menyusun Rencana Strategis (Renstra-SKPD), dan dalam pelaksanaannya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Bone sebagai berikut : 1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 9) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| I-2
12)
13)
14)
15) 16) 17)
18)
19)
20)
21) 22) 23)
Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaran Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Maminasata; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008, Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 243); Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009; Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 02 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (SPPD) Provinsi Sulawesi Selatan Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 07 Tahun 2008 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bone Tahun 2005-2025; Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bone 2012 – 2032.
1.3 Hubungan Antar Dokumen Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dokumen RPJMD Kabupaten Bone Tahun 2013–2018 yang merupakan penjabaran visi dan misi Bupati terpilih merupakan bagian integral sistem perencanaan pembangunan nasional. Acuan utama dalam penyusunan RPJMD yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bone Tahun 2005-2025. RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013-
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| I-3
2018 merupakan separuh dari pelaksanaan tahap kedua RPJPD (Tahun 2010 s/d Tahun 2014) dan tahap ketiga RPJPD (Tahun 2015 s/d 2020). Penyusunan RPJMD memperhatikan RTRW Kabupaten Bone Tahun 2012-2032, RPJM Nasional tahun 2010-2014, RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, RTRW Sulawesi Selatan tahun 2009 – 2029, dan dokumen perencanaan pembangunan sektoral lainnya. Penyusunan RPJMD juga memperhatikan amanat nasional, seperti Standar Pelayanan Minimal (SPM), Millenium Development Goal’s (MDG’s) dan Inpres Nomor 3 tahun 2010 tentang Pembangunan Berkeadilan. RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), yang menjabarkan RPJMD menjadi kebijakan, program strategis dan operasional dalam rangka menangani isu strategis dan peningkatan pelayanan publik untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan. Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bone dijabarkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan pemerintah daerah yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. 1.4 Maksud dan Tujuan Penyusunan RPJMD Kabupaten Bone dimaksudkan untuk menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan secara terarah, efektif, efesien dan terpadu dalam mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Bupati dan Wakil Bupati 2013-2018. Maksud lain dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah ini adalah tersedianya sebuah dokumen yang menggambarkan kondisi masa depan Kabupaten Bone pada Tahun 2018 yang hendak dicapai dan diwujudkan serta upaya-upaya yang akan ditempuh. Dokumen ini dimaksudkan untuk menjadi bahan sosialisasi dan sasaran pembangunan yang hendak dicapai hingga tahun 2018 dan arah kebijakan serta program prioritas yang akan dijalankan untuk mencapainya. Tujuan dilaksanakannya Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bone adalah untuk : 1. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta program Bupati dan Wakil Bupati Bone kearah kebijakan dan program pembangunan yang lebih rinci , terarah,terukur, dan dapat dilaksanakan selama 2013-2018. 2. Menyediakan satu rujukan resmi bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPKD) lingkup Kabupaten Bone, dalam menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumberdana APBD dan APBN serta sumberdana lainnya yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Bupati. 3. Untuk mempermudah dalam mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja setiap 4. Memberikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan Daerah (pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita pembangunan daerah sesuai dengan visi jangka menengah yang telah disepakati bersama. 5. Memberikan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD tahun 2013-2018.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| I-4
1.5 Sistematika Penulisan RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013–2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya, dan sistematika RPJMD.
BAB II
Gambaran Umum Kondisi Daerah, menguraikan tentang kondisi geografis dan demografi, kondisi perekonomian daerah, kondisi kesejahteraan masyarakat, kondisi pelayanan umum, dan kondisi daya saing daerah.
BAB III
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan, menguraikan tentang kinerja keuangan yang lalu, kebijakan pengelolaan keuangan yang lalu, dan kerangka pendanaan.
BAB IV
Analisis Isu-Isu Strategis, menguraikan tentang permasalahan pembangunan yang dikelompokkan berdasarkan urusan kewenangan wajib dan urusan pilihan, dan isu strategis daerah.
BAB V
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, menguraikan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah.
BAB VI
Strategi dan Arah Kebijakan, menguraikan tentang strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah.
Bab VII
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah, menguraikan tentang kebijakan umum pembangunan jangka menengah dan perincian program-program pembangunan berdasarkan pengelompokan urusan.
Bab VIII
Indikasi Rencana Program Prioritas Disertai Kebutuhan Pendanaan, menguraikan tentang indikator kinerja program dan pendanaan indikatif.
Bab IX
Penetapan Indikator Kinerja Daerah, menguraikan tentang indikator kinerja dari masing-masing program pembangunan daerah.
Bab X
Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan, menguraikan tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan RPJMD.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| I-5
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Ibukota Watampone dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 4.558 km2. Kabupaten Bone secara administratif terbagi kedalam 27 kecamatan, 329 desa dan 43 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Bonto Cani yaitu seluas 463,35 km2 sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Tanete Riatang yaitu seluar 0,52 km2. Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara 119°42'-120°40' BT dengan garis pantai sepanjang 138 km yang membentang dari selatan ke utara. Kabupaten Bone secara langsung berbatasan dengan beberapa kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu: : Kabupaten Wajo dan Kabupaten Soppeng Sebelah Utara Sebelah Selatan : Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Gowa : Teluk Bone Sebelah Timur : Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Barru Sebelah Barat Kabupaten Bone ditinjau dari ketinggian tempat dapat diklasifikasikan kedalam 6 kategori dengan variasi ketiggian antara 0 hingga lebih dari 1.000 meter dpal. Kategori pertama (0-25 meter) yaitu seluas 81.925,2 Ha, kategori kedua (25-100 meter) seluas 101.620 Ha, kategori ketiga (100-250 meter) seluas 202.237,2 Ha, kategori keempat (250-750 meter) seluas 62.640,6 Ha, kategori kelima (750-1000 meter) seluas 40.080 Ha, dan kategori keenam (diatas 1.000 meter) seluas 6.900 Ha. Ketinggian wilayah di Kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Ketinggian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bone No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Kecamatan Bonto Cani Kahu Kajuara Salomekko Tonra Patimpeng Libureng Mare Sibulue Cina Barebbo Ponre Lappariaja Lamuru Tellu Limpoe Bengo
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Ketinggian Wilayah (meter dpal) 100 – > 1.000 25 – 1.000 0 – 500 0 – 500 0 – 500 25 – 1.000 100 – 1.000 0 – 1.000 0 – 500 0 – 500 0 – 500 25 – 1.000 25 – 1.000 25 – 1.000 100 - > 1.000 25 – 1.000
| II - 1
No 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Kecamatan Ulaweng Palakka Awangpone Tellu Siattinge Amali Ajangale Dua Boccoe Cenrana T. R Barat Tanette Riantang T. R. Timur
Ketinggian Wilayah (meter dpal) 100 – 500 25 – 500 0 – 500 0 – 500 25 – 500 0 – 100 0 – 500 0 – 100 0 – 100 0 – 100 0 - 25
Sumber: Bappeda Kabupaten Bone
Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Bone bervariasi mulai dari datar, landai hingga daerah kemiringan yang curam. Daerah yang memiliki kemiringan datar hingga landai banyak terdapat di daerah dengan kontur wilayah pantai atau dataran rendah, daerah ini terletak di sepanjang bagian timur Kabupaten Bone hingga di sebagian daerah bagian utara. Adapun daerah dengan kemiringan curam berada pada bagian Selatan dan Barat yang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan. Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 260C – 430C. Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata<1.750 mm; 1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm. Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Bone berasal dari jenis Alluvial, Gleihumus, Litosol, Regosol, Grumosol, Rasial dan Litosol, Mediteranian dan Latosol. Jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Bone adalah jenis Mediteranian dan Latosol yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Potensi sumberdaya mineral yang terkandung di Kabupaten Bone termasuk besar baik kandungan mineral logam maupun non-logam. Kandungan mineral logam di Kabupaten Bone yang berhasil teridentifikasi antara lain: 1. Emas, terdapat di daerah Patimpeng, diindikasikan memiliki kandungan emas dengan luasan sebaran mencapai 20.000 ha. 2. Tembaga, terdapat di Kecamatan Libureng dengan indikasi sebaran mencapai 67,5 ha. 3. Mangan, terdapat di Kecamatan Ponre, Bontocani dan Salomekko dengan luasan sebaran mencapai 5.506,5 ha. 4. Endapan besi, terdapat di Kecamatan Bontocani dan Kahu dengan luas sebaran mencapai 10.200 ha. Selain potensi mineral logam, Kabupaten Bone juga memiliki potensi mineral non logam, antara lain: batu bara, gamping, marmer, kuarsa, batu sabak dan basal yang tersebar di beberapa wilayah seperti Bontocani, Patimpeng, Kahu, Lamuru, Lappariaja, Ponre, dan Cina.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 2
Kabupaten Bone memiliki 19 sungai besar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum. Sejumlah sungai tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah ataupun oleh masyarakat sebagai sumber pengairan untuk pertanian maupun sebagai sarana pengembangan perikanan air tawar. Beberapa nama sungai yang dikelola oleh PU antara lain: 1) Sungai Cenrana, 2) Sungai Walannae, 3) Sungai Palakka, 4) Sungai Pattiro, 5) Sungai Jaling, 6) Sungai Unyi, 7) Sungai Maradda, 8) Sungai Lerang, 9) Sungai Pallengoreng, 10) Sungai Bengo, 11) Sungai Malinrung, 12) Sungai Dekko, 13) Sungai Melle, 14) Sungai Seko Balle, 15) Sungai Coppo Bulu, 16) Sungai Tanette Buang, 17) Sungai Mico, 18) Sungai Paccing, dan 19) Sungai Corowali. Selain digunakan sebagai sarana pendukung perikanan dan pertanian, beberapa sungai di Kabupaten Bone juga akan digunakan sebagai sarana pembangkit listrik tenaga air, yaitu melalui PLTA dan PLTMH. Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air akan dilakukan di: 1) PLTA di sekitar DAS Walane dengan kapasitas 10.000 (sepuluh ribu) mega watt hour, 2) PLTMH 1 (Cenranae) di sekitar Sungai Cenranae dengan kapasitas 120 kilowatt hour, 3) PLTMH 2 (Ponre) di sekitar Sungai Ponre dengan kapasitas 120 kilowatt hour, 4) PLTMH 3 (Salomekko) di sekitar Sungai Salomekko dengan kapasitas 120 kilowatt hour. 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Bone dilaksanakan dalam rangka peningkatan ekonomi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone Tahun 2012–2032 kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan budidaya sebagai berikut. 1. Kawasan Hutan Produksi Kawasan hutan produksi di Kabupaten Bone dibagi kedalam 2 kategori, yaitu hutan produksi dan hutan produksi terbatas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut . Tabel 2.2 Rincian Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Berdasarkan Kecamatan
NO.
KECAMATAN
HUTAN PRODUKSI TETAP LUAS (HA)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.
Tonra Sibulue Cina Ponre Lappariaja Ulaweng Salomekko Libureng Mare Kahu Bontocani Lamuru Tellusiattingnge
8.093,83 926,48 222,64 695,35 951,10 395,25 487,36 3.221,21 1.316,52 -
% 49,63 5,68 1,37 4,26 5,83 2,42 2,99 19,75 8,07 -
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
HUTAN PRODUKSI KONVERSI LUAS % (HA) -
HUTAN PRODUK. TERBATAS LUAS (HA)
%
3.219,16
3,97
1.805,34 15.911,89 3.162,26 1.921,24 3.753,47 1.839,78 737,77 32.741,75 13.193,42 283,62
2,23 19,64 3,90 2,37 4,63 2,27 0,91 40,42 16,29 0,35
| II - 3
Kec. Awangpone 14 Kec. Palakka 15 Kec. Barebbo 16 JUMLAH
16,309.73
100.00
-
-
470,10 1.218,10 753,11 -
0,58 1,50 0,93 100.00
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
Hutan produksi tetap di Kabupaten Bone adalah seluas 16.309,73 hektar yang tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Libureng dan sebagian wilayah Kecamatan Mare. Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Bone adalah seluas 81.011 hektar dengan sebaran wilayah di Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattingnge, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Palakka dan sebagian wilayah Kecamatan Barebbo. 2. Kawasan Pertanian Kawasan pengembangan untuk pertanian di Kabupaten Bone terbagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1) Pertanian tanaman pangan, 2) pertanian holtikultura, 3) perkebunan, dan 4) peternakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.3 Rincian Kawasan Peruntukan Pertanian Berdasarkan Kecamatan
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.
KECAMATAN
PERTANIAN LAHAN BASAH LUAS (HA)
PERSENTASE %
Ajangale Awangpone Barebbo Bontocani Cenrana Cina Duaboccoe Kahu Kajuara Lamuru Lappariaja Libureng Mare Palakka Ponre Salomekko Sibulue
5,626.36 5,525.31 3,053.14 4,286.40 5,162.60 4,970.85 1,295.15 9,767.08 4,026.44 6,341.08 5,765.48 19,731.70 3,884.50 10,310.70 1,700.02 8,915.28 6,009.37
4.72 4.63 2.56 3.60 4.33 4.17 1.09 8.19 3.38 5.32 4.84 16.55 3.26 8.65 1.43 7.48 5.04
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
LUAS LAHAN TANAMAN HOLTIKULTURA (HA) 11.720,02 6.455,30 6.298,69 10.363,24 2.615,38 8.852,20 14.247,05 7.358,54 4.125,58 19.524,29 18.220,33 8.524,18 9.438,67 146,10 8.824,40 3.730,98 4.682,12
PERSENTASE % 6,31 3,47 3,39 5,58 1,41 4,76 7,66 3,96 2,22 10,50 9,80 4,59 5,08 0,08 4,75 2,01 2,52
| II - 4
18 Kec. Tanete Riattang 276.04 0.23 574,14 19 Kec. TR. Barat 908.28 0.76 1.507,82 20 Kec. TR. Timur 1,209.87 1.01 431,07 21 Kec. Tellusiattinge 1,915.77 1.61 12.963,93 22 Kec. Tonra 7,284.82 6.11 5.876,43 23 Kec. Ulaweng 1,249.96 1.05 19.400,73 JUMLAH 119,216.19 100.00 185.881,18 Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
0,31 0,81 0,23 6,97 3,16 10,44 100.00
Selanjutnya kawasan perkebunan tanaman rakyat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.4 Rincian Kawasan Perkebunan Tanaman Rakyat Berdasarkan Kecamatan NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
JENIS KOMODITAS DIKEMBANGKAN/DIUSAHAKAN
KECAMATAN Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kec.
Ajangale Awangpone Barebbo Bontocani Cenrana Cina Duaboccoe Kahu Kajuara Lamuru Lappariaja Libureng Mare Palakka Ponre Salomekko Sibulue Tanete Riattang Tanete Riattang Barat Tanete Riattang Timur Tellusiattinge Tonra Ulaweng
kopi, jambu mente, kemiri, tebu, vanili, kelapa, kakao, lada, dan kelapa hibrida
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
Jenis komoditi yang di kembangkan pada kawasan perkebunan tanaman rakyat terdiri dari ; kopi, jambu mente, kemiri, tebu, vanili, kelapa, kakao, lada, dan kelapa hibrida. Sedangkan Jenis komoditi yang di kembangkan pada kawasan perkebunan tanaman khusus yaitu hanya tebu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 5
Tabel 2.5 Rincian Kawasan Perkebunan Tanaman Khusus Berdasarkan Kecamatan NO
KECAMATAN
JENIS KOMODITI
1
Kecamatan Libureng,
Tebu
2
Kecamatan Ponre,
Tebu
3
Kecamatan Kahu,
Tebu
4
Kecamatan Patimpeng,
Tebu
5
Kecamatan Tonra,
Tebu
6
Kecamatan Cina,
Tebu
7
Kecamatan Mare,
Tebu
8
Kecamatan Salomekko.
Tebu
PERUNTUKAN Bahan baku Industri Pabrik Gula Caming dan Pabrik Gula Arasoe
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
Kawasan pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bone adalah seluas 119.216 (seratus sembilan belas ribu dua ratus enam belas) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja dengan luasan 5.765 (lima ribu tujuh ratus enam puluh lima) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Libureng dengan luasan 19.732 (sembilan belas ribu tujuh ratus tiga puluh dua) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Mare dengan luasan 3.885 (tiga ribu delapan ratus delapan puluh lima) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Palakka dengan luasan 10.311 (sepuluh ribu tiga ratus sebelas) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Ponre dengan luasan 1.700 (seribu tujuh ratus) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko dengan luasan 8.915 (delapan ribu sembilan ratus lima belas) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue dengan luasan 6.009 (enam ribu sembilan) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang dengan luasan 276 (dua ratus tujuh puluh enam) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat dengan luasan 908 (sembilan ratus delapan) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur dengan luasan 1.210 (seribu dua ratus sepuluh) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattinge dengan luasan 1.916 (seribu sembilan ratus enam belas) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Tonra dengan luasan 7.285 (tujuh ribu dua ratus delapan puluh lima) hektar dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng dengan luasan 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) hektar. Kawasan pertanian Holtikultura tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 6
Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattinge, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng. Kawasan untuk perkebunan tersebar di daerah sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng. Kawasan peruntukan peternakan diperuntukan pengembangan ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas. Kawasan tersebut ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattinge, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng. 3. Kawasan Perikanan Kawasan pengembangan perikanan di Kabupaten Bone dibagi kedalam 4 kategori utama, yaitu: 1) kawasan perikanan tangkap, 2) kawasan perikanan budidaya, 3) kawasan pengolahan ikan, dan 4) kawasan pelabuhan perikanan. Kawasan peruntukan perikanan tangkap ditetapkan pada kawasan pesisir dan laut Kecamatan Kajuara, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Salomekko, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tonra, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Mare, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Sibulue, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Barebbo, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tanete Riattang, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tanete Riattang Barat, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tanete Riattang Timur, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Awangpone, kawasan pesisir dan laut Kecamatan Tellusiattinge, dan kawasan pesisir dan laut Kecamatan Cenrana dengan wilayah penangkapan mencakup kawasan perairan Teluk Bone berdasarkan cakupan batas wilayah kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Kawasan peruntukan budidaya perikanan ditetapkan dengan luasan sebesar 118.003 hektar, yang tersebar di sebagian daerah di Kecamatan Bone Borong,
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 7
sebagian wilayah Kecamatan Bone Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Bone Barat, Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagain wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagain wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, dan sebagian wilayah Kecamatan Kajuara. Kawasan pengolahan ikan akan dikembangkan secara terpadu dan terintegrasi sebagai kawasan minapolitan di sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, dan sebagian wilayah Kecamatan Barebbo. Pelabuhan perikanan dikembangkan dalam dua kategori, yaitu Pelabuhan Perikanan Ancu di Kecamatan Kajuara, Pelabuhan Perikanan Bulu-Bulu di Kecamatan Tonra, dan Pelabuhan Perikanan LonraE di Kecamatan Tanete Riattang Timur; dan Rencana pembangunan Pelabuhan Perikanan ditetapkan di Kecamatan Cenrana, Kecamatan Awangpone, Kecamatan Ajangale, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kecamatan Barebbo, Kecamatan Sibulue, Kecamatan Mare, Kecamatan Tonra, Kecamatan Salomekko, dan Kecamatan Kajuara. 4. Kawasan Pertambangan Kawasan pengembangan pertambangan di Kabupaten Bone dibedakan kedalam 2 kategori penambangan, yaitu: pertambangan mineral dan batubara tersebar di daerah Kecamatan Libureng dan sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, Kecamatan Kahu, Kecamatan Patimpeng, Kecamatan Bontocani dan sebagian wilayah Kajuara, Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Palakka. Pertambangan minyak dan gas tersebar dalam beberapa blok, yaitu: Blok Bone, Blok Sengkang, dan Blok Kambuno ditetapkan di wilayah perairan laut Kabupaten Bone yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagain wilayah Kecamatan Sibulue, sebagain wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagain wilayah Kecamatan Salomekko,sebagian wilayah Kecamatan Kajuara dan sebagian wilayah Kecamatan Dua Boccoe 5. Kawasan Industri Kawasan pengembangan industri di Kabupaten Bone diklasifikasikan kedalam dua kategori industri, yaitu industri besar dan industri rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.6 Rincian Kawasan Industri NO A. 1 2 3
KAWASAN INDUSTRI Industri Besar Pabrik Gula Camming Pabrik Gula Arasoe Pengolahan Alkohol/Spritus
LOKASI Kecamatan Libureng Kecamatan Cina Kecamatan Cina
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 8
NO
KAWASAN INDUSTRI B. Industri Kecil dan Rumah Tangga 1 Aglomerasi Industri Kecil dan Industri Rumah tangga, dengan Kegiatan Usaha : - Pengolahan hasil pertanian - Industri Makanan - Industri kerajinan Industri Meubel dan Pertukangan
LOKASI
Tersebar di Kecamatan Kecamatan Ajangale, Kecamatan Awangpone, Kecamatan Barebbo, Kecamatan Bontocani, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Cina, Kecamatan Duaboccoe, Kecamatan Kahu, Kecamatan Kajuara, Kecamatan Lamuru, Kecamatan Lappariaja, Kecamatan Libureng, Kecamatan Mare, Kecamatan Palakka, Kecamatan Ponre, Kecamatan Salomekko, Kecamatan Sibulue, Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kecamatan Tellusiattinge, Kecamatan Tonra, Kecamatan Amali, Kecamatan Bengo, Kecamatan Tellulimpoe, Kecamatan Patimpeng, dan Kecamatan Ulaweng.
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
Kawasan industri besar saat ini tersebar pada 3 perusahaan besar utama, yaitu: 1) Kawasan pabrik gula Camming yang terletak di Kecamatan Libureng, 2) Kawasan pabrik gula Arasoe ditetapkan di Kecamatan Cina, dan 3) Kawasan pabrik pengolahan alkohol/spritus ditetapkan di Kecamatan Cina. Adapun kawasan industri yang dikategorikan dalam industri rumah tangga merupakan industri kerajinan dan industri pengolahan hasil-hasil pertanian ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Ajangale, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Barebbo, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Duaboccoe, sebagian wilayah Kecamatan Kahu, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Lamuru, sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Ponre, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Tellusiattinge, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Amali, sebagian wilayah Kecamatan Bengo, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, dan sebagian wilayah Kecamatan Ulaweng. 6. Kawasan Pariwisata Kawasan pengembangan wisata di Kabupaten Bone dikategorikan kedalam 3 kategoti pariwisata, yaitu pariwisata alam, pariwisata budaya dan pariwisata buatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.7 Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Alam No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Obyek Wisata Alam Tanjung Palette Dermaga BajoE Gua Jepang Goa Janci Pantai Ujung Pattiro
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Lokasi Tanete Riattang Timur Tanete Riattang Timur Barebbo Awangpone; Sibulue; | II - 9
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
kawasan Permandian alam Lanca kawasan Mattanempunga kawasan Lagole kawasan Permandian alam Otting Kawasan Gua Mampu Kawasan Sumpang Labbu kawasan Air terjun Baruttung kawasan Permandian alam Alinge Kawasan Permandian alam Taretta Kawasan Goa Lagaroang Kawasan Air Terjun Ladenring Kawasan Goa Bola Batu Kawasan Pantai Bone Lampe kawasan Pasir putih Gareccing Kawasan Pantai Ancu Allapurangeng kawasan Permandian Waetuwo Kawasan Bendungan sanrego Kawasan Air terjun Ulu Ere Kawasan Mata air Panassaweng Kawasan Uttang Menroja Kawasam Bendungan Salomekko Kawasan Permandian Alam Duppamatae
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Tellu Siattinge Tellu Siattinge Tellu Siattinge Tellu Siattinge Dua Boccoe Ulaweng Ulaweng Ulaweng Amali Bengo Lamuru Mare Tonra Tonra Kajuara Kajuara Kahu Bontocani Ponre Tanete Riattang Barat Salmekko Palakka
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
Kawasan pariwisata budaya di Kabupaten Bone tersebar di beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.8 Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Budaya No.
Obyek Wisata Budaya
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Kawasan Museum Arajange Kawasan Manurunge di Matajang Kawasan Bola Soba Kawasan Tana Bangkalae Kompleks Makam Kalokkoe Kawasan Bubungtello Kawasan Masjid Raya Watampone Komplek Mesjid tua Lalebata Kawasan Museum Lapawawoi kawasan Makam Laummasa kawasan Kuburan Petta Betae kawasan Sungai Jeppe’E kawasan Bubung ParaniE Kawasan Manurunge ri Toro kawasan Perkampungan Suku Bajo Kawasan Kompleks Makam Petta PonggawaE Kawasan Bubung Assengireng
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Lokasi Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Tanete Riattang Awangpone Awangpone
Barat Barat Barat Barat Barat Timur Timur
| II - 10
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Rakkala Manurung Makam Laulio Bote’E Petta Makkarame Permainan Rakyat Sijujju’ Solo’ Makam Lapatau Matannatikka Tugu Malamungpatu Kerajinan Perak dan Kuningan Pembuatan Baju Bodo Makam Raja-Raja Watang Lamuru Serewara Mangngiri Makam Datu Salomekko Kerajinan Tangan Anemmi Ajjongang
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Tellu Siattinge Tellu Siattinge Tellu Siattinge Tellu Siattinge Cenrana Ajangale Ajangale Ajangale Lamuru Lamuru Lamuru Salomekko Barebbo Patimpeng
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
Kawasan pariwisata buatan di Kabupaten Bone tersebar di beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.9 Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Buatan No. 1. 2. 3.
Obyek Wisata Budaya Kawasan Wisata Waterboom Tanjung Palatte Kawasan Wisata Kuliner Pusat Jajan Kawasan Wisata Kuliner Pantai Kering
Lokasi Kecamatan Tanete Riattang Timur Tanete Riatang Barat Kecamatan Tanete Riattang
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
7. Kawasan Permukiman Pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Bone menurut RTRW Kabupaten Bone dikategorikan kedalam 2 kategori, yaitu permukiman perkotaan dan permukiman pedesaan. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan merupakan kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, serta prasarana wilayah perkotaan lainnya. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.10 Rincian Kawasan Permukiman No. Kawasan Permukiman A. Perkotaan 1. Kawasan Perkotaan Watampone
2. 3.
Kawasan Perkotaan Pattiro Bajo Kawasan Perkotaan Taccipi Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Lokasi Sebagian Kecamatan Tanete Riattang Barat, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Barat, dan sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur Kecamatan Sibulue Kecamatan Ulaweng | II - 11
4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Kawasan Perkotaan Camming Kawasan Perkotaan Matango Kawasan Perkotaan Lalebbata Kawasan Perkotaan Componge Perkotaan Pompanua Kawasan Perkotaan Bojo B. Perdesaan Kawasan Bulu-Bulu Kawasan Kada Kawasan Tanete Harapan Kawasan Appala Kawasan Lonrong Kawasan Passippo Kawasan Kahu Kawasan Manera Kawasan Latobang Kawasan Tujue Kawasan Bengo Kawasan Tokaseng Kawasan Taretta Kawasan Uloe Kawasan Ujung Tanah
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Libureng Lappariaja Lamuru Awangpone Ajangale Kajuara
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Tonra Mare Cina Barebbo Ponre Palakka Bontocani Salomekko Patimpeng Tellu Limpoe Bengo Tellu Siattinge Amali Dua Boccoe Cenrana
Sumber : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bone, Tahun 2012-2032
Kawasan peruntukan permukiman perdesaan merupakan kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan, penduduk yang rendah dan kurang intensif dalam pemanfaatan daerah terbangun. 8. Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya meliputi, 1) kawasan peruntukan perdagangan, 2) kawasan peruntukan olahraga, 3) kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan, dan 4) kawasan keselamatan operasi penerbangan. Kawasan peruntukan olahraga ditetapkan di Kawasan Sstadion La Patau di Kecamatan Tanete Riattang Barat. Kawasan peruntukan perdagangan merupakan kawasan yang dikhususkan untuk melakukan pengembangan kegiatan perdagangan. Kawasan ini dikategorikan menjadi dua, yaitu kawasan perdagangan skala kabupaten dan skala kecamatan. Kawasan perdagangan skala kabupaten ditetapkan di Kawasan Perkotaan Watampone di Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, dan Kecamatan Tanete Riattang Timur; Kawasan Perkotaan Palattae di Kecamatan Kahu, kawasan Perkotaan Pattiro Bajo di Kecamatan Sibulue; kawasan Perkotaan Taccipi di Kecamatan Ulaweng; kawasan Perkotaan Camming di Kecamatan Libureng; kawasan Perkotaan Matango di Kecamatan Lappariaja; kawasan Perkotaan Lalebbata di Kecamatan Lamuru; kawasan Perkotaan Componge di Kecamatan Awangpone; kawasan Perkoataan Pompanua di Kecamatan Ajangale; dan kawasan Perkotaan Bojo di Kecamatan Kajuara. Kawasan perdagangan skala kecamatan ditetapkan di kawasan Bulu-Bulu di Kecamatan Tonra; kawasan Kadai di Kecamatan Mare; kawasan Tanete Harapan di Kecamatan Cina; kawasan Appala di Kecamatan Barebbo; kawasan Lonrong di Kecamatan Ponre; kawasan Passippo di Kecamatan Palakka; kawasan Kahu di Kecamatan Bontocani; kawasan Manera di
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 12
Kecamatan Salomekko; kawasan Latobang di Kecamatan Patimpeng; kawasan Tujue di Kecamatan Tellu Limpoe; kawasan Bengo di Kecamatan Bengo; kawasan Tokaseng di Kecamatan Tellu Siattinge; kawasan Taretta di Kecamatan Amali; kawasan Uloe di Kecamatan Dua Boccoe; dan kawasan Ujung Tanah di Kecamatan Cenrana. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan adalah kawasan yang merupakan aset-aset pertahanan dan keamanan/TNI Negara Kesatuan Republik Indonesia. Element yang terbentuk dalam kesatuan ini antara lain: 1) Kantor Kepolisian Resort (KAPOLRES) di Kecamatan Tanete Riattang Timur; 2) Kantor Komando Resort Militer (KOREM) 141Toddopuli di Kecamatan Tanete Riattang; 3) Kantor Komando Distrik Militer (KODIM) 1407 Bone di Kecamatan Tanete Riattang; 4) Kantor Kepolisian Sektor (KAPOLSEK) ditetapkan akan ditempatkan di Kecamatan Ajangale, Kecamatan Awangpone, Kecamatan Barebbo, Kecamatan Bontocani, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Cina, Kecamatan Duaboccoe, Kecamatan Kahu, Kecamatan Kajuara, Kecamatan Lamuru, Kecamatan Lappariaja, Kecamatan Libureng, Kecamatan Mare, Kecamatan Palakka, Kecamatan Ponre, Kecamatan Salomekko, Kecamatan Sibulue, Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kecamatan Tellusiattinge, Kecamatan Tonra, Kecamatan Amali, Kecamatan Bengo, Kecamatan Tellulimpoe, Kecamatan Patimpeng, dan Kecamatan Ulaweng; 5) Kantor Komando Rayon Militer (KORAMIL) ditetapkan akan ditempatkan di Kecamatan Ajangale, Kecamatan Awangpone, Kecamatan Barebbo, Kecamatan Bontocani, Kecamatan Cenrana, Kecamatan Cina, Kecamatan Duaboccoe, Kecamatan Kahu, Kecamatan Kajuara, Kecamatan Lamuru, Kecamatan Lappariaja, Kecamatan Libureng, Kecamatan Mare, Kecamatan Palakka, Kecamatan Ponre, Kecamatan Salomekko, Kecamatan Sibulue, Kecamatan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kecamatan Tellusiattinge, Kecamatan Tonra, Kecamatan Amali, Kecamatan Bengo, Kecamatan Tellulimpoe, Kecamatan Patimpeng, dan Kecamatan Ulaweng; 6) kawasan Komando Pendidikan dan latihan tempur Bancee di Kecamatan Libureng; 7) kawasan Kompi Senapan (Kipan) B Yonif 726 Tamalatea di Lappacenrana Kecamatan Bengo; 8) kawasan Kompi Senapan (Kipan) C Yonif 726 Tamalatea di Kecamatan Mare; dan 9) kawasan latihan Militer Rawa Laut di Kecamatan Tonra Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) merupakan kawasan udara sekitar bandar udara Kabupaten Bone berupa ruang udara bagi keselamatan pergerakan pesawat kawasan ini berada di sebagian wilayah Kecamatan Awangpone. 2.1.3. Wilayah Rawan Bencana Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone adalah adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 13
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Kawasan bencana di kabupaten Bone meliputi: kawasan rawan banjir; kawasan rawan angin puting beliung; dan kawasan rawan tanah longsor. 1. Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang potensial terjadinya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Kawasan ini ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Dua Boccoe, sebagian wilayah Kecamatan Cenrana, sebagian wilayah Kecamatan Awangpone, sebagian wilayah Kecamatan Palakka, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang, sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riattang Timur, sebagian wilayah Kecamatan Sibulue, sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan Mare, sebagian wilayah Kecamatan Tonra, sebagian wilayah Kecamatan Patimpeng, sebagian wilayah Kecamatan Libureng, sebagian wilayah Kecamatan Salomekko, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, dan sebagian wilayah Kecamatan Lappariaja. 2. Kawasan rawan angin puting beliung terdapat di Kecamatan Amali, Sibulue, dan Libureng. 3. Kawasan rawan tanah longsor adalah kawasan yang potensial terjadinya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Kawasan ini ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Tellulimpoe, sebagian wilayah Kecamatan Bontocani, sebagian wilayah Kecamatan Kajuara, dan sebagian wilayah Kecamatan Ponre. 2.1.4. Demografi Penduduk Kabupaten Bone menurut hasil Pendataaan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone Tahun 2012 sebanyak 728.737 jiwa yang terdiri dari laki-laki 347.707 jiwa dan perempuan 381.030 jiwa. Ini berarti bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki dengan perbandingan 47,71% penduduk laki-laki dan 52,29 penduduk perempuan. Seluruh penduduk Kabupaten Bone terhimpun dalam keluarga (rumah tangga) dengan jumlah sebanyak 163.621 KK. Rata-rata anggota keluarga sebesar 4,43 jiwa, artinya setiap keluarga memiliki anggota rata-rata 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Bone menurut luas wilayah pada Tahun 2011 rata-rata sebesar 166 jiwa/km2. Tiga kecamatan dengan kepadatan penduduk paling banyak, yakni Kecamatan Tanete Riattang sekitar 2.077 jiwa/km2, disusul Kecamatan Tanete Riattang Timur sekitar 1.003/km2, kemudian Kecamatan Tanete Riattang Barat sekitar 833 jiwa/km2. Sementara itu kepadatan penduduk paling rendah terdapat di Kecamatan Bontocani sebesar 33 jiwa/km2, disusul Kecamatan Tellu Limpoe sebesar 44 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Ponre sebesar 46 jiwa/km2. Data terinci mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.11 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bone Tahun 2012 No 1 2 3 4
Kecamatan Bontocani Kahu Kajuara Salomekko
Jumlah Desa/Kel. 11 20 18 8
Luas Km2 463,35 189,5 124,13 84,91
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Jumlah Penduduk L P L+P 7.719 7.772 15.491 18.202 19.717 37.919 17.199 18.096 35.295 7.415 7.775 15.190
Kepadatan Km2 33 199 282 178
| II - 14
No 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kecamatan Tonra Libureng Mare Sibulue Cina Barebbo Ponre Lappariaja Lamuru Ulaweng Palakka Tanete Riattang Awangpone Dua Boccoe Tellu Siattinge Ajangale Cenrana Tanete R.Barat Tanete R.Timur Amali Tellu LimpoE Patimpeng Bengo JUMLAH
Jumlah Desa/Kel. 11 20 18 20 12 18 9 9 12 15 15 8 18 22 17 14 16 8 8 15 11 10 9 372
Luas Km2 200,32 344,25 263,5 155,8 147,5 114,2 293 138 208 161,67 115,32 23,79 110,7 144,9 159,3 139 143,6 53,68 48,88 119,13 318,1 130,47 164 4.559
Jumlah Penduduk 6.349 6.792 13.141 14.734 14.723 29.457 12.518 13.214 25.732 15.599 17.656 33.255 12.360 13.461 25.821 12.546 14.286 26.832 6.570 6.883 13.453 11.199 12.227 23.426 11.473 13.074 24.547 11.484 13.104 24.588 10.361 11.934 22.295 23.530 26.357 49.887 13.352 15.541 28.893 13.857 16.186 30.043 18.543 21.325 39.868 12.656 14.640 27.296 11.250 12.413 23.663 21.848 23.481 45.329 20.683 20.767 41.450 9.387 11.229 20.616 6.918 6.982 13.900 7.744 8.270 16.014 12.211 13.125 25.336 347.707 381.030 728.737
Kepadatan Km2 65 85 97 212 174 234 46 169 118 152 193 2.077 260 207 250 196 164 833 840 173 44 122 154 7.557
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bone Tahun 2013
Masyarakat Kabupaten Bone, sebagaimana masyarakat kabupaten lainnya di Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya, merupakan pemeluk Agama Islam yang taat, kehidupan mereka selalu diwarnai oleh keadaan yang serba Religius. Kondisi ini ditunjukkan dengan banyaknya tempat-tempat ibadah dan Pendidikan Agama Islam. Sekalipun demikian Penduduk Kabupaten Bone yang mayoritas pemeluk agama Islam, tetapi di kota Watampone juga ada Gereja dan Wihara dalam arti pemeluk agama lain cukup leluasa untuk menunaikan Ibadahnya. Keadaan ini memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan keagamaan karena mereka saling hormat menghormati dan menghargai satu dengan lainnya. Disamping itu peran pemuka agama teruatama para alim ulama sangat dominan dalam kehidupan keagamaan bahkan alim ulama merupakan figur kharismatik yang menjadi panutan masyarakat. Data jumlah penduduk menurut agama dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama di Kabupaten Bone Tahun 2011 No 1 2 3
Kecamatan Bontocani Kahu Kajuara
Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha
15.443 37.739 35.054
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 15
No 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kecamatan Salomekko Tonra Libureng Mare Sibulue Cina Barebbo Ponre Lappariaja Lamuru Ulaweng Palakka Tanete Riattang Awangpone Dua Boccoe Tellu Siattinge Ajangale Cenrana Tanete R.Barat Tanete R.Timur Amali Tellu LimpoE Patimpeng Bengo JUMLAH
Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha
15.098 13.021 29.227 25.485 33.048 25.534 26.679 13.363 23.282 24.442 24.559 22.182 48.711 28.774 29.991 39.821 27.247 23.554 43.493 41.081 20.591 13.853 15.894 25.260 722.426
14 12 39 39 0 68 0 2 60 19 0 41 0 0 8 0 16 6 504 0 0 0 0 45 1.264
0 0 86 0 0 75 0 0 0 0 0 0 269 10 8 0 0 0 556 0 0 0 0 0 1.004
0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 29 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 45
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 143 0 0 0 0 0 166
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bone Tahun 2012
Berdasarkan sebaran penduduk perwilayahan pemeluk agama Islam tersebar merata di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone, sedangkan pemeluk agama Kristen terdapat di 15 (Limabelas) kecamatan, Katolik 6 (Enam) kecamatan dan pemeluk agama Hindu 3 (tiga) kecamatan dan Budha hanya terdapat 2(Dua) kecamatan dengan jumlah yang relatif sedikit. Penyebaran jumlah penduduk dalam suatu wilayah berkorelasi langsung dengan tingkat ketersediaan fasilitas peribadatan, sehingga semakin mayoritas suatu agama maka sebaran fasilitas peribadatannya dapat ditemui setiap tempat. Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diperuntukan bagi seluruh masyarakat indonesia dan salah satu tujuannya adalah meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan penduduk secara maksimal. Dengan demikian, penduduk baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat merupakan sasaran kegiatan pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, aspek-aspek kependudukan, dinamika penduduk dan masalah yang ditemui dalam masyarakat akan sangat mempengaruhi pendidikan. Dengan demikian, aspek kependudukan perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan. Data keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel berikut.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 16
Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan (7 Tahun ke atas) di Kabupaten Bone Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10.
Tingkat Pendidikan Penduduk (7 tahun ke atas) Jumlah Belum Pernah Sekolah 82.709 Belum Tamat SD 99.861 Tamat SD/MI 191.853 Tamat SMP/MTs 78.688 Tamat SMA 52.274 Tamat SMK 11.043 Tamat Diploma I/II 16.709 Tamat Diploma III/Sarmud 6.195 Tamat Sarjana 20.259 Tak Terjawab 54.549 Jumlah 619.540
Persentase (%) 13.35 16.12 30.97 12.70 9.24 1.78 2.70 1.00 3.27 8.87 100.00
Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2010/2011 Dinas Pendidikan Kab. Bone, Tahun 2011
Tingkat pendidikan penduduk 7 tahun ke atas yang dirinci menjadi 9 kategori dapat digambarkan sebagai berikut; 1) belum pernah sekolah sebanyak 82.709 orang (13,35%), 2) belum tamat SD sebanyak 99.861 orang (16,12%), 3) Tamat SD/MI 191.853 orang (30,97%), 4) Tamat SMP/MTs sebanyak 76.688 orang (12,70%), 5) Tamat SMA sebanyak 52.274 orang (9,24%), 6) Tamat SMK sebanyak 11.043 orang (1,78%), 7) Tamat Diploma I/II sebanyak 16.709 orang (2,70%), 8) Tamat Diploma III/Sarmud sebanyak 6.195 orang (1,00%), 9) Tamat Sarjana sebanyak 20.259 orang (3,27%). 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Pertumbuhan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) PDRB Kabupaten Bone dalam kurun waktu lima tahun (2008-2012) atas dasar harga berlaku mengalami perkembangan rata-rata sebesar 17,67% yaitu dari Rp. 5.348 triliun pada Tahun 2008 dan pada Tahun 2012 diproyeksikan menjadi Rp. 10.250 triliun. PDRB atas dasar harga konstan mengalami pertumbuhan rata-rata 7,78% dari Rp. 2.776 triliun pada tahun 2008 dan mencapai Rp. 3.746 triliun pada Tahun 2012 sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.14 Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 Tahun 2008 2009 2010 2011* 2012** Rata-Rata
PDRB adh Berlaku (Juta Rp.) 5.348.744,99 6.412.649,40 7.803.369,81 8.810.532,68 10.250.173,72
Pertumbuhan (Persen) 0,00 19,89 17,43 17,00 16,34 17,67
PDRB adh Konstan ( Juta Rp) 2.776.660,08 2.985.922,41 3.213.085,05 3.463.705,68 3.746.344,06
Pertumbuhan ( Persen ) 0,00 7,54 7,63 7,80 8,16 7,78
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Bone * angka sementara; * angka sangat sementara (proyeksi)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 17
PDRB dibedakan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB harga konstan digunakan untk mengukur pertumbuhan ekonomi karena tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat besar dan struktur ekonomi suatu daerah. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB dari tahun ketahun terus meningkat termasuk proyeksi sampai tahun 2012 sebagaimana grafik berikut ini : Grafik 2.1 Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
Peningkatan PDRB ini tidak terlepas dari kontribusi sembilan sektor lapangan usaha. Pada tahun 2009, sektor pertanian berkontribusi 49,94% bagi peningkatan PDRB Kabupaten Bone, dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 dengan nilai kontribusi 50,87%, namun diprediksikan akan menurun di tahun 2011 sampai mencapai 48,81%. Sektor lainnya yang berkontribusi cukup besar bagi PDRB Kabupaten Bone adalah sektor jasa-jasa, perdagangan/hotel/restoran dan Industri yaitu masing-masing berkontribusi sebesar 17,87%, 7,14% dan 6,98% pada tahun 2009 sedangkan pada tahun 2010 berkontribusi sebesar 17,01%, 7,17% dan 6,69%. Secara keseluruhan kontribusi sektor lapangan usaha terhadap PDRB 2010 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun 2009, demikian pula halnya dengan proyeksi PDRB pada tahun 2011 yang akan terus meningkat khususnya sektor pertanian dan jasa. Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.15 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009-2011 Atas Dasar Harga Berlaku No 1 2 3 4 5 6 7
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Listrik/gas/air Konstruksi Perd/Htl/Rest Pengangkutan
2009 Rp (Jt) 3.202.168,63 39.702,97 447.620,97 46.731,74 432.274,64 457.714,16 308.224,87
% 49,94 0,62 6,98 0,73 6,74 7,14 4,81
2010 Rp (Jt) 3.969.514,94 48.202.97 522.122,89 54.446,59 573.043,29 559.462,94 345.214,64
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
% 50,87 0,64 6,69 0,70 7,34 7,17 4,42
2011* Rp (Jt) 4.080.873.00 56.214,00 542.830,89 56.296,90 647.337,88 588.551,14 390.635,58
% 48,81 0,67 6,49 0,67 7,74 7,04 4,67
| II - 18
8 9
Keuangan/sewa 332.418,76 5,18 Jasa-jasa 1.145.792,66 17,87 PDRB 6.412.649,40 100,00 Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Bone 2011 *) angka sementara (proyeksi)
404.273,20 1.327.088,35 7.803.369,81
5,18 17,01 100,00
440.952,76 1.556.772,24 8.360.464,39
5,27 18,62 100,00
2. Inflasi Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk. Jika harga-harga secara umum meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun. Hal tersebut dialami Kabupaten Bone pada tahun 2008 di mana tingkat inflasi mencapai 12,99%. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah dalam mengatasi inflasi tersebut, sehingga pada tahun 2010 inflasi Kabupaten Bone menurun menjadi 9,13% dan pada tahun 2011 tingkat inflasi Kabupaten Bone diproyeksikan berada pada kisaran 8,53%. Penurunan tingkat Inflasi juga dipengaruhi oleh faktor stabilitas ekonomi terhadap kebutuhan pokok masyarakat. Gambaran tingkat Inflasi Kabupaten Bone dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 2.2 Tingkat Inflasi Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
9.13
8.53 7.56
2010
2011*
2012*
6.8
2013*
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Bone, diolah
3. Penduduk Miskin Kemiskinan merupakan permasalahan yang multidimensi yang masih dihadapi Kabupaten Bone. Berdasarkan Garis Kemiskinan Daerah (GKD) sumber data BPS, jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bone mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2008 sebesar 17,4%, angka ini menurun pada tahun 2009 menjadi 15,09% demikian pula pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 14,08% dan tahun 2011 menjadi 12,69 %. Penurunan angka kemiskinan tersebut menunjukkan bahwa intervensi program/kegiatan yang selama ini dilakukan telah berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Bone tetap konsisten untuk mengakselerasi pencapaian target penurunan angka kemiskinan Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 19
sampai tahun 2015 sebesar 9%. Berbagai strategi kebijakan telah dilakukan terutama penguatan implementasi kebijakan penanggulangan kemiskinan dari pemerintah pusat, antara lain program PPLS yang berbasis rumah tangga, program pemberdayaan masyarakat dan program pengembangan ekonomi kecil dan mikro. Grafik 2.3 Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bone Tahun 2002-2012
Sumber : Data Olah Bappeda Tahun 2013
Berdasarkan hasil PPLS tahun 2011, jumlah penduduk miskin Kabupaten Bone yang masuk kedalam kategori I (sangat miskin) sebanyak 92.002 jiwa yang tersebar di 27 kecamatan. Kecamatan Sibulue, merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk sangat miskin tertinggi sebanyak 5.213 jiwa, kemudian Kecamatan Tellu Limpoe sebanyak 4.873 jiwa, Kecamatan Awangpone 4.671 jiwa sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk sangat miskin terkecil adalah Kecamatan Tanete Riattang sebanyak 1.825 jiwa. Relevansi dan efektifitas program merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan program yang mengitegrasikan antara kebijakan pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah. Tingkat kemiskinan Kabupaten Bone mulai tahun 2008-2011 relevan dengan tingkat kemiskinan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Hal ini berarti dampak kebijakan program penanggulangan kemiskinan dari Pemerintah Pusat untuk ditindaklanjuti ditingkat provinsi dan daerah berkontribusi positif untuk mengurangi angka kemiskinan di daerah. Sejauhmana relevansi dampak intevensi program Pro Poor antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten terhadap penurunan garis kemiskinan daerah , dapat dilihat uraian gambar berikut :
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 20
Grafik 2.4 Analisis Relevansi Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bone tahun 2002 – 2010
Sumber data : Olahan Data PPLS 2011, Bappeda & Statistik, 2013
Mencermati gambar tersebut menunjukkan bahwa angka kemiskinan Kabupaten Bone mulai tahun 2005 – 2011 capaiannya di atas rata-rata provinsi dan nasional. Kondisi tersebut menginsyaratkan pada Pemerintah Daerah untuk mengoptimalkan seluruh program/kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi positif terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Misalnya meningkatkan proporsi anggaran dalam mendukung 3 kluster program percepatan penanggulangan kemiskinan, antara lain (1) Program perlindungan sosial berbasis rumah tangga, (2) Program Pemberdayaan masyarakat, dan (3) Program pengembangan ekonomi kecil dan mikro. 4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bone selama kurun waktu 2008 - 2012 mengalami penurunan yang baik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Bone sebesar 8,27% menjadi 3,15% di tahun 2012. Grafik 2.5 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 Analisis Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kab. Bone Tahun 2008 - 2012
10 8
8.27
6
5.54
4
4.29
3.7
2
3.15
0 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Data Olah Bappeda Tahun 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 21
Sejauhmana relevansi intervensi program/kegiatan yang telah dilaksanakan di daerah ini dapat dilihat pada uraian analisis berikut : Grafik 2.6 Analisis Relevansi Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Bone tahun 2002 - 2011
Sumber : Data TNP2K dan Disnakertrans Kab. Bone, 2012.
Persentase tingkat pengangguran di Kabupaten Bone periode tahun 2008 – 2011, mengalami fluktuasi khususnya pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari 4,29% tahun 2010 naik menjadi 5,53% tahun 2011. Besarnya tingkat pengangguran di daerah ini lebih rendah dibandingkan dengan angka provinsi dan nasional, namun perlu diantisipasi melalui intervensi program nyata dan langsung berkontribusi terhadap upaya pengurangan angka pengangguran. Misalnya program padat karya, terciptanya lapangan kerja baru, dst. Arah kebijakan pemerintah daerah 5 tahun ke depan adalah bagaimana Angka Pengangguran Terbuka (TPT) dapat terus diturunkan agar berimplikasi terhadap peningkatan income perkapita masyarakat. 2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat 1.Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui atau menilai sejauhmana keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan suatau Negara atau daerah. IPM memiliki 3 (tiga) aspek utama, antara lain : Angka Usia Harapan Hidup (AHH) untuk mengukur peluang hidup, rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf untuk mengukur status tingkat pendidikan, serta daya beli riil per kapita untuk mengukur akses terhadap sumberdaya untuk mencapai standar hidup layak. Perkembangan IPM Kabupaten Bone dalam kurun waktu tahun 2008-2011 menunjukkan peningkatan dari sebesar 68,96 pada tahun 2008 menjadi 69,63 pada tahun 2009, dan sebesar 70,17 pada tahun 2010, dan 70,77 pada tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas hidup penduduk
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 22
Kabupaten Bone dalam hal pendidikan, kesehatan dan pengeluaran belanja untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. Tantangan Pemerintah Kabupaten Bone 5 tahun ke depan adalah mengkaselerasi pertumbuhan pencapaian IPM agar target capainnya dapat diwujudkan. Capaian IPM dari tahun ke tahun belum menggembirakan dibandingkan dengan capaian beberapa kabupaten tetangga , provinsi ataupun capaian nasional. Beberapa faktor mendasar yang mempengaruhi kondisi tersebut, salah satu diantaranya adalah rendahnya angka rata-rata lama sekolah serta tingginya angka buta aksara di Kabupaten Bone terutama usia yang tidak produktif lagi. Lebih jelasnya capaian IPM Bone terhadap provinsi dan nasional. Grafik 2.7 Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2008-2011
Salah satu bukti nyata capaian IPM Bone yang kurang memuaskan adalah IPM Kabupaten Bone peringkat ke 17 dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.16 Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2011 Kode 7300 7301 7302 7303 7304 7305 7306 7307 7308 7309 7310 7311
Provinsi / Kabupaten SULAWESI SELATAN Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkajene Kepulauan Barru Bone
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
IPM 2008 2009 2010 2011 70,22 70,94 71,62 72,14 68,23 68,86 69,34 70,00 69,87 70,55 71,19 71,77 68,87 69,4 70,1 70,66 64,04 64,54 64,92 65,27 67,49 68,04 68,62 69,09 69,37 70 70,67 71,29 68,74 69,21 69,53 70,16 69,85 70,55 71,12 71,74 68,30 69,07 69,43 69,89 69,54 70,3 70,86 71,19 68,96 69,63 70,17 70,77
| II - 23
7312 7313 7314 7315 7316 7317 7318 7322 7325 7326 7371 7372 7373
Soppeng Wajo Sidenreng Rappang Pinrang Enrekang Luwu Tana Toraja Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Kota Makasar Kota Pare Pare Kota Palopo
70,76 68,72 71,74 71,91 73,76 72,96 73,15 71,73 71,73 68,41 77,92 76,97 75,80
71,26 69,44 72,06 72,61 74,19 73,59 73,65 72,29 72,29 68,92 78,24 77,45 76,11
71,89 70,22 72,37 73,21 74,55 73,98 74,32 72,79 72,79 69,56 78,79 77,78 76,55
72,23 71,04 72,74 73,80 74,84 74,42 74,69 73,1 73,1 70,15 79,11 78,19 76,85
Sumber : Data SPKD Kabupaten Bone, Tahun 2013-2018
Sebagaimana uraian tersebut, ada 3 aspek utama tentang IPM, antara lain : 1.
Angka Melek Huruf (AMH)
Angka melek huruf memberikan gambaran mengenai seberapa banyak penduduk berusia 15 tahun ke atas pada suatu daerah dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Angka melek huruf Kabupaten Bone dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 menunjukkan peningkatan dari 84,85 % pada tahun 2009, sebesar 84,86% pada tahun 2010, dan 86,41% pada tahun 2011. Tetapi pencapaian Angka melek huruf Kabupaten Bone tersebut menempati ranking 16 dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan berarti perlu kerja keras untuk mengimbangi pencapaian beberapa kabupaten/kota diwilayah provinsi Sulsel. Tabel 2.17 Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Provinsi SULAWESI SELATAN Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkajene Kepulauan Barru Bone Soppeng Wajo Sidenreng Rappang Pinrang Enrekang Luwu Tana Toraja Luwu Utara
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Angka Melek Huruf (%) 2009 2010 2011 87,02 87,75 88,07 89,23 89,23 90,86 85,35 85,35 85,45 77,51 78,98 79,03 77,2 77,27 77,31 80,75 81,8 81,85 80,27 81,92 82,32 86,45 86,45 86,59 82,9 82,97 83,1 86,86 87,55 87,59 88,48 89,23 89,25 84,85 84,86 86,41 85,08 86,67 86,71 82,69 83,53 84,97 89,57 89,63 89,77 89,74 89,9 91,48 90,44 90,44 90,49 91,48 91,48 91,63 85,45 86,28 87,76 92,05 92,36 92,86
| II - 24
No 20. 21. 22. 23. 24.
Provinsi Luwu Timur Toraja Utara Kota Makasar Kota Pare Pare Kota Palopo
Angka Melek Huruf (%) 2009 2010 2011 93,24 93,24 93,28 83,03 83,8 83,83 96,68 96,79 96,82 97,06 97,16 97,17 97,32 97,33 97,34
Sumber : Data SPKD Kabupaten Bone, Tahun 2013-2018
2.Angka Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Bone pada tahun 2011 baru mencapai 6,72 tahun. Berarti rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Bone baru kelas 2 jenjang Sekolah Dasar. Capaian ini jauh tertinggal dibandingkan capaian Provinsi Sulawesi Selatan yang telah mencapai 7,92 tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk kabupaten Bone tergolong rendah dibanding kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Selatan. Capaian rata-rata lama sekolah Kabupaten Bone termasuk 5 terendah dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Tabel 2.18 Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Bone dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2011 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Kode Provinsi 2009 2010 2011 SULAWESI SELATAN 7.41 7.84 7.92 1. Selayar 6.75 6.95 7.07 2. Bulukumba 6.69 6.97 7.11 3. Bantaeng 5.87 5.97 6.1 4. Jeneponto 5.88 6.2 6.23 5. Takalar 6.23 6.42 6.46 6. Gowa 6.57 6.83 7.23 7. Sinjai 6.71 6.74 7.07 8. Maros 6.5 6.62 6.9 9. Pangkajene Kepulauan 6.61 6.73 6.94 10. Barru 7.39 7.61 7.62 11. Bone 6.38 6.7 6.72 12. Soppeng 6.98 7.25 7.28 13. Wajo 6.06 6.22 6.51 14. Sidenreng Rappang 7.24 7.25 7.27 15. Pinrang 7.22 7.61 7.62 16. Enrekang 8.25 8.3 8.32 17. Luwu 7.71 7.74 7.8 18. Tana Toraja 7.46 7.7 7.74 19. Luwu Utara 7.04 7.46 7.49 20. Luwu Timur 7.75 8.17 8.18 21. Toraja Utara 7.03 7.22 7.67 22. Kota Makasar 10.6 10.82 10.85 23. Kota Pare Pare 9.63 9.63 9.76 24. Kota Palopo 9.73 10.03 10.04 Sumber : Data SPKD Kabupaten Bone, Tahun 2013-2018
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 25
3.Angka Harapan Hidup (AHH) Angka Harapan Hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Indeks usia harapan hidup digunakan nilai maksimum dan nilai minimum harapan hidup sesuai standar UNDP, yaitu angka tertinggi sebagai batas atas untuk penghitungan indeks dipakai usia 85 tahun dan terendah adalah usia 25 tahun (BPS Indonesia, 2009). Tingkat perkembangan usia harapan hidup di Kabupaten Bone tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.8, dan AHH Kabupaten Bone masih menempati posisi ke 19 dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Tabel 2.19 Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupaten Bone dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2011 Angka Harapan Hidup (Tahun) 2009 2010 2011 SULAWESI SELATAN 69.8 70 70 1. Selayar 67.61 67.74 67.88 2. Bulukumba 71.62 71.94 72.13 3. Bantaeng 73.12 73.6 73.96 4. Jeneponto 64.85 65 65.15 5. Takalar 69.17 69.52 69.89 6. Gowa 71.43 71.61 71.78 7. Sinjai 71.61 71.99 72.24 8. Maros 71.71 72.3 72.76 9. Pangkajene Kepulauan 68.62 68.79 68.96 10. Barru 68.54 68.85 69.05 11. Bone 69.35 69.73 70 12. Soppeng 71.52 71.63 71.74 13. Wajo 70.4 70.94 71.37 14. Sidenreng Rappang 72.07 72.5 72.81 15. Pinrang 71.72 72.06 72.28 16. Enrekang 74.66 74.99 75.19 17. Luwu 73.25 73.7 74.04 18. Tana Toraja 74.13 74.17 74.22 19. Luwu Utara 71.34 71.56 71.68 20. Luwu Timur 70.84 70.95 71.06 21. Toraja Utara 73.49 73.54 73.58 22. Kota Makasar 73.24 73.59 73.82 23. Kota Pare Pare 73.92 74.27 74.49 24. Kota Palopo 72.25 72.47 72.59 Sumber : Data SPKD Kabupaten Bone, Tahun 2013-2018 No
Provinsi
4.Indeks Pembangunan Gender Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah Indeks komposit yang dihitung dari beberapa variabel untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia dengan memperhatikan disparitas gender. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Perkembangan IPG Kabupaten Bone dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan bahwa capaian IPG Kabupaten Bone masih jauh dibawah capaian IPG Provinsi dan Nasional. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kinerja pemerintah daerah untuk Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 26
mengurangi disparitas gender disetiap tahapan dan mekanisme perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan. Gambaran IPG Kabupaten Bone terhadap provinsi dan nasional, lebih jelasnya dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 2.8 Perbandingan IPG Kabupaten Bone dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2008-2011
Grafik tersebut menunjukkan bahwa IPG Kabupaten Bone mengalami kenaikan yang tidak telalu signifikan dan menempati peringkat ke 17 dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Lebih jelasnya pada uraian tabel 2.9. Tabel 2.20 Perbandingan IPG Kabupaten Bone dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Provinsi / Kabupaten SULAWESI SELATAN Selayar Bulukumba Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkajene Kepulauan Barru Bone Soppeng Wajo Sidenreng Rappang Pinrang Enrekang Luwu Tana Toraja
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
IPG 2008 61,04 59,32 62,06 62,37 53,21 56,71 61,52 60,04 57,13 60,70 53,74 58,87 60,55 54,71 60,97 65,49 68,53 68,91 67,41
2009 61,24 59,61 62,41 62,7 53,45 56,94 61,65 60,51 57,69 61,10 53,97 59,17 61,11 55,01 61,15 65,95 68,97 69,36 67,69
2010 61,99 60,36 63,47 63,81 54,81 56,87 62,6 61,51 58,40 61,31 55,15 60,36 62,12 56,07 62,22 66,37 69,59 69,51 68,60
2011 62,75 61,16 64,28 64,48 55,57 57,59 63,53 62,43 59,4 61,73 55,83 61,15 62,85 57,17 62,88 67,28 70,24 70,16 69,17
| II - 27
No 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Provinsi / Kabupaten Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Kota Makasar Kota Pare Pare Kota Palopo
2008 52,89 56,29 60,56 72,03 66,82 69,15
IPG 2009 2010 53,30 54,13 56,66 57,88 63,92 72,23 72,49 67,08 67,80 69,72 70,01
2011 54,71 58,18 64,72 73,04 68,43 70,54
Sumber : Data SPKD Kabupaten Bone, Tahun 2013-2018 Peningkatan IPG di Kabupaten Bone selama ini dipengaruhi oleh peningkatan beberapa komponen IPG itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.21 IPG menurut komponen yang mempengaruhi Di Kabupaten Bone tahun 2010 Angka Harapan Hidup (Tahun) L
P
67,81
71,77
Angka Melek Huruf (%) L 87,47
P 83,54
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) L 7,21
Pengeluaran Per Kapita
P
L
P
5,89
69,93
30,07
Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2012
Dari tabel tersebut terlihat bahwa level AHH yang dicapai penduduk laki-laki masih dibawah level AHH yang dicapai perempuan. Penyebab rendahnya AHH lakilaki, salah satunya mengungkapkan bahwa banyaknya kejadian kematian pada lakilaki umumnya bersifat prematur termasuk perilaku dan kemampuan bertahan hidup laki-laki yang cenderung lebih buruk daripada perempuan. Dari sisi AMH, perempuan masih lebih rendah dibanding laki-laki, namun suatu hal yang menggembirakan adalah peningkatan AMH perempuan sekitar 4% lebih cepat dibandingkan dengan AMH laki-laki yang hanya berkisar 1,7%. Seperti halnya komposisi AMH, untuk ratarata lama sekolah penduduk laki-laki secara umum lebih tinggi pada kisaran 1 tahun dibanding rata-rata lama sekolah penduduk perempuan. Sedangkan pengeluaran per kapita sangat dpengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah adanya perbedaan upah yang diterima laki-laki dan perempuan. Salah satu faktor yang berpengaruh pada perbedaan tingkat upah adalah tingkat pendidikan. Kecenderungan pendidikan perempuan lebih rendah dibanding pendidikan laki-laki jelas berpengaruh pada perbedaan upah yang diterima antara laki-laki dan perempuan. Faktor lain juga erat kaitannya dengan faktor lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. 5.Indeks Pemberdayaan Gender Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) adalah indeks komposit yang mengukur peran aktiv perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. IDG Kabupaten Bone dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan perkembangan yang positif, dari sebesar 60,02 pada tahun 2008 menjadi sebesar 60,68 pada tahun 2009, sebesar 65,54 pada tahun 2010 dan sebesar 65,37 pada tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan bahwa peran aktif penduduk perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik semakin baik. Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 28
Grafik 2.9 Perbandingan IPG Kabupaten Bone dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2008-2011
Capaian IDG Kabupaten Bone menduduki posisi ke 5 dari 24 kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Selata, seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.22 Perbandingan IDG Kabupaten Bone dengan Kabupaten Bone dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2011 No
Provinsi / Kabupaten SULAWESI SELATAN
IDG 2008
2009
2010
2011
52.96
53.67
62.46
63.38
1.
Selayar
53.71
54.43
68.14
70.30
2.
Bulukumba
48.95
49.00
57.97
58.53
3.
Bantaeng
54.44
54.64
74.10
74.73
4.
Jeneponto
43.88
44.60
54.06
58.02
5.
Takalar
42.22
42.91
63.22
60.51
6.
Gowa
56.66
57.21
73.50
73.23
7.
Sinjai
47.49
47.50
56.08
59.77
8.
Maros
50.95
51.86
60.00
60.5
9.
Pangkajene Kepulauan
54.58
55.39
55.64
58.93
10.
Barru
51.56
51.93
58.98
61.67
11.
Bone
60.02
60.68
65.54
65.37
12.
Soppeng
58.96
59.11
59.76
59.75
13.
Wajo
51.60
52.33
58.66
59.49
14.
Sidenreng Rappang
46.95
47.10
55.46
47.93
15.
Pinrang
47.05
48.36
61.55
62.13
16.
Enrekang
58.75
59.60
61.09
57.52
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 29
No
Provinsi / Kabupaten
IDG 2008
2009
2010
2011
17.
Luwu
57.22
57.92
62.61
63.76
18.
Tana Toraja
57.40
58.32
64.88
64.44
19.
Luwu Utara
38.89
39.03
39.27
39.29
20.
Luwu Timur
43.34
43.72
54.13
43.12
21.
Toraja Utara
43.32
43.83
61.69
62.83
22.
Kota Makasar
57.48
57.81
64.49
65.26
23.
Kota Pare Pare
58.70
58.92
62.60
62.80
24.
