TUGAS MAKALAH UTS LAPORAN KEUANGAN KPPN SURABAYA II DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI TERHADAP ILMU AKUNTANSI
Oleh: 1. YOGI PRASETYO NUGROHO
NIM 041514253008
2. HENDI KRISTIANTORO
NIM 041514253010
3. MAHIRSYAH PRADANA
NIM 041514253024
4. TRIDASA NOVANY WIJAYA
NIM 041514253016
MAGISTER AKUNTANSI - STAR BPKP 5 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji syukur kehadirat Alloh SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Filsafat Ilmu. Makalah ini adalah karya yang tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1.
Bapak Moses Glorino Rumambo Pandin, S.S., M. Si., selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
2.
Rekan-rekan Magister Akuntansi STAR BPKP Angkatan 5 yang telah banyak membantu dan memberi masukan bagi makalah penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Surabaya, 29 Oktober 2015
Tim Penulis
1
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bicara pengetahuan maka kita akan bicara tentang penalaran, kemampuan
penalaran
mengembangkan kekuasaannya.
manusia
pengetahuan Manusia
menyebabkan
yang
satu-satunya
merupakan mahluk
manusia rahasia
yang
mampu
kekuasaan-
mengembangkan
pengetahuan secara sungguh-sungguh, Binatang hanya terbatas mempunyai pengetahuan untuk kelangsungan hidupnya saja (survival) Hakikat penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir dan bukan karena perasaan, meskipun kata pascal, hatipun mempunyai logika sendiri. Sebagai sebuah kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri, pertama logika, adalah suatu pola berfikir yang secara luas. Dengan pola yang bersifat Jamak (plural) dan bukan tunggal (singular). Kedua ciri penalaran adalah bersifat analitik proses berfikir (berfikir yang menyandarkan kepada suatu analisis dan kerangka berfikir yang digunakan untuk analisis).Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia yang berlangsung secara bertahap,evolutif. Oleh karena untuk memahami strategi pengembangan ilmu,maka kita perlu mengetahui secara
global
sejarah
perkembangan
ilmu.
Karena
melalui
sejarah
perkembangan ilmu, kita dapat memahami makna kehadiran ilmu bagi umat manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti
spesialisasi-spesialisasi.
Oleh
karena
itu
tepatlah
apa
yang
dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan. Implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984), adalah bahwa ilmu yang satu sangat
2
erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis. Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu mengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel kant (dalam Kunto Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. 2. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Makalah ini adalah pada Laporan Keuangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II Tahun 2014. 3. Rumusan Masalah Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah : a)
Bagaimanakah tinjauan filsafat dari aspek ontologi, epistemologi, serta aksiologi terhadap laporan keuangan pada KPPN Surabaya II?
b)
Apakah ada kelemahan dari sistem akuntansi yang dijalankan dan potensi kerawanan manipulasi dalam sistem akuntansi yang dijalankan oleh KPPN Surabaya II?
c)
Adakah saran perbaikan atau peningkatan sistem yang dapat dilakukan?
3
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Akuntansi Secara etimologis, istilah akuntansi berasal dari serapan kata asing “ accounting” yang berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan. Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. American
Institute
of
Certified
Public
Accountants
(AICPA)
memposisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa (Baridwan, 2004). Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi untuk memilih alternatif- alternatif dari suatu keadaan. Menurut
Wahyudin dan Muhamad Khafid (2010), secara umum
akuntansi dapat dipahami sebagai suatu proses kegiatan mengolah data keuangan (input) agar menghasilkan informasi keuangan (output), yang bermanfaat bagi pihak- pihak yang berkepentingan dengan perusahaan atau organisasi ekonomi yang bersangkutan. Diantara pengertian akuntansi tersebut, dapat dipahami bahwa akuntansi merupakan rangkaian aktivitas mengolah data menjadi informasi dan menyampaikan informasi yang dihasilkannya kepada pihak berkepentingan. Akuntansi dibuat secara kuantitatif dengan pengukuran dalam satuan mata uang. Informasi akuntansi dibutuhkan untuk membantu pembuatan keputusan internal suatu organisasi, dan pihak-pihak lain yang terlibat seperti investor dan kreditor. Dalam ranah publik, informasi akuntansi juga berguna sebagai alat pertanggungjawaban dan pelaporan aktivitas kepada pihak yang oleh undangundang diwajibkan melaksanakan fungsi pemeriksaan dan pengawasan. Seiring perkembangan pemikiran terkait akuntansi, pendefinisian pun semakin
berkembang.
