METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Bogor, dengan sasaran adalah masyarakat Aceh yang ada di Bogor. Pengumpulan data dilakukan selama 3 bulan yakni, April - Juni 2006. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi (explanatory research) dengan metode survai untuk menganalisis hubungan antar variabel yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Faisal (2005) bahwa objek telaahan penelitian eksplanasi adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Lebih jauh beliau menyatakan bahwa survai merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditujukan pada sejumlah besar individu atau kelompok, dimana unit yang ditelaah jumlahnya relatif besar sehingga mustahil dilakukan secara intensif, mendalam, mendetil dan komprehensif. Sementara itu, Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan bahwa penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan karakteritik
data
yang
individu,
pokok.
lingkungan,
Variabel-variabel proses
penelitian
komunikasi
dan
meliputi
keefektivan
komunikasi. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh anggota masyarakat Aceh yang berdomisili di Kabupaten dan Kota Bogor. Sampel diambil secara acak stratifikasi (Stratified Random Sampling). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995) ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan metode ini yaitu: (1) harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi ini dalam lapisan-lapisan, (2) harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang digunakan untuk menstratifikasi, dan (3) harus diketahui
33 dengan tepat jumlah satuan-satuan elementer dari tiap lapisan (stratum) dalam populasi itu. Lebih jauh Rakhmat (2002) menjelaskan bahwa pengambilan sample secara acak stratifikasi, atau disebut juga dengan sampling berstrata, melibatkan pembagian populasi ke dalam kelas, kategori, atau kelompok yang disebut strata. Karakteristik strata boleh jadi kota, daerah, suku bangsa, jenis kelamin, status, usia, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini sudah memenuhi syarat-syarat tersebut. Lebih lanjut pertimbangan penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) warga Aceh yang berdomisili di Bogor terdiri atas keluarga menetap dan mahasiswa, (2) mahasiswa Aceh di Bogor terdiri atas beberapa strata yakni Program Diploma dan Sarjana (S0 dan S1) serta Program Pascasarjana (S2 dan S3). Untuk memenuhi syarat keterwakilan (representatif) maka sampel penelitian diambil secara acak stratifikasi nonproporsional (Disproportional Stratified Random Sampling) berdasarkan kelompok masyarakat dan jenis kelamin. Strata meliputi: (1) masyarakat menetap, (2) mahasiswa S0/S1, dan (3) mahasiswa S2/S3. Jumlah sampel dari setiap kelompok sebanyak 30 orang yang masing-masing terdiri atas 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan, jumlah sampel seluruhnya adalah 90 orang. Populasi dan sampel dicantumkan pada Tabel 1. Tabel 1 Data populasi dan sampel penelitian menurut kategori No.
Kategori
Populasi (Orang)
Sampel (Orang)
1. Keluarga (bukan mahasiswa)
484
30
2. Mahasiswa S0 dan S1
224
30
3. Mahasiswa Pascasarjana (S2 dan S3)
164
30
872
90
Total
Sumber: Komite Peduli Aceh Bogor (KPA-B) dan Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (IKAMAPA) Bogor, 2005.
