An-Nuur www.masjidannuur.com
Ayo Makmurkan Masjid
Buletin
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang Jakarta Timur
Qur’an Hadits
QURBAN Al-Qur’an “Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah kurban.” Al-Qur’an S. Al-Kautsar: 1 – 2,
Qurban Hikmah
Surat
Ust. Arifin Ilham
untuk Presiden Dewan Penasehat: H Muhammad Bhakty Kasry | Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani | Redaktur: Fathurroji NK | Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Dedeng Syahbudin, Harris Fadillah | Photografer: Fathur | Desain & Layout: Langit Putera Cahya | Ditribusi : Tim DKM | Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perum. Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 | Telp. 021-86900849 | Faks. 021-86900877 | Email:
[email protected] | Website: www.masjidannuur.com
Dari Abi Hurarah Ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda ”Barangsiapa yang memiliki keleluasan harta dan tidak menyembelih hewan qurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami”. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad). Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah ia berkata:”Kami menyembelih hewan qurban bersama Rasulullah saw. di Hudaibiyah. Seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang”.(HR. Muslim, Abu Daud dan Ahmad). “Barangsiapa menyembelih (hewan kurban) setelah Shalat (Ied) maka ibadah kurbannya telah sempurna dan dia telah melaksanakan sunnah kaum Muslimin dengan tepat.” (H.R.Bukhari)
DAFTAR ISI : v Info Kegiatan - 2 v Pengajian - 3 v Nurani - 6 v Galeri - 8
1 | Buletin An-Nuur | Vol.79 /Tahun 07/ Muharam 1437 - Oktober 2016
Mengambil
Hadits
info kegiatan
Kegiatan Setahun 2016
AGENDA OKTOBER 2016 Khotib Jumat
2 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
Tanggal
07
Nama Khotib H. ALI FATONI
14
H. MARYONO
21 28
H. MARYADI H. ASRIL AZIZ
Pengajian Ahad Shubuh Tanggal
Nama Penceramah
02 09 16
H. YUNUS YULIANZAM H. M HAZAIRIN H. ARIFIN HADIARSO
23 30
H. M. THAMRIN H. AHMAD JUNAIDI
PENGAJIAN TEMATIK
PENGURUS DKM Masjid An-Nuur Tahun 2016-2018 Dewan Penasehat Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : M Ichtiadi, Maryono Saliyam, Soewarno, Herman Agus, Sjaiful Atmar, Agung Buntaran Dewan Kemakmuran Masjid Ketua : Harris Fadillah Wakil : Wisnu Budi Dewan SYARIAH Ketua: Emil Azman Sulthani Anggota: Aswan Bakri, Nur Syarifudin Zakky, M Nurman, Sayid M Iqbal, Win Muchtar KEUANGAN Ketua: Ali Rachman Anggota: Rino Mandariza, Nursyamsi, Agung Priyanto, Handoyo ADMINISTRASI Ketua: Harto Anggota: Satria, Teguh, Doddy Sutrisno, Harjono, Budi PERIBADATAN Ketua: Emil Azman Sulthani Anggota: Harry Utomo, Arif, Adi Sasuci, semua Imam dan semua Muadzin SOSIAL
H. DJAELANI HUSNAN
Ketua: Ferry Azhari Anggota: Suyud, Liliek Ichtiadi, Yanti Bambang, Ning Kuryana, Yopie Yuliarso, Solikhan, Yati
02 (SHIRAH)
H. PANGADILAN DAULAY
03 (TAFSIR)
H. HUSNUL HAKIM
FASILITAS
AHAD 01 (FIKIH)
04 (AKHLAQ)
Nama Penceramah
H. YUSUF USMAN BAIZA
Ketua: Bambang W Anggota: Zulhanany, Ical Martosukarto, Nino Aditya, semua Marbot
Mengambil Hikmah dari Qurban
L
