LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BHINEKA WANA
Oleh : DAMIANUS TINGANG NIM. 110500005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) 2014 di PT. Bhineka Wana Pengelolaan Hutan Tanaman Industri atau dikenal dengan HTI, Kabupaten Kutai Kartanegara dan hingga selesainya penyusunan laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak lepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Keluarga
yang
telah memberikan motivasi dan doa kepada Kami selama
melaksanakan kegiatan PKL di PT. Bhineka Wana 2.
Direktur PT. Bhineka Wana yang telah memfasilitasi selama kegiatan PKL
3. Karyawan dan karyawati PT. Bhineka Wana, yang tidak bisa disebutkan namanya satu-satu yang telah membantu dalam melaksanakan kegiatan PKL ini. 4. Bapak Erwan Zasky selaku Mandor Penanaman dan Pemeliharaan 5. Bapak Haerudin selaku Mandor Persemaian 6. Bapak Ir. Fadjeri, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan 7. Bapak Dr. Ir. H. Suwarto, MP selaku Dosen pembimbing PKL. 8. Seluruh Staf
Dosen dan Teknisi Manajemen Hutan yang telah banyak
memberikan masukkan baik itu di dalam proses belajar mengajar maupun di luar jam perkuliahan. 9. Rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dengan menyusun laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Samarinda, Mei 2014 Penulis Kampus Sei Keledang, Mei 2014
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang
2
C. Hasil yang Diharapkan
3
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan
4
B. Manajemen Perusahaan
5
C. Waktu dan Tempat PKL
6
BAB III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pemeliharaan Bibit Persemaian
7
B. Penyiapan Bedeng Sapih
8
C. Persiapan Media Semai
9
D. Pengadaan Bibit
10
E. Penyapihan
11
F. Penyiangan
12
G. Pemupukan
13
H. Penyadapan Getah Karet
14
I.
15
Penanaman
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
17
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
DAFTAR GAMBAR Nomor
Lampiran
Halaman
1
Struktur Organisasi PT. Bhineka Wana Sub Unit Separi.....
22
2
Kegiatan Pemeliharaan Bibit Persemaian............................
23
3
Kegiatan Penyiapan Bedeng Sapih......................................
23
4
Kegiatan Persiapan Media Semai........................................
24
5
Kegiatan Pengadaan Bibit....................................................
24
6
Kegiatan Penyapihan...........................................................
25
7
Kegiatan Penyiangan...........................................................
25
8
Kegiatan Pemupukan...........................................................
26
9
Kegiatan Penyadapan Getah Karet......................................
26
10
Kegiatan Penanaman...........................................................
27
DAFTAR TABEL Nomor 1
Tubuh Utama Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL……………………………........
Halaman 6
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi ekonomi yang dapat diperbaharui sehingga perlu dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal dan lestari bagi kepentingan pembangunan ekonomi Nasional dan kelestarian lingkungan hidup. Peranan Kehutanan yang semakin menurun akibat menurunnya kualitas dan kuantitas potensi hutan alam harus segera dipulihkan dan ditingkatkan fungsinya baik sebagai penentu ekosistem wilayah maupun sebagai penghasil bahan baku industri hasil hutan yang lestari. Untuk meningkatkan produktivitas kawasan hutan yang tidak produktif dalam rangka terjaminnya ketersediannya bahan baku industri hasil hutan secara lestari sekaligus untuk rehabilitasi hutan dan perbaikan kualitas lingkungan serta membuka lapangan kerja perlu dilaksanakan usaha-usaha antara lain melalui pembangunan Hutan Tanaman Industri. PT. Bhineka Wana yang merupakan perusahaan patungan antara PT. Baltimur Lumber dengan PT. Inhutani I telah mendapat kepercayaan dari Departemen kehutanan untuk mengelola lahan luas ± 9.945 Ha dengan jangka waktu 55 tahun yaitu 35 tahun ditambah 1 daur tanaman pokok yang diusahakan 20 tahun terhitung sejak tanggal 21 Februari 1992 melalui pemberian izin hak pengusahaan Hutan Tanaman Industri pola transmigrasi atas kawasan hutan yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur sesuai keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 61/kpts-II/1997
2
