METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri gelatin sebagai salah satu komponen pengembangan agroindustri gelatin memerlukan kajian yang serius dengan pendekatan holistik. Karena persoalan agroindustri bersifat sistemik, maka pendekatan analitis belum cukup untuk menjawab persoalan. Keterlibatan pakar sangat diperlukan untuk memberikan penilaian dan judgment terhadap persoalan riil yang relevan terhadap pemodelan sistem kelembagaan tersebut. Penelitian ini mengkaji sistem kelembagaan pasokan bahan baku kulit sapi yang digunakan untuk memproduksi gelatin guna memastikan asal-usul dan proses pengadaan bahan baku tersebut telah memperoleh perlakukan yang memenuhi persyaratan sertifikasi halal.
Penelitian dilakukan pada industri
penyamakan kulit PT. Muhara Dwi Tunggal Laju Tannery untuk mengetahui proses perlakukan kulit yang dihasilkan dari industri penyamakan kulit yang digunakan sebagai bahan baku agroindustri gelatin. Beberapa hal yang perlu diketahui adalah data potensi bahan baku, data ketersediaan bahan baku, data proses produksi kulit samak, data pengadaan kulit dan data distributor dan pemasok kulit sapi ke industri penyamakan kulit.
Kemudian penelitian
dilanjutkan untuk mengkaji pemasok kulit pada industri penyamakan kulit yaitu Rumah Pemotongan Hewan (RPH), pengumpul kulit sapi. Selain itu juga dikaji kelembagaan dari distributor dan pengumpul kulit yang ada saat ini serta cakupan untuk setiap pengumpul kulit dalam suatu wilayah. Penelitian dilanjutkan untuk mengkaji seluruh stakeholder dari penyediaan bahan baku kulit sapi dari peternak sapi sampai pada industri penyamakan kulit. Kajian ini digunakan untuk memperoleh data kendala dan potensi konflik dari masing – masing stakeholder dalam kaitannya dengan penanganan bahan baku kulit sapi yang ditinjau asal-usul dan proses pengadaan dan penanganan bahan baku tersebut pada setiap tingkatan pelaku. Kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
53
54
Industri Penyamakan Kulit
Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
Peternak Sapi
Kondisi Sistem Penyediaan Bahan Baku Kulit Sapi dan Kendala Sertifikasi: Usaha peternakan sapi, usaha pemotongan hewan, usaha pengumpulan kulit sapi, rantai pasokan dan industri gelatin
Pendekatan Sistem Kelembagaan
Analisis Usaha Peternakan Sapi
Analisis Analisis Usaha usaha Pemotongan Hewan pemotongan hewan
Analisis Sertifikasi Mutu
Analisis Elemen Kelembagaan
Kondisi Situsional Peternakan Sapi
Kondisi Situsional Pemotongan Hewan
Persyaratan Jaminan Mutu Produk
Elemen Kunci Kelembagaan
Perekayasaan Sistem Kelembagaan Jaminan Mutu Pasokan Bahan Baku Gelatin dari Kulit Sapi Split
Analisis Nilai Tambah dan Tingkat Efisiensi
Faktor Pendukung
Struktur Kelembagaan
Implementasi dan Verifikasi
Analisis Konflik dan Kendala
Faktor Penghambat
Sistem Kelembagaan Pasokan Bahan Baku Gelatin dari Kulit Sapi
Gambar 4 Kerangka pemikiran konseptual penelitian
Selanjutnya dilakukan analisis usaha dari setiap pelaku penyediaan bahan baku tersebut dengan faktor kritis terpenuhinya persyaratan halal dan peningkatan mutu serta pendapatan peternak dengan terbentuknya suatu kelembagaan pasokan bahan baku yang bersertifikasi. Analisis ini dilakukan dengan melibatkan tujuh
55
orang pakar yang berkompeten (akademisi, peneliti dan praktisi) untuk mendapatkan suatu model sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri gelatin guna menjamin mutu yang efektif dan efisien. Nilai keilmuan dari penelitian ini adalah bagaimana suatu sistem kelembagaan pengadaan dan pasokan bahan baku kulit sapi untuk memenuhi persyaratan sertifikasi halal dapat terbentuk, serta model sistem kelembagaan dalam ranah rekayasa manajemen dapat digunakan dan diimplementasikan pada agroindustri gelatin berbahan baku kulit sapi untuk perencanaan dan pengembangan agroindustri gelatin halal. Validasi dan verifikasi terhadap model yang diusulkan dilakukan dengan melalui pengujian antar variabel dengan berdasarkan penilaian pendapat pakar.
