METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survey. Teknik penelitian survey menurut Singarimbun dan Effendi (2005:34), dapat dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan,
menerangkan
(explanatory), dan
mengeksplorasi
serta
menjelaskan tujuan, termasuk menjelaskan pengaruh dan hubungan antar peubah lewat pengujian hipotesis.
Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pemukiman Komunitas Adat Terpencil Baduy yang berjumlah 58 kampung, yang terdiri dari 3 Kampung termasuk Baduy Dalam yaitu Cibeo, Cikeusik, dan Cikartawana, dan 55 Kampung Baduy Luar sesuai dengan Perda No. 32 Kabupaten Lebak Tentang Perlindungan Hak Ulayat Masyarakat Baduy. Fokus penelitian dilakukan hanya pada Baduy Luar maka hanya 55 kampung Baduy Luar, dan Masyarakat Baduy yang menetap di Luar Baduy, yaitu Desa Leuwidamar dan Desa Bojong Menteng. Secara administratif
wilayah Baduy sekarang termasuk dalam Desa Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Pemerintahan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Luasnya sekitar 5.101,85 hektar, lebih kecil daripada masa- masa sebelumnya. Lamanya penelitian ini kurang lebih 6 bulan dan pelaksanaan pengumpulan data dimulai sejak November 2008.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah kepala keluarga Baduy Luar. Kerangka sampel penelitian ini ada dibagi menurut tipologi kepala keluarga berdasarkan letak geografis Kampung tempat tinggalnya. Letak geografis yang dimaksud adalah kampung-kampung yang berada dalam lintasan jalan menuju kampung Baduy Dalam (Cibeo, Cikatawana, dan Cikeusik. Jalur lintasan menuju Baduy Dalam ada beberapa lintasan, namun yang biasa dilalui dan kerap disebut oleh masyarakat Baduy, adalah lewat “Handap Kulon” (Bawah Barat), “Teungah Kulon” (Tengah Barat), “Teungah Luhur” (Tengah Atas), jalur ini sebenarnya 50
51 terusan dari jalur Tengah Barat. Semua jalur atau perjalanan menuju Baduy Dalam untuk para pengunjung mulai dari Kampung Kaduketug (Pusat Pemerintahan Desa Kanekes). Jalur Bawah Barat antara lain melalui Kampung: Kaduketug, Babakan Kaduketug, Cicatang, Balimbing, Gajeboh. Kampung-kamp ung ini merupakan kampung terluar atau terjauh dari Kampung Baduy Dalam; Jalur Tengah Barat melalui Kampung: Kaduketug, Babakan Kaduketug, Balimbing, Marenggo, Cicakal Leuwi Buleud; Jalur Tengah Atas melalui kampung: Kaduketug, Cicakal LeuwiBuleud, Cipaler, Cipiit, Cilingsuh, Cijengkol, Cikadu. Kampung-kampung ini dapat dkatakan ditengah-tengah antara terdekat dan terjauh dari Baduy Dalam. Cijengkol, Cijanar, Cijangkar, dan Cisaban merupakan kampung-kampung terdekat dengan Kampung Baduy Dalam. Dari penjelasan di atas peneliti memilih Kampung yang paling dekat dengan posisi geografis Baduy Dalam, kemudian kampung yang jaraknya paling jauh dari kampung Baduy Dalam atau terluar, dan kategori ketiga adalah kampung-kampung yang berada diantara kampung Baduy Luar terdalam dan terluar. Kampung-kampung di Baduy Luar (Desa Kanekes) kondisinya relatif homogen, homogen dilihat dari bentuk rumahnya, posisi rumah seluruhnya menghadap Utara dan Selatan dan saling berhadap-hadapan, berkelompok, bidang usaha, selain itu cara berpakaian juga homogen mengikuti adat dan sistem nilai yang berlaku. Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis menetapkan sampel kampung dengan Cluster Random Sampling. Cluster ditentukan berdasarkan jalur masuk menuju Kampung Baduy Dalam. Pintu masuk Baduy Dalam dari arah Utara, menurut adat Baduy Utara adalah Depan dan Selatan adalah Belakang, secara adat kita harus masuk lewat “depan bila memasuki rumah.” Jadi masuk perkampungan Baduy mulai dari Utara menuju Selatan. Ada tiga jalur menuju Baduy Dalam sebagaimana telah dijelaskan di atas. Dengan pertimbangan kampung di Baduy Luar cenderung homogen maka ditetapkan 15 kampung secara acak yang berada di jalur menuju Baduy Dalam, Jalur Handap Kulon” (Bawah Barat) 6 Kampung. Jalur “Teungah Kulon”