tanggal 28 Januari 1997 dan addendum SK Menteri Kehutanan Nomor SK.98/Menhut-II/1997 amar ketujuh yaitu dengan menambahkan jenis tanaman dan daur tanaman yaitu sengon 8 tahun, akasia 8 tahun dan karet 20 tahun. Dalam melakukan kegiatan pembangunan Usaha Hutan Tanaman , PT. Bhineka Wana harus memperhatikan dan melaksanakan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari dalam upaya mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari dan berwawasan lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut harus didukung oleh rencana kerja yang baik yang disusun sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan azas manfaat, azas kelestarian hutan dan azas perusahaan. PT. Bhineka Wana sekarang mengalami vakum (tidak ada kegiatan) karena diberhentikannya dana reboisasi dari Departemen Kehutanan sekitar 8 tahun hingga saat ini PT. Bhineka Wana masih dalam proses mengurus RKT untuk memperpanjang waktu produksi . B. Tujuan Praktek Kerja Lapang Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk : 1. Mengenal dan memahami sistem dan unsur pengelolaan hutan secara menyeluruh yang dilakukan HTI, mencakup: Pembinaan Hutan (penyediaan bibit, pengelolaan lahan, penanaman, dan pemeliharaan). 2. Agar lebih mengerti dan memahami penggunaan alat, bahan, sarana dan prosedur kerja yang tepat serta efisien dalam pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest Management). 3. Dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan di perkuliahan.
3
4. Merasakan dan menghayati kehidupan dan suasana kerja di perusahaan, terutama dalam kaitannya dengan suasana tinggal di hutan dan sosialisasi dengan berbagai kelompok masyarakat yang terdapat di sekitarnya (para pekerja dan masyarakat sekitar hutan) dan juga dapat menumbuhkan etos kerja dalam lingkungan kehutanan dan kehidupan rimbawan. C. Hasil yang Diharapkan 1. Mengerti dan memahami penggunaan alat, bahan, sarana dan prosedur kerja yang tepat serta efisien dalam pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest Management). 2. Sebagai sarana aplikasi dan menerapkan teori-teori yang didapatkan di perkuliahan. 3. Selain itu juga diharapkan dapat tercapainya informasi timbal balik antara masyarakat pekerja dan peserta PKL.
4
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan Dengan akte pendirian perusahaan No. 134 tanggal 28 Agustus 1992 notaris Weliana Salim, SH, pengganti dari notaris Imas Fatimah SH, yang disahkan oleh Departemen Kehakiman dengan surat No. C2-662.T.01.01.TH.93 tanggal 2 Februari 1993, telah terbentuk perusahaan patungan antara HPH PT. Baltimur Lumber dan BUMN PT. Inhutani dengan nama PT. Bhineka Wana. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 61/Kpts-II/97 tanggal 28 Januari 1997 Departemen Kehutanan telah memberikan izin HPHTI definitif kepada PT. Bhineka Wana seluas ± 9.945 Ha (Bruto). HTI-trans PT. Bhineka Wana berlokasi di Separi, Kabupaten Kutai Kartanegara , Provinsi Kalimantan Timur , terletak di kelompok hutan S.Separi-S. Nangka. Secara geografis terletak pada posisi 0º03’ - 0º18’ LS dan 117º08’ 117º15’BT. Menurut wilayah administrasi Pemerintahan, termasuk dalam wilayah Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Sebulu. Sedangkan menurut pembagian wilayah menurut administrasi kehutanan, termasuk bagian kesatuan pemangkuan hutan Samarinda, Cabang Dinas Kehutanan Mahakam Ilir dan Dinas Kehutanan Provinsi Dati I Kalimantan Timur. Kegiatan PT . Bhineka Wana bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri sesuai dengan akte notaris Weliana Salim, SH . No. 61/ tanggal 28 Januari 1997, bidang usaha yang dikembangkan meliputi:
5
1. Pengusahaan Hutan 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Industri ( karet ) 3. Rehabilitasi/ pemeliharaan lahan 4. Perbenihan, pembibitan dan penanaman jenis-jenis Hutan Tanaman Industri. B. Manajemen Perusahaan Manajemen PT. Bhineka Wana Sub Unit Separi memiliki Struktur Organisasi sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris, periode Jabatan tahun 2001-2014 Komisaris Utama
: Ir. Jhoni Anwar
Komisaris
: Agus Sutanto
2. Direksi, periode jabatan tahun 2010-2015 Direktur Utama
: Hunawan Widjajanto
Direktur Produksi
: Ir. Mohammad Herry
Direktur Keuangan
: H. Seto Cahyono
3. Kepala Unit dan Karyawan yang aktif di PT. Bhineka Wana Sub Unit Separi Kepala Unit
: Ir. Baharrudin
Mandor Penanaman dan Pememeliharaan
: Erwan Zasky
Mandor Persemaian
: Haerudin
Struktur Organisasi PT. Bhineka Wana Sub Unit Separi dapat dilihat di gambar 1 pada lampiran.