antunan takbir berkumandang tiada henti. Masjid dan mushalla ramai oleh pujian-pujian kepada Allah. Umat Islam bertakbir pada Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji. Mereka berbondong-bondong menuju tempat shalat untuk menunaikan ibadah shalat Idul Adha baik di masjid atau di lapangan. Masjid An-Nuur yang berlokasi di Perumahan Permata Timur Jakarta Timur, juga menggelar shalat Idul Adha. Ribuan jamaah memadati Masjid An-Nuur. Shalat Idul Adha yang bertepatan pada 10 Dzul Hijjah 1437/ 12 September 2016 ini menghadirkan khatib Ustadz H. Subkhi Saiman dan Imam Ustadz H Biron. Kaum muslimin mewujudkan keimanan mereka dengan menunaikan rukun Islam ke lima, ibadah haji ke Baitullah, dan melaksanakan shalat Idul Adha, kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban untuk melestarikan sunah Nabi Ibrahim AS. Ibadah haji merupakan karunia Ilahi, namun tidak semua orang bisa meraihnya, karena berbagai sebab. Berapa banyak
orang yang memiliki kecukupan harta, sehat fisik dan rohaninya, namun ia tidak sungguh-sungguh berniat berangkat ke Baitullah, sehingga ia tidak dapat menyambut panggilan Allah itu. Sebaliknya, berapa banyak orang yang berniat haji, ingin berangkat ke tanah suci Makkah, namun tidak memiliki kemampuan harta atau sedang mengalami sakit yang menghalangi mereka menunaikan rukun Islam kelima itu. Seruan untuk menunaikan ibadah haji dan menyembelih hewan qurban, yang dikumandangkan oleh Nabi Ibrahim AS telah berlangsung berabad-abad lamanya, dan disambut oleh berjuta-juta umat Islam di seluruh penjuru dunia. Idul Adha, selain dinamakan
hari raya haji, juga dinamakan “Idul Nahr,” artinya hari raya penyembelihan (Hari Raya Qurban). Hal ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, menyebabkan dia dianugerahi kehormatan sebagai “Khalilullah” (kekasih Allah). Setelah gelar Al-Khalil disandangnya, Malaikat bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Mu. Padahal ia disibukkan oleh urusan kekayaan dan keluarganya?” Allah berfirman: “Jangan menilai hamba-Ku Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah, tengoklah isi hati dan amal baktinya!” Karena itu, Allah SWT mengizinkan para malaikat menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, kekayaan dan keluarganya tidak melalaikannya dalam menaati Allah. Menurut mufassir Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Quranul ‘Adzim mengemukakan bahwa, pernyataan Nabi Ibrahim yang
3 | Buletin An-Nuur | Vol.79 /Tahun 07/ Muharam 1437 - Oktober 2016
1. Sholat Qiyamullail seminggu dua kali setiap Jumat dan Ahad dini hari. Imamnya; ustadz. H Hasanudin Sinaga SQ. ( imam tetap Masjid Istiqlal), Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky SQ ( Al Hafiz, Qori Nasional), Ustadz H. Ali Imron, Ustadz Biron, dan Ustadz Tafsirudin. 2. Pengajian Dhuha setiap sebulan sekali. 3. Pengajian Tematik setiap malam Senin setelah Maghrib. 4. Dzikir dg ustadz HM Arifin Ilham setiap Sabtu awal bulan. 5. Pengajian al-Qur’an setiap hari Kamis setelah Isya’ (Pengajar Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky) 6. Pengajian ibu-ibu Khoirunnisa setiap Jumat sore, Jumat pertama dan ketiga (Pengajar Ustadz H Ali Imron) 7. Santunan sembako setiap sebulan sekali. 8. Program santunan anak yatim. 9. Sunatan masal setahun sekali pada bulan Muharam. 10. Klinik sehat An-Nuur di buka setiap; Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.30-20.00 wib 11. Yayasan Roudlatul Jannah (pelayanan kematian) 12. Setiap Ramadhan mengadakan buka bersama bersama kaum dhuafa & anak yatim sebulan penuh. 13. Setiap Ramadhan di hari ke 21 mengadakan sahur bersama (700-1000 nasi kotak) di sediakan oleh PT. Pandu Siwi Sentosa/donatur tetap ) 14. Setiap Ramadhan di 10 hari terakhir mengadakan shalat Qiyamullail plus sahur bersama. 15. Pengurus DKM An-Nuur (Sie peribadatan) menerima pengislaman para mualaf yang akan masuk Islam.
