Majalah Bulanan Tamansiswa “PUSARA”, terbit di Yogyakarta, Edisi Juli 1985 EFEKTIVITAS DALAM PENDIDIKAN BERMEDIA Oleh : Ki Supriyoko
Perjalanan pada abad ke-20 ini ditandai dengan beberapa catatan kemajuan dan pengembangan di bidang pengetahuan, ilmu dan teknologi. Bahkan dalam beberapa dasawarsa terakhir ini kemajuan dan pengembangannya menunjukkan grafik yang berjalan menanjak dan menanjak terus dalam skala waktu yang relatif singkat. Abad ke-20 dibuka oleh Albert Einstein yang pada tahun 1905 berhasil membuka rahasia sumber tenaga baru yang sangat potensial, ialah tenaga atom, yang sampai hari ini masih sangat aktual dibicarakan para ahli untuk memanfaatkan tenaga yang potensial tersebut bagi kesejahteraan umat manusia dimuka bumi ini. Penemuan ini kemudian diikuti oleh penemuan-penemuan baru disektor yang beraneka ragam pula. Di sektor transportasi, lukisan pesawat angkasa yang dibuat oleh Leonardo Da Vinci yang dulu hanya merupakan khayalan maka pada lebih kurang th 1910 khayalan tersebut divisualkan oleh Igor Sikorsky dengan membuat 2 helikopter, sekalipun belum sempurna benar. Karya ini akhirnya disempurnakan oleh Heinrich Focke pada beberapa tahun berikutnya, dan pada tahun 1940 Sikorsky benar-benar telah mampu mencipta helikopter secara mandiri. Disektor kesehatan, tahun 1922 Frederick Banting seorang dokter dari Kanada berhasil menemukan insulin, sejenis hormon yang dihasilkan oleh pankreas untuk menyembuhkan penyakit diabetik (kencing manis) yang sangat sering membawa kematian. Enam tahun berikutnya, th 1928, Alexander Flemming (Skotlandia) berhasil menemukan penisilin yang gunanya masih dapat kita rasakan hingga hari ini. Elektronika, sektor yang sedang digandrungi oleh para remaja masa kini untuk ber'roger-roger'an serta ber'kelap-kelip'an juga sempat mengalami kejutan. Meskipun sampai saat ini masih banyak dipertanyakan siapa sebenarnya orang yang pertama kali dapat membuat pesawat televisi, namun nama John Logie Baird kiranya tidak dapat dilewatkan begitu saja dalam proses pembuatan televisi pada babak-babak awal. Pada tahun 1926 dia menemukan sistem pertelevisian yang menggunakan sinar infra merah untuk pengambilan gambar. Dan pada tahun 1929 seorang 'Gorbachev' yang lahir di kamar 'Ronald Reagan' berhasil mendemonstrasikan sistem pertelevisian, orang tersebut akhirnya diberi nama Vladimir Zworykin. Siapapun
2
tahu, hampir seluruh masyarakat dunia membutuhkan jasa televisi saat ini. Tidak terbatas pada 'orang-orang teknik' sebagai sipenemu, akan tetapi 'orang-orang sosial dan filsafat' yang sebagian diantaranya seringkali terburu-buru memberi komentar (non-positif) tentang penerapan dan penemuan teknologi kini justru banyak yang mencari inspirasi lewat televisi. MEDIA PENDIDIKAN Perkembangan teknologi yang pesat, khususnya di sektor elektronik ternyata mampu membuat cakrawala baru disegala bidang. Komunikasi, keamanan, ekonomi, penelitian, perdagangan dan tidak ketinggalan ... pendidikan. Dunia pendidikan mau tidak mau juga terpengaruh terhadap penemuan dan pengembangan di bidang teknologi, dan akhirnya beberapa peralatan elektronik digunakan bagi kepentingan dunia pendidikan. Pada tahun 50-an, yang juga dikenal sebagai periode mulai lepas landasnya perkembangan teknologi industri komunikasi, khususnya di bidang pertelevisian, merupakan tahun-tahun yang bersejarah bagi dunia pendidikan. Dengan ditemukannya Electronic Video Recording dengan debutnya yang pertama kali untuk merekam jalannya pelantikan Presiden Eisenhower (th 1956) telah memberikan dampak langsung bagi dunia pendidikan, karena empat tahun kemudian (th 1959) peralatan tersebut mulai digunakan dan dikembangkan bagi kepentingan dunia pendidikan sampai sekarang. Kemudian lahirlah apa yang disebut dengan 'media pendidikan'. Beberapa ahli, misalnya Wilbur Schramm. Leslie J Briggs, Donald P Ely, Paul Saettler, Yerold Kemp, Yusufhadi Miarso, James D Finn dsb, biasanya merangkai kata yang berbeda-beda di dalam memberikan definisi tentang pengertian media pendidikan, akan tetapi prinsipnya media pendidikan dapat 'dimengertikan' sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Sekalipun definisi yang tegas belum mendapatkan kata sepakat, namun dalam hal makna dan pengertian umumnya telah mendapat kesepahaman dari para ahli. Kedudukan media didalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1. Sebagai Alat Bantu: Media berfungsi sebagai alat bantu apabila presenter (dosen, guru, pamong, penatar, pembimbing dsb) mengadakan tatap muka langsung dengan Audience (siswa, mahasiswa, murid, petatar, peserta dsb). Sebagai contoh seorang dosen mengajar mahasiswa di dalam kelas menggunakan OHP (Overhead Projector), tape recorder, buku acuan dsb. 2. Sebagai Komponen Pokok: Media berfungsi sebagai komponen pokok yang kedudukannya sama dengan fungsi guru, apabila tidak ada tatap muka langsung antara presenter dengan audience. Dalam hal ini media bukan sekedar menjadi alat bantu saja, tetapi menjadi komponen pokok dimana apabila media pendidikan tidak