6
Adapun visi dan misi perusahaan PT.Bhineka Wana Sub Unit Separi adalah sebagai berikut : 1. Visi Mewujudkan Unit pengelolaan Hutan yang layak usaha dan berdaya guna fungsi produksi, lingkungan dan sosial berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan alam produksi lestari. 2. Misi a. Menjamin kesinambungan pasokan bahan baku industri pengolahan kayu yang terintegrasi dengan unit pengelolaan hutan dan sesuai daya dukung areal hutannya. b. Menyelenggarakan kegiatan pemungutan hasil hutan kayu yang seimbang dengan kegiatan pembinaan sumber daya alam hayati dan lingkungannya dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional. c. Meningkatkan manfaat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan. C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Lokasi kegiatan Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Bhineka Wana Sub Unit Separi, Camp Nangka, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Kegiatan PKL
dilaksanakan dari tanggal 01 Maret sampai dengan 03 Mei 2014. Di mana prosedur kegiatan PKL dilakukan di satu Areal yaitu HTI PT. Bhineka Wana selama 2 bulan. Lokasi dan Waktu kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.
7
Tabel 1. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL No.
Kegiatan
3
Pemeliharaan Bibit Persemaian Penyiapan Bedeng Sapih Persiapan Media Semai
4
Pengadaan Bibit
5
Penyapihan
6
Penyiangan
7
Pemupukan
8
Penyadapan Karet
9
Penanaman
1 2
Lokasi
Waktu
Ket
Persemaian
4 Maret – 30 April 2014
Praktek
Persemaian
6 Maret 2014
Praktek
7-13 Maret 2014
Praktek
15-22 Maret 2014
Praktek
23 Maret 2014
Praktek
24 - 27 Maret 2014
Praktek
24 April 2014
Praktek
28 April 2014
Praktek
29 – 30 April 2014
Praktek
Persemaian Areal Tegakan Karet Persemaian Areal Tanaman Karet Areal Tanaman Karet Areal Tegakan Karet Areal Tegakan Karet
7
BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Pemeliharan Bibit Persemaian 1. Tujuan Tujuan pemeliharaan bibit dipersemaian adalah agar bibit yang tersemai terawat dan tumbuh dengan baik. 2. Dasar Teori Pemeliharaan Bibit Persemaian merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan secara kontinue agar bibit yang di hasilkan mempunyai kualitas yang baik. Perawatan yang dilakukan antara lain dengan melakukan penyiraman dua kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari. Pemberantasan penyakit pada tanaman dan pembersihan penyemaian dari gulma atau tanaman lain yang dapat mengganggu pertumbuhan bibit karet (Baihaki, 2011). 3. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Selang air ukuran 1,4“ untuk menyiram bibit karet 2) Untuk membersihkan bibit di dalam polybag hanya menggunakan tangan untuk pencabutan rumput-rumput di sekitar bibit karet. b. Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Bibit tanaman karet dengan tinggi 1 meter. 2) Air untuk penyiraman bibit karet.
