An-Nuur www.masjidannuur.com
Ayo Makmurkan Masjid
Buletin
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang Jakarta Timur
Majalah Masjid
Qur’an & Hadits
AMAL SHALEH Al-Qur’an Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. al- Asr [103] :1-3
bersama
Ustadz Arifin Ilham
P
agi-pagi, Ahad 19 Agustus 2012 jalanan Perumahan Permata Timur kian ramai. Beberapa keluarga nampak berbusana Islami melangkah menuju Masjid An-Nuur. Mereka ingin menjalankan shalat Idul Fitri dan mendengar khutbah yang disampaikan oleh Ustadz H Muhammad Arifin Ilham. ... bersambung hal. 3
Dewan Penasehat: H Muhammad Bhakty Kasry | Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani | Redaktur: Fathurroji NK | Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Alex Muharam | Photografer: Fathur & Thaif | Desain & Layout: Langit Putera Cahya | Ditribusi : Muhammad Thaif | Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perum. Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 | Telp. 021-86900849 | Faks. 021-86900877 | Email:
[email protected] | Website: www.masjidannuur.com
Diriwayatkan oleh Ibnu Syahin dalam As-Sunnah yang bersumber dari Imam Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Iman dan Amal merupakan dua saudara yang bersekutu (berhubungan) dalam satu ikatan. Allah Swt tidak menerima salah satunya kecuali bersama temannya.” Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan Abu Na’im, “Seorang sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?’ Nabi Saw menjawab, ‘Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.’ Dia bertanya lagi, ‘Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?’ Nabi Saw menjawab, ‘Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya’.”
- Info Kegiatan - 2 - Pengajian - 3 - Nurani | Suara Jamaah - 6 - Jejak Rasul | Sahabat - 7 - Galeri- 8
1 | Buletin An-Nuur | Vol.31 /Tahun 03/ Dzul Qo’dah 1433 - Oktober 2012
Idul Fitri
Hadits
Peristiwa
Info Kegiatan
Kegiatan Setahun 2012
2 | Buletin An-Nuur | Vol.31 /Tahun 03/ Dzul Qo’dah 1433 - Oktober 2012
1. Sholat Qiyamullail seminggu dua kali setiap Jumat dan Ahad dini hari. Imamnya; ustadz. H Hasanudin Sinaga SQ. ( imam tetap Masjid Istiqlal), Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky SQ ( Al Hafiz, Qori Nasional), Ustadz H. Ali Imron, Ustadz Biron, dan Ustadz Tafsirudin. 2. Pengajian Dhuha setiap sebulan sekali. 3. Dzikir bersama ustadz HM Arifin Ilham setiap Sabtu awal bulan. 4. Pengajian al-Qur’an setiap hari Kamis setelah Isya’ (Pengajar Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky) 5. Pengajian ibu-ibu Khoirunnisa setiap Jumat sore, Jumat pertama dan ketiga (Pengajar Ustadz H Ali Imron) 6. Santunan sembako setiap sebulan sekali. 7. Program santunan anak yatim. 8. Sunatan masal setahun sekali pada bulan Muharam. 9. Klinik sehat An-Nuur di buka setiap; Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.30-20.00 wib 10. Yayasan Roudlatul Jannah (pelayanan kematian) 11. Setiap Ramadhan mengadakan buka bersama bersama kaum dhuafa & anak yatim sebulan penuh. 12. Setiap Ramadhan di hari ke 21 mengadakan sahur bersama (700-1000 nasi kotak) di sediakan oleh PT. Pandu Siwi Sentosa/donatur tetap ) 13. Setiap Ramadhan di 10 hari terakhir mengadakan shalat Qiyamullail plus sahur bersama. 14. Pengurus DKM An-Nuur (Sie peribadatan) menerima pengislaman para mualaf yang akan masuk Islam.
Laporan Keuangan Per SEPTEMBER 2012: Saldo awal Rp 98.997.585 Total Penerimaan Rp 15.357.500 Total Pengeluaran Rp 21.184.000 Saldo Akhir Rp 93.171.085
AGENDA OKTOBER 2012 Khotib Jumat Tanggal
Nama Khotib
Bulan Dzul Qo’dah Dzul-QO’DAH termasuk bulan haram. Sejarah mencatat, terdapat banyak peristiwa-peristiwa penting terjadi pada bulan Dzulqo’dah.
