MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN INTEGRATIF DI KELAS VI SDN KARANGMULYA 2 KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012
MAKALAH Oleh Umrohaeti 1021.0451
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN INTEGRATIF DI KELAS VI SDN KARANGMULYA 2 KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 Umrohaeti 1021.0451 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Membaca merupakan ketrampilan berbahasa yang sangat vital bahkan merupakan syarat mutlak dalam kehidupan umat manusia terlebih-lebih dalam era informasi-tehnologi yang semakin maju dan terus berkembang. Penelitian ini, merupakan penelitian pembelajaran membaca pemahaman melalui pendekatan integratif yang memadukan empat unsur ketrampilan berbahasa pada Kelas VI SDN Karangmuya 2 Kadungora -Garut dalam wakru 3 jam pelajaran dengan metode dan teknik penelitian experimental melalui dua tahapan penelitian. Tahapan pertama merupakan tahapan kontrol (pra-eksperimen) dengan kegiatan siswa ditugaskan membaca wacana dalam hati selama 2 menit dan selanjutnya siswa mendengarkan uraian wacana dari guru kelas. Tahap kedua, merupakan tahap pembelajaran berbicara (menceritakan kembali) yang selanjutnya menuliskan wacana sesuai kemampuan siswa. Diakhir pembelajaran, dilakukan test formatif yang meliputi unsur-unsur dalam aspek kognitif sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Materi yang digunakan adalah wacana 500 kata, rencana pembelajaran, standard nilai test formatif, dan soal test formatif. Keberhasilan dalam penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman isi antara 6,67 - 15,50 person, sehingga dapat meningkatkan kualifikasi kemampuan membaca siswa di bawah standard menjadi kualifikasi standard sebesar 7.04 % dan dari kualifikasi standar menjadi di atas standard atau tinggi mencapai 19.72 % dari total populasi. Penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman melalui pendekatan integratif dapat dinyatakan sebagai pendekatan yang efektif dan effisien, kecepatan membaca berkorelasi positif dengan tingkat pemahaman isi, serta komposisi pengaruh kemampuan membaca ditentukan oleh faktor internal 52,84 %, pendekatan integratif sebesar 31,60 %, dan faktor lain 15,56 %. Kata kunci: membaca pemahaman/intergratif
PENDAHULUAN Dalam kehidupan sekarang ini membaca merupakan kebutuhan setiap orang bahkan dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kebutuhan primer manusia modern. Berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kegiatan membaca, mulai bangun tidur sampai dengan akan tidur kembali manusia selalu berhubungan dengan membaca. Bahkan dalam sejarah peradaban manusia menunjukkan adanya korelasi antara kemahiran membaca (reading literacy) dari suatu bahasa dengan tingkat peradaban atau kemajuan negara itu sendiri. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika membaca merupakan jembatan dalam menuju
kemajuan dan kesuksesan suatu bangsa dalam peradaban umat manusia. Sehingga para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca (reading literacy) merupakan conditio sine quonon (prasyarat mutlak) kemajuan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Keterampilan membaca bukanlah hal yang gampang karena faktor-faktor yang melingkupinya sangat kompleks. Keterampilan membaca bukan hanya sekedar kegiatan mencocokan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulisan, atau kemampuan memiliki nilai kecepatan efektivitas membaca (KEM) yang tinggi saja, tetapi harus sampai pada pemahaman isi bacaan (PI). Oleh karena