3
berfungsi maka proses belajar mengajarpun akan berhenti.Sebagai contoh kuliah mahasiswa UT melalui televisi, program siaran pendidikan lewat radio dsb. PEMBAGIAN MEDIA Setiap para ahli biasanya membagi media dalam kelompok-kelompok menurut kepentingan dan sudut pandangnya masing-masing, sehingga pembagian media pendidikan antar para ahli seringkali berbeda-beda. Hovard Levie membedakan media menjadi 7 jenis menurut cara media tersebut dapat menyampaikan pesan dan informasi belajar, sedangkan Wilburn Schramm membedakan media menjadi 2 jenis menurut beaya pengadaan dan perawatannya, masing-masing adalah 'big media' yang memerlukan beaya besar dan 'little media' yang beayanya relatif murah. Yusufhadi Miarso, salah satu putera bangsa yang besar jasanya dibidang pengembangan media di Indonesia, membedakan media menjadi 3 jenis menurut para pemakaianya masing-masing adalah 'media yang dipakai secara massa' (misalnya radio, televisi, teleblackboard dsb), 'media yang dipakai secara kelompok' (misalnya OHP, film slide, kaset video, kaset suara dsb) serta 'media yang dipakai secara mandiri' (misalnya modul-modul belajar, komputer CAI/Computer Assisted Instruction dsb). Saya membedakan media menjadi 4 jenis menurut product atau apa yang dihasilkan oleh media tersebut, adalah: 1. Media Audio, ialah perangkat yang menghasilkan gambar di dalam menyampaikan pesan atau informasi belajar. Misalnya radio, tape recorder, telpon belajar dsb. 2. Media Visuo, ialah perangkat yang menghasilkan gambar di dalam menyampaikan pesan atau informasi belajar. Misalnya OHP, film slide, film strip, film-film, foto-foto dsb. 3. Media Audio Visual, adalah perangkat yang menghasilkan suara dan gambar di dalam menyampaikan pesan atau informasi belajar. Misalnya televisi, film strip bersuara, video recorder, film slide dengan komentar terekam dsb. 4. Media Cetak, adalah perangkat yang menghasilkan rangkaian tulisan yang tercetak di dalam menyempaikan pesan atau informasi belajar. Misalnya buku, hand-out, jobsheet, gambar kerja, brosur-brosur dsb. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN Keuntungan menggunakan media pendidikan di dalam proses belajar mengajar adalah sangat banyak. Ely (1979) sempat meng-identifikasi beberapa keuntungan penggunaan media tersebut, yang diantaranya adalah dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan pendidikan yang bersifat mandiri, memberikan informasi belajar yang konsisten,imediacy of learning/belajar
4
seketika dsb. Sebagai illustrasi, seorang dosen atau guru yang mengajar selama 3 session berturut-turut bisa jadi pada session terakhir sudah kurang bergairah dalam mengajar karena telah banyak kehilangan tenaga/ fisik dan potensi mengajar lainnya selama 2 session sebelumnya. Akhirnya mutu mengajar pada session terakhir bisa dikatakan sebagai 'kurang memadai'. Kesulitan ini bisa diatasi dengan media pendidikan. Seorang dosen dapat mengajar berpuluh-puluh ribu mahasiswa dengan tempat tinggal yang berlainan dan berjauhan dalam waktu yang bersamaan, sehingga pesan yang disampaikan kepada semua mahasiswanya adalah sama persis tanpa dibedabedakan. Itu juga berkat media. Keuntungan pendidikan bermedia tidak perlu disangsikan lagi, dan nantinya seorang guru akan merasa semakin 'tertinggal' bila tidak dapat menggunakan media di dalam pengajarannya. Yang perlu diperhatikan justru kekurangannya! Kekurangan menggunakan media adalah proses penanaman sikap dan nilai kepada audience, terlebih lagi pada pendidikan dimana media merupakan komponen pokok seperti pada UT (Universitas Terbuka), SRP (Siaran Radio Pendidikan), SMPT (SMP Terbuka) dsb. Hal ini masih merupakan masalah nasional yang memerlukan beberapa alternanatif yang efektif dalam pemecahannya. KESIMPULAN Uraian diatas, meskipun sangat singkat (karena tidak mungkin uraian panjang lebar dalam forum penulisan ini) kiranya dapat kita simpulkan sebagai berikut: 1. Pendidikan Bermedia adalah pendidikan yang di dalam proses belajar mengajarnya menggunakan media pendidikan untuk mencapai effektivitas dan optimalitas belajar. 2. Media Pendidikan dapat berfungsi sebagai alat bantu, namun dapat pula berfungsi sebagai komponen pokok di dalam kegiatan instruksional. 3. Media Pendidikan dapat dikelompokkan kepentingan dan sudut pandang tertentu.
dalam berbagai jenis menurut
4. Perkembangan pengetahuan, ilmu dan teknologi juga menuntut kemampuan pamong untuk dapat bermedia di dalam kegiatan instruksional/proses belajar mengajar. 5. Penanaman sikap dan nilai kepada audience/murid tidak boleh terabaikan dalam pendidikan bermedia. Semoga artikel yang serba singkat ini ada manfaat nya !!!*****
5
============================================================= Ki Supriyoko, adalah pamong FKIP Sarjanawiyata, berkecimpung dalam Pendidikan bermedia lewat BPMR (Balai Produksi Media Radio) Yogyakarta PUSTEKKOM DIKBUD (Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan)