lll DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Aspek Fungsi Produk Rancangan 1.
Photobook Photobook pada dasarnya mengombinasikan antara foto kreatif dan
personal publishing dengan produk konvensional. Pembuatannya mengandalkan mesin cetak foto berteknologi tinggi. Photobook pun memiliki banyak keunggulan dibandingkan album foto konvensional, yakni memiliki hasil cetak tahan air, lebih tajam, warna anti pudar hingga puluhan tahun, serta bisa menyesuaikan permintaan pasar.
Gambar 2. Photobook Sumber: (Kodak, 2012)
Salah satu media promosi yang masih sedikit digunakan adalah photobook digital. Photobook merupakan sebuah buku yang berisi rangkaianfoto–foto yang saling berkaitan satu sama lain. Sesuai namanya, photobook didominasi dengan foto-foto sedangkan teks hanya sebagai informasi pelengkap untuk menjelaskan foto tersebut. Fungsi praktis dari photobook ini adalah sebagai media promosi dengan menghadirkan foto-foto menarik yang mampu menampilkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sedangkan fungsi ekonominya untuk menarik sponsor, iklan untuk bekerjasama dalam mempromosikan pariwisata. Photobook ini biasanya digunakan pada industri pariwisata seperti: tempat wisata, resort, restoran, dan juga kuliner. Oleh karena itu, foto yang ditampilkanpun memiliki peran yang begitu penting, maka proses pengambilan foto harus dilakukan secara profesional dengan menerapkan teknik fotografi yang baik dan unik. 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Fotografi landscape Landscape Photography atau dalam bahasa Indonesia disebut Foto Lanskap
adalah salah satu genre fotografi yang menghususkan pemotretan pada eksplorasi keindahan alam. Biasanya Foto Lanskap ini dilakukan diluar atau biasa disebut outdoor photography. Objek utama yang dipakai pada Foto Lanskap ini biasanya adalah keindahan alam sekitar seperti pemandangan pantai, laut, tebing, karang, sungai, danau, kolam, gunung, hutan, air terjun dan lain sebagainya yang berbau alam. Walaupun Foto Lanskap ini sajiannya adalah keindahan alam, akan tetapi banyak juga fotografer yang mengkombinasikan alam dengan manusia, hewan, dan yang lainnya. Akan tetapi tetap saja prioritas utama mereka yaitu alam itu sendiri.
Gambar 3. landscapes Sumber: (Digital, 2013)
Tokoh-tokoh penting dalam fotografi landskap seperti Ansel Adams, Edward Weston dan Galen Rowell. Yang paling berpengaruh adalah Ansel Adams. Beliau lahir di San Fransisco, California pada tanggal 2 Agustus 1902. Lahir dengan nama lengkap Ansel Easton Adams, beliau adalah anak tunggal dari pasangan Charles dan Olive Adams. Terlahir dari keluarga kalangan atas membuat Adams tidak terlalu kesulitan untuk membeli peralatan fotografi yang mahal pada waktu itu. Kecintaannya terhadap lingkungan membuat ia begitu gemar mengabadikan gambar melalui bidikan lensa kamera.
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.
Fotografi Seascape Foto paling spektakuler di dunia tidak perlu menggunakan peralatan yang
paling mahal. Sebuah foto yang menakjubkan membutuhkan konsep dan keahlian mata yang terampil serta terlatih untuk menangkap momen dengan cara terbaik. Sebuah foto bukan hanya hasil representasi dari apa yang dilihat dalam kenyataan. Sebuah foto bisa bernilai seribu kata, dan memiliki kekuatan untuk menyampaikan arti baru dari situasi tertentu.
Gambar 4. Seascapes Human Interest Sumber: (Adhadi, 2012)
Menurut 4 (Sugimoto, 1994) dalam bukunya "Seascapes", fotografi seascapes merupakan jenis fotografi yang mengambil keindahan lautan. Fotokeindahan laut tersebut bisa dikombinasikan dengan objek karang, manusia, kapal, dan lain sebagainya, dengan catatan laut sebagai fokus utamanya. Seorang fotografer seascapes harus selalu siaga dan menunggu keindahan momen laut yang belum terungkap. Di sini, konsentrasi menjadi hal utama dalam menangkap berbagai suasana hati laut, dengan waktu dan hari yang berbeda, atau bahkan pada musim yang berbeda. 4.
