MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2011 sampai dengan Maret 2011. Penelitian dilakukan di lima lokasi peternakan rakyat yang memelihara kambing PE di wilayah Jawa Barat yaitu, UPTD Perbibitan Ternak Kambing PE Malaganti, Peternakan Bapak Aan, Kelompok Ternak Marga Rahayu “Sri Murni” (Langensari, Banjar), Kelompok Tani Karsa Menak (Gobras, Tasikmalaya) dan Kelompok Ternak Surya Medal (Sariwangi, Tasikmalaya). Materi Ternak Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah kambing perah PE sebanyak 100 ekor betina, terdiri atas 20 ekor pada UPTD Perbibitan Ternak Kambing PE Malaganti, 20 ekor pada Peternakan Bapak Aan, 20 ekor pada Kelompok Ternak Marga Rahayu “Sri Murni”, 20 ekor pada Kelompok Tani Karsa Menak dan 20 ekor pada Kelompok Ternak Surya Medal. Ternak yang digunakan adalah kambing betina dewasa pada laktasi ke- 2. Pakan Pemberian pakan dan persentase penggunaan pakan yang dilakukan pada kelima peternakan adalah sama. Konsentrat yang digunakan sebanyak 20% berupa ampas tahu dan penggunaan hijauan 80% terdiri dari 48% dedaunan dan 32% berupa rumput gajah. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah tongkat ukur, tali ukur dan timbangan skala 100 kg, yang digunakan untuk pengukuran bagian tubuh pada ternak yang menjadi parameter dalam penelitian ini. Produksi susu dan volume kelenjar susu diukur dengan menggunakan ember, gelas ukur 1000 ml dan milk can. Dokumentasi selama kegiatan penelitian menggunakan kamera.
12
Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapat secara langsung di lapangan, dari wawancara langsung dengan pemilik ternak maupun dengan melakukan pengamatan di lapangan. Data sekunder didapat dari data yang ada di peternakan. Pengumpulan data di kelima peternakan dilakukan dengan bantuan teknisi dan anak kandang yang terdapat di masing-masing lokasi peternakan. Pengumpulan data dilakukan sebanyak empat kali untuk setiap ekor. Pengumpulan data dilakukan pada pukul 07.00-08.00 WIB setelah pemerahan. Selang waktu antara pengumpulan data pertama dengan pengumpulan data berikutnya adalah satu minggu. Ternak tidak diberi perlakuan khusus sebelum maupun sesudah pengambilan data. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati meliputi lingkar dada, dalam dada, lebar dada, panjang telinga, tinggi badan, panjang badan, volume ambing, volume puting, volume ambing, dalam ambing, lingkar ambing, panjang puting, lingkar puting, bobot badan, lingkar metatarsus dan produksi susu induk betina. (1)
Lingkar Dada
(LiD) dalam cm, diukur dengan melingkarkan pita ukur
sepanjang rongga dada atau dari tulang dada di belakang tulang bahu dan tulang belikat menggunakan tali ukur.
Gambar 4. Pengukuran Lingkar Dada (2)
Dalam Dada (DD) dalam cm, diukur dengan mengukur tegak lurus dari tulang punggung tegak lurus dengan tulang dada menggunakan tongkat ukur.
13
Gambar 5. Pengukuran Dalam Dada (3)
Lebar Dada (LeD) dalam cm, diukur dengan mengukur jarak antara penonjolan bahu (tubersitas humeri) sebelah kiri sampai penonjolan bahu sebelah kanan menggunakan caliper.
(4)
Panjang Telinga (PT) dalam cm, diukur dengan pita ukur. Pengukuran dilakukan dari pangkal telinga hingga ke ujung telinga.
Gambar 6. Pengukuran Panjang Telinga (5)
Tinggi Badan (TB) dalam cm, diukur dengan tongkat ukur. Pengukuran tinggi badan dilakukan dari dasar tanah sampai tinggi pundak pada ruas punggung awal sebagai patokan tinggi badan kambing PE.
Gambar 7. Pengukuran Tinggi Badan
14
(6)
Panjang Badan (PB) dalam cm, diukur dengan tongkat ukur yang dilakukan membentuk garis miring dari penonjolan bahu (tubersitas humeri) sampai tulang duduk (tuber ischii).
Gambar 8. Pengukuran Panjang Badan (7)
Volume Kelenjar Susu (VKS) dalam ml, diukur meliputi keseluruhan volume kelenjar penghasil susu yang terdiri atas ambing dan puting. Pengukuran dilakukan dari pangkal kelenjar susu sampai ujung puting dengan cara mencelupkan kelenjar susu ke dalam wadah berisi air, kemudian air yang tumpah tersebut ditampung dan dianggap sebagai volume kelenjar susu.
