LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-1
BAB I PENDAHULUAN
Dengan berakhirnya rencana keuangan tahunan daerah yang berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka perlu dianalisa perubahan dinamika sosial ekonomi dan kelembagaan di daerah berdasarkan indikator-indikator
terukur
yang
merupakan
hasil
nyata
penyelenggaraan
pemerintahan yang terlaksana melalui program dan kegiatan pembangunan sepanjang tahun berkenaan. Hasil analisa tersebut dituangkan dalam laporan sebagai
wujud
pertanggungjawaban
dan
akuntabilitas
publik
atas
penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2016. Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 ayat 1, maka Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban dan ringkasan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah yang telah tersusun kemudian disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) guna dibahas lebih lanjut untuk menghasilkan pokok pikir dan rekomendasi sebagai early warning system bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah periode selanjutnya serta sebagai mekanisme check and balance. LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Magelang Tahun 2016 dan mengacu kepada Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Magelang Tahun 2016-2021 serta berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. Sebagaimana pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, LKPJ Walikota Magelang yang disampaikan kepada DPRD disusun dengan substansi yang sekurang-kurangnya meliputi beberapa hal sebagai berikut:
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-2
a. Arah kebijakan umum pemerintahan daerah; b. Pengelolaan keuangan daerah secara makro, termasuk pendapatan dan belanja daerah dan pembiayan daerah; c.
Penyelenggaraan urusan desentralisasi;
d. Penyelenggaraan tugas pembantuan; dan e. Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan. A.
Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016 meliputi: 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota-kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat;
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3.
Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan,
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan
Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembahan
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-3
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembahan Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
3
Tahun
2007
tentang
Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban
Kepala
Daerah
kepada
Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 10. Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
2008
tentang
Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 11. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2008 Nomor 3); 12. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2008 Nomor 4); 13. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Lembaga Teknis Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2008 Nomor 5); 14. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2008 Nomor 6);
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-4
15. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Magelang Tahun 20112015 (Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2011 Nomor 4); 16. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2015 Nomor 9); 17. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Magelang Tahun 2016– 2021 (Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2016 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Magelang Nomor 50); 18. Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Magelang Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kota Magelang Tahun 2016 Nomor 8); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 20. Peraturan Walikota Magelang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Magelang Tahun 2016 (Berita Daerah Kota Magelang Tahun 2015 Nomor 14). B.
Gambaran Umum Daerah 1.
Kondisi Geografi a. Batas administrasi daerah Kota Magelang terletak pada posisi 7o26’18”-7o30’9” Lintang Selatan
dan
110o12’30”-110o12’52” Bujur Timur. Posisi Kota
Magelang terletak di tengah-tengah wilayah administratif Kabupaten Magelang dan hampir di tengah-tengah pulau Jawa. Posisi tersebut menjadikan daya tarik geografis alami Kota Magelang karena berada pada persilangan simpul ekonomi, transportasi dan pariwisata antara wilayah
Semarang-Magelang-Yogyakarta
dan
Purworejo-
Temanggung.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-5
Posisi strategis ini didukung dengan penetapan Kota Magelang
sebagai
Pusat
Kegiatan Wilayah
(PKW)
kawasan
PURWOMANGGUNG (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung) dalam Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. Batas wilayah administrastif Kota Magelang adalah sebagai berikut: 1)
sebelah
utara
berbatasan
dengan
Kecamatan
Secang
Kabupaten Magelang; 2)
sebelah timur berbatasan dengan Sungai Elo/Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang;
3)
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang; dan
4)
sebelah barat berbatasan dengan Sungai Progo/Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang. Gambar 1.1 Peta Posisi Kota Magelang di Jawa Tengah
b. Luas wilayah Kota Magelang memiliki luas 18,12 km2 atau sebesar 0,06% dari total luas provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kota Magelang terbagi atas 3 (tiga) wilayah Kecamatan dan 17 Kelurahan, yaitu: 1)
Kecamatan Magelang Utara, terdiri dari 5 kelurahan, yaitu: Kelurahan
Kramat
Utara,
Kramat
Selatan,
Kedungsari,
Potrobangsan dan Wates. LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-6
2)
Kecamatan Magelang Tengah, terdiri dari 6 kelurahan, yaitu: Kelurahan Magelang, Gelangan, Panjang, Cacaban, Kemirirejo dan Rejowinangun Utara.
3)
Kecamatan Magelang Selatan, terdiri dari 6 kelurahan, yaitu: Kelurahan Tidar Utara, Tidar Selatan, Jurangombo Utara, Jurangombo Selatan, Rejowinangun Selatan dan Magersari. Pembagian wilayah administratif Kota Magelang tersaji pada
Gambar 1.2 berikut. Gambar 1.2 Peta Pembagian Wilayah Administasi Kota Magelang
Magelang Utara (6,128 km2) Wates (1,173 km2) Potrobangsan (1,299 km2) Kedungsari (1,334 km2) Kramat Utara (0,864 km2) Kramat Selatan (1,458 km2)
Magelang Tengah (5,104km2) Rejowinangun Utara (0,993 km2) Kemirirejo (0,880 km2) Cacaban (0,826 km2) Magelang (1,246 km2) Panjang (0,345 km2) Gelangan (0,814 km2)
Magelang Selatan (6,888 km2) Rejowinangun Selatan (0,433 km2) Jurangombo Utara (0,575 km2) Jurangombo Selatan (2,264 km2) Tidar Utara (0,970 km2) Tidar Selatan (1,269 km2) Magersari (1,377 km2)
c. Topografi Kota Magelang merupakan wilayah dataran yang dikelilingi oleh Gunung Merapi, Merbabu, Sundoro dan Sumbing, Pegunungan LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-7
Gianti, Menoreh, Andong dan Telomoyo. Kota Magelang termasuk dataran rendah dengan sudut kemiringan relatif bervariasi. Morfologi pendataran antar gunung api, medan landai dan berelief sedanghalus. Di bagian selatan wilayah terdapat Gunung Tidar yang merupakan hutan lindung dengan kemiringan hingga 30-40%. Bentuk fisik Kota Magelang saat ini relatif memanjang mengikuti jaringan jalan arteri dengan kecenderungan pertumbuhan alamiah ke arah utara dan selatan yang didominasi area terbangun pada daerah dengan topografi datar. Dilihat dari ketinggiannya, Kota Magelang berada di ketinggian 375–500 mdpl dengan titik ketinggian tertinggi pada Gunung Tidar yaitu 503 mdpl. Keberadaan Gunung Tidar sebagai paru-paru kota menjadikan iklim Kota Magelang berhawa sejuk. Gambar 1.3 Peta Kelerengan Kota Magelang
Sumber: BAPPEDA Kota Magelang (2017)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-8
d. Geologi Kontur geologi Kota Magelang berupa dataran alluvium yang tersebar sampai di bagian selatan dan tempat-tempat di pinggir Sungai Progo dan Sungai Elo. Dataran ini tersusun oleh batuan hasil rombakan bebatuan yang lebih tua, yang bersifat lepas. Umumnya berada pada ketinggian antara 250–350 m, berelief halus dengan kemiringan antara 3-8%. Daerah ini dialiri oleh Sungai Progo dan Sungai Elo yang mengalir dengan pola sum meander. Potensi kandungan tanah Kota Magelang sebagian besar berupa batu pasir lepas dan konglomerat. Hasil produksi gunung berapi yang merupakan
endapan
kwarter.
Sifat
batuan
pasir
dan
breksi/konglomerat sangat poreous (kelulusan air tinggi), serta penurunan terhadap beban kecil, mendekati 0 (nol). Daya dukung terhadap bangunan berkisar antara 5 kg/cm2–19 kg/cm2. e. Hidrologi Kota Magelang memiliki 2 (dua) sungai yang cukup besar yaitu Sungai Elo di sebelah timur dan Sungai Progo di sebelah barat yang juga merupakan batas alamiah yang menentukan letak adminstrasi Kota Magelang. Kota Magelang termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo-Opak-Serang. Sumber air di Kota Magelang digolongkan dari air pemukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan saluran irigasi. Sedangkan potensi air tanahnya relatif bervariasi dengan kedalaman antara 5 m sampai dengan lebih dari 20 m. Untuk kebutuhan air bersih Kota Magelang sampai saat ini bergantung pada mata air yang berada di wilayah Kabupaten Magelang dan satu-satunya mata air yang berada di kawasan Kota Magelang, yaitu mata air Tuk Pecah. Di kawasan Kota Magelang juga terdapat 3 (tiga) saluran air, yaitu Kali Bening, Kali Kota dan Kali Manggis. Saluran tersebut juga dapat berfungsi sebagai saluran irigasi teknis. f.
Kondisi Iklim Kota Magelang mempunyai temperatur 20-32˚C dengan kelembaban sekitar 88,8%, sehingga termasuk wilayah beriklim sejuk. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
-9
dan Penataan Ruang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, diketahui rata-rata jumlah curah hujan di Kota Magelang sepanjang tahun 2016 sebesar 362,67 mm/tahun. Curah hujan ini lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya sebesar 248,17 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September selama 19 hari dengan jumlah curah hujan 549 mm. Sampai dengan akhir tahun 2016 Kota Magelang mengalami 219 hari hujan. Rata-rata curah hujan dan hari hujan di Kota Magelang sepanjang tahun 2016 tergambar pada Grafik 1.1 berikut. Grafik 1.1 Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan di Kota Magelang Tahun 2016 11
19 12
10
20
21
22 32
14
19
11
28
Hari Hujan (hari) Rata-rata Curahi Hujan (mm/hari)
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (2017)
g. Penggunaan Lahan Menurut didominasi
penggunaan oleh
lahan,
wilayah
pemanfaatan
Kota
Magelang
lahan
sebagai
pekarangan/bangunan/halaman (73,32%). Potensi lapangan usaha pertanian
di
Kota
Magelang
tidak
begitu
menonjol
karena
penggunaan tanah sawah di Kota Magelang sampai dengan semester I tahun 2016 hanya 11,51% dari total luas wilayah dengan jumlah penduduk berpencaharian dalam bidang pertanian hanya sebanyak 195 orang.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 10
h. Potensi Pengembangan Wilayah Potensi
pengembangan
wilayah
di
Kota
Magelang
didasarkan pada dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Magelang Tahun 2011-2031. Dokumen tersebut menjadi landasan bagi pengembangan wilayah Kota Magelang dan diarahkan untuk bisa lebih merata kesemua wilayah. Potensi pengembangan sebagaimana terdapat dalam Rencana Pola Ruang Kota Magelang adalah sebagai berikut: 1) Kawasan Lindung a) Kawasan Perlindungan Setempat meliputi sempadan sungai dan ruang terbuka hijau (hutan kota). Kota Magelang memiliki kawasan hutan lindung dan hutan wisata yang keberadaannya penting untuk memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau kota, yaitu kawasan konservasi Gunung Tidar. b) Kawasan Rawan Bencana Longsor merupakan kawasan yang diidentifi kasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana longsor. Daerah yang termasuk kawasan rawan bencana longsor di Kota Magelang meliputi daerah yang terdapat di sekitar DAS Progo dan Elo. 2) Kawasan Budidaya a) Kawasan Permukiman Pengembangan kawasan permukiman diarahkan menyebar di seluruh unit lingkungan atau Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) yang ada di wilayah Kota Magelang dengan luas total keseluruhan ± 701,36 ha. Secara eksisting perumahan di Kota Magelang memiliki kepadatan yang sangat tinggi, sehingga pengembangannya dimasa mendatang diarahkan secara vertikal. Selain itu diperlukan pengembangan rumah susun
untuk
mencukupi
kebutuhan
perumahan
bagi
masyarakat yang tidak memiliki lahan untuk bermukim. Kawasan
yang
masih
memungkinkan
adanya
pengembangan permukiman adalah BWP III dan V.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 11
b) Kawasan Perdagangan/Jasa Pengembangan kawasan perdagangan/jasa diarahkan di sekitar jalan arteri primer di BWP IV khusus untuk perdagangan/jasa skala regional, jalan arteri sekunder di BWP I, II, IV dan V dan jalan lokal primer/sekunder di BWP I dengan luas keseluruhan ± 120,86 ha. c)
Kawasan Perkantoran Fasilitas
perkantoran
utama
yang
diarahkan
untuk
dikembangkan di kawasan perkantoran antara lain meliputi perkantoran
pusat
pemerintahan,
kantor
dinas/instansi
pemerintahan Kota Magelang, kantor instansi vertikal, kantor pemerintahan kecamatan, maupun sarana perkantoran niaga. Fasilitas lain yang layak dan dapat dikembangkan di kawasan perkantoran antara lain meliputi kantor pemerintah kelurahan, kantor niaga dan perbankan, koperasi, kantor jasa, gedung pertemuan, museum, fasilitas kesehatan skala lokal, peribadatan skala lokal, rekreasi/olah raga skala lokal, dan kegiatan-kegiatan lain yang layak peruntukannya. Pengembangan kawasan perkantoran diarahkan di seluruh unit lingkungan atau BWP yang ada di wilayah Kota Magelang dengan luas keseluruhan ± 48,76 ha. d) Kawasan Pendidikan Pengembangan fasilitas pendidikan diarahkan menyebar di seluruh unit lingkungan atau BWP yang ada di wilayah Kota Magelang agar sistem pelayanan kepada masyarakat merata. Luas keseluruhan mencapai ± 107,92 ha. e) Kawasan Kesehatan Rencana pengembangan fasilitas kesehatan diarahkan tersebar di seluruh wilayah perkotaan guna memeratakan sistem pelayanan kepada masyarakat. Pengembangan kawasan kesehatan diarahkan di BWP I, II, III dan V dengan luas keseluruhan ± 42,46 ha. f)
Kawasan Peribadatan Ketersediaan fasilitas peribadatan di Kota Magelang jika dilihat pada kondisi eksisting yang ada saat ini sudah sangat
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 12
mencukupi. Sehingga dalam pengembangannya hanya berorientasi pada perbaikan atau peningkatan kondisi dari fasilitas yang ada. Pengembangan kawasan peribadatan penting diarahkan di seluruh unit BWK yang ada di Kota Magelang dengan luas keseluruhan ± 2,80 ha. g) Kawasan Rekreasi/Olah Raga Rencana
pengembangan
kawasan
rekreasi
di
Kota
Magelang diarahkan dalam dua bentuk, yaitu rekreasi terbuka dan rekreasi tertutup. Untuk rekreasi terbuka direncanakan
dengan
memanfaatkan
arena
olahraga,
lapangan dan taman-taman kota yang direncanakan ada di setiap pusat kawasan sebagai sarana interaksi sosial bagi masyarakatnya. Untuk rekreasi yang tertutup direncanakan berbentuk sarana rekreasi bioskop, tempat olahraga, arena permainan dan sebagainya. Fasilitas rekreasi tersebut berada pada kawasan pusat kota dan sub pusat kota, serta kawasan
perdagangan,
terutama
yang
berupa
pasar
swalayan. Fasilitas lain yang layak dan dapat dikembangkan di
kawasan
rekreasi/olahraga
antara
lain
fasilitas
rekreasi/olah raga skala lokal, kesehatan skala lokal, peribadatan
skala
lokal,
gedung
pertemuan,
gedung
kesenian/pertunjukan, dan kegiatan-kegiatan lain yang layak peruntukannya. Pengembangan kawasan rekreasi olah raga diarahkan di BWP II, III dan V dengan luas keseluruhan ± 89,39 ha. h) Kawasan Industri/Perdagangan Dalam penataan ruang untuk industri, diprioritaskan untuk industri sedang dan industri kecil/rumah tangga yang ratarata berkembang di kawasan permukiman, sehingga perlu diatur dengan dukungan penyediaan prasarana sarana seperti pengelolaan limbah dan showroom sekaligus outlet sebagai sarana promosi dan pemasaran. Pengembangan kawasan industri/perdagangan diarahkan di BWP IV dengan luas keseluruhan ± 68,03 ha.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 13
i)
Kawasan Militer Sebagaimana kondisi yang ada saat ini, di luar kawasankawasan milik TNI yang pemanfaatannya untuk fungsi non kemiliteran lain (lapangan golf, gedung pertemuan A. Yani dan lainnya) berada di BWP II, III dan V dengan luas keseluruhan ± 151,05 ha.
j)
Kawasan Pertanian Pengembangan kawasan pertanian diarahkan di BWK II, III, IV dan V dengan luas keseluruhan ± 185,56 ha.
k)
Kawasan Terbuka Non Hijau Adapun Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) yang ada di Kota Magelang meliputi plasa, parkir, lapangan olahraga, tempat bermain dan rekreasi, pembatas (median jalan), dan koridor rumah. Pengembangan RTNH merupakan salah satu alternatif untuk pengganti RTH yang bisa di terapkan pada kawasankawasan padat kota.
l)
Kawasan Transportasi (Terminal) Sarana terminal yang diarahkan untuk dikembangkan antara lain meliputi terminal regional, terminal angkutan kota dan terminal barang. Fasilitas dan/atau kegiatan yang mendukung ekonomi, sosial dan budaya yang dapat dikembangkan di kawasan terminal, antara lain fasilitas perdagangan skala lokal (kios), kesehatan skala lokal, peribadatan skala lokal, dan kegiatan-kegiatan
lain
yang
layak
peruntukannya.
Pengembangan kawasan terminal diarahkan di BWP I, II dan IV dengan luas keseluruhan ± 4,85 ha. m)
Kawasan Pemakaman Kawasan pemakaman merupakan kawasan budidaya yang mempunyai fungsi utama dan satu-satunya sebagai tempat pemakaman
umum
ataupun
taman
makam
pahlawan.
Pengembangan kawasan pemakaman diarahkan di seluruh unit lingkungan atau BWP yang ada di Kota Magelang dengan luas keseluruhan ± 35,65 ha.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 14
n)
Kawasan Khusus Sektor Informal Pengembangan kawasan khusus sektor informal untuk PKL secara umum dapat dikembangkan di daerah-daerah yang merupakan
simpul-simpul
perdagangan,
memiliki
tingkat
aksesibilitas untuk dijangkau dengan berjalan kaki, ruang terbuka aktif, daerah-daerah yang memiliki tingkat keramaian dan merupakan area bebas yang cukup luas dan memiliki potensi untuk dikunjungi penduduk sebagai lokasi untuk bersantai dan melepas lelah. Arahan pengembangan kawasan khusus sektor informal untuk PKL dapat dikembangkan dan ditata di kawasan Jalan Jenggolo, Jalan Pajajaran dan Jalan Pajang. Terdapat beberapa sentra kuliner yang sudah ditata oleh Pemerintah Kota Magelang, antara lain: Kuliner Armada Estate, Kuliner Sejuta Bunga, Kuliner Tuin van Java, Kuliner Kartikasari, Kuliner Sari Boga Kencana, Kuliner Jendralan, Kuliner Badaan, Kuliner Sigaluh, Kuliner Daha, Kuliner Rejomulyo, Kuliner Jalan Alibasah, Kuliner Jalan Sriwijaya, Kuliner Jalan Padjajaran, Kuliner Jenggolo, Kuliner Lembah Tidar, Kuliner Kauman, Kuliner Rejotumoto, Kuliner RINDAM, Kuliner S. Parman dan Kuliner Pahingan Aloon-aloon. Secara ilustrasi pembagian rencana pola ruang Kota Magelang tersaji pada Gambar 1.4 berikut ini.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 15
Gambar 1.4 Peta Rencana Pola Ruang Kota Magelang
Kawasan Permukiman Kawasan Pertanian Ruang Terbuka Hijau Kawasan Kesehatan Kawasan Militer Kawasan Pariwisata Kawasan Industri (pendukung Perdangangan & jasa) Kawasan Perkantoran Kawasan Peribadatan Kawasan Perdagangan/Jasa IPLT Kawasan Pendidikan Kawasan Pemakaman Kawasan Evakuasi Bencana Kawasan Terminal Kawasan Olahraga Kawasan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Sumber: BAPPEDA Kota Magelang (2017)
2.
Gambaran Umum Demografi a. Jumlah Penduduk Penduduk mampu menjadi modal dasar yang potensial bagi pembangunan jika diimbangi dengan kualitas dan kesejahteraan
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 16
yang baik. Jumlah penduduk di Kota Magelang pada tahun 2016 mencapai 132.662 jiwa dengan pertumbuhan terkendali sebesar 0,3% dan kepadatan penduduk rata-rata 7.321 jiwa/km2. Laju ini menunjukkan tren menurun dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang mengindikasikan bahwa pengendalian pertumbuhan penduduk di Kota Magelang cukup efektif. Jumlah kepala keluarga (KK) tercatat sebesar 43.026 KK dengan rata-rata 3 anggota keluarga/KK. Tabel 1.1 Target dan Realisasi Indikator Kependudukan Kota Magelang Tahun 2016 Indikator
Target
Angka pertumbuhan penduduk (%)
Realisasi
Keterangan
0,353
0,303
Lebih baik dari target
2
1
Lebih baik dari target
Rata-rata jumlah anak dalam keluarga
Sumber: RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang (2017)
Bonus demografi masih dinikmati Kota Magelang dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun) sebesar 94.528 jiwa (71,25% dari total penduduk) tumbuh 0,342% dari tahun 2015. Rasio ketergantungan masih stabil di angka 40. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang penduduk kelompok usia produktif harus menanggung 40 penduduk usia non produktif. Statistik ini dapat menstimulus peningkatan pembangunan manusia khususnya dalam pemberdayaan penduduk usia nonproduktif disamping peningkatan kompetensi penduduk usia produktif agar rasio ketergantungan semakin menurun. Tabel 1.2 Penduduk Kota Magelang (jiwa) Tahun 2016 Kecamatan/Kelurahan Magelang Selatan
Laki-laki
Perempuan
Total
Kepadatan (jiwa/km2)
21.679
21.999
43.678
6.339
Rejowinangun Selatan
4.437
4.436
8.873
20.635
Jurangombo Utara
2.117
2.211
4.328
7.562
Jurangombo Selatan Tidar Utara
3.531 4.268
3.667 4.314
7.198 8.582
3.185 8.847
Tidar Selatan
2.913
2.924
5.837
4.596
Magersari
4.413
4.447
8.860
6.420
24.663
25.457
50.120
9.827
Magelang Tengah
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 17
Kecamatan/Kelurahan
Laki-laki
Perempuan
Total
Kepadatan (jiwa/km2)
Rejowinangun Utara
6.290
6.273
12.563
12.690
Kemirirejo
3.043
3.139
6.182
7.025
Cacaban Magelang
4.010 3.861
4.204 4.131
8.214 7.992
9.896 6.394
Panjang
3.313
3.521
6.834
19.526
Gelangan
4.146
4.189
8.335
10.290
19.033
19.831
38.864
6.340
Wates
4.544
4.698
9.242
7.899
Potrobangsan
4.303
4.584
8.887
6.836
Kedungsari
3.754
3.851
7.605
5.718
Kramat Utara
2.448
2.518
4.966
5.774
Kramat Selatan
3.984
4.180
8.164
5.592
65.375
67.287
132.662
7.321
Magelang Utara
Kota Magelang
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang (2017)
b. Struktur Usia Penduduk Jumlah penduduk usia produktif di Kota Magelang hampir seimbang dari sisi gender. Penduduk perempuan yang masuk dalam kelompok usia produktif mencapai 50,39% (47.636 jiwa) namun demikian pertumbuhan penduduk laki-laki usia produktif lebih cepat (0,43%) dibandingkan dengan perempuan (0,25%). Grafik 1.2 Perubahan Jumlah Penduduk Kota Magelang Berdasar Berdasar Kelompok Usia, Tahun 2016
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang (2017)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 18
Transmisi kependudukan paling besar terjadi pada kelompok penduduk usia 30-34 tahun yang berkurang 524 jiwa pada tahun 2016, sementara penduduk usia di atasnya (35-39 tahun) hanya bertambah 92 jiwa. Fenomena ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti kematian dan atau kepindahan penduduk ke luar wilayah. Hal ini perlu mendapat perhatian karena kelompok usia tersebut
merupakan
golongan
penduduk
dengan
potensi
produktivitas yang tinggi. Peningkatan kompetensi, tingkat kesehatan dan taraf hidup masyarakat harus dimaksimalkan. Demikian juga dalam hal perluasan lapangan kerja agar kelompok usia tersebut dapat melakukan aktivitas ekonomi di Kota Magelang yang pada akhirnya dapat meningkatkan output barang dan jasa serta pertumbuhan ekonomi makro dalam jangka panjang. Grafik 1.3 Piramida Penduduk Kota Magelang Tahun 2016
> 75 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang (2017)
Penambahan penduduk kelompok usia produktif tertinggi berasal dari usia 20-24 tahun dan 55-64 tahun. Struktur piramida penduduk Kota Magelang masih relatif sama dari tahun ke tahun dengan dominasi penduduk pada kelompok usia produktif dan usia menuju produktif (10-14 tahun) yang mencapai 10.062 jiwa.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 19
c. Klasifikasi Pekerjaan Mayoritas mata pencaharian penduduk di Kota Magelang adalah sebagai karyawan swasta, wiraswasta dan buruh harian lepas. Keterbatasan lahan pertanian menjadikan mata pencaharian petani/pekebun berkurang dari tahun ke tahun. Sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah petani/pekebun di Kota Magelang hanya 195 jiwa, setelah pada tahun sebelumnya mencapai 215 jiwa. Dominasi pekerja pada sektor informal khususnya buruh, baik buruh bangunan, buruh industri maupun buruh tani, tidak lepas dari kondisi profil tenaga kerja di Kota Magelang yang mayoritas hanya tamat pendidikan formal tingkat SLTA saja (41,64%) dan kurang atau sampai dengan Sekolah Dasar/Sederajat (24,61%) dari total 94.883 jiwa penduduk usia kerja yang tercatat pada tahun 2015. d. Pembangunan Manusia Angka resmi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tahun berjalan dipublikasikan pada bulan Oktober-November tahun berikutnya. Oleh karena itu data IPM tahun 2016 belum tersedia sampai dengan saat ini. Hasil pembangunan manusia di Kota Magelang pada tahun 2015 kembali menempati posisi ke-4 di antara Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dengan nilai IPM sebesar 76,39 masih lebih rendah daripada Kota Salatiga (80,96), Kota Semarang (80,23) dan Kota Surakarta (80,14). Tabel 1.3 Komponen Pembentuk IPM Kota Magelang Tahun 2014-2015 AHH
HLS
RLS
Pengeluaran
(Tahun)
(Tahun)
(Tahun)
(Rp 000)
IPM
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
76,57
76,58
12,98
13,1
10,27
10,28
10.344
10.793
75,79
76,39
Keterangan:
AHH (Angka Harapan Hidup); RLS (Rata-rata Lama Sekolah); HLS (Harapan Lama Sekolah)
Sumber: BPS Kota Magelang (2017)
Meskipun mampu mencapai IPM yang cukup tinggi tapi ditilik dari pertumbuhannya, pembangunan manusia di Kota Magelang tergolong relatif lambat di Jawa Tengah, meskipun lebih tinggi dari LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 20
tahun 2014 (0,66%). Pertumbuhan IPM Kota Magelang pada tahun 2015 hanya mencapai 0,79% sementara mayoritas Kabupaten/Kota di Jawa Tengah mampu tumbuh di atas 1%. Angka pertumbuhan ini menduduki posisi ke-26 dari 35 Kabupaten/Kota. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Pati dan Batang yang mampu meningkatkan IPM di atas level 2% pada tahun 2015. Rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Kota Magelang masih stagnan dari tahun ke tahun sebesar 10 tahun (tingkat 1 SLTA) dengan lama sekolah yang diharapkan dari penduduk usia 7 tahun dapat dicapai sampai jenjang pertama Perguruan Tinggi (~13 tahun). Pergerakan nilai komponen penyusun IPM di Kota Magelang dengan laju yang paling signifikan hanyalah pertumbuhan pengeluaran per kapita riil, sedangkan 3 komponen yang lain justru berkontraksi (lebih lambat) pada tahun 2015. Hal ini mengindikasikan masih perlunya optimasi pembangunan khususnya di sektor pendidikan dan kesehatan. Dengan
meningkatnya
kualitas
pembangunan
yang
dilaksanakan sepanjang tahun 2016, diprediksi capaian angka IPM pada tahun 2016 akan memenuhi target yaitu sebesar 76,77. Tabel 1.4 Target dan Prediksi Realisasi IPM Tahun 2016 Indikator
Target
Realisasi*
Keterangan
IPM
76,61
76,77
Deviasi ±0,13%
Rata-rata Lama Sekolah (tahun)
10,36
10,34
Deviasi ±0,012
Harapan Lama Sekolah (tahun)
13,27
13,29
Deviasi ±0,043
Angka Harapan Hidup (tahun)
76,67
76,64
Deviasi ±0,012
10.886
10.886
Deviasi ±67,24
Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (000 Rp)
Sumber: RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021 (2017) * Angka Prediksi
e. Pembangunan dan Pemberdayan Gender 1) Pembangunan Gender Pembangunan
gender
yang
tercermin
dalam
Indeks
Pembangunan Gender (IPG) di Kota Magelang pada 6 tahun terakhir
menunjukkan
peningkatan
linear
sejalan
dengan
kenaikan IPM. Gap angka IPG Kota Magelang semakin kecil dan LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 21
mendekati 100 yang menunjukkan meningkatnya kesetaraan pembangunan antara laki laki dan perempuan di Kota Magelang. Grafik 1.4 Kabupaten/Kota dengan IPG Tertinggi di Jawa Tengah Tahun 2015
Sumber: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (2016)
IPG Kota Magelang mencapai 95,81 tumbuh 0,38% pada tahun 2015 lebih tinggi dari IPG skala Provinsi Jawa Tengah maupun Nasional. Di antara 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, pembangunan gender di Kota Magelang menduduki peringkat ke-6 dengan kualitas pembangunan penduduk laki-laki yang secara umum lebih baik dibandingkan dengan perempuan khususnya dari aspek pendidikan dan kesejahteraan. Namun demikian harapan hidup penduduk perempuan masih lebih tinggi mencapai rata-rata 78,5 tahun dibandingkan penduduk laki-laki dengan rata-rata 74,4 tahun. Tabel 1.5 IPM dan IPG Kota Magelang Tahun 2010-2015 Tahun
IPM
IPG
2010 2011 2012 2013 2014 2015
73,99 74,47 75,00 75,29 75,79 76,39
94,16 94,83 95,14 95,36 95,45 95,81
Jateng 2015
69,49
92,21
Indonesia 2015
69,55
91,03
Sumber: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (2016)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 22
Gap yang cukup tinggi terlihat dari komponen pengeluaran per kapita riil (disesuaikan) dimana antara penduduk laki-laki dan perempuan terdapat selisih untuk standar hidup layak, yaitu sebesar Rp 1.354.000,00. Hal tersebut didukung oleh dominasi kaum laki-laki (55,47%) dalam struktur angkatan kerja Kota Magelang pada tahun 2015. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia kaum perempuan menjadi sesuatu yang krusial agar mampu mengimbangi produktivitas ekonomi sehingga dapat memicu peningkatan standar hidup. Tabel 1.6 Komponen Penyusun IPG Kota Magelang Tahun 2015 Indikator IPM Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Harapan Lama Sekolah (tahun) Angka Harapan Hidup (tahun) Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (000 Rp)
Laki-laki
Perempuan
78,63 10,90 13,27 74,54
75,33 9,92 12,89 78,51
12.005
10.651
Sumber: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (2016)
Dengan implementasi program pembangunan serta alokasi kegiatan berbasis gender pada tahun 2016, diprediksi IPG Kota Magelang sampai dengan akhir tahun 2016 mampu memenuhi target RPJMD yang ditetapkan. Tabel 1.7 Target dan Prediksi Realisasi IPG Tahun 2016 Indikator
Target
Realisasi*
IPG
95,79
96,16
Keterangan Deviasi ±0,133
Sumber: RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021 * Angka Prediksi
2) Pemberdayaan Gender Peningkatan
nilai
IPM
dan
IPG
harus
diiringi
dengan
pertumbuhan indeks pemberdayaan gender (IDG) sebagai indikator besarnya peran aktif perempuan dalam berpolitik, ekonomi, pengambilan keputusan dan penguasaan sumber daya ekonomi.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 23
Pada tahun 2015 IDG Kota Magelang mencapai angka 75,83. Meskipun lebih tinggi dari IDG Jawa Tengah (74,80) dan Nasional (70,83), namun capaian tersebut turun dari tahun 2014 yang mampu berada pada angka 78,82. Hal ini menunjukkan semakin lemahnya peran perempuan dalam pengambilan keputusan dan kegiatan ekonomi di Kota Magelang. Pada tahun 2014 IDG Kota Magelang berada pada peringkat ke-3 di Jawa Tengah di bawah Kabupaten Temanggung (81,65 menduduki peringkat ke-6 se-Indonesia) dan Kota Salatiga (80,36). Namun pada tahun 2015 IDG Kota Magelang tergeser jauh sehingga menempati urutan ke-7 di bawah Kabupaten Temanggung (82,2), Kota Salatiga (80,38), Kabupaten Tegal (77,06), Kota Tegal
(76,67),
Kota
Semarang
(76,53)
dan
Kabupaten
Karanganyar (75,84). Melemahnya peran perempuan di Kota Magelang terutama disebabkan karena turunnya persentase keterlibatan kaum perempuan
dalam
parlemen
yang
hanya
sebesar
20%.
