LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh: SITTI HADIJAH NIM. 130 500 170
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan PKL
: Laporan Praktik Kerja Lapang (pkl) di stasiun
karantina pertanian kelas I Samarinda, provinsi Kalimantan timur Nama
: Sitti Hadijah
NIM
: 130 500 170
Program Studi
: Manajemen Lingkungan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Martha Ekawati Siahaya,S, Hut,.MP NIP.19721107 2003122001
Penguji I,
Penguji II,
Adi Supriadi, S, Hut., M,Si NIP.19751007 200812 1 001
Arini Rajab, S,Si.,M,Si NIP.19880912 201404 2 002
Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 19620101 198803 1 003
Lulus ujian pada tanggal: .........................
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama melaksanakan Praktek Kerja Lapang (pkl) di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda, provinsi Kalimantan Timur. Hingga tersusunnya laporan ini. Adapun maksud dari penulisan laporan PKL ini adalah salah satu untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi dan memproleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.Md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.Keberhasilan serta kelancaran dalam penulisan laporan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kapada: 1. Bapak Syamsu Alam, S.P.,M.Si., selaku Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda. 2. Bapak Waluyo Sugiharto, S.H., selaku Kepala Urusan Tata Usaha di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda. 3. Bapak Drh. Ozy Fachrurozzie, MM., selaku Kepala Sub. Seksi Pelyanan Operasional di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda. 4. Bapak H. Muhammad Ismail, selaku koordinator jabatan fungsional Karantina Hewan sekaligus Koordinator Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda. 5. Bapak Alimuddin, S.P., M.P., selaku koordinator jabatan fungsional Karantina Tumbuhan sekaligus Koordinator Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda 6. Seluruh Staff Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda. 7. Ibu Martha Ekawati Siahaya,S.Hut, MP selaku Pembibing PKL Politeknik Pertanian Negeri Samarida 8. Bapak Adi Supriadi,S. Hut., M,Si Selaku penguji 1 dan Ibu Arini Rajab,S, Si., Msi Selaku penguji 2 9. Bapak Ir. Masrudy MP., selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 10. Bapak Ir. M Hasanudin, MP., Selaku Kepala Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 11. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP., selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 12. Bapak Budi Harsono,S.Hut., selaku PLP Politeknik Pertananian Negeri Samarinda. 13. Semua pihak yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu-persatu dan telah membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja lapangan serta Peyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami meyadari bahwa dalam penyusunan laporan kegiatan ini masih banyak terdapat kekurangan oleh sebab itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat menyempurnakan laporan ini Semoga dari segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan dalam pembuatan laporan ini mendapat imbalan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi yang akan datang. Akhir kata dari segenap bantuan yang telah diberikan kami ucapkan terima kasih.
Sitti hadijah Kampus Sei Keledang, 2016
iii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i KATA PENGATAR ...................................................................................
ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... B. Tujuan .................................................................................................... C. Hasilyang diharapkan ............................................................................
1 3 3
BAB II. GAMBARAN UMUM SKP A. Tinjauan Umum SKP ............................................................................ B. Landasan Hukum ................................................................................. 1. Oprasional Karantina ........................................................................... 2. tugas pokok karantina pertanian . ......................................................... 3. persyratan karantina ............................................................................ C. tindakan Karantina ............................................................................... D. Struktur Organisasi .............................................................................. E. Lokasi dan Waktu PKL ..........................................................................
4 5 5 5 6 6 7 7
BAB III. HASIL KERJA PERATEK LAPANG A. Tahap Pengelolan Sistem Manajemen Administrasi di SKP .................. 1. Pemeriksaan Media Pembawa HPH/HPHK ......................................... 2. Pemeriksaan Dokumen .......................................................................... 3. Penginputan Data Menggunakan Aplikasi E-Plaq ................................. 4. Pemeriksaan Laboratorium (Uji RBT) .................................................... 5. Pengawasan Fumigasi........................................................................... 6. Pemeriksaan Media Pembawa OPT/OPTK ........................................... 7. Penginputan Data Menggunakan Aplikasi E-Plaq .................................. 8. Pemeriksaan Laboratorium Hasil Pemantauan OPT/OPTK ...................
10 11 13 15 17 18 20 22 23
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... B. Saran ....................................................................................................
26 27
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1. Jadwal Peraktik Kerja Lapang Di SKP ...................................................