Gambar 9. Pengukuran Volume Kelenjar Susu (8)
Volume Puting (VPtg) dalam ml, diukur dengan cara seperti melakukan pengukuran volume kelenjar susu akan tetapi batas kelenjar susu yang dicelupkan ke dalam wadah berisi air hanya sampai pada pangkal puting. Volume air yang tumpah kemudian ditampung dan dianggap sebagi volume puting.
15
Gambar 10. Pengukuran Volume Puting (9)
Volume Ambing (VAm) dalam ml, diukur dari pangkal kelenjar susu sampai batas pangkal puting. Pengukuran dilakukan dengan cara mengurangi jumlah volume kelenjar susu dengan volume puting. Hasil pengurangan tersebut dianggap sebagai volume ambing.
Gambar 11. Pengukuran Volume Ambing (10) Dalam Ambing (DAm) dalam ml, diukur dengan mengukur panjang dari pangkal ambing sampai ke pangkal puting menggunakan pita ukur.
Gambar 12. Pengukuran Dalam Ambing
16
(11) Lingkar Ambing (LiAm) dalam ml, diukur dengan mengukur lingkar pangkal ambing menggunakan bantuan tali yang kemudian dikonversikan ke dalam pita ukur.
Gambar 13. Pengukuran Lingkar Ambing (12) Panjang Puting (PPtg) dalam ml, diukur dari pangkal puting sampai ke ujung puting dengan menggunakan pita ukur.
Gambar 14. Pengukuran Panjang Puting (13) Lingkar Puting (LiPtg) dalam cm, diukur dengan mengukur lingkar puting menggunakan bantuan tali yang kemudian dikonversikan ke dalam pita ukur.
Gambar 15. Pengukuran Lingkar Puting
17
(14) Bobot Badan (BB) dalam kg, diukur dengan melakukan penimbangan ternak secara langsung pada saat pengamatan. (15) Lingkar Metatarsus (LiMtrs) dalam cm, diukur dengan cara pengukuran melingkari tepat di bagian atas tulang metatarsale dengan menggunakan bantuan tali yang kemudian dikonversikan ke dalam pita ukur.
Gambar 16. Pengukuran Lingkar Metatarsus (16) Produksi Susu (PS) dalam ml, dilakukan dengan mengukur langsung produksi susu yang dihasilkan pada saat pengamatan dan juga data pencatatan yang dilakukan oleh peternak pada saat pengamatan belum dilakukan. Analisis Data Nilai keeratan ukuran-ukuran tubuh akan dianalisis dengan menggunakan persamaan matematika. Analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Ganda dan Regresi Linier terhadap data ukuran tubuh yang diperoleh. Analisis dilakukan setelah dilakukan analisis korelasi antara ukuran-ukuran tubuh dengan produksi susu untuk mengetahui derajat hubungan antara keduanya. Model korelasi yang digunakan sebagai berikut : ∑ (x1 – x1) (x2 – x2) rx1x2 =
√ ∑ (x1 – x1)2 ∑ (x2 – x2)2
Keterangan :
r x1 x2 x1 x2
= koefisien korelasi = peubah bebas ke- 1 = peubah bebas ke- 2 = rataan peubah ke- 1 = rataan peubah ke- 2
18
Persamaan matematika regresi antara produksi susu dengan ukuran-ukuran tubuh seperti berikut : 1. Regresi Linier Model : y = β0 + βx Keterangan : y x β0 βx
= Produksi susu = Peubah bebas = Intersep = Koefisien regresi produksi susu (y) terhadap ukuran tubuh (x) (Steel dan Torrie, 1995)
2. Regresi Linear Ganda Model : y = β0 + β1x1 + β2x2 + … + βnxn Keterangan : y x β0 β1 β2 βn
= Produksi susu = Peubah bebas = Intersep = Koefisien regresi produksi susu (y) terhadap ukuran tubuh 1 (x1) = Koefisien regresi produksi susu (y) terhadap ukuran tubuh 2 (x2) = Koefisien regresi produksi susu (y) terhadap ukuran tubuh n (xn) (Steel dan Torrie, 1995) Pengolahan data tersebut (analisis korelasi dan regresi) dibantu dengan
perangkat lunak statistika Minitab Release 13.20. 3. Analisis Pakan terhadap Kualitas Susu Efisiensi Pakan terhadap Susu : Keterangan : E P F
= Efisiensi pakan = Nutrisi yang terkandung pada Produk (dalam hal ini susu) = Nutrisi yang terkandung pada Pakan
Konversi Pakan menjadi Susu : Keterangan : K E
= Konversi = Nilai efisiensi pakan
19