An-Nuur www.masjidannuur.com
Ayo Makmurkan Masjid
Buletin
Masjid An-Nuur Perumahan Permata Timur Kalimalang Jakarta Timur
Qur’an Hadits
Puasa
Ramadhan
Membakar Dosa
SILATURAHIM Al-Qur’an “Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesun guhnya llah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An-Nisaa’[4] : 1)
“Barangsiapa yang suka agar diperluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menjalinkan hubungan tali silaturrahim.” (Hadis Riwayat al-Bukhari)
Surat
Ust. Arifin Ilham
untuk Presiden Dewan Penasehat: H Muhammad Bhakty Kasry | Pemimpin Redaksi: Emil Azman Sulthani | Redaktur: Fathurroji NK | Tim Redaksi: Syaiful Atmar, Dedeng Syahbudin | Photografer: Fathur | Desain & Layout: Langit Putera Cahya | Ditribusi : Tim DKM | Alamat Redaksi: Masjid An-Nuur Perum. Permata Timur Curug Kalimalang Pondok Kelapa Jakarta Timur 13450 | Telp. 021-86900849 | Faks. 021-86900877 | Email:
[email protected] | Website: www.masjidannuur.com
“Tidak masuk surga mereka yang memutuskan silaturrahim.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim) Dari Abu Ayub Al Anshari, beliau berkata, seorang berkata,”Wahai Rasulullah, beritahulah saya satuamalan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga.” Beliau Shallallahu›alaihi Wasallam menjawab,“Menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan bersilaturahim.” pahalanya kecuali berjaga” (HR Al Hakim)
DAFTAR ISI : v Info Kegiatan - 2 v Pengajian - 3 v Nurani - 6 v Galeri - 8
1 | Buletin An-Nuur | Vol.75 /Tahun 07/ Sya’ban 1437 - Juni 2016
Hadits Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda “Baragsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, hendaklah dia menjalinkan silatur rahim.” (Hadis Riwayat al-Bukhari)
info kegiatan
Kegiatan Setahun 2016
AGENDA JUNI 2016
Dewan Penasehat Ketua : H Muhammad Bhakty Kasry Anggota : M Ichtiadi, Maryono Saliyam, Soewarno, Herman Agus, Sjaiful Atmar, Agung Buntaran Dewan Kemakmuran Masjid Ketua : Harris Fadillah Wakil : Wisnu Budi Dewan SYARIAH Ketua: Emil Azman Sulthani Anggota: Aswan Bakri, Nur Syarifudin Zakky, M Nurman, Sayid M Iqbal, Win Muchtar KEUANGAN
Khotib Jumat
2 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
PENGURUS DKM Masjid An-Nuur Tahun 2016-2018
03
Nama Khotib H. AHMAD FAUZI
Ketua: Ali Rachman Anggota: Rino Mandariza, Nursyamsi, Agung Priyanto, Handoyo
10
H. RHAMADIN AFIF
ADMINISTRASI
17 24
H. MARYADI H. NURMAN
Ketua: Harto Anggota: Satria, Teguh, Doddy Sutrisno, Harjono, Budi
Tanggal
Pengajian Ahad Shubuh Tanggal
Nama Penceramah
05 12 19
H. M THAMRIN H. SUGIARTO H. MUH. YUNUS
26
QIYAMULLAIL
PENGAJIAN TEMATIK AHAD
Nama Penceramah
PERIBADATAN Ketua: Emil Azman Sulthani Anggota: Harry Utomo, Arif, Adi Sasuci, semua Imam dan semua Muadzin SOSIAL Ketua: Ferry Azhari Anggota: Suyud, Liliek Ichtiadi, Yanti Bambang, Ning Kuryana, Yopie Yuliarso, Solikhan, Yati
H. DJAELANI HUSNAN
FASILITAS
02 (SHIRAH)
H. PANGADILAN DAULAY
03 (TAFSIR)
H. HUSNUL HAKIM
Ketua: Bambang W Anggota: Zulhanany, Ical Martosukarto, Nino Aditya, semua Marbot
01 (FIKIH)
04 (AKHLAQ)
H. YUSUF USMAN BAIZA
Ramadhan Membakar Dosa
S
