LAPORAN SINGKAT KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA RUU TENTANG KEINSINYURAN BADAN LEGISLASI DPR RI KE INGGRIS RAYA 24 – 30 NOVEMBER 2012
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.
Yth. Sdr. Anggota Badan Legislasi DPR RI. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT – Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menghadiri rapat pleno Badan Legislasi pada hari ini dalam keadaan sehat wal’afiat.
Pertama, saya atas nama rekan-rekan anggota delegasi Panitia Kerja (Panja) RUU tentang Keinsinyuran yang melakukan kunjungan kerja ke Inggris Raya, menyampaikan terima kasih kepada Panja RUU tentang Keinsinyuran Badan Legislasi yang telah menugaskan kami untuk melakukan kunjungan kerja dalam rangka mencari masukan terkait dengan proses penyusunan RUU tentang Keinsinyuran.
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Badan Legislasi sebelumnya, Panitia Kerja RUU Keinsinyuran pada Masa Sidang II Tahun Sidang 2012 – 2013 1
mengadakan kunjungan kerja ke Inggris Raya. Kunjungan kerja ini diadakan pada 24 – 30 November 2012 dengan pengiriman delegasi sebanyak 11 orang anggota Panitia Kerja, serta didukung satu orang staf sekretariat, satu orang peneliti, dan satu orang tenaga ahli. Delegasi yang mengadakan kunjungan kerja ke Inggris Raya yaitu:
No N AM A
FRAKSI KETERANGAN
1.
Dr.HA Dimyati Natakusuma,SH.MH
FPP
Ketua Delegasi/Wakil Ketua Baleg DPR RI
2.
Mayjen (Purn) Ign Mulyono
FPD
Anggota Delegasi/ Ketua Baleg DPR RI
3.
Didi Irawadi Syamsuddin, SH.LLM
FPD
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
4.
Khatibul Umam Wiranu
FPD
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
5.
Taufiq Hidayat
FPG
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
6.
Tetty Kadi Bawono
FPG
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
7.
Nurul Arifin
FPG
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
8.
Buchori Yusuf
FPKS
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
9.
Taslim
FPAN
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
10.
Abdul Malik Haramain
FPKB
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
11.
Zainut Tauhid Saadi
FPP
Anggota Delegasi/ Anggota Baleg DPR RI
12.
Dra.Tri Budi Utami.MSi
Anggota Delegasi/Kepala Sekretariat Baleg DPR RI
13.
Nur Budi Hariyanto, MSi
Anggota Delegasi/ Tenaga Ahli Baleg DPR RI
14.
Laksmi Harundani, SH, MKn
Perancang Undang-Undang Sekretariat Jenderal DPR RI
2
Kunjungan kerja Panitia Kerja
RUU tentang Keinsinyuran ke Inggris Raya
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan pengayaan berkaitan dengan pengaturan keinsinyuran yang ada di negara Inggris Raya. Dalam kunjungan kerja tersebut dilakukan beberapa pertemuan dan kegiatan, baik dengan parlemen negara terkait maupun dengan lembaga atau institusi yang berkaitan dengan keinsinyuran. Adapun beberapa pertemuan dan kegiatan yang dilaksanakan selama di Inggris Raya adalah sebagai berikut:
A. Pertemuan dan Kegiatan di Inggris Raya Kunjungan kerja Panja RUU Keinsinyuran Badan Legislasi ke Inggris Raya dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan pengayaan berkaitan dengan pengaturan keinsinyuran yang ada di negara Inggris Raya. Kunjungan kerja dilakukan dengan mengadakan beberapa pertemuan, baik dengan parlemen negara terkait maupun dengan lembaga atau institusi yang berkaitan dengan keinsinyuran. Beberapa pertemuan dan kegiatan yang dilaksanakan selama di Inggris Raya adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan dengan Parlemen Inggris (Committee of Science and Technology) yang dipimpin oleh Chair of Committee of Science and Technology, House of Commons, Andrew Miller MP di Westminster Palace, Portcullis House, Bridge St, SW1A 2 LW. 2. Pertemuan
dengan
Departemen
Bisnis,
Inovasi,
dan
Keahlian
(Department for Business, Innovation and Skills/BIS) dan berdiskusi dengan Senior British Engineer, Chief Scientitif Adviser, BIS, Prof John Perkins dan kepala sekretariatnya di R. Crutacala, KBRI London, 38 Grosvenor Square, London, W1K 2 HW. 3. Pertemuan dengan Royal Academy of Engineering (RAE) dan berdiskusi dengan Director of Strategy and Planning RAE Dr. Hayaatun Sillem di R. Crutacala, KBRI London, 38 Grosvenor Square, London, W1K 2 HW.