52 (Tengah Barat), “Teungah Luhur” (Tengah Atas), jalur ini sebenarnya terusan dari jalur Tengah Barat 8 Kampung. Dan Kampung Kaduketug (ibu kota Desa Kanekes / Pusat pemerintahan) sebagai kampung ya ng palng terluar dari Baduy Dalam dan berbatasan langsung dengan masyarakat umum. Setiap kampung diambil 12 sampel, kecuali di Kampung Kaduketug (ibu kota Desa Kanekes / Pusat pemerintahan) 14 sampel jadi seuruhnya 182 sampel. Kampung-Kampung tersebut, penulis kelompokkan ke dalam tiga lokasi penelitian seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Lokasi Penelitian Lokasi a (Bawah Barat) Kampung n 1. Babakan Kaduketug 2. Balimbing 3. Marenggo 4. Cicakal Leuwi Buleud 5. Cicatang 6. Gajeboh Jumlah
12 KK 12 KK 12 KK 12 KK 12 KK 12 KK 72 KK
Lokasi b (Tengah Barat) Kampung n 1. Cipaler 2. Cipiit 3. Cilingsuh 4. Cijengkol 5. Cikadu 6. Cijanar 7. Cijangkar 8. Cisaban
12 KK 12 KK 12 KK 12 KK 12 KK 12 KK 12 KK 12 KK 96 KK
Lokasi c (Kaduketug) Kampung n Kaduketug
14 KK
14 KK
Sebagaimana dikemukakan di atas teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara teknik acak gugus satu langkah (cluster random sampling), artinya sampel diambil berdasarkan gugus terpilih mengingat komunitas Baduy Luar tersebar pada 55 kampung (gugus), langkah petama mengambil enam kampung secara acak di Jalur Handap Kulon” (Bawah Barat), delapan kampung di jalur “Teungah Kulon” (Tengah Barat), “Teungah Luhur” (Tengah Atas), dan satu kampung Kaduketug (ibu kota Desa Kanekes / Pusat pemerintahan). Selanjutnya pada setiap kampung / gugus terpilih, dilakukan lagi acak pada 12 orang kepala keluarga, mengingat rumah orang Baduy saling berhadapan selalu ke arah Utara dan ke arah Selatan, diambil masing- masing enam kepala keluarga dengan menghitung satu interval tiap rumah terpilih.
53 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dengan Skala Likert berbentuk semantic differential. Tambahan informasi terhadap daftar pertanyaan yang telah dikumpulkan dilakukan melalui wawancara. Data yang dikumpulkan atau diukur adalah data yang digunakan untuk mendapakan jawaban dari tujuan dan hipotesis yang telah disusun. Jadi data yang dikumpulkan adalah data mengenai karateristik individu, motif, interaksi sosial, nilai budaya dan persepsi mereka terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga Orang Baduy Luar. Data sekunder yang berkaitan dengan variabel penelitian bersumber dari pustaka, rekaman, keterangan lisan dari pakar yang me ngetahui tentang masalah yang diteliti. Sumber data primer diperoleh secara langsung dari kepala kampung atau yang menjadi pimpinan dalam kampung tersebut. Kuesioner digunakan sebagai pedoman wawancara dalam mengumpulkan data primer mengingat komunitas Baduy kebanyakan tidak bisa baca tulis, kecuali yang dapat membaca diminta untuk mengisi sendiri. Keseluruhan data yang dikumpulkan pada dasarnya adalah data yang terkait dengan persepsi kepala keluarga Baduy Luar terhadap kebutuhan keluarga yang dirasakan kepuasannya, Karakteristik kepala keluarga, usaha-usaha kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga, motif kepala keluarga, Interaksi sosial, nilai sosial budaya komunitas adat Baduy. Data yang diperoleh dari operasional peubah-peubah adalah sebagai berikut: Karakteristik kepala keluarga (X1): Pendapatan rumah tangga (X1.1); Usia (X1.2); Jumlah anggota keluarga (X1.3). Usaha-usaha kepala keluarga (X2): Berladang (X2.1); Berjualan (X2.2); Berburu (X2.3); Bekerja pada orang lain (X2.4); Motivasi kepala keluarga (X3): Motivasi kepala keluarga pada Pengetahuan (X3.1); Motivasi kepala keluarga pada sikap pemenuhan kebutuhan keluarga (X3.2); Motivasi kepala keluarga pada keterampilan berusaha (X3.3).