pengajian
Menikah Muda Terhindar Maksiat
penyembelihan seekor kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran: “Kami ganti Ismail dengan seekor domba yang sangat besar. Kami telah jadikan Ibrahim sebagai contoh bagi generasi-generasi sesudahnya. Ucapan ‘salam sejahtera’ bagi Ibrahim. Demikianlah Kami memberi pahala kepada orang-orang yang beramal shalih.” (QS. Ash-Shaaffat(37):107-110). Peristiwa bersejarah ini memberi pelajaran bagi setiap Muslim, bahwa
A
Memaknai Haji dan Qurban
4 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
H tali pengikat tangannya, Ismail membaringkan diri, lalu meminta ayahnya segera mengayunkan pisau sambil berpaling, supaya tidak melihat wajahnya. Nabi Ibrahim memantapkan niatnya. Nabi Ismail memasrahkan diri pada Ilahi. Sedetik setelah pisau nyaris digerakkan, tiba-tiba Allah berseru dengan firman-Nya, menyuruh menghentikan dan tidak meneruskan untuk menyembelih anaknya. Sebagai imbalan keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan
anak yang shalih dan shalihah hanya dapat lahir dari keturunan dan lingkungan keluarga yang shalih dan shalihah juga Nabi Ibrahim telah memberi pelajaran berharga pada kita, bahwa jika kita menginginkan anak-anak kita menjadi anak yang shalih, maka orang tualah terlebih dahulu melakukan keshalihan agar menjadi contoh bagi anak-anaknya. Hasil didikan ini akan menjadi deposito orang tua untuk keberuntungannya di akhirat kelak.y
aji menjadi ritual rukun Islam kelima yang dilaksanakan umat Islam yang mampu. Haji menjadi ibadah yang sagat sakral karena tempatnya harus di Mekah dan waktunya pada bulan Dzulhijjah, dengan melibatkan jutaan manusia. Pengajian Dhuha setiap bulan sekali bertepatan pada hari Ahad, 16 Dzul Hijjah 1437/ 18 September 2016 disampaikan oleh Ustadz H. Sugiarto dengan tema Seputar Ibadah Haji, Umrah dan Qurban. Dalam uraiannya, Ustadz Sugiarto memaparkan surat Al Baqarah: 197 yang artinya: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan jidal (berbantah-bantahan) di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” Orang harus melaksanakan
haji, ketika waktu yang ditentukan yaitu pada tanggal 10 Dzul Hijjah. Selama melaksanakan ibadah haji maka orang tidak boleh rafats, yaitu berbicara yang mengandung syahwat (birahi), berbuat jimak (hubungan suami-isteri), tidak boleh pula berbuat fasik (durhaka, maksiat), serta tidak boleh jidal (berdebat, cekcok, berbantah-bantahan). Dan ketika orang yang sedang berhaji lalu melakukan kebajikan, bersedekah, pasti Allah tahu. Dan berbekallah, karena sebaik-baik bekal adalah Taqwa kepada Allah. Bila setiap jamaah haji mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan meninggalkan perbuatan yang dilarang tadi, niscaya haji yang dilakukan akan menjadi haji mabrur. Sementara itu perintah berqurban, berdasarkan proses dialog antara Nabi Ibrahim AS dengan anaknya, Nabi Ismail AS. Ibrahim meminta pendapat kepada Ismail ketika ada perintah menyembelih dirinya dari Allah. Ibrahim sangat demokratis dalam berkeluarga, ia sangat menghargai anaknya untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan anak. Kepercayaan (trust) Ismail kepada bapaknya sangat besar, sebagai orang yang shaleh. Ismail sangat mempercayai ayahnya sebagai sosok ayah yang baik. Sehingga komunikasi berjalan. Karena saking percayanya Ismail menyerahkan semuanya kepada Ibrahim untuk melaksanakan yang menjadi perintah Allah SWT.y
gustus lalu, Ustadz H M. Arifin Ilham telah memberikan teladan terhadap anak muda untuk berani menikah jika sudah siap. Ustadz Arifin menikahkan putranya Muhammad Alvin Faiz dengan Larissa Chou (Siti Raisa), pernikahan ini menjadi perhatian publik, mengingat usia keduanya yang masih muda jika dibanding kebiasaan di masyarakat Indonesia saat ini. Sebagai ayah Alvin, Ustadz Arifin memaparkan ke publik 17 alasan lengkap mengapa mengizinkan putranya menikah muda. Ke 17 alasan tersebut Ustadz Arifin umumkan melalui Page Facebook resmi K.H. Muhammad Arifin Ilham, Senin (8/8/2016). Menurut Ustadz Arifin, ini dilakukan setelah istikharah, selain itu sebagai anjuran untuk menyegerakan melaksanakan perintah Allah dalam menikah. “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu…”. (QS An Nuur(24): 32). Selain itu sesuai dengan sunnah Rasulullah “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Bila tidak mampu maka berpuasalahKarena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng)” (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
