MARKET BRIEF ATASE PERDAGANGAN RI DI SINGAPURA
Edisi AGUSTUS 2013
PELUANG PASAR BISKUIT (HS 1905) DI SINGAPURA
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA Agustus 2013 i
DAFTAR ISI Sampul
i
Daftar Isi I.
II.
III.
IV.
ii
PENDAHULUAN
I-1
I.1 Tinjauan Singapura
I-1
I.1.1 Profil Geografi
I-1
I.1.2 Penduduk Singapura
I-2
I.2 Perekonomian
I-3
I.2.1 Tinjauan Ekonomi
I-3
I.2.2 Perdagangan Internasional
I-4
1.2.3 Perdagangan Singapura-Indonesia
I-5
POTENSI PASAR BISKUIT DI SINGAPURA
II-1
II.1 Pasar Biskuit di Singapura
II-1
II.2 Informasi Produk
II-3
II.3 Data Perdagangan Biskuit
II-5
II.3.1 Ekspor Biskuit Singapura
II-6
II.3.2 Impor Biskuit Singapura
II-9
II.3.3 Potensi Pasar Biskuit di Singapura
II-12
II.4 Data Ekspor Biskuit Indonesia
II-14
INFORMASI PASAR BISKUIT DI SINGAPURA
III-1
III.1 Sistem Distribusi
III-1
III.2 Segmentasi Pasar
III-3
III.3 Market Trend
III-3
III.4 Kebijakan Biskuit di Singapura
III-3
III.4.1 Regulasi Impor Makanan Olahan Singapura
III-3
III.4.2 Peraturan Importasi Singapura
III-4
PELUANG, TANTANGAN DAN STRATEGI
IV-1
IV.1 Peluang
IV-1
IV.1 Tantangan
IV-1
IV.2 Strategi
IV-2
ii
DAFTAR GAMBAR NO
JUDUL
HALAMAN
Gb. 1.1
Peta Negara Singapura
I-1
Gb. 1.2
Komposisi Penduduk Singapura
I-2
Gb. 1.3
GDP Perkapita
I-4
Gr. 2.1
Perkembangan Ekspor dan Impor Biskuit Singapura
II-5
2008-2012 (US$ Juta) Gr. 2.2
Komposisi Pasar Ekspor Biskuit Singapura 2012
II-6
Gr. 2.3
Komposisi Impor Biskuit Singapura 2012
II-9
Gr. 2.4
Pertumbuhan Impor Biskuit Singapura 2008-2012
II-10
Gr. 2.5
Perkembangan Impor Biskuit Singapura dari Dunia
II-12
vs Indonesia Gr. 2.6
Komposisi Eksportir Impor Biskuit Singapura 2012
II-12
Gr. 2.7
Perkembangan Ekspor dan Impor Biskuit Indonesia
II-14
2010-2012 Gb. 3.1
Sistem Distribusi Biskuit di Singapura
III-1
Gb. 3.2
Retail Stores Makanan & Minuman di Singapura
III-2
Gb. 3.3
Segmentasi Pasar Biskuit Berdasarkan Usia
III-2
Gb. 3.4
Prosedur Importasi di Singapura
III-6
iii
DAFTAR TABEL NO
JUDUL
HALAMAN
Tb. 1.1
Komposisi Penduduk Singapura
I-2
Tb. 1.2
Ringkasan Perekonomian Singapura
I-3
Tb. 2.1
Perkembangan Impor F&B Singapura 2008-2012
II-2
Tb. 2.2
Konsumsi Biskuit Per Kapita di Beberapa Negara
II-3
Asia Tb. 2.3
Kode HS untuk Biskuit
II-5
Tb. 2.4
Ekspor Biskuit Singapura 2007-2012 (Ton)
II-5
Tb. 2.5
Ekspor Biskuit Singapura 2008-2012 (US$ Juta)
II-6
Tb. 2.6
Pasar Ekspor Terbesar Biskuit Singapura 2008-
II-8
2012 Tb. 2.7
Impor Biskuit Singapura 2007-2012 (Ton)
Tb. 2.8
Impor Biskuit Singapura 2008-2012 (US$ Juta)
II-10
Tb. 2.9
Asal Impor Terbesar Biskuit Singapura 2008-2012
II-11
Tb. 2.10
Harga Biskuit Impor di Singapura 2012
II-13
Tb. 2.11
Ekspor Biskuit Indonesia ke Dunia 2010-2012
II-14
Tb. 4.1
Matriks Kompetitor Pasar Biskuit di Singapura
IV-1
iv
II-9
BAB I PENDAHULUAN I.1 Tinjauan Singapura I.1.1 Profil Geografi Singapura adalah negara pulau di Asia Tenggara yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya antara Malaysia dan Indonesia. Singapura memiliki total lahan 778 km² dan 193 km garis pantai dan terdiri dari 63 pulau, termasuk pulau utama, dikenal sebagai Pulau Singapura. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. 1.1 Peta Negara Singapura
I-1
I.1.2 Penduduk Singapura Tabel 1.1 Komposisi Penduduk Singapura Warga Singapura : 3.82 juta (72.0%) Non-Resident: 1.49 juta (28.0%) Populasi :
0-14 th
5.31 juta (jiwa)
15-64 th : 73.7% ≥ 65 th
: 16.4% : 9.92%
Pertumbuhan : 2.5% (2012) Pengangguran
angka pengangguran: 1.8% (Q4 2012)
Sumber: Department of Statistic Singapore; Monthly Digest Statistics, March 2013 Berdasarkan sensus pada bulan Juni 2012, tercatat 5.31 juta orang tinggal di Singapura dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2.5% pada 2012. Dari jumlah tersebut, 3.82 juta adalah warga Singapura sedangkan sisanya 1.49 juta adalah bukan warga Singapura (Non-resident). Penduduk Singapura terdiri dari berbagai etnis, diantaranya China (74.2%); Melayu (13.3%); India (9.2%) dan etnis lainnya 3.3%. 1.2 Komposisi Penduduk Singapura
Indians 9% Malays 13%
Others 3%
3.82 Juta
Chinese 75%
I-2
I.2 Perekonomian Tabel 1.2 Ringkasan Perekonomian Singapura GDP 2012
S$ 305.20 miliar
Pertumbuhan
5.2% (yoy)
GDP percapita 2012
S$ 65,048.0
Pertumbuhan
3.6% (yoy)
GNI percapita 2012
S$ 64,310.
