31
METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih lokasi ini karena RW 08 masuk dalam kriteria: Pengguna minyak tanah murni. Kelas sosial C1 ke bawah (dengan pengeluaran kurang dari Rp.1,5 juta/bulan). Penduduk legal setempat yang dibuktikan dengan kepemilikan KTP atau Kartu Keluarga (KK) atau surat keterangan dari kelurahan setempat (Pertamina, 2007b). Pertimbangan lain adalah wilayah RW 08 Lenteng Agung merupakan penerima program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Pengambilan dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2010. Desain Penelitian Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional
dengan metode survai. Penelitian survai menurut Singarimbun dan Effendi (2006) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Penelitian ini juga selain mendeskripsikan peubah yang ada, juga berupaya menjelaskan hubungan di antara peubah. Peubah terikatnya adopsi kompor dan tabung gas tiga kilogram. Adapun peubah bebasnya terdiri dari persepsi dan perilaku komunikasi. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta metode korelasional berupaya untuk menjelaskan hubungan antar fenomena yang diteliti (Nazir, 2005). Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan obyek penelitian (Rakhmat, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah warga yang ada di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan yang berjumlah 1.567 Kepala Keluarga (KK) yang dapat dilihat pada Tabel 1. Pemilihan lokasi penelitian di tingkat RT dilakukan secara sengaja dengan tingkat kepadatan penduduk sebagai dasar pertimbangan. RW 08 dipilih empat
32
Rukun Tetangga (RT), yaitu RT 012 dan 013 mewakili RT yang penduduknya kurang padat dan RT 02 dan RT 09 mewakili yang padat penduduknya. Tabel 1. Distribusi populasi RW 08 Kelurahan Lenteng Agung No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nama RT RT. 01 RT. 02 RT. 03 RT. 04 RT. 05 RT. 06 RT. 07 RT. 08 RT. 09 RT. 10 RT. 11 RT. 12 RT. 13 RT. 14 Jumlah
Jumlah Penduduk (KK) 103 202 85 104 89 76 140 130 160 91 142 40 64 141 1.567
Sumber: Laporan Pertanggung jawaban Pengurus RW.08 Kelurahan Lenteng Agung Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan Masa Bakti tahun 2007-2010
Adapun jumlah contoh penelitian ditentukan dengan menggunakan formula Slovin (Umar, 2003). Untuk mendapatkan contoh tersebut dipilih secara acak sederhana. Berikut penentuan jumlah responden ibu rumah tangga yang akan dilibatkan dalam penelitian, menggunakan rumus Slovin dengan persentase kesalahan 10 persen: N n = ----------1+ Ne² Keterangan: n = jumlah sampel N= Jumlah Populasi e²= Presisi 10% yang ditetapkan peneliti. N 1.567 1.567 n= ---------- = -------------------- = ------------ = 94 responden 1+Ne² 1+1.567(0,01) 16,67 ==========
33
Setelah dihitung menggunakan rumus Slovin ada 94 orang. Untuk mendapatkan
contoh
tersebut
digunakan
teknik
penarikan
sampel
disproportionate simple random sampling (tidak proporsional), yang rinciannya tersaji pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Distribusi sampel penelitian No. 1. 2. 3. 4.
Nama RT RT. 02 RT. 09 RT. 12 RT. 13 Jumlah
Sampel Ibu Rumah Tangga (orang) 27 27 20 20 94
Jumlah responden yang diambil tersebut, sesuai dengan pendapat Gay (1978) dalam Sevilla et al. (1993) yang menyatakan bahwa untuk penelitian korelasional minimal diperlukan 30 subyek, dan menurut Balley (Chadwick et al.,1991) jumlah minimal adalah 30 sampai dengan 100 satuan. Data dan Instrumentasi Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yakni data tentang karakteristik/profil responden, persepsi, perilaku komunikasi, dan adopsi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram yang diperoleh secara langsung dengan menggunakan kuesioner, dan dari catatan lapangan (field note). Selain data primer juga dikumpulkan data sekunder untuk memperkuat data yang diperoleh dari pemerintahan setempat serta instansi yang terkait. Instrumentasi Instrumen yang dipergunakan adalah kuesioner yang dikelompokkan menjadi empat bagian, Pertama: terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik atau profil responden. Kedua, pertanyaan atau penyataan yang berkaitan dengan persepsi ibu rumah tangga RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan mengenai program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram.
