26
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan penelitian ini berbentuk explanatory research, yang menurut Singarimbun dan Efendi (2008) bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah survei dan menggunakan paradigma kuantitatif. Di samping itu, penjelasan secara deskriptif dan kualitatif dilakukan dalam penelitian ini guna memperoleh informasi sebanyak mungkin sehingga dapat mendukung dan memberi makna data kuantitatif yakni melalui cara pengamatan dan wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan pada sejumlah informan kunci, untuk melengkapi data dan informasi yang tidak dapat diperoleh melalui metode survei.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di Wilayah Desa Pulokencana dan Sukanegara, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Lokasi ini dipilih karena daerah Serang merupakan daerah yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan memiliki potensi pertanian yang tinggi. Kedua daerah tersebut juga memiliki potensi pertanian dan peternakan yang juga cukup baik. Jangka waktu yang diperlukan dari uji coba sampai dengan pengumpulan data di lapangan adalah sekitar empat bulan, yaitu sejak Maret 2011 sampai dengan Juni 2011.
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh petani yang menjadi anggota kelompok tani di Wilayah Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang yang berjumlah 729 orang. Sebesar 80 persen dari populasi tersebut merupakan petani-peternak kecil (583 orang). Dari sejumlah petani-peternak kecil tersebut diambil 10 persen yakni sebesar 59 orang. Untuk menjamin kesahihan data yang diperoleh, diambil
27
68 orang petani-peternak sebagai responden sampel. Setelah data diolah ternyata terdapat data pencilan dari 8 orang responden. Dengan demikian, yang dapat digunakan sebagai responden sampel berjumlah 60 orang terdiri atas masingmasing 30 orang petani-peternak di Desa Pulokencana dan di Desa Sukanegara. Sampel dipilih secara acak sederhana dari seluruh anggota kelompok tani yang ada di dua desa tersebut.
Data dan Instrumentasi Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Cara pengumpulan data primer menggunakan seperangkat daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang diajukan kepada responden sampel dan wawancara dengan responden dan informan khususnya kepada penyuluh yang bertugas di wilayah tersebut diantaranya mengenai profil wilayah penelitian, kegiatan penyuluhan yang berjalan selama ini, dan permasalahan usahatni yang terjadi di wilayah penelitian. Data primer yang dikumpulkan adalah: (1) karakteristik pribadi petani responden yaitu umur, tingkat pendidikan formal dan tingkat pendidikan nonformal; (2) karakteristik usahatani petani responden yaitu pengalaman berusahatani, luas lahan, status kepemilikan lahan, aksesibilitas lembaga keuangan, aksesibilitas pasar dan aksesibilitas saprodi; (3) kualitas penyuluhan yaitu intensitas penyuluhan, metode penyuluhan dan materi penyuluhan; dan (5) persepsi petani responden terhadap kompetensi PPL yaitu kompetensi kepribadian, profesional, andragogik, dan sosial PPL. Data sekunder yang dikumpulkan berupa keadaan umum wilayah penelitian dan data mengenai kependudukan dari lembaga terkait, yaitu: BPP Kecamatan Pontang, BPKP, BPTP, dan BPS Kabupaten Serang.
Instrumentasi Instrumentasi merupakan keragaman alat
yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian. Mekanisme pengumpulan data penelitian dilakukan secara langsung dengan cara antara lain melakukan teknik wawancara melalui
28
kuesioner dan observasi ke lahan usahatani responden. Kuesioner yang digunakan telah disusun secara terstruktur sehingga dapat diketahui informasi dari variabelvariabel penelitian.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas Instrumen Menurut Singarimbun dan Efendi (2008) validitas menunjukkan tingkatan suatu alat pengukur itu mengukur sesuatu yang ingin diukur. Kerlinger (1990) mengungkapkan bahwa suatu alat ukur dikatakan sahih apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur. Keterandalan suatu instrumen menyangkut tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda. Validitas
penelitian
ini
adalah:
(1)
Validitas
isi.
Validitas
isi
menggambarkan tingkatan alat ukur mewakili semua dimensi atau aspek dari kerangka konsep. Dalam penelitian ini, validitas isi didasari pada pendapat ahli yang berasal dari kajian pustaka sesuai dengan tujuan penelitian; dan (2) Validitas konstruk. Validitas konstruk adalah suatu evaluasi sejauhmana instrumen penelitian mengukur konstruk yang secara teoritis diharapkan peneliti untuk diukur. Validitas konstruk dapat menerangkan hubungan antar konstruk yang ada.
Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan ketepatan alat tersebut untuk mengukur sesuatu yang diukurnya. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun & Effendi, 2006). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Alfa Cronbach. Pengujian reliabilitas dengan menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus koefisien sebagai berikut (Sugiyono, 2009):
k ri = 1 (k − 1)
∑s st2
i
29
Keterangan: ri
= Koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alfa)
k
= banyaknya butir pertanyaan
∑si = total varians butir St2 = total varians Kesahihan dan keterandalan instrumen dilakukan melalui ujicoba terhadap instrumen yang digunakan terhadap sejumlah responden di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda, yang memiliki karakteristik sama dengan responden sesungguhnya. Dalam penelitian ini ujicoba dilakukan kepada 20 orang yang memiliki karakteristik relatif sama dengan responden di Wilayah Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang dan Kecamatan Ciater, Tangerang Selatan. Hasil uji coba terhadap kesahihan dan keterandalan instrumen disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji coba kesahihan dan keterandalan instrumen (n=20)
1.
Kompetensi Kepribadian PPL
Kesahihan (rentang nilai) 0,770-0,911
2.
Kompetensi Andragogik PPL
0,549-0,850
0,887
3.
Kompetensi Profesional PPL
0,859-0,908
0,969
4.
Kompetensi Sosial PPL
0,780-0,845
0,918
No.
Variabel
Keterandalan 0,922
Keterangan : nilai rtabel adalah 0,44
Berdasarkan hasil uji coba tersebut diketahui bahwa instrumen yang dikembangkan umumnya mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang dapat diterima karena r total tersebut lebih besar dari rtabel (α = 0,05 ; db = 18) sebesar 0,44. Pengumpulan Data Penelitian dilakukan di dua desa yakni Desa Pulokencana dan Desa Sukanegara, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari pembuatan rencana penelitian melalui penelusuran data sekunder, kunjungan lapangan, uji coba instrumen, dan pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang disertai dengan wawancara mendalam terhadap sejumlah petani-
30
peternak yang menjadi anggota kelompok tani. Data yang dikumpulkan tersebut meliputi: (1) umur, (2) pendidikan formal, (3) kesertaan dalam pelatihan usahatani (4) pengalaman berusahatani, (5) luas lahan, (6), status kepemilikan lahan, (7) aksesibilitas lembaga keuangan, (8) aksesibilitas pasar, (9) aksesibilitas saprodi, (10) persepsi petani responden terhadap intensitas penyuluhan, (11) persepsi petani responden terhadap metode penyuluhan, (12) persepsi petani responden terhadap materi penyuluhan, (13) persepsi petani responden terhadap kompetensi kepribadian PPL, (14) persepsi petani responden terhadap kompetensi andragogik PPL, (15) persepsi petani responden terhadap kompetensi profesional PPL, dan (16) persepsi petani responden terhadap kompetensi sosial PPL.
Analisis Data Analisis data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dan inferensial. Analisis secara deskriptif dengan membentuk tabel frekuensi dan persentase dari hasil data primer yang diperoleh berdasarkan wawancara. Analisis secara inferensial dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik dengan menggunakan bantuan program SPSS 17,0 for Windows, yakni: (1) Untuk membandingkan dua sampel yaitu Desa Pulokencana dan Desa Sukanegara maka digunakan
uji Mann-Whitney U-Test dalam rangka
menguji sama atau tidaknya dua mean sampel. Dalam menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney U-Test, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009):
n2 (n2 + 1) n2 U = n1 n2 + − ∑ Ri 2 i = n1 +1 Keterangan: U = Nilai uji Mann-Whitney n1= sampel 1 n2= sampel 2 Ri = Ranking ukuran sampel
31
(2) Untuk melihat tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas maka digunakan uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 0,05% dengan rumus (Siegel, 1992):
6∑i −1 d i N
rs = 1 −
2
N3 − N
Keterangan: rs = koefisien korelasi peringkat Rank Spearman di = selisih antara peringkat bagi xi dan yi N = banyaknya pasangan data
Definisi Operasional Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan hubungan antar variabel. Definisi operasional variabel-variabel karakteristik pribadi petani, karakteristik usahatani petani, kualitas penyuluhan dan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian dapat dilihat dalam Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5. Berikut ini adalah variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran karakteristik pribadi petani. Tabel 2. Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran karakteristik pribadi petani No.