Sugimoto, H. (1994). Seascapes. New York: Ram Pubns & amp.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Teknik yang diambil untuk fotografi seascapes ini menggunakan teknik lowspeed atau disebut juga long eksposure. Fungsi mengapa menggunakanteknik ini dalam menjepretnya dikarenakan ingin membuat konsep promosi yang berbeda dan unik dari foto-foto wisata kebanyakan.
Gambar 5. Seascapes Sumber: (Digital, 2013)
B. Aspek Estetika Produk Rancangan Aspek estetika dalam perancangan tugas akhir ini antara lain, sebagai berikut: 1. Elemen Komposisi dalam Fotografi Menurut 5 (Peterson D. , 2012) dalam jurnal nya, ada beberapa elemen komposisi dalam fotografi diantaranya adalah: (Benvie, 2001) a. Line (Garis) Garis merupakan unsur komposisi yang paling penting dalam foto. Tanpa ada garis, tidak akan ada bentuk, tanpa ada bentuk tidak akan ada wujud. Dan tanpa ada garis serta bentuk, tidak akan ada pola (pattern). Komposisi ingin menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada objek. Garis juga dimaksudkan untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis dapat berupa lurus, melingkar, melengkung, yang memiliki kesan berbeda-beda. Berikut ini jenis-jenis garis dalam komposisi fotografi: 5
Peterson, D. (2012). Composition Rules for Photos. Digital Photo Secret , 18-22. 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Garis Horizontal Garis horizontal dalam sebuah foto dapat memberi kesan stabilitas, tenang, permanen, dan kokoh. Foto horizontal yang populer adalah
garis langit dan dataran atau lautan.
Garis Vertikal Garis vertikal memberikan kesan kekuasaan dan tinggi. Sebut saja tiang, gedung bertingkat, pohon, monumen, sebagai contohnya. Hanya saja, untuk komposisi yang baik, hindari meletakkan garis vertikal secara kaku di tengah foto karena akan memberikan kesan
membagi foto menjadi dua.
Garis Diagonal Komposisi dengan garis diagonal akan terasa lebih dinamis. Garis ini memberi nafas yang membuat kesan lebih hidup. Garis diagonal juga mempertegas unsur prespektif pada foto. Garis diagonal akan
melahirkan efek kedalaman atau tiga dimensi dalam sebuah foto.
Garis Lengkung Garis lengkung bersifat luwes dan dinamis. Garis lengkung lebih hidup dibandingkan diagonal. Selain itu juga memberi kesan lembut, rileks,
dan bergerak. b. Shape (Bentuk) Bentuk merupakan tatanan dua dimensional, mulai dari titik, garis, dan pola. Bentuk juga termasuk kontras pencahayaan yang ekstrim seperti siluet, penonjolan detail benda, ataupun mengikutkan subjek menjadi garis luar atau outline dari sebuah tone warna tertentu. c. Texture (Tekstur) Tekstur memberikan kesan mengenai keadaan permukaan suatu benda. Bisa halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, atau lembut. Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
d. Pattern (Pola) Pola merupakan tatanan dari kelompok sejenis yang diulang untuk mengisi bagian tertentu di dalam bingkai foto. Pola merupakan kesan keseragaman, dengan pola yang diatur sedemikian rupa, maka akan membentuk presepsi dan kesan tersendiri. Terkadang suatu pola akan menampilkan kesan abstrak. e. Color (Warna) Warna dapat memberi kesan elegan dan dinamis apabila dikomposisikan dengan baik. Komposisi warna juga dapat memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan mood color atau keserasian warna dalam sebuah foto. f. Value (Isi) Value dalam istilah fotografi adalah perpindahan warna terang ke gelap didalam sebuah foto. Sebagai contoh di dalam hal spektrum dari hitam menjadi putih dan nuansa abu-abu banyak. Setiap bayangan pada spektrum ini memiliki nilai, dari yang sangat ringan hingga yang sangat gelap. Value dapat memisahkan, menunjukkan suasana hati, menambah drama, dan menciptakan ilusi kedalaman. g. Framing(Bingkai) Framing merupakan salah satu komposisi foto yang populer. Foto seolaholah diberikan bingkai yang menggunakan objek-objek yang ada disekitar. Bisa saja dengan tumbuhan, pintu, jendela, terowongan dan lain-lain. Framing akan mengarahkan perhatian orang yang melihat foto akanlangsung tertuju pada objek utama. 2. Penerapan Komposisi dalam Fotografi Penerapan komposisi menurut 6(Permana, Komposisi dalam Fotografi, 2014) adalah:
6
Permana, E. (2014). Komposisi dalam Fotografi. Penerapan Komposisi Fotografi , 64-67.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. View of Angel (Sudut Pandang Pemotretan) Posisi atau sudut pandang pemotretan dapat dieksplorasi dengan bebas. Beda posisi tentu saja akan memberikan hasil dan efek yang berbeda pula. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
Bird Eye View (Pandangan Mata Burung) Sudut pengambilan gambar ini dilakukan dengan memposisikan kamera berada di atas objek yang akan difoto. Posisi objek dibawah/lebih rendah dari kita berdiri sehingga posisi kamera otomatis menunduk ke bawah.
Gambar 6. Fotografi Bird Eye View Sumber: (Rauls, 2014)
Eye Level View (Pandangan Mata Normal) Sudut pandang kamera ditempatkan sejajar dengan objek. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 7. Fotografi Eye Level View Sumber: (Amazonaws, 2015)
Frog Eye View (Pandangan Mata Katak) Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret agar memberikan kesan tinggi, kokoh, megah.
Gambar 8. Fotografi Frog Eye View Sumber: (Patricks, 2015)
b. View of Rule of Thirds (Aturan Sepertiga Bidang) Salah satu prinsip yang dapat membantu menempatkan unsur-unsur pembentuk sebuah foto adalah rule of thirds. Prinsipnya membagi foto menjadi sembilan bagian yang sama, dengan dua garis horizontal dan dua garis vertikal dengan ruang yang sama. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 9. View of Rule Thirds Sumber: (Mujahidurrehman, 2013)
c. Dimension (Dimensi) Foto yang memiliki dimensi adalah foto yang memiliki kedalaman, seolaholah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak. Jika menampilkan satu objek dalam suatu dimensi maka akan membentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis. d. Perspektif (Perspektif) Perspektif adalah perubahan bentuk, ukuran, dan kedalaman bidang yang relatif akibat perbedaan cara pandang antara objek dan kamera. Perbedaan tersebut terjadi karena ada pergeseran posisi dalam melihat sesuatu dari sudut pandang, jarak, dan ketinggian yang tidak sama. Secara sederhana, perspektif adalah cara pandang terhadap suatu objek. e. Format Vertikal atau Horizontal Mengabadikan sebuah foto secara vertikal atau horizontal, bergantung kepada elemen apa saja yang ingin dimasukan atau dikeluarkan dari frame. Tidak ada yang benar atau salah, ini berhubungan dengan seleradan apa yang hendak disampaikan kepada pengamat. Pemotretan dengan orientasi vertikal (potrait) untuk menampilkan kesan tinggi dan megah, sedangkan pemotretan dengan orientasi horizontal (landcape) memberikan kesan tenang dan luas pada foto.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Teknik Fotografi Salah satu teknik dalam fotografi adalah Depth of field, yaitu ruang ketajaman atau ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of field dapat dihasilkan tergantung besar kecilnya diafragma pada lensa. Semakin kecil angka diafragma maka ruang ketajaman semakin sempit, sedangkan semakin besar angka diafragma maka semakin luas ruang ketajaman yang dihasilkan. Menurut 7 (Permana, Teknik Fotografi, 2014). Berikut uraian teknik dasar fotografi: a. Teknik Long Eksposure/Slow Speed (Kecepatan Rendah) Teknik long eksposure atau disebut juga teknik slow speed merupakan teknik yang ingin memberikan kesan bergerak, dramatis dan juga artistik pada objek, pada teknik long eksposure tidak semua objek yang difoto blur atau tidak jelas, sedangkan objek yang tidak bergerak tetap jelas ataufokus. Kunci untuk menghasilkan teknik slow speed yakni permainan shutter speed dengan kecepatan rendah. Objek pantai yang difoto dengan shutter speed rendah yaitu sekitar 1/5 detik kebawah, akan menghasilkangambar air menjadi buih.
