MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE PQ4R PADA SISIWA KELAS VII SMP MUHAMADIYAH TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh Irna Aryani 1021.0941
SEKO LA H DAN IL
AN URU G ID IKAN
GG TIN PENI KE U D M
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE PQ4R PADA SISIWA KELAS VII SMP MUHAMADIYAH TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Irna Aryani 1021.0941 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK
Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah masih kurangnya kemampuan membaca siswa dalam memahami atau menyerap isi bacaan yang telah mereka baca dan penerapan metode pembelajarari membaca di sekolah yang masih kurang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan awal membaca intensif dan peningkatan kemampuan siswa dalam membaca intensif sesudah diterapkannya metode PQ4R pada siswa kelas VII C SMP Muhamadiyah Tarogong tahun pelajaran 2011/2012, serta menemukan keefektifan metode PQ4R dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif pada siswa kelas VII C SMP Muhamadiyah Tarogong tahun pelajaran 2011/2012. Peneliti ini hanya menggunakan instrumen tes karena terfokus pada pengujian keandalan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca intensif. Instrumen tes ini berupa soal objektif dengan 20 butir soal yang jawabannya merujuk pada sebuah teks bacaan, Instrumen tes ini digunakan pada saat pretes dan postes. Hasil penelitian dengan penghitungan uji-t melalui statistik menunjukkan bahwa metode PQ4R efektif membantu meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VII C. Hal ini terbukti dari hasil t hitung= 3,072 > ttabel = 2,069. Dengan demikian, sesuai ketentuan bahwa jika t hitung lebih besar sama dengan ttabel, maka hipotesis akhir (Ha) diterima dan hipotesis awal (Ho) ditolak. Penelitian menggunakan metode diskriptif dengan model one group pretes-posttes design. Pemilihan metodologi karena subjek sudah dikelompokkan ke dalam kelas-kelas, sehingga keacakan sampel penelitian sulit untuk terpenuhi Kata Kunci : Membaca Intensif, Metode PQ4R
PENDAHULUAN Membaca dapat dipandang sebagai sebuah proses interaktif antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses interaktif. maka keberhasilan membaca akan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang melatarbelakangi dan strategi atau metode membaca. Karena kemampuan membaca intensif dapat dilatih, peneliti mencoba menerapkan metode PQ4R untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca tersebut. Selain itu juga, metode PQ4R ini masih jarang ditemukan atau dipakai dalam kegiatan membaca. Kegiatan membaca harus mampu menafsirkan dan menghubungkan pengalaman membaca sebelumya dengan wacana/teks/bacaaan
yang dibaca agar pemahaman yang benar dapat tercapai. Selain menguasai kemampuan berbahasa dengan baik (misal, kosakata). pemilihan dan penguasaan metode serta teknik membaca yang baik akan mempermudah kita untuk memahami bacaan yang kita baca. Oleh karena itu, membaca tanpa metode. walaupun mungkin bagus, hasilnya tidak akan sebagus membaca dengan menggunakan metode tertentu. Ada beberapa strategi atau metode membaca yang digunakan untuk membaca buku pelajaran atau bahan bacaan yang lainnya dalam sesuatu bidang pengetahuan. Salahsatu metode membaca yang inovatif dan masih belum dikenal atau belum terlalu populer yakni metode membaca PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect. Recite, dan Review).
