LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA
PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH KUE KERING SEBAGAI PELUANG WIRAUSAHA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI BAGIAN B SINGARAJA
Oleh: Luh Masdarini, S.Pd., M.Pd. NIP. 19710421 200212 2 001 (Ketua) Ni Made Suriani, S.Pd.,M.Par . NIP 197212072002122003 (Anggota) Ni Dsk Md. Sri Adnyawati, S.Pd.,M.Pd. NIP 196803091994032001 (anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 105/UN48.16/PM/2016 Tanggal 1 Maret 2016
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2016
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah seluruh rangkaian kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan judul ”Pelatihanan Keterampilan Mengolah Kue Kering Sebagai Peluang Wirausaha Pada Para Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Bagian B Singaraja Terselenggaranya kegiatan ini adalah berkat kerja sama dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksha Singaraja dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini ijinkanlah penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan, baik moril maupun materiil yang sangat berarti bagi pelaksanaan kegiatan ini. Semoga program yang telah dilaksanakan dapat bermanfaat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia saat ini dan di masa datang.
Singaraja, 3 Nopember 2016 Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ……………………………………………………………. i HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..ii KATA PENGANTAR………………………………………………………. iii DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iv DAFTAR TABEL……………………………………………………………..v DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..vi I. PENDAHULUAN…………………………………………………………
1
1.1 Analisis Situasi ……………………………………………………………1 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah......................................................... 3 II. METODE PELAKSANAAN 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah………………………………………….. 5 2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan…………………………………………. 6 2.3 Rancangan Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan………………………… 7 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Pelatihan ……………………………………………… 8 3.2 Pembahasan………………………………………………………………11 IV. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………...12 4.2 Saran ……………………………………………………………………..12 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………13 LAMPIRAN…………………………………………………………………… 14
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3.1 Check list proses pembuatan produk kue kering………………… 7 Tabel 2.3.2 Pedoman Hasil Evaluasi ................................................................ 7 Tabel 3.1.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Nastar..... 9 Tabel 3.1.2 Rekapitulasi Data Hasil Pelatihan Pengolahan Batang Keju……… 9 Tabel 3.1.3 Rekapitulasi Data Hasil Pelatihan Pengolahan Coklat Chip………10 Tabel 3.1.4 Rekapitulasi Data Hasil Pelatihan Pengolahan Putri Salju…………10
DAFTAR GAMBAR
Gb 1 Bahan Kue Batang Keju (Kastengels………………………………… 18 Gb 2 Bahan Kue Nastar .....................................................................................18 Gb 3 Bahan Kue Cokelat Chif ......................................................................... 18 Gb 4 Bahan Kue Putri Salju .............................................................................
18
Gb 5 Peralatan Kue Kering …………………………………………………… 19 Gb 6 Pembuatan Kue Nastar…………………………………………………… 19 Gb 7 Pembuatan Kue Cokelat Chif……………………………………………. 19 Gb 8 Pembauatn Kue Batang Keju …………………………………………… 19 Gb 9 Pembuatan Kue Putri Salju………………………………………………. 19 Gb 10 Hasil Produk Kue Kering………………………………………………
20
ABSTRAK: Pelatihan Keterampilan Mengolah Kue Kering Sebagai Peluang Wirausaha Para Siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagian B Singaraja. Pengabdian pada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada pasa siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian B Singaraja tentang pengolahan kue kering yang meliputi nastar, batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju. Kegiatan ini menggunakan metode pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi, dan tanya jawab. Evaluasi dilakukan selama proses pelatihan pada siswa sesuai metode dan materi yang diberikan. Tingkat keberhasilan program pelatihan ini dilakukan melalui evaluasi pada tingkat kehadiran, motivasi peserta, dan tingkat keterampilan (kinerja) siswa dalam proses persiapan hingga penyelesaian produk. Hasil pelatihan keterampilan pada siswa SLB bagian B dinyatakan berhasil. Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa tingkat kehadiran peserta 100% hingga pelatihan berakhir. Hasil pelatihan keterampilan pada tahap persiapan hingga penyelesaian produk tergolong berhasil karena semua peserta mampu membuat produk sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Di samping itu para peserta juga sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir. Hal ini nampak melalui interaksi intensif yang terjadi antara peserta dengan instruktur, serta semua peserta menyatakan senang dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diberikan. Hal ini menunjukkan respon peserta terhadap kegiatan pelatihan sangat positif. Kata-kata kunci: Keterampilan mengolah kue kering ABSTRACT: Pastry Skills Training Cultivating Entrepreneurial Opportunity For Students School (SLB) Part B Singaraja. Community Services aims to provide skills to pasa school students (SLB) section B Singaraja on processing that includes nastar pastries, cheese stem (kastengels), chocolate chips (chocolate chips), and a snow