41
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati, kemudian mengevaluasi dan menjelaskan hubungan antar peubah-peubah penelitian melalui pengujian hipotesis (Singarimbun & Effendi, 2006). Metode survei merupakan metode pelaksanaan penelitian, satu informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, dengan dibatasi pada pengertian survei sampel sebagai informasi dari sebagian populasi yang mewakili seluruh populasi yang ada. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Mulyasari Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa desa ini merupakan salah satu desa yang melakukan program KRPL binaan Kementerian Pertanian. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan bahwa Desa Mulyasari merupakan salah satu lokasi uji coba program KRPL yang berhasil dalam mendiseminasikan program yang dapat mengoptimalkan lahan pekarangan. Selain itu secara geografis, lokasi penelitian mudah dijangkau, secara ekonomis tidak memerlukan anggaran yang besar. Penelitian dilakukan selama satu bulan, yaitu mulai April sampai dengan Mei 2012. Waktu pelaksanaan penelitian diawali dengan tahapan pra-survei kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data penelitian. Populasi dan Sampel Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang diduga (Iskandar, 2008). Singarimbun dan Effendi (2006) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Menurut Rakhmat (2005), kumpulan obyek penelitian adalah populasi. Dalam penelitian ini, jumlah populasi yang ditetapkan sebanyak 110 orang yang terdiri dari ibu-ibu yang memiliki lahan pekarangan dan ibu-ibu yang
42
telah mengikuti program KRPL di Desa Mulyasari Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang Jawa Barat. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif untuk mewakili populasi yang ada. Adapun penentuan sampel dilakukan secara proporsional stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan jumlah sampel tiap sel/strata ditentukan secara proporsional (Wirartha, 2006). Strata pengambilan sampel dibedakan menjadi tiga strata, yaitu: 1. Ibu-ibu dengan kepemilikan pekarangan sempit (kurang dari 120 meter persegi). 2. Keluarga dengan kepemilikan pekarangan sedang (120 meter persegi sampai 200 meter persegi). 3. Keluarga dengan kepemilikan pekarangan luas (lebih dari 200 meter persegi). Penetapan jumlah responden berdasarkan teknik pengambilan contoh menurut Slovin dalam Sevilla et al (1993), yaitu:
Keterangan: n = jumlah contoh N = jumlah populasi d2 = presisi (α = 5%) Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 50 responden dengan sebaran pengambilan sampel disesuaikan dengan proporsional luas kepemilikan pekarangan. Pengambilan sampel penelitian ini dinilai sudah mengacu pada konsep keterwakilan. Menurut Mantra dan Kasto (1995), suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: (1) dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti, (2) dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh, (3) sederhana, sehingga mudah dilaksanakan, dan (4) dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.
43
Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer digali dan diambil melalui teknik wawancara secara terstruktur dari responden dengan alat bantu kuesioner yang di dalamnya berisi pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan peubah-peubah yang diamati dalam penelitian. Data sekunder diperoleh dari data yang telah dikumpulkan oleh berbagai instansi yang ada seperti Balai Penyuluhan Pertanian, Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Teknologi Pertanian, dan Balai Desa Mulyasari Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang Jawa Barat. Kuesioner sebagai instrumentasi yang dibangun dalam penelitian ini terdiri dari lima bagian, yaitu: 1. Bagian pertama berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik individu. 2. Bagian kedua berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai faktor eksternal yang terdiri atas: (a) akses informasi; (b) sarana produksi; (c) kebijakan publik; dan (d) intensitas penyuluhan. 3. Bagian ketiga berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai efektivitas komunikasi. 4. Bagian keempat berisi pertanyaan dan pernyataan tentang optimalisasi lahan pekarangan di Desa Mulyasari Kecamatan Ciampel Karawang Jawa Barat. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu peubah yang diinvestigasi. Tujuannya adalah agar terbentuk persamaan persepsi terhadap konsep dan konstruk, serta dapat dilakukan pengukuran dengan jelas terhadap peubah-peubah yang diteliti. Definisi operasional dan pengukuran terhadap masing-masing peubah penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Karakteristik individu adalah suatu ciri atau keadaan seseorang yang bersumber dari unsur keturunan dan kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan.