34 Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur serta wawancara mendalam (in depth) kepada berbagai pihak terkait serta informan kunci. Data sekunder diperoleh dengan pengumpulan informasi dari instansi terkait dan publikasi di berbagai media massa. Instrumen penelitian adalah kuesioner yang dibagi dalam empat bagian yakni: karakteristik individu, lingkungan, proses komunikasi dan keefektivan komunikasi. Definisi Operasional Untuk mempermudah pemahaman terhadap isitilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut didefinisikan secara operasional beberapa peubah yang digunakan. X1. Variabel Karakteristik Individu adalah ciri-ciri yang melekat pada pribadi seseorang (individu). Variabel karakteristik individu diukur menggunakan delapan aspek yang meliputi: umur, pendidikan, status, pendapatan, hubungan keluarga, kepedulian, kepemilikan media, dan motif. X1.1 Umur adalah usia responden pada saat penelitian dilakukan, yang dihitung dari hari kelahiran dan dibulatkan ke ulang tahun terdekat yang dinyatakan dalam tahun. Umur diukur menggunakan skala rasio, kemudian dikategorikan ke dalam skala ordinal berdasarkan sebaran normal responden, yaitu: (1) Muda (18 tahun – 34 tahun) (2) Dewasa (35 tahun – 50 tahun) (3) Tua (51 tahun – 67 tahun) X1.2 Tingkat pendidikan adalah jenjang sekolah yang telah/sedang diselesaikan oleh responden, diukur menggunakan skala ordinal dan dikategorikan atas:
35 (1) Rendah (tamat SMA) (2) Sedang (telah/sedang menyelesaikan S0/S1) (3) Tinggi (telah/sedang menyelesaikan S2/S3) X1.3 Status adalah kondisi sosial yang melekat pada diri responden yang diukur dengan skala nominal, dengan kategori: (1) Tidak Kawin (belum menikah) (2) Kawin (telah menikah) X1.4 Tingkat pendapatan adalah penghasilan bersih yang diperoleh responden, baik dari pekerjaan pokok maupun dari pekerjaan tambahan dalam satu bulan yang dinyatakan dalam Rupiah. Tingkat pendapatan
diukur
menggunakan
skala
rasio,
kemudian
dikategorikan menjadi skala ordinal, yaitu: (1) Rendah (Rp 150.000 – Rp 327.200) (2) Sedang (Rp 327.300 – Rp 2.118.200) (3) Tinggi (Rp 2.118.300 – Rp 5.000.000) X1.5 Hubungan keluarga adalah keterikatan responden dengan korban tsunami (meninggal dan mengungsi) yang terjadi di NAD. Keterikatan ini diukur menggunakan skala nominal, kemudian dikategorikan menjadi skala ordinal, yaitu: (1) Jauh (di luar keluarga Inti dan keluarga dekat) (2) Dekat (saudara senenek: nenek, kakek, bibik, paman, sepupu, keponakan,
ipar-iparan:
keluarga/saudara
kandung
dari
istri/suami, suami/istri dari saudara kandung) (3) Erat (keluarga inti: ayah, ibu, adik, kakak, istri/suami, anak) X1.6 Kepedulian adalah sikap kerjasama responden atas keprihatinan terhadap korban bencana tsunami di NAD. Pengkategorian ini menggunakan rasa keprihatinan responden terhadap musibah, meliputi sikap positif responden terhadap kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dampak tsunami. Kepedulian diukur dengan
36 melihat sikap kerjasama responden dan dikategorikan dalam skala ordinal menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (5) (2) Sedang (6 – 7) (3) Tinggi (8 – 9) X1.7 Kepemilikan media adalah fasilitas sarana komunikasi yang dimiliki oleh responden. Media komunikasi ini meliputi semua jenis media yaitu media cetak, media audio, media audiovisual serta multi media. Kepemilikan media diukur dengan menggunakan skala nominal, kemudian dikategorikan dalam skala ordinal menggunakan interval skor, yaitu: (1) Tidak lengkap (6 – 7) (2) Sebagian (8 – 9) (3) Lengkap (10 – 12) X1.8 Motif
adalah
alasan,
rangsangan,
atau
dorongan
dalam
berkomunikasi. Motif dalam berkomunikasi banyak penyebabnya: adanya korban dalam keluarga, adanya rasa keprihatinan terhadap keadaan Aceh, dan adanya keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam menyumbang dana, bahan kebutuhan hidup, tenaga, dan ide/pikiran. Motif diukur dengan skala nominal, kemudian dikategorikan dalam skala ordinal menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (6 – 7) (2) Sedang (8 – 9) (3) Kuat (10 – 12) X2. Lingkungan adalah dukungan kondisi fisik atau sosial di sekitar responden.