etiap manusia di dunia ini mempunyai kitab ajal. Garis kematian kita telah ditentukan jauh sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Itulah yang harus kita ketahui dan sadari bahwa hidup kita di dunia ini sangat singkat. Kita mesti jeli terhadap tanda-tanda kematian. ”Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat mati dan mempersiapkan diri setelah mati”... (HR Muslim). Dan sesungguhnya umat Muslim itu memang harus mengingat kematian. Kita wajib waspada terhadap tipu daya dunia ini. Kita harus berusaha mencari jalan agar kita sampai pada tujuan yang sebenarnya, yakni syurganya Allah SWT. Caranya dengan kebaikan dan perbaikan. Itulah ciri-ciri umat Islam yang sebenarnya. Gampang saja menilainya. Misalnya, lihat saja, kalau shalat orang itu benar bisa dipastikan ia akan mampu menjaga diri. Menjaga dirinya dari perbuatan mencuri, menipu, ghibah, korupsi dan pebuatan zina. Bulan Ramadhan, waktunya kita untuk bertazkiyatunnafs. Karena
cuma di bulan inilah mungkin kita bisa fokus untuk lebih bertaqarrub kepada Allah. Kita bersihkan diri kita, dari segala dosa yang ada. Kita ubah sikap dan perilaku kita yang mungkin tidak baik pada bulan-bulan sebelumnya. Di bulan Ramadhan ini kita dibakar oleh Allah untuk dicetak sebagai pribadi yang mulia. Dan tentunya memerlukan waktu yang tidak bisa dibilang sebentar, yakni 29 atau 30 hari. Contohnya saja besi, besi itu kalau dipanaskan memerlukan waktu yang cukup dan hasil dari memanaskan besi itu dapat dijadikan beberapa alat yang berguna, seperti gergaji, palu, pisau, sendok, dan sebagainya, bahkan apabila di proses lebih lama lagi akan menjadi barang yang sangat canggih seperti pesawat, kapal, motor dan sebagainya. Nah, kalau besi saja butuh waktu untuk menjadikannya bermanfaat, maka sama halnya seperti manusia. Manusia butuh waktu untuk menjadikan dirinya bernilai, bermanfaat, dan mulia. Salah satunya adalah dengan cara berpuasa di bulan Ramadhan ini. Ada 4 hal yang akan dibakar oleh Allah dalam diri kita apabila
kita bersungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa ini, yakni: 1. Dosa kita kepada Allah. Sadar atau tidak kita pasti punya atau pernah melakukan dosa kepada Allah SWT terkadang kita bersikap acuh kepada urusan yang satu ini. Kita sering melakukan dosa tapi tak pernah meminta ampun pada Allah. Sebelum bulan puasa kita adalah seorang pembohong, dan setelah bulan Ramadhan berakhir kita masih saja suka berbohong. Padahal umat Islam adalah mereka yang senantiasa melakukan kebaikan dan perbaikan. 2. Dosa antar sesama Setiap orang itu pasti punya kesalahan baik disengaja atau pun tidak. Kesalahan yang kita lakukan pada teman, saudara, keluarga, masyarakat dan sebagainya. Kadang hanya gara-gara perkara sepele bisa menyebabkan tersinggung antar satu sama lain dan silaturahim merenggang. Dan di bulan Ramadhan inilah seharusnya kita bisa kembali mempererat tali silaturahim yang merenggang tersebut. Di
3 | Buletin An-Nuur | Vol.75 /Tahun 07/ Sya’ban 1437 - Juni 2016
1. Sholat Qiyamullail seminggu dua kali setiap Jumat dan Ahad dini hari. Imamnya; ustadz. H Hasanudin Sinaga SQ. ( imam tetap Masjid Istiqlal), Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky SQ ( Al Hafiz, Qori Nasional), Ustadz H. Ali Imron, Ustadz Biron, dan Ustadz Tafsirudin. 2. Pengajian Dhuha setiap sebulan sekali. 3. Pengajian Tematik setiap malam Senin setelah Maghrib. 4. Dzikir dg ustadz HM Arifin Ilham setiap Sabtu awal bulan. 5. Pengajian al-Qur’an setiap hari Kamis setelah Isya’ (Pengajar Ustadz H. Nur Syarifudin Zaky) 6. Pengajian ibu-ibu Khoirunnisa setiap Jumat sore, Jumat pertama dan ketiga (Pengajar Ustadz H Ali Imron) 7. Santunan sembako setiap sebulan sekali. 