01 10 24
Dzulqo’dah tahun 3 Hijriyah terjadi perang badar asShoghir. akhir Dzulqo’dah tahun 5 Hijriyah terjadi perang bani Quraizhah Dzulqo’dah tahun ke-enam Hijriah. Perjanjian Hudaibyah Ditandatangani. Rasulullah beserta sekitar 1400 kaum muslimin tanpa perlengkapan perang, berangkat ke Mekah untuk umrah. Namun di kawasan Hudaibiyah, rombongan dicegat kaum musyrikin. Setelah melalui perundingan panjang, akhirnya disepakati perjanjian Hudaibiyah. Isinya kaum muslimin tidak boleh memasuki Mekah untuk menunaikan ibadah umrah, namun tahun depan larangan tersebut dicabut.
25
Dzulqo’dah tahun ke sepuluh Hijriah Rasulullah Berangkat Haji Wada’. Rasulullah beserta lebih dari 100.000 kaum muslimin, keluar dari kota Madinah dengan tujuan untuk menunaikan haji ke kota Mekah. Seusai menunaikan ibadah haji, dalam perjalanan pulang ke Madinah, Rasulullah memerintahkan kafilahnya untuk berhenti di sebuah daerah bernama Ghadir Khum. Di tempat itu, Rasulullah menyampaikan wasiat penting mengenai kepemimpinan umat sepeninggalnya.
Struktur Organisasi Masjid An-Nuur Dewan Pembina dan Penasehat Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : Ichtiadi, Nuratim, Herman Agus, Suwitno Adi, Sri Widodo, Dimas, Iqbal, Bambang Bintarno, Yan Kuryana dan Maryono Dewan Kemakmuran Masjid Ketua: Alex BA Muharam Wakil: Sjaiful Atmar, Sekretaris I : Muhammad To’if, Sekretaris II : Nurman dan Bendahara : Dadang S Munir
05
H. Hazairin
12
H. Mahmud R
Sie Sarana & Prasarana. Penanggung jawab: Bambang Widjanarko. Anggota : Wisnu
19 26
H. Syafarudin Tanjung H. Maryadi
Sie Peribadatan. Penanggung jawab : Emil Azman. Anggota: Syamsudin, Nurman, Syahrul Romdhon dan Syuhada
Penceramah Pengajian Shubuh Tanggal
Nama Penceramah
07
H. Asep Supena
14
H. Kemal Syah
21
H. Abdurahman Makatita
28
TAHAJUD
Penceramah Pengajian Dhuha Tanggal 21
Nama Penceramah H. ISHAK ISKANDAR
Sie Sosial & Kemasyarakatan. Penanggung jawab : Yanti Bambang. Anggota : Lehan, Ning Kuryana, dan Yati Sie Pendidikan & Dakwah: Penanggung jawab: Liliek Ichtiadi Anggota : Nunuk Wisnu Sie Pendanaan. Penanggung jawab : Ajie K. Anggota : Hj Elin Susemsiati Remaja Masjid : Herdiani Dwi Putri Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Penanggung jawab : Yan Kuryana UPZIS. Penanggung jawab: Maryono Saliyam Marbot: Rojak, Dian Santosa, Joko Santoso dan Adi Setiawan
Pengajian
Kian siang jamaah yang datang kian berjibun. Pelataran masjid pun tak mampu menampung jamaah yang datang. Panitia pun mengarahkan ke jalanan di perumahan Pertim. Suasana pun semakin padat dan tertib. Dalam ceramahnya, Ustadz Arifin menyampaikan uraian tentang kehidupan dalam Islam. Hidup akan terasa nikmat bila diniatkan untuk ibadah dan amal shaleh. Amal shaleh inilah yang akan membawa kita pada surganya Allah. Dan semua itu terjadi