Tahapan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem untuk merekayasa model kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri gelatin. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yang dirancang untuk dapat menghasilkan model konseptual kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri gelatin . Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 5, sedangkan langkahlangkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tahap awal penelitian terdiri dari studi pustaka dan survai lapangan, analisis kebutuhan, perumusan masalah dan identifikasi sistem. Dalam tahap ini dilakukan survai lapang di Bogor, Bandung, Semarang, dan Surabaya terhadap beberapa pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam pasokan bahan baku kulit sapi yaitu peternak sapi, pedagang sapi, rumah pemotongan hewan, pengumpul kulit, pedagang kulit dan industri penyamakan kulit. Disamping itu juga dilakukan studi literatur terhadap berbagai metode penelusuran bahan baku dalam rangka memenuhi kriteria jaminan mutu halal. 2. Analisis sistem kelembagaan sertifikasi halal gelatin untuk mendapatkan permasalahan dan konflik kepentingan antar stakeholder penyediaan bahan baku gelatin.
Dalam hal ini dilakukan analisis terhadap kelembagaan
sertifikasi mutu yang telah ada saat ini yaitu badan LPPOM MUI sehingga
56
diperoleh kendala yang dihadapi oleh setiap pemanggku kepentingan dalam mendapatkan label sertifikasi mutu. 3. Tahap analisis pemasok bahan baku potensial berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan kebutuhan para stakeholder pengembangan agroindustri gelatin. Sehingga dengan analisis ini diharapkan akan diperoleh model pemasok yang efektif dan efisien dalam pengadaan bahan baku agroindustri gelatin guna menunjang konsep sertifikasi mutu. 4. Tahap penentuan struktur model sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri gelatin. Strukturisasi sistem dilakukan dengan menggunakan metode ISM untuk mengetahui elemen-elemen kunci dari sistem pasokan bahan baku agroindustri gelatin dan struktur pengembangan dari masingmasing elemen berdasarkan kekuatan penggerak dari masing-masing sub elemennya. Tahap ini kemudian dilanjutkan dengan formulasi struktur kelembagaan penyediaan bahan baku agroindustri dilakukan untuk membuat struktur penyediaan bahan baku agroindustri gelatin yang menjamin kepastian asal-usul bahan baku dan proses penyediaannya. 5. Tahap pemilihan strategi aliansi antar pelaku usaha penyediaan bahan baku agroindustri gelatin untuk menentukan model aliansi yang cocok untuk pengembangan agroindustri tersebut dengan AHP. Dengan tahapan ini diharapkan akan diperoleh strategi yang efektif dalam pengadaan bahan baku agroindustri gelatin guna menunjang sertifikasi mutu. 6. Analisis kinerja kelembagaan penyediaan bahan baku agroindustri gelatin untuk mengetahui kinerja kelembagaan tersebut serta kekurangan dan kelebihannya dengan DEA. 7. Tahap analisis finansial pengembangan agroindustri gelatin dengan sertifikasi mutu halal yang dapat diimplementasikan oleh investor agroindustri gelatin dengan bahan baku kulit sapi. 8. Pemodelan sistem pendukung pengambilan keputusan guna membantu pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan sistem kelembaggan pasokan bahan baku agroindustri gelatin.
57
9. Verifikasi dan validasi model menggunakan pendapat pakar untuk mengetahui kebenaran sistem dan mendapatkan keabsahan dan keyakinan bahwa model mampu bekerja sesuai kebutuhan pengambil keputusan.