princess. This activity using skills training through lectures, demonstrations, and question and answer. The evaluation was done during the training on the students according to the methods and materials provided. The success rate of this training program is done through an evaluation at the level of attendance, motivation of the participants, and the skill level (performance) of students in the preparatory process until the completion of the product. The results of the students' skills training SLB part B declared successful. It can be shown that the rate of attendance of 100% until the training is over. Results of skills training in the preparation phase until the completion of a product classified as successful as all participants are able to make products according to the criteria expected. In addition, the participants also very enthusiastic and active in participating in training activities from beginning to end. This is apparent through intensive interaction that occurs between the participants and instructors, as well as all participants expressed pleasure with the implementation of the training provided. This shows the responses of participants to the training activities are very positive. Key words: Skills cultivate pastries
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Salah satu sekolah luar biasa (SLB) yang ada di Propinsi Bali adalah SLB Negeri Singaraja yang beralamat di Jl. Veteran No 11 A Singaraja. SLB ini merupakan SLB Bagian B yaitu Sekolah yang menampung anak-anak yang menderita tuli bisu sedangkan kondisi mentalnya normal. Di SLB bagian B ini terdapat tingkatan sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk anak-anak tuli bisu. Tuli bisu
adalah individu yang memiliki hambatan
dalam berbicara dan pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 15 orang dan Sekolah Menengah Atas 12 orang. SLB ini berdiri sejak tahun 1958 dan satu-satunya di Kabupaten Buleleng. Dilihat dari kurikulum yang ada pembelajarannya terdiri dari 70 % praktik dan 30% teori. Berbagai keterampilan diberikan pada siswa yang tujuannya untuk memberikan bekal hidup kelak bila siswa tersebut sudah lulus dan kembali ke masyarakat. Sebagai pribadi yang memiliki kekurangan maka mereka pada umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Di tambah dengan pandangan masyarakat yang kurang menghargai para penyandang cacat
cenderung menambah beban
permasalahan bagi mereka. Seharusnya dengan keterbatasan yang ada pada mereka hendaknya disikapi secara positif karena setiap individu memiliki kekurangan dan kelebihan, dalam hal ini kelebihan yang dimiliki hendaknya dapat dikembangkan seoptimal mungkin dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi keluarga, lingkungan, masyarakat, serta pembangunan bangsa. Berbagai upaya telah banyak dan tak pernah berhenti dilakukan mulai dari tingkat pusat hinggga di tingkat sekolah untuk mengembangkan pendidikan bagi anak yang memeliki keterbatasan di SLB Negeri bagian B Singaraja yang semakin bermutu, namun realita yang ada masih menunjukkan belum tercapainya
apa yang dicita-citakan. Hal ini merupakan tantangan dan kewajiban bagi Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Lembaga Pengabdian SLB. Dipandang perlu untuk memberdayakan anak-anak SLB Negeri Bagian B Singaraja untuk meningkatkan keterampilan di bidang Boga, mengingat mereka sudah memiliki ketrampilan dasar bidang boga, dan tersedianya alat-alat memasak di sekolah. Hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa memasuki atau justru dapat menciptakan lapangan kerja
(Sutrisno dalam
Angendari 2012). Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah keterampilan berupa pembuatan kue kering yang berupa nastar, batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju. Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dalam kurikulum Jurusan PKK 70 % terdiri dari praktek baik bidang boga. Berbagai keterampilan akan diterapkan pada bidang tersebut. Dilihat dari aneka keterampilan yang akan dilatihkan, seperti nastar, batang keju, coklat chip dan putri salju merupakan hasil penelitian yang telah teruji dan layak untuk diterapkan kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini akan diperoleh beberapa keunggulan yaitu bagi para siswa, keterampilan yang diperoleh dapat dijadikan bekal setelah lulus untuk membuka usaha sekaligus menciptakan lapangan kerja. Hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sehingga ke depannya
mereka bisa memasuki atau justru dapat
menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukanan bahwa anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B memiliki kekurangan. Kekurangan yang dimiliki menimbulkan pandangan masyarakat bahwa mereka pada umumnya kurang
memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Mereka perlu bekal keterampilan untuk kelangsungan hidunya setelah lulus dari sekolah. Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa keterampilan dalam pengolahan makanan yang berupa produk olahan kue kering yang berupa kue batang keju, kue nastar, putri salju, dan chocochif pada siswa SLB belum pernah diberikan, sedangkan peralatan yang tersedia cukup memadai untuk menunjang bidang tersebut. Selain itu anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja sangat membutuhkan keterampilan tersebut, karena diharapkan setelah mereka lulus dan kembali ke masyarakat sudah mempunyai bekal keterampilam yang memadai, sehingga mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, bukan sebaliknya dianggap beban bangsa. Sehubungan dengan hal tersebut untuk dapat memiliki sejumlah keterampilam maka diperlukan sejumlah pelatihan keterampilan yaitu: a.
Mengidentifikasi dan mempersiapkan bahan-bahan kue kering yang dibuat menjadi nastar, batang keju (kastengles), coklat chip (chocolate chips) serta menghitung kebutuhan bahan untuk terwujudnya hasil.
b. Mengolah bahan-bahan menjadi produk kue kering yang berupa nastar, batang keju (kastengles), coklat chip (chocolate chips). c. Mengemas hasil olahan kue kering berupa nastar,
batang keju
(kastengles), coklat chip (chocolate chips) Permasalahan ini mestinya segera ditangani secara komprehensif melalui strategi dan program yang terpadu agar dapat memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (peralatan/fasilitas) yang ada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja. Bertolak
pada
identifikasi
masalah
tersebut
dapat
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri bagian B Singaraja dalam membuat produk makanan kue kering berupa nastar, batang keju (kastengles), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju? 2. Bagaimana tanggapan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri bagian B Singaraja terhadap pelatihan mengenai pembuatan produk makanan kue
kering berupa nastar, batang keju (kastengles), coklat chip (chocolate chips) dan putri salju?
BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah Berdasarkan kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini, bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh pekerjaan, apalagi bagi anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B yang memiliki kekurangan fisik. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang rumit, jika anak-anak SLB bagian B tersebut tidak dipersiapkan untuk mencari peluang di dunia usaha, dengan kata lain berwirausaha mandiri. Oleh karena itu sudah seharusnya perguruan tinggi melalui penerapan Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada Masyarakat memberikan kontribusi untuk memecahkan persoalan tersebut. Realisasi pemecahan masalah terhadap
kerangka
pemecahan
masalah
dilakukan
melalui
peningkatan
keterampilan dalam pelatihan bidang boga berupa pembuatan kue kering yang meliputi nastar, batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B (siswa SMP dan SMA) dapat menerapkan berbagai keterampilan yang akan diberikan, dan selalu menggali ide baru untuk berinovasi dalam berkarya. Selanjutnya dengan penguasaan wawasan dan keterampilan tersebut para siswa lebih siap untuk mandiri, dan menjadi insan yang produktif. Kegiatan penganbdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi. Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi kegiatan dipilih di Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja Bali, yang terletak di Jl Veteran Singaraja. Jenis kegiatan berupa pelatihan membuat kue kering yang berupa nastar, batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju. Tahap pelaksanaan berupa penyajian materi secara teori selama 1 hari dilanjutkan dengan membuat produk keterampilan berupa. Tahap yang terakhir adalah evaluasi akhir dan pelaporan.
2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dilaksanakan selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya : 1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang kue kering yang meliputi: tinjauan tentang kue kering dan jenisjenis produk kue kering 2. Demontrasi
digunakan
untuk
memberikan
keterampilan
langsung
mengenai proses pembuatan kue kering berupa nastar, batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju. 3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal
yang belum
terakomodasi oleh kedua metode di atas. 4. Pelatihan pembuatan
kue kering menjadi produk nastar, batang keju
(kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan. 5. Evaluasi hasil akhir.
