29
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain. Kerlinger (2004) mengemukakan desain penelitian korelasional bukanlah untuk mengetahui hal-hal khusus tertentu melainkan mengetahui hubungan atau relasi antara fenomena-fenomena. Peubah yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari peubah bebas, danpeubah terikat. Peubah bebas adalah Karakteristik Individu, Persepsi Anggota Gapoktan, Perilaku Komunikasi dan peubah terikat, yaitu Efektivitas Komunikasi. Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu pada Kecamatan Sahu Timur dan Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian di dua kecamatan yaitu Kecamatan Sahu Timur dan Kecamatan Ibu karena kedua kecamatan tersebut sebagai penerima bantuan Program PUAP tahun 2009. Secara geografis Kecamatan Sahu Timur berada tidak jauh dari pusat kota (6 km), sedangkan Kecamatan Ibu agak jauh dari pusat kota (73,61 km), tetapi keduanya dapat dijangkau
dengan
transportasi
darat.
Penelitian
dilaksanakan
pada
Bulan Mei-Juli 2012. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti. Kriyantono (2008) menyebut populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari. Populasi dapat berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat juga simbol-simbol non verbal. Sedangkan sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti disebut sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang telah menerima bantuan Program PUAP, yang dikoordinir dalam Gapoktan penerima dana Program PUAP di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2009 khususnya pada Kecamatan Sahu Timur dan Kecamatan Ibu, sebanyak 160 orang Gapoktan (Tabel 2).
30
Tabel 1
Distribusi jumlah anggota Gapoktan penerima program PUAP di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2009
Nama Gapoktan
Jenis Komoditi/Usaha
1 Bukubualawa 2 Pelita Kasih 3 Usaha Bersama 4 Anggrek 5 Marimoi 6 Sinar Pagi 7 Sembers 8 Gahenyinga 9 Tanjung Rurai 10 Tubaer 11 Talaga Rano 12 Surya Pagi 13 Air Cempaka 14 Maju Bersama 15 Imanuel 16 Salak Utama 17 Siliamo 18 Maito 19 Sabailaha Jumlah
Jagung, Ubi Kayu Jagung, Kacang tanah, Ayam Jagung, Kacang tanah, Ayam Jagung Kambing Kambing, Kopra Jagung Jagung, Kambing Jagung, Sayur-sayuran Jagung, Kacang tanah, Kopra Jagung, Nilam Padi Sawah, Cabe besar Jagung, Nilam Jagung, Kacang tanah Jagung, Nilam Jagung, Salak Jagung, Kacang tanah Jagung, Ayam Kacang Tanah
Kecamatan
Jailolo Jailolo Selatan Jailolo Timur Sahu Sahu Timur Ibu Ibu Utara
Jml Anggota 30 50 30 30 30 27 31 30 51 50 40 33 32 40 52 36 33 20 30 675
Sumber : Laporan PMT Kabupaten Halmahera Barat, 2010
Pengambilan sampel dilakukan secara proportional cluster random sampling dengan tahapan pengambilan sampel sebagai berikut: 1. Penetapan lokasi kecamatan yang dijadikan lokasi penelitian berdasarkan beberapa kriteria yaitu, kecamatan yang memiliki Gapoktan dengan status aktif dan secara geografis memiliki jarak yang dekat dan jauh dari pusat kota kabupaten tetapi dapat dijangkau dengan transportasi darat. Berdasarkan kriteria tersebut maka terpilih Kecamatan Sahu Timur dan Kecamatan Ibu. Dari dua kecamatan terpilih, ditetapkan dua desa dan masing-masing dipilih dua Gapoktan. 2. Penetapan sampel individu dilakukan secara proporsional, yakni sebanyak 44,5 persen dari Gapoktan terpilih, dimana setiap anggota Gapoktan mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
31
