LAPORAN PROGRAM P2M PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERKARAKTER KEARIFAN LOKAL MELALUI KEGIATAN KAJI TINDAK BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SD SE KOTA DENPASAR
Oleh: Dr. MG. Rini Kristiantari, M.Pd NIP. 195903211983032003 Drs. I Gusti Agung Oka Negara, S.Pd, M.Kes NIP. 195611271983031001 Drs. I Wayan Wiarta, S.Pd, M.For NIP. 196306161988031003 Dra. Ni Nyoman Ganing, M.Hum NIP. 195922041986032001
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No.246/UN48.15/LPM/2015
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015
1
2
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahakuasa Ida Sang Hyang Widi Wasa, atas berkat karunia dan perkenan-Nya, laporan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berkarakter Kearifan Lokal melalui Kegiatan Kaji Tindak Berbasis Kurikulum 2013 bagi Guru-Guru SD Se Kota Denpasar dapat terselesaikan pada waktunya. Tanpa bantuan dari berbagai pihak niscaya laporan ini tidak pemah akan selesai. Untuk itulah, pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha atas kesempatan dan dukungan dana yang diberikan guna terlaksananya kegiatan ini. 2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kota Denpasar atas ijin dan dukungan yang diberikan terkait pelaksanaan kegiatan P2M ini. 3. Guru-guru sekolah dasar di Kota Denpasar baik yang aktif sebagai peserta workshop maupun yang terpilih sebagai guru sasaran P2M atas semangat dan kerja samanya yang ditunjukkan demi lancar dan suksesnya kegiatan P2M ini. 4. Mahasiswa PGSD semester VI yang terlibat sebagai panitia maupun peserta kegiatan P2M atas kerjasama dan tanggung jawab kerja yang telah ditunjukkan pada kegiatan ini. 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan atas segala bantuan yang diberikan baik dalam bentuk material maupun inmaterial demi lancamya kegiatan P2M ini.
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa pun yang berkenan untuk membaca terlebih bagi kemajuan dunia pendidikan khususnya pengembangan sumber daya manusia.
Denpasar, 8 Oktober 2015 Tim P2M
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Seperti halnya kota-kota besar lainnya di Indonesia, Kota Denpasar merupakan Ibukota Propinsi Bali.
Sebagai ibukota propinsi, Denpasar senantiasa mengalami
pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang cukup besar dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dan dirasakan oleh kita semua sebagai warga Kota Denpasar bahwa Denpasar sekarang berbeda dengan Denpasar 30 tahun yang lalu. Pembangunan di segala bidang termasuk di bidang pendidikan terus meningkat. Hal tsb tentu saja memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kota itu sendiri yang akhimya jika tidak diatur dengan baik justru akan menimbulkan berbagai permasalahan kota yang juga harus diselesaikan dan diatasi oleh Pemerintah Kota Denpasar itu sendiri. Sebagai acuan dalam mengantarkan Kota Denpasar yang semakin dekat dengan semboyan “ Bali yang BALI (Baik, Aman, Lestari dan Indah), Kota Denpasar memiliki visi yakni: DENPASAR KREATIF BERWAWASAN BUDAYA DALAM KESEIMBANGAN MENUJU KEHARMONISAN. Dengan visi tersebut, diturunkanlah Misi Kota Denpasar yakni: (1) Menumbuh kembangkan jati diri masyarakat Kota Denpasar berdasarkan budaya Bali, (2) Memberdayakan masyarakat Kota Denpasar berlandaskan kearifan lokal melalui budaya kreatif, (3) Mewujudkan Pemerintahan yang baik (good govemance) melalui penegakan supremasi hukum (law enforcement), (4) Meningkatkan Pelayanan publik menuju kesejahteraan masyarakat (welfare society), dan (5) Mempercepat pertumbuhan dan memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat melalui sistem ekonomi kerakyatan. Untuk mempercepat tercapainya visi dan misi Kota Denpasar, tidak dapat dilepaskan dari sumber daya manusia (SDM) yang ada termasuk guru sebagai ujung tombak keberhasilan dalam proses dan hasil di bidang pendidikan. Tidak dapat dipungliri, dalam hal pendidikan, Kota Denpasar cenderung menjadi rujukan dan pilihan siswa-siswa dari kota lain di Bali dan sekitamya untuk tempat menimba ilmu dan prestasi. Denpasar juga satu-satunya 4
kota di Bali yang tetap konsisten melaksanakan Kurikulum 2013 meski pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menghentikan sementara selama dalam proses penyempumaan. Sayangnya harapan terwujudnya proses pembelajaran yang baik dan berdampak pada dihasilkannya SDM-SDM Kota Denpasar yang mumpuni di bidangnya serta berkarakter belum sepenuhnya terwujud. Informasi ini diperoleh dari hasil wawancara terhadap beberapa guru sekolah dasar sasaran. Beberapa di antara guru berpendapat bahwa mereka telah melakukan kegiatan tersebut hanya saja tidak menuliskan dan memunculkan dalam RPP yang disusunnya. Guru .lain berpendapat mereka tidak menulis RPP dengan lengkap sehingga lupa dan tidak menyentuh apa yang diharapkan. Salah satu komponen yang menjadi prioritas perhatian untuk lebih meningkatkan hasil pendidikan adalah persiapan pembelajaran. Dengan persiapan yang matang, tersusun rapi dan jelas niscaya akan dihasilkan proses pembelajaran yang baik dan berutujuan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa guru-guru SD di Kota Denpasar belum sepenuhnya mampu dan paham mempersiapkan perangkat pembelajaran yang baik dan benar di antaranya adalah RPP, baik dari segi kekontekstualitasnya dan benar dari segi keterjangkauan/kedalaman materi, ketepatan prosedur dan pemilihan media pendukung pembelajarannya. Olehkarena itu, sangatlah tepat dan bermanfaat bila kegiatan P2M ini menyasar guru-guru dimaksud. Hal ini akan berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan misi pemerintah Kota Denpasar yakni menumbuhkembangkan jati diri masyarakat Kota Denpasar berdasarkan budaya Bali. Atas uraian tersebut, dapat dijabarkan permasalahan guru-guru SD di Kota Denpasar saat ini yakni: Belum mampunya guru-guru SD di Kota Denpasar dalam menyusun perangkat pembelajaran (RPP) yang berbasis Kurikulum2013 guna menumbuhkembangkan budaya dan karakter siswa.
1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan yang dicapai melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah meningkatnya kemampuan guru-guru SD di Kota Denpasar dalam menyusun perangkat 5
pembelajaran (RPP) yang berbasis Kurikulum 2013 guna menumbuhkembangkan budaya serta karakter bangsa pada siswa sekolah dasar.
1.4 Manfaat Kegiatan Kegiatan P2M berupa kaji tindak pembelajaran ini bermanfaat: 1) Bagi Guru Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan terkait dengan upaya menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
2) Bagi Siswa Dapat memberikan pengalaman baru yang sangat bermakna bagi kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai makhluk individu maupun social. Dapat membangun kebiasaan siswa untuk berperilaku yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal serta tradisi budaya local (Tri Hita Karana).
3) Bagi Lembaga Menciptakan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, nyaman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan. Keberhasilan kegiatan ini dapat juga digunakan sebagai rujukan dalam membangun masyarakat sekolah yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa lebih baik dan lebih peduli pada sesama.
6
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1 Rancangan Kegiatan P2M Kegiatan P2M ini dirancang dalam bentuk kaji tindak pembelajaran. Kegiatan kaji tindak sebagai bentuk pembinaan terhadap guru ini dilakukan melalui program pendampingan baik secara individu maupun kelompok (lesson study). Cara ini dapat menjadikan guru satu dengan yang lain saling belajar, mulai dari mempersiapkan rencana kegiatan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan bahkan mengevaluasi pembelajaran. Di samping itu, saat guru model mempraktekkan rencana pembelajaran yang telah disusun bersama, guru lain selaku pengamat dapat dengan leluasa memperhatikan bagaimana siswa belajar dan menerima pembelajaran. Sejalan dengan pemyataan yang telah dipaparkan tentang kaji tindak pembelajaran, Joharmawan (2006) mengungkapkan bahwa diakhir kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model dilakukan kegiatan refleksi bersama. Refleksi dilakukan untuk mendiskusikan dan menyempumakan kegiatan pembelajaran yang titik konsentrasinya pada upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa dan tumbuhkembangnya budaya serta karakter bangsa pada siswa, bukan pada aktivitas guru model. Meski bukan pada guru sasaran diskusi dalam kegiatan refleksi, keterbukaan guru model menerima saran serta kejujuran guru pengamat dalam memberikan saran menjadi tolok ukur keberhasilan suatu kegiatan lesson study.
7
Lesson study sebagai sebuah kegiatan bersiklus plan-do-see, dan reflection yang dilakukan oleh sekelompok guru, secara jelas alur kegiatannya dapat dilihat dalam bagan yang berikut (Lewis, 2000) Gambar1: Alur Kegiatan Lesson Study
Goal-Setting and Planning Mengidentifikasi tujuan belajar siswa, merencanakan design pembelajaran yang meliputi research lesson yang diamati secara kolaborasi
4. Consolidation of Learning Menulis laporan tentang perencanaan pembelajaran, data siswa hasil pengamatan, dan melakukan reflkesi
3. Lesson Discussion Menganalisis data yang terkumpul dari hasil research lesson secara bersama-sama
2. Research Lesson Salah satu guru sebagai model melaksanakan pembelajaran, guru lain selaku pengamat mengumpulkan data perilaku siswa dalam belajar
3 2.2 Khalayak Sasaran Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah terlaksana ini melibatkan lebih dari 60 guru sekolah dasar se Kota Denpasar utusan dari empat
kecamatan yakni Kecamatan
Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Utara. Keenampuluhan guru yang hadir pada kegiatan FGD/workshop ini tidak semuanya terpilih sebagai guru sasaran pelaksana kegiatan pembelajaran dengan perangkat yang telah tersusun. Hal ini disebabkan terbatasnya waktu pelaksanaan, dukungan dana, serta anggota tim yang terlibat. Atas alasan itulah dipilih secara acak 8 guru yang masing-masing diwakili dua guru pada setiap kecamatan 8
yang ada di Kota denpasar. Berikut adalah kedelapan guru dan sekolah dasar terpilih sebagai sasaran P2M (Nama guru bukan nama sebenarnya) No.
Nama
Sekolah Dasar
Kecamatan
1.
Ibu Made
SD Negeri 1 Ubung
Denpasar Utara
2.
Ibu Dyah
SD Negeri 4 Ubung
Denpasar Utara
3.
Ibu Agung
SD Negeri 1 Padangsambian
Denpasar Barat
4.
Ibu Gusti
SD Negeri 9 Padangsambian
Denpasar Barat
5.
Ibu Wayan
SD Negeri 29 Dangin Puri
Denpasar Timur
6.
Ibu Sri
SD Negeri 7 Kesiman
Denpasar Timur
7.
Ibu Elly
SD Negeri 02 Sesetan
Denpasar Selatan
8.
Ibu Panji
SD Negeri 3 Panjer
Denpasar Selatan
Selain guru dalam jabatan yang telah disebutkan dalam tabel, sasaran P2M yang lain adalah para calon guru sekolah dasar yang masih dalam status kuliah yakni 38 mahasiswa PGSD FIP Undiksha Kampus Denpasar.
2.3 Kerangka Pemecahan Masalah Menjawab permasalahan yang disampaikan Bapak Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kota Denpasar, Bapak Made Raka, SH, M.Si, terkait dengan belum dan kurang mampunya guruguru sekolah dasar di bawah binaannya dalam menyusun perangkat pembelajaran bermuatan karakter berbasis Kurikulum 2013, maka kerangka pemecahan masalah kegiatan ini diatur dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut.
9
a. Melakukan penjajagan serta administrasi pelaksanaan P2M (Surat menyurat) b. Menyusun rancangan kegiatan workshop (FGD) perangkat pembelajaran berbasis kearifan local sekaligus mencari narasumber pendamping. c. Melakukan diskusi antar anggota tim pelaksana kegiatan P2M yang notabene adalah dosen-dosen PGSD FIP Undiksha Kampus Denpasar dan bertugas mencetak para calon guru sekolah dasar yang sudah cukup berpengalaman dalam melakukan penelitian dan pembelajaran sehingga kompetensinya terkait bidang pengabdian masyarakat yang dilakukan ini sangat relevan. d. Menentukan tempat dan
jawal kegiatan baik FGD maupun dalam program
pendampingan kaji tindak pada guru-guru sasaran. e. Pelaksanaan Workshop penyusunan perangkat pembelajaran berbasis kearifan local f. Melakukan bimbingan penyusunan RPP dilanjutkan dengan menentukan guru model sebagai sasaran tindak pembelajaran. g. Melakukan kaji tindak di sekolah-sekolah dasar sasaran (Kota Denpasar) sesuai tahapan yang telah ditentukan h. Melaksanakan program pendampingan kaji tindak sesuai jawal yang telah ditentukan i. Melakukan refleksi dan evaluasi keterlaksanaan kaji tindak j. Melakukan revisi/perbaikan berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan k. Menyusun laporan secara utuh. 10
Secara jelas gambaran kerangka pemecahan masalah kegiatan P2M ini ditampilkan dalan bagan yang berikut. Gambar 2: Kerangka Pemecahan Masalah
2.4 Rancangan Evaluasi Kegiatan P2M berupa pendampingan kaji tindak penyusunan dan implementasi perangkat pembelajaran (RPP) bermuatan karakter ini dinyatakan berhasil
jika 8 guru sasaran yang
mewakili 4 kecamatan se Kota Denpasar telah mampu menyusun RPP berkarakter kearifan lokal dengan acuan Kurikulum 2013 dan dapat mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan baik dan benar.
11
Evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kebermanfaatan kegiatan ini dilakukan baik pada hasil maupun proses. Hasil kegiatan berupa RPP dijaring dengan studi dokumen disertai rubrik APKG 1 sedangkan hasil proses pembelajaran dilakukan dengan pengamatan disertai rubrik berupa APKG 2 yang dimodifikasi.
LEMBAR KERJA INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Nama Guru Model
:
.................................................
2. Asal Sekolah
:
.................................................
3. Topik
:
.................................................
4. Karakter yang ditumbuhkembangkan:
……………………………….
Aspek yang Diamati
Ya
Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. 2 Mengajukan pertanyaan menantang. 3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. 4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. Kegiatan Inti Penguasaan Materi Pelajaran 1 2 3
Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 12
Tidak
Catatan
Aspek yang Diamati 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik dan berkarakter 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 2 Menfasilitasi kegiatan mengacu pada 5 langkah pendekatan saintifik 3 4 5
Melaksanakan pembelajaran secara runtut. Menguasai kelas. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
6
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) dan berkembangnya nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
7
Penerapan Pendekatan saintifik 1
Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
2
Memancing peserta didik untuk bertanya.
3
Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba, menggali informasi dengan berbagai metode
4
Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.
5
Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.
6
Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis).
7
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengomunikasikan hasil kerjanya.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran 1
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.
2
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.
3
Menghasilkan pesan yang menarik.
4
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.
5
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran 13
Ya
Tidak
Catatan
Aspek yang Diamati
Ya
1
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
2
Merespon positif partisipasi peserta didik.
3
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.
4
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
5
Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar.
Tidak
Catatan
Penggunaan Bahasa yang baik dan benar serta tepat dalam Pembelajaran 1
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
2
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup Penutup pembelajaran Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan 1 melibatkan peserta didik. 2
Memberihan tes lisan atau tulisan .
3
Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.
4
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. Jumlah
Langkah Kegiatan 1.
Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran!
2.
Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran!
3.
Hitung jumlah nilai YA dan TIDAK !
4.
Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini!
Mata Pelajaran
IPA
14
PERINGKAT
NILAI
Amat Baik ( AB)
90 ≤ AB ≤ 100
Baik (B)
75≤B <90
Cukup (C)
60 ≤ C < 80
Kurang (K)
K<70
2.5 Jadwal Pelaksanaan dalam Bulan No.
Kegiatan
Bulan Tahun 2015 Sept/ Okt 2014
Ma ret
Mei/ Juni
Juli
Agt
1.
Mengunggah proposal dan seminar
2.
Penandatanganan Kontrak
2.
FGD dan persiapan do
3.
Praktek I di SD
v
4.
Analisis hasil praktik lapangan
v
5.
Revisi /penyempumaan
v
6.
Praktik II di SD
8.
Pelaporan hasil akhir kegiatan P2M
Sep
Okt
v
v
v
v v
v v
15
Nop
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikemas dengan judul ‘Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berkarakter Kearifan Lokal Melalui Kegiatan Kaji Tindak Berbasis Kurikulum 2013 Bagi Guru-Guru SD Se Kota Denpasar’ ini telah terlaksana dengan baik dengan melibatkan guru-guru SD perwakilan dari 4 kecamatan se- Kota Denpasar, dosen PGSD FIP Undiksha Kampus Denpasar, dan mahasiswa S1 PGSD FIP Undiksha Kampus Denpasar. Setelah tim pelaksana P2M berdiskusi dan melakukan penjajagan baik ke sekolah dasar maupun ke Dikpora Kota Denpasar, dimulailah kegiatan pengabdian ini dengan melakukan workshop/FGD dengan topik Pengembangan perangkat pembelajaran berkarakter berbasis kurikulum 2013. Selaku narasumber pendamping pada kegiatan FGD/workshop Pengembangan Perangkat Pembelajaran tersebut adalah Dra. Ni Wayan Suniasih, M.Pd. staf dosen pada jurusan PGSD FIP Undiksha Kampus Denpasar yang juga narasumber nasional Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar. Peserta yang hadir pada kegiatan workshop/FGD pada saat itu tercatat 64 guru sekolah dasar dari 4 kecamatan se Kota Denpasar dan 42 mahasiswa PGSD FIP Undiksha Kampus Denpasar semester IV Berikut gambaran pelaksanaan workshop Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berkarakter Kearifan Lokal melalui Kegiatan Kaji Tindak Berbasis Kurikulum 2013 bagi GuruGuru SD Se Kota Denpasar’ yang diselenggarakan pada: Hari/Tanggal
: Senin, 15 Juni 2015
Pukul
: 07.30 – selesai
Tempat
: Auditorium Kampus PGSD FIP Undiksha Denpasar
Susunan Acara
:
16
Waktu
Materi
07.00 – 07.30
Registrasi peserta
07.30 – 08.00
Pembukaan
08.00 – 09.30
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013
09.30 – 11.00
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di Sekolah
11.00 – 12.30
Merancang perangkat pembelajaran
12.30 – 13.30
Istirahat
13.30 – 15.00
Merancang perangkat pembelajaran
15.00 – 15.30
Istirahat
15.30 – 17.00
Latihan praktik pembelajaran
17.00 – 17 30
Penutupan
Pada kegiatan plan-do-dan see selama pelaksanaan pendampingan usai kegiatan workshop dilakukan secara bersama-sama antara pelaksana P2M, guru model, dan guru pendamping selaku observer, serta mahasiswa peserta PPL Real. Kegiatan diawali dengan penyusunan perencanaan pembelajaran bermuatan karakter berbasis kurikulum 2013 oleh guru model dan tim kaji tindak yang ditunjuk di SD sasaran P2M. Waktu pelaksanaan kegiatan ini sesuai jadwal yang ada di sekolah, sehingga tidak mengganggu jalannya program sekolah. Setelah segala persiapan yang diperlukan dalam pembelajaran siap, kaji tindak putaran pertama di lakukan pada bulan Agustus dengan guru model yang telah ditunjuk. Berikut dipaparkan tahap-tahap pelaksanaan P2M dalam siklus 1 dan 2.
17
Siklus I Plan: Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 1. Guru model yakni guru kelas terpilih
menyusun RPP
mengacu pada pendekatan
termatik terpadu secara bersama-sama dengan guru pendamping, mahasiswa, dan tim P2M melalui forum diskusi. 2. RPP yang disusun pada do pertama sengaja belum memunculkan/memasukkan nilainilai karakter yang ingin dikembangkan secara eksplisit, meski secara implisit dirujuk untuk dilakukan 3. Metode
dan
setrategi
yang
dirancang
sudah
mengarah
pada
upaya
menumbuhkembangkan dan membangun nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada siswa
melalui
inovasi
pembelajaran,
namun
belum
secara
jelas
tampak model apa yang digunakan. 4. RPP yang disusun sudah menggunakan pendekatan tematik terpadu namun dalam penjabarannya belum sepenuhnya mengacu pada tema yang diajarkan. 5. Media
dan
materi
yang
direncanakan
sudah
dibahas
secara
bersama
dan
banyak menerima masukan dari teman-teman dan fasilitator terutama media yang digunakan hendaknya lebih konkrit dan lebih dekat dengan kehidupan anak. 6. Perangkat hapalan
pembe1ajaran dan
kurang
dalam
memotivasi
bentuk
LKS
materinya
hanya
bersifat
siswa
untuk
tertantang
mengembangkan
kemampuan berpikirnya apalagi sampai membentuk dan membangun karakter sebagai pribadi yang kuat. 7. Jenis
evaluasi
dengan
yang
menggunakan
digunakan instrument
mengacu
pada
berupa
evaluasi
butir
soal
proses (tes)
dan
dan
hasil lembar
observasi untuk mengukur aspek sikap/karakter yang dikembangkan. 8. Melalui
diskusi
disarankan
agar
guru
menambahkan
evaluasi
yang
lebih
autentik melalui evaluasi diri dan penilaian portofolio. 9. Selama
diskusi
berlangsung
sangat
menerima masukan dari teman-teman.
18
terbuka,
guru
model
dapat
Do: Pelaksanaan proses pembelajaran. 1. Dari hasil analisis terhadap catatan refleksi dan pengamatan, pada saat mengawali pembelajaran guru model telah melakukan kegiatan apersepsi dan menyampaikan langkahlangkah kegiatan yang semestinya dilakukan siswa dengan baik sehingga siswa tampak memahami apa yang harus dilakukan. Guru belum secara jelas menginformasikan tujuan pembelajaran yang dilakukan. 2. Jumlah siswa pada setiap kelas sasaran P2M ini cukup banyak rata-rata 40-50 anak. Hal ini membuat guru model sedikit mengalami kesulitan dalam mengelola kelas. 3. Dalam mengelola kegiatan dan materi pembelajaran kedelapan guru model belum semua mampu mengintegrasikan beberapa konsep yang dipadukan dalam pembelajaran tematik terpadu. Hal ini dikarenakan guru belum berpengalaman mengajar dengan metode tematik terpadu, sehingga masih kelihatan batas-batas bidang studi secara jelas. 4. Keterlibatan siswa dalam berinteraksi dengan media masih kurang, sehingga terkesan media yang digunakan guru hanya sebatas media mengajar bukan media pembelajaran. 5. Dalam pelaksanaan diskusi
kelompok
masih
banyak siswa
yang kurang aktif
dan didominasi oleh siswa yang pintar, sehingga peran guru dalam membimbing dan memotivasi siswa agar lebih aktif sangat dibutuhkan. 6. Intensitas
bimbingan
guru
selama
pembelajaran
berlangsung
masih
sangat
minim hanya menunggu siswa mengerjakan tugas dalam bentuk LKS. 7. Guru model sudah melaksanakan evaluasi akhir, namun evaluasi proses masih diabaikan.
See: Refleksi 1. Pada saat pelaksanaan refleksi guru model diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan refleksi diri tentang kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Observer menyampaikan masukan dan memberikan komentar berdasarkan hasil pengamatannya yang terjadi/diperoleh selama guru model mengelola pembelajaran dengan menunjukkan bukti-bukti riil yang tampak selama pembelajaran. 3. Komentar untuk
dari
diadakan
observer perbaikan
semuanya
bersifat
pada
pertemuan 19
positif
dan
berikutnya.
memberikan
solusi
Dan
model
guru
dengan terbuka menerima saran dan masukan dari observer. 4. Komentar observer bervariasi, ada yang terfokus pada pengembangan materi dan strategi yang digunakan, ada pula yang memberikan masukan tentang pengelolaan kelas, termasuk cara-cara untuk memotivasi dan menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter agar terjadi interaksi yang maksimal antara siswa dengan aspek yang lain. 5. Pada yang
akhir
kegiatan
terkait
dengan
refleksi
disepakati
rencana
untuk
pembelajaran
melakukan maupun
perbaikan,
pelaksanaan
baik proses
pembelajaran sesuai dengan jadwal dan materi ajar dan tujuan yang ditetapkan. Siklus II Plan: Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 1. Guru
model
di
delapan
sekolah
dasar
menyusun
RPP
menggunakan
pendekatan tematik terpadu secara bersama melalui forum diskusi. 2. RPP yang disusun memasukkan indikator-indikator KI1 dan KI2 secara eksplisit yakni hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai nilai-nilai karakter dan budaya bangsa yang relevan dikembangkan pada satuan pendidikan dasar seperti tanggung jawab, mandiri, sopan dan santun, jujur, bias bekerjasama, toleransi, dsb 3. Metode
dan
setrategi
yang
dirancang
sudah
mengarah
pada
upaya
mengaktifkan siswa melalui inovasi pembelajaran, dan sudah secara jelas tampak penggunaan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran kooperatif. 4. RPP yang disusun sudah menggunakan pendekatan tematik terpadu dan dalam penjabarannya mengacu pada tema yang diajarkan. 5. Media dan materi yang direncanakan sudah dibahas secara bersama dan banyak menerima masukan dari teman-teman guru dan fasilitator terutama untuk materi pengetahuan dan keterampilan 6. Perangkat pembelajaran dalam bentuk LKS materinya sudah mengarah pada tugastugas untuk
memotivasi siswa agar lebih tertantang untuk berkegiatan agar
mampu mengembangkan kemampuan berpikir dan menumbuhkembangkan karakter 20
dan budaya bangsa. 7. Jenis evaluasi yang digunakan mengacu pada evaluasi proses dan hasil dengan
menggunakan
instrument
berupa
butir
soal
(tes)
dan
lembar
observasi untuk mengukur aspek sikap. Demikian pula jenis dan alat evaluasi sudah menunjukkan evaluasi yang lebih autentik melalui evaluasi proses dan penilaian portofolio. Do : Pelaksanaan proses pembelajaran. 1. Mengawali pembelajaran guru model yang ditunjuk melakukan kegiatan apersepsi dan menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan siswa. 2. Guru sudah lebih mampu dalam mengelola kelas yang cukup banyak siswanya 3. Kemampuan guru model yang mengajar di kelas IV, kelas V sudah menunjukkan peningkatan
terutama
dalam
mengelola
pembelajaran
dengan
pendekatan
tematik terpadu yakni dalam mengintegrasikan beberapa konsep yang dipadukan dari beberapa mata pelajaran sehingga benar-benar tidak kelihatan batas-batas bidang studi secara jelas sesuai ketentuan yang dijabarkan dalam kurikulum 2013. 4. Dalam penggunaan media sudah terlihat adanya keterlibatan siswa yang lebih banyak dan benar-benar memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit dan bermakna kepada siswa. 5. Pada kegiatan pembelajaran terutama dalam diskusi kelompok dan permainanpermainan yang dilakukan membuat siswa cukup aktif, sehingga pembelajaran tampak lebih menyenangkan dan siswa lebih berkompetisi. 6. Intensitas bimbingan guru selama pembelajaran berlangsung, berjalan secara maksimal
untuk
semua
kelompok
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. See: Refleksi 1. Pada saat pelaksanaan refleksi guru model diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan
refleksi
diri:
tentang
kekurangan
dan
kelebihan
proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Observer menyampaikan masukan dan memberikan komentar tentang peristiwa dan kejadian yang terjadi selama guru model mengelola pembelajaran berdasarkan pada 21
bukti-bukti riil yang tampak dan muncul selama pembelajaran. 3. Komentar dari observer semuanya bersifat positif dan memberikan solusi untuk
diadakan
perbaikan
pada
pertemuan
berikutnya.
Guru
model
dengan terbuka menerima saran dan masukan dari observer. 4.
Komentar
observer
bervariasi,
ada
yang
terfokus
pada
pengembangan
materi dan strategi yang digunakan tentang pengelolaan kelas, ada juga yang berkomentar tentang alat dan media pembelajaran yang kurang
Dari hasil analisis terhadap masukan-masukan yang diperoleh melalui kegiatan wawancara maupun pengamatan, dapat dipaparkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berkarakter Kearifan Lokal Melalui Kegiatan Kaji Tindak Berbasis Kurikulum 2013 Bagi Guru-Guru SD Se Kota Denpasar’sebagai berikut: 1. Dari segi materi pelatihan, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dinilai oleh para peserta sebagai materi yang sangat aktual dan materi yang selalu dijadikan bahan diskusi para guru mulai dari guru AUD hingga guru-guru SMA bahkan para dosen pun merasa sangat perlu memahami materi ini. 2. Dari ketercapaian tujuan kegiatan yakni berhasilnya guru-guru sekolah dasar sasaran dalam merumuskan RPP berbasis karakter serta mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat disimpulkan tercapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan dan keantusiasannya para guru mengikuti kegiatan kaji tindak pembelajaran ini. Para guru merasa wajib tahu dan memahami dengan baik materi pelatihan karena hal ini akan sangat berguna di dalam menunjang kelancaran tugasnya sehari-hari yakni dalam hal menyusun RPP dan mengimplementasikannya sesuai kajian Kurikulum 2013. 22
3. Sarana dan prasarana dinilai cukup baik dalam menunjang kelancaran jalannya pelatihan. Semua dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan.
3.2
Pembahasan Kaji tindak (lesson Study) merupakan sebuah gerakan pendidikan yang dilakukan
para guru dengan maksud untuk mengimplementasikan pengajaran berpusat pada siswa (Istamar dan Ibrohim, 2011). Dalam Wikipedia (2008) disebutkan lesson study adalah sebuah proses peningkatan pengajaran yang mulanya dilakukan oleh guru-guru sekolah dasar di Jepang, yang kemudian digunakan secara luas dalam praktik pengembangan guru. Lesson study juga telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan hingga banyak diterapkan saat ini di negaranegara selain Jepang salah satunya adalah Indonesia. Kegiatan pendampingan lesson study/kaji tindak yang dilakukan dalam kaitannya dengan program P2M ini tidak mungkin akan dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Adanya dukungan dari kepala sekolah –kepala sekolah dasar yang sekolahnya menjadi sasaran pengimplementasian kegiatan ini dan motivasi serta keingintahuan yang tinggi dari guruguru sasaran kegiatan, menjadi modal utama dan merupakan salah satu faktor penunjang yang amat berharga. Pada bagian lain adanya kerjasama yang kuat di antara panitia, nara sumber, dan berbagai pihak yang terkait menyebabkan kegiatan ini dapat berjalan sesuai harapan. Pentingnya guru memahami implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam mengemas dan mengembangkan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa dapat terpecahkan dengan dilakukannya kegiatan pendampingan ini. Secara teori maupun praktik guru memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan tentang pembelajaran. Bukan saja guru model yang mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran, guru sejawat 23
lainnya pun turut merasakan adanya tambahan wawasan ini. Hal ini disebabkan karena mereka terlibat sebagai observer dan ikut dalam kegiatan diskusi-diskusi. Jika ada faktor pendukung kesuksesan sebuah kegiatan tentulah tak ketinggalan juga adanya faktor penghambat kegiatan. Dalam kegiatan pendampingan kaji tindak implementasi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa berbasis kurikulum 2013 ini ada dua faktor yang cukup beralasan dijadikan penghambat meskipun tidak mutlak yakni faktor dana dan waktu yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan. Keterbatasan dana menjadikan peserta pendampingan yang terlibat kurang maksimal. Kesibukan para guru membuat waktu pelaksanaan kegiatan pendampingan perlu selalu dikonfirmasikan. Bila tidak ada konfirmasi kesesuaian waktu, pastilah guru yang hadir juga tidak maksimal. Apapun kondisinya yang lebih penting adalah pemahaman bahwa kegiatan kaji tindak (lesson study) ini merupakan salah satu bentuk penerapan konsep leaming comunity (komunitas belajar). Komunitas belajar yang dimaksud adalah sekelompok orang yang menukarkan nilai atau kepercayaan dan saling belajar dari yang lain untuk meningkatkan pengetahuannya. Komunitas belajar dalam konteks pendidikan adalah sekelompok guru, siswa, atau pimpinan sekolah yang melakukan aktivitas saling belajar dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan di sekolah.
24
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Dengan terlaksananya program kegiatan pengabdian pada masyarakat berjudul ‘‘Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berkarakter Kearifan Lokal Melalui Kegiatan Kaji Tindak Berbasis Kurikulum 2013 Bagi Guru-Guru SD Se Kota Denpasar’ dapat ditarik simpulan sebagai berikut. a. Telah dikembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP berkarakter kearifan lokal bagi guru sekolah dasar. b. Adanya penambahan wawasan dan pengetahuan guru sekolah dasar sasaran P2M berkaitan dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengoptimalkan pada tumbuh dan kembangnya karakter serta budaya siswa pada kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 5.2 Saran Upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) guru-guru sekolah dasar perlu terus dilakukan seiring dengan tuntutan peningkatan pendidikan. Keberlanjutan kegiatan P2M yang dilakukan ini setidaknya memberikan penyegaran dan sarana diskusi antar guru serta guru dengan dosen demi mencapai kualitas dan layanan pendidikan yang lebih baik.
25
DAFT AR PUSTAKA
Hasan Hamid Said, dkk. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Puskur Istamar dan Ibrohim. 2011. Lesson Study (Studi Pembelajaran). Malang: UM Press Joharmawan, Ridwan. 2005. Reformasi Sekolah Melalui Lesson Study. Makalah disampaikan dalam seminar dan Workshop Lesson Study di FMIPA UM 21 Juni 2005 Kemdiknas, 2010. Panduan Pelatihan bagi Pelatih Tingkat Nasional. Jakarta: Puskur Mukadis, Ahmad. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Makalah disajikan dalam Seminar Regional di Denpasar Bali, Nopember 2010. Peraturan Presiden No 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No. 21 Tahun 2009 Tentang Rencana Kerja Pemerintah. Putra Made, dkk. 2013. Peningkatan Keterampilan Penyusunan dan PerencanaanPelaksanaan Pembelajaran melalui Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Guru SD Negeri 5 Pedungan Denpasar, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemdikbud, 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud
26
Lampiran: Foto-foto Dokumentasi:
Gambar 1. Ketua TIM P2M Memberikan arahan didampingi narasumber pada kegiatan FGD/workshop
Gambar 2. Suasana Pembukaan Workshop Pengembangan Perangkat Pembelajaran 27
Gambar 3 Sesi Tanya Jawab Sebelum Pembagian Kelompok Kerja Per-Kecamatan
Gambar 4 Kegiatan refleksi dan diskusi antara tim dan guru sasaran 28
Gambar 5 Contoh 1 kegiatan penanaman karakter pada siswa
Gambar 6 Contoh 2 kegiatan penanaman karakter pada siswa 29
Gambar 7dan 8 Guru sasaran melaksanakan pembelajaran
30
Gambar 8-9 Tim melakukan observasi pembelajaran
31