LAPORAN PROGRAM P2M DANA DIPA
PELATIHAN PELATIH DAN WASIT BAGI PENGCAB WOODBALL KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015.
Gede Doddy Tisna MS, S.Or., M.Or NIP. 198405212008121002 dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes (Anggota) NIP. 198410152009121005 Dr. I Ketut Sudiana, S.Pd., M.Kes (Anggota) NIP. 196705272001121001
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor : 023.04.2.552581/2015 tanggal 5 Pebruari 2015 JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015
i
Ringkasan. “Pelatihan Pelatih dan Wasit bagi PENGCAB Wodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015”. Oleh : Gede Doddy Tisna MS, I Ketut Sudiana, Putu Adi Suputra. Ringkasan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015 sampai dengan 1 Juni 2015. Kegiatan ini bertempat di Lapangan SPN Singaraja. Peserta berjumlah 60 orang berasal dari Atlet, mahasiswa, guru ekstrakurikuler yang tergabung dalam PENGCAB Woodball Buleleng. Tujuan pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini adalah : memberikan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng terkait pelatih fisik, teknik, program latihan, manajemen perlombaan, dan perwasitan olahraga woodball. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah : metode ceramah, metode praktek, metode diskusi. Hasil rata-rata membuat program pelatihan woodball 89,0 sedangkan ratarata menjadi wasit woodball dengan nilai 87,6. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng terkait pelatih fisik, teknik, mampu membuat program latihan, manajemen perlombaan, peraturan dan perwasitan olahraga woodball. Kata-kata kunci : Pelatihan, Pelatih, Perwasitan dan woodball
Summary. This community service activities has been held on 30th may 2015 to 1st june 2015. That held at the State Police School (SPN) Singaraja. Participants were 60 people who coming from atlet, student, teacher which gathering in PENGCAB Buleleng. The purpose of the activities in the implementation of this community service are: Provide the knowledge, understanding and skills for the PENGCAB Buleleng related to the physical training, technique, training programme, sport management, regulation and judgement. The method used in this community service activities are: lectures, practical method, and discussion method. The mean result of woodball training programme 89,0 and the mean result of woodball judgement 87,6.This activity has been successful to increasing the knowledge, understanding and skills for the PENGCAB Buleleng related to the physical training, technique, training programme, sport management, regulation and judgement. Key words: Training, Trainer, Judgement and Woodball
iii
PRAKATA Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di lapangan SPN Singaraja dapat terlaksana dengan baik. Laporan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini. Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis dan substansi laporan. Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada 1.
Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan dana untuk pelaksanaan kegiatan.
2.
Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
3.
Mitra dari Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng yang telah menfasilitasi dan memberikan ijin menggunakan lapangan untuk terlaksananya kegiatan P2M ini.
4.
Para peserta, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana
5.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala
bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan Yang Maha Esa. Singaraja, 8 Oktober 2015 Penulis
iv
DAFTAR ISI Halaman Halam Judul ............................................................................................................
i
Halaman Pengesahan ..............................................................................................
ii
Ringkasan ..............................................................................................................
iii
Kata Pengantar .......................................................................................................
iv
Daftar Isi..................................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
1
1.1.Analisis Situasi .....................................................................................
3
1.2. Identifikasi Perumusan Masalah ..........................................................
5
1.3. Tujuan Kegiatan ...................................................................................
6
1.4. Manfaat Kegiatan. ................................................................................
6
1.5.Khalayak Sasaran ..................................................................................
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................
8
2.1. Pelatihan Woodball .............................................................................
8
2.2. Peraturan dan Perwasitan Woodball ....................................................
10
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN ........................................................
11
3.1.Kerangka Pemecahan Masalah .............................................................
11
3.2.Metode Kegiatan ...................................................................................
11
3.3.Keterkaitan ............................................................................................
12
3.4. Rancangan Evaluasi .............................................................................
12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................
14
4.1.Hasil Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................
14
4.2.Pembahasan...........................................................................................
15
v
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................
28
3.1.Simpulan ..............................................................................................
27
3.2.Saran......................................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN FOTO KEGIATAN LAMPIRAN LOKASI KEGIATAN LAMPIRAN ABSENSI PESERTA
vi
BAB I PENDAHULUAN
Olahraga woodball masuk dan diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2006. (Kriswantoro, 2012,:1, Dwiyogo 2009). Sebagai olahraga baru, dalam artian baru dikenal oleh khalayak, jelas sekali perlu sosialisasi dari seluruh pihak terkait untuk memajukan olahraga ini. Semakin banyak orang mengetahui, semakin banyak orang bertanya tentang keberadaan olahraga ini, maka akan semakin banyak bahasan-bahasan tentang olahraga ini, sehingga secara otomatis banyak yang akan peduli, dan yang paling nyata, akan semakin banyak orang melakukan atau memainkan olahraga ini. Sehingga berbagai macam bentuk sosialisasi terkait dengan keberadaan olahraga ini, sangat diperlukan, terutama keberadaan olahraga woodball ini di Indonesia, baik sosiaolisasi permainan, pelatihan pelatih dan perwasitan sangat diperlukan untuk mengembangkan olahraga ini, terutama di Kabupaten Buleleng. Woodball
sebagai
olahraga
baru,
mengarah
kepada
tripilar
pengembangan keolahragaan yang terdiri dari : 1). olahraga pendidikan, 2). olahraga prestasi dan 3). olahraga kesehatan dan rekreasi. Tripilar pengembangan keolahragaan merupakan wadah yang sangat ideal untuk pengembangan olahraga woodball. Pilar olahraga prestasi menitik beratkan pada pencapaian prestasi bagi atlet. Prestasi yang baik ditentukan oleh proses pelatihan yang baik yang diberikan pada atlet (Argasasmita, 2007:1) Mengingat atlet yang menjadi subjek dalam proses latihan olahraga woodball adalah manusia, maka pelatih tidak dapat dengan begitu saja melaksanakan proses latihan tanpa memiliki kompetensi dasar yang baik agar tidak terjadi korban dalam proses latihan yang berlangsung. Untuk itu diperlukan pemahaman yang baik dan komprehensip tentang prinsip-prinsip dasar latihan dan bagaimana melaksanakan latihan secara sistematik dan terprogram terkait olahraga woodball. 1
Pelatih yang professional harus mempelajari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan ilmu melatih.