3
4. Pertemuan dan kunjungan ke Institusi Insinyur Sipil (Institution of Civil Engineers/ICE) serta berdiskusi dengan Head of International, ICE, Ruth Dennett di ICE, 1 Great George Street City of London, SW1P 3AA. 5. Pertemuan dengan Dewan Insinyur (Engineering Council) yang diterima oleh Head of International, UK Engineering Council, Katy Turf di ICE, 1 Great George Street City of London, SW1P 3AA. 6. Pertemuan dan kunjungan ke Institut Arsitek Inggris (Royal Institute of British
Architechs’/RIBA) yang diterima oleh Peter Oborn (RIBA Vice
President International), Stephanie Beasley-Suffolk (RIBA Validation Manager), Marcus Deley (RIBA Head of International), Adrian Dobson ( RIBA Director of Practice), Adam Williamson (RIBA Head of Professional Standards). B. Sistem Pengaturan Keinsinyuran di Inggris Dalam pertemuan dengan beberapa institusi dan lembaga yang terkait dengan keinsinyuran di Inggris Raya, diperoleh beberapa masukan penting bagi penyusunan RUU tentang Keinsinyuran. 1. Keinsinyuran (engineering) di Inggris telah berkembang sejak zaman industrialisasi pada abad 18. Engineering memiliki banyak variasi bidang dan hingga kini berkembang dengan saling bersinggungan antara bidang satu dengan bidang lainya, sehingga parlemen Inggris melihat profesi keinsinyuran tidak perlu diatur dalam suatu undang-undang. Parlemen dan pemerintah juga tidak
ingin campur tangan dalam pengaturan
mengenai profesi keinsinyuran, termasuk di dalamnya masalah akreditasi, standarisasi, dan pengakuan kompetensi atau keahlian seorang insinyur. Parlemen
hanya
memberikan
dukungan
pendanaan
terhadap
pengembangan keinsinyuran. 2. Parlemen dan pemerintah Inggris Raya tidak ikut campur dalam masalah teknis keinsinyuran dan praktis pekerjaan insinyur. Organisasi-organisasi
4
profesi dipersilahkan memiliki kode etik sendiri tanpa ada campur tangan dari parlemen dan pemerintah. Parlemen dan pemerintah justru mendorong dan membiarkan kepercayaan masyarakat muncul terhadap organisasi-organisasi profesi dalam mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip engineer, standarisasi, dan akreditasi keinsinyuran. 3. Parlemen dan pemerintah lebih mempertimbangan dan konsern terhadap permasalahan standar keamanan publik (public safety) dari hasil pekerjaan para insinyur. Jika ada permasalahan atau pemikiran dari para insinyur atau organisai profesi keinsinyuran, parlemen mengundang mereka untuk mendengarkan permasalahan dan
pemikirannya dalam
dengar pendapat (hearing) di parlemen, kemudian parlemen mengundang kementerian terkait dari pemerintah untuk menjawab permasalahan dan pemikiran tersebut. 4. Pada hearing terakhir di parlemen dan pemerintah, para engineer ingin ada proteksi bagi para engineer atau memperjelas siapa yang sesungguhnya disebut dengan engineer. Pemikiran tersebut berdasarkan pemikiran pada profesi dokter dan pengacara yang menerapkan beberapa tahapan, termasuk tahapan pendidikan, untuk menjadi dokter atau pengacara.