8. Program santunan anak yatim. 9. Sunatan masal setahun sekali pada bulan Muharam. 10. Klinik sehat An-Nuur di buka setiap; Senin, Rabu dan Jumat pukul 16.30-20.00 wib 11. Yayasan Roudlatul Jannah (pelayanan kematian) 12. Setiap Ramadhan mengadakan buka bersama bersama kaum dhuafa & anak yatim sebulan penuh. 13. Setiap Ramadhan di hari ke 21 mengadakan sahur bersama (700-1000 nasi kotak) di sediakan oleh PT. Pandu Siwi Sentosa/donatur tetap ) 14. Setiap Ramadhan di 10 hari terakhir mengadakan shalat Qiyamullail plus sahur bersama. 15. Pengurus DKM An-Nuur (Sie peribadatan) menerima pengislaman para mualaf yang akan masuk Islam.
bulan ini, kesalahan antar teman dihapus dengan seringnya kita melakukan ta’lim bersama atau membuat kelompok pengajian. Antar keluarga kita diperdekatkan dengan sahur bersama dirumah, buka puasa bersama, dan waktu luang untuk berkumpul pun menjadi banyak dan lain sebagainya. 3. Darah daging yang kotor Ketahuilah bahwa orang yang rutin berpuasa akan mengalami perubahan yang positif dalam tubuhnya. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa dengan melakukan terapi puasa akan membantu menghilangkan berbagai macam penyakit, seperti diabetes, darah tinggi dan lain-lain. Sangat jarang orang yang melakukan puasa malah menjadikan dirinya lemah. Bahkan Rasul dan sahabat saat berperang lebih banyak dilakukan saat berpuasa dan banyak menuai kemenangan di sana. 4. Sifat-sifat buruk Dengan adanya bulan Ramadhan ini, tentunya kita dilatih untuk beraktivitas lain dari biasanya. Sebelumnya, kita hanya bisa bangun pagi pukul lima atau enam, tapi di bulan Ramadhan, kita bangun lebih awal untuk melaksanakan sahur. Di bulan Ramadhan kita akan menjadi lebih sering melakukan amal baik daripada amal buruk. Seperti memberi antar sesama, tadarus Al Quran, shalat tarawih berjamaah, mendengarkan ceramah dan lain-lain. Inilah yang akan membantu kita untuk mengikis sedikit demi sedikit sifat-sifat buruk yang ada dalam diri kita. Sombong, riya, pelit, atau suuzhzhan akan berubah menjadi sifat yang tawadhu’, dermawan, terpuji, dan selalu berkhusnuzhzhan. Semoga sifat-sifat seperti ini bisa dipertahankan setelah Ramadhan itu berakhir dan tentu kita akan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Wallaahua’lam bishshawaab.y
Perbanyak Istighfar
di Bulan Ramadhan
B
ulan Sya’ban 1437 H sebentar lagi pergi dan berganti menjadi bulan agung yaitu Ramadhan. Marhaban ya Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan dari Allah. Semoga Allah menyampaikan kita di bulan suci Ramadhan dan beribadah dengan baik. Pengajian pekanan yang diadakan setiap Ahad pagi setelah shalat Shubuh berjamaah di Masjid AnNuur pada 8 Sya’ban 1437/ 15 Mei 206 lalu disampaikan oleh Ustadz H Achmad Bukhari Muslim dengan mengambil tema pembahasan menyambut Ramadhan 1437 H dengan banyak beristighfar. Bulan Ramadhan yang tinggal beberap hari lagi harus disambut dengan penuh kebahagiaan. Menyambut Ramadhan sebaiknya dengan hati yang suci, untuk bisa suci hati hendaknya memperbanyak meminta ampunan kepada Allah alias istighfar. Syaikh Ibnu Al Qayyim mengatakan begitu manusia melakukan dosa, segera memohon ampun (beristighfar) kepada Allah. Ini merupakan solusi luar biasa saat seorang hamba terjerumus dalam dosa. Bila hamba yang bertakwa, ia akan selalu terbayang oleh dosanya, hingga dosa yang dilakukan tadi justru berdampak positif terhadapnya di kemudian hari.