Anatomi
Fisiologi
Biomekanik a
Statistik
Nutrisi
Teori dan Metode Latihan
Psikologi
Tes & Pengukuran
Falsafah
Sejarah
Gambar Dimensi Keilmuan dan Kepelatihan Olahraga (Argasasmita, 2007:1) Dari gambaran di atas dapat dilihat bahwa melatih bukan tugas yang ringan dan dapat dilakukan secara serampangan. Oleh karena itu pembekalan tentang berbagai kompetensi keilmuan di atas diperlukan untuk memberikan bekal yang baik bagi pelatih, sehingga memenuhi persayaratan sebagai seorang pelatih yang profesional. Seorang pelatih juga harus mengetahui peraturan, perwasitan dan manajemen pertandingan olahraga woodball, yang bisa digunakan sebagi dasar untuk melatih dan menyusun strategi pertandingan guna mencapai prestasi yang maksimal. Sehubungan dengan hal tersebut sangat perlu untuk melakukan “Pelatihan Pelatih dan Wasit Bagi Pengcab Woodball di Kabupaten Buleleng Tahun 2015”.
2
1.1 Analisis Situasi. Perkembangan olahraga woodball di Kabupaten Buleleng sangat mengembirakan sejak di sosialisasikan oleh IKIP PGRI BALI di FOK Undiksha Tahun 2011, semula peminatnya di bawah 30 orang. Setelah dilakukan pengabdian pada masyarakat berupa sosialisasi dan pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar se Kabupaten Buleleng pada tanggal 11 Mei 2014, jumlah peminat olahraga woodball mencapai 100 orang lebih. Peminat ini berasal dari sekolah-sekolah di Kabupaten Buleleng antara lain: 1).SMA Negeri 4 Singarja, 2). SMA LAB Undiksha, 3). SMA 2 Banjar, 4).SMK Negeri 3 Singaraja, 5). SMP Negeri 2 Singaraja, 6). SMP Negeri 3 Singaraja, 7).SMP Negeri 1 Gerokgak, 8). SMP Negeri 3 Banjar, 9). SD Negeri 1,2 dan 5, 10). SD Negeri 4 Singaraja 11). SD 2 Negeri Sambangan, dan 12). SD Negeri 1 Kubutambahan. Kabar gembira selanjutnya adalah masing-masing sekolah sudah membuka ekstrakurikuler woodball bagi para siswa lain yang berminat untuk bergabung di cabang olahraga woodball. Mengingat besarnya potensi peminat olahraga woodball maka harus didukung oleh sumber daya pelatih yang professional yang memiliki pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam memberikan pelatihan, untuk mendukung proses pembentukan seorang atlet guna mencapai prestasi puncak yang maksimal. Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga perlu mendapat perhatian yang komprehensip dari pelatih, begitu juga cabang olahraga woodball. Selama ini para pelatih woodball di Buleleng belum bisa menerapkan pendekatan-pendektan ilmu kepelatihan, karena pelatihan yang diberikan berbasiskan pengalaman semata. Penerapan program pelatihan yang sistematis belum diterapkan pada atlet, proses yang berlangsung selama ini adalah atlet datang latihan tidak sistematis dan terprogram selanjutnya bertanding demikian adanya. Penerapan prinsip-prinsip latihan, intensitas latihan, frekuensi, lamanya latihan yang terprogram belum ada. Keadaan ini menyebabkan ketrampilan dan kemampuan fisik dalam bermain woodball akan menetap tidak ada peningkatan. Pembuatan program 3
pelatihan belum memenuhi prinsip-prinsip pelatihan. Sosialisasi ilmu-ilmu kepelatih selama ini belum pernah dilakukan di Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng. Begitu juga permasalahan peraturan dan perwasitan juga menjadi permasalahan yang mendasar di kabupaten buleleng, mengapa demikian lisensi seorang wasit nasional dan internasional di Kabupaten Buleleng belum ada, bahkan di Provinsi Bali baru ada 1 orang yakni Bapak Marioto Subekti ( Ketua Harian Pengprof Woodball Provinsi Bali). Kabupaten Buleleng khususnya dan Provinsi Bali sangat memerlukan pelatih dan wasit yang professional, selama ini kita mendatangkan wasit dari Pulau Jawa, bahkan wasit asing untuk memimpin pertandingan. Kejuaran bertaraf Internasional sering diadakan di Provinsi Bali antara lain Bali International Woodball Competition yang diadakan setiap tahun, begitu juga di Kabupaten Buleleng kejuaran yang sering dilakukan salah satunya adalah Kepala SPN Cup dan kejuaraan yang lain, dimana wasit berasal dari Denpasar atau dari Jawa. Permasalahan lisensi perwasitan harus segera di carikan solusinya, setidaknya dengan adanya pengabdian pada masyarakat ini bagi Pengcab woodball Kabupaten Buleleng mendapat penyegaran terkait ilmu perwasitan woodball. Kabupaten Buleleng merupakan barometer prestasi woodball di Provinsi Bali, dengan diraihnya 5 kali juara umum di Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV), prestasi ini harus dipertahankan dengan meningkatkan kemampuan pelatih dalam melatih menggunakan pendekatan ilmu-ilmu kepelatihan dan pembuatan program pelatihan yang koprehensip dengan ilmu-ilmu kepelatihan, disamping itu pelatih harus mengetahui peraturan woodball, perwasitan woodball dan manajemen olahraga woodball, sehingga tercipta pelatih-pelatih yang professional di Kabupaten Buleleng, sehingga prestasi woodball di Kabupaten Buleleng tetap bisa di pertahankan. Ilmu kepelatihan dan perwasitan sangat di perlukan bagi cabang olahraga woodball, minimnya ilmu kepelatihan dan perwasitan yang di miliki oleh seorang pelatih menandakan kelemahan dan kemunduran bagi atlet untuk berprestasi.
