LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BARITO NUSANTARA INDAH CAMP SEI BELINAU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
OLEH
AGUSTINUS NOVIANTO BALAN NIM. 100500003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan PKL
: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Barito Nusantara Indah Camp Sei Belinau
Kabupaten
Kutai
Kartanegara
Provinsi
Kalimantan Timur. Nama
: Agustinus Novianto Balan
NIM
: 100500003
Program Studi
: Manajemen Hutan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Penguji I,
Penguji II,
Ir. Gunanto NIP. 195709051987031001
Ir. Noorhamsyah, MP NIP. 196405231997031001
Elisa Herawati, S. Hut, MP NIP. 1957103051995122001
Menyetujui/Mengesahkan Ketua Program Studi Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. M. Fadjeri, MP NIP. 19610812 198803 1 003
Lulus ujian pada tanggal:..............................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. BARITO NUSANTARA INDAH sehingga tersusun laporan ini. Keberhasilan dan kesuksesan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini juga tidak lepas pula dari peran serta bantuan dari berbag ai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Ir. Santo Prabowo pimpinan kantor PT. Barito Nusantara Indah Samarinda. 2. Bapak Totok Sataf PT. Barito Nusantara Indah Samarinda 3. Bapak Eramsyah (Alm) Staf PT. Barito Nusantara Indah Samarinda 4. Pimpinan PT. BARITO NUSANTARA INDAH, yaitu Bapak Ir. Budi Pitaya beserta seluruh staf dan karyawan 5. Dosen Pembimbing, yaitu Bapak Ir. Gunanto selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah mengarahkan Penulis dari persiapan sampai penyusunan laporan PKL. 6. Dosen Penguji I, yaitu Bapak Ir. Noorhamsyah, MP. 7. Dosen Penguji II, yaitu Ibu Elisa Herawati, S.Hut, MP. 8. Ketua Pogram Studi Manajemen Hutan, yaitu Bapak Ir. M. Fadjeri, MP. 9. Ketua Jurusan Manajemen Pertanian, yaitu Bapak Ir. Hasanuddin, MP. 10. Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, yaitu Bapak Ir. Wartomo, MP.
11. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Manajemen Hutan. 12. Seluruh anggota keluarga atas dukungannya serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Dengan menyusun laporan ini Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Maka dari itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Samarinda, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Tujuan................................................................................................... 4 C. Hasil yang Diharapkan ......................................................................... 4
II.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Keadaan Umum PT. BARITO NUSANTARA INDAH .......................... 5 B. Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)..................................... 15 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ......................................................... 17
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ................................................................. 18 B. Perencanaan ........................................................................................ 18 C. Produksi ................................................................................................ 22 D. Pembinaan Hutan (BINHUT)................................................................ 34 E. Perlindungan dan Penelitian ................................................................ 40 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................... 43 B. Saran .................................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 44 LAMPIRAN....................................................................................................... 45
DAFTAR TABEL
No.
Tubuh Utama
Halaman
1. Tabel 1. Letak dan luas areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH ......................................................... 10 2. Tabel 2. Luas dan fungsi hutan areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH ..................................... 11 3. Tabel 3. Kondisi penutupan lahan areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH ..................................... 11 4. Tabel 4. Kondisi areal kerja IUPHHK -HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH .......................................................... 12 5. Tabel 5. Kondisi Geologi Areal Kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH .......................................................... 13 6. Tabel 6. Kondisi topografi dan kelas kelerengan areal kerja IUPHHK -HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH..................................... 13 7.
Tabel 7. Kondisi iklim rata-rata tahunan di areal kerja IUPHHK -HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH..................................... 14
8.
Tabel 8. Tahapan kegiatan hutan alam daratan, tata waktu Penyelenggaraan TPTI............................................................................. 16
DAFTAR GAMBAR
No. Lampiran Halaman 1. Gambar 1 Pembuatan jalan induk ............................................................ 45 2. Gambar 2. Pelaksanaan penebangan...................................................... 45 3. Gambar 3. Pengupasan / pengulitan batang............................................ 46 4. Gambar 4. Persiapan Media Semai / pengisian polybag ......................... 46 5. Gambar 5. Membuat batas span .............................................................. 47 6. Gambar 6. Penentuan lokasi PUP ............................................................ 47 7. Gambar 7. Pemuatan logging truk............................................................ 48 8. Gambar 8. Pengngkutan log ..................................................................... 48 9. Struktur Organisasi ................................................................................... 49 10. Data Hasil Pengukuran dan Realisasi Pembuatan Jalan Blok Tebang RKT 2012/2013............................................................................ 50