Ibnul Qayyim mengatakan, “bila engkau ingin berdo’a, sementara waktu begitu sempit, padahal di dalam dadamu dipenuhi oleh begitu banyak hajat (kebutuhan), maka jadikan seluruh isi doamu berupa permohonan maaf kepada Allah. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi olehNya tanpa engkau memintanya.” Allah akan mengampuni seluruh dosa manusia selagi manusia masih hidup dan bisa memohon ampun kepada Allah, kecuali jika nyawa sudah di leher maka ia tidak akan bisa mengampuni dosanya, seperti peristiwa Fir’aun yang mengakui adanya Allah namun sudah terlambat. Menurut Ustadz Bukhari, sebenarnya Allah tidak butuh permohonan ampun dari manusia, istighfar yang dilakukan oleh umat bukan untuk kepentingan Allah, melain kan untuk kepentingan manusia semata. “Selagi kita diberi kesempatan oleh Allah, maka perbanyaklah istighfar,” katanya. Namun seringkali manusia berbuat lalai dan melupakan Sang Pencipta. Untuk itu, momen Ramadhan hendaknya bisa dimaksimalkan oleh umat Islam untuk meningkatkan kualitas keimanan sehingga lahir ketaqwaan yang sesungguhnya. y
Waspadai Bangkitnya Komunis
B
ukan isapan jempol semata, komunis yang pernah membuat sejarah kelam di negeri ini pelan tapi pasti kian menunjukkan eksistensinya. Pengikut komunis mulai terang-terangan menampilkan simbol-simbol Partai Komunis Indonesia (PKI) berbentuk palu arit kian marak. Pengajian pekanan yang diselenggarakan di Masjid An-Nuur Jakarta Timur pada Ahad, 15 Sya’ban 1347/ 22 Mei 2016 disampaikan oleh Ketua Bidang Hubungan Kelembagaan Internal Dewan Dakwah Islam Indonesia Drs. H. Mas’adi Sulthani, Lc dengan mengambil tema mewaspadai bangkitnya komunisme di Indonesia. Menurut Ustadz Mas’adi, umat Islam harus mewaspadai adanya kebangkitan PKI yang dulu pernah membasmi umat Islam di negeri ini. Sejarah kelam komunis telah menjadi catatan bangsa akan kebiadaban komunisme, baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Menurut data, komunis di dunia telah membantai umat manusia sebanyak 127 juta jiwa di 76 negara di dunia. Artinya, dalam setahun,
komunis telah membunuh manusia sebanyak 1.6 juta jiwa per tahun. Sangat disayangkan jika akhir-akhir ini mulai ada orang-orang yang akan membangkitkan komunisme gaya baru. Menurut Ustadz Mas’adi, ada tiga jargon kelompok komunis gaya baru di Indonesia: Pertama, mereka berdalih memperjuangkan hak asasi manusia (HAM). Kedua, mereka berjuang untuk demokrasi. Ketiga, mereka tidak anti agama. Pertama, dengan dalih hak asasi manusia para komunis ini mencoba menjunjung tinggi nilai-nilai HAM, sementara mereka lupa bahwa mereka telah berbuat aniaya tehadap ratusan juta manusia yang mati di tangan komunis. Mereka memiliki doktri meneror, menghalalkan segala cara asal tujuan tercapai. Karena itu, komunis adalah penghancur dan bukan penjaga HAM. Kedua, mereka menjunjung demokrasi. Sementara di mana pun komunis ada di Negara-negara selalu menjadi partai tunggal dan berkuasa bertahun-tahun. Mereka tidak mengenal multi partai dalam