“Perhatikan yg dipanggil “yaa ayuhasy syabaabu…” Wahai para pemuda, bukan “rijaalu” yang sudah dewasa. Syabaabu dari aqil baligh menjelang dewasa (Mu’jam al Wasith). Sunnah utama bagi yang mampu.” Pernikahan ini juga setelah meminta restu dari para guru Alvin, dan tidak satu pun ulama atau guru Alvin yang tidak setuju pernikahan ini, bahkan mereka mendukung dan berharap ini menjadi Gebrakan Uswah di era global zina. Dengan nikah muda banyak keutamaan yang diraih, dihadapan Allah meraih nilai separuh agama, selamat dari dosa yang dimurkai Allah dan Rasulnya. “Anak-anak kita kini hidup di era global perzinaan, maka dengan menyegerakan nikah anak kita selamat,” tulisnya. Pernikahan ini akan menjadi bank pahala bagi Alvin dan kedua orang tuanya, karena setiap hati, pikiran, perasaan, mata, telinga, mulut dan tubuh yang dikerahkan untuk melayani istri dan anak anak mengalirkan ganjaran yang mulia. “Inilah hadiah istimewa untuk anakku yang telah berhasil menjadi wasilah hidayah Allah dengan masuk Islamnya Chou Lingling menjadi Siti Raisa. Dilanjutkan papa Raisa, beliau pun menyusul masuk Islam, lalu diskusi kembali berlanjut untuk oma Raisa, beliau pun menyusul masuk Islam bersama anak dan cucunya,” tuturnya.y
5 | Buletin An-Nuur | Vol.79 /Tahun 07/ Muharam 1437 - Oktober 2016
akan mengorbankan anaknya jika dikehendaki Allah itulah yang kemudian dijadikan bahan ujian, yaitu Allah menguji iman dan taqwa Nabi Ibrahim melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia 7 tahun. Ketika sang ayah belum juga mengayunkan pisau di leher putranya, Ismail mengira ayahnya ragu, atau tidak sampai hati menyembelih anaknya. Maka seraya melepaskan
pengajian
Hablum Minallah dan
M
Hablum Minannas Diasuh Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
Antara Ujian atau Azab puan seseorang. Solusi dari ujian adalah dengan kesabaran. Sebab jika tak sabar maka akan tambah persoalan lainnya. Berbeda dengan ujian, peringatan kecenderugannya memberatkan dan berulang. Dalam QS At-Taubah(9): 126 “Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, namun mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pelajaran.” Solusi dari peringatan ini tidak cukup dengan sabar saja, melainkan harus ditambah dengan taubat yang sesungguhnya, setelah itu mengambil pelajaran dari peringatan itu. Sebab jika tidak mengambil pelajaran,
maka akan berulang lagi kemaksiatan itu. Terakhir adalah azab. Allah pelit dosa, pelit azab, tetapi royal pahala. Maka keterlaluan jika ada manusia diazab oleh Allah, hal ini membuktikan bahwa manusia tersebut benar-benar tidak bisa diperingatkan. Azab ini akan berdampak terhadap lingkungan di sekitarnya, dampaknya lebih luas. Orang yang beriman dan tidak beriman akan terkena imbasnya. Solusi dari terhindar dari azab adalah selain bersabar, bertaubat, mengambil pelajaran ditambah satu lagi yaitu segera mengambil langkah cepat. Artinya harus cepat bertaubat dan tidak mengulangi lagi.y
6 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
P
engajian pekanan setelah shalat Shubuh pada hari Ahad, 16 Dzul Hijjah 1437/ 18 September 2016 disampaikan oleh Ustadz H. Lukman Shaleh dengan tema Menjaga Hati dalam Beribadah. Menurut Ustadz Lukman, syahadat menjadi pintu masuk seseorang menjadi seorang Muslim. Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, seseorang dianggap syah sebagai seorang Muslim. Namun tidak cukup bersyahadat, umat Islam harus menjalankan rukun Islam lainnya untuk menyempurnakan pengabdiannya. Jika dilihat maqam Islam diterapkan dalam bentuk aktifitas riil, misalnya cara shalat, puasa, zakat, haji. Semua dilakukan dalam bentuk fisik. Namun maqam iman berkaitan dengan hati. Karena kaitannya dengan keyakinan, yaitu yakin atas apa yang ada dalam rukun iman. Bahkan Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa memahami ilmu hati hukumnya fardhu a’in. Karena amal