Gambar 10. Teknik Slow Speed Sumber: (Wallpaperus, 2012)
7
Permana, E. (2014). Teknik Fotografi. Teknik Dasar Fotografi , 76-89.
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Teknik Back Light (Cahaya Belakang) Teknik Back light hampir sama dengan siluet. Objek berada di depan arah datangnya cahaya. Pada teknik back light harus men-zoom in objek dengan mendekatkan diri kepada objek. Cahaya matahari diusahakan hanya sedikit yang masuk ke dalam foto. Hal ini akan menciptakan rimlight (cahaya pinggir atau tepi). Teknik back light istimewa karenamatahari seolah-olah memberi bingkai di sekeliling objek. Arah datangnya cahaya terhadap subyek foto memiliki beberapa kemungkinan yaitu: dari depan/frontlight, belakang/backlight, samping kiri atau kanan/sidelight, atas/toplight, dan bawah/bottomlight. Tiap-tiap arah datangnya cahaya tersebut mempunyai keuntungan,
kerugian,
dan
kesulitannya
masing-masing
dalam
pemotretan.
Gambar 11. Teknik Back Light Sumber: (Setiawandri, 2012)
c. Teknik Foto Landscape (Pemandangan) Fotografi landscape adalah fotografi dimana pamandangan/bentang alam menjadi subjek utama. Hewan dan manusia tidak termasuk dalam fotografi landscape, namun mereka bisa disertakan sebagai foreground untuk lebih memperkuat sense ofscale, dan biasanya hanya ditampilkan dalam ukuran yang relatif kecil. Beberapa fotografer bahkan menyebut fotografi laut dan kondisi perkotaan tidak termasuk dalam fotografi landscape, namun termasuk fotografi seascape/cityscape. Ada tiga kuncisukses memotret landscape, yaitu waktu, sudut pandang dan komposisi. 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam jurnal 8(Haftarczyk, 2014) ada beberapa gaya pemotretan dalam fotografi landscape. Gaya pemotretan landscape itu dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Representational Gaya representational yakni menghadirkan perspektif realistis secara langsung sesuai dengan pemandangan alam yang ada tanpa manipulasi. Jadi apa yang anda lihat, itu yang akan anda dapat.
Impressionistic Gaya Impressionistik adalah gambar landscape namun memiliki efek unreal/tidak nyata sesuai kondisi aslinya. Sebagai contoh penggunaan shutter speed lambat yang membuat air nampak lembut,penggunaan shutter speed lambat untuk fotografi malam hari sehingga bintang nampak berputar, serta berbagai macam efek kreatif lain.
Abstrak Abstrak adalah menjadikan elemen landscape sebagai elemen grafik untuk membentuk komposisi tertentu. Fotografer dapat melakukan extreme close up, membentuk siluet, melakukan underexposure dansebagainya sehingga gambar tampak abstrak.
Gambar 12. Fotografi Landscape Sumber: (Aliyamuafa, 2012)
8
Haftarczyk, N. (2014). Landscape Photography Techniques. Photography Tips , 77-79.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Layout Menurut 9(Rustan, Layout Dasar & Penerapannya, 2008) dalam bukunya yang berjudul Layout dasar dan penerapannya mengemukakan bahwa pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Layout yang baik dapat membantu menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat serta memberikan kenyamanan dalam membaca, yaitu memudahkan mencari informasi yang dibutuhkan, sebagai navigasi/mengarahkan mata dalam membaca dan estetika. Pengaturan layout dalam photobook cenderung didominasi oleh elemen foto. 5. Tipografi Tipografi adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud dan arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. Pengolahan tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain. Menurut (Rustan, Huruf Font Tipografi, 2014) pada bukunya yang berjudul Huruf Font Tipografi ada 2 aspek penting penilaian terhadap tipografi sebagai penyampai pesan yang erat kaitannya dengan faktor optis, yaitu:
Legibility: prinsip yang mengutamakan karekter huruf yang satudengan yang lain harus dapat dibedakan dan dapat tetap terbaca. Suatu jenis huruf dikatakan legibility apabila masing-masing huruf/karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain.