8
2. Hasil Peraktik Kerja Lapang Di SKP .....................................................
9
DAFTAR GAMBAR Nomor
Gambar
Halaman
1. Peta pelayanan SKP..............................................................................
28
2. Pemeriksaan media pembawa oleh petugas .........................................
29
3. Pemeriksaan kelengkapan dokumen oleh petugas ................................
29
4. Pemeriksaan barang dalam peti kemas .................................................
30
5. Pengecekan bungkil kelapa sawit dalam peti kemas .............................
30
6. Pengecekan Barang ..............................................................................
31
7. Pengecekan Kelengkapan Dokumen .....................................................
31
8. Pemeriksaan Laboratorium Uji RBT .......................................................
32
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi pertanian yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki pasar yang luas akan mendapat prioritas utama dalam pengembangannya. dengan demikian, pemenuhan kebutuhan pangan, bahan baku industri, peningkatan lapangan kerja, peningkatan kesempatan berusaha dan peningkatan berkomoditi pertanian diharapkan dapat terjamin dan berkesinambungan. Program pembangunan pertanian terutama bidang pangan kecukupan dan ketahanan pangan yang telah lama dilaksanakan di Indonesi a sampai sekarang masih perlu ditingkatkan. Kondisi pertanian pangan di Indonesia baik secara kuantitas maupun kualitas ternyata belum mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, bahkan akhir-akhir ini kita cenderung semakin tergantung pada impor produk pangan dari luar negeri. Hasil yang diperoleh dari kinerja produk-produk pertanian juga dinilai belum menggembirakan. Laju peningkatan impor produk-produk pertanian cenderung lebih besar dari pada laju peningkatan ekspor sehingga memacu kerja keras kita untuk memperoleh peningkatan posisi Indonesia dalam era pasar global yang penuh dengan persaingan. Mengingat pentingnya hal ini, setiap negara akan mendahulukan pembangunan ketahanan pangannya sebagai fondasi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Tujuan pembangunan pembangunan pangan yang cukup, aman, bermutu dan bergizi seimbang baik pada tingkat nasional, daerah hingga rumah tangga. Ketahanan pangan harus diwujudkan secara merata di seluruh wilayah. Saat ini dan kedepan peran karantina sangat strategis dalam perdagangan. baik
2
itu hewan dan produk hewan maupun tumbuhan dan produk tumbuhan. Stasiun Karantina merupakan salah satu tempat pengasingan atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri, dari suatu area kearea lain. Stasiun Karantina didirikan
dalam
rangka
memenuhi
tuntunan
pembangunan
yang
terus
berkembang dan perlu diiringi dengan upaya pengelolaan lingkungan oleh sumber daya manusia yang memadai dibidangnya agar pembangunan tersebut dapat dilaksanakan dan bermanfaat secara berkelanjutan. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan dalam menangani dan mengatur lalu-lintas perdagangan hewan dan tumbuhan. Instansi pemerintah yang mengatur itu adalah Balai Karantina Pertanian. Untuk mengatur kegiatan karantina ini disusun pula Undang-undang nomor 16 tahun 1992 yang berisi tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan. Sehingga karantina memiliki peran yang sangat penting dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pembangunan peternakan. Program
studi
Manajemen
Lingkungan
Politeknik
Pertanian
Negri
Samarinda merupakan pendidikan vokasi diploma III. Sebagai program pendidikan vokasi maka sistem pendidikanmenerapkan kurikulum dengan komposisi 40% komponen teori dan 60% komposisi praktek. Pekerjaan praktek konsep utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian. Sebagai implementasi dari pelaksanaan kurikulum tersebut selain melaksanakan. (Oktaviani.E 2011). B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan untuk: 1. Agar mahasiswa dapat untuk memahami kontribusi dan informasi tertulis yang berkelanjutan dari rangkaian kegiatan Stsiaun Karantina Pertanian Kelas I
3
Samarinda. 2. Mahasiswa dapat memahami proses kegiatan Stasiun Karantina. 3. Membandingkan antara teori yang diberikan selama ini dengan hasil PKL. 4. Menambah wawasan mahasiswa/i sebagai bekal bagi mahasiswa/i apa bila berminat masuk ke dalam dunia kerja. C. Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapkan dari praktek kerja lapang ini adalah: 1. Agar mahasiswa lebih mendalami teor i dan praktek yang diterima di kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan hasil PKL. 2. Agar mahasiswa/i dapat menerapkan hasil PKL pada saat bekerja di suatu instansi pemerintah maupun swasta.
BAB II. GAMBARAN UMUM SKP A. Tinjauan Umum Stasiun karantina pertanian kelas I Samarinda Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda menurut Undang-undang Republik Indonesia No.16 Tahun 1992 karantina adalah tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia. Balai Karantina Pertanian Kelas I Samarinda merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian. (Anonim, 2016a). Secara geografis kota Samarinda Dengan luas wilayah 718 km², Samarinda terletak di wilayah Khatulistiwa dengan koordinat di antara 0°21'81" 1°09'16"LS dan 116°15'16" 117°24'16"BT. Kota Samarinda memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1) Utara
: Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara.
2) Selatan
: Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.
3) Barat
: Kecamatan Tenggarong Seberang Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara.