Metode PQ4R ini merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi karena digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Membaca Hakikat membaca merupakan peruujudan atau kesatuan berbagai macam proses. Dengan kata lain, membaca bukanJah proses tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Hal ini berarti bahwa kita harus memandang membaca sebagai suatu pengalaman yang aktif, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan secara sadar dan beitujuan. Tentu saja, pengalaman anak didik pun ikut berperan sebagai unsur penting dalam perbuatan membaca itu. Selain membaca itu merupakan proses, komponen membaca lainnya yang sangat penting adalah produk. Komunikasi pikiran dan perasaan penulis pada pembaca merupakan produk membaca. Kalau kegiatan membaca tidak membenkan suatu produk. maka kegiatan itu tidak lebih dari melihatIihat huruf yang tidak bermakna. Menurut Hajasujana dan Damaiami (2004: 56, 65, 78. 88. 96, dan 100), hakikat membaca sebagai suatu proses dapat dipilah ke dalam beberapa proses membaca, yaitu proses asosiasi. psikologis. sensoris, perseptuat, perkembangan, dan keterampilan. Pengertian Membaca Intensif Wahid(2009) dalam artikelnya “Jenis-jenis Membaca dan Karakteristiknya mengatakan bahwa membaca intensif adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Membaca intensif ini bukan sekadar memahami makna tersurat saja, melainkan sampai kepada menghasilkan suatu pengertian dari hasil membaca tersebut. Mujiyanto (2009) menyamakan membaca intensif tersebut dengan membaca dalam hati, yaitu kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupaun suara. Hal itu sesuai dengan pemyataan Klein Petterson dan Simington dalam Rahim (2001:158) bahwa membaca merupakan interaksi antara informasi dari teks dan latar belakang pengetahuan yang dipunyai pembaca untuk mendapatkan makna. Dengan kata lain, untuk memahami suatu teks, antara lain ditentukan oleh persamaan latar belakang antara penulis dan pembaca.
Pengertian Metode PQ4R Metode PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi, yaitu proses penambahan perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Metode ini membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang melalui penciptaan penggabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan merabantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakau dengan kegiatan mernbaca buku. Metode PQ4R adalah metode belajar yang meliputi enam langkah tahapan kegiatan, yaitu Preview (mernbaca selintas dengan cepat), Question (merumuskan pertanyaan). Read (baca), Reflect (refleksi), Recite (tanva jawab sendiri),dan Review (mengulang secara menyeluruh). METODE PENELITIAN Penelitian ini melibatkan siswa sebagai subjek penelitian dalam setting persekolahan. Setiap siswa sudah dikelompokan ke dalam kelas-kelas, sehingga keacakan pemilihan sampel penelitian sulit untuk terpenuhi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Desain metode penelitian diskriptif yang hendak dilakukan adalah one group pretest-posnest design. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan proses pengambilan data dari berbagai sumber data yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini mengguhakan tes. Hal ini bertujuan untuk mengukur besarnya kemampuan subjek yang diteliti. Pengumpulan data ini dilakukan dua kali tes, yakni pada awal dan akhir penelitian. Tes tahap awal ini (pretes) akan menghasilkan nilai awal atau gambaran awal tentang kemampuan membaca intensif pada siswa kelas VII C sebelum diterapkannya metode PQ4R dalam pembelajaran. Setelah pemberian tes awal (pretes) serta mendapat nilai awalnya, peneliti memberikan sebuah treatment sebanyak 3 kali tentang membaca intensif dengan menggunakan metode PQ4R dalam pembelajaran di kelas. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini. peneliti mmiliki data dari hasil pretes dan postes para siswa kelas VII C sebagai kelas eksperimen yang diolah pada bab ini. Penelitian ini menggunakan model one-group pretestposttest design, sehingga data penelitian hanya diperoleh dari hasil pretes dan postes para siswa.