Readability: prinsip yang terfokus pada terbaca atau tidaknya huruftersebut sehingga pembaca mendapatkan informasi selengkaplengkapnya tanpa tersesat.
9
Rustan, S. (2008). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Warna Pada photobook dan cd, warna yang ditampilkan adalah warna natural dari hasil jepretan foto. Untuk menghasilkan warna yang menarik, fotografer menerapkan efek-efek tertentu seperti efek warm, sunset, dan grayscale. Penerapan efek warna yang berbeda dapat memberikan kesan lebihmenarik dan bervariasi sehingga foto tersebut tidak membosankan saat dilihat. Sedangkan elemen lain, sepert elemen teks hanya sebagai tambahan sehingga warna yang dipakai tidak lebih dominan dari pada warna foto. Warna yang digunakan pun tidak terlalu banyak. Contohnya, warna grayscale jika dikombinasikan dengan warna sunset dengan nilai dan intensitas yang berbeda akan menciptakan suatu perpaduan yang harmonis serta menciptakan kesatuan yang utuh pada komposisi desain.
Gambar 13. Warna Sumber: (colorschemedesigner, 2015)
C. Aspek Teknis Produk Rancangan Aspek teknis yang perlu diperhatikan dalam perancangan photobook dan CD sebagai media promosi: 1. Kamera Digital Single Lens Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
viewfinder. Kamera DSLR terdiri dari beberapa bagian diantaranya aperture, shutter speed, dan ISO. Fotografer kenamaan, 10 (Peterson B. , 2013), dalam bukunya yang berjudul Understanding Exposure yang didalamnya diterangkan konsep exposure secara mudah. Peterson member ilustrasi tentang tiga elemenyang harus diketahui untuk memahami exposure, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah "Segitiga Fotografi". Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera. Ketiga elemen tersebut adalah:
ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya.
Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil.
Shutter Speed – rentang waktu "jendela" didepan sensor kamera.
Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut exposure. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya. a. Aperture Aperture adalah bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk. Bila bukaan besar, akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan kecil. Selain merupakan salah satu cara mengendalikan cahaya yang masuk, bukaan di gunakan juga untuk mengendalikan kedalaman ruang (depth of field/dof). Nilai aperture yang umum pada sebuah lensa: f/1.4, f/1.8, f/2, f/2.2, f/2.8, f/4.0, f/5.6, f/8. f/11, f/16, f/22, f/32, pengaturan aperture dari f/1.4 ke f/1.8 akan membuat cahaya berkurang setengahdari sebelumnya karena diameter diagfragma mengecil. Aperture yang digunakan dalam perancangan fotografi ini antara f/8 sampai f/22. b. Shutter Speed Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya. Semakin lama durasinya, semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera dan hasil foto akan bertambah terang. 10
Peterson, B. (2013). Understanding Exposure. Manchester: Hudson Hills Press LLC.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Satuan shutter speed adalah dalam detik atau pecahan detik. Biasanya berawal dari 1/4000 detik sampai to 30 detik. Variasi shutter speed ini diatur dari badan kamera bukan dari lensa. Rata-rata sutter speed yang digunakan untuk memotret fotografi seascapes dalam perancangan ini 10' sampai 30'. c. ISO ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari angka 100, 200 atau 400 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau lebih besar lagi. ISO dengan ukuran angka kecil berarti sensivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti sebaliknya. ISO dengan angka besar atau disebut juga ISO tinggi akan menurunkan kualitas gambar karena munculnya bintik-bintik yang dinamakan “noise”. Foto akan terlihat berbintik-bintik seperti pasir dan detail yang halus akan hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya dalam ruangan, ISO tinggi seringkali diperlukan. ISO yang digunakan dalam perancangan ini konstan memakai ISO 100, hal ini dilakukan untuk mengurangai noise pada gambar, dan juga memaksimal kan dengan lensa yang digunakan. 