An-Nuur www.masjidannuur.com
Ayo Makmurkan Masjid
Buletin
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang Jakarta Timur
majalah masjid
Qur’an-Hadits
QURBAN
Sarana Syiar Islam
Hadits “Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu ‘anhu bahwasanya dia berkata, “Saya menghadiri shalat idul-Adha bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di mushalla (tanah lapang). Setelah beliau berkhutbah, beliau turun dari mimbarnya dan didatangkan kepadanya seekor kambing. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelihnya dengan tangannya, sambil mengatakan: Dengan nama Allah. Allah Maha Besar. Kambing ini dariku dan dari orang-orang yang belum menyembelih di kalangan umatku” (Imam Ahmad) “Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami.”
Dewan Penasehat: H Muhammad Bhakty Kasry | Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani | Redaktur: Fathurroji NK | Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Dedeng Syahbudin | Photografer: Fathur | Desain & Layout: Langit Putera Cahya | Ditribusi : Tim DKM | Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perum. Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 | Telp. 021-86900849 | Faks. 021-86900877 | Email:
[email protected] | Website: www.masjidannuur.com
DAFTAR ISI : v Info Kegiatan - 2 v Pengajian - 3 v Nurani - 6 v Galeri - 8
1 | Buletin An-Nuur | Vol.66 /Tahun 06/ Dzul Qa’dah 1436 - September 2015
Idul Qurban
Al-Qur’an “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertamatama menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS Al-An’am: 162-163)
Kegiatan Setahun 2015
1. Sholat Qiyamullail seminggu dua kali setiap Jumat dan Ahad dini hari. Imamnya; ustadz. H Hasanudin Sinaga SQ. (imam tetap Masjid Istiqlal), Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky SQ ( Al Hafiz, Qori Nasional), Ustadz H. Ali Imron, Ustadz Biron, dan Ustadz Tafsirudin. 2. Pengajian Dhuha setiap sebulan sekali. 3. Pengajian Tematik setiap malam Senin setelah Maghrib. 4. Dzikir dg ustadz HM Arifin Ilham setiap Sabtu awal bulan. 5. Pengajian al-Qur’an setiap hari Rabu setelah Isya’ (Pengajar Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky) 6. Pengajian ibu-ibu Khoirunnisa setiap Jumat pertama dan ketiga (Pengajar Ustadz H Ali Imron) 7. Santunan sembako setiap sebulan sekali. 8. Program santunan anak yatim. 9. Sunatan masal setahun sekali pada bulan Muharam. 10. Klinik sehat An-Nuur di buka setiap; Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.30-20.00 wib 11. Yayasan Roudlatul Jannah (pelayanan kematian) 12. Setiap Ramadhan mengadakan buka bersama bersama kaum dhuafa & anak yatim sebulan penuh. 13. Setiap Ramadhan di hari ke 21 mengadakan sahur bersama (700-1000 nasi kotak) di sediakan oleh PT. Pandu Siwi Sentosa/ donatur tetap ) 14. Setiap Ramadhan di 10 hari terakhir mengadakan shalat Qiyamullail plus sahur bersama. 15. Pengurus DKM An-Nuur (Sie peribadatan) menerima pengislaman para mualaf yang akan masuk Islam.
Laporan Keuangan JULI 2015: Saldo awal Rp 69.739.104 Penerimaan Rp 124.517.513 Pengeluaran Rp 75.093.002 Saldo Akhir Rp 119.163.615
Peristiwa Penting
Bulan Dzul Qa’dah BANYAK peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Dzul Qa’dah ini. Beberapa peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini antara lain:
01 02 03 04 05
20 Dzulqa’dah tahun 370 Hijriah, seorang ilmuwanbijaksana dunia Islam bernama Ibnu Sina atau yang dikenali juga dengan nama Syaikh Ar-Rais lahir ke dunia. 20 Zulkaedah 728 Hijriah,Nama lengkap Ibnu Taimiyah meninggal dunia. 21 Dzulqa’dah 687 Hijriah, Ibnu Nafis, seorang cendikiawan dan tabib muslim, serta penemu sistem peredaran darah, meninggal dunia.. 24 Dzulqa’dah tahun keenam Hijriah, Rasulullah bersama sekitar 1400 kaum muslimin, tanpa membawa kelengkapan perang, berangkat dari Madinah ke Mekah dengan niat untuk menunaikan ibadah haji. 25 Dzulqa’dah tahun ke sepuluh Hijriah, Rasulullahbersama lebih dari 100,000 kaum muslimin, keluar dari kota Madinah dengan tujuan untuk menunaikan haji ke kota Mekah.