Dukungan
lingkungan
meliputi
dukungan
keluarga,
pertemanan, tetangga, sosial yaitu dalam lingkup keorganisasian dan lingkungan fisik berupa ketersediaan media yang selama ini ada memuat perihal bencana tsunami. Dukungan ini bisa berupa materi, berupa dana
37 atau bantuan lainnya, maupun nonmateri yaitu berupa kepedulian atau perhatian yang di ungkapkan berupa pemberian informasi atau rasa simpatik. Variabel lingkungan ini diukur menggunakan lima indikator yang meliputi: dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan tetangga, ketersediaan media, dan dukungan sosial. X2.1 Dukungan
keluarga
adalah
kecenderungan
respon
positif
lingkungan famili/kerabat terdekat responden, yang terdiri dari ibu, bapak, kakak, adik, suami/istri, anak, kakek, nenek, bibik, paman, sepupu, dan keponakan. Variable ini diukur menggunakan skala nominal, kemudian dikategorikan dalam skala ordinal menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (10 – 12) (2) Sedang (13 – 16) (3) Tinggi (17 – 20) X2.2 Dukungan teman adalah kecenderungan respon positif lingkungan kenalan/sahabat
yang
sangat
mendukung
responden
dalam
berkomunikasi. Variable ini diukur menggunakan skala nominal, kemudian dikategorikan dalam skala ordinal menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (3) (2) Sedang (4) (3) Tinggi (5 – 6) X2.3 Dukungan tetangga adalah sikap positif orang-orang di lingkungan tempat tinggal responden yang memberikan perhatian dan dukungan dalam berkomunikasi. Variable ini diukur menggunakan skala nominal, kemudian dikategorikan dalam skala ordinal menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (3) (2) Sedang (4) (3) Tinggi (5 – 6)
38 X2.4 Ketersediaan media adalah lingkungan responden berupa sarana komunikasi, yang mendukung dalam memberikan informasi. Variable ini diukur menggunakan skala nominal, kemudian dikategorikan dalam skala ordinal menggunakan interval skor, yaitu: (1) Kurang memadai (6 – 7) (2) Cukup memadai (8 – 9) (3) Sangat memadai (10 – 12) X2.5 Dukungan sosial adalah sikap proaktif lingkungan masyarakat dari dalam atau dari luar etnis responden yang banyak memberikan perhatian dan dukungan.Variabel ini diukur menggunakan skala nominal, kemudian dikategorikan dalam skala ordinal menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (3) (2) Sedang (4) (3) Tinggi (5 – 6) Y1. Proses Komunikasi adalah kejadian penyampaian pesan atau pertukaran informasi atau terjadinya interaksi baik antara masyarakat Aceh yang ada di Bogor maupun dengan masyarakat Aceh korban tsunami, dengan media masa, dan dengan lingkungan. Variabel ini meliputi: arah komunikasi, intensitas komunikasi, akses media, dan intensitas keterdedahan. Y1.1 Arah komunikasi adalah alir informasi yang berlangsung selama terjadinya interaksi pada masyarakat Aceh di Bogor. Variabel ini diukur dengan skala ordinal dan dikategorikan atas: (1) Linier (cenderung menerima informasi) (2) Interaktif (cenderung berdiskusi/berdialog) Y1.2 Intensitas komunikasi adalah upaya-upaya masyarakat Aceh di Bogor dalam peningkatan interaksi/pertukaran informasi (kehebatan komunikasi mereka) baik dengan masyarakat Aceh di NAD, yang tertimpa musibah, maupun dengan lingkungan mereka, sosial dan
39 fisik. Intensitas komunikasi meliputi frekuensi komunikasi dan substansi komunikasi. Frekuensi komunikasi meliputi frekuensi bertanya, menerima informasi, dan klarifikasi, sedangkan substansi komunikasi
meliputi
membahas
informasi
tentang