berpolitik. Ketiga, katanya tidak anti agama. Pada tahun 1957 ijtima para ulama yang pernah diselenggarakan di Sumatera memutuskan hasilnya bahwa dari sudut pandang agama, ajaran komunis adalah kufur dan menyesatkan. Dalam banyak hal, biasanya komunis akan bangkit jika 4 syarat di suatu Negara sudah terjadi, yaitu pertama menciptakan kondisi hukum yang tidak adil. Keputusan yang tidak adil akan melahirkan ketidakstabilan di masyarakat. Kedua, menicptakan caosh di mana-mana. Masyarakat mudah tersulut dengan provokasi tak berdasar, sehingga masyarakat rentan terjadi perselisihan dan terjadi insiden yang tidak diinginkan. Ketiga, jurang antara yang kaya dan miskin sangat dalam. Jika empat syarat di atas terpenuhi, maka akan menjadi ladang subur paham komunis berkembang di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, umat Islam harus selalu waspada dengan bahaya laten ini. y
5 | Buletin An-Nuur | Vol.75 Vol.74 /Tahun 07/ Sya’ban Rajab 1437 1437 - Mei - Juni 2016 2016
4 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
pengajian
pengajian
Hati, Lidah dan
nurani
Perbuatan Manusia
D
Shalat Pembeda Muslim & Kafir
R 6 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
asulullah dengan tegas menyatakan bahwa yang membedakan antara Muslim dan kafir adalah shalat. Shalat menjadi indikator seseorang dikatakan sebagai muslim. Karena itu, mendirikan shalat setiap lima waktu merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Pengajian pekanan yang diadakan setiap Ahad pagi setelah shalat Shubuh berjamaah di Masjid An-Nuur pada 23 Rajab 1437/ 1 Mei 206 lalu disampaikan oleh Ustadz H Waliyul Amri dengan mengambil tema pembahasan tentang shalat. Dalam sebuah hadits Rasulullah menjelaskan bahwa yang membedakan antara mukmin dan kafir terletak pada shalat. ”Janji (sebagai pembeda) di antara kami dan mereka (orang kafir) ialah dalam hal shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka benar-benar ia telah kafir.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasai). Hadits lain, ”Perbedaan antara hamba Allah (yang beriman dan yang kafir) adalah menyia-nyiakan shalat.” (HR. Muslim) Dari hadits tersebut maka shalat
bisa digunakan sebagai alat analisis dalam melihat masyarakat atau manusia di hadapan Allah SWT, yaitu dari shalatnya, terutama shalat fardhu yang dilakukan secara berjamaah di masjid. Menurut Ustadz Waliyul Amri, shalat berjamaah di masjid merupakan gambaran miniatur dari masyarakat, di mana imam sebagai pemimpin mengajak dalam kebaikan kepada makmumnya dan menaati aturan yang berlaku dalam shalat berjamaah atau masyarakat. Karena itulah, tambah Ustadz Waliyul Amri, pemimpin dalam shalat itu adalah yang universal yaitu bisa diterima oleh jamaahnya atau masyarakatnya. Begitu juga dalam hidup bermasyarakat, dibutuhkan pemimpin yang universal yang bisa mengajak masyarakatnya pada jalan yang diridhai oleh Allah. Dalam sebuah masyarakat yang mayoritas Islam, sudah sewajarnya jika masyarakat memilih pemimpin yang seakidah, dan dilarang memilih pemimpin non Islam untuk menjadi pemimpin di masyarakat mayoritas