Akuntansi
dipandang
memiliki
kekhasan
yang
4
memungkinkan pengklasifikasian akuntansi
sebagai seni, teknologi, sains,
maupun pengetahuan. Akuntansi dipandang sebagai sebuah seni karena akuntansi merupakan bidang pengetahuan keterampilan, keahlian, dan kerajinan yang menuntut praktik untuk menguasainya. Akuntansi menuntut pertimbangan (judgement) dalam penerapannya, dimana pertimbangan harus dituntun oleh pengalaman dan pengetahuan (profesionalisme). Akuntansi dipandang sebagai sains karena akuntansi merupakan bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena akuntansi secara objektif, apa adanya, dan bebas nilai. Penjelasan dinyatakan dalam bentuk aksioma, proposisi, prinsip umum, atau hipotesis yang tidak langsung berkaitan dengan kebijakan atau praktik. Pertimbangan dan penyimpulan dituntun oleh kaidah ilmiah (rules of science). Bila akuntansi dipandang sebagai sains, maka akuntansi akan banyak membahas gejala akuntansi seperti kenapa perusahaan atau institusi publik menggunakan metode akuntansi tertentu, faktor apa saja yang mendorong upaya memanipulasi laba, atau apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja keseluruhan institusi. Akuntansi dipandang sebagai teknologi karena akuntansi merupakan alat institusi sosial untuk menyediakan pedoman pengukuran dan metode untuk mengendalikan kegiatan dan prilaku pengambilan keputusan ekonomik yang dominan
dalam
pemerintahan.
lingkup
Teknologi
organisasi, merupakan
perusahaan seperangkat
ataupun
lembaga
pengetahuan
untuk
menghasilkan sesuatu (produk) yang bermanfaat, dan pengertian teknologi sendiri tidak hanya fisis (hard technology) tetapi juga teknologi lunak (soft tecnology). Teknologi bisa diartikan sebagai sains terapan, sedangkan akuntansi juga merupakan sains terapan. Akuntansi dipandang sebagai sebagai pengetahuan karena merupakan pengabungan antara rasionalisme dan empirisme. Hal ini dikarenakan akuntansi merupakan ilmu yang menggunakan pemikiran untuk menganalisis data transaksi dan dalam pembuatan laporan keuangan dimana data transaksi akuntansi merupakan hal yang kongkrit dapat di respon oleh panca indera manusia.
5
2. Pelaporan Keuangan The Financial Accounting Standards Board (FASB) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian sentral dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi informasi akuntansi yang menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan ekonomi pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan dimungkinkan berisi informasi yang berasal dari sumbersumber selain catatan akuntansi, namun laporan keuangan secara umum disusun berdasar klasifikasi yang telah disepakati secara umum dalam disiplin akuntansi. Pelaporan keuangan bukan hanya berisi laporan keuangan saja, tetapi juga berisi informasi lain yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan akuntansi, seperti sumber daya ekonomi, penggunaannya, dan kejadian-kejadian yang memengaruhi sumber daya ekonomi tersebut (Soegeng Soetedjo, 2009). Oleh karena itu, pelaporan keuangan dapat menyangkut berbagai aspek ekonomi dengan teknik penyajian bermacam-macam. Laporan keuangan merupakan output dari aktivitas akuntansi. Melalui laporan keuangan secara umum, dalam prakteknya dapat terbagi dalam neraca, laporan laba-rugi, 3. Filsafat Ilmu Filsafat ilmu adalah alat untuk mencari kebenaran dari berbagai fenomena, memberi pengertian tentang hidup, memberikan ajaran tentang moral dan etika, serta menjadi inspirasi dan pedoman untuk berbagai aspek kehidupan (Bambang Wicaksono, 2010). Menurut Suriasumantri (2001), filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yaitu: 1. Objek apa yang ditelaah? Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek dengan daya tangkap manusia
(seperti
berpikir,
merasa
dan
mengindera)
yang
membuahkan pengetahuan? 2. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus
6
diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara/teknik sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan berupa ilmu? 3. Untuk apa pengetahuan berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidahkaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan normanorma moral/profesional. Masih mengacu pendapat Suriasumantri, untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya maka pertanyaan yang dapat dikemukakan adalah: Apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut (ontologis)?