8
4. Prosedur Kerja a. Setiap bibit karet yang ada di persemaian dibersihkan sekitar batangnya dengan cara mencabut rumput-rumput di sekitar batang bibit karet di dalam polybag. b. Pembersihan rumput-rumput di sekitar tanaman karet dilakukan seoptimal mungkin agar anakan tidak terganggu pertumbuhannya. c. Penyiraman bibit karet di persemaian dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari. 5. Hasil Yang Dicapai Proses pembersihan polybag yang dilakukan oleh mahasiswa PKL dan dibantu oleh mandor persemaian dalam 1 hari dapat memperoleh 6 bedeng sapih yang berisi sekitar 5.000 polybag bibit karet. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman di HTI karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman hutan. Dokumentasi kegiatan pemeliharaan bibit persemaian dapat dilihat pada gambar 2 pada lampiran. B. Penyiapan Bedeng Sapih 1. Tujuan .Untuk menampung polybag yang berisi semai yang berasal dari biji atau sistem cabutan yang sudah ditanam dalam polybag. 2. Dasar Teori Bedeng Sapih adalah bedengan tempat diletakannya polybag yang berisi bibit yang berasal dari bedeng tabur maupun anakan yang berasal dari kebun bibit guna mempersiapkan ukuran dan mutu bibit yang memadai untuk pengayaan, rehabilitasi ataupun peruntukan lainnya (Baihaki, 2011).
9
3. Alat dan Bahan a. Jenis alat yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Cangkul Export Quality Merk Ayam Jago dengan ukuran panjang 23 cm x lebar 15 cm sebanyak 4 buah. 2) Gerobak sorong Artco dengan kapasitas berat 50 kg, ukuran roda 13” 1 buah b. Bahan yang digunakan adalah bedeng sapih dengan panjang 7m dan lebar 1 meter sebanyak 3 bedeng sapih. 4. Prosedur Kerja a. Persiapan peralatan b. Membersihkan bedeng sapih dengan cara mencangkul rumput-rumputan dan tanaman pengganggu lainnya. c. Merapikan kembali bedeng sapih yang telah dibersihkan. 5.
Hasil Yang Dicapai Kegiatan penyiapan bedeng sapih dalam sehari bisa menyelesaikan 3 bedeng sapih. Dokumentasi Penyiapan Bedeng Sapih dapat dilihat pada gambar 3. C. Persiapan Media Semai
1. Tujuan Untuk memudahkan kegiatan penyeleksian bibit dan memudahkan dalam perawatan tanaman. 2. Dasar teori Media tanam merupakan media yang berupa tanah, gambut, sekam yang dipersiapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk bibit, biji dapat tumbuh dengan baik (Baihaki, 2011).
10
3. Alat dan bahan a. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Gerobak sorong Artco dengan kapasitas berat 50 kg, ukuran roda 13” 1 buah untuk mengangkut tanah. 2) Cangkul Export Quality Merk Ayam Jago dengan ukuran panjang 23 cm x lebar 15 cm sebanyak 4 buah. b. Bahan yang digunakan adalah : 1) Polybag hitam dengan ukuran L 10 cm x P 15 cm 2) Tanah yang digunakan adalah tanah campuran liat dan pasir 4. Prosedur kerja a. Pengumpulan top soil guna pengisian polybag yang dilakukan di areal persemaian dengan cara mencangkul tanah bagian atas. b. Tanah dicangkul dan digemburkan sampai menjadi halus, ringan semua, akar dan batu dibuang. c. Bibit yang sudah mendapat perlakuan ditanam ke dalam polybag. d. Polybag yang sudah terisi bibit karet di masukkan dengan rapi ke dalam bedengan yang sudah disiapkan. 5. Hasil Yang Dicapai Dalam kegiatan pengisian polybag selama 1 minggu bisa mencapai sebanyak 3.000 polybag bibit karet. Dokumentasi Persiapan Media Semai dapat dilihat pada gambar 4.