Struktur Organisasi Masjid An-Nuur
2 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
Dewan Pembina dan Penasehat
AGENDA SEPTEMBER 2015
Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : M Ichtiadi, Nuratim, Maryono Saliyam, Soewarno, Agus Herman
Khotib Jumat
Dewan Kemakmuran Masjid
Tanggal
04
Nama Khotib H. IRYANSYAH MELA
Ketua : Dedeng Syahbudin Wakil : Dadang S Munir
11
H. AFRIZAL QOMARUZAMAN
18 25
H. TOHARUDIN H. IBNU ROHMAN ALBUGHORY
Majelis Syariah: Sjaiful Atmar, Yan Kuryana, Emil Azman Sulthani
Pengajian Ahad Shubuh Tanggal
06 13 20 27
Nama Penceramah
H. ARIFIN NUGROHO H. M YUNUS YULIANZAM H. SUBHAN H. MASADI SULTHANI
PENGAJIAN TEMATIK AHAD 01 (FIKIH)
Nama Penceramah H. DJAELANI HUSNAN
02 (SHIRAH)
H. PANGADILAN DAULAY
03 (TAFSIR)
H. HUSNUL HAKIM
04 (AKHLAQ)
H. YUSUF USMAN BAIZA
pengajian
Sekretariat/ Humas: Ketua : Harto Suwito Anggota : Nur Syamsi KEUANGAN: Ajie Kusumantoro, Ning Kuryana, Yanti Bambang PERIBADATAN: Ketua : Emil Azman Sulthani Anggota : Nugroho, Nur Syarifudin Zaky, M. Nurman, Syahrul Romdhon, Ahmad Ali Syuhada PEMBINAAN SOSIAL: Ketua : Alex BA Muharam Anggota : Liliek Ichtiadi, Satria, Solikhan, Dhani. SARANA PRASARANA: Bambang Widjanarko, Harry Utomo, Rojak, Joko Santoso, Dian Santosa, Adi Setiawan
Memaknai
Ibadah Qurban
Barang siapa (diantara kalian) yang mempunyai keluasan (harta yang dimilikinya) serta (kalian) tidak mau berkurban maka janganlah (kalian) mendekati tempat shalat kami “ (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, Ad Daruquthni, dan Al Baihaqi). Keempat, dalam meraih ampunan dosa ; ” …Fatimah, berdirilah serta (lihatlah) saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya, engkau diampuni (oleh Allah SWT) pada saat awal tetesan darah (hewan kurban) itu dari dosa-dosa yang engkau lakukan (kerjakan)… “ (HR Abu Daud dan At-Tirmizi). Kelima, berpahala sangat besar; ”Pada setiap lembar bulunya (hewan kurban) itu kita tentu akan memperoleh satu kebaikan,” (HR Ahmad dan Ibnu
S
Saudaraku, Ibadah Kurban mempunyai makna pesan moral yang sangat mendalam, seperti halnya pesan yang terkandung didalam makna bahasanya. yaitu Qurb atau dikenal dengan istilah qurbân yang berarti “dekat” dengan imbuhan ân (alif dan nun) yang mengandung makna/ arti “kesempurnaan”, sehingga Qurbân yang bila diindonesiakan dengan yakni “kurban” memiliki arti “kedekatan yang sempurna”. Kata “Qurbân” ini berulang sebanyak tiga kali dalam kitab suci Al Quran, yaitu terletak pada QS. Ali-Imran (3): 183, Al-Ma’idah (5): 27, serta terletak pada surat Al-Ahqaf (46): 28. Jadi, yang dinamakan kurban yaitu penyembelihan binatang-binatang tertentu yang dilaksanakan (dilakukan) pada hari Raya Idul Adha serta 3 hari sesudahnya (istilah lain; hari tasyrik), yakni jatuh pada tanggal 11, 12, serta 13 Dzulhijjah semata-mata bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam kajian ilmu fikih, karena dilaksanakan dalam suasana Idul Adha, maka, kurban juga disebut udhiyah yang juga berasal dari sebuah kata dahwah atau dhuhaa (yakni pada waktu matahari lagi sedang naik di pagi hari) sebab, biasanya penyembelihan hewan
