31
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survaiyang difokuskan pada kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM)di Desa Bumiharjo. Desa ini merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar di Provinsi Lampung. Menurut Singarimbun dan Effendy (2006), desain penelitian survai adalah penelitian yang mengambil contoh dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Data yang terkumpul meliputi data primer dan sekunder baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan lokasi karena Desa Bumiharjo adalah salah satu daerah penghasil padi terbesar di wilayah Lampung dan di desa ini terdapat Gapoktan Maju Bersama yang menjalankan kegiatan P-LDPM sejak tahun 2010 dan masih berjalan sampai saat ini. Pelaksanaan penelitian diawali dari pengumpulan data primer, penyebaran kuesioner dan wawancara secara langsung dengan cara pengamatan lapangan yang dilaksanakan selama bulan April sampai dengan Juni 2012.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2004). Populasi penelitian dipilih secara sengaja yang didasarkan pada tujuan penelitian, sehingga populasi dalam penelitian adalah seluruh petani yang tergabung dalam Gapoktan Maju Bersama berjumlah 830 petani yang berpartisipasi dalam kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM). Penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling, karena tidak semua anggota Gapoktan Maju Bersama mengetahui kegiatan P-LDPM meskipun
32
mereka ikut serta dalam kegiatan. Menurut Arikunto (1998) bahwa apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga hasil penelitian populasi. Selanjutnya jika subyek lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10 sampai 15 persen atau20 sampai 25 persen atau lebih.Berdasarkan hal tersebut dan kemampuan peneliti dari aspek dana, waktu, kesempatan maupun tenaga, maka untuk keperluan penelitian, penarikan sampel diambil sebesar 10 persen dari subpopulasi agar dapat mewakili populasinya, jadi sampel penelitian ini berjumlah 83 petani yang mengetahui kegiatan P-LDPM tersebut.
Data dan Instumen Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diambilberasal dari peubah utama yang diteliti berupa faktor
karakteristik
komunikasiGapoktan
Gapoktan, yang
komunikasi
diperoleh
langsung
Gapoktan,
dan
efektivitas
lewat
responden
dengan
menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner. Sementara itu, data sekunder yang dikumpulkan terkait dengan keadaan umum, data pendukung atau potensi aktual mengenai kondisi geografis ataupun data tentang kondisi suatu Gapoktan yang bisa diperoleh dari pihak-pihak atau lembaga terkait seperti Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP-PP) Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur, aparat Kantor Kepala Desa danpihak-pihak lembaga terkait lainnya.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian deskriptif yang bersifat survai adalah: (a) Wawancara terstruktur sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan secara mendasar dan mendalam kepada responden yaitu petani secara tatap muka dengan mengacu pada pedoman wawancara yang sebelumnya telah dipersiapkan dan wawancara tidak terstruktur untuk menggali informasi lebih jauh sehingga dapat diarahkan guna memperoleh data yang belum terungkap dengan menggunakan kuesioner. (b) studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi terhadap laporan-laporan yang berkaitan dengan sumber data
33
sekunder.(c) observasi yaitu bentuk pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lapangan dengan melihat secara langsung kenyataan sebagaimana apa adanya yang terjadi di masyarakat.
Definisi Operasional Indikator dan parameter dituangkan dalam definisi operasional, kemudian dikembangkan dalam bentuk daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai acuan atau instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner dan wawancara dengan responden. Peubah-peubah penelitian didefinisikan secara operasional sebagai berikut: 1.
Unsur komunikasi adalah komunikasi yang dilakukan oleh sesama anggota dan pengurus Gapoktan yang diukur dengan indikator sumber informasi, pesan, saluran dan penerima informasi.
2.
Sumber informasi adalah siapa dan bagaimana informasi disampaikan meliputi bentuk komunikasi dan internsitas interaksi yang dilakukan pengurus Gapoktan Maju Bersama dan PPL.
3.
Bentuk komunikasi adalah bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh pengurus Gapoktan dan pendamping lapangan dalam mensosialisasikan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM). Bentuk komunikasi itu dilihat dari mana petani mengetahui berbagai kegiatan P-LDPM, bagaimana cara menyampaikan kegiatan P-LDPM, apakah dalam penyampaian kegiatan terjadi tanya jawab, apakah petani dapat bertanya ketika sosialisasi, dan apakah petani bertanya ketika sosialisasi. Atas dasar itu,bentuk komunikasi yang dilakukan oleh pengurus Gapoktan dan pendamping lapangan dapat diperoleh secara jelas dan berguna bagi penelitian ilmiah, dengan skala ordinal 1) tidak pernah, 2) kadang-kadang, 3) selalu.
4.
Intensitas interaksi adalah seberapa sering pemimpin, pengurus Gapoktan dan PPL saling berinteraksi dan bertemu baik secara formal, informal maupun informal. Sebagai contoh, dalam tiga bulan terakhir berapa kali para pemimpin dan PPL bertemu dengan pengurus Gapoktan Maju Bersama. Jika bertemu pengurus Gapoktan Maju Bersama baik secara formal, informal
34
maupun informal, apakah membicarakan kegiatan P-LDP, dengan skala ordinal 1) tidak pernah, 2) kadang-kadang, 3) selalu. 5.