keadaan/penanganan korban tsunami, tentang dampak tsunami dan tentang recovery/pemulihan dan mitigasi/kesiapsiagaan pasca tsunami. Variable ini diukur dengan skala ordinal dan dikategorikan menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (46 – 80) (2) Sedang (81 – 115) (3) Tinggi (116 – 150) Y1.3 Akses media adalah interaksi terhadap sarana komunikasi. Keterimaan terhadap berbagai sarana komunikasi yang meliputi: media audio, media cetak, media audio visual, dan multi media. Perolehan media ini yaitu terhadap media-media yang memuat berita tentang bencana tsunami di Aceh. Variable ini diukur dengan skala ordinal dan dikategorikan menggunakan interval skor, yaitu: (1) Sulit (10 – 12) (2) Agak sulit (13 – 15) (3) Mudah (16 – 18) Y1.4 Intensitas keterdedahan adalah frekuensi keterjangkauan atau frekuensi terpaan terhadap semua saluran komunikasi yang berkenaan dengan informasi tentang bencana tsunami di Aceh. Keterdedahan ini bisa terhadap saluran interpersonal maupun media masa. Intensitas keterdedahan meliputi mendengar, membaca, melihat, dan mengalami bencana tsunami di Aceh. Variable ini diukur dengan skala ordinal dan dikategorikan menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (28 – 72) (2) Sedang (73 – 117) (3) Tinggi (118 – 163)
40 Y2. Keefektivan Komunikasi adalah kepekatan dalam interaksi yang terjadi atau keberhasilan dalam pencapaian tujuan dari interaksi yang terjadi. Keefektivan komunikasi diukur dengan menggunakan aspek-aspek: pengetahuan tentang pengelolaan dampak tsunami di Aceh, kepedulian terhadap pengelolaan dampak tsunami di Aceh, dan partisipasi dalam pengelolaan dampak tsunami di Aceh. Y2.1 Pengetahuan tentang dampak tsunami di Aceh adalah cara pandang responden tentang pengelolaan dampak tsunami yang terjadi di Aceh, yang meliputi tahapan tanggap darurat, pemulihan dan kesiapsiagaan. Variable ini diukur dengan skala ordinal dan dikategorikan menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (28 – 32) (2) Sedang (33 – 38) (3) Tinggi (39 – 44) Y2.2 Kepedulian terhadap dampak tsunami di Aceh adalah kepekaan responden terhadap pengelolaan dampak tsunami di Aceh. Kepedulian ini berupa keprihatinan terhadap korban tsunami maupun terhadap keadaan Aceh pasca tsunami. Keprihatinan yang berupa perhatian dan dukungan terhadap pengelolaan dampak tsunami yang terjadi. Variable ini diukur dengan skala ordinal dan dikategorikan menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (17 – 19) (2) Sedang (20 – 23) (3) Tinggi (24 – 27) Y2.3 Partisipasi dalam pengelolaan dampak tsunami di Aceh adalah keikut-sertaan responden dalam pengelolaan dampak tsunami yang berupa pemberian bantuan materi, tindakan langsung dan pemberian idea atau keputusan. Partisipasi meliputi membantu mencari dana dan menyalurkannya, menyumbang dana, terjun ke lapangan dalam menolong korban, serta memberikan bantuan idea dan pikiran.
41 Variable ini diukur dengan skala ordinal dan dikategorikan menggunakan interval skor, yaitu: (1) Rendah (4) (2) Sedang (5 – 6) (3) Tinggi (7 – 8) Validitas dan Reliabilitas Instrumen Hasil uji reliabilitas kuesioner yang dilakukan pada awal April 2006 diperoleh nilai α Cronbach = 0.919. Nilai tersebut menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel untuk digunakan dalam pengumpulan data yang sesungguhnya. Pengumpulan Data Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur serta wawancara mendalam (in depth) kepada berbagai pihak terkait serta informan kunci. Imforman kunci meliputi pengurus paguyuban masyarakat Aceh yang ada di Bogor seperti Persatuan Masyarakat Aceh (TIM) cabang Bogor, Ikatan Keluarga Mahasiswa Pasca Sarjana Aceh Bogor (IKAMAPA Bogor), Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong (IMTR), serta para tokoh masyarakat Aceh yang ada di Bogor. Sementara itu, data sekunder diperoleh dengan pengumpulan informasi dari instansi terkait dan publikasi di berbagai media massa. Analisis Data Data mengenai karakteristik individu, lingkungan, proses komunikasi, dan keefektivan komunikasi dianalisis menggunakan statistik deskriptif yaitu distribusi frekuensi dan persentase. Sementara itu, hubungan antar variabel dianalisis dengan uji Korelasi Rank Spearman menggunakan program SPSS 13 for Windows (Trihendradi, 2005).