Kota Palopo
57.42
57.68
61.21
68.38
Sumber : Data SPKD Kabupaten Bone, Tahun 2013-2018
2.3. Aspek Pelayanan Umum 2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib 1. Pendidikan Upaya untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pembangunan pendidikan. Tujuan Pembangunan Bidang Pendidikan adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, menjadikan pendidikan murah, bermutu dan berdaya saing tinggi. Penyelenggaraan Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat secara bersama baik melalui penyelenggaraan pendidikan formal maupun penyelenggaraan pendidikan non formal. Upaya untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pembangunan pendidikan. Tujuan Pembangunan Bidang Pendidikan adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, menjadikan pendidikan murah, bermutu dan berdaya saing tinggi. Penyelenggaraan Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat secara bersama baik melalui penyelenggaraan pendidikan formal maupun penyelenggaraan pendidikan non formal. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, PP No. 48 tahun 2008, tentang Pendanaan Pendidikan dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan merupakan dasar pelaksanaan pembangunan pendidikan bagi pemerintah baik Pusat maupun Daerah.Ketentuan dalam peraturan tersebut harus diacu oleh pemerintah darah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pendidikan baik formal maupun non formal. Upaya untuk memenuhi ketentuan perundangan tersebut merupakan pekerjaan yang tidak mudah melihat kondisi pendidikan pada umumnya banyak yang masih belum memenuhi criteria atau standar yang telah ditentukan. Tentu saja hal ini menjadikan pemerintah Kabupaten/Kota harus bekerja keras dengan menyusun perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan kondisi keuangan daerah dan kondisi pembangunan pendidikan di daerah. Pembangunan pendidikan juga didasarkan pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010 – 2014 keberhasilan pembangunan pendidikan diukur melalui lima K, yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Keterjaminan. Ketersediaan yang dimaksudkan di sini adalah bahwa layanan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 30
pendidikan tersedia di seluruh pelosok nusantara. Keterjangkauan dimaksudkan bahwa layanan pendidikan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kualitas dimaksudkan bahwa layanan pendidikan bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat, dunia usaha dan dunia industri. Kesetaraan dimaksudkan bahwa pelayanan pendidikan berkualitas adalah setara untuk warga negara Indonesia dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi, gender, dan sebagainya; Keterjaminan dimaksudkan bahwa pelayanan pendidikan menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. Kondisi pembangunan pendidikan Kabupaten Bone digambarkan dengan pengelompokkan kelima aspek tersebut. Kondisi pendidikan Kabupaten Bone digambarkan sebagai berikut: a
Ketersediaan Pelayanan Pendidikan 1) PAUD Pendidikan anak usaia dini (PAUD) memiliki fungsi strategis dalam rangka menanamkan nilai-nlai kebajikan serta budi pekerti luhur sejak awal. Pelayanan PAUD di Kabupaten Bone relative cukup berkembang. Gambaran kondisi PAUD di Kabupaten Bone terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.23 Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Bone tahun 2012 No 1 2 3
PAUD Formal Non Formal Informal Jumlah
Jumlah Lembaga (TK. RA, BA)/KB, TPA SPS 452 234 51 737
Jumlah Anak terlayani
Guru / Pendidik
22.402 2.242 1.336 25.980
1.792 2.194 153 4.139
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Bone, 2012
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah lembaga PAUD di Kabupaten Bone pada tahun 2012 sebanyak 737 lembaga. Angka tersebut belum menunjukkan upaya akselerasi pencapaian target APK PAUD usia 0-6 tahun sebesar 75 % tahun 2013, sementara APK PAUD usia 0-6 tahun tahun 2012 sebesar 56,15 % dan APK usia 4-6 tahun sebesar 36,35%. 2) Pendidikan Dasar Jumlah SD/MI di Kabupaten Bone pada tahun 2012 sebanyak 751 Unit. Jumlah tersebut relative mampu melayani pendidikan dasar di Kabupaten Bone. Sedangkan Jumlah SMP/MTs baik negeri maupun swasta di Kabupaten Bone sebesar 199 Unit. Ketersediaan SMP/MTs merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Bone. Gambaran Kondisi sarana dan prasarana baru SD dan SMP di Kabupaten Bone selama kurun waktu 2008 – 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 31
Tabel 2.24 Kondisi Sarana dan prasarana SD dan SMP Di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No
Sarana dan Prasarana
2008 SD/MI Setiap sekolah memiliki minimal 73,83 6 ruang kelas (%) 2 Setiap sekolah memiliki ruang 10,25 guru lengkap dengan prabotnya (%) 3 Setiap sekolah memiliki 7,43 perpustakan lengkap dengan prabotnya (%) 4 Setiap ruang kelas dalam 34,57 kondisi baik dan layak dipergunakan (%) 5 Rasio siswa / buku / 25,00 matapelajaran 1:1 (%) 6 23,69 Setiap sekolah memiliki alat peraga IPA (%) 7 Setiap Sekolah memiliki 100 7,43 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi (%) B SMP/MTs 1 Rasio Rombel / Kelas 1 : 1 (%) 77,42 2 Setiap sekolah memiliki ruang 78,38 guru lengkap dengan prabotnya (%) 3 Setiap sekolah memiliki 73,23 perpustakan lengkap dengan prabotnya (%) 4 Setiap sekolah memiliki Lab ipa 67,56 lengkap dengan prabotnya (%) 5 Setiap sekolah memiliki Lab 5,6 Komputer lengkap dengan prabotnya (unit) 6 Setiap ruang kelas dalam 77,38 kondisi baik dan layak dipergunakan (%) 7 Rasio siswa / buku / 16,67 matapelajaran 1:1 (%) 8 Setiap sekolah memiliki alat peraga IPA (%) 9 Setiap Sekolah memiliki 200 25,96 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi(%) Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone 2013 A. 1
2009
Tahun 2010
2011
2012
78,46
85,76
90,71
93,25
34,46
37,61
40,27
43,44
20,47
25,12
32,37
38,9
56,34
67,48
75,37
87,45
50,00
62,50
75,00
89
38,86
47,58
56,72
68
20,47
25,12
32,37
38
80,65 82,57
70.97 82,57
74,19 82,57
87,45 88
76,45
86,77
90,00
93
69,28
75,49
75,49
78%
10,45
27,49
32,48
34
77,76
76,713
81,66
74,96
33,33
50,00
75,00
83,33 78
50,96
62,50
69,23
Tabel di atas menunjukkan bahwa kondisi sarana-prasarana sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI masih belum memadai. Perlu upaya keras untuk mewujudkan sarana dan prasarana sesuai dengan standard Pelayanan Minimal. Untuk Jenjang SMP/MTs juga demikian. Sarana dan prasarana yang dimiliki belum
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 32
84
memenuhi standar pelayanan minimal dan untuk memenuhinya memerlukan upaya keras dari pemerintah Kabupaten Bone. Sejauhmana relevansi capaian APK jenjang SD/MI antara Kabupaten dengan Provinsi dapat dilihat pada uraian gambar berikut. Grafik 2.10 Analisis Relevansi Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI Kabupaten Bone tahun 2008 – 2011
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kab. Bone
Gambar tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi anak bersekolah jenjang SD/MI sudah mencapai angka yang cukup maksimal. Hal ini berarti bahwa anak usia 7-12 tahun sudah mendapat layanan pendidikan meskipun ada sekitar 2,3 persen anak yang masuk jenjang sekolah di bawah usia 7 tahun. Relevansi capain APK jenjang SMP/MTs , dapat dilihat uraian berikut :
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 33
Grafik 2.11 Analisis Relevansi Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTsKabupaten Bone tahun 2008 -2011
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kab. Bone Capai APM jenjang SMP/MTs di Kabupaten Bone tahun 2008-20011 mengalami fluktuasi masih perlu ditingkatkan agar dukungan pencapaian target dapat diwujudkan bersama. Gambar 2.12 Relevansi Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA Kabupaten Bone terhadap Nasional tahun 2008 –2011
Sumber : Data Dinas Pendidikan Kab. Bone
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 34
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta ketersediaan guru dapat dilihat dari rasio antara guru terhadap murid, murid terhadap jmlah kelas, murid terhadap sekolah dan murid terhadap rombel. Kondisi rasio tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.25 Rasio Siswa/kelas, Siswa /Guru, Siswa Sekolah, ruang kelas/Rombel SD/MI dan SMP/MTs Di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No. Uraian A 1 2 3 4
SD/MI Rasio siswa / kelas Rasio Siswa / Guru Rasio Siswa / sekolah Rasio R. Kls / rombel
Target SPM
2008
1:32 1:32 1:192 1:1
19 14 138 1,18
SMP/MTs Rasio siswa / kelas 1:36 26,4 Rasio Guru / siswa 1:32 26 Rasio R. Kls / rombel 1:1 3,48 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone 2013
2009
Tahun 2010 2011
21 14 135 104
20 13 136 1,02
32 26 2,59
32 26 2,67
2012
20,12 19,76 12,12 11,96 132,93 130,81 1,01 1,01
B.
31,2 24 1
30,99 24 0,96
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa secara rata-rata SD/MI di kabupaten Bone kekurangan murid. Sedangkan dari rasio guru /siswa terlihat di Kabupaten Bone kelebihan guru pada jenjang pendidikan SD/MI maupun SMP/MTs. 3) Pendidikan Menengah Gambaran Kondisi sarana dan prasarana baru SMA/SMK/MA di Kabupaten Bone selama kurun waktu 2008 – 2012 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.26 Kondisi Sarana dan prasarana SMA/SMK/MA Di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No 1 2 3 4 5
Sarana dan Prasarana Rasio Rombel / Kelas 1 : 1 (%) Setiap sekolah memiliki ruang guru lengkap dengan prabotnya (%) Setiap sekolah memiliki perpustakan lengkap dengan prabotnya (%) Setiap sekolah memiliki Lab IPA lengkap dengan prabotnya (%) Setiap sekolah memiliki Lab Komputer lengkap dengan prabotnya (unit)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
2008 1,91 62,96
2009 1,63 81,48
Tahun 2010 1,46 85,19
2011 1,48 88,89
2012 1,68 92,59
85,19
88,89
90,74
94,44
94,44
77,78
79,63
79,63
81,48
81,48
3,70
11,11
27,78
48,15
59,26
| II - 35
No
Sarana dan Prasarana
2008 Setiap ruang kelas dalam 48,15 kondisi baik dan layak dipergunakan (%) 7 Rasio siswa / buku / 33,33 matapelajaran 1:1 (%) 8 Setiap sekolah memiliki alat 29,63 peraga IPA (%) 9 Setiap Sekolah memiliki 200 44,44 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi(%) Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone 2013 6
Tahun 2009 2010 51,85 57,41
2011 64,81
2012 68,52
41,67
58,33
66,67
75,00
48,15
53,70
62,96
70,37
51,85
53,70
59,26
66,67
Tabel 2.27 Rasio Siswa/kelas, Siswa /Guru, Siswa Sekolah, ruang kelas/Rombel SMA/SMK/MA Di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No. 1 2 3
Uraian Rasio siswa / kelas Rasio Guru / siswa Rasio R. Kls / rombel
Target SPM 1:36 1:24 1:1
2008 38 14 1:11
2009 43 14 1:03
Tahun 2010 2011 37 35 14 13 1:13 1:13
2012 38 13 1:13
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, 2013
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa secara rata-rata SMA/SMK/MA di kabupaten Bone kelebihan murid. Dengan kata lain Jumlah sekolah SMA/SMK/MA di Kabupaten Bone masih kurang. Sedangkan dari rasio guru /siswa terlihat di Kabupaten Bone kelebihan guru pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. b Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan Penyelenggaraan pelayanan pendidikan harus dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari aspek biaya maupun geografis. Keterjangkauan diukur melalui beberapa indikator yaitu Angka Partisapasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Melanjutkan (AM) pada tiap jenjang pendidikan. Gambaran tingkat keterjangkauan pelayanan pendidikan masing-masing jenjang pendidikan adalah sebagai berikut: a.) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Gambaran tingkat pelayanan pendidikan dalam jenjang pendidikan PAUD diukur melalui indikator APK dan APM PAUD. Capaian APK dan APM PAUD terlihat pada tabel berikut:
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 36
Tabel 2.28 Jumlah Murid Tingkat PAUD/TK Kabupaten Bone tahun 2008 – 2012 No 1 2 3 4 5
Tahun
Jumlah
2008 2009 2010 2011 2012
17.000 18.829 19.854 22.729 22.402
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, 2013
b.) Pendidikan Dasar APK dan APM Pendidikan Dasar yaitu SD dan SMP di kabupaten Bone relatif rendah bila dibandingkan dengan capaian provinsi maupun nasional. Gambaran capaian APK dan APM pendidikan dasar selama kurun waktu 2008 – 2012 terlihat dari tabel berikut: Tabel 2.29 APK dan APM Jenjang Pendidikan SD/MI//Paket A dan SMP/MTs/Paket B Kabupaten Bone tahun 2008 – 2012 No 1
2
Uraian SD/MI (%) APK (%) APM (%) SMP/MTs APK (%) APM (%)
2008
2009
Tahun 2010
115,06 98,79
115,11 97,68
115,16 97,77
110,75 98,09
107,29 99,21
86,86 67,94
92,51 68,37
92,19 76,08
91,97 76,25
89,83 80,12
2011
2012
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone 2012
Tabel di atas menggambarkan bahwa APK dan APM SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B selama kurun waktu 2008 – 2012 mengalami peningkatan. Sebagaimana target capaian APK dan APM jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs yang tercantum dalam Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010 – 2014 capaian APK dan APM SD/MI/Paket A di atas target Renstra Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan APK dan APM jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B Kabupten Bone masih di bawah APK dan APM Nasional. Target APK dan APM jenjang pendidikan SD/MI/Paket A tingkat nasional sebesar 100,00% APK dan 95,53% APM sedangkan untuk SMP/MTs/Paket B sebesar 95% APK dan 90% APM. Data tersebut menggambarkan bahwa di Kabupaten Bone tingkat partisipasi penduduk usia sekolah SMP relatif rendah. Masih banyak penduduk usia sekolah SMP/MTs yaitu 13 – 15 tahun tidak dapat menikmati pendidikan di SMP.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 37
Angka melanjutkan ke jenjang pendidikan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Angka Melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP dan SMA selama kurun waktu 2008 – 2012 terihat pada tabel berikut:
No 1 2
Tabel 2.30 Angka Melanjutkan Ke SMP/MTs dan ke SMA/SMK Di Kabupaten Bone tahun 2008 – 2011 Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Angka Melenjutkan (AM) dari 82,36 91,11 90,01 92,79 93,6 SD/MI ke SMP/MTs (%) Angka Melanjutkan (AM) dari 80,41 85,85 89,75 91,42 92,2 SMP/MTs ke SMA/SMK/MA (%)
Sumber Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, Tahun 2012
Tabel diatas menggambarkan lulusan SD yang melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP selama kurun waktu 2008 – 2012 fluktuatif, namun apabila dibandingkan dengan tahun 2008 cenderung meningkat. Pada tahun 2012 jumlah lulusan SD/MI yang melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP/MTs sebesar 93,6%. Hal ini berarti pada tahun 2012 lulusan SD/MI yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs sebesar 6,4%. Angka melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA/SMK/MA lebih rendah dibandingkan angka melanjutkan ke SMP/MTs. Pada tahun 2012 angka melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA/SMK/MA sebesar 92,2%. Dengan demikian banyak lulusan SMP/MTs di Kabupaten Bone yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebesar 7,8%. Angka Putus sekolah pada pendidikan dasar relatif cukup tinggi. Target yang ditetapkan dalam Renstra kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan angka putus sekolah untuk Pendidikan Dasar ditargetkan sebesar 0,12% untuk SD/MI dan 0,22 untuk SMP/MTs. Di Kabupaten Bone Angka Putus sekolah untuk jenjang pendidikan dasar pada tahun 2012 mencapai 0,13% untuk SD/MI. Dengan demikian angka putus sekolah di Kabupaten Bone termasuk kategori rendah pada jenjang pendidikan SD/MI. Perkembangan APS jenjang pendidikan Dasar selama kurun waktu 2008 – 2012 terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.31 Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Bone Tahun 2008 - 2012 No INDIKATOR 2008 2009 2010 2011 2012 1 Angka Putus Sekolah (APS) 0,59 0,32 0,21 0,17 0,13 SD/MI (%) 2 Angka Putus Sekolah (APS) 1,54 0,69 0,44 0,37 0,18 SMP/MTs (%) Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Tahun 2012
c.) Pendidikan Menengah APK dan APM Pendidikan menengah yaitu SMA/SMK/MA di kabupaten Bone relatif rendah. Gambaran capaian APK dan APM pendidikan dasar selama kurun waktu 2008 – 2012 terlihat dari tabel berikut:
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 38
Tabel 2.32 APK dan APM Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C Kabupten Bone tahun 2008 – 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 52,71 56,74 58,84 60,97 63,54 35,83 43,52 46,52 53,32 54,21
NO. Uraian 1. APK 2. APM
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Tahun 2012
Tabel di atas menggambarkan bahwa APK dan APM SMA/SMK/MA/Paket C selama kurun waktu 2008 – 2012 mengalami peningkatan. Capaian APK dan APM SMA/SMK/MA/Paket C di Kabupten Bone masih di bawah APK dan APM Nasional. Target APK dan APM jenjang pendidikan SMA/SMK/MA/paket C tingkat nasional sebesar 85% APK dan 80% APM. Data tersebut menggambarkan bahwa di Kabupaten Bone tingkat partisipasi penduduk usia 16 – 18 relatif rendah. Masih banyak penduduk usia sekolah SMA yang tidak menempuh pendidikan di SMA. Angka Putus sekolah pada pendidikan menengah relatif cukup tinggi. Target yang ditetapkan dalam Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar kurang dari 1%, Di Kabupaten Bone Angka Putus sekolah untuk jenjang pendidikan menengah pada tahun 2012 mencapai 0,04%. Dengan demikian angka putus sekolah di Kabupaten Bone termasuk kategori sangat baik. Perkembangan APS jenjang pendidikan menengah selama kurun waktu 2008 – 2012 terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.33 Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C Kabupten Bone tahun 2008 – 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
APS 0,09% 0,71% 0,53% 0,22% 0,04%
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, 2012
c
Kualitas Pelayanan Pendidikan Kualitas pelayanan pendidikan akan tercapai apabila satuan pendidikan memenuhi standar sebagaimana yang ditetapkan dalam PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Delapan standar tersebut merupakan bench mark agar sebuah satuan pendidikan dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Upaya pemerintah untuk mendorong satuan pendidikan memenuhi standar tersebut sudah sejak lama dilakukan namun belum memperoleh hasil yang maksimal. Pelayanan pendidikan yang berkualitas menjadi harapan masyarakat selain juga harus dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan diukur melalui beberapa indikator
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 39
yaitu angka kelulusan, rasio guru terhadap murid dan kualitas. Gambaran kualitas pelayanan pendidikan di Kabupaten Bone terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.34 Capaian Indikator Kualitas Pelayanan Pendidikan Kabupaten Bone Tahun 2008 - 2012 No Indikator SD/MI 1 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%) 2 Guru yang telah bersertifikasi (%) 3 Kepala Sekolah berkulifikasi S-1 4 Kepala Sekolah nyang memiliki sertifikasi Pendidik SMP/MTs 1 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV/S2 (%) 2 Guru yang telah bersertifikasi (%) 3 Kepala Sekolah berkulifikasi S-1 4 Kepala Sekolah nyang memiliki sertifikasi Pendidik SMA/SMK 1 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV (%) 2 Guru yang telah bersertifikasi (%) 3 Kepala Sekolah berkulifikasi S-1 4 Kepala Sekolah nyang memiliki sertifikasi Pendidik
2008
2009
2010
2011
2012
28,27
38,25
50,92
53,36
51,14
17,33
27,56
29,91
42,73
62,72
72,23 65,2
75,53 68,21
78,26 69,78
81,13 70,23
82,13 71,6
84,59
84,36
95,86
95,01
96,11
36,43
57,36
60,34
63,28
64,45
100 23,48
100 56,78
100 63,94
100 71,43
100 94,56
50,76
67,01
79,51
89,01
92,42
40,61
49,08
50,01
55,20
57,94
100 86,49
100 86,49
100 93,47
100 93,47
100 93,47
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, Tahun 2012
2. Kesehatan Indikator utama pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH), menurunnya angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu melahirkan (AKI), dan presentase gizi buruk balita. UHH di Kabupaten Bone pada tahun 2011 sebesar 70 tahun meningkat dari tahun 2010 sebesar 69,73 tahun, tahun 2009 sebesar 69,4 tahun dan tahun 2008 = 69,0 tahun, sedangkan AKB di Kabupaten Bone cenderung mengalami penurunan dari tahun 2008 – 2012. Pada tahun 2008 AKB sebesar 3,46 per 1.000 kelahiran hidup menurun pada tahun 2012 menjadi 3,23 per 1.000 kelahiran hidup.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 40
Gambar 2.13 Analisis Relevansi Angka Kematian Bayi Kabupaten Bone tahun 2008 – 2011
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kab. Bone
Gambar 2.14 Analisis relevansi Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Bone tahun 2008 - 2011
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kab. Bone
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 41
Grafik 2.15 Perkembangan AKB per 1.000 kelahiran hidup tahun 2008 – 2012
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kab. Bone
Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2008 – 2012 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 AKI Kabupaten Bone sebesar 24,2 per 100.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun 2012 menjadi 29,32 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya kasus kematian ibu melahirkan disebabkan oleh terlambatnya penanganan pada ibu hamil yang mengalami komplikasi (jantung, hipertensi dan DM). Gambar 2.16 Analisis Relevansi Angka Kematian Ibu Melahirkan Kabupaten Bone tahun 2008 - 2011
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kab. Bone
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 42
Grafik 2.17 Perkembangan AKI per 100.000 kelahiran hidup Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kab. Bone
Persentasi gizi buruk balita di Kabupaten Bone mengalami penurunan dari tahun 2010 – 2012. Pada tahun 2010 persentase gizi buruk balita pada tahun 2010 sebesar 0,58% menurun pada tahun 2012 menjadi 0,05%, sedangkan gizi kurang pada tahun 2010 sebesar 5,05% menurun menjadi 0,15%. Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian indikator SPM Bidang Kesehatan (Permenkes 741 tahun 2008), sebagian besar target telah tercapai pada tahun 2012. Terdapat 3 capaian yang belum tercapai yaitu cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani, cakupan neo-natal dengan komplikasi yang ditangani, cakupan kunjungan balita, cakupan Desa dengan UCI (Universal Child Immunization), cakupan penemuan AFP rate per 10.000 penduduk< 15 tahun, dan cakupan penemuan pasien baru TB BTA posistif. Tabel 2.35 Kinerja Pencapaian Standar Pelayanan Dinas Kesehatan Tahun 2008 -2012 NO 1 2 3
4 5
Indikator SPM Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani
2008 92,27
2009 94,23
Tahun 2010 98,78
51,96
15,3
51,3
71,74
61,28
75,65
76,63
88,17
90,29
93,43
75,65
78,63
88,17
90,29
93,43
48,34
69,97
11,4
71,57
62,69
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
2011 99,96
2012 98,01
| II - 43
NO 6 7 8 9
10 11 12 13
14 15 16
17
18
Indikator SPM Cakupan kunjungan bayi Cakupan desa/kelurahan dengan UCI (Universal Child Immunization) Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan sederajat Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. AFP rate per 10.000 penduduk< 15 tahun b. Penemuan penderita Pneumonia balita c. Penemuan pasien baru TB BTA posistif d. Penderita DBD yang ditangani e. Penemuan penderita Diare Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab./Kota Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi< 24 jam Cakupan Desa Siaga Aktif
2008 80,91 89,52
2009 85,27 89,79
Tahun 2010 94,94 88,17
46,43
47,01
19,07
2011 86,05 89,78
2012 96,83 89,79
49,65
55,92
0
0
100
0
0
100
100
100
100
100
8,07
40,27
78,63
16,26
95,01
66,04
72,2
54,39
85,78
63,47
0,93
1,39
0,93
2,31
1,39
100
100
2,83
7,89
0
30,61
30,54
43,4
56,87
49,12
100
100
0,11
100
100
26,43
10,41
0,54
100
89,78
0
66,52
52,59
26,90
4,58
0
1,30
0,78
0,09
100
0
95,12
100
30,59
0
100
100
100
100
100
7,53
0
59,14
67,74
100
Sumber : Data Olahan Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, 2013
Upaya pendukung peningkatan kinerja pelayanan kesehatan adalah upaya Pembinaan Kesehatan Lingkungan pada kegiatan Pemeriksaan Tempat-Tempat Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 44
Umum (TTU), Penyediaan air bersih dan penggunaan Jamban Keluarga. TTU yang diperiksa di Kabupaten Bone relatif meningkat setiap tahunnya, sedangkan pemeriksaaan pada sarana air bersih relatif kecil, dari tahun 2008 – 2012 sebanyak 40,97%-58,53%. Penggunaan Jamban Keluarga (Jaga) masyarakat Bone mengalami peningkatan namun kondisinya masih dibawah target Indikator Indonesia Sehat. Penggunaan Jaga pada tahun 2012 hanya 48,70% dengan target 65%. Grafik 2.18 Perkembangan Sarana Sanitasi Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
Sumber : Data Olahan Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, 2013
Sumber daya Kesehatan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ketersediaan sumber daya kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Sumber daya kesehatan yang diperlukan didalam pembangunan kesehatan antara lain tenaga,dana, sarana dan prsarana serta teknologi. Sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan yang termasuk tenaga kesehatan adalah tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. Tenaga keperawatan meliputi tenaga perawat dan bidan. Tenaga kefamasian meliputi apoteker, analis farmasi, asisten apoteker. Tenaga Kesehatan Masyarakat meliputi epidemologi kesehatan, entomologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan, administrasi keseahtan serta tenaga saitasi. Tenaga Gizi meliputi tenaga nutrisionis, dan dietisien. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterafis, okuterapis, dan terapi wicara. Tenaga keteknisan medis meliputi radiografis, radioterapis, teknisi gigi, teknis elektromedis, analisis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknis transfusi dan perekam medis serta tenaga non kesehatan. Berikut ini sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kabupaten Bone yang tersebar di Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit serta sarana kesehatan yang lain:
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 45
Tabel 2.36 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Kabupaten Bone Tahun 2012
No
1 2 3 4
Tenaga Kesehatan
Medis Perawat Dan Bidan Kefarmasian Kesehatan Masyarakat
PUSKESMAS (Termasuk Pustu, Polindes & Balai Kesehatan Gigi)
Institusi Diklat/ Diknakes
Rumah Sakit
Sarana Kesehatan Lain
Dinas Kesehatan
45
29
0
0
3
335
139
0
0
2
9
15
0
0
8
97
3
0
0
41
5
Sanitarian
10
0
0
0
5
6
Ahli Gizi
25
9
0
0
5
7
Keteknisan Gizi
0
0
0
0
0
521
195
0
0
64
T O T AL
Sumber : Sub Bagian Umum dan Perencanaan (Dinkes Bone)
1. Tenaga Medis Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1966 tentang Tenaga Kesehatan. Total tenaga medis pada tahun 2012 adalah sebesar 780 orang dengan rincian , dokter spesialis sebanyak 13 orang, dokter umum sebanyak 47 orang dan dokter gigi sebanyak 21 orang. Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga medis, Kabupaten Bone masih memerlukan tenaga medis cukup banyak. Dokter Spesialis berdasarkan perhitungan dibutuhkan sejumlah 30 dokter spesialis untuk jumlah penduduk 724.905 jiwa, sedangkan dokter umum yang dibutuhkan adalah 243 dokter umum dan kebutuhan dokter gigi sebanyak 59 orang. Tabel 2.37 Persebaran Tenaga Medis Menurut Unit Kerja Kabupaten Bone Tahun 2012
No
Jenis Tenaga
1 2 3
Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi T O T AL
Unit Kerja Rumah Sakit
Balai Kesehatan Gigi
0 30 15
12 15 2
0 0 4
1 2 0
45
29
4
3
Puskesmas
DINKES
Sumber : Sub Bag Umum dan Perencanaan (Dinkes Bone)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 46
2. Tenaga Keperawatan Tenaga Keperawatan terdiri dari tenaga perawat dan bidan. Total tenaga keperawatan adalah 255 orang dan jumlah tenaga perawat yang berada di Puskesmas sebanyak 140 orang, Rumah Sakit sebanyak 114 orang,dan di Dinas Kesehatan sebanyak 1 orang. Tenaga Bidan yang bertugas di Puskesmas sebanyak 195 orang, di Rumah Sakit sebanyak 25 orang dan Dinas Kesehatan sebanyak 1 orang. Tenaga Bidan ini memiliki status sebagai PNS, dalam rangka memenuhi kebutuhan bidan, kebijakan yang dilakukan Dinas Kesehatan adalah menempatkan bidan baru sebagai tenaga honorer. Pada tahun 2012 jumlah bidan honorer sebanyak 177 bidan sehingga seluruh Desa (372 desa) telah terisi bidan. Bidan yang telah mendapat pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal) sebanyak 77 bidan. Tabel 2.38 Persebaran Tenaga Keperawatan Menurut Unit Kerja Dikabupaten Bone Tahun 2012 Unit Kerja No
Jenis Tenaga
Puskesmas
Rumah Sakit
Balai Kesehatan Gigi
Dinkes
1
Bidan
195
25
0
1
2
Perawat
140
114
0
2
T O T AL
335
139
0
3
Sumber : Sub bag Umum dan Perencanaan (Dinkes Bone)
Jumlah UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Puskesmas di Kabupaten Bone sampai dengan tahun 2013 adalah 15 UPTD Puskesmas Perawatan dan 23 UPTD Puskesmas non Perawatan. Kondisi Puskesmas yang rusak berat sebanyak 6 unit, rusak ringan 17 unit dan kondisi baik sebanyak 15 unit. Jumlah tempat tidur di puskesmas perawatan sebanyak 150 unit. Jumlah puskesmas PONED ( Pelayanan Obstetrik Neonatus Emergency Dasar) sebanyak 4 unit. Puskesmas Pembantu di Kabupaten Bone sebanyak 75 unit dengan kondisi baik sebanyak 17 unit, rusak ringan 35 unit dan rusak berat 23 unit. Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Bone sampai dengan tahun 2013 yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Bone adalah sesuai tabel berikut : Tabel 2.39 Jumlah Pelayanan Sarana Kesehatan Di Kabupaten Bone Tahun 2013 No 1 2 3 4 5
Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Bersalin Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Keliling
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Pemilikan/Pengelolaan Pemerintah Swasta Jumlah Kab 2 0 2 0 1 1 15 0 15 23 0 23 3 0 3 | II - 47
No
Fasilitas Kesehatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Puskesmas Pembantu (Pustu) Rumah Bersalin Balai Pengobatan/Klinik Praktik Dokter Bersama Posyandu Apotek Toko Obat Gudang Farmasi Kesehatan Industri Obat Tradiosional Industri Kecil Obat Tradiosional
Pemilikan/Pengelolaan Pemerintah Swasta Jumlah Kab 75 0 75 0 1 1 0 8 8 938 0 938 2 42 44 0 22 22 1 0 1 -
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bone
3. Pekerjaan Umum Kondisi jalan dan jembatan di Kabupaten Bone selama 5 tahun terakhir mengalami perkembangan yang baik. Kondisi jalan rusak berat masih tinggi, dimana tahun 2012 kondisi jalan rusak berat sepanjang 799,917 km. Sementara untuk kondisi jembatan di Kabupaten Bone tahun 2012 sepanjang 1050,2 m dalam kondisi baik, 20,5 m dalam kodisi sedang, 108 m dalam kondisi rusak ringan dan sepanjang 288,7 m dalam kondisi rusak berat. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat padaa tabel sebagai berikut : Tabel 2.40 Kondisi Jalan dan Jembatan No. a.
B
Uraian Kondisi Jalan (km) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Kondisi Jembatan (m) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat
2008
2009
2010
2011
2012
619.200 492.380 558.970 833.290
794.460 356.115 523.590 829.675
969.720 219.850 488.210 826.060
811.420 215.050 492.780 925.350
813,869 219,047 479,950 799,917
1.039,2 20,5 108 299,7
1.039,2 20,5 108 299,7
1.050,2 20,5 108 288,7
1.050,2 20,5 108 288,7
1.050,2 20,5 108 288,7
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan SDA Kab Bone, 2012
Berdasarkan Data Dasar Prasarana Jalan Kabupaten (DD-1) Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air Kabupaten Bone Tahun 2013 masih ada sekitar 39,70 % panjang ruas jalan kabupaten dalam kondisi rusak berat dan 20,81 % kondisi rusak ringan. Hal ini akan menjadi perhatian pemerintah daerah agar mampu menuntaskan persoalan fisik dan prasarana yang menjadi salah satu kendala pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 48
1. Kondisi Jaringan Irigasi Kondisi jaringan irigasi di Kabupaten Bone selama 5 tahun terakhir mengalami perkembangan yang fluktuaktif. Perkembangan Selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.41 Kondisi Jaringan Irigasi No. Uraian 2008 2009 2010 1. Baik 73,00 5.679,58 71,00 2. Sedang 19.863,00 14.253,70 19.865,00 3. Rusak Ringan 124,00 126,74 124,00
2011 3.295,00 16.592,00 173,00
2012 16.691,00 3.206,00 163,00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan SDA Kab Bone, 2012
2. Kondisi Alat-Alat Kebinamargaan Kondisi Alat-alat berat kebinamargaan di Kabupaten Bone, masih jauh dari kebutuhan. Selama 5 tahun terakhir mengalami perkembangan yang fluktuaktif. Perkembangan Selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 2.42 Kondisi Alat-Alat Kebinamargaan Uraian 2008 2009 2010 Baik 11 9 9 Rusak Ringan 2 3 2 Rusak Berat 3 4 5 Rusak Sama Sekali 1 4 5
2011 7 5 5 8
2012 4 8 5 10
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan SDA Kab Bone, 2012
4. Perumahan Rakyat Rasio rumah tangga pengguna air bersih tahun 2012 sebesar 76,80%, kondisi ini menunjukan masih ada 23,2% masyarakat Kabupaten Bone yang belum mengakses air bersih. Sementara itu untuk rumah tangga yang memiliki sanitasi masih sangat rendah, dimana tahun 2012 prosentase rumah tangga bersanitasi baru mencapai 54,40%. Untuk kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Bone masih cukup besar dimana tahun 2012 prosentase luas kawasan permukiman kumuh mencapai 18,68%. Sedangkan cakupan rumah tidak layak huni tahun 2012 sebesar 28,84%. Perkembangan kondisi perumahan di Kabupaten Boner selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini : Tabel 2.43 Capaian Indikator Kinerja Perumahan Tahun 2008-2012 NO
Indikator Kinerja
Capaian Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
1.
Rasio Rumah tangga pengguna air bersih 33,70 41,85
51,37 60,17
76,80
2.
Prosentase Rumah tangga ber-Sanitasi
39,84 49,76
51,13 52,64
54,40
3.
Prosentase jalan setapak/lingkungan yang layak
40,70 42,85
50,75 53,70
59
4.
Prosentase Luas kawasan kumuh
14,90 15,17
16,80 17,10
18,68
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 49
NO
Indikator Kinerja
Capaian Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
5.
Cakupan rumah tidak layak huni (%)
19,97 22,15
25,80 26,18
28,84
6.
Jumlah septik tank komunal (%)
39,88 47,45
49,30 50,75
55
Sumber : Dinas Tarkim Kabupaten Bone, Tahun 2012
5. Tata Ruang Penataan ruang pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengatur ruang agar aktivitas kehidupan manusia dan lingkungan alam di sekitarnya berkembang secara harmonis dan lestari. Di sini terdapat dua hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian secara serius, yaitu: Pertama, adanya tiga unsur penting dalam penataan ruang, yaitu: manusia beserta aktivitasnya, lingkungan alam sebagai tempat, dan pemanfaatan ruang oleh manusia di lingkungan alam tersebut. Kedua, proses pemanfaatan ruang haruslah bersifat terbuka, berkeadilan, memiliki perlindungan hukum dan mampu memenuhi kepentingan semua pihak (petaruh/stakeholder) secara terpadu dan berdayaguna serta serasi. Terkait dengan penataan ruang, Kabupaten Bone telah menyusun Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Bone Tahun 2012–2032. Dalam Perda tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Bone adalah mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan di dukung masyarakat melalui pengembangan pertanian, perikanan dan kelautan berbasis konservasi dan mitigasi bencana. Dalam Perda tersebut dikemukakan bahwa kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah dilakukan melalui: (1) kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang, (2) kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang; dan (3) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis. Terkait dengan berbagai aktivitas pembangunan di Kabupaten Bone, ada beberapa aspek penataan ruang yang perlu mendapatkan perhatian pada masa mendatang, yaitu kawasan lindung, kawasan ruang terbuka hijau, kawasan rawan bencana alam, kawasan budidaya, kawasan pariwisata. Pengaturan tersebut perlu dilakukan untuk mengendalikan kebutuhan masing-masing kawasan agar tetap sinkron dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat. Secara rinci kinerja urusan Penataan Ruang di Kabupaten Bone tahun 20082012 tergambarkan pada tabel berikut: Tabel 2.44 Kondisi Capaian kinerja Tata Ruang NO
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
Capaian Tahun Target SPM 2008 2009 2010 2011 2012
1
Jumlah peraturan perizinan pemanfaatan ruang (%)
100
100
100
100
100
100
2
Peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang (%)
100
100
100
100
100
100
Kecamatan (%)
100
11 14,82 18,52 18,54 29,63
3
Tersedianya Informasi Penataan Ruang (peta analog dan digital)
Kelurahan (%)
90
58,34 58,34 58,34 58,34 58,34
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 50
NO
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
Capaian Tahun Target SPM 2008 2009 2010 2011 2012
4
luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik (%)
25
11
11
11
11
11
5
Rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan (%)
100
95
95
96
97
98
6
Rata-rata alih fungsi lahan di perkotaan (%)
0
1,1
2,1
3,7
4,2
5,8
Sumber : Dinas Tarkim Kabupaten Bone, Tahun 2012
6. Perencanaan Penyelarasan dokumen perencanaan pembangunan secara nasional yaitu RPJM Nasional 2010–2014, RPJM Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara 20132018 dengan RPJM Daerah Kabupaten Bone untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan UndangUndang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu semakin dimantapkan. Penyusunan RPJMD Kabupaten Bone mengacu pada penataan ruang sebagaimana Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Bone. Penyusunan dokumen perencanaan perlu pula memperhatikan pengarusutamaan dalam perencanaan pembangunan daerah, yaitu: (1) tata pemerintahan yang amanah (good governance); (2) peningkatan pencapaian standar pelaksanaan minimal (SPM) meliputi 15 urusan wajib yang targetnya harus disusun oleh pemerintah Kabupaten Bone; (3) perencanaan dan penganggaran yang pro-poor dan penganggaran responsif gender, serta (4) kelestarian lingkungan dan pengurangan resiko bencana. Amanat Selain itu, perlu diperhatikan kebijakan dan arahan Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Nasional Berkeadilan, mengamanatkan bahwa pemerintah daerah memberikan sumbangan dalam rangka pencapaian Pendidikan Untuk Semua (PUS), Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDG`s) pada tahun 2015 dan RAD Pangan dan Gizi maka Kabupaten Bone harus memberikan konstribusi dalam pencapaian target-target tersebut. Gambaran kondisi pelaksanaan dan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang telah disusun, antara lain sebagai berikut : Tabel 2.45 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Bone No 1
Indikator Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan daerah 1)RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda 2)RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda
2008
2009
2010
2011
2012
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 51
No
2
3
4
Indikator 3)RKPD yang telah ditetapkan dengan Perbup Jumlah dokumen perencanaan pembangunan ekonomi Jumlah dokumen perencanaan pembangunan sosial budaya Jumlah dokumen perencanan bidang infrastruktur
2008 1
2009 1
2010 1
2011 1
2012 1
-
-
-
-
1
3
3
-
-
2
1
1
1
1
2
Sumber : Bappeda dan Statistik Kabupaten Bone, Tahun 2013
Sejalan dengan kebijakan peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah, pada tahun-tahun mendatang banyak dokumen perencanaan pembangunan kepada Pemerintah Daerah di berbagai bidang pembangunan, baik bidang ekonomi, sosial budaya dan sarana - prasarana wilayah, sumberdaya alam dan lingkungan perlu diwujudkan. 7. Perhubungan 1. Perhubungan Darat a. Kondisi Pelayanan Angkutan Jalan Jumlah penumpang angkutan umum di Kabupaten Bone mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Tahun 2008 jumlah penumpang angkutan umum sebanyak 30.333 orang meningkat menjadi 140.317 orang tahun 2012. Tabel 2.46 Kondisi Pelayanan Angkutan Darat Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Arus Penumpangan 30.333 53.832 65.826 151.819 140.317 Angkutan Umum Rasio ijin trayek 997 1.011 1.098 1.132 1.158 Jumlah uji kir 1.598 1.687 1.692 2.189 2.280 angkutan umum Kepemilikan KIR 1.618 1.722 1.781 2.199 2.291 angkutan umum Lama pengujian KIR 6 Bulan 6 Bulan 6 Bulan 6 Bulan 6 Bulan (Kelayakan Angkutan Umum) Biaya pengujian kelayakan angkutan Rp.50.000 Rp.50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 umum Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bone, Tahun 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 52
b. Kondisi Pelayanan Angkutan Sarana dan Prasarana Angkutan Darat Kondisi pajang jalan yang memliki trotoar di Kabupaten Bone tahun 2012 telah mencukupi dimana antara kebutuhan trotoar dengan trotoar yang dibangun lebih besar trotoar yang terbangun. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.47 Panjang Jalan yang Memiliki Trotoar, Lebar Rata-Rata Trotoar, serta Panjang Jalan yang masih perlu Dibangun Trotoar Tahun 2012 No Status Dibutuhkan Terbangun Lebar (Km) (Km) rata-rata (m) 1 Jalan Nasional 3 5,0 1 2 Jalan Propinsi 3 5,0 2 3 Jalan Kabupaten/Kota 5 7,5 1 Jumlah rata-rata 11 18,0 4 Sumber : Dinas PU dan SDA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Sementara itu untuk kondisi jumlah apil, juga menunjukan kondisi yang dibaik dimana anatara kebutuhan apil dengan apil yang terpasang lebih bersar yang terpasang dan semuanya dalam kondisi berfungsi dengan baik. Selengkapnya dpat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.48 Data Jumlah Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas yang dibutuhkan, terpasang dan kondisinya Tahun 2012 Kondisi (buah) Dibutuhkan Terpasang No Jenis lokasi Tidak (buah) (buah) Berfungsi Berfungsi 1 2 3 4
Simpang 4/lebih Simpang 3 Penyeberangan Jalan Ruas jalan (Lampu Kuning/ Warning Light Jumlah
5 3
6 3
6 3
0 0
3
-
-
-
1 12
5 14
5 14
-
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bone, Tahun 2013
Untuk kebutuhan marka jalan dalam Kota yang masih belum terpenuhi adalah jalan kabupaten/kota dimana dari 25 km yang diperluakan baru dilengkapi sepanjang 10 km. Meskipun demikian secara keseluruhan kondisi marka dalam keadaan baik dan jelas. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pata tabel berikut :
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 53
Tabel 2.49 Data Fasilitas Perlengkapan Jalan Dalam Kota Watampone ( Marka Jalan ) Tahun 2012 Kondisi Sudah Dibutuhkan Status dilengkapi Baik/Jelas Sedang Pudar (km) (km) (%) (%) (%)
No 1 2 3
Jalan Nasional Jalan Propinsi Jalan Kabupaten/Kota
Jumlah
13,12 10,60 25,00
13,12 12,00 10,00
50 90 5
25 20 5
25 10 0
48,72
35,12
145,00
50,00
35,00
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bone, Tahun 2013
Kebutuhan fasilitas lampu penerangan jalan yang selama ini masih kurang berada pada jalan nasional dan provinsi dimana untuk jalan nasional dibutuhkan 500 titik lampu, namun kondisi lampu yang terpasang baru 340 titik. Untuk jalan provinsi dari kebutuhan 400 titik lampu baru terpasang 298 titi. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.50 Data Fasilitas Perlengkapan Jalan Dalam Kota Lampu penerangan jalan No 1 2 3
Status Jalan Nasional Jalan Propinsi Jalan Kabupaten/Kota Jumlah
Dibutuhkan (titik lampu)
Terpasang (titik lampu)
Berfungsi (titik lampu)
500 400 1.500 2.400
340 298 858 1.496
340 298 858 1.496
Sumber : Dinas PU dan SDA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Kondisi rambu-rambu lalu lintas di Kabupaten Bone tahun 2012 menunjukan kondisi yang kurang baik dimana anata kebutuhan rambu dengan rambu yang terpasang masih terjadi gap yang cukup besar. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.51 Data Fasilitas Perlengkapan Jalan dalam Kota (Perambuan) Yang dibutuhkan dan terpasang No 1 2 3
Status Jalan Nasional Jalan Propinsi Jalan Kabupaten/Kota Jumlah
Dibutuhkan
Terpasang
125 175 300 600
100 150 250 500
Kondisi Baik Rusak 65 35 125 25 230 20 420 80
Sumber : Dinas PU dan SDA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 54
Terminal penumpang merupakan prasarana untuk keperluan menurunkan dan rnenaikkan penumpang, pemindahan intra dan atau moda tranportasi serta untuk rnengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan penumpang. Kabupaten Bone memilki 1 terminal panumpang yaitu terminal Petta PonggawaE dengan type A, dan Jumlah Terminal Pembantu sebanyak 3 unit. Sementara itu untuk fasilitas terminal tipe A dapat lihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.52 Data Fasilitas Terminal Petta Ponggawae
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Fasilitas Pelataran kedatangan bus Pelataran parkir bus Kantor Terminal Ruang tunggu penumpang WC/toilet Pelataran parkir pengunjung Jalan lingkungan Papan pengumuman Daftar/papan tarif pertrayek Daftar/papan petunjuk jurusan Pelataran keberangkatan bus Pelataran tunggu penumpang Menara Pengawas Kafetaria Mushola Ruang perwakilan agen Taman/penghijauan
Keberadaan Tidak Ada ada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kondisi Tidak Baik baik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bone, Tahun 2013
Penyelenggaraan angkutan umum jalan raya di Kabupaten Bone dapat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu: • Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), • Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), • Angkutan Lokal yang berupa Angkutan Kota (ANGKOT) • Angkutan Pedesaan ( ANGDES) c. Kondisi Pelayanan Pengujian Kendaran Bermotor Kabupaten Bone memiliki 1unit pengujian kendaraan bermotor, yang memiliki populasi kendaraan wajib uji sebanyak 1.571 kendaraan wajib uji. 2. Angkutan Laut Angkutan Laut (Kapal) salah satu sarana Transportasi masyarakat antar pulau untuk memperlancar perekonomian masyarakat dengan menggunakan kapal laut. Dalam rangka pergerakan Angkutan Laut untuk dapat menunjang mendorong pertumbuhan perdagangan lokal antar pulau maupun antar Negara dengan ditunjang pelabuhan laut yang ada sehingga dapat digunakan untuk melayani kegiatan Angkutan Laut atau penyeberangan yang terletak di laut atau di sungai.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 55
Salah satu penunjang angkutan laut tentunya pelabuhan utnuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal dan barang serta perpindahan antar moda transportasi, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi PAD kepada Pemerintah Daerah. Adapun gambaran singkat Pelabuhan yang ada di Kabupaten Bone diantaranya: 1. Pelabuhan penyeberangan ASDP dikelolah oleh Pusat (PT.ASDP) terletak di Kelurahan Bajoe Kec. Tanete Riattang Timur Kab. Bone 2. Pelabuhan Pattiro Bajo (PR) dikelolah oleh Pusat (Dirjen Hubla) terletak di Desa Pattiro Sompe Kec. Sibulue Kab. Bone 3. Pelabuhan Uloe (PL) dikelolah oleh Pusat (Dirjen Hubla) terletak di Desa Uloe Kec. Dua Boccoe Kab. Bone 4. Pelabuhan Tuju-Tuju (PR) dikelolah oleh Pusat (Dirjen Hubla) terletak di Desa Tarasu Kec. Kajuara Kab. Bone 5. Pelabuhan Kading (PL) dikelolah oleh Pemerintah Daerah Dinas Perhubungan Kabupaten Bone terletak di Desa Kading Kec. Barebbo Kab. Bone 6. Pelabuhan Waetuo masih alami Tradisionil) terletak di Kelurahan Waetuo Kec. Tanete Riattang Timur Kab. Bone 7. Pelabuhan Cenrana masih alarni (Tradisionil) terletak di Kelurahan Cenrana Kec. Cenrana Kab. Bone 8. Pelabuhan Lapongkong masih alami (Tradisionil) terletak di Desa Malimongeng Kec. Salomekko Kab. Bone 9. Pelabuhan Pallime masih alami (Tradisionil) terletak di Desa Pallime Kec. Cenrana Kab. Bone 3. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan - Sungai : Sungai walannae Cenrana mengalir dari danau Tempe ke arah timur menuju muara di Teluk Bone panjang + 69 km, lebar sungai rata - rata 40 - 50 meter Pelabuhan penyeberangan Bajoe yang dikelola oleh PT. ASDP mengoperasikan 9 Kapal Roro yaitu : 1. KR. Merak (Pemilik Kapal PT. ASDP) 2. KR. Tuna (Pemilik Kapal PT. ASDP) 3. KR. Kota Bumi (Pemilik kapal PT. Jemla Ferry) 4. KR. Mishima (Pemilik kapal PT. Jemla Ferry) 5. KR. Muchlisa (Pemilik kapal PT. Bukaka Lintas Tama) 6. KR. Poncan Moale (Pemilik kapal PT. ASDP) 7. KR. Marina Terteira (Pemilik kapal PT. Jembatan Madura) 8. KR. Reny II (Pemilik kapal PT. Jembatan Madura) 9. KR. Kota Muna (Pemilik kapal PT. Juli Rahayu) Kepadatan angkutan perbulan : - Pejalan kaki 10.259 orang - Diatas kendaraan 17.659 orang Jumlah 27.918 orang - Kendaraan roda 2 : 1.324 buah - Kendaraan roda 4 : 4.116 buah 4. Angkutan Udara Transportasi Udara yang cepat,aman dan nyaman sangat dibutuhkan masyarakat kabupaten Bone. Kabupaten Bone telah memiliki jaringan transportasi darat dan laut. Peran dan kedudukannya sebagai pusat perdagangan barang dan jasa sehingga transportasi udara sebagai komplemen Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 56
dari sistim angkutan darat dan laut yang telah berkembang, untuk itu pemerintah Kabupaten Bone membangun Bandar Udara sebagai langkah mengembangkan transportasi udara sesuai dengan tingkat kebutuhan wilayah. Bandar udara sebagai program dalam penyelenggaraan penerbangan sehingga pemerintah kabupaten Bone membangun Bandar Udara mulai tahun 2007 dengan luas lahan ± 60 Ha. Bandara Mappalo Ulaweng Kabupaten Bone mulai beroperasi 18 April 2013. Bandara Mappalo Ulaweng terletak di Desa Mappalo Ulaweng Kecamatan Awangpone. Jarak dari Provinsi ke bandara 183 km, jarak kabupaten ke bandara 10 km, jarak dari Kab/kota kecamatan 2,5 km. luas lahan ± 60 Ha. Pembangunan disisi udara antara lain landasan pacu 900m x 23m, appron 70x80 m, taxiway 99,5 km x 15m. Sisi darat terminal 120m2, bangunan gedung PKP-PK 70m2, jalan akses sementara masuk bandara 300m x 3 m. Lahan parkiran 30 mx 60 m. Saat ini maskapai penerbangan yang baru masuk ke melayani penerbangan di Bandara Mappalo Ulaweng baru Susi Airlines. Rute penerbangan yang dilalui makasar-bone dan Bone-kolaka-kendari Rencana Pembangunan kedepan. Pembangunan landasan pacu 1400 m, pembangunan tower Air Traffic Control 100m2, Pembangunan akeses jalan ke bandara 500m x23 m, Rencana Pembangunan Sarana dan Prasarana, penyedian rambu, kendaraaan oprasial, pembangunan rumah ibadah, pengaspalan akses jalan masuk pembangunan pintu gerbang, pembangunan pagar lokasi bandara, bangunan meteorologi 240 m2, bangunan Kantor 120m2, pembanguan rumah dinas tipe 72 7 unit dan tipe 45 sebanyak 15 unit, tipe 36 sebanyak 27 unit, terminal kargo 200m2, taxi pengemudi 300 m2, kantin karyawan 20 m2, pos penjagaan 100m2, bangunan serbaguna 200m, bangunan operasi 140 m2. 8. Lingkungan Hidup Capaian kinerja Pembangunan Lingkungan Hidup Kabupaten Bone dalam kurun waktu lima tahun (2008-2012) menunjukkan peningkatan, baik dalam pencegahan pencemaran air, tanah maupun udara dan pencegahan kerusakan lingkungan; penghijauan dalam rangka pelestarian sumber-sumber mata air; perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan; pelestarian ekosistem pesisir; pengembangan ruang terbuka hijau; maupun pengelolaan sampah melalui sistem 3R (Reuse, Reduce and Recycle). Cakupan pelayanan pencegahan pencemaran air pada tahun 2012 mencapai 75,00%, masih lebih rendah dari target SPM sebesar 100% pada tahun 2013. Capaian pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup telah mencapai 100% pada tahun 2012, lebih tinggi dari target SPM sebesar 90%. Kondisi serupa juga terjadi pada indikator pemantauan pencemaran status mutu air yang telah mencapai 100%. Sementara itu cakupan penegakan hukum lingkungan baru mencapai 67,00% pada tahun 2012, disebabkan beberapa kasus masih dalam proses hukum. Terkait pelayanan pencegahan pencemaran udara, Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak capaiannya masih rendah, yaitu baru mencapai 22,00% pada tahun 2012, jauh lebih rendah dari target SPM sebesar 100%. Penghijauan dalam rangka pelestarian sumber-sumber mata air capaiannya masih rendah, terlihat dari indikator cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air sebesar 28,00% pada tahun 2012. Terkait perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan, cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL di Kabupaten Bone mencapai sebesar 100%, sedangkan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 57
cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UKL-UPL masih kurang, yaitu baru mencapai sebesar 60,00%. Kinerja pelestarian ekosistem pesisir di Kabupaten Bone terlihat dari luas kerusakan kawasan mangrove yang cukup tinggi, yaitu mencapai sebanyak 745,00 hektar pada tahun 2012. Terkait ketersediaan ruang terbuka hijau, capaian persentase luas Ruang Terbuka Hijau wilayah perkotaan di Kabupaten Bone sebesar 15,00 ha. Sampai dengan tahun 2012 pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa belum diketahui capaiannya, karena belum ada penetapan kawasan produksi biomassa. Terkait pengelolaan sampah, persentase volume sampah perkotaan yang terkelola melalui 3R sebesar 3,00%. Perkembangan kinerja pelayanan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bone dalam kurun waktu lima tahun (2008-2012) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.53 Kinerja Pelayanan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
1
Pelayanan pencegahan pencemaran air (%) 2 Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup (%) 3 Pencemaran status mutu air (%) 4 Penegakan hukum lingkungan (%) 5 Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak (%) 6 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air (%) 7 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL (%) 8 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UKL-UPL (%) 9 Luas kerusakan kawasan mangrove (ha) 10 Persentase luas Ruang Terbuka Hijau wilayah perkotaan (ha) 11 Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa (%) 12 Persentase volume sampah perkotaan yang terkelola melalui 3R (%)
Realisasi Capaian Tahun ke2008 55,00
2009 60,00
2010 56,00
2011 71,00
2012 75,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00 60,00 20,00
100,00 66,67 20,00
100,00 100,00 20,00
100,00 80,00 21,00
100,00 67,00 22,00
4,00
10,00
16,00
22,00
28,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
40,00
45,00
50,00
55,00
60,00
495,00
545,00
595,00
695,00
745,00
3,00
6,00
9,00
12,00
15,00
0
0
0
0
0
0,50
1,00
1,50
2,00
3,00
Sumber : BLHD Kabupaten Bone, Tahun 2013
Terdapat beberapa tantangan atau ancaman yang dihadapi berkaitan dengan pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Bone. Pertama ancaman pencemaran lingkungan akibat peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat, diantaranya oleh aktivitas industri, aktivitas rumah tangga (domestik), dan Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 58
pertanian dengan adanya pemakaian pupuk anorganik dan pestisida. Pembangunan industri menghasilkan limbah cair, gas dan padatan yang dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan air, udara dan tanah. Kedua, degradasi hutan, lahan dan sumber-sumber mata air. Kerusakan lahan di Kabupaten Bone ditandai dengan semakin luasnya lahan-lahan yang tidak produktif atau lahan kritis yang diakibatkan oleh pembukaan lahan pada daerah kemiringan, penambangan bahan galian secara liar (Penambangan Tanpa Ijin/PETI), dan pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Ketiga, degrasi pesisir dan laut yang ditandai oleh adanya kerusakan ekosistem mangrove. Kawasan mangrove di pesisir Teluk Bone Kabupaten Bone sepanjang 138 km, sebagian besar mengalami kerusakan yang parah. Kerusakan tersebut disebabkan oleh konversi hutan mangrove menjadi areal tambak, permukiman/persawahan, dan penggunaan lainnya. Keempat perubahan iklim yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan hidup dan dapat menjadi ancaman terjadinya bencana alam. 9. Pertanahan Pembangunan urusan pertanahan mencakup administrasi pertanahan, penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyelesaian konflik-konflik pertanahan, dan pengembangan sistem informasi pertanahan. Pembangunan pertanahan diarahkan untuk menjamin kepastian hukum akan penggunaan tanah untuk berbagai kepentingan, baik yang bersifat kepentingan pribadi, keperluan usaha, maupun kepentingan umum. Luas lahan bersertifikat di Kabupaten Bone pada tahun 2008-2012 mengalami peningkatan dari sebanyak 75.598 bidang pada tahun 2008, menjadi 81.825 bidang pada tahun 2012. Persentase luas petak lahan yang bersertifikat pada tahun 2008 sebesar 12,08%, tahun 2012 meningkat menjadi 13,07%. Jumlah petak tanah bersertifikat hak milik mengalami peningkatan dari sebanyak 2.057 sertifikat pada tahun 2008, menjadi 3.923 petak pada tahun 2012. Tanah bersertifikat hak pakai juga meningkat dari sebanyak 1 petak pada tahun 2008 menjadi sebanyak 7 petak pada tahun 2012. Sementara itu petak tanah Hak Guna bangunan mengalami penurunan dari sebanyak 40 petak pada tahun 2008 menjadi sebanyak 2 petak. Rincian indikator kinerja terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.54 Indikator Kinerja Urusan Pertanahan Kaupaten Bone No a.
Indikator 2008 2009 Luas lahan bersertifikat 75.598 77.848 (ha/bidang) Persentase luas lahan 12,08 12,44 bersertifikat (%) b. Jumlah petak lahan bersertifikat (petak) Hak milik 2.057 1.373 Hak Pakai 1 3 Hak Guna Bangunan 40 74 c. Penyelesaian kasus tanah 0 0 Negara d. % Penyelesaian izin 0 0 lokasi Sumber: Badan Pertanahan Negara Kabupaten Bone, 2012
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
2010 79.958
2011 80.248
2012 81.825
12,77
12,82
13,07
2.047 6 43 1
2.140 160 8 1
3.923 7 2 2
0
0
0
| II - 59
Jumlah tanah asset pemerintah Kabupaten Bone cukup banyak, namun yang tersretifikasi masih relative sedikit. Gambaran jumlah tanah Pemerintah Kabupaten Bone yang bersertifikai adalah sebagai berikut: Tabel 2.55 Perkembangan Jumlah Asset Pemerintah Kabupaten Bone Yang sudah bersertifikat Tahun 2008 – 2012 No.
Tahun
Jumlah tanah Asset Pemda (persil)
1. 2. 3. 4. 5.
2008 2009 2010 2011 2012
1714 1482 1482 1332 1332
Jumlah tanah Asset Pemda yang bersertifikat (persil) 232 0 150 0 0
Persentase (%) 13,54 0 10,12 0 0
Sumber: Bagian Keagrariaan Setda Kabupaten Bone
10.Kependudukkan dan Catatan Sipil Administrasi kependudukan menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan public dan pembangunan sector lain. Administrasi Kependudukan memiliki peran penting bagi masyarakat dalam rangka mendapatkan pelayanan kebutuhan dasar sebagai warga Negara Indonesia. Cakupan penerbitan Kartu Keluarga di Kabupaten Bone dalam kurun waktu 2008-2012 secara umum memiliki kinerja yang baik. Hal tersebut terlihat dari capaian indikator cakupan penerbitan KK dalam kurun waktu tersebut yang cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2008, cakupan penerbitan KK mencapai 2.316 meningkat menjadi 9.539 pada tahun 2009. Kenaikan juga terjadi pada tahun 2010 dan 2011 yaitu secara berturut-turut naik menjadi 13.171 dan 16.332. Pada tahun 2012, cakupan penerbitan KK menurun menjadi 3.863. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP menurut UU nomor 23 Tahun 2006, adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. KTP berguna sebagai bukti resmi identitas diri sebagai syarat kelengkapan administrasi dalam mengurus berbagai kepentingan dan hak sebagai Warga Negara Indonesia dalam mendapatkan pelayanan dasar. Cakupan penerbitan E-KTP di Kabupaten Bone hingga tahun 2012 mencapai 79,72% dari total penduduk yang terdaftar dalam SIAK Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. sebanyak 20,28% wajib KTP yang tidak mendaftarkan diri dalam perekaman E-KTP merupakan masyarakat yang berada pada daerah pedalaman, dan sebagian lainnya dikarenakan bekerja di luar kota. Cakupan penerbitan Akta Kelahiran di Kabupaten Bone dalam kurun waktu 2008-2012 cenderung mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2008, cakupan penerbitan akta kelahiran adalah sebesar 11.281, meningkat menjadi 13.690 pada tahun 2009 dan 14.061 pada tahun 2010. Kenaikan yang cukup tajam terjadi pada tahun 2011 dimana cakupan penerbita Akta Kelahiran
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 60
mencapai 38.500 dan kembali mengalami peningakatan menjadi 45.502 pada tahun 2012. Untuk mengetahui perkembangan cakupan penerbitan adminduk di Kabupaten Bone, kita dapat melihat tabel yang ada di bawah ini : Tabel 2.56 Cakupan Penerbitan KTP, KK dan Akta Kelahiran di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No Indikator Kinerja 2008 2009 2010 2011 1 Cakupan Penerbitan 2.316 9.539 13.171 16.332 Kartu Keluarga 2 Cakupan Penerbitan 9.408 30.000 Kartu Tanda Penduduk - Laki-laki 4.516 16.000 - Perempuan 4.892 14.000 3 Cakupan Penerbitan 11.281 13.690 14.061 38.500 Kutipan Akta Kelahiran - Laki-laki 54.148 6.571 6.749 18.480 - Perempuan 42.867 7.119 7.312 20.020 Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kabupaten Bone, Tahun 2013
2012 13.863 445.981 21.407 42.457 45.502 21.840 23.662
11.Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bone masih sangat tinggi. Hal tersebut terlihat dari jumlah kekerasan yang terjadi di Kabupaten Bone dalam rentang waktu 2008-2012 cenderung mengalami kenaikan. Jumlah kekerasan di Kabupaten Bone pada tahun 2008 tercatat sebanyak 77 kasus, mengalami kenaikan pada tahun 2009 menjadi 92 kasus dan kembali meningkat pada tahun 2010 sebanyak 102 kasus. Kasus kekerasan mengalami penurunan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 82 kasus namun kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2012 menjadi 98 kasus. Jenis kekerasan yang sering terjadi adalah KDRT, yaitu sebanyak 173 kasus dalam kurun waktu 20082012, disusul kemudian oleh penganiayaan (139 kasus) dan pemerkosaan (87 kasus). Untuk mengetahui perkembangan jumlah kekerasan yang terjadi di Kabupaten Bone berdasarkan jenis kekerasan yang terjadi dapat kita lihat pada tabel yang berada di bawah ini:
No 1 2 3 4 5
Tabel 2.57 Jumlah Kekerasan berdasarkan Jenis Kekerasan Jenis Kekerasan 2008 2009 2010 2011 2012 37 27 31 34 44 KDRT 11 16 20 19 21 Pemerkosaan 8 9 7 10 8 Pencabulan membawa lari anak di bawah 3 1 3 3 umur 18 39 41 19 22 Penganiayaan 77 92 102 82 98 Total
Sumber : KPP & PA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menurut UU nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaranrumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 61
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Pasal 1 Butir 1). KDRT yang tercatat oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Bone cenderung meningkat dalam kurun waktu 2008-2012. Jumlah KDRT pada tahun 2008 adalah sebanyak 37 kasus menurun menjadi 27 pada tahun 2009 dan mengalami kenaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2011, jumlah kasus KDRT kembali mengalami kenaikan menjadi 34 kasus dan kembali naik pada tahun 2012 menjadi 44 kasus. Meningkatnya jumlah kasus penemuan KDRT di Kabupaten Bone bukan merupakan sebuah kemunduran kinerja dari pemerintah, akan tetapi merupakan sebuah akibat dari keterbukaan masyarakat terhadap fenomena KDRT. Latar belakang terjadinya KDRT antara lain disebabkan oleh faktor ekonomi dan kesalahpahaman antar anggota keluarga. Tabel 2.58 Jumlah KDRT berdasarkan Jenis KDRT KDRT KDRT KDRT KDRT
Jenis KDRT (fisik) (penelataran keluarga) (psiskis) ( Seksual)
2008 30 5 2 -
2009
2010
12 15 -
21 10 -
2011 10 19 3 2
2012 31 11 2
Sumber : KPP & PA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Meningkatnya jumlah kasus KDRT di Kabupaten Bone berbanding lurus dengan capaian rasio KDRT. Pada tahun 2008 rasio KDRT adalah sebesar 0,05% mengalami kenaikan menjadi 0,07% pada tahun 2009 dan bertahan hingga tahun 2012. Cakupan penyelesasian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan di Kabupaten Bone pada tahun 2008-2012 dapat dikategorikan kedalam kondisi baik meskipun cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2008, cakupan pelayanan penyelesaian pengaduan adalah sebesar 100% begitupula pada tahun 2009 sebesar 100%. Pada tahun 2010 cakupan penyelesaian pengaduan menurun menjadi 90,47% dan kembali mengalami penurunan menjadi 90,35% pada tahun 2008. Cakupan penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak kembali mengalami kenaikan pada tahun 2012 yaitu sebesar 93,46%. Tabel 2.59 Indikator Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bone Tahun 2008-2013 No
Indikator Kinerja
1 Rasio KDRT 2 Penyelesaian Pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
2008 0,05 100%
2009 0,07 100%
2010 0,07 90,47%
2011 0,07 90,35%
2012 0,07 93,46
Sumber : KPP & PA Kabupaten Bone, Tahun 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 62
12.Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera selama periode 2008-2013 pada masing indikator sebagaimana pada tabel berikut : Tabel 2.60 Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan KB dan KS No.
Indikator Kinerja
1
2 Cakupan Pasangan Usia Subur yang istrinya dibawah usia 20 tahun Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB Aktif Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber KB tidak terpenuhi (Unmet Need) Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB)
1 2 3 4
3 3,5 %
2008 11 4.29
Tahun 2009 2010 12 13 3.91 3.91
2011 14 3.57
2012 15 3.16
65%
65.27
69.83
68.29
71.27
70.64
5%
25.46
21.97
33.2
21.49
21.32
100%
0
0
0
0
69.88
Target SPM
5
Cakupan PUS Peserta KB Anggota UPPKS yang ber KB
100%
0
0
0
0
80.07
6
Ratio Petugas Lapangan KB/Penyuluh KB (PLKB/PKB) 1 petugas di setiap 2(dua) Desa/Kelurahan Ratio PPKBD 1 petugas di setiap Desa/Kelurahan
1:02
0
0
7
6
7
1:01
1
1
1
1
1
Cakupan Penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat setiap tahun Cakupan Penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan Rata-rata jumlah anakper keluarga Ratio akseptor KB Keluarga Pra Sejahtera dan KS.1 Cakupan peserta KB Aktif Cakupan Toga yang terlatif program KB Cakupan Toma yang terlatif program KB % target PIK Remaja yang terbentuk dibandingkan jumlah PIK Remaja yang terbentuk
30%
0
0
0
0
0
100%
100
100
100
100
100
0
3
3
3
3
3
0 0 0 0
60.66 34.56 65.27 10.84
64.16 34.66 69.83 10.84
63.64 30.25 68.29 10.84
65.3 30.07 71.27 10.84
64.69 29.53 70.64 11.1
0
74.25
74.25
74.25
74.25
74.25
48
48
88
60
60
7 8
9 10 11 12 13 14 15
Sumber : Badan KB&KS Kabupaten Bone, Tahun 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 63
13.Sosial Kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yaitu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Pendirian sarana sosial merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan sosial. Kabupaten Bone sejak tahun 2008-2012 hanya memiliki 3 panti asuhan, hal ini tentu tidak seimbang dengan jumlah anak yang memiliki masalah sosial yang berjumlah sebanyak 49.857 anak. Selain itu sarana sosial lain seperti panti jompo dan panti rehabilitasi belum terdapat di Kabupaten Bone. Sementara jumlah lanjut usia terlantar tahun 2012 sebanyak 168 orang. Berikut ini adalah tabel perkembangan kinerja urusan sosial selama kurun waktu tahun 2008-2012. Tabel 2.61 Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Tahun 2008 – 2012
NO.
a. 1) 2) 3) b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
JENIS PMKS Jumlah Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi Panti Asuhan Panti Jompo Panti Rehabilitasi Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Anak Balita Terlantar (ABT) Anak Terlantar (AT) Anak Nakal Anak Jalanan Anak dengan kedisabilitasan (AKD/Cacat) Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) Wanita yang menjadi Korban Tindak Kekerasan Lanjut Usia Terlantar Lanjut Usia yang menjadi Korban Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah Penyandang Cacat
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
2008 2009
2010
2011
2012
3 0 0
4 0 0
4 0 0
3 0 0
3 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 38 0 48.959 0 21 0 13 0 826 0 0 0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
168 0
0
0
3.353
3.605
2.887
| II - 64
NO.
