MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEDUKTIF KAUSAL (SEBAB AKIBAT) DI KELAS V SDN SUKAGALIH 3 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh Kusyeni 1021.0939
SEKO LA H DAN IL
AN URU G ID IKAN
GG TIN PENI KE U D M
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEDUKTIF KAUSAL (SEBAB AKIBAT) DI KELAS V SDN SUKAGALIH 3 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 Kusyeni 1021.0939 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep, dan proses dan hasil kegiatan belajar mengajar, dengan menggunakan metode deduktif kausal di kelas VI SDN Sukagalih 2 Tarogong. Hipotesis penelitian ini yakni model pembelajaran menulis paragraf dengan menggunakan metodededuktif kausal cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis paragraf. Adapun populasinya sebanyak 60 siswa yang diambil ini adalah kelas VI A. Sedangkan sampelnya berjumlah 30 siswa. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara pre tes dan pos tes maka penelitian ini menggunakan metode deduktif kausal.Berdasarkan perhitungan statistik sederhana diketahui persentase hasil pretes kemampuan menulis paragraf adalah 66,86 %.Sedangkan persentase pos tes kemampuan menulis paragraf adalah 73,56 %. Dari data di atas jelaslah menulis paragraf dengan menggunakan metode deduktif kausal sangat efektif, karena adanya peningkatan persertase sebesar 6,7%.Oleh karena itu dan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran menulis paragraf dengan menggunakan metode deduktif kausal cukup efektif, dalam meningkatkan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode deduktif kausal sebaiknya diterapkan di SD. Kata Kunci : Menulis Paragraf, Deduktif Kausal
PENDAHULUAN Kegiatan karang mengarang merupakan puncak dari semua aspek berbahasa Indonesia. Aktivitas yang hanya meliputi menyimak, berbicara. dan membaca sebagaimana yang kini dilakukan mengakibatkan potensi berbahasa anak kurang berkembang. Akibatnya pihak yang menerima lulusan siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mengeluh karena kurangnya kompetensi yang dimiliki siswa. Mereka mengharapkan kegiatan karang mengarang dan kompetensi dalam menulis perlu diupayakan. diberikan secara memadai pada anak-anak dasar dan menengah. Untuk membiasakan menulis atau mengarang, pada siswa perlu diberikan latihanlatihan yang berkesinambungan. Tanpa latihan harapan itu tidak pemah akan terwujud. Saat ini kita merasa prihatin dan ironis sekali karena anak-anak kita tengah dilanda budaya lisan yang sangat deras. Dalam hidup keseharian yang dibuai oleh cerita bermacam-macam film kartun mulai bangun tidur hinggga sore hari, bermacam-macam sinetron, berita
aktual maupun berita ringan yang disajikan di televisi, praktis hidup mereka dikelilingi oleh budaya dengar dan lihat yang lebih mendonminasi kehidupan mereka . Mengarang atau menulis paragraf sebagai latihan penggalian pengalaman dan pengembangan, apa yang dilihat, kita dengar kita tangkap dengan panca indra, kita angan-angankan atau kita imajinasikan dan kita rasakan. Namun demikian masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menulis paragraf. Mengingat pentingnya hal tersebut penulis mempunyai beberapa alasan. Antara lain pembelajaran menulis atau mengarang kurang mendapat perhatian yang serius dan berdasarkan pengalaman bekerja penulis sebagai guru kurang memuaskan melihat kemampuan menulis siswa lulusan kelas VI SDN Sukagalih 3 Tarogong Garut, karena belum menguasai cara menulis paragraf yang padu dalam sebuah karangan yang ditulis oleh siswa.
KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Menulis Dalam hubungan menulis terdapat beberapa istilah. Dalam tulisan ini penulis akan menguraikan pengertian mengarang dan karangan. Menurut arti katanya, pada kata mengarang terkandung arti tindakan menyusun, mengatur, menggubah, dan mencipta. Yang diatur, disusun, digubah.dan dicipta dapat berupa tulisan, bunga, permata, musik, lagu, dan lain-lain. (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990 : 390) Selanjutnya penulis akan menguraikan pengertian mengarang yang sudah lazim yaitu mengarang dalam arti menggunakan bahasa untuk mengutarakan sesuatu secara tertulis. “Mengarang adalah mengutarakan sesuatu dengan menggunakan bahasa seeara tertulis. Dengan mengutarakan itu dimaksudkan menyampaikan, memberitakan. menceritakan. melukiskan. menerangkan meyakinkan. menjelmakan dan sebagainya. (Yus Rusyana, 1486: 1.5) Menurut pendapat di atas jelas pada waktu kita mengarang. kita bermaksud mengutarakan sesuatu. sesuatu itu adalah apa yang terdapat dalam diri kita. Sebelum kita utarakan tak ada orang lain yang mengetahui sesuatu itu. Setelah diutarakan dalam bentuk tulisan barulah diketahui oleh pembaca. Sesuatu itu mungkin berupa ide/gagasan. pendapat. berita. khayalan. perasaan. kehendak. dan sebagainya atau gabungan hal-hal tersebut. Pengertian Paragraf Istilah paragraf. alinea ataupun paragraf sudah sering kita dengar bahkan pernah digunakan baik dalam percakapan maupun dalam praktek. Dalam rapat. diskusi, ataupun seminar. Namun, bila ditanyakan apa yang disebut dengan paragraf. maka jawabannya akan bervariasi. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, karangan Punvadarminta tertera penjelasan bahwa alinea sering diartikan sama dengan baris baru atau ganti baris. Pengertian lain, tetapi sedikit ada persamaan dengan penjelasan Punvadarminta, ) mengartikan “ paragraf “ sebagai pembagi dalam pasal demi pasal” Menulis Paragraf Dengan Metode Deduktif Kausal ( sebab - akibat) Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dari menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus tersusun secara logis- sistematis. Sehubungan dengan hal tersebut diatas penulis merasa perlu memperkenalkan cara menulis paragraf dengan metode deduktif kausal atau sebab akibat.
Karena Pada tingkat Sekolah Dasar biasanya anak sulit sekali mengembangkan daya pikir mereka dalam hal mengarang. Terutama di SDN Sukagalih 3 tarogong. Oleh sebab itu menurut penulis cara ini adalah salah satu model menulis Paragraf untuk anak mengembangkan daya pikir mereka. berdasarkan pengalaman atau kejadian sehari-hari yang biasa mereka temukan. METODE PENELITIAN Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa secara rapi dan tertib, yang tidak ada bagian bagiannya yang berkontradiksi. dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih. Kalau pendekatan bersifat aksiomatik, maka metode bersifat prosedural. Di dalam suatu pendekatan, mungkin terdapat banyak metode. Hal ini seperti dikemukakan oleh Tarigan (1988: 10) Dengan berdasarkan pada hal tersebut diatas. maka metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan metode ini didasarkan pada permasalahan yang sedang berlangsung dan perlu mendapat alternatif pemecahannya agar dapat dicari upaya untuk solusinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarto Surakhmad ( 1977 : 131 ) yaitu “ Pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis data yang akan memberikan suatu kesimpulan “. Teknik Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah pemberian tugas dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Siswa diberi tugas untuk menulis paragraf minimal satu paragraf tanpa diberikan metode sebab-akibat b. Hasil yang telah selesai dikumpulkan untuk dikoreksi c. Guru menjelaskan yang dimaksud dengan metode deduktif kausal atau sebab-akibat. d. Setelah siswa memahami maka diberi tugas untuk menulis paragraf dengan metode deduktif kausal atau sebab-akibat. e. Hasilnya dikoreksi kembali untuk mengetahui sejauh mana keefektipan- metode deduktif kausal atau sebab-akibat. f. Kemudian dari hasil sebelum dan sesudah dijelaskan. guru dapat mempersentasikan perbedaannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskripsi Hasil Pretes Ari Arbein mendapat nilai 60