Persentase ini masih belum mampu memenuhi kuota yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang menyebutkan bahwa kuota perempuan untuk dapat berpartisipasi dalam politik sekurang-kurangnya 30%. Tabel 1.8 Komponen Penyusun IDG di Kota Magelang dan Wilayah Sekitar Tahun 2014-2015
2014
2015
2014
2015
% Sumbangan Pendapatan Perempuan dalam Pendapatan Kerja 2014 2015
Kota Magelang
24,00
20,00
45,02
45,74
41,11
41,81
Kab. Magelang
14,00
14,00
36,94
53,37
37,22
37,33
Temanggung
31,11
31,11
44,42
54,73
41,74
40,83
Purworejo
17,78
17,78
48,28
45,20
32,63
33,92
Wonosobo
4,44
4,65
38,12
45,38
23,31
23,89
Jateng Indonesia
24,00 17,32
24,24 17,32
45,67 45,61
47,72 46,03
33,46 35,64
34,06 36,03
Wilayah
% Keterlibatan Perempuan di Parlemen
% Perempuan sebagai Tenaga Profesional, Administrasi dan Teknisi
Sumber: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (2016)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 24
Hal yang perlu diperhatikan adalah fenomena menurunnya proporsi angkatan kerja perempuan sejak tahun 2013, dari 45,96% menjadi 44,53% pada tahun 2015, dan naiknya persentase pengangguran perempuan dari 26,10% pada tahun 2013 menjadi 34,86% pada tahun 2015. Selain peran perempuan dalam parlemen dan tenaga professional, perlu ditingkatkan juga peningkatan kompetensi penduduk usia kerja perempuan dan penyerapan tenaga kerja perempuan secara umum sehingga dapat
membantu
mempercepat
pertumbuhan
kontribusi
perempuan dalam pendapatan kerja. f.
Kemiskinan Garis kemiskinan (GK) untuk Kota Magelang pada tahun 2015
ditetapkan
sebesar
Rp
405.228,-/kapita/bulan.
Dengan
penetapan tersebut terdapat 100 penduduk yang terentas dari kemiskinan pada tahun 2015, namun masih terdapat 10.900 jiwa penduduk yang memiliki pengeluaran di bawah GK dan masuk dalam klasifikasi penduduk miskin. Secara persentase, penduduk miskin di Kota Magelang menunjukkan tren menurun dengan capaian pada tahun 2015 mencapai 9,05% turun dari tahun sebelumnya yang berada pada angka 9,14%. Grafik 1.5 Fluktuasi Jumlah Penduduk Miskin di Kota MagelangTahun 1996-2015
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (2017)
Namun demikian pengentasan kemiskinan di Kota Magelang masih mengalami permasalahan, khususnya karena naiknya indeks LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 25
kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2), meskipun dari persentase jumlah penduduk miskin sudah mengalami penurunan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dari 10.900 masyarakat miskin, makin jauh (kecil) pengeluaran mereka terhadap GK. Demikian juga di antara sesama penduduk miskin di Kota Magelang, kesenjangan pengeluaran yang tercipta semakin lebar. Hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa peningkatan pendapatan yang terjadi pada penduduk miskin belum merata dan tidak cukup signifikan dapat mengimbangi kenaikan GK. Tabel 1.9 Indikator Kemiskinan Kota Magelang Tahun 2011-2015 Indikator
2011
2012
2013
2014
2015
280.877
313.250
350.554
376.143
405.228
13,1
12,1
11,8
11,0
10,9
11,06
10,31
9,80
9,14
9,05
Indeks Kedalaman Kemiskinan-P1 (%)
1,61
1,48
1,45
0,94
1,39
Indeks Keparahan Kemiskinan-P2 (%)
0,36
0,33
0,37
0,20
0,31
Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bln) Penduduk Miskin (ribu jiwa) Persentase Penduduk MiskinP0 (%)
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah (2017)
Dengan implementasi program pro-poor sepanjang tahun 2016, diprediksi indikator kemiskinan di Kota Magelang mengalami perbaikan dan mampu memenuhi target RPJMD yang ditetapkan. Tabel 1.10 Target dan Prediksi Realisasi Tingkat Kemiskinan Kota Magelang Tahun 2016 Indikator
Target
Tingkat Kemiskinan (%)
8,36% – 8,89%
Realisasi* 8,28%
Sumber: RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021 (2017) * Angka Prediksi
g. Ketenagakerjaan Sampel pendataan ketenagakerjaan yang dilakukan BPS untuk tahun 2016 tidak memenuhi untuk melakukan breakdown data sampai
dengan
level
Kabupaten/Kota,
sehingga
statistik
ketenagakerjaan terakhir hasil rilis resmi BPS adalah tahun 2015.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 26
Berdasarkan data tersebut tercatat jumlah penduduk usia kerja di Kota Magelang sebanyak 94.883 jiwa. Dari jumlah tersebut sebesar 64,35% (61.060 jiwa) merupakan angkatan kerja. Angka ini turun 5,16% dari tahun 2014. Penurunan tersebut secara langsung juga berpengaruh terhadap turunnya tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Magelang yang pada tahun 2015 hanya mencapai 64,35%. Namun demikian secara persentase, pada tahun 2015 terjadi peningkatan tingkat kesempatan kerja dari 92,62% pada tahun 2014 menjadi 93,57% dengan penurunan jumlah pengangguran dari 7,35% ke posisi 6,43%. Tabel 1.11. Statistik Ketenagakerjaan di Kota Magelang Tahun 2014-2015 Uraian
2014
2015
Jumlah Angkatan Kerja (orang)
64.382,00 61.060,00
Jumlah Penduduk usia Kerja (orang)
94.007,00 94.883,00
Jumlah Angkatan Kerja Menganggur (orang) Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja (orang)
4.754,00
3.927,00
59.628,00 57.133,00
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang (2016)
Total penganggur pada tahun 2015 sebesar 3.927 jiwa dengan mayoritas masyarakat lulusan SLTA/SMK/MA dan Sarjana. Disamping melakukan peningkatan kualitas kompetensi secara berkesinambungan mengeksplorasi
Pemerintah
sumber
Kota
perekonomian
Magelang baru
juga yang
harus mampu
memperluas lapangan pekerjaan. Hal tersebut dapat berimbas pada penurunan jumlah pengangguran dan mengurangi kemungkinan pindahnya tenaga kerja produktif ke sektor-sektor ekonomi di luar wilayah. Besarnya pencari kerja yang terdaftar di Kota Magelang berfluktuasi dari tahun ke tahun dengan rata-rata penempatan pada akhir tahun sebesar 85,89%. Sepanjang tahun 2016 jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kota Magelang sebesar 530 jiwa, tumbuh 53,62% dari tahun 2015. Dari seluruh pencari kerja tersebut 93,21% telah ditempatkan. Diprediksi persentase jumlah pengangguran di Kota Magelang pada akhir tahun 2016 akan semakin menurun mencapai 6% seiring dengan prediksi tumbuhnya angkatan kerja. LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 27
6,43%
Banyaknya tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi tahun 2016 naik 12,57% mencapai 197 orang yang lebih banyak diikuti oleh tenaga kerja laki-laki (128 orang). Sebagai salah satu dampak dari mulai efektifnya Balai Latihan Kerja di Kota Magelang dan intensnya pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi pada tahun 2016, tingkat penyerapan tenaga kerja diprediksi akan melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2016-2021 (60%). Hal tersebut didukung oleh tren data historis serapan tenaga kerja di Kota Magelang yang dalam 8 tahun terakhir (2008-2015) selalu di atas 60% (rata-rata mencapai 66,62% per tahun) dengan rata-rata tingkat kesempatan kerja sebesar 90,24% per tahun. Gambar 1.5 Profil Pengangguran di Kota Magelang Tahun 2015
Kompetensi
2.558 jiwa 1.369 jiwa
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang (2016)
h. Kesehatan Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tercermin dari beberapa indikator kesehatan yang menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2016. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, tercatat sampai dengan akhir tahun 2016 tidak terjadi kasus kematian ibu namun terjadi 16 kasus kematian bayi. Kasus kematian bayi ini
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 28
turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 25 kasus. Dari sisi gender, angka kematian baik bayi maupun balita laki-laki di Kota Magelang pada tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan bayi dan balita perempuan. Tabel 1.12 Statistik Kesehatan Kota Magelang Tahun 2015-2016 Indikator Kelahiran Bayi Hidup (jiwa)
2015
2016
1.600,00
1.501,00
25,00
16,00
Kematian Ibu (jiwa)
3,00
0,00
Jumlah Balita (jiwa)
6.628,00
8.282,00
1,00
3,00
15,63
10,66
Angka Kematian Ibu (per 100.000 kelahiran hidup)
187,50
0,00
Balita dengan ASI Eksklusif (jiwa)
382,00
386,00
1.552,00
1.173,00
Kematian Bayi (jiwa)
Kematian Balita (jiwa) Angka Kematian Bayi (per 1.000 kelahiran hidup)
Anak dengan Imunisasi (jiwa) Sumber: Dinas Kesehatan Kota Magelang (2017)
Jumlah kelahiran bayi terkendali, turun 6,19% sebanyak 1.501 kelahiran hidup. Kesadaran kaum ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif semakin meningkat, hal ini terbukti dengan pertumbuhan jumlah Balita yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,05% mencapai 386 Balita (50,52% balita laki-laki). Cakupan imunisasi meliputi 1.173 anak dengan 50,9% diikuti oleh anak perempuan. Meski masih ditemui beberapa kasus penyakit di Kota Magelang, namun jumlah penderita beberapa penyakit tersebut mengalami penurunan pada tahun 2016 yang mengindikasikan makin baiknya pelayanan jasa kesehatan di Kota Magelang. Khusus HIV/AIDS turun 33,33% pada tahun 2016 sebanyak 16 kasus yang terdiri dari 10 penderita HIV/AIDS laki-laki dan 6 perempuan. Grafik 1.6 berikut mengilustrasikan perbandingan jumlah kasus beberapa penyakit di Kota Magelang selama tahun 2015 dan 2016.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 29
Grafik 1.6 Jumlah Kasus Beberapa Penyakit di Kota Magelang Tahun 2015-2016
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Magelang (2017)
Jumlah sarana prasarana kesehatan tahun 2016 di Kota Magelang cenderung sama dengan tahun 2015 dari sisi infrastruktur. Peningkatan terjadi pada jumlah dokter (bertambah 2 orang), perawat (naik 36,02%), bidan (naik 27,97%) dan tenaga kesehatan lainnya (38,73%). Tabel 1.13 dan 1.14 berikut menampilkan perbandingan target dan realisasi indikator kesehatan serta jumlah sarana dan prasarana kesehatan di Kota Magelang pada tahun 2015 dan 2016. Tabel 1.13 Target dan Realisasi Indikator Kesehatan Kota Magelang Tahun 2015-2016 Indikator
Realisasi 2015
Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terakreditasi
Target 2016
Realisasi 2016
0
3
2*
Angka Kematian Ibu/100.000 Kelahiran Hidup
187,5
135,00
0,00
Angka Kematian Bayi/1.000 Kelahiran Hidup
15,63
15,00
16,00
Prevalensi Balita Gizi Buruk
0,31
0,31
0,22
130,93
<50
65,58
Angka Kesakitan DBD LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 30
Indikator
Realisasi 2015
Angka Prevalensi TB Angka Prevalensi HIV AIDS pada Penduduk Usia 15-49 Tahun
Target 2016
Realisasi 2016
128,33
<106
119,85
0,05
<0,5%
0,02
Sumber: RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021; Dinas Kesehatan Kota Magelang (2017); * RSU dan Laboratorium Kesehatan
Tabel 1.14 Jumlah Sarana Prasarana Kesehatan di Kota MagelangTahun 2015-2016 Uraian
2015
Jumlah Posyandu (unit) Jumlah Puskesmas, Poliklinik, Pustu (unit) Jumlah Rumah Sakit (unit) Jumlah Dokter (orang) Jumlah Perawat (orang) Jumlah Bidan (orang) Jumlah Apoteker (orang) Jumlah Tenaga Kesehatan lainnya (orang)**
2016
197
197
28
27*
7
7
147
149
1.105
1.408
143
183
24
24
284
394
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Magelang (2017) * GKI Pajajaran tutup ** Tenga Gizi, Analis Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Masyarakat, Fisioterapi, Rekam Medik
i.
Pendidikan Kota Magelang memiliki sarana prasarana pendidikan yang mencukupi kebutuhan baik dalam maupun luar wilayah. Berdasar data komponen IPM, rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Kota Magelang pada tahun 2015 adalah 10,28 tahun atau setingkat jenjang kelas 1 SMA. Indikator ini didukung oleh data demografi penduduk usia 25 tahun ke atas dimana mayoritas pendidikan yang ditamatkan sampai dengan akhir tahun 2016 adalah pada jenjang SMA. Tingkat literasi di Kota Magelang sangat baik dengan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa baca tulis pada tahun 2016 mencapai 98,27%. Dari perspektif gender, penduduk laki-laki di Kota Magelang relatif mengenyam tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada penduduk perempuan.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 31
Tabel 1.15. Target dan Realisasi Angka Melek Huruf Kota Magelang Tahun 2016 Indikator
Target 2016
Angka Melek Huruf (%)
Realisasi 2016
97,35
98,27
Sumber: RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021; Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang (2017)
Permasalahan berbasis data yang masih dihadapi di bidang pendidikan adalah belum adanya basis data siswa yang terpilah berdasarkan asal wilayah. Hal tersebut berimbas pada perhitungan yang bias terhadap Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK), baik untuk jenjang SD maupun SMP di Kota Magelang. Tabel 1.16. Statistik Pendidikan Sekolah Dasar di Kota Magelang Tahun 2016 Variabel 1. Sekolah
SD
MI
Jumlah
75
2
77
61 14
0 2
61 16
14.623
343
14.966
a. <7 tahun
1.027
37
1.064
b. 7-12 tahun c. >12 tahun 3. Mengulang
13.249 347 327
297 9 17
13.546 356 344
2
0
2
897
22
919
a. Ijazah < S1
151
0
151
b. Ijazah S1/Diploma IV & lebih tinggi
746
22
768
542
15
557
493
10
503
b. Rusak ringan
34
4
38
c. Rusak berat
15
1
16
7. Perpustakaan
77
2
79
8. Ruang Komputer
41
1
42
a. Negeri b. Swasta 2. Siswa menurut usia sekolah
4. Putus sekolah 5. KS dan Guru menurut ijazah
6. Ruang kelas a. Baik
Sumber: Profil Pendidikan Tahun 2015/2016, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang (2017)
Pada tahun 2016 masih terdapat 356 anak dengan usia lebih dari 12 tahun yang masih mengenyam pendidikan SD. Dari jumlah
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 32
tersebut mayoritas adalah anak laki-laki (64,04%). Jumlah siswa yang mengulang sebanyak 344 siswa dan putus sekolah di tingkat SD sejumlah 2 orang. Untuk jenjang SMP, tercatat 373 anak usia lebih dari 15 tahun yang masih bersekolah SMP, 37 siswa mengulang dan 42 siswa putus sekolah dengan dominasi putus pada kelas 8 (76,19%). Data-data tersebut perlu mendapat perhatian sebagai bentuk evaluasi kinerja pendidikan di Kota Magelang dan untuk mengetahui dan mengeleminir faktor pencetus angka putus sekolah dan terlambatnya usia anak yang masuk kelas pertama pada level SD maupun SMP. Tabel 1.17 Statistik Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kota Magelang Tahun 2016 Variabel
SMP
MTS
Jumlah
1. Sekolah
21
2
23
a. Negeri
14
1
15
b. Swasta
7
1
8
7.109
1.585
8.694
a. <7 tahun
1.198
220
1.418
b. 7-12 tahun
5.636
1.267
6.903
c. >12 tahun
275
98
373
3. Mengulang
27
10
37
4. Putus sekolah
42
0
42
648
96
744
36
2
38
612
94
706
299
45
344
267
42
309
b. Rusak ringan
28
3
31
c. Rusak berat
4
0
4
7. Perpustakaan
15
10
25
8. Ruang Komputer
17
2
19
2. Siswa menurut usia sekolah
5. KS dan Guru menurut ijazah a. Ijazah < S1 b. Ijazah S1/Diploma IV & lebih tinggi 6. Ruang kelas a. Baik
Sumber: Profil Pendidikan Tahun 2015/2016, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang (2017)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 33
C.
Gambaran Umum Ekonomi 1.
Potensi Unggulan a.
Industri Pengolahan dan Perdagangan (Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor) Sektor ini pada tahun 2015 mampu memproduksi output sebesar total Rp 2,145 triliun dari total PDRB Kota Magelang. Sebagai sektor dengan pertumbuhan yang tinggi di atas rata-rata pertumbuhan
umum,
Industri
Pengolahan
dan
Perdagangan
(Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor) perlu terus dikembangkan khususnya dengan optimasi lapangan usaha industri kreatif, peningkatan kualitas produk dan kapabilitas pelaku ekonomi dalam sektor-sektor tersebut. Sebagian besar usaha perdagangan dan manufaktur di Kota Magelang merupakan industri kecil. Jumlah industri kecil di Kota Magelang pada tahun 2016 bertambah 11 unit dengan serapan tenaga kerja yang 7,86%. Keberadaan UMKM di Kota Magelang juga cukup signifikan dalam berkontribusi dalam sektor perdagangan. UMKM yang tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang pada tahun 2016 mencapai 6.861 unit usaha dengan nilai investasi mencapai Rp 59,355 miliar. Penyerapan tenaga klerja UMKM pada tahun 2016 sebesar 13.591. UMKM sebagai roda perekonomian yang telah terbukti tangguh
terhadap goncangan
ekonomi perlu terus dikembangkan, khususnya dalam peningkatan kualitas produk dan pemantapan manajemen organisasinya. Hal tersebut dapat meningkatkan omzet secara lebih signifikan dan stabil dalam jangka panjang. Tabel 1.18 berikut menggambarkan perkembangan kondisi industry manufaktur, UMKM dan koperasi di Kota Magelang selama tahun 2015 dan 2016.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 34
Tabel 1.18 Statistik Perindustrian dan Perdagangan di Kota MagelangTahun 2015-2016
Uraian
Anggota/Tenaga Kerja
Unit
Nilai Investasi 2016
2015
2016
2015
2016
588
599
3.436
3.706
22.435.130.735
Industri Kecil Formal Industri Menengah Formal UMKM Koperasi Konsumen Koperasi Simpan Pinjam
19
19
1.520
1.520
30.557.670.578
5.012
6.861
6.661
13.591
59.355.130.801
2
2
77
77
202
202
11.549
11.503
Koperasi Sekunder
3
3
81 81 koperasi koperasi
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang, (2017)
Aktivitas ekonomi industri pengolahan dan perdagangan, khususnya dalam skala permodalan kecil, juga didukung oleh peran koperasi di Kota Magelang. Pada tahun 2016 jumlah koperasi di Kota Magelang tercatat sebanyak 2 koperasi konsumen, 202 koperasi simpan pinjam dan 3 koperasi sekunder. b. Pariwisata Penataan kota dan pengelolaan obyek wisata yang makin baik mampu menarik wisatawan pada tahun 2016. Total kunjungan wisatawan sebanyak 972.220 wisatawan dimana 0,46% dari jumlah kunjungan tersebut berasal dari wisatawan mancanegara. Jumlah
wisatawan,
baik
wisatawan
domestik
dan
mancanegara, yang berkunjung di Kota Magelang pada tahun 2016 beserta destinasi wisatanya tersaji pada Tabel 1.19 berikut ini.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 35
Tabel 1.19 Jumlah Wisatawan di Kota Magelang Tahun 2016 Objek Wisata/Event Taman Kyai Langgeng
Domestik
Mancanegara
561.394
-
Museum Sudirman
5.983
-
Museum BPK
1.251
-
Museum Diponegoro
6.567
-
Museum OHD
4.539
408
25.318
-
879
-
134.182
13
9.832
4.039
Lain-lain
216.815
3.680
Total
966.760
4.460
Museum Abdul Jalil Museum Bumi Putera Gunung Tidar Borobudur Golf
Sumber :
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Magelang, (2017)
Fasilitas jasa wisata tidak dapat dipisahkan dari keberadaan hotel yang terdapat di Kota Magelang. Objek wisata di Kota Magelang juga didukung oleh keberadaan 18 hotel (8 hotel berbintang dan 10 hotel melati) dan 20 pusat kuliner yang terletak strategis dan terjangkau ke beberapa destinasi wisata. Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan, rata-rata tingkat hunian kamar hotel di Kota Magelang juga ikut meningkat. Pada tahun 2016 jumlah pengunjung yang bermalam di hotel-hotel di Kota Magelang sebanyak 187.330 pengunjung dengan tamu mancanegara sebanyak 2.359 orang. Besaran kunjungan ke Kota Magelang juga berdampak pada kontribusi terhadap penerimaan di sektor pariwisata. Diproksi dari pendapatan pajak hotel, restoran dan hiburan, pengaruh tersebut tercermin dari naiknya total pendapatan sektor pariwisata. Kenaikan penerimaan tersebut adalah dari Rp 6,005 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp 6,945 miliar pada tahun 2016 (tumbuh 15,66%). Grafik 1.7 berikut menggambarkan penerimaan pajak hotel, restoran dan tempat hiburan di Kota Magelang dari tahun 2011-2016.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 36
Grafik 1.7 Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan di Kota Magelang Tahun 2011-2016 (dalam miliar Rp)
Sumber :
BPKAD Kota Magelang (2017)
Dengan pertumbuhan penerimaan tertinggi sebesar 17,91%, Pajak Hotel memberikan kontribusi terbesar (Rp 2,879 miliar) atau sebesar 41,46% dari total penerimaan sektor pariwisata. Meskipun secara total penerimaan sektor pariwisata mengalami kenaikan, namun kontribusi terhadap PAD pada tahun 2016 sedikit menurun. Dengan total PAD sebesar Rp 220,193 miliar, sektor ini hanya berkontribusi 3,15% setelah pada tahun 2015 mampu mencapai persentase lebih tinggi, yaitu 3,22%. Hal ini terlebih disebabkan karena kenaikan PAD pada tahun 2016 (18,01%) lebih besar daripada pertumbuhan penerimaan sektor pariwisata (15,66%), sehingga diperoleh persentase kontribusi yang sedikit menurun. c.