4) Timur
: Kecamatan Muara Badak,Anggana dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Lintang Selatan dan topografis berbukit 41,12% daratan dan bergelombang 28,08% lembah, sungai, rawa, patahan dan lain-lain 30,80%. (Anonim, 2010) a. Visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Menuju terwujudnya Karantina Pertanian yang Tangguh, Profesional dan Terperca
5
b. Misi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda. 1) Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan. 2) Mendukung
keberhasilan
program
pengembangan
agribisnis
dan
peningkatan perdagangan nasional. 3) Memfasilitasi kelancaran perdagangan atau pemasaran produk agribisnis. 4) Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan hewan. B. Landasan Hukum 1. Oprasional Karantina Karantina mempunyai landasan hukum oprasional (Anonim 2006b) yang terdiri dari: a) Undang - undang Nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan,ikan dan tumbuhan. b) Peraturan pemerintah Nomor 82 tahun tentang karantina hewan. c) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 110/kpts/tn.530/2/2008 tentang perubahan
lampiran
I
keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
206/kpts/tn.530/3/2003 tentang pengelolaan jinis-jenis hama penyakit hewan karantina penggolongan dan klasifikasi media pembawa. 2. Tugas Pokok Karantina Pertanian Tugas pokok karantina adalah melaksanakan perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan, hortikutura, perkebunan dan hewan budidaya (Anonim 2006b) 3. Persyaratan Karantina Media pembawa yang dikirim dari suatu area ke arae lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia. (Anonym, 1992)
6
1. Dilengkapi sertipikat kesehatan yang diterbitkan oleh dokter hewan karantina dari tempat pengeluaran dan tempat transit. 2. Dilengkapi surat keterangan asal dari tempat asalnya bagi media pembawa yang tergolong benda lain. 3. Disarankan kepada petugas karantian ditempat pemasukan dan pengeluaran untuk tindakan karantina. 4. Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan dan dilaporkan. Tempat pemasukan dan pengeluaran adalah pelabuhan laut pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, pos perbatasan dan negara lain dan tempat - tempat lainya yang ditempatkan sebagai tempat untuk memasukan atau mengeluarkan media pembawa (dapat dilihat di lampiran pada gambar 1). C. Tindakan Karantina Tindakan karantina berupa pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan. Pelaksanaan karatina pada media pembawa yang membahayakan kesehatan manusia dikordinasikan oleh intansi yang bertanggung jawab di bidang kesehatan masyarakat. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap alat angkut penanggung jawab memberi tahukan kedatang alat angkut kepada petugas karantina setempat (Anonim 2006c). D. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor :22/Permentan/OT.140/2008, tanggal 18 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksannaan
7
Teknis Karantina Pertanian. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda mempunya instruktur organisasi yang terdiri dari kepala SKP, Kepala Urusan Tata Usaha, Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional, sedangkan kelompok jabatan Fungsional baik itu medic Veteriner, Paramedik veteriner, POPT Ahli/Trampil langsung dibawah kepala Stasiun. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I samarinda dipimpin oleh kepemimpinan Bapak Syamsu Alam, SP. M.Si, Seorang Karantinawan dengan pengalaman yang luas dibidangnya. Dalam menjalankan tugas hariannya, Kepala Stasiun dibantu oleh Kepala Urusan Tata Usaha, Kepala Sub-Seksi Pelayanan Operasional dan Kelompok Jabatan Fungsional. Pegawai Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda pada tahun 2015-2016 berjumlah 46 orang yang terdiri dari 3 orang pegawai struktural, 24 pegawai teknis, 9 orang pegawai administrasi, 4 orang penjaga malam dan 6 orang clening service.( Anonim 2016b). E. Lokasi dan Waktu PKL Kegiatan PKL dilaksanakan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, kegiatan praktik kerja lapang yang dilaksanakan selama 2 ( bulan) yang terhitung sejak 3 Maret s/d 29 April 2016. Adapun jadwal pelaksanaan PKL dapat dilihat pada tabal dibawah ini.
8
Tabel .1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di SKP. No
Jenis Kegiatan
Tanggal Pelaksanan
Hasil Yang Dicapai
Keterangan
1.
Melakukan pemeriksaan dokumen,fisik dan klinis,pengambilan sampel karantina hewan
03 s/d 18 Maret 2016
2.
Pemeriksaan dokumen karantina hewan
21 s/d 22 Maret 2016
3.
Pemeriksaan RBT HPHK
4.
Melakukan pengngaplikasian E-Qvet karantina hewan
25 Maret 2016
5.
Melakukan pemeriksaan dokumen, fisik dan klinis, pengambilan sampel karantina tumbuhan
28 Maret s/d 01April 2016
6.
Pemeriksaan bungkil kelapa sawit
04 s/d 08 April 2016
7.
Pemeriksaan OPTK
14 s/d 18 April 2016
mengetahui kelengkapan,dan kebenaranisi dokumen dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik mengetahui kelengkapan,dan kebenaran isi dokumen. Mengetahui hasil dari sampel darah sapi terbukti negatif /positif terinfeksi . mengetahui output akhir E-QVet berupa pencetakan dokumen KH mengetahui kelengkapan,dan kebenaranisi dokumen Mengetahui secara fisik ada tidaknya hama bungkil sawit Mengetahui ada tidaknya OPTK
19 s/d 22 April 2016
mengetahui didalam sistem E-plaq
Teori dan Praktik
25 s/d 29 April 2016
Penyusunan laporan
Teori
8. 9
Melakukan pengngaplikasian E- Plaq karantina tumbuhan Evaluasi dan pembutan laporan
23 s/d 24 Maret 2016
Praktik
Praktik
Teori
teori
Praktik
Praktik
Teori dan praktik
BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG
Hasil praktik kerja lapang yang dilaksan akan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda selama 2 bulan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel .2 Hasil Praktik Keja Lapang di SKP Tanggal Pelaksanan
No.
Jenis Kegiatan
1.
Melakukan pemeriksaan dokumen,fisik dan klinis, pengambilan sampel karantina hewan
03 s/d 18 Maret 2016
2.
Pemeriksaan dokumen karantina hewan
21 s/d 22 Maret 2016
3.
Pemeriksaan RBT HPHK
4.
5.