2.2 Rancangan Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung melalui penilaian kinerja pada peserta dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembuatan
kreasi produk
kue kering yang dilakukan oleh
instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam rubrik yang telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik untuk menilai keterampilan proses sebagai berikut: Tabel 2.3.1 Check list proses pembuatan produk kue kering No 1 2 3 4 5 6
Ketrampilan yang diamati Persiapan (Pemilihan bahan, pengukuran, penyiapan alat. Penggunaan Peralatan yang benar Ketepatan langkah-langkah membuat produk Hasil akhir yang sesuai kreteria yang diharapkan Pengemasan produk yang dihasilkan Inventarisasi peralatan setelah selesai kegiatan 4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, 1=kurang
Skala Nilai 4 3 2 1
Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi menggunakan pedoman konversi sebagai berikut: Tabel 2.3.2 Pedoman Hasil Evaluasi No Rentangan Nilai 1 85 – 100 4 2 70 – 84 3 3 55-69 2 4 < 54 1
Katagori Sangat baik Baik Cukup Kurang
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Pelatihan Pelatihan ini dilaksanakan, selama 2 hari yaitu pada hari kamis, 28 April 2016, dan hari jumat, 29 April 2016 dari pukul 08.00 sampai dengan 12.30 wita dan diikuti oleh 30 orang peserta siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri bagian B Singaraja. . Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di aula SLB Negeri bagian B Singaraja. Selanjutnya peserta dibagi menjadi 8 kelompok, dua kelompok
mengerjakan pembuatan nastar, dua kelompok
pembuatan batang keju (kastengels), dua
mengerjakan
kelompok mengerjakan pembuatan
coklat chip (chocolate chips), dan dua kelompok lagi mengerjakan pembuatan putri salju Selama kegiatan pelatihan berlangsung semua tetap semangat mengikuti kegiatan pelatihan sampai selesai. Hal yang cukup menarik yaitu sebagian besar peserta
banyak yang tertarik untuk mencoba menerapkan kegiatan pelatihan
membuat produk makanan kue kering menjadi suatu bentuk wira usaha. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan ini mampu memberikan kontribusi positif pada para siswa SLB Negeri bagian B. Pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan lancar dan tidak mengalami suatu hambatan. Setelah terlaksananya kegiatan pelatihan ini, kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi guna memperoleh gambaran yang jelas tentang tingkat keberhasilan pelatihan pembuatan kue kering tersebut. Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung yang dilakukan oleh instruktur melalui penilaian kinerja para peserta dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembuatan produk
kue kering dengan mengacu pada indikator yang
tercantun dalam rubrik yang telah disiapkan. Selain pengamatan langsung melalui penilaian kinerja para peserta. tingkat keberhasilan program pelatihan ini juga dilakukan melalui evaluasi pada tingkat kehadiran dan respon peserta. Hasil kegiatan pelatihan secara umum dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari presensi kehadiran peserta yang mencapai 100% serta adanya keantusiasan peserta mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir. Sedangkan berdasarkan kemampuan peserta dalam persiapan, proses kerja, hasil akhir, pengemasan, dan inventarisasi alat setelah selesai pelatihan (berkemas) dari masing-masing produk dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.1.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Nastar No Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 Total %
Persiapan 4 4 3 3 4 3 4 4 29 90,6%
Proses Kerja 3 4 2 3 4 4 3 3 26 81,2%
Hasil Akhir 4 4 3 3 4 3 3 4 28 87,5%
Berkemas 3 4 3 4 4 4 4 3 29 90,6%
Berdasarkan data pada Tabel 3.1.1 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa tahap persiapan pelatihan pengolahan nastar dengan persentase 90,6% berada dalam katagori sangat baik. Pada tahap proses kerja diperoleh persentase 81,2% berada dalam kategori baik, tahap hasil akhir diperoleh 87,5% berada dalam kategori sangat baik, dan tahap berkemas diperoleh persentase 90,6% berada dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berupa nastar berhasil sangat baik sesuai harapan.