Pertumbuhan
3.2% (yoy)
Ekspor 2012
S$ 510.33 miliar
Pertumbuhan
-0.9% (yoy)
Impor 2012
S$ 474.55 miliar
Pertumbuhan
3.2% (yoy)
Inflasi
4.6% (2012); 5.2% (2011)
Sumber: Department of Statistic Singapore I.2.1 Tinjauan Ekonomi Singapura memiliki struktur ekonomi pasar bebas yang sangat maju. Lingkungan bisnis dan infrastruktur yang baik adalah kunci di balik kesuksesan ekonomi Singapura. Sektor jasa memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB Singapura diikuti oleh industri. Singapura menikmati lingkungan yang sangat terbuka dan bebas korupsi, harga yang stabil, dan GDP per kapita lebih tinggi dari sebagian besar negara maju. Sebagai negara dengan wilayah yang kecil, pasar domestik yang terbatas dan kelangkaan sumber daya alam, ekonomi Singapura sangat tergantung pada perdagangan, terutama dalam consumer electronics, produk-produk teknologi informasi, farmasi dan sektor jasa keuangan yang maju. Pertumbuhan GDP percapita Singapura pada 1960-2011 seperti terlihat pada grafik berikut:
I-3
Gb 1.3 GDP Perkapita Singapura
GDP Per Kapita Singapura (Current Market Price) S$ S$ 63,050 ( 2011)
70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 1960
1970
1980
1990
2000
2010
Sumber: Department of Statistic Singapore Dari grafik, terlihat bahwa pertumbuhan GDP percapita Singapura mengalami peningkatan tajam dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. I.2.2 Perdagangan Internasional Ekonomi Singapura sangat dipengaruhi oleh perdagangan internasional. Karena lokasi geostrategis dan fasilitas pelabuhan yang maju, volume ekspor barang Singapura yang besar melibatkan hampir 45% perdagangan dari ekspor adalah re-ekspor. Total perdagangan eksternal Singapura pada 2012 adalah sebesar S$ 984.88 miliar meningkat tipis 1.1% (yoy) dibandingkan tahun 2011. Total ekspor turun -0.9% menjadi S$ 510.33 miliar, dan total impor tumbuh 3.2% menjadi S$ 474.55 miliar pada tahun 2011. Dimana, dari S$ 510.33 miliar ekspor, 44.12% adalah re-ekspor, hal ini menunjukkan peran Singapura sebagai hub dalam perdagangan internasional. Kelesuan ekonomi global akibat utang zona euro yang berkelanjutan, adalah alasan penurunan kinerja perdagangan Singapura. Pasar ekspor terbesar Singapura 2012 adalah Malaysia S$ 62.87 miliar (+0.05%); Hong Kong S$ 55.9 miliar (-1.54%); China S$ 54.87 miliar (-2.28%); Indonesia S$ 54.13 miliar (+0.66%), dan Amerika Serikat S$ 27.44 miliar (-0.7%) serta ke Jepang S$ 22.61 miliar (-2.21%). I-4
Negara asal impor Singapura terbesar 2012 adalah Malaysia S$ 50.50 miliar (+2.71%); China S$ 48.95 miliar (+2.52%); Amerika Serikat S$ 48.2 miliar (1.73%), Korea Selatan S$ 32.02 miliar (+17.23%), Taiwan S$ 31.6 miliar (+15.61%), Jepang S$ 29.54 miliar (-10.39%), dan Indonesia S$ 25.23 miliar (+4.05%). Sebagai
pendukung
perdagangan
bebas,
Singapura
memiliki
hambatan
perdagangan relatif sedikit. Mitra dagang dengan Most Favoured Nation (MFN) memiliki tingkat tarif nol untuk produk mereka selain untuk minuman beralkohol. Namun
ada
pembatasan
impor
beberapa
terutama
berdasarkan
pada
isu-isu
lingkungan, kesehatan dan keamanan publik. Impor beras juga membutuhkan lisensi impor dalam rangka untuk menjamin keamanan pangan dan stabilitas harga. Karena lokasinya yang strategis di Asia Tenggara, sarana transportasi yang memadai (melalui laut, udara dan darat) pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan peningkatan yang signifikan dalam disposable income penduduk, Singapura telah menjadi pusat bisnis seafood penting dan hub distribusi utama di wilayah tersebut. perikanan
Singapura dari
berfungsi
negara-negara
sebagai Asia
pasar
ekspor
Tenggara
ikan
serta
dan
sebagai
produk dasar
transhipment untuk produk perikanan dari seluruh dunia. I.2.3 Perdagangan Singapura-Indonesia Total perdagangan Indonesia dengan Singapura sepanjang 2012 sebesar S$ 79.36 miliar, meningkat 1.71% dibanding periode yang sama tahun 2011, yang tercatat S$ 78.02 miliar. Impor Indonesia dari Singapura mencapai S$ 54.13 miliar (+0.66%), sedangkan ekspor Indonesia ke Singapura hanya sebesar S$ 25.23 miliar (+4.05%) sehingga menghasilkan defisit bagi Indonesia sebesar S$ 28.9 miliar. Pada tahun 2012, Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 bagi Singapura, dengan pangsa 10.61%, juga merupakan negara asal impor terbesar ke-7 dengan pangsa 5.32%.