Bagaimana
cara
mendapatkan
pengetahuan
tersebut
(epistemologis)? Serta untuk apa pengetahuan termaksud dipergunakan (aksiologi)? Dengan mengetahui jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut maka dengan mudah kita membedakan berbagai jenis pengetahuan yang terdapat dalam khasanah kehidupan manusia. Dengan begitu kita akan mudah mengenali berbagai pengetahuan yang ada seperti ilmu, seni dan agama serta menempatkan
mereka
pada
tempatnya
masing-masing
yang
saling
memperkaya kehidupan kita. Tanpa mengetahui karateristik ilmu dengan baik, maka bukan saja tidak dapat memanfaatkan kegunaannya secara oftimal namun kadang kita salah dalam menggunakannya. 4. Tinjauan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi terhadap Laporan Keuangan Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Surabaya II
Tahun 2014 Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat yang digunakan para pemikir akuntansi untuk mengembangkan teori akuntansi. Dalam penerapan praktis, filsafat ilmu membantu memetakan hal-hal yang mendasari keberadaan obyek kajian, sehingga dapat dibaca secara terang benderang, bermanfaat,
7
dan solutif. Keluasan sudut pandang memungkinkan visibilitas persoalan, sehingga potensi kekurangan atau ketidaksempurnaan dapat dicermati sebagai bagian perbaikan ke depan. Berikut adalah usaha pemetaan Laporan Keuangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II Tahun 2014 dengan tinjauan ontologi, epistemologi, dan aksiologi. 4.1. Tinjauan Ontologi Istilah ontologi berasal dari gabungan kata ontos atau hakikat dengan logos yang berarti teori. Ontologi menjawab apa hakikat dari obyek yang diteliti. Suriasumantri mengajukan satu kalimat pendek untuk menjelaskan apa itu ontologi: Apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut? Laporan
yang
kita
kaji
ini
diterbitkan
oleh
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara Surabaya II. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi
dan
laporan
pertanggungjawaban
atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan PMK 2005/PMK.011/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal. Berkedudukan di Jalan Dinoyo Nomor 111 Surabaya, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II mempunyai tugas dan fungsi dalam memberikan bimbingan dan dukungan
implementasi
akuntansi
pemerintah
pada
Kementerian
Negara/Lembaga. Melalui peran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II diharapkan kualitas laporan K/L dapat ditingkatkan kualitasnya yang pada akhirnya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan transparan.
8
Untuk mewujudkan tujuan diatas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II berkomitmen dengan visi “mewujudkan pelaksanaan penyelenggaran keuangan negara yang efisien, akuntabel dan transparan melalui
pembinaan
akuntansi
pemerintah
menuju
Laporan
Keuangan
Kementerian/Negara yang berkualitas.” Untuk mewujudkan visi tersebut Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II melakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut:
Menyelenggarakan pembinaan yang berkelanjutan berkaitan implementasi
akuntansi
pemerintah
kepada
Kementerian
negara/Lembaga
Membina secara efektif Kementerian Negara/Lembaga dalam pemanfaatan informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi yang diimplentasikan.