kurban tersebut dikerjakan pada waktu (shalat) Dhuha. Dari sebuah kata dahwah atau duhaa tersebut dapat diambil kata daahiyah yang berarti bentuk jamaknya udhiyah. Adapun di antara hikmahnya tersebut, adalah sebagai berikut,; Pertama, sebagai bukti nyata ekspresi syukur kita ; ”Supaya mereka menyebut nama Allah SWT. atas apa yang Allah SWT. (telah) karuniakan kepada mereka itu (yakni) berupa binatang ternak… “ (QS Al-Hajj [22]: 34). Kedua, bukti (kita) sebagai hamba bertakwa ; ”Daging-daging kurban serta darahnya (tersebut) sekali-kali tidak bisa mencapai (keridhaan) Allah, (namun) tetapi ketakwaanmulah yang dapat mencapainya (meraihnya)…” (QS AlHajj (22) :37). Ketiga, terakuinya (kita) sebagai umat baginda Rasulullah SAW ; ”
Majah). Keenam, Kita akan mendapat kesaksian yang sangat indah dari hewan yang kita kurban kelak ; ”Sesungguhnya, dia (hewan kurban tersebut) akan datang ketika pada hari kiamat dengan tanduknya, kukunya, serta bulunya. Dan, sesungguhnya darah hewan kurban tersebut akan jatuh pada sebuah wadah/tempat di dekat Allah SWT. sebelum darah (hewan kurban itu) mengalir menyentuh tanah. Maka, (sungguh) berbahagialah jiwa dengannya “ (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, serta Al-Hakim). Demikian besar keutamaan dari ibadah kurban tersebut, wahai saudaraku ! Semoga Allah SWT. selalu memberi keluasan rezekiNya kepada kita supaya dapat memenuhi serta menerima amal ibadah kurban kita. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin!
3 | Buletin An-Nuur | Vol.66 /Tahun 06/ Dzul Qa’dah 1436 - September 2015
info kegiatan
pengajian
T
4 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
ak lama lagi umat Islam akan menyelenggarakan Hari Raya Idul Adha, lantunan takbir akan berkumandang di penjuru dunia. Hari Raya Qurban menggerakkan sebagian umat Islam menuju Baitullah di Mekah. Mereka rela berkorban untuk memenuhi panggilan Allah, meski harus meninggalkan keluarga dan harta di tanah kelahiran mereka masing-masing. Pengajian pekanan Masjid An-Nuur pada Ahad 15 Dzul Qa’dah 1436 atau 30 Agustus 2015 disampaikan oleh Ustadz H Tengku Zulkarnain dengan mengambil tema seputar Qurban. Menurut Ustadz Tengku, Adha berarti apa-apa yang disembelih dari hewan ternak berkaki empat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ustadz Tengku menjelaskan, ritual qurban ini sejatinya untuk syi’ar Islam. Di mana pembagiannya kepada masyarakat tidak bisa dengan hewan yang masih hidup, melainkan sudah disembelih sesuai syari’at Islam. Adapun hewan yang tidak boleh diqurbaknkan adalah bila hewan ternak tersebut memiliki penyakit katarak pada matanya atau buta, kondisi kaki pincang juga tidak
diperbolehkan untuk disembelih, dalam kondisi sakit dan hewan keadaannya kurus kering. Adapun sunnah dalam berqurban, sebaiknya dilakukan dengan tangan sendiri, membaca takbir setelah basmalah, meletakkan
2015 disampaikan oleh Ustadz H. M. Hazairin dengan mengambil tema ‘Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan 70 Tahun’. Menurut Ustadz Hazairin, penjajahan dalam bentuk fisik seperti sebelum kemerdekaan sudah tidak ada lagi, namun penjajahan besar tetap berlangsung hingga saat ini, yaitu penjajahan dari hawa nafsu. Penjajahan hawa nafsu tidak akan berhenti