11
D. Pengadaan Bibit 1. Tujuan Tujuan dari pengadaan bibit cabutan adalah untuk memperoleh bibit/anakan karet ( Havea brasisilesnsis) yang siap untuk ditanam di media semai. 2. Dasar Teori Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliputi penyiapan sarana, prasarana, pengumpulan bibit berkualitas baik berupa biji maupun anakan alam (wilding) ataupun teknik lainnya yang diperuntukkan sebagai penyedia materi (bibit) khususnya dalam kegiatan penanaman, pengayaan (enrichment planting), rehabilitasi hutan maupun peruntukan lainnya (Baihaki, 2011). 3. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan sebagai berikut : 1) Parang jenis parang tebas Malaysia dengan panjang 60 cm dengan jumlah 1 parang per orang. 2) Kaus tangan Krisbow dengan jumlah sepasang untuk per orang. b. Bahan yang digunakan sebagai berikut : 1) Air untuk perendaman 2) Bibit anakan karet cabutan 4. Prosedur Kerja a. Menentukan lokasi tempat pengambilan anakan karet cabutan. b. Memilih anakan dengan tinggi sekitar 70 cm dan batang yang sudah mulai kuat/ keras.
12
c. Mengangkut anakan yang sudah dicabut ke tempat pemangkasn daun dan akar anakan tersebut agar dapat menumbuhkan tunas baru. d. Bibit karet cabutan yang sudah mendapat perlakuan tersebut diikat dan direndam ke air agar bibit karet tersebut tidak kering. 5. Hasil Yang Dicapai Dalam kegiatan pengadaan bibit, dalam satu hari dapat mengumpulkan bibit sebanyak 450 bibit cabutan anakan karet dan ½ karung biji karet. Dokumentasi Pengadaan Bibit dapat dilihat pada gambar 5 pada lampiran. E. Penyapihan 1. Tujuan Tujuan dari penyapihan adalah memindahkan tanaman yang sudah siap disapih ke dalam polybag agar tanaman tersebut bisa tumbuh dengan baik. 2. Dasar Teori Penyapihan adalah menanam bibit/anak semai bak ke polybag di bedeng sapih (Indah Sarigk, 2012). 3. Alat dan Bahan a. Jenis alat yang digunakan sebagai berikut : 1) Parang golok ukuran panjang 40 cm b. Bahan yang digunakan sebagai berikut : 1) Anakan karet cabutan yang sudah mendapat perlakuan. 2) Biji karet yang sudah diseleksi. 4. Prosedur Kerja a. Persiapan peralatan dan perlengkapan.
13
b. Akar yang terlalu panjang sebagian dipotong, daun dikuarangi beberapa lembar atau dipotong sebagian. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan dan mempercepat pertumbuhan akar. c. Menyiapkan bedengan yang telah ditentukan. d. Penanaman anakan karet ke polybag dilakukan pada sore hari agar anakan tidak terlalu terkena panas matahari. e. Melakukan penyiraman dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. 5. Hasil Yang Dicapai Kegiatan penyapihan bibit cabutan, biji, dan stum bisa mencapai sebanyak 3000 bibit dalam jangka waktu dua hari. Dokumentasi kegiatan penyapihan dapat dilihat pada gambar 6. F. Penyiangan 1. Tujuan Untuk mempermudah tanaman karet dalam mencari unsur hara dari gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan dan membunuh tanaman karet. penyiangan dalam budidaya tanaman karet bertujuan membebaskan tanaman karet dari gangguan gulma yang tumbuh di lahan. 2. Dasar teori Penyiangan adalah kegiatan membersihkan tanaman pengganggu (rumput atau gulma lainnya) sehingga tanaman dapat tumbuh optimal (Baihaki, 2011). 3. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan adalah : 1) Parang tebas dengan panjang 60 cm 1 buah
14
2) Sepasang kaus tangan Krisbow per orang b. Bahan yang digunakan adalah 1) Tanaman karet dengan tinggi 2 - 3 meter 4. Prosedur Kerja a.
Persiapan peralatan dan perlengkapan
b.