Tingkatkan Amalan Hati ibadah umat Islam banyak berkaitan dengan hati, jika kita tidak belajar tentang hati maka kurang sempurna memaknai sebuah ajaran Islam. Masih banyak orang yang masih belum beriman, tapi masih berIslam saja. Mereka hanya mengerjakan rutinitas saja, tapi makna kandungannya masih belum sempurna karena dilakukan bukan karena Allah. Masih
mengedepankan tampilan atau zhahir tapi bukan bathinnya. Kita banyak membahas amalan zhahir tapi sangat jarang membahas amalan bathin. Jangan sampai hati rusak, sehingga rusak juga amalan zhahir. Untuk itu, antara amalan zhahir harus dibarengi dengan amalan hati.y
B
ulan Dzulhijjah identik dengan bulan haji dan qurban. Karena pada bulan inilah kedua jenis ibadah itu dilakukan oleh umat Islam seantero dunia. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran(3) ayat 97, “.... mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (orang) yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullaah, barang siapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. Mengerjakan haji merupakan rukun Islam urutan terakhir dari rukun Islam, setelah kita bersyahadat, shalat, puasa dan zakat. Jelas disini haji merupakan gabungan dari dimensi ibadah kepada Allah sekaligus kepada sesama manusia. Istitha’ah atau kesanggupan berhaji mencakup finansial serta mental sipiritual dari hamba yang akan menunaikan ibadah haji ini. Selanjutnya Allah berfirman, surat Al Hajj(22) ayat 27, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”. Disini Allah SWT menyuruh nabi Ibrahim AS untuk memanggil umat Islam untuk naik haji. Serta menggambarkan betapa perjalanan haji ini membutuhkan kondisi fisik dan mental yang prima dan optimal. Disamping persiapan mental yang sabar, bertoleransi yang tinggi serta qana’ah menerima apa adanya dalam setiap kondisi di Mekkah dan Madinah. Makanya ibadah haji adalah suatu ibadah yang berdimensi hablum minallaah lillaahi ta’ala karena Allah dan hablum minnannaas dalam arti menghargai sesama manusia dengan berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan dan manasik haji. Ali Syari’ati mengungkapkan dengan spirit sosial yang terkandung dalam ibadah haji ini, seharusnya
berdampak secara signifikan kepada perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Hal umum yang terjadi selama ini adalah orang yang sudah berhaji lebih menonjol keshalihan individualnya. Mereka membentuk strata tersendiri dalam kiprahnya bermasyarakat. Seharusnya makna ibadah haji ini harus ditransformasikan dalam bentuk keshalihan sosial ketimbang keshalihan individual dalam masyarakat. Imam Al Ghazali dalam karya besarnya Ihyaa ’Ulumuddiin mengeritik jamaah haji yang setelah pulang haji tetapi tidak memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekitarnya bukan merupakan orang yang telah membersihkan hati dan jiwanya, dikatakan ghurur atau terperdaya karena telah mengabaikan skala prioritas dalam beribadah. Seperti juga yang dikatakan oleh Yusuf Qardhawi dalam salah satu tulisannya. Kritik Al Ghazali ini sangat beralasan karena pemaknaan ibadah haji ini seharusnya memiliki aspek transformasi horizontal, vertikal dan diagonal frontal yang tidak bisa dilihat secara parsial dan harus dipandang secara integral menyeluruh serta kaffaah. Panggilan haji hendaklah disikapi secara multidimensional dan penuh keterpaduan. Karena kalau disikapi secara parsial yang muncul adalah sikap kesombongan dan keangkuhan diri. Dengan menyikapi secara multidimensional seseorang akan menemukan jati dirinya dengan penuh kesadaran dan kebaktian. Jadi kemabruran ibadah haji adalah ketika mereka mampu meningkatkan kualitas amal shalih, seperti kedermawanan, kerendahhatian, keadilan dan sifat kemanusiaannya setelah kembali dari haji. Jika ini tidak terjadi, malahan sebaliknya dengan membanggakan gelar hajinya, tentu saja pengorbanan uang, waktu dan tenaga akan menjadi sia-sia di hadapan Allah, demikian Imam Al Ghazali mengatakan.