Mengenai ukuran sampel, tidak ada ukuran pasti dari banyak peneliti. Ada yang menganggap pecahan sampling 10 persen atau 20 persen dari total populasi sudah dianggap memadai (Kriyantono 2008). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pecahan sampling 44,5 persen untuk menentukan ukuran sampel, sehingga sampel yang akan diteliti sebanyak 71 responden (Tabel 2). Tabel 2 Teknik penentuan jumlah sampel penelitian No Kecamatan Gapoktan Populasi (Orang) 1 Sahu Timur Air cempaka 32 Maju bersama 40 2
Ibu
Imanuel Salak utama
Jumlah
Sampel (Orang) 14 18
52 36
23 16
160
71
Sumber: Laporan PMT Kabupaten Halmahera Barat, 2010 (diolah)
Data dan Instrumentasi Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dengan panduan kuesioner dan observasi langsung ke lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian ini. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang digunakan peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan penelitian menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Kriyantono 2008). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan peubah-peubah yang dikaji dalam penelitian dan telah disiapkan sebelumnya. Definisi Operasional 1. Karakteristik anggota Gapoktan adalah ciri kepribadian responden yang ada sejak lahir dan berkembang sesuai perkembangan lingkungan. Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari; umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pendidikan non formal, pendapatan, status kepemilikan lahan, luas lahan, pengalaman menerima bantuan pemerintah dan status dalam kelompok.
32
a. Umur adalah jumlah tahun usia responden yang dihitung sejak tahun kelahirannya sampai waktu penelitian dilakukan, skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal, dikategorikan: muda (< 43 tahun), sedang (43-59 tahun) dan tua (> 59 tahun). b. Jenis kelamin adalah perbedaan status biologis responden, diukur dengan skala nominal, yaitu laki-laki dan perempuan. c. Pendidikan formal adalah jenjang sekolah tertinggi yang pernah diikuti oleh responden pada saat
penelitian dilakukan, skala pengukuran yang
digunakan adalah ordinal dan dikategorikan: rendah (SD), sedang (SMP), dan tinggi (SMA). d. Pendidikan non formal adalah keterlibatan responden dalam kegiatan atau proses belajar di luar sekolah formal dalam tiga tahun terakhir saat penelitian dilakukan seperti seminar, kursus, magang, pertemuan ilmiah, skala pengukuran yang digunakan adalah rasio dalam satuan kali dan diordinalkan menjadi tiga kategori: rendah (tidak pernah-1 kali), sedang (2-3 kali) dan tinggi (4 kali). e. Pendapatan adalah penghasilan keluarga responden setiap bulan dengan satuan rupiah (dalam satu tahun terakhir), skala pengukuran yang digunakan adalah
rasio
dan
diordinalkan
(< Rp. 1.763.300), sedang
menjadi
tiga
kategori:
rendah
(Rp. 1.763.300-Rp. 2.906.600) dan tinggi
(> Rp. 2.906.600) f. Status kepemilikan lahan adalah keberadaan lahan yang digarap responden, dikategorikan lahan milik sendiri dan milik orang lain (bagi hasil, dipinjamkan, sewa). g. Luas lahan adalah satuan luas sebidang tanah yang digarap responden untuk berusahatani, dikategori: sempit (< 2,5 Ha), sedang (2,6-4,8 Ha), dan luas (> 4,8 Ha). h. Pengalaman menerima bantuan adalah lama waktu keterlibatan responden dalam menerima bantuan-bantuan program pemerintah dalam tiga tahun terakhir, skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal: rendah (tidak pernah menerima sampai dengan menerima selama 1 tahun), sedang (menerima selama 2 tahun) dan tinggi (menerima selama 3 tahun).