4
Kondisi diatas perlu mendapat perhatian berbagai pihak terutama akademisi yang perduli terhadap perkembangan woodball di kabupaten Buleleng. Universitas Pendidikan Ganesha sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki tugas Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu; 1) pendidikan dan pengajaran, 2) penelitian, dan 3) pengabdian pada masyarakat, mempunyai kewajiban untuk membantu memecahkan beberapa permasalahan dimasyarakat melalui Tri Darma Perguruan Tinggi. Melalui program
pengabdian
pada
masyarakat
tahun
2015
ini,
kami
bermaksud
menyelenggarakan “Pelatihan Pelatih dan Wasit Bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015”.
1.2 Identifikasi Perumusan Masalah. Berdasarkan analisis diatas, permasalahan yang di hadapi mitra (dalam hal ini organisasi International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng dapat difinisikan sebagai berikut : Permasalahan Mitra Solusi yang ditawarkan 1. Terbatasnya pengetahuan dan Memberkan pengetahuan dan praktek pengalaman terkait ilmu terkair dengan : kepelatihan bagi pelatih 1. Pelatihan Fisik woodball. 2. Pelatihan Teknik Woodball 3. Manajemen Pertandingan Woodball 4. Pembuatan Program Latihan Woodball. 2. Terbatasnya pemahaman Memberkan pengetahuandan praktek pengetahuan dan praktek terkair dengan : perwasitan olahraga woodball 1. Peraturan olahraga woodball 2. Perwasitan olahraga woodball 3. Teknik perwasitan olahraga woodball Oleh karena itu, permasalahan yang hendak di jawab melaui program pengabdian pada masyarakat ini adalah :
5
1. Bagaimanakah proses pelatihan pelatih bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015? 2. Baigamanakah proses pelatihan wasit bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015?
1.3 Tujuan Kegiatan. Tujuan kegiatan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini adalah : 1. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng terkait ilmu kepelatihan olahraga woodball sehingga bisa melahirkan pelatih yang memiliki ilmu kepelatihan, 2. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng terkait
pelatih fisik, teknik dan mampu
membuat program latihan yang baik. 3. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng terkait dengan manajemen perlombaan, peraturan dan perwasitan olahraga woodball. 4. Menjalin kemitraan dengan Pengcab Kabupaten Buleleng, sehingga para pelatih dan wasit woodball di Kabupaten Buleleng meningkat, dan peminat olahraga woodball di Kabupaten Buleleng meningkat.
1.4 Manfaat Kegiatan. Manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini adalah : 1. Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan terkait ilmu kepelatihan olahraga woodball sehingga bisa melahirkan pelatih yang memiliki ilmu kepelatihan.
6
2. Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan terkait pelatih fisik, mental, taktik, teknik dan mampu membuat program latihan yang baik 3. Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan terkait manajemen perlombaan, peraturan dan perwasitan woodball 4. Hubungan kemitraan dengan Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng berjalan baik sehingga para pelatih, wasit dan atlet woodball di Kabupaten Buleleng bisa meningkat.
1.5 Khalayak Sasaran. Khalayak sasaran strategis yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah Pengurus Cabang Woodball Kabupaten Buleleng, Guru Ekstrakurikuler Sekolah dan mahasiswa yang bergabung dibawah pengcab Woodball Kabupaten Buleleng, atlet senior woodball dan mahasiswa olahraga yang berkeinginan menjadi wasit dan pelatih, total peserta dalam pelaksaan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah 60 orang.
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelatihan Woodball. Permainan woodball mempunyai karakteristik yang mirip dengan permainan golf. (Irdiyana. P. 2010) Dimana sasaran dalam permainan ini adalah berusaha memasukkan bola kedalam sasaran yang telah ditentukan dengan sedikit mungkin jumlah pukulan. Sehingga pemenang dalam permainan woodball ini adalah pemain dengan jumlah pukulan paling sedikit dibanding dengan pemain lainnya. Sementara itu, ada juga metode lain dalam penentuan kemenagnannya, yaitu pemenang di tentukan dengan penghitungan jumlah kemenangan tiap ”gate” sasaran untuk memasukkan bola dari total jumlah gate yang dipertandingkan. Teknik dasar bermain woodball meliputi teknik, teknik tanpa menggunakan alat dan teknik dengan menggunakan alat. Teknik tanpa menggunakan alat. a. Gerakan Mengayun. b. Setup (persiapan). c. Rutinitas preswing (wagle) tanpa alat. Teknik menggunakan alat. a. Rutinitas preswing dengan mallet. b. Pukulan Jarak jauh. c. Pukulan jarak menengah. d. Pukulan jarak jauh. e. Pukulan ke gawang (gating).
8
Teknik Bermain Woodball. Pelatihan adalah suatu proses dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang (repetitive) dalam jangka waktu lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif, memiliki tujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi fisiologi dan psikologi tubuh agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan/prestasi yang optimal (Nala 1998:1). Seorang pelatih harus menerapkan metodologi pelatihan yang merupakan ilmu pengetahuan tentang metode-metode yang diigunakan dalam proses pelatihan dan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Tujuan pelatihan yang telah dijelaskan akan memberikan arah dari suatu pelatihan olahraga dan untuk mencapai tujuan tersebut secara optimal, suatu pelatihan harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pelatihan, sistematika pelatihan, frekuensi latihan, jenis pelatihan fisik dan sistem energi olahraga woodball yang nantinya bisa kita pakai sebagai acuan membuat program pelatihan.