44
a. Umur adalah lama hidup responden dihitung sejak tahun kelahiran sampai waktu penelitian dilakukan (dalam satuan tahun), diukur dengan menggunakan skala rasio dan diordinalkan menjadi tiga kategori. b. Tingkat pendidikan adalah lamanya jenjang sekolah tertinggi yang pernah diikuti oleh responden pada saat penelitian dilakukan, diukur dengan menggunakan skala rasio (dalam satuan tahun) dan kemudian diordinalkan menjadi tiga kategori. c. Pendapatan adalah jumlah penghasilan responden dalam setiap bulan dalam satuan rupiah. Pendapatan dijadikan sebagai gambaran kemampuan modal yang bersumber dari responden itu sendiri, diukur dengan menggunakan skala rasio dan kemudian diordinalkan menjadi tiga kategori. d. Luas pekarangan adalah sebidang tanah atau area pekarangan yang dimiliki oleh responden yang digunakan untuk budidaya tanaman dalam satu tahun terakhir (dalam satuan luas meter persegi), diukur dengan menggunakan skala rasio dan kemudian diordinalkan menjadi tiga kategori. e. Status pekarangan adalah posisi responden terhadap lahan pekarangan, diukur dengan menggunakan skala nominal. 2. Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar karakteristik individu yang mempunyai hubungan dengan efektivitas komunikasi dan keberdayaan. Faktor eksternal yang diamati adalah akses informasi, sarana produksi, kebijakan publik, dan sumber informasi. Indikator-indikator ini diukur secara ordinal dengan kategori rendah (skor 1), sedang (skor 2), dan tinggi (skor 3). a. Akses informasi adalah tingkat kemudahan responden untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek pemanfaatan pekarangan secara optimal, diukur dengan skala ordinal. b. Ketersediaan sarana produksi (saprodi) adalah tingkat kemudahan untuk menjangkau dan memperoleh sarana produksi (seperti benih, pupuk, pestisida, alat-alat pertanian, dan lain-lain), diukur dengan skala ordinal. c. Kebijakan publik adalah keterlibatan atau campur tangan pemerintah dalam menyukseskan program KRPL menurut pandangan responden, diukur dengan menggunakan skala ordinal.
45
d. Intensitas penyuluhan adalah banyaknya atau jumlah kegiatan penyuluhan yang dilakukan untuk mengubah perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang dilakukan oleh penyuluh kepada petani maupun masyarakat dalam satu tahun terakhir saat penelitian ini dilakukan. Pengukuran dilakukan dengan menghitung frekuensi penyuluhan, jenis kegiatan, tidaknya manfaat dari kegiatan menyuluh, dan keterlibatan petani dalam kegiatan penyuluhan. 3. Keefektivan komunikasi dalam kegiatan transfer teknologi KRPL adalah perubahan pengetahuan, sikap, perilaku yang terjadi pada diri seorang responden
setelah
menerima
suatu
informasi.
Pengukuran
dengan
menggunakan skala ordinal, dengan kategori: rendah (skor 1), sedang (skor 2) dan tinggi (skor 3). Pengukuran menggunakan tiga indikator perilaku mencakup perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif). dan tindakan (konatif). a. Aspek kognitif adalah tingkat pengetahuan responden tentang teknologi inovatif yang didiseminasikan dalam kegiatan transfer teknologi KRPL sebagai pesan. b. Aspek afektif adalah sikap responden terhadap teknologi inovatif yang dikomunikasikan dalam kegiatan transfer teknologi KRPL. c. Aspek konatif adalah tindakan responden untuk menggunakan teknologi inovatif yang diberikan. 4. Optimalisasi lahan pekarangan adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai) terhadap lahan pekarangan dalam menghasilkan produk yang optimal baik secara kualitas maupun kuantitas, dan mampu untuk menciptakan usaha agribisnis. Pengukuran menggunakan skala ordinal, dengan kategori: rendah (skor 1), sedang (skor 2), dan tinggi (skor 3). Indikatornya adalah: a. Pemanfaaatan lahan pekarangan
adalah tingkat penggunaan lahan
pekarangan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. b. Kemampuan mendapat peluang pasar adalah tingkat kesanggupan responden dalam melihat seberapa besar potensi pasar untuk memasarkan produk hasil budidaya pekarangannya.