itu, pendekatan pembelajaran membaca pemahaman yang efektif dan efisien adalah dengan menggunakan metode integratif yaitu suatu ancangan pembelajaran membaca pemahaman secara terpadu dengan menyatukan, menghubungkan, atau mengaitkan bahan sehingga tidak berdiri sendiri atau terpisahpisah. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Membaca Pemahaman. Membaca pemahaman adalah suatu proses kegiatan membaca, memahami isi bacaan, dan mampu menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna. Pengertian Pendekatan Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai "a way of beginning something cara memulai sesuatu) dalam pembelajaran, jadi merupakan seperangkat asumsi tentang hakikat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, pendekatan dalam pendekatan pembelajaran selalu dikaitkan dengan metode dan teknik pembelajaran dalam pengertian contoh sebagai berikut: "teori-teori yag berbeda tentang hakikat bahasa dan cara mengajarkannya (pendekatan) menyiratkan cara yang berbeda dalam mengajarkannya (metode) dan metode yang berbeda memanfa'atkan aktivitas kelas yang berbeda (teknis). (balen S.2005) Pengertian Integratif Integratif adalah kita sifat dari integrasi yang menjelaskan tentang suatu keterpaduan atau ketergabungan. Integratif dalam proses belajar mengajar dimaksudkan sebagai suatu cara pembelajaran secara terpadu antara aspek-aspek pembelajaran maupun bidang-bidang satuan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam kaitannya dalam penelitian membaca pemahaman maka integratif dimaksudkan sebagai cara keterpaduan pembelajaran antara aspek-aspek ketrampilan dalam berbahasa, yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. (Belen S, 2005.) Metode Penelitian. Penelitian Pembelajaran Membaca Pemahaman melalui Pendekatan Inlegratif yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah dengan metode eksperimental melalui uji coba pembelajaran membaca pemahaman dengan memadukan keempat ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) secara terpadu. Penelitian dilakukan pada siswa Kelas VI, Sekolah Dasar Negeri Karangmulua 2 Kecamatan Kadungora Garut dengan jumlah populasi penelitian 71 siswa dalam dua kelas (Kelas VIA berjumlah 36 siswa dan Kelas VIB berjumlah 35 siswa). Perbedaan kelas siswa dalam penelitian ini tidak dijadikan sebgai kelas kontrol maupun kelas
eksperiment karena yang menjadi kontrol maupun eksperiment dalam penelitian ini adalah perlakuan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, Kelas VIA dan Kelas VIB dapat diasumsikan sebagai ulangan dalam penelitian. Teknik Penelitian Tenik merupakan suatu usaha bagaimana cara yang harus ditempuh dengan menggunakan metode tertentu agar tujuan dan sasaran yang diinginkan dalam penelitian ini dapat tercapai. Kaitannya dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan, meliputi kegiatan test formatif tertulis dan studi pustaka/literal sebagai referensi dan acuan dalam penelitian ini. Adapun secara rinci, maka kegiatan test formatif dalam penelitian ini iakukan melalui: 1. Materi penelitian berupa wacana 500 kata disusun berdasarkan paragraf dan setiap paragraf diberi keterangan nomor paragraf dan jumlah kata. 2. Penugasan kepada siswa untuk membaca materi penelitian didalam hati selama jeda waktu 2 menit. 3. Setelah jeda waktu selesai, guru melakukan analisis kecepatan membaca siswa dengan melakukan pengelompokkan tingkat kecepatan membaca siswa melalui pendekatan membaca sampai penuh wacana, membaca sampai 3 wacana, dan membaca sampai 1 wacana. 2
4
4. Guru melakukan ulasan dan penjelasan wacana dengan diselingi pertanyaan - pertanyaan langsung sesuai dengan yang ada dalam pertanyaan test formatif penelitian ini. Hasil test dicatat sebagai hasil test formatif pembelajaran membaca pemahaman melalui cara konvensional yang hasilnya akan dibandingkan dengan hasil proses pembelajaran melalui pendekatan integratif. 5. Guru menunjuk beberapa siswa secara acak untuk menceritakan kembali wacana di depan kelas dengan memberikan kesempatan pada siswa lainnya untuk memberi tanggapan atau pertanyaan. 6. Diakhir pembelajaran, guru memberikan test formatif tertulis kepada siswa yang hasilnya merupakan hasil proses pembelajaran membaca pemahaman melalui pendekatan integratif. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada Kelas VI, Sekolah Dasar Negeri Karangmulya 2 dengan populasi penelitian sejumlah 71 siswa dalam dua kelas, yaitu Kelas VI A berjumlah 36 siswadan Kelas VI B berjumlah 35 siswa (Lampiran 2), Keadaan umum siswa seperti tertuang dalam Tabel 9.