Tabel 3.1.2 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Batang Keju No Peserta 1 2 3 4 5 6 7 8 Total %
Persiapan 3 4 3 4 4 3 4 3 28 87,5%
Proses Kerja 4 3 3 3 4 4 4 3 28 87,5%
Hasil Akhir 3 4 4 4 4 3 4 3 29 90,6%
Berkemas 3 4 3 4 4 4 4 4 30 93,7%
Berdasarkan data pada tabel 3.1.2 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa tahap persiapan pelatihan pengolahan batang keju (kastengels) dengan persentase 87,5% berada dalam katagori sangat baik. Pada tahap proses kerja diperoleh persentase 87,5% berada dalam kategori sangat baik, tahap hasil akhir diperoleh 90,6% berada dalam kategori sangat baik, dan tahap berkemas diperoleh persentase 93,7% berada dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berupa batang keju (kastengels) dikatakan berhasil sangat baik sesuai harapan.
Tabel 3.1.3 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Coklat Chip No Peserta Persiapan Proses Kerja Hasil Akhir Berkemas 1 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 6 4 3 3 4 7 3 3 3 4 Total 25 22 23 26 % 89% 78,5% 82% 92,8% Berdasarkan data pada Tabel 3.1.3 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa tahap persiapan pelatihan pengolahan coklat chip (chocolate chips) dengan persentase 89% berada dalam katagori sangat baik. Pada tahap proses kerja diperoleh persentase 78,5% berada dalam kategori baik, tahap hasil akhir diperoleh persentase 82% berada dalam kategori
baik, dan tahap berkemas diperoleh
persentase 92,8% berada dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berupa coklat chip (chocolate chips) dikatakan berhasil dengan baik sesuai harapan. Tabel 3.1.4 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pengolahan Putri Salju No Peserta
Persiapan
Proses Kerja
1 2 3 4 5 6 7 Total %
3 4 3 3 3 4 3 23 82%
4 3 4 4 4 3 4 26 92,8%
Hasil Akhir 4 4 3 4 4 4 4 27 96,4%
Berkemas 3 4 3 4 4 4 4 26 92,8%
Berdasarkan data pada tabel 3.1.4 tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa tahap persiapan pelatihan pengolahan putrid salju dengan persentase 82% berada dalam katagori baik. Pada tahap proses kerja diperoleh persentase 92,8% berada dalam kategori sangat baik, tahap hasil akhir diperoleh persentase 96,4% berada dalam kategori sangat baik, dan tahap berkemas diperoleh persentase 92,8% berada dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berupa putri salju dikatakan berhasil dengan sangat baik sesuai harapan.
3.2. Pembahasan Berdasarkan hasil kegiatan yang dipaparkan di atas, dapat dinyatakan bahwa kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berjalan dengan lancar dan mendapat respon yang baik dari peserta. Hasil pengamatan para instruktur menunjukkan bahwa peserta pelatihan menunjukkan kinerja yang sangat baik mulai dari persiapan sampai akhir pelaksanaan kegiatan, dan sebagian besar mampu membuat produk sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahap persiapan peserta mampu mempersiapkan dengan cekatan dan rapi segala keperluan yang dibutuhkan untuk kegiatan baik berupa bahan maupun alat. Pada tahap pelaksanaan (proses kerja) peserta mampu bekerja dengan terampil dan cekatan sehingga mampu menghasilkan produk olahan kue kering sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
Diakhir kegiatan para peserta juga bertanggungjawab untuk membereskan semua perlengkapan baik alat maupun bahan yang sudah selesai digunakan. Di samping itu para peserta juga
sangat antusias dan aktif
dalam
mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir. Hal ini nampak melalui interaksi intensif yang terjadi antara peserta dengan instruktur, serta semua peserta menyatakan senang dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diberikan. Hal ini menunjukkan respon peserta terhadap kegiatan pelatihan sangat positif. Dari metode ceramah dan demontrasi yang diterapkan pada kegiatan pelatihan tersebut, nampaknya peserta memahami materi pelatihan ini dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan peserta membuat produk yang dapat menghasilkan produk sesuai kriteria yang diharapkan. Para peserta juga hampir semuanya
tertarik untuk
mencoba dan mengembangkannya menjadi peluang usaha. Dengan demikian ke depannya peserta pelatihan mampu menjadi insan yang mandiri dan membantu meningkatkan pendapatan keluarga.
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pengolahan kue kering berupa nastar, batang keju (kastengels), coklat chip (chocolate chips), dan putri salju pada para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Bagian B Singaraja dapat dinyatakan berhasil dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi mulai dari tahap persiapan, proses kerja, hasil akhir, dan inventarisasi alat (berkemas) berada dalam kategori sangat baik. 2. Tanggapan atau respon para peserta terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan juga sangat baik atau sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran peserta yang mencapai 100%, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan.