Melakukan pengngaplikasia n E-Qvet karantina hewan Melakukan pemeriksaan dokumen,fisik dan klinis, pengambilan sampel karantina tumbuhan
Hasil Yang Dicapai
mengetahui kelengkapan,dan kebenaranisi dokumen dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik
Keterangan
Lokasi
Praktik
Pelabuhan sungai samarind
Praktik
Bandar udara temindung
Teori
Laboratoriu m SKP
teori
Kantor SKP karantina hewan
28 Maret s/d 01April 2016
mengetahui kelengkapan,dan kebenaranisi dokumen karantina tumbuhan
Praktik
Pelabuhan sungai samarinda
23 s/d 24 Maret 2016
25 Maret 2016
mengetahui kelengkapan,dan kebenaranisi dokumen. Mengetahui hasil dari sampel darah sapi terbukti negatif /positif terinfeksi atau tertular dari bakteri brucella. mengetahui output akhir E-QVet berupa pencetakan dokumen KH
6.
Pemeriksaan bungkil kelapa sawit
04 s/d 08 April 2016
Mengetahui secara fisik ada tidaknya hama pada bungkil sawit
Praktik
Pelabuhan peti kemas palaran
7.
Pemeriksaan OPTK
14 s/d 18 April 2016
Mengetahui ada tidaknya OPTK
Teori dan praktik
Laboratorim karantina tumbuhan
19 s/d 22 April 2016
mengetahui didalam sistem E-plaq terdapat data-data
Teori dan Praktik
Kantor SKP karantina tumbuhan
25 s/d 29 April 2016
Penyusunan laporan
Teori
Kantor SKP
8.
9.
Melakukan pengngaplikasia n E- Plaq karantina tumbuhan Evaluasi dan pembutan laporan
10
A. Tahap Pengelolan Sistem Manajemen Administrasi di SKP 1. Tujuan Sistem manajemen administrasi bertujuan untuk mengetahui adminstrasi dalam lingkungan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. 2. Dasar teori Sistem manajemen administrasi dalam Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Kota Samarinda
Provinsi Kalimantan Timur sangat
penting dilakukan agar sejalan dengan tindakan karantina, pentaatan peraturan UUD yang berlaku dan persyaratan yang berlaku. (Anonim. 2013). 3. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk kelangkapan data dokumen : a) Alat
: Pulpen,buku ( ATK).
b) Bahan : Data-data Dokumen Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda 4. Prosedur kerja a) Berdiskusi dengan pembimbing lapangan tentang SKP. b) Meninjau bangunan sarana dan Prasarana yang ada di SKP. c) Mendiskusikan kepembimbing bagaimana cara kerja dan mempelajari dukomen dokumen yang ada di SKP sesuai dengan SOP. d) Cara pemantauan perhitungan dokumen-dokumen SKP. 5. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dari Sistem Manajemen Administrasi di SKP Kelas I Samarinda adalah dapat melaporkan dan melakukan pemeriksaan dokumen
11
persyaratan meliputi, pencatatan, registrasi dan Pemeriksaan atau verifikasi dokumen kelengkapan kesesuai yang berlaku. 6. Pembahasan SKP Kelas I Samarinda merupakan kantor yang berfungsi sebagai pelayanan teknis. Dokumen permohonan yang telah memenuhi syarat kelangkapan dokumen selanjutya dilakukan pemeriksaan fisik melalui tindakan karantina pengambilan sampel dalam rangka pemeriksaan kesehatan secara klinis dan atau laboratorium terhadap permohonan yang tidak memenuhi syarat kelengkapan dokumen. B. Pemeriksaan Media Pembawa HPH/HPHK 1. Tujuan Mencegah masuknya hama dan penyakit dari luar negeri ke dalam negeri dari wilayah negara Republik Indonesia, dari suatu area ke area lain di wilayah negara Republik Indonesia dan keluarnya hama dan penyakit dari wilayah negara Republik Indonesia. (dapat dilihat di lampiran pada gambar 2) 2. Dasar teori Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia, yang dibawa atau di kirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia atau yang akan dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia wajib: a) Dilengkapi sertifikat kesehatan hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan dari Negara asal atau Negara transit. b) Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan.
12
c) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina. (Anonim, 2002). 3. Alat dan bahan a) Alat
: Buku catatan, kamera digital atau handphone dan pulpen
b) Bahan : Informasi dari Petugas Karantina Hewan 4. Prosedur kerja Prosedur
kerja
melakukan
pemeriksaan
langsung
dilakukan
di
tempat-tempat pemasukan dan pengeluran. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan dokumen (kelengkapan, kebenaran, kesesuaian, keaslian dan keabsahan dokumen). Setelah pengambilan data, lakukan pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan ini meliputi pemeriksaan kesehatan secara fisik, jika terdapat indikasi atau gejala HPHK, maka dilakukan tindakan lanjutan yaitu pemeriksaan laboratorium, namun jika tidak ditemukan indikasi atau gejala HPHK, maka dapat diberikan surat pembebasan. 5. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai setelah pemeriksaan media pembawa HPH/HPHK yaitu ialah setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dimasukkan ,dibawa atau dikirim dari satu area kearea lain didalam ,dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia wajib dikenakan tindakan karantina agar mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit dan organisme pengganggu. 6. Pembahasan Pemeriksaan lapangan ini meliputi pemeriksaan kesehatan secara fisik, jika terdapat indikasi atau gejala HPHK, maka dilakukan tindakan lanjutan yaitu
13
pemeriksaan laboratorium, untuk medeteksi ada tidaknya suatu penyakit. Apabila terdapat suatu gejala yang bersifat positif, maka harus diperiksa lebih lanjut dengan uji yang lebih khusus dan menentukan yaitu dengan complemen fixatio test (CFT). Namun jika tidak ditemukan indikasi atau gejala HPHK, maka dapat diberikan surat pembebasan C. Pemeriksaan Dokumen 1. Tujuan Pemeriksaan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, keabsahan dan kebenaran isi dokumen, selanjutnya dilakukan verifikasi terhadap kebenaran isi dokumen melalui pemeriksaan fisik. (dapat dilihat dilampiran pada gambar 3). 3. Dasar Teori Pemeriksaan dokumen adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan atau bukti yang sifatnya tertulis atau tercetak yang berfungsi
atau
dapat
di
pakai
sebagai
bukti
ataupun
keterangan.(Maman,S.2013) 1. Alat dan Bahan a) Alat
:Buku catatan dan pulpen
b) Bahan :Formulir dokumen operasional karantina hewan dan formulir dokumen operasional karantina tumbuhan. 2. Prosedur Kerja a) Mereview formulir dokumen operasional karantina hewan dan formulir dokumen
operasional karantina tumbuhan.