Ketiga, terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan perilaku komunikasi ibu rumah tangga tersebut mengenai program penggunaan kompor dan tabung gas tiga
34
kilogram. Keempat, pertanyaan yang berkaitan dengan peubah terikat tingkat adopsi ibu rumah tangga RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan mengenai program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas instrumentasi menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur telah mengukur apa yang diukur. Titik berat dari uji coba validitas instrumen adalah pada validitas isi yang dilihat dari (1) apakah instrumen tersebut telah mampu mengukur instrumen yang diukur, (2) apakah informasi yang dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang telah digunakan (Kerlinger & Lee, 2000). Selain validitas instrumen atau alat ukur, validitas data juga ditentukan oleh keadaan responden pada saat diwawancara dan juga si pewancara itu sendiri (Singarimbun & Effendi, 2006). Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada 20 responden uji coba ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di RT 1 RW 08 Kelurahan Lenteng Agung pada bulan Juni 2010. Validitas Instrumen Untuk menguji validitas alat ukur dicari nilai korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus product moment Pearson pada taraf α = 0,05 yang diolah dengan menggunakan SPSS for Windows ver.17,0. Rumus koefisien product moment Pearson ialah sebagai berikut: n(∑XiYi) – (∑ Xi) . (∑ Yi) r. hitung = -----------------------------------------------------------√ { n.∑ Xi² - (∑ Xi)²} . { n. ∑ Yi² - (∑ Yi)²} Dimana: r -hitung = Koefisien korelasi ∑Xi = Jumlah skor item ∑ Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden Distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan: jika r hitung > r tabel berarti valid Jika r hitung < r tabel berarti tidak valid
35
Hasil uji korelasi produk momen, Pearson menunjukkan nilai validitas seperti yang tercantum pada Lampiran 2. Pernyataan untuk peubah persepsi tentang program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram menunjukkan angka korelasi terendah adalah 0,176 dan tertinggi adalah 0,708. Secara umum bahwa nilai validitas instrumen umumnya valid atau sahih pada taraf nyata 5% atau koefisien validitasnya menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada nilai kritis tabel korelasi (r tabel ) = 0,444. Hasil hitungan uji validitas terhadap setiap butir pernyataan dan pertanyaan menunjukkan masing-masing ada dua butir pernyataan dan pertanyaan yang tidak valid pada peubah persepsi ibu rumah tangga tentang program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram (X 1 ). Parameter pertanyaan peubah perilaku komunikasi (X 2 ) yang tidak valid ada satu, sedangkan pada peubah adopsi inovasi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram ada sebanyak dua parameter pernyataan yang tidak valid (Y), karena hasil koefisien validitasnya berada di bawah angka kritis. Sehingga butirbutir tersebut perlu direvisi dengan memperbaiki susunan katanya (seperti, pada peubah X 1 dan X 2 ) serta dipecah menjadi beberapa butir agar terjadi kesamaan pengertian (kasus pada peubah Y). Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumentasi adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran sebuah alat ukur relatif konsisten apabila pengukuran diulangi untuk kedua kalinya atau lebih (Ancok dalam Singarimbun & Effendi, 2006). Reliabilitas (keterandalan) instrumen dilakukan dengan cara uji coba kuesioner. Upaya untuk memperkuat keterandalan instrumen tersebut dilakukan dengan cara mengoptimalkan keragaman kesalahan dengan mengungkapkan pertanyaan secara tepat, memberikan pertanyaan pendukung dengan satu pertanyaan yang sama macam dan mutunya, serta memberikan petunjuk pengisian kuesioner secara tepat dan jelas. Uji coba dilakukan untuk melihat sejauh mana pertanyaan dan atau pernyataan dalam kuesioner dapat dipahami, sehingga tidak menimbulkan bias jawaban (Kerlinger dan Lee, 2000). Sebuah instrumen penelitian yang dipergunakan untuk mengukur dua gejala yang sama dan memperoleh hasil yang relatif sama atau konsisten maka instrumen tersebut disebut handal atau reliabel (Sugiyono, 2007). Sebelum
36
mengadakan penelitian maka untuk menguji keandalan instrumen penelitian dilakukan uji reliabilitas instrumen dengan mempergunakan cronbach alpha reliability test, yaitu menganalisis alat ukur dari satu kali pengukuran (Riduwan, 2004), dengan rumus sebagai berikut: k ∑Si r¹¹ = {-----}{1- ----} k-1 St Dimana: r¹¹ = nilai reliabilitas ∑Si = jumlah varians skor tiap item St = Varian Total k = Jumlah item Penentuan nilai koefisien reliabilitas ini, dapat menggunakan kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup (moderat) Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid). Hasil uji reliabilitas menggunakan uji reliabilitas cronbach alpha disajikan dalam Lampiran 2. Pernyataan persepsi tentang program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram menunjukkan nilai reliabilitas 0,727; pertanyaan perilaku komunikasi menunjukkan nilai reliabilitas 0,478 dan penyataan peubah tingkat adopsi inovasi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram menunjukkan nilai reliabilitas 0,405. Hal ini berarti bahwa pertanyaan maupun pernyataan yang digunakan pada instrumen penelitian sudah signifikan dan masuk kategori moderat dan tinggi tingkat kereliabelannya (dapat dipercaya). Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka teknik pengumpulan data dengan metode survei ini harus dilakukan dengan sikap berhati-hati dan terencana, atau menurut istilah Bungin (2006) pengumpulan data itu merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Secara umum, metode pengumpulan data dapat dari beberapa cara seperti metode kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara yang berpedoman