I-5
BAB II POTENSI PASAR BISKUIT DI SINGAPURA
II.1 Pasar Biskuit di Singapura Konsumsi pangan Singapura adalah sebesar SG$ 11.98 miliar pada tahun 2012 naik dari sekitar SGD 9 miliar di tahun 2007, atau terhitung 3.5% dari PDB. Pada basis per kapita, Singapura memiliki tingkat konsumsi pangan tertinggi di Asia Tenggara, akuntansi selama 3% dari PDB. Meskipun populasi nasionalnya kecil yakni sekitar 5 juta orang, Singapura adalah salah satu importir terbesar makanan olahan dan minuman di Asia. Karena terbatasnya lahan untuk pertanian dan urbanisasi yang pesat, Singapura mengimpor lebih dari 90% produk makanan, terutama dari negara-negara Asia lainnya. Impor F&B menyumbang lebih dari 8% dari PDB pada tahun 2012. (Singapore Food and Beverage Industry 1H2013 www.emergingmarketsdirect.com). Adapun yang termasuk dalam impor F & B adalah sebagai berikut:
II-1
Tabel 2.1 Perkembangan Impor F&B Singapura 2008-2012
Nilai Impor (US$ juta)
Kategori
HS 2 Digit
Meat
02
Meat and edible meat offal
615
545
660
788
810
9.63
9.60%
Seafood
03
Fish and crustaceans, molluscs and other acquatic invertebrates
665
609
707
833
765
6.11
4.79%
Dairy Prod.
04
1,014
776
1,083
1,362
1,213
9.63
6.13%
327
332
410
449
473
10.94
13.08%
411
406
470
593
590
11.67
12.86%
238
218
216
425
374
17.03
16.33%
345
308
371
463
452
9.93
9.38%
07 Vegetables Prod.
08 09 16
Processed Food
Beverages
Deskripsi
2008
Dairy products, eggs, honey, edible animal product nes Edible vegetables and certain roots and tubers Edible fruit and nuts; peel of citrus fruit or melons Coffee, tea, maté and spices Preparations of meat, of fish or of crustaceans, molluscs or other aquatic invertebrates
2009
2010
2011
2012
TREND
CAGR
17
Sugars and sugar confectionery
253
256
383
431
427
17.00
19.13%
18
Cocoa and cocoa preparations
427
409
543
585
542
8.72
8.29%
19
Preparations of cereals, flour, starch or milk; pastrycooks' products
298
294
400
418
443
12.11
14.11%
20
Preparations of vegetables, fruit, nuts or other parts of plants
242
207
241
288
319
9.28
9.70%
21
Miscellaneous edible preparations
494
471
509
599
673
8.97
10.88%
22
Beverages, spirits and vinegar
1,697
1,443
1,800
2,393
2,526
13.90
14.19%
7,025
6,274
7,795
6,274
7,795
2.10
3.53%
Total
Selanjutnya laporan ini memfokuskan kepada perkembangan konsumsi biskuit di Singapura. Kenaikan jumlah populasi, perempuan yang bekerja, pertumbuhan populasi kelas menengah
dan
meningkatnya
disposable
income
menjadi
faktor
yang
mempengaruhi perubahan kebiasaan konsumsi makanan siap saji, diantaranya peningkatan
konsumsi
biskuit
di
Singapura
kebutuhan makanan ringan serta nutrisi.
II-2
sebagai
alternatif
pemenuhan
Berdasarkan data Mintel Global Market Navigation, konsumsi per kapita biskuit di Singapura pada 2010 cukup tinggi yaitu sebesar 4.1 kg. Pasar biskuit manis dan gurih di Singapura tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8% dalam lima tahun. Tabel 2.2 Konsumsi Biskuit Per Kapita di Beberapa Negara Asia 2010
Per capita consumption (kg)
Sales (US$)
Thailand 5.2 Singapore 4.1 China 3.5 Malaysia 1.9 India 1.5 Indonesia 1.3 Vietnam 0.2 Sumber: Mintel Global market Navigation
431 205 12,895 210 2,768 759 131
GDP per capita (US$) 2012 9,815 61,803 9,233 17,143 3,876 4,956 3,635
II.2 Informasi Produk Biskuit merupakan makanan kecil ringan yang sudah memasyarakat dan banyak dijumpai di pasaran. Biskuit dapat dijumpai di hampir semua supermarket, grosir sampai toko yang menjual makanan kecil. Hal ini karena biskuit telah diterima secara luas di semua segmen pasar terutama karena harganya yang relatif rendah dan kandungan nutrisinya. Menurut Wikipedia, biskuit diartikan sebagai produk makanan kecil yang renyah yang dibuat dengan cara dipanggang. Sementara menurut BSN (Badan Standarisasi Nasional) Indonesia, biskuit adalah produk yang diproleh dengan memanggang adonan dari tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain dan dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang dizinkan dengan kadar protein tidak boleh kurang dari 9% dan kadar air tidak boleh lebih dari 5% Biskuit terbuat dari tepung, susu dan air. Untuk memperkaya kandungan nutrisi dan meningkatkan rasa, kadang-kadang ditambahkan Gula, Cream, Butter, Telur dan Salt pada biskuit.