b) Berdiskusi langsung dengan pejabat fungsional karantina hewan maupun karantina tumbuhan.
14
5. Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai mengetahui beberapa formulir dokumen operasional karantina hewan dan formulir dokumen operasional karantina tumbuhan. 6. Pembahasan Bebeberapa formulir dokumen operasional karantina hewan dan formulir dokumen operasional karantina tumbuhan. Berbagai macam bentuk formulir dokumen operasional karantina hew0an yang diperlukan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas karantina hewan meliputi : a) b) .1 (Permohonan Pemeriksaan Hewan atau Komoditi Asal Hewan kepada karantina hewan. Diajukan paling lambat 2 hari sebelum mendatangkan atau memberangkatkan hewan atau komoditi asal hewan). c) KH.2 (Surat Penugasan Dari Karantina Kepada Petugas yang ditunjuk guna memeriksa hewan atau komoditi asal hewan). d) KH.3 (Surat Keterangan Muatan/Mutasi Muatan). e) KH.4 (Surat Penolakan Bongkar, karena komoditi tersebut adalah komoditi yang tidak boleh masuk ke daerah tujuan atau transit). f) KH.5 (Surat Persetujuan Bongkar Muatan, bongkar muatan biasanya dilakukan Bea cukai atas persetujuan karantina saat transit atau pindah pesawat). g) KH.6 (Surat Persetujuan Muat). h) KH.7
(Surat Perintah Masuk Karantina hewan sementara, untuk daging
biasanya proses karantina dilakukan di IKHS).
15
i) KH.8a (Berita Acara Penahanan jika komoditi tersebut tidak memiliki dokumen yang lengkap. Pemilik diberikan waktu maximal 3 hari untuk melengkapinya). j) KH.8b (berita Acara penolakan komoditi masuk atau keluar wilayah tersebut komoditi tersebut tidak boleh masuk atau keluar wilayah). k) KH.8c (Berita acara pemusnahan, jika komoditi tersebut terbukti membawa penyakit Golongan 1 atau sudah melewati batas waktu untuk melengkapi dokumen). l) KH.9 (Sertifikat Kesehatan Hewan) m)
KH.10 (Sertifikat Sanitasi Produk Hewan)
m) KH.11 (Surat Keterangan Benda Lain) n) KH.12 (Sertifikat Pelepasan Karantina) D. Penginputan Data Menggunakan Aplikasi E-Qvet 1. Tujuan Tujuan pengimputan data dengan menggunakan aplikasi E-Qvet adalah Agar Mempermudah menginput data-data kegiatan tindakan Karantina Tumbuhan. 2. Dasar Teori E-Qvet atau Electronic System for Animal Quarantine adalah sistem yang digunakan Karantina Hewan untuk menginput data-data kegiatan tindakan karantina hewan yang dilakukan petugas karantina hewan. 3. Alat dan Bahan a) Alat
: Buku catatan dan pulpen
b) Bahan : Informasi dari Petugas Karantina Hewan
16
4. Prosedur Kerja a) Berdiskusi langsung dengan Petugas Karantina Hewan b) Mencatat informasi yang di dapatkan 5. Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai mengetahui output akhir E-Qvet berupa pencetakan dokumen karantina seperti : a) Surat Penugasan (KH-2) b) Keterangan Muatan Hewan dan Produk Hewan (KH-3) c) Penolakan Bongkar (KH-4) d) Persetujuan Bongkar (KH-5) e) Persetujuan Muat (KH-6) f) Perintah Masuk Karantina Hewan (KH-7) g) Berita Acara Penahanan (KH-8a) h) Berita Acara Penolakan (KH-8b) i) Berita Acara Pemusnahan (KH-8c) j) Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-9) k) Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-10) l) Surat Keterangan untuk Benda Lain (KH-11) m) Sertifikat Pelepasan (KH-12) 6. Pembahasan Dengan menggunakan aplikasi E-plaq petugas di Karantina Tumbuhan lebih mudah mengontrol lalu lintas komuditas yang masuk dan keluar Samarinda sehingga untuk penginput data-data kegiatan lebih mudah dan lebih cepat dilaksanakan.
