MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh ETI SUHARTINI 10.21.0426
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh ETI SUHARTINI 10.21.0426 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Skripsi ini berjudul "Model Pembelajaran Menulis Wacana Argumentasi dengan Menggunakan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Kelas X SMAN 14 Garut Tahun Pelajaran 2011/2012). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah pembelajaran menulis wacana argumentasi yang masih rendah. Rumusan masalah penelitian ini: Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMAN 14 Garut dalam menulis wacana argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) serta adakah perbedaan yang signifikan kemampuan siswa tersebut antara sebelum dan sesudah menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMAN 14 Garut dalam menulis wacana argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) serta menemukan ada tidaknya perbedaan signifikansi kemampuan siswa tersebut antara sebelum dan sesudah menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Metode yang digunakan adalah metode kuasieksperimen dengan desain penelitian "One group pretest posttest design". Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 14 Garut. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan observasi. Berdasarkan hasil tes, rata-rata nilai pretest adalah 60 dan posttest adalah 80 ini membuktikan adanya peningkatan karena ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dengan posttest. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai t-hitung (11,15) yang lebih besar dari t-tabel (2,021). Hal itu berarti hipotesis yang peneliti ajukan yaitu "Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis wacana argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)", dapat diterima. Kata Kunci : Menulis Wacana Argumentasi/ Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan tersebut, keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1995: 294) bahwa dibanding kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan.
Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Hal ini diungkapkan oleh Tarigan (1991: 8) bahwa menulis menuntut gagasan yang tersusun logis, diekspresikan secara jelas, dan ditata secara menarik sehingga menulis merupakan kegiatan yang cukup kompleks. Suatu bangsa dikatakan telah memiliki kebudayaan yang maju jika masyarakatnya telah membiasakan diri dalam kegiatan literasi (baca-tulis). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Alwasilah (2003) mengungkapkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menulis. Menulis dapat dipersepsi sebagai bagian literasi budaya yang dapat dijadikan
media pengembangan diri. Namun, kondisi objektif yang terjadi pada masyarakat Indonesia hingga saat ini adalah masih membudayanya aliterasi, yaitu masyarakat yang dapat membaca dan menulis, tetapi tidak suka membaca dan menulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis tampaknya masih sangat sedikit mendapat perhatian. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang paling sedikit dilakukan jika dibandingkan dengan kegiatan menyimak, berbicara, dan membaca. Sebagaimana hasil penelitian Rankin (dalam Cahyani, 2002: 84) terhadap keterampilan berbahasa, memperlihatkan perbandingan yang cukup signifikan yaitu keterampilan menyimak 45%, berbicara 30%, membaca 16%, dan menulis 9%. Akhadiah (1998: 1) mengutarakan bahwa masalah yang sering dilontarkan dalam pembelajaran mengarang adalah siswa kurang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama untuk karangan argumentasi. Hal ini terlihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang efektif, sukar mengungkapkan gagasan karena kesulitan memilih kata atau membuat kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Di samping itu, kesalahan ejaan pun sering kali dijumpai. Rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa pengajaran menulis atau mengarang masih dianaktirikan (Badudu, 1985: 35). Hal ini diperjelas oleh Alwasilah bahwa pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah lebih mengutamakan keterampilan menyimak, membaca, berbicara, daripada mengajarkan menulis. Agar dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam proses pembelajaran menulis wacana argumentasi, seorang guru diharapkan dapat menyajikan metode, teknik, strategi, dan media yang bervariasi. Guru harus kreatif dalam memilih metode pembelajaran, karena itu merupakan hal yang mampu mewujudkan rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan serta pengalaman siswa. Sejalan dengan kenyataan tersebut, Tarigan (1991: 186) mengemukakan bahwa pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah. Kelemahannya terletak pada cara mengajar yang kurang bervariasi serta kurang dalam pelaksanaannya. Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu faktor guru, metode, teknik pembelajaran, kurikulum, dan faktor siswa sebagai pengguna metode. Siswa memerlukan motivasi dalam pembelajaran menulis. Motivasi dari sekeliling menjadi bahan untuk diproses oleh pikiran dan perasaan yang selanjutnya melahirkan pengetahuan serta pengalaman. Hal ini didukung oleh hasil penelitian berupa skripsi (Retna Wulandari, 2008: 66) tentang penerapan teknik