Penyiangan dilakukan disekitar tanaman karet dengan radius 1 meter dari tanaman karet,
Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan parang malaysia, hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan unsur hara dari pemupukan pada bibit. 5. Hasil Yang Dicapai Dalam sehari dapat membersihkan sekitar 2 Ha dengan jumlah 800 tanaman karet. Dokumentasi kegiatan Penyiangan dapat dilihat pada gambar 7 pada lampiran. G. Pemupukan 1. Tujuan Kegiatan pemupukan dilakukan untuk membantu menyuburkan tanah dan tanaman dan mendapatkan kualitas dan hasil yang baik. 2. Dasar teori Pemupukan adalah kegiatan menambahkan unsur hara atau bahan lainnya agar pertumbuhan tanaman bisa dipacu. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun (Baihaki, 2011).
15
3. Alat dan bahan a.
Alat yang digunakan adalah 1) Parang tebas dengan panjang 60 cm 1 buah perorang 2) Ember timba untuk pupuk 1 buah 3) Karung plastik/PP Woven Bag kosong dengan ukuran lebar 30 cm x panjang 49 cm 1 buah untuk pengisian pupuk. 4) 1 unit Traktor Massey Ferguson 5365 dari kelompok produk Traktor 100-119 hp dan mempunya tenaga tarik 4 WD. Untuk mengangkut pupuk.
b. Bahan yang digunakan adalah 1) Pupuk NPK Pelangi 2) Tanaman karet dengan tinggi 2 -3 meter 4. Prosedur kerja a. Persiapan perlengkapan alat dan bahan b. Menentukan areal tanaman karet yang akan dilakukan pemupukan c. Pemupukan dilakukan pada setiap tanaman karet yang sudah dibersihkan dan didangir dengan cara menaburkan pupuk sebanyak dua genggam tangan per pohon secara keliling dengan radius dari tanaman karet 15 cm 5. Hasil yang dicapai Hasil pemupukan tanaman karet, dalam 1 hari dapat memupuk sebanyak 3.333 tanaman karet dengan jarak tanam 3 x 3 meter seluas 3 ha yang dilakukan sebanyak 9 orang. Dokumentasi kegiatan pemupukan dapat dilihat pada gambar 8 pada lampiran.
16
H. Penyadapan Karet 1. Tujuan Pemanenan dilakukan untuk mendapatkan hasil getah yang dimiliki oleh tanaman karet untuk di jual dan diolah. 2. Dasar teori Penyadapan merupakan tindakan membuka pembuluh lateks agar lateks yang terdapat dalam tanaman karet dapat keluar. Beberapa tahapan dalam melakukan penyadapan karet yaitu : menentukan matang sadap, persiapan buka sadap, pelaksanaan penyadapan (Paostinus Lombu, 2009). 3. Alat dan Bahan a. Jenis alat yang digunakan adalah Pisau sadap atas bertangkai panjang untuk menyadap kulit karet pada bidang sadap atas dengan ketinggian di atas 130 cm. b. Jenis bahan yang digunakan adalah pohon karet yang siap sadap yang sudah berumur 5 - 6 tahun. 4. Prosedur kerja a. Persiapan peralatan b. Pisau sadap harus tajam karena mempengaruhi pada kecepatan dan kerapian kulit sadapan. c. Kegiatan pemanenan dilakukan dalam areal tegakan karet yang sudah dapat disadap dan sudah tumbuh menjadi pohon dewasa. d. Penyadapan yang dilakukan terhadap pohon karet yaitu dengan cara menyayat kulit pohon karet setengah putaran.
17
e. Proses penyayatan pada kulit pohon karet jangan sampai mengenai kayunya. Dikarenakan hal tersebut bisa mengakibatkan cacat dan memperlambat proses pemulihan kulit pohon karet tentunya juga akan berpengaruh pada produktifitas getah pada pohon karet tersebut di waktu mendatang. 5. Hasil yang dicapai Dalam kegiatan praktek penyadapan getah karet dalam sehari dapat menyadap getah karet sebanyak 200 pohon. Dokumentasi kegiatan penyadapan karet dapat diliat pada gambar 9. I.