hitung zakatnya, karena untuk mensucikan dan menumbuhkan harta tersebut. Orang yang berzakat tiada berkurang hartanya melainkan akan semakin bertambah di sisi Allah. Begitu juga dengan puasa Ramadhan, umat Islam belajar untuk menahan diri untuk menjaga kesucian diri. Selama sebulan penuh, umat pada umatnya. Kebaikan di sini ada dua aspek, yaitu kebaikan yang bersifat vertikal yaitu kepada Allah dan kebaikan horizontal kepada sesama makhluk Allah. Kebaikan ini tercermin dalam kesaksian yang kita ucapkan setiap akan shalat, yaitu syahadatain. Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Islam juga mengajarkan kepada umatnya tentang amal kebaikan berupa zakat. Zakat tujuannya untuk membersihkan diri dari dosa-dosa. Bahkan malaikat terkagum-kagum dengan hamba yang menghitung-
Islam menjalankan disiplin beribadah kepada Allah. Kebiasaan selama Ramadhan hendaknya bisa dipertahankan di bulan-bulan biasanya.v
3 | Buletin An-Nuur | Vol.31 /Tahun 03/ Dzul Qo’dah 1433 - Oktober 2012
Sambungan Halaman Cover
karena rahmat dan ampunan Allah semata. Tak ada yang bisa memberikan rahmat kecuali Allah. ”Katakanlah: ”Jika kamu (benarbenar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran [3]: 31) Islam mengajarkan kebaikan ke-
Pengajian
Minta Maaf &
Memaafkan
4 | Buletin An-Nuur | Vol.31 /Tahun 03/ Dzul Qo’dah 1433 - Oktober 2012
B
ulan Syawal menjadi bulan kemenangan setelah sebulan berlatih menahan nafsu. Kememnagan ini lalu dirayakan dengan adanya Idul Fitri atau lebaran. Biasanya lebaran ini menjadi momen untuk saling memaafkan. Sejatinya, saling memaafkan tidak harus menunggu lebaran, kapan pun kita harus siap saling memaafkan. Pengajian pekanan shubuh yang diselenggarakan di Masjid An Nuur pada Ahad 9 September 2012 mengambil tema “Meminta Maaf dan Memaafkan”. Tema ini disampaikan oleh Ustadz H Ahmad Fauzan Royani. Untuk bisa saling memaafkan, maka
panutan umat Islam yang bisa dicontoh adalah Rasulullah SAW. Berbagai peristiwa yang dilakukan oleh orang-orang kafir untuk mencelakai Rasulullah, namun Rasulullah selalu memaafkan mereka. Menurut Ustadz Fauzan, sebaiknya kita meminta maaf kepada orang yang kita zhalimi. Karena jika tidak meminta maaf, kuatir ajal lebih dulu menjemput kita. Meminta maaf kepada seseorang itu dalam rangka menjalin hubungan baik dengan sesama manusia. “Bila kita tidak meminta maaf kepada orang yang kita zhalimi, maka amal kebaikan kita atau pahalanya diberikan
untuk orang yang kita zhalimi tersebut,” terangnya sembari menukil sebuah hadis dari Imam Muslim. Selain meminta maaf, hendaknya kita juga harus memaafkan seseorang yang meminta maaf kepada kita. Tak ada alasan apapun untuk tidak memaafkan kesalahan orang lain. Meminta maaf dan memaafkan sama mulianya di mata Allah SWT.v
Menikmati Manisnya Ibadah
M
alam diciptakan oleh Allah untuk beristirahat, namun demikian, bagi mereka yang memiliki keimanan yang baik, akan menggunakan waktu malam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, utamanya saat manusia terlelap dalam tidurnya. Pengajian pekanan shubuh yang diselenggarakan pada Ahad 23 September 2012 yang disampaikan oleh Ust H Habib Muhammad Ja’far Al Baqir Alatas menerangkan seputar amalan mukmin adalah dengan cara mendirikan shalat malam secara istiqamah, karena shalat malam akan mengangkat derajat umat Islam di posisi yang mulia di sisi Allah SWT. ”Waktu malam hari harus digunakan sebaik mungkin bagi mukminin, fadhilah dalam malam harus dicari agar lebih mengenal Allah,” terangnya.