Cooperative Integrated Reading and Composition dalam pembelajaran menulis sajak (pada pelajaran bahasa Sunda). Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran menulis sajak dengan menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition tersebut, maka dapat diperoleh hasil bahwa teknik Cooperative Integrated Reading and Composition dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis sajak. Sebagai alternatif pemecahan masalahmasalah di atas, peneliti tertarik untuk mencoba menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi. Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan teknik pembelajaran yang lengkap dan luas untuk pembelajaran membaca dan menulis jenjang SMA. Selain itu, teknik ini juga melibatkan siswa dalam rangkaian kegiatan bersama dan saling memberi tanggapan terhadap hasil tulisan mereka. Dengan begitu, semangat mereka akan tumbuh dalam mengerjakan tugas. Cara tersebut dimaksudkan agar semua siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas dan dilatih untuk dapat bekerja sama serta menghargai pendapat orang lain. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Model Pembelajaran Menulis Wacana Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik Cooperative Integrated Reading And Composition Pada Siswa Kelas X SMAN 14 Garut Tahun Pelajaran 2011/2012”. KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran Menulis Menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa (Nurgiyantoro, 2001: 298). Dalam pembelajaran menulis, terdapat aktivitas aktif produktif yang menekankan unsur bahasa dan aktivitas menghasilkan bahasa yang menekankan gagasan. Walaupun tugas menulis diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan hendaknya mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi. Kelancaran komunikasi dalam suatu karangan sama sekali tergantung pada bahasa yang dilambang visualkan. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Dalam hubungan ini, sering kita dengar bahwa bahasa yang teratur merupakan manifestasi pikiran yang teratur pula. Akhadiah, dkk (1998: 1) mengemukakan beberapa manfaat dari kegiatan menulis, sebagai berikut: a. dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi
diri kita; b. dapat mengembangkan berbagai gagasan; c. kita lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis; d. menulis berarti mengkomunikasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat; e. dapat memecahkan permasalahan dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang konkret; f. dapat mendorong kita belajar lebih aktif karena, kita menjadi penemu dan pemecah masalah; g. kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib. Tujuan pembelajaran menulis tidak sematamata menghasilkan bahasa, tetapi bagaimana cara mengungkapkan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis dengan tepat. Hal ini diperjelas oleh M. Atar Semi (1990: 100) bahwa tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah sebagai berikut: a. siswa mampu menyusun budi pikiran, perasaan, pengalaman, dan susunan suatu komposisi yang baik; b. dapat merangsang imajinasi dan daya pikir atau intelektual siswa; c. siswa mampu menggunakan perangkat kaidah menulis dan menggunakan kaidah kebahasaan sewaktu menulis; d. siswa mampu menyusun berbagai bentuk karangan; e. siswa mampu mengembangkan kebiasaan menulis yang akurat, singkat, dan jelas. Wacana Argumentasi Pengertian Wacana Argumentasi Istilah argumen berasal dari bahasa latin “arguere” yang bermakna menunjukkan, membuat jelas, dan membuktikan. Karangan argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi suatu sikap dan pendapat orang lain agar mereka ikut percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara (Keraf, 2004: 3). Asrom, dkk (1997: 13) mengemukakan hal yang senada bahwa karangan argumentasi adalah tulisan yang berusaha mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Pengertian argumentasi juga dikemukakan oleh Rusyana (1986: 130) bahwa karangan argumentasi disebut juga karangan hujjah adalah mengutarakan alasan untuk membuktikan sesuatu dengan maksud meyakinkan pembaca akan sesuatu atau mendorong untuk berbuat sesuatu dengan keyakinan itu.
Dari beberapa pengertian argumentasi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa wacana argumentasi adalah wacana yang mengemukakan alasan, contoh, bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis. Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Menurut Robert E. Slavin (2011: 16) dalam bukunya yang berjudul Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, salah satu teknik Cooperative Learning yaitu Cooperative Integrated Reading and Composition. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah teknik kooperatif yang komprehensif atau luas dan lengkap untuk pembelajaran membaca dan menulis pada jenjang Sekolah Dasar, SMP, dan SMA. Pengembangan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang secara simultan difokuskan pada kurikulum dan metode pengajaran, yang merupakan sebuah upaya untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihan-latihan kurikulum yang berasal terutama dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis. Pengembangan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa. Unsur-unsur yang terdapat dalam Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebagai berikut: a. kelompok membaca; b. tim; c. kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita; d. pemeriksaan oleh pasangan; e. tes; f. pengajaran langsung dalam memahami bacaan; g. seni berbahasa dan menulis terintegrasi; h. membaca independen dan buku laporan. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain penelitian pada penelitian eksperimen ini menggunakan desain “One group pretest posttest design”. Dalam desairi penelitian terdapat pretest sebelum diberi treatment dan postest setelah diberi treatment. Dengan demikian, hasil treatment dapat diketahui lebih akurat karena peneliti dapat membandingkan kemampuan siswa antara sebelum dan sesudah diberikan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Desain ini dapat digambarkan seperti berikut.