17
E. Pemeriksaan Laboratorium (Uji RBT) 1. Tujuan Tujuan pelaksanaan uji RBT (Rose Bengal Test), salah satu cara untuk mengetahui ternak terinfeksi atau tertular bakteri brucella. (dapat dilihat dilampiran pada gambar 8). 2. Dasar Teori Uji RBT (Rose Bengal Test) merupakan uji aglutinasi sederhana dengan menggunakan antigen yang direaksikan dengan reagen RBT (Rose Bengal Test) Hasil positif ditunjukan oleh adanya reaksi aglutinasi (sero positif) dan untuk mengetahui ternak terinfeksi atau tertular bakteri brucella. (Guswantoro, A. J, 2015). 3. Alat dan Bahan a) Alat yang digunakan adalah sebagai berikut
:
1) Tabung Vacutainer 2) Centrifuge 3) Kapas Beralkohol 4) Micro tube 5) Tabung Reaksi 6) Micropipet 7) Plate Cawan Micro 8) Jas lab atau baju lab 9) Masker dan sarung tangan b). Bahan yang digunakan serum darah dalam tabung vacutainer
18
4. Prosedur Kerja Bersihkan Plate cawan micro yang akan digunakan dengan kapas beralkohol kemudian keringkan. Serum darah yang akan diuji diteteskan sebanyak 25µL antigen RBT. Serum darah dan antigen di aduk dengan cara menggonyangkan cawan micro secara
diagonal selama 4 menit dengan
manual. Baca reaksi jika Positif maka di tandai dengan butiran seperti pasir dengan tepi pinggir melebar yang di bentuk oleh partikel aglutirasi sedangkan yang negatif tidak adanya butiran pasir tetapi polos dan warna lebih keungu muda. 5. Hasil yang Dicapai Setelah melihat secara langsung proses pengujian RBT dapat diketahui bahwa hasil dari sampel darah sapi terbukti negatif terinfeksi atau tertular dari bakteri brucel la. 6. Pembahasan Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan oleh kuman Brucella. Penyakit ini merupakan penyakit penting di Indonesia yang dapat menular ke manusia (zoonotik). Dengan uji Rose Bengal Test (RBT) Usaha pencegahan dan pengendalian terhadap Brucellosis sapi pada
umumnya
terfokus
pada
pemberantasan
penyakit
dengan
mengendalikan populasi sapi bebas dari agen penyakit (Anonim, 2016) F. Pengawasan Fumigasi 1. Tujuan Tujuan pengawasan fumigasi adalah untuk meningkatkan ketahanan barang/komoditi yang disimpan di gudang dari aktifitas hama, sehingga masa
penyimpanan
komoditas
dapat
lebih
panjang.
Mengamankan
19
barang/komoditi yang akan di ekspor ke negara tujuan dari serangan hama/rayap. memenuhi ketentuan phytosanitary negara tujuan ekspor/impor. Negara penerima komoditi akan menerima sertifikat fumigasi sebagai bukti bahwa komoditi telah mendapat perlakuan eradikasi hama. (dapat dilihat dilampiran pada gambar 6 dan 7). 2. Dasar teori Fumigasi dari kata dasar dalam bahasa Inggris, fume yang berarti asap. Fumigasi adalah salah satu teknik pengendalian hama dengan cara mengaplikasikan fumigan atau gas beracun pada ruang kedap udara dengan dosis dan temperatur tertentu selama waktu tertentu. (Anonim, 2014). 3. Alat dan bahan a) Alat
: Buku catatan dan pulpen
b) Bahan
: Informasi dari Petugas Karantina Tumbuhan
4. Prosedur kerja Melakukan wawancara atau observasi dengan pembimbing lapangan tentang bagaimana langkah-langkah dalam memlakukan pengambilan data dan pengawasan fumigasi bersma petugas stasiun karantiana ikut langsung mengawasi pengawasan fumigasi bersama petugas Karantina Tumbuhan di PT.
Rimba Raya Lestari. Berdiskusi langsung dengan Petugas Karantina
tumbuhan. Mencatat informasi yang di dapatkan. 5. Hasil yang dicapai Mengingat bahwa pentingnya fungsi dari fumigasi itu sendiri, maka diperlukan suatu alat yang dipergunakan sebagai bukti bahwa barang yang akan diekspor telah difumigasi. Alat yang dipakai untuk menyatakan bahwa suatu barang telah melalui proses fumigasi adalah Sertifikat Fumigasi yang
20
dikeluarkan oleh Perusahaan Fumigasi yang telah mendapat jaminan dari Badan Karantina Pertanian. 6. Pembahasan Fumigasi merupakan tindakan untuk kepentingan pengendalian hama bagi komoditas sebagai suatu syarat
karantina pada umumnya yang
dilakukan untuk kepentingan ekspor. Yang peranannya tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan ekspor, karena setiap barang yang akan di ekspor harus disertai dengan sertifikat fumigasi sebagai bukti bahwa barang/komoditi tersebut telah terbebas dari serangan hama seperti rayap. G. Pemeriksaan Media Pembawa OPT/OPTK 1. Tujuan Mencegah masuknya hama dan penyakit karantina dari luar negeri ke dalam negeri dari wilayah Negara Republik Indonesia, dari suatu area ke area lain di wilayah Negara Republik Indonesia,dan keluarnya hama dan penyakit karantina dari wilayah Negara Republik Indonesia. (dapat dilihat di lampiran pada gambar 4 ). 2. Dasar teori Setiap media pembawa OPT/OPTK yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia, yang dibawa atau di kirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia atau yang akan dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia wajib dilengkapi dengan sertifikat kesehatan (phytosanitari certifcate) dari negar asal dan Negara transit bagi tumbuhan dan bagian-bagian tumbuham, kecuali media pembawa
yang
tergolong benda lain. Melalui tempat-tempat pemasukan yang ditetapkan dilaporkan
dan
diserahkan
kepada
petugas
Karantina
Tumbuhan
21
ditempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina. (Anonim, 2002). 3. Alat dan bahan a) Alat
: Buku catatan dan pulpen
b) Bahan : Informasi dari Petugas Karantina Tumbuhan 4. Prosedur kerja Pemeriksaan Langsung dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluran melakukan verifikasi dan pemeriksaan dokumen (kelengkapan, kebenaran,
kesesuaian,
keaslian
dan
keabsahan
dokumen).