Penanaman
1. Tujuan Tujuan dari penanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. 2. Dasar teori Penanaman merupakan kegiatan memasukkan bibit ke tengah lubang tanam kemudian menimbunnya dengan tanah topsoil terlebih dahulu baru kemudian tanah subsoil (Teguh Yuono, 2013). 3. Alat dan Bahan a. Jenis alat yang digunakan adalah : 1) Parang tebas dengan panjang 60 cm jumlah 1 buah perorang. 2) Cangkul Merk Ayam Jago dengan ukuran panjang 23 cm x lebar 15 cm sebanyak 4 buah 3) 1 unit Traktor Massey Ferguson 5365 dari kelompok produkTraktor 100-119 hp dan mempunya tenaga tarik 4 WD untuk mengangkut bibit karet yang akan di tanam
18
b. Jenis bahan yang digunakan adalah bibit karet dengan tinggi 1 – 2 meter 4. Prosedur kerja a. Persiapan peralatan dan bahan b. Menentukan areal yang akan dilakukan penanamany c. Membersihkan tanaman-tanaman liar yang ada di lahan penanaman d. Mencangkul tanah yang sudah dibersihkan dengan kedalaman ±15 cm. e. Bibit yang sudah disiapkan ditanam ke dalam tanah yang sudah digali dengan melepas plastik polybag terlebih dahulu. 5. Hasil yang dicapai Dalam kegiatan penanaman bibit dilakukan selama dua hari bisa mencapai jumlah 450 bibit untuk penambahan areal penanaman. Dokumentasi kegiatan penanaman dapat dilihat pada gambar 10 pada lampiran.
19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil praktik kerja lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. Bhineka Wana dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemeliharan Bibit di Persemaian, berupa kegiatan yang dilakukan di persemaian tentang pemeliharaan bibit karet dengan cara membersihkan bibit karet dengan tujuan agar pertumbuhan tidak terganggu serta melakukan penyiraman secara rutin sehari dua kali yaitu pagi hari dan sore hari. Pemeliharaan yang umum dilakukan pada persemaian bibit karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan penyiraman secara rutin pagi dan sore hari. 2. Kegiatan Penyiapan Bedeng Sapih adalah kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan bedeng sapih dengan cara mencabut dan mencangkul rumputrumput yang ada di dalam bedengan dengan tujuan mempermudah meletakkan bibit tanaman karet agar bibit terbebas dari tanaman pengganggu. 3. Pengadaan bibit, kegiatan berupa pencabutan anakan karet di areal HTI PT. Bhineka Wana serta pengumpulan biji karet. Dilakukan 3 cara yaitu sistem cabutan, stum, dan biji. 4. Persiapan Media Semai, berupa kegiatan pengisian polybag untuk media sapih. 5. Penyapihan, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan bibit yang memenuhi syarat sebagai bahan bibit tanaman karet. 6. Penyiangan, kegiatan ini berupa pembersihan tanaman pengganggu di sekitar tanaman karet agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik.