Muslim. Ada banyak ayat yang meneragkan akan haramnya memilih pemimpin non muslim dalam Al-Quran. Di antaranya adalah ”Janganlah orangorang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (Pemimpin/ Pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).” QS. Ali ’Imran(3): 28. Ustadz Waliyul Amri menjelaskan bahwa non muslim tak hentihentinya menyakiti dirimu (muslim). Dari dulu, Yahudi selalu menyakiti umat Islam, sejak dari Nabi Musa hingga sekarang. Hal ini jelas sekali kebencian mereka terhadap Islam. Karena itulah, shalat berjamaah menjadi cerminan, umat Islam harus memilih pemimpin yang seakidah, yang bisa mengarahkan jamaahnya pada jalan kebaikan. y
i dalam Al Quran Surat An Nisaa’ ayat 136 Allah SWT berfirman, “Wahai orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kepada kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya”. Melihat redaksi ayat ini, apa sebenarnya maksud Allah untuk menyuruh orang yang sudah beriman seperti kita orang Mukminin ini, untuk beriman kembali?. Sesungguhnya banyak sekali ayat-ayat dalam Al Quran yang bunyi redaksinya seperti ini. Yang jelas tentu saja Allah senantiasa akan menguji keimanan yang telah kita ikrarkan, ucapkan dan realisasikan dalam kehidupan kita ini. Profesor Dr Muhammad Mutawali Asysya’rawi seorang ulama dan pakar tafsir, mengatakan bahwa sekurang-kurangnya ada tiga hal yang dimaksudkan Allah SWT dalam ayat yang telah disebutkan di atas. Pertama supaya kita senantiasa selalu meningkatkan kualitas keimanan kita ini. Kedua supaya kita istiqamah dan sungguh-sungguh dalam iman kita dan ketiga supaya kita menerjemahkan iman kita dalam tataran perilaku kita sehari-hari. Begitu juga dengan Islam dan ihsan kita, juga akan diuji setiap saat oleh Allah SWT dalam detik kehidupan kita. Seperti kita ketahui dan menurut definisi para ulama tauhid, bahwa ada tiga komponen iman yang harus dipenuhi supaya iman kita ini menjadi iman yang memenuhi syarat perlu dan cukup untuk menjadi iman yang sempurna dan kamil. Pertama tashdiqun
bilqalbi, yaitu membenarkannya dalam hati. Kedua taqriirun billisaan alias mengucapkannya dengan lidah. Ketiga ‘amalun bilarkaan atau mengimplementasikannya dalam perbuatan. Ketiga komponen iman ini harus dikerjakan secara bersama-sama dan terintegrasi serta bersinergi dalam tubuh kita baik jasmani maupun ruhani. Inilah yang disebutkan Allah beriman secara totalitas dan kaffah atau keseluruhan. Menurut para ulama tauhid kualitas iman yang meningkat biasanya dtandai dengan semakin dekatnya kita dengan Allah. Semakin rela dan tunduk kita kepada aturan Allah yang dikenakan kepada kita. Semakin terasa asyiknya kita mengerjakan ibadah hanya semata-mata karena Allah. Yang lain itu terasa kecil hanya Allah yang besar. Hanya kepada Allah saja semua urusan digantungkan. Hanya kepada Allah saja untuk minta pertolongan dalam semua kesulitan, cobaan dan musibah. Intinya adalah semakin yakinnya kita akan keberadaan Allah dalam setiap nafas kehidupan. Kekonsistenan keimanan kita kepada Allah tercermin dari seberapa jauhnya kita membutuhkan Allah dalam perjalanan hidup kita. Adanya suatu kebutuhan kita dalam menjalankan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya demi untuk kebaikan kita sendiri. Tingkat kesadaran inilah yang membutuhkan perjuangan dan pelatihan yang berat serta istiqamah dari kita. Karena setan setiap saat selalu menipu dan menggoda lebih keras dari perjuangan kita. Kesimpulannya adalah semakin butuhnya kita kepada Allah di setiap waktu. Menerjemahkan iman dalam tataran perilaku kita sehari-hari merupakan perwajahan iman seseorang mukmin. Apakah ikrar di dalam hati serta ucapan lidah kita tentang iman