Hasil. pretes dan postes ini diperoleh dari pengujian sampel kelas VII C SMP Muhamadiyah Tarogong sebanyak 24 siswa. Analisis data hasil pretes dan postes ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang berguna untuk pengolahan data selanjutnya. Analisis ini memperlihatkan adanya suatu perbedaan rata-rata nilai antara sebelum dan sesudah digunakannya metode PQ4R. Dari tabel di atas terlihat bahwa 2 siswa termasuk kriteria baik dengan nilai 75, 4 siswa termasuk kriteria cukup dengan nilai 65, 11 siswa termasuk kriteria kurang dengan rentang nilai antara 45-55, dan 7 siswa termasuk kriteria sangat kurang dengan rentang nilai 30-40. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam pretes ini adaidh 51,25 (lihat tabel 4.1). Nilai rata-rata tersebut berkriteria kurang karena belum mencapai batas minimal kelulusan, yaitu 60. Deskripsi Hasil Penelitian Pretes dan Postes Dari kedua tabel di atas terlihat bahwa 1 siswa termasuk kriteria sangat baik dengan nilai 80,7 siswa termasuk kriteria baik dengan nilai 70 dan 75. 7 siswa termasuk kriteria cukup dengan nilai 60 dan 65, 4 siswa termasuk kriteria kurang dengan nilai 50 dan 55, serta 5 siswa termasuk kriteria sangat kurang dengan rentang nilai antara 35-45. Dengan melihat nilai rata-rata postes siswa (lihat tabel 4.2). yaitu 58.96. maka nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan berkriteria cukup karena mendekati nilai batas kelulusan. yaitu 60. Dari analisis data hasil pretes dan postes tersebut. peneliti dapat melihat adanya peningkatan rata-rata nilai kelas antara sebelum dan sesudah digunakannya metode PQ4R pada kemampuan membaca intensif siswa walaupun tidak terlaiu signifikan. yaitu dari 51.25 menjadi 58.%. Pembahasan Hasil Penelitian Ketika pretes dilakukan, siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 51.25, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan membaca intensif siswa sebelum menggunakan metode PQ4R tergolong kurang. Perolehan nilai tertinggi adalah 75, sedangkan batas nilai lulus adalah 60. Oleh karena itu, siswa yang mampu mencapai batas lulus hanya 6 orang dan 18 orang lainnya gagal. Namun, ketika postes telah dilaksanakan, siswa memperoleh kenaikan niiai rata-rata, yaitu menjadi 58,96. Dengan demikian, rata-rata kemampuan membaca imensif siswa tergolong cukup baik karena hampir memenuhi standar kelulusan. Oleh karena itu, dalam postes ini, siswa yang mampu mencapai batas lulus sebanyak 15 orang dan 9 lainnya masih gagal. Peningkatan nilai rata-rata kelas mengenai
kemampuan membaca intensif juga dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut. Merujuk pada diagram di atas, dapat dicermati bahwa kelas VII C meraih rata-rata nilai pretes sebesar 51,25 dan nilai postes sebesar 58.96. Hal ini membukrikan adanya peningkatan nilai dari pretes ke postes walaupun tidak signifikan dan memenuhi standar kelulusan, yaitu mendapat ± 7,71 poin kenaikan nilai rata-rata. Namun, kedua hasil pretes dan postes tersebut belum mencapai batas minimal kelulusan. yaitu 60. Peneliti menduga kenaikan nilai rata-rata kemampuan membaca intensif siswa yang tidak signifikan dan tidak memenuhi standar kelulusan ini, yaitu adanya faktor yang tidak terteliti oleh peneliti, sehingga memengaruhi kondisi siswa saat mengerjakan soal tes. SIMPULAN Setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap dau.-data penelitian, peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut. 1) Sebelum digunaknn metode PQ4R, hanya 6 siswa yang mencapai batas lulus (KKM). yaitu 60, dan 18 siswa lainnya gagal. Niai rata-rata pretes siswa ini tergolong kurang, yaitu 51.25, yang masih jauh dari nilai standar kelulusan. 2) Setelah digunakan metode PQ4R, siswa yang mencapai batas lulus (KKM) menjadi 15 siswa dan 9 siswa lainnya masih gagal. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca intensif mereka saat tes akhir (postes), yaitu dengan nilai rata-rata 58,96. Nilai rata-rata postes ini tergolong cukup baik karena mendekati batas standar kelulusan, yaitu 60. 3) Hasil penghitungan statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,072, sedangkan t tabel sebesar 2,069 dengan taraf signifikasi 5% atau 0,05. Dalam ketentuan, bila t hitung lebih besar sama dengan t tabel. maka hipotesis akhir (Ha) diterima. Dengan kata lain, hasil penelitian ini meunjukkan bahwa t hitung = 3,072 > t tabel = 2,069. Oleh karena itu. berdasarkan hasil tersebut, metode PQ4R efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VII C SMP Muhamadiyah Tarogong tahun pelajaran 2011/2012 dinyatakan terbukti. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto.
S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
Dardjowidjojo, S. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Harjasujana. Et al. 2004. Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandune: Mutiara. Nurgiyantoro, B. 2001. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Yogyakarta: BPFE.
Soedarso. 2004. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono.
2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
dalam Sastra.
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan , Efesien. Bandung: Angkasa.
Nuriadi. 2008. Teknik Jitu Menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka . Pelajar.
Tarigan, H G. 1983. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasikan Kontruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wahid, D H. 2009. “Jenis-Jenis Membaca dan Karakteristiknya “ dalam Artikel Guru IT.