Perhubungan dan Transportasi Manajemen transportasi di Kota Magelang sebagai simpul perhubungan dengan daerah sekitar dikelola dengan sangat baik. Hal ini terbukti salah satunya dengan diraihnya penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) selama 3 tahun berturut-turut (2014-2016) atas prestasi Kota Magelang dalam manajemen lalu lintas transportasi. Sebagai wilayah yang didominasi trasportasi jalur darat, Kota Magelang memiliki moda trasportasi cukup lengkap yang mendorong kemudahan mobilitas dari dan ke luar wilayah. Kemudahan tersebut merupakan salah satu faktor yang meningkatkan pertumbuhan
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 37
jumlah penumpang angkutan darat di Kota Magelang. Sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah penumpang angkutan darat mencapai 2.954.846 penumpang. Tabel 1.20 Sarana dan Prasarana Transportasi di Kota Magelang Tahun 2016 Uraian
Jumlah
Jumlah Terminal Kelas A
1
Jumlah Terminal Kelas C
1
Jumlah Armada Taxi
50
Jumlah Armada Angkutan Kota
335
Jumlah Armada AKAP
376
Jumlah Armada AKDP
150
Jumlah Armada Angkutan Barang
355
Jumlah Armada Bus Pariwisata
15
Jumlah Armada Travel
43
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Magelang (2017)
2.
Pertumbuhan Ekonomi Pada tahun 2015 perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Magelang tumbuh 9,2% mencapai Rp 6,466 triliun. Nilai ini berkembang 161,24% dari tahun dasar 2010. Struktur perekonomian Kota Magelang relatif stagnan dari tahun ke tahun tanpa adanya transformasi yang cukup berarti. Seperti tahun-tahun sebelumnya sektor Konstruksi mendominasi dengan nilai tambah 16,86% terhadap total PDRB. Sektor selanjutnya dengan output barang dan jasa yang terbesar di Kota Magelang pada tahun 2015 berasal dari sektor Industri Pengolahan (16,41%) dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (14,13%). Pertumbuhan ekonomi riil Kota Magelang sempat melambat pada tahun 2014 setelah pada tahun 2013 mampu mencapai di atas 6%. Hal tersebut karena perlambatan produksi pada hampir seluruh sektor dengan perlambatan terparah pada sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang mencapai -0,51%. Pada tahun 2015 secara riil pertumbuhan ekonomi makro Kota Magelang
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 38
mencapai 5,07% mengalami ekspansi dari tahun sebelumnya yang hanya berada pada angka 4,9%. Tabel 1.21 Prediksi Nilai Tambah Bruto (NTB) dan Pertumbuhan Lapangan Usaha Pembentuk PDRB Kota Magelang Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)Tahun 2016 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB Sumber :
NTB 2015*
NTB 2016**
(Juta Rupiah)
(Juta Rupiah)
Pertumbuhan** (%)
129.930,50
138.559,06
6,64
1.046.892,40
1.160.029,45
10,81
17.352,42
18.182,71
4,78
8.501,88
8.783,55
3,31
1.098.299,45
1.191.761,81
8,51
943.221,05
998.387,89
5,85
446.900,64
493.004,07
10,32
379.472,18
417.470,45
10,01
309.098,04
336.044,29
8,72
313.820,95
342.112,28
9,02
210.148,57 21.318,87
227.525,19 23.729,72
8,27 11,31
761.280,66
820.821,98
7,82
478.794,89
558.251,54
16,60
174.548,69
196.094,20
12,34
127.389,85
136.599,07
7,23
6.466.971,04
7.067.357,25
9,28
BPS Kota Magelang (2016) * Angka Sangat Sementara, ** Angka Prediksi (deviasi 0,68%)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 39
Grafik 1.8 Pertumbuhan Ekonomi Kota Magelang Tahun 2011-2015 dan Prediksi tahun 2016
Sumber :
BPS Kota Magelang (2016), Tahun 2015 Angka Sangat Sementara; * Angka Prediksi
Fluktuasi
ekonomi
yang
terkendali
mendukung
kinerja
pembangunan yang semakin baik pada tahun 2016. Hal tersebut didukung oleh kondusifnya kondisi sosial ekonomi baik nasional maupun regional
sehingga
menghasilkan
prediksi
yang
optimis
terhadap
perekonomian makro Kota Magelang pada akhir tahun 2016. Diprediksi sampai dengan akhir tahun 2016 PDRB Kota Magelang mampu tumbuh mencapai nilai Rp 7,067 triliun (deviasi 0,68%) dengan pertumbuhan ekonomi 5,18% (deviasi 0,25%) dengan tren mendekati pertumbuhan riil potensialnya. Dengan proyeksi pertumbuhan penduduk pertengahan tahun 2016 sebesar 0,26% dan prediksi pertumbuhan PDRB ADHB 9,28% (deviasi ±0,68%), maka diprediksi PDRB per kapita tahun 2016 mampu mencapai Rp 4.862.824,8 per bulan, tumbuh 9% dari tahun 2015. Tabel 1.22 Target dan Realisasi Indikator Ekonomi Makro Kota Magelang Tahun 2016 Indikator Pertumbuhan Ekonomi (%) PDRB per Kapita (Rp/tahun) Sumber :
Realisasi 2015*
Target 2016
Realisasi 2016**
5,07
4,93-5,43
5,18
53.538.074,04
58.309.122,98
58.353.897,63
RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021; BPS Kota Magelang (2017); * Angka Sangat Sementara; ** Angka Prediksi
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 40
3.
Investasi Investasi yang didekati dari indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Kota Magelang pada tahun 2015 mencapai Rp 3,082 triliun (47,65% dari total PDRB), tumbuh 9,92% dari tahun sebelumnya. Ratarata Incremental Capital Output Ratio (ICOR, lag 1 tahun) dalam kurun 2010-2015 tercatat sebesar 4,88. Besarnya nilai ICOR yang relatif rendah ini mengindikasikan efisiennya kegiatan investasi di Kota Magelang. Kebutuhan investasi rata-rata Rp 1,446 triliun per tahun dengan nominal PMTB yang masih cukup untuk meng-cover kebutuhan investasi tersebut. Pada tahun 2016 dengan didukung iklim usaha yang kondusif dan tingginya daya saing Kota Magelang (menduduki peringkat pertama di Jawa Tengah pada tahun 2015 dengan indeks 64,72) serta munculnya peluang ekonomi baru dari kawasan sekitar seperti berjalannya proyek lanjutan tol Bawen-Salatiga-Solo; proyek jalan lintas selatan WonogiriYogyakarta-Kebumen-Cilacap;
kebijakan
Kawasan
KEDUNGSEPUR
Strategis
Semarang,
Nasional
Purwodadi);
prioritas
prioritas
pembangunan
(Kendal,
Ungaran,
pembangunan
area
PURWOMANGGUNG dan kawasan Segitiga Emas JOGLOSEMAR (Jogjakarta, Solo, Semarang), diprediksi mampu menciptakan multiplier effect yang besar bagi perekonomian Kota Magelang khususnya bagi sektor Transportasi dan Pergudangan dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Hal ini mendorong optimisnya prediksi pertumbuhan investasi dari proksi PMTB pada tahun 2016 mencapai Rp 3,348 triliun. Tabel 1.23 Nilai Investasi PMA dan PMDN di Kota Magelang Tahun 2015-2016 PMA
Uraian
2015
Jumlah Perusahaan (unit) Nilai Investasi (juta Rp) Jumlah Tenaga Kerja (orang) Sumber :
PMDN 2016
3
2015
2016
3
980
1.043
193.821 193.821
534.992
672.248
3.339
4.039
187
187
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Magelang (2017)
Prediksi tersebut tidak terlepas dari kondisi eksisting kalkulasi nilai investasi PMA dan PMDN yang sampai akhir tahun 2016 mencapai
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 41
Rp 866,069 miliar. Penyerapan tenaga kerja khususnya pada PMDN tumbuh 20,96% dari peningkatan 63 perusahaan pada tahun 2016. Tabel 1.24 Target dan Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN di Kota Magelang Tahun 2016 Indikator
Target
Pertumbuhan Nilai Investasi PMA (%) Pertumbuhan Nilai Investasi PMDN (%) Sumber :
4.
Realisasi
5
0
15
25,66
RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021; Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Magelang (2017)
Perkembangan Harga Meskipun sempat terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi pada beberapa komoditi pengeluaran pada bulan November, khususnya pada kelompok Bahan Makanan (inflasi 3,26%), namun pada akhir tahun 2016 gejolak harga komoditas ini mampu terkendali sehingga turun pada angka 0,87%. Penurunan khususnya terjadi pada komoditi bumbubumbuan yang pada November melejit mencapai inflasi 19,08% menjadi 2,89% di Desember. Inflasi Kota Magelang pada tahun 2016 (yoy) hanya sebesar 2,25% lebih rendah dari Jawa Tengah (2,36%) dan Nasional (3,02%). Deflasi pada tahun 2016 terjadi pada bulan Februari (0,13%), April (0,48%) dan Agustus (0,48%). Tabel 1.25 Target dan Realisasi Inflasi Kota Magelang Tahun 2016 Indikator
Realisasi 2015
Inflasi (%)
2,70
Sumber :
Target 2016
Realisasi 2016
3,57 - 5,15
2,25
RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021; BPS Kota Magelang (2017)
Stabilnya perkembangan harga di Kota Magelang merupakan indikasi keberhasilan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Magelang
melalui
ketersediaan
efektifitas
pasokan,
implementasi
pembentukan
program
harga
yang
pemenuhan terjangkau,
pendistribusian pasokan aman dan lancar, perluasan akses informasi yang salah satunya melalui publikasi rutin harga bahan pokok di pasarpasar yang menjadi lokasi survey pada SIM DataGO serta penguatan kompetensi SDM/kelembagaan TPID. LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 42
Grafik 1.9 Inflasi Kota Magelang dan Jawa Tengah Tahun 2011-2016
Sumber :
5.
BPS Kota Magelang (2017)
Pemerataan Pendapatan a.
Indeks Gini Pemerataan pendapatan yang terukur dari Indeks Gini di Kota Magelang mengalami perbaikan pada tahun 2015. Nilai Indeks Gini turun dari 0,36 pada tahun 2014 ke 0,34 pada tahun 2015. Meskipun masih masuk dalam kategori ketimpangan sedang, turunnya indeks ini mencerminkan bahwa hasil pembangunan di Kota Magelang semakin merata dinikmati oleh masyarakat. Diprediksi sampai dengan akhir tahun 2016 angka ini akan berada pada kisaran 0,33 dengan kecenderungan menurun. Indeks Gini Kota Magelang dibandingkan dengan Indeks Gini Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2007-2015 dapat dilihat pada Grafik 1.10 berikut ini.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 43
Grafik 1.10 Indeks Gini Kota Magelang dan Jawa Tengah Tahun 2007-2015
Sumber :
BPS Provinsi Jawa Tengah (2017)
b. Kriteria Bank Dunia Dari tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan persentase hasil pembangunan yang diterima oleh 40% penduduk berpenghasilan terendah di Kota Magelang. Namun angka ini kembali naik pada tahun 2015. Berdasarkan hasil SUSENAS BPS pada Triwulan I tahun 2015 tercatat bahwa 40% penduduk berpendapatan rendah di Kota Magelang menerima hasil pembangunan sebesar 17,2% yang masuk dalam kategori ketimpangan rendah. Persentase ini naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 17,15%. Melihat
Grafik
1.11
berikut
ini,
jelas
terlihat
bahwa
ketimpangan pembangunan masih dirasakan oleh masyarakat di Kota Magelang. Persentase hasil pembangunan yang dinikmati oleh 40% penduduk berpenghasilan terendah relatif lebih kecil (rata-rata 18,49%) dibandingkan penduduk berpenghasilan menengah (ratarata 37,62%) dan kaum kaya (rata-rata 43,89%).
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 44
Grafik 1.11 Pemerataan Pendapatan menurut Kriteria Bank Dunia di Kota Magelang Tahun 2010-2015
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (2017)
Tabel 1.26 Pemerataan Pendapatan Penduduk Kota Magelang dan Kabupaten/Kota Sekitar menurut Indeks Gini dan Kriteria Bank Dunia Tahun 2015 Kriteria Bank Dunia
Indeks Gini
Wilayah
40% I
40% II
20% III
Kota Magelang
0,34
17,20
37,09
45,71
Kabupaten Temanggung
0,38
17,31
34,63
48,06
Kabupaten Magelang
0,36
19,18
33,72
47,10
Kabupaten Wonosobo
0,37
17,33
35,97
46,70
Kabupaten Purworejo
0,34
19,74
34,76
45,50
Jawa Tengah
0,38
18,79
35,07
46,13
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, (2017)
Distribusi pembangunan yang lebih merata perlu terus ditingkatkan antara lain melalui redistribusi penerimaan daerah untuk peningkatan
belanja
pengeluaran
kebutuhan
dasar
melalui
peningkatan efektivitas pajak dan pelaksanaan pembangunan berbasis prioritas kebutuhan masyarakat.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 45
D.
Sistematika Sistematika dalam Penyusunan LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN: Berisi tentang dasar hukum dan gambaran umum daerah.
BAB II
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Disajikan Visi dan Misi Pemerintah Kota Magelang, Strategi dan Arah Kebijakan Daerah serta Prioritas Daerah.
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berisi tentang Pengelolaan Pendapatan Daerah, Pengelolaan Belanja Daerah dan Pengelolaan Pembiayaan Daerah.
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Dijabarkan tentang Urusan Wajib yang dilaksanakan dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan yang diuraikan berdasarkan program dan kegiatan, realisasi pelaksanaan program dan kegiatan serta permasalahan dan solusi. BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Disajikan tentang tugas pembantuan yang diterima meliputi dasar hukum, instansi pemberi tugas pembantuan, satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan, program dan kegiatan yang diterima dan
pelaksanaannya,
sumber
dan
jumlah
anggaran
serta
permasalahan dan solusi. BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN Berisi tentang kerjasama antar daerah, kerjasama daerah dengan pihak ketiga, koordinasi dengan instansi vertikal di daerah, pembinaan batas wilayah, pencegahan dan penanggulangan bencana, pengelolaan kawasan khusus serta penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. BAB VII PENUTUP Berisi tentang kesimpulan uraian Bab I sampai Bab VI.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 46
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
Sesuai ketentuan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) kepada masyarakat, bahwa LKPJ disusun berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran tahunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam
rangka
menjaga
kesinambungan
pemerintahan
dan
pembangunan serta untuk menghindari terjadinya kekosongan perencanaan daerah pada tahun 2016 atau masa transisi, mengingat periode RPJMD Kota Magelang Tahun 2010-2015 berakhir, dan waktu yang sangat sempit bagi Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil Pemilu Kepala Daerah Tahun 2015 untuk menyusun RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021 serta RKPD Tahun 2016, maka Walikota Magelang yang sedang memerintah pada tahun terakhir pemerintahannya (tahun 2015), wajib menyusun RKPD Kota Magelang Tahun 2016 dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Magelang Tahun 2005-2025, sebelum RPJMD Tahun 2016-2021 tersusun. RKPD Tahun 2016 (masa transisi) memuat rancangan program indikatif tahun 2016 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan pembangunan yang belum seluruhnya terselesaikan sampai dengan akhir periode RPJMD Tahun 2010-2015 dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan yang baru serta digunakan untuk menjembatani kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada masa akhir jabatan kepala daerah. Program dan kegiatan transisi tersebut mengacu pada arah, dan prioritas pembangunan dan tahap ke-3 RPJPD Kota Magelang tahun 2005-2025. Meskipun tahun transisi, namun RKPD Tahun 2016 yang merupakan pedoman perencanaan pembangunan tahun pertama adalah tetap merupakan bagian tidak terpisahkan dari RPJMD Tahun 2016-2021 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016, serta menjadi pedoman penyusunan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2016.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 47
Selanjutnya, RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran Visi, Misi, Program Walikota Magelang untuk 5 (lima) tahun kedepan sampai berakhirnya masa jabatan Walikota Magelang masa bhakti tahun 2016-2021 serta mengacu pada RPJPD Kota Magelang Tahun 2005-2025. Adapun visi, misi, strategi, arah kebijakan dan prioritas daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJMD Tahun 2016-2021 sebagai berikut: A.
Visi dan Misi Visi Kota Magelang tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut: “MAGELANG SEBAGAI KOTA JASA YANG MODERN DAN CERDAS DILANDASI MASYARAKAT YANG SEJAHTERA DAN RELIGIUS”. Unsur yang terkandung dalam visi tersebut adalah: 1.
Kota Jasa Pembangunan Kota Magelang diarahkan untuk memperkuat sektor jasa yang didominasi oleh jasa pemerintahan umum dan jasa swasta sebagai potensi kota, dengan menitikberatkan pada sektor perekonomian, sektor kesehatan, dan sektor pendidikan.
2.
Kota Modern Modern adalah sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntunan jaman, yang berarti suatu kondisi lebih maju daripada daerah lain, mampu berdaya saing dengan daerah lain menggunakan potensi yang ada. Kota modern adalah kota yang mampu menyelaraskan sosial, fisik, dan ekonomi dengan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh kota tersebut, dengan karateristik: (a) Masyarakat sejahtera dalam finansial; (b) Kota terdepan dalam pelayanan (kota modern menyediakan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan para
pengguna
kota
atau
masyarakat
umum);
(c)
Visual
kota
mengundang pesona (kota modern dapat dilihat dari fisiknya, secara visual kota terlihat tertata, menarik, mengundang kenyamanan untuk tinggal dan berkarya). 3.
Kota Cerdas Kota cerdas adalah kota yang dikelola secara efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya secara adil tanpa
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 48
diskriminasi dengan muatan kemudahan koneksitas informasi dan komunikasi berbasis teknologi informasi yang dilakukan dalam dunia usaha, sistem penyelenggaraan pelayanan publik, mekanisme partisipasi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi, kontrol, maupun komplain, dan bidang lain pendukung nilai daya saing daerah. Unsur-unsur Kota Cerdas: (1) Smart Governance yaitu: pengembangan e-governance, ada partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan; (2) Smart infrastructure yaitu: pengembangan jaringan IT, pengembangan sistem informasi
manajemen
pengembangan
city
berbasis
IT;
branding,
(3)
Smart
Economy,
pengembangan
yaitu:
kewirausahaan,
pengembangan e-commerce, dan ekonomi kreatif; (4) Smart environment yaitu: pengelolaan lingkungan berbasis IT, pengelolaan SDA berbasis IT, pemanfaatan sumber energi terbarukan; (5) Smart people yaitu: pendidikan dan pengembangan SDM yang melek teknologi, dan dukungan penelitian, pengembangan karakter sosial budaya masyarakat; serta (6) Smart Living yaitu: kemudahan akses terhadap layanan pendidikan,
kemudahan
akses
terhadap
layanan
kesehatan,
pengembangan peran media, dan kemudahan akses terhadap jaminan keamanan. 4.
Masyarakat Sejahtera Perwujudan kota sejahtera dicapai melalui peningkatan dan pemantapan upaya menyejahterakan masyarakat secara adil merata tanpa diskriminasi melalui: (1) Optimalisasi peran dan fungsi lembaga pemerintah, swasta, masyarakat madani, dan media massa khususnya dalam pelayanan jasa perekonomian, jasa kesehatan dan jasa pendidikan; (2) Menciptakan peluang kerja dalam bidang pelayanan jasa perekonomian, jasa kesehatan
dan jasa pendidikan; (3) Tanpa
mengabaikan pembangunan dibidang lain sebagai upaya menuju masyarakat yang berdaya dan mandiri. 5.
Masyarakat Religius Masyarakat religius adalah masyarakat yang menerapkan ketaqwaan kepada ketuhanannya dalam tata kehidupan sehari-hari sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Dalam masyarakat religius
dijamin
kebebasan
beribadah
sesuai
agama
dan
kepercayaannya, dan kecukupan ketersediaan tempat ibadah.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 49
Untuk mencapai visi tersebut ditempuh melalui 5 (lima) misi sebagai berikut: 1.
Misi Pertama: Meningkatkan sumber daya manusia aparatur yang berkualitas dan profesional dengan mengoptimalkan kemajuan teknologi sebagai dasar terciptanya pemerintahan daerah yang bersih serta tanggap
terhadap
pemenuhan
aspirasi
masyarakat,
mampu
meningkatkan dan mengelola potensi daerah dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelayanan kepada masyarakat didukung partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2.
Misi Kedua: Mengembangkan dan mengelola sarana perkotaan dan sarana
pelayanan
dasar
di
bidang
pendidikan,
kesehatan
dan
perdagangan yang lebih modern serta ramah lingkungan. 3.
Misi Ketiga: Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur perkotaan untuk mendukung pemerataaan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
4.
Misi Keempat: Mengembangkan potensi budaya dan kesenian daerah sebagai landasan pengembangan dan pembangunan pariwisata Kota Magelang.
5.
Misi Kelima: Memperkuat kehidupan beragama dan toleransi antar umat beragama melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan keagamaan dan peningkatan
sarana-prasarana
peribadatan
sebagai
landasan
terbangunnya masyarakat madani. B.
Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Strategi dan arah kebijakan pembangunan merupakan rumusan perencanaan komprehensif berdasarkan arah kebijakan tahunan dalam mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien, untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Kota Magelang Tahun 2016-2021 yang dilaksanakan melalui 5 (lima) misi dan agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Rumusan strategi berupa pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai. Penetapan strategi dilakukan untuk menjawab bagaimana tahap-tahap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan dengan batas waktu tertentu. Sebuah strategi dapat dilakukan
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 50
untuk menjawab lebih dari 1 (satu) sasaran pembangunan dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dan efisiensi pencapaian sasaran secara efektif, adapun strategi pembangunan jangka menengah Kota Magelang Tahun 2016–2021 adalah sebagai berikut: 1.
Peningkatan kualitas sistem manajemen kinerja pemerintahan yang profesional dan akuntabel sesuai norma standar pelayanan minimal dan standar operasional prosedur.
2.
Peningkatan kualitas pelayanan publik berbasis data dan informasi yang cepat, tepat dan akurat memenuhi SPM (Standar pelayanan Minimal) melalui aplikasi teknologi informasi.
3.
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
4.
Peningkatan kinerja pengelolaan barang milik daerah (BMD) yang didukung oleh aparatur professional.
5.
Peningkatan partisipasi masyarakat dan demokratisasi pembangunan berbasis teknologi informasi.
6.
Peningkatan akses sumber ilmu pengetahuan masyarakat dan kualitas layanan pendidikan anak usia dini (PAUD), dasar dan non formal.
7.
Peningkatan
kualitas
layanan
kesehatan
berkeadilan
dan
pemasyarakatan budaya perilaku hidup sehat. 8.
Peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri usaha mikro dan perdagangan dan sektor jasa kota lainnya.
9.
Pengembangan infrastruktur pendidikan, kesehatan dan perdagangan yang maju, inklusif dan berwawasan lingkungan
10. Pengendalian pemanfaatan ruang dan aktivitas pembangunan untuk pelestarian
kualitas
lingkungan
hidup
menuju
pembangunan
berkelanjutan dan antisipasi risiko bencana. 11. Pemenuhan rasio kebutuhan infrastruktur dasar dan penunjang secara merata dan berkeadilan. 12. Peningkatan investasi, daya saing produk/jasa, dan kontribusi sektor sektor-sektor ekonomi bagi perekonomian daerah. 13. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat dan penurunan kemiskinan secara berkeadilan.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 51
14. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kreativitas seni budaya daerah, kearifan lokal, dan inovasi destinasi pariwisata. 15. Internalisasi kesadaran religius pada aparatur dan masyarakat untuk bermitra menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama menuju lingkungan masyarakat Kota Magelang yang kondusif, tertib, aman, nyaman dan antisipatif terhadap konflik sosial. Arah
kebijakan
merupakan
instrumen
perencanaan
yang
memberikan panduan bagi pemerintah daerah agar lebih terarah dalam menentukan dan mencapai tujuan. Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara
bertahap.
Tahapan
dan
prioritas
yang
ditetapkan
harus
mencerminkan urgensi permasalahan dan isu strategis yang hendak diselesaikan dengan memperhatikan pengaturan waktu. Meski penekanan prioritas
pada
setiap
tahapan
berbeda-beda,
namun
memiliki
kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai sasaran tahapan lima tahunan dalam RPJMD tahun 2016-2021.
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah mengatur tentang semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban. Sementara pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah tersebut. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah. Dasar Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Magelang tahun 2016, tidak dapat dipisahkan dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Magelang Tahun 2016 dan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Magelang Tahun 2016. Oleh karena itu, penyusunan kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah tahun 2016 dalam laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) kepala daerah didasarkan pada RKPD Kota Magelang Tahun 2016 dan Perubahan RKPD Kota Magelang Tahun 2016.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 52
Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah, terbagi dalam kebijakan anggaran daerah, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah dan kebijakan pembiayaan daerah. Dalam LKPJ 2016, terdapat kebijakan anggaran tahun 2016 yang diarahkan untuk: a.
Melakukan sinkronisasi program kegiatan Pemerintah Kota Magelang Dengan Kebijakan Pusat dan Kebijakan Provinsi Jawa Tengah,
b. c.
Melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan pemerintahan daerah, berdasarkan urusan dan kewenangannya (diutamakan urusan wajib dan urusan pilihan), Tetap melaksanakan dan memperhatikan prioritas kegiatan-kegiatan yang mendukung program pro growth, pro poor, pro job dan pro environment. d.
Melanjutkan langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan menjaga tingkat defisit yang terkendali dari aspek pembiayaan daerah.
e.
Mengoptimalkan pengumpulan sumber-sumber pendapatan daerah, peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta peningkatan dan perbaikan manajemen keuangan daerah.
f.
Menyelenggarakan urusan pemerintahan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan dan kesehatan.
g.
Berupaya untuk terus meningkatkan jumlah besaran belanja modal dalam rangka meningkatkan produktifitas perekonomian, dimana diharapkan dengan besarnya belanja modal maka akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta peningkatan kesempatan kerja.
h.
Peningkatan kemampuan pembiayaan penyelenggaraan pelayanan dasar (terutama untuk kelompok rentan termarjinalkan) yang bersumber dari APBD maupun kemitraan. Tujuan dari kebijakan ini adalah meningkatkan pendapatan per kapita. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai prioritas ini antara lain: 1) Meningkatkan SDM Kota Magelang dengan pendidikan yang terjangkau oleh semua penduduk. 2) Meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 3) Meningkatkan keamanan pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk.
i.
Tetap mendukung prioritas nasional, provinsi dan melanjutkan prioritas kegiatankegiatan tahun 2015 yang belum dilaksanakan secara maksimal guna mendukung Program Penanggulangan Kemiskinan, Kota Layak Anak, Penguatan Implementasi Manajemen Persampahan, Penguatan Implementasi Masterplan Magelang Kota Sejuta Bunga, Penguatan Implementasi Rencana Aksi Daerah (RAD) Masyarakat Ekonomi Asean, Pengembangan E-Government: Menuju Smart City, dan Sustainable Development Goals.
Strategi-strategi diatas perlu ditindaklanjuti dalam politik anggaran, mulai dari perencanaan, implementasi dan pertanggungjawaban kebijakan fiskal. Hal ini kemudian diikat dalam tanggung jawab sosial antara pemerintah dan DPRD yang perlu dibahas dalam pembahasan dokumen yang lebih detail, termasuk hal yang sangat penting adalah soal realisasi penyerapan anggaran serta akuntabilitas anggaran melalui laporan–laporan pelaksanaan APBD.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 53
Di samping itu, sistem rewards and punishment perlu diterapkan bagi perangkat daerah yang memiliki kinerja baik ataupun buruk, sehingga diharapkan mereka akan lebih bersemangat dalam mencapai tujuan pembangunan serta bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang sudah masuk dalam agenda kegiatan di masing-masing perangkat daerah. A.
Pengelolaan Pendapatan Daerah 1.
Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Kebijakan pengelolaan pendapatan dilakukan dalam rangka menuju sustainable fiscal di daerah, serta untuk menjaga ketersediaan dana pembiayaan pembangunan didaerah. Kapasitas fiskal yang memadahi juga akan berpengaruh secara linear terhadap pengalokasian dana untuk membiayai prioritas anggaran di daerah. Adapun secara rinci kebijakan pendapatan yang ditempuh di tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut: a. Menyusun
kebijakan
memperhatikan
di
faktor
bidang yang
pendapatan
mempengaruhi
daerah
dengan
potensi
sumber
penerimaan daerah yaitu kondisi awal daerah, peningkatan cakupan atau ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan, perkembangan PDRB
perkapita
riil,
pertumbuhan
penduduk,
tingkat
inflasi,
penyesuaian tarif, pembangunan fasilitas baru, sumber pendapatan baru, dan perubahan peraturan dan perundang-undangan. b. Memberikan tax holiday bagi wajib pajak baru dan potensial dengan tetap memperhatikan aturan perpajakan. c.
Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi subjek dan objek pendapatan.
d. Mengupayakan Hasil (Yield) Pajak Daerah dan Retribusi Daerah seoptimal mungkin berdasarkan azas keadilan (Equity) dengan memperhatikan
efisiensi
ekonomi,
kemampuan
melaksanakan
(Ability to Implement) dan Kecocokan sebagai sumber Penerimaan Daerah (Suitability as Local Revenue Source). e. Penetapan Target pajak daerah dan retribusi daerah harus didasarkan
pada data potensi pajak daerah dan retribusi daerah
serta dengan memperhatikan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 20016 yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahun sebelumnya.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 54
f.
Melakukan penghimpunan data objek dan subyek pajak daerah dan retribusi daerah (perluasan tax based), penentuan besarnya pajak daerah dan retribusi daerah yang terhutang sampai dengan kegiatan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah kepada wajib pajak daerah dan retribusi daerah serta pengawasan penyetorannya.
g. Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah. h. Melaksanakan tertib administrasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah secara efektif dan efisien. i. Mendukung upaya-upaya peningkatkan kemandirian keuangan daerah di Kota Magelang antara lain dengan : 1) Meningkatkan Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Magelang. Secara bertahap kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD) secara proporsional akan terus ditingkatkan. 2) Mengoptimalkan perolehan PAD sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3) Melanjutkan sustainable fiscal untuk pembiayaan pembangunan daerah. j. Melakukan
program-program
untuk mendukung
intensifikasi dan
ekstensifikasi peningkatan PAD di Kota Magelang dengan cara: 1)
Mengadakan pendataan ulang terhadap berbagai obyek dan jenis-jenis pendapatan yang baru (Pajak dan Retribusi Daerah yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) baru di Kota Magelang).
2)
Penyesuaian besaran tarif dengan melakukan revisi terhadap berbagai Perda yang sudah tidak sesuai, baik terkait dengan kondisi saat ini maupun kebutuhan penyesuaiannya dengan peraturan perundangan yang berlaku.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 55
3)
Terus mengupayakan penggalian potensi Pajak dan Retribusi Daerah yang tidak akan memberatkan masyarakat Kota Magelang serta diusahakan bisa mendorong perkembangan investasi di Kota Magelang.
4)
Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pelayanan pajak daerah dan retribusi daerah.
5)
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pembayar Pajak dan Retribusi Daerah salah satunya dengan cara Peningkatan kompetensi aparatur pemungut pendapatan serta melakukan membina hubungan yang baik dengan Wajib Pajak.
6)
Melakukan
penyederhanaan
sistem
dan
prosedur
administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah serta managemen pengelolaan guna memberikan kemudahan akses Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD). 7)
Menegakkan hukum/law enforcement dalam
upaya membangun
ketaatan WPD dan WRD. 8)
Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur pemungut pajak, meningkatkan peran aktif perangkat daerah yang terkait dalam rangka penegakan hukum di bidang perpajakan.
9)
Melakukan
peningkatan
pengendalian
dan
pengawasan
atas
pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektivitas dan efisiensi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya yang terjangkau. 10)
Mendukung implementasi teknologi
informasi secara terpadu/
terintegrasi guna mengintensifkan dan mengoptimalkan hasil pajak dan retribusi daerah di Kota Magelang. k.
Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) didasarkan pada Peraturan Presiden mengenai rincian APBN tahun anggaran 2016 dan informasi resmi oleh Kementerian Keuangan dan apabila belum diterbitkan maka penganggaran DAU didasarkan pada alokasi DAU tahun anggaran 2015.
l. Mengoptimalkan
pengelolaan
DAU
yang
diperkirakan
meningkat
besarannya (sejalan dengan kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil) agar
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 56
lebih efektif dan efisien pemanfaatannya bagi pembangunan di Kota Magelang. m. Mengoptimalkan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diasumsikan
akan
tetap
besarannya
karena
bersifat
given
(pengeluaran/kegiatannya sudah ditentukan).Demikian juga dengan Dana
Bantuan
keuangan
dari
Propinsi
Jawa
Tengah
yang
diasumsikan tetap karena bersifat given juga. n. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta pemanfaatan pengelolaan aset daerah sebagai salah satu sumber potensial PAD yang dapat dikembangkan lebih lanjut. o. Mengupayakan Pendapatan
peningkatan
Daerah
Yang
pendapatan Sah,
dari
antara
Dana
lain
Lain-lain
dengan
cara
meningkatkan aktivitas perekonomian Kota Magelang, melalui penciptaan
iklim
usaha
yang
kondusif,
penyehatan
iklim
ketenagakerjaan, penegakan hukum dan peraturan perundangan, serta meningkatkan keamanan dan ketertiban mulai dari tingkat terkecil di lingkungan kelurahan dan kecamatan. p. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah, termasuk
di
dalamnya
optimalisasi
sistem
organisasi
dan
kelembagaan pendapatan daerah, memberikan reward secara proporsional terhadap kinerja aparatur daerah yang baik dan berprestasi dalam mengelola pendapatan daerah. 2.
Target dan Realisasi Pendapatan Berdasarkan data perbandingan target dan realisasi pendapatan daerah selama 2 (dua) tahun yaitu dari tahun 2015 dan tahun 2016, dalam Tabel 3.1 berikut ini, dapat di lihat bahwa penerimaan pendapatan tahun 2016 dari target sebesar Rp 823.177.275.000,00 realisasinya adalah sebesar Rp 840.042.489.976 atau 102,04% dari target yang telah ditetapkan. Kemudian apabila dibandingkan dengan target dan realisasi tahun 2015 terdapat pertumbuhan sebesar 0,40%. Tabel 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2015 dan 2016 Tahun
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Lebih/kurang (Rp)
%
2015
768.696.905.000
781.335.799.509
12.638.894.509
101,64
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 57
2016 Sumber
823.177.275.000
840.042.489.976
16.865.214.976
102,04
: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Magelang (belum diaudit)
Adapun rincian realisasi pendapatan daerah dapat terlihat dalam rincian berikut ini: a.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Grafik 3.1 menjelaskan bahwa pada tahun 2016 pencapaian penerimaan PAD adalah sebesar Rp 220.315.712.153,00 atau 111,57% dari target sebesar Rp 197.465.478.000,00.
Grafik 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Magelang Tahun Anggaran 2016
PAD 220,315,712,153 197,465,478,000
111.57%
Target Sumber
Realisasi
%
: Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Magelang (belum diaudit)
Kemudian untuk perbandingan realisasi PAD Kota Magelang selama 2 (dua) tahun antara tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada Grafik 3.2 berikut ini: Grafik 3.2 Realisasi PAD Kota Magelang Tahun 2015 dan 2016
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 58
220,315,712,153 186,677,410,081
18.01%
Realisasi 2015
Realisasi 2016
%
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Magelang (belum diaudit)
Realisasi PAD tahun 2016 Rp 220.315.712.153,00 atau naik 18,01% dari realisasi tahun 2015 sebesar Rp 186.677.410.081,00. Adapun perbandingan antara target dan realisasi dari rincian jenis PAD tahun 2016 dapat dilihat dalam Tabel 3.2 dan Grafik 3.3 berikut ini: Tabel 3.2 Perbandingan Target dan Realisasi Rincian PAD Kota Magelang Tahun Anggaran 2016 Uraian PENDAPATAN ASLI DAERAH
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Lebih/Kurang (Rp)
%
197.465.478.000,00
220.315.712.153,00
22.850.234.153,00
111,57
24.748.872.000,00
25.974.837.133,00
1.225.965.133,00
104,95
Retribusi Daerah
6.001.756.000,00
6.662.360.989,00
660.604.989,00
111,01
Hasil Pengelolaan Kekayaan
6.181.760.000,00
6.182.279.953,00
519.953,00
100,01
160.533.090.000,00
181.496.234.078,00
20.963.144.078,00
113,06
Pajak Daerah
Lain-lain PAD yang Sah
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Magelang (belum diaudit)
Grafik 3.3 Perbandingan Target dan Realisasi per Jenis PAD Kota Magelang Tahun Anggaran 2016
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 59
Pendapatan Asli Daerah berdasarkan rincian per jenis komponen dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pajak Daerah dari target sebesar Rp 24.748.872.000,00 terealisasi sebesar 104,95% atau sejumlah
Rp
25.974.837.133,00. Salah satu pencapaian kontribusi terbesar Pajak Daerah antara lain diperoleh dari Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) sebesar Rp 7.460.354.497,00 dari target di Tahun 2016 sejumlah Rp 7.009.000.000,00 atau 106,44 Kemudian disusul oleh Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) realisasinya sebesar Rp 5.553.879.993,00 atau 117,23% dari target sebesar Rp 4.737.426.000,00. BPHTB realisasinya adalah sebesar Rp 4.669.609.585. Selanjutnya adalah Pajak Hotel realisasinya adalah Rp 2.910.250.748,00 atau 110,84% dari target sebesar Rp 2.625.515.000,00, disusul Pajak Restoran sebesar Rp 2.418.552.101,00 atau 106,68% dari target yang ditetapkan sebesar Rp 2.267.200.000,00 2) Retribusi Daerah tercapai sebesar Rp 6.662.360.989,00 atau 111,01% dari target sebesar Rp 6.001.756.000. Kontribusi terbesar antara lain pada Retribusi Jasa Umum sebesar
Rp
3.291.254.175.000,00 atau 106,68% dari target sebesar
Rp
3.085.186.000,00 disusul Retribusi Jasa Usaha tercapai sebesar Rp 1.907.506.314,00 atau 107,27% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp 1.778.195.000,00 dan terakhir adalah Retribusi Perizinan tertentu
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 60
sebesar target sebesar
Rp 1.463.600.500,00 atau 128,57% dari Rp 1.138.375.000,00;
3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan realisasinya adalah sebesar Rp 6.182.279.953,00 atau 100,01% dari target sebesar Rp 6.181.760.000,00. Adapun kontribusi terbesar dari Bagian Laba BUMD dari sektor Perbankan sebesar
Rp 4.152.577.636,00,
yang terdiri dari: a)
Bagian Laba dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) sebesar Rp 2.461.237.186,00.
b)
Bagian Laba dari PD BPR Bank Magelang sebesar 1.642.152.600,00.
Rp
c)
Bagian Laba BKK Kota Magelang sebesar 49.187.850,00.
Rp
kemudian dari Bagian Laba dari Penyertaan modal pada perusahaan milik daerah (BUMD) sebesar Rp 2.029.185.650,00 terdiri dari : a) Bagian Laba dari PDAM sebesar Rp 741.590.000,00. b) Bagian Laba Perusahaan Daerah Obyek Wisata (PDOW) Taman Kyai Langgeng sebesar Rp 1.262.731.250,00. c)
Bagian Laba PD.Perbengkelan sebesar Rp 24.864.400,00.
dan Bagian Laba atas Penyertaan Modal/Investasi kepada Pihak Ketiga (dana bergulir) sebesar Rp 516.667,00 terdiri dari: a) Pengusaha kecil dan menengah sebesar Rp 516.667,00. 4) Lain-lain PAD yang sah tercapai sebesar Rp 181.496.234.078,00 atau 113,06% dari target yang ditetapkan sebesar
Rp
160.533.090.000,00. Salah satu pencapaian kontribusi terbesar antara lain diperoleh dari Pendapatan Badan Layanan Umum (BLUD) sebesar Rp 165.158.271.260,00 kemudian dari Penerimaan Jasa Giro sebesar Rp 7.565.252.536,00 disusul Penerimaan Bunga Deposito sejumlah Rp 2.535.445.219,00,
dan
penerimaan
lain-lain
sebesar
Rp
2.463.023.459,00. b.
Dana Perimbangan Absorbsi dana perimbangan secara keseluruhan terealisasi sebesar 102,07% atau sebesar Rp 567.636.707.545,00 dari target sebanyak Rp 556.101.119.000,00. Terdiri dari: 1) Bagi hasil pajak/bukan pajak dari target Rp 29.017.550.000,00, realisasinya adalah sebesar Rp 30.333.059.082 atau 104,53%.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 61
2) Dana Alokasi Umum dari target Rp 415.469.412.000,00, realisasinya adalah sebesar Rp 447.909.575.000 atau 107,81%. 3) Dana Alokasi Khusus dari target Rp 111.614.157.000,00, realisasinya adalah sebesar Rp 89.394.073.463 atau 80,09%. Tidak tercapainya target DAK karena Terdapat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 187/PMK.07/2016 pasal 73 bahwa penyerapan DAK dilakukan secara triwulanan dan setiap laporan triwulanan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. DAK bidang kesehatan tidak dapat terserap optimal dikarenakan aturan waktu penyaluran/birokrasi yang lebih panjang dari Kementerian Keuangan sehingga sulit dilakukan pencairannya. Sedangkan DAK bidang pendidikan, transportasi, kedaulatan pangan dan infrastruktur perumahan, air minum dan sanitasi hanya dapat ditransfer sampai dengan Triwulan III baru masuk pada Kas Daerah di tanggal 28 Desember 2016. Secara rinci perbandingan target dan realisasi Dana Perimbangan Kota Magelang pada Tahun Anggaran 2016 tersaji pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Perbandingan Target dan Realisasi Dana Perimbangan Kota Magelang Tahun Anggaran 2016 Jumlah (Rp)
Bertambah/ (Berkurang)
Uraian Target
Realisasi
(Rp)
%
DANA PERIMBANGAN
556.101.119.000,00
567.636.707.545,00
11.535.588.545,00
102,07
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
29.017.550.000,00
30.333.059.082,00
1.315.509.082,00
104,53
Dana Alokasi Umum
415.469.412.000,00
447.909.575.000,00
32.440.163.000,00
107,81
Dana Alokasi Khusus
111.614.157.000,00
89.394.073.463,00
(22.220.083.537,00 )
80.09
Sumber :
c.
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Magelang (belum diaudit)
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Lain-lain pendapatan daerah yang sah di tahun 2016 dari target yang ditetapkan sebesar Rp 69.610.678.000 terealisasi sebesar Rp 52.090.070.278 atau sebesar 74,83%. Tidak tercapainya target dari Lain-Lain Pendapatan yang Sah ini salah satunya dikarenakan tidak tercapainya Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi yang realisasinya sebesar Rp 37.179.177.579,00 atau 67,08% dari target yang ditetapkan pada akhir Tahun 2016 yaitu sebesar Rp 55.424.183.000,00. Begitu pula dengan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya yang ditargetkan sebesar Rp 14.186.495.000,00 terealiasasi sebesar Rp 14.146.495.000,00 atau 99,72%. Perbandingan target dan realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Kota Magelang pada Tahun Anggaran 2016 secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4 Perbandingan Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Kota Magelang Tahun Anggaran 2016
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 62
Uraian
Jumlah (Rp) Target
Realisasi
(Rp)
%
LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
69.610.678.000,00
52.090.070.278,00
(17.520.607.722,00)
74,83
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
55.424.183.000,00
37.179.177.579,00
(18.245.005.421,00)
67,08
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
14.186.495.000,00
14.146.495.000,00
(40.000.000,00)
99,72
0,00
764.397.699,00
764.397.699,00
0,00
Pendapatan Lainnya
Sumber
3.
Bertambah/ (Berkurang)
:
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Magelang (belum diaudit)
Permasalahan dan Solusi Permasalahan utama pendapatan daerah Kota Magelang tahun 2016 adalah: a.
Belum sepenuhnya penentuan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) didasarkan pada studi potensi, khususnya studi potensi untuk Retribusi Daerah;
b.
Belum terdapat petugas penyidik khusus pajak dan auditor pajak untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan bisnis wajib pajak;
c.
Belum optimalnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Untuk mengatasi hal tersebut beberapa upaya sudah dan akan ditempuh oleh Pemerintah Kota Magelang di tahun 2016 antara lain: a. Pengiriman beberapa pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) audit pajak; b.
Melakukan studi potensi PAD dari sektor Retribusi Daerah;
c.
Terus ditingkatkan performance financial dari BUMD yang terdapat di Kota Magelang sesuai dengan core bussines masing-masing. Prinsip profit oriented harus terus dipegang sebagai tujuan (goal) di akhir periode keuangan. Kemudian bagi BUMD yang mempunyai fungsi sosial seperti PDAM, harus tetap juga memperhatikan prinsip profit oriented dalam menjalankan usahanya.
4.
Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah Derajat desentralisasi fiskal daerah diukur berdasarkan kemampuan fiskal kemandirian daerah dalam rangka membiayai pembangunan yang
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 63
bersumber dari pembiayaan sendiri. Untuk mengukur derajat kemandirian daerah (derajat desentralisasi fiskal) dengan menggunakan formula yaitu: Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah
PAD TPD TPD
= = =
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Total Peneriman Daerah (TPD)
=
=
Rp 220.315.949.153 Rp 840.042.489.976
=
26,22%
X 100%
X 100%
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Total Penerimaan Daerah PAD+BHPBP+DAU+DAK
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka tingkat kemandirian fiskal Kota Magelang Tahun 2016 sebesar 26,22% termasuk kategori tinggi dan jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 23,89%, tingkat kemandirian fiskal daerah meningkat sebesar 2,33%. B.
Pengelolaan Belanja Daerah 1.
Kebijakan Umum Belanja Daerah Kebijakan umum Belanja Daerah diarahkan kepada alokasi belanja yang berlandaskan azas kewajaran dan kepatutan serta memperhatikan prioritas pembangunan daerah di tahun 2016 dengan mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Adapun kebijakan umum belanja daerah adalah sebagai berikut: a. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dianggarkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. serta setelah memprioritaskan pemenuhan Belanja Urusan Wajib dan urusan pilihan terlebih dahulu. b. Belanja tidak terduga diasumsikan tetap. atau minimal sebesar realisasi tahun sebelumnya. c. Belanja Langsung akan selalu disesuaikan dengan ketersediaan anggaran setiap tahun. d. Belanja diutamakan untuk memenuhi/mendukung program pelayanan dasar kepada masyarakat, khususnya bidang pendidikan, kesehatan, pangan, dan fasilitas umum pemukiman; e. Menguatkan
program–program
penanggulangan
kemiskinan
serta
pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan; f.
Melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang strategis dan mempunyai manfaat luas bagi masyarakat
g. Dalam upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik, belanja daerah diharapkan
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 64
dapat lebih diarahkan dalam mendukung peningkatan nilai tambah sektorsektor ekonomi yang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut meningkatkan perluasan lapangan kerja guna menurunkan angka kemiskinan. Beberapa sektor tersebut adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan (pendukung sektor jasa), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa dan sektor konstruksi. h. Mengupayakan penghematan, efisiensi, efektivitas anggaran belanja daerah secara proporsional akan dilakukan melalui: 1) Memprioritaskan alokasi belanja daerah pada program dan kegiatanyang memiliki dampak kuat terhadap pencapaian visi dan misi dalam RPJMD Kota magelang dan berdampak luas terhadap kepentingan masyarakat. yaitu
program
kegiatan
yang
terkait
dengan
Penanggulangan
Kemiskinan, Kota Layak Anak, Penguatan Implementasi Manajemen Persampahan, Penguatan Implementasi Masterplan Magelang Kota Sejuta Bunga, Penguatan Implementasi RAD Masyarakat Ekonomi Asean, Pengembangan E-Government secara Komprehensif dan Integral: Menuju Smart City, dan Sustainable Development Goals. 2) Mengefektifkan mekanisme Musrenbang guna menghasilkan rencana program dan kegiatan yang mampu memecahkan berbagai permasalahan dan isu terkini pelayanan masyarakat. dengan pengalokasian kegiatan yang diampu kelurahan, kecamatan dan perangkat daerah sesuai dengan batasan kriteria. 2.
Target dan Realisasi Belanja Realisasi anggaran belanja daerah tahun anggaran 2016 dapat terlihat dalam target dan realisasi belanja daerah sebagaimana Tabel 3.5 di bawah ini: Tabel 3.5 Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Magelang Tahun Anggaran 2016 Jumlah (Rp)
Bertambah/(Berkurang)
Uraian Target BELANJA
Realisasi
(Rp)
%
1.017.467.369.000
871.865.630.603
(145.601.738.397)
85,69
BELANJA TIDAK LANGSUNG
432.348.738.000
350.207.766.658
(82.140.971.342)
81,00
Belanja Pegawai
376.822.627.000
344.173.396.158
(32.649.230.842)
91,34
Belanja Hibah
3.598.396.000
1.486.806.000
(2.111.590.000)
41,32
Belanja Bantuan Sosial
3.791.514.000
3.198.764.000
(592.750.000)
84,37
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 65
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
641.830.000
641.828.500
(1.500)
99,99
47.494.371.000
706.972.000
(46.787.399.000)
1,49
585.118.631.000
521.657.863.945
(63.460.767.055)
89,15
44.510.249.000
40.785.045.910
(3.725.203.090)
91,63
Belanja Barang dan jasa
294.099.708.000
258.948.360.119
(35.151.347.881)
88,05
Belanja Modal
246.508.674.000
221.924.457.916
(24.584.216.084)
90,03
Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Magelang (belum diaudit)
Untuk realisasi anggaran belanja daerah tahun anggaran 2016 sebesar Rp 871.865.630.603 atau 85,69% dari target belanja daerah yang telah ditetapkan sebesar Rp 1.017.467.369.000,00. Apabila dilihat dari penyerapan anggaran sudah di atas 76% maka penyerapan belanja daerah ini masuk dalam kategori baik. Adapun penjelasan perincian belanja daerah tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut: a.
Belanja Tidak Langsung
Penyerapan belanja tidak langsung pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp 350.207.766.658,00 atau 81,00% dari rencana anggaran belanja tidak langsung sebesar Rp 432.348.738.000,00. Dengan perincian sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai realisasi penyerapannya mencapai 91,34% atau sebesar Rp 344.173.396.158,00 dari target yang ditetapkan sebesar Rp 376.822.627.000,00. 2)
Belanja Hibah realisasi penyerapannya mencapai 41,32% atau sebesar Rp 1.486.806.000,00 dari target yang ditetapkan sebesar Rp 3.598.396.000,00.
3)
Belanja Bantuan Sosial realisasi penyerapannya mencapai 84,37% atau sebesar Rp 3.198.764.000,00 dari target yang ditetapkan sebesar Rp 3.791.514.000,00.
4)
Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa realisasi penyerapannya mencapai 99,99% atau sebesar Rp 641.828.500,00 dari target yang ditetapkan sebesar Rp 641.830.000,00.
5)
Belanja Tidak terduga realisasi penyerapannya mencapai 1,49% atau sebesar Rp 706.972.000,00 dari target yang ditetapkan sebesar Rp 47.494.371.000,00.
b.
Belanja Langsung
Penyerapan belanja langsung pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp 521.657.863.945 atau 89,15% dari rencana anggaran belanja langsung yang telah ditetapkan dalam perubahan APBD tahun 2016 sebesar Rp LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 66
585.118.631.000,00. Penyerapan yang tinggi pada belanja langsung ini menunjukkan indikator bahwa penyerapan belanja untuk publik lebih besar daripada belanja aparatur. Adapun perincian belanja langsung di tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1) Belanja pegawai realisasinya adalah sebesar 91,63% atau sebesar Rp 40.785.045.910,00
dari
target
yang
ditetapkan
sebesar
Rp
44.510.249.000,00. 2)
Belanja barang dan jasa realisasinya adalah sebesar 88,05% atau sebesar Rp 258.948.360.119,00 dari target yang ditetapkan sebesar Rp 294.099.708.000,00.