Orang yang sudah merasakan nikmatnya ibadah, menjalankan ibadah di waktu orang lain sedang tidur menjadi sangat mengasyikkan. Ia bagaikan bertemu dengan sosok yang dicintainya, ia bisa mencurahkan isi hati dan bermunajat kepada Sang Khaliq. Orang yang mengaku cinta kepada Allah dan Rasulnya, adalah orang yang mau menjadikan malamnya sebagai waktu untuk lebih dekat dengan ilahi rabbi. ”Bila perlu dipaksakan untuk ter-
biasa menghidupkan malam,” katanya. Hakikat dari menjalankan kehidupan di dunia ini sebenarnya agar kita dicintai oleh Allah, untuk itu kita harus menjalankan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi yang dilarangNya. Bila Allah cinta, dan kita mencintai Allah dengan benar, niscaya manisnya ibadah akan kita rasakan. v
Pengajian
Tanda Amal
Diterima Allah sekali bertepatan pada Ahad 23 September 2012 lalu disampaikan oleh Ustadz H Sofwan Jauhari mengambil tema tanda amal diterima oleh Allah. Ulama besar Ibnu Abbas mengatakan, ada empat tanda bila amal ibadah seseorang diterima oleh Allah, yaitu adanya nuurul fil qolbi (cahaya di hati), dliyaul fil wajhi (air muka yang cerah), quwwatun fil badani (badan yang kuat karena kuatnya iman) dan mahabbatun lil kholqi (cinta pada sesama).
Memenuhi Undangan Allah
H
adirnya manusia di alam dunia ini pada hakekatnya adalah undangan dari Allah. Umat Islam mendapatkan undangan dari Allah ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. Saat itu pula, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, memenuhi undangan atau mengabaikannya. Dalam pengajian pekanan yang diselenggarakan di Masjid An-Nuur pada 30 September 2012 lalu disampaikan oleh Ustadz H Mas’adi Sulthani dengan mengambil tema Undangan Ilahi Rabbi. Dalam tausiyahnya, Ustadz Mas’adi mengatakan bahwa kita telah mendapatkan undangan dari Allah untuk masuk ke negeri damai yaitu surga. Sebagaimana dalam ayat-Nya, ”Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)” (QS Yunus [10]:25).
Ustadz Mas’adi juga menerangkan bahwa untuk mencapai surga Allah hanya ada dua syarat, yaitu beriman dan beramal shaleh. Kedua nya saling mengisi dan berkesinambungan. Untuk itu, harus ada ilmu untuk bisa beriman dengan benar dan beramal shaleh yang benar. Ilmu itu ada dalam al-Qur’an.v
Allah mengundang umat Islam ke surga dengan petunjuk peta yang sangat jelas yang terdapat dalam al-Qur’an. Tugas kita di dunia ini adalah mempelajari peta menuju surga itu. namun demikian masih banyak manusia yang mengabaikan peta tersebut dan terlena dengan keduniaan. Manusia oleh Allah diberi kebebasan memilih, namun pilihan tersebut akan dipertanggungjawabkan kelak. Karena itu, hendaknya memilih yang baik dan benar.