Selain itu, mereka menginginkan agar proyek-proyek di
pemerintahan dikerjakan oleh engineer yang telah diakreditasi oleh organisasi-organisasi profesi keinsinyuran. 5. Mengenai hubungan insinyur luar negeri (asing) untuk bekerja di Inggris, persyaratan untuk kerja diatur dalam pengaturan mengenai masalah imigrasi. Inggris juga tidak menerapkan kebijakan alih teknologi dari para insinyur luar negeri, meski memahami tekanan di negara-negara berkembang untuk menerapkan kebijakan alih teknologi. 6. Pemerintah melalui Department for Business, Innovation & Skill (BIS) memiliki Government Office for Science (GOS) yang berfungsi untuk:
5
- Wadah bagi pengembangan sains dan rekayasa (science and engineering) lintas pemerintahan UK. - Memberikan dukungan terhadap kepala penasehat sains BIS. - Mendorong agar perdana mennteri, cabinet, dan semua level pemerintahan
untuk
menerima
nasehat
sains
terbaik
untuk
menciptakan kebijakan yang didukung dengan bukti-bukti
dan
argumentasi yang kuat. GOS tersebut didukung oleh Engineering Academy- Royal Academy of Engineering (RAE), universitas-universitas, dan para pakar engineering. 7. Inggris memiliki sedikitnya 36 (tiga puluh enam) organisasi profesi keinsinyuran (engineers). Setiap bidang keinsinyuran memiliki spesifikasi engineering dengan pengaturan, termasuk kode etik masing-masing dalam organisasi profesi. Organisasi profesi keinsinyuran di Inggris mengatur dirinya sendiri dan secara umum memiliki keanggotaan secara bebas dari berbagai negara di seluruh dunia. Ada proporsi yang cukup baik, bahwa anggota organisasi profesi keinsinyuran di Inggris 20% beranggotakan insinyur dari luar negeri. 8. Seorang insinyur tidak memiliki kewajiban untuk melakukan registrasi atau mendaftarkan diri, namun jika mereka bergabung dalam suatu organisasi profesi, maka terikat dengan peraturan internal organisasi profesi yang diikuti tersebut. Setiap insinyur dapat memperoleh pengakuan sebagai seorang
insinyur
(Chapter
Engineer)
dengan
berbagai
tingkatan
berdasarkan standar kompetensi dari masing-masing organisasi profesi keinsinyuran.
Secara
umum,
untuk
menjadi
chapter
engineer
dipersyaratkan telah menempuh pendidikan engineering di perguruan tinggi selama 4 (empat) tahun dan memiliki pengalaman kerja tertentu sebagai bahan penilaian dari organisasi profesi keinsinyuran masingmasing.
6
9. Masing-masing organisasi profesi memiliki hubungan kerjasama dengan universitas-universitas yang memiliki program keinsinyuran (engineering). Organisasi-organisasi profesi menawarkan standar kompetensi masingmasing untuk diadopsi dalam kurikulum dan standar pendidikan di universitas-universitas tersebut. Dengan demikian, organisasi profesi keinsinyuran di Inggris mengakreditasi universitas-universitas yang telah mengadopsi kurikulum dan standar pendidikan engineering mereka sesuai dengan standar keinsinyuran yang ditawarkan oleh organisasi-organisasi profesi keinsinyuran. 10. Jika
terjadi
kegagalan
proyek atau
praktek
keinsinyuran,
maka
penyelesaian secara hukum melalui pengadilan. Pengadilan yang memutuskan siapa yang bertanggungjawab pada kegagalan suatu proyek yang melibatkan insinyur. Selama ini, kegagalan proyek menjadi tanggungjawan perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut, terutama para direksinya. Namun, seorang insinyur juga dapat dipidana jika memang kegagalan suatu proyek tersebut adalah akibat kesalahanya. Sementara,
organisasi
profesi
juga
memberikan
sanksi
terhadap
anggotanya yang diputuskan melakukan kesalahan tersebut. Selain itu, organisasi profesi keinsinyuran juga dapat menjatuhkan sanksi jika anggotanya
melakukan
pelanggaran
terhadap
aturan
organisasi,
termasuk di dalamnya melakukan pelanggaran kode etik. 11. Pada ranah profesi, Inggris Raya
memiliki
Engineering Council.