3)
Belanja modal realisasinya adalah sebesar 90,03% atau sebesar Rp 221.924.457.916,00 dari target yang ditetapkan sebesar
Rp
246.508.674.000,00. 3.
Permasalahan dan Solusi Secara umum permasalahan utama Belanja Daerah Kota Magelang adalah sebagai berikut : a.
Deviasi belanja daerah terhadap kapasitas fiskal yang terbatas.
b.
Terlambatnya data pagu indikatif dana transfer dari pemerintah pusat untuk digunakan dalam penyusunan Anggaran, sehingga pengalokasian dana untuk belanja daerah menjadi tidak optimal.
c.
Belum dilakukan secara optimal perhitungan kontribusi penyerapan belanja daerah terhadap pencapaian indikator sasaran.
Solusi yang ditempuh dalam upaya penyelesaian permasalahan tersebut antara lain: a.
Penentuan skala prioritas pembangunan daerah dalam pengalokasian anggaran belanja daerah;
b.
Penyerapan anggaran untuk lebih dioptimalkan agar SILPA tidak terlalu besar pada saat perhitungan anggaran;
c.
Mengoptimalkan fungsi rapat koordinasi pengendalian operasional kegiatan (Rakor-POK) selain melihat penyerapan anggaran dan fisik sekaligus melihat pencapaian indikator sasaran (outcome).
C.
Pengelolaan Pembiayaan Daerah 1.
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pencairan sisa lebih perhitungan tahun yang lalu, dari pinjaman, dan dari hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain dapat digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah. Kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah di Kota Magelang untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut: a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 67
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah di Kota Magelang yaitu: 1) Peningkatkan realisasi SiLPA dari tahun ke tahun yang diakibatkan
karena
terjadinya
efisiensi,
efektivitas
dalam
pengelolaan belanja daerah. 2) Peningkatan realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) karena terdapat pelampauan pendapatan daerah dari target pendapatan yang sudah ditetapkan. b. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah di Kota Magelang selama tahun 2016 diarahkan untuk: meningkatkan performance dan kinerja Perusahaan Umum Milik Daerah (BUMD) yang bergerak pada sektor pelayanan kebutuhan dasar masyarakat dalam bentuk penyertaan modal daerah. Penyertaan modal kepada BUMD (Perusda) dilakukan secara bertahap. Penyertaan modal diberikan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan diatur dalam Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal. Adapun target Penerimaan Pembiayaan Daerah adalah sebesar Rp 201.377.094.000,00 dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 201.248.404.030,00 atau 99,93% terdiri dari: 1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran Sebelumnya realisasinya sebesar Rp 201.227.094.865,00 atau 100,00% dari target sebesar Rp 201.227.094.000,00 dengan perincian: a)
Sisa dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp 3.151.221.703,00;
b)
Sisa DAK sebesar Rp 16.857.411.769,00;
c)
Sisa BLUD RSU Tidar sebesar Rp 38.117.567.310,00;
d)
Sisa BLUD Puskesmas sebesar Rp 4.667.601.264,00;
e)
Sisa
Sertifikasi
dan
tambahan
penghasilan
sebesar
Rp 36.409.439.205,00; f)
Sisa dari Pembangunan Pasar Rejowinangun sebesar Rp 4.991.030.000,00;
g)
Bagi
Hasil
Pajak
Rokok
tahun
2015
sebesar
Rp 19.716.815.387,00; h)
SiLPA murni sebesar Rp 77.316.008.227,00;
2) Penerimaan dana bergulir realisasi sebesar Rp 21.309.165,00 atau
14,20%
dari
target
yang
ditetapkan,
yaitu
sebesar
Rp 150.000.000,00 yang terdiri dari: a)
Koperasi sebesar Rp 10.387.500,00
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 68
b)
LPT-INDAG sebesar Rp 10.921.665,00
Untuk pengeluaran pembiayaan tahun anggaran 2016 terealisasi sebesar Rp 7.087.000.000,00 atau sama dengan target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp 7.087.000.000,00 atau 100%. Adapun pengeluaran pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) sebesar Rp 1.245.000.000,00. 2) PD Percetakan Vita Grafika sebesar Rp 900.000.000,00. 3) PD BPR Bank Magelang sebesar Rp 3.000.000.000,00. 4) PD Obyek Wisata Kyai Langgeng sebesar Rp 1.942.000.000,00. Berdasarkan data sebagaimana tersebut di atas, dapat diketahui pembiayaan netto yang berasal dari selisih perhitungan antara realisasi penerimaan pembiayaan daerah dengan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp 194.161.404.030, sedangkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran adalah sebesar Rp 162.338.263.403,00. 2.
Target dan Realisasi Pembiayaan Adapun realisasi untuk pembiayaan daerah pada tahun 2016 dapat dilihat dalam Tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.6 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2016 Jumlah (Rp)
Bertambah/ (Berkurang)
Uraian Target
Realisasi
Rp
%
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
201.377.094.000
201.248.404.030
(128.689.970,00)
99,93
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA)
201.227.094.000
201.227.094.865
865,00
100.00
Pencairan Dana Cadangan
0
0
0
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
0
0
0
Pinjaman Dalam Negeri
0
0
0
0,00
150.000.000
21.309.165
(128.690.835)
14,20
Penerimaan Piutang Daerah
0
0
0
0,00
Penerimaan Hasil penarikan
0
0
0
0,00
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH
7.087.000.000
7.087.000.000
0
Penerimaan Dana Bergulir
Pembentukan Dana Cadangan
0,00
100,00
0
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
7.087.000.000
7.087.000.000
0
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
0
0
0
0
(210.803.641.483)
(210.803.641.483)
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Tahun berkenaan
0,00
100,00
(
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 69
Pembiayaan Netto
194.290.094.000
194.161.404.030
(128.689.970)
0
162.338.263.403
162.338.263.403
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)
0
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Magelang (belum diaudit)
3.
Permasalahan dan Solusi Sampai dengan saat ini permasalahan utama berkaitan dengan pembiayaan daerah adalah masih terdapat kurang optimalnya kontribusi dari penyertaan modal yang di serahkan kepada entitas bisnis. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan dalam pembiayaan daerah adalah setiap entitas bisnis yang mendapatkan penyertaan modal harus melakukan kegiatan yang mendatangkan profit oriented dengan tetap memperhatikan core bussines-nya. BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 poin 11 yang berbunyi “Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah Provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi”. Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat diselenggarakan sendiri oleh Pemerintah Pusat, dengan cara melimpahkan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat atau Instansi Vertikal yang ada di Daerah berdasarkan asas dekonsentrasi dan dengan cara menugasi Daerah berdasarkan asas tugas pembantuan. Penugasan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah berdasarkan Tugas Pembantuan dengan peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian. Peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah
non
kementerian
sebagaimana
dimaksud
ditetapkan
setelah
berkoordinasi dengan menteri.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 70
Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah provinsi diselenggarakan sendiri oleh Daerah Provinsi, dengan cara menugasi Daerah kabupaten/kota berdasarkan asas tugas pembantuan dan dengan cara menugasi Desa yang ditetapkan dengan peraturan gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sedangkan Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota diselengarakan sendiri
oleh
Daerah
kabupaten/kota
atau
dapat
ditugaskan
sebagian
pelaksanaannya kepaa Desa. Penugasan oleh Daerah kabupaten/kota kepada Desa ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
A.
Tugas Pembantuan yang Diterima Pada tahun 2016 Kota Magelang mendapat tugas pembantuan yang berasal dari pemerintahan pusat dengan nilai sebesar Rp 415.871.000,00 (Empat Ratus Lima Belas Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Satu Ribu). Adapun pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas pembantuan yang diterima oleh Pemerintah Kota Magelang dapat dilaporkan sebagaimana penjelasan di bawah ini. Tugas pembantuan tersebut dilaksanakan langsung oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan 1 (satu) program dan 1 (satu) kegiatan.
B.
Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dalam Rangka Tugas Pembantuan Untuk mengetahui lebih jelas kinerja tugas pembantuan dapat dilaporkan sebagai berikut: 1.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil a. Dasar Hukum 1) Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor SP DIPA-010.08.4.035518/2016 tanggal 7 Desember 2015;
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 71
2) Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor SP DIPA-010.08.4.035518/2016 tanggal 7 Desember 2015 tentang Revisi ke: 01 tanggal 25 Juli 2016; 3) Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor SP DIPA-010.08.4.035518/2016 tanggal 7 Desember 2015 tentang Revisi ke: 02 tanggal 11 Agustus 2016; 4) Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor SP DIPA-010.08.4.035518/2016 tanggal 7 Desember 2015 tentang Revisi ke: 03 tanggal 27 Oktober 2016. b. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil. c. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang. d. Program dan Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya Tugas Pembantuan APBN Tahun 2016 yang berasal dari Kementerian Dalam Negeri Rp 415.871.000,00 (empat ratus lima belas juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah) terdiri dari 1 (satu) program, yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang terdiri dari 1 (satu) kegiatan yaitu: 1)
Kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) Terpadu a) Masukan (input) Alokasi dana sebesar Rp 415.871.000,00 (empat ratus lima belas juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah) dengan realisasi sebesar Rp 216.895.150,00 atau 52,15%. b) Keluaran (output) Laporan
Penyelenggaraan
Administrasi
Kependudukan
(Adminduk) dengan target 1 laporan, terealisasi 1 laporan dengan nilai capaian kinerja 100%. Adapun yang tidak terealisasi adalah monitoring dan evaluasi ke kecamatan karena perjalanan tersebut dibawah 8 jam sehingga
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 72
monitoring dan evaluasi ke kecamatan sesuai ketentuan tidak dapat diberi uang transport. c) Hasil (outcome) Meningkatnya kualitas database kependudukan nasional sebagai
dasar
pelayanan
penerbitan
publik
dan
dokumen
pembangunan
kependudukan nasional
serta
mendukung penyelenggaraan pemilu/pemilukada dengan target 100% terealisasi 100% dengan nilai capaian kinerja 100%. e. Sumber dan Jumlah Anggaran Sumber
Anggaran
Tugas
Pembantuan
APBN
Tahun
Anggaran 2016 untuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang berasal dari Kementerian Dalam Negeri Tahun Anggaran
2016
sebesar
Rp
1.055.185.000,00.
Dalam
perkembangannya mendapat revisi 3 (tiga) kali yaitu pada tanggal 25 Juli 2016, 11 Agustus 2016 dan 27 Oktober 2016 dikarenakan adanya penggantian pejabat perbendaharaan dan adanya surat dari Direktur
Jenderal
Kementerian
902/5966/DUKCAPIL.SES
tanggal
Dalam 17
Negeri
Nomor
2016
perihal
Juni
Penghematan Anggaran Tugas Pembantuan (TP) pada APBN TA 2016 dan surat dari Direktur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Nomor 910/9311/DUKCAPIL.SES tanggal 5 September 2016 Juni 2016 perihal Penghematan Anggaran DK/TP pada APBN TA 2016 yang
memerintahkan
kepada
seluruh
kota/kabupaten
untuk
melakukan penghematan/pemotongan melalui self blocking masingmasing
RKAKL
Tugas
Pembantuan
APBN
TA
2016
Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang harus direvisi dan pagu anggaran menjadi Rp 415.871.000,00, dengan rincian self blocking adalah:
f.
Total self blocking
: Rp 639.314.000,00
- self blocking I
: Rp 66.203.000,00
- self blocking II
: Rp 573.111.000,00
Permasalahan dan Solusi
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 73
Permasalahan: Permasalahan
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
Tugas
Pembantuan APBN Tahun 2016 dari Kementerian Dalam Negeri adalah penyerapan dana tidak maksimal yang disebabkan oleh: 1)
Pelaksanaan kegiatan yang seharusnya 12 bulan hanya dapat terealisasi 11 bulan dikarenakan DIPA Petikan diserahkan kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang pada akhir Bulan Januari Tahun 2016;
2)
Perjalanan Dinas Dalam Kota tidak dapat dilaksanakan karena pelaksanaannya di bawah 8 jam;
3)
Honorarium pejabat pengadaan barang dan jasa serta belanja untuk
persediaan
barang
konsumsinya
tidak
dapat
direalisasikan karena ketersediaan blangko dan formulir-formulir kependudukan dan pencatatan sipil masih cukup banyak. Solusi: 1)
Koordinasi dengan instansi terkait (Kementerian Dalam Negeri, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jateng, dan KPPN);
2)
Mengoptimalkan SDM dan sarana prasarana yang ada. BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
Penyelenggaraan
tugas
umum
pemerintahan
di
Kota
Magelang
merupakan salah satu substansi penting dan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 adalah wajib diinformasikan sebagai bagian keterangan pertanggungjawaban Walikota Magelang kepada DPRD Kota Magelang. Pengertian tugas umum pemerintahan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 adalah tugas kepala daerah provinsi dan kabupaten/kota selain pelaksanaan asas desentralisasi dan tugas pembantuan. Mengacu pada cakupan penyelenggaraan tugas umum sebagaimana diatur dalam Pasal 6, 18 dan 22, maka penyelenggaraan tugas umum yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Magelang, antara lain meliputi: kerja sama antardaerah, kerja LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 74
sama daerah dengan pihak ketiga, koordinasi dengan instansi vertikal di daerah, kerja sama pembinaan batas wilayah, pencegahan dan penanggulangan bencana, pengelolaan
kawasan
khusus,
serta
penyelenggaraan
ketenteraman
dan
dilaksanakan
oleh
ketertiban umum. Pelaksanan
tugas
umum
pemerintahan
yang
Pemerintah Kota Magelang pada tahun 2016 dapat dijabarkan sebagai berikut: A.
Kerja Sama Antardaerah Kerja sama antardaerah dapat menjadi salah satu pilihan alternatif dalam
mengembangkan
daerah
sehingga
pemerintah
daerah
dapat
melakukan akselerasi pembangunan yang didasarkan pada pertimbangan efesiensi dan efektifitas, sinergi dan saling menguntungkan, terutama dalam bidang-bidang yang menyangkut kepentingan lintas wilayah, kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Kerja sama antardaerah diharapkan dapat menjadi jembatan yang meminimalisasi potensi konflik kepentingan antardaerah menjadi sebuah potensi pembangunan yang saling menguntungkan, mengoptimalkan potensi sumber daya daerah, meningkatkan pertukaran teknologi dan pengetahuan sehingga dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam pelaksanaan pelayanan umum. 1. Kebijakan dan Kegiatan Upaya pelaksanaan kerja sama antardaerah bertujuan untuk mewujudkan kepentingan bersama dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Di samping itu, kerja sama antardaerah dimaksudkan untuk meningkatkan kebersamaan dalam memecahkan permasalahan lintas wilayah administratif, meningkatkan pelayanan dan kesejahterahan masyarakat di daerah, dan pemberdayaan sumber daya dan potensi daerah dalam berbagai bidang untuk meningkatkan pengembangan ekonomi di daerah masing-masing serta mensinkronkan program pembangunan. Upaya Pemerintah Kota Magelang dalam melaksanakan kerja sama antardaerah adalah dengan meningkatkan koordinasi dan kerja sama antardaerah yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 75
Kegiatan kerja sama daerah yang masih berlangsung sampai dengan 2016 adalah: a. Kerja sama bidang transmigrasi; b. Kerja sama bidang penanaman modal. 2. Realisasi dan Pelaksanaan Kegiatan Berikut uraian kerja sama antardaerah yang dilaksanakan Pemerintah Kota Magelang dengan daerah lain pada tahun 2016 dan yang masih berjalan sampai dengan tahun 2016: a.
Kerja sama bidang transmigrasi
No. 1.
Nomor dan Tanggal Perjanjian 04 Tahun 2016 tertanggal 26 Mei 2016
2.
05.1 Tahun 2014 03-A/Sosnakertrans/ 2014 tanggal 25 Juni 2014
3.
04.2 Tahun 2013 475.1/214.1/SNTD/2013 tertanggal 30 April 2013
4.
07 Tahun 2012 595/390.A/SKTK-D/ 2012 tanggal 18 April 2012
5.
07 Tahun 2011 870/777/IV/Dinsosnakertr ans-2011 tanggal 13 April 2011
Daerah yang Diajak Kerja sama
Materi Kerja sama
Jangka Waktu
Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat
Program Transmigrasi di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Sukangma, Kabupaten Kayong Utara
5 tahun
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat
Program Transmigrasi di lokasi Desa Sungai Bulan, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya
5 tahun
Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat
Program Transmigrasi di Desa Simatamata, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara
5 tahun
Pemerintah Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Program Transmigrasi di Desa Sungai Pelang, Kecamatan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang
5 tahun
Pemerintah Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah
Program Transmigrasi di Kabupaten Lamandau
5 tahun
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 76
b.
Kerja sama bidang penanaman modal
No. 1.
Nomor dan Tanggal Perjanjian 570/863/BPMPPT/2016 570/846/450/2016 tanggal 8 Oktober 2016
2.
570/01/K.PM/XI/2016 570/1001/450/2016 tanggal 24 November 2016
3.
120.13/916/2016 570/1064/450/2016 tanggal 21 Desember 2016
4.
570/603/450/2015 570/1128/ 2015 tanggal 2 Oktober 2015
5.
570/290/450/2014 503/01-BPMPPT/XI/ 2014 tanggal 17 November 2014
6.
570/289/450/2014 570/438/BPMPT tanggal 17 November 2014
B.
Daerah yang Diajak Kerja sama
Materi Kerja sama
Pemerintah Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Fasilitasi kerja sama bidang penanaman modal
Pemerintah Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah
Kerja sama bidang penanaman modal
1 tahun
Pemerintah Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah
Kerja sama bidang penanaman modal
1 tahun
Pemerintah Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah
Kerja sama bidang penanaman modal
5 tahun
Pemerintah Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat
Kerja sama bidang penanaman modal
5 tahun
Pemerintah Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah
Kerja sama bidang penanaman modal
5 tahun
Jangka Waktu
Kerja sama Daerah dengan Pihak Ketiga Kota Magelang dapat dikatakan hampir tidak mempunyai sumber daya alam yang dapat dieksploitasi. Oleh karena itu, dalam era otonomi daerah seperti sekarang ini Kota Magelang berupaya untuk memposisikan diri
sebagai
kota
stakeholders.
Kerja
jasa
yang
sama
mampu
dengan
memenuhi
pihak
ketiga
kebutuhan
semua
dilaksanakan
untuk
mengoptimalisasi penyelenggaraan pembangunan daerah dan pengelolaan potensi daerah yang ada sehingga dapat memenuhi penyediaan pelayanan publik dan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi langsung oleh Pemerintah Daerah. 1. Kebijakan dan Kegiatan Kebijakan yang diambil Pemerintah Kota Magelang dalam pelaksanaan kerja sama dengan pihak ketiga adalah:
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 77
a.
Meningkatkan
dukungan
pihak
ketiga
guna
mengoptimalkan
kapasitas pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan potensi daerah; b.
Meningkatkan pelayanan publik;
c.
Meningkatkan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. Kerja sama daerah dengan pihak ketiga yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Magelang pada tahun 2016 dan yang masih berjalan pada tahun 2016, yaitu: a.
Kerja sama bidang pendidikan;
b.
Kerja sama bidang kesehatan;
c.
Kerja sama bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
d.
Kerja
sama
bidang
otonomi
daerah,
pemerintahan
umum,
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; e.
Kerja sama bidang perdagangan;
2. Realisasi dan Pelaksanaan Kegiatan Realisasi pelaksanaan kerja sama Pemerintah Kota Magelang dengan pihak ketiga yang masih berlaku/berlangsung sampai dengan 2016 adalah sebagai berikut: a. Kerja sama bidang pendidikan Perjanjian kerja sama/kesepakatan dalam bidang pendidikan, yaitu: No. 1.
Nomor dan Tanggal Perjanjian 3 Tahun 2015 tanggal 16 Februari 2015
2.
08/PKS.P/RSUDT/II/2015 053/AKPER/NWU/II/2015 tanggal 28 Februari 2015
3.
7/PKS.PI/RSUDT/IV/2015 1035/UN7.3.4/KS/2015 tanggal 1 April 2015
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
Materi Kerja sama
Kepolisian Resor Magelang Kota
Pembinaan pendidikan lalulintas pada siswa SD, SMP SMA dan SMK
1 tahun
Akademi Keperawatan (AKPER) Ngudi Waluyo Ungaran
Praktik keperawatan mahasiswa AKPER Ngudi Waluyo Ungaran
22 bulan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang
Peningkatan dan pengembangan mutu pelayanan kesehatan serta peningkatan pengalaman dan keterampilan peserta Program Pendidikan Dokter dan Dokter Spesialis
2 tahun
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 78
I FK UNDIP Semarang 4.
13/PKS.B/RSUDT/V/2015 149/CM/V/2015
SMK Citra Medika Magelang
Praktik kerja lapangan siswa Program Studi Farmasi SMK Citra Medika Magelang
2 tahun
tanggal 31 Mei 2015
5.
421.26/482.P/SMK.3/2015
Daffam Hotel Malioboro Yogyakarta
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
2 tahun
6.
421.25/482.P/SMK.3/2015
Jambuluwuk Malioboro Boutique Hotel Yogyakarta
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
2 tahun
7
421.24/482.P/SMK.3/2015
Hotel Plataran Borobudur Magelang
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
2 tahun
8.
421.23/482.P/SMK.3/2015
Nueve Hotel Yogyakarta
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
2 tahun
9.
421.22/482.P/SMK.3/2015
Ros In Hotel Yogyakarta
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
3 tahun
PT Royal Fashion
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
2 tahun
10.
0012/HRD/RF/V/2015
Kabupaten Semarang 11.
05/NKS/BKK/SMK3/2015
PT Ungaran Sari Garmen Kabupaten Semarang
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
4 tahun
12.
415/4/780/SMK.3/230
Larissa Aesthetic
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
2 tahun
13.
415/4/780/SMK.3/230
PT Martina Berto
Paktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 3 Magelang
2 tahun
14.
06/PKS.B/RSUDT/II/2014 075/UNIMUS.G/KS/2014
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS)
Praktik belajar lapangan mahasiswa Program D-III Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan UNIMUS
2 tahun
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kesiapan penyelenggaraan Universitas Tidar menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
5 tahun
Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan
Praktik kerja lapangan/magang mahasiswa APIKES Citra Medika
2 tahun
tanggal 1 Februari 2014
15.
03 Tahun 2014 05/KB/E/II/2014 tanggal 27 Februari 2014
16.
13/PKS.B/RSUDT/IV/2014
012/C.5-IV/III/2014 tanggal 1 April 2014
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 79
17.
28/PK.P/RSUDT/IV/2014 04.1/PK-FKIKA/UMY/IV/2014
tanggal 31 Mei 2014
18.
29/PKS.PII/RSUDT/V/2014
HK.06.01/A.II.3/573/2014 tanggal 31 Mei 2014
19.
20/PKS.PI/RSUDT/VI/2014 006/MoU/DIR/AMA-YK/2014
tanggal 1 Juni 2014
20.
46/PKS.PI/RSUDT/VII/2014
19.1A/Dir/KS/SV/2014 tanggal 1 Juli 2014
21.
25/PKS.B/RSUDT/VIII/2014
761/C.8-II/FIK/VIII/2014 tanggal 1 Agustus 2014
22.
27/PKS.PII/RSUDT/XI/2014
B/120/VI/2014 tanggal 1 November 2014
23.
30/PKS.PI/RSUDT/XII/2014
025/AKBID/NWU/XII/2014 tanggal 1 Desember 2014
24.
35/PKS.B/RSUDT/XII/2014 MOU/032/STIKES A.YANI/XII/2014
(APIKES) Citra Medika Surakarta
Surakarta
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY)
Program Pendidikan Profesi Dokter dan Profesi Ners FKIK UMY
5 tahun
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Semarang
Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
3 tahun
Akademi Manajamen Administrasi (AMA) Yogyakarta
Pelayanan/pengabdi an masyarakat, pendidikan, penelitian dan pengembangan bidang pelayanan kesehatan
2 tahun
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM)
Praktik kerja lapangan mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik dan D-III Rekam Medis
2 tahun
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
Praktik kerja lapangan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Fisioterapi dan Gizi UMS
3 tahun
Akademi Keperawatan (AKBID) Kesdam IV/Diponegoro Semarang
Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
3 tahun
Akademi Kebidanan (AKBID) Ngudi Waluyo Ungaran
Praktik klinik mahasiswa Akademi Kebidanan (AKBID) Ngudi Waluyo Ungaran
2 tahun
STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Praktik klinik Program Studi Rekam MedisInformasi Kesehatan (D3)
2 tahun
STIKES Widya Husada Semarang
Praktik kerja lapangan mahasiswa STIKES Widya Husada Semarang
2 tahun
tanggal 1 Desember 2014 25.
36/PKS.B/RSUDT/XII/2014 IKS-PB 30/ADAK/STIKESWH/I-2015
tanggal 1 Desember 2014
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 80
26.
37/PKS.B/RSUDT/XII/2014 IKS-613/AKFIS-WH/XII-2014
tanggal 1 Desember 2014
27.
07/PKS.B/RSUD/I/2013 101.3/060.a/MOU/A-MH/I/2013
tanggal 2 Januari 2013
28.
061/PKS.B/RSUD/III/2013 006/MoU/UNRIYO/III/2013
tanggal 30 Maret 2013
29.
11/PKS.B/RSUDT/IV/2013
HK.06.01/1/0810.1/2013 tanggal 1 April 2013
30.
32/PKS.II/RSUDT/V/2013 046/A/STIKES/NWU/V/2013
tanggal 1 Mei 2013
31.
34/PKS.PI/RSUDT/VII/2013 373/Akper-KBN/A.PKK/VII /2013
tanggal 29 Juli 2013
32.
25/PKS-B/RSUDT/X/2013 HK.06.01/I/1/7432/2013 tanggal 1 Oktober 2013
33.
12/PKS-P/DIR/RSUD/VII/2012
355/FIKES/II.3.AU/F/2012
tanggal 1 Juli 2012
34.
20/P/RSUD/VIII/2011 4224A/UN7.3.4/D/KS/2011
tanggal 22 Agustus 2011
Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang
Praktik kerja lapangan mahasiswa Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang
2 tahun
Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan (APIKES) Mitra Husada Karanganyar
Praktik lapangan, magang kerja dan penelitian mahasiswa APIKES Karanganyar
3 tahun
Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO)
Praktik mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program S-1 Ilmu Gizi UNRIYO
3 tahun
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Banjarmasin
Praktik belajar lapangan mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
3 tahun
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudi Waluyo Ungaran
Pendidikan, pelatihan dan pengembangan dalam bidang kesehatan
3 tahun
Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara (AKPER KBN) Magelang
Praktik kerja lapangan mahasiswa AKPER KBN Magelang
3 tahun
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Yogyakarta
Praktik kerja lapangan mahasiswa jurusan Ilmu Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
3 tahun
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
Kerja sama dalam bidang pendidikan dan pengembangan pelayanan kesehatan
4 tahun
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (PSIK FK UNDIP) Semarang
Praktik klinik dan magang civitas akademika PSIK FK UNDIP Semarang
5 tahun
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 81
b. Kerja sama bidang kesehatan Pemerintah Kota Magelang dalam melaksanakan tugas pelayanan bidang kesehatan telah melakukan kerja sama dengan pihak ketiga. Perjanjian kerja sama tersebut, antara lain: No. 1.