20
7. Pemupukan. Kegiatan ini berupa pemberian pupuk disekitar tanaman karet guna menambah kesuburan tanah dan untuk memacu pertumbuhan tanaman karet. 8. Kegiatan praktek penyadapan karet dilakukan pada pohon karet yang telah memenuhi kriteria matang sadap. 9. Penanaman, kegiatan ini berupa praktek penanaman bibit karet mulai dari pengangkutan bibit karet ke areal penanaman di lapangan. B. Saran Semua kegiatan yang sudah dilakukan cukup baik hanya perlu adanya beberapa perbaikan dalam pelaksanaan kerja seperti: 1. Pemeliharan Bibit Persemaian untuk penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-08.00, sore hari pada pukul 15.00-17.00 dan apabila terjadi hujan maka penyiraman dilakukan cukup sekali saja dalam sehari. Media harus basah serta media dan jaringan tanaman dalam keadaan dingin. Untuk pembersihan polybag harus dilakukan berulang-ulang dan membutuhkan waktu dan tenaga kerja. 2. Penyiapan Bedeng Sapih sebaiknya arah bedengan adalah dari timur ke selatan selatan dengan harapan bisa dapat sinar matahari pagi. 3. Pengadaan Bibit atau benih sebaiknya berasal dari induk yang baik dan pastikan batangnya sehat dan tidak terkena penyakit. 4. Persiapan Media Semai sebaiknya diisi dengan jenis tanah Humus merupakan salah satu jenis tanah yang didapat dari proses pelapukan (pembusukan) bahanbahan organik seperti tumbuh-tumbuhan
21
5. Penyapihan sebaiknya dilakuakan pada waktu mencabut/menggali bibit/anak semai di bedengan/bak maupun waktu menanamnya ke media sapih harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai batang/akar-akarnya rusak atau tidak tertanam tegak lurus. Waktu penyapihan sebaiknya dilakukan sore hari, 6. Penyiangan sebaiknya dilakukan dengan Herbisida yang dipilih secara selektif mampu membunuh gulma namun tidak menyakiti tanaman produksi. Herbisida digunakan apabila penyiangan secara mekanis tidak memungkinkan atau tidak diinginkan. 7. Pemupukan merupakan salah satu aspek yang penting dalam hal pertumbuhan dan peningkatan produktivitas tanaman karet. Pemupukan sebaiknya memenuhi tiga syarat yaitu tepat waktu, tepat cara dan tepat dosis. 8. Penyadapan karet, sebaiknya dilakukan penyadapan kulit karet pada bidang sadap atas dengan ketinggian di atas 130 cm dan penyadapan dilakukan secara hati-hati agar tidak melukai kambium pohon karet. 9. Penanaman karet sebaiknya dilakukan pada musim penghujan. Bibit yang polybagnya robek harus diikat dengan tali agar tidak pecah ketika diangkut ke lapangan. Bibit yang didistribusikan ke lapangan diletakkan di samping lubang tanam. Kedalaman lubang tanam sebaiknya disesuaikan dengan tinggi polybag.
DAFTAR PUSTAKA Baihaki. 2011. Persemaian dan Pembibitan. http://sarjanasatu. blogspot.com. persemaian-dan-pembibitan.html. (Diunduh pada tanggal 21 Mei 2014). Indah Sarigk. 2012. Pemilihan Bibit dan Penyemaian Benih. http://indahsarigk. blogspot.com. makalah-agroteknologi-pemilihan-bibit.html. (Diunduh pada tanggal 21 Mei 2014) Teguh
Yuono. 2013. Penanaman Tanaman Karet. http://syarattumbuh. blogspot.com/penanaman-tanaman-karet.html. (Diunduh pada tanggal 21 Mei 2014)
Paostinus Lomb. 2009. Pedoman Praktek Berkebun Karet. http://hilisangawola. wordpress. com/pedoman-praktek-berkebun-karet/. (Diunduh pada tanggal 21 Mei 2014)
22
Gambar1 :StrukturOrganisasi PT. Bhineka Wana Sub Unit Separi
KOMISARIS UTAMA Ir. Jhoni Anwar
KOMISARIS Agus Sutanto
DIREKTUR UTAMA Hunawan Widjajanto
DIREKTUR PRODUKSI Ir. Mohammad Herry
DIREKTUR KEUANGAN H. Seto Cahyono
KEPALA UNIT Ir. Baharrudin
MANDOR PENANAMAN DANPEMELIHARAAN Erwan Zasky
MANDOR PERSEMAIAN Haerudin
23
Gambar 2 : Kegiatan Pemeliharaan Bibit
Gambar 3 : Kegiatan Penyiapan Bedeng Sapih
Gambar 4 : Kegiatan Persiapan Media Semai
24
Gambar 5: Kegiatan Pengadaan Bibit
Gambar 6 : Kegiatan Penyapihan
Gambar 7 :Kegiatan Penyiangan
25
Gambar 8 : Kegiatan Pemupukan
Gambar 9 : Kegiatan Penyadapan G etah Karet
26
Gambar 10 : Kegiatan Penanaman