Rancangan Penelitian Eksperimen Pretest
Treatment
Posttest
X Keterangan: : nilai pretest sebelum diberikan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). X : treatment berupa pembelajaran menulis wacana argumentasi dengan menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). : nilai posttest setelah diberikan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian mengenai pembelajaran menulis wacana argumentasi dengan menggunakan teknik CIRC (Cooperative Integrated Readingand Composition), peneliti memperoleh data berupa hasil observasi dan tes. Data hasil observasi adalah data hasil pencatatan dan pengamatan bagaimana proses pembelajaran berlangsung dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar kemudian hasilnya dianalisis. Data hasil tes diolah secara statistik untuk mengukur normalitas dan menguji kebenaran hipotesis. Berikut ini adalah analisis data. Analisis Hasil Observasi Observasi dilakukan sebanyak tiga kali. Lembar observasi pertama diberikan pada treatment pertama, lembar observasi kedua diberikan pada treatment kedua, dan lembar observasi ketiga diberikan pada treatment ketiga. Hal tersebut dilakukan agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Pada treatment pertama, hasil observasi siswa termasuk kategori cukup. Hal ini disebabkan terdapat beberapa siswa yang belum mengerti tentang wacana argumentasi bahkan mereka masih kesulitan ketika menyunting hasil tulisan teman. Pada treatment kedua, hasil observasi siswa termasuk kategori baik. Mereka sebagian besar sudah paham tentang wacana argumentasi dengan memperhatikan aspek kebahasaannya. Pada treatment ketiga, hasil observasi siswa termasuk kategori sangat baik. Siswa sudah mengerti tentang wacana argumentasi dengan memperhatikan aspek kebahasaannya. Hal itu terlihat dari adanya antusiasme ketika mereka mengemukakan argumen yang disertai dengan bukti-bukti yang kuat dalam wacana argumentasinya. Ini membuktikan bahwa teknik CIRC tepat digunakan pada pembelajaran
menulis. Deskripsi Analisis Data Pretest dan Postest Berdasarkan perhitungan, ditemukan harga Chi Kuadrat hitung = 3,76. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat tabel dengan db = 3. Harga Chi Kuadrat tabel dengan tingkat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan (db) 3 adalah 7,81 Data di atas menunjukkan nilai < . Hasil tersebut membuktikan bahwa distribusi populasi pada pretest berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan, ditemukan harga Chi Kuadrat hitung - 0,95. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat tabel dengan db = 3. Harga Chi Kuadrat tabel dengan tingkat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan (db) 3 adalah 7,81 Data di atas menunjukkan nilai < . Hasil tersebut membuktikan bahwa distribusi populasi pada postest berdistribusi normal. Uji membuktikan kebenaran hipotesis, diperoleh sebesar 11,15, sedangkan harga (0,95;36) adalah 2,021. Dengan demikian, perbedaan antara hasil pretest dan posttest signifikan. Hal itu terlihat dari hasil > . Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar siswa senang menulis wacana argumentasi. Hal itu terlihat dari adanya antusiasme ketika mereka mengemukakan argumen yang disertai dengan buktibukti yang kuat dalam wacana argumentasinya. Hal ini membuktikan bahwa teknik CIRC tepat digunakan dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi. Kemampuan siswa kelas X SMAN 14 Garut dalam menulis wacana argumentasi sebelum menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) termasuk kategori rendah dengan rata-rata 60 karena siswa yang belum mampu menulis wacana argumentasi lebih banyak daripada siswa yang sudah mampu menulis wacana argumentasi. Kemampuan siswa sesudah menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) termasuk kategori tinggi dengan rata-rata 80 karena banyak siswa yang sudah mampu menulis wacana argumentasi dengan memperhatikan aspek kebahasaannya. Selain itu, nilai kedua tes (pretest dan posttest) tersebut telah diuji normalitasnya. Kedua tes tersebut dinyatakan normal. Rata-rata nilai pretest adalah 60 dan posttest adalah 80 ini membuktikan adanya peningkatan karena ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dengan posttest. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai (11,15) yang lebih besar dari (2,021). Hal itu berarti hipotesis yang peneliti ajukan yaitu
“Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis wacana argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)”, dapat diterima. SIMPULAN Simpulan Setelah dilakukan seluruh proses penelitian, dapat disimpulkan pembelajaran menulis wacana argumentasi dengan menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis wacana argumentasi. Secara spesifik, berikut merupakan simpulan hasil penelitian. Dari hasil analisis data secara deskriptif, terdapat peningkatan kemampuan menulis wacana argumentasi antara hasil pretest siswa kelas X SMAN 14 Garut semester 1 tahun ajaran 2011/2012 sebelum diberikan treatment dengan hasil posttest siswa setelah diberikan treatment. Hal itu dilihat dari aspek isi gagasan yang dikembangkan, organisasi pengembangan isi, tata bahasa, pilihan struktur dan kosakata, serta ejaan. Rata-rata nilai pretest adalah 60 dan posttest adalah 80 ini membuktikan adanya peningkatan karena ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dengan posttest. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai (11,15) yang lebih besar dari (2,021). Hal itu berarti hipotesis yang peneliti ajukan yaitu “Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis wacana argumentasi sebelum dan sesudah menggunakan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)”, dapat diterima. DAFTAR PUSTAKA Agustina, Yusni. 2007. “Pengembangan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Teknik Thing-Talk-Write (TTW) pada Siswa Kelas X SMAN 14 Bandung Tahun Ajaran 2006/2007”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Akhadiah, Sabarti, at.all. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. AH, Mohammad. 1987. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Alwasilah, A. Chaedar. 2003. Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Menulis. Makalah pada Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung: UPI. Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT
Kiblat Buku Utama. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asrom, at.all. 1997. Belajar Mengajar: dari Narasi Hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga. Badudu, J. S. 1985. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Utama. Depdiknas. 2005. Penilaian Berbasis Kelas dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Emre, Fachrudin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud. Hermawan, Adam. 2007. “Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi (Analisis Struktur Kognitif Siswa dalam Berargumen)”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Muliyanti, Indriana. 2005. 'Tembelajaran Keterampilan Menulis Argumentasi dengan Menggunakan Model Belajar Generatif (Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas X SMAN 14 Bandung”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Parera, Jos Daniel. 1987. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga. Rusyana, Yus. 1986. Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika. Semi, M. Atar. 1990. Rencana Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa. Slavin, Robert E. 2011. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Subana, M. at.all. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, H.G. 1991. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wulandari, Retna. 2008. “Pangajaran Nulis Sajak Ngagunakeun Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008”. Skripsi Sarjana nada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Anjar. (2001). Kursus Pembelajaran Aktif dan Pembelajaran Kooperatif. [Online].
Tersedia: http://www.ctl.utm.my/services/courses/tnl0 1 .htm. [2 Maret 2008], Daniel, R.T. (1995). Model Pembelajaran Kooperatif: Katalog VCD [Online]. Tersedia: http://www.lp3um.org/Produk/Produk.htm. [2 Maret 2008]. Pakdesofa. (2008). Pembelajaran Kooperatif yang Berkesan. [Online]. Tersedia: http://www.goecities.com/gardner02_8/ilmia hl.htm. [2 Maret 2008]. (2005, 24 September). PKK Harapkan Ibu-Ibu Dukung Pembangunan Pariwisata. Readnews[Online].Tersedia: http://rn.infoanda.com/readnewstech.php. [13 Mei 2011]. (2007). Jenis-Jenis Karangan. [Online]. tersedia: http://books.google.co.id/books/id/jenisjenis +paragraf&source=websotsbookresult&resn um=8&ct=result#PPTl .Ml. [16 Desember 2008]. (2008, 17 Mei). Karaoke Keluarga Tak Sebatas Hiburan Malam. Republika [Online]. Tersedia: http://www.infoanda.com/linksfollow.php71 h-XQ4BBQxUDA8O. [13 Mei 2011]. (2008). Paragraf. [Online]. Tersedia: http://ikasasuke.blogspot.com/2008/04/parag raf.html.[16 Desember 2008]. (2011). Dampak Krisis Moneter terhadap Pendidikan Anak. [Online]. Tersedia: http://www.geogle.co.id. [13 Mei 2011].