Nomor dan Tanggal Perjanjian 441.91/33/226 HK.05.01/S/III.5/0120/2016 tanggal 4 Januari 2016
2.
441.92/1075/220 HK.05.01/II.2.2/00009/2016 tanggal 4 Januari 2016
3.
441.92/1027/220 KS.01.01/I.IV/57/2016 tanggal 4 Januari 2016
4.
441.92/28/226 440.92/02/6
Materi Kerja sama
RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang
Pelayanan kesehatan jiwa/tumbuh kembang dan pelayanan kesehatan pelimpahan dari RSUD Tidar Kota Magelang untuk Pelayanan Umum bagi peserta Jamkesda Kota Magelang
1 tahun
Rumah Sakit Ortophedi Pusat dr. Soeharso Surakarta
Pelayanan kesehatan bagi peserta Program Jamkesda Kota Magelang
1 tahun
RSUP dr. Kariadi Semarang
Pelayanan kesehatan bagi peserta Program Jamkesda Kota Magelang
1 tahun
BKPM Wilayah Magelang
Pelayanan kesehatan bagi peserta Program Jamkesda Kota Magelang
1 tahun
Rumah Sakit Lestari Raharja Kota Magelang
Pelayanan Kesehatan bagi Program Jamkesda (pelimpahan pasien dari RSUD Tidar Kota Magelang)
1 tahun
BPJS Cabang Magelang
Kerjasama Optimalisasi Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional
1 tahun
BPJS Cabang Magelang
Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional dari Warga Kota Magelang
3 bulan
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
Pelayanan kesehatan bagi peserta Program Jamkesda Kota Magelang
1 tahun
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional bagi Penerima
1 tahun
tanggal 4 Januari 2016
5.
441.92/35/226 18/PKS/RSLR/III/2016 tanggal 4 Januari 2016
6.
15 Tahun 2016 142/MOU/VI-04/0916 tanggal 29 September 2016
7.
441.92/3148/220 143/KTR/VI-04/0916 tanggal 29 September 2016
8.
441.92/31/226 HK.05.01/IV/30732/2015 tanggal 31 Desember 2015
9.
441.91/3583/2015/4 790/KTR/VI-04/1215 441.91/5773/220
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 82
10.
tanggal 30 Desember 2015
Tengah dan BPJS Cabang Magelang
Bantuan Iuran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dari Kota Magelang
12/PKS.B/RSUDT/IV/2014 004/II/KSO/M/IV/XIV
PT Tirta Teknosys
Pinjam pakai peralatan reusedialiser dan penyediaan cairannya
2 tahun
PT Aimed Indonesia Yogyakarta
Operasional alat CTScan dan accessories pendukungnya untuk pelayanan CT-Scan
4 tahun
PT Sinar Roda Utama
Pelayanan hemodialisa bagi pasien Jamkesmas
5 tahun
PT Sinar Roda Utama
Pelayanan hemodialisa bagi pasien umum/swasta/ ASKES
5 tahun
tanggal 1 April 2014
11.
08/PKS.B/DIR/RSUD/VI/2012
015/KSO/024.06/2012 tanggal 15 Juni 2012
12.
16/P/RSUD/VIII/2011 654/SRU/N/HD/VIII/2011 tanggal 16 Agustus 2011
13.
17/P/RSUD/VIII/2011 655/SRU/N/HD/VIII/2011 tanggal 16 Agustus 2011
c. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Perjanjian kerja sama bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang dituangkan dalam perjanjian kersama, antara lain:
No. 1.
Nomor dan Tanggal Perjanjian 006/Sekr.P2TP2A/I/2016 tanggal 4 Januari 2016
2.
007/Sekr.P2TP2A/I/2016 tanggal 4 Januari 2016
3.
008/Sekr.P2TP2A/I/2016 tanggal 4 Januari 2016
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
Materi Kerja sama
Kantor Pengacara Bambang Tjatur Iswanto, SH & Rekan
Pendampingan hukum dalam menyelesaikan kasus yang dihadapi oleh masyarakat Kota Magelang, khususnya perempuan dan anak
1 tahun
Kantor Advokad dan Konsultan Hukum Lilis Sri Rahayu Kurniawaty, SH
Pendampingan hukum dalam menyelesaikan kasus yang dihadapi oleh masyarakat Kota Magelang, khususnya perempuan dan anak
1 tahun
Kantor Pengacara dan Konsultan
Pendampingan hukum dalam menyelesaikan
1 tahun
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 83
4.
009/Sekr.P2TP2A/I/2016 tanggal 4 Januari 2016
5.
044/Sekr.P2TP2A/XI/2014 tanggal 30 November 2014
Hukum Aryo Gatot Widodo, SH & Partners
kasus yang dihadapi oleh masyarakat Kota Magelang, khususnya perempuan dan anak
Kantor Pengacara dan Konsultan Hukum Erna Indrayani, SH & Associates
Pendampingan hukum dalam menyelesaikan kasus yang dihadapi oleh masyarakat Kota Magelang, khususnya perempuan dan anak
1 tahun
Lembaga Pusat Pengembangan SDM “Entrans” (LP SDM Entrans)
Penanganan masalah sosial dan psikis korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
3 tahun
d. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian No. 1.
Nomor dan Tanggal Perjanjian 900/010/290/2016 tanggal 11 Januari 2016
2.
01 Tahun 2016 07/ADV-ZA/PEKJ/I/2016 tanggal 15 Januari 2016
3.
02 Tahun 2016 11/ADV-ZA/PEKJ/I/2016 tanggal 15 Januari 2015
4.
03 Tahun 2016 330/0.3.13/05/03/2016
5.
05.1 Tahun 2016 4237/HI.17/KL/2016 tanggal 1 Juni 2016
6.
183.14/63/112 Tahun 2016
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
Materi Kerja sama
PT Bank Pembangunan Jawa Tengah Cabang Magelang
Pengelolaan Uang dan Pajak Daerah secara Online
1 tahun
Kantor Advokat M. Zazin & Associates
Pemberian Jasa Hukum dan Bantuan Hukum (advokasi)
1 tahun
Kantor Advokat M. Zazin & Associates
Pemberian Jasa Hukum dan Bantuan Hukum (advokasi)
Kejaksaan Negeri Kota Magelang
Penanganan Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
1 tahun
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Jogjakarta
Fasilitasi Kerjasama dalam Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi oleh SKPD di Pemerintah Kota Magelang
1 tahun
Kejaksaan Negeri Kota Magelang
Pembentukan Tim Fasilitasi Pelaksanaan Kerja Sama Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara pada
1 tahun
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 84
Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang 7.
14/PKS/PPIT/VIII/2016 070/871/430/2016 tanggal 10 Agustus 2016
8.
14 Tahun 2016 tanggal 6 September 2016
9.
18 Tahun 2016 tanggal 28 Oktober 2016
10.
27 Tahun 2016 tanggal 29 Desember 2016
11.
562.2/SP/643/800/2015 34/HKM/AA/XII/2015 tanggal 31 Desember 2015
12.
10/PKS.PI/RSUDT/I/2015 0500/HT.01.02/005/2015 tanggal 31 Januari 2015
13.
05 Tahun 2014 0586.b/HT.01.04/005/2014 tanggal 14 Maret 2014
14.
08 Tahun 2011 25/KB/BPPT-PEMKOT MAGELANG/V/2011 tanggal 18 Mei 2011
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sinergi Penelitian, Pengembangan, dan Komersialisasi Produk Inovasi di Kota Magelang
3 tahun
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah
Penggunaan Sistem Informasi Kredit Program (SKIP)
1 tahun
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY Area Pelayanan dan Jaringan Magelang
Pemungutan dan Penyetoran Pajak Penerangan Jalan dan Pembayaran Rekening Listrik oleh Pemerintah Daerah
1 tahun
PT Bank Pembangunan Jawa Tengah Cabang Magelang
Pengelolaan Uang Daerah
1 tahun
PT Asiadaya Abadi, Pati, Jawa Tengah
Penambahan bantuan pengamanan asetaset milik Pemerintah Kota Magelang
1 tahun
PT Bank Pembangunan Jawa Tengah Cabang Magelang
Sewa sebagian lahan untuk pemasangan box ATM di RSUD Tidar Kota Magelang
3 tahun
PT Bank Pembangunan Jawa Tengah Cabang Magelang
Pembayaran Gaji Pegawai Negeri Sipil melalui Kartu Pegawai Sipil Elektronik di Lingkungan Pemerintah Kota Magelang
15 tahun
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Republik
Pengkajian, penerapan dan pemasyarakatan teknologi untuk mendukung pembangunan
5 tahun
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 85
15.
10 Tahun 2011 070/PK_PAS/V/2011
Indonesia
daerah Kota Magelang
PT Putera Agung Setia
Pembuatan design prototype kendaraan smart car dan membantu pelaksanaan teknis dan non-teknis dalam terwujudnya prototype kendaraan dengan nama Spyder
tanggal 18 Mei 2011
5 tahun
e. Kerja sama bidang perdagangan No. 1.
Nomor dan Tanggal Perjanjian 19 Tahun 2016 tanggal 7 November 2016
2.
518.3/152/250/2016 0217/HT.01.04/KRD/2016 tanggal 9 Februari 2016
3.
8599/HT.01.04/KRD/2015 19 Tahun 2015 tanggal 27 Oktober 2015
C.
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
Materi Kerja sama
Akademi MIliter/TNI AD
Perjanjian Pinjam Pakai Tanah TNI-AD digunakan untuk Taman dan Sentra Kuliner di Jalan Tidar Magelang antara TNI-AD dengan Pemerintah Kota Magelang
2 tahun
PT Bnak Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Program Kredit Usaha Produktif (KUP) kepada Pelaku Usaha Mikro di Kota Magelang
3 tahun
PT Bnak Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Penyelenggaraan Program Kredit Usaha Produktif kepada Pelaku Usaha Mikro di Kota Magelang
1 tahun
Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah Koordinasi dengan instansi vertikal di Kota Magelang merupakan salah satu aspek yang mutlak dilakukan dalam kerangka memenuhi kebijakan tertib penyelenggaraan pemerintahan dan terwujudnya keserasian serta keberhasilan pembangunan. 1. Kebijakan dan Kegiatan Kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya mempunyai kewajiban menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah. Instansi vertikal merupakan perangkat kementerian atau lembaga
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 86
pemerintah yang mengatur urusan pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah dalam wilayah tertentu dalam rangka dekonsentrasi. Kebijakan koordinasi dengan instansi vertikal bertujuan untuk menyelaraskan dan mensinkronkan berbagai kebijakan yang diambil Pemerintah Kota Magelang dalam rangka mengembangkan hubungan antar tingkatan pemerintahan yang harmonis. Koordinasi
dengan
instansi
vertikal
yang
dilaksanakan
Pemerintah Kota Magelang dalam beberapa bidang, yaitu: a. Koordinasi stabilitas daerah; b. Koordinasi dalam bidang ketentraman dan ketertiban; c.
Koordinasi dalam bidang pertanahan;
d. Koordinasi dalam bidang keagamaan; e. Koordinasi dalam bidang tata ruang. 2. Realisasi dan Pelaksanaan Kegiatan a. Koordinasi stabilitas daerah Kota Magelang merupakan wilayah yang selama ini dikenal kondusif. Pemerintah Kota Magelang senantiasa berupaya untuk mempertahankan iklim sejuk dan damai sebagai modal utama demi terwujudnya keberhasilan pelaksanaan pembangunan di daerah yang muaranya adalah terwujudnya keberhasilan pembangunan di tingkat nasional. Jalinan kerja sama pemerintah daerah dengan instansi vertikal merupakan upaya untuk menciptakan sinergi yang kokoh dalam
melaksanakan
tugas
pemerintahan
sesuai
dengan
kewenangan masing-masing. Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) merupakan wadah komunikasi dan koordinasi dalam rangka terwujudnya hubungan kerja yang harmonis serta sinergis di antara unsur pimpinan daerah dan vertikal di Kota Magelang dengan tujuan akhir adalah memantapkan stabilitas daerah. Kegiatan koordinasi dalam rangka stabilitas daerah antara Walikota, Wakil Walikota, Ketua DPRD, Komandan
Kodim
0705/Magelang,
Kepala
Kepolisian
Resort
Magelang Kota, Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Pengadilan Negeri didasari dengan Keputusan Walikota Magelang Nomor 134/45/112
Tahun
2016
tanggal
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
19
Februari
2016
tentang
BAB I
- 87
Pembentukan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Magelang Tahun 2016. Di samping itu, dibentuk pula tim terpadu terkait dengan penanganan stabilitas dan permasalahan strategis daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota Magelang Nomor 300/45/112 Tahun 2016 tanggal 29 Februari 2016 tentang Pembentukan Tim Terpadu Penanganan Stabilitas Daerah Kota Magelang Tahun 2016. Rapat koordinasi stabilitas daerah diselenggarakan secara rutin setiap bulan dan insidental pada saat-saat tertentu apabila diperlukan
dalam
membutuhkan
rangka
penanganan
mengantisipasi segera.
permasalahan
Pelaksanaan
yang
kegiatan
ini
dimaksudkan untuk membangun koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan serta untuk menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agenda rapat koordinasi stabilitas daerah membahas materi berupa permasalahan-permasalahan strategis yang ada di daerah yang harus ditindaklanjuti dalam kerangka kebijakan daerah, seperti permasalahan bidang ekonomi, sosial budaya, keamanan dan ketertiban daerah serta penanganan bencana alam dan lainnya. Hasil atau
kesimpulan
rapat
koordinasi
Forpimda
yang
berisi
saran/masukan dan perintah/instruksi akan ditindaklanjuti oleh instansi terkait. Koordinasi rutin juga dilakukan oleh Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Kota Magelang untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan situasi dan kondisi wilayah. Di samping itu, implementasi dari peningkatan kerja sama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur/lembaga serta stakeholder yang ada serta sebagai wujud partisipasi dalam upaya menjaga stabilitas daerah, masyarakat juga dilibatkan dengan pembentukan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) tingkat kota hingga di tingkat kelurahan yang beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai elemen. Koordinasi stabilitas daerah juga dilakukan di tingkat kecamatan. Rapat koordinasi dilaksanakan setiap bulan oleh unsur
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 88
Tri Pimpinan Kecamatan (Tripika), yaitu Camat, Kepala Kepolisian Sektor
(Kapolsek)
dan
Komandan
Rayon
Militer
(Danramil).
Koordinasi ini melibatkan Lurah, Bhayangkara Pembinaan Keamanan dan
Ketertiban
Pembinaan
Masyarakat
Desa
(Babinsa)
(Bhabinkamtibmas) di
wilayahnya
dan
dengan
Bintara materi
pembahasan penekanan pada permasalahan-permasalahan aktual bidang sosial, keamanan dan ketertiban. b. Koordinasi dalam bidang ketentraman dan ketertiban Pemerintah Kota Magelang melakukan koordinasi dengan aparat keamanan, baik dengan pihak Kepolisian maupun TNI, dalam bidang ketentraman dan ketertiban untuk menciptakan situasi yang kondusif, aman dan terkendali di Kota Magelang. Selama ini jalinan hubungan koordinasi telah berjalan dengan baik dan selalu diupayakan untuk lebih dimantapkan untuk mengantisipasi dan menangani permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul yang dapat mengganggu kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Unsur Kepolisian dan TNI juga selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan operasi atau razia dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, seperti razia pengemis, gelandangan dan orang terlantar (PGOT), operasi penyakit masyarakat (Pekat) dan patroli pencegahan dan pengamanan terhadap vandalisme. c. Koordinasi dalam bidang pertanahan Berkaitan dengan bidang pertanahan, Pemerintah Kota Magelang berupaya untuk selalu meningkatkan koordinasi dan menjalin
komunikasi
secara
intensif
dengan
instansi-instansi
pemangku kepentingan, antara lain: 1) Kantor
Pertanahan,
yaitu
sebagai
instansi
penyelenggara
layanan administrasi pertanahan dan pengendalian tata guna tanah dalam rangka pengamanan aset tanah milik daerah. 2) Instansi militer, yang mempunyai proporsi besar penguasaan lahan terkait dengan pengelolaan lahan dan penanganan beberapa permasalahan aset tanah milik Pemerintah Kota Magelang;
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 89
3) Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Progo Bogowonto Luk Ulo (PSDA-Probolo),
yaitu
terkait
pengelolaan
tanah
atas
kewenangan saluran/tanah irigasi; 4) Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset (UP3AD) Kota Magelang; Dengan
terjalinnya
koordinasi
yang
baik
dan
efektif
diharapkan dapat mengoptimalkan penanganan permasalahanpermasalahan dan juga dalam rangka antisipasi atau menghindari permasalahan yang akan muncul di kemudian hari di bidang pertanahan. d. Koordinasi dalam bidang keagamaan Urusan agama merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Magelang senantiasa melakukan koordinasi
dengan
instansi
vertikal
yang
ada,
yaitu
Kantor
Kementerian Agama Kota Magelang. Koordinasi dilakukan dalam rangka pembinaan kerukunan hidup antarumat beragama, intern umat agama dan antara umat agama dengan pemerintah serta dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kegiatan keagamaan. Terlebih lagi salah satu unsur visi Kota Magelang 2016-2021 yang adalah upaya mewujudkan masyarakat yang religius. Di samping itu, keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Paguyuban Umat Beriman (PUBM) di Kota Magelang yang beranggotakan tokoh-tokoh agama telah memberikan kontribusi nyata dalam menjalin ikatan persaudaraan antar pemeluk agama. Toleransi antarumat agama sangat dijunjung tinggi tercermin dengan saling hormat-menghormati antar pemeluk agama dalam menjalankan ibadahnya sesuai keyakinannya. e. Koordinasi dalam bidang tata ruang Dalam
rangka
penataan
ruang
Kota
Magelang
guna
mempercantik wajah kota dan mendukung Magelang Kota Sejuta Bunga dilaksanakan koordinasi dalam bidang tata ruang yang terealisasi dengan penataan pedagang kaki lima (PKL) dan pengelolaan taman kota.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 90
Beberapa lokasi taman kota dan sentra kuliner menggunakan lahan milik instansi pemerintah lain, antara lain milik TNI-AD/Akademi Militer, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Progo Bogowonto Luk Ulo (PSDA Probolo) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Taman Lansia di Jalan A. Yani dan Taman di Jalan Tidar sebelah utara Stadion Abu Bakrin berada di atas lahan milik instansi militer yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Magelang. Lokasi taman kota di kaki Gunung Tidar sisi sebelah timur yang berada di tepi Saluran Manggis merupakan lahan milik Balai PSDA Probolo. Untuk mempercantik wajah kota maka di atas saluran tersebut yang berada di Jalan Jenderal Sudirman dipercantik dengan pembuatan taman. Terkait dengan penataan kota, Pemerintah Kota Magelang tidak memperbolehkan adanya usaha perdagangan sektor informal (PKL) di sepanjang jalan-jalan protokol. Di samping melakukan penataan dengan memanfaatkan aset daerah yang dimiliki seperti pembuatan shelter permanen kuliner Tuin van Java di alun-alun, maka solusi lainnya adalah Pemerintah Kota Magelang bekerja sama dengan instansi lain yang memiliki lahan yang diperuntukan sebagai tempat relokasi para PKL. Tabel 6.1 berikut menguraikan titik-titik lokasi taman dan pusat wisata kuliner di Kota Magelang sebagai relokasi para PKL yang sebelumnya melakukan usaha dagang di tepi jalan-jalan protokol. Tabel 6.1 Titik Lokasi Penataan Ruang untuk Taman dan Sentra Kuliner di Kota Magelang No.
Lokasi
1.
Taman Lansia Jalan Ahmad Yani
2.
Taman Gunung Tidar
3.
Taman di Jalan Tidar (utara Stadion Abu Bakrin)
4.
Kuliner Kartika Sari
5.
Kuliner Sejuta Bunga
6.
Kuliner Badaan
Lokasi Awal
Status Kepemilikan Tanah TNI PSDA Probolo TNI/Akmil
Sepanjang Jalan Tidar
TNI/Akmil
Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Kawasan Rejo Tumoto
PT KAI (PJKA)
Sepanjang Jalan Pahlawan
Pemkot
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 91
7.
Kuliner Boga Kencana
Sepanjang Jalan A. Yani dan Urip Sumoharjo
PT KAI (PJKA)
8.
Kuliner Sigaluh
Sepanjang Jalan A. Yani dan Pemuda
Pemkot
9.
Kuliner Jendralan
Sepanjang Jalan Diponegoro
Pemkot
10.
Kuliner Daha
Sepanjang Jalan Tentara Pelajar
Pemkot
11.
Kuliner Pajajaran
Sepanjang Jalan Pajajaran
Pemkot
12.
Kuliner Jenggala
Sekitar Pasar Tukangan
Pemkot
13.
Kuliner Lembah Tidar
Sepanjang Jalan Letjen Suprapto
Pemkot
14.
Kuliner Rejo Mulyo
Sepanjang Jalan Ikhlas
Pemkot
15.
Kuliner Tuin van Java
Sekitar Alun-alun
Pemkot
16.
Kawasan Car Free Day di Lapangan Tentara I Rindam IV/Diponegoro
TNI
Sumber : Data diolah.
D.
Pembinaan Batas Wilayah 1. Kebijakan dan Kegiatan Kebijakan
tentang
pembinaan
batas
wilayah
berupa
perencanaan dan persiapan koordinasi pembinaan batas acuan, penyelesaian dan penegasan batas wilayah yang sangat penting dalam hubungannya
dengan
tertib
administrasi
dan
untuk
keperluan
perencanaan pembangunan serta pelayanan kepada publik. 2. Realisasi dan Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan
Penjelasan
Pasal
Demi
Pasal
Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
kepada
Pemerintah,
Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, Pasal 6 menyebutkan bahwa pembinaan batas wilayah di tingkat kabupaten/kota adalah batas wilayah antar kecamatan dan antar desa/kelurahan. Terkait pembinaan penegasan batas wilayah antar kecamatan dan kelurahan di Pemerintah Kota Magelang telah selesai dilaksanakan kegiatan survey, pemetaan dan tinjauan lapangan. Pada tahun 2010 telah dilaksanakan di delapan kelurahan dan tahun 2011 dilaksanakan di sembilan kelurahan, sehingga batas wilayah ke-17 kelurahan yang ada di Kota Magelang telah diatur dengan tegas dan jelas.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 92
Penegasan batas antar kelurahan dan kecamatan memberikan kejelasan dalam pelayanan administrasi pemerintahan, pembangunan, pelayanan publik kepada masyarakat, yang dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Sementara itu, penegasan batas wilayah antardaerah, yaitu antara
Kota
Magelang
dan
Kabupaten
Magelang
masih
belum
sepenuhnya terjadi kesepakatan. Ketegasan batas wilayah antara Kota Magelang dan Kabupaten Magelang yang saat ini sudah tidak menjadi permasalahan adalah sebelah utara namun batas di sebelah selatan masih belum terwujud kesepakatan di antara kedua pemerintah daerah. Sikap Pemerintah Kota Magelang seperti yang tertuang dalam Surat Walikota Magelang kepada Gubernur Jawa Tengah Nomor 135/1132/111 tanggal 2 Desember 2013 adalah: a. Bahwa kondisi existing wilayah administrasi Kota Magelang saat ini sama persis dengan kondisi wilayah administrasi Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang sebagaimana surat dari Pemerintah DaerahDaerah Swatantra Tingkat Ke-I Jawa Tengah Nomor U.85/I/12 tanggal 29 September 1958 dan juga telah ditegaskan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor OP 273/1977 tanggal 8 Agustus 1977; b. Bahwa wilayah administrasi Kota Magelang sebagaimana surat dari Pemerintah Daerah-Daerah Swatantra Tingkat Ke-I Jawa Tengah, Nomor U.85/I/12 tanggal 29 September 1958 dan penegasan Gubernur melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah, Nomor: OP 273/1977 tanggal 8 Agustus 1977 sebagaimana tersebut di atas juga sama persis (sesuai) dengan wilayah
administrasi
Kota
Magelang
yang
tercantum
dalam
Staatblaad Nomor 2 tahun 1927; c.
Bahwa sesuai Keputusan DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 6/DPRD/1987 tanggal 15 September 1987 dan Keputusan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang Nomor 14/1987 tanggal 13 Oktober 1987 telah diserahkan sebagian wilayah administrasi Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang (13 desa) kepada Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang dalam rangka
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 93
perubahan batas wilayah administrasi dan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang telah menerima 13 desa dimaksud; d. Berdasarkan Keputusan DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang dan Keputusan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang tersebut di atas, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah telah menindaklanjuti dengan membuat surat kepada Pemerintah Pusat, dengan surat Nomor 136/034064 tanggal 4 September 1990, yang inti surat tersebut adalah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar menetapkan Peraturan Pemerintah tentang perluasan wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang; Berkaitan dengan proses penyelesaian permasalahan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memfasilitasi dan menjadi mediator namun masih belum ada titik temu kesepakatan sehingga ranah penyelesaian akhir (final) diserahkan kepada Kementerian Dalam Negeri. Pada intinya Pemerintah Kota Magelang meninginkan adanya penegasan batas wilayah antardaerah, antara Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, sesuai dengan kondisi existing saat ini. Kemudian apabila ketegasan batas wilayah sudah disepakati maka dilanjutkan dengan perluasan wilayah Kota Magelang (tambahan 13 desa) mengacu pada Keputusan DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 6/DPRD/1987 tanggal 15 September 1987 dan Keputusan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang Nomor 14/1987 tanggal 13 Oktober 1987 yang secara hukum belum dicabut. Posisi Pemerintah Kota Magelang saat ini adalah menunggu keputusan dari Kementerian Dalam Negeri terkait dengan penegasan batas wilayah Kota Magelang dan Kabupaten Magelang. E.
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana 1. Bencana yang Terjadi dan Penanggulangannya Penyelenggaraan penanggulangan bencana telah diatur dengan PP Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Menurut PP ini definisi penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 94
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi, sedangkan yang dimaksud dengan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana. Bencana dapat terjadi karena faktor alam dan non alam. Secara keseluruhan kejadian-kejadian bencana selama tahun 2016 masih didominasi oleh faktor alam, yaitu terjadinya tanah longsor yang didahului oleh hujan lebat merupakan presentase terbesar dan bencana yang terjadi di Kota Magelang selama ini bersifat lokal. Sepanjang tahun 2016 sebagian besar wilayah di Indonesia mengalami musim penghujan dengan curah hujan tinggi yang berlangsung lebih panjang dari tahuntahun sebelumnya termasuk di Kota Magelang. Peta pada Gambar 6.1 berikut menunjukkan titik-titik rawan longsor yang tersebar di wilayah Kota Magelang.