II-3
Berdasarkan jenisnya, produk biskuit dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu biskuit manis dan biskuit asin. 1. Biskuit manis atau disebut juga biskuit keras merupakan jenis biskuit dengan rasa manis yang dibuat dari adonan keras dan berbentuk pipih. Tekturnya terbilang padat dengan kandungan lemak tinggi dan ada juga yang rendah. Termasuk dalam jenis ini adalah biskuit wafer termasuk, krim, roti, polos (tea time) assorted dan cookies. 2. Biskuit asin atau disebut juga crackers merupakan jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras melalui proses fermentasi, berbentuk pipih yang rasanya mengarah asin dan relatif renyah. Pengemasan Biskuit disimpan menggunakan kemasan yang kedap terhadap cahaya, uap air dan oksigen. Kemasan yang digunakan pada biskuit ini bertujuan untuk dapat menjaga mutu dan kualitas biskuit selama penyimpanan. Di pasar biskuit ada beberapa jenis kemasan: 1. Produk premium, cenderung dibungkus dengan baik dan dikemas dalam kaleng, kotak dan karton. 2. Sebagian besar produk biskuit dikemas dalam pembungkus polypropylene atau bahan plastik yang jelas, yang ditemukan dalam produk menengah yang lebih murah. KODE HARMONISED SYSTEM Berdasarkan Harmonized System Code (HS Code) yang digunakan dalam perdagangan global, biskuit dikelompokkan dalam HS 1905.30 dan HS 1905.90.
II-4
Tabel 2.3 Kode HS untuk Biskuit
No.
1
Kode HS
Biskuit Manis
190531 190532
Deskripsi Sweet Biscuits Biskuit manis Waffles and wafers Wafel dan wafer Bread, pastry, cakes, biscuits & other bakers' wares, whether/not containing cocoa; communion wafers, empty
2
Biskuit Asin
cachets of a kind suitable for pharmaceutical use, sealing 190590
wafers, rice paper & similar products (Biscuits not elsewhere classified) Biskuit tidak manis, kue kering, wafer, biskuit asin dll
II.3 Data Perdagangan Biskuit Perkembangan ekspor dan impor Biskuit Singapura selama kurun 2008-2012 ditunjukkan dalam grafik berikut: Grafik 2.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Biskuit Singapura 2008-2012 (US$ Juta)
Ekspor 252.40 189.81
78.07
2008
Impor 249.31
258.40
184.46
74.64 2009
86.87
2010
107.65
2011
97.19
2012
Dari grafik terlihat bahwa Singapura mengimpor biskuit lebih besar dari angka ekspor. Trend impor biskuit menunjukkan kinerja positif sementara trend ekspor sedikit menurun, hal ini menunjukkan peningkatan konsumsi biskuit dalam negeri. II-5
II.3.1 Ekspor Biskuit Singapura Total volume ekspor biskuit dan wafer Singapura dalam kurun waktu 6 tahun mengalami penurunan. Pada 2012, ekspor biskuit Singapura turun 5.09% menjadi 20,4 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya seperti yang dapat dilihat pada table 2.4 dibawah. Tabel 2.4 Ekspor Biskuit Singapura 2007-2012 Ekspor Biskuit Singapura ke Dunia (Ton) Kode HS
Item
190531
Sweet Biscuit
190532
190590
Waffles & wafers
2007
2008
2009
2010
2011
2012
9,717
10,820
9,218
9,426
10,102
10,560
46.1%
50.3%
48.9%
44.7%
47.0%
51.7%
1,553
1,428
1,206
1,903
1,318
1,180
7.4%
6.6%
6.4%
9.0%
6.1%
5.8%
Biscuits not elsewhere classified
9,812
9,272
8,443
9,768
10,094
8,681
46.5%
43.1%
44.8%
46.3%
46.9%
42.5%
Total
21,081
21,520
18,866
21,097
21,514
20,420
Change 2011/2012 4.53%
-10.51%
-14.00%
-5.09%
Grafik 2.2 Komposisi Ekspor Biskuit Singapura 2012
Dari grafik komposisi diatas ekspor biskuit Singapura didominasi oleh biskuit manis, yaitu sebesar 51.7% dari total ekspor atau 10.56 ribu ton pada 2012. II-6
Tabel 2.5 Ekspor Biskuit Singapura 2007-2012 Ekspor Biskuit Singapura ke Dunia (US$ Juta) Kode HS
190531
190532
190590
Item
Sweet Biscuit
Waffles & wafers Biscuits not elsewhere classified Total
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Change 2011/2012
35.5
40.5
39.4
44.6
48.5
53.8
10.87%
52.1%
51.8%
52.7%
51.4%
45.1%
55.4%
5.0
5.5
4.5
6.0
17.0
5.9
7.4%
7.1%
6.0%
6.9%
15.8%
6.0%
27.6
32.1
30.8
36.2
42.1
37.5
40.5%
41.1%
41.2%
41.7%
39.1%
38.6%
68.2
78.1
74.6
86.9
107.6
97.2
-65.61%
-10.83%
-9.71%
Sementara dalam hal nilai, nilai ekspor biskuit secara total mencatat penurunan 9.71% (yoy) pada 2012 menjadi US$ 97.2 juta dibandingkan tahun sebelumnya dengan biskuit manis mendominasi pasar ekspor. Meskipun secara total ekspor biskuit mencatat penurunan, namun ekspor biskuit manis mencatat pertumbuhan signifikan 10.87%(yoy) pada 2012 menjadi US$ 53.8 juta atau menyumbang 55.4% dari seluruh ekspor biskuit. Adapun tujuan utama ekspor Biskuit Singapura seperti terlihat pada tabel 2.6 adalah: 1. Sweet Biscuits adalah (1) USA, (2) Malaysia, (3) Jepang, (4) China , dan (5) Filipina. Pada 2012, dapat dilihat bahwa lima pasar ekspor terbesar mencatat pertumbuhan. Trend ekspor untuk kelima negara tersebut tren positif kecuali ke Jepang. 2. Wafel dan wafer adalah (1) Arab Saudi, (2) Oman, (3) Malaysia, (4) negara Asia lainnya, dan (5) Papua New Guinea. Pada 2012, dapat dilihat bahwa ekspor ke Malaysia mencatat pertumbuhan terbesar. Trend ekspor untuk kelima negara tersebut tren positif kecuali ke Arab Saudi. 3. Biskuit lainnya adalah (1) Malaysia, (2) Jepang, (3) China , (4) Australia dan (5) Brunei.