sebelum manusia mati. Untuk itu, umat Islam harus membentengi diri dengan keimanan yang kuat. Diantara ciri manusia yang masih dalam penjajahan hawa nafsu adalah, manusia yang masih belum bisa meninggalkan kebohongan dalam berperilaku sehari-hari, belum bisa membedakan antara riya’ dan ikhlas serta masih banyak yang bersandiwara dalam beragama. Menurut Ustadz Hazairin, berjuang melawan nafsu harus secara total dan jihad, tidak bisa dilakukan dengan setengah hati. Karena jihad utama adalah membebaskan diri dari nafsu yang membelenggu untuk mencari ridha Allah SWT. Diantara cara agar hidup lebih dekat dengan Allah adalah melakukan segala amal didasari atas keikhlasan karena Allah, setiap amal yang dilakukan jauh dari riya’. Selain itu juga berusaha belajar terus menerus sepanjang masa dan belajar Al-Quran dan mengajarkannya.y
1436/ 16 Agustus 2015 yang disampaikan oleh Ustadz H Baharudin Husein dengan tema pembahasan
Dalam Al-Quran yang jumlah surahnya ada 114 surah ini, seluruh kandungannya ada dalam surah AlFatihah. Yakni bicara tentang persoalan’ aqidah, ibadah dan kurikulum hidup. Dalam membaca surah Al-Fatihah dalam shalat sering kali kita hanya jadikan sebagai rutinitas bacaan tanpa berusaha memaknai isi yang terkandung di dalamnya, sehingga
Mensyukuri 70 Tahun Merdeka
T
ujuh puluh (70) tahun kemerdekaan bangsa Indonesia harus menjadi refleksi bangsa ini untuk melakukan yang terbaik bagi negeri ini. Usia 70 tahun merupakan usia yang mapan bagi manusia, begitu juga negeri ini. Seharusnya bangsa ini sudah mapan dalam kemandirian. Pengajian pekanan pada Ahad 8 Dzul Qa’dah 1436/ 23 Agustus
Idul Qurban
Sarana Syiar Islam kaki kanan di bahu hewan yang akan disembelih setelah direbahkan di atas sisi sebelah kirinya, apabila hewan tersebut kambing atau sapi, memakan sebagian dari daging qurban dan bershadaqah dengannya kepada para kaum fakir. Alangkah celakanya jika ada orang Islam yang mengaku pengikut Nabi Muhammad SAW, tetapi berlaku bakhil atas hartanya, dan tidak mau menyembelih hewan qurban atas nama keluarganya sekali
dalam setahun. Ketika Idul Adha, banyak umat Islam yang mengaku miskin dan terkesan tidak mampu berqurban. Padahal mereka setiap hari berfoya-foya dengan uang mereka. “Berfoya-foya adalah perbuatan yang dibenci Allah, bahkan tidak jarang mereka belanjakan pada halhal yang diharamkan oleh Allah. Mereka menganggap remeh syari’at berkurban di Hari Raya Idul Adha ini,” ujar Tengku Zulkarnain. Ibadah menyembelih qurban ini sebenarnya juga menumbuhkan rasa cinta sesama kaum muslimin, memberikan perhatian kepada yang fakir dengan daging yang dibagikan untuk dinikmati para fakir tersebut. y
Surah Al-Fatihah Mengandung Isi Al-Qur’an
U
mat Islam yang beriman, setidaknya akan membaca surah Al-Fatihah sebanyak 17 kali dalam sehari semalam, karena dalam rangkaian shalat umat Islam terdapat bacaan surah Al-Fatihah pada setiap raka’atnya. Pentingnya surat pembuka dalam Al-Quran ini harus menjadi perhatian umat Islam. Dalam pengajian pekanan di Masjid An-Nuur pada 01 Dzul Qa’dah
seputar ‘Surah Al-Fatihah’. Menurut Ustadz Baharudin, surah Al-Fatihah setiap hari kita baca, namun apakah umat Islam sudah memahami dengan seksama makna yang terkandung di dalam surah AlFatihah tersebut. Kerap kali kita shalat tanpa mencoba memahami makna yang terkandung di dalam bacaan shalat, terutama surah Al-Fatihah.