Mengembangkan
sistem
pembinaan
yang
profesional
dan
terpercaya.
Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal kepada para pemangku kepentingan.
Penyusunan Laporan Keuangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah
Pusat
serta
Peraturan
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Laporan
Keuangan
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan
Negara
Surabaya II ini terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014. Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014. Realisasi
9
Pendapatan Negara pada TA 2014 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.48.586.253,- atau mencapai 0.0 persen dari estimasi pendapatannya sebesar Rp0. Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah sebesar Rp.3.691.557.108,- atau mencapai
99.03 persen dari alokasi
anggaran sebesar Rp.3.727.845.000,-. Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2014 dan 2013. Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi Instansi, sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas
Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Catatan
atas
Laporan
Keuangan
(CaLK)
menyajikan
informasi
tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan Standar
Akuntansi
Pemerintahan
serta
dan
dianjurkan
oleh
pengungkapan-pengungkapan
lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. 4.2. Tinjauan Epistemologi Epistemologi merupakan gabungan kata episteme atau pengetahuan dengan logos yang berarti teori. Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang menangani masalah-masalah filosofis yang mengitari teori ilmu pengetahuan. Epistemologi bertalian dengan definisi dan konsep-konsep ilmu, ragam ilmu yang bersifat nisbi dan niscaya, dan relasi eksak antara subyek dengan obyek. Epistemologi adalah bagian dari filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana pengetahuan menjadi penentu penting dalam menentukan karakter pengetahuan. Epistemologi menentukan kebenaran macam apa yang harus diterima dan apa yang sebaiknya ditolak. Aspek epistemologi adalah kebenaran dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta yang benar dan dapat di verifikasi dan dibuktikan kebenarannya. Epistemologi secara sadar dan berkelanjutan orang menempuh
10
cara untuk menguasai serta mengubah objek, melalui upaya konkret dan langsung menuju pada kemajuan. Epistemologi harusnya mendominasi logika karena dengan logika kita dapat menjelaskan permasalahan dengan utuh dan masuk akal. Dalam aspek epistemologi, ilmu akuntasi menggunakan berbagai metode sesuai kebutuhannya. Contohnya matode induktif digunakan pada saat pengambilan keputusan dengan melihat laporan tersebut, pihak berwenang akan menyimpulkan langkah apa yang akan di ambil. Metode positivism digunakan
ketika
akan
membuat
sebuah
laporan
keuangan
harus
menggunakan data yang ada atau yang telah di ketahui dengan bukti yang akurat berupa nota atau bukti transaksi lainnya. Mengacu Suriasumantri, dengan epistemologi kita akan bertanya dan menemukan jawaban tentang bagaimana suatu pengetahuan kita dapatkan. Laporan Keuangan Tahun 2014 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi
(SAI)
terkomputerisasi
yaitu
serangkaian
mulai
dari
prosedur
pengumpulan
manual data,
maupun
yang
pencatatan
dan
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2014 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Disamping
itu,
dalam
penyusunannya
telah
diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
11
pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan o Pendapatan adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. o Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). o Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). o Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. 2. Kebijakan Akuntansi atas Belanja o Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. o Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. o Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). o Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja. 3. Kebijakan Akuntansi atas Aset o Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan masyarakat
umum
untuk
penyediaan
jasa
bagi
dan sumber-sumber daya yang dipelihara
12
karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. o Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. 4.3. Tinjauan Aksiologi Aksiologi terbentuk dari penggabungan kata dari bahasa Yunani, yaitu axios atau nilai dengan logos yang berarti teori. Secara sederhana, aksiologi adalah teori tentang ilmu. Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang mempersoalkan penilaian, terutama berhubungan dengan masalah atau teori umum formal mengenai nilai. Nilai adalah sesuatu yang abstrak. Nilai tidak dapat diukur secara statistik dan kuantitatif, tetapi bisa sangat konkret dalam kondisi tertentu. Nilai yang
bersifat
abstrak
merupakan
sebuah
konsep
atau
prinsip
yang
implementasinya kalau diterapkan oleh suatu subjek dapat membawa persamaan sikap atau pendapat namun juga dapat menimbulkan perbedaan. Dalam konteks ilmu, masalah yang banyak berkembang adalah apakah nilai itu bermakna atau tidak. Aksiologi menjawab pertanyaan “untuk apa” atau kegunaan dari suatu pengetahuan. Terkait hal itu, Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya
yang berguna
sebagai
sarana
kepada
para
pengguna laporan
untuk
meningkatkan
akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi
pengelolaan keuangan
negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan
untuk memberikan
informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Selama proses penyusunan makalah ini, tim penyusun melakukan pemantauan langsung terhadap aktivitas unit yang bertugas melakukan pengolahan data dan informasi yang dipakai untuk penyusunan laporan keuangan pada KPPN Surabaya II. Berikut adalah usaha pemetaan Laporan Keuangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II Tahun 2014 dengan tinjauan ontologi, epistemologi, dan aksiologi: 1. Satu kalimat pendek untuk menjelaskan apa itu ontologi: Apa yang dikaji oleh pengetahuan
tersebut?
Laporan
Keuangan
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara Surabaya II ini terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014. a) Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014. b) Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2014 dan 2013. c) Catatan
atas
Laporan
Keuangan
(CaLK)
menyajikan
informasi
tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. 2. Tinjauan epistemologi untuk menemukan jawaban tentang bagaimana suatu pengetahuan kita dapatkan. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi
mulai
dari
pengumpulan
data,
pencatatan
dan
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan. 3. Aksiologi menjawab pertanyaan “untuk apa” atau kegunaan dari suatu pengetahuan. Laporan Keuangan dapat memberikan informasi untuk
14
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya II. Disamping itu, laporan keuangan ini juga untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). KELEMAHAN Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah kami lakukan maka kami menemukan kelemahan sebagai berikut: 1. Aplikasi yang menghasilkan Neraca, LRA, dan CALK (SAIBA) belum terintegrasi dengan aplikasi Surat Perintah Membayar, Sistem Manajamen dan Akuntansi Barang Milik Negara, dan Aplikasi Persediaan sehingga terjadi missmatch antar laporan yang mengakibatkan laporan tidak dapat diyakini kebenarannya. 2. Sering terjadi down system pada sistem informasi akuntansi keuangan; 3. Masih ada kelemahan prosedur pada sistem informasi akuntansi yang telah diterapkan; 4. Masih ada pegawai yang belum memahami masalah keuangan instansi khususnya mengenai sistem informasi akuntansi yang dijalankan SARAN Dari beberapa kritik atas prosedur penyusunan laporan keuangan pada KPPN Surabaya II, dapat kami berikan saran-saran sebagai berikut : 1. Harus segera dilakukan pengintegrasian antar aplikasi tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga tidak terjadi lagi missmatch antar laporan yang dihasilkan. 2. Sistem informasi akuntansi harus diperkuat dengan didukung program preventif untuk meminimalisir down system. 3. Penguatan peraturan Standar Operating Procedure (SOP) sehingga mempermudah pengendalian internal
15
4. Perlunya pengembangan kapasitas SDM yang ditugaskan pada unit keuangan, khususnya dalam hal pemahaman sistem informasi akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agus Wahyudin dan Muhammad Khafid, Akuntansi Dasar, Jurusan Akuntansi UNNES, Semarang , 2010. Bambang Wiccaksono, Aktualitas Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Dan Arah Pengembangan Ilmu Akuntansi, Jurnal Analisa Vol. 2 No. 2, Agustus 2014. S.J. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1998. Soegeng Soetedjo, Pembahasan Pokok-Pokok Pikiran Teori Akuntansi Vernon Kam. Airlangga University Press, Surabaya, 2009. Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, BPFE UGM, Yogyakarta, 2004.
17