II-7
Tabel 2.6 Pasar Ekspor Terbesar Biskuit Singapura 2008-2012 Nilai Ekspor Biskuit (US$ Juta) No.
Negara 2008
2009
2010
2011
Trend
Change 11-12
2012
HS 190531 1 2 3 4 5
USA Malaysia Japan China Philippines
7.21 5.52 3.94 0.19 2.49
9.29 4.60 2.80 0.20 2.29
9.60 5.50 3.15 0.85 2.67
11.64 5.22 3.20 1.71 2.73
14.00 6.45 3.55 2.58 2.45
16.79 4.45 -0.70 109.11 1.51
20.27% 23.44% 10.92% 50.89% -10.19%
40.46
39.37
44.64
48.55
53.82
8.11
10.87%
Saudi Arabia Oman Malaysia Other Asia, nes Papua New Guinea
1.85 0.47 0.33 0.00
1.71 0.64 0.16 0.08
1.81 0.75 0.23 0.29
1.62 0.72 0.23 0.67
1.72 0.73 0.55 0.44
-1.98 10.36 14.84 208.06
6.03% 0.61% 134.35% -34.76%
0.08
0.22
0.08
0.50
0.42
53.00
-16.46%
Total
5.53
4.49
6.03
17.02
5.85
15.56
-65.61%
6.39 2.71 0.98 1.37
6.35 4.97 1.26 1.21
9.35 4.55 2.10 1.33
9.47 6.06 2.74 2.81
8.77 5.06 3.71 2.13
10.87 15.51 41.10 18.68
-7.36% -16.50% 35.46% -24.22%
1.86
1.45
1.50
1.98
2.12
5.91
7.35%
Total
32.07
30.79
36.19
42.07
37.52
6.46
-10.83%
Total
78.07
74.64
86.87
107.65
97.19
8.11
10.87%
Total HS 190532 1 2 3 4 5
HS 190532 1 2 3 4 5
Malaysia Japan China Australia Brunei Darussalam
Sumber: UN Comtrade
II-8
II.3.2 Impor Biskuit Singapura Pertumbuhan impor Biskuit Singapura mencatat trend positif. Perkembangan volume impor Biskuit di Singapura 2007-2012 ditunjukkan dalam tabel 2.7 Tabel 2.7 Impor Biskuit Singapura 2007-2012 Impor Biskuit Singapura dari Dunia (Ton) Kode HS
190531
190532
190590
Item
Sweet Biscuit
Waffles & wafers
2007
2008
2009
2010
2011
2012
15,761
18,627
15,575
16,665
18,231
19,324
22.4%
25.8%
22.8%
22.6%
23.2%
24.0%
3,728
3,929
3,648
4,541
4,396
4,535
5.3%
5.4%
5.3%
6.2%
5.6%
5.6%
Biscuits not elsewhere classified
50,914
49,630
49,134
52,415
56,040
56,732
72.3%
68.8%
71.9%
71.2%
71.2%
70.4%
Total
70,403
72,186
68,357
73,622
78,667
80,591
Change 2011/2012 6.00%
3.15%
1.23%
2.45%
Grafik 2.3 Komposisi Impor Biskuit Singapura 2012
Dari grafik komposisi diatas, volume impor biskuit Singapura didominasi oleh biskuit asin, yaitu sebesar 70.4% dari total ekspor atau 56.73 ribu ton pada 2012, menunjukkan bahwa konsumen biskuit Singapura lebih menyukai biskuit asin. II-9
Tabel 2.8 Impor Biskuit Singapura 2008-2012 Impor Biskuit Singapura dari Dunia (US$ Juta) Kode HS
190531
190532
190590
Item
Sweet Biscuit
Waffles & wafers
2008
2009
2010
2011
2012
57.4
50.5
57.7
67.6
72.2
30.3%
27.4%
22.9%
27.1%
27.9%
13.0
12.2
15.8
17.2
18.7
6.9%
6.6%
6.3%
6.9%
7.2%
Biscuits not elsewhere classified
119.3
121.9
178.9
164.5
167.5
62.9%
66.1%
70.9%
66.0%
64.8%
Total
189.8
184.5
252.4
249.3
258.4
Trend
Change 2011/2012
7.8
6.84%
11.3
8.77%
10.3
1.80%
9.6
3.65%
Sementara dalam hal nilai, trend impor biskuit Singapura dalam kurun waktu lima tahun 2008-2012 seperti yang terlihat pada tabel 2.8 mencatat trend pertumbuhan positif 9.6 dengan semua segmen biskuit mencatat pertumbuhan ekspor. Grafik 2.4 Pertumbuhan Impor Biskuit Singapura 2008-2012
Untuk periode 2012, impor biskuit secara total mencatat pertumbuhan 3.65% (yoy) menjadi US$ 258.4 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
II-10
Tabel 2.9 Asal Impor Terbesar Biskuit Singapura 2008-2012 Nilai Impor Biskuit (US$ Juta) No.