Dalam konteks negara kita Indonesia, transformasi ritualitas haji ini, khusus dalam upaya pengentasan kemiskinan, para haji sebaiknya mampu mengorbankan dirinya untuk ikut serta memberdayakan ekonomi kerakyatan, baik dengan mengelola lembaga-lembaga perekonomian yang berada di masjid-masjid, koperasi syari’ah misalnya, yang selama ini termaijinalkan oleh situasi dan kondisi ekonomi global. Dalam konteks lain janganlah mereka yang mengaku haji melakukan monopoli usaha, sehingga pengusaha kecil tidak berkutik. Mereka harus rela dengan tulus ikhlas mampu membangun hubungan harmonis agar terjadi persaingan usaha secara sehat dan dinamis. Makna transformatif itulah yang perlu kita renungkan sekarang. Karena dengan pemaknaan kontekstual transformatif tersebut, mudah-mudahan kita akan terlepas dari stigma Al Ghazali tersebut sebagai ghurur, orang yang terperdaya. Namun kita akan masuk dalam kategori seorang haji yang mabrur, yang oleh Rasulullah dikatakan sebagai jihad yang paling luhur yang nantinya akan mendapat pahala yang tiada lain adalah syurga. Ya Allah ya Tuhan kami terimalah haji kami. Jadikanlah haji kami haji yang mabrur di hadapanMu. Jadikanlah ibadah haji kami dapat memperbaiki diri dan hati kami, dalam membentuk diri kami, keluarga kami dan masyarakat kami menjadi masyarakat yang marhamah, berbudi dan bermartabat. Jadikanlah haji kami berdampak terhadap ibadah kami, keluarga kami dan masyarakat kami. Jadikanlah ibadah haji kami membuat hati dan perbuatan kami selalu istiqamah kepadaMu. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin. Wallaahu a‘lam bishshawaab. y
7 | Buletin An-Nuur | Vol.79 /Tahun 07/ Muharam 1437 - Oktober 2016
anusia hidup di dunia akan mengalami yang namanya ujian dalam hidup. Kesiapan manusia menghadapi ujian itu terletak dari sikap kepribadiannya masing-masing. Adakalanya ujian itu bisa dilaluinya, dan tak sedikit yang putus asa dengan ujian itu. Pengajian pekanan pada hari Ahad setelah shalat Shubuh bertepatan pada tanggal 23 Dzulhijjah 1437H/25 September 2016 disampaikan oleh Ustadz H. Muhammad Subhan dengan tema mengenal ujian, peringatan dan azab dari Allah. Dalam paparannya, Ustadz Subhan menyitir sebuah ayat Al Quran surat Al Baqarah(2): 155 yang artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” Ujian atau cobaan diberikan kepada Allah untuk hambaNya. Kecenderugan dari sebuah ujian adalah meringankan dan tidak memberatkan karena disesuaikan dengan kemampuan setiap orang. Ujian itu terukur sesuai degan kadar kemam-
nurani
galeri
01
8 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
03
05
02
04
06
KETERANGAN FOTO 1. Sebagian pengurus dan jamaah Masjid An-Nuur usai shalat Idul Adha 2. Suasana jamaah Masjid An-Nuur usai menyelenggarakan shalat Idul Adha 3- Aktivitas pemotongan dan pemilihan daging Qurban 4. Proses pengepakan daging di kantong plastik untuk siap dibagikan 5. Panitia survei hewan Qurban di tempat kandang peternakan 5. Tim panitia Qurban dari ibu-ibu siap beraktivitas membagikan daging Qurban.
07