11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22) c. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
JENIS PMKS Penyandang Cacat Bekas Penderita Penyakit Kronis Tuna Susila Pengemis Gelandangan Bekas Narapidana Korban Penyalahgunaan NAPZA Fakir Miskin (FM) Keluarga Berumah tak Layak Huni Keluarga yang Bermasalah Sosial Psikologis Keluarga Rentan Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Jumlah Kelembangan Sosial Masyarakat Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Organisasi Sosial/Yayasan Organisasi Sosial Embrional Organisasi Sosial Desa Karang Taruna (KT) Wanita Pemimpin Pendayagunaan Sosial Dunia Usaha JUMLAH
2008 2009 500
500
2010
2011
2012
500
500
500
0 5 3 0 0 0 0 0
0 0 0 56 5 10 17 23 3 4 4 5 0 306 0 351 0 0 0 74 0 85.891 85.891 85.891 0 0 0 0 0 0 0 5
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 317 580
0 300 490
1.539 0 0 0 372 0 56
1.539 0 0 0 372 0 56
1.539 0 0 0 372 0 56
1.539 0 0 0 372 0 56
1.539 0 0 0 372 0 56
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bone, 2013
Dalam mencapai pelayan minimal kepada masyarakat telah disusun Peraturan Menteri Sosial Nomor: 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Dalam SPM ini terdapat tujuh indikator yang harus dicapai pada 2015. Target capai SPM bidang sosial Kabupaten Bone yang telah tercapai ada 1 indikator yaitu (1) Persentase (%) korban bencana skala kabupaten /kota dalam 1 (satu) tahun yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat.. Sementara capaian target SPM yang belum tercapai ada 6 indikator yaitu Persentase (%) PMKS dalam 1 (satu) tahun yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar; (2) Persentase (%) jumlah PMKS dalam 1 (satu) tahun skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya; (3) Persentase (%) panti sosial skala kabupaten/ kota dalam 1 (satu) tahun yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial; (4) Persentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKBSM) dalam 1 (satu) tahun yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial; (5) Persentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap dalam 1 (satu) tahun; (6) Persentase (%) penyandang cacat fisik dan Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 65
mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial dalam 1 (satu) tahun. Capaian SPM bidang sosial Kabupaten Bone sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 2.62 Pencapaian SPM Bidang Sosial Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No.
1.
2.
1.
2.
1.
2.
SPM Bidang Sosial PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN BIDANG SOSIAL Persentase (%) PMKS dalam 1 (satu) tahun yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar Persentase (%) jumlah PMKS dalam 1 (satu) tahun skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SOSIAL Persentase (%) panti sosial skala kabupaten/ kota dalam 1 (satu) tahun yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial. Persentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKBSM) dalam 1 (satu) tahun yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial PENANGGULANGAN KORBAN BENCANA Persentase (%) korban bencana skala kabupaten /kota dalam 1 (satu) tahun yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat. Persentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana
Target 2008 2009 2010 2011 2012 SPM (2015)
0,19
7
31,8 1
18
18,5
80
0,19
7
31,8 1
18
18,5
80
90
90
75
75
75
80
11
13
13
18
21
60
77
79
79
80
80
80
70
70
70
70
75
80
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 66
No.
SPM Bidang Sosial
2008 2009 2010 2011 2012
Target SPM (2015)
prasarana tanggap darurat lengkap dalam 1 (satu) tahun
1.
PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN JAMINAN SOSIAL Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial dalam 1 (satu) tahun.
0
0
0
0
0
40
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bone, 2013
14.Ketenagakerjaan Seiring dengan perkembangan penduduk, bahwa jumlah Penduduk Kabupaten Bone berdasarkan BPS Tahun 2011 sebanyak 724.905 jiwa, yang terdiri dari Laki-Laki sebanyak 345.394 jiwa dan 379.511 perempuan, sedangkan Angkatan Kerja Tahun 2012 sebanyak 333.803 jiwa dan pengangguran sebanyak 11.715 orang. Masalah Ketenagakerjaan saat ini samakin kompleks dan multidimensional dimana pada satu sisi terdapat pertumbuhan angkatan kerja yang masih cukup tinggi, sedangkan pada sisi lain perluasan kesempatan kerja belum memadai, sehingga mengakibatkan meningkatanya jumlah pengangguran, hal ini merupakan penghambatan program pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan rakyat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar dan lapangan kerja sangat terbatas. Oleh karena itu masalah ini tidak cukup untuk dihadapi oleh pemerintah saja, walaupun demikian peran yang dimainkan oleh pemerintah dapat sangat menentukan melalui pembangunan yang secara sadar dan konsistensi dirancang berbasis ketenagakerjaan bagi investasi. Lapangan kerja mayoritas masyarakat Kabupaten Bone sekarang ini, masih bergerak di sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan rakyat dan perikanan tradisional. Terbatasnya kuantitas dan kualitas Lapangan Kerja seperti itu, membatasi pula kesempatan kerja bagi masyarakat. Oleh karena itu, ke depan diperlukan upaya-upaya pengembangan kesempatan kerja, utamanya di sektor industri, kepariwisataan dan usaha-usaha pengembangan sistem perikanan modern seperti pemeliharaan komoditas ikan yang bernilai eksport tinggi di sepanjang kawasan-kawasan pantai kabupaten Bone. Selain itu, terlihat pula bahwa di lingkungan masyarakat yang bergerak di bidang pertanian tanaman pangan dan perkebunan, perlu pula didukung oleh ketersedian kebutuhan pokok yang mudah di dapat, mudah terjangkau dalam mendorong laju pertumbuhan produksi padi, plawija, komoditas perkebunan dan perikanan yang bernilai eksport tinggi . Pelayanan umum berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ( MENPAN ) Nomor 81 tahun 1993, Yaitu segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi pemerintah di Pusat, di Daerah dan lingkungan Badan Usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan. Gambaran tentang pencapian target kinerja pelayanan dasar Tenaga Kerja dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 67
Tabel 2.63 Pencapaian Kinerja Pelayanan Ketenagakerjaan Kabupaten Bone NO
1
2
3
4
5
6 7 8 9 10 11 12
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Dinas Tenaga Target Kerja dan Transmigrasi SPM Kabupaten Bone SPM Bidang Ketenagakerjaan Pelayanan Pelatihan Kerja a. Besaran tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis Kompetensi b. Besaran tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakati c. Besaran tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja * Besaran Pencaker yang terdaftar yang ditempatkan Pelayanan Hubungan Industrial * Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama Pelayanan Kepesertaan Jamsostek * Besaran Pekerja/Buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Pelayanan Pengawasan ketenagakerjaan a. Besaran pemeriksaan perusahaan b. Besaran pengujian peralatan di perusahaan Angka partisipasi angkatan kerja Angka sengketa pengusahapekerja per tahun Tingkat partisipasi angkatan kerja Pencari kerja yang ditempatkan Tingkat pengangguran terbuka Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Target MDGs a. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15
Realisasi Capaian Tahun ke2008
2009
2010
2011
2012
75%
5,11%
5,11%
12,35%
27,15%
24,11%
60%
3,83%
7,52%
3,71%
6,79%
11,57%
60%
0,80%
1,17%
1,54%
0%
1,21%
70%
14,7%
9,8%
16,3%
16,6%
16,5%
50%
100%
100%
0%
80%
33,3%
50%
19,9%
21,68%
25,63%
33,73%
37,52%
45%
38,73%
30,21%
25,78%
28,16%
28,46%
50%
1,11%
2,43%
3,69%
3,20%
1,17%
323583
324189
325112
308168
322088
2
1
1
5
3
67,73%
70,36%
64,67%
56,60%
62,05%
185 8,27%
210 5,59%
212 4,29%
235 3,70%
274 3,51%
2
1
1
4
2
296830
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
306120
311189
315630
| II - 68
310373
NO
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Dinas Tenaga Target Kerja dan Transmigrasi SPM Kabupaten Bone tahun ke atas b. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Rasio penduduk yang bekerja
Realisasi Capaian Tahun ke2008
2009
2010
2011
2012
117786
112792
123788
123385
132605
296830
306120
311189
315630
310373
Sumber : Disnaker Kabupaten Bone, tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa beberapa aspek pelayanan seperti halnya Hubungan Industrial, dapat dikatakan berhasil pencapaian. Hal ini, disebabkan target realisasi melebihi target capaian Standar Pelayanan Minimal. Namun hal ini terdapat pula beberapa aspek pelayanan yang tidak tercapai seperti Pelayanan Kerja, Pelayanan Kepesertaan Jamsostek, Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja. Dari capaian target yang terpenuhi terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya yaitu terdapatnya Sumberdaya pelatihan yang memadai, tingginya minat pencari kerja untuk mengikuti program-program pelatihan ketenagakerjaan Kabupaten Bone. Adapun faktor yang menghambat pelaksanaan program tersebut adalah sumber dana yang masih terbatas, lemahnya pengawasan ketenagakerjaan yang dikarenakan minimnya tenaga pengawas. Tidak terdapatnya gap disebabkan karena belum dimilki target capaian Standar pelayanan minimal ketenagakerjaan serta standar capaian SKPD tahun sebelumnya. 15.Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kinerja urusan Koperasi dan UMKM terjabar ke dalam beberapa indikator kinerja yang harus dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan. Penilaian terhadap capaian indikator kinerja SKPD dilakukan dalam rangka memberikan gambaran kinerja SKPD dalam masa periode pembangunan yang lalu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing agar tercipta sebuah pelayanan yang efisien, efektif dan ekonomis serta memiliki keberpihakan terhadap pro-job, pro-poor dan pro-gender. Hasil yang telah dicapai dalam Pembangunan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bone mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan pada beberapa indikator kinerja yang telah ditentukan. Jumlah UMKM di Kabupaten Bone cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan tingkat konsentrasi berada pada usaha skala Mikro dan Kecil. Dalam rangka meningkatkan akses pemasaran dan permodalan sektor Koperasi dan UMKM di Kabupaten Bone, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bone telah melakukan fasilitasi temu kemitraan antara pelaku usaha dengan pengusaha pada tingkat provinsi maupun nasional. Kegiatan tersebut secara nyata memberikan kontribusi positif terhadap keberlangsungan pengelolaan dan produktivitas koperasi dimana terlihat dari capaian pertumbuhan omzet koperasi yang meningkat setiap tahunnya hingga tahun 2012. Untuk mengetahui kinerja Urusan Koperasi dan UMKM di Kabupaten Bone, dapat kita lihat pada data yang tersaji di bawah ini:
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 69
Tabel 2.64 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan 2008 Fungsi SKPD Persentase koperasi aktif Jumlah UKM non 950 BPR/LKM UKM Usaha Mikro 600 Usaha Kecil 300 Usaha Menengah 50 Jumlah BPR/LKM Usaha Mikro dan Kecil 94,74 Jumlah kegiatan fasilitasi 1 kemitraan antara KUMKM dengan pengusaha provinsi/nasional Jumlah anggota koperasi 89.538 Jumlah pegawai koperasi 0 Jumlah pegawai UMKM 0 Pertumbuhan aset 0 koperasi Pertumbuhan aset UMKM 0 Pertumbuhan omzet 87.495 koperasi Pertumbuhan omzet 0 UMKM
2009
2010
2011
2012
988
1.072
2.113
29,60 2.289
620 316 52
700 320 52
1.500 560 53
1.580 655 54
94,74 2
95,15 1
97,49 2
97,64 -
89.836 0 0 0
90.795 0 0 0
92.019 0 0 0
92.820 1.140*) 0 0
0 103.366
0 117.158
0 235.704
0 250.248
0
0
0
0
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, Tahun 2013
16.Penanaman Modal Sasaran pembangunan pada urusan penanaman modal adalah untuk meningkatkan investasi di Kabupaten Bone. Keberhasilan pembangunan di bidang penanaman modal memberikan dampak yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi di Kabupaten Bone, dengan meningkatnya investor di Kabupaten Bone dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja serta dapat meningkatkan kontribusai terhadap Pendapatan Daerah. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal mengamanatkan kepada Kabupaten/Kota dalam hal penanaman modal untuk (1) menyusun perencanaan penanaman modal; (2) meningkatkan fasilitasi bagi peningkatan penanaman modal di kab/kota; dan (3) meningkatkan kinerja perijinan dan pelayanan penanaman modal. Selanjutnya dalam Perpres 27 tahun 2009 tentang Pelayanan satu Pintu Penanaman Modal mengamanatkan kepada Kabupaten/Kota untuk: (1) mengurangi hambatan dalam pelayanan Publik dan perjinan usaha bagi penanaman modal di kab/kota; (2) mekanisme pelayanan perijinan dan penanaman modal di daerah; dan (3) mengurangi hambatan struktural dan ekonomi biaya tinggi dalam penanaman modal di daerah. Sebagai bentuk tindak lanjut dari amanat Undang-Undang 25 tahun 2007 dan Perpres 27 tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Bone berupaya untuk Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 70
meningkatkan investasi, antara lain kegiatan promosi kerjasama investasi serta pelayanan perijinan yang yang berorientasi pada kebutuhan klien serta mendorong minat investor menginvestasikan usahanya di Kabupaten Bone. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan penanaman modal selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.65 Pencapaian Kinerja Pelayanan Penanaman Modal Kabupaten Bone
No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
Terget RPJMD (2013)
Realisasi Capaian Kinerja tahun ke.. 2008
2009
2010
2 bid/thn
0
0
0
1 kali /thn
2 kali /thn
1 kali /thn
2011 2012
1
Dokumen hasil kajian tentang peluang usaha sektor/usaha unggulan
2
Jumlah kegiatan promosi 2 kali/thn peluang penanaman modal
3
Jumlah pemohon penanaman modal dalam negeri
0
0
0
0
0
0
Jumlah izin usaha penanaman modal dalam negeri
0
0
0
0
0
0
Jumlah Tanda Daftar Perusahaan yang diterbitkan
0
0
0
0
0
0
Jumlah SIUP yang diterbitkan
0
0
0
0
0
0
2
2
2
2
2
4
Jumlah penyelenggaraan 1 kali /thn BINTEK kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dan dunia usaha
5
Data base system informasi penanaman modal yang mudah diakses masyarakat dan dunia usaha
90%
100%
100%
6
Jumlah kegiatan sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dan dunia usaha
4 kali/ thn
0
0
0
0
1 kali 1 kali /thn /thn
100% 100% 100%
0
0
0
Sumber : Kantor Promosi dan Penanaman Modal Kab. Bone, 2012
Secara umum, iklim investasi di Kabupaten Bone sangat baik namun tidak didukung dengan kebijakan maupun regulasi terhadap kegiatan promosi sehingga
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 71
menghambat kemajuan dunia usaha maupun kegiatan penanaman modal lainnya. SPM Bidang Penanaman modal menargetkan jumlah kegiatan promosi peluang penanaman modal dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam setahun, kenyataannya sejak tahun 2008 - 2012 hanya dilaksanakan sebanyak 1 kali dalam setahun. Demikian pula halnya dengan jumlah pemohon penanaman modal dalam negeri yang ditargetkan sesuai SPM sebesar 30% setiap tahun, namun sepanjang tahun 2008 – 2012 belum ada investor yang mengajukan permohonan melalui leading sector yang ada. Kelemahan investasi di Kabupaten Bone juga sangat dipengaruhi oleh rendahnya kegiatan pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan pengembangan investasi dan penanaman modal, termasuk belum terwujudnya kerjasama yang sinergis antar SKPD, dunia usaha maupun stakeholder terkait lainnya dalam pengembangan investasi dan penanaman modal. Peluang investasi di Kabupaten Bone cukup besar, hal ini ditandai dengan adanya kawasan-kawasan investasi dan lingkup organisasi bisnis di berbagai wilayah yang semakin bertambah dan mudah diakses termasuk penerapan jaringan komunikasi dan teknologi informasi semakin meluas dan berperan dalam dunia ecommers dan bisnis investasi. Disisi lain, pemerintah ditantang untuk menyiapkan dan mengembangkan sarana dan prasarana pemenuhan investasi serta membangun kesiapan dunia usaha pada tingkat wilayah lokal. 17.Kebudayaan Kabupaten Bone adalah salah satu wilayah yang memiliki kekayaan budaya beraneka ragam. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah Kabupaten Bone yang merupakan salah satu wilayah kerajaan besar di nusantara yang tentunya meninggalkan banyak kebudayaan dan adat istiadat yang beberapa di antaranya masih bertahan hingga sekarang. Keberadaan budaya-budaya lokal mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam melandasi pembangunan sebuah wilayah. Nilai-nilai budaya lokal yang luhur tentunya akan memberikan sumbangsih yang cukup baik dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan sehingga dampak-dampak negatif pembangunan dapat diminimalisir. Seni dan budaya yang ada di Kabupaten Bone sangat dipengaruhi oleh budaya yang ditinggalkan oleh Kerajaan Bone dan juga budaya Islam, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Kabupaten Bone menganut agama islam. Peninggalan budaya yang ada di Kabupaten Bone antara lain berupa masjid kuno, makam para tokoh, dan bangunan-bangunan istana. Untuk menjaga kelestarian benda-benda yang menjadi cagar budaya di Kabupaten Bone, pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata secara rutin melakukan kegiatan perawatan terhadap situs-situs peninggalan budaya tersebut. Capaian kinerja bidang kebudayaan Kabupaten Bone secara rinci adalah sebagai berikut. Tabel 2.66 Capaian Kinerja Bidang Kebudayaan Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No Indikator 1. Jumlah kelompok seni per 10.000 penduduk 2. Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk
2008 2009 0 0
2010 0
2011 0
0
0
0
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
0
2012 12 (0,13) 2 (0,02) | II - 72
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana Penyelenggaraan festival seni dan budaya Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Misi kesenian Cakupan sumber daya kesenian Cakupan tempat/ gedung kesenian Cakupan organisasi kesenian Cakupan Kajian Seni Cakupan Fasilitas Seni Cakupan Gelar Seni
0
0
0
0
32
2
2
2
2
2
0
0
0
0
5
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
100% 100% 100% 100% 0 0 0
100% 100% 100% 100% 50% 30% 75%
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Bone, Tahun 2013
Melihat capaian kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 maka perkembangan seni dan budaya di Kabupaten Bone dinilai masih rendah khususnya dalam hal belum optimalnya pengembangan destinasi pariwisata dan Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) serta pembinaan/pemeliharaan benda dan cagar budaya. Disisi lain, cakupan kajian seni, fasilitas seni dan gelar seni belum maksimal dalam mendorong pengembangan kepariwisataan dan peningkatan PAD Kabupaten Bone. Disamping tantangan akan kurangnya akses dan promosi terhadap daya tarik wisata, besarnya potensi objek dan daya tarik wisata akan menjadi peluang bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan seni dan budaya di Kabupaten Bone, melalui dukungan kebijakan yang member ruang terhadap pengembangan kepariwisataan. 18.Pemuda dan Olah Raga Pemuda merupakan potensi utama dalam pembangunan daerah. Pembangunan kepemudaan mendasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan kehidupan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pembangunan kepemudaan adalah untuk mewujudkan pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan dan kebangsaan dengan berasaskan pada keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tumbuh sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Sedangkan olahraga merupakan bagian dari upaya menumbuhkan karakter kuat bagi jiwa pemuda melalui kegiatan olah tubuh. Melalui olahraga pemuda diharapkan dapat membangun kepercayaan diri, identitas bangsa dan kebanggaan bagi dirinya. Olahraga merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan diri yang nantinya mampu berprestasi dan memiliki jiwa yang kompetitif. Peran aktif pemuda dalam pembangunan dapat dapat dimanifesatiskan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, sosial kemasyarakatan, politik dan budaya. Sebagai sarana dalam mengembangkan kepemudaan dan olahraga di Kabupaten Bone telah tersedia berbagai fasilitas pendukung. Saat ini saran yang dimiliki oleh Kabupaten Bone adalah jumlah organisasi pemuda sebanyak 114 organisasi, jumlah organisasi olahraga sebanyak 39 organisasi, Jumlah kegiatan kepemudaan sebanyak 5 kegiatan, Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) sebanyak 2 buah dan lapangan olahraga sebanyak 334 buah. Sampai pada tahun 2012, kegiatan olahraga yan berkembang di Kabupaten Bone adalah Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 73
soft ball, bulutangkis, tenis lapangan, pusat kesejagaran jasmani, tenis meja, takraw, bola volly dan sepak bola. Tabel 2.67 Perkembangan Kinerja Pembangunan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No I
Indikator Peran pemuda dalam pembangunan Jumlah Organisasi Pemuda Jumlah Organisasi Pemuda yang dikoordinir oleh KNPI Kabupaten (unit) a. Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga dan kesehatan jasmani II Jumlah Organisasi Olahraga (klub) 1) Prestasi Olahraga tingkat Provinsi dan Nasional yang pernah diraih III Sarana dan prasarana olahraga 1) Jumlah Gelanggang/ balai remaja (selain milik swasta 2) Jumlah lapangan Olahraga
2008
2009
2010
2011
2012
0
0
25
0
114
0
0
0
32
32
32
32
32
32
39
0
0
0
7
7
0
0
0
0
2
0
0
0
0
334
Sumber : Dispora Kabupaten Bone, Tahun 2013
19.Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Dalam upaya menjaga ketertiban umum dan ketenteraman dalam masyarakat di Kabupaten Bone diperlukan dukungan dan partisipasi warga masyarakat, terutama dalam meningkatkan tertib hukum, kesadaran politik dan perlindungan masyarakat. Partisipasi masyarakat dari tahun ke tahun meningkat cukup baik, sejalan dengan meningkatnya pendidikan dan tingkt sosial ekonomi masyarakat. Ketertiban dan ketenteraman dalam masyarakat sangat diperlukan agar kegiatan pembangunan daerah, pelayanan umum dan investasi dari kalangan dunia usaha guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembukkan lapangan kerja baru. Meningkatnya jumlah investasi baik dari dalam negeri dan luar negeri di kabuateen Bone dipengaruhi oleh iklim yang kondusif di wilayah tersebut. Kondisi kemanan dan ketertiban serta kegiatan perlindungan masyarakat, dengan jumlah anggta linmas sebenyal 2.778 orang yang tersebar di desa/kelurahan. Gangguan kamtibmas ini berupa tindakan kriminalitas, penyalah gunaan narkoba, traficking dan pertikaian warga dan unjuk rasa. Seacara rinci berikut ini adalah angka kejadian gangguan kamtibmas di Kabupaten Brebes selama kurun waktu 5 tahun terakhir.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 74
Tabel 2.68 Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No a b c
Indikator Jumlah tindak pidana kriminal (kasus) Jumlah Kasus pertikaian antar warga Jumlah unjuk rasa
2008 268
2009 234
2010 214
2011 201
2012 200
1
1
0
3
1
4
4
4
4
4
Sumber: Badan Kesbangpollinmas, 2012
Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan demokrasi di Kabupaten Bone dalam pelaksanaan pemilu (2009) baik pemilu legislatif, pemilihan presiden maupun Pilkada Gubernur Sulawesi Selatan dan Pilkada Kabupaten Bone (2012) cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam pelaksanaan pemilihan umum, pada Pilgub dan Pilkada Kabupaten Bone rata-rata 70 – 72% peenggunaan hak pilih dari jumlah sebesar 443.450 orang. Demikian pula jumlah organisasi masyarakat dan lembaga swdaya masyarakat telah dibina sebanyak 135 lembaga. 20.Otonomi Daerah Penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan pada UU No. 32 tahun 2004 juncto UU No. 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Berdasarkan peraturan tersebut Kabupaten Bone melaksanakan sebanyak 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan otonomi daerah tidak terlepas dari kemampuan daerah dalam menyelenggarakan 34 urusan tersebut, baik dari sumberdaya aparatur, kemampuan pendanaan, kelembagaan dan organisasi serta dukungan kalangan dunia usaha dan swadaya masyarakat. Selain itu, secara nasional maka pemerintah daerah melaksanakan pula urusan dekonsentrasi dan tugas pembantuan dari Pemerintah Pusat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Penyelenggaraan 34 urusan kewenangan setiap tahun dilaporkan kepada pemerintah provinsi dan pusat serta masyarakat dalam bentuk Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban dan Akhir Masa jabatan (LKPJ dan AMJ) dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah (LPPD) sebagaimana diatur dalam PP No. 3 tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan tata kelola pemerintahan di Kabupaten Bone adalah meliputi: a. Efisiensi dan Efektivitas pengelolaan sumber daya Pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Bone terkendala pada kapasitas SDM dan tidak adanya data potensi SDA yang bersifat kewilayahan sehingga Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 75
b.
c.
d.
e.
f.
mengurangi nilai dan produktivitas SDA terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Kualitas Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat belum dilakukan secara berkala (tidak ada data riil) untuk meningkatkan transparansi dan kinerja pelayanan publik. Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Bone memiliki Luas wilayah mencapai 4.559 km2. Wilayah yang demikian luas itu, secara administratif terbagi ke dalam 27 kecamatan, 372 desa/kelurahan dengan dihuni oleh penduduk sebanyak 728.737 jiwa. Kondisi wilayah pemerintahan yang demikian, mengindikasikan rentang kendali pemerintahan yang panjang, sistem dan prosedur yang rumit dan berbelit, serta masih menjauhkan masyarakat dari sentuhan pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan, utamanya di sektor kesehatan, pendidikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk lebih mendekatkan mayarakat dengan sentuhan pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan yang efektif , diperlukan sistem tata kelola pemerintahan yang lebih efisien dan dan efektif . Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia) Tantangan Pemerintah Kabupaten Bone 5 tahun ke depan adalah mengkaselerasi pertumbuhan pencapaian IPM agar target capainnya dapat diwujudkan . Capaian IPM dari tahun ke tahun belum menggembirakan dibandingkan dengan capaian beberapa kabupaten tetangga , provinsi ataupun capaian nasional. Beberapa faktor mendasar yang mempengaruhi kondisi tersebut, salah satu diantaranya adalah rendahnya angka rata-rata lama sekolah serta tingginya angka buta aksara di Kabupaten Bone terutama usia yang tidak produktif lagi. Lebih jelasnya capaian IPM Bone terhadap provinsi dan nasional. Salah satu bukti nyata capaian IPM Bone yang kurang memuaskan adalah IPM Kabupaten Bone peringkat ke 17 dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Partisipasi masyarakat, Rendahnya partisipasi masyarakat dalam setiap proses perencanaan pembangunan. Pemerintah daerah harus mampu mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap kinerja pemerintah yang pro poor, pro job dan pro growth. Transparansi dan Akuntabilitas Opini BPK RI terhadap pengelolaan keuangan daerah dari tahun 2008 – 2012 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Artinya pemerintah ditantang untuk meraih predikat WTP hingga 5 tahun kedepan Angka Kesempatan Kerja, dan Masalah Ketenagakerjaan saat ini samakin kompleks dan multidimensional dimana pada satu sisi terdapat pertumbuhan angkatan kerja yang masih cukup tinggi, sedangkan pada sisi lain perluasan kesempatan kerja belum memadai, sehingga mengakibatkan meningkatanya jumlah pengangguran, hal ini merupakan penghambatan program pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan rakyat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar dan lapangan kerja sangat terbatas.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 76
g. Angka Kemiskinan Jumlah penduduk miskin pada tahun 2008 sebesar 17,4%, angka ini menurun pada tahun 2009 menjadi 15,09% demikian pula pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 14,08% dan tahun 2011 menjadi 12,69 %. angka kemiskinan Kabupaten Bone mulai tahun 2005 – 2011 capaiannya di atas rata-rata provinsi dan nasional. Kondisi tersebut menginsyaratkan pada Pemerintah Daerah untuk mengoptimalkan seluruh program/kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi positif terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan angka kemiskinan hingga 9%. Program penataan peraturan perundangan di Kabupaten Bone dilaksanakan melalui penetapan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup) baru, dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, menjamin kepastian hukum dari tahun 2008 – 2012 telah diterbitkan Perda dan Perbup sebagai berikut : Tabel 2.69 Perkembangan Jumlah Produk Hukum yang dihasilkan Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No.
Tahun
Perda
Perbup
SK Bupati
1.
2008
16 Perda
72 Perbup
1.327 SK Bupati
2.
2009
29 Perda
19 perbup
612 SK Bupati
3. 4. 5.
2010 2011 2012
6 Perda 11 Perda 2 Perda
34 Perbup 22 Perbup 35 Perbup
754 SK Bupati 311 SK Bupati 477 SK Bupati
Sumber : Bagian Hukum Setda Kab. Bone, 2012
Bagian Pemerintahan Desa memiliki tugas memberikan atau menyerahkan Dana Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahunnya. Perkembangan jumlah ADD yang diberikan kepada desa terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.70 Perkembangan Jumlah ADD Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No.
Tahun
1. 2. 3. 4. 5.
2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah ADD (Rp) 14.547.975.000 16.000.000.000 15.888.000.000 19.769.886.400
Pertumbuhan (%)
9,98 -0,70 24,43
Jumlah Desa 333 333 333 333
Sumber : Bagian Pemdes Setda Kab. Bone, 2012
Penegakan peraturan daerah sudah berjalan dengan baik. Jumlah aparat penegak hukum dan perlindungan Masyarakat di Kabupaten Bone relatif memadai. Jumlah satuan Polisi pamong praja relatif masih kurang untuk melindungi seluruh penduduk dan wilayah kabupaten Bone. Secara rinci jumlah
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 77
petugas penegak hukum dan jenis kasus pelanggaran hukum dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.71 Jumlah Polisi Pamong Praja, Petugas Linmas, Kasus Pelanggaran Perda dan penyelesaian Perda Kabupaten Bone tahun 2008 - 2012 Uraian a. Jumlah Polisi Pamong Praja - PNS - Honorer b. Jumlah Linmas c. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan administrasi Pemerintah Ada/Tidak d. Jumlah kasus pelanggaran perda e. Persentase penegakan PERDA f. Cakupan patroli petugas Satpol PP (Jumlah patroli petugas Satpol PP pemantauan dan penyelesaian pelanggaran K3 dalam 24 Jam) g. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
2008 L 252 72 180 Tidak Tidak
P 30 10 20 Ada Ada
2009 L 309 124 185 Tidak Tidak
P 29 14 15 Ada Ada
2010 L 312 123 189 Tidak Tidak
P 25 14 11 Ada Ada
2011 L 316 127 189 Tidak Tidak
P 26 15 11 Ada Ada
2012 L 313 125 188 Tidak Tidak
P 27 15 12 Ada Ada
5
20
8
15
10
100%
100%
100%
100%
100%
3 kali patroli/ hari
3 kali patroli/ hari
3 kali patroli/ hari
3 kali patroli/ hari
3 kali patroli/ hari
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber : Kantor Satpol PP, 2012
Pembaharuan atau perubahan Perda dan Perbub dalam rangka peningkatan kinerja pemerintahan, pelayanan publik dan jaminan kepastian hukum masyarakat terus dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Perubahan dan pembaharuan Perda atau Perbup direncanakan melalui program legislasi daerah. Program legislasi daerah ditujukan untuk meningkatkan kelengkapan peraturan perundangan, kepastian hukum dan peningkatan pelayanan umum serta promosi daerah. Untuk meningkatkan pelayanan publik dan standar kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, baik dengan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi urusan kewenangan wajib dan standar kinerja bagi urusan pilihan. Kepada pemerintah pemerintah provinsi dan kabupaten/kota telah ditetapkan lima belas (15) urusan wajib yang telah disahkan oleh kementerian teknis. Dalam upaya meningkatkan pelayanan publik maka segenap warga masyarakat dapat berpartisipasi dalam penilaian kinerja penyelenggaraan urusan melalui monitoring capaian. Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Bone belum secara hukum menetapkan target capaian ke – 15 SPM tersebut. Jumlah PNS di Kabupaten Bone pada tahun 2012 sebesar 11.278 orang, dan jumlah pegawai honorer pada tahun 2012 sebesar 3.412 orang. Rincian jummlah PNS di Kabupaten Bone adalah sebagai berikut:
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 78
Tabel 2.72 Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Bone Menurut Golongan Tahun 2008 – 2012 NO
Golongan
1
IV
2
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
L
1.802
1.799
1.782
1.809
1.817
P
2.398
2.488
2.610
2.406
2.424
Jmlh
4.200
4.287
4.392
4.215
4.241
1.882
1.903
1.899
1.927
1.811
2.739 4.621
2.841 4,744
2.909 4.808
2.675 4.602
2.528 4.339
1.241 1.670 2.911
1.203 1.311 2.514
1.237 974 2.211
1.262 1.499 2.761
1.084 1.364 2.448
261 61 322 12.054 5.186 6.868
187 15 202 11.747 5.092 6.655
161 11 172 11.583 5.079 6.504
149 8 157 11.278 5.147 6.588
118 6 124 11.278 4.830 6.322
III L
3
4
P Jmlh II L P Jmlh I L P Jmlh Total L P
Sumber : BKDD Kab. Bone, 2013
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah pegawai negeri sipil di Kabupaten Bone sebagian besar golongan IV dan III. Kondisi ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Bone sebagian besar sudah memiliki kualifikasi yang baik. Kualitas PNS juga terlihat dari jenjang pendidikan mereka. PNS menurut pendidikan terlihat pada tabel berikut :
NO
Pendidkan
1
SD - SMP L P
Tabel 2.73 Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Bone menurut Pendidikan Tahun 2008 – 2012 Tahun 2008 293 207 86
2009 224 178 46
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
2010 198 171 27
2011 168
2012 249
160 8
228 21
| II - 79
2
3
4
5
6
7
8
9
SMA/SMK atau sederajat L P D1, L P D2 L P D3 L P D4 L P S1 L P S2 L P S3 L P Total L P
4.427
4.245
4.153
3.801
3.371
1.687
1.693
1.687
1.602
1.662
2.466 371 69 302 421 201 220 488 199 289 865 445 420 4.790 1.487 3.303 295 176 119 2 1 1 11.583 4.436 7.147
2.199 351 70 281 1.502 856 646 665 201 464 752 445 307 4.210 1.501 2.709 285 155 130 1 1 0 11.735 4.991 6.744
1.709 207 60 147 2.149 614 1.535 729 211 518 853 442 411 3.379 1.545 1.834 214 135 79 1 1 0 11.152 4.898 6.254
2.740 2.552 341 302 67 67 274 235 654 455 193 189 461 266 324 477 224 227 100 250 914 955 430 432 484 523 4.989 4.966 1.470 1.341 3.519 3.625 112 122 81 92 31 30 0 1 0 1 0 0 12.054 11.747 4.359 4.220 7.695 7.527
Sumber : BKDD Kab. Bone, 2013
SPM dan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang diterima masyarakat. Evaluasi IKM dapat dilakukan secara berkala maka akan meningkatkan transparansi dan kinerja pelayanan publik. 21.Ketahanan Pangan Pembangunan ketahanan pangan mencakup empat aspek, yaitu: ketersediaan pangan, aksesibilitas dan distribusi pangan, konsumsi dan penganekaragaman pangan, serta mutu dan keamanan pangan. Ketersediaan pangan mencakup aspek produksi, cadangan serta keseimbangan antara impor dan ekspor pangan. Ketersediaan pangan harus dikelola sedemikian rupa sehingga walaupun produksi pangan bersifat musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah, tetapi volume pangan yang tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan jenisnya serta stabil penyediaannya dari waktu ke waktu. Distribusi pangan mencakup aspek aksesibilitas secara fisik dan ekonomi atas pangan secara merata. Distribusi pangan perlu dikelola secara optimal dan tidak Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 80
bertentangan dengan mekanisme pasar terbuka agar tercapai efisiensi dalam proses pemerataan akses pangan bagi seluruh penduduk. Konsumsi pangan menyangkut upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar memiliki pemahaman atas pangan, gizi dan kesehatan yang baik, sehingga dapat mengelola konsumsinya secara optimal. Diversifikasi pangan merupakan suatu cara untuk memperoleh keragaman konsumsi zat gizi sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat atas satu jenis pangan pokok tertentu, yaitu beras. Pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Bone dari aspek ketersediaan pangan, tergolong baik. Ketersediaan pangan utama di Kabupaten Bone pada tahun 2012 mencapai sebesar 63%. Pada tingkat rumah tangga, ketersediaan energi per kapita pada tahun 2012 mencapai sebesar 5.542 kkal/kap/hr, sedangkan ketersediaan protein per-kapita sebesar 81,2 gram/kap/hr. Ketersediaan energi dan protein tersebut telah melebihi standar Widayakarya Nasional Pangan dan Gizi sebesar 2.200 kkal/kap/hr untuk ketersediaan energi dan 58 gram/kap/hr. Capaian penguatan cadangan pangan di daerah mencapai sebesar 55 dari target SPM sebesar 60%. Berkaitan dengan distribusi pangan, capaian ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah pada tahun 2012 sebesar 70% dari target SPM sebesar 90%. Stabilitas harga pangan pada tahun 2012 sebesar 80% dari target SPM sebesar 90%. Stabilitas harga pangan di Kabupaten Bone sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan bahan pangan dan kondisi perekonomian nasional. Berkaitan dengan konsumsi dan penganekaragaman pangan, tingkat konsumsi energi per kapita di Kabupaten Bone pada tahun 2012 mencapai sebesar 1.450 kkal/kap/hr dari Standar WNPG sebesar 2.000 kkal/kap/hr. Adapun tingkat konsumsi protein perkapita sebesar 48 gram/kap/hr, dari standar WNPG sebesar 57 gram/kap/hr. Konsumsi pangan penduduk Kabupaten Bone masih bertumpu pada bahan pangan utama berupa beras, dengan skor Pola Pangan Harapan sebesar 85,8% Penganekaragaman konsumsi pangan masih terkendala oleh perilaku masyarakat yang masih cenderung sulit diubah karena kebiasaan sejak kecil. Berkaitan dengan mutu dan keamanan pangan, saat ini ada kecenderungan masyarakat yang mengkonsumsi makanan cepat saji dari bahan impor yang belum tentu termasuk dalam makanan sehat dan aman dikonsumsi. Ancaman terjadinya keracunan makanan dan kasus-kasus makanan yang mengandung bahan kimia dan berbahaya, serta makanan kadaluarsa semakin meningkat. Dalam upaya pencegahan, dilakukan pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan. Tabel 2.74 Kinerja Pembangunan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
No 1
Indikator Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%) Ketersediaan Energi Per Kapita (kkal/kap/hr)
Target
Realisasi Capaian Tahun ke-
SPM 90
2008 0
2009 0
2010 0
2011 190
2012 196
0
0
0
0
5.433
5.542
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 81
No
2 3
4 6 7 8 9 10 11
Indikator Ketersediaan Protein Per Kapita (gram/kap/hr) Penguatan Cadangan Pangan (%) Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah (%) Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%) Skor Pola Pangan Harapan (SPPH) Penanganan Daerah Rawan Pangan (%) Regulasi ketahanan pangan Ketersediaan pangan utama (%) Konsumsi Energi Per Kapita (kkal/kap/hr) Konsumsi Protein Per Kapita (gram/kap/hr)
Target
Realisasi Capaian Tahun ke-
SPM 0
2008 0
2009 0
2010 0
2011 77,5
2012 81,2
60
0
0
0
50
55
90
0
0
0
60
70
90
0
0
0
70
80
90
0
0
0
84
85,8
60
0
0
0
50
55
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
62%
63%
0
0
0
0
1.420
1.450
0
0
0
0
46
48
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan, Tahun 2013
22.Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Capaian pembangunan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2012 antara lain yaitu , Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) sebanyak 36,59 %, sementara jumlah LPM berprestasi sebanyak 5 LPM. Jumlah desa yang telah menyusun RPJMDes sampai dengan tahun 2012 sebanyak 173 desa atau 52,74%. Selain itu dari 1.340 program pemberdayaan masyarakat sebanyak 888 program diantaranya melibatkan swadaya masyarakat. Sebanyak 30% pelaksanaan musrenbang desa telah memenuhi peserta minimal 40 orang dengan proporsi perempuan 30%. Nilai budaya yang berkembang sampai dengan tahun 2012 baru tersebar di 40% wilayah kecamatan. Posyandu aktif terdapat di seluruh wilayah Kabupaten bone. PAUD Holistik Integratif (Paditungka) baru terdapat di 5% dari jumlah desa yang ada. Secara keseluruhan organisasi kemasyarakatan PKK aktif dan terbina. Desa yang memiliki BUMDes hanya sebanyak 2,44%. Pasar desa yang sudah dibina baru mencapai 14%. Sementara jumlah kelompok usaha ekonomi keluarga yang telah dibina sebanyak 30%. Posyantek yang telah dibina sebanyak 29,63%. Secara lengkap kinerja pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat dapat di lihat pada tabel berikut :
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 82
Tabel 2.75 Kinerja Pelayanan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2008-2012 No 1
2 3
4
5 6 7
8
9 10 11 12 13 14
Indikator Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) (%) LPM Berprestasi (unit) Jumlah Desa yang telah menyusun RPJMDes (desa) Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat (%) Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat (%) Jumlah Desa/Kelurahan yang memiliki Profil Desa/kelurahan Meningkatnya kualitas pelaksanaan musrenbang Desa (jumlah peserta minimal 40 orang dengan proporsi perempuan 30%) Berkembangnya nilai budaya lokal (1 kecamatan 1 nilai budaya lokal) Posyandu aktif Jumlah PAUD Holistik Integratif (Paditungka) PKK aktif Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Desa yang memiliki BUMDES Jumlah Pasar Desa yang dibina
Realisasi 2010 2011
2008
2009
2012 36,59
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30%
0
0
0
0
40%
939 (100%) 0
939 (100%) 0
100% 100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
0
0
0
0
2,44%
0
0
0
0
14%
5
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
52,74% (173 desa) 888 swadaya masyarak at dari 1340 Program (66,28%)
939 939 (100%) (100%) 0 0
939 (100%) 5%
| II - 83
No
Indikator
15
Kelompok usaha ekonomi keluarga yang diina Jumlah Warung teknologi yang dibina Jumlah Posyantek yang dibina
16 17
2008 0
Realisasi 2009 2010 2011 0 0 0
2012 30%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
29,63%
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2013
23. Statistik Secara umum pengertian statistik adalah kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah tertentu. Sementara itu berdasarkan undang-undang nomor 16 Tahun 2007 adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam penyelenggaraan statistik. Tujuan dari statistik adalah membantu seseorang di dalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan pengambilan keputusan dengan menggunakan cara-cara kuantitatif yang dilakukan melalui suatu pendekatan metode statistik. Dengan demikian penggunaan statistik penting sifatnya didalam rangka membantu memberi bobot didalam mengambil keputusan. Dengan demikian apakah yang dibutuhkan statistik didalam usaha untuk membantu mengambil keputusan. Dalam perencanaan pembangunan daerah, data statistik diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang berupa dokumen atau laporan. Beberapa dokumen statistik yang disusun oleh Badan Pusat Statistik antara lain, Kabupaten Bone Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka, PDRB, pertumbuhan ekonomi, IHK dan inflasi. Sementara itu ada data statistik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah sendiri yang antara lain profil daerah yang menggambarkan capaian pembangunan berdasarkan 8 jenis kelompok data, meliputi: 1) data umum, 2) sosial budaya, 3) sumberdaya alam, 4) infrastruktur, 5) Industri, perdagangan, lembaga keuangan, koperasi, usaha, dan investasi, 6) ekonomi dan keuangan, 7) Politik, hukum dan keamanan, serta 8) Insidensial. Dokumen ataupun laporan data yang dikeluarkan baik oleh BPS maupun pemerintah daerah dilakukan pemutakhiran secara berkala sesuai dengan karakteristik datanya. Data yang diterbitkan oleh BPS dan pemerintah daerah digunakan sebagai landasan dalam berbagai perencanaan dan pembangunan. Selain itu data yang diterbitkan sebagai bahan untuk melakukan kajian evaluasi hasil-hasil pembangunan di Kabupaten Bone. 24.Kearsipan Undang-undang nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan mengamanatkan bahwa kegiatan pengelolaan kearsipan dimulai sejak penciptaan arsip, penyusutan arsip sampai dengan tahap pelestarian arsip. Selain itu juga diterangkan bahwa pengelolaan kearsipan dilakukan pada semua jenis arsip, yaitu arsip statis dan arsip dinamis. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 84
maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan, sedangkan yang dimaksud dengan arsip dinamis yaitu arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Pengelolaan arsip secara baik diharapkan akan mampu menopang kegiatan pembangunan karena arsip adalah sumber informasi, acuan dan bahan pertanggungjawaban bagi pemerintah daerah. Melihat sisi penting dari pengelolaan arsip, maka perlu dibangun sebuah sistem/keseragaman pengelolaan sistem kearsipan yang baku. Hal ini bertujuan agar semua SKPD dapat memperlakukan arsip secara baik dan benar di institusinya masingmasing. Kinerja kearsipan di Kabupaten Bone pada tahun 2008-2012 masih jauh dari apa yang diharapkan. Selama 5 tahun tersebut baru ada 5 SKPD yang melakukan akuisisi dan menyetorkan arsip kepada Badan Perpustakaan, Arsip dan PDE untuk dilakukan pengelolaan. Selain itu juga kegiatan peningkatan kapasitas para arsiparis juga sangat minim, hanya dilaksanakan 1 kali selama 5 tahun yaitu pada tahun 2009. 25.Komunikasi dan Informatika Kemajuan teknologi di bidang komunikasi dan informasi dewasa ini sangat luar biasa. Selain semakin mudah dan murahnya mendapatkan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi, arus komunikasi dan laju informasi semakin cepat. Kita bisa dengan cepat dan tepat mengetahui kejadian-kejadian ataupun berita yang terjadi di wilayah lain. Telepon merupakan salah satu media untuk mempermudah dan mempercepat komunikasi antar masyarakat. Berdasarkan data PT Telkom Indonesia, di Kabupaten Bone pada tahun 2012 terdapat 10.389 Satuan sambungan telepon yang terpasang dan sebanyak 8.585 SST terpakai. Sementara pada tahun 2011 terdapat sebanyak 10.254 SST dan 8.975 SST terpakai. Media massa memiliki fungsi sebagai penyebar informasi kepada masyarakat. Jumlah media massa yang ada di Kabupaten Bone sebanyak 13, terdiri dari media cetak (surat kabar nasional dan lokal) sebanyak 11 dan media elektronik (radio ddan TV lokal) sebanyak 2. Tabel 2.76 Jumlah Media Cetak dan Elektronik di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No 1 2 3 4 5
Tahun 2012 2011 2010 2009 2008
Jumlah media cetak (surat kabar nasional dan lokal) 11 8 7 7 0
Jumlah media elektronik (radio ddan TV lokal) 2 2 2 3 3
Sumber: Bagian Humas Setda Kab. Bone, 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 85
Salah satu indikator dari pemerintahan yang baik (good governance) yaitu adanya keterbukaan informasi. Keterbukaan informasi disini baik pada saat penyusunan perencanaan pembangunan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengakses dan mendapatkan informasi publik. Dalam bidang komunikasi dan informasi telah ditetapkan SPM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 22/Per/M.Kominfo/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Komunikasi dan Informatika Di Kabupaten/Kota. Terdapat 2 jenis pelayanan dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah kabupaten/kota yaitu : 1. Pelaksanaan Diseminasi Informasi Nasional Kegiatan Diseminasi Informasi ini harus dilakukan paling tidak 12 kali dalam satu tahun melalui media massa (cetak maupun elektronik), website, media tradisional (pertunjukan kesenian rakyat), media interpersonal (sarasehan, ceramah, workshop, dll), dan melalui media luar ruang seperti brosur, spanduk baliho, dll 2. Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat Kecamatan, menurut SPM pada tahun 2014 sekurangkurangnya 50% dari seluruh kecamatan harus sudah memiliki KIM. 26.Perpustakaan Pemerintah kabupaten memiliki wewenang dalam bidang perpustakaan untuk menyusun pedoman penyelenggaraan perpustakaan, pengembangan jaringan perpustakaan, pengembangan SDM, pelestarian koleksi daerah di tingkat kabupaten, pembinaan teknis perpustakaan, penyelamatan dan pelestarian koleksi nasional, pengembangan jabatan fungsional pustakawan, dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis dibidang perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu pusat informasi, ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, dan pelestarian budaya. Dilihat dari fungsi perpustakaan tersebut, tentunya perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kecerdasan dan kapasitas sumberdaya manusia. Gambaran mengenai penyelenggaraan perpustakaan di tingkat kabupaten secara luas dapat dilihat dari tingkat partisipasi dan kunjungan masyarakat, perkembangan jumlah perpustakaan serta sarana prasarana pendukungnya termasuk didalamnya adalah koleksi perpustakaan dan kegiatan promosi perpustakaan dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Data terakhir tahun 2012 di Kabupaten Bone sudah terdapat 408 perpustakaan yang terdiri dari perpustakaan daerah, perpustakaan desa, dan perpustakaan-perpustakaan yang ada di lingkungan lembaga pendidikan. Adapun untuk tingkat kunjungan ke perpustakaan daerah kondisinya mengalami penurunan dari 9.043 pengunjung pada tahun 2010 menjadi 6.307 pengunjung pada tahun 2012. Kondisi capaian kinerja bidang perpustakaan di Kabupaten Bone dari tahun 2008-2012 dapat dilihat dalam tabel berikut.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 86
Tabel 2.77 Gambaran Data Perpustakaan Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 NO
Indikator Kinerja
(1)
(2)
Realisasi Capaian per Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
1
Jumlah perpustakaan
24
9
38
18
408
A
Perpustakaan daerah
1
1
1
1
1
B
Perpustakaan desa
23
8
37
17
10
C
Perpustakaan SD
0
0
0
0
204
D
Perpustakaan SMP
0
0
0
0
106
E
Pepustakaan SMA
0
0
0
0
76
F
Perpustakaan Perguruan Tinggi
0
0
0
0
11
2
Perpustakaan yang mendapatkan bantuan (perpustakaan desa)
23
8
37
17
10
3
Perpustakaan yang dibina
23
8
37
17
10
4
Pustakawan yang bersertifikat
0
5
5
3
2
5
Jumlah pengunjung
0
0
9.043
5.564
6.307
6
Jumlah koleksi bahan bacaan
0
0
0
0
12.234
Sumber : Badan Perpustakaan, Arsip dan PDE Kabupaten Bone tahun 2013
2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan 1. Pertanian Produksi tanaman pangan utama yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar rata-rata mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu lima tahun (2008-2012), rata-rata pertumbuhan produksi padi sebesar 3,58%, jagung sebesar 22,32%, kedelai sebesar 10,96%, kacang tanah sebesar 6,62%, kacang hijau sebesar 21,79%, ubi kayu sebesar 16,64%, dan ubi jalar sebesar 19,34%. Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan selama ini lebih banyak dipengaruhi oleh luas panen, belum oleh peningkatan produktivitas lahan. Dari data yang ada hanya tanaman jagung, kacang tanah, dan ubi kayu yang produktivitasnya meningkat. Peningkatan luas panen dipengaruhi oleh perubahan pola tanam yang dilakukan oleh petani dan kondisi musim. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman pangan dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.78 Capaian Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 Tahun No 1
Komoditas Padi
Uraian Luas panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kwt/Ha)
2008
2009
2010
2011
2012
130.503 764.800
139.905 765.931
141.930 832.507
140.644 817.871
152.663 876.937
Rata-rata `Kenaikan (%) 4,07 3,58
58,60
54,75
58,66
58,15
58,15
0
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 87
Tahun No 2
Komoditas Jagung
Uraian Luas panen (Ha) Produksi (Ton)
3
Produktivitas (Kwt/Ha) Luas panen (Ha)
Kedelai
Produksi (Ton)
4
K.Tanah
2008
2009
2010
2011
2012
41.315
50.214
45.740
39.634
63.428
Rata-rata `Kenaikan (%) 14,83
171.524
252.251
219.374
197.707
326.478
22,32
41,52
50,24
47,96
49,88
51,47
5,92
5.981
10.148
12.358
6.648
6.556
10,96
11.054
18.430
21.642
11.938
12.036
10,03
Produktivitas (Kwt/Ha) Luas panen (Ha)
18,48
18,16
17,51
17,96
18,36
(0,13)
13.813
9.597
12.544
4.126
7.979
6,62
Produksi (Ton)
22.010
16.213
20.909
6.643
13.559
9,63
Produktivitas (Kwt/Ha) Luas panen (Ha)
15,93
16,89
16,67
16,10
16,99
1,71
2.504
2.363
2.876
6.629
3.380
24,39
Produksi (Ton)
3.567
3.266
3.975
8.820
4.585
21,79
Produktivitas (Kwt/Ha) Luas panen (Ha)
14,25
13,82
13,82
13,31
13,57
(1,19)
615
583
815
911
1.095
16,64
Produksi (Ton)
6.062
5.780
8.143
9.002
10.849
16,82
Produktivitas (Kwt/Ha) Luas panen (Ha)
98,57
99,14
99,91
98,81
99,08
0,13
445
457
667
733
871
19,34
Produksi (Ton)
3.666
3.773
5.589
6.097
7.173
19,45
Produktivitas 82,38 82,56 83,79 (Kwt/Ha) Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura, Tahun 2013
83,18
82,35
(0,00)
5
6
7
K.Hijau
Ubi Kayu
Ubi jalar
Produksi tanaman hortikultura jenis sayur sayuran Kabupaten Bone secara umum menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan pada masing-masing komoditas. Namun demikian untuk beberapa komoditas seperti bayam, ketimun, labu siam, dan tomat mengalami penurunan. Perkembangan produksi tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.79 Luas Panen dan Produksi Sayuran Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
No
Komoditas
Uraian
(1) 1
(2) (3) Bawang merah Luas panen (Ha)
2
Bawang Putih
Produksi (Kw) Luas panen (Ha) Produksi (Kw) 3
Bawang Daun
Luas panen (Ha) Produksi (Kw)
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
(4) 111
(5) 126
(6) 235
(7) 248
4.162
5.290
10.132
10.710
0
41,45
16
16
13
17
0
4,01
509
509
432
571
0
5,68
10
12
8
11
0
8,06
237
291
208
336
0
18,60
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
(8) 0
Rata-rata Pertumbuhan (%) (9) 35,18
| II - 88
No
Komoditas
(1) 4
(2) Bayam
Uraian (3) Luas panen (Ha)
Tahun 2008
2009
(4)
Produksi (Kw) 5
Buncis Cabe
Luas panen (Ha) Produksi (Kw)
7
Kac. Panjang
Luas panen (Ha) Produksi (Kw)
8
Kangkung
Luas panen (Ha) Produksi (Kw)
9
Ketimun
Luas panen (Ha)
Kentang
11
Petsai/Sawi Terung
17.759
17.986
(11,20)
50
58
73
0
20,93
2.293
2.900
3.370
0
21,34
288
459
489
530
0
7,46
14.480
21.653
22.873
24.415
0
20,64
790
364
415
422
0
(12,74)
20.488
20.239
22.060
21.810
0
2,22
476
493
460
457
0
(1,26)
18.556
18.595
17.104
18.500
0
0,12
431
438
0
(0,87)
14.401
0
(0,58)
17
21
23
31
0
22,61
Produksi (Kw)
841
988
1.132
1.475
0
20,78
Luas panen (Ha)
391
397
370
375
0
(1,31)
20.112
20.246
18.952
19.255
0
(1,38)
190
275
237
236
0
10,17
9.238
10.987
11.454
11.263
0
7,17
Luas panen (Ha) Luas panen (Ha)
Tomat
(11,28)
0
14.268
Produksi (Kw) 14
23.267
(8) 0
464
Produksi (Kw) 13
(7) 414
15.016
Produksi (Kw) 12
(6) 406
451
Luas panen (Ha)
Labu Siam
2012
14.677
Produksi (Kw) 10
2011
(5) 538
Luas panen (Ha) Produksi (Kw)
6
2010
Rata-rata Pertumbuhan (%) (9)
Luas panen (Ha) Produksi (Ton)
388
432
399
423
0
3,24
20.679
21.539
21.084
22.231
0
2,50
392
396
375
393
0
0,17
17.405
17.297
16.461
17.249
0
(0,22)
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura, Tahun 2013
Produksi tanaman buah-buahan Kabupaten Bone secara umum menunjukkan peningkatan, namun untuk beberapa komoditas seperti nanas, pepaya dan pisang mengalami penurunan. Terjadi pula penurunan jumlah tanaman yang menghasilkan (Pohon), khususnya pada tanaman alpukat, durian, jambu biji, mangga, pisang, dan sukun. Hal ini perlu diantisipasi dengan penambahan jumlah tanaman, sehingga produksi dapat dipertahankan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Bone. Perkembangan produksi tanaman buah-buahan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.80 Jumlah Tanaman dan Produksi Buah-Buahan Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No 1
2
Komoditas Alpukat
Belimbing
Uraian
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
Rata-rata Pertumbuha n (%)
Tan.menghslkan (Pohon)
12.017
8.684
6.966
6.966
0
(15,84)
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon) Produksi (Kw)
1.065
760
1.016
1.007
0
1,39
1.183
1.358
1.477
1.843
0
16,11
89
85
105
115
0
9,52
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 89
No
Komoditas
Uraian
Tahun 2008
2009
2010
2011
Tan.menghslkan (Pohon)
152.609
158.194
158.194
158.194
0
1,22
56.543
60.905
62.487
62.487
0
3,44
Durian
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
38.608
38.608
36.553
36.553
0
(1,77)
13.965
13.975
14.475
14.349
0
0,93
Jambu Biji
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
130.262
130.262
101.597
101.506
0
(7,37)
52.923
52.927
54.544
54.099
0
0,75
Jambu Air
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
4.820
6.525
6.525
0
17,69
1.350
1.563
1.516
0
6,39
Jeruk
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
9.365
34.278
34.278
34.278
0
88,67
485
1.975
2.483
2.543
0
111,78
Mangga
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
489.816
489.814
487.973
486.673
0
(0,21)
15.921
15.919
20.151
20.811
0
9,95
9
Nangka
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
26.928
27.468
27.468
54.443
0
33,40
10
Nenas
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
Pepaya
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
3
4
5
6
7
8
Duku/Langsat
2012
Rata-rata Pertumbuha n (%)
1.971
2.019
2.306
2.166
0
3,53
51.267
35.049
44.892
44.910
0
(1,17)
1.274
1.343
1.288
1.258
0
(0,34)
11.535
11.525
11.525
37.473
0
75,02
4.055
4.045
3.316
2.981
0
(9,46)
980.794
980.794
639.869
639.869
0
(11,59)
179.478
164.913
141.041
144.771
0
(6,65)
Tan.menghslkan (Pohon)
46.680
46.680
46.680
46.680
0
-
48.362
48.910
49.261
49.259
0
0,62
Petai
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
784
784
784
0
-
1.626
1.634
1.631
0
0,15
Salak
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
315
315
427
0
17,78
115
125
145
0
12,35
16
Sawo
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
673
673
673
0
1,02
17
Sirsak
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
Sukun
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Pohon)
11
12
13
14
15
18
Produksi (Kw) Tan.menghslkan (Rmpn) Produksi (Kw)
Pisang
Rambutan
Produksi (Kw)
653 101
74.700 32.985
104
122
116
0
5,12
3.219
3.219
3.287
0
1,06
137
145
203
0
22,92
74.700
74.700
72.705
0
(0,89)
33.078
41.409
42.643
0
9,48
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura, Tahun 2013
Jenis tanaman Perkebunan di Kabupaten Bone yang dibudidayakan masyarakat tergolong banyak, namun yang termasuk dalam komoditas andalan Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 90
Kabupaten Bone hanya mencakup beberapa komoditas. Jenis tanaman perkebunan yang produksinya relatif banyak yaitu Kakao (coklat), kelapa dalam, tebu, kapas, kemiri, dan cengkeh. Perkembangan produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Bone dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.81 Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
No
Komoditas
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
(1) 1.
(2) Kelapa Dalam
(3) 9.382
(4) 9.478
(5) 9.478
(6) 9.620
(7) 10.999
2.
Kelapa Hybrida
3.655
3.489
3.489
3.603
4.040
3.
Kopi
264
265
265
279
281
4.
Kakao
12.870
8.803
9.260
9.521
18.332
5.
Kemiri
6.892
7.148
7.148
11.898
10.787
6.
Kapuk
754
755
755
755
755
7.
Jambu Mete
2.863
2.872
2.872
2.860
2.874
8.
Cengkeh
2.087
2.111
2.111
900
1.630
9.
Lada
83
84
84
85
92
10.
Pala
1
1
1
1
1
11.
Vanili
12.
Pinang
13.
Aren
14.
Rata-rata Pertumbuhan (%) (8)
36
36
43
40
43
633
655
655
554
510
2.630
2.657
2.657
2.702
4.956
Siwalan
494
814
814
814
814
15.
Sagu
814
48
48
48
58
16.
Asam Jawa
48
48
48
48
49
17.
Nipa
47
47
47
45
50
18.
Kayu Manis
350
350
350
350
158
19.
Jarak Pagar
683
14,08
14,08
38,00
342
9.791 3.655 271 11.757 8.775 755 2.868 1.768 86 1 40 601 3.120 750 203 48 47 312 218
20.
Tebu Rakyat
45.095
61.772
34.161
53.240,00
58.784
21.
Tembakau
22.
Kapas
23.
99.654
882
882
936
1.044
1.094,26
968
198.078
521.188
704.359
403.671
400.001
445.459
Jahe
135
135
135
158
138
140
24.
Kunyit
946
946
946
481
489
762
25.
Kencur
23
23
23
23
23
23
26.
Sereh Wangi
85
85
85
54
109
84
27.
Temu Lawak
17
17
17
17
17
17
28.
Lempuyang
58
58
58
58
58
58
29.
Lengkuas
242
242
242
210
220
231
30.
Wijen
70
180
180
215
221
173
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bone, 2012
Hewan ternak yang paling potensial dan menjadi unggulan di Kabupaten Bone adalah sapi. Populasi sapi pada tahun 2012 mencapai sebanyak 304.140 Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 91
ekor. Populasi kambing masih terbatas, yaitu hanya sebanyak 21.882 ekor, sedangkan kuda sebanyak 9.495 ekor, dan paling sedikit kerbau hanya 3.673 ekor. Untuk jenis unggas, populasi terbesar pada ayam buras sebanyak 3.071.766 ekor, selanjutnya ayam petelur sebanyak 137.611 ekor, ayam pedaging sebanyak 136.324 ekor. Dari sebanyak delapan jenis hewan ternak di Kabupaten Bone, sebagian besar memiliki rata-rata pertumbuhan positif (meningkat), hanya kerbau dan kuda yang pertumbuhannya negatif (menurun). Perkembangan populasi hewan ternak selama kurun waktu lima tahun (20082012) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.82 Populasi Ternak di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No
Komoditas
Rata-rata Pertumbuhan (%)
2008
2009
2010
2011
2012
169.492
174.652
191.513
283.441
304.140
17,00
7.255
5.255
5.551
3.687
3.673
(13,97)
1
Sapi
2
Kerbau
3
Kuda
10.448
8.687
9.590
9.360
9.495
(1,85)
4
Kambing
10.910
11.760
14.256
16.567
21.882
19,33
5
Itik
114.609
116.346
148.927
156.669
184.913
13,19
6
Ayam buras
2.260.254
1.033.081
1.303.686
1.956.707
3.071.766
19,73
7
Ayam petelur
42.885
40.974
52.383
49.764
137.711
48,78
8 Ayam pedaging 416.726 54.711 Sumber : Dinas Peternakan Kab. Bone, 2012
85.153
60.895
136.324
16,04
Perkembangan penyakit pada hewan ternak perlu diwaspadai, sebab dapat dimungkinkan penyebaraan penyakit zoonosis yang menular ke manusia. Jumlah kasus penemuan penyakit pada hewan ternak di Kabupaten Bone pada tahun 2012 sebanyak 94 kasus. Sementara itu angka kesakitan ternak sebanyak 2.585 ekor. Dalam upaya mencegah penyebaran penyakit, pada tahun 2012 dilakukan pemberian vaksin kepada sejumlah 60.119 ekor ternak. 2. Kehutanan Sejalan pelaksanaan otonomi daerah dengan azas desentralisasi, paradigma pembangunan kehutanan di Kabupaten Bone adalah domestic resources based (community and resource based development), yaitu (1) menetapkan sumber daya hutan dalam tiga sisi manfaat yang seimbang yakni ekonomi, ekologi dan sosial; dan (2) memfasilitasi dan mendorong terciptanya pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan memberi peluang yang luas kepada lembaga usaha masyarakat kecil dan menengah yang berbasis hutan dalam menuju pengelolaan hutan yang lestari, demokratis dan berkeadilan. Paradigma pembanguna kehutanan ini menjawab target capaian tujuan MDGs sektor kehutanan yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Indikator yang dinilai adalah (1) Proporsi luas lahan yang tertutup hutan, (2) Rasio luas kawasan hutan lindung/konservasi terhadap luas wilayah daratan. Luas pada tahun 2008 kawasan hutan di Kabupaten Bone sekitar 155.484 ha yang terdiri dari hutan lindung + - 32.612 ha, hutan produksi +- 110.760 ha, hutan wisata (Cani Sidenreng ) +-1,612 Ha dan hutan mangrove +- 10.437 Ha. Hutan produksi di Kabupaten terdiri dari Hutan Pinus (+-10.500 Ha ), Hutan Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 92
Rotan (+-2.500 Ha), huta jati (+-7.500 Ha ) dan Hutan lainnya (+-90.360 Ha ) . Tahun 2012 kondisi ini menurun yaitu hutan lindung menjadi 24.846 ha, hutan mangrove tinggal 75 ha, namun hutan wisata bertambah menjadi 1.674,80 ha Dilihat dari kepemilikan terdapat 8.654 ha hutan rakyat dan hutan negara seluas 144.482. Hutan pinus berada di Kecamatan Bontocani, Teluk Limpoe, Bengo, Ponre, dan Libureng dan hutan jati tersebar di 18 kecamatan. Hutan lindung berada di Kecamatan Bontotani teluk Limpie, Tonra, Dua Boccoe, Lappariaja, Ponre dan Tanete Riattang Timur. Hutan wisata Cani Sedenreng berada di Kecamatan Ulaweng. Hutan mangrove tersebar di 10 kecamatan yaitu Cendrana, Tellusiatinge, Awangpone, Tanete Riattang Timur, Barebbo, Mare, Sibulue, Tonra, Salomekko dan Kajuara. Tabel 2.83 Realisasi Capaian Urusan Kehutanan No
Indikator Kinerja
Realisasi Capaian 2008
2009
1.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (%)
0
0
2.
Kerusakan Hutan (%)
0
0
3.
Luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total kawasan hutan Pembuatan Bangunan Konservasi
4.
30.292
2010 10,47
2012
5,73
3,66
3,01
0,31
30.292
30.292
30.292
0
30.292
2011
- Dam Penahan (Unit)
0
0
4
3
3
- Embung Air (Unit)
0
0
3
1
2
- Gully Plug (Unit) 0 0 Sumber : Dishutbun Kabupaten Bone, Tahun 2013
4
0
0
3. Energi dan Sumberdaya Mineral Kinerja pembangunan pada pelayanan yang dikelola oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bone selama periode 2008-2013 pada masingmasing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.84 Gambaran Pelayanan Dinas ESDM Kab. Bone Thn. 2008-2013 No.
Jenis Izin
1.
Izin Usaha Pelayanan BBM
2.
Izin Usaha Kelistrikan Untuk
Jumlah Izin Tahun
Total
2008
2009
2010
2011
2012
Izin
241
120
173
247
0
781
0
21
4
31
0
56
0
0
0
36
1
37
kepentingan Sendiri 3.
IUP OP Khusus Pengangkutan dan Penjualan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 93
4.
IUP OP Khusus Pengolahan
2
0
0
4
0
6
5.
IUP OP Batuan
12
2
21
108
20
163
6.
Izin Pemanfaatan Mataair
2
3
2
0
0
7
7.
Surat Keterangan Terdaftar
0
0
0
17
4
21
Sumber : Dinas ESDM Kab. Bone, 2012
Sedangkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang terbit melalui Surat Keputusan Bupati Bone untuk mineral logam, bukan logam dan batubara periode tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut : Tabel 2.85 Gambaran Penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Thn. 2008-2012 Melalui Surat Keputusan Bupati No. 1.
Jenis Izin IUP
Periode Penerbitan
Bahan Galian
2008
2009
2010
Jumlah
2011
2012
Izin
Logam
8
13
0
0
2
23
Eksplorasi 2.
IUP OP
Logam
2
1
2
1
4
10
3.
IUP
Batubara
3
0
0
0
0
3
Eksplorasi 4.
IUP OP
Batubara
4
0
4
0
1
9
5.