Negara
Trend 2008
2009
2010
2011
2012
Change 11-12
HS 190531 1 2 3 4 5
Malaysia China Indonesia United Kingdom Japan
19.02 5.36 4.99 4.57 3.84
15.74 2.49 4.45 3.85 3.24
20.34 2.97 5.00 4.47 3.20
22.85 3.65 6.97 5.39 2.98
21.95 7.44 6.71 6.50 3.85
6.82 10.94 10.99 10.97 -0.82
-3.97% 103.66% -3.67% 20.54% 29.20%
Total
57.44
50.45
57.70
67.55
72.18
7.77
6.84%
4.60 2.06 1.51 0.05 0.65
4.56 1.58 1.59 0.06 0.69
5.54 2.87 1.67 0.05 1.37
5.62 3.01 1.91 0.88 1.83
5.80 3.09 2.05 1.98 1.81
6.98 15.68 8.32 180.23 35.16
3.23% 2.62% 7.40% 125.15% -1.54%
13.02
12.16
15.78
17.22
18.73
11.35
8.77%
69.14 14.90 4.14 4.59 5.34 3.55
68.02 16.78 5.91 4.42 4.89 3.29
114.51 17.10 6.72 6.95 5.54 4.32
88.02 19.85 8.07 8.11 5.98 4.94
86.14 19.32 10.59 7.36 6.75 3.86
7.22 7.12 24.46 16.77 6.93 5.97
-2.14% -2.68% 31.18% -9.26% 12.83% -21.81%
Total
119.35
121.85
178.92
164.53
167.50
10.28
1.80%
Total
189.81
184.46
252.40
249.31
258.40
9.62
3.65%
HS 190532 1 2 3 4 5
Malaysia Indonesia USA United Kingdom Switzerland Total
HS 190532 1 2 3 4 5 6
Malaysia USA Japan China Thailand Indonesia (9)
Sumber: UN Comtrade
Negara-negara pengekspor Biskuit utama ke Singapura pada 2012 antara lain: 1. Sweet Biscuits adalah (1) Malaysia, (2) China , (3) Indonesia, (4) Inggris dan (5) Jepang. Pada 2012, trend impor dari kelima negara tersebut tren positif kecuali impor dari Jepang. 2. Wafel dan wafer adalah (1) Malaysia, (2) Indonesia, (3) USA, (4) Inggris, dan (5) Swiss. Pada 2012, dapat dilihat bahwa impor wafel & wafer mencatat trend positif. 3. Biskuit lainnya adalah (1) Malaysia, (2) USA, (3) Jepang, (4) China , (4) Thailand.
II-11
II.3.3 Potensi Pasar Biskuit di Singapura Pangsa pasar biskuit Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan total impor biskuit Singapura. Grafik 2.5 Perkembangan Impor Biskuit Singapura dari Dunia vs Indonesia
Impor dari Dunia 252.4
Impor dari Indonesia
249.3
258.4
14.9
13.7
2011
2012
189.8 184.5
10.6
2008
9.3 2009
12.2
2010
Grafik 2.6 Komposisi Eksportir Biskuit Singapura 2012
Pada Gambar diatas merupakan visualisasi dari keadaan pangsa pasar di Singapura bagi negara pengekspor biskuit. Eksportir utama biskuit di Singapura pada 2012 diduduki oleh Malaysia dengan pangsa impor 44% atau senilai US$ 113.88 Juta.
II-12
Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini, karena trend impor
elativ Singapura dari
dunia menunjukkan pertumbuhan sebesar 9.6% selama 2008-2012 sementara pangsa ekspor dari Indonesia masih
relatif kecil dibandingkan eksportir utama, dalam
hal ini Malaysia. Tabel 2.10 Harga Biskuit Di Singapura
No.
Negara
Impor 2012 US$ Juta
Ton
Price US$/ Ton
Biskuit Manis 1 2 3 4 5
Malaysia China Indonesia United Kingdom Japan
21.95 7.44 6.71 6.50 3.85
8,097 1,714 2,556 1,417 275
2,710.3 4,338.7 2,626.8 4,588.8 13,973.4
Total
72.18
19,324
3,735.0
5.80 3.09 2.05 1.98 1.81
1,945 716 857 244 116
2,982.5 4,316.5 2,391.5 8,138.5 15,507.6
18.73
4,535
4,130.3
86.14 19.32 10.59 7.36 6.75 3.86
40,628 3,123 1,229 2,332 1,357 1,285
2,120.1 6,185.3 8,622.1 3,156.3 4,970.0 3,006.6
167.50
56,732
2,952.4
Wafle & Wafer 1 2 3 4 5
Malaysia Indonesia USA United Kingdom Switzerland Total
Biskuit Asin dan biskuit lainnya 1 2 3 4 5 6
Malaysia USA Japan China Thailand Indonesia (9) Total
Secara ekonomis, biskuit manis jenis waffles & waffer memiliki nilai ekonomis yang lebih baik dari yang lainnya. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa biskuit ekspor dari Malaysia memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dari negara eksportir lainnya. Namun untuk biskuit manis, harga dari Malaysia lebih tinggi dibandingkan dengan harga ekspor dari Indonesia.
II-13
II.4 Data Ekspor Biskuit Indonesia Berdasarkan data dari UN Comtrade, nilai ekspor Biskuit Indonesia secara total pada tahun 2012 sebesar US$ 255.1 juta , atau naik 3.89%% dibandingkan ekspor pada tahun 2011. Tabel 2.11 Ekspor Biskuit Indonesia ke Dunia 2010-2012 Ekspor Biskuit Indonesia ke Dunia Kode HS
Item
190531
190532
190590
Sweet Biscuit
Waffles & wafers
2010
2011
2012
Change 11/12
US$
113.9
146.9
132.2
-9.98%
TON
49,946.6
56,621.4
50,615.1
-10.61%
US$
41.4
62.5
93.9
50.14%
TON
16,763.3
22,202.6
27,942.6
25.85%
Biscuits not elsewhere classified
US$
30.8
36.1
29.0
-19.76%
TON
15,869.6
1,6628.4
14,362.6
-13.63%
Total
US$
186.1
245.5
255.1
3.89%
TON
82,579.5
95,452.3
92,920.3
-2.65%
Dari grafik dibawah ditunjukkan trend ekspor biskuit Indonesia. Grafik 2.7 Perkembangan Ekspor Biskuit Indonesia 2010-2012
II-14
Industri biskuit di Indonesia masih didominasi oleh produsen-produsen asing dengan merek global seperti Oreo, Tim Tam, Ritz dan lain-lain. Dominasi asing terlihat dari pemainpemain di bisnis makanan dan minuman yang sudah cukup dikenal selama ini, termasuk Khong Guan, Mo-Mo-Gi, PT Amott’s Indonesia, PT Kraft Food Indonesia, PT Kino Sentra Industrindo dan sebagainya. . Sedangkan pemain-pemain lokal seperti Group Orang Tua (GOT), Siantar Top, GarudaFood , Mayora, Indofood dan lain-lain.
