METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Cross Sectional Study dengan cara survei eksplorasi yang akan menggali inforrnasi mengenai variabel yang berhubungan dengan strategi koping keluarga dan kepatuhan penderita TB Pam terhadap pengobatan.
Waktu dan Lokasi penelitian Penelitian berlangsung dari bulan Juli-September 200 1, di seluruh wilayah kerja Puskesmas dan Rumah sakit ( Majalaya, Soreang dan Cibabat) yang berada di Kabupaten Bandung . Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposif).
Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh keluarga penderita TB Paru yang berada di lokasi penelitian yaitu seluruh wilayah Puskesmas Kabupaten Bandung Sampel adalah keluarga penderita TB Paru yang berobat ke Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Bandung diambil dengan cara Incidental Sampling pada saat penelitian dilakukan. Khusus sampel dari Puskesmas ditentukan dengan dengan knteria
sedang menjalankan pengobatan melalui metoda DOTS, mendapat
pengobatan secara curna-cuma (gratis) dari pemerintah. Sampel dihitung dengan menggunakan rumus dari S.K Lwanga dan S.Lemeshow (WHO, 1991) sebagai berikut:
= 0.025
P = proposi tersangka TB paru Q =1-P d = absolute precision Convidence level (a) Z (standar baku) Jadi jumlah sampelnya adalah
= 0.975 = 0.025 = 95% =
=
1.96
150 orang, terdiri dari 75 pasien dan
keluarganya yang mendapat bantuan pengobatan melalui strateg DOTS dari wilayah kerja Puskesmas dan 75 pasien dan keluarganya yang tidak mendapat bantuan dari pelayanan praktek swasta dan Rumah Sakit di seluruh wilayah Kabupaten Bandung dan sekitarnya.
Proporsi tersangka TB paru diasumsikan dari angka prevalensi TB paru di Jawa Barat sebesar 0.250% dan sesuai dengan Buku Pedoman Penanggulangan TB paru (Depkes,1999) dinyatakan bahwa jumlah tersangka TB paru adalah 10 kali dari TB paru BTA positif. Maka angka P : 10 x 0.0025 = 0.025
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang akan dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, terhadap variabel sumber koping keluarga, persepsi keluarga mengenai TB paru, tingkat kepatuhan penderita TB Paru. Sedangkan kuesioner berupa angket terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat stres penderita dan strategi koping keluarga yang diukur berdasarkan pengkajian koping masalah kesehatan untuk orang tua atau CHIP (Coping Health Inventory for
Parent) dari
Mc.Cubbin.M.A(1987), yang telah disesuaikaddimodifikasi. Untuk data sekunder
dilakukan dengan megumpulkan keterangan yang
berasal dari tempat pelayanan kesehatan baik & Puskesmas, maupun di Rumah Sakit dimana pasien TB paru diobati.
Pengolahan dan analisis data Pengolahan data dilakukan dengan manual dan komputer melalui beberapa tahap yaitu editing data yakni setiap lembar kuesioner yang masuk akan diperiksa untuk memastikan bahwa setiap pertanyaan pada kuesioner telah terisi semua. Koding data yaitu memberi kode pada setiap lembar kuesioner dan akhirnya melakukan entri data yaitu memasukan data yang telah dikoding ke dalam komputer dengan menggunakan SPSS for Windows 10.0 untuk dilakukan analisis. Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu: Metode Deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat gambaran data responden
baik
berdasarkan
data
karakteristik
responden
maupun
sikap,pengetahuan,persepsi dan lain-lain yang berhubungan dengan pertanyaan dan pernyataan yang ada dalam kuesioner. Dalam metode deskriptif ini juga digambarkan bagaimana data yang berbentuk kuantitatif dijelaskan secara kualitatif. Untuk data variabel pengetahuan pasangan menggunakan persentase skor jawabwan responden. Sebelum data skor untuk variabel pengetahun di analisa terlebih dahulu diuji validitasnya, untuk mengtahui apakah instrumen-instrumen tersebut benar-benar menjalankan fungsi ukurnya. Dari hasil pengujian ternyata terdapat 5 item pertanyaan yang tidak valid dan item yang tidak valid tersebut hams disisihkan dar~variabel pengetahuan untuk analisis selanjutnya. Besarnya reliabilitas sebelum item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.672 1, sedangkan reliabilitas setelah item yang tidak valid disisihkan menjadi sebesar 0.7334. Jadi dengan demikian reliabilitas alat ukur menjadi meningkat setelah item yang tidak valid disisihkan. ( lampiran 7) Adapun penentuan knteria skor jawaban responden pada variabel pengetahuan didasarkan pada persentase skor jawaban yang benar (Skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah). Kemudian dari persentase skor jawaban yang benar tersebut dibagi tiga untuk menentukan kriteria bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik (280%) , cukup (>60%