5 | Buletin An-Nuur | Vol.31 /Tahun 03/ Dzul Qo’dah 1433 - Oktober 2012
S
egala sesuatu itu memiliki alamat. Begitu juga amal ibadah yang kita lakukan setiap saat memiliki alamat atau tanda bahwa amal diterima oleh Allah atau ditolak-Nya. Diterima atau tidaknya amal yang tahu hanya Allah semata, bahkan Nabi dan Rasul pun tidak ada yang tahu. Namun demikian, ada tanda-tanda amal diterima oleh Allah. Dalam pengajian Dhuha di Masjid An-Nuur yang diselenggarakan sebulan
Menurut Ustadz Sofwan, pancaran cahaya yang berasal dari hati akan memancar ke wajah sehingga memudahkan seseorang untuk tersenyum dan enak dilihat. Karena senyuman adalah sedekah. Amal yang diterima Allah akan memperkuat iman hingga memperkuat badannya untuk beribadah kepada Allah. Amal tersebut akan direaksi Allah dalam bentuk pahala, adanya pahal berarti hadirnya rahmat Allah. Bila rahmat Allah hadir maka rasa cinta akan hadir dalam hatinya. Bila tanda-tanda tersebut sudah ada dalam diri kita, maka kita harus bersyukur. Jika belum, masih ada kesempatan untuk memperbaikinya. Selagi masih hidup mari gunakan waktu sebagai mungkin.v
Nurani
B
AMALIYAH PASCA RAMADHAN
6 | Buletin An-Nuur | Vol.31 /Tahun 03/ Dzul Qo’dah 1433 - Oktober 2012
ulan Ramadhan penuh dengan keberkahan. Di bulan ini pula ampunan Allah diperuntukkan untuk hambanya yang benar-benar bertaubat. Karenanya, pada bulan suci ini, hendaknya meningkatkan kualitas ibadah agar kita menemukan keutaman dari malam seribu bulan atau yang biasa disebut malam Lailatul Qadr. Ramadhan telah berlalu, selayaknya ketika Ramadhan usai ibadah kita harus semakin meningkat di banding saat Ramadhan, karena itulah setelah bulan Ramadhan adalah bulan Syawal yang artinya meningkat. Itu karena, telah melalui proses pembekalan dan pelatihan selama Ramadhan. Apa yang menjadi kebiasaan baik kita selama bulan Ramadhan harus dipertahankan dan dijaga kualitasnya. Ibadah kita yang selama Ramadhan terus meningkat hendaknya menjadi motivasi dalam melaksanakan ajaran Islam pada sebelas bulan berikutnya. Ada beberapa amaliah yang harus dipertahankan pasca-Ramadhan ini. Pertama, menjalankan puasa sunah. Diawali dengan puasa Syawal sebagai penyempurnan puasa Ramadhan.
Oleh: H Muhammad Bhakty Kasry ( Ketua Dewan Pembina & Penasehat DKM )
”Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, ia seperti berpuasa satu tahun penuh.” (HR Muslim). Kedua, mendirikan shalat berjamaah. Kebiasaan shalat berjamaah baik di rumah maupun di masjid harus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Shalat yang diistiqomahkan berjamaah di masjid minimal shalat Isya’ dan Shubuh. ”Sesungguhnya, shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Shubuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun
dengan merangkak.” (HR Bukhari Muslim). Ketiga, menegakkan shalat malam. Bila Ramadhan dengan shalat tarawihnya, maka hari-hari berikutnya tetap dilanjutkan. Semua itu harus diniatkan karena Allah dan harus dimulai, sebab jika tidak dimulai semangat itu akan segera pudar. Keempat, membiasakan membaca Al Quran sebagai kelanjutan dari kebiasaan tadarus selama Ramadhan. Kelima, membiasakan peduli dengan sesama dengan cara berinfaq dan sedekah. ”Perumpamaan orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai yang pada tiaptiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah [2]: 261). Terakhir adalah istiqomah, terutama meningkatkan kualitas kelima amalan di atas untuk menjadikan pribadi Muslim yang berkualitas. Kedisplinan selama Ramadhan harus menjadi komitmen untuk bisa istiqamah menjalankan amal ibadah kepada Allah.v
KIAT MEMPERTAHANKAN KEMENANGAN
S