IUP
Bukan
0
0
0
2
0
2
Eksplorasi
Logam
Sumber : Dinas ESDM Kab. Bone, 2012
4. Pariwisata Kabupaten Bone yang secara geografis memiliki letak yang strategis di jalur pesisir timur Sulawesi Selatan. Letak yang strategis tentunya memiliki nilai yang lebih, khususnya dalam bidang pariwisata. Kabupaten Bone memiliki keanekaragaman daya tarik alam dan budaya yang patut untuk dijadikan salah satu tujuan utama pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan. Obyek wisata budaya yang potensial di Kabupaten Bone antara lain adalah rumah adat Bola Soba yang ada di Kelurahan Manurunge Kecamatan Tatene Raittang, Museum Lapawawoi di pusat Kota Watampone, komplek pemakaman Raja Kalokkoe (Laleng Bata) sekitar 3 km dari kota Watampone dan Makam raja-raja Watang Lamuru di Desa Labalata, kompleks makam Labalata dan Kalokkoe serta makam Lapatau Matanna Tikka di Desa Nagauleng, Kecamatan Cenrana. Sedangkan obyek wisata alam yang potensial antara lain Gua Mampu di Desa Labbeng yang memiliki stalaktit dan stalagmit, Gua Cempalagi di Desa Mallari, dan dua gua lainnya yaitu Lagaroang dan gua Jepang. Selain itu sejumlah air terjun juga tersebar di berbagai kecamatan seperti air terjun Ulu Ere dan air terjun Pammusurang di Desa Bontojai dan air terjun Ladenring di Kecamatan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 94
Lamutu. Adapun obyek wisata bahari ada pantai Ancue, Pantai Tete, Pantai Pasir Putih Bone Lampe dan Pantai Ujung Pattiro. Obyek wisata lain yang ada di Kabupaten Bone adalah pusat kerajinan tangan rumput Anemi atau pita di Desa Wollangi, kerajinan songkok To Bone di Desa Paccing. Kerajinan perak di Desa Pinceng Pute dan perkampungan Suku Bajo yang di Desa Bajoe. Untuk mendukung kegiatan pariwisata di Kabupaten Bone, telah terdapat sarana pendukung pariwisata berupa hotel dan penginapan. Data dari Kabupaten Bone dalam angka tahun 2012, terdapat 28 hotel dan penginapan yang dapat mendukung kepariwisataan Kabupaten Bone. Angka kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bone dari tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami kondisi yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Tingkat kunjungan teringgi terjadi pada tahun 2009 yang mencapai 125.156 wisatawan yang berkunjung. Sedangkan terendah adalah tahun 2012 yang hanya mampu mencapai 90.787 kunjungan saja. Adapun kontribusi dari sektor pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Bone justru mengalami peningkatan dari 0,4% pada tahun 2008 menjadi 0,8% pada tahun 2012. Tabel 2.86 Capaian Kinerja Bidang Pariwisata Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 1.
Kunjungan wisata (orang)
117.071 125.156 102.710 103.724 90.787
2.
Konstribusi sektor pariwisata 0,40 terhadap PDRB
0,63
0,71
0,80
0,80
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2012
5. Perikanan Kelautan Pembangunan urusan kelautan dan perikanan periode tahun 2008-2012 secara umum menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari kondisi alam pada tahun berkenaan, antara lain cuaca yaitu curah hujan dan gelombang laut yang mempengaruhi produktivitas hasil produksi nelayan dan pembudidaya ikan. Produksi perikanan di Kabupaten Bone menunjukkan peningkatan, dari sebanyak 122.364 ton pada tahun 2008 menjadi 193.983,5 ton pada tahun 2012. Perikanan budidaya terlihat mengalami peningkatan dari sebesar 50.924 ton pada tahun 2008 menjadi 125.505 ton pada tahun 2012. Sementara itu produksi perikanan tangkap yang berasal dari perikanan laut justru mengalami penurunan dari sebesar 71.441 ton pada tahun 2008 menjadi 68.479 ton pada tahun 2012. Adapun produksi ikan olahan menunjukkan penurunan produksi, dari sebesar 9.662 ton pada tahun 2008 dan sebesar 13.767 ton pada tahun 2011 menjadi hanya sebanyak 2.674 ton pada tahun 2012. Perkembangan produksi perikanan selama kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada tabel berikut:
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 95
Tabel 2.87 Produksi Perikanan di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No Indikator Kinerja Produksi 1 Perikanan a. Tangkap - Laut - Perairan Umum b. Budidaya - Tambak - Kolam - Mina Padi - Laut (rumput laut) - Perairan Umum 2 Jumlah produksi ikan olahan (ton)
2008 122.365 71.441 69.917 1.524 50.924 27.948 64 9 22.900 3 9.662
2009 119.737 72.145 70.616 1.529 47.592 28.875 91 7 18.616 3 9.603
2010 181.107 68.451 67.085 1.365 112.656 56.648 72 37 55.899 0 12.571
2011
2012
194.161 193.984 68.733 68.479 67.784 67.506 949 972 125.428 125.505 61.181 60.295 75 135 44 75 64.128 65.000 0 0 13.767 2.674
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, 2012
Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Bone mengalami menurunan dari sebesar 45,90 kg/kapita/tahun pada tahun 2008 menjadi 43,50 kg/kapita/tahun pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan peningkatan jumlah produksi perikanan, dengan asumsi ikan yang dipasarkan keluar daerah dianggap tetap. Kemungkinan sebab lainnya adalah pola masyarakat yang cenderung beralih konsumsi selain ikan. Dalam rangka peningkatan produksi perikanan, baik perikanan tangkap, perikanan budidaya, maupun hasil olahan ikan, pemerintah Kabupaten Bone melakukan pembinaan dan fasilitasi kelompok usaha masyarakat di bidang perikanan. Jumlah kelompok perikanan tangkap di Kabupaten Bone sampai dengan tahun 2012 mencapai sebanyak 179 kelompok. Dari jumlah tersebut, jumlah kelompok Usaha Bersama (KUB) yang berkembang sampai dengan tahun 2012 sebanyak 160 KUB, dan kelompok Usaha Bersama (KUB) yang mendapat alat tangkap dan alat bantu penangkapan dalam kurun waktu lima tahun sebanyak 163 KUB. Sementara itu jumlah kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Bone sampai dengan tahun 2012 sebanyak 323 kelompok. Dari jumlah tersebut, kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang berkembang sebanyak 100 kelompok, sedangkan kelompok pembudidaya ikan yang mendapat Bantuan sarana produksi budidaya dalam kurun waktu lima tahun sebanyak 164 kelompok. Terkait usaha pengolahan ikan, jumlah kelompok pengolahan dan pemasaran (Poklahsar) yang berkembang sampai dengan tahun 2012 sebanyak 77 kelompok, dan kelompok (Poklahsar) yang mendapat bantuan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan dan pemasaran ikan dalam kurun waktu lima tahun sebanyak 20 kelompok dari sebanyak 77 kelompok yang ada. Pembinaan kelompok juga dilakukan terhadap kelompok masyarakat Swakarsa Pengamanan Sumber Daya kelautan (Pokmaswas). Pembinaan Pokmaswas dilakukan untuk mempertahankan keaktifan kelompok, sehingga dapat berperan serta dalam pencegahan praktek-praktek illegal fishing di perairan Kabupaten Bone, diantaranya penggunaan alat tangkap dan alat bantu penangkapan yang tidak ramah lingkungan.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 96
Perkembangan pembinaan kelompok bidang kelautan dan perikanan selama kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.88 Pembinaan Kelompok Bidang Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No
Indikator Kinerja
2008
A 1
Bina Kelompok Nelayan (KUB) Jumlah kelompok perikanan tangkap 2 Jumlah kelompok Usaha Bersama (KUB) yang mendapat alat tangkap dan alat bantu penangkapan 3 Jumlah kelompok Usaha Bersama (KUB) yang berkembang B Bina Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) 1 Jumlah kelompok pembudidaya Ikan 2 Jumlah kelompok pembudidaya Ikan (POKDAKAN) yang mendapat Bantuan sarana produksi budidaya 3 Jumlah kelompok Pembudidaya Ikan (pokdakan) yang berkembang C Bina Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (POKLAHSAR) 1 Jumlah kelompok pengolahan dan pemasaran hasil perikanan 2 Jumlah kelompok (POKLAHSAR) yang mendapat bantuan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan dan pemasaran ikan. 3 Jumlah kelompok pengolahan dan pemasaran (POKLAHSAR) yang berkembang D Bina kelompok masyarakat Swakarsa Pengamanan Sumber Daya kelautan (POKMASWAS) 1 Jumlah kelompok masyarakat Swakarsa Pengamanan Sumber Daya kelautan (POKMASWAS) 2 Jumlah kelompok masyarakat Swakarsa Pengamanan Sumber Daya kelautan yang dibina (POKMASWAS) Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, 2012
2009
2010
2011
2012
51
50
50
164
179
0
4
30
70
59
32
53
92
130
160
170
171
232
281
323
20
32
43
35
19
98
99
99
100
100
25
23
25
61
77
0
3
1
0
13
25
23
25
61
77
59
59
59
59
59
0
0
2
0
0
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 97
6. Perdagangan Kontribusi sektor perdagangan dalam PDRB dari tahun 2008 – 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 kontribusi perdagangan sebesar 7,31% meningkat pada tahun 2011 menjadi 7,69%. Kontribusi terbesar dalam sektor perdagangan adalah usaha dagang kecil, dengan rata-rata kontribusi sebesar 4%. Gambar 2.19 Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB Tahun 2008-2011 (%) Kabupaten Bone
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Sarana perdagangan di Kabupaten Bone mengalami pertumbuhan utamanya sarana gudang, swalayan dan toko modern. Sedangkan jumlah Jumlah Pasar Kabupaten sampai dengan tahun 2012 sebanyak 2 unit dan Pasar Desa sebanyak 80 unit. Jumlah gudang mengalami peningkatan dari tahun 20082012. Pada tahun 2008 sebanyak 19 unit dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 48 unit. Pada tahun 2011 di Kabupaten Bone mulai muncul swalayan modern yaitu alfa mart, indomart dan alfa midi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran tabel. Tabel 2.89 Perkembangan Sarana Perdagangan Dan Sarana Penunjang Perdagangan Tahun 2008/2012 N0 1 2 4 5 6 7 8
Jenis Gudang Swalayan Alfa Midi Indo Maret Alfa Maret Pasar Kabupaten Pasar Desa
Jumlah 2008 19 2 0 0 0 2 80
2009
2010
2011
29 2 0 0 0 2
32 3 3 0 0 2
47 3 3 5 7 2
80
80
2012
80
48 3 3 6 7 0 0
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 98
Jumlah eksportir selama kurun 2010 – 2011 cenderung menurun, pada tahun 2010 jumlah eksportir sebanyak 10.103 orang menurun pada tahun 2011 menjadi 7.093 orang. Nilai ekspor pada tahun 2010 sebesar Rp.365.985.000,00 menurun menjadi 1.074.670,00. Kabupaten Bone memiliki komiditi perdagangan sebanyak 8 jenis. Jumlah realisasi penjualan sampai dengan tahun 2012 cenderung mengalami penurunan. Walaupun volume komoditi perdagangan mengalami penurunan namun nilai jualnya mengalami mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihat dalam tabel realisasi penjualan Kabupaten Bone. Jenis komoditi perdagangan yang memiliki volume dan nilai kontribusi tertinggi adalah Jagung. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.90 Realisasi Penjualan Perdagangan Komoditi Unggulan Kabupaten Bone Tahun 2010 - 2012 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis
2010 9.260 7.148 2.872 217.632 3.974 21.647 20.875
Volume 2011 9.521 11.898 2.872 197.707 8.820 11.938 6.643
2012 18.332 10.787 2.860 211.703 3.020 6.395 12.876
2010 148.160.000 164.404.000 34.464.000 457.027.000 4.215.800 133.129.050 229.625.000
Kakao Kemiri Jambu Mente Jagung Kacang Ijo Kedelai Kacang Tanah Jumlah 283.408 249.399 265.973 1.171.024.850 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
Nilai (Rp 000) 2011 152.336.000 273.654.000 34.464.000 415.084.700 94.374.000 72.821.800 73.073.000 1.115.807.500
2012 293.312.000 248.101.000 34.320.000 703.912.475 36.240.000 31.776.755 198.290.400 1.545.952.630
Jumlah Usaha perdagangan di Kabupaten Bone selama kurung waktu 2008 – 2012 mengalami pertumbuhan dimana untuk usaha dagang kecil berdasarkan jumlah unit usaha pada tahun 2008 sebanyak 1.506 meningkat pada tahun 2012 menjadi 2.420. Usaha dagang menengah juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 sebanyak 248 unit meningkat pada tahun 2012 menjadi 400 unit. Sedangkan usaha dagang besar juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah usaha dagang sebanyak 23 unit meningkat pada tahun 2012 menjadi 102 unit. Pelaku Usaha Dagang ini terutama yang dengan skala kecil dan menengah masih memiliki kekurangan yaitu terbatasnya modal, kurangnya kemampuan manajemen, dan teknologi. Jumlah pengusaha UDKM yang dibina ini masih sangat kecil. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.91 Jumlah Usaha Perdagangan Di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012 No 1
Uraian Usaha Dagang K a.Unit Usaha (unit) b.Tenaga Kerja (orang) c.Modal (Rp)
2008 1.506 4.194
2009 1.800 6.500
Tahun 2010 1.850 6.800
2011 2.200 7.010
2012 2.420 7.500
79.184.900 85.000.000 87.000.000 90.020.000 91.150.000
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 99
2
Usaha Dagang M a.Unit Usaha (unit) b.Tenaga Kerja (orang) c.Modal (Rp)
3
Usaha Dagang B a.Unit Usaha (unit) b.Tenaga Kerja (orang) c.Modal (Rp)
248 624
267 800
290 1.000
320 1.200
400 1.480
28.280.000 30.020.000 33.200.000 36.000.000 42.150.000
23 212
50 280
65 320
88 360
102 400
7.619.850 20.500.000 25.450.000 27.400.000 30.200.000
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
Dalam memperlancar pelaksanaan pembangunan perdagangan dilakukan peneraan dan pengawasan alat perdagangan. Pelaksanaan peneraan dan pengawasan alat UTTP (Ukur, Takar,Timbang, dan Perlengkapanya) selama kurun waktu 2008 – 2012 mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tabel 2.92 Hasil UTTP (Ukur, Takar,Timbang, Perlengkapan) Tahun 2008/2012 Tahun Jenis UTTP 2008 2009 2010 2011 Ukuran Panjang 76 76 76 76 Takaran Kering 666 964 1153 1153 Takaran Basah 368 368 368 508 Anak Timbangan Biasa 1144 1144 1266 3765 Anak Timbangan Halus 542 542 542 542 Neraca Emas 169 169 169 169 Anak Timbangan Milligram 218 218 218 160 Timbanga Sentisimal 320 320 530 748 Timbangan Meja 6 6 6 8 Dacin Logam 112 146 170 187 Timbangan Pegas 250 262 263 370 Timbangan Elektronik 86 137 141 158 Halus Timbangan Elektronik 6 6 12 12 Kasar Meter Kadar Air 3 3 3 1
2012 76 1250 561 3914 542 169 160 774 8 208 388 168 21 1
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
Pengawasan perdagangan ini masih sangat terbatas hal ini dikarenakan rendahnya SDM dan instrumen untuk melakukan pengawasan. Selain itu juga kesadaran konsumen dan pedagang juga masih kurang dalam rangka perlindungan hak konsumen. 7. Perindustrian Berdasarkan data PDRB Kabupaten Bone atas dasar harga berlaku, sektor industri selama kurun waktu 2008-2011 memberikan kontribusi antara 6,85% 7,61%. Kontribusi sektor industri ini dari tahun ke tahun sejak 2008 sampai
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 100
dengan tahun 2011 mengalami penurunan. Pada tahun 2008 kontribusi sektor industri sebesar 7,61% menurun pada tahun 2011 menjadi 6,85%. Sektor industri ini terdiri dari industri besar, industri, menengah dan kecil. Sektor industri kecil memberikan sumbangan terbesar pada pencapaian kontribusi sektor industri, yaitu antara 3%-4%. Grafik 2.20 Kontribusi Sektor Industri pada PDRB (Berdasarkan Harga Berlaku) Tahun 2008-2011 Kabupaten Bone
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari tahun 2008 – 2012 fluktuatif. Pada tahun 2008 jumlah IKM sebanyak 3.450 unit meningkat pada tahun 2010 menjadi 5.609 unit kemudian menurun pada tahun 2012 menjadi 3.550 unit. Jumlah IKM terbanyak pada tahun 2010 yaitu sebesar 5.609 unit. Penurunan jumlah IKM terbesar terjadi pada tahun 2009 ke tahun 2010. IKM di Kabupaten Bone mampu menyerap tenaga kerja antara 15.000 – 17.000 tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu mencapai 17.955 orang. IKM di Kabupaten Bone memiliki nilai produksi yang cukup besar. Nilai produksi IKM tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp.517.220.943.000,00 dengan nilai investasi Rp.126.438.170.000,00. Sentra industri di Kabupaten Bone mengalami peningkatan dari tahun 2008 – 2012. Pada tahun 2008 Sentra industri kecil sebanyak 5 sentra meningkat pada tahun 2012 menjadi 18 buah. Kabupaten Bone juga memiliki Kelompok Usaha Bersama (KUB). Sampai dengan tahun 2012 KUB yang yang dibina juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah KUB yang dibina sebanyak 6 unit meningkat pada tahun 2012 menjadi 17 unit Namun demikian jumlah ini masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah desa yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berusaha masih relatif kecil. Sebagian besar pelaku usaha IKM dan KUB masih memiliki banyak permasalahan antara lain ketrampilan produksi, manajemen pengelolaan usaha, permodalan dan penguasan ketrampilan. Selain itu juga masih kurangnya jaringan pemasaran produk IKM. Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 101
Tabel 2.93 Perkembangan IKM Tahun 2008 - 2012 No
Uraian
1
Unit Usaha
2
Tenaga Kerja (orang)
3
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
3.450
5.553
5.609
3.318
3.550
15,446
17.955
16.775
14.443
15.454
Nilai Produksi (000)
231.574 .420
256.03 9.773
517.22 0.943
276.28 4.688
295.62 4.616
4
Nilai Investasi (000)
42.464. 235
119.45 3670
126.43 8.170
132.45 9.170
141.73 1.312
5
Sentra IK
5
9
13
17
18
6
KUB
6
10
13
16
17
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2012
8. Transmigrasi Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat penduduknya ke area wilayah pulau lain yang penduduknya masih sedikit atau belum ada penduduknya sama sekali. Transmigrasi di Indonesia biasanya diatur dan didanai oleh pemerintah kepada warga yang umumnya golongan menengah ke bawah. Sesampainya di tempat transmigrasi para transmigran akan diberikan sebidang tanah, rumah sederhana dan perangkat lain untuk penunjang hidup di lokasi tempat tinggal yang baru. Tujuan utama dilaksanakannya transmigrasi penduduk adalah sebagai upaya untuk pemerataan persebaran penduduk dari penduduk yang terlalu padat ke wilayah dengan penduduk yang masih relatif kosong atau bahkan belum berpenduduk. Transmigrasi diupayakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan kesempatan untuk perubahan nasib. Melalui transmigrasi ini diharapakan penduduk padat yang ada di Kabupaten Bone memiliki peluang dan harapan untuk perubahan hidup yang lebih baik dengan kesejahteraan yang meningkat.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| II - 102
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Keuangan daerah adalah semua perhitungan tentang hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD, sehingga analisis mengenai pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis pengelolaan keuangan daerah sekurangkurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya yang pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan pendanaan di masa yang akan datang, dengan mempertimbangkan peluang dan hambatan yang dihadapi. 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD a. Pendapatan Daerah Kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Bone dapat diukur dari kontribusi masingmasing unsur pendapatan terhadap total pendapatan daerah dalam menunjang pelaksanaan pembangunan daerah. Pendapatan Daerah Kabupaten Bone selama kurun waktu tahun 2008-2012 mengalami peningkatan dari sebesar Rp 754.823.423.958,00 atpada tahun 2008 menjadi sebesar Rp 1.198.004.102.131,00 pada tahun 2012. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bone tahun 2008-2012 fluktuatif dengan kecenderungan meningkat dari sebesar Rp 52.399.596.100,00 pada tahun 2008 menjadi Rp 52.347.658.041,00 pada tahun 2012. Perkembangan capaian pensdapatan daerah Kabupaten Bone dalam kurun waktu tahun 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008-2012 (rupiah) No A 1 2 3
4
Uraian Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Realisasi 2009 (Rp)
Realisasi 2010 (Rp)
52.399.596.100
38.469.112.668
34.842.143.750
34.414.657.470
5.968.795.159
4.512.133.037
8.770.944.605
7.453.780.418
14.648.182.111
37,87
15.552.371.471
14.721.186.544
19.686.225.069
9.049.346.524
11.719.239.389
0,96
1.572.979.857
1.687.505.751
1.549.476.028
1.808.641.054
1.803.037.199
3,88
29.305.449.614
17.548.287.337
4.835.498.048
16.102.889.475
24.177.199.342
42,65
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Realisasi 2011 (Rp)
Rata2 Pertumb. (%) 3,72 52.347.658.041
Realisasi 2008 (Rp)
Realisasi 2012 (Rp)
| III - 1
Realisasi 2009 (Rp)
Realisasi 2010 (Rp)
Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/bukan pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain pendapatan yang sah Pendapatan Hibah Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya Dana Penyesuaian
640.050.263.399
655.569.324.690
663.025.748.323
761.561.809.210
40.163.886.399
44.949.383.690
51.654.397.323
51.063.154.210
70.178.318.304
15,78
529.055.377.000
531.911.941.000
541.715.851.000
622.119.055.000
754.025.482.000
9,61
70.831.000.000
78.708.000.000
69.655.500.000
88.379.600.000
89.442.570.000
6,93
62.373.564.459
62.885.143.146
152.870.566.292
277.212.515.598
232.010.073.785
52,24
5.144.680.042
6.578.720.169
1.150.000.000
0
0
0,00
19.167.780.317
18.334.157.777
22.969.640.273
28.707.740.598
31.750.484.255
14,13
6.024.524.000
17.232.300.000
104.480.249.019
214.939.746.840
175.430.662.000
194,92
Bantuan Keuangan dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya Total Pendapatan Daerah
32.036.580.100
20.739.965.200
24.270.677.000
33.565.028.160
24.828.927.530
-1,49
754.823.423.958
756.923.580.504
850.738.458.365
1.073.188.982.278
1.198.004.102.131
12,61
Uraian
B a
c d C 1 2
3 4
Realisasi 2011 (Rp)
Rata2 Pertumb. (%) 9,60 913.646.370.304
Realisasi 2008 (Rp)
No
Realisasi 2012 (Rp)
Sumber: DPKAD Kabupaten Bone, 2013 Dilihat dari proporsinya, keuangan daerah Kabupaten Bone masih bertumpu pada pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan, baik Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah rata-rata selama kurun waktu tahun 2008-2012 hanya sebesar 4,96%. Kontribusi terbesar pendapatan daerah Kabupaten Bone berasal dari dana perimbangan, dengan rata-rata selama kurun waktu tahun 2008-2012 sebesar 78,87%. Kondisi ini menunjukkan bahwa derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Bone dalam kategori rendah, artinya tingkat ketergantungan keuangan daerah terhadap bantuan keuangan dari pemerintah pusat masih sangat tinggi. Proporsi PAD, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap total pendapatan daerah terlihat pada Grafik 3.1
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 2
Grafik 3.1
100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Proporsi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah Terhadap Total Pendapatan Daerah (%) 86.61
84.79
6.94
8.26
8.31
5.08
2008
77.94
2009
Pendapatan Asli Daerah
25.83
17.97 4.10
19.37 4.37
3.21
2010
Dana Perimbangan
76.26
70.96
2011
2012
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Sumber: DPKAD Kabupaten Bone, 2013 b. Belanja Daerah Perkembangan belanja daerah Kabupaten Bone selama kurun waktu tahun 20082012 menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Bone, yaitu dari sebesar Rp 769.625.738.606,00 pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp 1.149.246.094.807,00 pada tahun 2012. Belanja tidak langsung mengalami peningkatan dari sebesar Rp 451.872.303.401,00 pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp.768.109.661.972,00 pada tahun 2012, sebagian besar digunakan untuk belanja pegawai. Belanja langsung juga menunjukkan peningkatan namun peningkatannya kecil dari sebesar Rp 317.753.435.205,00 pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp.381.136.432.835,00 pada tahun 2012. Secara lengkap belanja daerah Kabupaten Bone selama kurun waktu tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Rata-Rata Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No. A 1 2 3 4 5 6 7 8
Uraian Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil kepada Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga
Realisasi 2008 (Rp) 451.872.303.401
Realisasi 2009 (Rp) 484.714.121.023
Realisasi 2010 (Rp) 559.035.614.837
Realisasi 2011 (Rp) 710.551.949.902
378.891.029.862 2.820.236.122 0 11.200.124.845 38.911.594.119
419.428.285.702 3.306.785.191 0 3.000.000.000 18.484.898.200
511.753.853.534 2.939.415.375 0 0 19.529.317.500
642.874.404.609 2.649.295.975 0 2.122.493.250 20.398.194.700
0
0
23.843.038.428
41.477.594.968
19.077.750.653
40.199.466.930
0
0
888.549.600
971.567.800
294.685.000
969.990.000
1.029.966.400
1.399.486.800
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Realisasi 2012 Rata2 (Rp) (%) 768.109.661.972 14,45 704.520.399.545 16,98 2.301.684.245 -4,21 0 17.941.500.000 3.055.000.000 -31,85 38.003.041.782
| III - 3
50,39
No.
Uraian
B
Belanja langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Total Belanja Daerah
1 2 3
Realisasi 2008 (Rp) 317.753.435.205
Realisasi 2009 (Rp) 271.888.848.469
Realisasi 2010 (Rp) 215.434.913.818
Realisasi 2011 (Rp) 315.583.405.719
40.455.943.085 89.480.205.136
21.320.576.239 88.257.054.343
23.594.957.625 102.837.461.142
26.265.840.100 157.169.843.208
187.817.286.984 769.625.738.606
162.311.217.887 756.602.969.492
89.002.495.051 132.147.722.411 774.470.528.655 1.026.135.355.621
Surplus / -14.802.314.647 320.611.012 76.267.929.710 (Defisit) Sumber: DPKAD Kabupaten Bone, 2013
47.053.626.657
Realisasi 2012 Rata2 (Rp) (%) 381.136.432.835 8,02 22.599.875.500 -9,82 164.385.601.506 18,14 194.150.955.829 9,16 1.149.246.094.807 11,29
48.758.007.324
Belanja daerah Kabupaten Bone lebih didominasi oleh belanja tidak langsung. Proporsi belanja tidak langsung terhadap total belanja daerah dalam kurun waktu lima tahun (2008-2012) fluktuatif, dari sebesar 58,71% pada tahun 2008, mencapai tertinggi 72,18% pada tahun 2010, dan pada tahun 2012 sebesar 67,34%. Kondisi ini menunjukkan bahwa alokasi dana untuk belanja pembangunan yang langsung menyentuh masyarakat lebih kecil dibandingkan belanja pegawai (gaji dan tunjangan), belanja hibah, belanja bantuan sosial, bantuan keuangan kepada pemerintah desa, dan belanja tidak terduga. Perkembangan proporsi belanja langsung dan belanja tidak langsung terhadap total belanja daerah Kabupaten Bone selengkapnya dapat dilihat pada Grafik 3.2. Grafik 3.2
Proporsi Belanja Langsung dan Terhadap Total Belanja Daerah
80.00 70.00 60.00 50.00
72.18 58.71 41.29
40.00
64.06
35.94 27.82
30.00
69.25
30.75
Belanja
Tidak
Langsung
66.84
33.16
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
20.00 10.00 0.00 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: DPKAD Kabupaten Bone, 2013
Dilihat secara detail belanja langsung Kabupaten Bone didominasi belanja modal dan belanja barang dan jasa. Proporsi belanja barang dan jasa menunjukkan peningkatan proporsi dari sebesar Rp 28,16% pada tahun 2008 menjadi 49,80% (2011), kemudian menurun menjadi 43,13%. Sementara itu belanja modal proporsinya cenderung menurun dari sebesar 59,11% pada tahun 2008 menjadi 41,87% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 50,94%. Kondisi demikian menunjukkan bahwa alokasi belanja pembangunan pada tahun 2008, 2009, dan tahun 2012 sebagian besar mengarah pada peningkatan infrastruktur, sedangkan pada tahun 2010 dan tahun 2011 berorientasi pada kegiatan yang lebih bersifat pengadaan barang dan jasa.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 4
5887, 86
Perkembangan proporsi masing-masing unsur belanja langsung Kabupaten Bone dapat dilihat pada Grafik 3.3.
43.13 50.94
49.80 41.87 5.93
8.32
28.16
10.00
7.84
20.00
12.73
40.00 30.00
32.46
50.00
47.73 41.31
60.00
10.95
70.00
59.70
59.11
Grafik 3.3 Perbandingan Masing-masing Unsur Belanja Langsung Terhadap Total Belanja Langsung Kabupaten Bone Tahun 20082012
0.00 2008 Belanja Pegawai
2009
2010
Belanja Barang Dan Jasa
2011
2012
Belanja Modal
Sumber: DPKAD Kabupaten Bone, 2013
3.1.2 Neraca Daerah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001, Neraca Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing-masing pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi menjadi sub rekening sampai level rincian obyek. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Neraca Daerah Pemerintah Kabupaten Bone selama kurun waktu 2006-2010 mengalami pertumbuhan seperti terlihat pada Tabel 3.3
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 5
Tabel 3.3 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
84.688.797.079,84
2012
67.497.099.692,78
73.734.201.517,65
2011
43.152.693.820,10
55.018.447.347,24
72.178.925.726,65
39,45 66,57 597,41 45,54
2010
60.543.771.861,38
34.457.356.557,70
53.482.840.645,24
60.783.000,00
2009
ASET 29.538.223.403,62 10.967.225.954,98
33.249.247.686,70
133.443.000,00
2008
ASET LANCAR 18.580.582.575,42
1.338.189.363,98
171.079.870,00
Uraian
A Kas 14.591.782.439,42
1.138.487.293,00
12,71
No
1 Kas di Kas daerah 256.661.655,00
1.015.040.396,00
17.818.758,00
-
1.476.674.033,00 387.123.306,00
-
1.037.029.001,00
-
-
8.490.549.298,00
-
-
-
3.732.138.481,00
-
-
-
2.000.067.515,40
-
-
-
-
4.598.274.335,54
617.366.562,40
-
-
-
2.132.324.784,40
3.303.974.965,40
Piutang Pajak
-
Investasi Jangka Pendek Investasi dalam Saham -
45.330.871.691,70
982.955.661,40
1.141.290.228,00
Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di BLUD
Investasi dalam Obligasi
7.306.058.625,20
2.835.581.165,70
972.379.779,00
Piutang
4.381.707.521,40
889.308.873,00
122,88 13,55 29,91 357.955.776,00
-
-
804.374.800,00
Piutang Retribusi
-
-
109.306.000,00
-
132.104.725,00
-
-
160.210.274,00
-
149.624.725,00
-
-
-
76.299.525,00 -
-
-
-
-
-
-
| III - 6
-
-
164,56
-
40.487.400.000,00
183.760.725,00
186.740.000,00 1.933.236.303,80 -
1.638.277.236,00
-
11.657.514,00
Piutang Dana Bagi Hasil Piutang Dana Alokasi Umum Piutang Dana Alokasi Khusus Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Piutang Lain-lain
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
2
3
Uraian Persediaan Persediaan
7.880.378.010,00
8.954.528.046,79
8.954.528.046,79
2012
6.563.012.478,00
7.880.378.010,00
8.883.260.581,70
2011
4.245.674.214,70
6.563.012.478,00
8.617.488.232,55
2010
3.651.582.203,00 4.245.674.214,70
6.558.179.326,00
2009
3.651.582.203,00 7.181.000.000,00
2008
7.581.000.000,00
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
26,14 26,14 5,13
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
400.000.000,00
-
-
-
-
8.883.260.582
6,45 6,45
-
400.000.000,00
8.617.488.233
8.883.260.582
-
-
INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Pinjaman kepada Perusahaan Negara Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Investasi dalam Surat Utang Negara Investasi Dana Bergulir
6.558.179.326
8.617.488.233
-
-
7.181.000.000
6.558.179.326
-
-
-
7.181.000.000
7.181.000.000
-
-
-
7.181.000.000
-
-
-
-
-
-
Investasi Non Permanen Lainnya Investasi Permanen
-
178.516.830.000
190.786.676.412
1.861.662.027.495,00 1755539485638.00 190.786.676.412
101.575.264.395
191.016.676.412
191.016.676.412
1.861.662.027.495
1.508.185.000
119.509.370.610
166.236.764.690
166.236.764.690
1.964.743.110.537
1.783.485.000
150.881.508.438
166.289.764.690
166.289.764.690
2.180.662.186.079
(1,49) (1,49) 19,61 5,47 10,29
11,11
-
Tanah
178.516.830.000
92.349.991.995
1.495.630.000
53.436.379.688
1.458.632.449.152
Tanah
74.140.752.825
1.224.130.000
47.680.962.238
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan Penyertaan Modal Perusahaan Patungan Investasi Permanen Lainnya ASET TETAP
Peralatan dan Mesin
1.518.330.000
46.542.173.000
Alat-alat Berat
42.992.940.000
| III - 7
36.318.422.000
Alat-alat Angkutan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No 257.000.945
36.125.421.300
1.167.406.000
383.900.945
652.996.000
1.499.515.456
49.083.365.850
809.148.000
328.075.945
20.749.190.950
11.733.152.371
652.996.000
1.714.512.456
58.672.012.703
1.351.743.325
328.075.945
14,88
22,17
68,81 15,74
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
1.139.006.000
1.354.869.500
9.435.896.871
2012
75.500.000
34.035.191.700
1.768.712.000
8.051.265.250
2011
917.811.000
1.324.004.500
8.843.809.600
2010
26.775.168.625
1.749.712.000
2.559.223.050
2009
1.001.770.000
7.970.501.600
2008
1.826.112.000
1.241.845.250
Uraian
Alat Pertanian dan Peternakan Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga Alat Studio dan Alat Komunikasi Alat Ukur 907.054.000
4.403.750.200
Alat Bengkel
Alat-alat Kedokteran
Alat Kebersihan dan Persampahan Gedung dan Bangunan Bangunan Gedung 781.714.601.935
266.000.000
412.602.459.224
412.868.459.224
59.875.000
336.960.000
863.092.960.147
903.477.903.276
723.063.050
557.360.228.174
558.083.291.224
-
415.660.000
922.061.809.744
972.875.147.227
723.063.050
580.705.486.655
581.428.549.705
918.459.000
415.660.000
974.235.919.865
1.030.732.849.956
922.763.050
612.893.889.281
613.816.652.331
-
459.960.000
1.012.143.215.376
1.080.746.785.767
922.763.050
735.214.683.638
736.137.446.688
-
459.960.000
16,19 49,86 9,20
16,21
Alat Keamanan
Bangunan Monumen
761.000.797.441
3.933.732.040
64.540.310.351
Alat Laboratorium
(16,54) 30,75 128,83 8,50 -
Jalan, Irigasi dan Jaringan Jalan dan Jembatan
1.881.412.540
54.485.989.551
129.528.000
1.922.380.540
129.528.000
41.285.758.150
48.765.906.943 125.050.000
32.553.701.150
40.401.658.150
7,45 830,08 33,52 18,40 163,00 230,28 22,87 1.637.673.540 125.050.000
5.250.370.650
31.719.601.150
617.600.000
294,78
38.622.219.589 73.550.000
5.084.042.650
3.476.650.650
567.600.000
266.500.000
1.492.110.000 2.473.787.700
3.355.322.650
356.632.000
266.500.000
19.148.144.494
1.887.597.700
311.632.000
1.417.088.000
Bangunan Air (Irigasi)
Aset Tetap Lainnya
285.690.000
1.417.088.000
-
Jaringan
Instalasi
Buku dan Perpustakaan
300.500.000
-
5.320.922.346
-
1.893.771.800
-
9.516.019.106
-
5.757.580.081
Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan Hewan/Ternak dan Tumbuhan Taman Bermain
8.918.017.468
| III - 8
32,68 Konstruksi dalam Pengerjaan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
2008 5.757.580.081
2009 9.516.019.106
2010
-
-
1.893.771.800
2011
-
-
5.320.922.346
2012
-
-
-
32,68
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
8.918.017.468 -
-
-
Uraian
-
-
No
-
-
-
40.280.700.000
-
-
40.280.700.000
-
-
Dana Cadangan
40.280.700.000
-
-
Konstruksi dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Aset Tetap DANA CADANGAN
-
-
-
-
4
-
1.942.999.498
-
-
-
40.280.700.000
-
-
-
-
2.314.514.943.741
40.280.700.000
-
-
-
2.081.138.398.462
61.152.184.923
12,07 34,39 171,52
40.280.700.000
-
-
1.951.653.600.641
60.028.902.600
46.199.408.423
2.921,06
1.942.999.498
-
1.825.207.256.997
63.983.510.627
42.107.962.698
4.824.728.090
-
1.495.751.672.556
92.198.562.323
43.015.499.220
12.538.211.478
965.407.833
ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan dengan Fihak Ketiga Aset Tak Berwujud
35.426.606.153
68.183.479.411
14.011.324.166
1.129.684.650
5
Aset Lain-lain
8.364.451.737
117.244.994
1.293.961.469
1
B
KEWAJIBAN
JUMLAH ASET
2.019.363.128
1.458.238.287 3.047.071.505
-
3.047.071.505
-
3.047.071.505
-
2.968.163.402
-
777.204.221
3.298.017.104
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Fihak Ketiga Utang Bunga Utang Pajak
3.047.071.505
-
| III - 9
-
396.443.536
(23,57) (0,65)
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Pendapatan Diterima Dimuka
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
2
C 16.304.557.792
21.173.771.667
1.460.325.066.402
-
-
25.486.416.921
25.486.416.921
-
-
45.330.871.692
9.315.050.132
(7.639.707.549)
1.733.008.694.675
-
-
24.015.082.912
24.015.082.912
-
63.164.481.089
6.563.012.478
2.132.324.784
34.038.355.715
137.194.600
1.887.670.090.014
-
-
20.968.011.407
20.968.011.407
2.899.303.748
21.763.838.333
(42.032.102.311)
7.880.378.010
4.598.274.336
54.809.143.960
25.389.136.995
2.021.109.495.862
-
17.920.939.902
17.920.939.902
8.037.621.551
16.692.005.279
2011
-
60.783.000
(46.199.408.423)
8.954.528.047
2.000.067.515
73.673.418.518
38.489.388.657
2.253.362.758.818
-
14.952.776.500
14.952.776.500
4.437.425.427
32.226.479.450
2012
-
45,54
121,08 26,14 234,47
(12,39) -
(12,39)
-
-
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
7.306.058.625
4.245.674.215
(42.767.578.247)
133.443.000
2.214.873.370.161
11,90 5,13
2010
3.651.582.203
(67.669.790.881)
171.079.870
1.995.720.358.867
8.883.260.582
10,73
2009
(6.345.088.609)
1.138.487.293
1.887.532.895.414
8.617.488.233
2.180.662.186.079
-
2008
256.661.655
1.740.648.402.224
6.558.179.326
1.964.743.110.537
40.280.700.000
(55,48)
Uraian
Sisa lebih Perhitungan Anggaran Cadangan Piutang
1.439.151.294.736
7.181.000.000
1.861.662.027.495
40.280.700.000
14.952.776.500
Ekuitas Dana Lancar
Utang Jangka Panjang Lainnya EKUITAS DANA
Utang Luar Negeri
Utang Jangka Pendek Lainnya KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri
Utang Kepada Pihak Ketiga
Cadangan Persediaan
7.581.000.000
1.755.539.485.638
40.280.700.000
(17.920.939.902)
| III - 10
11,91 4.554,91 79,50
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka pendek Pendapatan Piutang yang Ditanggungkan Ekuitas Dana Investasi
1.458.632.449.152
1.942.999.498
(20.968.011.407)
(27.062.154.416)
(24.015.082.912)
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Dinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Uraian Ekuitas Dana Cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
-
-
2012 -
-
12,09
2011 -
-
2.314.514.943.741
2010 -
-
2.081.138.398.462
2009 -
1.951.653.600.641
2008
1.825.207.256.997
| III - 11
1.495.751.672.556
Sumber : DPKAD Kab. Bone, 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kabupaten Bone dapat dilihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.4. Analisa Rasio Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
No.
URAIAN
1
2
A.
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
3
4
5
6
7
309%
83 %
85%
142%
164%
2,37%
5,05%
3,28%
2,88%
2,64%
97,63%
94,95%
96,72%
97,12%
97,36%
Rasio Likuiditas
1
Rasio Quick (Quick Ratio)
B.
Rasio Solvabilitas
1
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
2
Rasio Total Hutang Terhadap Ekuitas
Sumber : DPKAD Kab. Bone, 2013
Analisis neraca daerah Kabupaten Bone pada tahun 2012 secara ringkas sebagai berikut: a) Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan yaitu rasio cair (Quick Ratio). Rasio Cair dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aset lancar, dan hasilnya dibagi dengan hutang jangka pendek. Biasanya aset lancar terdiri dari kas di kas daerah, kas di pemegang kas bagian lancar tagihan penjualan, bagian lancar pinjaman, bagian lancar TPTGR, piutang pajak, piutang lain-lain dan persediaan. Persediaan merupakan unsur aset lancar yang paling tidak likuid sehingga harus dikeluarkan dari perhitungan. Analisis rasio ini bertujuan menilai kemampuan pemerintah Kabupaten Bone untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Secara umum angka diatas 100% menunjukkan hasil yang baik, artinya Pemerintah Daerah dapat menjamin kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar non persediaan yang ada. Sementara itu angka dibawah 100% menunjukkan hasil yang kurang baik. Rasio Cair (Quick Ratio)
=
(Aset Lancar – Persedian) Hutang Jangka Pendek
Hasil perhitungan rasio cair tahun 2008 sebesar 309%, tahun 2009 sebesar 83 %, tahun 2010 sebesar 85%, tahun 2011 sebesar 142%, dan tahun 2012 sebesar 164%. Capaian rasio cair tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan Kabupaten Bone pada tahun 2008 dan tahun 2012 baik, namun pada tahun 2009, 2010 dan 2011 kurang baik. Artinya Pemerintah Kabupaten Bone pada tahun 2008 dan tahun 2012 mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menjamin pembayaran kewajiban jangka pendeknya. Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 12
b) Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan yaitu: (1) Rasio Hutang Terhadap Aset (Debt Ratio); dan (2) Rasio Ekuitas Dana Terhadap Total Aset. Rasio hutang terhadap total aset dihitung dengan membandingkan total hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dengan total aset yang dikuasai Pemerintah Kabupaten Bone. Kewajiban tersebut terdiri dari Hutang pada pihak ketiga, Hutang Luar Negeri, Hutang pada Pemerintah Pusat dan Hutang Bunga. Analisis ini bertujuan mengukur persentase jumlah dana yang berasal dari kreditor/donatur/pihak ketiga dalam membiayai pembangunan. Rasio Hutang Terhadap Aset (Debt Ratio)
=
Total Kewajiban Total Aset
Hasil perhitungan rasio hutang terhadap aset pada tahun 2008 sebesar 2,37%, tahun 2009 sebesar 5,05%, tahun 2010 sebesar 3,28%, tahun 2011 sebesar 2,88%, dan tahun 2012 sebesar 2,64%. Capaian rasio hutang terhadap aset tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan Kabupaten Bone sangat baik, artinya pembiayaan pembangunan sebagian besar ditanggung hasil aktifitas operasi bukan dari pinjaman. Rasio ekuitas dana terhadap total aset dihitung dengan membandingkan total ekuitas dana dengan total Aset yang dikuasai Pemerintah. Ekuitas dana tersebut terdiri dari Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Diinvestasikan, dan Ekuitas Dana Cadangan. Rasio ini merupakan kebalikan dari rasio hutang terhadap total Aset, sehingga yang diukur adalah persentase jumlah dana yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Bone sendiri dalam membiayai pembangunan. Rasio Ekuitas Dana Terhadap Total Aset
=
Total Ekuitas Dana Total Aset
Hasil perhitungan rasio ekuitas dana terhadap aset pada tahun 2008 sebesar 97,63%, tahun 2009 sebesar 94,95%, tahun 2010 sebesar 96,72%, tahun 2011 sebesar 97,12% dan tahun 2012 sebesar 97,36%. Angka yang mendekati 100% berarti baik, artinya pembiayaan pembangunan sebagian besar ditanggung oleh kemampuan sendiri. Kondisi ini berarti bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Bone sangat baik, artinya hampir seluruh biaya pembangunan dibiayai dari dana hasil aktifitas operasi, bukan dari pinjaman.
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran Kebijakan pengelolaan keuangan daerah sangat menentukan hasil pembangunan yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu, sehingga perlu mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap program-program strategis daerah. Pos-pos belanja
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 13
daerah Kabupaten Bone terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-masing kelompok dirinci kedalam jenis belanja. Untuk belanja tidak langsung, jenis belanja meliputi belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, dan belanja tidak terduga. Sementara itu belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Tabel 3.5 dibawah ini akan menampilkan perbandingan antara total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dengan total belanja lainnya ditambah dengan pengeluaran pembiayaan.
Tabel 3.5. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 NO.
1 2 3 4 5
URAIAN
Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Rp.) (a)
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Total Pengeluaran (Belanja+ Pembiayaan Pengeluaran) (Rp.) (b)
Persentase (a)/(b)x 100%
846.498.420.501,31 920.758.009.432,44 951.268.321.781,98 1.146.758.041.069,66 1.276.393.827.767,00 10,99%
Sumber : DPKAD Kab. Bone Tahun 2013
3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan Pembiayaan mencakup: (1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu; (2) Transfer dari Dana Cadangan; (3) Penerimaan Pinjaman dan Obligasi; dan (4) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan. Sementara itu pengeluaran pembiayaan mencakup: (1) Transfer ke Dana Cadangan; (2) Investasi/Penyertaan Modal Daerah; (3) Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo; dan (4) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan. Sumber penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Bone selama kurun waktu tahun 2008-2012 fluktuatif, dari sebesar Rp 36.124.127.809,00 (2008) menjadi Rp.54.809.143.959,00 (2012). Penerimaan pembiayaan daerah sebagian besar berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun yang lalu. Sementara itu pengeluaran pembiayaan daerah Kabupaten Bone tergolong kecil, yaitu sebesar Rp.5.017.255.370 pada tahun 2008, dan sebesar 31.773.163.862 pada tahun 2012, dengan penggunaan utama untuk pembayaran pokok utang, dan pembayaran utang Pemda. Dilihat perkembangannya setiap tahun, pelaksanaan pembangunan daerah setiap tahunnya menyisakan SILPA dalam jumlah yang tergolong besar, selanjutnya dijadikan sumber penerimaan daerah untuk penyelenggaraan pembangunan tahun berikutnya. Perkembangan pembiayaan daerah Kabupaten Bone dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 14
Tabel 3.6 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No A 1 2 3 4
B 1 2 3
4 5
Uraian
Realisasi 2008 Realisasi 2009 (Rp) (Rp) 36.124.127.809 16.320.316.419
Penerimaan pembiayaan daerah Penggunaan Sisa Lebih 31.501.318.809 Perhitungan Anggaran (SiLPA) Pencairan Dana 0 Cadangan Penerimaan Pinjaman 0 Daerah Penerimaan Kembali 4.622.809.000 Pemberian Pinjaman Daerah Pengeluaran 5.017.255.370 pembiayaan daerah Pembentukan Dana 0 Cadangan Penyertaan Modal 500.000.000 (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok 4.517.255.370 Utang Pemberian Pinjaman 0 Daerah Pembayaran Utang 0 Pemda Pembiayaan Netto 31.106.872.440 Sisa Lebih 16.304.557.792 Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Realisasi 2010 Realisasi 2011 (Rp) (Rp) 11.406.440.132 34.038.355.715
Realisasi 2012 (Rp) 54.809.143.959
16.320.316.419
9.315.050.132
34.038.355.715
54.809.143.959
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
53.636.014.128 26.282.838.412
31.773.163.862
7.326.469.474 0
0
0
0
0
0
500.000.000
0
3.047.071.505
3.047.071.505
3.047.071.505
3.047.071.505
0
0
0
0
4.279.397.969
50.588.942.623
22.735.766.907
28.726.092.357
8.993.846.945 -42.229.573.996 7.755.517.303 9.314.457.957 34.038.355.715 54.809.143.960
23.035.980.098 71.793.987.422
Sumber: DPKAD Kabupaten Bone, 2013
Terdapat beberapa jenis belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat periodik, wajib dan mengikat, serta prioritas utama. Belanja periodik yang temasuk kategori wajib dan mengikat serta prioritas utama di Kabupaten Bone meliputi: belanja pegawai, belanja bunga, dan belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa (pada pos belanja tidak langsung), dan belanja pegawai pada pos belanja langsung. Sementara itu pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama meliputi pembentukan dana cadangan dan pembayaran pokok hutang. Perkembangan Belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama di Kabupaten Bone dapat dilihat pada Tabel 3.7
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 15
Tabel 3.7 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 No A 1
Uraian Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai
2
Belanja Bunga
3
Belanja bagi hasil Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota Dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota Dan Pemerintahan Desa
4
B 1 2
2008
2009
2010
2011
2012
378.891.029.862 419.428.285.702 511.753.853.534 642.874.404.609 704.520.399.545 2.820.236.122
3.306.785.191
2.939.415.375
2.649.295.975
2.301.684.245
0
0
23.843.038.428
41.477.594.968
38.003.041.782
19.077.750.653
40.199.466.930
0
0
888.549.600
Pembiayaan Pengeluaran Pembentukan 0 0 0 0 0 Dana Cadangan Pembayaran pokok 4.517.255.370 3.047.071.505 3.047.071.505 3.047.071.505 3.047.071.505 utang TOTAL 405.306.272.006 465.981.609.328 541.583.378.841 690.048.367.057 748.760.746.676 Sumber: DPKAD Kabupaten Bone, 2013
Tabel 3.8. Defisit Riil Anggaran Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 NO.
URAIAN Realisasi
1
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
754.823.423.958,27
756.923.580.504,42
874.581.496.793,12
1.114.666.577.245,75
1.236.007.143.911,75
769.625.738.605,50
756.602.969.492,20
750.627.490.226,90
984.657.760.653,35
1.111.243.053.024,68
5.017.255.369,66
7.326.469.473,66
53.636.014.127,66
26.282.838.411,66
31.773.163.861,66
-7.005.858.461,44 70.317.992.438,56
103.725.978.180,74
92.990.927.025,41
Pendapatan Daerah Dikurangi realisasi :
2
Belanja Daerah Pengeluaran
3
Pembiayaan Daerah
Defisit Riil
-19.819.570.016,89
Sumber : DPKAD Kabupaten Bone Tahun 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 16
Tabel 3.9 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 Proporsi dari total defisit riil NO.
URAIAN
1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
2
Pencairan Dana Cadangan
3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
4
Penerimaan Pinjaman Daerah
5
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah Penerimaan Piutang Daerah
6 7
Penerimaan Pembayaran ASKES
8
Penerimaan Pembayaran Pihak ke III Penerimaan Piutang Pihak ke III
9
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Tahun 2008 (%)
Tahun 2009 (%)
Tahun 2010 (%)
Tahun 2011 (%)
Tahun 2012 (%)
-158,94
-232,95
13,25
32,82
58,94
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
-
-
-
-23,32
2,97
-82,26
0
-
-
-
-
-
-
0
0
-132,95
48,41
52,84
77,21
Sumber : DPKAD Kabupaten Bone Tahun 2013
3.3 Kerangka Pendanaan Berdasarkan hasil pengkajian potensi sumber Pendapatan Asli Daerah, belum optimal pengelolaannya sehingga sangat memungkinkan dimaksimalkan penerimaannya melalui pendekatan intensifikasi dan ekstensifikasi termasuk meningkatkan kegiatankegiatan pengawasan. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Bone untuk mendanai pembangunan daerah pada lima tahun mendatang diprediksikan mengalami peningkatan, namun relatif kecil. Pendapatan daerah diproyeksi secara moderat dengan rata-rata pertumbuhan 9,73% untuk PAD, sekitar 10,18% untuk dana perimbangan, dan sebesar 3,66% untuk lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu untuk menutup defisit anggaran menggunakan penerimaaan pembiayaan terutama berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) tahun lalu. Dalam penyusunan kerangka pendanaan, terdapat beberapa jenis belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat periodik, wajib dan mengikat, serta prioritas utama. Belanja periodik yang temasuk kategori wajib dan mengikat serta prioritas utama di Kabupaten Bone meliputi: belanja pegawai, belanja bunga, dan belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa (pada pos belanja tidak langsung), dan belanja pegawai pada pos belanja langsung. Sementara itu pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama meliputi pembentukan dana cadangan untuk persiapan pemilu/pemilukada dan pembayaran pokok hutang. Dengan memperhatikan kinerja selama tahun 2008-2012, pengeluaran belanja tidak langsung yang bersifat wajib dan mengikat di Kabupaten Bone yang paling besar
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 17
adalah pada belanja pegawai, diproyeksikan rata-rata tumbuh sebesar 7%. Peningkatan belanja pegawai dipengaruhi oleh peningkatan gaji berkala, gaji ke-13 dan penambahan cadangan sekitar 2,5% dengan catatan tidak terjadi keputusan dari pemerintah mengenai kenaikan gaji pegawai. Belanja tidak langsung lainnya yang cukup besar adalah belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa, ditetapkan tidak mengalami kenaikan dengan harapan meningkatkan pembangunan di wilayah perdesaan. Belanja bagi hasil kepada pemerintah desa juga diasumsikan tidak mengalami peningkatan. Belanja bunga diperkirakan tidak mengalami perubahan. Pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat khususnya pembayaran pokok utang diperkirakan tidak mengalami perubahan sebab tidak ada penambahan hutang daerah kepada pihak lain.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| III - 18
2
1 Belanja Bunga
Belanja Pegawai
No Uraian A Belanja Tidak Langsung
3
1
B
4
Belanja bagi hasil Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota Dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota Dan Pemerintahan Desa Pembiayaan Pengeluaran Pembentukan Dana Cadangan Pembayaran pokok utang
2 TOTAL
2013
2015
2016
Tabel 3.10 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Bone Tahun 2013-2018 2014
2017
2018
47.624.088.000
1.787.241.782
3.310.969.644
0
47.624.088.000
1.787.241.782
3.310.969.644
3.047.071.505
0
47.624.088.000
1.787.241.782
3.310.969.644
3.047.071.505
0
47.624.088.000
1.787.241.782
3.310.969.644
3.047.071.505
0
47.624.088.000
1.787.241.782
3.310.969.644
3.047.071.505
0
47.624.088.000
1.787.241.782
3.310.969.644
991.867.901.394 1.061.298.654.491 1.135.589.560.306
0
3.047.071.505
809.659.662.064 866.335.838.408 926.979.347.097
3.047.071.505
865.429.032.995 922.105.209.339 982.748.718.028 1.047.637.272.325 1.117.068.025.422 1.191.358.931.237
| III - 19
Alokasi belanja langsung terhadap belanja daerah Kabupaten Bone diproyeksikan mengalami peningkatan. Namun demikian harus dipastikan bahwa kebijakan pengangkatan PNS di Kabupaten Bone mengarah pada zero growth, artinya pengangkatan pegawai di hanya dilakukan untuk menggantikan pegawai yang telah pensiun tanpa adanya penambahan pegawai baru. Kerangka pendanaan pembangunan 8tahun 2013-2018 dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Pajak Daerah
Uraian PENDAPATAN DAERAH
1 Retribusi Daerah
No I
2
Pendapatan Asli Daerah
3 4
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum
1 2 Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Hibah
3
Dana Perimbangan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
A
B
C 1 3 4 5
Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya JUMLAH PENDAPATAN
2013
Tabel 3.11 Prediksi Keuangan Kabupaten Bone Tahun 2013-2018
Rata2 (%)
13.446.184.227
14.895.850.055
1.793.750.000
15.960.620.677
87.565.109.673 17.130.227.563
55.314.537.004
1.838.593.750
18.945.256.744
95.798.149.196 19.699.761.698
1.354.995.748.953 74.799.673.923
58.080.263.854
1.884.558.594
22.488.019.755
105.107.568.155 22.654.725.952
1.303.217.973.736
1.493.163.716.642 81.576.524.380
60.984.277.047
1.931.672.559
26.693.279.450
115.662.163.901 26.052.934.845
114.080.276.342
1.442.662.296.926
1.645.709.930.757 88.967.357.489
64.033.490.899
1.979.964.373
31.684.922.707
127.659.253.051 29.960.875.072
3,66
5,27
10,7
9,06
5,00
2,50
15,00 18,7
2018
1.750.000.000
52.680.511.433
1.229.837.922.841 68.585.800.406
1.177.252.008.795
108.369.218.526
273.898.159.026
10
2017
50.171.915.650
1.116.453.011.443 62.888.135.344
1.063.461.615.894
102.944.066.235
263.095.408.206
0 52.952.553.686
0
2016
57.663.795.474
960.669.933.057
97.790.506.540
253.274.725.641
0 48.138.685.169
155.067.900.000
10
2015
867.813.851.000
92.894.943.042
244.346.832.401
0 43.762.441.063
155.067.900.000
65.877.705.340
9,13
2014
88.244.460.000
236.230.565.819
0 39.784.037.330
155.067.900.000
59.888.823.037
2.047.267.342.834
9,73
228.852.141.654
0 36.167.306.663
155.067.900.000
54.444.384.579
1.871.921.288.748
80.263.949.932
32.879.369.694
155.067.900.000
49.494.895.072
1.713.378.042.750
0
10,18
155.067.900.000
44.995.359.156
1.569.982.904.438
1.013.722.106.474
40.904.871.960
1.440.248.686.935
| III - 20
1.322.838.198.060
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Belanja Bunga
Proporsi Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai 29.192.497.000
3.310.969.644
809.659.662.064
917.284.458.490
2013
67,34
2.000.000.000
22.210.000.000
3.310.969.644
866.335.838.408
63,80
944.768.137.871
2014
0
2.000.000.000
22.210.000.000
3.310.969.644
926.979.347.097
62,42
1.005.411.646.561
2015
0
2.000.000.000
22.210.000.000
3.310.969.644
991.867.901.394
61,02
1.070.300.200.859
2016
0
2.000.000.000
22.210.000.000
3.310.969.644
1.061.298.654.491
59,59
1.139.730.953.958
2017
0
2.000.000.000
22.210.000.000
3.310.969.644
1.135.589.560.306
58,14
1.214.021.859.774
2018
0
0
0
0
7
-2,89
5,77
Rata2 (%)
1 Belanja Subsidi 2.000.000.000
22.210.000.000
Uraian
2 Belanja Hibah
No
3 Belanja Bantuan Sosial
1.787.241.782
47.624.088.000
1.787.241.782
47.624.088.000
1.787.241.782
1.500.000.000
47.624.088.000
1.787.241.782
873.914.338.973 41,86
1.500.000.000
47.624.088.000
1.787.241.782
14,52
5,13
0
0
BELANJA DAERAH
4 1.787.241.782
47.624.088.000
1.500.000.000
772.859.190.702 40,41
53.920.514.715
II
5
47.624.088.000
1.500.000.000
683.746.697.801 38,98
47.685.412.066
8
7
1.500.000.000
605.240.113.786 37,58
42.187.171.254
17,15
12,00
444.784.363.574
9,73
0,73
8,919125
14,50
0
536.149.404.972 36,20
37.343.315.021
441.676.306.917
378.317.517.341
1.500.000.000
32,66
33.080.418.287
390.603.034.981
334.570.743.655
Belanja Tidak Langsung
6
Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota Dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota Dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga
27.421.047.200
345.565.581.068
295.993.945.478
Belanja Langsung Proporsi Belanja Langsung Belanja Pegawai
305.888.353.507
262.008.445.258
A
B
1
270.969.909.273
232.099.077.412
2.087.936.198.705
202.540.699.891
1.912.590.144.619
-40.668.855.871
214.822.616.483
1.754.046.898.621
-40.668.855.871
Belanja Barang Dan Jasa
1.610.651.760.309
-40.668.855.871
Belanja Modal
1.480.917.542.806
-40.668.855.871
2
1.362.068.822.064 -39.230.624.004
| III - 21
-40.668.855.871
3
JUMLAH BELANJA SURPLUS / (DEFISIT)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
III
No
PEMBIAYAAN DAERAH
Uraian
2013
A
0
0
0
44.715.927.376 0
5
4
3
2
1
Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) Pencairan Dana Cadangan
5.000.000.000
6
44.715.927.376
0
44.715.927.376
0
0
44.715.927.376
2018
44.715.927.376
0
0
0
2017
44.715.927.376
0
0
0
0
2016
0
0
0
0
2015
0
0
0
2014
0
0
Rata2 (%)
15,00 18,7
2,50
5,00
10,18
9,06
10,7
0
10
0
1.000.000.000
10
5,27
0
3.047.071.505 0
0 44.715.927.376
1.000.000.000
6.438.231.867
0 44.715.927.376
0
3.047.071.505 0
4.047.071.505
0 44.715.927.376
0
1.000.000.000
6.438.231.867
0 44.715.927.376
0
1.000.000.000
3.047.071.505 0
4.047.071.505
0 44.715.927.376
0
1.000.000.000
6.438.231.867
49.715.927.376
1.000.000.000
3.047.071.505 0
4.047.071.505
3,66
3.047.071.505
3.047.071.505 0
6.438.231.867
9,13
0
Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang
0
4.047.071.505
40.668.855.871
6.438.231.867
40.668.855.871
4.047.071.505
40.668.855.871
6.438.231.867
40.668.855.871
10.485.303.372
40.668.855.871
Pemberian Pinjaman Daerah Pembayaran Utang Pemda
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang Daerah
B 1 2 3 4 5
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
39.230.624.004
| III - 22
PEMBIAYAAN NETTO
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Uraian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan (SiLPA)
2013 0
2014 0
2015 0
2016 0
2017
0
2018
0
| III - 23
Berdasarkan tabel diatas, diproyeksikan Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan rata-rata setiap tahun sebesar 9,73 %, dan khusus untuk lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah mengalami peningkatan rata-rata 5% dan didominasi oleh sumber pendapatan dari BLUD RSU yaitu sebesar 50,16 % terhadap PAD.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Rata2 (%)
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini. Visi diharapkan mampu memberikan spirit atau semangat kepada seluruh pihak dalam organisasi pemerintah daerah untuk mencapainya dan sebagai pengarah bagi stakeholder untuk dapat mendukung tercapainya tujuan ideal tersebut. Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Bone tahun 2013 – 2018 disusun dengan mendasarkan pada visi pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih sebagaimana telah disebarluaskan kepada masyarakat dalam kampanye yang akan dipenuhi selama periode kepemimpinannya. Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Bone tahun 2013 – 2018 adalah:
“Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera” Rumusan visi tersebut terdiri dari 3 unsur frasa (pembentuk kalimat), dengan arti masing-masing sebagai berikut : 1. Sehat, mengandung makna meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan memperluas aksesibilitas pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas. 2. Cerdas, mengandung makna terciptanya pemerataan pendidikan bagi laki-laki dan perempuan, berkebutuhan khusus, difable dan marginal yang berkualitas untuk mewujudkan kualitas manusia mandiri berbasis nilai-nilai agama dan kearifan lokal. 3. Sejahtera, mengandung makna masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidup berkelanjutan dalam aspek ekonomi, politik, sosial budaya, lingkungan hidup, didukung infrastruktrur dan tata kelola pemerintahan yang baik.
5.2 Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai cara atau upaya yang perlu dilakukan untuk menjamin tercapainya visi. Untuk mewujudkan visi jangka menengah Kabupaten Bone tahun 2013-2018, maka dirumuskan 6 (enam) misi pembangunan Kabupaten Bone, yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, adil dan merata. 2. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan yang berkeadilan berbasis nilai-nilai agama dan kearifan lokal untuk mewujudkan manusia mandiri. 3. Mengembangkan dan menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dan kelestarian lingkungan. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam memenuhi hak-hak dasar masyarakat yang berkeadilan 5. Mengembangkan seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat. 6. Menguatkan budaya politik dan hukum yang demokratis dan bebas KKN.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| V-1
5.3 Tujuan dan Sasaran Menurut Permendagri Nomor 54 tahun 2010, tujuan adalah pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis yang dihadapi. Kalimat tujuan tersebut dirumuskan dengan menjabarkan lebih operasional dari misi. Satu kalimat misi dapat dirumuskan dalam beberapa tujuan, penyusunannya memperhatikan isu-isu strategis daerah. Tujuan dapat pula diartikan sebagai penjabaran/implementasi dari pernyataan misi yang menunjukkan apa yang akan dihasilkan dalam kurun waktu periode perencanaan, dalam hal ini untuk jangka waktu lima tahun (2013-2018). Sementara itu sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, bisa dicapai, rasional untuk jangka waktu 5 tahun. Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja pembangunan daerah. Tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Kabupaten Bone sebagai berikut: Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Bone Misi Misi 1 : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas terjangkau adil dan merata
ReMisi 2 : Meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan yang berkeadilan
Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
a. b. c. d.
2. Meningkatkan pencegahan dan penanganan penyakit menular maupun tidak menular
e.
3. Mengurangi kematian ibu, bayi dan balita serta memperbaiki status gizi masyarakat 4. Meningkatkan cakupan air bersih dan sanitasi masyarakat 5. Mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk.
g.
1. Meningkatkan akses, kualitas pendidikan yang berkeadilan berbasis nilainilai agama sehingga mampu mendorong
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
f.
h. i.
Sasaran Tersedianya sarana prasarana kesehatan yang merata. Tersebarnya tenaga medis terlatih dan responsif gender Terjalinnya Hubungan sinergis antar penyedia layanan kesehatan Tersedianya jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan marginal Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat Berkurangnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit Berkurangnya angka kematian ibu, bayi dan balita Meningkatnya status gizi masyarakat. Meningkatnya cakupan rumah tangga memiliki sarana air bersih dan sanitasi
j.
Meningkatnya pasangan usia subur yang menjadi peserta KB aktif. k. Meningkatnya kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi. a. Meningkatnya akes pendidikan bagi seluruh masyarakat yang makin setara dan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. b. Meningkatnya kualitas pendidikan yang
| V-2
Misi berbasis nilai-nilai agama dan kearifan lokal untuk mewujudkan manusia mandiri
Tujuan tercapainya manusia yang mandiri dan sejahtera 2. Meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat 3. Meningkatkan prestasi olahraga dan peran pemuda dalam pembangunan Misi 3 : 1. Meningkatkan investasi, Mengembangkan pengembangan industri, dan menguatkan koperasi UMKM, ekonomi perdagangan dan kerakyatan berbasis pariwisata untuk potensi lokal dan mengurangi pengangguran kelestarian lingkungan
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil-hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan untuk mewujudkan ketahanan pangan
3. Meningkatkan penataan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, pelestarian hutan dan lingkungan hidup.
Sasaran mampu mendorong inovasi dan kreatifitas dalam berkarya c. Meningkatnya kualitas pelayanan dan jumlah kunjungan ke perpustakaan d. Meningkatnya prestasi olahraga dan kemajuan organisasi pemuda, serta jiwa kewirausahaan pemuda. a. Meningkatnya realisasi investasi daerah berskala nasional. b. Tersedianya lapangan kerja dan berkurangnya pengangguran, serta meningkatnya perlindungan tenaga kerja. c. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di berbagai obyek wisata daerah d. Meningkatnya jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang berkembang dan bertambahnya jumlah wirausahawan baru. e. Meningkatnya koperasi aktif dan koperasi sehat. f. Meningkatnya jumlah IKM yang berkembang yang jumlah tenaga kerja yang terserap g. Meningkatnya aktivitas perdagangan dalam dan luar negeri h. Meningkatnya produktivitas dan pemasaran hasil pertanian/perkebunan i. Meningkatnya populasi ternak dan hasil ikutannya. j. Meningkatnya produksi, mutu dan nilai jual hasil perikanan tangkap, budidaya dan produk olahan ikan. k. Meningkatnya ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bermutu, bergizi dan aman. l. Terwujudnya perlindungan lahanlahan produktif sebagai cadangan pangan dan pendukung ekonomi lokal. m. Meningkatnya tertib administrasi pertanahan dan terselesaikannya Konflik-Konflik Pertanahan n. Berkurangnya hutan dan lahan kritis, serta bertambahnya luas hutan rakyat. o. Berkurangnya kasus-kasus pencemaran air, tanah dan udara, dan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| V-3
Misi
Tujuan
4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah
Misi 4 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam memenuhi hak-hak dasar masyarakat yang berkeadilan
1. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil, perlindungan sosial.
Misi 5 : Mengembangkan seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat.
Meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan lembaga pendidikan dan masyarakat.
2. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan perempuan, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Sasaran terjaganya kelestarian sumber-sumber mata air. p. Meningkatnya luas ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan q. Berkurangnya Penambangan Tanpa Ijin (PETI), meningkatnya rumah tangga berlistrik, dan meningkatnya pemanfaatan energi alternatif r. Meningkatnya kondisi jalan dan jembatan berkondisi baik s. Meningkatnya luas dan tingkat pelayanan jaringan irigasi. t. Meningkatnya ketersediaan air baku untuk kebutuhan pokok sehari-hari, perkotaan dan industri. u. Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan sistem jaringan transportasi. v. Meningkatnya ketersediaan rumah layak huni bagi masyarakat. w. Berkurangnya kawasan kumuh dan meningkatnya cakupan keluarga memiliki sarana air bersih dan sanitasi. a. Meningkatnya kepemilikan dokumen administrasi kependudukan dan catatan sipil. b. Meningkatnya penanganan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) c. Semakin berkembangnya lembaga ekonomi perdesaan dan meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan desa dan pelayanan administrasi desa d. Meningkatnya indeks pembangunan gender dan indeks pemberdayaan gender. e. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan dan meningkatnya keberdayaan perempuan. f. Meningkatnya rasa aman, nyaman transmigran di Lokasi Pemukiman Transmigrasi. Meningkatnya penyelenggaraan eventeven seni budaya daerah dan pelestarian kekayaan budaya daerah.
| V-4
Misi Tujuan Misi 6 : Menguatkan 1. Meningkatkan partisipasi budaya politik dan politik dan kondusifitas hukum yang lingkungan masyarakat. demokratis dan bebas KKN 2. Menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih, transparan, partisipatif, dan akuntabel
3. Meningkatkan ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas didukung data statistik.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Sasaran a. Meningkatnya partisipasi politik dalam pemilihan umum dan kesadaran bela negara. b. Meningkatnya keamanan, ketentraman dan ketertiban dilingkungan masyarakat. c. Meningkatnya pendapatan asli daerah dan meningkatnya status audit keuangan daerah oleh BPK. d. Meningkatnya kompetensi aparatur pemerintah daerah dan DPRD dalam menjalankan tugas dan fungsinya. e. Terjalinnya kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjamin kepastian hukum dan terjalinnya kerjasama antar pemerintah daerah. f. Meningkatnya pengelolaan arsip daerah secara baku g. Meningkatnya jaringan komunikasi dan informatika sesuai kebutuhan h. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas penyelenggaran pemerintahan daerah i. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah, perencanaan sektoral dan perencanaanperencanaan normatif lainnya sesuai kebutuhan. j. Tersusunnya data dan informasi statistik daerah yang valid dan up to date sesuai kebutuhan.
| V-5
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1 Permasalahan Pembangunan Sebagaimana tertuang dalam RPJPD Kabupaten Bone 2005-2025, maka RPJM Daerah tahap kedua (periode 2008-2013) ditujukan untuk merealisasikan visi pembangunan daerah hingga tahun 2025, yaitu “Bone lebih maju dan berdaya saing dalam tatanan masyarakat religius, berbudaya, mandiri dan demokratis”. Sasaran pokok pembangunan yang ingin dicapai meliputi: (1) mengembangkan kualitas SDM; (2) meningkatkan kinerja pemerintahan daerah; (3) mewujudkan pemerintahan yang professional, efektif, efisien, akuntabel, dan transparan dan Berkelanjutan; serta (4) meningkatkan kesejahteraan masyarakat; (5) meningkatkan partisipasi masyarakat; (6) membangun jejaring kerja; (7) mendorong investasi; (8) membangun sarana dan prasarana; (9) pengembangan budaya daerah. Jika dicermati pencapainnya sampai saat ini, maka seluruh sasaran tersebut belum mampu dicapai secara optimal. Permasalahan secara umum yang masih dihadapi adalah : 4.1.1 Urusan Kewenangan Wajib 1. Pendidikan a. Kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu belum sepenuhnya terwujud. b. Dengan APK untuk pendidikan dasar khususnya di SD 110 % sudah mencapai standar nasional dan APM-nya sudah mencapai 99 %, maka pelayanan akses pendidikan sudah memenuhi strandar yang ada. Olehnya itu isu yang diangkat untuk dipenuhi dalam jangka waktu lima tahun kedepan adalah pelayanan pendidikan yang bermutu yang dapat menjamin tercapainya visi bupati terpilih yaitu cerdas. c. Dengan rasio siswa / kelas pada jenjang SD yaitu 1 : 19 jauh dari standar nasional yaitu 1 : 32, maka perlu peninjauan kelembagaan yang sudah jenuh yang berdampak pada pembiayaan pendidikan yang tinggi. d. Dengan kompetensi kelayakan guru yang masih rendah baru mencapai angka 53 %, maka untuk mencapai output pendidikan yang cerdas harus meningkatkan mutu pendidik khususnya dalam mengakat kualifikasi pendidik menjadi S-1. e. Untuk pendidikan menengah capaian APK baru 58% berarti perluasan akses untuk pendidikan menengah perlu menjadi perhatian untuk menyongsong program nasional yaitu Pendidikan Menegah Universal dimana target APK Pendidikan Menengah pada tahun 2020 mencapai 95 %. 2. Kesehatan a. Kurangnya jumlah SDM Kesehatan (Dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan dan perawat b. Kurangnya kompetensi tenaga kesehatan pada puskesmas dalam penanganan persalinan, deteksi tumbuh kembang anak c. Masih kurangnya sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas perawatan) d. Masih tingginya komplikasi kebidanan dan neonatus komplokasi yang belum ditangani. e. Masih adanya kasus BGM (Balita dibawah Garis Merah) dan gizi buruk Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 1
f. g. h. i. j. k.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kunjungan posyandu, hal ini dapat dilihat dari rendahnya cakupan anak balita. Masih kurangnya cakupan desa dengan UCI Masih Tingginya angka kesakitan penyakit degeneratif (Jantung, stroke, Masih kurangnya penemuan kasus penyakit (TB, HIV AIDs dan pneumonia) Masih kurangnya rumah tangga dengan PHBS yang ditandai dengan rendahnya cakupan ASI Eksklusif, cakupan SPAL, cakupan penggunaan jamban keluarg) Belum optimalnya posyandu dalam peningkatan kesehatan berbasis kompetensi
3. Pekerjaan Umum a. Tingkat kerusakan pada jaringan jalan kabupaten/kota maupun jalan-jalan pedesaan cukup tinggi. b. Belum tersedianya data base jalan/jembatan yang memadai dan relevan dengan kondisi saat ini. c. Belum optimalnya aksesibilitas dan mobilitas pada daerah terisolir, terpencil, dan daerah perbatasan. d. Masih tingginya kerusakan jaringan irigasi yang diakibatkan oleh umur konstruksi, bencana alam. e. Masih terdapatnya DAS kritis yang belum tertangani f. Masih kurangnya sarana dan prasarana Kebinamargaan, serta belum tersedianya tenaga mekanik yang berkompeten dalam menangani alat-alat berat 4. Penataan Ruang a. Regulasi terkait dengan pengaturan dan pemanfaatan tata ruang di kabupaten Bone, dimana pada saat ini Perda RTRW yang ada baru saja ditetapkan dan belum ada rencana tata ruang lainnya. b. Fungsi pengawasan dalam pemanfaatan tata ruang belum dapat berjalan optimal, sehingga masih banyak terjadi alih fungsi lahan terutama di wilayah perkotaan. c. Informasi rencana tata ruang kepada masyarakat masih belum optimal terkait dengan terbatasnya sarana informasi. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya wilayah kecamatan dan kelurahan yang belum mempunyai peta digital maupun analog tata ruang. 5. Perumahan Rakyat a. Masih rendahnya akses rumah tangga terhadap air bersih dan sanitasi b. Masih rendahnya cakupan rumah layak huni c. Masih terdapatnya kawasan permukiman kumuh yang belum tertangani 6. Perencanaan Pembangunan a. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia perencana dilihat kualifikasi pendikan formal. b. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia perencana dilihat kemampuan teknis perencanaan. c. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia perencana administratif segi kemampuan teknis manajemen perkantoran dan keuangan. d. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia pengumpul, pengolah penyaji laporan/data dilihat dari kualifikasi pendikan formal.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
dari dari dari dan
| IV - 2
e. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia manusia pengumpul, pengolah dan penyaji laporan/data dilihat dari kemampuan teknis perencanaan. f. Kurangnya prasarana gedung berupa ruang kerja untuk masing-masing bidang terpisah. g. Kurangnya prasaranan gedung berupa ruang rapat, utnuk rapat-rapat koordinasi bidang dengan SKPD dan ruang rapat pleno perencanaan pembagnunan daerah. h. Kurangnya peralatan kerja dan peralatan penunjang lainya dalam hal ini adalah peralatan kantor dan komputer. i. Masih kurang sinergisnya koordinasi antar bidang pada lembaga Bappeda dan Satistik dan masih kurang sinergisnya koordinasi eksternal dengan SKPD j. Masih rendahnya konsistensi produk perencanaan Kabupaten Bone dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional. k. Sejumlah SKPD yang telah memiliki dokumen Renstra SKPD 2008-2013 kualitasnya masih belum bagus, belum sistematis, logical framework – nya masih belum sesuai den target capaiannya belum terukur. l. Terhadap dokumen-dokumen yang ada belum pernah dilakukan evaluasi, baik evaluasi tahunan, evaluasi tengah periode (mid term evaluation) maupun evaluasi akhir (ex post evaluation). 7. Perhubungan a. Belum lengkapnya sarana dan prasarana perhubungan darat, laut, ASDP, dan udara b. Rendahnya investasi penyediaan transportasi masal yang aman c. Belum optimalnya keselamatan dan keamanan transportasi yang diberikan kepada masyarakat pengguna jasa transportasi. d. Rendahnya partisipasi swasta dalam pengembangan transportasi yang efisiensi, berpihak pada kepentingan masyarakat serta kepentingan terkait dengan jaminan kelangsungan usaha 8. Lingkungan Hidup a. Masih rendahnya cakupan pelayanan pencegahan pencemaran air b. Masih rendahnya cakupan pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak c. Masih rendahnya cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air. d. Masih rendahnya cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL). e. Masih luasnya kerusakan pada kawasan mangrove, disebabkan oleh konversi hutan mangrove menjadi areal tambak, penebangan pohon mangrove untuk berbagai keperluan; dan konversi areal mangrove menjadi permukiman/ persawahan. f. Masih rendahnya persentase luas Ruang Terbuka Hijau di wilayah perkotaan. g. Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa. h. Masih rendahnya persentase volume sampah perkotaan yang terkelola melalui 3R (Reuse, Reduce and Recycle).
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 3
9. Pertanahan a. Penyelesaian kasus tanah negara masih sangat kurang dan baru kurang lebih 23,66% yang bersertifikat. b. Masih banyak tanah milik perseorangan di Kabupaten Bone yang belum bersertifikat. 10.Kependudukan dan Catatan Sipil a. Kurangnya informasi tentang administrasi kependudukan dan catatan sipil di masyarakat. b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya dokumen kependudukan dan Catatan Sipil c. Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM pengelola administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil. d. Kurang representatifnya sarana dan prasarana layanan e. Kurangnya dukungan dari lembaga penerbit persyaratan administrasi kependudukan dan catatan sipil terkait. f. Lemahnya sanksi ketidaktertipan administrasi kependudukan dan catatan sipil. 11.Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Belum terbangunnya system informasi data terpadu yang dapat diakses oleh semua pihak, dalam bentuk website b. Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang keberadaan P2TPA, baik mekanisme pelayanan dan pengaduan. c. Masyarakat masih belum memahami tentang peraturan dan produk hukum mengenai kebijakan pemerintah dalam rangka penanganan KDRT. d. Masih tingginya angka kejadian KDRT di Kabupaten Bone. e. Masih banyaknya masyarakat yang menganggap bahwa KDRT merupakan aib yang harus ditutupi, sehingga cakupan penemuan dan pelaporan KDRT diperkirakan masih banyak yang belum tercover di lapangan 12.Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Belum senergisnya kebijakan pengendalian jumlah penduduk dan pelaksanaan program KB. b. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untut ber-KB, dapat dilihat dari tingginya unmetneed, masih kurangnya partisipasi PUS untuk ber KB terutama laki-laki serta masih rendahnya kesadaran penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). c. Masih terbatasnya kapasitas tenaga dan kelembagaan program KB. d. Masih tingginya PUS yang memiliki istri dengan usia dibawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi. e. Masih terbatasnya kelembagaan kelompok bina keluarga. f. Kurangnya optimalnya kelembagaan dalam peningkatan tumbuh kembang balita g. Kurangnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) 13.Sosial a. Belum optimalnya penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) b. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan sosial, baik panti maupun diluar panti, sampai dengan tahun 2012 hanya terdapat 3 panti asuhan. Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 4
c. Belum optimalnya penyediaan jaminan sosial dan pembinaan terhadap anak. Tahun 2012 jumlah anak yang memiliki masalah kesejahteraan sebanyak 49.857 anak. d. Belum optimalnya penanganan dan pembinaan terhadap penyandang cacat.Tahun 2012 jumlah penyandang cacat sebanyak 3.387 orang. e. Belum optimalnya penananganan dan pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba). f. Belum optimalnya peran lembaga sosial masyarakat dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial. g. Masih rendah peran pemerintah dan lembaga swasta dalam pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 14.Ketenagakerjaan a. Tingginya angka pengangguran b. Kemampuan dan ketrampilan kerja sangat rendah c. Jiwa wirausaha yang lemah dan tidak tersedianya modal usaha bagi pengusaha pemula. d. Perusahaan-perusahaan kurang memberikan informasi ketenagakerjaan yang ada. e. Penempatan dan Perlindungan TKI masih belum maksimal karena TKI pada umumnya tidak memenuhi prosedur sesuai dengan ketentuan f. Kepastian hukum, penegakan aturan dan Perundang-Undangan ketenagakerjaan, khususnya hubungan Industrial masih lemah g. Kurangnya kesepakatan tentang persyaratan kerja, perjanjian kerja, peraturan perusahaan dan perjanjian kerja antara pihak pengusaha dan pekerja h. Pelaksanaan ketentuan pengupahan (UMP) belum dilaksanakan sepenuhnya oleh perusahaan i. Masih rendahnya kesadaran untuk mengikuti program jamsostek j. Keselamatan dan Kesehatan Kerja masih kurang dipraktekkan di perusahaan k. Rendahnya tingkat penerapan norma kerja di Perusahaan 15.Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah a. Tidak lengkapnya data base koperasi dan UMKM b. Lemahnya jaringan usaha koperasi dan UMKM dengan pelaku usaha sedang dan besar c. Masih rendahnya akses UMKM terhadap akses permodalan, teknologi produksi dan pemasaran produk. d. Banyaknya koperasi yang tidak aktif dan tidak sehat e. Rendahnya kualitas SDM pengurus koperasi dalam pengelolaan Koperasi f. Belum terbentuk Kerja sama koperasi dengan lembaga lain 16.Penanaman Modal a. Belum efektifnya materi maupun media promosi yang mendorong minat investor untuk melakukan investasi di Kabupaten Bone b. Belum secara rutin dan berkelanjutan kegiatan pameran dalam rangka promosi investasi di Kabupaten Bone c. Belum optimalnya pengembangan sistem dan teknologi informasi pemasaran potensi/produk Investasi/Penanaman Modal; d. Belum terwujudnya kemitraan/kerjasama seluruh stakeholder terkait (kalangan dunia usaha) dalam pengembangan investasi.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 5
e. Belum terwujudnya kerjasama yang sinergis pengembangan investasi dan penanaman modal.
antar
SKPD
dalam
17.Kebudayaan a. Belum optimalnya penyelenggaraan festival seni dan budaya b. Ketersediaan Sarana belum optimal dalam mendukung penyelenggaraan festival seni dan budaya c. Kurang terawatnya benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dikarenakan minimnya SDM dan anggaran yang tersedia. d. Keterbatasan SDM pelaku seni yang belum mampu memperkenalkan dan menginformasikan kesenian daerah keluar Daerah e. Tempat untuk menggelar dan memasarkan karya seni daerah belum bisa dimanfaatkan dengan optimal f. Belum tercatatnya dengan baik seluruh organisasi kesenian yang ada sehingga menyulitkan untuk melakukan pembinaan 18.Pemuda dan Olah Raga a. Belum terbangunnya pemahaman dan sinergisitas para stackholder terhadap pembinaan dan pelayanan kepemudaan dan keolahragaan yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya organisasi kepemudaan sebagai wadah pengkaderan pemimpin masa depan dan wahana meraih prestasi. b. Belum optimalnya partisipasi masyarakat terhadap pelayanan pelayanan kepemudaan dan keolahragaan disebabkan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap keberadaan organisasi kepemudaan dan keolahragaan. c. Belum optimalnya pengelolaan organisasi kepemudaan dan keolahragaan pada masing-masing tingkatan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan SDM dalam pengelolaan organisasi d. Belum terpenuhinya anggaran yang dibutuhkan pada setiap program kegiatan pembinaan dan pelayanan kepemudaan dan keolahragaan disebabkan terbatasnya kemampuan pemerintah daerah dalam hal penganggaran. 19.Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri a. Masih perlunya ditingkatkan partisipasi politik, pendidikan politik dan partisipasi politik dalam Pemilihan Umum. b. Masih terdapat penyakit masyarakat (Perkat) antara lain prostitusi, trafficking, penyalah gunaan Narkoba, illegal logging, penggunaan minuman keras (Miras) dan penyakit masyarakat lainnya. c. Munculnya isu-isu terorisme, munculnya potensi konflik berbasis SARA dan tuntutan pemekaran wilayah. d. Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai budaya dan kebangsaan dalam rangka menghadapi globalisasi dan teknologi informasi yang tidak terbendung. e. Jumlah anggota Linmas yang belum sebanding dengan jumlah penduduk serta belum ditunjang dengan sarana dan prasarana pengamanan yang lebih canggih. 20.Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian, dan Persandian a. Masih lemahnya koordinasi ekstern dan intern di antara SKPD b. Pelaksanaan Tupoksi masing-masing SKPD belum optimal dan merata sering terjadi tumpang tindih tupoksi antar SKPD Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 6
c. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan program belum dilksanakan secara optimal. d. Kemampuan masing-masing individu aparatur dalam penguasaan teknis tugas pokok dan fungsi yang diemban masih kurang e. Jumlah satpol PP dan Linmas masih kurang. f. Responsibilitas SKPD dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Kabupaten Bone belum Optimal g. Akuntabilitas pengelolaan keuangan belum optimal. h. Tuntutan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pelayanan prima tinggi, namun tidak diimbangi dengan pemberian formasi untuk kebutuhan pegawai dengan jumlah pegawai pensiun didaerah ; i. Jumlah pegawai honorer pada masing-masing SKPD cukup banyak 3.412 orang tersebar ke seluruh SKPD. j. Penyebaran SDM aparatur termasuk guru belum merata pada masingmasing SKPD khususnya di tingkat kecamatan, kelurahan; 21.Ketahanan Pangan a. Belum optimalnya ketersediaan pangan pada bahan pangan tertentu, ditandai produksi beberapa jenis bahan pangan pokok yang belum mencukupi kebutuhan. b. Belum meratanya distribusi pangan ke seluruh wilayah dengan harga yang terjangkau, sehingga mempengaruhi akses masyarakat terhadap bahan pangan. c. Belum optimalnya penganekaragaman konsumsi pangan bagi masyarakat, disebabkan oleh kesadaran masyarakat akan pola konsumsi pangan yang masih rendah. d. Banyaknya makanan instan yang mempengaruhi mutu dan keamanan pangan dan belum optimalnya pengawasan terhadap bahan pangan segar dan produk pangan. 22.Pemberdayaan masyarakat a. Kurangnya sarana dan prasarana b. Anggaran yang terbatas c. Kurangnya profesionalisme SDM d. Kurangnya kapasitas kepala desa dalam mengimplementasi kebijakan pemberdayaan masyarakat e. Luasnya daerah binaan dan banyaknya daerah binaan f. Cepatnya rotasi Pegawai di lingkup BPM g. Akan berakhirnya program pemberdayaan masyarakat dari lembaga donor h. Kurangnya kosistensi calon kepala desa dalam mengimplementasi kebijakan emberdayaan masyarakat i. Kurangnya koordinasi pelaksanaanprogram pemberdayaan masyarakat dari tingkat pusat daearh dan desa. j. pengaruh modernisasi makin lama makin dominan dan mempengaruhi partisipasi masyarakat (kegotongroyongan) 23.Statistik a. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia perencana dilihat dari kualifikasi pendikan formal. b. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia perencana administratif dari segi kemampuan teknis manajemen perkantoran dan keuangan. Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 7
c. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia pengumpul, pengolah dan penyaji laporan/data dilihat dari kualifikasi pendikan formal. d. Relatif rendahnya kualitas sumberdaya manusia manusia pengumpul, pengolah dan penyaji laporan/data dilihat dari kemampuan teknis perencanaan. e. Kurangnya prasarana gedung berupa ruang kerja untuk masing-masing bidang terpisah. f. Kurangnya peralatan kerja dan peralatan penunjang lainya dalam hal ini adalah peralatan kantor dan komputer. g. Kurangnya peralatan komunikasi berbasis infomarasi tehnology (IT), dalam hal ini adalah website. h. Belum dimilikinya Prosedur Operasi Standar/Standar Operating Procedure (SOP) untuk seluruh unit kerja. i. Masih kurang sinergisnya koordinasi antar bidang pada lembaga Bappeda dan Satistik dan masih kurang sinergisnya koordinasi eksternal dengan SKPD j. Masih rendanya kualitas produk perencanaan terlihat dari rumusan target kinerja yang belum SMART-C (specific, measurable, achievable, relevant, time-bond and continous to improvement) k. Belum adanya data yang akurat, valid dan relevant serta up to date yang dapat mendukung terwujudanya kualitas produk perencanaan yang baik. 24.Kearsipan a. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM bidang kearsipan. b. Rendahnya kesadaran SKPD dalam pengelolaan arsip. c. Belum optimalnya sarana dan prasarana kearsipan. 25.Komunikasi dan Informasi a. Masih terbatasnya kerjasama informasi pemerintah daerah dengan media massa dalam penyebarluasan program dan hasil pembangunan daerah. b. Terbatasnya jaringan komunikasi dan informatika di berbagai wilayah dalam menunjang akses masyarakat untuk memperoleh informasi melalui teknologi informasi. c. Belum meratanya ketersediaan SDM dalam bidang teknologi informasi, dan terbatasnya Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). d. Belum adanya rencana aksi untuk percepatan pencapaian target SPM. 26.Perpustakaan a. Rendahnya minat baca masyarakat. b. Belum berkembangnya berbagai jenis perpustakaan yang ada. c. Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM bidang perpustakaan. d. Terbatasnya jumlah koleksi bahan pustaka. e. Kurangnya pengetahuan dalam bidang teknologi informasi perkembangan teknologi informasi. f. Terbatasnya sarana dan prasarana perpustakaan.
dan
4.1.2 Urusan Kewenangan Pilihan 1. Pertanian 1) Masih rendahnya tingkat keuntungan usahatani, dan belum berkembangnya kelembagaan petani dan peternak disebabkan pengetahuan dan kemampuan SDM yang masih rendah. Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 8
2) Masih terbatasnya kemampuan SDM petani dalam mengakses informasi pasar hasil produksi pertanian/perkebunan. 3) Masih rendahnya kualitas SDM aparat dan petani sebagai pelaku agribisnis, ditandai dalam berusahatani petani masih menggunakan cara tradisional/ konvensional atau belum menerapkan sistem usahatani yang dan benar (Good Agricultural Practices). 4) Masih rendahnya Produksi, Produktivitas dan mutu hasil pertanian disebabkan belum optimalnya dukungan infrastruktur pertanian dan sarana produksi, seperti: irigasi, jalan usaha tani, alat mesin, benih/bibit dan pupuk. 5) Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia di lokasi perkebunan berupa bangunan konservasi untuk sumber-sumber air di musim kemarau. 6) Belum optimalnya penyuluhan pertanian/perkebunan kepada petani dan pelaku agribisnis mengenai teknologi terbaru dalam peningkatan produksi pertanian. 7) Masih adanya ancaman penyakit zoonosis penyakit hewan lainnya di Kabupaten Bone 8) Belum optimalnya produksi hasil peternakan, disebabkan masih rendahnya kualitas SDM peternak mengenai mekanisme peternakan yang baik, terbatasnya petugas peternakan dalam menjangkau luas Wilayah, meningkatnya pemotongan betina produktif 9) Masih terbatasnya jangkauan pemasaran hewan ternak dan hasil produksi peternakan. 10) Belum optimalnya penerapan teknologi peternakan dalam menunjang peningkatan populasi ternak dan produksi hasil peternakan. 2. Kehutanan 1) Masih rendahnya cakupan luasan hutan yang direhabilitasi yaitu rata-rata 6,7 % 2) Masih tingginya kerusakan hutan yaitu 43.300 ha. 3) Belum semua kawasan hutan dikelola dalam unit-unit pengelolaan, khususnya pada kawasan hutan produksi dan hutan lindung. 4) Tingginya gangguan keamanan hutan baik terhadap kawasan maupun hasil-hasilnya, termasuk ancaman kebakaran hutan dan lahan. 5) Lahan kritis termasuk kategori sangat kritis masih luas yang berdampak pada menurunnya daya dukung DAS, terutama dalam kaitannya dengan sistem tata air dalam hubungannya dengan masalah bencana banjir, kekeringan dan tanah longsor. 6) Kurangnya data informasi kehutanan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan para pihak. 7) Kapasitas kelembagaan kehutanan yang masih terbatas termasuk kapasitas (kualitas dan kuantitas) sumberdaya manusia (SDM), baik pada tatanan bagian kehutanan maupun perkebunan. 8) Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air yang kurang memadai. 9) Rendahnya produksi dan produktivitas komoditas andalan perkebunan khususnya kakau, cengkeh, kelapa dalam, kopi dan kapas. 10) Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian 11) Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 9
3. Energi dan Sumberdaya Mineral 1. Masih terdapat pengelola usaha pertambangan dan penggalian bahan tambang yang kurang menyadari pentingnya upaya pelestarian lingkungan. 2. Masih adanya usaha pertambangan tidak memiliki ijin usaha, yang berpotensi merusak lingkungan. 3. Masih banyaknya keluarga yang belum dapat mengakses listrik, karena berada di desa terpencil tanpa adanya jaringan listrik PLN, dan belum optimalnya pengembangan energi terbarukan. 4. Tingginya tingkat penggunaan energi listrik dan bahan bakar minyak disebabkan kesadaran masyarakat yang rendah. 4. Pariwisata 1) Menurunnya konstribusi sektor pariwisata pada PAD akibat melamahnya daya saing Obyek wisata yang dikelolah oleh Pemda . 2) Belum optimalnya pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata baru yang potensial. 3) Belum optimalnya partisipasi sektor swasta dalam penyediaan fasilitas pendukung dalam hal ini ialah biro perjalanan wisata dan pemandu wisata. 5. Kelautan dan Perikanan 1) Masih kurangnya keberdayaan nelayan dan kemandirian pelaku usaha kelautan perikanan dan kelautan. 2) Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan. 3) Belum optimalnya produksi perikanan budidaya, dipengaruhi oleh fluktuasi harga dan penyakit ikan, serta keterbatasan sarana produksi, dan penerapan teknologi yang masih rendah. 4) Menurunnya produksi perikanan tangkap disebabkan perubahan iklim, kerusakan habitat terumbu karang dan mangrove, perubahan iklim, dan kerusakan habitat terumbu karang dan mangrove. 5) Masih rendahnya mutu hasil perikanan disebabkan penerapan teknologi pengolahan pasca panen yang masih rendah. 6) Belum optimalnya penyuluhan perikanan untuk menunjang peningkatan produksi perikanan. 7) Masih terbatasnya produk olahan ikan yang bermutu dan berdaya jual, disebabkan jumlah kelompok pengolah yang masih kurang, penerapan teknologi produksi yang masih rendah, dan penggunaan alat pemasaran yang kurang higienis. 6. Perdagangan 1) Rendahnya kontribusi perdagangan dalam PDRB dibandingkan sektor lainnya. 2) Masih kurangnya ketrampilan (produksi, manajemen, teknologi dan akses permodalan) pelaku usaha (UDKM) tentang pengelolaan usaha 3) Minimnya instrumen pengawasan barang beredar yang tersedia; 4) Keterbatasan jumlah dan kualifikasi teknis sumber daya manusia; 5) Masih rendahnya tingkat kesadaran konsumen dan pelaku usaha akan hak dan kewajibannya serta ketentuan yang berlaku; 6) Kurangnya publikasi dan sosialisasi aspek perlindungan konsumenMasih kurang networkning dalam pembinaan 7) Masih kurangnya permodalan dan infrastruktur pendukung usaha 8) Masih kurangnya cakupan dan volume pembinaan UDKM
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 10
7. Industri 1) Masih Rendahnya kontribusi industri dalam PDRB 2) Masih rendahnya cakupan KUB yang dibina. 3) Masih kurangnya ketrampilan (produksi, manajemen, teknologi dan akses permodalan) pelaku usaha IKM tentang pengelolaan usaha 4) Masih kurangnya permodalan dan infrastruktur pendukung usaha 5) Rendahnya minat masyarakat untuk menjadi wirasusahawan 8. Ketransmigrasian 1) Belum optimalnya pengembangan wilayah penempatan transmigrasi yang aman dan nyaman. 4.2 Isu-Isu Strategis Berdasarkan berbagai permasalahan diatas, maka isu strategis pembangunan sebagai berikut: 1. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bone dipengaruhi oleh Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2008 – 2012 cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 AKI Kabupaten Bone sebesar 24,2 per 100.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun 2012 menjadi 29,32 per 100.000 kelahiran hidup. Terdapat 3 capaian yang belum tercapai yaitu cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani, cakupan neo-natal dengan komplikasi yang ditangani, cakupan kunjungan balita, cakupan Desa dengan UCI (Universal Child Immunization), cakupan penemuan AFP rate per 10.000 penduduk< 15 tahun, dan cakupan penemuan pasien baru TB BTA posistif. Kondisi Jamban Keluarga (Jaga) masyarakat Bone masih dibawah target Indikator Indonesia Sehat. Penggunaan Jaga pada tahun 2012 hanya 48,70% dengan target 65%. Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga medis, Kabupaten Bone masih memerlukan tenaga medis cukup banyak. Dokter Spesialis berdasarkan perhitungan dibutuhkan sejumlah 30 dokter spesialis untuk jumlah penduduk 724.905 jiwa, sedangkan dokter umum yang dibutuhkan adalah 243 dokter umum dan kebutuhan dokter gigi sebanyak 59 orang. 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan masyarakat secara optimal Keterjangkauan diukur melalui beberapa indikator yaitu Angka Partisapasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Melanjutkan (AM) pada tiap jenjang pendidikan. APK dan APM Pendidikan Dasar yaitu SD dan SMP di kabupaten Bone relatif rendah bila dibandingkan dengan capaian provinsi maupun nasional. Dengan rasio siswa / kelas pada jenjang SD yaitu 1 : 19 jauh dari standar nasional yaitu 1 : 32, maka perlu peninjauan kelembagaan yang sudah jenuh yang berdampak pada pembiayaan pendidikan yang tinggi, melalui program Manajemen Pelayanan Pendidikan (Regrouping). Kompetensi kelayakan guru juga masih rendah baru mencapai angka 53 %, maka untuk mencapai output pendidikan yang cerdas harus meningkatkan mutu pendidik khususnya dalam meningkatkan kualifikasi pendidik menjadi S-1.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 11
3. Pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran Berdasarkan indikator kemiskinan Kabupaten/Kota (Susenas 2012), jumlah penduduk miskin Kabupaten Bone sebanyak 88.800 jiwa (12,25 %). Angka tersebut masih lebih tinggi dari angka kemiskinan nasional dan provinsi. 4. Realisasi investasi dan pengembangan Industri dan UMKM secara optimal Secara umum, iklim investasi di Kabupaten Bone sangat baik namun tidak didukung dengan kebijakan maupun regulasi terhadap kegiatan promosi sehingga menghambat kemajuan dunia usaha maupun kegiatan penanaman modal lainnya. SPM Bidang Penanaman modal menargetkan jumlah kegiatan promosi peluang penanaman modal dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam setahun, kenyataannya sejak tahun 2008 2012 hanya dilaksanakan sebanyak 1 kali dalam setahun. Demikian pula halnya dengan jumlah pemohon penanaman modal dalam negeri yang ditargetkan sesuai SPM sebesar 30% setiap tahun, namun sepanjang tahun 2008 – 2012 belum ada investor yang mengajukan permohonan melalui leading sector yang ada. Kelemahan investasi di Kabupaten Bone juga sangat dipengaruhi oleh rendahnya kegiatan pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan pengembangan investasi dan penanaman modal, termasuk belum terwujudnya kerjasama yang sinergis antar SKPD, dunia usaha maupun stakeholder terkait lainnya dalam pengembangan investasi dan penanaman modal. 5. Penyediaan dan pemerataan infrastruktur di seluruh wilayah perkotaa, perdesaan dan perbatasan Berdasarkan Data Dasar Prasarana Jalan Kabupaten (DD-1) Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air Kabupaten Bone Tahun 2013 masih ada sekitar 39,70 % panjang ruas jalan kabupaten dalam kondisi rusak berat dan 20,81 % kondisi rusak ringan. Hal ini akan menjadi perhatian pemerintah daerah agar mampu menuntaskan persoalan fisik dan prasarana yang menjadi salah satu kendala pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone. 6. Peningkatan sistem tata kelola pemerintahan yang baik dalam dukungan sumber daya aparatur pemerintah yang profesional Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan di kabupaten Bone belum maksimal, masih terdapat beberapa kelemahan dalam pencapaian indikator good governance yang belum dapat dicapai secara optimal seperti : efisiensi dan efektifitas Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Daerah, Opini BPK yang belum berhasil mencapai WTP, termasuk panjangnya rentang kendali pelayanan publik. 7. Peningkatan peran serta perempuan dalam pembangunan Perkembangan IPG Kabupaten Bone dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan bahwa capaian IPG Kabupaten Bone masih jauh dibawah capaian IPG Provinsi dan Nasional. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kinerja pemerintah daerah untuk mengurangi disparitas gender disetiap tahapan dan mekanisme perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan. 8. Peningkatan kualitas lingkungan dan penanggulangan potensi bencana alam Terdapat beberapa tantangan atau ancaman yang dihadapi berkaitan dengan pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Bone. Pertama ancaman pencemaran lingkungan akibat peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat, diantaranya oleh aktivitas industri, aktivitas rumah tangga (domestik), dan pertanian dengan adanya pemakaian pupuk anorganik dan pestisida. Pembangunan industri menghasilkan limbah cair, gas dan padatan yang dapat memberikan dampak negatif terhadap Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 12
lingkungan air, udara dan tanah. Kedua, degradasi hutan, lahan dan sumber-sumber mata air. Kerusakan lahan di Kabupaten Bone ditandai dengan semakin luasnya lahan-lahan yang tidak produktif atau lahan kritis yang diakibatkan oleh pembukaan lahan pada daerah kemiringan, penambangan bahan galian secara liar (Penambangan Tanpa Ijin/PETI), dan pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Ketiga, degrasi pesisir dan laut yang ditandai oleh adanya kerusakan ekosistem mangrove. Kawasan mangrove di pesisir Teluk Bone Kabupaten Bone sepanjang 138 km, sebagian besar mengalami kerusakan yang parah. Kerusakan tersebut disebabkan oleh konversi hutan mangrove menjadi areal tambak, permukiman/persawahan, dan penggunaan lainnya. Keempat perubahan iklim yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan hidup dan dapat menjadi ancaman terjadinya bencana alam. 9. Pengembangan seni dan budaya daerah yang berbasis nilai-nilai agama dan kearifan lokals Melihat capaian kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 maka perkembangan seni dan budaya di Kabupaten Bone dinilai masih rendah khususnya dalam hal belum optimalnya pengembangan destinasi pariwisata dan Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) serta pembinaan/pemeliharaan benda dan cagar budaya. Disisi lain, cakupan kajian seni, fasilitas seni dan gelar seni belum maksimal dalam mendorong pengembangan kepariwisataan dan peningkatan PAD Kabupaten Bone. Disamping tantangan akan kurangnya akses dan promosi terhadap daya tarik wisata, besarnya potensi objek dan daya tarik wisata akan menjadi peluang bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan seni dan budaya di Kabupaten Bone, melalui dukungan kebijakan yang memberi ruang terhadap pengembangan kepariwisataan. 10. Pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah utamanya Pendapatan Asli Daerah Kontribusi PAD terhadap APBD masih sangat rendah, baru mencapai sekitar 4% pertahun. Hal ini masih sangat jauh dari standar nasional minimal sebesar 30 %. Kondisi ini disebabkan oleh belum optimalnya kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, dan pengawasan.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IV - 13
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi (UU No. 25 tahun 2004 dan PP No. 8 tahun 2008). Menurut Permendagri No. 54 tahun 2010, strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai. Strategi diperlukan untuk memperjelas cara implementasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Sedangkan kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Strategi dan kebijakan pembangunan jangka menengah Kabupaten Bone yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran sebagai berikut: Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Bone Misi Misi 1 : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas terjangkau adil dan merata
Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
Sasaran Tersedianya sarana prasarana kesehatan yang merata.
Tersebarnya tenaga medis terlatih dan responsif gender
Terjalinnya Hubungan sinergis antar penyedia layanan kesehatan
Tersedianya jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan marginal
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Strategi Arah kebijakan Mencukupi kebutuhan Peningkatan sarana sarana dan prasarana prasarana dan perbaikan kesehatan seperti mutu pelayanan PONED dan PONEK serta kesehatan dasar menerapkan sertifikasi (puskesmas) dan dan akreditasi RS dan rujukan (rumah sakit). Puskesmas. Peningkatan penyediaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan serta pengawasan obat dan makanan. Meningkatkan mutu Peningkatan kesempatan sumber daya kesehatan untuk mengikuti melalui penerapan pendidikan dan pelatihan budaya kerja dan dalam rangka pengembangan meningkatkan kapasitas profesionalisme tenaga dan profesionalisme kesehatan, serta tenaga kesehatan. pemberian kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan. Meningkatkan kerjasama Peningkatan kemitraan dalam pelayanan dalam peningkatan kesehatan dalam bentuk pelayanan kesehatan MoU antara pemerintah antara pemerintah daerah dengan penyedia dengan penyedia layanan layanan kesehatan kesehatan swasta. swasta Meningkatkan pelayanan Peningkatan pelayanan kesehatan bagi keluarga jaminan kesehatan miskin melalui jaminan masyarakat (Jamkesmas), kesehatan masyarakat dan jaminan kesehatan (Jamkesmas), dan daerah (Jamkesda) peningkatan jaminan
| VI - 1
Misi
Tujuan
Meningkatkan pencegahan dan penanganan penyakit menular maupun tidak menular
Sasaran
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
Berkurangnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
Mengurangi kematian ibu, bayi dan balita serta memperbaiki status gizi masyarakat Meningkatkan cakupan air bersih dan sanitasi masyarakat Mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk.
Misi 2 : Meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan yang berkeadilan berbasis nilainilai agama dan kearifan lokal untuk mewujudkan manusia mandiri
Meningkatkan akses, kualitas pendidikan yang berkeadilan berbasis nilainilai agama sehingga mampu mendorong tercapainya manusia yang mandiri dan
Berkurangnya angka kematian ibu, bayi dan balita Meningkatnya status gizi masyarakat. Meningkatnya cakupan rumah tangga memiliki sarana air bersih dan sanitasi Meningkatnya pasangan usia subur yang menjadi peserta KB aktif.
Strategi kesehatan daerah (Jamkesda) Meningkatkan promosi kesehatan dan perilaku hidup sehat melalui sarana informasi dan optimalisasi tenaga kesehatan di Puskesmas dan kelompok masyarakat. Meningkatkan pencegahan melalui promosi kesehatan dan meningkatkan pelayanan dalam penanggulangan penyakit. Meningkatkan kapasitas bidan dalam kesiapsiagaan persalinan dan mengembangkan desa siaga aktif. Optimalisasi Posyandu dan tenaga kesehatan dalam pemantauan tumbuh kembang anak. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sarana air bersih dan sanitasi bagi kesehatan keluarga. Meningkatkan peserta KB aktif melalui komunikasi, informasi dan edukasi dengan mengoptimalkan peran kader Posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas. Optimalisasi Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR
Meningkatnya kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi. Meningkatnya Meningkatkan akes pendidikan penyediaan bantuan bagi seluruh operasional masyarakat yang pendidikan, pemberian makin setara dan bantuan pendidikan tersedianya sarana bagi anak dari keluarga dan prasarana miskin, serta pendidikan yang penerapan efisiensi memadai. penyelenggaraan pendidikan pada masing-masing satuan pendidikan. Meningkatkan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Arah kebijakan
Peningkatan promosi kesehatan dan perilaku hidup sehat kepada masyarakat dalam mencegah penyakit serta penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB). Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular dan tidak menular
Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak.
Peningkatan perbaikan gizi masyarakat.
Peningkatan pengembangan lingkungan sehat. Peningkatan pelayanan Keluarga Berencana dan Komunikasi Informasi dan Edukasi mengenai alat kontrasepsi dan kesehatan reproduksi Peningkatan pengembangan Pusat Pelayanan Informasi Dan Konseling KRR Peningkatan penyediaan bantuan operasional pendidikan, dan bantuan pendidikan bagi anak dari keluarga miskin pada jenjang PAUD, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan kesetaraan. Peningkatan rehabilitasi ruang kelas rusak, penambahan kelas baru,
| VI - 2
Misi
Tujuan sejahtera
Sasaran
Meningkatnya kualitas pendidikan yang mampu mendorong inovasi dan kreatifitas dalam berkarya
Misi 3 : Mengembangka n dan menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dan kelestarian lingkungan
Meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat melalui perpustakaan
Meningkatnya kualitas pelayanan dan jumlah kunjungan ke perpustakaan
Meningkatkan prestasi olahraga dan peran pemuda dalam pembangunan
Meningkatnya prestasi olahraga dan kemajuan organisasi pemuda, serta jiwa kewirausahaan pemuda.
Meningkatkan investasi, pengembangan industri, koperasi UMKM, perdagangan dan pariwisata untuk mengurangi pengangguran
Meningkatnya realisasi investasi daerah berskala nasional.
Tersedianya lapangan kerja dan berkurangnya pengangguran,
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Strategi pemerataan sarana prasarana pendidikan melalui perbaikan ruang kelas rusak, penambahan kelas dan pembangunan sekolah baru sesuai kebutuhan. Meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian kesempatan studi lanjut atau mengikuti pendidikan dan latihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Meningkatkan pelayanan perpustakaan daerah melalui peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan, penambahan koleksi perpustakaan, serta pengembangan minat baca masyarakat. Meningkatkan pembinaan dan kompetisi olahraga unggulan, pembinaan organisasi kepemudaan dan organisasi kesiswaan serta peningkatan kapasitas pemuda tentang kecakapan hidup dan kewirausahaan bekerjasama dengan pihak swasta. Optimalisasi kinerja dan peningkatan kualitas pelayanan perijinan satu pintu, pemindahan perijinan yang masih ditangani oleh dinas/instansi tertentu ke SKPD yang menangani perizinan, peningkatan kerjasama dengan stakeholder investasi, peningkatan infrastruktur pendukung investasi, dan pemberian insentif daerah bagi calon investor. Meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja melalui pelatihan kerja sesuai permintaan
Arah kebijakan pembangunan sekolah baru sesuai kebutuhan dan Regrouping Sekolah
Peningkatan kesempatan studi lanjut atau mengikuti pendidikan dan latihan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan, penambahan koleksi perpustakaan, serta pengembangan minat baca masyarakat.
Peningkatan pembinaan dan kompetisi olahraga unggulan. Peningkatan pembinaan organisasi kepemudaan. Peningkatan kemampuan kewirausahaan pemuda.
Peningkatan kuantitas jenis perijinan, peningkatan kualitas pelayanan perijinan satu pintu, dan pemberian insentif daerah bagi calon investor. Peningkatan promosi potensi dan peluang investasi daerah
Peningkatan pelatihan calon tenaga kerja dan pengembangan kerjasama dengan pihak
| VI - 3
Misi
Tujuan
Sasaran serta meningkatnya perlindungan tenaga kerja.
Strategi pasar kerja, serta peningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam pendidikan dan pelatihan kerja, dan magang kerja.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di berbagai obyek wisata daerah
Mengembangkan destinasi wisata melalui optimalisasi sarana dan prasarana pariwisata, pengelolaan obyek wisata, dan pengembangan industri dan jasa pariwisata bekerjasama dengan swasta dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Meningkatkan kapasitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah melalui pelatihan manajemen usaha dan pemasaran produk UMKM dan pelatihan kewirausahaan.
Meningkatnya jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang berkembang dan bertambahnya jumlah wirausahawan baru. Meningkatnya koperasi aktif dan koperasi sehat.
Meningkatnya jumlah IKM yang berkembang yang jumlah tenaga kerja yang terserap
Meningkatnya aktivitas perdagangan dalam dan luar negeri
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Mengembangkan usaha koperasi melalui peningkatan kapasitas pengurus Koperasi mengenai manajemen koperasi bekerjasama dengan lembaga perbankan. Meningkatkan kapasitas pelaku IKM melalui fasilitasi alat, pelatihan manajemen usaha dan pemasaran produk, fasilitasi dalam mengakses permodalan, dan fasilitasi temu usaha dengan usaha skala besar. Meningkatkan perbaikan/pembangunan sarana dan prasarana perdagangan, penataan pedagang kakilima, pengendalian pasar retail
Arah kebijakan swasta dalam pendidikan dan pelatihan kerja, serta magang kerja. Peningkatan penempatan tenaga kerja Peningkatan perlindungan terhadap tenaga kerja Pengembangan destinasi wisata unggulan, peningkatan promosi wisata serta pengembangan industri dan jasa pariwisata.
Peningkatan kapasitas manajemen usaha dan pemasaran produk, serta fasilitasi akses permodalan bagi UMKM. Peningkatan pelatihan kewirausahaan.
Peningkatan SDM koperasi dalam manajemen koperasi
Peningkatan kapasitas manajemen usaha dan pemasaran produk, serta fasilitasi akses permodalan bagi pelaku IKM, serta fasilitasi sarana produksi. Pengembangan sentrasentra industri potensial. Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan khususnya pasar tradisional, dan penataan pedagang kakilima.
| VI - 4
Misi
Tujuan
Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil-hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan untuk mewujudkan ketahanan pangan
Sasaran
Meningkatnya produktivitas dan pemasaran hasil pertanian/perkebu nan
Meningkatnya populasi ternak dan hasil ikutannya.
Strategi modern, serta pengembangan jaringan kerjasama perdagangan. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian melalui pemberdayaan kelompok tani, penyediaan sarana produksi (bibit unggul, pupuk dan pestisida), alsintan dan jaringan irigasi serta jalan usaha tani dan pencegahan, pengendalian dan pemantauan organisme pengganggu tanaman (OPT), bencana alam banjir/kekeringan, dan mengoptimalkan penyuluhan pertanian/perkebunan. Meningkatkan populasi ternak dan hasil peternakan melalui penerapan inseminasi buatan, pengembangan hijauan makanan ternak, menekan pemotongan betina produktif dan mengatasi kelangkaan pejantan
Meningkatnya produksi, mutu dan nilai jual hasil perikanan tangkap, budidaya dan produk olahan ikan.
Meningkatnya ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam,
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Meningkatkan produksi, mutu dan nilai jual hasil perikanan dan produk olahan ikan melalui peningkatan sarana dan prasarana, penerapan sistem rantai dingin, serta meningkatkan pemberdayaan kelompok nelayan, pembudidaya ikan dan kelompok pengolahan dan pemasaran. Meningkatkan penanganan wilayah rawan pangan melalui pengembangan
Arah kebijakan Peningkatan perlindungan terhadap konsumen Penguatan kelembagaan petani dalam berusaha tani. Pengembangan agribisnis pertanian mencakup usaha produksi, pengolahan dan pemasaran hasil produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan. Mengembangkan industri pertanian melalui pengolahan hasil, manajemen usaha dan penguatan sistem pemasaran. Peningkatan pelatihan dan pembinaan mengenai teknik budidaya ternak yang baik Peningkatan fasilitasi sarana dan prasarana teknologi peternakan dan penerapan inseminasi buatan. Peningkatan pencegahan penyebaran penyakit zoonosis dan pengobatan ternak yang sakit. Meningkatkan promosi potensi hewan ternak dan hasil ikutan Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Peningkatan produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Peningkatan penanganan wilayah rawan pangan, percepatan penganekaragaman
| VI - 5
Misi
Tujuan
Meningkatkan penataan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, pelestarian hutan dan lingkungan hidup.
Sasaran bermutu, bergizi dan aman.
Terwujudnya perlindungan lahan-lahan produktif sebagai cadangan pangan dan pendukung ekonomi lokal. Meningkatnya tertib administrasi pertanahan dan terselesaikannya Konflik-Konflik Pertanahan Berkurangnya hutan dan lahan kritis, serta bertambahnya luas hutan rakyat.
Berkurangnya kasus-kasus pencemaran air, tanah dan udara, dan terjaganya kelestarian sumber-sumber mata air. Meningkatnya luas ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan Berkurangnya penambangan tanpa ijin, meningkatnya rumah tangga
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Strategi lumbung pangan dan penguatan LDPM, percepatan penganekaragaman konsumsi pangan beragam melalui sosialisasi, promosi dan edukasi, bergizi seimbang dan aman, serta meningkatkan pengawasan terhadap mutu dan keamanan pangan. Menetapkan sawah lestari dan mengendalikan ijin alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian bekerjasama dengan Badan Pertanahan Negara. Peningkatan tertib administrasi pertanahan melalui peningkatan pelayanan bekerjasama dengan Kantor Pertanahan Negara. Mengurangi hutan dan lahan kritis melalui reboisasi, penanganan lahan kritis dan pengembangan hutan rakyat, dan penertiban industri hasil hutan dengan mengoptimalkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Meningkatkan pemantauan kualitas air, tanah dan udara dengan mengoptimalkan laboratorium BLHD, pelayanan pengaduan dan penegakan hukum terhadap kasus-kasus lingkungan Meningkatkan pembangunan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan pada kawasan padat lalu lintas. Mengembangkan sistem pengawasan dan pelaporan aktivitas pertambangan, dan bekerjasama dengan PLN
Arah kebijakan pangan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan
Peningkatan penataan ruang pada kawasan strategis dan cepat tumbuh. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum pelanggaran tata ruang. Peningkatan Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Dan Pemanfaatan Tanah dan Penyelesaian KonflikKonflik Pertanahan. Penanganan lahan kritis dan pengembangan hutan rakyat terutama di wilayah rawan longsor dan erosi. Peningkatan pembinaan dan penertiban industri hasil hutan. Peningkatan pencegahan pengawasan kegiatan usaha masyarakat yang berpotensi merusak lingkungan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah komunal. Peningkatan pembangunan dan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan. Peningkatan pengawasan aktivitas pertambangan baik berijin maupun tanpa ijin.
| VI - 6
Misi
Tujuan
Sasaran berlistrik, dan meningkatnya pemanfaatan energi alternatif
Meningkatkan pembangunan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah
Meningkatnya kondisi jalan dan jembatan berkondisi baik
Meningkatnya luas dan tingkat pelayanan jaringan irigasi. Meningkatnya ketersediaan air baku untuk kebutuhan pokok sehari-hari, perkotaan dan industri. Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan sistem jaringan transportasi.
Meningkatnya ketersediaan rumah layak huni bagi masyarakat. Berkurangnya kawasan kumuh dan meningkatnya cakupan keluarga memiliki sarana air bersih dan sanitasi. Misi 4 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam memenuhi hakhak dasar masyarakat
Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil, perlindungan sosial.
Meningkatnya kepemilikan dokumen administrasi kependudukan dan catatan sipil. Meningkatnya penanganan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Strategi dalam penyediaan jaringan listrik pada wilayah terpencil, serta mengembangkan energi alternatif melalui sistem demplot. Meningkatkan pembangunan jalan dan jembatan kabupaten yang berkondisi rusak berat, dan melakukan perbaikan jalan berkondisi rusak ringan. Meningkatkan perbaikan jaringan irigasi baik primer, sekunder maupun tersier Meningkatkan penyediaan air baku dan pengelolaan melalui pemeliharaan sumber mata air dan pengembangan PDAM
Arah kebijakan Peningkatan jaringan listrik dan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Meningkatkan pelayanan transportasi melalui peningkatan fasilitas terminal, penyediaan sarana keselamatan lalu lintas, perbaikan manajemen transportasi, dan peningkatan ketertiban lalu lintas bekerjasama dengan kepolisian, swasta dan masyarakat Mendorong pengembang dalam penyediaan rumah sederhana.
Peningkatan fasilitas terminal, sarana keselamatan lalu lintas, perbaikan manajemen transportasi, dan peningkatan ketertiban lalu lintas.
Meningkatkan rehabilitasi rumah tidak layak huni pada kawasan permukiman kumuh dan memberikan dana stimulan dalam pembangunan sarana air bersih dan sanitasi. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil. Optimalisasi potensi kelembagaan sosial
Peningkatan pembangunan/ rehabilitasi jalan dan jembatan kabupaten yang berkondisi rusak. Peningkatan pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi dan rawa Peningkatan penyediaan dan pengelolaan air baku
pengembangan perumahan sederhana dan sarana prasarana yang memadai. Peningkatan rehabilitasi rumah tidak layak huni dan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi bagi bagi keluarga tidak mampu.
Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil Peningkatan penanganan Penyandang Masalah
| VI - 7
Misi
Tujuan
yang berkeadilan
Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan perempuan, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak
Sasaran terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Semakin berkembangnya lembaga ekonomi perdesaan dan meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan desa dan pelayanan administrasi desa Meningkatnya indeks pembangunan gender dan indeks pemberdayaan gender.
Misi 5 : Mengembangka n seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat.
Meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan lembaga pendidikan dan masyarakat.
Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan dan meningkatnya keberdayaan perempuan. Meningkatnya rasa aman, nyaman transmigran di Lokasi Pemukiman Transmigrasi. Meningkatnya penyelenggaraan event-even seni budaya daerah dan pelestarian kekayaan budaya daerah.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Strategi Arah kebijakan masyarakat dan Kesejahteraan Sosial. penguatan gerakan sosial masyarakat dalam penanganan penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Meningkatkan Peningkatan keberdayaan masyarakat pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam masyarakat dalam pengembangan usaha pembangunan desa ekonomi perdesaan melalui pengembangan Peningkatan Kapasitas lembaga ekonomi desa, aparatur desa. pengembangan potensi desa, dan pemberdayaan kelompok ekonomi masyarakat. Meningkatkan Peningkatan pembangunan gender penyelenggaraan melalui pengembangan kegiatan anggaran dukungan dan komitmen responsif gender di kepala daerah dan masing-masing SKPD. kepala SKPD dalam Peningkatan koordinasi penyelenggaraan PUG, kelembagaan PUG, meningkatkan peran pembentukan regulasi aktif Kelompok Kerja daerah untuk PUG, meningkatkan mendukung kebijakan kapasitas Tim Teknis pembangunan yang Pokja PUG dan Focal responsif gender, serta Point SKPD. advokasi, sosialisasi, pelatihan, seminar untuk mensosialisasikan PUG. Optimalisasi P2TP2A Peningkatan kualitas dalam penanganan penanganan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan korban kekerasan, serta dan peningkatan pemberdayaan pemberdayaan perempuan dalam perempuan. peningkatan usaha ekonomi produktif. Meningkatkan sarana dan prasarana di lokasi permukiman transmigrasi
Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transmigrasi
Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana dan pendidikan seni budaya, penyelenggaraan eventeven seni budaya daerah dan pelestarian kekayaan budaya daerah.
Peningkatan penyelenggaraan dan partisipasi event-event budaya di tingkat daerah, provinsi dan nasional, serta pelestarian kekayaan budaya.
| VI - 8
Misi Misi 6 : Menguatkan budaya politik dan hukum yang demokratis dan bebas KKN
Tujuan Meningkatkan partisipasi politik dan kondusifitas lingkungan masyarakat.
Sasaran Meningkatnya partisipasi politik dalam pemilihan umum dan kesadaran bela negara. Meningkatnya keamanan, ketentraman dan ketertiban dilingkungan masyarakat.
Strategi Meningkatkan pengetahuan mengenai hak politik masyarakat melalui pendidikan politik dan edukasi menengai wawasan kebangsaan. Meningkatkan patroli penegakan perda dan pencegahan tindak kriminal melalui optimalisasi linmas di setiap desa/kelurahan.
Menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih, transparan, partisipatif, dan akuntabel
Meningkatnya Optimalisasi PAD pendapatan asli melalui pembukaan daerah dan potensi sumber meningkatnya pendapatan daerah, status audit meningkatkan kinerja keuangan daerah sumber pendapatan oleh BPK. daerah, mencegah kebocoran pendapatan, memberikan penghargaan dan sanksi kepada pengelola sumber pendapatan daerah. Peningkatan komitmen pimpinan daerah dan seluruh aparat, mempercepat penyelesaian tindak lanjut LHP dan action plan, memperbaiki sistem keuangan daerah, meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan, memperkuat regulasi daerah dalam mencapai WTP. Optimalisasi pengelolaan aset daerah melalui kajian evaluasi aset-aset daerah, memperbaiki managemen aset, perbaikan kinerja pengelola aset, dan peningkatan kapasitas pengelolaan aset.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Arah kebijakan Peningkatan pendidikan politik masyarakat. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai wawasan kebangsaan Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat). Peningkatan pendapatan dan pengelolaan keuangan dan aset daerah. Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pembangunan daerah dan dan tindak lanjut hasil pengawasan.
| VI - 9
Misi
Tujuan
Sasaran a. Meningkatnya kompetensi aparatur pemerintah daerah dan DPRD dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Strategi Meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah daerah dan DPRD dalam menjalankan tugas dan fungsinya melalui pendidikan kedinasan, bimbingan teknis, pelatihan.
b. Terjalinnya kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjamin kepastian hukum dan terjalinnya kerjasama antar pemerintah daerah.
Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah, terbentuknya produk-produk hukum daerah, penyediaan informasi dan pelayanan pengaduan masyarakat.
Meningkatnya pengelolaan arsip daerah secara baku
Meningkatkan pengelolaan arsip secara baku dengan mengoptimalkan arsiparis dan aparatur di masing-masing SKPD Meningkatkan pemanfaatan jaringan komunikasi dan informasi berbasis internet melalui fasilitasi sarana prasarana teknologi informasi secara merata di SKPD dan ruang publik
Meningkatnya jaringan komunikasi dan informatika sesuai kebutuhan
Meningkatnya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Meningkatkan penyelenggaran pemerintahan yang lebih efektif dan efisien melalui rasionalisasi Struktur Organisasi dan Tata Kerja pemerintahan daerah
Arah kebijakan Peningkatan pendidikan kedinasan, peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, tenaga pemeriksa dan pengawas. Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah mengenai tugas dan fungsi DPRD. Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan penanganan pengaduan masyarakat. Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah. Peningkatan pembentukan produkproduk hukum daerah sesuai kebutuhan. Peningkatan kapasitas arsiparis dan aparatur di SKPD dalam pengelolaan arsip secara baku Peningkatan sarana prasarana teknologi informasi secara merata di SKPD dan ruang publik.
- Rasionalisasi SKPD dan Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati kepada Camat - Fasilitasi pemekaran wilayah Bone Selatan
| VI - 10
Misi
Tujuan Meningkatkan ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas didukung data statistik.
Sasaran Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah, perencanaan sektoral dan perencanaanperencanaan normatif lainnya sesuai kebutuhan.
Strategi Pelaksanaan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, perencanaan sektoral dan perencanaanperencanaan normatif lainnya melaui pemanfaatan optimal potensi aparatur perencana dan aparatur perencana SKPD terkait serta pelibatan stakeholder profesional yaitu konsultan dan perguruan tinggi.
Arah kebijakan Penetapan prioritas penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah dan sektoral dengan mempertimbangkan amanat peraturan perundang-undangan serta kemendesakan kebutuhan.
Tersusunnya data dan informasi statistik daerah yang valid dan up to date sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan penyusunan data dan informasi statistik daerah dilakukan melalui kerjasama dengan BPS.
Peningkatan modifikasi dan penyempurnaan terhadap isi (jenis dan ragam data) serta upaya untuk up dating penyajian data dan informasi statistik daerah.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| VI - 11
No
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Indikator Kinerja (outcome)
0%
21,05 % 23,67 % 90%
100%
100% 100% 100%
100%
80%
95 %
55%
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan
Program Pengadaan, Peningkatan, Perbaikan Sarana Dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya Program Pengadaan, Peningkatan, Perbaikan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata.
Program
Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kabupaten Bone Tahun 2013-2018
Kebijakan
Kondisi Baik Sarana Prasarana : - Puskesmas - Pustu - Poskesdes Jumlah Rumah Sakit yang dibangun Tersedianya sarana dan prasarana Rumah Sakit Pendidikan Ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan di UPTD dan jaringannya
Dinkes
SKPD
Kesehatan
Dinkes
BLUD RSUD
Dinkes
| VII - 1
Kesehatan
Kesehatan
Urusan
Kebijakan umum sesuai dengan Permendagri 54 tahun 2010 berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih yang selanjutnya ditentukan program pembangunan daerah dan ditetapkan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan atas pencapaian sasaran pembangunan daerah dalam rangka mencapai visi jangka menengah Kabupaten Bone.
Sasaran
Tersedianya sarana prasarana kesehatan yang merata. Peningkatan sarana prasarana dan perbaikan mutu pelayanan kesehatan dasar (puskesmas) dan rujukan (rumah sakit).
Peningkatan penyediaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan serta pengawasan obat dan makanan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Peningkatan kapasitas dan profesionalisme tenaga kesehatan.
Kebijakan
Tersebarnya tenaga medis terlatih dan responsif gender
Sasaran
Terjalinnya Hubungan sinergis antar penyedia layanan kesehatan
Peningkatan promosi kesehatan dan perilaku hidup sehat kepada masyarakat dalam
Peningkatan kemitraan pelayanan kesehatan antara pemerintah dengan penyedia layanan kesehatan swasta. Peningkatan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Jampersal dan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda)
Tersedianya jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan marginal
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membudayakan
Indikator Kinerja (outcome) Jumlah apotek, took obat yang terpantau Rasio tenaga kesehatan Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi tenaga medis dan non medis Jumlah sarana kesehatan yang bermitra dengan pemerintah Terjaminnya sistem dan kontinuitas pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan ibu bersalin di semua unit pelayanan kesehatan strata I Pelayanan kesehatan masyarakat yang diluar tanggungan Jamkesmas, Jampersal dan Askes - Persalinan ditolong tenaga kesehatan - Memberi bayi ASI ekslusif
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
100%
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 95% 100% 79,19%
100% dari total penduduk miskin yang ditargetkan sebesar 9 % tahun 2018.
800 orang
74,59% (88.800 jiwa penduduk miskin)
100%
123 orang
69,92%
95%
100%
93,50%
75%
100%
27,85%
SKPD
Dinkes
Urusan
Kesehatan
Dinkes
Program
Program Pengawasan Obat Dan Makanan
Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Dinkes
Dinkes
Dinkes
BLUD RSUD
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat
| VII - 2
No
Sasaran
perilaku hidup bersih dan sehat
Berkurangnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
Kebijakan
mencegah penyakit serta penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular dan tidak menular
Indikator Kinerja (outcome) - Menimbang balita setiap bulan - Menggunakan air bersih. - Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun - Menggunakan jamban sehat - Memberantas jentik dirumah sekali seminggu - Makan buah dan sayur setiap hari - Melakukan aktivitas fisik setiap hari - Tidak merokok didalam rumah. - Berkurangnya Insiden Rate Angka Kesakitan akibat penyakit DBD - Berkurangnya API (Annual Parasit Insiden) Penyakit Malaria - Meningkatnya cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ). - CDR TB Paru
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
ABJ 64,5%
API (0,05)/1.000 Penduduk
IR 54/100.000 Penduduk
40,92%
86,21%
81,71%
75,03%
66,89%
79,27%
72,60%
95%
ABJ > 95%
API < 1 / 1.000 Penduduk
IR <11/100.000 Penduduk
70%
100%
100%
100%
80%
100%
100%
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 32,64% 80%
49%
Program
Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular dan tidak menular
Urusan
Kesehatan
SKPD
Dinkes
| VII - 3
No
Sasaran
Berkurangnya angka kematian ibu, bayi dan balita
Kebijakan
Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak.
Indikator Kinerja (outcome) - Qure Rate (Angka Kesembuhan) TB Paru - Prevalensi Rate Kusta - CDR Kusta
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 91% 95%
60%
25,92%
0,2%
100%
100%
0,41%
27,10/100.000KH
-
2/100.000 Penduduk < 15 tahun (8,4)%
2,6/10.000 Penduduk 86/100.000 Penduduk Kasus ditangani 29.471 kasus (67%)
27,70/100.000KH
3,17/1.000KH
-
3,23/1.000KH
2,95/1.000KH
AKI (Angka Kematian Ibu)
-
-
AKABA (Angka Kematian Balita)
3,11/1.000KH
Berkurangnya penyakit/ kematian yang disebabkan oleh diare Peningkatan penanganan penderita dengan VAR (Vaksin ant Rabies) Meningkatnya cakupan penermuan dan penanganan penderita IPA (target 16% Balita) AFP (Acute Flaccid Paralysis) < 15 Tahun
(Angka
AKB
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Program
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Urusan
Kesehatan
SKPD
Dinkes
| VII - 4
No
Kebijakan
Peningkatan perbaikan gizi masyarakat.
Sasaran
Meningkatnya status gizi masyarakat.
Indikator Kinerja (outcome)
Jumlah PIK Remaja yang terbentuk di SLTP/SLTA dan Sederajat
Peningkatan pengembangan lingkungan sehat.