X
Kurang ( S 60%) dengan menggunakan rumus Persentuse = - x 100 % N X = Jumlah jawaban yang benar N = Jumlah item pertanyaan
- 40%)
dan
Variabel sikap keluarga mengenai pengobatan TB Paru di skoring dengan cara yang sama dengan variabel pengetahuan, dimana jawaban diberi skor 1 jika sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti dan diberi skor 0 jika tidak sesuai dengan knteria yang yang telah ditentukan oleh peneliti. Dari hasil uji validitas, dari 15 item pernyataan yang diajukan peneliti ternyata ada 6 item yang tidak valid dengan reliabilitas sebelum item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.6632 dan reliabilitas setelah item yang tidak valid lsisihkan sebesar 0.7797. Sedangkan untuk pengkategorian variabel sikap keluarga mengenai pengobatan TB Paru didasarkan pada median skor kelompok, dimana apabila jumlah skornya 2 Median skor kelompok dikategorikan optimis. Sedangkan untuk jumlah skor yang < Median skor kelompok dikategorikan Pesimis. Variabel dukungan keluarga di skoring dengan cara meranking jawaban responden, &mana jawaban diberi skor yang lebih tingg jika sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti dan diberi skor yang lebih rendah jika tidak sesuai dengan kriteria yang yang telah ltentukan oleh peneliti sehingga diperoleh data dengan skala pengukuran ordinal. Dan hasil uji validitas, dari 10 item pernyataan yang diajukan peneliti ternyata ada 2 item yang tidak valid dengan reliabilitas sebelum item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.6006 dan reliabilitas setelah item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.6262. Sedangkan untuk pengkategorian variabel dukungan keluarga mengenai pengobatan TB Paru didasarkan pada median skor kelompok, dimana apabila jumlah skornya 2 Median skor kelompok dikategorikan tinggi. Sedangkan untuk jumlah skor yang < Median skor kelompok dikategorikan rendah.
Variabel dukungan masyarakat & skoring dengan cara meranking jawaban responden (pada variabel ini hanya dua pernyataan yang bisa di skoring), dimana jawaban diberi skor yang lebih tinggi
jika sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan peneliti dan diberi skor yang lebih rendah jika tidak sesuai dengan kriteria yang yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga diperoleh data dengan skala pengukuran ordinal. Dari hasil uji validitas, dari 2 item pernyataan yang diajukan peneliti ternyata keduaduanya valid dengan reliabilitas sebesar 0.1006. Sedangkan untuk pengkategorian variabel dukungan masyarakat didasarkan pada median skor kelompok, dimana apabila jumlah skornya
Median skor
kelompok dikategorikan memotivasi. Sedangkan untuk jurnlah skor yang < Median skor kelompok dikategorikan mengucilkan. Variabel Persepsi keluarga di skoring dengan cara meranking jawaban responden (pada variabel ini hanya dua pilihan jawaban), dimana jawaban diberi skor
2 jika sesuai dengan knteria yang telah ditentukan peneliti dan diberi skor 1 jika tidak sesuai dengan knteria yang yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga diperoleh data dengan skala pengukuran ordinal. Dari hasil uji validitas, dari 15 item pernyataan yang diajukan peneliti temyata ada 5 item pernyataan yang tidak valid dengan reliabilitas sebelum item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.5226 dan reliabilitas setelah item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.56 15. Sedangkan untuk pengkategorian variabel Persepsi keluarga mengenai penyakit TB Paru didasarkan pada mekan skor kelompok, dimana apabila jumlah skornya 2 Median skor kelompok dikategorikan positif. Sedangkan untuk jumlah skor yang < Median skor kelompok dikategorikan negatif.