II-15
BAB III INFORMASI PASAR BISKUIT DI SINGAPURA
III.1 Sistem Distribusi Biskuit adalah makanan ringan yang dapat dijumpai di semua supermarket atau toko kelontong. Secara umum sistem distribusi penjualan biskuit di Singapura adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Sistem Distribusi Biskuit di Singapura
Berdasarkan laporan survey industri retail pemerintah Singapura 2011, retail stores sektor makanan dan minuman di Singapura terdiri dari supermarket, hypermarket, department store, mini-marts, convenience stores total berjumlah sekitar 3000. Selain itu, di Singapura juga ada sekitar 1300 outlet khusus makanan & minuman.
III-1
Gambar 3.2 Retail Stores Makanan & Minuman di Singapura
F&B Special Outlets 31% Nonspecialty stores 13%
Supermar ket & Hypermar ket 8%
Minimarts, Convenie nce Stores 48%
III.2 Segmentasi Pasar Segmentasi pasar biskuit di Singapura ditentukan oleh: 1. Rasa atau jenis biskuit (biskuit manis, wafle & wafer dan biskuit asin) 2. Usia, biskuit yang dikonsumsi berdasarkan kebutuhan usia dalam hal ini biskuit untuk bayi, biskuit untuk anak usia sekolah dan dewasa. Gambar 3.3 Segmentasi Pasar Biskuit Berdasarkan Usia
III-2
3. Harga, berdasarkan kategori harga biskuit dikelompokkan dalam biskuit premium, dengan harga yang lebih mahal dan menargetkan konsumen menengah keatas dengan tingkat pendapatan tinggi dan biskuit standar yang banyak dijual dan tersedia di semua toko kelontong, mini-mart supermarket dan lain-lain. III.3 Market Trend Beberapa trend pasar biskuit Singapura dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Seasonally, disaat musim perayaan seperti Natal, Tahun baru dan Imlek, permintaan akan biskuit, khususnya biskuit manis dan wafer akan meningkat. 2. Kesadaran konsumen untuk produk makanan yang sehat, mendorong permintaan biskuit sehat (kaya nutrisis) meningkat 3. Kesadaran konsumsen akan kemasan produk yang ramah lingkungan.
III.4 Kebijakan Impor Biskuit di Singapura III.4.1 Regulasi Impor Makanan Olahan Di Singapura Singapura memungkinkan semua impor makanan dan produk olahan, akan tetapi sebagai negara yang terkenal akan keamanan dan kebersihan pangan, Singapura memiliki peraturan yang ketat untuk memastikan keamanan pasokan makanan dan makanan yang diimpor ke negara itu. Tarif dan kewajiban secara lengkap impor makanan dan minuman ke Singapura dapat dilihat di www.customs.gov.sg dan www.ava.gov.sg. Otoritas Makanan dan Hewan Singapura (AVA) dan Departemen Pengawasan Makanan adalah badan pemerintah utama perdagangan Pangan. Ekspor ke Singapura terutama dikendalikan melalui peraturan yang dikenakan pada importir. Kebijakan impor pangan pemerintah Singapura adalah untuk menjamin pasokan dan makanan sehat dan kualitas dari jumlah yang luas negara. Dengan pengecualian dari beras, tidak ada pembatasan kuantitatif pada impor dan ekspor, penjualan domestik atau kontrol pada produk pertanian. Namun, Singapura menerapkan sistem persyaratan sanitasi dan phyto-sanitasi yang ketat. Untuk pedagang harus memastikan bahwa produknyanya berkualitas premium dan mempunyai dokumentasi yang rapi.
III-3
Peraturan mengenai makanan olahan relatif ketat. Importir diwajibkan untuk mencantumkan sumber produk dari perusahaan di mana, makanan ini diproduksi di bawah kondisi sanitasi yang tepat. Oleh karena itu penting bahwa pedagang dan produsen mengikuti prosedur jaminan kualitas yang dapat diterima oleh AVA. Untuk menegakkan ini AVA menuntut importir untuk menyerahkan dokumen salinan sertifikat yang asli, dari otoritas keamanan makanan dari negara asal, yang menyatakan bahwa produk makanan impor diproduksi atau diproduksi oleh suatu tempat berlisensi atau sesuai dengan premis. Produk makanan olahan yang sedang dinilai untuk impor ke Singapura akan dikenakan UU Penjualan Pangan yang mengatur ketentuan mengenai:
Kemasan
Penjualan berdasarkan tanggal / tanggal kedaluwarsa
Persyaratan Pelabelan
Minimum atau diijinkan tingkat konstituen tertentu dari setiap jenis makanan
Semua impor produk makanan olahan menjadi sasaran pemeriksaan. Produk makanan tertentu yang telah diidentifikasi melalui studi trend sebagai produk berisiko tinggi akan memerlukan penilaian pra-pasar seperti laporan pengujian laboratorium dan sertifikat kesehatan untuk menjamin keamanan produk. Sertifikat Kesehatan, yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dari negara asal harus berisi rincian berikut:
Deskripsi produk dan kemasan (termasuk merek, merek dagang, jika ada)
Jumlah, berat
Nama dan alamat pengolahan
Nama dan alamat pengirim
Nama dan alamat penerima barang
III.4.2 Peraturan Importasi Di Singapura Impor barang ke Singapura diatur dalam Customs Act and the Regulation of Imports and Exports Act serta peraturan perundang-undangan yang relevan. Umumnya, semua barang (termasuk gas, air, media, listrik, rekaman, dll) yang diimpor ke Singapura dikenakan pembayaran GST (bea cukai dan/ atau bea barang dan jasa) untuk barang tidak kena cukai dan (GST) untuk barang kena cukai.