Setelah
pengambilan data, lakukan pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan ini meliputi pemeriksaan kesehatan secara fisik, jika terdapat indikasi atau gejala OPTK, maka dilakuk an tindakan lanjutan yaitu pemeriksaan laboratorium, namun jika tidak ditemukan indikasi atau gejala OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina), maka dapat diberikan surat pembebasan. 5. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai setelah pemeriksaan media pembawa OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina), yaitu setiap media pembawa hama dan organisme penggangu tumbuhan karantina yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari satu area ke area lain di dalam, dan atau di keluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia wajib dikenakan tindakan karantina agar mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit dan organisme pengganggu. 6. Pembahasan Pemeriksaan lapangan ini meliputi Pemeriksaan kesehatan secara fisik, jika terdapat indikasi atau gejala OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan
22
Karantina), maka dilakukan tindakan lanjutan yaitu pemeriksaan laboratorium, namun jika tidak ditemukan indikasi atau gejala OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina), maka dapat diberikan surat pembebasan. H. Penginputan Data Menggunakan Aplikasi E-Plaq 1. Tujuan dari Penginputan Data Menggunakan Aplikasi E-Plaq adalah untuk Mempermudah memasukan data kegiatan tindakan karantina tumbuhan dan hewan. 2. Dasar teori Aplikasi E-plaq merupakan sistem yang digunakan Karantina tumbuhan untuk mengi nput data kegiatan tindakan Karantina tumbuhan yang dilakukan petugas Karantina Tumbuhan baik terhadap komuditas yang masuk, komuditas yang keluar, ekspor serta impor yang melalui karantina pertanian. 3. Alat dan bahan a) Alat
:Buku catatan dan pulpen
b) Bahan :Data dan Informasi dari Petugas Karantina Tumbuhan dan hewan. 4. Prosedur kerja a) Berdiskusi dengan pembimbing lapangan tentang SKP b) Mendiskusikan kepembimbing bagaimana cara kerja dan mempelajari Aplikasi E-plaq yang ada di SKP sesuai dengan SOP. c) Cara pemantauan perhitungan E-plaq yang ada di SKP. 5. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai mengetahui didalam sistem E-plaq terdapat data-data berupa informasi yang harus di isi yaitu :
23
Data komoditas / pengguna jasa. a) Surat tugas ( DP 1). b) Laporan hasil pemeriksaan administratif ( DP 5). c) Laporan pelaksanaan/pengawasan d) Pemeriksaan
fisik/kesehatan
Media
pembawa/kemasan
pemeriksaan
Identitas dan pengujian keamanan PSAT (DP 7). e) Sertifikat pelepasan karantina tumbuhan (KT 9). f) Pemberian kwitansi. 6. Pembahasan E-plaq yakni sistem aplikasi
dimana dalam sistem ini dengan
menggunakan aplikasi E-plaq petugas di Karantina Tumbuhan lebih mudah mengontrol lalu lintas komuditas yang masuk dan keluar Samarinda sehingga untuk penginput data-data kegiatan lebih mudah dilaksanakan yang mampu mempercepat proses administrasi pelaksanaan pemeriksaan karantina juga di dukung oleh tempat pemeriksaan fisik terpadu (TPFT). Sehingga di waktu yang terkait pemeriksaan karantina akan berkurang. I.
Pemeriksaan Laboratorium Hasil Pemantauan OPT/OPTK
1. Tujuan Untuk mengukur dan mengetahui dari kegiatan permeriksaan media pembawa OPT/OPTK adalah untuk mencegah masuknya organisme pengganggu tanaman karantina. 2. Dasar teori Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000 tujuan mengetahui kelengk apan dan kebenaran isi dokumen dan mendeteksi organisme pengganggu tanaman karantina, status kesehatan dan sanitasi media
24
pembawa, atau kelayakan sarana dan prasarana karantina dan alat angkut. (Anonim, 2000). 3. Alat dan bahan a) Alat
: Mikroskop, tabung reaksi, jarum jahit, plate cawan.