shalat kita terasa tak bermakna, dan hanya ritual semata. “Jika surah Al-Fatihah ini bisa dihayati dengan benar maka shalat kita akan menjadi khusyuk, jika tidak maka shalat tidak akan khusyuk. Semoga dengan memperhatikan isi surah Al-Fatihah ini, kualitas ibadah shalat kita terus meningkat dan lebih khusyuk,” tuturnya.y
5 | Buletin An-Nuur | Vol.66 Vol.65 /Tahun 06/ Dzul Syawal Qa’dah 1436 1436 - Agustus - September 2015 2015
pengajian
nurani
pengajian
I
Kemerdekaan Hakiki Diasuh Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
Ikhlas sebagai Penutup Dosa rena Allah, malas untuk menjalankan perintah Allah sehingga ketidak-ikhlasan muncul saat menjalankan ibadah. Amal dilakukan karena bukan semata-mata karena Allah. Sebenarnya amalan yang didasari atas keikhlasan karena Allah tujuannya untuk menutupi kesalahan yang selama ini pernah terjadi baik disengaja maupun tidak. Amalan ikh-
Musuh Setan di Sekitar Kita
6 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
G
odaan syetan hadir setiap saat, untuk itu umat Islam harus membentengi diri dengan keimanan agar tidak terjerumus dalam rayuan syetan. Selain itu, hendaknya umat Islam mengenali siap saja musuh-musuh syetan di dunia ini. Dalam pengajian pekanan pada hari Ahad, 24 Syawal 1436/ 9 Agustus 2015 Ustadz H. Abdullah Hafidzi melanjutkan kajiannya tentang 20 musuh syetan yang harus kita kenali. Dengan mengenali musuh syetan, kita bisa lebih waspada terhadap godaan syetan tersebut. Pada pengajian sebelumnya telah dibahas ada 10 musuh syetan, selanjutnya musuh yang ke-11 adalah orang selalu shalat berjama’ah. Karena berjama’ah memiliki fadilah yang sangat besar, maka setan selalu berusaha menggagalkan umat Islam yang senang shalat berjamaah di masjid. Musuh yang ke-12 adalah orang yang senang menjalankan shalat tahajud, sementara yang lain sedang asyik tidur. Syetan selalu mengencingi telinga umat Islam agar mereka tidak lagi mendengar adzan, tidak
mau mendengar panggilan Allah. Musuh yang ke-13 adalah orang yang mampu memelihara dirinya dari perbuatan dan ucapan haram. Maraknya makanan dan minuman yang beredar yang tidak jelas kehalalannya juga harus diwaspadai umat Islam. Sebab itu bagian dari tipu daya muslihat syetan menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan. Musuh yang ke-14 adalah orang yang mau menasihati saudaranya sementara di hatinya tidak ada maksud atau tendensi apapun (ikhlas). Biasanya ini yang dilakukan para da’i yang sering memberikan tausiyah kepada jama’ah. Syetan sangat benci dengan seseorang yang senang memberikan nasehat yang baik. Karena itu umat Islam harus waspada terhadap provokasi-provokasi yang sering terjadi di masyarakat, karena ini bagian dari ulah syetan. Musuh yang ke-15 adalah orang yang selalu menjaga wudhu’nya. Ketika umat Islam dalam keadaan suci, maka syetan akan kesulitan masuk untuk menggodanya. Karena itu, orang yang suka menjaga wudhu’ merupakan musuh syetan.