a. Isi karangan Gagasan hanya berpusat pada satu hal saja yaitu tentang halaman yang bersih maka di beri nilai 15, isi paragraf tidak teratur maka diberi nilai 10. b. Bahasa penyajian Susunan kalimat belum sempurna polanya seperti halamanku didepan halamanku kadang bersih kadang kotor. Seharusnya halaman rumahku letaknya didepan, terkadang bersih terkadang kotor, maka diberi nilai 6. Kata yang dipergunakan tidak tersusun rapi maka diberi nilai 5.Sedangkan ejaan yang dipergunakan masih banyak yang harus diperbaiki, dan penulisan huruf kapital pada pertengahan kalimat, setelah titik tidak mempergunakan huruf kapital. dan pemenggalan katanya masih belum tepat maka diberi nilai 5. c. Teknik penulisan Gagasan yang ditulis tidak teratur dan urut maka diberi nilai 7, penulisan belum rapi masih ada kata yang disingkat seperti kata yg maka diberi nilai 6, isi paragraf dengan tema berkaitan maka diberi nilai 7. Analisis Deskripsi Hasil Postes Nurika Rahim mendapat nilai 87 a. isi karangan : gagasan sesuai dengan tema maka di beri nilai 20, relevansi isi paragraf sudah baik maka di beri nilai 15 b. bahasa penyajian : susunan kalimat kurang padu maka diberi nilai 8, gagasan sesuai dengan tema maka di beri nilai 20, relevansi isi paragraf sudah baik maka di beri nilai 15 c. Bahasa penyajian Susunan kalimat kurang padu maka diberii nilai 8. Kata yang dipergunakan sudah baik maka diberii nilai 8, ejaan yang dipergunakan sudah baik, hanya perlu perbaikan sedikit yaitu pada pemenggalan kalimat, karena penggunaan huruf kapital masih kurang tepat yaitu pada awal menulis, pertengahan menulis dan penggunaan setelah titik maka diberi nilai 9. Simpulan Analisis Perbandingan nilai pretes dan postes menulis paragraf dengan menggunakan metode deduktif kausal yaitu: 1. Persentase hasil pretes dengan menggunakan metode deduktif kausal hasilnya adalah 66,86 % 2. Sedangkan persentase postes dengan menggunakan metode deduktif kausal hasilnya 73,56 % 3. d. Dan data persentase di atas jelas menulis paragraf dengan menggunakan metode deduktif
kausal sangat efektif karena adanya peningkatan persentase dan 66,86 % menjadi 73, 56 % dengan kenaikan persentase adalah 6.7 %. Maka dan hasil penelitian ini dapat disimpulkan: a. Pembelajaran menulis paragraf dengan rnenggunakan metode deduktif kausal hasilnya cukup efektif. b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode deduktif kausal dapat diterapkan di SD. SIMPULAN Kesimpulan inii penulis susun berdasarkan rumusan masalah, hipotesis, dan hasil pemberian tugas yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Adapun kesimpulan-kesimpulannya penulis kemukakan sebagai berikut: Penelitian model pembelajaran menulis paragraf dengan metode deduktif kausal ( sebabakibat ) cukup efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga sesuai jika diterapkan di SD. Dan hasil penelitian ini terbukti bahwa menulis paragraf dengan menggunakan model pembelajaran menulis paragraf dengan metode deduktif kausal ( sebab-akibat ).Terbukti adanya peningkatan 6,7%. DAFTAR PUSTAKA Ambari,A. 1984 , Intisari Tata bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika. Arikunto.S. 2002 . Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi aksara. Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Bandung: Angkasa Bandung. Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum KTSP 2006. Jakarta : Depdiknas. Hidayat, K. et al. 1994 Evaluasi Pendidikan dan Penerapan dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Alfabeta. Joko,S, et al. 2005 . Bahasa Indonesia Bahasaku. Surakarta : Widya duta Grafika. Permana S. 1993 . Pegangan Bahasa Indonesia, Bandung : Armico Sujana, N. 1987 Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Subana,Drs et al. Strategi belajar mengajar bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Tarigan, HG. 1986 , Teknik Pengajaran dan Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa. Tarigan, D. 1996 , Membina Keterampilan menulis paragraf dan pengembangannya, Bandung: Angkasa.