9
2.2 Peraturan dan Perwasitan Woodball. Menurut Bao, Sheng Chang (1995), Dwiyogo, Wasis D dan Kriswantoro (2009) Terkait peraturan permainan akan dibahas : a. Pelanggaran peraturan pada pukulan dan hukuman b. Pelanggaran Peraturan Dalam Daerah Pukulan Dan Hukuman c. Pelanggaran Peraturan pada Permainan dan Hukuman d. Pelanggaran Peraturan dalam daerah gawang dan hukuman Tanda-tanda dari wasit yang terdiri dari : a. Tanda permainan dimulai b. Tanda untuk memukul c. Tanda keluar lapangan d. Tanda pelanggaran e. Tanda penghentian sementara (time out). f. Tanda bola memasuki gawang Selain perwasitan seorang pelatih harus bisa memberikan petunjuk terkait dengan penilaian pada kompetisi pertandingan woodball. Pertandingan (Kompetisi) Woodball. Terdiri dari : a. Kompetisi Tunggal. b. Kompetisi Ganda Ganda atau ganda campuran sebagai satu unit kompetisi. c. Kompetisi Team. Diharapkan setiap wasit dan pelatih harus mengetahui cari mengisi lembaran score penelian Olahraga Woodball
10
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 . Kerangka Pemecahan Masalah. Adapun kerangka pemecahan masalah pada Pengabdian pada Masyarakat adalah : 1. Mengadakan kerjasama dengan pengcab Woodball Kabupaten Buleleng sebagai mitra untuk mensosialisasikan pelatihan pelatih dan wasit olahraga woodball di Kabupaten Buleleng. 2. Menyampaikan surat undangan sebagai peserta pelatihan kepada pengcab Woodball Kabupaten Buleleng, Guru-guru Ekstrakurikuler yang bergabung pada Pengcab Woodball. 3. Mengadakan kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa pelatihan pelatih dan wasit bagi pengcab woodball Kabupaten Buleleng. 4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat. 5. Menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat.
3.2 .Metode Kegiatan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: 1. Metode ceramah yaitu menyampaikan materi ilmu-ilmu kepelatihan terkait olahraga woodball yang mencangkup: 1). Materi ilmu-ilmu kepelatihan dan peningkatan kondisi fisik bagi atlet, 2). Materi pembuatan program latihan terkait olahraga woodball dan 3). Materi terkait peraturan dan perwasitan olahraga woodball. 2. Metode pelatihan yaitu memeberikan pelatihan bagi pengcab Woodball Kabupaten Buleleng terkait : 1). Pelatihan peningkatan kondisi fisik bagi atlet
11
woodball, 2). Pelatihan pembuatan program latihan dan 3). Pelatihan peraturan dan perwasitan woodball. 3.
Metode diskusi yaitu melakukan diskusi pada saat penyampaian materi maupun praktek lapangan mengenai ilmu-ilmu kepelatihan, peraturan dan pembutan program pelatihan.
3.3 Keterkaitan. Penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk pelatihan pelatih dan wasit bagi Pengcab woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015 memiliki keterkaitan untuk memberikan ilmu-ilmu kepelatihan yang diantarnya adalah pelatihan fisik, pelatihan mental, taktik, teknik bermain woodball dan mampu membuat program pelatihan olahraga
woodball
dengan baik. Selanjutnya
memberikan pengetahuan dan pengalaman terkait dengan peraturan dan teknik perwasitan.
Selama ini pendekatan pelatihan yang diberikan hanya memberikan
pelatihan berdasarkan pengalaman pelatih tidak berbasiskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Selain itu keterkaitan lain adalah sebagai sorang dosen olahraga di Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha hendaknya memiliki tanggung jawab moral untuk memeberikan informasi ilmiah terkait ilmuilmu kepelatihan dan perwasitan woodball.
3.4 Rancangan Evaluasi. Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung, yaitu : 1.
Ketekunan dan keterlibatan para peserta pelatihan dalam mengikuti setiap materi baik itu teori dan praktek yang di berikan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui ketekunan dan keterlibatan peserta adalah lembar observasi kegiatan pelatihan.
12
2.
Terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan peserta tentang ilmu-ilmu kepelatihan, peraturan dan perwasitan permainan woodball. Istrumen yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan berupa tugas membuat program pelatihan, dan tes terkait peraturan dan perwasitan. Sedangkan peningkatan keterampilan peserta dapat diamati melalui penilaan keterampilan membuatan program pelatihan dan pengamatan praktek perwasitan woodball
3. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah pengcab woodball Kabupaten Buleleng bisa melahirkan pelatih dan wasit professional yang memiliki pengetahuan terkait ilmu-ilmu kepelatihan, peraturan dan ilmu perwasitan
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.
4.1 Hasil Pelaksanaan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada hari Sabtu (30 Mei 2015) mulai pukul 09.00-16.00 WITA, selama 3 hari, 1 hari materi di kelas dan praktek, 2 hari pendampingan. Kegiatan ini bertempat di Lapangan SPN Singaraja. peserta yang di berjumlah 60 orang berasal dari Atlet, mahasiswa, guru ekstrakurikuler yang tergabung dalam PENGCAB Woodball Buleleng. Fasilitator dalam kegiatan ini berjumlah 2 orang yaitu Bapak I Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or staf dosen Jurusan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga Undiksha dan Ibu Putu Citra Permana, S.Or., M.Or sataf dosen di IKIP PGRI Bali dan sebagai pelatih woodball Kabupaten Buleleng. Berhubung pada waktu dilaksanakan pelatihan, Ketua LPM Undiksha berhalangan hadir, sehingga pembukaan secara resmi pelatihan pelatih dan wasit bagi Pengcab woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015 diwakili oleh Ketua Panitia. Pemaparan materi pelatihan pelatih dan wasit bagi Pengcab woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015 dilakukan dengan memberikan materi pembuatan program pelatihan olahraga woodball dan materi perwasitan olahraga woodball. Selanjutnya adalah praktek pembuatan program pelatihan dan praktek perwasitan secara berkelompok, dimana kegiatan ini dilaksanakan di lapangan SPN Singaraja. Hasil praktek pembuatan program pelatihan yang dibagi menjadi 6 kelompok, dimana kelompok 1 memperoleh nilai 88, kelompok 2 memperoleh nilai 84, kelompok 3 memperoleh nilai 92, kelompok 4 memperoleh nilai 94, kelompok 5 memperoleh nilai 90 dan kelompok 6 memperoleh nilai 86. Rata-rata pembuatan program pelatihan adalah 89.