Pesan adalah apa yang disampaikan oleh sumber informasi, seperti apa informasi yang dalam hal ini disampaikan kepada pengurus Gapoktan Maju Besama dan juga PPL. Pesan itu dapat meliputi jenis pesan dan bahasa yang digunakan ketika menyampaikan sosialisasi kegiatan P-LDPM kepada petani anggota Gapoktan Maju Bersama.
6.
Tingkat pemahaman pesan adalah seberapa paham petani tentang materi apa saja yang disampaikan dan seberapa paham responden dari sumber informasi seperti pengurus Gapoktan Maju Bersama juga PPL, seperti latar belakang,tujuan, tugas dan tanggung jawab, rencana kegiatan juga indikator keberhasilan kegiatan P-LDPM,dengan skala ordinal 1) tidak mengerti, 2) kurang mengeri, 3) mengerti.
7.
Tingkat bahasa yang digunakan adalah bahasa apa yang digunakan oleh pengurus Gapoktan Maju Bersa juga PPL ketika mensosialisasikan kegiatan P-LDPM apakah bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda atau bahasa Lampung, dan apakah responden mengerti bahasa tersebut,dengan skala ordinal 1) tidak mengerti, 2) kurang mengeri, 3) mengerti.
8.
Saluran adalah bagaimana menyampaikan kegiatan P-LDPM apakah tingkat komunikasi antar pribadi, tingkat komunikasi kelompok dan tingkat komunikasi menggunakan media.
9.
Tingkat komunikasi antarpribadi adalah seberapa sering komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung dan dalam kondisi formal juga informal, dengan skala ordinal 1) tidak pernah, 2) kadang-kadang, 3) selalu.
10. Tingkat komunikasi kelompok adalah seberapa sering komunikasi yang terjadi dalam sebuah pertemuan dimana satu orang menjadi sumber informasi dan yang lain sebagai penerima informasi baik dalam kondisi formal maupun informal, dengan skala ordinal 1) tidak pernah, 2) kadang-kadang, 3) selalu. 11. Tingkat komunikasi bermedia adalah seberapa sering komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan bantuan media masa seperti surat,
35
fotokopian, baliho dan poster, dengan skala ordinal 1) tidak pernah, 2) kadang-kadang, 3) selalu. 12. Penerima informasi adalah adalah bagaimana pesan yang telah disampaikan di persepsikan oleh pengurus Gapoktan Maju Bersama juga PPL dan dipercayai oleh penerima informasi mempengaruhi keberhasilan kegiatan PLDPM. 13. Tingkat persepsi adalah bagaimana penerima informasi yaitu petani memandang keberhasilan kegiatan ditentukan oleh siapa, siapa yang diuntungkan, juga kepentingan siapa kegiatan P-LDPM serta bagaimana kegiatan ini dijalankan, dengan skala ordinal 1) sulit, 2) biasa saja, 3) mudah. 14. Tingkat kepercayaan adalah siapa yang paling dipercayai responden dalam menyampaikan informasi kegiatan P-LDPM mengenai kegiatan PenguatanLDPM yang telah disampaikan sumber informasi, baik dari pengurus Gapoktan atau PPL, dengan skala ordinal 1) tidak percaya, 2) ragu-ragu, 3) percaya. 15. Efektivitas komunikasi adalah besarnya tingkat perilaku petani setelah mendapatkan informasikegiatan P-LDPM yang merubah tingkat pengetahuan, tingkat afektif, dan tingkat perilaku. 16. Tingkat pengetahuan adalah sebanyak apa pengetahuan dan informasi yang dimiliki petani mengenai kegiatan, kegunaan dan manfaat P-LDPM. Dengan diberikan pilihan jawaban, dari pilihan tersebut terdapat satu jawaban yang tepat. 17. Tingkat afektif adalah pandangan penerima informasi, karena hatinya tergerak akibat komunikasi. Tingkat afektif melihat pendapat petani terhadap informasi kegiatan P-LDPM, dengan skala ordinal 1) tidak setuju, 2) raguragu, 3) setuju. 18. Tingkat perilaku adalah perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Tingkat perilaku dapat dilihat hasil komulatif dari seluruh proses komunikasi yang dilakukan oleh petani terhadap informasi kegiatan PLDPM, dengan skala ordinal 1) tidak pernah, 2) kadang-kadang, 3) selalu.
36
Analisis Data Analisis data didasarkan realitas sosial sebagai pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Data penelitian setelah terkumpuldilakukan seleksi, dipilah, dipilih dan dianalisis; kemudian disajikan secara deskriptif dalam bentuk pernyataan secara kualitatif dengan bahasa verbal, menerapkan rataan, persentase, intensitas dan tabel distribusi intensitas. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menguraikan objek material dengan caramencari, mengumpulkan, dan mengolah data yang dinilai akurat untuk mencapai tujuan sesuai permasalahan dan fokus penelitian. Selanjutnya, analisis data dilakukan juga dengan menggunakan program excel danSPSS 15.0 for windows, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial menggunakan analisis korelasi rank spearman.Analisis rank spearman digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara faktor-faktor komunikasi efektif dengan efektivitas komunikasi petani peserta kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat di perdesaan.