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Pengukuran
1.
Umur
Jumlah tahun sejak lahir hingga penelitian dilakukan.
Tahun
1. Muda (umur 21-34) 2. Dewasa (umur 35-47) 3. Tua (umur 48-60)
2.
Tingkat pendidikan formal
Jumlah tahun sukses pendidikan formal pada saat dilakukan penelitian.
Tahun
1. Rendah (Tidak Tamat dan Tamat SD) 2. Sedang (SMP-SMA) 3. Tinggi (>SMA)
3.
Kesertaan dalam pelatihan usahatani
Jumlah pelatihan yang pernah diikuti yang terkait dengan kegiatan usahatani.
Jumlah kegiatan pelatihan pertanian yang diikuti selama dua tahun terakhir.
1. Rendah ( tidak pernah) 2. Sedang (1-2 kegiatan) 3. Tinggi (>2 kegiatan)
Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran karakteristik usahatani petani dapat dilihat pada Tabel 3.
32
Tabel 3. Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran karakteristik usahatani petani No. Variabel 1. Pengalaman berusahatani
Definisi Operasional Lama bekerja sebagai petani sampai dilakukan penelitian dan kemampuan mengenali dan menyelesaikan kendala dalam usahatani. Jumlah hamparan yang diusahakan oleh petani.
Indikator a. Lama bekerja dalam tahun b. Kemampuan mengenali kendala teknis c. Kemampuan menyelesaikan masalah
Pengukuran 1. Rendah (skor 3-5) 2. Sedang (skor 6-7) 3. Tinggi (skor 8-9)
Jumlah hamparan yang diusahakan oleh petani dalam m2 pada satu tahun terakhir.
1. Sempit (2.00018.000) 2. Sedang (18.00134.000) 3. Luas (34.00150.000)
2.
Luas lahan
3.
Status Kepemilikan lahan
Kepemilikan lahan yang diusahakan/digarap oleh petani.
a. Milik sendiri b. Sewa/gadai/bagi hasil
1. Rendah (Sewa/ gadai/bagi hasil) 2. Sedang (Milik sendiri) 3. Tinggi (Milik sendiri dan sewa/ gadai/bagi hasil)
4.
Aksesibilitas lembaga keuangan
Keterjangkauan petani dalam memperoleh permodalan usaha tani.
a. Sumber modal usahatani: - Sendiri - Pinjam, dari … - Bantuan, dari … b. Penyediaan fasilitas permodalan oleh lembaga keuangan (bank)
1. Rendah (skor 3-5) 2. Sedang (skor 6-7) 3. Tinggi (skor 8-9)
5.
Aksesibilitas saprodi
Keterjangkauan sarana produksi pertanian petani.
Sumber sarana produksi (bibit/benih, pupuk, obat/pestisida/fungisida/ herbisida), dan pakan ternak) melalui: − Tengkulak − Pasar tradisional/toko − Kelompok tani
1. Rendah (skor 8-14) 2. Sedang (skor 1521) 3. Tinggi (skor 2228)
6.
Aksesibilitas pasar
Keterjangkauan petani dalam menjual hasil usaha tani.
Penjualan hasil usahatani (padi, itik/entog, dan telor): - Kelompok tani - Pasar tradisional - Tengkulak/pedagang pengumpul
1. Rendah (skor 611) 2. Sedang (skor 1216) 3. Tinggi (skor 1721)
33
Penjelasan mengenai variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran kualitas penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran kualitas penyuluhan No.
Variabel Definisi Operasional
Indikator
Pengukuran
1.
Intensitas penyuluhan
Frekuensi pemberian informasi dari PPL ke petani dalam enam bulan terakhir.
Jumlah kehadiran responden pada kegiatan penyuluhan dalam enam bulan terakhir
1. Rendah (< 2 kali) 2. Sedang (2-3 kali) 3. Tinggi (>3 kali)
2.
Materi Penyuluhan
Persepsi petani mengenai materi penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan petani.
a. Jumlah materi penyuluhan yang diberikan oleh PPL. b. Minat petani dengan materi penyuluhan c. Kemudahan diterapkan di lapang oleh responden d. Kemanfaatan materi penyuluhan bagi responden
1. Rendah (skor 4-7) 2. Sedang (skor 8-11) 3. Tinggi (skor 12-15)
3.