14
Sedangkan hasil praktek perwasitan yang dibagi menjadi 10 kelompok, dimana kelompok 1 memperoleh nilai 90, kelompok 2 memperoleh nilai 85, kelompok 3 memperoleh nilai 80, kelompok 4 memperoleh nilai 83, kelompok 5 memperoleh nilai 87, kelompok 6 memperoleh nilai 89, kelompok 7 memperoleh nilai 92, kelompok 8 memperoleh nilai 90, kelompok 9 memperoleh nilai 92 dan kelompok 10 memperoleh nilai 88. Rata-rata praktek perwasitan adalah 87,6. Kegiatan pelatihan ditutup oleh ketua P2M mewakili ketua LPM Undiksha. Selama kegiatan, peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara P2M. Hal ini terbukti dari tidak ada peserta yang izin selama kegiatan berlangsung.
4.2 Pembahasan. Permainan woodball mempunyai karakteristik yang mirip dengan permainan golf. (Irdiyana. P. 2010) Dimana sasaran dalam permainan ini adalah berusaha memasukkan bola kedalam sasaran yang telah ditentukan dengan sedikit mungkin jumlah pukulan. Sehingga pemenang dalam permainan woodball ini adalah pemain dengan jumlah pukulan paling sedikit dibanding dengan pemain lainnya. Sementara itu, ada juga metode lain dalam penentuan kemenagnannya, yaitu pemenang di tentukan dengan penghitungan jumlah kemenangan tiap ”gate” sasaran untuk memasukkan bola dari total jumlah gate yang dipertandingkan. Sejalan dengan analisis permasalahan yang ditemukan dilapangan, dapat diidentifikasi permasalahan : 1. Bagaimanakah proses pelatihan pelatih bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015? 2. Baigamanakah proses pelatihan wasit bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng Tahun 2015? Proses pelatihan pelatih bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng, dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama adalah pemberian materi oleh narasumber Bapak Gede
15
Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or. Sesi yang kedua adalah pendampingan dan praktek pembuatan program pelatihan. Hasil praktek pembuatan program pelatihan yang dibagi menjadi 6 kelompok, dimana kelompok 1 memperoleh nilai 88, kelompok 2 memperoleh nilai 84, kelompok 3 memperoleh nilai 92, kelompok 4 memperoleh nilai 94, kelompok 5 memperoleh nilai 90 dan kelompok 6 memperoleh nilai 86. Rata-rata pembuatan program pelatihan adalah 89. Hasil tersebut membuktikan adanya peningkatan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan para peserta pengabdian pada masyarakat terkait pembuatan program latihan. Program pelatihan adalah suatu pedoman yang mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan masa mendatang yang telah ditetapkan. Program Latihan terdiri dari : Jangka Panjang (5 – 12 tahun), Jangka Menengah (2 – 4 tahun) dan Jangka Pendek (1 tahun kebawah). Sedangkan program jangka pendek terdiri dari siklus myo (program harian), siklus mikro (program mingguan), siklus messo (program bulanan) dan siklus makro (program tahunan). Periodisasi dalam program pelatihan sangat penting diketahui oleh seorang pelatih. Periodisasi adalah proses membagi-bagi program latihan tahunan kedalam beberapa tahap latihan atau fases of training (musim-musim latihan). Program latihan tahunan dalam kebanyakan cabang olahraga pada dasarnya dibagi dalam tiga tahap yaitu : a.tahap
persiapan,
b.tahap
pertandingan/kompetisi
dan
c.tahap
transisi/peralihan. Selain periodisasi volume dan intensitas latihan juga harus di perhatikan dalam pembuatan program latihan. Pertimbangan penentuan volume dan intensitas latihan. Pada tahap persiapan penekannanya pada volume atau kuantitas latihan, sedangkan intensitas latihannya relatif masih rendah dan sebaliknya pada tahap selanjutnya yaitu tahap pra pertandingan dan tahap pertadingan utama yang dominan ialah intensitas latihannya, sedangkan volume latihannya semakin menurun.
16
Ketertarikan peserta menayakan contoh program bulanan, mingguan dan harian. Berikut ini akan di paparkan terkait dengan program kerja bulanan, mingguan dan harian. Contoh program latihan bulanan. Bulan Januari Bulan Februari Bulan Maret Bulan April Bulan Mei Bulan Juni Bulan Juli Bulan Agustus Bulan September Bulan Oktober Bulan Nopember Bulan Desember
: Daya tahan, Kekuatan umum, Daya tahan aerobic : Daya tahan, Kekuatan umum, Daya tahan aerobik, Kekuatan maksimal, Pengembangan daya tahan khusus. : Pengembangan daya tahan khusus, kekuatan maksimal, Daya tahan aerobik. : Pengembangan daya tahan khusus, Kekuatan maksimal, Daya tahan otot, Power, Daya tahan an aerobik. : Daya tahan khusus, Daya tahan otot, Power, Kecepatan khusus. Daya tahan khusus, Daya tahan otot, Power, Kecepatan khusus. : Daya tahan khusus, Pemeliharaan Power, Pemeliharaan daya tahan otot, Pemeliharaan kecepatan khusus. : Pemeliharaan Power, Daya tahan otot, Daya tahan khusus, Pemeliharaan kecepatan : Pemeliharaan Power, Daya tahan otot, Daya tahan khusus, Pemeliharaan kecepatan. : Pemeliharaan Power, Daya tahan otot, Daya tahan khusus, Pemeliharaan kecepatan. : Daya tahan umum, Kekuatan umum. : Daya tahan umum, Kekuatan umum dan Rekreasi.
Contoh program latihan mingguan. Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
: : : : : : :
Kekuatan umum Daya tahan umum Kekuatan umum Daya tahan umum Kekuatan umum Daya tahan umum Istirahat
17
Contoh penjabaran program harian Hari Tujuan Bagian I Bagian II
Intensitas Set Repetisi Recovery Irama Bagian III
: Senin : Kekuatan umum : Pemanasan Jogging 5 menit, Streaching statis dinamis. : Latihan inti Latihan berbeban seluruh otot tubuh, bentuknya :bench press, squat, shoulder press, leg curl, arm curl, leg extention, back extention, vertical ches, press, sit up, leg pull down. : 70 % dari maksimal : 3 set : 10 kali : 2 menit : Lambat : Pendinginan Straching statis.