las ini menjadi modal untuk menebus dosa kita selama ini. Ikhlas adalah amalan hati yang diucapkan melalui lisan dan meyakininya yang diwujudkan dalam perbuatam amal. Baik itu amal anggota tubuh, amal yang diucapkan mulut dan amal yang ada dalam hati, semuanya dilakukan karena Allah semata.y Musuh yang ke-16 adalah orang yang dermawan. Orang yang senang memberikan sedekah kepada yang membutuhkan dengan dasar keikhlasan. Syetan akan merasuki orangorang yang dermawan ini untuk berbuat riya’, bahwa sedekahnya bukan karena Allah melainkan agar dilihat manusia. Inilah salah satu tujuan syetan menggoda orang dermawan, sehingga pengorbanannya sia-sia karena tidak karena Allah. Musuh yang ke-17 adalah orang yang berakhlak mulia. Akhlak mulia adalah akhlak yang didasarkan pada Al Quran dan hadits. Akhlaknya menggambar kebaikan yang sematamata dilakukan karena Allah. Saat ini telah terjadi kemrosotan moral, untuk itu harus waspada karena itu bagian dari target syetan. Musuh yang ke-18 adalah orang yang meyakini bahwa rejeki itu sudah dijamin oleh Allah SWT. Banyak sekali manusia yang tidak yakin bahwa Allah telah menjamin rezekinya, karena itu mereka berusaha untuk mengumpulkan rezeki dengan cara yang haram. Musuh yang ke-19 adalah orang yang menyantuni janda miskin. Dan musuh ke-20 adalah orang yang menyiapkan bekal sebelum kematian datang.y
B
aru saja kita bangsa Indonesia memperingati dan merayakan hari kemerdekaan tanah air kita Indonesia tanggal 17 Agustus 2015 yang ke 70. Kalau dilihat dari 70 tahun usia bangsa ini, sudah cukup tua dan senja, jika ditilik dari umur manusia pada umumnya. Rata-rata harapan hidup (expectation of life) penduduk Indonesia menurut data statistik (terbaru) adalah sebesar 65 tahun. Sementara menrurut hadits Rasulullah “umur umatku berkisar antara 60 sampai 70 tahun”. Pertanyaanya sekarang adalah “Apakah benar selama 70 tahun ini kita bangsa Indonesia yang penduduknya 80 persen beragama Islam ini sudah merdeka?”. Tentunya banyak jawaban yang harus kita renungi dan kontemplasikan untuk menjawab permasalahan ini. Tetapi para ulama mengatakan kita harus mentadaburi hal ini lewat iman dan dalam kaca mata Allah dan RasulNya supaya kita mendapatkan jawaban yang jernih dan proporsional, dibanding dengan berdalih dari segi apapun. Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Asy Syams (91): 8-10, “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. Terlihat dalam ayat ini Allah SWT sudah memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada kita manusia untuk memilih apakah akan fasik dan takwa, terserah kepada kita dengan segala macam risiko dan akibatnya nanti. Inilah sesungguhnya modal dasar manusia dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya.
