resiko dan pola pembiayaan usaha dengan sistem bagi hasil dan bagi resiko. 2. Akuisisi pengetahuan dilakukan terhadap empat ahli dibidang agroindustri minyak atsiri atau perbankan yaitu pengusaha agroindustri minyak akarwangi, peneliti minyak atsiri bidang teknis, peneliti minyak atsiri bidang ekonomi dan praktisi perbankan syariah. 3. Survey lapang dilakukan untuk mendapatkan data tentang lembaga keuangan syariah yang ada serta kinerja dan peran LKS dalam pembiayaan agroindustri, sistem produksi minyak akarwangi, investasi dan biaya usaha agroindustri minyak akarwangi yang diperlukan,
tingkat rendemen rata-rata minyak
akarwangi, kapasitas berjalan rata-rata mesin pengolahan minyak akarwangi, harga terna akarwangi, dan harga minyak akarwangi. Dengan data yang didapat maka verifikasi model yang dibuat dapat dilakukan.
Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini untuk menunjang rekayasa model evaluasi kelayakan pembiayaan agroindustri minyak atsiri dengan pola syariah meliputi: 1. Prakiraan harga minyak atsiri dan harga bahan baku dengan metode jaringan syaraf tiruan (JST).
Metode ini dipakai karena dapat memberikan hasil
prakiraan yang handal dengan nilai MSe yang rendah.
57
2. Analisis laba operasional usaha agroindustri minyak atsiri dengan memakai analisis finansial.
Laba operasional adalah laba yang didapat dari hasil
penjualan produk dikurangi biaya produksi, biaya pemasaran, depresiasi dan amortisasi. 3. Penentuan nisbah bagi hasil dengan memakai metode Fibonacci. Metode ini dapat digunakan untuk mendapatkan nisbah kesepakatan dengan mencari titik optimasi antara nisbah yang diinginkan oleh lembaga keuangan syariah dengan nisbah yang diinginkan oleh pengusaha. 4. Analisis
keuntungan
usaha
dengan
menggunakan
teknik
inverse
transformation method. Teknik ini dapat membangun distribusi kumulatif peluang dari keuntungan yang diduga akan didapat oleh LKS dan pengusaha. 5. Penentuan tingkat keuntungan pembiayaan (TKP) dilakukan dengan menggunakan metode protokol.
Metode ini memberi kaidah keputusan
tentang tingkat keuntungan pembiayaan berdasarkan distribusi kumulatif peluang keuntungan yang akan didapat oleh LKS dan pengusaha. 6. Skor parameter-parameter resiko usaha yang terdiri dari resiko ketersediaan bahan baku, resiko pengolahan, resiko pemasaran dan resiko pengusaha mitra usaha ditentukan dari rata-rata skor indikator masing-masing parameter. 7. Skor parameter-parameter resiko industri yang terdiri atas resiko permintaan dan penawaran produk, resiko harga bahan baku dan resiko harga produk ditentukan dari rata-rata skor indikator masing-masing parameter. 8. Penentuan tingkat resiko pembiayaan (TRP) dilakukan dengan mencari ratarata terbobot dari parameter-parameter resiko usaha dan resiko industri. Bobot dari parameter-parameter tersebut ditentukan dengan memakai metode proses hirarki analitik. 9. Penentuan kelayakan pembiayaan dilakukan dengan menggunakan metode protokol. Metode ini memberi kaidah keputusan kelayakan pembiayaan berdasarkan tingkat keuntungan pembiayaan (TKP) dan tingkat resiko pembiayaan (TRP) yang telah didapat.
58
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2005 di Kabupaten Garut, dan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan Kabupaten Garut untuk keperluan verifikasi model dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan satu-satunya sentra produksi akarwangi Indonesia.
Rekayasa Sistem Penunjang Keputusan Perekayasaan sistem penunjang keputusan dilakukan dengan mengacu kepada tahapan penelitian menggunakan pendekatan sistem yaitu: 1. Analisa sistem yang terdiri dari analisa kebutuhan pelaku dan pihak berkepentingan, formulasi permasalahan dan identifikasi sistem. 2. Desain sistem untuk merancang model-model pengambilan keputusan, basis data dan sistem dialog pada sistem manajemen ahli. 3. Pemrograman sistem menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0