4.2 Saran Kegiatan P2M pada para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Bagian B Singaraja mendapat respon yang positif, tentunya hal ini bisa ditindaklanjuti pada waktu berikutnya, dengan keterampilan-keterampilan lain sehingga nantinya dapat dijadikan peluang untuk berwirausaha
DAFTAR PUSTAKA Angendari, Diah, 2012. Pelatihan Membuat Kreasi Benda Fungsional dari Kain Flanel
untuk Menumbuhkan Jiwa Wirausaha di Sekolah Luar Biasa
Bagian B Singaraja. Ariani, Risa Panti, 2007. Modul Pelatihan Keterampilan Boga (Kue dan Rori), Undiksha (tidak diterbitkan). Marsiti, Raka Cok Istri. 2005. Patiseri I. Buku Ajar. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singaraja (tidak diterbitkan) Sohardjito,YB. 2006. Pastry dalam Perhotelan. Yogjakarta: AND Wahidin, nur. Jenis adonan. http://nrwahidah.blogspot.com/2014/05/macam- macamadonan.html (Diakses tanggal 15 maret 2015)
Lampiran 1 RESEP-RESEP KUE KERING
Kue Batang Keju Bahan:
500 gram margarin 6 butir kuning telur 600 gram tepung biji nangka dan di ayak 80 gram tepung maizena 350 gram keju tua parut
Hiasan :
100 gram chedar, parut 2 butir kuning telur yang berwarna merah tua
Cara Membuat: 1. Kocok margarin hingga lembut. Masukkan kuning telur satu per satu sambil terus di kocok. 2. Tambahkan tepung terigu, tepung maizena, dan keju tua. Aduk rata. 3. Pipihkan hingga ketebalan 8 mm. Cetak adonan menggunakan cetakan kaastengels, lalu taburkan kejua parut diatasnya. Oleskan dengan kuning telur. 4. Letakkan kue di loyang yang telah di olesi margarin, panggang dalam oven bersuhu 190 derajat celcius selama 25 menit dan angkat.
KUE NASTAR Bahan -bahan:
Susu bubuk sebanyak 2 sdm (satu sendok makan ) Tepung biji nangka sebanyak 500 gr (dua ratus lima puluh gram) gula halus sebanyak 100 gr (lima puluh gram) Margarin yang dilelehkan sebanyak 200 gr (dua ratus gram) Maizena sebanyak 20 gr (satu sendok makan) Kuning telur sebanyak 6 (tiga butir) Olesan kue (terbuat dari satu kuning telur dan satu sendok makan madu murni)
Bahan selai nanas untuk nastar :
Gula pasir sebanyak 400 gr (sepuluh sendok makan) Cengkeh sebanyak 5 butir Nanas matang sebanyak 2 buah (nanas diparut) Kayu manis sepanjang 5 cm
Cara membuat selai nanas untuk nastar :
Masukkanlah nanas ke dalam wajan atau teflon yang sudah disiapkan. Nanas dimasak dengan api kecil saja, masukkan juga bahan lainnya, adukaduk hingga nanas tidak berair dan kesat. Dinginkan dan ambil adonan selai sedikit lalu bikin bulatan kecil-kecil. Jika anda malas buat selai, silakan beli di supermarket. Dan sebelum dipakai, keringkan terlebih dahulu di penggorengan agar tidak gampang menjamur.
Cara Membuat Kue Nastar :
Gula halus, kuning telor, serta margarin cair dicampur dan diaduk/dikocok hingga rata memakai mixer. Lalu tepung biji nangka dan maizena dimasukkan, putar lagi mixernya hingga merata. Jangan lama-lama dalam mengkocok adonan karena adonan bisa menjadi keras. Adonan kemudian diamkan sebentar lalu dicetak. Ambil sedikit adonan, pipihkan, dan masukkan selai yang dibentuk bulatbulat tadi. Lalu buat adonan menjadi bulat juga. Taruh adonan yang sudah dicetak ke dalam wadah, antara kue satu dengan kue yang lain kasih jarak sekitar 1 cm agar tidak melekat. Panggang adonan dalam oven dengan suhu 180 derajat C sekitar 25 menit, lalu keluarkan. Bagian atas kue diolesi kuning telur dan madu, kemudian masukkan ke dalam oven lagi selama 10 menit, lebih cantik apabila olesan diulang dua kali.