Proses pelatihan wasit bagi Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng berlangsung 2 sesi. Sesi Sesi pertama adalah pemberian materi oleh narasumber Ibu Putu Citra Permana, S.Or., M.Or. Sesi yang kedua adalah pendampingan dan praktek perwasitan. Sedangkan hasil praktek perwasitan yang dibagi menjadi 10 kelompok, dimana kelompok 1 memperoleh nilai 90, kelompok 2 memperoleh nilai 85, kelompok 3 memperoleh nilai 80, kelompok 4 memperoleh nilai 83, kelompok 5 memperoleh nilai 87, kelompok 6 memperoleh nilai 89, kelompok 7 memperoleh nilai 92, kelompok 8 memperoleh nilai 90, kelompok 9 memperoleh nilai 92 dan kelompok 10 memperoleh nilai 88. Rata-rata praktek perwasitan adalah 87,6. Berikut ini di paparkan terkait dengan aturan pertandingan dan perwasitan woodball. I.
Prinsip-Prinsip Umum 1. Pertandingan Woodball dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketetapan dengan organizer dan Peraturan Woodball.
18
2. Setai pemain harus menyelesaikan pertandingan mulai dari fairway pertama sampai dengan fairway ke duabelas atau kelipatannya sebagaimana ditetapkan, dan hasil akhir ditentukan oleh jumlah hitungan pukulan dalam pertandingan. 3. Dalam hal pemain tidak menyelesaikan pertandingan pada satu fairway manapun atau tidak melanjutkan pertandingan, hasilnya tidak akan dihitung. II. Sistem Kompetensi 1. Jenis Kompetisi a. Kompetisi tunggal Tunggal sebagai satu unit kompetisi. b. Kompetisi ganda Ganda atau ganda campuran sebagai satu unit kompetisi c. Kompetisi team Satu team dengan empat sampai dengan enam pemain sebagai satu team kompetisi 2. Metode Kompetisi a. Kompetisi pukulan : Pemain yang menyelesaikan duabelas faiway atau kelipatannya dengan jumlah pukulan paling sedikit akan menjadi pemenang. b. Kompetisi Fairway : Para pemain yang telah memenangkan jumlah yang lebih besar dari duabelas fairway atau kelipatannya dengan jumlah pukulan pali sedikit akan menjadi pemenang. III. Prosedur Kompetisi 1. Memulai Pertandingan a. Ketika wasit mengumumkan tanda mulai, pemain harus memulai pertandingan sesuai dengan urutan bermain yang diatur oleh pengaturan atau dengan undian. 19
b. Dalam hal pemain dalam pertandingan terlambat lima menit atau ditolak untuk bertanding setelah wasit mengumumkan start pertandingan kwalifikasinya untuk bertanding dapat dibatalkan. c. Ketika pemain masuk kedalam area start semua pemain lainnya harus mundur diluar area start demi keselamatan. d. Pada pukulan pertama, bola harus ditempatkan didalam area start dan menuju arah gawang. 2. Proses Pertandingan a. Dalam pertandingan, bola yang dimainkan dipukul masuk ke dalam gawang dan melewati cangkir kayu tetapi menjauhinya atau tidak menempel satu sama lain. Catatan : Melewati Gawang Jika bola dipukul menerobos gawang dan menggelinding kembali kemudian menempel dengan cangkir kayu, goal tersebut dianggap goal yang berhasil yang disaksikan oleh wasit/hakim garis/ mayoritas para pemain dari group yang bersangkutan. b. Selama pertandingan bola menggelinding keluar dari batas fairway adalah OB. Catatan: Keluar Batas/OB Jika bola menggelinding keluar dari garis pembatas dan masuk kembali kemudian menempel digaris pembatas, bola dianggap OB yang disaksikan oleh wasit/hakim garis/ mayoritas para pemain dari group masing-masing. Jika tidak, keputusan OB ditentukan dengan posisi bola statis jika masing-masing pemain tidak dapat mencapai persetujuan.
20
c. Apabila bola OB, bola harus diambil kembali dan ditempatkan pada posisi titik lintas bola keluar dari batas diambil sebagai pusat dengan radius dua kepala mallet. d. Jika bola yang dimainkan jatuh atau menggelinding kedalam hambatan seperti lobang, pohon, belikar, kolam, dsb, dan tidak bisa sesuai untuk memukul, bola dapat diambil keluar dan diletakkan pada posisi dimana titik (letak) hambatan untuk memasukkan kedalam batas, dan titik ini diambil sebagai pusat. Bola diperlakukansebagai OB, atau bola diletakkan dimana posisi baru mana saja kearah belakang/mundur tanpa batas pada fairway, tetapi salah satu pukulan ditambah team untuk pemain. e. Selama pertandingan, kemanapun seorang pemain mulai mengayuh mailetnya, para pemain semuanya harus mundur pada kedua sisi fairway atau di belakang sang pemukul pada jarak lebih dari 3 meter atau lebih. f. Dimanapun didepan atau dibelakang gawang, bola difairway dapat dipukul dengan langsung menembus gawang. g. Selama pertandingan, dalam cuaca alam yang tidak menentukan pertandingan
dilanjutkan
atau
tidak
diumumkan
oleh
Panitia
Penyelenggara Pertandingan. h. Setelah pertandingan pada setiap fairway selesaikan, pertandingan pada fairway
berikutnya
dimulai.
Pertandingan
pada
semua
fairway
dilaksanakan dengan cara yang sama. i. Pada fairway berikutnya urutan pukulan pertama berdasarkan nomer urutan yang diatur dengan pengaturan, dan tiap giliran dimulai in due course. j. Selama pertandingan, bilamana pemain meminta untuk mengganti peralatannya, penggantian diijinkan setelah menyelesaikan satu kompetisi fairway (kecuali peralatannya rusak). Sebelum menggunakan peralatan harus diperiksa oleh wasit.
