III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dalam bentuk data sekunder, dengan cara mencatat apa sudah tertulis dalam buku status penderita yang terdapat dibuku program TB Paru di puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi – Tasikmalaya yang diambil sejak tahun 2014 dari triwulan 1, 2, 3 dan 4. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Tempat pelaksanaan penelitian di puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi – Tasikmalaya. Waktu penelitian akan dilaksanakan bulan Desember 2015 – Januari 2016 3.3 Populasi dan sampel penelitian 3.3.1 Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini mencakup populasi terjangkau yaitu penderita Tuberkulosis paru dewasa yang sudah sembuh (BTA negatif) dan sudah tuntas menjalani pengoabatan OAT selama 6 bulan yang ada di puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi – Tasikmalaya periode 2014 yang memenuhi kriteria. 3.3.2 Sampel penelitian Sampel penelitian ini menggunakan consecutive sampling yang berdasarkan kriteria pemilihan, kriteria inklusi dan ekslusi : a. Kriteria inklusi 1. Pasien TB Paru kasus baru. 2. Usia produktif 15 – 50 tahun (Depkes, 2012)
37
3. Teregistrasi di puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi – Tasikmalaya sebagai penderita Tuberkulosis paru yang telah selesai menjalani pengobatan dan dinyatakan sembuh dengan hasil BTA negatif. b. Kriteria ekslusi 1. TB paru dengan penyakit lain (Diabetes, HIV, Asma, Bronkitis, PJK)
3.3.3 Perkiraan besar sampel Besar sampel minimal dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus besar sampel analitik kategorik tidak berpasangan (s,2011):
Keterangan :
1 = 2 =
(
2
+ 1 1 + 2 2) (P1 − P2)
n
= perkiraan besar sampel
Zα
= deviat baku alpha, kesalahan tipe I = 10% dengan menggunakan tabel 2 arah = 1,645
Zβ
= deviat baku beta, kesalahan tipe II = 20% = 0,84
P1
= proporsi pada kelompok uji, beresiko, terpajan atau kasus (Parameter ditentukan oleh judgement peneliti)
P2
= proporsi pada kelompok standar, tidak beresiko, tidak terpajan atau kontrol (Parameter berasal dari kepustakaan)
P
= Proporsi total
Q
= 1-P
38
Q1
= 1-P1
Q2
= 1-Q1
Nilai P2 ditentukan berdasar clinical judgment dari penelitian sebelumnya oleh Sri lestari (2012), dimana nilai P2 pada hasil kelompok standar, tidak beresiko, tidak terpajan atau kontrol dengan nilai 56,5 % = 0,565 = 0,57. Dengan demikian didapatkan : P1
= P2 + 0,3 = 0,57+0,3 = 0,87
P
= (P1 + P2) / 2 = (0,78+0,57) / 2 = 0,67
Q1
= 1 - P1 = 1 - 0,78= 0,22
Q
= 1 – P = 1- 0,67 = 0,33
Q2
= 1-Q1= 1- 0,22 = 0,87
Dengan memasukan nilai diatas ke dalam rumus, diperoleh : 1= 2=
0,33 (1,645 2 0,67 + 0,84 0,78 x 0,22 + 0,57 x 0,78) 0,3
Didapatkan hasil 34,02 dibulatkan
menjadi 35 sampel, dengan demikian
besar sampel untuk yang menggunakan PMO 35 dan yang tidak menggunakan PMO 35 total sampel minimal 70 sampel. 3.4 Variabel Penelitian Penelitian ini terdapat beberapa variabel yang terdiri : a. Variabel bebas (independent variable) berupa pengawas menelan obat b. Variabel terikat (dependent variabele) berupa kesembuhan TB paru
39
3.5 Definisi Operasional Beberapa definisi operasional di bawah ini digunakan sebagai batasan yang jelas di dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Pengawas menelan obat Orang yang dipercaya, dekat dengan penderita, dikenal, terlatih dalam melaksanakan tugas
(PMO)
standar PMO 2.