Kedua kelas tersebut, oleh penulis tidak dijadikan sebagai kelas konlrol maupun kelas eksperimen dikarenakan bahwa antara eksperimen dan kontrol dibedakan pada tahapan penelitian. Yaitu, data kontrol diperoleh pada akhir tahapan proses pembelajaran membaca pemahaman melalui kegiatan membaca dalam hati sampai pada proses menyimak uratan guru dengan melakukan tanya jawab berdasarkan panduan tes formatif dalam penelitian ini, sedangkan sebagai hasil analisis eksperimen yaitu dari tes formatif diakhir pembelajaran setelah semua tahapan pembelajaran ketrampilan berbahasa dilakukan.. Oleh karena itu. data siswa dua kelas tersebut merupakan kesatuan dalam penelitian. TABEL 9 KEADAAN UMUM POPULASI PENELITIAN
No 1 2
Status Kelas Kelas VI A Kelas VI B Populasi
Jumlah dan Jenis Kelamin LakiPerem laki puan
Total
19
17
36
23
12
35
42
29
71
Penelitian proses pembelajarannya itu sendiri dilakukan selama 3 (tiga) jam pelajaran pada masingmasing kelas sesuai Rencana Pembelajaran yang telah memperoleh persetujuan dari Kepala Sekolah Karangmulya 2 Kadungora. Analisis Kognitif. Analisis ini meliputi analisis perseptual (ingatan/memorial, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi) dengan indikator siswa dapat menunjukkan, menimbulkan, menghubungkan, mendefinisikan, membrikan contoh, memecahkan persoalan, menguraikan, menyimpulkan, menginterpretasikan, memberi kritik, dan pertimbangan yang secara kerseluruhan dapat dilihat dari peningkatan hasil tes formatif dari proses pembelajaran melalui pendekatan integratif. Dalam penelitian ini, data diperoleh dari hasil tes dengan acuan nilai dalam tes formatif, yaitu tes memorial 10 soal dengan bobot nilai setiap soal 10 jadi, nilai aktual 100; tes pemahaman terdiri atas 5 pertanyaan dengan bobot nilai setiap soal 20 jadi, nilai aktual 100; tes aplikasi dan tes analisis masingmasing terdiri dari 3 pertanyaan dengan bobot nilai setiap pertanyaan 33,33 jadi, nilai aktual masingmasing 100; tes sintesis hanya terdiri satu soal dengan ketentuan nilai ketepatan atasan, jika jawaban merupakan apresiasi siswa dan lepat diberi nilai 100, tepat sesuai wacana nilai 90, jawaban dapat diterima
diberi nilai 80, cukup tepat diberi nilai 70, kurang tepat diberi nilai 50, dan tidak tepat atau tidak dijawab diberi nilai 0 (Nol); dan tes evalusi terdiri dari satu pertanyaan dengan ketentuan nilai keterurutan wacana 70, tatabahasa 20, dan kebersihan tulisan 10 jadi bobot nilainya 100. Sedangkan, nilai perolehan tes formatif sebagai dasar analisis adalah dengan menjumlahkan seluruh nilai pada semua jenis nilai tes dibagi 6. Analisis Kemampuan Membaca Kemampuan Membaca siswa Kelas VI Karangmulya 2 Kadungora Tahun Pelajaran 2011/2012 secara umum dapat digambarkan seperti tertera pada Tabel 14. Pada Tabel 14 tersebut ditunjukkan bahwa Kemampuan Membaca rata-rata siswa Kelas VI Karangmulya 2 KadungoraTahun Pelajaran 2011/2012 terjadi peningkatan sebesar 23,82 point setelah siswa mendapatkan perlakuan pembelajaran terintegrasi, yaitu dari rata-rata 139,46 menjadi 163,28 ponit. Sisi lain, dalam gambaran di atas menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara tingkat kecepatan membaca dengan tingkat pemahaman isi (PI) yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kemampuan membaca (KM). Perhitungan kemampuan membaca (KM) siswa dilakukan dengan menggunakan formula F-9: KM =
k PI t