Engineering Council pertama kali dibentuk pada tahun 1964 dengan nama Joint Council of Engineering yang bertujuan untuk menyetujui standar umum mengenai profesi insinyur. Dalam perkembangannya kemudian didirikan Engineers Registration Board, lalu dibentuk Engineering Council (sebagai respon terhadap Finniston Report tahun 1980), reformasi Engineering Council tahun 1996 dan terakhir terbentuknya Engineering Council UK pada tahun 2002. Engineering Council didirikan berdasarkan Royal Charter dari Ratu Elizabeth II dan beberapa kali penambahan atau 7
perubahan charter. Setiap orang yang tergabung dalam Engineering Council
harus
terus
menerus
melakukan
pembelajaran
dan
mempromosikan praktik dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan keteknikan (termasuk teknologi yang relevan) bagi kepentingan publik serta mempromosikan industri dan perdagangan di United Kingdom juga daerah-daerah lainnya. 12. Profesi insinyur di United Kingdom dihargai baik sampai ke taraf internasional. Engineering Council sebagai suatu badan pengatur bagi profesi insinyur di United Kingdom, menetapkan dan menjaga standar kompetensi profesi dan kode etik yang diakui secara internasional yang dituangkan dalam UK Standard for Professional Engineering Competence (UK-SPEC).
Dalam
perkembangan
terakhir,
Information
and
Communications Technology Technician Standard (ICTTechStandard) telah dipublikasikan oleh Engineering Council untuk menciptakan standar yang sama bagi pekerjaan ICT yang juga penting. 13. Sistem pendaftaran profesi insinyur di United Kingdom dilakukan secara sukarela. Ada 4 (empat) macam profesi Insinyur yang terdaftar, yaitu Chartered Engineer (CEng), Incorporated Engineer (IEng), Engineering Technician (EngTech), dan ICT Technician (ICTTech). Gelar ini dilindungi oleh Engineering Council’s Royal Charter dan hanya bisa digunakan bagi insinyur yang sudah terdaftar. Kandidat Insinyur yang akan mendaftar harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh Engineering Council dan menjadi anggota dari institusi profesi keinsinyuran yang sudah terlisensi. Tujuan pendaftaran profesi keinsinyuran yaitu: a. Bagi masyarakat • Memberikan kepastian bagi masyarakat melalui ketentuan yang berlaku atas saran yang independen dan dapat dipercaya, barang dan jasa, serta infrastruktur yang aman dan dapat diandalkan. 8
• Jaminan terhadap perilaku yang bermoral dan berkelanjutan. b. Pemberi kerja : • Adanya jaminan bahwa kompetensinya diakui secara global oleh masyarakat dan klien. • Memiliki kerangka berpikir untuk mendukung pekerja memenuhi Continuing Professional Development (CPD). c. Individu (Insinyur): • Kualifikasi profesi yang dimiliki diakui dan dihargai secara internasional. • Pengakuan dari rekan sejawat atas komitmen terhadap profesinya. • Memiliki
kesempatan
pengetahuan
didalam
untuk
mengubah
komunitas
praktisi
dan
meningkatkan
yang
mendukung
komitmen terhadap CPD. 14. Dalam beberapa kasus, kualifikasi yang dimiliki oleh Insinyur yang terdaftar berlaku untuk pekerjaan tertentu, tetapi keuntungan dari pendaftaran pada Engineering Council sudah terbukti membantu dalam melamar pekerjaan ataupun penawaran kerja di luar negeri. Engineering Council secara berkelanjutan bekerja untuk meningkatkan pengakuan terhadap insinyur profesional dengan menjadi peserta aktif dari organisasi profesi internasional dan telah menandatangani berbagai persetujuan bersama. 15. Pemohon pendaftaran profesi insinyur harus memperlihatkan kompetensi professional mereka dengan kriteria yang spesifik termasuk: • pengetahuan dan pemahaman • teknis, usaha dan keahlian antarapribadi yang diperoleh dari pengembangan profesional. • komitmen terhadap perilaku profesional, kode etik dan pengembangan profesional yang berkelanjutan. Adapun proses pendaftaran profesi insinyur sebagai berikut:
9
16. Karakteristik dari seorang insinyur profesional dan teknisi adalah mereka berkomitmen untuk bekerja secara profesional dan memiliki tanggung jawab dalam kaitannya dengan kode etik. Setiap insinyur profesional dan pekerja teknisi terikat dengan kode etik dari institusi insinyur profesional. Engineering Council telah membuat sebuah panduan yang harus tercakup dalam setiap kode etik dari organisasi profesi keinsinyuran. 17. Engineering
Council
bekerja
sama
dengan
Royal
Academy
of
Engineering telah membuat suatu Statement of Ethical Principles yang harus terurai dalam berbagai aspek dari buku panduan keinsinyuran. Engineering
Council
bekerja
sama
dengan
organisasi
profesi
keinsinyuran, Royal Academy of Engineering, dan Engineering UK. Organisasi profesi keinsinyuran yang berjumlah 36 anggota
memiliki 500.000
yang bertugas mempromosikan serta menguasai bidang
insinyur yang spesifik. Selain itu, organisasi profesi keinsinyuran bertugas membantu dalam proses registrasi profesi dan mengakreditasi program pendidikan serta menjaga agar sesuai standar profesional. 18. Royal Academy of Engineering memiliki 1.500 anggota dari berbagai bidang keinsinyuran yang bertugas diantaranya mempromosikan dan mengembangkan profesi insinyur, memberikan analisis dan dukungan 10
kebijakan bagi Pemerintah, serta mengkoordinasikan kebijakan yang menyatu bagi para insinyur. Engineering UK bertugas mempromosikan bidang
keteknikan
serta
karir
menjadi
insinyur,
fokus
kepada
pembelajaran keinsinyuran, membuat laporan mengenai insinyur di United Kingdom, dan mengkoordinasikan hal-hal yang berkaitan dengan keinsinyuran kepada masyarakat. 19. Salah satu contoh organisasi profesi keinsinyuran adalah Institution of Civil Engineers (ICE). ICE didirikan pada tahun 1818 dan mendapatkan Royal Charter pertama kali oleh King George IV pada 3 June 1828 yang kemudian kembali diberikan Royal Charter oleh Ratu Elizabeth II pada 11 Juni 1975. ICE sudah dikenal di seluruh dunia sebagai institusi yang memiliki
beberapa
keunggulan,
diantaranya
sebagai
wadah
pembelajaran bagi pengembangan keahlian anggotanya dengan berbagi pengalaman dengan sesama anggota dan sebagai sebuah institusi yang sudah memiliki kualifikasi untuk menetapkan dan menerapkan standar yang berlaku. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk mendorong dan mempromosikan ‘seni’ dan ilmu pengetahuan dari teknik sipil serta mengarahkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberikan manfaat dan kemudahan bagi masyarakat. 20. ICE sebagai institusi yang profesional memberikan kualifikasi anggota yang memiliki nilai tinggi dan diakui secara internasional. Pencapaian ini secara garis besar dilihat sebagai pencapaian pribadi yang signifikan dan sebagai tolok ukur dari kompetensi dan kedudukan profesi teknisi ataupun insinyur. Tahapan anggota yang dapat dikualifikasi sebagai profesional dalam berbagai tingkatan adalah: memiliki pengetahuan dasar yang diperoleh melalui pendidikan dasar yang wajib; memiliki pengalaman bekerja dalam jangka waktu tertentu di bawah bimbingan dan supervisi (Initial Professional Development) yang diikuti dengan pemeliharaan yang sistematis, perbaikan dan perluasan 11
pengetahuan, keahlian, dan kompetensi (Continuing Professional Development); mendapatkan tinjauan secara profesional. Kualifikasi profesional yang didapat dari ICE memberikan keuntungan, diantaranya: memiliki kualifikasi yang diakui dan dihargai secara internasional; mendapatkan akses terhadap jaringan ICE secara global lebih dari 90 negara; mendapatkan akses gratis terhadap perpustakaan virtual yang sangat komprehensif; mendapatkan akses terhadap jurnal dan hasil rapat ICE; mendapatkan kesempatan untuk berbagi jaringan dan pengalaman terhadap ilmu pengetahuan; mendapatkan majalah New Civil Engineer International (NCEI); memperoleh kesempatan besar terhadap acara-acara berskala internasional. Terdapat 8 (delapan) tingkatan keanggotaan yang merefleksikan kebutuhan industri saat ini: Pelajar Lulusan perguruan tinggi Pekerja teknis (Eng Tech) Pekerja teknis dari bidang lain yang berkaitan dengan teknik sipil Anggota (Chartered and Incorporated) Rekan Perusahaan dan Afiliasi 21. Peran ICE dalam penentuan kualifikasi profesional, adalah a. ICE menetapkan standar untuk pendidikan dasar, Initial Professional Development Sets, dan tinjauan profesional.
12
Memberikan akreditasi kepada universitas dan program pendidikan tinggi. Memberikan persetujuan untuk skema pelatihan pekerja Memberikan pelatihan dan kualifikasi bagi peninjau profesional. Mengawasi standar dan kepatuhan selama proses berlangsung. b. ICE menetapkan peraturan mengenai kode etik profesional. ICE melakukan penyelidikan dan menjatuhkan sanksi atas dugaan pelanggaran terhadap kode etik profesional. c.
ICE
menetapkan
persyaratan
bagi
Continuing
Professional
Development (CPD). 22. ICE mendapatkan lisensi dari Engineering Council yang diantaranya untuk membantu pendaftaran Chartered Engineers (CEng), Incorporated Engineers (IEng), dan Engineering Technicians (EngTech) serta diperbaharui
setiap 5 (lima) tahun sekali. Engineering Council melakukan pengamatan terhadap siapa yang berhak duduk dalam komite dan panel ICE. ICE wajib memberikan laporan kegiatan tahunan dan melakukan selfassessment. 23.
Sebagai
pengayaan
untuk
pengaturan
keinsinyuran,
dapat
dikomprasikan dengan bidang arsitektur. Salah satu institusi atau organisasi yang cukup besar dalam bidang arsitek di Inggris adalah Royal Institute of British Architect (RIBA). RIBA didirikan pada tahun 1834 dan mendapatkan Royal Charter pada tahun 1837 dengan tujuan untuk memajukan bidang arsitektur sipil dan mempromosikan serta memfasilitasi keahlian pengetahuan dari berbagai macam seni dan ilmu pengetahuan yang sehubungan dengan itu. RIBA merupakan lembaga independen yang dalam melaksanakan kegiatannya mengandalkan 40.000 anggotanya dan tidak sedikitpun menerima bantuan dana dari pemerintah, serta mendapat dukungan sponsor dan hasil dari kegiatan
13
sosial. RIBA membuat bangunan-bangunan terbaik, komunitas dan lingkungan melalui kegiatan arsitektur oleh anggotanya. 24. Keanggotaan RIBA diakui di seluruh dunia sebagai simbol dari profesional yang unggul baik diantara klien maupun sesama arsitek. Anggota RIBA merupakan jaringan luas bagi kegiatan arsitek yang membagi pengalaman dan kesamaan minat mereka dalam bidang arsitektur dan lingkungan yang tercipta. Anggota RIBA mempunyai prestise dengan menjadi bagian dari institusi terkemuka yang menaikkan kualitas mereka diantara kolega dari seluruh dunia. Anggota RIBA secara bersama-sama bekerja untuk meningkatkan dan mempromosikan profesi arsitek dalam menghadapi tantangan, membuat desain terbaik di seluruh dunia dan memberikan rekomendasi terhadap kebijakan pemerintah dan peraturan yang berhubungan terhadap profesi arsitek. 25. RIBA memberikan dukungan bagi para anggotanya dalam bentuk pelatihan,
pelayanan
teknis,
publikasi
dan
acara-acara,
serta
menetapkan standar bagi pendidikan arsitek di United Kingdom dan di luar negeri. Cakupan dari keanggotaan RIBA mendukung para arsitek melalui karir sebagai profesional semenjak saat menjadi pelajar sampai setelah berhenti menjadi arsitek. Masing-masing anggota RIBA memiliki akses kepada banyak keuntungan dan pelayanan yang mendukung siklus karir mereka semenjak jadi pelajar sampai mengerjakan pekerjaan arsitek. 26. Sebagai arsitek yang memiliki kualifikasi profesional harus terdaftar sebagai Chartered Architects. Untuk memperoleh titel tersebut, seorang arsitek harus lulus dari ujian tahap 1, 2, dan 3 yang diselenggarakan RIBA, memperoleh pengakuan dari European Directive 2005/36/EC, dan memiliki pengalaman bekerja sebagai profesional selama 5 (lima) tahun setelah lulus dari universitas. Dalam melakukan pekerjaan arsitek,
14
seorang arsitek harus terdaftar juga pada Architects Registration Board (ARB). 27. Architects Registration Board (ARB) didirikan oleh Parlemen United Kingdom pada tahun 1997 untuk mengatur profesi arsitek di United Kingdom. ARB adalah lembaga independen, suatu badan publik yang bekerja mengatur para arsitek dengan standar yang terbaik dan dikelola secara konsisten untuk kepentingan publik dan arsitek itu sendiri. Tugas dari ARB seperti yang tercantum dalam Architects Act tahun 1997 mencakup 5 (lima) bidang:
menetapkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi arsitek;
mengelola Registrasi Arsitek di United Kingdom;
memastikan para arsitek telah memenuhi standar terhadap kode etik dan praktik arsitek;
menyelidiki laporan atas pelanggaran kode etik atau kompetensi arsitek;
memastikan pekerjaan arsitektur dilaksanakan oleh arsitek yang sudah terdaftar.
28.Sejumlah undang-undang dan peraturan yang mengatur mengenai arsitektur dan diantaranya ada persinggungan dengan keinsinyuran di Inggris Raya, diantaranya adalah: a. Building Act 1984 b. Architects Act 1997 c. Town and Country Planning Act 1990 d. The Party Wall etc Act 1996 e. Building and Buildings, England and Wales (The Building Regulations 2010 No. 2214) f. Sustainable and Secure Buildings Act 2004 g. Planning (Listed Buildings and Conservation Areas) Act 1990 yang diamandemen terakhir The Planning (Listed Buildings and Conservation Areas) (Amendment) (England) Regulations 2012 15
Pimpinan dan Anggota Badan Legislasi Yang Terhormat Demikian laporan singkat hasil hasil kunjungan kerja Badan Legislasi DPR RI ke Inggris Raya Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan lahir dan batin
kepada
kita
semua,
sehingga
dapat
menjalankan
tugas-tugas
konstitusional kita dengan sebaik-baiknya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 5 Desember 2012
Delegasi Kunjungan Kerja Badan Legislasi DPR RI ke Inggris Raya Ketua
Dr. HA Dimyati Natakusuma, SH, MH. A-290
16