Grafik 6.1 Peta Rawan Longsor Kota Magelang
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 95
Berdasarkan jenis bencana selama tahun 2016 telah terjadi 42 kejadian yang dapat dilihat dalam ilustrasi Grafik 6.1 berikut ini: Grafik 6.1 Jumlah Kejadian dan Jenis Bencana yang Terjadi di Kota Magelang Tahun 2016
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 96
Sumber: Sekretariat BPBD Kota Magelang (data diolah)
Selanjutnya, pengelompokan lokasi kejadian bencana yang terjadi di Kota Magelang berdasarkan wilayah administrasi kelurahan selama tahun 2016 tersaji pada Grafik 6.2 berikut ini: Grafik 6.2 Jumlah dan Lokasi Bencana yang Terjadi di Kota Magelang Menurut Wilayah Administrasi Kelurahan Tahun 2016
Sumber: Sekretariat BPBD Kota Magelang (data diolah)
Berdasarkan Grafik 6.2 di atas, Kelurahan Magelang merupakan wilayah yang paling sering terkena bencana pada Tahun 2016 (9 titik lokasi). Secara terperinci kejadian-kejadian bencana sepanjang tahun 2016 di Kota Magelang adalah sebagai berikut: No.
Jenis Bencana
1.
Tanah/talud longsor
Jumlah Kejadian 28
Lokasi Bencana
Ket.
1.
Saluran Kali Manggis Jl. Maluku RT 01 RW 02 Kelurahan Wates
2.
Jalan kampung RT 05 RW 06 Kelurahan Cacaban
3.
RT 05 RW 07 Kelurahan Magelang
4.
Taman Jalan Cempaka Kelurahan Kemirirejo
5.
Perumahan Cluster Sanggriya RW 13 Kelurahan Wates
6.
Nambangan RT 05 RW 20 Kelurahan Rejowinangun Utara
7.
RT 05 RW 02 Kelurahan Wates
8.
Meteseh RT 02 RW 12 Kelurahan Magelang
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 97
9.
Sanden RT 03 RW 06 Kelurahan Kramat Selatan
10.
Nambangan RT 05 RW 19 Kelurahan Rejowinangun Utara
11.
Wates Prontaan RT 02 RW 04 Kelurahan Wates
12.
Kios di Terminal Soekarno-Hatta Kelurahan Tidar Utara
13.
Jl. Teuku Umar RT 04 RW 01 Kelurahan Gelangan
14.
Meteseh Tengah RT 02 RW 11 Kelurahan Magelang
15.
Panggungsari RT 03 RW 08 Kelurahan Cacaban
16.
Patenjurang RT 03 RW 15 Kelurahan Rejowinangun Utara
17.
Panjang Baru RT 04 RW 07 Kelurahan Gelangan
18.
Botton Kopen RT 03 RW 07 Kelurahan Magelang
19.
Kampung Tulung RT 07 RW 01 Kelurahan Magelang
20.
Tidar Campur RT 01 RW 01 Kelurahan Tidar Selatan
21.
Nambangan RT 04 RW 18 Kelurahan Rejowinangun Utara
22.
Botton Nambangan RT 02 RW 04 Kelurahan Magelang
23.
Meteseh Tengah RT 01 RW 11 Kelurahan Magelang
24.
Gumukrejo RT 01 RW 04 Kelurahan Potrobangsan
25.
Pinggirrejo RT 02 RW 07 Kelurahan Wates
26.
RT 07 RW 06 Kelurahan Potrobangsan
27.
Wates Tengah RT 05 RW 02 Kelurahan Wates
28.
Jambesari RT 04 RW 11 Kelurahan Wates
2.
Angin ribut/ lesus/puting beliung
1
1.
Meteseh Utara RT 03 RW 13 Kelurahan Magelang
3.
Kebakaran
1
1.
Pasar Burung Merpati (Timur Pasar Sidomukti) RW 06 Kelurahan Magersari
4.
Pagar/tembok pembatas roboh
5
1.
Balai Benih Ikan Dinas Pertanian, Peternakaqn dan Perikanan Kota Magelang di Kelurahan Jurangombo Selatan
2.
Perumahan Puri Tuk Songo Jalan Arwana VI RT 02 RW 12
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 98
Kelurahan Cacaban
4.
5.
6.
Rumah roboh
2
Banjir/air meluap
3
Jalan amblas
2
3.
SMAN 5 Kota Magelang di Sidotopo, Kelurahan Kedungsari
4.
Jambesari RT 02 RW 11 Kelurahan Wates
5.
RT 03 RW 08 Dalangan Kelurahan Kramat Utara
1.
Karanggading RT 02 RW 04 Kelurahan Rejowinangun Selatan
2.
Nambangan RT 07 RW 20 Kelurahan Rejowinangun Utara
1.
Kiringan RT 02 RW 03 Kelurahan Tidar Utara
2.
Nambangan RT 05 dan RT 08 RW 18 Kelurahan Rejowinangun Utara
3.
RT 04 RW 06 Kelurahan Potrobangsan
1.
Nambangan RT 05 RW 18 Kelurahan Rejowinangun Utara
2.
Meteseh Selatan RT 02 RW 12 Kelurahan Magelang
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Magelang
Berbagai kejadian tersebut memerlukan penanganan atau rehabilitasi. Pada beberapa kejadian bencana, penanganan atau rehabilitasi dilakukan oleh pribadi secara swadana, gotong royong warga masyarakat bersama dengan TNI-POLRI dan sukarelawan dari berbagai unsur (PMI, Tagana, Garda Rescue) dalam penanganan darurat. PMI Kota Magelang juga melakukan survey dan verifikasi data pada setiap kejadian di lokasi bencana untuk pengkajian dalam rangka pemberian bantuan kepada korban atau warga yang terkena dampak. Sementara itu, Pemerintah Daerah Kota Magelang juga telah mengalokasikan
Pos
Belanja
Tak
Terduga
untuk
membiayai
penanggulangan kejadian bencana dengan memperhatikan ketentuan peraturan
yang
berlaku.
Penanganan
kejadian
bencana
yang
pembiayaannya melalui alokasi Pos Belanja Tak Terduga adalah rehabilitasi/rekonstruksi sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas umum dan merupakan aset Pemerintah Kota Magelang, bukan milik perorangan atau swasta. 2. Sumber dan Jumlah Anggaran
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 99
Adapun besaran pendanaan melalui Pos Belanja Tak Terduga pada tahun 2016 yang digunakan oleh Pemerintah Kota Magelang dalam rangka penanggulangan bencana adalah sebesar Rp 753.574.000,00 (sesuai perhitungan RAB dari SKPD teknis Dinas Pekerjaan Umum) terealisasi sebesar Rp 706.972.000,00 dengan rincian seperti tersaji pada Tabel 6.2 berikut ini. Tabel 6.2 Jumlah Alokasi Pos Belanja Tak Terduga untuk Penanganan Bencana di Kota Magelang Tahun 2016 Alokasi RAB (000 Rp)
Realisasi (000 Rp)
Nambangan RT 05 RW 19 Kelurahan Rejowinangun Utara*)
132.129
126.181
2
Terminal Soekarno-Hatta Kelurahan Tidar Utara
167.222
162.530
3
Wates Tengah RT 05 RW 02 Kelurahan Wates
128.571
121.946
4
Gumukrejo RT 01 RW 04 Kelurahan Potrobangsan
171.613
144.630
5
Tidar Sari RT 03 RW 11 Kelurahan Tidar Utara
74.698
72.835
6
Nambangan RT 04 RW 18 Kelurahan Rejowinangun Utara
81.341
78.850
Jumlah
753.574
706.972
No.
Lokasi Bencana
1
Sumber : DPPKD Kota Magelang. *) kejadian bencana akhir bulan Desember 2015
3. Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana Beberapa Magelang
dalam
kegiatan
yang
menggantisipasi
dilaksanakan dan
Pemerintah
menghadapi
Kota
kemungkinan
bencana yang terjadi di Kota Magelang antara lain: a.
Penyusunan Peraturan Walikota Magelang Nomor 67 Tahun 2013 tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD);
b.
Penyusunan Peta Rawan Bencana Kota Magelang;
c.
Melaksanakan pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
d.
dengan penyusunan data inventarisasi kejadian bencana di Kota Magelang;
e.
Melaksanakan pelatihan kepada tenaga pengendali bencana Kota Magelang;
f.
Melaksanakan kegiatan simulasi menghadapi bencana;
g.
Melaksanakan
pembangunan
prasarana
pendukung
pencegah
terjadinya bencana; LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 100
h.
Kesiapan mobil pemadam kebakaran;
i.
Melaksanakan koordinasi secara berkesinambungan dengan instansi terkait, antara lain dengan PMI dan Balai PSDA-Probolo mengenai pemeliharaan dan penanganan bencana terkait dengan daerah saluran irigasi dalam penanganan bencana antara lain sehingga penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat.
j.
Mengikuti kegiatan rapat koordinasi di tingkat Bakorwil, Provinsi dan Pusat untuk menyelaraskan kebijakan, program dan kegiatan kebencanaan. Perlu diketahui bahwa hingga akhir tahun 2016, dari 35
kabupaten/kota se Jawa Tengah yang belum membentuk BPBD dengan payung hukum Peraturan Daerah tersisa dua, yaitu: Pemerintah Kota Magelang dan Pemerintah Kota Salatiga. Mensikapi belum terbentuknya BPBD sebagai sebuah SKPD, maka demi efisiensi pelaksanaan tugas di Kota Magelang disusunlah Peraturan Walikota Magelang Nomor 67 Tahun 2013 tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kelembagaan ini dipimpin Kepala Badan yang secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. Di bawah Kepala BPBD terdapat Unsur Pelaksana (diketuai oleh Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra) yang membawahi beberapa SKPD terkait dengan tugas-tugas kebencanaan, yaitu Badan Kesbangpol dan Linmas, Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Dalam pelaksanaan tugasnya Ketua Pelaksana dibantu oleh Sekretaris yang dijabat oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Magelang. Di samping itu, antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana dilakukan oleh SKPD terkait dengan metode-metode preventif, seperti
peningkatan
peran
serta
masyarakat
dalam
pencegahan
terjadinya bencana, penyuluhan hukum tentang pentingnya memenuhi ketentuan-ketentuan perundang-undangan dalam pengelolaan ruang dan permukiman, peningkatan prasarana dan sarana penanggulangan bencana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat
Daerah
maka
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
terjadi
dinamika
kelembagaan
BAB I
- 101
pemerintahan
di
daerah.
Pemerintah
Kota
Magelang
telah
menindaklanjuti PP tersebut dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Berdasarkan Perda tersebut terdapat perubahan kewenangan tugas pokok dan fungsi terkait dengan perlindungan masyarakat dan kebencanaan.
Nomenklatur
organisasi
perangkat
daerah
Badan
Kesbangpol dan Linmas untuk sementara waktu masih tetap (belum berubah) menunggu ketentuan yang akan mengaturnya, namun untuk urusan dalam bidang perlindungan masyarakat dan kebencanaan pelaksanaannya dilimpahkan kepada Satpol PP dan efektif mulai berjalan pada tahun 2017. 4. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah rawan bencana bahkan ada yang menyebutnya supermarket bencana. Setiap wilayah di kabupaten/kota mempunyai potensi mengalami kejadian bencana, baik bencana alam atau bencana non alam. Berdasarkan pengalaman ditahun-tahun yang lalu, potensi bencana alam di Kota Magelang adalah terjadi pada musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi. Curah hujan
tersebut
mengakibatkan
terjadinya
tanah
longsor
yang
menyebabkan talud ambrol, bangunan roboh dan jalan ambles. Pada musim penghujan biasanya juga terjadi hujan yang disertai dengan angin ribut atau puting beliung. Sebagian besar wilayah Kota Magelang merupakan kawasan pemukiman penduduk. Kawasan pemukiman yang padat penduduk merupakan titik rawan terjadinya kebakaran, terutama pada musim kemarau, mengingat sebagian besar penyebab kebakaran adalah faktor manusia (human error), sehingga kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran perlu diinformasikan kepada masyarakat luas. Di samping itu, kesiapsiagaan petugas pemadam kebakaran yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai menjadi hal yang mutlak dibutuhkan untuk memberikan perlindungan dan pelayanan apabila terjadi kebakaran, bahkan kebakaran yang terjadi di luar wilayah Kota Magelang.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 102
Secara topografis, kontur landscape Kota Magelang menyerupai punggung sapi, karena di sisi barat dan timur ketinggian tanahnya lebih rendah dibandingkan dengan di bagian tengah. Kondisi demikian memberikan keuntungan bagi Kota Magelang, yaitu sangat kecil kemungkinan terjadi banjir dalam skala besar. Terjadinya banjir dalam skala kecil berupa genangan adalah disebabkan meluapnya saluran atau drainase yang tidak mampu menampung curah hujan yang sangat tinggi terutama pada musim penghujan. Di samping itu, potensi yang mungkin muncul berkaitan dengan bencana adalah dampak erupsi gunung berapi yang berada di sekitar Kota Magelang. Erupsi Gunung Merapi yang berada di wilayah Kabupaten Magelang memberikan dampak terhadap Kota Magelang. Dampak tersebut adalah hujan abu yang jatuh di Kota Magelang pada saat Merapi meletus, mengeluarkan abu vulkanik dan angin berhembus ke arah barat. Pengalaman erupsi Gunung Merapi tahun 2010, abu vulkanik yang diterbangkan oleh angin ke arah Kota Magelang cukup mengganggu kenyamanan warga masyarakat dalam beraktifitas. Faktor lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah apabila Gunung Merapi mengalami
erupsi
yang
hebat
maka
Kota
Magelang
perlu
mempersiapkan diri karena dimungkinkan menjadi tujuan para eksodan untuk mengungsi sementara seperti yang terjadi pada tahun 2010. F.
Pengelolaan Kawasan Khusus Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Khusus disebutkan bahwa pengertian kawasan khusus adalah bagian wilayah dalam provinsi dan/atau
kabupaten/kota
yang
ditetapkan
oleh
Pemerintah
untuk
menyelenggarakan fungsi–fungsi pemerintahan yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional. Sedangkan kawasan khusus sebagaimana terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 antara lain meliputi kawasan sumber daya alam,
kawasan
sumber daya
buatan, kawasan
industri, pariwisata,
perdagangan dan otoritas, kawasan kelautan dan kedirgantaraan, sepanjang menjadi kewenangan daerah.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 103
Jenis kawasan khusus sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031 Kota Magelang, antara lain Kawasan Lindung, Kawasan Budi Daya, Kawasan Perkotaan, Kawasan Strategis Daerah, Kawasan Rawan Bencana, dan Kawasan Pertahanan Negara. Kawasan khusus yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Magelang, antara lain: 1. Kawasan hutan perlindungan (Gunung Tidar seluas 73,74 ha) Kawasan Gunung Tidar merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Pengelolaan kawasan Gunung Tidar menjadi tanggung jawab Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Magelang. Pada tahun 2014 telah dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gunung Tidar dengan Peraturan Walikota Magelang Nomor 47 Tahun 2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Pembentukan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kawasan Gunung Tidar pada Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kota Magelang. Kawasan Gunung Tidar merupakan potensi Kota Magelang yang perlu
dikembangkan
karena
mempunyai
magnet
tersendiri
bagi
wisatawan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Magelang berusaha membangun sarana dan prasarana yang dapat menambah daya tarik bagi pengunjungnya. Selain secara topografis sangat unik karena adanya bukit hijau di daerah perkotaan, Gunung Tidar merupakan tujuan atau destinasi wisata religi dari berbagai penjuru tanah air yang ingin mengunjungi petilasan Syeh Subakir, salah seorang penyebar agama Islam di tanah Jawa. 2. Kawasan cagar alam dan budaya (Taman Kyai Langgeng seluas 25,8 ha) Kawasan lindung yang merupakan cagar alam dan budaya adalah Taman Kyai Langgeng. Seperti halnya Gunung Tidar, lokasi Taman Kyai Langgeng yang berada di tepi Sungai Progo di sisi barat Kota Magelang, merupakan ruang terbuka hijau yang ditumbuhi oleh beranekaragam jenis flora yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Pengelolaan Taman Kyai Langgeng dilakukan oleh sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu Perusahaan Daerah Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng yang ditetapkan dengan Perda Nomor 13 Tahun 2009. Keberadaan Taman
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 104
Kyai Langgeng sebagai destinasi wisata keluarga dan ilmu pengetahuan terus dikembangkan potensinya untuk lebih menarik para wisatawan berkunjung dengan daya tarik di dalamnya terdapat berbagai jenis tanaman langka, wahana permainan dan Desa Buku. G.
Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum (tramtibum) merupakan bagian dari tugas-tugas umum pemerintahan yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan kota dan pelayanan umum yang dilaksanakan. Terwujudnya tramtibum merupakan modal dasar kelancaran tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Upaya mewujudkan tramtibum yang efektif sangat terkait dengan penegakan hukum yang tegas dan konsisten. Meningkatnya kesadaran hukum dan disiplin masyarakat serta seluruh aparat penegak hukum dan penyelenggara negara merupakan faktor penting dalam terwujudnya tramtibum. Arah dan kebijakan pemeliharaan dan peningkatan tramtibum di Kota Magelang ditujukan pada penegakan hukum, kepastian hukum dan budaya hukum dalam rangka supremasi hukum serta pembinaan kerukunan hidup dalam masyarakat guna mewujudkan ketentraman, ketertiban dan keamanan yang kondusif. Selama kurun waktu tahun 2016 kondisi tramtibum di Kota Magelang secara umum dapat dikategorikan kondusif. 1. Gangguan yang Terjadi Tramtibum merupakan suatu keadaan yang bersifat dinamis. Berbagai upaya senantiasa dilakukan untuk dapat menjaga kondusifitas di Kota Magelang yang selama ini telah terjaga. Kota Magelang dengan wilayah yang tidak begitu luas secara logika tentunya lebih mudah diatur, dan dikelola segala potensi konflik yang dapat mengganggu tramtibum. Terlebih lagi Kota Magelang sejak dulu dikenal sebagai Kota ABRI/TNI, sehingga secara psikologis akan membawa dampak bahwa Magelang adalah kota yang aman. Meskipun upaya–upaya peningkatan menjaga tramtibum telah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan, namun harus diakui bahwa pada tahun 2016 masih terjadi berbagai kasus kriminalitas dengan berbagai jenis kasus di Kota Magelang. Pada Tabel 6.3 berikut
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 105
menyajikan data jenis kasus gangguan tramtibum yang terjadi di Kota Magelang selama tahun 2016 dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya. Tabel 6.3 Perbandingan Gangguan Tramtibum yang Terjadi di Kota Magelang Menurut Jenis Kasus Tahun 2015 dan 2016 No.
Jenis Kasus
Jumlah Kasus 2015
2016
1.
Pencurian Berat (Curat)
22
26
2.
Pencurian dengan Kekerasan (Curas)
9
5
3.
Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor)
18
14
4.
Pembakaran/Kebakaran
1
1
5.
Penganiayaan Berat
0
0
6.
Pembunuhan
1
0
7.
Uang Palsu
0
0
8.
Narkotika
26
20
9.
Perkosaan
0
0
10.
Kenakalan Remaja
0
0
11.
Gangguan Ketertiban Umum
1
0
12.
Pemalsuan Surat
0
0
13.
Perzinahan
0
0
14.
Perjudian
11
2
15.
Penghinaan
0
0
16.
Penculikan
0
0
17.
Penganiayaan Ringan
15
0
18.
Penganiayaan Lain
0
18
19.
Pengeroyokan
4
9
No.
Jenis Kasus
Jumlah Kasus 2015
2015
20.
Pencurian Biasa
10
11
21.
Pencurian Ringan
0
0
22.
Pencurian dalam Keluarga
0
0
23.
Pemerasan
0
3
24.
Penggelapan
11
18
25.
Penipuan
15
20
26.
Pengrusakan
3
3
27.
Penyuapan
0
0
28.
Penadahan
0
0
29.
Penyalahgunaan Senjata Api Bahan Peledak
1
2
30.
Kejahatan/pelanggaran lain
23
17
171
169
Jumlah
Sumber: Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang (Data dari Polres Magelang Kota)
Secara garis besar, kuantitas kasus kriminalitas atau gangguan tramtibum pada kurun waktu selama tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 hampir sama namun terjadi sedikit penurunan, yaitu dari 171 laporan kasus menjadi 169 laporan kasus. Jenis tindak kejahatan yang
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 106
menonjol adalah kasus pencurian (pencurian berat, pencurian dengan kekerasan dan pencurian kendaraan bermotor), perjudian, penganiayaan, pengeroyokan, pencurian biasa, penggelapan, penipuan, pengrusakan dan penyalahgunaan narkotika. Tanpa mengecilkan perhatian terhadap kasus kriminalitas yang lain, kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) perlu mendapatkan perhatian lebih. Meskipun pada tahun 2016 terjadi penurunan kasus penyalahgunaan narkotika dibandngkan tahun sebelumnya, yaitu dari 26 kasus menjadi 20 kasus, namun peredaran gelap
dan
penyalahgunaan
narkotika
di
Kota
Magelang
perlu
membutuhkan perhatian dari semua pihak. Kasus penyalahgunaan narkoba
yang terjadi merupakan
pekerjaan rumah yang harus mendapatkan perhatian serius semua stakeholders, bukan hanya tanggung jawab penegak hukum (aparat kepolisian) semata. Penyalahgunaan narkoba merupakan hambatan dalam upaya mewujudkan generasi penerus yang memiliki sumber daya manusia berkualitas karena dampak negatifnya dapat merusak generasi bahkan bisa terjadi lost generation. Oleh karena itu, unsur institusi pemerintah, institusi pendidikan, organisasi kemasyarakatan (ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli narkoba, tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga masyarakat luas harus bersinergi dalam melaksanakan upaya Pencegahan, Penanggulangan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Upaya preemptif, preventif, dan represif terus dilakukan guna mengatasi permasalahan besar ini. Beragam strategi dan kebijakan yang diimplementasikan dalam program dan kegiatan telah dilakukan untuk menekan angka laju melalui cara P4GN. Mulai dari kegiatan sosialisasi, penyuluhan, rehabilitasi hingga pengkaderan di lingkungan pendidikan dan masyarakat. 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Menangani Ketentraman dan Ketertiban Umum SKPD yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang berkaitan dengan tramtibum adalah Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kota Magelang dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Magelang. Payung hukum yang mendasari terbentuknya kedua SKPD tersebut LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 107
adalah Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Lembaga Teknis Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja. 3. Jumlah Pegawai dan Kualifikasi Pendidikan Pada akhir tahun 2016 jumlah pegawai pada Badan Kesbangpol dan Linmas dan Satpol PP tersaji pada Grafik 6.3 berikut ini: Grafik 6.3 Jumlah Personel Badan Kesbangpol dan Linmas dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang Tahun 2016 (per 31 Desember 2016)
Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang dan Satpol PP Kota Magelang
Komposisi jumlah personel Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang dan Satpol PP pada akhir tahun 2016 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Grafik 6.4 berikut: Grafik 6.4 Jumlah Personel Badan Kesbangpol dan Linmas dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016 (per 31 Desember 2016)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 108
Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang dan Satpol PP Kota Magelang
Sedangkan
berdasarkan
tingkat
pendidikan
formal
yang
ditempuh, komposisi jumlah personel Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang dan Satpol PP pada akhir tahun 2016 tergambar pada Grafik 6.5 berikut: Grafik 6.5 Jumlah Personel Badan Kesbangpol dan Linmas dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Magelang Menurut Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2016 (per 31 Desember 2016)
Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang dan Satpol PP Kota Magelang
Jumlah personel Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang berdasarkan Pangkat/Golongan pada akhir tahun 2016 tersaji pada Grafik 6.6 berikut ini: Grafik 6.6 Jumlah Personel Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang Menurut Pangkat/Golongan Tahun 2016 (per 31 Desember 2016)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 109
Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Magelang
Sedangkan
jumlah
personel
Satpol
PP
Kota
Magelang
berdasarkan Pangkat/Golongan pada akhir tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik 6.7 berikut ini: Grafik 6.7 Jumlah Personel Satpol PP Kota Magelang Menurut Pangkat/Golongan Tahun 2016 (per 31 Desember 2016)
Sumber : Satpol PP Kota Magelang
4. Sumber dan Jumlah Anggaran Badan Kesbangpol dan Linmas dan Satpol PP mendapatkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBD Kota Magelang. Alokasi anggaran APBD Kota Magelang TA 2016 untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan penanganan ketentraman dan ketertiban umum pada SKPD Badan Kesbang Pol dan Linmas dan Satpol PP adalah seperti tersaji pada Tabel 6.4 berikut ini. Tabel 6.4 Jumlah Alokasi Dana Program dan Kegiatan untuk Penanganan Ketentraman dan Ketertiban Umum Tahun Anggaran 2016 No.
SKPD
Anggaran TA 2015 (ribu Rp)
1
Badan Kesbangpol dan Linmas
1.038.861,00
2
Satpol PP
1.394.996,00
Jumlah
2.433.857,00
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 110
Sumber : DPPKD Kota Magelang (Penjabaran APBD Perubahan TA 2016 diolah).
5. Penanggulangan dan Kendalanya Pemerintah
Kota
Magelang
melaksanakan
implementasi
kegiatan dalam rangka penanggulangan gangguan ketentraman dan ketertiban dan koordinasi antar instansi terkait, antara lain: a. Tindakan pencegahan terhadap gangguan keamanan dan tramtibum melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Kesbangpol dan Linmas, antara lain: 1)
Penyiapan
tenaga
kerja
pengendali
keamanan
dan
kenyamanan lingkungan; 2)
Pelatihan
pengendalian
keamanan
dan
kenyamanan
lingkungan; 3)
Pengendalian keamanan lingkungan;
4)
Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
5)
Peningkatan kerja sama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan;
6)
Koordinasi stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat;
7)
Penyuluhan
pencegahan
peredaran/penggunaan
minuman
keras dan narkoba; 8)
Operasi pemberantasan penyakit masyarakat (pekat);
9)
Peningkatan
kapasitas
ormas/LSM
dalam
partisipasi
mendukung terciptanya stabilitas daerah; b. Tindakan pencegahan terhadap gangguan keamanan dan tramtibum melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Satpol PP, antara lain: 1)
Penyuluhan,
pencegahan
pelanggaran
dan
penegakan
peraturan daerah/peraturan walikota; 2)
Penyuluhan pencegahan perkembangan praktek prostitusi;
3)
Pengendalian keamanan lingkungan;
4)
Pengendalian
kebisingan
dan
gangguan
dari
kegiatan
masyarakat; 5)
Penyiapan
tenaga
kerja
pengendali
keamanan
dan
kenyamanan lingkungan. 6)
Pelatihan pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 111
c.