b) Bahan : Sampel tumbuhan karantina. 4. Prosedur kerja Melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan tentang kantor laboratorium SKP. Ambil sampel dari media pembawa cuci dengan Klorox 1% selama 2 menitc cuci dengan aquades selama 1 menit sebanyak 2x plating di atas kertas filter paper/kertas blotter yang sudah di basahi dengan air steril Inkubasi kurang lebih 3-7 hari. 5. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai kantor laboratorium SKP dalam Hasil yang dicapai setelah pemeriksaan media pembawa OPTK yaitu setiap media0 pembawa hama dan organisme penggangu tumbuhan karantina yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari satu area ke area lain di dalam, dan atau di keluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia wajib dikenakan tindakan karantina agar mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit dan organisme pengganggu. 6. Pembahasan Kantor laboratorium
Stasiun Karantina Pertania Kelas I Samarinda,
Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur cukup kualitas
memenuhi standar
fisika, kimia dan bakteriologi. Untuk pengecekan dan pemantauan
sesuai Standard
Operasional Prosedur (SOP) ditetapkan oleh Pemerintah
25
kota. Samarinda pada pemantauan berdasarkan hasil pengamatan selama PKL untuk pengecekan sample tidak berlakukan Sistem Manaj emen K3.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Praktek kerja lapang (PKL) merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada semester akhir yang bertujuan untuk pembekalan keterampilan dimasa akan datang. Dari PKL yang dilaksanakan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda terhitung sejak 3 Maret sampai 29 April 2016 dapat di simpulkan sebagai berikut: 1) Keberadaan karantina hewan sangat diperlukan untuk menjaga dan mencegah penyebaran penyakit dari hewan, bahan asal hewan (BAH), hasil bahan asal hewan (HBAH) serta benda lain yang mempunyai potensi penyebaran penyakit dari hewan, dan juga memberikan jaminan kualitas terhadap produk ekspor dan impor asal hewan. 2) Wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda meliputi wilayah kerja yaitu: a) Bandar Udara Temindung Samarinda b) Pelabuhan Samudra Palaran c) Kantor Pos Samarinda d) Pelabuhan Laut Bontang e) Pelabuhan Laut Sangatta 3) Tindakan operasional yang dilakukan oleh petugas karantina hewan dikenal dengan 8P yaitu: Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penolakan, Penahanan, Pemusnahan dan Pembebasan. 4) Mahasiswa dapat lebih mendalami teori yang diberikan selama dibangku perkuliahan dengan PKL.
27
B. Saran Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa/i sehingga sebagian telah disebutkan di atas dari banyak atau sedikit pelajaran yang di dapat, maka kami perlu menambahkan saran demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas demi meraih kinerja yang profesional di masa mendatang: 1) Tenaga kerja atau karyawan perlu meningkatkan kinerjanya dalam bekerja dalam mengupayakan adanya komunikasi yang lebih baik antara tenaga kerja atau karyawan sehingga terciptanya motivasi dan keuletan bekerja untuk mencapai hasil yang maksimal. Khususnya untuk karyawan teknik agar lebih cepat menindak lanjut terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi pada alat-alat pengolahan sehingga tidak terjadi penghentian proses produksi. 2) Sebaiknya dilakukan pergantian alat-alat yang sudah tidak layak pakai sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kerja bagi para karyawan. 3) Perlu adanya penambahan alat-alat safety seperti: masker,sarung tangan, sepatu safety dan
helem untuk menunjang keselamatan kerja bagi para
karyawan khususnya di bagian lapangan. 4) Perlu ditingkatkan tindakan pengawasan dan pemeriksaan di berbagai wilayah Kerja yang padat lalu lintas untuk menghindari adanya penyelundupan hewan, bahan asal hewan (BAH). 5) Memperhatikan pelabuhan-pelabuhan kecil yang bukan wilayah kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1992. Syrat-syrat perkarantinaan Anonim. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 Tentang Karanrtina Hewan. Anonim . 2006a. Landasan hukum oprasional karantian Anonim.2006b. Tugas-tugas pokok perkarntinaan pangan,hortikutura,perkebunan,hewan budidaya
tumbuhan
tanaman
Anonim. 2006c. Tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa Anonim. 2010. Letak Geografis dan topografisKota Samarinda Anonim. 2012. Pemeriksaan Dokumen dan Jenis Dokumen Anonim. 2013. ^s?lGw ÐGYOŽuAAYwAYAuGwGY AEw sYs?l?A?s Anonim. 2014. Pengertian Fumigasi http://www.slideshare./fumigation. Guswantoro, A. J. 2015. Uji Rose Bengal Testhttp://pertanian.slemankab.go.id Maman, s .2013. Pemeriksaan Dokumen http://mamanssuparman./2013/08.html Anonim, 2016a. Pengertian Stasiun Karantina Pertanian. Anonim, 2016b. Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda, Oktiviani, Eva. 2011. Skripsi.Strategi Customer Relations Dalam Menangani Keluhan Pelanggan Di Balai Karntina Pertanian Semarang.
??
Gambar .1 Peta pelayanan Stasiun Karantina Pertanian daerah kota Samarinda
Keterangan : (SK. Mentan No.547/Kpts/OT.140/9/2004) Lokasi dan Wilayah Kerja Balai dan Stasiun SKP I Samarinda BKP II Tarakan
??
Gambar.2 Pemeriksaan Media Pembawa Oleh Petugas
Gambar.3 Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen Oleh Petugas
??
Gambar.4 Pemeriksaan Media Pembawa OPT/OPTK
Gambar.5 Pengecekan OPTK Pada bungkil kelapa sawit dalam peti kemas
??
Gambar.6 Pengawasan Fumigasi PT. RIMBA RAYA LESTARI
Gambar.7 Pengecekan Kelengkapan Dokumen
??
Gambar.8 Pemeriksaan Laboratorium (Uji RBT)