33
i. Status dalam kelompok adalah keberadaan responden dalam kelompok tani, diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu status sebagai anggota atau pengurus. 2. Persepsi anggota Gapoktan adalah cara pandang atau penilaian responden terhadap bantuan Program PUAP; tentang jenis bantuan Program PUAP, manfaat bantuan Program PUAP, faktor-faktor pendukung bantuan program PUAP dan kredibilitas sumber informasi bantuan Program PUAP (penyuluh pendamping dan PMT). a. Persepsi anggota Gapoktan tentang jenis bantuan Program PUAP adalah cara pandang atau penilaian responden tentang jenis bantuan Program PUAP sebagai bantuan modal bergulir, skala yang digunakan adalah ordinal; rendah (rataan skor 1-1,66) sedang (rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (rataan skor 2,34-3,00). b. Persepsi anggota Gapoktan tentang manfaat bantuan Program PUAP adalah cara pandang atau penilaian petani tentang manfaat bantuan Program PUAP sebagai sumber modal usahatani dan usaha produktif lainnya, skala yang digunakan adalah ordinal; rendah (rataan skor 1-1,66), sedang (rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (rataan skor 2,34-3,00). c. Persepsi anggota Gapoktan tentang faktor-faktor pendukung bantuan Program PUAP adalah cara pandang atau penilaian petani tentang ketersediaan faktor-faktor pendukung Program PUAP seperti sarana produksi (benih, pupuk, obat-obatan), pasar dan sarana prasarana transportasi, skala yang digunakan ordinal; rendah (tidak tersedia; rataan skor 1-1,66), sedang (tersedia; rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (banyak tersedia; rataan skor 2,34-3,00). d. Persepsi anggota Gapoktan tentang kredibilitas sumber informasi pada bantuan program PUAP adalah cara pandang atau penilaian petani tentang kemampuan, karakter dan penampilan penyuluh pendamping dan PMT, skala yang digunakan ordinal; rendah (rataan skor 1-1,66), sedang (rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (rataan skor 2,34-3,00). 3. Perilaku
komunikasi
partisipatif
adalah
interaksi
responden
dalam
berkomunikasi, yang dilakukan secara dialogis atau tatap muka dan, baik
34
komunikator atau komunikan sama-sama terlibat didalamnya. Perilaku komunikasi yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari; kontak dengan penyuluh pendamping, kontak dengan PMT, kontak dengan pengurus Gapoktan dan kontak dengan sesama anggota Gapoktan. a. Kontak dengan penyuluh pendamping adalah interaksi responden dalam melakukan komunikasi secara dialogis atau tatap muka dengan penyuluh pendamping untuk mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan PUAP, skala yang digunakan adalah rasio dan dikategorikan rendah (rataan skor 1-1,66), sedang (rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (rataan skor 2,34-3,00). b. Kontak dengan penyelia mitra tani adalah interaksi responden dalam berkomunikasi secara dialogis atau tatap muka dengan PMT untuk mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan PUAP, skala yang digunakan adalah rasio dan dikategorikan rendah (rataan skor 1-1,66), sedang (rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (rataan skor 2,34-3,00). c. Kontak dengan pengurus Gapoktan adalah interaksi responden dalam berkomunikasi secara dialogis atau tatap muka dengan pengurus Gapoktan untuk mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan PUAP, skala yang digunakan adalah rasio dan dikategorikan rendah (rataan skor 11,66), sedang (rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (rataan skor 2,34-3,00). d. Kontak dengan sesama anggota Gapoktan adalah tindakan responden dalam berkomunikasi secara dialogis atau tatap muka dengan sesama anggota Gapoktan untuk mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan PUAP, skala (rataan
yang skor
digunakan 1-1,66),
adalah sedang
rasio (rataan
dan skor
dikategorikan 1,67-2,33)
dan
rendah tinggi
(rataan skor 2,34-3,00). 4. Efektivitas komunikasi adalah perubahan yang terjadi dalam diri responden sebagai akibat dari proses komunikasi, dimana perubahan tersebut meliputi peningkatan
pengetahuan,
perubahan
sikap
dan
perilaku.