KUE SEMPRIT Bahan -Bahan : 1. 2. 3. 4.
Tepung Maizena atau Tepung jagung sebanyak 40 gram. Vanili bubuk sebanyak seperempat sendok kecil atau sendok teh. Gula Pasir Bubuk atau Gula Halus sebanyak 150 gram. 2 butir telur ayam. Pisahkan bagian kuning telur dan putih telurnya. Yang dibutuhkan nanti adalah 2 butir kuning telur dan 1 butir putih telurnya. 5. Mentaga sebanyak 200 gram.
6. Kismis secukupnya atau kurang lebih 90-110 gram. Bahan kismis untuk hiasan di atas kue bisa diganti dengan selai strawbery atau selai nanas. 7. Tepung biji nangka sebanyak 380 gram. Cara membuat Resep Semprit Gurih dan Enak 1. Ambil satu wadah untuk mencampurkan 40 gram tepung maizena dan tepung biji nangka. Campur sampai rata dan ayak. 2. Ambil lagi satu wadah kecil. Masukkan putih telur dan rendam kismis di dalamnya. 3. Ambil tempat lagi yang ukurannya cukup besar. Masukkan 200 gram margarin, 150 gram gula bubuk, vanili dan 2 butir kuning telur ayamnya. Kocok dan mixer semua bahan di atas sampai rata. 4. Masukkan sedikit demi sedikit campuran tepung terigu dan tepung maizena di atas sambil tetap di aduk. Ulangi sampai campuran tepung habis dan semua bahan tercampur sempurna dan tidak ada gumpalan. 5. Olesi loyang yang akan di gunakan untuk memanggang kue dengan sedikit margarin supaya tidak lengket. 6. Siapkan plastik buat membuat cetakan kue kering sempritnya. Masukkan bahannya ke dalam plastiknya dan semprot berbentuk seperti bunga mawar yang merekah sampai semua loyang terisi adonan setengah jadi. 7. Ambil satu kismis atau selai strawberynya. Letakkan di atas kue tepat di tengahnya. 8. Masukkan ke dalam oven dengan suhu sekitar 165 derajat sampai 175 derajat. Panggang kurang lebih sekitar 21 menit sampai matang dan berwarna kuning kecoklatan. 9. Tunggu Kue Kering Sempritnya dingin terlebih dahulu sebelum di masukkan ke dalam toples kue kering yang kedap udara.
KUE PUTRI SALJU Bahan-Bahan:
400 gram tepung biji nangka, ayak 60 gram tepung maizena, ayak 200 gram margarin 6 kuning telur 100 gram keju cheddar parut 1/2 sendok teh garam 100 gram gula halus atau gula halus mint untuk taburan
Cara Membuat: 1. Kocok margarin hingga lembut, masukkan telur dan kocok terus hingga mengembang. 2. Masukkan sedikit demi sedikit tepung terigu dan tepung maizena. Aduk hingga rata. 3. Masukkan keju edam, keju cheddar dan garam. Aduk hingga menjadi adonan yang bisa dibentuk. 4. Ambil adonan dengan ukuran satu sendok teh, bentuk menjadi bulatan lalu bentuk menjadi bulan sabit. 5. Susun adonan yang telah dicetak di atas loyang yang sudah dioles dengan mentega. 6. Panggang kue dalam oven dengan suhu 170 derajat celsius selama 15 – 20 menit atau hingga matang. 7. Keluarkan kue, dinginkan dalam suhu ruangan. 8. Saat kue sudah dingin, beri taburan gula halus. Susun dalam toples dengan tutup rapat.
Lampiran 2 FOTO – FOTO KEGIATAN PELATIHAN
Gb: 1 Bahan Kue Batang Keju (Kastengels)
Gb: 3 Bahan Kue Cokelat Chif
Gb: Bahan Kue Nastar
Gb: 4 Bahan Kue Putri Salju
Gambar 5 Peralatan Kue Kering
Gb. 6 Pembuatan Kue Nastar Chif
Gb 8 Pembuatan Kue Batang Keju
Gb 7 Pembuatan Kue Cokelat
Gb 9 Pembuatan Kue Putri salju
Gb 10 Hasil Produk Kue Kering