54 Interaksi Sosial (X4): Interaksi dengan sesama KK / melakukan komunikasi interpersonal (X4.1); Interaksi dengan media massa (X4.2); Interaksi dengan agen pembaharu (X4.3). Nilai sosial budaya (X5): Hakekat hidup manusia (X5.1); Hakekat bekerja / berkarya (X5.2); Hakekat hubungan manusia dengan alam dan lingkungan (X5.3); Hakekat hubungan manusia dengan sesama (X5.4). Persepsi kepala keluarga terhadap kebutuhan hidup keluarga yang dirasakan (Y1): Kebutuhan fisiologi / dasar (Y1.1); Kebutuhan keamanan (Y1.2); Kebutuhan dicintai dan dimiliki (Y1.3); Kebutuhan diharga i (Y1.4). Persepsi kepala keluarga terhadap kebutuhan hidup keluarga, diukur pada kepuasannya (Y2): Kebutuhan fisiologi / dasar (Y2.1); Kebutuhan keamanan (Y2.2); Kebutuhan dicintai dan dimiliki (Y2.3); Kebutuhan dihargai (Y2.4).
Instrumen Penelitian Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk mengukur peubah-peubah yang ada adalah dengan skala Likert. Jawaban setiap item instrumen menggunakan skala Likert. Skala Likert atau metode rating yang dijumlahkan merupakan teknik skala yang menggunakan distribus i respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. setiap pernyataan yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorable (positif) atau pernyataan yang unfavorable (negatif) (Azwar, 2003:127). Dapat juga berarti mempunyai gradasi sangat memahami sampai tidak memahami. Selain itu digunakan skala Guttman; skala pengukuran tipe ini diperoleh jawaban yang tegas, yaitu ”ya-tidak,” ”benarsalah,” ”positif- negatif,” dan lain- lain, dengan disertai pertanyaan yang bersifat terbuka untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang mendalam (Nazir, 2003:340). Kategori dan indikator dari peubah-peubah sosial ekonomi Orang Baduy Luar, Usaha orang Baduy Luar dalam memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan Orang Baduy, dan persepsi Orang Baduy terhadap pemenuha n kebutuhan keluarga. Kisi-kisi penyusunan instrumen, dapat dilihat pada Tabel 2.
55 Tabel 2 Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Peubah
Dimensi Peubah
1
2
Pernyataan operasional (Indikator) 3
Skala data / Instrumen 4
Karakteristik Sosial ekonomi Orang Baduy Luar (X1):
a.Pendapatan rumah tangga, b.Usia, c.Jumlah anggota keluarga,
1. Penghasilan KK setiap bulan 2.Tua, Dewasa, remaja; 3.Suami Isteri tanpa anak, dengan anak, sendiri;
Ordinal / Pertanyaanpertanyaan
Usaha-usaha untuk memenuhi Kebutuhan Keluarga (X2) :
Berladang Berjualan Berburu Bekerja pada orang lain Membuat kerajinan
usaha berladang usaha berjualan usaha berburu usaha bekerja pada orang lain usaha membuat kerajinan
Ordinal / Wawancara terstruktur, dan kuesioner skala sikap.
1. Keinginan menjadi tahu dan lebih tahu; 2. Keinginan menjadi lebih percaya diri; 3. Keinginan menjadi lebih mampu melakukan sesuatu
Wawancara terstruktur, dan kuesioner skala sikap.
1. frekuensi bertemu dengan sesama komunitas, 2. frekuensi dengan penyuluh, 3. lama mendengar radio, baca suratkabar. 4. frekuensi bertemu orang luar (wisatawan), frekuensi ke luar kampung.
Ordinal / Wawancara terstruktur, dan kuesioner skala sikap.
a. Pengetahuan Motif Orang Baduy Luar (X3)
b. Menyikapi kebutuhan keluarga c. Keterampilan
Interaksi sosial (X4):
a. Komunikasi interpersonal b. Hubungan dengan agen pembaharu c. Terpaan media d.hubungan dengan lingkungan luar.
Nilai Sosial Budaya X5 :
a. Hakekat hidup,
b. Hakekat kerja (karya), c. Hakekat alam,
d. Hakekat hubungan
1. Hidup itu buruk, 2. Hidup itu baik, 3. Hidup itu harus ikhtiar, 1. Kerja itu hidup 2. kerja itu kewajiban, 3. kerja itu hak 1.Manusia tunduk pada alam 2.Berusaha menjaga alam 3.Berusaha menguasai alam
1. orientasi vertikal;
Ordinal / Wawancara terstruktur, dan kuesioner skala sikap
56 antarsesama.
Persepsi pada pemenuhan kebutuhan keluarga Y1/ Y2: Diukur kebutuhan dengan menanyakan yang dirasakan dan kepuasannya pada setiap tingkat kebutuhan.
a. Fisiologi . b. Rasa aman
c. Dicintai dan dimiliki
d. Dihargai
2. orientasi saling asah,asih, asuh 3. orientasi individual. 1. Sandang, pangan, papan; 2. Ketentraman kampung, rumah tangga, lingkungan, 3. Suami, isteri, anakanak, Orang tua, tetangga, kepala kampung / jaro, pemerintah. 4. Hasil pertanian, kerajinan, pendapat, Adat istiadat, lingkungan.