Peningkatan pelayanan Keluarga Berencana dan Komunikasi Informasi dan Edukasi mengenai alat kontrasepsi dan kesehatan reproduksi Peningkatan pengembangan Pusat Pelayanan Informasi Dan Konseling KRR
APK, APM PAUD usia 0-6 th (Taman Paditungka) dan usia 2-4 tahun
Kematian Bayi) K1 K4 Status Gizi Masyarakat - Gizi Buruk - Gizi Kurang - Gizi Baik - Gizi Lebih - Cakupan Air Bersih - Jamban Keluarga - Tempat-tempat Umum - Tempat pengolahan makanan - Rumah sehat Rasio Aseptor KB aktif % Kehamilan PUS dengan Kehamilan resiko tinggi (4T)
Peningkatan penyediaan bantuan operasional pendidikan, dan bantuan pendidikan bagi anak dari
Meningkatnya cakupan rumah tangga memiliki sarana air bersih dan sanitasi
Meningkatnya pasangan usia subur yang menjadi peserta KB aktif. Meningkatnya kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi. Meningkatnya akes pendidikan bagi seluruh masyarakat yang
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
63,18%
64%
0,14% 4,14% 93,99% 1,41% 72,60% 66,89% 72%
73%
80%
78%
0,05% 0,15% 95% 1,5% 100% 80% 85%
100% 98%
70,64%
9%
98,01% 92,18%
15%
75 %
256 Kelompok
32,35 %
48 unit
-
24 unit
KB dan KS
Kesehatan
Kesehatan
KBKS
KBKS
Dinkes
Dinkes
SKPD
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
KB dan KS
KBKS
Urusan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
KB dan KS
Program
Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi Dan Konseling KRR
Pendidikan
Program Keluarga Berencana Program Pelayanan Kontrasepsi
Program PAUD Formal dan Non Formal
Disdik, Dinkes, Badan KBKS dan
| VII - 5
No
Sasaran
makin setara dan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
Kebijakan
keluarga miskin pada jenjang PAUD, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan kesetaraan. Peningkatan rehabilitasi ruang kelas rusak, penambahan kelas baru, pembangunan sekolah baru sesuai kebutuhan dan Regrouping Sekolah
Indikator Kinerja (outcome) Pembangunan TK negeri pada ibukota kecamatan APM jenjang SD/MI APK jenjang SD/MI APK SMP/MTs APM SMP/MTs Angka Putus Sekolah jenjang SD/MI Angka putus sekolah jenjang SMP/MTs APK jenjang SM/MA/SMK APM jenjang SM/MA/SMK Angka Putus Sekolah Jenjang SM/MA/SMK APK, APM PAUD usia 0-6 th dan usia 2-4 tahun Pembangunan TK negeri pada ibukota kecamatan - Kepala sekolah berkualifikasi S1 - Kepala sekolah yang memiliki sertifikasi pendidik - Pengawas sekolah
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
91,60%
82,13%
24 unit
32,35 %
0,03 %
54,21 %
63,54 %
0,15 %
107,29 % 99,21 % 89,83 % 80,12 % 0,13 %
100%
100%
100%
48 unit
75 %
0.01 %
80 %
85 %
0,10 %
99,99 % 105 % 100 % 95 % 0,10 %
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
100%
SKPD
Pendidikan
Program pendidikan Dasar 9 Tahun
Pendidikan
Pendidikan
Disdik
Disdik
Disdik
Urusan
Program Menengah
Pendidikan
Disdik
Program
Program PAUD Formal dan Non Formal
Pendidikan
PP & PA
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
| VII - 6
No
Sasaran
Meningkatnya kualitas pendidikan yang mampu mendorong inovasi dan kreatifitas dalam berkarya
Kebijakan
Peningkatan kesempatan studi lanjut atau mengikuti pendidikan dan latihan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
-
-
-
Indikator Kinerja (outcome) yang berkualifikasi S1 Pengawas sekolah yang meiliki sertifikasi Guru memiliki kualifikasi S1 Guru bersertifikasi Jumlah sekolah yang di Regrouping Tersedianya perseediaan calon kepala sekolah berdasarkan kebutuhan (108 SD + 15 SMP + 5 SMA) Workshop managemen Kepala Sekolah SD Workshop managemen Kepala Sekolah SMP Pelatihan dan Pendalaman mata pelajaran UN SD Pelatihan Sport Developmen Pelatihan Guru SD Pelatihanpengawas , kepala sekolah dan guru berprestasi
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
94,14%
98,26%
90,00% 60 sekolah
87,00%
100%
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
62,22% 0
669 orang
115 orang
405 orang
365 orang
405 orang
115 orang
405 orang
176 orang
529 orang
810 orang 405 orang
128 orang
669 orang 405 orang
Program
Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Urusan
Pendidikan
SKPD
Disdik
| VII - 7
No
Sasaran
Meningkatnya kualitas pelayanan dan jumlah kunjungan ke perpustakaan
Meningkatnya prestasi olahraga dan kemajuan organisasi pemuda, serta jiwa kewirausahaan pemuda.
Kebijakan
Peningkatan sistem pengelola perpustakaan, dan pengembangan minat baca masyarakat.
Peningkatan pembinaan organisasi kepemudaan.
Peningkatan kemampuan kewirausahaan pemuda. Peningkatan pembinaan dan kompetisi olahraga unggulan.
Indikator Kinerja (outcome) - Pelatihan Kinerja Guru (SD) - Pelatihan Kinerja Guru (SMP) Jumlah perpustakaan
Program
Urusan
SKPD
575 orang
Perpustakaan
Dispora
458 (unit)
dan
Dispora
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinanan Perpustakaan
Pemuda OR
dan
Dispora
Perpustakaan
Pemuda OR
dan
Dispora
9.000 (orang )
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 669 orang 675 orang 115 orang 408 (unit)
6.307 (orang)
Pemuda OR
dan
| VII - 8
Pemuda OR Pemuda
Dispora
Badan Perpus Arsip & PDE Badan Perpus Arsip & PDE
Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda
Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Program pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga Program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga Program peningkatan
dan
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinanan Perpustakaan
200 orang
15.293 (buku)
40 orang
16 Kegiatan olahraga
12.234 ( buku)
5 Kegiatan olahraga
30 cabor
55 paket
Pengelolaan olahraga yang profesional
1 cabor
439
-
Jumlah cabang olahraga prestasi
334
- Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun - Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Lahirnya kewirausahaan pemuda
Jumlah cabor prestasi yang dibina Jumlah sarana dan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Sasaran
Meningkatnya realisasi investasi daerah berskala nasional.
Kebijakan
Peningkatan kuantitas jenis perijinan, peningkatan kualitas pelayanan perijinan satu pintu, dan pemberian insentif daerah bagi calon investor.
Peningkatan pelatihan calon tenaga kerja dan pengembangan kerjasama dengan pihak swasta dalam pendidikan dan pelatihan kerja, serta magang kerja.
Peningkatan promosi potensi dan peluang investasi daerah
Tersedianya lapangan kerja dan berkurangnya pengangguran, serta meningkatnya perlindungan tenaga kerja.
Indikator Kinerja (outcome) prasarana cab.olahraga prestasi Jumlah kegiatan promosi peluang penanaman modal
- Jumlah SIUP yang diterbitkan - Jumlah Tanda Daftar Perushaan yang diterbitkan Jumlah penyelenggaraan BINTEK kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dan dunia usaha - Meningkatnya keterampilan pencari kerja sesuai bidangnya - Tersedianya data informasi profil ketenagakerjaan dan ketransmigrasian (KK) - Berfungsinya
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) sarana/prasara sarana/prasarana na
0%
60%
60%
5
0%
5
0
0
5 Buku
40 Paket
-
5 Jaringan
1 Paket
-
Program
Penanaman Modal
KPPM
KPPM
SKPD
Penanaman Modal
KPPM
Urusan
Program Peningkatan Iklim Investasi Dan Realisasi Investasi
Penanaman Modal
Disnakertr ans
OR
Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana Dan Prasarana Daerah
Ketenagakerja an
sarana dan prasarana olah raga Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi
Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja.
| VII - 9
No
Sasaran
Kebijakan
Peningkatan penempatan tenaga kerja
-
-
-
-
-
-
Indikator Kinerja (outcome) jaringan komputer sebagai penunjang system informasi ketenagakerjaan & ketransmigrasian Meningkatnya produktivitas tenaga kerja Tersedianya tenaga kerja yang terampil Terbinanya kelompok usaha mandiri Tersedianya data informasi penempatan tenaga kerja Tersedianya data penempatan tenaga kerja luar negeri Terbinanya kelompok usaha produktif dan terpeliharanya sarana dan prasarana infrastruktur Terbinanya kelompok wirausaha tenaga kerja produktif
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
-
-
-
-
-
-
27 paket
27 paket
5 kunjungan
5 bursa kerja online
27 Paket
27 Paket
20 Paket
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
-
Program
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Ketenagakerja an
Urusan
Disnakertr ans
SKPD
| VII - 10
No
Sasaran
Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
Peningkatan perlindungan - Tercegahnya dan terhadap tenaga kerja terselesainya perselisihan hubungan industrial dengan baik dan benar - Terpahaminya proses penetapan UMP sampai dengan tahap pelaksanaan di lapangan - Terlaksananya syarat-syarat kerja sesuai dengan aturan yang berlaku - Meningkatnya peran LKS tripartite dan hubungan industrial berjalan kondusif (pekerja, pengusaha dan pemerintah) - Meningkatnya kesejahteraan purna kerja dan penetapan serta pengembangan UMP dan system pengupahan - K3 menjadi
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
1 Paket
-
20 perusahaan (40 orang)
-
20 Perusahaan
10 Paket
15 kali
20 perusahaan (400 orang)
1 paket
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 20 perusahaan 200 perusahaan
-
Program Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Program
Ketenagakerja an
Urusan
Disnakertr ans
SKPD
| VII - 11
No
Sasaran
Meningkatnya jumlah kunjungan
Kebijakan
Pengembangan destinasi wisata unggulan,
-
-
-
-
-
Indikator Kinerja (outcome) pengetahuan dan perilaku masyarakat pekerja Meningkatnya kepedulian perusahaan dalam menanggulangi HIV/AIDs Terlaksananya system pemantauan pekerja anak Tertanganinya kasus-kasus ketenagakerjaan diperusahaan Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan tenaga kerja tentang pelaksanaan K3 Meningkatnya pengetahuan perusahaan tentang K3 dan terlindunginya tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pokoknya. Meningkatnya kunjungan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
-
-
7 Kasus
7 Shelter
10 perusahaan
130.000 wisatawan
60 perusahaan
60 perusahaan
60 kasus
21 shelter
100 perusahaan
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
90.787 wisatawan
Program
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Urusan
Pariwisata
SKPD
Dinas Budpar
| VII - 12
No
Sasaran
wisatawan di berbagai obyek wisata daerah
Meningkatnya jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang berkembang dan bertambahnya jumlah wirausahawan baru.
Meningkatnya koperasi aktif dan koperasi sehat. Meningkatnya jumlah IKM yang berkembang yang jumlah tenaga
Indikator Kinerja (outcome)
peningkatan promosi wisata serta pengembangan industri dan jasa pariwisata.
wisatawan Meningkatnya kualitas dan kuantitas ODTW Meningkatnya kualitas SDM pendukung kepariwisataan
Kebijakan
Peningkatan pelatihan kewirausahaan.
Jumlah SDM yang dilatih manajemen usaha kewirausahaan Jumlah kemitraan yang terjalin antara koperasi dan swasta
Peningkatan kapasitas manajemen usaha dan pemasaran produk, serta fasilitasi akses permodalan bagi UMKM. Peningkatan SDM koperasi dalam manajemen koperasi
Terbentuknya unit usaha IKM Jumlah Tenaga Kerja yang diserap
Persentase jumlah koperasi aktif
Jumlah jejaring koperasi
Peningkatan kapasitas manajemen usaha dan pemasaran produk, serta fasilitasi akses permodalan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Dinas Budpar
SKPD
Pariwisata
Urusan
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Program
15 ODTW
Dinas Budpar
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 10 ODTW
Pariwisata
dan
Dinas Koperasi & UKM
Program Pengembangan Kemitraan
dan
Dinas Koperasi & UKM
7 Pok Darwis
dan
Dinas Koperasi & UKM
-
dan
308 orang
Koperasi UKM
Koperasi UKM
Koperasi UKM
Koperasi UKM
Perindustrian
Dinas Koperasi & UKM
35 orang
42 Kemitraan
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif.
10 Kemitraan
18 Jejaring Koperasi
Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 5 Jejaring Koperasi
100%
26.042 orang
7.919 Unit
53%
5803 unit
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Peningkatan Kapasitas Dan Penggunaan Iptek Dalam Sistem Produksi. 19.081 orang
| VII - 13
No
Sasaran
kerja yang terserap
Meningkatnya aktivitas perdagangan dalam dan luar negeri
Meningkatnya produktivitas dan pemasaran hasil pertanian/perkebu nan
Indikator Kinerja (outcome) Terbentuknya KUB
Kebijakan
bagi pelaku IKM, serta fasilitasi sarana produksi. Terbentuknya Sentra Industri Kecil
Jumlah Pasar Desa yang di Rehabilitasi
Pengembangan sentrasentra industri potensial.
Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan khususnya pasar tradisional, dan penataan pedagang kakilima.
Peningkatan perlindungan terhadap konsumen Peningkatan Penguatan kelembagaan dan keterampilan petani
Persentase Bina Kelompok Pedagang/Usaha informal Jumlah Kecamatan yang Mendapatkan Data Pengawasan UTTP Meningkatnya pendapatan petani dan keluarganya Penguatan poktan menjadi kelembagaan petani yang kuat, mandiri, dan terampil sehinggal dapat mengakses teknologi, modal usaha dan pasar. Meningkatnya pendapatan peternak
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 17 Unit 24 unit
16 Unit
26 IK
10 Unit
10%
18 IK
2%
Program
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial.
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dan Asongan
Perdagangan
Perdagangan
Perindustrian
Perindustrian
Urusan
Dinas Perindag
Dinas Perindag
Dinas Perindag
Dinas Perindag
Dinas Perindag
SKPD
(27Kec)
Perdagangan (17Kec.)
245 Klp
BP4K
Dinas Pertanian
126 Klp
364 Gapoktan
Disnak
Pertanian -
135 klp
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
57 Klp
| VII - 14
No
Sasaran
Kebijakan
Pengembangan agribisnis pertanian mencakup usaha produksi, pengolahan dan pemasaran hasil produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan.
Mengembangkan industri
Indikator Kinerja (outcome) Meningkatnya produksi pangan dan hortikultura - Padi - Jagung - Kedelai - Durian - Nangka - Sukun - Bawang Merah Meningkatnya Produksi dan Produktifitas tanaman pangan melalui penerapan teknologi spesifik lokasi - Hand Traktor - Pompa Air - Power Tresher - Rice Mile Unit (RMU) - Jalan Usaha Tani (JUT) - Jaringan Irigasi Air Meningkatnya kemampuan poktan/ petani dalam pengembangan agribisnis on farm dan off farm Terlaksananya
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
122 Unit 20 Unit 23 Unit 1 Unit
184 Paket
163 Unit 50 Unit 51 Unit 4 Unit
1.002.676 Ton 324.137 Ton 26.640 Ton 16.000 Ton 4.000 Ton 48.200 Ton 2.150 Ton
35 Paket
71 Paket 5.021 Poktan
876.937 Ton 219.374 Ton 12.036 Ton 13.500 Ton 2.400 Ton 37.500 Ton 1.150 Ton
6 Paket -
Pertanian
Dinas Pertanian
Dinas Pertanian
SKPD
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Pertanian
BP4K
Urusan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Pertanian
Program
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan
Pertanian
Dinas
Peningkatan
Program
| VII - 15
No
Sasaran
Meningkatnya populasi ternak dan hasil ikutannya.
Kebijakan
pertanian melalui pengolahan hasil, manajemen usaha dan penguatan sistem pemasaran.
Peningkatan pelatihan dan pembinaan mengenai teknik budidaya ternak yang baik
Indikator Kinerja (outcome) pameran, promosi produk unggulan tanaman pangan dan hortikultura ditingkat local maupun regional - Tingkat Kabupaten - Tingkat Propinsi - Tingkat Regional Terfasilitasinya bantuan sosial sarana pasca panen : - Power Tresher - Power Riaver - Sabit Bergerigi - Penggilingan Padi (RMU) - Dryer - Terpal Meningaktnya industri rumah tangga pertanian dalam pengolahan hasil melalui usaha koperasi dan pemasaran hasil. - jumlah populasi sapi - jumlah populasi kerbau - jumlah populasi kambing
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
3.673
304.140
0 105 Unit -
30 Unit 20 Unit 150 Buah 1 Unit
1 Kali 3 Kali 2 Kali
35.240
3.860
407.006
5 Unit 317 Unit 30 Unit Koperasi Tani
50 Unit 45 Unit 450 Unit 4 Unit
3 Kali 3 Kali 2 Kali
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
21.882
Program
Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Urusan
Pertanian
SKPD
Pertanian
BP4K
Disnak
| VII - 16
No
Sasaran
Meningkatnya produksi, mutu dan nilai jual hasil perikanan tangkap, budidaya dan produk olahan ikan.
Kebijakan
Peningkatan promosi potensi hewan ternak dan hasil ikutan Peningkatan fasilitasi sarana dan prasarana teknologi peternakan dan penerapan inseminasi buatan. Peningkatan pencegahan penyebaran penyakit zoonosis dan pengobatan ternak yang sakit. Peningkatan Kapasitas dan Keterampilan Masyarakat Pesisir
Indikator Kinerja (outcome) - jumlah populasi itik - jumlah populasi ayam buras - jumlah populasi ayam petelur - jumlah populasi ayam pedaging - jumlah populasi kuda - Meningkatnya permintaan ternak - Meningkatnya permintaan daging Jumlah ternak lahir hasil IB
- Angka Kesakitan Ternak - Jumlah Ternak yang diberikan vaksin Jumlah kelompok masyarakat pesisir yang terberdayakan (KUB) Jumlah Pokmaswas (Klp) Jumlah Pokmaswas yang dibina
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
3.440
21.230
9.495
136.324
137.611
7.250 ekor
5.540
34.191
12.117
219.550
221.623
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 184.913 297.803 3.071.766 4.947.108
750 ekor
Pertanian
Disnak
Disnak
SKPD
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Pertanian
Urusan
Peningkatan Teknologi
Program
Program Penerapan Peternakan
Disnak
2.336
Pertanian
2.585
Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Ternak 96.821
DKP
60.119
Perikanan dan kelautan
106
Program Ekonomi Pesisir
Pemberdayaan Masyarakat
25
59
DKP
59
17
Perikanan dan kelautan 0
Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan
| VII - 17
No
Sasaran
Meningkatnya ketersediaan dan
Kebijakan Peningkatan produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap.
Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Peningkatan penanganan wilayah rawan pangan,
Indikator Kinerja (outcome) - Produksi perikanan budidaya (ton) - Jumlah kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) - Jumlah kelompok pembudidaya ikan yang terberdayakan (Pokdakan) - Produksi perikanan tangkap (ton) - Jumlah kelompok perikanan tangkap (KUB) - Jumlah kelompok perikanan tangkap yang terberdayakan (KUB) Jumlah sarana dan prasarana penyuluh perikanan (unit) - Produksi ikan olahan (ton) - Jumlah kelompok pengolahan dan pemasaran yang berkembang (Poklahsar) - Terbentuknya kelompok Usaha
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
77
2.673,60
78
59
179
68.478,50
34
323
24 Klp
83
2.894,00
98
98
263
81.638,10
357
357
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 125.505,00 146.069,70
15 Klp
Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Program
Perikanan dan kelautan
Perikanan dan kelautan
Perikanan dan kelautan
Urusan
DKP
DKP
DKP
DKP
SKPD
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Perikanan dan kelautan
Kantor Ketapang
Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan
Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
| VII - 18
No
Sasaran
konsumsi pangan yang beragam, bermutu, bergizi dan aman.
Terwujudnya perlindungan lahan-lahan produktif sebagai cadangan pangan dan pendukung ekonomi lokal.
Meningkatnya tertib administrasi pertanahan dan terselesaikannya Konflik-Konflik Pertanahan
Berkurangnya
Kebijakan
percepatan penganekaragaman pangan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan
Peningkatan penataan ruang pada kawasan strategis dan cepat tumbuh. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum pelanggaran tata ruang.
Peningkatan Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Dan Pemanfaatan Tanah dan Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan.
Penanganan lahan kritis
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
Program
80 Klp
Urusan
SKPD
Dinas Tarkim
30 Klp
Penataan ruang
55%
Perencanaan
Dinas Tarkim
-
Program Tata Ruang
Penataan ruang
2 dokumen
Pemanfaatan
1 dokumen
produktif - Terwujudnya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dimasyarakat - Meningkatnya mutu dan keamanan pangan masyarakat Tersusunnya dokumen RTR
Program Ruang
50%
Dinas Tarkim
8%
Penataan ruang
100%
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
22%
Setda
130 Bidang
Pertanahan
20 bidang
Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Dan Pemanfaatan Tanah Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan
Persentase pemanfaatan ruang sesuai fungsi Tersedianya informasi peta RTR di tingkat kec. dank el. Sertifikasi asset tanah milik pemerintah
5 tim
Pemanfaatan Sumber Daya
Setda
1 tim
Program Potensi
Pertanahan
Terbentuknya tim fasilitasi penyelesaian konflik pertanahan
26
Dishutbun
8
| VII - 19
Kehutanan
Meningkatnya produksi hasil hutan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Sasaran
hutan dan lahan kritis, serta bertambahnya luas hutan rakyat.
Berkurangnya kasus-kasus pencemaran air, tanah dan udara, dan terjaganya kelestarian sumber-sumber mata air.
Kebijakan
dan pengembangan hutan rakyat terutama di wilayah rawan longsor dan erosi.
Pemantapan Kawasan Hutan
Peningkatan pencegahan pengawasan kegiatan usaha masyarakat yang berpotensi merusak lingkungan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah komunal.
Indikator Kinerja (outcome) non kayu (unit) Luas lahan kritis tertutupi (Ha) Terjaminnya keamanan hutan dan lahan (Kegiatan) Terkukuhkannya luas kawasan hutan dan tersedianya data produksi hasil hutan (Km/Kecamatan) - Pelayanan pencegahan pencemaran air - Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup - Pencemaran status mutu air - Penegakan hukum lingkungan Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
67%
100%
57%
75%
-
1
21.942
52%
100%
100%
100%
100%
100/27
31
11.050
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
22%
Program
Kehutanan
Kehutanan
Kehutanan
BLHD
Dishutbun
Dishutbun
Dishutbun
SKPD
Lingkungan Hidup
BLHD
Urusan
Program Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hutan. Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan. Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan. Program Pemantapan Kawasan Hutan
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
| VII - 20
No
Sasaran
Meningkatnya luas ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan Berkurangnya penambangan tanpa ijin, meningkatnya rumah tangga berlistrik, dan meningkatnya pemanfaatan energi alternatif
Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome)
bergerak Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa Peningkatan pembangunan Persentase luas dan peningkatan kualitas Ruang Terbuka ruang terbuka hijau di Hijau wilayah kawasan perkotaan. perkotaan Peningkatan pengawasan aktivitas pertambangan baik berijin maupun tanpa ijin
- IUP Logam - IUP Batubara - IUP Eksplorasi bukan logam - IUP Operasi Produksi Batuan Terlaksananya penataan wilayah pertambangan, konservasi lingkungan, geologi, pertambangan dan air bawah tanah.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam
Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
BLHD
BLHD
BLHD
SKPD
100%
Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup.
Lingkungan Hidup
Dinas ESDM
Urusan
75%
Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
ESDM
Program
45 Ha
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
28%
0%
15 Ha
14 7 6
9 5 2
120
Dinas ESDM
146
ESDM
9 IUP OP Logam, 5 IUP OP Batubara, 2 IUP OP Bukan Logam, 120 OP Batuan, 20 Izin Pemanfaatan
Program penataan wilayah dan usaha konservasi lingkungan, geologi, pertambangan dan air bawah tanah
4 IUP OP Batubara, 146 OP Batuan, 2 Izin Pemanfaatan Mata Air/ Air Bawah Tanah
| VII - 21
No
Sasaran
Kebijakan
Peningkatan jaringan listrik dan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Peningkatan pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi dan rawa
Peningkatan pembangunan/ rehabilitasi jalan dan jembatan yang berkondisi rusak dan pembangunan drainase
Meningkatnya luas dan tingkat pelayanan jaringan irigasi.
Peningkatan penyediaan dan pengelolaan air baku
Meningkatnya kondisi jalan dan jembatan berkondisi baik
Meningkatnya ketersediaan air baku untuk kebutuhan pokok sehari-hari,
Indikator Kinerja (outcome)
Penyelidikan pendahuluan potensi tambang
Pengembangan energi alternatif Pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Persentase pembangunan jalan Persentase pemeliharaan jalan Tersedianya infrastruktur pedesaan Tersedianya jaringan irigasi yang dapat memenuhi kebutuhan air irigasi pertanian Pengelolaan DAS dan Konservasi SDA
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Mata Air/ Air Bawah Tanah 5 potensi
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
1 potensi
80%
Program
Program inventarisasi dan pengembangan potensi dan teknologi geologi, pertambangan dan air bawah tanah
Dinas ESDM
SKPD
ESDM
Urusan
ESDM
Dinas PU & SDA Dinas PU & SDA
40%
Dinas ESDM Dinas ESDM
Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum
Dinas PU & SDA
ESDM
80%
Pekerjaan Umum
Dinas PU & SDA
80%
40%
80%
Pekerjaan Umum
Dinas PU & SDA
40%
40%
60%
Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainnya
Pekerjaan Umum
Program pengembangan energi alternatif Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
20%
80%
Program Penyediaan dan pengelolaan air baku
Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 60%
60%
10%
| VII - 22
No
Sasaran
perkotaan dan industri. Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan sistem jaringan transportasi.
Meningkatnya ketersediaan rumah layak huni bagi masyarakat.
Berkurangnya kawasan kumuh dan meningkatnya cakupan keluarga memiliki sarana air bersih dan sanitasi. Meningkatnya kepemilikan
1 Unit
90%
1 Unit
1 Buah
Program Peningkatan Dan Pengamanan Lalu Lintas
Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan Fasilitas LLAJ Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas Perhubungan
Program
Perumahan
Perhubungan
Perhubungan
Perhubungan
Perhubungan
Urusan
Dinas Tarkim
Dinas Tarkim
Dishub
Dishub
Dishub
Dishub
Program penataan administrasi
Kependuduka n dan Catatan
Dinas Dukcapil
SKPD
75%
90%
Program pengembangan perumahan
Perumahan
Dinas Tarkim
Indikator Kinerja (outcome)
65%
40%
Program pemberdayaan komunitas perumahan
Perumahan
Kebijakan
Tersedianya terminal angkutan, bandara dan dermaga pelabuhan Terpeliharanya prasarana dan fasilitas LLAJ Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi Terpenuhinya standar keselamatan bagi pengguna jalan
30%
25 %
Program lingkungan sehat perumahan
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
Peningkatan fasilitas terminal, sarana keselamatan lalu lintas, perbaikan manajemen transportasi, dan peningkatan ketertiban lalu lintas.
Berkurangnya jumlah rumah tidak layak huni
17,5 %
35%
100 %
| VII - 23
79,12 %
1 Buah
pengembangan perumahan sederhana dan sarana prasarana yang memadai.
20%
- Masyarakat yang memilki KTP )e-
Tersedianya rumah terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah Berkurangnya kawasan kumuh di wilayah perkotaan Peningkatan rehabilitasi rumah tidak layak huni dan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi bagi bagi keluarga tidak mampu. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Sasaran
dokumen administrasi kependudukan dan catatan sipil.
Meningkatnya penanganan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Kebijakan
dan catatan sipil
Peningkatan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Indikator Kinerja (outcome) KTP) - Kepemilikan kartu keluarga (KK) - Kepemilikan akte kelahiran - Kepemilikan akte kematian Meningkatkan pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS Meningkatnya penanganan PMKS
Meningkatnya pembinaan anak terlantar Meningkatnya pembinaan penyandang cacat Pembinaan Panti Sosial Pembinaan eks penyandang penyakit sosial
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
10 Kec. Peserta PKH
10 KUBE
17 %
45,5 %
10 %
27 Kec. Peserta PKH
70 KUBE
100 %
100 %
100 %
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
-
25 Org, Penyandang Cacat 25 Org, Korban Penyalahgunaan Napza 120 Orang 15 Orang
35 orang
50 org, Eks Narapidana 50 org, Eks Napza
4 unit Panti Sosial (203 org)
7 orang 3 unit Panti Sosial (153 org) -
Program
kependudukan
Program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial.
Program pembinaan anak terlantar.
Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma. Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo.
Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, MeiPSK, narkoba dan
Urusan
Sosial
Sosial
Sosial
Sosial
Dinas Kesos
Dinas Kesos
Dinas Kesos
Dinas Kesos
Dinas Kesos
SKPD
Sosial
Dinas Kesos
Sipil
Sosial
| VII - 24
No
Sasaran
Semakin berkembangnya lembaga ekonomi perdesaan dan meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan desa dan pelayanan administrasi desa
Kebijakan
Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan usaha ekonomi perdesaan Peningkatan Kapasitas aparatur desa.
Indikator Kinerja (outcome)
Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial - Meningkatnya kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) - Meningkatnya LPM Berprestasi - Meningkatnya perkembangan nilai budaya local - Meningkatnya jumlah warung teknologi yang dibina - Meningkatnya jumlah Posyantek yang dibina - BUMDES - Jumlah Pasar Desa yang dibina - Kelompok usaha ekonomi keluarga yang dibina - Jumlah Desa yang telah menyusun RPJMDes - Meningkatnya
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
5 Unit
27 Kec.
30 Unit
10 Karang Taruna 27 Org TKSK 1 Unit LK3 4 Unit Panti Sosial 100%
40%
27 Unit
2 Kr. Taruna 3 Unit P. Sosial 36,59%
-
27 Unit
100%
4 Unit
30%
328 Desa
83 Unit 50 Unit
173 Desa
85%
8 Unit -
66,28%
Program
Pemberdayaa n Masyarakatda n Desa
Sosial
BPM
BPM
Dinas Kesos
SKPD
Program peningkatan keberdayaan masyarakat desa dan kelurahan
Pemberdayaa n Masyarakatda n Desa
BPM
Urusan
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
Pemberdayaa n Masyarakatda n Desa
penyakit sosial lainnya). Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial.
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa dan kelurahan
| VII - 25
No
Sasaran
Meningkatnya indeks pembangunan gender dan indeks pemberdayaan gender.
Kebijakan
Peningkatan penyelenggaraan kegiatan anggaran responsif gender di masing-masing SKPD.
Indikator Kinerja (outcome) swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat - Jumlah desa/kel yang memiliki profil desa/kel. Meningkatnya kualitas pelaksanaan musrenbang desa - Meningkatnya Posyandu Aktif - Meningkatnya jumlah PAUD Holistik Integratif - Meningkatnya PKK aktif - Meningkatnya jumlah kelompok binaan PKK Untuk mengidentifikasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh manfaat dari kebijakan dan program pembangunan dalam berbagai aspek
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
100%
45 Unit
100%
30%
-
100%
100%
55 Unit
100%
100%
372 desa/kel
Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan
Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa
Program
Pemberdayaa n Masyarakatda n Desa Pemberdayaa n Masyarakatda n Desa
Urusan
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
100%
40%
PP dan PA
60%
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
SKPD
BPM
BPM
Kantor PPPA
| VII - 26
No
Sasaran
Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan dan meningkatnya keberdayaan perempuan.
Meningkatnya rasa aman, nyaman transmigran di Lokasi Pemukiman
Kebijakan
Peningkatan koordinasi kelembagaan PUG, pembentukan regulasi daerah untuk mendukung kebijakan pembangunan yang responsif gender, serta advokasi, sosialisasi, pelatihan, seminar untuk mensosialisasikan PUG. Peningkatan kualitas penanganan terhadap korban kekerasan dan peningkatan pemberdayaan perempuan.
Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transmigrasi
Indikator Kinerja (outcome) Pembentukan Pokja PUG dan Tim Focal Point masing-masing SKPD
Mengurangi angka terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan dan anak Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga, melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah rangga dan memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera. Peningkatan kerjasama antar wilayah antar sektor dalam rangka
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas perempuan dan anak
Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
PP dan PA
PP dan PA
PP dan PA
Disnaker Trans
Kantor PPPA
Kantor PPPA
Kantor PPPA
SKPD
30%
Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak
Transmigrasi
Urusan
30%
Program pengembangan wilayah transmigrasi
Program
50%
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 60% 40%
70%
70%
0%
| VII - 27
No
Sasaran
Transmigrasi. Meningkatnya penyelenggaraan event-even seni budaya daerah dan pelestarian kekayaan budaya daerah.
Meningkatnya partisipasi politik dalam pemilihan umum dan kesadaran bela negara.
Meningkatnya keamanan, ketentraman dan ketertiban dilingkungan
Kebijakan
Peningkatan penyelenggaraan dan partisipasi event-event budaya di tingkat daerah, provinsi dan nasional, serta pelestarian kekayaan budaya.
Peningkatan pendidikan politik masyarakat. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai wawasan kebangsaan
Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Indikator Kinerja (outcome) pengembangan kawawasan transmigrasi Berkembangnya dan tertanamnya nilainilai budaya lokal di masyarakat Terpeliharanya kelestarian kekayaan lokal, dikenalnya kekayaan budaya bone oleh masyarakat luas. Terpeliharanya kelestarian keragaman budaya local Meningkatnya peran parpol dalam pendidikan politik masyarakat Terwujudnya pengembangan budaya bangsa Terciptanya kerukunan umat beragama - Tersedianya tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Program Pengembangan Nilai Budaya.
Kebudayaan
Kebudayaan
Disbudpar
Disbudpar
Disbudpar
SKPD
15 kegiatan budaya
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Kebudayaan
Badan Kesbang
Urusan
3 kegiatan budaya
250 orang pelaksana
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Kesbangpol dagri
Program
50 orang pelaksana
10 obyek
Program pendidikan politik masyarakat
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
2 obyek
12 Parpol
Badan Kesbang
10 Parpol
Kesbangpol dagri
31 Etnis
Program pengembangan wawasan kebangsaan
15 Etnis
Badan Kesbang
100%
Kesbangpol dagri
100%
Badan Kesbang
100 orang
Kesbangpol dagri
100 orang
Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
| VII - 28
No
Sasaran
masyarakat.
Kebijakan
Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat).
Indikator Kinerja (outcome) - Pembangunan pos jaga/ ronda - Meningkatnya sinergi antara pimpinan daerah dan kepala organisasi daerah dalam menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan lingkungan - Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mencegah potensi ancaman dan gangguan kantibmas - Rakor Polkam tingkat kabupaten dan kecamatan - Pelaksanaan sosialisasi/ penyuluhan kepada masyarakat - Jumlah pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan - jumlah tenaga pengendali
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
4 kali
100%
100%
2 kali
28 Kali
100%
100%
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 6 unit 24 unit
2 Kali
3 Kali
90
3 Kali
60
Program
Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat).
Kesbangpol dagri
Kesbangpol dagri
Urusan
Kantor Satpol PP
Kantor Satpol PP
SKPD
| VII - 29
No
Sasaran
Meningkatnya pendapatan asli daerah dan meningkatnya status audit keuangan daerah oleh BPK.
Meningkatnya kompetensi aparatur pemerintah daerah dan DPRD dalam
Kebijakan
Peningkatan pendapatan dan pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pembangunan daerah dan dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Peningkatan pendidikan kedinasan, peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, tenaga pemeriksa
Indikator Kinerja (outcome) keamanan lingkungan
Trend Kenaikan PAD 10 % per tahun Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah Meningkatnya kompetensi aparatur pemerintah desa - Opini BPK RI terhadap laporan Keuangan Daerah - Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) per tahun - Rasio penyelesaian Tindak Lanjut BPKRI sesuai dengan Rekomendasi Jumlah paket produser dan kebijakan pengawasan - Diklatpim II - Diklatpim III - Diklatpim IV - Diklat Teknis Fungsional
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
1 Paket Produser
65%
115
WDP
100%
Rp. 2.314.514.000 ,-
10%
16 Orang 240 Orang 400 Orang 1.400 Orang
5 Paket Sistem dan Produser
90%
125
WTP
100%
Rp. 4.100.304.000,-
50%
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
27 Orang 150 Orang 916 Orang -
Program
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Program pendidikan kedinasan
Otonomi daerah
Otonomi daerah
Otonomi daerah
Irda
DPKAD /Irda
Setda/ BPM
DPKAD/ Dispenda
SKPD
Otonomi daerah
BKDD
Urusan
Otonomi daerah
| VII - 30
No
Sasaran
menjalankan tugas dan fungsinya.
Kebijakan
dan pengawas.
Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah mengenai tugas dan fungsi DPRD.
Indikator Kinerja (outcome) - Tugas Belajar - Izin Belajar Jumlah tenaga aparatur fungsional pemeriksa yang bersertifikat - Persentase jumlah Perda atau Produk Hukum yang dihasilkan oleh DPRD sesuai usulan eksekutif atau legislatif (%) - Persentase jumlah Rapat Komisi dan alat kelengkapan dewan lain yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan Komisi. - Persentase jumlah Rapat Kerja yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan DPRD - Persentase jumlah Rapat dengar pendapat yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 1 org 12 org 243 org 900 org 25 orang
100
13 orang
100
100
100
100
100
100
100
Program
Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
Otonomi daerah
Irda
BKDD
SKPD
Otonomi daerah
Set DPRD
Urusan
Otonomi daerah
| VII - 31
No
Sasaran
Terjalinnya kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjamin kepastian hukum dan terjalinnya kerjasama antar pemerintah daerah.
Kebijakan
Peningkatan pelayanan kedinasan
Indikator Kinerja (outcome) sesuai usulan DPRD. - Persentase jumlah Rapat Paripurna yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan BAMUS DPRD. - Persentase jumlah rapat pimpinan yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan pimpinan DPRD. - Persentase jumlah Aspirasi Masyarakat yang sudah ditindak lanjuti oleh DPRD (%) - Jumlah perda inisiatif yang ditetapkan Mengatur Persiapan Tempat Acara Ditingkat Kab. & Kec. Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran Meningkatnya sarana dan prasarana
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
85.94%
92.17%
0
100
100
100
100%
100%
100%
5
100
100
100
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012)
100%
Program
Urusan
SKPD
Semua SKPD
Setda
Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Semua SKPD
Otonomi daerah
Program peningkatan sarana dan prasarana
| VII - 32
No
Sasaran
Meningkatnya pengelolaan arsip daerah secara baku
Kebijakan
Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan penanganan pengaduan masyarakat.
Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah. Peningkatan pembentukan produk-produk hukum daerah sesuai kebutuhan.
Peningkatan kapasitas arsiparis dan aparatur di SKPD dalam pengelolaan
Indikator Kinerja (outcome) aparatur Meningkatnya pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Meningkatnya proses pengadaan yang transparansi dan akuntabel Tertanganinya pengaduan masyarakat secara maksimal Tersedianya Dokumen LKPJ,LPPD dan ILPPD Kelembagaan daerah yang lebih baik sebagai wujud pelaksanaan tugas sesuaidengan struktur organisasidan rincian tupoksi Pengelolaan arsip secara baku
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
100%
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 100%
Program
Urusan
SKPD
Semua SKPD
Setda
aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Otonomi daerah
Irda
optimalisasi teknologi
100%
Program pemanfaatan informasi
Otonomi daerah
100%
100%
Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
80%
100%
kearsipan
Otonomi daerah
Setda
Otonomi daerah
100%
100%
Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
100%
71/71
Program peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah Program penataan peraturan perundangundangan
5/71
Badan Perpus, Arsip& PDE
| VII - 33
No
Sasaran
Meningkatnya jaringan komunikasi dan informatika sesuai kebutuhan
Meningkatnya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah
Kebijakan
arsip secara baku
Peningkatan sarana prasarana teknologi informasi secara merata di SKPD dan ruang publik.
- Rasionalisasi SKPD dan Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati kepada Camat
- Fasilitasi pemekaran wilayah Bone Selatan
Indikator Kinerja (outcome) Peningkatan SDM pengelola kearsipan
Web site milik pemerintah daerah
Pembinaan & PengembanganJarin gan Komunikasi & Infomasi Tersedianya informasi pembangunan daerah yangdapat dilihat dan diketahui masyarakat melalui pemberitaan media massa - Jumlah SKPD / Unit Kerja yang dirasionalisasi - Jumlah SK Pelimpahan kewenangan yang diterbitkan Terbentuknya Kabupaten Bone Selatan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
100%
ada
Program informasi massa
Reformasi
kerjasama dan media
Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
Program peningkatan kualitas pelayanan informasi kearsipan
Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
Komunikasi dan Informatika
Komunikasi dan Informatika
kearsipan
kearsipan
Urusan
75 Media
Program Birokrasi
Program
Sesuai hasil kajian
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 1 16
0
1 SK
60 Media
84.76%
ada
0
1 Kabupaten
Pemerintahan Umum
0
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
SKPD
Badan Perpus, Arsip& PDE Badan Perpus, Arsip& PDE Setda
Setda
Setda
Setda
| VII - 34
No
Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah, perencanaan sektoral dan perencanaanperencanaan normatif lainnya sesuai kebutuhan.
Sasaran
Penetapan prioritas penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah dan sektoral dengan mempertimbangkan amanat peraturan perundang-undangan serta kemendesakan kebutuhan.
Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome) Terlaksananya koordinasi dan fasilitasi dengan eksekutif-legislatif, lembaga donor dan Perguruan Tinggi Dokumen Masterplan sarana dan prasarana kawasan perkotaan Sosialisasi Kebijakan perencanaan pembangunan daerah Musrenbang Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten Dokumen Perencanaan Pembangunan Ekonomi Dokumen Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Dokumen Perencanaan Fisik dan Prasarana/SDA
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
-
-
1 kali/thn
5 kali
1 dok
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah. Program Perencanaan Pembangunan Daerah.
Program Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
Urusan
Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik
SKPD
Program
1 kali/thn
4 dok
Program Perencanaan Sosial Budaya.
Kerjasama
1 dok
4 dok
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 80% 100%
2 dok
Bappeda & Statistik
2 dok
Perencanaan Pembangunan
1 dok
Program Perencanaan Prasarana Wilayah Dan Sumber Daya Alam.
| VII - 35
No
Tersusunnya data dan informasi statistik daerah yang valid dan up to date sesuai kebutuhan.
Sasaran
Peningkatan modifikasi dan penyempurnaan terhadap isi (jenis dan ragam data) serta upaya untuk up dating penyajian data dan informasi statistik daerah.
Kebijakan
Indikator Kinerja (outcome) Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Capaian Kinerja Kondisi Kondisi Kinerja Kinerja Awal Akhir RPJMD RPJMD (2018) (2012) 100 %
Program
Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
Urusan
Statistik
SKPD
Bappeda & Statistik
| VII - 36
Kode
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
2014
Trg
2016
Rp.
Trg
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
Rp.
2017
Rp.
Trg
2018
Rp.
127,278,985,782
Trg
112,561,070,997
Rp.
97,139,458,560
Rp.
90,828,131,012
11,826,727,889
78,577,984,208
10,459,143,349
40,032,572,570
78,378,544,309
8,773,248,531
35,403,403,124
5,375,115,374
70,044,569,949
7,175,296,967
30,070,747,406
4,753,563,516
61,944,961,008
5,564,927,517
32,897,014,304
4,423,623,924
53,871,838,700
7,298,664,754
32,774,976,655
3,530,611,142
47,225,208,598
24,054,366,066
3,525,890,391
36,712,189,645
3,577,571,223
43,447,942,266
Trg
Trg
SKPD Penanggung jawab
| VIII - 1
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan yang bersifat indikatif sebagaimana tercantum pada Tabel 8.1 akan menjadi pedoman bagi SKPD dalam melakukan perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan, yang selanjutnya dijabarkan dalam Renstra SKPD dan RKPD. Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Bone
Program
PROGRAM PADA SETIAP SKPD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.01
1.02
Program
URUSAN WAJIB Pendidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Kesehatan Program Kemitraan Peningkatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
326,289,686,981
Rp.
288,559,155,239
104,865,628,401
Dinas Pendidikan
Trg
257,448,375,183
92,739,483,819
1,968,404,455
Dinas Pendidikan
Rp.
224,891,283,687
81,634,557,940
1,740,787,863
3,991,818,696
Dinas Pendidikan
Trg
199,733,834,652
72,141,356,751
1,857,769,081
3,530,224,450
1,531,711,388
Dinas Pendidikan
Rp.
154,205,162,646 63,005,135,862
1,617,144,674
3,090,564,601
1,354,591,830
1,687,381,614
Dinas Pendidikan
Trg
52,663,524,034 1,410,793,584
3,696,786,015
1,185,888,778
1,492,261,118
89,292,824,895
Dinas Pendidikan
Rp.
1,130,193,871
3,986,077,267
1,032,288,534
1,306,412,511
78,967,442,581
0
Trg
4,722,076,614
900,566,328
1,261,339,295
69,036,838,193
0
Rp.
721,448,237
1,205,760,201
60,107,036,411
0
Trg
1,212,144,651
52,437,251,094
0
Rp.
42,007,746,906
58,539,153
| VIII - 2
Dinas Kesehatan
Badan Perpustakaa n, Arsip dan PDE
0
58,353,993,205
6,393,487,353
51,606,224,948
34,247,093
5,654,175,977
47,399,917,142
30,286,928
5,157,084,776
40,333,921,681
15,795,739
4,426,761,822
37,512,628,313
25,641,840
3,006,148,236
27,639,691,543
8,428,486
2,869,913,755
0
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
Program
Pelayanan Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Pencegahan dan Penanggulanga n Penyakit Menular Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pus kesmas Pembantu dan Jaringannya Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata Program Pengawasan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
Dinas Kesehatan
Trg
13,010,147,673
Dinas Kesehatan
Rp.
11,505,718,299
158,549,152
Dinas Kesehatan
Trg
5,227,840,489
140,215,310
1,347,258,320
Dinas Kesehatan
Rp.
7,779,344,426
69,501,253
1,191,468,006
18,387,711,154
Dinas Kesehatan
Trg
2,841,194,350
112,824,095
562,428,124
16,261,446,835
4,360,101,693
Dinas Kesehatan
Rp.
9,313,675,185
44,951,926
876,529,111
26,152,718,570
3,855,921,016
64,838,682
Trg
0
330,923,156
13,354,270,146
1,911,284,470
57,341,056
Rp.
601,315,608
22,458,263,183
3,102,662,611
26,054,354
Trg
5,355,479,622
1,236,177,965
38,770,462
Rp.
4,463,695,711
141,598,567
| VIII - 3
46,868,805
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
Program
Obat dan Makanan Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
Dinas Kesehatan
Rp.
614,363,076
Dinas Kesehatan
Trg
543,321,157
316,234,683
Dinas Kesehatan
Rp.
265,655,618
279,666,862
765,173,874
Dinas Kesehatan
Trg
423,090,356
139,002,507
676,692,937
817,909,931
Dinas Kesehatan
Rp.
162,950,732
225,648,190
368,961,907
723,330,856
1,764,172,012
Dinas Kesehatan
Trg
295,014,577
89,903,852
658,845,277
359,712,066
1,560,171,853
4,739,553,409
Rumah Sakit Umum Daerah
Rp.
157,010,497
288,750,382
585,659,620
848,934,835
4,191,494,806
11,534,957,103
Trg
812,131,493
197,816,569
1,513,099,322
2,070,141,313
10,201,111,498
Rp.
95,411,496
1,002,950,516
3,331,185,491
9,026,484,125
Trg
327,300,488
1,316,975,540
7,960,637,609
Rp.
396,588,205
7,215,661,081
| VIII - 4
4,194,418,896
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.03
1.05
Program
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pekerjaan Umum Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaaan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku Program Rehabilitasi/Pe meliharaan Jalan dan Jembatan Penataan Ruang
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
438,775,350
Trg
388,037,530
9,534,399,071
Dinas PU dan SDA
Rp.
355,401,770
8,431,888,139
540,215,083
Dinas PU dan SDA
Trg
345,713,126
7,458,392,092
477,747,273
6,327,850,115
Dinas PU dan SDA
Rp.
176,082,007
6,600,512,939
126,511,521
5,596,128,706
2,097,298,743
Dinas PU dan SDA
Trg
1,580,780,960
5,847,755,921
284,571,864
4,726,918,235
1,854,777,450
36,443,081
Dinas PU dan SDA
Rp.
4,766,297,751
329,411,005
3,877,159,747
1,881,031,882
32,228,983
532,592,048
Trg
713,631,286
3,571,550,901
1,841,323,453
24,994,677
471,005,728
12,646,471,571
Rp.
215,669,074
1,508,256,325
24,467,158
698,935,777
11,184,095,909
Trg
1,228,664,194
23,219,761
572,990,718
9,897,457,282
Rp.
29,580,009
415,317,928
8,763,864,228
Rumah Sakit Umum Daerah
2,578,753,187
4,412,538,566
| VIII - 5
3,669,826,654
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.06
Program
Program Pemanfaatan Ruang Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program Perencanaan Tata Ruang Perencanaan Pembangunan Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Program Perencanaan Sosial Budaya Program Kerjasama Pembangunan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Dinas Tarkim
SKPD Penanggung jawab
507,881,384
Dinas Tarkim
Rp.
449,152,483
452,182,581
Dinas Tarkim
Trg
435,480,399
399,894,416
11,686,407,606
Rp.
422,305,398
352,474,304
10,335,049,011
6,046,325,064
Bappeda
Trg
235,746,112
310,736,877
9,109,502,578
5,347,157,825
3,551,813,249
Bappeda
Rp.
214,526,110
155,592,434
8,030,821,954
4,732,349,144
3,141,099,065
754,048,869
Bappeda
Trg
128,715,666
4,021,200,019
4,190,462,290
2,788,002,535
666,854,373
366,951,759
Bappeda
Rp.
3,326,584,878
3,713,356,013
2,475,609,845
591,890,548
324,519,266
456,709,847
Bappeda
Trg
3,007,625,727
2,199,578,531
525,571,277
288,041,203
403,898,171
175,657,634
Bappeda
Rp.
1,947,243,059
466,968,315
255,766,102
358,496,536
155,345,450
356,445,540
Trg
413,399,124
227,247,305
318,327,818
137,882,917
315,227,934
Rp.
201,178,521
282,834,035
122,433,776
279,791,716
Trg
250,387,337
108,782,321
248,441,175
Rp.
0
220,741,086
| VIII - 6
195,417,686
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.07
1.08
Program
Daerah Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Perhubungan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Lingkungan Hidup Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
384,698,166
Rp.
340,213,566
2,061,803,315
Dishub
Trg
288,243,688
1,823,386,538
1,117,508,572
Dishub
Rp.
244,312,297
1,871,805,634
988,285,387
826,956,343
Dishub
Trg
207,204,421
1,035,474,061
1,011,786,829
731,331,186
117,338,400
Rp.
0
1,068,929,792
591,699,463
758,840,122
103,769,966
22,933,683,161
KPKPP
Trg
765,076,779
680,034,858
384,604,651
101,178,683
20,281,745,038
13,485,330,639
BLHD
Rp.
473,618,958
325,141,666
59,169,946
18,069,151,638
11,925,953,448
486,375,299
BLHD
Trg
255,025,593
63,753,268
16,000,017,610
10,542,686,336
430,133,255
3,506,390,615
Rp.
36,432,228
14,329,826,252
9,409,403,948
420,130,387
3,100,928,881
Trg
12,010,943,225
8,409,742,048
429,620,708
2,753,469,013
Rp.
7,298,262,114
382,435,689
2,559,697,366
Bappeda
330,262,526
2,071,424,669
| VIII - 7
1,890,944,973
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.10
1.11
Program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kependudukan dan Catatan Sipil Program Penataan Administrasi Kependudukan Pemberdayaan Perempuan Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
BLHD
Rp.
3,431,037,269
BLHD
Trg
3,034,289,024
1,149,073,802
BLHD
Rp.
2,694,296,169
1,016,200,569
875,475,537
Trg
2,504,688,730
902,335,038
774,239,860
4,366,546,201
Rp.
2,026,909,154
838,834,433
756,234,696
3,861,620,313
4,366,546,201
Trg
1,701,236,034
678,823,349
257,772,425
3,434,741,830
3,861,620,313
5,546,983,529
Rp.
96,006,548
760,491,343
3,113,294,663
3,434,741,830
4,905,557,685
1,086,488,635
Trg
694,231,030
1,650,102,730
3,113,294,663
4,488,157,079
960,852,443
Rp.
1,845,956,591
1,650,102,730
4,535,265,935
879,096,113
Trg
1,845,956,591
4,092,307,568
671,493,254
Rp.
3,715,003,724
693,725,107
| VIII - 8
KPPPA
Disdukcapil
674,026,318
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.12
1.13
Program
dan Perempuan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutam aan Gender dan Anak Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender dalam Pembangunan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Program Keluarga Berencana Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program Pelayanan Kontrasepsi Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR
Sosial
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Rp.
SKPD Penanggung jawab
KPPPA
Trg
2,701,025,675
KPPPA
Rp.
2,388,692,374
1,759,469,219
Trg
2,185,445,016
1,556,012,867
12,278,357,413
Badan KBKS
Rp.
1,837,520,395
1,423,615,951
10,858,548,659
4,351,174,397
Badan KBKS
Trg
1,898,357,170
2,026,252,287
9,697,520,952
3,848,026,028
717,325,887
Badan KBKS
Rp.
1,708,858,988
1,500,225,290
7,691,267,057
2,972,214,684
634,377,856
6,807,276,275
Badan KBKS
Trg
1,332,118,418
7,628,515,893
2,746,391,647
641,345,917
6,020,116,387
402,580,855
Rp.
3,576,437,909
2,748,424,259
441,337,681
5,789,764,976
356,028,388
8,115,072,469
Trg
2,579,584,843
452,513,526
4,300,675,669
294,195,375
7,176,685,472
Rp.
547,165,162
4,425,648,972
202,862,060
6,307,844,063
Trg
0
1,929,137
5,580,708,336
Rp.
449,687,904
4,956,839,211
| VIII - 9
3,778,423,400
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
Program
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pembinaan Anak Terlantar Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo Program Pembinaan Para
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
Dinkesos
Rp.
964,764,061
Dinkesos
Trg
853,203,499
3,935,337,299
Dinkesos
Rp.
726,010,712
3,480,274,283
1,600,543,578
Dinkesos
Trg
598,371,129
3,136,069,947
1,415,464,604
337,667,421
Dinkesos
Rp.
485,298,532
2,938,857,060
1,204,451,772
298,621,225
472,734,390
Dinkesos
Trg
0
2,785,613,576
992,697,703
254,103,749
418,069,714
128,690,877
Dinkesos
Rp.
1,876,079,146
805,110,265
209,429,895
355,745,249
113,809,698
675,334,843
Trg
889,261,515
169,854,486
293,201,853
123,255,135
597,242,449
Rp.
187,607,915
237,796,281
129,290,905
508,207,499
Trg
262,651,080
133,457,096
418,859,790
Rp.
187,607,915
339,708,973
| VIII - 10
375,215,829
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.14
1.15
Program
Penyandang Cacat dan Trauma
Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaa n Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
14,057,321,975
Disnakertra ns
Trg
12,431,802,524
792,036,171
Disnakertra ns
Rp.
11,100,490,046
700,449,011
8,147,412,079
Disnakertra ns
Trg
9,878,387,095
553,842,521
7,205,285,489
5,117,873,725
Rp.
8,847,553,922
451,608,465
6,778,942,405
4,526,068,024
6,686,855,295
Diskop dan UMKM
Trg
7,191,957,816 553,011,028
6,436,516,758
3,767,705,120
5,913,620,296
246,004,710
Diskop dan UMKM
Rp.
306,062,889
5,773,310,627
2,990,261,873
5,125,181,782
217,557,937
1,878,581,421
Trg
4,334,573,816
2,521,232,266
4,460,031,130
181,101,830
1,661,351,521
Rp.
2,551,321,111
3,675,155,261
149,777,165
1,503,145,187
Trg
2,916,261,178
107,013,672
1,364,636,391
Rp.
0
1,238,301,066
| VIII - 11
0
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.16
1.17
Program
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
Rp.
Trg
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
Diskop dan UMKM
Trg
1,990,401,743
Diskop dan UMKM
Rp.
1,760,241,493
2,571,867,421
Trg
1,521,255,370
2,274,469,344
8,021,389,936
KPPM
Rp.
1,347,994,483
1,919,679,395
7,093,835,926
528,882,853
KPPM
Trg
978,410,718
1,597,623,091
6,275,899,863
467,725,446
5,288,828,529
KPPM
Rp.
1,577,429,607
1,351,429,805
5,555,312,164
413,795,595
4,677,254,457
2,203,678,554
Trg
1,338,831,570
4,921,149,876
366,284,318
4,137,955,954
1,948,856,024
5,214,625,967
Rp.
4,082,538,366
324,471,420
3,662,843,185
1,724,148,314
4,611,632,314
1,582,300,627
Trg
269,178,354
3,244,714,204
1,526,184,660
4,291,628,950
1,399,331,179
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012)
2,691,783,538
1,351,964,252
3,818,759,431
1,327,566,154
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1,121,576,474
3,723,006,075
1,124,542,655
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
3,198,493,290
1,119,233,559
Penanaman Modal Daerah Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah
Kebudayaan
908,822,983
| VIII - 12
Disbudpar
Program Pengelolaan Kekayaan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.18
Program
Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Nilai Budaya Pemuda dan Olah Raga Program Pembinaan dan Pemasyarakata n Olahraga Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Rp.
SKPD Penanggung jawab
Disbudpar
Trg
1,691,767,966
Disbudpar
Rp.
1,496,140,254
1,940,557,373
Trg
1,335,915,627
1,716,160,880
7,445,367,642
Dispora
Rp.
1,249,491,838
1,628,147,170
6,584,422,001
1,787,674,409
Dispora
Trg
1,165,868,291
1,444,724,938
5,643,414,385
1,580,956,559
280,784,915
Dispora
Rp.
1,056,770,911
1,437,904,225
4,750,096,305
1,365,288,044
248,316,280
92,474,554
Dispora
Trg
1,232,899,396
4,880,888,656
1,387,818,163
171,657,847
81,781,253
4,850,959,291
Dispora
Rp.
1,522,544,003
1,569,076,005
226,678,595
70,624,943
4,290,018,287
433,474,472
Trg
683,281,175
0
71,790,403
3,704,789,131
383,349,622
Rp.
195,187,393
84,191,071
2,727,291,632
331,054,420
Trg
223,751,510
3,052,223,516
336,517,512
Rp.
420,323,925
175,398,064
| VIII - 13
0
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.19
1.20
Program
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Peningkatan Pemberantasa n Penyakit Masyarakat (pekat) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Program Kerjasama Informasi dengan Mass
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
7,016,051,213
Badan Kesbang
Rp.
6,204,749,619
187,600,227
Badan Kesbang
Trg
5,421,888,987
165,907,061
516,517,730
Badan Kesbang
Rp.
4,798,462,461
146,777,584
456,790,165
333,885,207
Badan Kesbang
Trg
4,371,671,079
129,924,842
404,121,178
295,276,366
5,392,749,169
Kantor Satpol PP
Rp.
3,503,603,940
96,604,020
357,720,701
261,230,303
4,769,158,226
585,298,879
Trg
97,870,098
1,013,923,325
231,236,303
4,219,263,001
517,617,801
22,453,047,098
Rp.
236,626,717
171,932,912
3,734,814,701
390,496,920
19,856,687,361
450,189,030
Trg
174,186,238
2,849,197,487
344,765,914
17,952,217,542
398,131,389
Rp.
2,740,201,772
240,013,335
15,207,168,004
368,092,584
Trg
254,719,114
14,088,189,300
320,223,200
Rp.
10,653,453,991
310,955,457
| VIII - 14
Sekretariat Daerah 273,750,919
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
Program
Media Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Program Penataan Peraturan Perundangundangan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Peningkatan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Rp.
SKPD Penanggung jawab
Sekretariat Daerah
Trg
200,442,337
Sekretariat Daerah
Rp.
177,264,173
0
Sekretariat Daerah
Trg
159,592,950
0
128,625,437
Sekretariat Daerah
Rp.
135,266,697
0
113,751,825
48,929,809
Sekretariat Daerah
Trg
128,040,482
0
90,989,178
43,271,807
85,600,228
Sekretariat Daerah
Rp.
95,039,833
36,582,995
73,614,529
37,187,277
75,701,840
365,766,219
Sekretariat Daerah
Trg
0
73,165,990
30,086,258
65,057,262
323,470,816
177,831,379
Sekretariat Daerah
Rp.
76,080,678
26,851,918
52,634,388
295,549,394
157,267,835
114,918,245
Trg
27,676,746
47,557,893
684,044,604
142,324,588
101,629,665
Rp.
0
247,173,005
121,016,580
88,843,281
Trg
248,430,844
114,669,398
73,049,537
Rp.
105,691,987
65,172,605
| VIII - 15
65,025,270
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
Program
Kerjasama antar Pemerintah Daerah Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Program Peningkatan dan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
Sekretariat Daerah
Trg
3,959,272,195
Sekretariat Daerah
Rp.
3,501,441,466
362,154,813
Sekretariat Daerah
Trg
3,122,254,646
320,277,015
73,446,609
Sekretariat DPRD
Rp.
2,624,647,070
275,242,264
64,953,605
6,403,795,237
DPKAD
Trg
2,467,413,257
222,683,949
58,478,331
5,663,291,908
43,857,050
DPKAD
Rp.
1,850,231,931
201,206,472
49,564,662
5,006,926,063
38,785,637
885,076,397
Trg
188,533,690
46,916,209
3,583,562,262
34,313,561
782,730,523
Rp.
46,054,633
3,920,004,181
30,373,739
692,479,842
Trg
3,093,336,654
26,906,449
612,970,534
Rp.
22,321,330
542,997,365
| VIII - 16
450,465,365
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.22
Program
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
Trg
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
Inspektorat Daerah
Rp.
61,752,267
Inspektorat Daerah
Trg
54,611,539
417,620,465
Inspektorat Daerah
Rp.
52,581,378
369,328,892
4,813,355,183
BKDD
Trg
43,985,639
355,992,051
4,256,762,505
2,177,172,925
Dispenda
Rp.
44,894,583
274,402,719
4,205,491,979
1,925,415,375
1,683,241,273
Trg
0
271,782,716
3,378,799,825
1,565,993,209
1,488,599,545
7,230,266,555
Rp.
293,674,040
3,221,754,647
1,697,942,116
1,334,827,704
6,394,194,155
6,461,176,440
Trg
2,646,050,117
1,221,667,480
1,198,299,697
5,685,113,001
5,714,037,831
Rp.
287,582,025
1,072,476,198
5,557,068,493
5,129,989,723
Trg
883,507,928
5,773,521,844
5,247,347,034
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012)
3,160,316,544
5,744,065,100
Indikator Kinerja Program (Outcome)
2,733,246,741
Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Mengintensifka n Penanganan Pengaduan Masyarakat Program Peningkatan Profesionalism e Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Pendidikan Kedinasan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
| VIII - 17
BPM
Program
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
1.23
1.24
Program
2013
2014
Trg
2016
Rp.
Trg
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
Rp.
2017
Rp.
Trg
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
769,090,116
Trg
680,156,324
649,934,690
Rp.
555,123,278
574,779,444
649,934,690
Trg
309,721,459
510,167,507
574,779,444
765,563,211
Badan Perpustakaa n, Arsip dan PDE
Rp.
29,456,744
453,003,862
510,167,507
677,037,253
206,908,976
Badan Perpustakaa n, Arsip dan PDE
Trg
427,069,803
402,494,588
453,003,862
450,478,324
182,983,041
375,194,943
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012)
356,320,441
402,494,588
426,849,190
139,380,670
331,809,248
Indikator Kinerja Program (Outcome)
356,320,441
832,267,932
95,921,166
169,486,894
BPM
Statistik
180,865,742
33,131,685
224,455,529
Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan
Program Pengembangan Data/Informasi /Statistik Daerah
39,896,855
757,169,446
Badan Perpustakaa n, Arsip dan PDE
| VIII - 18
Bappeda
Kearsipan
103,199,864
183,459,292
70,779,930,621
162,244,963
62,595,288,185
141,610,760
55,660,184,938
106,472,495
47,424,653,573
41,966,801
43,377,824,124
37,769,023
34,286,911,190
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsi p Daerah Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan URUSAN PILIHAN
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
2.01
Program
Pertanian Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perk ebunan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perk ebunan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perk ebunan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perk ebunan Lapangan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perk ebunan Program
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Rp.
SKPD Penanggung jawab
33,253,039,589
Dinas Pertanian
Trg
29,407,821,933
82,256,670
Dinas Pertanian
Rp.
26,034,706,655
72,744,914
67,748,910
Dinas Pertanian
Trg
22,910,296,468
64,357,254
59,914,760
10,180,819,918
Dinas Pertanian
Rp.
20,147,862,274
56,967,868
53,006,446
9,003,560,065
137,699,002
BP4K
Trg
16,606,778,338 139,643,982
46,920,340
7,965,428,292
121,776,168
2,798,794,287
BP4K
Rp.
22,485,406
41,002,672
7,050,851,933
107,735,088
2,475,155,506
1,722,334,946
BP4K
Trg
10,423,592
6,161,587,267
95,365,136
2,217,173,041
1,523,172,619
861,167,473
BP4K
Rp.
5,242,540,108
83,337,533
2,157,546,194
1,509,564,623
761,586,309
3,767,607,694
Trg
50,278,973
727,917,960
908,440,503
660,434,523
3,331,940,104
Rp.
1,208,466,812
621,240,328
499,642,276
2,759,672,827
Trg
351,370,237
414,160,219
2,546,472,284
Rp.
0
3,765,092,897
| VIII - 19
3,280,357,764
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
Program
Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perk ebunan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perk ebunan Program Pencegahan dan Penanggulanga n Penyakit Ternak Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Petemakan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perk ebunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
BP4K
Rp.
139,939,714
BP4K
Trg
123,757,775
645,875,605
Dinas Peternakan
Rp.
122,652,126
571,189,732
1,849,540,431
Dinas Peternakan
Trg
136,266,075
471,738,945
1,635,668,689
1,572,109,367
Dinas Peternakan
Rp.
276,106,812
454,220,251
1,463,689,018
1,390,318,385
676,978,036
Dinas Peternakan
Trg
0
0
1,309,298,785
1,244,135,666
598,695,632
2,774,310,647
Kantor Ketapan
Rp.
0
1,171,067,627
1,112,903,967
487,042,521
2,453,503,033
5,975,856,887
Trg
980,134,326
995,407,483
396,062,882
2,195,533,527
5,284,838,241
Rp.
833,114,177
322,043,597
1,963,948,177
4,712,542,760
Trg
245,033,581
1,756,601,440
4,175,389,798
Rp.
1,470,201,488
3,672,652,457
| VIII - 20
2,912,371,874
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
2.02
2.03
Program
Kehutanan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program Pemantapan Kawasan Hutan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Energi dan Sumber Daya Mineral Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrik an Program Inventarisasi dan Pengembangan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Rp.
SKPD Penanggung jawab
9,069,848,004
Dishutbun
Trg
8,021,055,469
336,743,239
Dishutbun
Rp.
7,892,479,554
297,803,910
505,114,858
Dishutbun
Trg
4,962,491,935
74,930,145
446,705,865
407,459,319
Dishutbun
Rp.
6,280,110,217
198,024,419
99,906,860
360,342,731
7,820,530,588
Trg
4,532,979,328
60,376,000
412,550,873
87,668,269
6,916,202,964
2,045,678,959
Dinas ESDM
Rp.
128,781,297
130,814,666
204,625,233
7,629,974,281
1,809,126,724
409,135,792
Dinas ESDM
Trg
0
50,313,333
4,147,291,411
1,600,530,133
361,825,345
409,135,792
Dinas ESDM
Rp.
0
6,038,606,219
1,416,760,100
320,106,027
361,825,345
409,135,792
Trg
4,404,198,030
1,255,030,966
283,352,020
320,106,027
361,825,345
Rp.
1,041,161,557
251,006,193
283,352,020
320,106,027
Trg
208,232,311
251,006,193
283,352,020
Rp.
208,232,311
251,006,193
| VIII - 21
208,232,311
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
2.04
2.05
Program
Potensi dan Teknologi Geologi, Pertambangan dan Air Bawah Tanah Program Penataan Wilayah dan Usaha Konservasi Lingkungan, Geologi, Pertambangan, dan Air Bawah Tanah Program Pengembangan Energi Alternatif Pariwisata Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Kemitraan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kelautan dan Perikanan Program Optimalisasi
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Rp.
SKPD Penanggung jawab
Dinas ESDM
Trg
409,135,792
Dinas ESDM
Rp.
361,825,345
409,135,792
Trg
320,106,027
361,825,345
5,572,882,713
Disbudpar
Rp.
283,352,020
320,106,027
4,928,462,014
3,980,630,509
Disbudpar
Trg
251,006,193
283,352,020
4,191,435,278
3,520,330,010
696,610,339
Disbudpar
Rp.
208,232,311
251,006,193
3,748,475,515
2,922,315,433
616,057,752
895,641,865
Trg
208,232,311
2,953,533,003
2,342,797,197
542,715,723
792,074,252
10,171,733,210
Rp.
2,347,440,450
1,865,389,265
741,885,779
726,404,122
8,995,524,099
692,750,403
Trg
1,409,027,881
466,347,316
663,792,539
7,648,812,679
612,644,160
Rp.
387,482,667
621,796,422
7,048,107,611
861,918,916
Trg
550,929,901
6,263,946,668
476,039,847
Rp.
5,157,691,708
400,600,709
| VIII - 22
Dinas Perikanan 372,550,205
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
2.06
Program
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012) Trg
2013
2014
2016
Trg
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
Rp.
2017
Rp.
Trg
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
Dinas Perikanan dan Kalautan
Trg
1,209,688,401
Dinas Perikanan dan Kalautan
Rp.
1,069,805,994
507,231,172
Trg
1,504,800,095
448,577,458
Rp.
831,587,255
631,088,925
4,376,857,269
Trg
699,812,465
348,546,822
3,870,739,060
Rp.
650,676,321
293,341,870
390,612,327
dan Kalautan
272,746,048
3,008,275,338
| VIII - 23
Disperindag
Dinas Perikanan dan Kalautan
Dinas Perikanan dan Kalautan Dinas Perikanan dan Kalautan 2,531,750,739
92,313,894
2,265,086,535
81,639,170
8,152,860,706
3,292,892,072
114,805,051
7,210,104,064
31,536,063
2,912,118,257
63,417,073
6,550,017,621
27,889,388
4,145,587,364
53,362,606
5,797,885,409
91,873,658
2,320,241,275
38,985,999
5,064,324,276
81,352,422
2,285,078,279
3,541,693,586
83,973,541
1,557,646,599
Perdagangan
0
Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan
Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Kode
2.07
2.08
Program
2013
2014
2016
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan 2015
Trg
2017
Rp.