21
k. Saat memukul, pemain memukul bola dan dengan bersamaan peralatannya rusak. Dalam hal ini, pukulan dihitung satu pukulan, pemain tidak dapat mengklaim, untuk memukul lagi. l. Bola dalam fairway terbentur oleh bola dari fairway yang lain, dan berhenti pada posisi baru, dianggap sebagai posisinya. m. Pemain tidak boleh menyentuh bola yang sedang dimainkan dengan tubuhnya atau malletnya, apakah itu bolanya sendiri atau pemain lawannya. n. Apabila pemain akan menyerang gawang atau melakukan pukulan, pemain harus memegang bagian pegangan mailetnya saja, tidak boleh mendekat kepala malletnya. o. Ketika sedang memukul, pemain tidak boleh memukul, atau menyentuh gawang dengan memposisikan malletnya diantara kedua kakinya. p. Dalam hal tanda tali pada jarak 5 meter dari gawang pada fairnya, pemain memukul langsung ke gawang dan berhasil memasukkan bola melewati gawang. Kurangi satu pukulan dari hitungan pukulannya pada fairway. q. Dalam hal jarak menengah dan jarak jauh ditandai tali menunjukkan 30 meter, Pemain yang memukul pukulan pertamanya, dan bolanya tidak melewati tali harus di tambahkan satu pukulan; sementara jika bolanya keluar batas dalam 30 meter, bola tersebut sebagai OB. Jika bola menggelinding di dalam tali dan kemudian keluar batas tali, bola menjadi OB. 3. Hasil Pertandingan a. Setiap Pemain harus memiliki catatan hitungan pukulannya dan jumlah hitungan pukulan pada keduabelas fairway atau kelipatannya; jika tidak hasilnya tidak akan dihitung. b. Keputusan Hasil A. Kompetisi Pukulan a. Hasil Pertandingan dari 12 fairway atau kelipatannya, setiap pemain selesai ditentukan pada hitungan pukulan. Jumlah pukulan 22
terendah menjadi pemenang. Dalam kejadian angka dari jumlah hitungan pukulan yang sama, pemain yang skor paling sedikit menurut jumlah fairway diantara 12 fairway menjadi pemenang. Oleh karena itu, hasilnya akan dievaluasi dengan cara yang sama. Jika hasilnya serupa kemudian keputusan akan dinyatakan dan di tetapkan oleh Panitia Penyelenggara Pertandingan. b. Hasil team kompitisi adalah jumlah hitungan pukulan berdasarkan empat pemain terbaik dalam team. Team dengan pukulan paling sedikit adalah pemenangnya. Dalam kejadian skor yang sama, team yang hitungan pukulan pribadinya terendah menjadi pemenangnya. Oleh karena itu, hasil/skor team akan dievaluasi dengan cara yang sama. Jika hasilnya sama, kemudian keputusan lainnya diumumkan dan ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara Pertandingan. B. Kompetisi Fairway Untuk setiap pertandingan, competitor yang telah memenangkan jumlah fairway yang lebih banyak menjadi pemenang dengan jumlah yang sama menang, pertandingan tambahan di fairway di berikan di tunjuk oleh Panitia Penyelenggara Pertandingan berlangsung sampai hasilnya keluar. Pelanggaran Peraturan pada Pukulan Dan Hukuman 1.
Ketika pemain siap wasit memberikan tanda untuk memukul. Pemain harus melakuka pukulan pertamanya dalam waktu 10 detik. Pelanggaran diperingatkan. Apabila dia melanggar peraturan lagi dia akan dikenakan hukuman satu pukulan.
2.
Ketika pemain melakukan pukulan pertamanya dia harus meletakkan bolanya digaris start atau pada area start, dan dia memukul dengan posisi tidak bergerak. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan. Dia memukul pukulan pertamanya kembali, tetapi pukulannya diangga sebagai pukulan kedua.
23
3.
Pemain memukul pukulan pertamanya bolanya tidak diarea start. Pukulan dihitung sebagai satu pukulan. Dia memukulpertamanya lagi tetapi dianggap sebagai pukulan kedua.
Pelanggaran Peraturan Dalam Daerah Pukulan Dan Hukuman 1) Setiap saat pemain akan melakukan pukulan, ia harus berdiri tegak pada kedua kakinya. Memegang mallet pada kedua tangannya dan menaruhnya di belakang bola dan memulai pukulan. Dia tidak boleh melakukan pemukulan sambil berjalan. Pelanggaran dikenai satu pukulan, dan dia melakukan pukulan bola berikutnya dari posisi yang baru. 2) Ketika pemain akan melakukan percobaan pemukulan yang meleset atau akan memulai pemanasan atau latihan memukul (dengan tidak menyentuh bola). Semua pukulan tidak dihitung tetapi dia tidak boleh melakukan berulang-ulang sehingga menunda pertandingan. Pelanggaran akan diperingatkan. Apabila pemain melanggar peraturan lagi dia akan mendapat hukuman satu point. 3) Ketika giliran untuk memukul dia harus menyelesaikan pukulannya dalam 10 detik tanpa penundaan. Pelanggar diperingakan kalau melanggar lagi dia dikenai hukuman satu pukulan. 4) Ketika pemain sedang memukul tak seorangpun diijinkan memasuki atau melintasi fairway di depannya. Setiap pemain yang melanggar dikenai hukuman satu pukulan. 5) Ketika pemain sedang memukul para pemain lainnya tidak boleh berteriak atau mengumpat sehingga mempengaruhi pukulan pemain lainnya. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan. 6) Ketika memukul pemain mengayunkan malletnya yang sedikit menyentuh atau menggerakkan bolanya, dianggap sebagai satu pukulan. 7) Ketika memukul pemain harus memukul bolanya dengan kepala mallet, bisa dengan kepala atau dasar botol, tetapi memukul bola diluar bagian tersebut atau
24