Keterangan: KM : Kemampuan membaca k : Jumlah kata. t : Waktu (mnt); PI : Pemahaman Isi (%) syarat Berdasarkan rumus tersebut, maka data kemampuan membaca (KM) siswa Kelas VI Karangmulya 2 Kadungora, Tahun Pelajaran 2011/2012 secara umum dapat dituangkan seperti dalam Tabel 14. Dalam rangka mengukur tingkat KM siswa maka dibandingkan dengan standar KM siswa kelas VI sekolah dasar berdasarkan formulasi Nurhadi (1987) dan Christine Nuttal (1987) dengan ketentuan PI minimal rata-rata 50 % dan kecepatan membaca siswa kelas VI SD antara 190 - 250 kala/menit. Oleh karena itu, KM standar menurut Nurhadi (1987) dan Christine Nuttal (1987) dapat dihitung berkisar antara 190 X 50 % = 95 sampai 250 X 50 % = 125 point. Berdasarkan standar tersebut dan data analisis pada tabel 13 maka diperoleh data siswa Kelas VI Karangmulya 2 Kadungora, Tahun Pelajaran 2011/2012 yang tergolong rendah atau di bawah standar pada kelas kontrol sebanyak 6 siswa atau 8.45 % dari total populasi, tergolong dalam standar sejumlah 26 siswa atau 36.62 % dari populasi, dan di atas standar atau tinggi sejumlah 39
siswa atau 54.93 %. Sedangkan, pada kelas eksperiment diperoleh data analisis bahwa jumlah siswa yang di bawah standar hanya 1 siswa atau hanya 1.41 % dari total populasi, siswa tergolong dalam standar berjumlah 12 siswa atau hanya 16.90 %, dan siswa termasuk di atas standar atau tinggi mencapai 58 siswa atau 81.69 %. Oleh karena itu, pembelajaran membaca pemahaman melalui pendekatan integratif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berdasarkan kualifikasi KM, yaitu meningkatkan jumlah kualifikasi dari di bawah standar menjadi standar sebesar ((6-l)/71) X 100 % = 7.04 % dari populasi dan dari kualifikasi standar menjadi di atas standar atau tinggi mencapai ((26-12)771) X 100 % = 19.72 % dari populasi. Sebagai contoh kasus perhitungan kemampuan membaca (KM) dan kualifikasinya, maka KM siswa Kelas VI Karangmulya 2 KadungoraTahun Pelajaran 2011/2012 dapat dihitung sebagai berikut: 1 Abdilah Habib (L) Nomor Induk 304 : Kecepatan membaca mencapai 160.50 kata/menit PI = 67 % KM = (160.50/1) X 67 % - 107.55 Standar KM 95 - 125 point. Jadi termasuk dalam kualifikasi Standar 2 Abdul Rohman (L) Nomor Induk 346: Kecepatan membaca mencapai 212,50 kata/menit. PI-71 % KM = (212.50/1) X 71 % - 150.88 Standar KM 95-125 point. Jadi termasuk dalam kualifikasi Tinggi 3 Abdurrahman Hanif (L) Nomor Induk 350: Kecepatan membaca mencapai 160,50 kata/menit. PI - 67 % KM = (212.50/1) X 67 % = 142.38 Standar KM 95-125 point. Jadi termasuk dalam kualifikasi Tinggi 4 Abi Hasan Ahfas (L) Nomor Induk 354: Kecepatan membaca mencapai 160,50 kata/menit. PI = 61% KM = (160.50/1) X 61 % - 97.91 Standar KM 95 - 125 point. Jadi termasuk dalam kualifikasi Standar
5
Hasyim Adnan (L) Nomor Induk 374 Kecepatan membaca mencapai 258,50 kata/menit. PI = 82 % KM - (258.50/1) X 82 % = 211.97 Standar KM 95-125 point. Jadi termasuk dalam kualifikasi Tinggi
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di atas dengan melakukan analisis korelasi & regresi, uji signifgikansi, dan uji keragaman (variance) antara faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan Kemampuan Membaca merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi (conditio sine quanon) untuk kemajuan dan kesuksesan seseorang maupun suatu bangsa dalam suatu negara. Kecepatan membaca berkorelasi positif dengan tingkat ketrampilan seseorang dalam menguasai dan memahami isi bacaan. Membaca pemahaman sebagian besar merupakan faktor internal yang dipengaruhi oleh tingkat intelegency seseorang yang selanjutnya dipengaruhi oleh faktor metode dan teknis pembelajaran serta daya dukung lingkungan. Pengaruh internal dalam membaca pemahaman mencapai 52,84 % dari proses keberhasilan pembelajaran, 31,60 % oleh faktor model dan teknis pembelajaran, dan 15,56 % merupakan faktor lain-lain dengan tingkat uji signifikansi pada level 5 %. Sistematika proses pembelajaran dari mulai struktur rencana pembelajaran sampai pada penciptaan sikap mental siswa sangat dibutuhkan dalam mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2005. Pengembangan Ketrampilan Membaca. MMAS. Pusat Penataran Guru Bahasa Jakarta. Departement Pendidikan Nasional. Belen S, 2005. Apa, mengapa, dan Bagaimana Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Jakarta. Dirjen Dikdasmen Depdiknas. Belen S, 2005. Silabus dalam KBK (Kurikulum 2004) Jakarta. Dirjen Dikdasmen Depdiknas.