Variabel strategi koping keluarga & skoring dengan cara meranking jawaban responden (pada variabel ini terdapat empat pilihan jawaban), dimana jawaban diberi skor 3 jika sangat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti dan diberi skor 0 jika sangat tidak'sesuai dengan knteria yang yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga diperoleh data dengan skala pengukuran ordinal. Dari hasil uji validitas, dari 45 item pernyataan yang diajukan peneliti ternyata ada 6 item pernyataan yang tidak valid yaitu item no15,16,28,35,36 dan 41 dengan reliabilitas sebelum item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.925 1 dan reliabilitas setelah item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.9370. Sedangkan untuk pengkategorian variabel strategi koping keluarga didasarkan pada median skor kelompok, dimana apabila jurnlah skomya 2. Median skor kelompok dikategorikan positif. Sedangkan untuk jumlah skor yang < Median skor kelompok dikategorikan negatif. Variabel tingkatan stress penderita TB Pam di skoring dengan cara meranking jawaban responden (pada variabel ini terdapat lima pilihan jawaban yang menurut responden gejala yang sering terjadi pada penderita penyakit TB paru dalarn keluarganya), chmana jawaban diberi skor 5 jika selalu terjadi dan diberi skor 1 jika tidak pernah terjadi sehngga diperoleh data dengan skala pengukuran ordinal. Dari hasil uji validitas, dari 20 item pernyataan yang diajukan peneliti temyata ada 2 item pernyataan yang tidak valid dengan reliabilitas sebelum item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.8907 dan reliabilitas setelah item yang tidak valid disisihkan sebesar 0.8999.
Sedangkan untuk pengkategorian tingkatan stress penderita TB Pam didasarkan pada median skor kelompok, dimana apabila jumlah skornya
> Median
skor kelompok dikategorikan tinggi. Sedangkan untuk jurnlah skor yang < Median skor kelompok dikategorikan rendah. Variabel Lingkungan tempat tinggal penderita TB Paru di skoring dengan cara meranking keadaan rumah dan lingkungan disekitarnya (untuk kualitas rumah ada dua aspek yang diperhatikan, yaitu tipe bangunan rumah dan drainase rumah tempat tinggal). Untuk pengklasifikasian kualitas rumah dan kualitas lingkungan didasarkan pada rentang skor tertinggi dengan skor terendah yang kemudian dibagi jumlah klasifikasi. Variabel tingkat kepatuhan penderita TB Pam dilihat dari keteraturan si penderita TI3 Pam dalam minum obat dan keteraturan si penderita dalam kontrol berobat. Apabila sipenderita bisa mengikuti semua anjuran yang telah ditetapkan, yaitu keteraturan dalam minum obat dan teratur dalam kontrol berobat, maka si penderita dikategorikan kelompok yang patuh. Sedangkan apabila si penderita tidak mengindahkan salah satu aturan tersebut maka si penderita di kategorikan tidak patuh. Metode Verifikatif. Metode verifikatif digunakan untuk membuktikan beberapa
hipotesis yang telah diajukan peneliti pada bagian sebelumnya. Pada analisis ini digunakan dua bentuk pendekatan secara statistika, yaitu statistika pararnetrik dan nonparametrik. Statistika parametrik digunakan jika data yang diperoleh memenuhi
beberapa asumsi distribusi sesuai dengan analisis yang digunakan. Sedangkan statistika nonparametrik tidak memperhatikan asumsi distribusi. Metode Statistika Nonparametrik
Metode statistika non parametrik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan strategi koping keluarga
dalam menghadapi kasus penyakit TB Paru dalam keluarga antara
kelompok keluarga yang mendapat bantuan dengan kelompok keluarga yang tidak mendapat bantuan ( digunakan uji beda untuk 2 sampel atau lebih yang independent: Uji Kruskal-Wallis, dan uji t-student). Kemudian untuk melihat ada tidaknya assosiasi (keterkaitan) antara strategi koping keluarga dan tingkat stress penderita TB Pam dengan Tingkat kepatuhan penderita TB paw dalam menjalani terapi pengobatan digunakan analisis Chi-Square. Metode Statistika Parametrik
Metode statistika parametrik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi strategi koping keluarga dan pola strateg koping dalam menghadapi kasus penyakit TB Paru dalam keluarga (digunakan analisis regresi linier multiple dan Manova). Karena salah satu asumsi yang hams terpenuhi untuk analisis regresi linier multipel, yaitu skala pengukuran minimal interval. Maka sebelum melangkah ke analisis regresi linier, data yang berbentuk ordinal hams terlebih dahulu dikonversikan ke skala interval dengan menggunakan Method Successive Interval (MSI) dan setelah data dikonversikan selanjutnya di uji sebaran data variabel dependent apakah mengikuti sebaran normal atau tidak (menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov). Jika data variabel dependent mengikuti sebaran normal maka analisis regresi linier dapat dipakai.