Mulai
Studi pustaka
Formulasi tujuan penelitian
Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan pengguna
Identifikasi sistem
Formulasi masalah pengembangan industri gelatin
Analisis sistem kelembagaan sertifikasi halal
Analisis sistem kelembagaan penyediaan bahan baku
Analisis sistem pasokan dan pemasok bahan baku kulit sapi
Strukturisasi sistem kelembagaan pemasok bahan baku
Strukturisasi sistem kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku agroindustri gelatin
----- ISM
Formulasi strategi pengembangan sistem kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku
----- AHP
Pemilihan model kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku
Analisis efisiensi kinerja model kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku gelatin
Analisis potensi bahan baku dan rancangan skala kelayakan usaha industri gelatin
----- MPE
----- DEA
-----Analisis finansial
Kesimpulan dan saran
Gambar 5 Tahapan penelitian rekayasa sistem kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku gelatin dari kulit sapi split
58
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari tanggal 1 Agustus 2008 sampai dengan 30 Juli 2010. Penelitian dilakukan di Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Tengah terkait dengan potensi penyediaan bahan baku agroindustri gelatin dan industri penyamakan kulit yang terdapat di Jawa Barat. Penelitian terutama dilakukan pada beberapa rumah pemotongan hewan yaitu RPH Cakung, RPH Kabupaten dan Kota Bandung. RPH Semarang dan industri penyamakan kulit (PT. Muhara Dwitunggal Laju Tannery) yang ada di Jawa Barat.
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survai lapang dengan melakukan wawancara mendalam dan pengisian kuesioner dengan pelaku terkait dan pakar. Pakar yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan dan kemampuan mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya (Hart 1986) dan didasarkan atas pertimbangan dan kriteriakriteria antara lain; 1) Keberadaan “responden” dan keterjangkauan serta kesediaan untuk diwawancarai, 2) Mempunyai reputasi, kedudukan dan telah menunjukan kredibilitasnya sebagai ahli, 3) Telah berpengalamaqn dibidangnya (Machfud, 2001)
Beberapa pakar yang dilibatkan dalam
penelitian ini berasal dari dua orang dari praktisi agroindustri gelatin, dua orang
peneliti
agroindustri
gelatin
dari
Badan
Pengkajian
dan
Pengembangan Teknologi (BPPT), tiga orang pemerhati agroindustri gelatin dari Perguruan Tinggi, dan satu orang dari LPPOM-MUI. Pelaku-pelaku yang terkait dengan pasokan bahan baku yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini meliputi peternak sapi, Rumah Pemotongan Hewan (RPH), pengepul kulit sapi, dan industri penyamakan kulit. Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait dan publikasi dari lembaga-lembaga yang relevan dengan penelitian ini. Data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup beberapa hal sebagai berikut :
59
1. Pengumpulan data dan informasi untuk analisis sistem dilakukan wawancara mendalam dan pengisian kuesioner dengan stakeholder yang terkait dan pakar. Pengumpulan data dan informasi ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi tentang permasalahan dan kebutuhan pengembangan agroindustri gelatin. 2. Pengumpulan data dan informasi tentang pelaku penyediaan bahan baku gelatin yang potensial dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan pakar dari akademisi, praktisi dan peneliti yang dipilih secara purposive yang dapat mewakili semua kepentingan (expert survey). Pakar yang diwawancarai dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: (a) memiliki reputasi dalam domain pengetahuan yang diperlukan. (b) memiliki kedudukan sebagai perencana dan pengambil keputusan sehingga memiliki pengetahuan struktur sistem. (c)
telah
berpengalaman
dibidangnya.
(memiliki
kemampuan
berkomunikasi dan bersedia diwawancarai). Pengumpulan data dan informasi dilakukan untuk memperoleh kumpulan pendapat tentang penentuan bobot, kriteria dan alternatif dalam penentuan agroindustri potensial. 3. Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan strukturisasi sistem kelembagaan dilakukan melalui survey pakar (expert survey). Pengumpulan data dan informasi ini dilakukan untuk memperoleh kumpulan pendapat tentang interaksi antar sub elemen dalam suatu elemen sistem. Data dan informasi tersebut digunakan untuk menentukan sub elemen kunci dari masing-masing elemen serta kekuatan pendorong (driver power) dalam elemen sistem tersebut. 4. Data penyediaan bahan baku agroindustri gelatin diperoleh melalui survey terhadap pedagang/pemasok bahan baku agroindustri gelatin yang berada di Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
60
Metode Analisis Data Data dan informasi hasil survey lapang dan pendapat pakar diolah sesuai dengan rancangan metode yang digunakan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemodelan dan strukturisasi sistem kelembagaan penyediaan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk sesuai sertifikasi halal dilakukan dengan menggunakan teknik Interpretive structural modelling (ISM), dengan agregasi pendapat pakar dilakukan dengan metode mean atau modus. 2. Analisis pemilihan model kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku
agroindustri
gelatin
yang
potensial
dilakukan
dengan
menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Agregasi pendapat pakar dilakukan dengan metode rata-rata. 3. Analisis pengukuran kinerja kelembagaan penyediaan bahan baku gelatin dilakukan dengan menggunakan metode DEA (Data Envelopment Analysis), dengan satu output yaitu peningkatan kepuasan pelanggan. Kemudian agregasi pendapat pakar dilakukan dengan rata-rata. 4. Analisis sensitifitas kelayakan usaha agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk dengan skala sesuai dengan potensi bahan baku kulit sapi split yang tersedia dalam sistem kelembagaan optimal menggunakan metode analisis finansial agroindustri gelatin yang diintegrasikan pada industri penyamakan kulit. 5. Metode penyusunan strategi pengembangan agroindustri gelatin yang terintegrasi
pada
industri
penyamakan
kulit
dan
strategi
pengembangan model kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku agroindustri gelatin dilakukan dengan AHP. 6. Analisis sistem kelembagaaan pasokan bahan baku yang berjalan saat ini dilakukan dengan analisis deskriptif.