III-4
Bea Cukai & GST Semua barang yang diimpor ke atau diproduksi di Singapura dikenakan bea cukai dan / atau Pajak Barang dan Jasa (GST). Ada empat kategori luas barang yg kena bea cukai di Singapura, antara lain: 1. minuman keras 2. produk tembakau, 3. kendaraan bermotor dan 4. produk minyak bumi. Pembayaran Pajak dan GST Importir bertanggung jawab atas pembayaran semua bea, GST dan biaya lain-lain (pajak dan ongkos) ke SC untuk impor barang-barang mereka. Importir dapat mengajukan permohonan rekening GIRO (IBG) antar bank dengan SC atau mereka dapat menunjuk agen forwarding untuk membayar pajak dan biaya atas nama mereka. GST dihitung pada nilai barang yang meliputi biaya, asuransi dan pengiriman ditambah semua bea cukai dan biaya lainnya. Tingkat GST saat ini adalah 7%. III.4.2 Perijinan Impor, Ekspor dan Pengiriman Untuk impor semua barang (termasuk barang-barang yang dikontrol dan non-kontrol) ke Singapura, Importir harus: 1. Mendapatkan DI Izin melalui TradeNet ® sebelum barang diimpor ke Singapura, dan 2. Membayar bea cukai dan/ atau Pajak Barang dan Jasa (GST) pada tingkat yang berlaku pada saat impor. Peraturan impor barang di Singapura secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
III-5
Gambar 3.4 Prosedur Importasi di Singapura
Untuk informasi lebih lanjut tentang prosedur impor, ekspor atau transhipment, dapat dilihat pada www.customs.gov.sg: Publikasi dan Keterangan mengenai prosedur yang tersedia dari Singapore Custom, antara lain:
Goods Subject to Control
Warehousing of Goods
Temporary Importation for Exhibitions, Auctions & Fairs
Temporary Importation for Repairs & Other Approved Purposes
Re-Importation of Goods Temporarily Exported
Re-Importation of Singapore-Made Goods/Goods of Foreign Origin
Importation of Motor Vehicles
Importation of Intoxicating Liquors & Tobacco Products
Importation of Trade Samples
Importation of Denatured Ethyl Alcohol
Importation by Embassy/Consulate
Supply of Ships’ and Aircraft’s Stores for Consumption on Board Ships and Aircraft
Temporary Removal of Goods for Auctions and Exhibitions
Duty Exemption and GST Relief for Approved Wine Events
III-6
Tarif Preferensial (CEPT) Tingkat tarif khusus diperluas ke mitra dagang yang telah menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan satu sama lain. Ini berarti bahwa bea cukai untuk barang impor tertentu yang berasal dari negara-negara mitra FTA lebih rendah atau sama sekali dihilangkan. Di bawah skema Perjanjian CEPT-AFTA negara anggota ASEAN sepakat untuk menurunkan tarif bea masuk untuk barang-barang yang diperdagangkan di negara-negara ASEAN. Untuk dapat menikmati fasilitas CEPT ini, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu a.l. produk harus berasal dari negara anggota ASEAN, produk harus masuk ke dalam barang yang ditawarkan di bawah skema CEPT dan produk dilengkapi dengan formulir Surat Keterangan Asal. Untuk daftar lengkap negara-negara mitra FTA Singapura, Aturan teks Asal, daftar barang yang dapat menikmati tarif preferensi dan tarif istimewa, silakan merujuk ke situs FTA Singapura (www.fta.gov.sg) Departemen Perdagangan & Industri (MTI).
III-7
BAB IV PELUANG, TANTANGAN DAN STRATEGI
IV.1 Peluang 1. Khong Guan menjadi satu-satunya manufaktur biskuit utama di Singapura. 2. Malaysia sebagai eksportir terbesar biskuit manis di Singapura dengan total volume besar, namun harga biskuit manis dari Malaysia lebih tinggi dibandingkan biskuit Indonesia. 3. Variasi rasa biskuit dari Indonesia yang beranekaragam.
IV.2 Tantangan 1. Kompetitor. Tabel 4.1 Matriks Kompetitor Pasar Biskuit di Singapura
Negara Pesaing
Kekuatan Kompetitor
Kondisi di Singapura
(Pangsa Volume) - Malaysia (62.87%)
- Malaysia secara tradisional
Khong Guan biskuit
- USA (5.89%)
adalah sumber utama biskuit
adalah satu-satunya
- Indonesia (5.65%)
dan kue Singapura.
produsen biskuit utama
- China (5.12%)
di Singapura. Selain itu
- Thailand (2.55%)
- China dan Thailand dalam
ada Meiji Seika, yang
- UK (2.35%)
beberapa
memproduksi biskuit
Impor: Ton
80.59
Ribu
tahun
terakhir,
menjadi pemain aktif dalam
untuk baby & anak-
segmen
anak.
ini
dan
mereka
bersaing berdasarkan harga
2. Kendali mutu atau mempertahankan kualitas .
IV-1
IV.3 Strategi 1. Market survey, untuk mengetahui kebutuhan biskuit dan pola permintaan biskuit di Singapura. 2. Meningkatkan kualitas di sektor produksi
Membuat produk yang berkualitas dengan menerapkan standar kesehatan dan keamanan pangan yang diakui oleh global.
Membuat kemasan yang lebih baik dengan memperhatikan faktor lingkungan dan desain yang menarik.
3. Promosi dan branding.
Kampanye di luar negeri tentang kualitas dan rasa biskuit dari Indonesia.
Mengintensifkan promosi ekspor dan menjelajahi pasar-pasar baru untuk ekspor.
4. Bekerjasama dengan agen dan distributor Singapura dan mengembangkan jaringan pemasaran yang efisien untuk mengoptimalkan produksi dan ekspor. 5. Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri.
IV-2