Pembentukan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) yang ditetapkan
dengan
Keputusan
Walikota
Magelang
Nomor
300.3/21/112 Tahun 2014 tanggal 24 November 2014 tentang Pembentukan Forum Kewaspadaan Dini (FKDM) dan Penasehat FKDM Kota Magelang Masa Bhakti 2014-2017. d. Tindakan penindakan terhadap gangguan keamanan lingkungan, dilakukan oleh instansi yang berwenang yaitu kepolisian/POLRI. e. Upaya mempertahankan NKRI dari gangguan dan ancaman yang berasal dari dalam atau dari luar merupakan kewenangan penuh TNI dengan
dukungan
pemerintah
daerah
dan
semua
elemen
masyarakat. f.
Adanya partisipasi aktif dari masyarakat yang terealisasi dengan adanya FKDM yang bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk pencegahan
dan
penanggulangan
gangguan
keamanan
di
lingkungan masing-masing. Kendala yang dihadapi dalam menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban umum adalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengelola dan pelaksana di lapangan masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal teknis pengamanan dan perlindungan masyarakat. Di samping itu, gangguan tramtibum adalah bermuara pada kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berbeda-beda. Bentuk sinergi antara aparat keamanan dengan masyarakat melalui tindakan preventif dan antisipatif, antara lain dengan peningkatan kerja sama kemitraan aparat keamanan masyarakat, pengamanan swakarsa (optimalisasi siskamling) dan pembinaan mental dan spiritual masyarakat sangat perlu ditingkatkan dan dimantapkan. 6. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam Penanggulangan Kota Magelang selama ini merupakan wilayah yang secara umum dikenal aman dan kondusif. Kondisi ini diharapkan dapat terus berkesinambungan demi lancarnya pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, Satuan Kerja Perangkat Daerah pelaksana urusan ketentraman dan ketertiban adalah Badan Kesbangpol dan Linmas dan Satpol PP, namun demikian pemerintah daerah tidak akan mampu bekerja sendiri dalam
menjaganya.
Dalam
membantu
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
penegakkan
Peraturan BAB I
- 112
Daerah/Peraturan Walikota, Satpol PP bekerja sama dengan instansi yang terkait dengan proses penegakkan hukum, yaitu TNI dan POLRI. Kerja sama tersebut antara lain berupa bantuan personel dalam pengamanan berbagai kegiatan, penertiban-penertiban dan operasi– operasi gabungan pada di wilayah Kota Magelang. Keikutsertaan aparat keamanan dari unsur instansi vertikal, yaitu POLRI dan TNI, dan segenap elemen masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban Kota Magelang merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan dalam rangka menciptakan kondisi dan lingkungan yang aman, tenteram dan tertib. Pemerintah Kota Magelang senantiasa berupaya untuk lebih meningkatkan dan memantapkan koordinasi, kerja sama dan kemitraan dengan semua pihak, yaitu aparat keamanan dan masyarakat, guna mewujudkan Kota Magelang yang senantiasa kondusif, aman, tertib dan damai.
BAB VII PENUTUP
Pada bagian penutup ini disampaikan ringkasan dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016 sebagai berikut: 1.
Bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016 telah disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku, yaitu secara teknis mendasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
dan
Informasi
Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 2.
Selanjutnya gambaran capaian penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Magelang tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Berdasarkan data realisasi APBD Tahun Anggaran 2016 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 113
1)
Rasio Efektivitas yang merupakan perbandingan antara total Pendapatan Asli Daerah terhadap target Pendapatan Asli Daerah. Pada tahun 2016 rasio efektivitas mencapai 111,57%, berbagai upaya
dilakukan
Pemerintah
Kota
Magelang
guna
terus
menggenjot peningkatan Pendapatan Asli Daerah. 2)
Derajat Otonomi Fiskal merupakan perbandingan antara total PAD terhadap total penerimaan daerah. Pada tahun 2016 tercatat sebesar 26,76%, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 23,89%.
3)
Rasio Kemandirian Daerah merupakan perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah dengan dana transfer (pemerintah) ditambah dengan dana yang berasal dari pemerintah propinsi. Pada tahun 2016 rasio kemandirian daerah Kota Magelang sebesar 36,43%. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun pendapatan daerah masih sangat tergantung dari alokasi dana dari Pemerintah, namun terdapat peningkatan kemandirian keuangan daerah.
b.
Berdasarkan data capaian indikator kinerja program, indikator kinerja sasaran dan indikator kinerja daerah yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021, khususnya untuk target tahun 2016 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1)
Dari 482 indikator kinerja program telah tercapai sebanyak 421 indikator atau 87,34%. Sedangkan yang belum tercapai sebanyak 61 indikator atau 12,66%.
2)
Dari 83 indikator kinerja sasaran telah tercapai sebanyak 67 indikator atau 80,72%. Sedangkan yang belum tercapai sebanyak 16 indikator atau 19,28%.
3)
Dari 108 indikator kinerja daerah telah tercapai sebanyak 89 indikator atau 82,40%. Sedangkan yang belum tercapai sebanyak 19 indikator atau 17,60%.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 114
DATA PRESTASI KOTA MAGELANG TAHUN 2016 A. Tingkat Internasional No. 1.
2.
Bidang Agama
Olahraga
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
International Olimpiad Of Quran and Technology (OLYQ) 2016 1.
Cabang Kaligrafi
Peringkat I (Medali Emas)
Athaya Cendana Pambudi (SD Muhammadiyah 1 Alternatif/ Mutual Magelang)
2.
Cabang Kaligrafi
Peringkat II (Medali Perak)
Chiquita Salsabila (SD Mutual Magelang)
3.
Cabang Tilawah Al-Quran
Peringkat II (Medali Perak)
Millati Tauhida Al-Haris Fauzia (SD Mutual Magelang)
4.
Cabang Tahfidzul Quran
Peringkat II (Medali Perak)
Fakhri Roofid Aqillah (SD Mutual Magelang)
5.
Cabang Tilawah Al-Quran
Peringkat III (Medali Perunggu)
M. Naufal Gunawan (SD Mutual Magelang)
6.
Cabang Tahfidzul Quran
Peringkat III (Medali Perunggu)
Arti Annisa (SD Mutual Magelang)
7.
Cabang Kaligrafi
Peringkat III (Medali Perunggu)
Bagas Adi Prasetyo (SD Mutual Magelang)
8.
Cabang Azan
Peringkat II (Medali Perak)
M. Yusuf (SD Mutual Magelang)
9.
Cabang Azan
Peringkat III (Medali Perunggu)
Ghiffari Imanul Haq (SD Mutual Magelang)
The 2016 Xichang QiongHai Lake Wetland International Roller Skating Open di China
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 115
1.
Nomor Half Marathon 21 km Usia Junior (15-19 tahun)
Peringkat I (Medali Emas)
Stefanus Gita Surya Nugraha
2.
Nomor Half Marathon 21 km Usia Junior (15-19 tahun)
Peringkat II (Medali Perak)
Yoshua Samolal Buaya
B. Tingkat Nasional No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
1.
Keluarga Berencana
1.
Penghargaan Penggerak Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
Satyalancana Pembangunan
Ir. H. Sigit Widyonindito, MT (Walikota Magelang)
2.
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
1.
Komitmen dan Keberhasilan Kabupaten/Kota dalam Penyelenggaraan Pelayanan Penerapan KTP-el (Berhasil mencapai target penerbitan KTP-el sesuai jumlah wajib KTP-el yang telah ditetapkan)
Piagam Penghargaan Menteri Dalam Negeri
Pemerintah Kota Magelang
3.
Penataan Lingkungan Hidup
1.
Penghargaan kepada Kota Sedang dalam Penataan Lingkungan Hidup
Adipura Kirana
Pemerintah Kota Magelang
2.
Penghargaan kepada Sekolah Berwawasan Lingkungan
Adiwiyata
SDN Kramat 1 Kota Magelang SMAN 5 Kota Magelang
4.
Penataan Lalu Lintas dan Sarana Transportasi
1.
Penghargaan kepada Kota Sedang dalam Penataan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Wahana Tata Nugraha
Pemerintah Kota Magelang
5.
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak
1.
Anugerah Parahita Ekapraya
Madya
Pemerintah Kota Magelang
2.
Lomba Pelaksana Kesatuan Gerak PKK-KB dan Kesehatan dalam rangka Hari Keluarga Nasional XXIII Kategori Kota
Pakarti Madya II (Juara II)
TP PKK Kelurahan Gelangan
3.
Lomba Pelaksanaan 10 Program Pokok PKK
Juara V
TP PKK Kota Magelang
4.
Inisiator Tempat Penitipan Anak (TPA) Ramah Anak
Pelopor
TPA Pasar Rejowinangun
6.
Perdagangan
1.
Kompetisi Pasar Rakyat
Juara III
Pasar Rejowinangun
7.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1.
Penghargaan kepada Kabupaten/Kota Pemanfaat Teknologi Tepat Guna dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Anugerah Widigdapura (Peringkat I)
Pemerintah Kota Magelang
2.
Penghargaan kepada Kabupaten/Kota oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi
Anugerah Budhipraja (Peringkat 3 Besar)
Pemerintah Kota Magelang
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 116
3.
No. 8.
Bidang Pendidikan
Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) Kategori Umum yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan
Kategori Kejuaraan/Lomba
Juara II
Andjar Prasetyo, SE, M.Si (Peneliti pada Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang)
Hasil
Atas Nama
1.
School Challenges Award 2016 yang diselenggarakan oleh Indonesian Achievement Center (IAC) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
The Best Excellent Education Of The Year 2016
SD Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) Kota Magelang
2.
Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Juara I Penulis Cilik Cerita Pendek
Amarylisse Magnifizia Cesare Ganz (SD Mutual Kota Magelang)
Olimpiade Matematika, Sains, dan Bahasa Inggris (OMNAS) Nasional
9.
Olahraga
1.
Mata Pelajaran Sains Kelas 3
Juara I
Athaya Cendana Pambudi (SD Mutual Kota Magelang)
2.
Mata Pelajaran Sains Kelas 4
Juara I
Muhammad Iqdamul Umam (SD Mutual Kota Magelang)
Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat 1.
Cabang Paralayang (Nomor Beregu dan Perorangan Tandem)
2 Medali Emas, 2 Perak, 1 Perunggu
Lilik Darmono
2.
Cabang Arung Jeram Nomor DRR R6 Putri
Medali Emas
Rahma dan Aprilia
3.
Cabang Arung Jeram Nomor Sprint R6 Putri
Medali Perak
Rahma dan Aprilia
4.
Cabang Arung Jeram Nomor Sprint R6 Putra
Medali Perak
Heri Arfiyanto
Kejuaraan Nasional Sepatu Roda Piala Walikota Malang VII 1.
Kelas Standard Kategori KU B Putra 1.000 m
Medali Emas (Peringkat I)
Farhan Arya Satya (KRC Kota Magelang)
2.
Kelas Speed 5.000 m Point to Point
Medali Emas (Peringkat I)
Yoshua Samolala Buaya (KRC Kota Magelang)
Kejuaraan Tenis Lapangan Sportama National Junior Super Series Master di Jakarta 1.
Jakarta Nomor Tunggal Putri Kelompok Umur 12 Tahun
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
Peringkat 8
Talitha Araminta
BAB I
- 117
C. Tingkat Provinsi No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
1.
Perencanaan
1.
Penghargaan kepada Kabupaten/Kota dalam Penyusunan Dokumen RKPD Tahun 2016
Anugrah Pangripta Abipraya (Juara II)
Pemerintah Kota Magelang
2.
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak
1.
Lomba Pelaksana Kesatuan Gerak PKK-KB dan Kesehatan
Juara I
TP PKK Kelurahan Gelangan
2.
Penghargaan sebagai Pelaksana Gotong Royong Masyarakat Kategori Kelurahan
Juara I
Kelurahan Kemirirejo
3.
Penghargaan sebagai Pelaksana Gotong Royong Masyarakat Kategori Kelurahan
Juara III
Kelurahan Jurangombo Utara
4.
Lomba Lingkungan Kelurahan Bersih dan Hijau
Juara II
Kelurahan Jurangombo Utara
5.
Lomba Keluarga Harmonis
Juara II
Keluarga Hadi Sucipto (Kelurahan Kramat Selatan)
6.
Lomba Desa Kategori Kelurahan
Juara Harapan III
Kelurahan Kramat Utara
3.
Keamanan dan Ketertiban Umum
1.
Lomba Kawasan Tertib Trantibum
Juara II
Satpol PP Kota Magelang
4.
Komunikasi dan Informasi
1.
Anugerah Media Humas Kategori Profil Lembaga Humas Provinsi/Kabupaten/Kota yang dislenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informasi
Juara III
Bagian Humas, Protokol dan Satel Setda Kota Magelang
5.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1.
Lomba Kreatifitas dan Inovasi Masyarakat
Juara Favorit
Sam Wahyono (Kelurahan Rejowinangun Selatan)
2.
Lomba Kreatifitas dan Inovasi Masyarakat
Juara Harapan
Lukman Hardy (Kelurahan Potrobangsan)
6.
Agama
Festival Anak Sholeh (FASI) VI Tingkat Provinsi Jawa Tengah 1.
Cabang Ikrar dan Puitisasi Terjemah Al Quran Kategori TKQ Grup
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
Juara I
- Melodia Larasati Hayuningtyas - Hafizha Khairana Rizky - Anugerah Arsy Ramadhan - Dhirandra Rafif Ghathfa’an - Zada Hafizah Tsafiq
BAB I
- 118
No.
7.
Bidang
Pendidikan
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
2.
Cabang Ikrar dan Puitisasi Terjemah Al Quran Kategori TPQ Grup
Juara I
- Nashriyyah Nur Imani - Hegata Iktiara Sanyoto - Ayuqya Amandha Amalia Rizqi - Shafira Raafi’ah Trianirwana - Nisrina Nadhifa Putri
3.
Nasyid TKQ Grup
Juara I
- Aisyah Alma Fitriana Putri - Kayla Badru Taqqiya - Fadhlyn Fatkhia Kamila - Asbiq Badru Rufi’il Wafa - Arin Althafunnisa
4.
Nasyid TPQ Grup
Juara I
- Adzra Zulfa Rabbani - Millati Tauhida Al Haris Fauzia - Fennan Manara Baraka - Dauda Chmada Alwie Kaldie - Amelia Kusumawardani
Ujian Nasional 1.
Ujian Nasional SMA Program IPS Kategori Sekolah Negeri/Swasta
Peringkat I
SMA Negeri 1 Kota Magelang
2.
Ujian Nasional SMK Kategori Sekolah Negeri
Peringkat II
SMK Negeri 2 Kota Magelang
3.
Peraih Nilai Tertinggi (Sempurna) Ujian Sekolah Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2015/ 2016 dengan Nilai 300 (3 Mata Pelajaran)
4 Besar
Nabila Shalaisya Muna (SD Muhammadiyah 1 Alternatif Magelang)
Lomba Tata Upacara Bendera dan Baris Berbaris Tingkat SLTA 1.
Kategori Keseluruhan
2.
Lomba Tata Upacara Bendera
Juara III
3.
Lomba Baris Berbaris
Juara II
4.
Pemimpin Upacara
Terbaik I
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
Juara Umum II
Tim SMAN 1 Kota Magelang
BAB I
- 119
No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
5.
Pemimpin Barisan
Terbaik II
6.
Paduan Suara dan Pemimpin Regu
Terbaik I
7.
Komandan Peleton
Terbaik II
8.
Pembaca Teks UUD 1945
Terbaik II
9.
Pembaca Doa
Terbaik I
Atas Nama
Olimpiade Matematika, Sains, dan Bahasa Inggris (OMNAS) Regional Jateng-DIY
8.
Seni Budaya
9.
Olahraga
1.
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas 6
Juara I
Devita Armia Purasani (SD Mutual Kota Magelang)
2.
Mata Pelajaran Sains Kelas 3
Juara I
Athaya Cendana Pambudi (SD Mutual Kota Magelang)
3.
Mata Pelajaran Sains Kelas 4
Juara I
Muhammad Iqdamul Umam (SD Mutual Kota Magelang)
4.
Mata Pelajaran Sains Kelas 1
Juara II
Balqis Miza (SD Mutual Kota Magelang)
5.
Mata Pelajaran Sains Kelas 1
Juara III
Agha Prakoso (SD Mutual Kota Magelang)
6.
Mata Pelajaran Sains Kelas 2
Juara III
Ammar Muhammad (SD Mutual Kota Magelang)
1.
Festival Jamu dan Kuliner Kategori Stand Terbaik
Juara II
Dinas Pemuda, Olahrga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Magelang
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Sekolah Dasar (O2SN SD) Tingkat Jawa Tengah 1.
Cabang Renang Nomor 50 m Gaya Dada Putri
Juara I (Medali Emas)
Gravila Ciquita Dewi
2.
Cabang Renang Nomor 50 m Gaya Bebas Putri
Juara I (Medali Emas)
Gravila Ciquita Dewi
3.
Cabang Renang Nomor 50 m Gaya Kupu-kupu Putri
Juara I (Medali Emas)
Gravila Ciquita Dewi
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 120
No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
Pekan Olahraga Pelajar Daerah Sekolah Dasar (POPDA SD) Jawa Tengah Cabang Renang 1.
Nomor 100 m Gaya Bebas Putri
Juara I (Medali Emas)
Gravila Ciquita Dewi
2.
Nomor 100 m Gaya Dada Putri
Juara I (Medali Emas)
Gravila Ciquita Dewi
3.
Nomor 100 m Gaya Kupu-kupu Putri
Juara I (Medali Emas)
Valen Gabriella
4.
Nomor 4x50 m Gaya Bebas Estafet Putri
Juara I (Medali Emas)
Tim Kota Magelang
5.
Nomor 4x50 m Gaya Ganti Estafet Putri
Juara II (Medali Perak)
Tim Kota Magelang
6.
Nomor 100 m Gaya Punggung Putri
Juara II (Medali Perak)
Gravila Ciquita Dewi
7.
Nomor 100 m Gaya Bebas Putri
Juara III (Medali Perunggu)
Valen Gabriella
8.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putri
Juara III (Medali Perunggu)
Valen Gabriella
9.
Nomor 200 m Gaya Ganti Perseorangan Putri
Juara III (Medali Perunggu)
Valen Gabriella
Pekan Olahraga Pelajar Daerah Sekolah Menangah Atas (POPDA SMA) Jawa Tengah Cabang Renang 1.
Nomor 200 m Gaya Kupu-kupu Putra
Juara I (Medali Emas)
Ivandriyant Samudro
2.
Nomor 50 m Gaya Dada Putri
Juara II (Medali Perak)
Anancy Reza N.
3.
Nomor 100 m Gaya Dada Putri
Juara III (Medali Perunggu)
Anancy Reza N.
4.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putra
Juara III (Medali Perunggu)
Fernando Trisno S.
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 121
No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
Kejuaraan Daerah Renang Kelompok Umur (Kejurda Renang KU) di Semarang 1.
Nomor 50 m Gaya Bebas Putri KU V
Juara I (Medali Emas)
Aulia Zahra (Prima)
2.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putri KU V
Juara I (Medali Emas)
Aulia Zahra (Prima)
3.
Nomor 100 m Gaya Kupu-Kupu Putri KU V
Juara I (Medali Emas)
Aulia Zahra (Prima)
4.
Nomor 50 m Gaya Dada Putri KU V
Juara I (Medali Emas)
Aulia Zahra (Prima)
5.
Nomor 200 m Gaya Ganti Perorangan Putri KU V
Juara I (Medali Emas)
Aulia Zahra (Prima)
6.
Nomor 50 m Gaya Dada Putra KU V
Juara I (Medali Emas)
Aldero Apriliano Prasito (Prima)
7.
Nomor 50 m Gaya Dada Putri KU III
Juara I (Medali Emas)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
8.
Nomor 100 m Gaya Dada Putri KU III
Juara I (Medali Emas)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
9.
Nomor 200 m Gaya Dada Putri KU III
Juara I (Medali Emas)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
10.
Nomor 400 m Gaya Ganti Perorangan Putri KU III
Juara I (Medali Emas)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
11.
Nomor 100 m Gaya Bebas Putra KU V
Juara I (Medali Emas)
Jovan Immanuelle (Prima)
12.
Nomor 50 m Gaya Punggung Putra KU V
Juara I (Medali Emas)
Jovan Immanuelle (Prima)
13.
Nomor 50 m Gaya Kupu-kupu Putra KU V
Juara I (Medali Emas)
Avreen Verdino I. (Prima)
14.
Nomor 400 m Gaya Bebas Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 122
No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
15.
Nomor 200 m Gaya Ganti Perorangan Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
16.
Nomor 100 m Gaya Punggung Putra KU V
Juara II (Medali Perak)
Jovan Immanuelle (Prima)
17.
Nomor 200 m Gaya Kupu-Kupu Putra KU I
Juara II (Medali Perak)
Ivandriyant Samudro (Prima)
18.
Nomor 100 m Gaya Kupu-kupu Putra KU V
Juara II (Medali Perak)
Avreen Verdino I. (Prima)
19.
Nomor 50 m Gaya Bebas Putri KU III
Juara III (Medali Perunggu)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
20.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putri KU III
Juara III (Medali Perunggu)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
21.
Nomor 100 m Gaya Punggung Putri KU III
Juara III (Medali Perunggu)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
22.
Nomor 100 m Gaya Dada Putri KU IV
Juara III (Medali Perunggu)
Lintang Azzahra Putri (Prima)
23.
Nomor 50 m Gaya Punggung Putri KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Aulia Zahra (Prima)
24.
Nomor 100 m Gaya Punggung Putri KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Aulia Zahra (Prima)
25.
Nomor 100 m Gaya Dada Putri KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Aulia Zahra (Prima)
26.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putra KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Avreen Verdino I. (Prima)
27.
Nomor 50 m Gaya Bebas Putra KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Jovan Immanuelle (Prima)
28.
Nomor 200 m Gaya Ganti Perorangan Putra KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Jovan Immanuelle (Prima)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 123
No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
Kejurda Renang Antar Perkumpulan Daerah Kelompok Umur (KRAPDA KU) Taruna di Boja Kendal 1.
Nomor 100 m Gaya Kupu-kupu Putra KU IV
Juara III (Medali Perunggu)
Cornelius Alvin Bintang F. (Barracuda)
Kejuaraan Renang Taruna Jawa Tengah di Semarang 1.
Nomor 50 m Gaya Kupu-kupu Putri KU III
Juara I (Medali Emas)
Valen Gabriella (Prima)
2.
Nomor 100 m Gaya Bebas Putri KU III
Juara I (Medali Emas)
Valen Gabriella (Prima)
3.
Nomor 50 m Gaya Punggung Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Valen Gabriella (Prima)
4.
Nomor 100 m Gaya Kupu-kupu Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Valen Gabriella (Prima)
5.
Nomor 100 m Gaya Punggung Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Valen Gabriella (Prima)
6.
Nomor 200 m Gaya Ganti Perorangan Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Valen Gabriella (Prima)
7.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Valen Gabriella (Prima)
8.
Nomor 50 m Gaya Dada Putri KU V
Juara II (Medali Perak)
Chelsy Nuradena (Barracuda)
9.
Nomor 100 m Gaya Kupu-kupu Putri KU V
Juara II (Medali Perak)
Chelsy Nuradena (Barracuda)
10.
Nomor 50 m Gaya Kupu-kupu Putri KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Chelsy Nuradena (Barracuda)
Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan (KRAP) PASWIND Cup I di Manahan, Solo 1.
Nomor 200 m Gaya Dada Putri KU III
Juara I (Medali Emas)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
2.
Nomor 50 m Gaya Bebas Putri KU V
Juara I (Medali Emas)
Aulia Zahra (Prima)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 124
No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
3.
Nomor 100 m Gaya Dada Putri KU V
Juara I (Medali Emas)
Aulia Zahra (Prima)
4.
Nomor 50 m Gaya Dada Putri KU V
Juara II (Medali Perak)
Aulia Zahra (Prima)
5.
Nomor 50 m Gaya Kupu-kupu Putri KU V
Juara II (Medali Perak)
Aulia Zahra (Prima)
6.
Nomor 100 m Gaya Kupu-kupu Putri KU V
Juara II (Medali Perak)
Aulia Zahra (Prima)
7.
Nomor 100 m Gaya Bebas Putri KU V
Juara II (Medali Perak)
Aulia Zahra (Prima)
8.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putri KU V
Juara II (Medali Perak)
Aulia Zahra (Prima)
9.
Nomor 200 m Gaya Ganti Perseorangan Putri KU V
Juara II (Medali Perak)
Aulia Zahra (Prima)
10.
Nomor 100 m Gaya Bebas Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
11.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putri KU III
Juara II (Medali Perak)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
12.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putra KU V
Juara II (Medali Perak)
Avreen Verdino I. (Prima)
13.
Nomor 200 m Gaya Kupu-kupu Putra KU I
Juara II (Medali Perak)
Fernando Trisno S. (Barracuda)
14.
Nomor 200 m Gaya Bebas Putra KU I
Juara III (Medali Perunggu)
Fernando Trisno S. (Barracuda)
15.
Nomor 400 m Gaya Bebas Putra KU I
Juara III (Medali Perunggu)
Fernando Trisno S. (Barracuda)
16.
Nomor 200 m Gaya Kupu-kupu Putri KU III
Juara III (Medali Perunggu)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
17.
Nomor 50 m Gaya Kupu-kupu Putri KU IV
Juara III (Medali Perunggu)
Putri Izzati Shafa (Prima)
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 125
No.
Bidang
Kategori Kejuaraan/Lomba
Hasil
Atas Nama
18.
Nomor 100 m Gaya Kupu-kupu Putri KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Putri Izzati Shafa (Prima)
19.
Nomor 100 m Gaya Bebas Putra KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Avreen Verdino I. (Prima)
20.
Nomor 50 m Gaya Kupu-kupu Putra KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Avreen Verdino I. (Prima)
21.
Nomor 50 m Gaya Punggung Putra KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Anteo Cailendra (Prima)
22.
Nomor 100 m Gaya Punggung Putra KU V
Juara III (Medali Perunggu)
Anteo Cailendra (Prima)
Kejuaraan Renang Walikota Cup IV di UNY Yogyakarta 1.
Nomor 50 m Gaya Dada Putri KU III
Juara I (Medali Emas)
Gravilla Ciquita Dewi (Barracuda)
Kejuaraan Tenis Lapangan Sportama Junior Super Series V Jawa Tengah 1.
Nomor Tunggal Putri Kelompok Umur 12 Tahun
Juara III
Talitha Araminta
Kejuaraan Tenis Lapangan Gubernur Akademi Militer Jateng-DIY 1.
Nomor Ganda Putri Kelompok Umur 12 Tahun
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
Juara I
Talitha Araminta berpasangan dengan Griffith Rose June (Klaten)
BAB I
- 126
LKPJ Walikota Magelang Akhir Tahun Anggaran 2016
BAB I
- 127