Pegujian lainnya dalam uji parametrik adalah uji Ancova. Uji ancova digunakan untuk melengkapi uji beda dua sampel apabila ditemukan perbedaan dari pengujian sebelumnya sehingga dapat memastikan apakah ~[erbedaantersebut karena faktor yang diuji atau karena faktor yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi koping keluarga menghadapi kasus penyakit TB Paru dalam keluarga
dalam
Independent variabel yang diduga mempengaruhi Strategi koping keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan: "Kasus Penyakit TB Pam" di Kabupaten Bandung terdiri dari 12 variabel. Dari Kedua belas independent variable tersebut, terdapat tiga variabel yang datanya berbentuk kualitatif. Jadi karena datanya berbentuk kualitatif, maka variabel-variabel tersebut dijadikan sebagai variabel indikator(dummy variabel). Adapun model regresinya didefenisikan seperti dalam persamaan berikut:
dimana:
Y : Strategi Koping keluarga (Dependent Variable)
XI : Jumlah anggota keluarga. X2 : Usia si Penderita TB Paru. Dl : Jenis Kelamin si Penderita TB Pam (l=laki-laki, O=wanita).
X3 : Lama Pendidikan pasangan si Penderita TB Pam (dalam tahun). )(4 : Pendapatan Keluarga.
X5 : Pengetahuan.
.
X g : Sikap keluarga mengenai pengobatan TB Paru.
X7 : Dukungan keluarga. Xs : Dukungan dari masyarakat.
DZ: Kondisi lingkungan tempat tinggal (l=memadai, O=tidak memadai). X9 : Persepsi keluarga mengenai penyakit TB Pam. D3: Ketersedian sarana dan prasarana kesehatan (l=tersedia, O=tidak tersedia). E : error
Setelah melalui pengujian normalitas untuk variabel tidak tidak bebas (Strategi Koping Keluarga) dan hasilnya menyimpulkan bahwa data mengikuti sebaran normal, maka dapat dilanjutkan dengan anlisis statistika parametrik.
Definisi operasional variabel 1. Strategi koping keluarga adalah respon perilaku yang digunakan keluarga dan
subsistemnya untuk memecahkan suatu masalah atau mengurangi stres yang diakibatkan oleh suatu peristiwa tertentu, yang dibedakan berdasarkan koping positifladaptif dan negatifltidak adaptif. Variabel ini diukur menggunakan skala pengukuran ordinal. 2. Pengetahuan keluarga pada penelitian ini adalah segenap apa yang diketahui oleh
keluarga tentang TB paru meliputi: pengertian, penyebab, dampak, deteksi dini, pencegahan dan penanggulangan TB paru. Diukur menurut Baik, Cukup, Kurang, dan termasuk dalam skala pengukuran ordinal
3. Persepsi Keluarga pada peneltian ini adalah penilaian keluarga terhadap kepercayaan, perasaan dan kecenderungan bertindak terhadap ha1 yang berkaitan dengan respon keluarga terhadap penyakit TB paru.
4. Tipe keluarga pada penelitian ini adalah dibedakan berdasarkan jurnlah anggota keluarga yang tinggal di dalam satu rumah yang dibedakan berdasarkan Nuclear .family, Ekstended family dun Single Parent. Variabel ini diukur menurut skala
pengukuran nominal.
5. Ketersediaan sarandfasilitas pada penelitian ini adalah tersedianya fasilitas kesehatan untuk berobat anggota keluarga dengan TB paru, yang dikatagorikan berdasarkan tersedia dan tidak tersedia fasilitas kesehatan. Variabel ini diukur menggunakan skala pengukuran ordinal. 6. Dukungan ikatan kekerabatan keluarga pada penelitian ini adalah adanya
keterlibatan seluruh kerabat keluarga TB paru dalam mendukung program pengobatan secara teratur. Dibedakan berdasarkan mendukung dan tidak mendukung.Dukungan ini di ukur menggunakan skala pengukuran nominal.
7. Tingkatan stress dalam penelitian ini adalah respos spesifik dari penderita TB paru akibat penyakit yang dideritanya, yang chbedakan berdasarkan stress tinggi dan stress rendah. Tingkatan stress diukur berdasarkan skala pengukuran ordinal. 8. Tingkat Kepatuhan dalam penelitian ini adalah aktifitas berobat yang dilakukan oleh penderita sesuai dengan pengobatan penderita TB Pam, yang dibedakan antara patuh dan tidak patuh. Tingkat kepatuhan ini di ukur berdasarkan skala pengukuran nominal.