Kalau begitu ceritanya, maka merdeka yang hakiki itu adalah merdekanya hati dari ilah atau tuhan menuhan selain dari Allah. Itulah pentingnya syahadat dan kesaksian kita sebagai umat Islam “Tiada Ilah selain dari Allah”. Inilah ultimate goal kita sebagai orang Islam yang harus diusung sampai kita menghadap Allah kelak di akhirat. Sesungguhnya pelaku syirik, kufur, fasik dan menuhankan ilah-ilah yang lain selain Allah, belumlah merdeka dalam arti yang sebenarnya. Merdeka yang sesungguhnya adalah merdeka dari tipu daya syetan dan tipu daya dunia. Disinilah dibutuhkan semangat dan tekad kita untuk terus berusaha dan berupaya meningkatkan kesadaran diri untuk selalu berilah kepada Allah. Dengan adanya proses ini diharapkan ruh, jiwa, hati, kelakuan dan diri kita menjadi merdeka dari segala godaan yang ada. Inilah jati diri yang dikehendaki oleh Allah dan Rasulullah. . Merdeka yang hakiki, merdeka dari hawa nafsu. Merdeka dari penyakit-penyakit hati yang ada dalam tubuh kita, seperti sombong, takabur, ujub dan keakuan diri. Merdeka dari serakah dan bakhil serta pelit. Merdeka dari hasad dan dengki serta riya. Merdeka dari panjang angan-angan tanpa berusaha dan berandai-andai. Merdeka dari kebodohan dan malas belajar, malas bekerja dan berusaha. Malas mengaji juga dipandang belum merdeka. Merdeka dari syetan, Percaya dukun, jimat, sesajen, serta ramalan-ramalan adalah bukan sosok yang merdeka. Merdeka dari ketergantungan kepada benda-benda dan manusia serta bangsa lain, bukan juga sebagai
merdeka yang hakiki. Merdeka dari sifat zalim, sifat tirani, sifat pencuri, sifat korup, sifat kolusi, sifat nepotis yang merugikan, sifat pengkhianat, sifat maksiat adalah bukan tipikal merdeka yang sesungguhnya. Oleh karena itu hamba yang merdeka adalah hamba yang beriman kepada Allah. Mengikuti sunah Rasulullah, tetap istiqamah dengan ajaran Allah dan RasulNya, mulia akhlaknya. Rendah hati sifatnya, dermawan sifatnya, cinta sesama manusia terutama saudara seiman kelakuannya. Menghormati perbedaan yang terjadi, mencintai negerinya, negaranya, keluarganya, para gurunya, para sahabatnya, para dhu’afa dan orang yang tertindas dan termarjinalkan. “ … Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga mak sungguh ia telah beruntung (merdeka) … “, demikian kalam Allah dalam QS Ali ‘Imran(3): 185. Mudah-mudahan dengan perenungan kemerdekaan ini serta lebih mendekatkan diri kepada Allah, kita bangsa Indonesia dapat menggapai kemerdekaan yang hakiki seperti yang didam-idamkan kita semua dan sesuai dengan janji-janji Allah dan Rasulullah. Alangkah bahagianya jiwa kita kembali kepada keharibaan Allah dengan kemerdekaan yang hakiki ini. Sehingga kita menjadi orang yang berbahagia di dunia maupun di akhirat sesuai denga doa yang selalu kita baca setiap hari. Semogalah kita selalu profesional, berintegritas dan amanah dalam melaksanakan dan menggapainya. Allah SWT maha tahu dengan suasana hati kita. Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2015, yang ke 70. Wallaahu a‘lam bishshawaab.
7 | Buletin An-Nuur | Vol.66 /Tahun 06/ Dzul Qa’dah 1436 - September 2015
khlas harus menjadi pondasi dasar dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh umat Islam. Kegiatan yang tidak didasari keikhlasan karena Allah hanya akan menjadi amal yang sia-sia, karena amalnya hanya untuk manusia yang melihatnya. Pengajian yang disampaikan oleh Ustadz H. Ali Ahmadi mengangkat tema tentang ‘Keikhlasan’. Pengajian pekanan ini bertepatan pada hari Ahad tanggal 16 Syawal 1436/ 02 Agustus 2015. Dalam kehidupan di dunia, godaan syetan akan terus berlanjut tiada pernah henti. Syetan selalu mencoba menggagalkan manusia yang mencoba berbuat keikhlasan. Diantaranya adalah sifat malas yang ditimbulkan dari pengaruh syetan. Ustadz Ahmadi menambahkan, misalnya malas untuk beribadah ka-
galeri foto
1
8 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
2
4
3
5
KETERANGAN FOTO 1) Suasana jamaah usai pengajian yang disampaikan oleh Ustadz HM Arifin Ilham. 2) dan 3) Ustadz Arifin bersalam-salaman dengan jamaah, setelah libur pengajian di bulan Ramadhan. 4) Sebagian dari jamaah yang ingin berfoto bersama Ustadz Arifin. 5) Ustadz Emil Azman Sulthani Sie. Peribadatan Masjid An-Nuur bersama Ustadz Arifin, Pak Yanto dan Pak Bobby.