Metode Penyuluhan
Persepsi petani mengenai cara yang dilakukan PPL dalam menyampaikan materi dan cara yang mudah dimengerti oleh petani.
a. Metode penyuluhan yang diterapkan dan tingkat kepuasan petani b. Alat bantu pembelajaran yang digunakan c. Variasi penggunaan metode penyuluhan
1. Rendah (skor 10-18) 2. Sedang (skor 19-25) 3. Tinggi (skor 26-32)
Lebih lanjut mengenai variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran persepsi petani terhadap kompetensi PPL dijelaskan dalam Tabel 5.
34
Tabel 5. Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran persepsi petani terhadap kompetensi PPL No.
Variabel
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Andragogik
3. Kompetensi Profesional
Definisi Operasional Persepsi petani terhadap kemampuan PPL dalam membawakan diri terhadap lingkungannya.
Persepsi petani terhadap kemampuan PPL dalam memahami petani dan mengembangkan kebutuhan belajar untuk berubah.
Persepsi petani terhadap kemampuan PPL dalam menguasai materi dan metode penyuluhan dan kebutuhan di wilayah kerjanya (penguatan organisasi
Indikator
Pengukuran
Kemampuan PPL dalam hal: a. Ketersediaan waktu b. Memberikan contoh yang baik c. Sikap kepemimpinan d. Perilaku santun e. Mendengarkan keluhan f. Disiplin g. Dapat dipercaya h. Bertanggung jawab i. Dekat dengan sasaran j. Memberikan kesempatan berpendapat Kemampuan PPL dalam hal: a. Mengidentifikasi kebutuhan petani b. Menjelaskan pengetahuan dan informasi baru usahatani c. Memperbaiki/membuat terobosan usahatani menjadi lebih baik d. Menganggap petani sebagai rekan kerja e. Melibatkan petani dalam menyusun program penyuluhan f. Mencantumkan kebutuhan petani dalam program penyuluhan g. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan program penyuluhan h. Menilai rencana program penyuluhan. i. Menilai keberhasilan program penyuluhan j. Memberi masukan tentang kiat-kiat/strategi mengelola waktu dan dana Kemampuan PPL dalam hal: a. Menyadarkan kebutuhan belajar b. Merencanakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan mudah dimengerti c. Menggunakan cara-cara belajar yang menarik dan mudah dimengerti d. Mengembangkan minat belajar e. Menguasai materi penyuluhan
Skor 1= Sangat tidak setuju Skor 2= Tidak setuju Skor 3= Setuju Skor 4= Sangat setuju Kategori: 1. Rendah (skor 10-20) 2. Sedang (skor 21-30) 3. Tinggi (skor 31-40)
Skor 1= Sangat tidak setuju Skor 2= Tidak setuju Skor 3= Setuju Skor 4= Sangat setuju Kategori: 1. Rendah (skor 10-20) 2. Sedang (skor 21-30 ) 3. Tinggi (skor 31-40)
Skor 1= Sangat tidak setuju Skor 2= Tidak setuju Skor 3= Setuju Skor 4= Sangat setuju Kategori: 1. Rendah (skor 10-18) 2. Sedang (skor 19-27 ) 3. Tinggi (skor 28-36)
35
Tabel 5. (Lanjutan) Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran persepsi petani terhadap kompetensi PPL No.
Variabel
4. Kompetensi Sosial
Definisi Operasional pengembangan usaha).
Persepsi petani terhadap kemampuan PPL dalam berinteraksi/berhubungan sosial dengan sasaran.
Indikator f. Mengenali wilayah kerjanya g. Menganalisis masalah di wilayah kerjanya h. Mengembangkan organisasi SDM (kelompok tani) i. Mengembangkan kemampuan kewirausahaan Kemampuan PPL dalam hal: a. Berbicara mudah dimengerti dan menyenangkan b. Bahasanya mudah dimengerti c. Melayani kebutuhan pertanian d. Mitra/rekan kerja e. Bekerjasama dengan sasaran f. Membaur dengan masyarakat g. Menyelesaikan konflik kelompok tani h. Mengembangkan rasa kesetiakawanan i. Mengembangkan rasa rasa saling mempercayai
Pengukuran
Skor 1= Sangat tidak setuju Skor 2= Tidak setuju Skor 3= Setuju Skor 4= Sangat setuju Kategori: 1. Rendah (skor 10-18) 2. Sedang (skor 19-27 ) 3. Tinggi (skor 28-36)