37
pada pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner secara terstruktur (Arikunto, 2002). Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen dan telaah pustaka dari berbagai sumber. Pengolahan dan Analisis data Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan dua macam metode, yakni Pertama analisis statistik deskriptif yang relevan misal, tabel distribusi frekuensi, persentase, rataan skor dan total rataan skor. Kedua, analisis statistik inferensial untuk menentukan adanya hubungan antar peubah bebas dengan peubah terikat yang berskala ordinal, maka digunakan uji korelasi rank Spearman (Arikunto, 2002), dengan rumus sebagai berikut (Siegel, 1997):
rs = 1 –
6 ∑ di2
Keterangan: r s = koefisien korelasi rank Spearman N = jumlah responden di = selisih ranking antara dua peubah
N3 – N
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 17.0 untuk mempermudah dalam proses pengolahan data (Wahana Komputer, 2010). Definisi Operasional Peubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah peubah persepsi, perilaku komunikasi dan adopsi inovasi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. 1. Peubah persepsi ibu rumahtangga tentang penggunaan kompor dan tabung gas tiga
kilogram
mempunyai
tiga
indikator,
yaitu
penggunaannya,
pemeliharaannya dan pembeliannya. Indikator penggunaannya diukur dengan program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram sangat penting bagi masyarakat dan program kompor dan tabung gas tiga kilogram untuk masyarakat tidak mampu sudah tepat sasaran.
Indikator pemeliharaannya
diukur program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram yang ramah bagi lingkungan, penggunaan minyak tanah berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, penggunaan tabung gas tiga kilogram aman bagi manusia dan lingkungan dan menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram itu
aman. Indikator pembeliannya diukur oleh tabung gas tiga
38
kilogram mudah didapatkan dan menggunakan tabung gas tiga kilogram menghemat pengeluaran, masing-masing indikator tersebut diukur dengan skala ordinal yang dibagi menjadi tiga kelas, yaitu setuju, tidak setuju, tidak tahu. 2. Peubah perilaku komunikasi mempunyai empat indikator, yaitu keterpaan media massa, keterpaan pada saluran komunikasi interpersonal, intensitas interaksi kelompok dan keterlibatan pengambilan keputusan kelompok. Indikator
keterpaan
media
massa
diukur
lamanya
responden
menonton/mendengarkan televisi/radio dalam satu hari, lamanya responden membaca media cetak (koran, majalah, tabloid) dalam satu minggu, dalam satu hari, lamanya membaca media cetak satu hari berapa jam dan materi iklan. Indikator keterpaan pada saluran komunikasi interpersonal diukur oleh kehadiran dalam sosialisasi, tanggapan mengenai kegiatan sosialisasi dan jumlah pertemuan. Indikator intensitas interaksi kelompok diukur oleh jumlah pertemuan dengan kelompok dalam satu bulan, jumlah pertemuan dengan sesama anggota kelompok dalam satu bulan dan keaktivan responden dalam melakukan tukar-menukar informasi. Indikator keterlibatan pengambilan keputusan kelompok diukur keterlibatan responden dalam menentukan inovasi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Masing-masing data yang diperoleh diukur dengan skala ordinal dengan tiga kelas. Selain itu juga terdapat beberapa data pendukung yang dapat diukur dengan skala nominal. Data pendukung responden melihat/mendengar iklan kompor dan tabung gas tiga kilogram, kalau ada kesulitan bertanya dengan siapa, mendengar sosialisasi dari, tempat mendengar sosialisasi,
menyampaikan
informasi kepada siapa. 3. Peubah tingkat adopsi inovasi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga
kilogram
mempunyai
dua
indikator
pengukur,
yaitu
pengetahuan/pengenalan dan adopsi. Indikator pengetahuan diukur tahun mengetahui ada program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram, Indikator adopsi diukur kapan mulai menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Masing-masing data yang diperoleh diukur dengan skala ordinal, dibagi menjadi dua kelas yaitu tinggi dan rendah. Data pendukung
39
peubah ini terdiri ini dari dua skala pengukuran, yaitu skala ordinal yaitu kompor dan tabung yang dimiliki, masa pemakaian tabung gas tiga kilogram, kecepatan dalam memasak, kompor dan tabung gas tiga kilogram sesuai dengan lingkungan dan kemudahan dalam memasang asesori kompor dan tabung gas tiga kilogram dan skala nominal yaitu tempat pembelian tabung gas tiga kilogram.
40