61
Verifikasi dan Validasi Model Kredibilitas sebuah model ditentukan oleh aksebilitas model dihadapan para pengguna atau pemangku kepentingan.
Penerimaan sebuah model oleh
pengambil keputusan sebagai pengguna harus diuji melalui proses verifikasi dan validasi.
Proses ini akan membuktikan kebenaran model dan penerimaan
pengguna terhadap kemampuan dari model.
Seluruh rangkaian dalam
menghasilkan mulai dari pemuatan elemen sistem nyata, pembangunan logika dan penulisan kode komputer dengan bahasa pemrograman tertentu akan diperiksa konsistensinya terhadap konsep dan teori yang digunakan. Verifikasi dan validasi model adalah bagian esensial dari proses pengembangan model agar model diterima dan digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan.
Pertanyaan utama yang sering disampaikan kepada
seseorang yang memperkenalkan sebuah model adalah keabsahan model sebelum diterapkan. Verifikasi adalah proses untuk menjamin bahwa model sudah bekerja dengan benar, sedangkan validasi adalah proses menjamin bahwa model memenuhi kebutuhan yang diharapkan dari segi metoda yang digunakan dan hasil yang diperoleh. Verifikasi dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran kerja model, selanjutnya divalidasi untuk mengetahui kesesuaian model terhadap peruntukannya (Carson 2002). Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan sistem untuk menghasilkan sebuah sistem penunjang keputusan. Tujuan dari verifikasi dan validasi adalah memeriksa kesesuaian model dengan teori-teori dan konsep-konsep yang diterapkan dengan sistem nyata.
Verifikasi konseptual dilakukan untuk
mendapatkan relevansi asumsi-asumsi dan teori-teori yang digunakan dalam memodelkan rantai pasok yang telah diwujudkan dalam bentuk persamaan ataupun pertidaksamaan. Teknik verifikasi yang digunakan adalah menelusuri apakah konsistensi pemakaian relasi dan fungsi pada model sesuai dengan aturan matematik dan menggambarkan fungsi dari variabel keputusan dalam bentuk grafik. Model yang telah melewati verifikasi secara teoritik dan konseptual diuji secara komputasional dengan perangkat komputer yang telah disiapkan menggunakan data dari obyek penelitian.
62
Menurut Carson (2002) menjelaskan beberapa teknik validasi model yang dapat digunakan dan penelitian ini menerapkan teknik face validity. Teknik face validity ini memungkinkan penelusuran model secara menyeluruh dan utuh sehingga konsistensi konsep dan kebutuhan pemangku kepentingan dapat dievaluasi secara bersamaan. Face validity dilaksanakan dengan cara bertanya kepada orang (pakar) yang mempunyai pengetahuan tentang gelatin dan manajemen pasokan bahan baku agroindustri gelatin serta sertikasi mutu gelatin mengenai kesesuaian model dan/atau prilakunya terhadap peruntukannya. Proses ini menggunakan rasionalisme dan empirisme berdasarkan pendapat seseorang ahli yang mengetahui tentang agroindustri gelatin. Rasionalisme adalah validasi dengan cara deduksi logika untuk menilai asumsi dari model sudah sesuai atau belum. Empirisme membutuhkan data empiris untuk menilai kesesuaian model dengan peruntukannya.