ering kita mendengar ucapan minal ‘a’aidiina wal faaiziin yang berarti ”kembali dari medan pertempuran dan menang” saat lebaran tiba. Apakah benar kita menang dan kembali ke fithrah sesuai harapan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW? Terlalu banyak yang harus dipertanyakan, apa tandanya, apa manifestasinya dan seterusnya. Jawaban yang paling sederhana adalah apakah kita sudah semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Inilah esensi sesungguhnya dari kemenangan dan fithrah itu. Tujuan puasa sudah jelas, yaitu agar menjadi orang yang bertaqwa (QS Al Baqarah [2]: 183). Dilanjutkan ayat 185 - 186 mudah-mudahan kita menjadi orang yang bersyukur dan mudah-mudahan kita menjadi orang yang cerdas. Jelas dan gamblang, tujuan akhir kemenangan tersebut adalah menjadi insan yang bertaqwa. Dalam surat Al Baqarah [2]: 1-4, bahwa profil orang bertaqwa ada lima karakter yang disebutkan Allah SWT. Pertama, orang yang beriman kepada yang ghaib. Kedua, orang yang
Diasuh Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
mendirikan dan menegakkan shalat. Ketiga, orang yang mau menyisih kan sebagian dari rezeki yang Allah anugerahkan kepada yang berhak menerimanya (sebagai pembuktian dan penerjemahan dari imannya kepada yang ghaib tadi yaitu Allah SWT). Keempat, beriman kepada kandungan kitab-kitab yang Allah turunkan kepada para nabi dan rasulNya. Kelima, orang yang meyakini akan adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan dunia ini. Bila kelima hal tersebut kita tingkatkan selama Ramadhan lalu, inilah cendekiawan, ulul albab dan orang-orang yang berkekuatan ruhaniyah yang luar biasa, berkomitmen tinggi dan ini sangat diharapkan kehadirannya di tengah masyarakat kita yang sedang dilanda krisis ini. Kita berdoa semoga jumlah dan kualitas mereka semakin bertambah dan menjadi kekuatan moral (moral force) dalam pembangunan bangsa dan negara ini. Setelah merebut modal dasar kemenangan ini, sekurang-kurangnya
ada tiga hal yang harus kita lakukan. Pertama, hendaknya kita lanjutkan amal shalih yang telah kita lakukan selama Ramadhan. Seperti berpuasa (sunah), shalat tahajud, mentadabburi Al Quran, melakukan infaq dan lainnya. Kedua, lakukan perbuatan shalih secara istiqamah. Mudah-mudahan dengan kebiasaan rutin beramal shalih ini dapat melunakkan hati kita, sehingga modal Ramadhan ini dapat bersemayam dalam hati kita. Ketiga, hendaklah selalu husnuzhzhan. Dengan berada di zona positif ini diharapkan modal dasar faaiziin ini dapat dilakukan secara kondusif dan kita enjoy mengerjakannya. Usaha kita untuk mempertahan modal dasar taqwa, iman, islam dan ihsan kita ini merupakan transaksi kita dengan Allah, yang nantinya dapat kita usung dalam pertemuan dengan Allah di akhirat kelak. Semoga kita profesional, berintegritas dan amanah dalam melaksanakannya. Allah SWT maha tahu dengan suasana hati kita.v
Teladan
Menjenguk Sang Peludah wanita tua. Ia menjawab, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa wanita yang biasa meludahimu sudah beberapa hari terbaring sakit?” Mendengar itu Nabi mengerti dan melanjutkan ibadah di Ka’bah. Sekembalinya dari ibadah, Nabi mampir menjenguk wanita peludah itu. Ketika tahu, bahwa Nabi, orang yang tiap hari dia ludahi, justru menjenguknya, si wanita tersebut menangis dalam hati. “Duhai betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjengukku kemari.” Dengan menitikkan air mata
Salamah bin Al Akwa: Jagonya
S
alamah bin Al Akwa, adalah sosok yang gagah berani nan pandai berperang. Keberaniannya ini kerap ia tunjukkan ketika menghadapi musuh seorang diri. Kendati ganas dalam perang, ia sosok yang gemar bersedekah dan menolong orang yang membutuhkan. Salamah mempunyai keahlian memanah. Tak heran jika dalam setiap peperangan, Rasulullah memilihnya sebagai pemanah tangguh. Salamah termasuk di antara tokoh-tokoh Bai’atur Ridwan. Salamah juga terkenal sebagai tokoh yang mahir dalam peperangan
Perang Gerilya
jalan kaki, serta melemparkan tombak dan lembing. Siasat yang dijalanankannya serupa dengan perang gerilya. Jika musuh datang menyerang, ia menarik pasukannya, mundur ke belakang. Tetapi jika mereka kembali, maka diserangnya tanpa ampun. Dengan siasat ini, Salamah mampu seorang diri menghalau tentara yang menyerang luar kota Madinah di bawah pimpinan Uyainah bin Hishan Al Fizari dalam suatu peperangan yang di sebut dengan perang ”Dzi Qarad”. Ia pergi membuntuti mereka seorang diri, lalu memerangi dan menghalau mereka dari Madinah, hingga akhirnya datang-