Kesembuhan Pasien
Tingkat pencapaian yang diperoleh pemerintah dalam melakukan pengobatan tuberkulosis BTA positif. Kesembuhan pasien ini dapat diketahui dari angka kesembuhan pengobatan jangka pendek selama 6 bulan (CR = cure rate) dan angka keberhasilan pengobatan (SR= success
rate).
Seorang
pasien
dikatakan
sembuh jika telah selesai masa pengobatan secara lengkap, dan hasil pemeriksaan ulang sputum BTA paling sedikit 2 (dua) kali berturut-turut menunjukan BTA negatif. 2. 3.
Penderita
Tuberkulosis Pasien tuberkulosis paru yang sebelumnya
Paru
belum pernah mendapatkan pengobatan OAT.
BTA (+)
Jenis penyakit tuberkulosis yang masih dalam proses pengobatan dan belum dinyatakan sembuh atau tuntas dalam pengobatan.
4.
BTA (-)
Pasien Tuberkulosis Paru yang sudah sembuh dan telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap selama 6 bulan dan telah melakukan pemeriksaan dahak paling sedikit 2 kali berturut turut dengan hasil BTA negatif.
40
3.6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah data sekunder berupa Rekam Medis (RM), pada penderita tuberkulosis paru yang sudah menjalani pengobabatan secara lengkap di puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi – Tasikmalaya dan dinyatakan sembuh dengan hasil BTA negatif. 3.7 Tahap Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menempuh beberapa tahap seperti dijelaskan pada gambar berikut.
Permohonan izin penelitian ke puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi - Tasikmalaya
Observasi / prapenelitian data sekunder dari puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi - Tasikmalaya
Tahap persiapan
Penyusunan proposal
3.8 Metode Analisis Data Metode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis cross sectional, hasil penelitian yang telah dilakukan akan disusun dengan tabel 2 X 2.
41
Dari data tersebut akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS pada Komputer dengan menggunakan uji chi-square test agar dapat diketahui pengaruh pengawas menelan obat (PMO) terhadap kesembuhan TB Paru dewasa di puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi – Tasikmalaya periode 2014. Rancangan penelitian cross sectional Kesembuhan TB Paru
Jumlah
Sembuh
Gagal
PMO +
a
b
a+b
PMO -
c
d
c+d
a+c
b+d
a+b+c+d
Keterangan : a : subyek dengan faktor resiko mengalami efek b : subyek dengan faktor resiko tanpa mengalami efek c : subyek tanpa faktor resiko mengalami efek d : subyek dengan faktor resiko tanpa mengalami efek. Rasio prevalens (RP) = a/(a+b) : c/(c+d). Dengan nilai kepercayaan (Confidence Interval): a. Nilai pravelensi 1
: variabel tidak mempunyai pengaruh terhadap efek atau bersifat netral
b. Nilai pravelensi >1
: variabel merupakan faktor penyebab terjadinya efek PMO berpengaruh terhadap kesembuhan TB paru dengan hasil BTA negatif
42
c. Nilai pravelensi <1
: variabel tidak menimbulkan efek, PMO tidak berpengaruh terhadap kesembuhan TB paru
d. Nilai interval kepercayaan ratio pravelensi mencakup angka 1 = belum dapat disimpulkan faktor yang diteliti merupakan faktor predisposisi.
3.9 Etika Penelitian Melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini yakni Puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Ciawi Tasikmalaya
Menunjukan surat permohonan penelitian
Menjelaskan tujuan mengenai penelitian, pengambilan sampel penelitian.
Kerahasiaan data dipertahanankan dengan tidak memberikan informasi kepada orang lain
Penelitian ini sudah lulus kelayakan etical clereance
43
3.10 Jadwal Penelitian Adapun jadwal penelitian yang akan dilakukan secara jelas ditunjukkan pada : Jadwal
Kegiatan Penelitian
September – Desember 2015
Penyusunan Proposal
Desember 2015
Seminar Proposal
Desember 2015
Perizinan penelitian dan pengambilan data
Desember 2015 – February 2016
Pengolahan Data
February 2016
Seminar Hasil
Tabel 3. Jadwal penelitian