kepada Allah ini diaplikasikan dalam kehidupan ini. Bisa saja hati sudah membenarkan lidah sudah mengucapkan tetapi tidak dilakukan dalam pekerjaan terhadap iman ini dalam bentuk ibadah. Selalu mengatakan cukup eling saja, tanpa ada pengamalan sesuai yang diperintahkan Allah. Pengaplikasian iman dalam amal inilah yang dituntut Allah kepada kita sebagai tanda kebenaran iman kita ini. Singkatnya iman yang dibenarkan dalam hati diucapkan oleh lidah harus dipraktikkan dalam amal dan perbuatan kita. Makanya kita harus selalu bermohon kepada Allah supaya iman kita ini dapat terjaga secara terus menerus. Tidak ada tempat bergantung kita selain dari Allah. Janganlah kita menjadi orang yang lemah, baik hati, ucapan dan perbuatan. Minta tolong terus kepada Allah, fasta’in bilaah walaa ta’jiz. Tingkatkan terus kualitas keimanan kita, sambil bermohon terus kepada Allah SWT. Pasti dan yakin kita Allah akan menolong kita dalam iman kita. Kepada Allah jua kita bermohon, semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk tetap menjaga hati dan lidah serta perbuatan kita dalam meningkatkan kualitas keimanan kita, sehingga tercapai tingkat iman yang kamil dan sempurna. Jangan terjadi hati kita kemana, lidah kita dimana dan perbuatan kita bagaimana. Sambil senantiasa terus berdoa di setiap waktu “Tiada Tuhan selain Engkau, wahai yang membalik-balikkan hati kami, tetapkanlah hati kami dalam agamaMu dan ketaatan kepadaMu, Maha Suci Engkau, kamilah yang selalu menzhalimi diri kami sendiri”. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin. Wallaahu a‘lam bishshawaab.y
7 | Buletin An-Nuur | Vol.75 Vol.74 /Tahun 07/ Sya’ban Rajab 1437 1437 - Mei - Juni 2016 2016
Diasuh Oleh: H Emil Azman Sulthani (Penanggung Jawab Sie Peribadatan)
8 | Buletin An-Nuur | www.masjidannuur.com
galeri
Foto-foto di atas adalah dokumentasi kegiatan selama Ramadhan tahun 1436/2015 di Masjid An-Nuur. Yaitu program pemberian takjil bagi para soimin selama sebulan penuh dan shalat qiyamullail pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Para jamaah yang datang mendapatkan hidangan sahur bersama sampai akhir Ramadhan. Para jamaah yang datang hingga 1.000 orang yang datang dari berbagai daerah di sekitar Jakarta. Kegiatan takjil dan sahur di Masjid An-Nuur ini merupakan program yang didukung oleh CSR perusahaan jasa kurir Pandu Logistics yang digelar setiap tahun. Kita berdoa, semoga para donatur yang telah berpartisipasi dalam kegiatan di Masjid An-Nuur ini mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, amin ya Rabbal Alamien. Selamat Menyambut Ramadhan, semoga kita bisa menjalankannya ibadah dengan sebaik-baiknya, amin.