Trg
2018
Rp.
Rp.
Kondisi Kinerja pada akhir periode
Trg
SKPD Penanggung jawab
Disperindag
Rp.
8,002,276,005
Disperindag
Trg
7,076,932,236
119,048,638
Rp.
5,828,235,193
105,282,440
2,183,872,368
Disperindag
Trg
5,160,794,256
629,908,769
1,931,340,127
922,429,845
Disperindag
Rp.
4,918,450,239
555,738,731
1,517,063,781
815,764,603
1,127,414,255
Disperindag
Trg
3,406,210,258
61,900,496
1,343,331,864
598,327,199
997,045,625
134,028,268
Rp.
135,483,328
1,267,760,540
529,807,647
821,120,820
118,529,900
330,015,071
Trg
1,004,170,549
500,002,454
727,087,270
97,615,762
291,853,754
330,015,071
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2012)
255,027,441
686,183,789
86,436,948
225,139,236
291,853,754
Indikator Kinerja Program (Outcome)
637,568,602
81,574,297
197,304,669
225,139,236
349,565,735,589
524,348,603,384
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
111,574,505
145,256,180
197,304,669
309,143,676,281
463,715,514,421
Transmigrasi
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi
Perindustrian
54,995,675
145,256,180
273,498,679,120
410,248,018,681
| VIII - 24
Disnakertra ns 54,995,675
242,096,045,514
363,144,068,272
873,914,338,973
214,459,761,989
772,859,190,702
321,689,642,983
683,746,697,801
177,913,745,430
605,240,113,786
266,870,618,144
536,149,404,972
Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi Jumlah
444,784,363,574
Lain-lain Total
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan indiKator kinerja daerah Kabupaten Bone disusun dengan mendasarkan pada capaian masing-masing indikator kinerja selama kurun waktu tahun 2008-2012. Indikator kinerja ini menjadi target bagi SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Bone dalam melaksanakan berbagai program pembangunan daerah. Indikator kinerja daerah sekaligus menjadi indikator kinerja utama (IKU) atau indikator kinerja kunci (IKK) bagi SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Bone. Indikator kinerja ini menjadi dasar dalam penganggaran pembangunan daerah yang akan diacu setiap tahunnya dalam penyusunan RKPD dan Renja SKPD. Pencapaian indikator kinerja daerah ini menjadi acuan dalam melakukan evaluasi kinerja pembangunan daerah setiap tahunnya. Indikator kinerja daerah dikelompokkan berdasarkan aspek dan fokus pembangunan, terdiri indikator agregat dan indikator makro pembangunan daerah, serta indikator urusan pembangunan daerah, seperti tercantum pada Tabel 9.1
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| IX - 1
No
1) 2) 3) 4)
Indikator
Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Bone
2013
7,02 7,25 4.213.438
2014
7,06 6,35 4.510.934
2015
7,34 6,00 4.841.985
2016
7,02 5,77 5.181.699
2017
7,14 5,50 5.551.498
2018
Target Capaian setiap Tahun
7,14 6,78 3.937.063
6,00
29.099.852 22.599.432
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
7,69 7,56 3.674.724
6,71
24.544.665 21.106.996
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
7,14 5,50 5.551.498
29.099.852
SKPD
22.599.432 6,00 7,43
75,21
20.789.180 19.563.206
75,21
8,25
74,57
72,5
92,17
17.523.884 18.097.573
73,93
72,5
92,17
8,08
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan KPP& PA KPP& PA
9,23
73,30
72,0
91,33
8,08
67,28 83,11
Dinas
14.763.282 16.595.691
72,65
71,5
90,44
7,88
67,28 83,11
73%
10,19
72,04
71,0
89,48
7,70
66,36 80,47
73%
12.502.690 15.069.285
71,42
70,5
88,80
7,47
65,43 78,06
73%
11,24
70,08
87,74
7,32
64,53 74,98
72.28%
10.608.660 13.511.413
86,94
7,13
63,74 73,22
70%
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (%) Laju inflasi (%) PDRB Konstan Th. 2000 (juta) PDRB berlaku (juta) PDRB per kapita (ADHB) Persentase penduduk diatas garis kemiskinan (%)
6,95
62,75 70,62
65.17%
5) 6) 7)
61,92 68,31
64.05%
2. 3. 4.
Angka rata-rata lama sekolah
Angka melek huruf
Angka usia harapan hidup
IPM
Fokus Kesejahteraan Sosial
IPG IDG
60.16
1.
5. 6.
Pendidikan APK TK/RA 5-6 Tahun (%)
| IX - 2
72,5
1. 1)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
APK PAUD Formal + Non Formal( 4-6 TH) APK PAUD Formal + Non Formal ( 0-6 TH) APK SD/MI (%)
Indikator
4) APM SD/MI (%)
2)
5)
3)
6)
Angka Melanjutkan Ke SMP/MTs (%) Setiap sekolah memiliki minimal 6 ruang kelas (%) Setiap sekolah memiliki ruang guru lengkap dengan prabotnya (%) Setiap sekolah memiliki perpustakan lengkap dengan prabotnya (%) Setiap ruang kelas dalam kondisi baik dan layak dipergunakan (%) Rasio siswa / buku / matapelajaran 1:1 (%) Setiap sekolah memiliki alat peraga IPA (%) Setiap Sekolah memiliki 100 judul buku pengayaan dan
Angka Putus Sekolah SD/MI (%) Rasio Rang Kelas/Rombel
7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15)
93,25
93,6
1.01
0,13
99,21
107,29
52.11%
24.27%
43.44
93.25
93,6
1.01
0.13
99,21
107,9
60.08%
36.90%
2013
47.1
48,74
73.83
94,28
1.01
0,12
99,37
106,83
65.18%
40.08%
2014
92.45
55.3
54,04
78.46
94,96
1.01
0,11
99,53
106,37
70.16%
45%
96.2
94.95
63.5
59,34
85.76
95,64
1.01
0,1
99,69
105,91
75%
44.75%
2016
89.74
98.7
97.45
71.7
64,64
90.71
96,32
1.01
0,1
99,85
105,45
84.90%
47.74%
2017
71.1
89.74
98.7
97.45
71.7
64.64
90,71
96,32
1.01
0,1
99,85
105,45
84.90%
47.74%
2018
71.1
89.74
98.7
97.45
71.7
64,64
90,71
96,32
1.01
0,1
99,85
105,45
84.90%
47.74%
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
SKPD
43,44
38.9
89.95
93.7
84.54
71.1
Target Capaian setiap Tahun
38.9
87.45
91.2
79.34
63.5
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
87,45
89.00
74.14
55.3
2015
89
68.94
47.1
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
68
38.90
| IX - 3
Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidiakn Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
38
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Indikator
Target Capaian setiap Tahun 2016
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
97.95
2015
97.95
2014
97.95
2013
95.92
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 93.89
SKPD
0.11
91.86
0.11
0.992
89.83
0.11
0.992
97.64
89,83
0.12
0.992
97.64
82.57
Dinas Pendidikan
10 buku referensi (%) APK SMP/MTs (%)
0.13
0.984
97.64
82.57
90.00
Dinas Pendidikan
16)
0.14
0.976
96.28
82.57
90.00
95.60
Dinas Pendidikan
91.06
0.15
0.968
94.92
82.57
90.00
95.60
54.91
Dinas Pendidikan
91.06
<1 0.96
93.56
82.57
86.77
95.60
54.91
97.29
91.06
0.96
92.2
90.40
76.45
91.20
54.91
97.29
3.30
88.09
92,2
88.00
94.40
86.80
49.83
97.29
3.30
95.60
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
85.12
88
93.00
82.40
44.75
94.58
3.30
95.60
97.70
82.15
93
78.00
39.67
91.87
3.30
95.60
97.70
80.12
78
34.59
89.16
89.93
91.20
97.70
80,12
34.59
86.45
86.63
86.80
95.39
APM SMP/MTs (%)
86,45
83.33
82.40
93.08
17)
83.33
78.00
90.77
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
78
88.46
| IX - 4
84
18)
Angka Melanjutkan ke SMA/SMK/MA (%) Setiap sekolah memiliki ruang guru lengkap dengan prabotnya (%) Setiap sekolah memiliki perpustakan lengkap dengan perabotnya (%) Setiap sekolah memiliki Lab IPA lengkap dengan perabotnya (%) Setiap sekolah memiliki Lab Komputer lengkap dengan perabotnya (%) Setiap ruang kelas dalam kondisi baik dan layak dipergunakan (%) Rasio siswa / buku / matapelajaran 1:1 (%) Setiap sekolah memiliki alat peraga IPA (%) Setiap Sekolah memiliki 200 judul buku pengayaan dan
Angka Putus Sekolah SMP/MTs (%) Rasio Ruang Kelas/Rombel
19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
Target Capaian setiap Tahun
80.70
Indikator
80.70
74.85
No
80.70
74.85
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 76.41
74.85
2018 72.12
69.69
2017
67.83
64.53
2016
63.54 59.37
0.014
2015
63,54 52.41
0.014
2014
20 buku referensi(%) APK SMA/MA/SMK (%) 54,21
0.014
2013
29) APM SMA/MA/SMK (%)
0.018
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
30)
0.022
SKPD
98.51
Dinas Pendidikan
0.026
98.51
99.00
Dinas Pendidikan
0.030
98.51
99.00
96.28
Dinas Pendidikan
0.030
97.03
99.00
96.28
75.86
Dinas Pendidikan
31)
95.55
98.00
96.28
75.86
93.73
1.01 94.07
97.00
92.58
75.86
93.73
95.00
1.01 92.59
96.00
88.88
71.71
93.73
95.00
94.09
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
1.01
92.59
95.00
85.18
67.56
87.42
95.00
94.09
77.35
1.04
94.44
81.84
63.41
81.12
90.00
94.09
77.35
1.07
81.84
59.26
74.82
85.00
88.16
77.35
1.10
59.26
98.52
80.00
82.23
74.68
1.13
98.52
75.00
76.30
72.01
1.13
75.00
70.37
69.34
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
70.37
66.67
| IX - 5
66.67
Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK (%) Rasio Ruang Kelas/Rombel
32) 33) 34) 35) 36) 37) 38) 39) 40)
Setiap sekolah memiliki ruang guru lengkap dengan prabotnya (%) Setiap sekolah memiliki perpustakan lengkap dengan prabotnya (%) Setiap sekolah memiliki Lab IPA lengkap dengan perabotnya (%) Setiap sekolah memiliki Lab Komputer lengkap dengan prabotnya (unit) Setiap ruang kelas dalam kondisi baik dan layak dipergunakan (%) Rasio siswa / buku / matapelajaran 1:1 (%) Setiap sekolah memiliki alat peraga IPA (%) Setiap Sekolah memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi(%)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
44)
43 i
43)
42)
41)
No
Jumlah Sekolah Dasar yang di Re-Grouping (unit)
Gerakan Kembali Sekolah
Angka Kelulusan Paket C (%)
Angka Kelulusan Paket B (%)
Angka Kelulusan Paket A (%)
Indikator
0
-
3,272
6,170
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 1,435
10
2 Kec
3,272
6,170
2013 1,435
10
5 Kec
2,817
5,036
2014 1,248
10
10 Kec
2,362
3,902
2015 1,061
10
15 Kec
1,907
2,768
2016 874
10
27 kec
1,452
1,634
2017 687
10
27 kec
1,452
1,634
2018 687
60
27 kec
1,452
1,634
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 687
94.56
100
3 Kec
62.22
54.14
98.26
100
91.6
82.13
100
94.56
100
5 kec
62.22
54.14
98.26
100
91.6
82.13
100
95.44
100
10 Kec
67.72
60.71
100
100
93.28
85.7
100
96.32
100
15 Kec
73.22
67.28
100
100
62.21
89.27
100
97.2
100
20 Kec
78.72
73.85
100
100
69.78
92.84
100
98.08
100
27 kec
84.22
80.42
100
100
80.23
96.41
100
98.08
100
27 kec
84.22
80.42
100
100
80.23
96.41
100
98.08
100
27 kec
84.22
80.42
100
100
80.23
96.41
SKPD
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendikan Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas
| IX - 6
100
Target Capaian setiap Tahun
45)
46)
Pendidikan Dasar (SD/MI) a. Kepala Sekolah berkualifikasi S-1 b. Kepala Sekolah yang memiliki sertifikasi pendidik c. Pengawas sekolah yang berkualifikasi S-1 d. Pengawas sekolah yang memiliki sertifikasi pendidik e. Guru yang memiliki Kualifikasi S-1 f. Guru yang memiliki Sertifikasi pendidik g. Program TOP Sport bagi guru pendidikan jasmani SMP/MTs a. Kepala Sekolah berkualifikasi S-1 b. Kepala Sekolah yang memiliki sertifikasi pendidik c. Pengawas sekolah yang
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Target Capaian setiap Tahun
100
67.34
64.45
89.23
93.47
100
67.34
64.45
89.23
100
94.78
100
72.87
71.36
91.38
100
100
96.09
100
78.4
78.27
93.53
92.98
100
100
97.4
100
83.93
85.18
95.68
89.57
96.5
100
100
98.71
100
89.46
92.09
97.83
17,84
89.57
96.5
100
100
98.71
100
89.64
92.09
97.83
1
17,84
89.57
96.5
100
100
98.71
100
89.64
92.09
97.83
SKPD
93.47
100
100
89.46
84.16
17,84
1
80
RSUD
Indikator
100
100
85.94
78.75
17,84
1
80
3
RSUD
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
100
82.42
73.34
17,84
0,86
80
3
4
RSUD
2018
72.42
67.93
17,84
0,73
80
3
4
40
RSUD/
2017
57.94
17,84
0,59
80
3
4
40
100
2016
17,84
0,46
78
3
4
40
100
2015
0,32
75
3
2
40
100
2014
66
3
2
45
99
2013
berkualifikasi S-1 d. Guru yang memiliki Kualifikasi S-1 e. Guru yang memiliki Sertifikasi pendidik f. Guru yang mengajar 24 jam Pendidikan Menengah a. Kepala Sekolah berkualifikasi S-1 b. Kepala Sekolah yang memiliki sertifikasi pendidik c. Pengawas sekolah yang berkualifikasi S-1 d. Pengawas sekolah yang memiliki sertifikasi pendidik e. Guru yang memiliki Kualifikasi S-1 f. Guru yang memiliki Sertifikasi pendidik Kesehatan Rasio Posyandu per 1000 Balita Cakupan Puskesmas dan Pustu (per 1000 penduduk) BOR RSUD 3
2
50
98
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
3)
ALOS RSUD
2
60
97
2)
Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
4)
TOI RSUD
78
96
50
5)
BTO RSUD
95
| IX - 7
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan RSUD
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
6)
Persentase tingkat
2. 1)
6)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18)
Indikator kecukupan ketersediaan obat di RSUD dan Puskesmas (%) Cakupan TTU yang memenuhi syarat (%) Rasio dokter per satuan penduduk (per 1000 penduduk) Rasio Tenaga Medis (per 1000 penduduk) Persentase RS swasta yang menjalin kerjasama dengan Pemda (%) Cakupan pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin (%) Cakupan pelayanan Kesehatan rujukan Pasien Masyarakat Miskin (%) Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (%) Cakupan Desa Siaga Aktif (%) Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Imunization) (%) AFP rate per 10.000 penduduk< 15 tahun Penemuan penderita Pneumonia balita (%) Penemuan pasien baru TB BTA posistif (%)
Target Capaian setiap Tahun
SKPD
0,11
87,90
0,81
0,29
89,67
100
0,86
0,47
91,45
100
100
0,90
0,64
93,22
100
100
100
0,95
0,82
95
80
100
100
100
1
1
95
100
80
100
100
100
1
1
95
100
100
80
100
100
100
1
1
95
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
0,76
100
100
100
75
100
100
<1,5
2018
100
100
100
70
100
100
< 1,5
90
2017
100
100
67
100
100
< 1,5
90
75
2016
100
63
100
100
< 1,5
90
75
2015
60
100
96,6
< 1,5
71,1
75
2014
100
93,2
< 1,5
67,2
72,5
2013
89,79
< 1,5
55,8
70
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
2
44,4
63,0
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
33
56,1
| IX - 8
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
49,12
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
19)
No
Indikator
20) 21) 22) 23) 24) 25) 26)
27) 28)
Persentase Balita gizi kurang (%) Prevalensi Balita Stunting (%) Cakupan Pelayanan Anak
Cakupan kunjungan bayi (%)
Penderita DBD yang ditangani (%) Penemuan penderita Diare (%) Penemuan dan penanganan HIV AIDs (%) Angka usia harapan hidup (tahun) Angka kelangsungan hidup bayi (per 1.000 kelahiran) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) (%) Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani (%) Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) Cakupan pelayanan ibu nifas (%) Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani (%)
29) 30) 31) 32)
96,83
62,69
93,43
61,28
61,28
98,01
996,8
70,08
100
89,78
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 100
< 0,1
97,2
71,8
94,0
72,52
72,52
98,2
996,9
70,5
100
100
2013 100
82,0
< 0,1
97,6
80,9
94,5
83,76
83,76
98,4
997
71,0
100
100
2014 100
95
< 0,1
98
90
95,0
96,0
96,0
98,6
997,1
71,5
100
100
2015 100
96,5
< 0,1
98,5
92,5
97,5
97,0
97,0
98,8
997,2
72,0
100
100
2016 100
98
< 0,1
99
95
100
98
98
99
997,3
72,5
100
100
2017 100
98
< 0,1
99
95
100
99
99
99
997,4
72,5
100
100
2018 100
98
< 0,1
99
95
100
99
99
99
997,4
72.5
100
100
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 100
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
| IX - 9
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
SKPD
0,15
68,9
Target Capaian setiap Tahun
55,92
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
33) 34) 35) 36)
37) 38) 3. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Indikator Balita (D/S) (%) Persentase Balita Gizi Buruk (%) Cakupan Balita Gzi Buruk mendapat perawatan (%) Bayi Usia 0-6 Bulan yang mendapat ASI Eksklusif (%) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anakusia 6-24 bulan keluarga miskin (%) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan sederajat (%) Rasio Posyandu per 1.000 balita Pekerjaan Umum Panjang jalan dalam kondisi Baik (Km) Panjang jalan dalam kondisi Sedang (Km) Panjang jalan dalam kondisi Rusak Ringan (Km) Panjang jalan dalam kondisi Rusak Berat (Km) Panjang Jembatan dalam kondisi Baik (Km) Panjang Jembatan dalam kondisi Sedang (Km) Panjang Jembatan dalam kondisi Rusak Ringan (Km) Panjang Jembatan dalam
Target Capaian setiap Tahun
SKPD
0
48
100
0,05
96
100
52
100
<0,05
17,84
98
100
57
100
<0,05
1457.61
17,84
100
100
61
100
<0,05
90
1810.01
17,84
100
100
66
100
<0,05
54.45
0
2228.21
17,84
100
100
70
100
<0,05
0
0
0
2444.6
17,84
100
100
70
100
<0,05
1467
0
0
0
2444.6
17,84
100
100
70
100
<0,05
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
95,01
17,84
1128.69
113.5
140.15
161.24
1467
0
2018
17,84
803.873
167.82
266.95
404.44
1399
0
0
Dinas PU & SDA Dinas PU & SDA Dinas PU & SDA Dinas PU & SDA Dinas PU & SDA Dinas PU & SDA Dinas PU & SDA Dinas PU
2017
785.817
244.147
372.65
606.54
1396
67.5
0
1467
2016
214.147
465.441
775.44
1328.5
0
0
1467
2015
484.397
931.139
1261.5
0
71
1399
2014
960.239
1194.5
0
138.5
1396
2013
1060.5
0
205.5
1328.5
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
67.5
272.5
1261.5
Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
339.5
1194.5
| IX - 10
1060.5
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
4. 1) 2) 5. 1) 2) 3) 4)
6. 1) 2) 3)
4)
Indikator kondisi Rusak Berat (Km) Perumahan Berkurangnya kawasan kumuh di wilayah perkotaan (%) Berkurangnya jumlah rumah tidak layak huni (%) Penataan Ruang Jumlah rencana detail tata ruang kota yang telah disusun (buah) tersedianya buku pedoman rencana detail tata ruang kawasan (paket) Terlaksananya Informasi Pemanfaatan Ruang Dalam Kecamatan,Kelurahan/Desa terlaksananya pengawasan pemanfaatan ruang dalam wilayah Kab. Bone. (Kecamatan) Perencanaan Hasil Evaluasi RKPD (dokumen) Hasil Evaluasi RPJMD (dokumen) Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA (dokumen) Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
Target Capaian setiap Tahun
SKPD
35
40
35
Dinas Tarkim
Dinas Tarkim
Dinas Tarkim
& SDA
32
40
4
Dinas Tarkim
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
29
38
4
5
2018
26
36
1
1
Dinas Tarkim
2017
23
34
1
1
372
2016
20
32
1
1
372
2015
30
1
1
74
2014
-
1
1
74
2013
-
1
74
-
1
75
0
27
1
1
27
-
1
1
27
-
-
1
1
27
-
-
1
1
27
-
-
1
1
27
-
-
1
1
27
1
1
5
5
27
Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik Bappeda & Statistik Bappeda & Statistik
Dinas Tarkim
75
0
-
-
-
1
1
| IX - 11
1
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
Indikator
Target Capaian setiap Tahun
1
100
1
100
100
1
100
100
100
1
100
100
100
100
5
Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik Bappeda & Statistik
Bappeda & Statistik
SKPD
1
100
100
100
100
14
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
1
100
100
100
100
14
401.201
2018
1
100
100
100
100
14
401.201
1.210
Dinas Perhubung an Dinas Perhubung an Dinas Perhubung an Dinas
2017
100
100
100
100
14
401.201
1.210
10 kali
2016
80
100
100
14
395.477
1.210
10 kali
2015
80
100
14
385.021
1.154
2 kali
2014
80
14
371.203
1.185
2 kali
2013
14
350.110
1.177
2 kali
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
303.111
1.164
2 kali
5)
Jumlah arus penumpang angkutan umum
1.158
2 kali
7. 1)
9)
8)
7)
6)
2)
Rasio ijin trayek per jumlah penduduk
10 kali
telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA (dokumen) Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA (dokumen) Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%) Persentase ketersediaan dokumen perencanaan bidang ekonomi sesuai amanat pemerintah (%) Persentase ketersediaan dokumen perencanaan sosial budaya sesuai amanat pemerintah (%) Persentase ketersediaan dokumen perencanaan prasarana wilayah dan SDA sesuai amanat pemerintah (%) Perhubungan Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
3)
Sosialisasi/penyuluhan
| IX - 12
4)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
5) 6)
Indikator ketertiban lalu lintas dan angkutan Kegiatan uji kelayakan saran transportasi guna keselamtan penumpang Pemasangan Rambu-rambu pada titik rawan kecelakaan (%) Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
8)
Jumlah uji kir angkutan umum (buah)
7)
8. 1)
5)
4)
3)
2)
Lingkungan Hidup Pelayanan pencegahan pencemaran air (%) Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup (%) Pencemaran status mutu air (%) Penegakan hukum lingkungan (%) Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak (%) Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan 6)
Target Capaian setiap Tahun
10 kali
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
10 kali
58
2018
2 kali
58
2017
2 kali
58
2016
2 kali
47
6 Bulan
2015
2 kali
38
6 Bulan
2014
2 kali
30
6 Bulan
2013
10 kali 29
6 Bulan
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
24
6 Bulan
SKPD
BLHD
6 Bulan
100,00
BLHD
6 Bulan
100,00
100,00
BLHD
6 Bulan
100,00
100,00
100,00
BLHD
2.478
95,00
100,00
100,00
100,00
BLHD
2.478
90,00
100,00
100,00
100,00
52,00
BLHD
2.478
85,00
100,00
100,00
100,00
52,00
100,00
2.437
80,00
85,00
100,00
100,00
47,00
100,00
2.402
75,00
77,00
100,00
100,00
42,00
88,00
2.578
57,00
100,00
97,00
37,00
76,00
2.322
100,00
82,00
32,00
64,00
2.280
67,00
27,00
52,00
Perhubung an Dinas Perhubung an Dinas Perhubung an Dinas Perhubung an Dinas Perhubung an
22,00
40,00
| IX - 13
28,00
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
7) 8) 9) 10) 11)
12) 9. 1)
10. 1)
Indikator Sumber Mata Air (%) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL (%) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UKLUPL (%) Luas kerusakan kawasan mangrove (ha) Persentase luas Ruang Terbuka Hijau wilayah perkotaan (ha) Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa (%) Persentase volume sampah perkotaan yang terkelola melalui 3R (%) Kependudukan Dan Catatan Sipil Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) (%) Kepemilikan Kartu Keluarga (%) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender (Klp)
Target Capaian setiap Tahun
100,00
75,00
100,00
545,00
80,00
100,00
40,00
495,00
85,00
100,00
75,00
45,00
445,00
90,00
100,00
9,00
75,00
45,00
445,00
95,00
100,00
Disduk Capil
BLHD
BLHD
BLHD
BLHD
BLHD
BLHD
SKPD
100,00 70,00
595,00
35,00
60,00
9,00
100
Disduk Capil
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
100,00 65,00
645,00
30,00
45,00
8,00
100
100
2018
60,00 695,00
25,00
35,00
7,00
100
100
130
2017
745,00
20,00
25,00
7,00
96,72
100
130
2016
15,00
0
7,00
91,72
98
24
2015
0
3,00
86,72
96
24
2014
3,00
81,72
94
18
2013
79,72
92
12
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
90
6
| IX - 14
KPP & PA
-
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No 2) 3)
4)
5)
6)
7) 8)
9) 11. 1)
Indikator Peningkatan Peranan Wanita Munuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) (Klp) Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) (Orang Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak (orang) Meningkatnya pengetahuan siswa sekolah dasar dan menengah mengenai permasalahan anak dan remaja (orang) Meningkatnya pemahaman anak sekolah menenga mengenai pencegahan narkoba (orang) Penyusunan Profil Statistik dan Analisis Gender Pengembangan Restorative Jastice Anaka yang berhadapan dengan hukum (orang) Fasilitas Pembentukan Forum Anak Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rata-rata jumlah anak per keluarga
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 -
Target Capaian setiap Tahun
2018
72
Kondisi Kinerja pada SKPD akhir periode RPJMD 72 KPP & PA
170
17
170
41
2017
35
0
70 KPP & PA
17
35
0
70
270 KPP & PA
2016
35
11
54
27
5 Profil
15
35
15
54
27
5 Profil
150
2015
30
15
54
27
1 Profil
30
13
-
54
27
1 Profil
30
27 Forum
2014
54
27
1 Profil
30
27 Forum
2
10
27
1 Profil
30
5 Forum
2
2013
1 Profil
30
5 Forum
2
KPP & PA
30
5 Forum
2
-
6 Forum
3
-
-
-
Badan KB dan KS
| IX - 15
3
27 Forum KPP & PA
KPP & PA
KPP & PA
KPP & PA
-
3
-
3
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
2)
No
Indikator
10)
9)
8)
7)
6)
5)
4)
3)
% Pemuka masyarakat yg aktif mendukung program KB Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (%) Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun (%) Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif (%) Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) (%) Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/ Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) di setiap Desa/Kelurahan Ratio PembantuPembina Keluarga Berencana (PPKBD) di setiap Desa/Kelurahan Cakupan penyediaan alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat setiap tahun Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan setiap tahun Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB 11)
1
7
21.32
70.64
3.16
29.53
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 49
30
1
7
20.27
71.03
3.00
28,50
2013 52
100
40
1
6
71.42
2.8
27,30
2014 55
74.92
100
45
1
6
18.17
71,81
2.68
26,00
2015 59
76.6
100
50
1
5
17.12
72.20
2.52
25.00
2016 63
78.28
100
50
1
5
16.07
72.59
2.36
24,00
2017 67
80
100
55
1
4
15
73
2.16
23,00
2018 70
80
100
55
1
4
15
73
2.16
23,00
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 49
Badan KB dan KS
Badan KB dan KS
Badan KB dan KS Badan KB dan KS Badan KB dan KS
| IX - 16
Badan KB dan KS
Badan KB dan KS
Badan KB dan KS
Badan KB dan KS
Badan KB dan KS
SKPD
30
100
73.24
Target Capaian setiap Tahun
100
71.56
14.22
69.88
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
12)
13)
12. 1)
Indikator
Target Capaian setiap Tahun
2018
90
2017
88.33
2016
86.68
2015
85.02
2014
83.37
2013
81.72
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
80.07
54
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
90
54
SKPD
Badan KB dan KS
Badan KB dan KS
27
Dinkesos
52
27
70
50
5
70
48
5
26
46
4
22
44
3
18
Dinkesos 10
14
24
-
10
1.025
-
205
500
Dinkesos
2)
205
500
4.000
Dinkesos
(%) Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang berKB (%) Cakupan tenaga terlatih aktif pada kelompok PIK KRR (Pelatih Sebaya dan Konselor Sebaya) Sosial Koordinasi dan Pelayanan bagi Keluarga Harapan (Kec) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha bagi Keluarga Miskin. (klp)
205
500
4.000
3.500
Dinkesos
205
500
1.100
3.500
27
205
500
950
1.000
27
-
205
500
800
850
7
Pemberian Penghargaan bagi Siswa dari RTSM Berprestasi (Kec)
-
500
650
700
5
3)
Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomin (org)
-
500
550
5
4)
Bantuan Jaminan Hidup bagi Eks Kusta (KK)
-
400
5
5)
Penanggulangan Kemiskinan Pedesaan (KK)
-
5
6)
Penanggulangan
| IX - 17
Dinkesos
Dinkesos
7)
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
13.
1) 2) 3) 4) 14. 1. 2.
3. 4.
5.
Indikator Kemiskinan Perkotaan (KK) Ketenagakerjaan Antar Kerja Antar Lokal (AKAL) (orang) Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) (orang) Penempatan di Perusahaan (orang) Jumlah tenaga kerja kepesertaan Jamsostek (orang) Koperasi Dan Usaha Kecil menengah Persentase koperasi aktif Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Jumlah LKM Jumlah kegiatan fasilitasi kemitraan antara KUMKM dengan pengusaha provinsi/nasional Jumlah anggota koperasi
Target Capaian setiap Tahun
250
60
950
950
500
100
1,260
26,91
1,100
550
150
1,300
2.662
34,98
1,250
700
200
1,350
2010
3.135
43,06
1,500
725
250
1,400
1500
3000
4570
51,13
2,000
750
300
1.500
70
1500
3000
4570
51,13
2.500
800
350
1.550
10
70
1500
3000
4570
51,13
2.500
800
350
1.550
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
500
18,83
2.451
1800
1000
70
10
6
2018
-
2.355
1650
800
65
10
6
105.044
2017
-
1600
740
62
8
6
105.044
2016
-
700
58
7
5
105.044
2015
-
55
5
4
101.774
2014
-
4
3
99.049
2013
-
2
96.699
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
-
92.820
SKPD
&
&
&
&
&
&
&
Disnaker Trans Disnaker Trans Disnaker Trans Disnaker Trans
Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM
Diskop & UMKM
| IX - 18
-
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
&
&
&
&
6. Jumlah pegawai UMKM
Jumlah pegawai koperasi
-
-
-
-
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 -
520
250.248
55
20.681
7.000
2013 6.154
4
593
275.272
66
252.715
9.000
2014 6.184
5
4
720
300.297
80
264.749
12.000
2015 6.214
4
5
4
950
325.321
100
276.783
15.000
2016 6.244
50 %
5
5
4
990
350.346
125
288.817
16.000
2017 6.274
60 %
5
5
5
990
350.346
125
288.817
16.000
2018 6.274
5
5
5
990
350.346
125
288.817
16.000
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 6.274
11. 15. 1) 2)
3)
Target Capaian setiap Tahun
7. Pertumbuhan aset koperasi
-
1
5
3
40 %
4) 5)
Indikator
8.
0
1
2
40 %
No
9.
Pertumbuhan aset UMKM (Milyar) Pertumbuhan omzet koperasi
0
1
30%
10. Pertumbuhan omzet UMKM (Milyar) Penanaman Modal Jumlah kegiatan promosi peluang penanaman modal
0
0%
60
9
&
&
&
&
&
&
SKPD
Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM Diskop UMKM
Kantor Promosi dan PM Kantor Promosi dan PM
Kantor Promosi dan PM Kantor Promosi dan PM Kantor Promosi dan PM
Disbudpar
| IX - 19
9
60
60 % 0
50
9
9
40
9
9
40
9
30
9
0
Jumlah penyelenggaraan BINTEK kegiatan penanaman modal kepada masyarakat dan dunia usaha Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) (investor) Jumlah izin usaha penanaman modal dalam negeri (%) Kebudayaan Suaka peninggalan sejarah dan budaya tradisional
0
16. 1.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 17. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 18. 1. 2.
Indikator Jenis budaya daerah Jenis kesenian tradisional Regulasi dan kebijakan tentang seni, budaya dan pariwisata Cakupan Kajian Seni Cakupan Fasilitasi Seni Cakupan Gelar Seni Misi Kesenian Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian Jumlah Gedung/ Panggung Kesenian/Pasar Seni Cakupan Organisasi Jumlah kelompok seni Pemuda Dan Olah Raga Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan Jumlah kegiatan olahraga Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) Lapangan olahraga Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (organisasi ) Kegiatan pembinaan politik daerah (Orang)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 2013
Target Capaian setiap Tahun
Disbudpar Disbudpar Disbudpar
SKPD
9 7 9
Disbudpar Disbudpar Disbudpar Disbudpar Disbudpar
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
9 7 9
8 5 6 6 7
2018
9 7 9
8 5 6 6 7
Disbudpar
2017 9 7 9
8 5 6 6 7
4
2016 9 7 7
7 4 5 6 5
4
2015 9 5 7
6 4 5 5 4
4
2014 8 5 5 6 3 4 4 3
4
Disbudpar Disbudpar
8 3 5 5 3 4 2 3
4
19 20
5 2 3 1 3
3
19 20
3
19 20
3
19 18
15 15
17 16
12 14
Dispora Dispora Dispora
10 12
5 20 19
3 10 19
5 20 19
2 5 10
5 20 19
0 0 6
4 15 19
117 44 5
14 4
Dispora Dispora
23 2
25
13
16 5
10 1
23
138
65
| IX - 20
65
16 5
2 0
22
137
65
16 5
5 2
21
136
60
Dispora
0
134
50
25
334
133
45
25
132
38
138 35
Badan Kesbangp ol Badan Kesbangp ol
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No 3. 4. 5. 6. 19. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Indikator Tingkat partisipasi pemilih dalam pelaksanaan pemilu (%) Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk (orang) Jumlah Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Bone Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan (unit) Otonomi Daerah Target capaian pendapatan Pajak (Milyar) Realisasi capaian Pajak (Milyar) Target capaian Retribusi (Milyar) Realisasi capaian Retribusi (Milyar) Perbaikan Sarana prasarana penghasil Retribusi Persentase Urusan yang sudah diterapkan SPM nya berdasarkan pedoman yang diterbitkan oleh Pemerintah (%) . Pengembangan Sistem Aplikasi Layanan Kepegawaian ( SAPK )
2.780
36
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 70
4
2.919
47
2013 72
4
3.210
43
2014 80
4
3.371
44
2015 85
4
3.540
45
2016 87
5
3.717
55
2017 90
5
3.902
60
2018 92
5
3.902
60
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 92
Target Capaian setiap Tahun
4
53,234,031,167
24,480,395,333
43,649,485,889
62,818,576,445
34,064,940,611
14,895,850,055
24,480,395,333
12,448,080,000
56,163,667,589
31,684,922,707
SKPD
Badan Kesbangp ol Badan Kesbangp ol Badan Kesbangp ol Badan Kesbangp ol
Dispenda
| IX - 21
BKDD
Sekretariat Daerah
Dispenda
Dispenda
46,579,122,311
26,693,279,450
55,372,933,473
10
14,648,182,111
36,994,577,033
22,488,019,755
42,746,315,707
22
100
65,748,212,867
27,410,031,755
18,945,256,744
32,998,929,114
20
-
5 Keg.
17,577,818,533 15,960,620,677
25,474,226,367
18
-
1Keg.
14,648,182,111
13,446,184,227
16
-
1Keg.
Dispenda
11,329,087,000
15,181,102,705
14
-
1Keg.
11,329,087,000
11,719,239,389
12
100%
1Keg.
Dispenda
10
-
1 Keg.
11,719,239,389
0
1 Keg.
19,665,371,768
1 Keg.
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16.
17.
Indikator (kegiatan) Kegiatan Pengadaan CPNSD (kegiatan) Penanganan Kasus pelanggaran disiplin PNS (%) Tugas Belajar dan Izin Belajar (Orang) Penyelenggaraan Diklat PIM Tk. II (Orang) Penyelenggaraan Diklat PIM Tk. III (Orang) Penyelenggaraan Diklat PIM Tk. II (Orang) Penyelenggaraan Diklat Teknis/Fungsional Persentase jumlah Perda atau Produk Hukum yang dihasilkan oleh DPRD sesuai usulan eksekutif atau legislatif (%) Persentase jumlah Rapat Komisi dan alat kelengkapan dewan lain yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan Komisi (%) Persentase jumlah Rapat Kerja yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan DPRD (%)
Target Capaian setiap Tahun
1 Keg. 100
1 Keg.
100
1Keg.
TB 2 Orang IB 150 2
100
1Keg.
40
TB 2 Orang IB 150 3
100
1Keg.
80
40
TB 2 Orang IB 150 3
100
1Keg.
1400
400
240
TB 12 Orang IB 900 pertahun 16
100
5 Keg.
BKDD
BKDD
BKDD
BKDD
BKDD
BKDD
SKPD
1270 100
TB 2 Orang IB 150 3
40
40
280
100
Sekretariat DPRD
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
982
TB 2 Orang IB 150 3
40
80
280
100
100
Sekretariat DPRD
2018
TB 1 Orang IB 243 Pertahun
TB 2 Orang 150 2
40
40
280
100
100
100
2017
27
40
80
280
100
100
100
2016
150
80
280
100
100
100
2015
916
-
100
100
100
2014
-
100
100
100
2013
100
100
100
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
100
100
| IX - 22
Sekretariat DPRD
BKDD
100
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No 18.
19.
20.
21.
22. 20. 1) 2) 3) 4) 5)
Indikator Persentase jumlah Rapat dengar pendapat yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan DPRD (%) Rapat Paripurna yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan BAMUS DPRD (%) Persentase jumlah rapat pimpinan yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sesuai usulan pimpinan DPRD (%) Persentase jumlah Aspirasi Masyarakat yang sudah ditindak lanjuti oleh DPRD (%) Jumlah perda inisiatif yang ditetapkan. Ketahanan Pangan Penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan (Paket) Rasio Jumlah Penduduk terhadap Kebutuhan Pangan (Paket) Pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan pangan (Kec) Pemantauan dan akses pangan pokok (Paket) Pengembangan cadangan pangan daerah (Paket)
Target Capaian setiap Tahun
100
100
100
Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD
SKPD
100
100
100
Sekretariat DPRD
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 100
100
100
100
Sekretariat DPRD
2018 100
100
100
100
0
2017
100
100
100
100
5
2016
100
100
100
100
1
1
2015
100
100
100
100
1
1
2014
100
100
100
1
1
2013
100
100
1
1
Kantor Ketapang Kantor Ketapang
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
100
1
1
1
0
1
1
1
1
-
1
1
1
1
Kantor Ketapang
-
20
10
20
10
15
-
1
15
-
1
1
1
1
1
1
1
1
-
1
Kantor Ketapang Kantor Ketapang 1
1 1
| IX - 23
1 -
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No 6) 7) 8) 9) 21. 1.
2. 3. 4. 5.
6.
7.
Indikator Pengembangan Desa Mandiri Pangan Pengembangan Lumbung Pangan Desa (Unit) Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan (Sekolah) Penanganan Daerah Rawan Pangan (Paket) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) (%) LPM Berprestasi (unit) Jumlah Desa yang telah menyusun RPJMDes (desa) Swadaya Masyarakat terhadap Program (%) Jumlah Desa/Kelurahan yang memiliki Profil Desa/kelurahan (desa/kelurahan) Meningkatnya kualitas pelaksanaan musrenbang Desa (jumlah peserta minimal 40 orang dengan proporsi perempuan 30%) (persen) Berkembangnya nilai budaya lokal (1 kecamatan 1 nilai budaya lokal (%)
10
1
40
10
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 1
| IX - 24
BPM
BPM
BPM
Kantor Ketapang Kantor Ketapang Kantor Ketapang Kantor Ketapang
SKPD
10
40
2
Target Capaian setiap Tahun
210
40
2
36,59
2018
10
40
2
100
5 372
BPM BPM
1
10
40
2
100
30 328
85
BPM
2017
7
40
2
87,32
5
85
400
1
-
2
74,64
5
85
372
100
2016
-
61,95
5
80
-
100
40
1
-
49,27
5 115
75
-
100
27
2015
36,59
5 40
73
-
86
27
1
5 173
70
-
72
20
2014
66
372
58
15
1
0
44
10
2013
30
5
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 -
40
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
22. 1. 2. 3. 4. 5. 23. 1
Indikator Posyandu aktif (persen) Jumlah PAUD Holistik Integratif (Paditungka) (unit) PKK aktif (%) Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Desa yang memiliki BUMDES (unit) Jumlah Pasar Desa yang dibina (unit) Kelompok usaha ekonomi keluarga yang dibina (%) Jumlah Warung teknologi yang dibina (unit) Jumlah Posyantek yang di bina (unit) Statistik Buku ”Kabupaten dalam Angka” (Dokumen) Buku ”PDRB kabupaten” (Dokumen) Indeks Harga Konsumen dan Inflasi (Dokumen) Sistem Informasi Profil Daerah (Dokumen) Buku “Kecamatan dalam Angka” (Dokumen) Kearsipan Pengelolaan arsip secara baku
1
1
4
0
30
0
8
100 100
1
1
1
8
2
44
8
4
100 100
2013 100
1
1
1
1
9
5
58
15
20
100 100
2014 100 10
1
1
1
1
1
10
6
72
15
20
100 100
2015 100 -
56/71
1
1
1
1
1
-
7
86
6
20
100 100
2016 100 -
71/71
1
1
1
1
1
-
7
100
6
20
100 100
2017 100 -
71/71
1
1
1
1
1
27
27
100
50
83
100 100
2018 100 55
71/71
1
1
1
1
1
27
27
100
50
83
100 100
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 100 55
BPM
BPM
BPM
BPM
BPM
BPM BPM
BPM BPM
| IX - 25
&
&
&
&
&
Badan Perpustak
Bappeda Statistik Bappeda Statistik Bappeda Statistik Bappeda Statistik Bappeda Statistik
SKPD
1
1
1
42/71
Target Capaian setiap Tahun
1
1
28/71
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
1
14/71
93 45
5/71
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
2 24. 1 2 3
25. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Indikator
Peningkatan SDM pengelola kearsipan Perpustakaan Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Pertanian Produktivitas Padi Produktivitas Jagung Produktivitas Kedelai Produktivitas K.Tanah Produktivitas K.Hijau Produktivitas Ubi Kayu Produktivitas Ubi jalar Produksi Kakao Produksi kelapa Produksi tebu Produksi kapas Produksi kemiri Produksi cengkeh Jumlah populasi sapi Jumlah populasi kambing Jumlah populasi itik
Target Capaian setiap Tahun
4
458
16
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
4
10
9.000
2018
4
10
9.000
2017
3
10
9.000
2016
3
10
8.500
2015
2
10
8.000
2014
1
10
7.500
2013
408 7.000
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
6.307
17.234
SKPD
aan & PDE Badan Perpustak aan & PDE
Badan Perpustak aan & PDE Badan Perpustak aan & PDE Badan Perpustak aan & PDE
Dinas PTPH Dinas PTPH Dinas PTPH Dinas PTPH Dinas PTPH Dinas PTPH Dishutbun Dishutbun Dishutbun Dishutbun Dishutbun Dishutbun Dishutbun Disnak Disnak Disnak
| IX - 26
58,85 52,09 18,47 17,09 13,73 100,27 83,84 9.810 13.463 29.268 415.934 12.259 1.632 431.426 38.763 327.583
17.234
58,85 52,09 18,47 17,09 13,73 100,27 83,84 9.810 13.463 29.268 415.934 12.259 1.632 431.426 38.763 327.583
17.234
58,73 51,99 18,45 17,08 13,71 100,07 83,59 9.761 13.423 29.122 413.864 12.198 1.624 407.006 35.240 297.803
16.234
58,62 51,88 18,43 17,06 13,68 99,88 83,34 9.713 13.382 28.977 411.805 12.138 1.616 383.968 32.037 270.730
15.234
58,50 51,78 18,42 17,04 13,65 99,68 83,09 9.665 13.342 28.833 409.756 12.077 1.608 362.234 29.124 246.119
14.234
58,38 51,68 18,40 17,02 13,62 99,48 82,84 9.616 13.302 28.690 407.718 12.017 1.600 341.731 26.477 223744
13.234
58,27 51,57 18,38 17,01 13,60 99,28 82,60 9.569 13.263 28.547 405.689 11.957 1.592 322.388 24.070 203.404
12.234
58,15 51,47 18,36 16,99 13,57 99,08 82,35 9.521 13.223 28.405 403.671 11.898 1.584 304.140 21.882 184.913
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
17. 18.
No
Indikator
19. 20. 21. 22. 23.
Kehutanan Luas lahan kritis yang tertutupi dalam kawasan hutan mangrove (Ha) Luas lahan kritis yang tertutupi di luar kawasan hutan (Ha) Luas lahan kritis yang tertutupi di luar kawasan hutan ( Unit ) Berkurangnya lahan kritis Berkurangnya lahan kritis di dalam kawasan hutan (Ha) Berkurangnya lahan kritis di dalam kawasan hutan (Ha) Tertanamnya bibit tanaman
Jumlah populasi ayam buras Jumlah populasi ayam petelur Jumlah populasi ayam pedaging Angka Kesakitan Ternak Jumlah Ternak yang diberikan vaksin Jumlah kasus penemuan penyakit pada hewan ternak Jumlah permintaan ternak (ekor) Jumlah permintaan daging (ton)
24.
26. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
9.402 0
121
2.425
870
3.440
21.230
94
2.585 60.119
136.324
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 3.071.766 137.611
0
10.231 0
144
2.525
900
3.784
23.353
89
2.533 66.130
149.956
2013 3.378.942 151.372
25.000
100
11.254 100
167
2.625
931
4.162
25.688
84
2.482 72.743
164.952
2014 3.716.836 166.509
25.000
200
12.379 200
190
2.725
961
4.578
28.257
80
2.432 80.018
181.447
2015 4.088.519 183.160
25.000
300
13.617 300
213
2.825
992
5.036
31.083
76
2.384 88.019
199.591
2016 4.497.371 201.147
25.000
400
14.979 400
236
2.925
1.022
5.540
34.191
72
2.336 96.821
219.550
2017 4.947.108 221.623
25.000
500
16.477 500
261
3.025
1.055
6.094
37.610
68
2.289 106.503
241.505
2018 5.441.819 244.183
25.000
500
16.477 500
261
3.025
1.055
6.094
37.610
68
2.289 106.503
241.505
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 5.441.819 244.183
Dishutbun
Dishutbun
Dishutbun Dishutbun
Dishutbun
Dishutbun
Dishutbun
Disnak
Disnak
Disnak
Disnak Disnak
Disnak
Disnak Disnak
| IX - 27
SKPD
0
25.000
Target Capaian setiap Tahun
0
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
8. 9. 10. 11.
12.
27. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Indikator kehutanan dalam rangka penghijauan lingkungan (pohon) Terbangunnya bangunan bangunan konservasi (Unit) Hasil pemetaan hutan sebagai Batas kawasan Hutan (Km) Tersedianya laporan monitoring dan evaluasi kegiatan (kegiatan) Meningkatnya Pemahaman Masyarakat tentang dampak kebakaran hutan dan lahan (Klp Tani Hutan) Terbentuknya lembaga / Organisasi Masyarakat Peduli Api (Klp Tani Hutan) Pariwisata Perkembangan obyek wisata Perkembangan hotel Perkembangan rumah makan Obyek wisata budaya Jumlah museum Jumlah peninggalan purbakala Jumlah galeri Jumlah kunjungan wisman Jumlah kunjungan wisnus
Target Capaian setiap Tahun
142
20
147
9
20
152
5
9
20
157
5
5
9
20
157
Disbudpar Disbudpar Disbudpar
Dishutbun
Dishutbun
Dishutbun
Dishutbun
Dishutbun
SKPD
137
20
9
5
5
15 45 77
Disbudpar Disbudpar Disbudpar
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
132
20
9
5
5
15 45 77
35 3 2
Disbudpar Disbudpar Disbudpar
2018
127 20
9
5
5
15 45 77
35 3 2
1 600 250.000
2017
0
9
5
5
14 43 75
30 3 2
1 600 250.000
2016
0
5
5
13 41 73
28 3 2
1 600 250.000
2015
0
5
12 39 70
26 2 1
1 500 200.000
2014
0
11 37 58
24 2 1
1 400 150.000
2013
10 34 53
24 2 1
1 375 120.000
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
19 2 1
1 350 100.000
| IX - 28
1 312 90.475
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No 10. 11. 12. 13. 28. 1. 2.
3. 4.
5. 6. 7. 8.
29. 1. 2.
Indikator Jumlah biro perjalanan Jumlah pemandu wisata Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata PAD sektor wisata (Juta) Perikanan Kelautan Produksi Perikanan Tangkap (Ton) Jumlah Kelompok Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang Terbedayakan (KUB) Produksi Perikanan Budidaya (Ton) Jumlah Kelompok Pembudidaya yang mendapat sarana Produksi Budidaya (Pokdakan) Jumlah Produksi Ikan Olahan (Ton) Jumlah Poklahsar yang berkembang (kelompok) Jumlah Kelompok Masyarakat Pengawas (pokmaswas) aktif Jumlah Sarana dan Prasarana Penyuluhan Perikanan (Unit) Perdagangan Peningkatan Pasar daerah Pembinaan Pasar Desa
77
2.673,60
15
125.505
33
68.478,50
350
2 5 200
59
79
2.727,07
17
129.371
53
70.513,4
550
2013 4 10 220
43
59
80
2.781,61
25
133.355
73
72.609,20
550
2014 6 15 250
2 80
47
59
82
2.837,25
27
137.463
98
74.767,60
600
2015 8 15 275
2 80
51
59
83
2.893,99
30
141.696
120
76.990,60
600
2016 10 20 300
2 80
55
59
85
2.951,87
34
146.061
140
81.638,10
600
2017 12 20 350
2 80
59
59
87
3.010,91
37
150.559
160
81.624,12
600
2018 12 20 350
2 80
59
59
87
3.010,91
37
150.559
160
81.624,12
600
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 12 20 350
Disperindag Disperindag
DKP
DKP
DKP
DKP
DKP
DKP
DKP
DKP
Disbudpar
Disbudpar Disbudpar Disbudpar
| IX - 29
SKPD
59
39
2 80
Target Capaian setiap Tahun
35
2 80
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
2 80
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
3. 4.
5.
6.
7.
8. 9. 30. 1.
Indikator Data Pengawasan UTTP (Kec.) Usaha Dagang K a. Unit Usaha b.Tenaga Kerja c. Modal Perkembangan Usaha Dagang M a. Unit Usaha b. Tenaga Kerja c. Modal Usaha Dagang B a. Unit Usaha b. Tenaga Kerja c. Modal Kontribusi Perdagangan dalam PDRB (%) Perdagangan Dagang Besar Dagang Menengah Dagang Kecil Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal %) Cakupan bina kelompok pengrajin (%) Perindustrian Perkembangan IKM Jumlah Unit Usaha (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang) Nilai Produksi (000) Nilai Investasi (000) Sentra IK
Target Capaian setiap Tahun
SKPD
91.150.000
2.420 7.500
7834 UTTP
45.100.500
428 1.584
97.530.500
2.589 8.025
19
34.575.980
117 458
48.257.535
458 1.694
104.357.635
2.771 8.587
21
5,2
9,42 1,69 2,21 5,52 6,8
36.996.299
125 490
51.635.562
490 1.813
111.662.669
2.965 9.188
23
387.503.567
4.654 20.257
5,2
10,08 1,81 2,36 5,91 8,4
39.586.040
134 524
55.250.052
524 1.940
119.479.056
3.172 9.831
25
414.628.817
4.979 21.675
10
10,79 1,94 2,52 6,33 10
42.357.062
143 561
59.117.555
561 2.076
127.842.590
3.394 10.519
27
414.628.817
4.979 21.675
10
11,54 2,07 2,70 6,77 10
42.357.062
143 561
59.117.555
561 2.076
127.842.590
3.394 10.519
27
414.628.817
4.979 21.675
10
11,54 2,07 2,70 6,77 10
42.357.062
143 561
59.117.555
561 2.076
127.842.590
3.394 10.519
27
Disperindag
Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag
Disperindag Disperindag Disperindag
Disperindag
400 1.480
109 428
8,80 1,58 2,06 5,16 5,2
4.349 18.932
Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
42.150.000
32.314.000
5,2
362.152.867
198.785.497
2018
102 400
8,23 1,48 1,93 4,83 3,6
4.065 17.693
26
2017
30.200.000
3,6
338.460.623
26
198.785.497
2016
7,69 1,38 1,8 4,51 2
3.799 16.536
26
198.785.497
2015
2
316.318.339
24
185.780.838
2014
3.550 15.454
22
173.626.952
2013
295.624.616
21
162.268.179
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012
141.731.312
19
151.652.504
| IX - 30
Disperindag Disperindag Disperindag
Disperindag Disperindag Disperindag
18
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
No
2.
Indikator KUB Kontribusi Perindustrian dalam PDRB Industri Industri Besar Industri Menengah Industri Kecil
2013 18
8,13 2,06 1,39 4,68
2014 20
8,70 2,21 1,48 5,01
2015 21
9,31 2,36 1,59 5,36
2016 22
9,96 2,52 1,70 5,74
2017 24
9,96 2,52 1,70 5,74
2018 24
9,96 2,52 1,70 5,74
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 24
Disperindag Disperindag Disperindag Disperindag
Disperindag
| IX - 31
SKPD
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD Tahun 2012 17
7,60 1,93 1,29 4,38
Target Capaian setiap Tahun
7,1 1,8 1,21 4,09
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 Pedoman Transisi Periodesasi RPJMD Kabupaten Bone sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 juncto Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, adalah sama dengan masa jabatan pasangan Bupati-Wakil Bupati Bone, yaitu tahun 2013-2018. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan perencanaan pembangunan setelah RPJMD berakhir, maka RPJPD Tahun 2005-2025 dapat diberlakukan sebagai pedoman penyusunan RKPD tahun 2019 sebelum tersusunnya RPJMD tahun 2018-2023. Hal ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum sepenuhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD. Arah kebijakan untuk tahun 2019 selain mengacu pada RPJPD Tahun 20052025, tetap memperhatikan arahan/hasil evaluasi RPJMD tahun sebelumnya. 10.2 Kaidah Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bone Tahun 2013-2018 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah 5 (lima) tahunan yang menjabarkan visi, misi dan program Bupati. Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan jangka menengah daerah, maka kaidah-kaidah pelaksanaan RPJMD yang perlu dipedomani adalah sebagai berikut: 1) 2)
3) 4) 5) 6) 7) 8)
SKPD berkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra SKPD) tahun 2013-2018 yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan SKPD sesuai tugas pokok dan fungsinya, dengan berpedoman pada RPJMD. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban melakukan pemantauan dan supervisi untuk menjamin perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah dalam penyusunan RKPD kabupaten, sesuai dengan program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD. Termasuk rencana program dan kegiatan prioritas dalam menyusun RKPD kabupaten, sesuai dengan indikasi rencana program prioritas yang ditetapkan dalam RPJMD. RPJMD ini menjadi dasar bagi pemerintah daerah, DPRD dan masyarakat dalam melakukan monitoring dan evaluasi, serta berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Bappeda menggunakan laporan hasil pengendalian dan evaluasi pelaksanaan renstra SKPD sebagai bahan evaluasi pelaksanaan RPJMD. RPJMD ini memiliki jangka waktu 5 tahun, maka untuk mengetahui sejauhmana tingkat pencapaian tujuan, sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan dapat dilakukan evaluasi paruh waktu (mid term evaluation). RPJMD tetap memperhatikan RTRW Kabupaten Bone dan Kabupaten tetangga lainnya Revisi RPJMD dapat dilakukan apabila hasil evaluasi menunjukkan capaian indikator kinerja memerlukan penyesuaian, sebelum masa waktu 3 (tiga) tahun pelaksanaan RPJMD Penyusunan LKPJ Bupati di akhir masa jabatan mengacu pada RPJMD
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| X-1
BAB XI PENUTUP Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bone Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah 5 (Lima) tahunan yang menjabarkan visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati hasil pemilihan Kepala Daerah Tahun 2012. Penyusunan RPJMD merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RPJMD juga menjadi acuan bagi penyusunan RKPD sebagai dokumen rencana pembangunan tahunan. Pembangunan Kabupaten Bone merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan Sulawesi Selatan dan nasional sehingga seluruh kekuatan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha harus sinergis dalam menyukseskan Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Bone tahun 2013-2018 yaitu “Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera”
Watampone ,
Oktober 2013
BUPATI BONE
DR. H. A. FAHSAR M. PADJALANGI, M.Si
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera
| XI - 1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………
I-1
1.1.
Latar Belakang………………………………………………………………
I-1
1.2.
Dasar Hukum Penyusunan………………………………………………...
I-2
1.3.
Hubungan Antar Dokumen…………………………………………………
I-3
1.4.
Maksud dan Tujuan..............………………………………………………
I-4
1.5.
Sistematika Penulisan………………………………………………………
I-5
BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.................... ………………………..
II - 1
2.1.Aspek Geografi dan Demografi......…………………………………………..
II - 1
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah…………………………………….
II - 1
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah…………………………………….
II - 3
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana…………………………………………….
II - 13
2.1.4. Demografi……………………………………………...........................
II - 14
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ……………………………..........................
II - 17
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ……………………….
II - 17
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat……………………….........................
II - 22
2.3.Aspek Pelayanan Umum….........…………………………………………….
II - 30
2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib …………………………………………
II - 30
2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan …………………………………………
II – 87
BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN ……………………………………………………………..............
III - 1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu…………………………………………….......
III - 1
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu……………………………….......
III - 13
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran……………………………...................
III - 13
3.2.2. Analisis Pembiayaan Daerah……………………………...................
III - 14
3.3. Kerangka Pendanaan………………………………..................................... BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ……………………………………………….. 4.1. Permasalahan Pembangunan……………………………………………… i
III – 17
IV - 1 IV - 1
4.1.1. Urusan Kewenangan Wajib……………………………………………
IV - 1
4.1.2. Urusan Kewenangan Pilihan…………………………………………
IV - 9
4.2. Isu- Isu Strategis………………………………………………………………
IV - 11
BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN …………………………………………
V-1
5.1. Visi………………………………………………………………………………
V-1
5.2. Misi………………………………………………………………………………
V-1
5.3. Tujuan dan Sasaran…………………………………………………………
V-2
BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ………………………………………….
VI - 1
BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN…………………..
VII - 1
BABVIII.
VIII - 1
INDIKASI
RENCANA
PROGRAM
PRIORITAS
YANG
DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ……………………………..
IX - 1
BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ……………………..
X-1
BAB XI. PENUTUP …………………………………………………………………………..
XI - 1
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Ketinggian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bone
Hal II - 1
Tabel 2.2
Rincian Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Berdasarkan Kecamatan
II - 3
Tabel 2.3
Rincian Kawasan Peruntukan Pertanian Berdasarkan Kecamatan
II - 4
Tabel 2.4
Rincian Kawasan Perkebunan Tanaman Rakyat Berdasarkan Kecamatan
II - 5
Tabel 2.5
Rincian Kawasan Perkebunan Tanaman Khusus Berdasarkan Kecamatan Rincian Kawasan Industri
II - 6
Tabel 2.7
Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Alam
II - 9
Tabel 2.8
Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Budaya
II - 10
Tabel 2.9
Rincian Kawasan Peruntukan Pariwisata Berdasakan Obyek Wisata Buatan
II - 11
Tabel 2.10
Rincian Kawasan Permukiman
II - 11
Tabel 2.11
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bone Tahun 2012
II - 14
Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama di Kabupaten Bone Tahun 2011
II - 15
Tabel 2.13
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan (7 Tahun ke atas) di Kabupaten Bone Tahun 2010
II - 17
Tabel 2.14
Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 17
Tabel 2.15
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009-2011 Atas Dasar Harga Berlaku
II - 18
Tabel 2.16
Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Kab/Kota Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2011
di Provinsi
II - 23
Tabel 2.17
Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2011
II - 24
Tabel 2.6
iii
II - 8
Tabel 2.18
Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Bone dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2011
II - 25
Tabel 2.19
Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupaten Bone dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2011
II - 26
Tabel 2.20
Perbandingan IPG Kabupaten Bone Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2011
dengan Kab/Kota Provinsi
II - 27
Tabel 2.21
IPG Menurut Komponen yang Mempengaruhi di Kabupaten Bone Tahun 2010 Perbandingan IDG Kabupaten Bone dengan Kabupaten Bone dengan Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2011
II - 28
Tabel 2.23
Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Bone tahun 2012
II - 31
Tabel 2.24
Kondisi Sarana dan prasarana SD dan SMP Di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 32
Tabel 2.25
Rasio Siswa/kelas, Siswa /Guru, Siswa Sekolah, ruang kelas/RombelSD/MI dan SMP/MTs Di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 35
Tabel 2.26
Kondisi Sarana dan prasarana SMA/SMK/MADi Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 35
Tabel 2.27
Rasio Siswa/kelas, Siswa /Guru, Siswa Sekolah, ruang kelas/Rombel SMA/SMK/MA Di Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 36
Tabel 2.28
Jumlah Murid Tingkat PAUD/TK Kabupaten Bone tahun 2008 – 2012
II - 37
Tabel 2.29
APKdanAPMJenjangPendidikanSD/MI//PaketAdanSMP/MTs/Paket BKabupaten Bone tahun 2008 – 2012
II - 37
Tabel 2.30
Angka Melanjutkan Ke SMP/MTs dan ke SMA/SMK Bone tahun 2008 – 2011
Di Kabupaten
II - 38
Tabel 2.31
Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Bone Tahun 2008 - 2012
II - 38
Tabel 2.32
APK dan APM Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C Kabupten Bone tahun 2008 – 2012
II - 39
Tabel 2.33
Angka Putus Sekolah Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C Kabupten Bone tahun 2008 – 2012
II - 39
Tabel 2.34
Capaian Indikator Kualitas Pelayanan Pendidikan Tahun 2008 – 2012
II - 40
Tabel 2.22
iv
Kabupaten Bone
II - 29
Tabel 2.35
Kinerja Pencapaian Standar Pelayanan Dinas Kesehatan Tahun 2008 2012
II - 43
Tabel 2.36
Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Kabupaten Bone Tahun 2012
II - 46
Tabel 2.37
Persebaran Tenaga Medis Menurut Unit Kerja Kabupaten Bone Tahun 2012
II - 46
Tabel 2.38
Persebaran Tenaga Keperawatan Bone Tahun 2012
II - 47
Tabel 2.39
Jumlah Pelayanan Sarana KesehatanDi Kabupaten Bone Tahun 2013
II - 47
Tabel 2.40
Kondisi Jalan dan Jembatan
II - 48
Tabel 2.41
Kondisi Jaringan Irigasi
II - 49
Tabel 2.42
Kondisi Alat-Alat Kebinamargaan
II - 49
Tabel 2.43
Capaian Indikator Kinerja Perumahan Tahun 2008-2012
II - 49
Tabel 2.44
Kondisi Capaian kinerja Tata Ruang
II - 50
Tabel 2.45
Capaian Indikator Kabupaten Bone
Tabel 2.46
Kondisi Pelayanan Angkutan Darat
II - 52
Tabel 2.47
Panjang Jalan yang Memiliki Trotoar, Lebar Rata-Rata Trotoar,serta Panjang Jalan yang masih perlu Dibangun Trotoar Tahun 2012
II - 53
Tabel 2.48
Data Jumlah Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas yang dibutuhkan, terpasang dan kondisinya Tahun 2012
II - 53
Tabel 2.49
Data Fasilitas Perlengkapan Jalan Dalam Kota Watampone (Marka Jalan ) Tahun 2012
II - 54
Tabel 2.50
Data Fasilitas Perlengkapan Jalan Dalam Kota Lampu penerangan jalan
II - 54
Tabel 2.51
Data Fasilitas Perlengkapan Jalan dalam Kota (Perambuan) Yang dibutuhkan dan terpasang
II - 54
Tabel 2.52
Data Fasilitas Terminal Petta Ponggawae
II - 55
Tabel 2.53
Kinerja Pelayanan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 58
Kinerja
Menurut Unit Kerja Dikabupaten
Urusan
v
Perencanaan
Pembangunan
II - 51
Tabel 2.54
Indikator Kinerja Urusan Pertanahan Kabupaten Bone
II - 59
Tabel 2.55
Perkembangan Jumlah Asset Pemerintah Kabupaten Bone Yang sudah bersertifikat Tahun 2008 – 2012
II - 60
Tabel 2.56
II - 61
Tabel 2.57
Cakupan Penerbitan KTP, KK dan Akta Kelahiran di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 Jumlah Kekerasan berdasarkan Jenis Kekerasan
Tabel 2.58
Jumlah KDRT berdasarkan Jenis KDRT
II - 62
Tabel 2.59
Indikator Kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bone Tahun 2008-2013
II - 62
Tabel 2.60
Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan KB dan KS
II - 63
Tabel 2.61
Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Tahun 2008 – 2012
II - 64
Tabel 2.62
Pencapaian SPM Bidang Sosial Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 66
Tabel 2.63
Pencapaian Kinerja Pelayanan Ketenagakerjaan Kabupaten Bone
II - 68
Tabel 2.64
Capaian Konerja Urusan Koperasi dan UKM Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 70
Tabel 2.65
Pencapaian Kinerja Pelayanan Pennaman Modal Kabupaten Bone
II - 71
Tabel 2.66
Capaian Kinerja Bidang Kebudayaan Kabupaten Bone Tahun 20082012
II - 73
Tabel 2.67
Perkembangan Kinerja Pembangunan Kabupaten Bone Tahun 2008 - 2012
II - 74
Tabel 2.68
Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Bone Tahun 2008 - 2012
II - 75
Tabel 2.69
Perkembangan Jumlah Produk Hukum yang dihasilkan Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 77
Tabel 2.70
Perkembangan Jumlah ADD Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 77
Tabel 2.71
Jumlah Polisi Pamong Praja, Petugas Linmas, Kasus Pelanggaran Perda dan penyelesaian Perda Kabupaten Bone tahun 2008 - 2012
II - 78
Tabel 2.72
Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Bone Menurut Golongan Tahun 2008 – 2012 Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Bone menurut Pendidikan Tahun 2008 – 2012
II - 79
Tabel 2.73
vi
Pemuda
dan
Olahraga
II - 61
II - 80
Tabel 2.74
Kinerja Pembangunan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 82
Tabel 2.75
Kinerja Pelayanan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2008-2012
II - 83
Tabel 2.76
Jumlah SST dan SST terpakai di Kabupaten Bone tahun 2008-2012
II - 85
Tabel 2.77
Jumlah Media Cetak dan Elektronik di Kabupaten Bone tahun 20082012
II - 87
Tabel 2.78
Capaian Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi dan Palawija Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 87
Tabel 2.79
Luas Panen dan Produksi Sayuran Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 88
Tabel 2.80
Jumlah Tanaman dan Produksi Buah-Buahan Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 89
Tabel 2.81
Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 91
Tabel 2.82
Populasi Ternak di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 92
Tabel 2.83
Realisasi Capaian Urusan Kehutanan
II - 93
Tabel 2.84
Gambaran Pelayanan Dinas ESDM Kab. Bone Thn. 2008-2013
II - 93
Tabel 2.85
Gambaran Penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Thn. 20082012 Melalui Surat Keputusan Bupati
II - 94
Tabel 2.86
Capaian Kinerja Bidang Pariwisata Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 95
Tabel 2.87
Produksi Perikanan di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 96
Tabel 2.88
Pembinaan Kelompok Bidang Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 97
Tabel 2.89
Perkembangan Sarana Perdagangan Perdagangan Tahun 2008/2012
Penunjang
II - 98
Tabel 2.90
Realisasi Penjualan Perdagangan Komoditi Unggulan Kabupaten Bone Tahun 2010 - 2012
II - 99
Tabel 2.91
Jumlah Usaha Perdagangan Di Kabupaten Bone Tahun 2008 - 2012
II - 99
vii
Dan
Sarana
Tabel 2.92
Hasil UTTP (Ukur, Takar,Timbang, Perlengkapan) Tahun 2008/2012
II - 100
Tabel 2.92
Perkembangan IKM Tahun 2008 - 2012
II - 102
Tabel 3.1
Rata-Rata Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 (rupiah)
III - 1
Tabel 3.2
Rata-Rata Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
III - 3
Tabel 3.3
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Bone Tahun 20082012
III - 6
Tabel 3.4
Analisa Rasio Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
III - 12
Tabel 3.5
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
III - 14
Tabel 3.6
Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bone Tahun 20082012
III - 15
Tabel 3.7
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
III - 16
Tabel 3.8
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
III - 16
Tabel 3.9
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Bone Tahun 2008-2012 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Bone Tahun 2013-2018
III - 17
Tabel 3.11
Prediksi Keuangan Kabupaten Bone Tahun 2013-2017
III - 20
Tabel 5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan SasaranKabupaten Bone
V-2
Tabel 6.1
Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Bone
VI - 1
Tabel 7.1
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kabupaten Bone Tahun 2013-2018 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Bone
VII - 1
Tabel 3.10
Tabel 8.1
viii
III - 19
VIII - 1
DAFTAR GRAFIK
Hal II - 18
Grafik 2.1
Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
Grafik 2.2
Tingkat Inflasi Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
II - 19
Grafik 2.3
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bone Tahun 20022010
II - 20
Grafik 2.4
Analisis Relevansi Tingkat Kemiskinan Kabupaten Bone tahun 2002 – 2010
II - 21
Grafik 2.5
Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Bone Tahun 20082012
II - 21
Grafik 2.6
Analisis Relevansi Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Bone tahun 2002 - 2011
II - 22
Grafik 2.7
Perbandingan IPM Kabupaten Bone dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2008-2011
II - 23
Grafik 2.8
Perbandingan IPG Kabupaten Bone dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2008-2011
II - 27
Grafik 2.9
Perbandingan IPG Kabupaten Bone dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2008-2011
II - 29
Grafik 2.10
Analisis Relevansi Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI Kabupaten Bone tahun 2008 - 2011
II - 33
Grafik 2.11
Analisis Relevansi Angka Partisipasi SMP/MTsKabupaten Bone tahun 2008 -2011
(APM)
II - 34
Grafik 2.12
Relevansi Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA Kabupaten Bone Terhadap Nasional tahun 2008 –2011
II - 34
Grafik 2.13
Analisis Relevansi Angka Kematian Bayi Kabupaten Bone tahun 2008 – 2011
II - 41
Grafik 2.14
Analisis relevansi Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Bone Tahun 2008 - 2011
II - 41
Grafik 2.15
Perkembangan AKB per 1.000 kelahiran hidup tahun 2008 – 2012
II - 42
ix
Murni
Grafik 2.16
Analisis Relevansi Angka Kematian Ibu Melahirkan Kabupaten Bone tahun 2008 – 2011
II - 42
Grafik 2.17
Perkembangan AKI per 100.000 kelahiran hidup Kabupaten Bone Tahun 2008 – 2012
II - 43
Grafik 2.18
Perkembangan Sarana Sanitasi Kabupaten BoneTahun 2008 – 2012
II - 45
Grafik 3.1
Proporsi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah Terhadap Total Pendapatan Daerah (%)
III - 3
Grafik 3.2
Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Terhadap Total Belanja Daerah Perbandingan Masing-masing Unsur Belanja Langsung Terhadap Total Belanja Langsung Kabupaten Bone Tahun 2008-2012
III - 4
Grafik 3.3
x
III - 5
RUMUSAN KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BONE DENGAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI, KABUPATEN WAJO DAN KABUPATEN SOPPENG NO
RPJMD KAB.BONE 2013 – 2018
RPJMD KAB.SINJAI 2008 – 2013
RPJMD KAB.WAJO 2008 - 2013
Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera
Terwujudnya Sinjai Bersatu yang sejahtera, unggul dalam kualitas hidup, terdepan dalam pelayanan publik
RPJMD KAB.SOPPENG 2011 - 2015
VISI
1
Menjadikan Kab.Wajo sebagai salah satu kabupaten terbaik di Sulawesi Selatan dalam pelayanan hak dasar masyarakat dan tata pemerintahan yang profesional
Terwujudnya Soppeng yang lebih maju, berdaya saing dan religius
MISI
2
(1) Meningkatkan (1) Menciptakan iklim (1) Meningkatkan Produktivitas dan yang kondusif bagi pelayanan kesejahteraan pendapatan kehidupan yang kesehatan yang masyarakat yang lebih masyarakat melalui aman, damai, berkualitas, merata dan adil kebijakan ekonomi religius dan terjangkau, adil kerakyatan dan inovatif serta dan merata peningkatan implementasi infrastruktur pemberdayaan pedesaan dan masyarakat perkotaan (2) Meningkatkan (2) Menguatkan (2) Meningkatkan (2) Mewujudkan kualitas Sumber Daya kelembagaan dan pemerataan dan Sumber Daya Manusia Manusia dalam sumber Daya kualitas pendidikan berbagai aspek aparatur dalam yang berkeadilan kehidupan mewujudkan tata berbasis nilai-nilai pemerintahan agama dan yang baik kearifan lokal untuk mewujudkan manusia mandiri (3) Mengembangkan (3) Mewujudkan (3) Mengakselerasi (3) Mewujudkan manajemen dan menguatkan jangkauan dan pengelolaan potensi pemerintahan ekonomi kualitas pelayanan Sumber daya Alam yang profesional, kerakyatan dalam pemenuhan yang berwawasan kepemimpinan berbasis potensi hak dasar lingkungan dan yang profesional, lokal dan masyarakat berkelanjutan kepemimpinan kelestarian yang amanah lingkungan dalam pelayanan publik yang berkualitas
(1) Meningkatkan
1
Lampiran I
(4) Meningkatkan
(4) Meningkatkan
(5) Mengembangkan
(5) Mewujudkan
(6) Menguatkan
(6)Mewujudkan
kualitas pelayanan publik dalam memenuhi hak-hak dasar masyarakat yang berkeadilan
ketersediaan sarana dan prasarana daerah
tata kelola pemerintahan yang baik dan memperkuat otonomi desa
seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat
tatanan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran dan harmonis
budaya politik dan hukum yang demokratis dan bebas KKN
Penjelasan : Berdasarkan sandingan RPJMD Kab.Bone 2013-2018 dengan RPJMD kabupaten tetangga yaitu Kabupaten Sinjai Tahun 2008-2013, Kabupaten Wajo Tahun 2008-2013, dan Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015 tentang visi dan misi, sebagaimana tergambar pada tabel di atas maka disimpulkan sebagai berikut : 1. Visi Kabupaten Bone yang akan mewujudkan masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera pada Tahun 2018 pada dasarnya sejalan dengan visi RPJMD kabupaten tetangga meskipun ada 2 (dua) kabupaten tetangga yang juga akan menyusun RPJMD pada Tahun 2013-2018. Harapan Kabupaten Bone untuk menjadikan masyarakat menjadi lebih Sehat, Cerdas dan meningkat kesejahteraan hidupnya, ditunjang oleh Visi RPJMD kabupaten tetangga yang kesemuanya menginginkan peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan hak-hak dasar. 2. Kesinergian/keselarasan Misi RPJMD Kabupaten Bone Tahun 2013-2018 dengan RPJMD kabupaten tetangga dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : 3. NO
BONE (6 misi)
SINJAI (3 misi)
WAJO (3 misi)
SOPPENG (6 misi)
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1~3 2~4 3~6
1~2 2~6 3 ~ 1, 2, 3
1 ~ 1, 2, 3 2 ~ 1, 2, 3 3~3 4~4 5~6 6~2
2 Lampiran I
Keterangan : Kesinergian/keselarasan selarasan misi kabupaten tetangga ditunjukkan menurut nomor urut misi masingmasing kabupaten dengan nomor urut misi Kabupaten Bone.. Sebagai contoh : baris 1 pada kolom Sinjai yaitu 1 ~ 3,, berarti misi 1 Sinjai bersinergi/selaras dengan misi 3 Bone.