2. Kertas Ada beberapa jenis kertas yang biasa digunakan pada percetakan, diantaranya sebagai berikut: a. HVS Jenis bahan kertas yang memiliki permukaan kasar. Biasa digunakan untuk fotocopy atau printer. Biasanya untuk mencetak buku. Gramaturnya mulai dari 60 gr, 70 gr, 80 gr, 100 gr. b. Art Paper Jenis kertas ini mempunyai tekstur permukaan yang licin dan halus. Biasa digunakan untuk mencetak brosur, majalah atau katalog. Gramaturnya mulai dari 80 gr, 85 gr, 100 gr, 120 gr dan 150 gr.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Art Carton Kertas jenis ini krakteristiknya sama dengan Art Paper, hanya lebih tebal. Biasa dipakai untuk mencetak kartu nama, cover buku, brosur, paperbag, map dan lain sebagainya. Gramaturnya mulai 190 gr, 210gr, 230 gr, 260gr, 310 gr, 350 gr, dan 400 gr. d. Fancy Paper Jenis kertas dengan beragam warna dan karakteristik. Ada banyak jenisnya seperti Prophoto, Jasmine, Java Emboss, Hawaii dan lain-lain. Gramaturnya juga cukup beragam mulai dari 80 gr, 100 gr, 150gr, 220 gr, dan 300 gr. 3. Teknis Finishing a. Laminating Fungsi utama laminating adalah sebagai pelindung suatu media sehingga menjadi lebih awet, tahan gores dan mencegah terjadinya retak atau rusak. Ada 2 jenis laminating yang biasa digunakan yaitu laminating glossy dan laminating doff. Laminating glossy menghasilkan efek mengkilat pada hasil cetak sedangkan laminating doff menghasilkan efek warna yang lembut pada hasil cetakan. b. Jilid Jilid atau binding adalah sentuhan akhir untuk menyatukan lembaranlembaran kertas menjadi sebuah buku yang sempurna. Banyak pilihan jenis binding yang bisa diaplikasikan untuk finishing buku, antara lain adalah sebagai berikut:
Wire Binding (Spiral) Jilid dengan menggunakan spiral kawat ataupun spiral plastik. Jilid spiral ini tersedia dengan beragam jenis ukuran dari yang kecil sampai besar tergantung ketebalan kertas yang akan dijilid. Teknik penjilidan ini banyak digunakan selain karena mudah namun harganya yang juga terjangkau.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gluer Book Binding (Lem Panas) Mesin Lem Panas (book binding machine/binder) digunakan untuk melekatkan cover buku dengan isi buku (halaman) secara otomatis dengan menggunakan lem panas, dimana lem tersebut dipanaskan dulu sebelumnya. Teknik penjilidan ini membutuhkan waktu yang
cepat dan hasil yang rapi.
Hard Cover Adalah jenis cover yang diberikan tambahan board sebagai penguat atau menimbulkan kesan lebih kokoh. Penjilidan hardcover membuat buku lebih awet untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama namun biaya yang diperlukan lebih besar dibanding jilid spiral dan lem panas.
D. Aspek Ekonomi Produk Rancangan Suatu produk dapat bermanfaat apabila memiliki nilai guna dan dapat memenuhi kebutuhan. Tidak hanya diliat dari nilai guna suatu produk, perancangan produk juga perlu memikirkan aspek ekonominya. Kesuksesan ekonomi pada suatu produk tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, kemudian secara tepat tercipta produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang terjangkau. Biaya yang terjangkau dapat dihasilkan dengan memperhatikan penggunaan material pada produk tersebut. Banyaknya produk yang diproduksi secara langsung juga dapat mempengaruhi biaya produksi. Contohnya mencetak brosur dalam jumlah ribuan exemplar akan berbeda harganya dengan mencetak brosur dengan jumlah satuan. Oleh karena itu perlu adanya identifikasi kebutuhan konsumen pada proses perancangan sebuah produk.
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/