dengan tongkat mallet tidak diijinkan. Pemain dikenakan hukuman satu pukulan dan melakukan pukulan berikutnya dari posisi baru bolanya. 8) Mendorong bola dengan malletnya tidak diijinkan. Pelanggar dikenai satu pukulan dan melakukan pukulan dari posisi baru bolanya. 9) Pemain tidak diijinkan memukul bola yang sedang menggelinding berulang-ulang. Pelanggar dikenai satu pukulan dan melakukan pukulan dari posisi bula barunya. Pelanggaran Peraturan pada Permainan dan Hukuman 1) Para pemain yang posisi bolanya dalam fairway paling jauh dari gawang diberikan kesempatan untuk memukul duluan atau urutan pemukulan diatur oleh wasit. Setiap pemain tidak dapat memukul bolanya sesuka hatinya. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan dan memukul bola dari posisi yang baru. 2) Seorang yang memukul bolanya dalam fairway, dan bolanya OB tanpa menyentuh garis batas diperlakukan sebagai OB. Hukuman dikenai satu pukulan. 3) Selama kompetisi jika bola menghalangi bola pemain berikutnya pemain yang bersangkutan dapat meminta main duluan atau mengambil bola dan memberikan tanda dengan ijin wasit. Pelanggaran urutan dikenai hukuman satu pukulan. 4) Bola yang membentur halangan yang dianggap sebagai garis batas dan memantul kembali ke fairway tidak dianggap sebagai OB. Tetapi bila bola membentur halangan diluar garis batas dianggap dan diperlukan sebagai OB. 5) Bilamana pmain bermain pada fairway yang berbelok/ lengkungan yang berbeda, bola harus diteruskan pada fairway. Pemukulan bola yang melayang melewati batasan keluar atau memotong sudut fairway tidak diijinkan. Pemain yang melanggar peraturan dan bolanya dianggap sebagai OB. 6) Bila bola dalam permainan yang membentur satu sama lain karena pukulan :
Bola yang dibentur tetapi tidak keluar, posisi bolanya adalah posisi yang baru. Dalam hal bola menerobos gawang, bola dianggap mengakhiri satu fairway, tetapi bilamana bola yang dibentur OB, tidak dikenakan satu pukulan.
25
Jika bola si pemukul OB setelah membentur bola lainnya diperlakukan sebagai OB dan si pemukul dikenai satu pukulan.
Jika bola si pemukul tetap pada fairway setelah membentur, posisi di mana bola berhenti dianggap sebagai posisi barunya.
7) Dalam proses permainan jika pemain melakukan tindakan yang tidak sportif, dia akan diperingatkan dan diminta untuk merubahnya dan bilamana pada saat yang sama dia melakukan lagi, maka dikenakan hukuman satu pukulan. Pengulangan dalam pelanggaran yang berulangkali akan didiskualifikasi. 8) Apabila pemain menyentuh bolanya sendiri atau bola pemain lainnya dengan bagian tubuhnya dan posisi bola yang berhenti dianggap posisi barunya. 9) Pemain yang memainkan malletnya tanpa memperhatikan peraturan atau memukul bola dengan malletnya di antara dua kakinya dikenai hukuman satu pukulan dan dia harus memukul bolanya dari posisi barunya (jika bolanya menembus gawang maka tidak diakui atau dianulir). 10) Selama permainan, si pemain boleh mengajukan permintaan untuk mengganti alatnya setelah peralatan diperiksa oleh Panitia. Bola hanya dapat diganti setelah satu
fairway
selesai
(kecuali
bolanya
hancur).
Penyimpangan
akan
didiskualifikasi.
Pelanggaran Peraturan dalam daerah gawang dan hukuman 1) Wasit dapat memutuskan urutan pukulan berdasarkan kondisi bola dalam area gawang. Pada prinsipnya, bola yang paling dekat dengan gawang diberikan prioritas pertama. 2) Pemain tidak dapat merusak gawang dengan maksud tertentu. Pemain yang melakukan pelanggaran akan diberi peringatan dan ditambahkan satu pukulan hukuman. Pengulangan pelanggaran, maka pemain akan dikeluarkan.
26
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN.
5.1 Simpulan. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan P2M ini adalah : 1. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada dari Atlet, mahasiswa, guru ekstrakurikuler yang tergabung dalam PENGCAB Woodball Buleleng terkait ilmu kepelatihan meningkat. 2. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada dari Atlet, mahasiswa, guru ekstrakurikuler yang tergabung dalam PENGCAB Woodball Buleleng terkait perwasitan meningkat. 5.2. Saran-saran. Beberapa hal yang dapat disarankan dalam kegitan P2M ini adalah : 1. Waktu kegiatan P2M perlu ditambah. 2. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada dari Atlet, mahasiswa, guru ekstrakurikuler yang tergabung dalam PENGCAB Woodball Buleleng terkait ilmu kepelatihan dan perwasitan woodball perlu ditingkatkan lagi.
27
DAFTAR PUSTAKA Argasasmita, Husain. 2007. Teori-teori Keplatihan Dasar. Jakarta:
Kementrian
Pemuda dan Olahraga Bao, Sheng Chang, 1995. Ilustration Of Woodball Rules & Techniquis. Taipe: Chinese Taipei Woodball Association. Dwiyogo, Wasis D dan Kriswantoro. 2009. Olahraga Woodball. Malang: Wineka Media International Woodball Federation, 2007. Indonesia Woodball Workshop 2007. Semarang. International Woodball Asociation. International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng, 2013. Kabupaten Buleleng. Irdiyana. P. 2010. Definisi Olahraga Woodball. Bandung. Kriswantoro dkk, 2011. Teknik Dasar Bermain Woodball. Semarang : Multi Media Production. Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Pascasarjana Program Studi Fisiologi Olahraga UNUD.
28
FOTO –FOTO KEGIATAN P2M
Penyampaian Materi Kepelatihan Oleh Narasumber Gede Eka Budi Darmawan
Penyampaian Materi Perwasitan Oleh Ibu Citra 1
Panyampaian Materi Teknik Bernmain Woodball
Praktek perwasitan woodball 2
PETA LOKASI WILAYAH MITRA SEKOLAH POLISI NEGRA (SPN) SINGARAJA. SKRETARIAT PENGCAB WOODBALL BULELENG