Efektivitas
komunikasi yang diteliti dalam penelitian ini terdiri adalah; pengetahuan responden tentang Program PUAP, sikap responden terhadap Program PUAP dan tindakan responden untuk melaksanakan Program PUAP dimana untuk
35
pengukuran pengetahuan dan tindakan menggunakan skala 3 sedangkan sikap menggunakan skala 5. a. Pengetahuan tentang Program PUAP adalah perubahan yang terjadi dalam diri petani, sebagai akibat dari proses komunikasi, dimana perubahan tersebut adalah peningkatan pengetahuan tentang Program PUAP, skala yang digunakan adalah ordinal; rendah (rataan skor 1-1,66), sedang (rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (rataan skor 2,34-3,00). b. Sikap terhadap Program PUAP adalah perubahan yang terjadi dalam diri petani, sebagai akibat dari proses komunikasi, dimana perubahan tersebut adalah memiliki sifat positif terhadap Program PUAP, skala yang digunakan adalah likert (Singarimbun dan Effendi 1989), dikategori; rendah (rataan skor 1-2,33), sedang (rataan skor 2,34-3,67) dan tinggi (rataan skor 3,68-5,00). c. Tindakan untuk melaksanakan Program PUAP adalah perubahan yang terjadi dalam diri petani, sebagai akibat dari proses komunikasi, dimana perubahan dimaksud adalah menyangkut keterlibatan aktif untuk melaksanakan Program PUAP sesuai prosedur yang berlaku. Skala yang digunakan adalah ordinal; rendah (rataan skor 1-1,66), sedang (rataan skor 1,67-2,33) dan tinggi (rataan skor 2,34-3,00). Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kualitas instrumen penelitian terkait dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas dicapai dengan cara menguji alat ukur untuk melihat apakah alat ukur tersebut dapat mengukur sesuatu yang semestinya diukur. Reliabilitas dicapai bila instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Bungin 2008). Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, untuk itu validitas yang dimaksudkan juga harus memiliki validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal, instrumen dikembangkan menurut teori-teori yang relevan sehingga dapat mencerminkan apa yang diukur. Validitas eksternal mencakup pemilihan sampel yang representatif dan mewakili populasi serta dikembangkan dari fakta empiris berupa kenyataan yang telah diungkapkan pada berbagai pustaka empiris, mempertimbangkan pengalaman dan hasil penelitian
36
terdahulu dalam kasus yang relevan dan memperhatikan nasehat dan pendapat para ahli, terutama dari komisi pembimbing. Arikanto dikutip oleh Kriyantono (2008) uji validitas menggunakan korelasi product moment dengan rumus : N ∑ XY – (∑ X) (∑ Y) rxy =
√ {N ∑ X
2
– ( ∑ X 2)} {N ∑ Y2 - (∑ Y2)}
Keterangan : rxy
=
Koofisien korelasi product moment
N = Jumlah responden X = Butir soal ke x Y = Total butir soal dalam kuesioner Nilai rxy yang diperoleh dibandingkan dengan nilai koefisien rxy-product moment dari tabel korelasi. Bila rxy (hasil) > dari rxy (tabel) maka butir pertanyaan dinyatakan valid, tetapi bila rxy (tabell) > rxy (hasil) maka perlu ada perbaikan pada pada butir tersebut atau dikeluarkan dari pertanyaan. Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka alat ukur tersebut harus diuji reliabilitasnya. Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap instrumen pertanyaan penelitian dengan menggunakan program SPSS Versi 20,0 maka dapat dismpulkan bahwa secara keseluruhan, item pertanyaan valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai corrected item total correlation lebih besar dari rtabel (0,482). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat konsistensi suatu alat ukur, sehingga dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable) dan tetap/ajeg (consistent) (Kriyantono 2008). Reliabilitas instrumen dilakukan melalui ujicoba kuesioner pada responden yang memiliki karakteristik relatif sama dengan calon responden. Untuk mengetahui tingkat akurasi dan presisi jawaban dari beberapa pertanyaan, maka dilakukan analisis reliabilitas. Dalam hal ini metode yang digunakan ialah metode konsistensi internal dengan teknik Cronbach alpha. Berikut adalah rumus reliabilitas untuk keseluruhan item:
37
Keterangan: r11
: Koefisien reliabilitas instrumen : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
k 2
∑σb : Jumlah varians butir σ2 t
: Varians total Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan di Desa Gamomeng
Kecamatan Sahu Timur terhadap 17 petani anggota Gapoktan Surya Pagi yang bukan merupakan sampel penelitian, tetapi memiliki karakteristik relatif sama dengan responden penelitian. Menurut Kriyantono (2008) untuk menguji instrumen biasanya digunakan 10-50 sampel. Hasil analisis statistik dengan menggunakan
program
SPSS
diperoleh
nilai
koefisien
uji
reliabilitas
cronbach alpha (Tabel 3). Tabel 3 Koefisien cronbach alpha hasil uji coba kuesioner Peubah Penelitian Koefisien Cronbach Alpha Persepsi anggota Gapoktan 0,726 Perilaku komunikasi anggota Gapoktan 0,927 Efektivitas komunikasi 0,855 Sumber: Data primer (diolah)
Pengujian reliabilitas menggunakan alpha cronbach, untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat pada skala 0-1 dengan interpretasi reliabilitas instrumen sebagai berikut: 1. Nilai alpha cronbach 0,00-0,20
= kurang reliabel
2. Nilai alpha cronbach 0,21-0,40
= agak reliabel
3. Nilai alpha cronbach 0,41-0,60
= cukup reliabel
4. Nilai alpha cronbach 0,61-0,80
= reliabel
5. Nilai alpha cronbach 0,81-1,00
= sangat reliabel
38
Mengacu pada hasil uji reliabilitas (Tabel 3), kisaran nilai reliabilitas berada antara 0,726 sampai dengan 0,927, sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas instrumen penelitian berkisar antara reliabel sampai dengan sangat reliabel. Pengumpulan dan Analisis Data Wimmer
dan
Sendjaya
(Kriyantono
2008)
menjelaskan
metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian kuantitatif dikenal metode pengumpulan data berupa kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah: 1. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi terhadap laporan-laporan yang berkaitan dengan sumber data sekunder. 2. Wawancara berstruktur (setengah terbuka), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan-pertanyaan secara mendalam kepada responden secara tatap muka dengan pedoman wawancara yang sebelumnya telah disediakan, diarahkan guna memperoleh data yang belum terungkap dengan kuesioner. 4. Survei dan observasi berstruktur, yaitu bentuk pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lapangan dengan melihat secara langsung kenyataan yang ada di masyarakat. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan dimana dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Disamping itu, statistik membandingkan satu hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan, sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan yang diamati memang benar terjadi karena adanya hubungan sistematis antara peubah-peubah yang diteliti, atau hanya terjadi secara kebetulan.
39
Data yang terkumpul pada penelitian diolah dengan dua cara, yaitu: 1. Analisis statistik deskriptif terhadap data dan hasil pengamatan. Analisa statistik deskriptif ini digunakan untuk melihat sebaran dari karakteristik dan keadaan dari peubah yang diamati dan menggunakan nilai persentase, rataan skor dan rataan total. 2. Analisis statistik inferensia menggunakan Korelasi Rank Spearman, untuk melihat hubungan antara peubah-peubah terikat dan peubah bebas dengan tingkat kepercayaan 95%. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program microsoft excel dan program komputer perangkat lunak (soft ware) Statistical Package for Social Science (SPSS) Versi 20,0. Adapun rumus Korelasi Rank Spearman adalah:
N ∑ di2 i=1 Rs = 1 N(N2 – 1)
Keterangan: Rs : Koefisien Korelasi Rank Spearman di
: Perbedaan antara kedua ranking
N
: Banyaknya sampel