Ordinal/ Wawancara terstruktur, dan kuesioner skala sikap
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Ada dua macam validitas: validitas internal dan eksternal. Validitas internal menekankan pada seberapa jauh alat ukur dapat mengumpulkan kebenaran yang hendak diungkapkan dari suatu sampel? Validitas eksternal, menekankan sampai seberapajauh kebenaran yang telah diperoleh tadi, berlaku umum bagi suatu populasi yang sedang diselidiki? Jadi, validitas eksternal menekankan generalizability hasil- hasil pengukuran dari suatu sampel, kembali ke populasi yang diamati. Selain validitas internal dan eksternal ada: validitas isi (content validity), validitas kriteria (criterion related validity), dan validitas konstrak (construct validity). Validitas isi yakni kecukupan sampel isi suatu alat ukur: Substansi alat ukur, bahan alat ukur, dan topik-topik alat ukur. Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat ahli (expert judgement). Dalam hal ini setelah instrumen dikons truksi tentang apsek-aspek yang akan di ukur dengan berlandaskan teori tertentu, kemudian dikonsultasikan dengan ahli yang relevan. Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi (content validity) dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis, pengujian validitas konstruk dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen (Sugiyono, 2006:146). Dalam kisi-kisi itu
57 terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen pengujian validitas lebih mudah dilakukan. Pengujian reliabilitas instumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, gabungan keduanya, serta internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Dimana skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya, selanjutnya dimasukkan dalam Rumus Spearman Brown sebagai berikut:
2 . rb ri = 1 + rb (Sugiyono, 2006)
Hasil uji reliabilitas Keseluruhan Item diperoleh dapat dilihat sebagai berikut:
r. tot
2 X 0,352 = ------------------------1 + 0,352 = 0,522 (sangat nyata)
Analisis Data Data hasil penelitian diproses melalui tahap-tahap : pemisahan berdasarkan kelompok; pemindahan data dari daftar pertanyaan ke tabel-tabel dalam buku kerja atau work sheet; pemeriksaan kelengkapan data yang telah dihitung skor akhir; dan pemindahan skor ke dalam tabel hasil penelitian dengan bantuan program komputer. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis korelasi sederhana sekaligus mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Karena penggunaannya pada sampel, maka analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif seperti penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, modus,
58 median, mean, dan seterusnya, dan infrensial (parametris Untuk menguji korelasi menggunakan uji korelasi Pearson product moment dengan formulanya: ?xy rxy = v (? x²) (? y²) Dimana: rxy = hubungan x dengan y ? xy = jumlah hasil dari x dan y ? x² = jumlah x yang dikuadratkan ? y² = jumlah y yang dikuadratkan
Perhitungan dengan menggunakan rumus ini adalah untuk menguji hipotesis hubungan.
59
Dukungan Lembaga Adat dan Pemerintah Daerah
Forum Diskusi Komunitas Adat Baduy
Standar Kebutuhan Dasar Keluarga Dukungan Agen Pembaharu dan Penyuluhan
Usaha-usaha dan Pola Produksi KAT Baduy Luar
Dorongan ingin Berubah
Kepuasan pada Kebutuhan Keluarga
Derajat Kebutuhan Keluarga yang Optimal
Gambar 5: Strategi Peningkatan Kebutuhan Keluarga KAT Baduy
Peningkatan Kesejahteraan KAT Baduy
60
Gambar 5
61
Sosial Ekonomi Orang Baduy Luar X1: X1.1 Pendapatan rumah tangga. X1.2 Usia X1.3 Jumlah anggota keluarga Usaha-usaha pemenuhan kebutuhan keluarga X2 : X2.1 X2.2 X2.3 X2 4 X2.5
Berladang Berjualan Berburu Bekerja pada orang lain Kerajinan
Motif X3 : X3.1 Motif mencari pengetahuan X3.2 Motif menyikapi kebutuhan keluarga. X3.3 Motif mencari keterampilan
Persepsi Orang Baduy Luar Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga: Kebutuhan Hidup diukur yang dirasakan dan kepuasaannya (Y1 / Y2): Y1.1 Fisiologi Y1.2 Rasa aman Y1.3.Dicintai dan dimiliki Y1.4 Dihargai
Interaksi Sosial X4 : X4.1 Komunikasi Interpersonal, X4.2 Hub dgn Agen Pembaharu X4.3 Hub dengan media
Nilai Sosial Budaya X5 : X5.1. Hakekat hidup, X5.2. Hakekat kerja (karya), X5.3. Hakekat alam semesta X5.4. Hakekat hububungan dengan sesama.
Kualitas Hidup Orang Baduy Luar Baik
Masyarakat Sejahtera
62