46
Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas Instrumen Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Validitas berhubungan dengan kenyataan (actually). Validitas juga berhubungan dengan tujuan pengukuran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008). Validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh butir-butir pertanyaan atau pernyataan mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konstruk atau definisi operasional yang telah ditetapkan dalam penelitian (Djaali, 2004). Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total pada setiap peubah. Untuk mengukur validitas instrumen pernyataan ini, diukur dengan angka korelasi antara skor butir dan skor keselutuhan dari hasil uji coba melalui teknik korelasi product moment Pearson, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: ri = korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor xij = skor responden ke-j pada butir pertanyaan i x = rata-rata skor butir pertanyaan i tj = total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j t = rata-rata total skor Berdasarkan hasil uji statistik terhadap instrumen pertanyaan yang digunakan dengan menggunakan SPSS versi 19, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan item pertanyaan valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai corrected item total correlation lebih besar dari r tabel (0,514).
47
Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumentasi menunjukkan akurasi dan ketetapan dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukur. Suatu pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya, maka hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Reliabilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Sugiyono, 2008). Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Cronbach alpha. Formula untuk menghitung koefisien Cronbach alpha (α) adalah sebagai berikut:
Keterangan: α = koefisien reliabilitas Cronbach alpha k = banyaknya butir pertanyaan Si2 = ragam skor butir pertanyaan ke-i ST2 = ragam skor total Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 19 terhadap seluruh instrumen yang diujicobakan di Desa Mulyasari Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang terhadap 15 orang responden yang bukan sampel penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang relatif serupa dengan responden sampel. Nilai koefisien uji reliabilitas cronbach alpha berada pada kisaran 0,848 sampai dengan 0,970 seperti yang tersaji pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Koefisien Cronbach Alpha Hasil Uji Coba Kuesioner Peubah Penelitian Akses informasi Faktor eksternal Efektivitas komunikasi Optimalisasi lahan pekarangan
Koefisien Cronbach alpha 0,932 0,848 0,970 0,909
Pengujian reliabilitas dengan menggunakan uji Cronbach Alpha untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak, yakni dengan skala 0 sampai dengan 1. Interpretasi reliabilitas instrumen menurut Arikanto (2009) adalah sebagai berikut:
48
1. Nilai alpha Cronbach 0,00 - 0,20 = kurang reliabel/diabaikan 2. Nilai alpha Cronbach 0,21 - 0,40 = agak reliabel 3. Nilai alpha Cronbach 0,41 - 0,60 = cukup reliabel 4. Nilai alpha Cronbach 0,61 - 0,80 = reliabel 5. Nilai alpha Cronbach 0,81 - 1,00 = sangat reliabel. Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach Alpha dari semua peubah lebih besar dari 0,8. Ini berarti bahwa semua peubah yang digunakan pada kuesioner sangat reliabel.
Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan alat kuesioner, dilengkapi dengan berbagai informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, sebagai penjelasan terhadap upaya-upaya pengambilan dan penggalian data yang dibutuhkan pada penelitian. Pengambilan data melalui langkah-langkah: 1. Pengkajian dan penelaahan naskah Menelaah data berupa catatan, dokumen, sebagai pelengkap data primer yang tidak ditemukan di lapangan, serta laporan-laporan ilmiah, literatur dan studi kepustakaan. Ditambah lagi dengan bahan peraturan daerah, bahan laporan arsip-arsip baik di kantor pemerintah kabupaten maupun di kantor kecamatan, kantor kepala desa, dan dokumentasi lainnya. 2. Wawancara Metode yang digunakan adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada responden yakni masyarakat yang menjadi peserta program KRPL, dengan panduan daftar pertanyaan (kuesioner). Data yang diperoleh ini nantinya dipergunakan sebagai data primer. 3. Data yang terkumpul dari kuesioner kemudian diberi kode responden, selanjutnya ditabulasi dalam master tabel (data mentah) dengan program Microsoft Excel. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pendekatan statistik inferensial digunakan untuk menganalisis keterkaitan peubah-peubah yang diduga terjadinya efektivitas komunikasi, juga
49
untuk melihat hubungan antar peubah-peubah bebas, peubah antara dan peubah terikat, yang diuji secara statistik non-parametrik dengan menggunakan korelasi rank Spearman. Data diolah dengan menggunakan program komputer perangkat lunak (software) Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 19.0. Adapun rumus korelasi rank Spearman menurut Irawan (2007) adalah sebagai berikut:
r=1–
6∑di2 N(N2 – 1)
Keterangan r = Koefisien korelasi rank Spearman di = Beda antara dua pasangan N = berpasangan Total pengamatan