BUPATI BONE
DR. H. A. FAHSAR M. PADJALANGI, M.Si
3 Lampiran I
NO. 2 TAHUN 2013
PERATURAN DAERAH
TAHUN 2012-2032
RTRW KAB.BONE
NO.7 TAHUN 2006
PERATURAN DAERAH
TAHUN 2006-2016
RTRW KAB.SINJAI
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
NO. 12 TAHUN 2012
PERATURAN DAERAH
TAHUN 2012-2032
RTRW KAB.WAJO
PROGRAM PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BONE SELARAS DENGAN PEMANFAATAN STRUKTUR DAN POLA RUANG KABUPATEN SINJAI DAN KABUPATEN SOPPENG
ARAHAN POLA RUANG (KLASIFIKASI RUANG)
Kawasan Lindung di Kabupaten Sinjai terdiri dari : a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; b. Kawasan perlindungan setempat; c. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya; dan d. Kawasan Rawan Bencana.
Kawasan yang memberikan perlindungan
Kawasan budidaya, terdiri atas
a. kawasan hutan lindung; b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya c. kawasan perlindungan setempat; d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; e. kawasan rawan bencana alam; f. kawasan lindung geologi; dan g. kawasan lindung lainnya.
Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya. menggambarkan sebaran kawasan lindung Kawasan lindung, terdiri atas: dan kawasan budidaya
RENCANA POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
A. Rencana Peruntukan Kawasan Lindung : a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya b. Kawasan perlindungan setempat c. Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya; d. Kawasan rawan bencana alam e. Kawasan lindung geologi f. Kawasan lindung lainnya B. Rencana Peruntukan Kawasan Budidaya a. Kawasan peruntukan hutan produksi b. Kawasan peruntukan pertanian c. Kawasan peruntukan perikanan
Lampiran II
1
d. e. f. g. h.
Kawasan peruntukan pertambangan Kawasan peruntukan industri Kawasan peruntukan pariwisata Kawasan peruntukan pemukiman Kawasan peruntukan lainnya
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
terhadap kawasan bawahannya mencakup : 1. Kawasan Hutan Lindung ditetapkan di Kecamatan Sinjai Barat, Sinjai Tengah, Sinjai Selatan, Sinjai Borong dan Tellulimpoe;
a. b. c. d. e. f.
kawasan peruntukan hutan produksi kawasan peruntukan hutan rakyat kawasan peruntukan pertanian kawasan peruntukan perikanan kawasan peruntukan peternakan kawasan peruntukan pertambangan
g. kawasan peruntukan industri Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten 2. Kawasan penyangga dalam bentuk h. kawasan peruntukan pariwisata Bone meliputi : hutan produksi tetersebar di i. kawasan peruntukan permukiman Kecamatan Bulupoddo, Sinjai Tengah, A. Pusat-Pusat Kegiatan, meliputi : j. kawasan peruntukan lainnya Sinjai Selatan dan Sinjai Barat; a. PKW yaitu kawasan Perkotaan Watampone yang meliputi Kecamatan 3. Kawasan resapan air ditetapkan Tanete Riattang, Kecamatan Tanete tersebar di seluruh wilayah kecamatan RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH (1) Pusat-pusat kegiatan yang ada di daerah, Riattang Barat, dan Kecamatan Tanete baik dalam bentuk embung-embung, terdiri atas: Riattang Timur situ, check dam maupun tambak dan a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL); b. PKLp adalah kawasan perkotaan kolam-kolam budidaya perikanan b. Pusat Kegiatan Lokal yang Palattae di Kecamatan Kahu darat serta disetiap kapling bangunan dipromosikan (PKLp); c. PPK, meliputi : dalam bentuk kolam-kolam resapan c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan - Kawasan Perkotaan Pattiro Bajo di khususnya di kawasan-kawasan d. Pusat Pelayanan Lokal (PPL). Kecamatan Sibulue perkotaan. - Kawasan Perkotaan Taccipi di (1) Kawasan perlindungan setempat (2) PKL yaitu kawasan perkotaan Sengkang. (3) PKLp yaitu kawasan perkotaan Siwa Kecamatan Ulaweng mencakup: Kecamatan Pitumpanua, kawasan - Kawasan Perkotaan Camming di a. Kawasan sempadan sungai perkotaan Keera Kecamatan Keera dan Kecamatan Libureng bertujuan untuk melindungi sungai kawasan perkotaan Anabanua Kecamatan - Kawasan Perkotaan Matango di dari kegiatan manusia yang dapat Maniangpajo. Kecamatan Lappariaja
Lampiran II
2
- Kawasan Perkotaan Lalebbata di Kecamatan Lamuru - Kawasan Perkotaan Componge di Kecamatan Awangpone - Kawasan Perkotaan Pompanua di Kecamatan Ajangale - Kawasan Perkotaan Bojo di Kecamatan Kajuara d. PPL, meliputi : - Kawasan Bulu-Bulu di Kecamatan Tonra - Kawasan Kadai di Kecamatan Mare - Kawasan Tanete Harapan di Kecamatan Cina - Kawasan Apala di Kecamatan Barebbo - Kawasan Lonrong di Kecamatan Ponre - Kawasan Passippo di Kecamatan Palakka - Kawasan Kahu di Kecamatan Bontocani - Kawasan Manera di Kecamatan Salomekko Kawasan Latobang di Kecamatan -
Lampiran II
mengganggu dan merusak kualitas (4) PPK, terdiri atas: air sungai, kondisi fisik pinggir dan a. Kawasan Perkotaan Paria dan dasar sungai, serta mengamankan Atapange Kecamatan Majauleng; aliran sungai, ditetapkan untuk b. Kawasan Perkotaan Doping Kecamatan semua sungai yang ada di seluruh Penrang. wilayah kecamatan, dengan (5) PPL, terdiri atas: ketentuan sebagai berikut : a. Gilireng Kecamatan Gilireng;
b. Kalalo (batas Kab. Sidenreng Rappang) – Anabanua Jaringan jalan
2. Anabanua – Tarumpakkae; dan
1. Tarumpakkae – Batas Kab. Luwu;
a. Jaringan jalan arteri yang merupakan sistem jaringan jalan nasional yang ada di Daerah, terdiri atas:
b. Menge Kecamatan Belawa; 1. Sempadan sungai untuk c. Tancung dan Wewangrewu Kecamatan kategori sungai besar yaitu Tanasitolo; Sungai Tangka, Appareng, d. Kota Baru Kecamatan Sabbangparu; Garaccing, Mangottong, e. Maroangin Kecamatan Pammana; Kampala, Jepeng dan Kalamisu f. Solo Kecamatan Bola; ditetapkan 100 meter di kiri g. Jalang dan Salo Bulo Kecamatan kanan sungai yang berada di Sajoanging; dan luar permukiman; h. Peneki dan Botto Kecamatan 2. Sempadan sungai untuk Takkalalla. kategori sungai kecil/anak sungai ditetapkan 50 meter di (1) Sistem jaringan jalan, terdiri atas: kiri dan kanan sungai yang di luar permukiman; 3. Sempadan sungai di kawasan permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jaringan jalan
3
Patimpeng - Kawasan Tujue di Kecamatan Tellu Limpoe - Kawasan Bengo di Kecamatan Bengo - Kawasan Tokaseng di Kecamatan Tellu Siattinge - Kawasan Taretta di Kecamatan Amali - Kawasan Uloe di Kecamatan Dua Boccoe - Kawasan Ujung Tanah di Kecamatan Cenrana B. Sistem Jaringan Prasarana Utama a. Sistem jaringan transportasi darat a) Sistem jaringan jalan, terdiri atas : i. Jaringan jalan a. Jalan Arteri : Jalan Watampone – Pelabuhan Bajoe, Jalan MH.Thamrin, Jalan Yos Sudarso, Jalan Batas Kab.Maros-Ujung Lamuru, Jalan Ujung LamuruBatas Kota Watampone, Jalan MT Haryono, Jalan Ahmad Yani, Jalan Petta Ponggawae;
Lampiran II
inspeksi sempadannya meter;
ditetapkan antar 10-15
4. Di atas sempadan sungai yang telah ditetapkan sama sekali tidak diperbolehkan adanya kawasan terbangun. b. Kegiatan budidaya yang telah ada saat ini (permukiman, obyek wisata, pertambangan, persawahan dan lain-lain) di daerah aliran sungai sepanjang tidak merusak lingkungan tetap diperkenankan dan harus dibatasi perkembangannya baik saat ini maupun di masa mendatang untuk menjaga fungsi lindung yang diemban dan kelestarian lingkungan. Namun jika ada gejala mengarah pada perusakan, maka kegiatan budidaya tersebut harus direlokasi; c. Kegiatan budidaya yang ada dan akan dikembangkan pada kawasan ini sepanjang tidak merusak fungsi
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
Jalan Sudirman;
Batas Kota Sengkang – Impa Impa;
Jalan Monginsidi;
Jalan AP. Pettarani;
Jalan Sultan Hasanuddin;
Jalan Bosowa;
Ulugalung (Tampangeng) - Batas Kota Sengkang;
Pompanua (Tampangeng);
kolektor primer K1 yang merupakan system jaringan jalan nasional yang ada di daerah, terdiri atas:
8.
Jalan Andi Ninnong;
Ulugalung
9.
10. Jalan Supratman;
11. Jalan Budi Utomo;
12. Jalan AP. Pettarani;
13. Jalan Jend. Ahmad Yani;
14. Jalan Malingkaan; dan
15. Impa Impa – Tarumpakkae.
c. jaringan jalan kolektor primer K2 yang
4
b. Jalan Kolektor K1 : BajoArasoe, Arasoe-Batas Kota Watampone, Jalan Gatot Subroto, Jalan Jend.Sudirman, Jalan Merdeka, Jalan (2) WR.Supratman, Jalan Veteran, Jalan Urip Sumoharjo; c. Jalan Kolektor K2 : Jalan Tanabatue-Sanrego, Jalan Ujung Lamuru-Batas Soppeng, Batas SoppengPompanua, Jalan Ujung Lamuru-Palattae, Jalan Palattae - Bojo, Jalan Taccipi –Waempubbu - Pompanua d. Jalan Kolektor K4 dan Jalan Lokal ii. Lalu lintas dan angkutan jalan a. Trayek Angkutan barang : Kota Makassar – Bajoe – Kolaka Kendari (Sulawesi Tenggara), Kota Watampone – Maros Makassar, Kabupaten Bone –
Lampiran II
lindung, juga harus dapat memberikan dokumen AMDAL maupun UKL-UPL sebagai tindakan
merupakan sIstem jaringan jalan provinsi yang ada di daerah, terdiri atas:
1.
terminal penumpang tipe C di
terminal penumpang tipe B di kawasan perkotaan Sengkang Kelurahan Cempalagi Kecamatan Tempe;
penumpang
2.
b. Terminal yang meliputi:
4. Trayek angkutan perdesaan
3. Trayek angkutan penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP); dan
2. Trayek angkutan penumpang antar kota antar provinsi (AKAP);
1. Trayek angkutan barang;
pengelolaan lingkungan secara 1. Batas Kab. Soppeng – Ulugalung terencana. ; Kawasan sekitar mata air ditetapkan di 2. Impa Impa – Anabanua; dan seluruh potensi mata air yang ada di 3. Solo – Peneki – Kulampu. wilayah Kabupaten Sinjai dengan (2) Lalu lintas dan angkutan jalan meliputi: ketentuan sebagai berikut : a. Trayek angkutan yang meliputi: a. Jari-jari kawasan yang harus dilindungi minimal 200 meter;
b. Di dalam radius perlindungan yang telah ditetapkan pada huruf a, tidak diperbolehkan adanya kegiatan budidaya (terbangun), kecuali untuk kepentingan umumdan kepentingan ekonomi masyarakat, seperti jaringan jalan dan prasarana pariwisata; d. Kegiatan budidaya yang telah ada saat ini (kegiatan wisata, kebun campuran, tegalan dan lain-lain) sepanjang tidak merusak potensi mata air dan lingkungan sekitarnya dapat dipertahankan
5
Palopo - Palu (Sulawesi keberadaannya. Namun jika ada kawasan perkotaan Sengkang Tengah), Kabupaten Bonegejala mengarah pada perusakan, Kelurahan Teddaopu Kecamatan Mamuju, Kabupaten Bonemaka kegiatan budidaya tersebut Tempe; Polewali (Sulawesi Barat) harus direlokasi; 3. terminal pembantu terdapat b. Trayek Angkutan Penumpang e. Kegiatan budidaya yang ada dan pada setiap ibukota kecamatan; antar kota dalam provinsi akan dikembangkan pada kawasan dan (AKDP) : Bone-Marosini sepanjang tidak merusak fungsi 4. terminal barang terdapat di Makassar, Bonelindung, juga harus dapat Kecamatan Tempe dan Watangsoppeng, Bonememberikan dokumen AMDAL Kecamatan Pitumpanua. Sengkang, Bone-Sinjaimaupun UKL-UPL sebagai tindakan c. Fasilitas pendukung lalu lintas dan Bulukumba-Selayar, Bonepengelolaan lingkungan secara angkutan jalan yang ditetapkan sesuai Sinjai, Bone-Wajo-Luwuterencana. dengan ketentuan peraturan Palopo, Bone-Wajo-Luwu- (3) Kawasan sekitar danau/waduk adalah perundang-undangan. Palopo-Luwu Utara (Malangke daratan sekeliling tepi danau/waduk (3) Sistem jaringan transportasi sungai dan dan Masamba) dan Boneyang memiliki lebar proporsional penyeberangan meliputi: Wajo-Luwu-Palopo-Masambadengan bentuk dan kondisi fisik a. Sistem jaringan transportasi sungai Luwu Timur (Tomoni, danau/waduk, dengan lebar 50-100 dan danau dikembangkan di Sungai Mangkutana dan kalaena) meter diukur dari garis pasang Siwa Kecamatan Pitumpanua, Sungai c. Trayek Angkutan Penumpang tertinggi kearah darat. Walanae, Sungai Cenranae, dan antar kota antar provinsi (4) Kawasan sempadan pantai ditetapkan Danau Tempe; Kecamatan Tempe, (AKAP) : Kota Makassar-Bajoedi Kecamatan Sinjai Utara, Sinjai Kecamatan Sabbangparu dan Kolaka-Kendari, Bone-PalopoTimur, Tellulimpoe dan Pulau-Pulau Kematan Pammana. Palu, Bone-Mamuju (Sulawesi Sembilan dengan ketentuan Barat) dan Bone-Polewali b. Sistem jaringan transportasi sempadan minimal 100 meter diukur (Sulawesi Barat) penyeberangan berupa pelabuhan dari garis pasang tertinggi, kecuali
Lampiran II
6
d. Trayek Angkutan penumpang pada kawasan Pulau-Pulau Sembilan penyeberangan dikembangkan untuk perkotaan dan perdesaan dan Kota Sinjai dapat dietapkan yang melayani pergerakan keluar dalam Kabupaten Bone : berdasarkan fungsi kawasan masuk arus penumpang dan barang Angkutan umum dalam kota, (pariwisata dan perkotaan) termasuk antara Daerah dengan: Terminal Petta Ponggawae, fungsi pelabuhan. 1. Pusat permukiman di Kabupaten watampone-Palattae, Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya Bone, Kabupaten Soppeng, dan Watampone-Bengo, mencakup : Kabupaten Sidenreng Rappang; Watampone-Lappariaja, dan 1. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Watampone-Camming, Pengetahuan yang meliputi Kawasan 2. pusat permukiman di Provinsi Watampone-Awangpone, Rumah Adat Karampuang Kecamatan Sulawesi Tengah dan Provinsi Watampone-Ajangale, Bulupoddo, Kawasan Taman Sulawesi Tenggara; Watampone-Cenrana, Purbakala Gojeng dan Kawasan c. Simpul transportasi penyeberangan Watampone-Uloe Benteng Balangnipa Kecamatan Sinjai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) e. Terminal : rencana Utara; huruf b meliputi Pelabuhan pengembangan terminal 2. Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Bangsalae di Kecamatan Pitumpanua, penumpang tipe B Petta meliputi Kawasan hutan bakau di Pelabuhan Cenranae di Kecamatan Ponggawae di Kelurahan Bulu Kecamatan Sinjai Timur, Taman Sajoanging, dan Pelabuhan Penrang Tempe Kecamatan Tanete Wisata Bukit Belerang Kecamatan di Kecamatan Penrang; Riattang Barat, terminal tipe B Sinjai Borong, Taman Pegunungan (4) Sistem jaringan perkeretaapian di Palattae, tipe C di Bengo, Bawakaraeng, dan Taman Wisata sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 tipe C di Ulaweng-KajuaraAlam Hutan Pinus Kecamatan Sinjai ayat (4) di Daerah ditetapkan dalam Lappariaja-TellulimpoeTengah dan Sinjai Barat. rangka mengembangkan interkoneksi Ajangale-Mare-Sibulue, dengan sistem jaringan jalur Pulau terminal agro di kawasan Kawasan Rawan Bencana meliputi : Sulawesi, terdiri atas: Agropolitan Pasaka Kecamatan a. Kawasan rawan bencana tanah
Lampiran II
7
Kahu, terminal barang di Kecamatan Tanete Riattang Timur, terminal angkutan antar moda transportasi di Pelabuhan Bajoe dan bandar Udara di Kecamatan Awangpone, unit jembatan timbang di Kelurahan tanabatue Kecamatan Libureng, dan unit pengujian kendaraan bermotor di Desa pasippo Kecamatan Palakka b) Sistem jaringan transportasi sungai dan penyeberangan berupa pelabuhan penyeberangan ditetapkan di Pelabuhan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur c) Sistem jaringan perkeretaapian merupakan jaringan jalur kereta api umum antarkota Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Barat-parepareBarru-Pangkajene-Maros-MakassarSungguminasa-Takalar-BulukumbaWatampone-Pareparwe b. Sistem jaringan transportasi laut, terdiri
Lampiran II
longsor tersebar di kecamatan Sinjai Barat, Sinjai Borong, Sinjai Tengah, Bulupoddo, Sinjai Barat dan Sinjai Selatan;
a. jaringan jalur kereta api yang merupakan jaringan jalur kereta api umum antarkota Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Selatan yang
a.
Fasilitas penyimpanan dan jaringan pipa minyak dan gas bumi berupa depo minyak dan gas bumi di Kecamatan Gilireng, Kecamatan
menghubungkan Malili – Masamba – Kawasan rawan banjir berada di Palopo – Belopa - Parepare; Kecamatan Sinjai Utara dan Sinjai Timur. b. stasiun kereta api direncanakan di Kawasan BangsalaE Kecamatan RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH Pitumpanua dan Kawasan Sistem permukiman perdesaan di Cappabalatue Kecamatan Sajoanging Kabupaten Sinjai sebagai berikut : dan 1. Kawasan permukiman perdesaan Sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas: sebagai sentra produksi merupakan a. sistem jaringan energi; kawasan yang berfungsi sebagai pusat b. sistem jaringan telekomunikasi; produksi pertanian mempunyai c. sistem jaringan sumber daya air; dan khirarki III; d. sistem prasarana pengelolaan 2. Kawasan permukiman perdesaan lingkungan. sebagai pusat pengumpul kawasan Sistem jaringan energi, meliputi: permukiman merupakan kawasan (1) Jaringan pipa minyak dan gas bumi, yang mempunyai khirarki II; dan meliputi: 3. Kawasan permukiman perdesaan sebagai pusat pengumpul kawasan permukiman merupakan kawasan yang mempunyai khirirki I atau disebut sebagai Desa Pusat
8
dari : a) Pelabuhan pengumpul, yaitu Pelabuhan Bajoe di Kecamatan Tanete Riattang Timur b) Pelabuhan pengumpan : Pelabuhan Uloe di Kecamatan Dua Boccoe, Waetuwo di Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kading di Kecamatan Barebbo, Pattiro di Kecamatan Sibulue, Lapangkong di Kecamatan Kajuara dan Tuju-Tuju di Kecamatan Kajuara c. Sistem jaringan transportasi udara, berupa bandar udara pengumpan di Kecamatan Awangpone C. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya berupa : a. Sistem Jaringan Energi : Pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi tenaga listrik dan jaringan pipa minyak dan gas bumi; b. Sistem Jaringan Telekomunikasi : jaringan teresterial dan jaringan satelit; c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air : Wilayah Sungai (WS) (WalanaeCenranae, Jeneberang dan Saddang),
Lampiran II
Pertumbuhan. Sistem permukiman perkotaan ditentukan berdasarkan fungsi dan khirarkinya yaitu :
Majauleng, Kecamatan Sajoanging, Kecamatan Takkalalla dan Kecamatan Bola.
b. Jaringan pipa minyak dan gas bumi 1. Kawasan permukiman perkotaan terdiri atas: sebagai pusat utama pengembangan dan atau Kota Pusat Pengembangan 1. jaringan pipa gas bumi yang Wilayah (PPW) merupakan khirarki I melintas dari Kampung Baru yang berkedudukan sebagai Ibukota Kecamatan Gilireng ke Desa Kabupaten; Patila Kecamatan Pammana melintas di wilayah Kecamatan 2. Kawasan permukiman perkotaan Tanasitolo, Kecamatan Tempe, sebagai pusat pelayanan kawasan dan Kecamatan Majauleng, merupakan khirarki II, yang Kecamatan Keera dan Kecamatan berkedudukan sebagai ibukota Sajoanging (untuk kecamatan yang telah ditetapkan pengembangan LNG); sebagai pusat pelayanan Satuan 2. jaringan pipa gas untuk distribusi Kawasan Pengembangan (SKP) dan rumah tangga yang melintas dari atau Pusat Pelayanan Lokal I (PPL I). Desa Patila Kecamatan Pammana 3. Kawasan permukiman perkotaan ke perkotaan Sengkang sebagai pusat pelayanan sub kawasan Kecamatan Tempe; dan merupakan khirarki III , yang 3. pembangunan SPDN di wilayah berkedudukan sebagai ibukota pesisir teluk Bone. kecamatan di luar pusat pelayanan SKP dan atau Pusat Pelayanan Lokal II (2) Pembangkit tenaga listrik, terdiri atas: (PPL II).
a. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Tonrongpatila dengan kapasitas 315
9
a. Jalan arteri regional adalah ruas jalan yang berfungsi sebagai jalan
(2) Jaringan perhubungan darat terdiri dari :
(1) Sistem prasarana (perangkutan, kelistrikan, irigasi dan telekomunikasi) diarahkan untuk menunjang perkembangan sosial, ekonomi, perdagangan, pariwisata dan pertahanan keamanan.
Sengkang
di
2. SUTT yang menghubungkan GI Siwa dengan GI di Kota Palopo; dan
1. SUTT yang menghubungkan GI Sengkang dengan GI Siwa/Keera;
c. Rencana Pengembangan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) kapasitas 150 KV yang terdiri dari:
b. Gardu induk (GI) Kecamatan Tempe
Bendungan (Sanrego), Waduk MW di Desa Patila Kecamatan (Paccapaseng, Waru-Waru), Bendung Perwilayahan Pembangunan Kabupaten Pammana; dan (Pattiro, Lekoballo, Calinrung, Wollangi, Sinjai meliputi : b. Pengembangan energi listrik dengan Palakka, Jaling, Lanca, Bengo), Embung : memanfaatkan energi terbarukan 1. Kota Sinjai sebagai Pusat Linre, Tellongeng, Padaidi, Tempeuntuk mendukung ketersediaan Pengembangan Satuan Kawasan Tempe, Cinnong, Ujung, dan energi listrik pada daerah-daerah Pengembangan (SKP) A sekaligus Mattirobulu, Mata air (Wollangi 1 dan 2, terpencil dan terisolir di Daerah; sebagai Pusat Pengembangan Panyili, Cinnong, Batu-Batu, Barebbo, Kabupaten Sinjai; (3) Jaringan transmisi tenaga listrik, terdiri Lamuru, Maccedde), Cekungan Air atas: 2. Kota Bikeru sebagai Pusat Tanah (CAT) : CAT Siwa-Pompanua dan Pengembangan Satuan Kawasan a. Saluran Udara Tegangan Tinggi CAT Sinjai yang meliputi Kajuara; Pengembangan (SKP) B; (SUTT) kapasitas 150 KV yang d. Sistem Jaringan Irigasi; menghubungkan Gardu Induk (GI) di 3. Kota Manipi sebagai Pusat e. Sistem Pengendalian Banjir; Kabupaten Soppeng dengan GI di Pengembangan Satuan Kawasan f. Sistem Pengamanan Pantai; Daerah; Pengembangan (SKP) C.
Lampiran II
10
Lampiran II
yang menghubungkan antar kabupaten dan kota yang melintasi Kabupaten Sinjai dari arah utara Kabupaten Bone ke selatan Kabupaten Bulukumba dan
3. SUTT yang menghubungkan GI Sengkang dengan GI di Kabupaten Sidrap.
d. Rencana Gardu induk (GI) Siwa di Kecamatan Keera.
d. Embung, yang meliputi : Embung Mamminassae di Kecamatan Gilireng, Embung Uraiyang, Embung Teppo
c. Bendung dan Bendungan, yang meliputi: Bendung yaitu Bendung Cilellang di Kecamatan Sabbangparu, Bendung Gilireng dan Bendung Benteng di Kecamatan Gilireng, Bendung Alakarajae di Kecamatan Sajoanging, Bendung Bila di Kecamatan Maniang Pajo, Bendung Wetteli di Kecamatan Pammana, Bendung Bilokka di Kecamatan Sajoanging, Bendungan Paselloreng di Kecamatan Gilireng;
ke arah barat Kabupaten Gowa; Sumber air terdiri atas: b. Jalan kolektor adalah ruas jalan a. Wilayah Sungai (WS) Walanae Cenranae yang berfungsi sebagai sebagai sungai strategis nasional yang penghubung antar kecamatan meliputi DAS Walanae, DAS Cenranae, DAS diluar jalan arteri dan penghubung Awo, DAS Peneki, dan DAS Keera; antar kawasan di dalam kawasan b. Waduk yaitu Waduk Kalola di Kecamatan perkotaan dan kawasan Maniangpajo; perdesaan; c. Jalan lokal adalah ruas jalan yang berfungsi sebagai penghubung kawasan-kawasan di dalam wilayah kecamatan dan dalam kawasan perkotaan dan perdesaan di luar jalan kolektor dan arteri. (3) Terminal Bus Regional adalah terminal yang difungsikan sebagai terminal angkutan antar kota dalam wilayah propinsi, yang berlokasi di Kecamatan Sinjai Timur. (4) Pelabuhan Laut adalah pelabuhan
11
Lampiran II
yang difungsikan sebagai pelabuhan Pannasae, Embung Pasa Pasa, Embung Labukkang, Embung Kalidengnge, Embung bongkar muat barang dan jasa antar Maroanging, Embung Botto Benteng, pulau dan atau nusantara, yang Embung Bontto Tanre di Kecamatan berlokasi di Kecamatan Sinjai Utara Majauleng, Embung Bekke di Kecamatan dan Kecamatan Sinjai Timur. Penrang, Embung Kulampu, Embung (5) Lapangan Udara adalah prasarana Barangmamase, Embung Folla, Embung Lompo Mallopie, Embung Sakkoli di perangkutan udara yang difungsikan Kecamatan Sajoangingg, Embung Keera, sebagai bandar udara bongkar muat Embung Teppo Balanda di Kecamatan barang dan jasa antar kabupaten dan Keera, Embung Lompo Labawi Masara di propinsi, yang berlokasi di Kecamatan Kecamatan Pitumpanua, Embung Bulupoddo. Malimongeng, Embung Tobatang, Embung Wecudai, Embung Palaguna di Kecamatan (6) Prasarana kelisrikan meliputi Pammana, Embung Manurung, Embung Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Rajamawellang, Embung Aluppalang, (PLTD), jaringan listrik, gardu induk, Embung Tocule, Embung Pasir Putih di gardu pembantu, travo, pembangkit Kecamatan Bola, Embung Soro, Embung listrik hidro-mikro (turbin) khususnya Parigi, Embung Laceppung I, Embung di kawasan perdesaan yang Laceppung II, Embung Donri-Donri, Embung mempunyai sumber air sungai dan Jarakania di Kecamatan Tanasitolo, Embung Sakkoli , Embung Saloampu di Kecamatan tidak terlayani jaringan lisrik, dan Sabbangparu, Embung Ukka’e, Embung tenaga surya khususnya di kawasan Lakadaung, Embung Lamate, Embung Kecamatan Pulau-Pulau Sembilan yang Callacu I, Embung Callacu II, Embung tidak terjangkau jaringan listrik Lamessi, Embung Lapoloaju, Embung konvensional termasuk di kawasan Lamaria di Kecamatan Maniangpajo. perdesaan. e. Danau yaitu Danau Tempe yang meliputi Kecamatan Tempe, Kecamatan Belawa, (7) Prasarana irigasi meliputi sumber air
12
Lampiran II
baku (sungai dan mata air), jaringan Kecamatan Tanasitolo, dan Kecamatan Kec primer, jaringan sekunder, jaringan Sabbanngparu; tersier dan embung-embung (situ) dan f. Cekungan Air Tanah (CAT) yang meliputi: atau checkdam/waduk. Cekungan Air Tanah (CAT) lintas kabupaten, yaitu CAT Pinrang-Sidenreng Pinrang di Kecamatan Maniangpajo, dan CAT Siwa-Pompanua Siwa di Kecamatan Pitumpanua
(8) Prasarana telekomunikasi adalah prasarana telepon meliputi Stasiun Telepon Otomat (STO), jaringan telepon, rumah kabel, kotak pembagi dan telepon umum. Khusus untuk kawasan yang tidak atau sulit terjangkau system jaringan, dikembangkan system telepon radio dan atau satelit.
BUPATI BONE
DR. H. A. FAHSAR M. PADJALANGI, M.Si
13
RPJM NASIONAL 2009–2014 VISI
RPJMD PROVINSI SULSEL 2013 – 2018
“ Bone yang lebih Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai, dan Agamis “
VISI
RPJPD KAB.BONE 2005 – 2025
MISI
“ Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera “
VISI
RPJMD KAB.BONE 2013 -2018
SINKRONISASI RPJM NASIONAL TAHUN 2009–2014, RPJMD SULAWESI SELATAN TAHUN 2013 – 2018, RPJPD KABUPATEN BONE TAHUN 2005-2025 DENGAN RPJMD KABUPATEN BONE TAHUN 2013 – 2018
VISI
‘’Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 ‘’
MISI
“ Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan ”
MISI
MISI
1. Melanjutkan pembangunan 1. Mendorong semakin 1. Mewujudkan kualitas Sumber 1. Meningkatkan pelayanan menuju Indonesia yang berkembangnya masyarakat Daya Manusia yang tangguh kesehatan yang berkualitas, Sejahtera; yang religius dan kerukunan dengan prioritas terjangkau, adil dan merata; 2. Memperkuat Pilar-Pilar intra dan antar ummat mencerdaskan dan 2. Meningkatkan pemerataan Demokrasi; beragama; meningkatkan derajat dan kualitas pendidikan yang 3. Memperkuat Dimensi 2. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; berkeadilan berbasis nilai-nilai Keadilan di semua bidang. kemakmuran ekonomi 2. Mewujudkan agama dan kearifan lokal kesejahteraan sosial dan penyelenggaraan untuk mewujudkan manusia kelestariaan lingkungan; pemerintahan yang baik dan mandiri;
Lampiran III
1
Lampiran III
3.
4.
5.
6.
7.
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, 3. kesehatan dan infrastruktur wilayah; Meningkatakan daya saing daerah dan sinergitas regional, 4. nasional dan global; Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum; Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan 5. kesatuan bangsa; Meningkatkan perwujudan Kepemerintahan yang baik. 6.
7.
bertanggung jawab; Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan dan menjamin tegaknya supremasi hukum; Mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas dan nilai tambah hasil-hasil potensi daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; Mewujudkan stabilitas keuangan daerah, peningkatan investasi, dan penanggulangan kemiskinan; Mewujudkan kesejahteraan sosial, kualitas beragama, pengembangan budaya, peranan perempuan dan perlindungan anak serta pemuda dan olahraga; Mewujudkan keamanan, ketertiban dan harmonisasi antar kelompok masyarakat.
3.
4.
5.
6.
Mengembangkan dan menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dan kelestarian lingkungan; Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam memenuhi hak-hak dasar masyarakat yang berkeadilan; Mengembangkan seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat; Menguatkan budaya politik dan hukum yang demokratis dan bebas KKN.
2
Agenda I : Pembangunan 1. Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
PRIORITAS TUJUAN
Agenda IV Hukum Dan Korupsi
4.
: Penegakkan Pemberantasan 3.
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
Agenda II : Perbaikan Tata 2. Kelola Pemerintahan
Meningkatkan kualitas kehidupan religius masyarakat dan kerukunan intra dan antar umat beragama; Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial, meningkatkan kelestarian lingkungan dan Sumber Daya Alam; Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan, meningkatkan akses dan layanan kesehatan, meningkatkan akses dan kualitas layanan Infrastruktur; Meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan kerja sama antar kabupaten/kota serta sinergitas nasional dan global;
Lampiran III
PRIORITAS
TUJUAN
8.
7.
6.
5.
4.
3.
RPJM I : Menciptakan landasan 1. yang kokoh bagi upaya untuk mengakselerasi pembangunan 2. Kabupaten Bone di masa yang akan datang;
RPJM II : Medorong tercapainya peningkatan kemampuan dan kontribusi daerah dalam menciptakan kemandirian lokal dibidang ekonomi, pemerintahan yang bersih dan profesional dalam mewujudkan tatanan Indonesia yang lebih maju, adil dan berkembang kearah yang lebih baik; RPJM III : Mengakselerasi usahausaha untuk mengejar ketertinggalan atau memenuhi target yang belum tercapai di segala bidang pembangunan;]
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan; Meningkatkan pencegahan dan penanganan penyakit menular maupun tidak menular; Mengurangi kematian ibu, bayi dan balita serta memperbaiki status gizi masyarakat Meningkatkan cakupan air bersih dan sanitasi masyarakat; Mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk; Meningkatkan akses, kualitas pendidikan yang berkeadilan berbasis nilai-nilai agama sehingga mampu mendorong tercapainya manusia yang mandiri dan sejahtera; Meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat; Meningkatkan prestasi olahraga dan peran pemuda dalam pembangunan;
3
Lampiran III
5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan demokrasi dan penegakan hukum, meningkatkan kesetaraan gender dan perlindungan anak; 6. Memelihara ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat, memelihara harmoni sosial dan kesatuan bangsa; 7. Mewujudkan pemerintahan yang baik.
9.
RPJM IV : Mewujudkan Kabupaten Bone yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan 10. menekankan terbangunnya struktur ekonomi lokal yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif regional, nasional dan internasional
11.
12.
13.
Meningkatkan investasi, pengembangan industri, koperasi UMKM, perdagangan dan pariwisata untuk mengurangi pengangguran; Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil-hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan untuk mewujudkan ketahanan pangan; Meningkatkan penataan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, pelestarian hutan dan lingkungan hidup; Meningkatkan pembangunan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah; Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil, perlindungan sosial;
4
Lampiran III
14.
15.
16.
17.
18.
Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan perempuan, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak; Meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan lembaga pendidikan dan masyarakat; Meningkatkan partisipasi politik dan kondusifitas lingkungan masyarakat; Menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih, transparan, partisipatif, dan akuntabel; Meningkatkan ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas didukung data statistik.
5
BUPATI BONE
DR. H. A. FAHSAR M. PADJALANGI, M.Si
6
Penjelasan : Berdasarkan kajian hubungan anatara RPJM Nasional Tahun 2009-2014, RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, RPJPD Kabupaten Bone Tahun 2005 – 2025 dan RPJMD Kabupaten Bone Tahun 2013 - 2018, digambarkan sebagai berikut: 1. Visi Kabupaten Bone sesuai/sejalan/selaras dengan Visi RPJM Nasional (2009 – 2014), Visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan (2013 – 2018) dan Visi RPJPD Kabupaten Bone (2005 – 2025); 2. Misi Kabupaten Bone sesuai/sejalan/selaras dengan Misi RPJM Nasional (2009 – 2014), Misi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan (2013 – 2018) dan Misi RPJPD Kabupaten Bone (2005 – 2025);
Lampiran III
6.
5.
4.
3.
2.
1.
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, adil dan merata; Meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan yang berkeadilan berbasis nilai-nilai agama dan kearifan lokal untuk mewujudkan manusia mandiri; Mengembangkan dan menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dan kelestarian lingkungan; Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam memenuhi hak-hak dasar masyarakat yang berkeadilan; Mengembangkan seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat; Menguatkan budaya politik dan hukum yang demokratis dan bebas KKN.
MISI
Visi : Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera di Tahun 2018
RPJMD KAB.BONE 2013-2018
A. Rencana Peruntukan Kawasan Lindung : a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya b. Kawasan perlindungan setempat c. Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya; d. Kawasan rawan bencana alam e. Kawasan lindung geologi f. Kawasan lindung lainnya B. Rencana Peruntukan Kawasan Budidaya a. Kawasan peruntukan hutan produksi b. Kawasan peruntukan pertanian c. Kawasan peruntukan perikanan d. Kawasan peruntukan pertambangan e. Kawasan peruntukan industri
ARAHAN POLA RUANG (KLASIFIKASI RUANG)
RTRW KAB.BONE 2012 - 2032
SANDINGAN RPJPD KABUPATEN BONE THN 2005-2025, RPJMD KABUPATEN BONE 2013-2018 DENGAN RTRW KAB. BONE TAHUN 2012 - 2032 RPJPD KAB.BONE 2005-2025
MISI
Visi : Bone yang lebih Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis
1.
2. 3. 4.
5.
Mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia yang tangguh dengan prioritas mencerdaskan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab; Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan dan menjamin tegaknya supremasi hukum; Mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas dan nilai tambah hasil-hasil potensi daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; Mewujudkan stabilitas keuangan daerah, peningkatan investasi, dan penanggulangan kemiskinan;
Lampiran IV
1
6. Mewujudkan kesejahteraan sosial, kualitas beragama, pengembangan budaya, peranan perempuan dan perlindungan anak serta pemuda dan olahraga; 7. Mewujudkan keamanan, ketertiban dan harmonisasi antar kelompokn masyarakat. TUJUAN (ARAH KEBIJAKAN) A. Mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia yang tangguh dengan prioritas mencerdaskan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat : 1. Reorientasi kebijakan pendidikan dan pelatihan agar tanggap terhadap dinamika pembangunan dan permintaan pasar tenaga kerja 2. Demokratisasi pendidikan bagi seluruh warga masyarakat untuk mendapatkan haknya dalam pendidikan 3. Peningkatan kemampuan konseptual, teknis dan manajerial 4. Peningkatan kualitas pendidikan 5. Peningkatan cakupan dan pelayanan mutu kesehatan masyarakat terutama penduduk miskin
Lampiran IV
1.
2.
3.
4.
STRATEGI
f. Kawasan peruntukan pariwisata g. Kawasan peruntukan pemukiman h. Kawasan peruntukan lainnya
STRUKTUR RUANG
Mencukupi kebutuhan sarana dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten prasarana kesehatan seperti PONED dan Bone meliputi : PONEK serta menerapkan sertifikasi dan A. Pusat-Pusat Kegiatan, meliputi : akreditasi RS dan Puskesmas. a. PKW yaitu kawasan Perkotaan Meningkatkan mutu sumber daya Watampone yang meliputi Kecamatan kesehatan melalui penerapan budaya Tanete Riattang, Kecamatan Tanete kerja dan pengembangan Riattang Barat, dan Kecamatan Tanete profesionalisme tenaga kesehatan, serta Riattang Timur pemberian kesempatan untuk mengikuti b. PKLp adalah kawasan perkotaan pendidikan dan pelatihan di bidang Palattae di Kecamatan Kahu kesehatan. c. PPK, meliputi : Meningkatkan kerjasama dalam - Kawasan Perkotaan Pattiro Bajo di pelayanan kesehatan dalam bentuk MoU Kecamatan Sibulue antara pemerintah daerah dengan - Kawasan Perkotaan Taccipi di penyedia layanan kesehatan swasta Kecamatan Ulaweng Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi - Kawasan Perkotaan Camming di keluarga miskin melalui jaminan Kecamatan Libureng kesehatan masyarakat (Jamkesmas), dan - Kawasan Perkotaan Matango di peningkatan jaminan kesehatan daerah Kecamatan Lappariaja (Jamkesda)
2
6. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat, pola makan gizi seimbang dan peningkatan kegiatan olahraga dilingkungan keluarga dan masyarakat 7. Peningkatan upaya terpadu untuk menjamin kecukupan pangan dan perbaikan gizi masyarakat 8. Meningkatkan kegiatan olahraga ditengah masyarakat sejak dini B. Mewujudkan penyelenggaran pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab : 1. Meningkatnya penerapan prinsipprinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan 2. Meningkatkan efektifitas pengawasan aparat melalui koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat 3. Peningkatan pemberdayaan pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat 4. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan pemerintah daerah secara efektif dan responsif 5. Peningkatan efektifitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur 6. Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan umum dan pelayanan unggulan
Lampiran IV
5. Meningkatkan promosi kesehatan dan perilaku hidup sehat melalui sarana informasi dan optimalisasi tenaga kesehatan di Puskesmas dan kelompok masyarakat. 6. Meningkatkan pencegahan melalui promosi kesehatan dan meningkatkan pelayanan dalam penanggulangan penyakit. 7. Meningkatkan kapasitas bidan dalam kesiapsiagaan persalinan dan mengembangkan desa siaga aktif. 8. Optimalisasi Posyandu dan tenaga kesehatan dalam pemantauan tumbuh kembang anak. 9. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sarana air bersih dan sanitasi bagi kesehatan keluarga. 10. Meningkatkan peserta KB aktif melalui komunikasi, informasi dan edukasi dengan mengoptimalkan peran kader Posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas. 11. Optimalisasi Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR 12. Meningkatkan penyediaan bantuan operasional pendidikan, pemberian bantuan pendidikan bagi anak dari keluarga miskin, serta penerapan efisiensi penyelenggaraan pendidikan pada masing-masing satuan pendidikan.
- Kawasan Perkotaan Lalebbata di Kecamatan Lamuru - Kawasan Perkotaan Componge di Kecamatan Awangpone - Kawasan Perkotaan Pompanua di Kecamatan Ajangale - Kawasan Perkotaan Bojo di Kecamatan Kajuara d. PPL, meliputi : - Kawasan Bulu-Bulu di Kecamatan Tonra - Kawasan Kadai di Kecamatan Mare - Kawasan Tanete Harapan di Kecamatan Cina - Kawasan Apala di Kecamatan Barebbo - Kawasan Lonrong di Kecamatan Ponre - Kawasan Passippo di Kecamatan Palakka - Kawasan Kahu di Kecamatan Bontocani - Kawasan Manera di Kecamatan Salomekko - Kawasan Latobang di Kecamatan Patimpeng - Kawasan Tujue di Kecamatan Tellu Limpoe Kawasan Bengo di Kecamatan Bengo Kawasan Tokaseng di Kecamatan Tellu Siattinge -
3
C. Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan dan menjamin tegaknya supremasi hukum : 1. Memperkuat tatanan masyarakat sipil 2. Peningkatan kualitas pelaksanaan otonomi daerah 3. Mewujudkan demokrasi melalui pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat 4. Mewujudkan tegaknya supremasi hukum disegala bidang untuk menciptakan rasa aman dan tentram bagi seluruh masyarakat D. Mewujudkan peningkatan produksi, produktifitas dan nilai tambah hasil-hasil potensi daerah secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan : 1. Peningkatan pengamanan lahan sawah didaerah irigasi berproduktifitas tinggi menuju kemandirian pangan 2. Peningkatan populasi hewan ternak 3. Peningkatan diversifikasi pangan 4. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan 5. Pengembangan usaha pertanian secara terpadu dengan konsep agribisnis 6. Peningkatan daya saing produksi pertanian dan perikanan melalui
Lampiran IV
13. Meningkatkan pemerataan sarana - Kawasan Taretta di Kecamatan Amali prasarana pendidikan melalui perbaikan - Kawasan Uloe di Kecamatan Dua ruang kelas rusak, penambahan kelas Boccoe dan pembangunan sekolah baru sesuai - Kawasan Ujung Tanah di Kecamatan kebutuhan. Cenrana 14. Meningkatkan mutu pendidikan melalui B. Sistem Jaringan Prasarana Utama pemberian kesempatan studi lanjut atau a. Sistem jaringan transportasi darat mengikuti pendidikan dan latihan bagi a) Sistem jaringan jalan, terdiri atas : pendidik dan tenaga kependidikan. i. Jaringan jalan 15. Meningkatkan pelayanan perpustakaan a. Jalan Arteri : Jalan daerah melalui peningkatan kapasitas Watampone – Pelabuhan pengelola perpustakaan, penambahan Bajoe, Jalan MH.Thamrin, koleksi perpustakaan, serta Jalan Yos Sudarso, Jalan pengembangan minat baca masyarakat. Batas Kab.Maros-Ujung 16. Meningkatkan pembinaan dan kompetisi Lamuru, Jalan Ujung Lamuruolahraga unggulan, pembinaan Batas Kota Watampone, organisasi kepemudaan dan organisasi Jalan MT Haryono, Jalan kesiswaan serta peningkatan kapasitas Ahmad Yani, Jalan Petta pemuda tentang kecakapan hidup dan Ponggawae; kewirausahaan bekerjasama dengan b. Jalan Kolektor K1 : Bajopihak swasta. Arasoe, Arasoe-Batas Kota 17. Optimalisasi kinerja dan peningkatan Watampone, Jalan Gatot kualitas pelayanan perijinan satu pintu, Subroto, Jalan pemindahan perijinan yang masih Jend.Sudirman, Jalan ditangani oleh dinas/instansi tertentu ke Merdeka, Jalan SKPD yang menangani perizinan, WR.Supratman, Jalan peningkatan kerjasama dengan Veteran, Jalan Urip stakeholder investasi, peningkatan Sumoharjo; infrastruktur pendukung investasi, dan c. Jalan Kolektor K2 : Jalan pemberian insentif daerah bagi calon Tanabatue-Sanrego, Jalan investor. Ujung Lamuru-Batas
4
upaya peningkatan pasca panen dan pengolahan 7. Penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk kelola resiko usaha pertanian dalam mendukung pengembangan agroindustri 8. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan hutan tanaman industri 9. Perkuatan kelembagaan pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sarana produksi dan meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan 10. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup diwilayah pesisir, laut dan air tawar 11. Pengarusutamaan prisip-prinsip pembangunan berkelanjutan keseluruh bidang pembangunan 12. Peningkatan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup 13. Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup dan berperan aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas lingkungan hidup
Lampiran IV
18. Meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja melalui pelatihan kerja sesuai permintaan pasar kerja, serta peningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam pendidikan dan pelatihan kerja, dan magang kerja. 19. Mengembangkan destinasi wisata melalui optimalisasi sarana dan prasarana pariwisata, pengelolaan obyek wisata, dan pengembangan industri dan jasa pariwisata bekerjasama dengan swasta dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). 20. Meningkatkan kapasitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah melalui pelatihan manajemen usaha dan pemasaran produk UMKM dan pelatihan kewirausahaan. 21. Mengembangkan usaha koperasi melalui peningkatan kapasitas pengurus Koperasi mengenai manajemen koperasi bekerjasama dengan lembaga perbankan; 22. Meningkatkan kapasitas pelaku IKM melalui fasilitasi alat, pelatihan manajemen usaha dan pemasaran produk, fasilitasi dalam mengakses permodalan, dan fasilitasi temu usaha dengan usaha skala besar;
Soppeng, Batas SoppengPompanua, Jalan Ujung Lamuru-Palattae, Jalan Palattae-Bojo, Jalan TaccipiWaempubbu-Pompanua d. Jalan Kolektor K4 dan Jalan Lokal ii. Lalu lintas dan angkutan jalan a. Trayek Angkutan barang : Kota Makassar-Bajoe-KolakaKendari (Sulawesi Tenggara), Kota Watampone-MarosMakassar, Kabupaten BonePalopo-Palu (Sulawesi Tengah), Kabupaten BoneMamuju, Kabupaten BonePolewali (Sulawesi Barat) b. Trayek Angkutan Penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP) : Bone-MarosMakassar, BoneWatangsoppeng, BoneSengkang, Bone-SinjaiBulukumba-Selayar, BoneSinjai, Bone-Wajo-LuwuPalopo, Bone-Wajo-LuwuPalopo-Luwu Utara (Malangke dan Masamba) dan BoneWajo-Luwu-Palopo-MasambaLuwu Timur (Tomoni, Mangkutana dan kalaena)
5
14. Pemanfaatan keunggulan kompetitif dalam rangka menciptakan struktur ekonomi produktif dan berbasis masyarakat E. Mengembangkan kemampuan untuk memperluas target pasar regional, nasional dan internasional secara proporsional dan berkelanjutan : 1. Kota Watampone sebagai pusat perdagangan regional 2. Integrasi pengembangan kota-desa 3. Pengentasan kemiskinan secara terpadu 4. Pemanfaatan teknologi jasa (eservices) F. Mewujudkan ketahanan sosial budaya melalui peningkatan kesejahteraan sosial, kualitas beragama, pengembangan budaya dan pariwisata, peran perempuan dan olahraga : 1. Terwujudnya Bone sebagai pusat studi budaya bugis 2. Peningkatan peran perempuan dan pengarusutamaan gender 3. Pembinaan pemuda dan olahraga 4. Terwujudnya kerukunan beragama melalui peningkatan pemahaman nilai-nilai dan ajaran agama G. Mewujudkan keamanan, ketertiban dan harmonisasi antar kelompok masyarakat : 1. Meningkatnya peran serta masyarakat
Lampiran IV
23. Meningkatkan perbaikan/pembangunan sarana dan prasarana perdagangan, penataan pedagang kakilima, pengendalian pasar retail modern, serta pengembangan jaringan kerjasama perdagangan; 24. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian melalui pemberdayaan kelompok tani, penyediaan sarana produksi (bibit unggul, pupuk dan pestisida), alsintan dan jaringan irigasi serta jalan usaha tani dan pencegahan, pengendalian dan pemantauan organisme pengganggu tanaman (OPT), bencana alam banjir/kekeringan, dan mengoptimalkan penyuluhan pertanian/perkebunan; 25. Meningkatkan populasi ternak dan hasil peternakan melalui penerapan inseminasi buatan, pengembangan hijauan makanan ternak, menekan pemotongan betina produktif dan mengatasi kelangkaan pejantan; 26. Meningkatkan produksi, mutu dan nilai jual hasil perikanan dan produk olahan ikan melalui peningkatan sarana dan prasarana, penerapan sistem rantai dingin, serta meningkatkan pemberdayaan kelompok nelayan, pembudidaya ikan dan kelompok pengolahan dan pemasaran;
c. Trayek Angkutan Penumpang antar kota antar provinsi (AKAP) : Kota Makassar-BajoeKolaka-Kendari, Bone-PalopoPalu, Bone-Mamuju (Sulawesi Barat) dan Bone-Polewali (Sulawesi Barat)
d. Trayek Angkutan penumpang perkotaan dan perdesaan dalam Kabupaten Bone : Angkutan umum dalam kota, Terminal Petta Ponggawae, watampone-Palattae, Watampone-Bengo, Watampone-Lappariaja, Watampone-Camming, Watampone-Awangpone, Watampone-Ajangale, Watampone-Cenrana, Watampone-Uloe e. Terminal : rencana pengembangan terminal penumpang tipe B Petta Ponggawae di Kelurahan Bulu Tempe Kecamatan Tanete Riattang Barat, terminal tipe B di Palattae, tipe C di Bengo, tipe C di Ulaweng-KajuaraLappariaja-TellulimpoeAjangale-Mare-Sibulue,
6
dan profesionalisme institusi yang terkait dengan masalah keamanan 2. Terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat 3. Pemberdayaan organisasi kemasyarakatan, sosial keagamaan dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam mencegah dan mengoreksi keadilan, diskriminasi dan ketimpangan sosial 4. Memantapkan peran pemerintah daerah sebagai fasilitator dan mediator dalam menjaga dan memelihara keamanan, perdamaian dan harmoni dalam masyarakat
Lampiran IV
27. Meningkatkan penanganan wilayah rawan pangan melalui pengembangan lumbung pangan dan penguatan LDPM, percepatan penganekaragaman konsumsi pangan beragam melalui sosialisasi, promosi dan edukasi, bergizi seimbang dan aman, serta meningkatkan pengawasan terhadap mutu dan keamanan pangan; 28. Menetapkan sawah lestari dan mengendalikan ijin alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian bekerjasama dengan Badan Pertanahan Negara; 29. Peningkatan tertib administrasi pertanahan melalui peningkatan pelayanan bekerjasama dengan Kantor Pertanahan Negara; 30. Mengurangi hutan dan lahan kritis melalui reboisasi, penanganan lahan kritis dan pengembangan hutan rakyat, dan penertiban industri hasil hutan dengan mengoptimalkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH); 31. Meningkatkan pemantauan kualitas air, tanah dan udara dengan mengoptimalkan laboratorium BLHD, pelayanan pengaduan dan penegakan hukum terhadap kasus-kasus lingkungan; 32. Meningkatkan pembangunan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan pada kawasan padat lalu lintas;
terminal agro di kawasan Agropolitan Pasaka Kecamatan Kahu, terminal barang di Kecamatan Tanete Riattang Timur, terminal angkutan antar moda transportasi di Pelabuhan Bajoe dan bandar Udara di Kecamatan Awangpone, unit jembatan timbang di Kelurahan tanabatue Kecamatan Libureng, dan unit pengujian kendaraan bermotor di Desa pasippo Kecamatan Palakka b) Sistem jaringan transportasi sungai dan penyeberangan berupa pelabuhan penyeberangan ditetapkan di Pelabuhan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur c) Sistem jaringan perkeretaapian merupakan jaringan jalur kereta api umum antarkota Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Barat-parepareBarru-Pangkajene-Maros-MakassarSungguminasa-Takalar-BulukumbaWatampone-Pareparwe b. Sistem jaringan transportasi laut, terdiri dari : a) Pelabuhan pengumpul, yaitu Pelabuhan Bajoe di Kecamatan Tanete Riattang Timur
7
Lampiran IV
33. Mengembangkan sistem pengawasan b) Pelabuhan pengumpan : Pelabuhan dan pelaporan aktivitas pertambangan, Uloe di Kecamatan Dua Boccoe, dan bekerjasama dengan PLN dalam Waetuwo di Kecamatan Tanete penyediaan jaringan listrik pada wilayah Riattang Timur, Kading di Kecamatan terpencil, serta mengembangkan energi Barebbo, Pattiro di Kecamatan alternatif melalui sistem demplot; Sibulue, Lapangkong di Kecamatan 34. Meningkatkan pembangunan jalan dan Kajuara dan Tuju-Tuju di Kecamatan jembatan kabupaten yang berkondisi Kajuara rusak berat, dan melakukan perbaikan c. Sistem jaringan transportasi udara, jalan berkondisi rusak ringan; berupa bandar udara pengumpan di 35. Meningkatkan perbaikan jaringan irigasi Kecamatan Awangpone baik primer, sekunder maupun tersier; C. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya berupa : 36. Meningkatkan penyediaan air baku dan a. Sistem Jaringan Energi : Pembangkit pengelolaan melalui pemeliharaan tenaga listrik, jaringan transmisi tenaga sumber mata air dan pengembangan listrik dan jaringan pipa minyak dan gas PDAM; bumi; 37. Meningkatkan pelayanan transportasi b. Sistem Jaringan Telekomunikasi : melalui peningkatan fasilitas terminal, jaringan teresterial dan jaringan satelit; penyediaan sarana keselamatan lalu c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air : lintas, perbaikan manajemen Wilayah Sungai (WS) (Walanaetransportasi, dan peningkatan ketertiban Cenranae, Jeneberang dan Saddang), lalu lintas bekerjasama dengan Bendungan (Sanrego), Waduk kepolisian, swasta dan masyarakat; (Paccapaseng, Waru-Waru), Bendung 38. Mendorong pengembang dalam (Pattiro, Lekoballo, Calinrung, Wollangi, penyediaan rumah sederhana; Palakka, Jaling, Lanca, Bengo), Embung : 39. Meningkatkan rehabilitasi rumah tidak Linre, Tellongeng, Padaidi, Tempelayak huni pada kawasan permukiman Tempe, Cinnong, Ujung, dan kumuh dan memberikan dana stimulan Mattirobulu, Mata air (Wollangi 1 dan 2, dalam pembangunan sarana air bersih Panyili, Cinnong, Batu-Batu, Barebbo, dan sanitasi; Lamuru, Maccedde), Cekungan Air Tanah (CAT) : CAT Siwa-Pompanua dan
8
Lampiran IV
40. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil; 41. Optimalisasi potensi kelembagaan sosial masyarakat dan penguatan gerakan sosial masyarakat dalam penanganan penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); 42. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa melalui pengembangan lembaga ekonomi desa, pengembangan potensi desa, dan pemberdayaan kelompok ekonomi masyarakat; 43. Meningkatkan pembangunan gender melalui pengembangan dukungan dan komitmen kepala daerah dan kepala SKPD dalam penyelenggaraan PUG, meningkatkan peran aktif Kelompok Kerja PUG, meningkatkan kapasitas Tim Teknis Pokja PUG dan Focal Point SKPD; 44. Optimalisasi P2TP2A dalam penanganan perempuan dan anak korban kekerasan, serta pemberdayaan perempuan dalam peningkatan usaha ekonomi produktif; 45. Meningkatkan sarana dan prasarana di lokasi permukiman transmigrasi;
CAT Sinjai yang meliputi Kajuara; d. Sistem Jaringan Irigasi; e. Sistem Pengendalian Banjir; f. Sistem Pengamanan Pantai;
9
Lampiran IV
46. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana dan pendidikan seni budaya, penyelenggaraan event-even seni budaya daerah dan pelestarian kekayaan budaya daerah; 47. Meningkatkan pengetahuan mengenai hak politik masyarakat melalui pendidikan politik dan edukasi menengai wawasan kebangsaan; 48. Meningkatkan patroli penegakan perda dan pencegahan tindak kriminal melalui optimalisasi linmas di setiap desa/kelurahan; 49. Optimalisasi PAD melalui pembukaan potensi sumber pendapatan daerah, meningkatkan kinerja sumber pendapatan daerah, mencegah kebocoran pendapatan, memberikan penghargaan dan sanksi kepada pengelola sumber pendapatan daerah; 50. Peningkatan komitmen pimpinan daerah dan seluruh aparat, mempercepat penyelesaian tindak lanjut LHP dan action plan, memperbaiki sistem keuangan daerah, meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan, memperkuat regulasi daerah dalam mencapai WTP;
10
Lampiran IV
51. Optimalisasi pengelolaan aset daerah melalui kajian evaluasi aset-aset daerah, memperbaiki managemen aset, perbaikan kinerja pengelola aset, dan peningkatan kapasitas pengelolaan aset; 52. Meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah daerah dan DPRD dalam menjalankan tugas dan fungsinya melalui pendidikan kedinasan, bimbingan teknis dan pelatihan; 53. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah, terbentuknya produk-produk hukum daerah, penyediaan informasi dan pelayanan pengaduan masyarakat; 54. Meningkatkan pengelolaan arsip secara baku dengan mengoptimalkan arsiparis dan aparatur di masing-masing SKPD; 55. Meningkatkan pemanfaatan jaringan komunikasi dan informasi berbasis internet melalui fasilitasi sarana prasarana teknologi informasi secara merata di SKPD dan ruang publik;
11
Lampiran IV
56. Pelaksanaan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, perencanaan sektoral dan perencanaanperencanaan normatif lainnya melaui pemanfaatan optimal potensi aparatur perencana dan aparatur perencana SKPD terkait serta pelibatan stakeholder profesional yaitu konsultan dan perguruan tinggi; 57. Pelaksanaan penyusunan data dan informasi statistik daerah dilakukan melalui kerjasama dengan BPS.
BUPATI BONE
DR. H. A. FAHSAR M. PADJALANGI, M.Si
12