Ar-Razi, Pakar Kedokteran
A
bu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia Barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930 M. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H/865 M dan wafat pada tahun 313 H/925 M. Ar Razi lahir pada 28 Agustus 865 Hijiriah dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Kota Rayy terletak di lembah Selatan jajaran Dataran tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina sang ilmuwan terkenal lainnya menyelesaikan hampir seluruh karyanya. Masa kecilnya, Ar Razi tertarik menjadi musisi tapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Masuk umur 30 tahun, Ar Razi berhenti menekuni
haru bahagia. Si wanita itu bertanya, “Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?” Nabi menjawab, “Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya.” Mendengar ucapan bijak ini, ia bicara, “Wahai Muhammad mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti agamamu.” Lantas si wanita mengikrarkan dua kalimat syahadat.v
alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah Ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran. Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal At Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Gurunya seorang Yahudi yang pindah menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan di bawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, Al Mu’tashim. Ar Razi kembali ke kampung menjadi seorang dokter. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar Razi juga menulis At Tibb Al Mansur yang khusus
Sahabat
lah Nabi SAW membawa bala bantuan dari para sahabat. Pada hari itulah Rasulullah SAW menyatakan kepada para sahabatnya, ”Tokoh pasukan jalan kaki kita yang terbaik adalah Salamah Bin Al Akwa’...!” Setelah peperangan, Salamah kembali ke kampung halamannya di Rabdzah. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat ini. Suatu hari, tahun 74 H, hatinya merasa rindu ingin berkunjung ke Madinah. Maka Salamah berangkat menuju Madinah memenuhi kerinduannya itu. Ia pun tinggal di Madinah selama 1-2 hari dan pada hari ke-3, ia pun meninggal dunia.v
Ilmuwan dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, Ar Razi pindah ke Baghdad masa kekuasaan Al Muktafi dan mengepalai rumah sakit di Baghdad. Setelah kematian Al Muktafi, tahun 907 M, Ar Razi kembali ke kota kelahirannya di Rayy, lalu ia mengumpulkan murid-muridnya. Ar Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, Ar Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis: ”Pernyataan pertama yang paling akurat dan tepercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes.”v
7 | Buletin An-Nuur | Vol.31 /Tahun 03/ Dzul Qo’dah 1433 - Oktober 2012
B
ukan sekali saja Nabi dihina. Bahkan seorang wanita tua mencerca Nabi. Setiap kali Nabi melintas depan rumahnya, si wanita itu meludahkan air liurnya. Peristiwa itu berulangkali terjadi. Suatu kali, ketika Nabi lewat di depan rumahnya, wanita tersebut tak lagi meludahinya. Karena penasaran, Nabi lantas bertanya kepada seseorang, “Wahai Fulan, tahukah engkau, dimanakah wanita pemilik rumah ini, yang setiap kali aku lewat selalu meludahiku?” Orang yang ditanya menjadi heran, kenapa Nabi justru menanyakan si
Galeri
1
8 | Buletin An-Nuur | Vol.31 /Tahun 03/ Dzul Qo’dah 1433 - Oktober 2012
3
2
4
5
7
6
8
KETERANGAN FOTO: 1) & 2) Sebagian jamaah dan pengurus setelah shalat qiyamullail berjamaah di sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. 3) HM Bhakty Kasry Pembina DKM Masjia An-Nuur bersama Imam Masjid An-Nuur Ustadz Biron SQ dan Marbot Masjid AnNuur Ahmad Ali Suhada usai qiyamullail di Medan. 4) Ustadz Biron SQ dan Ahmad Ali Suhada bersama karyawan Pandu Logistics berwisata ruhani ke Danau Toba, Medan. 5) Neno Warisman bersama jamaah Shalat Idul Fitri di Masjid An-Nuur. 6) & 9) Para pengurus dan jamaah setelah menunaikan shalat Idul Fitri. 7) Suasana pengajian bulanan bersama Ustadz HM Arifin Ilham di Masjid An-Nuur. 8) Suasana jamaah perempuan saat shalat Idul Fitri di Masjid An-Nuur.
9