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan
sektor
kehutanan
yang
berkelanjutan
harus
mempertimbangkan aspek-aspek Sustainable Forest Management / Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan juga harus bertumpu pada Community Based Development / Coorporated Social Responsibility, sehingga diharapkan dapat memperlambat
laju
kerusakan
hutan
akibat
kegiatan
eksploitasi
dan
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan hutan. Wujud dari komitmen tersebut adalah pemanfaatan sumber daya hutan yang berkeadilan bagi pemerintah, swasta dan masyarakat di dalam / sekitar hutan. Dengan demikian pengelolaan sumber daya hutan harus menempatkan pemanfaatan dalam keseibangan antara kelestarian fungsi produksi, fungsi ekologi dan fungsi sosial ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan / mengembangkan / memberdayakan masyarakat di dalam / sekitar hutan untuk dapat / ikut memanfaatkan sumber daya hutan secara lestari dan bertanggung jawab. (Anonim, 2012) Dalam upaya untuk mencapai kegiatan pemanfaatan hutan yang lestari adalah dengan membuat suatu perencanaan yang matang, yang didasarkan oleh kondisi lingkungan areal kerja, khususnya kondisi potensi tegakannya. Paradigma baru kegiatan pemanfaatan hutan produksi alam adalah melaksanakan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu dengan memperhatikan daya dukung potensi tegakan di areal tersebut. Kegiatan penebangan harus memperhatikan sebaran potensi yang ada di dalam areal dan memperhatikan
2
riap tegakan sebagai acuan dalam perencanaan penebangan dalam rotasi berikutnya. Bertitik tolak dari hal tersebut maka untuk melaksanakan pengelolaan hutan yang sesusi dengan asas kelestarian, maka sumberdaya hutan harus dikelola secara optimal – rasional berdasarkan rencana pemanfaatan hutan. Rencana yang dimaksud adalah Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK-HA) pada hutan alam yang meliputi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun yang selanjutnya menjadi acuan dalam rencana operasional (RKUPHHKHA). Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (RKUPHHK-HA) adalah rencana kerja untuk seluruh areal kerja dan berlaku selama 10 (sepuluh) tahun, antara lain memuat aspek kelestarian usaha, aspek keseimbangan lingkungan dan sosial ekonomi, disusun berdasarkan / berbasis Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) 10 (sepuluh) tahun yang menjadi landasan dan arahan yang rasional bagi pelaksanaan kegiatan tahunan / operasional di lapangan. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kawasan hutan merupakan suatu ekosistem yang dalam kegiatan IUPHHK-HA ini pohon-pohon yang akan di tebang merupakan salah satu bagian dalam ekosistem tersebut yang menjadi pusat perhatian. Kondisi pohon / tegakan dalam suatu kawasan hutan sangat dipengaruhi oleh kondisi habitatnya. Tingkat pertumbuhan masing -masing jenis pohon akan berbeda. Demikian halnya tingkat pertumbuhan pohon jenis yang sama kemungkinan akan berbeda antara suatu tempat dengan tempat yang lainnya.
3
Kegiatan penelitian, khususnya pengukuran riap tegakan dan penerapan teknologi budidaya kehutanan akan menghasilkan informasi sistem dan teknik silvikultur yang sesuai untuk diterapkan di areal tertentu. Kondisi ekosistem inilah yang merupakan faftor internal yang memungkinkan sistem dan teknik silvikultur akan berkembang sehingga jangka waktu perencanaan jangka panjang akan dibatasi selama 10 tahun, hal ini untuk menghindari adanya perubahanperubahan dimasa mendatang. Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan IUPHHK-HA ini antara lain adalah resiko adanya musibah kebakaran hutan atau bencana lainnya, kegiatan perambahan dan pembalakan liar serta kebijaksanaan pemerintah dalam pengelolaan hutan. Adanya faktor internal dan eksternal tersebut, jangka waktu RKUPHHKHA ini ditetapkan 10 (sepuluh) tahun dengan evalu asi setiap 5 (lima) tahun. Selama jangka waktu 10 (sepuluh) tahun pertama tersebut, diharapkan dapat memperoleh gambaran kondisi kegiatan IUPHHK-HA yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang berikutnya. Perubahan-perubahan yang terjadi selama jangka waktu tersebut serta hasil-hasil penelitian (pengukuran riap) dan informasi lainnya, dapat dijadikan acuan dalam perencanaan jangka panjang berikutnya. Dengan demikian RKUPHHK-HA 10 (sepuluh) tahun adalah operasional paradigma pengelolaan hutan berbasis ekosistem dimana pemanfaatan hutan beralih dari mengandalkan potensi hutan primer menjadi membangun growing stock dan dan panenan tahunan (Annual Allowable Cut) ditentukan berdasarkan growing stock dan kemampuan regenerasi hutannya.
4
Penyusunan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam (RKUPHHK -HA) ini mengacu pada peraturan Menteri Kehutanan Nomor; P. 56/Menhut/II/2009, tanggal 21 Agustus 2009 tentang Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem. Kegiatan IUPHHK-HA ini diarahkan untuk mendapatkan sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, untuk itu dilakukan upaya-upaya peningkatan kinerja PHPL berdasarkan kriteria dan indikator PHPL. B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa / I : 1. Memahami kinerja langsung di lapangan dengan melibatkan diri untuk pemahaman lebih lanjut dalam proses pengelolaan hutan. 2. Melakukan pengawasan dan penganalisaan mutu dari pekerjaan tersebut dan beradaptasi dalam lingkungan masyarakat. 3. Mengevaluasi kegiatan pengelolaan hutan dan membandingkan dengan teori yang diberikan di bangku perkuliahan. C. Hasil yang Diharapkan 1. Mahasiswa / I dapat mempelajari dan memahami semua tahapan proses pengelolaan hutan. 2. Mahasisaw / I mampu menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung di dunia kerja. 3. Mahasiswa / I dapat membuka wawasan / pemikiran dan memiliki pengelaman kerja dari kegiatan PKL yang dilaksanakan.
5
4. Menghasilkan tenaga kerja ahli madya yang terampil dan dapat memadukan antara kegiatan praktek dan teori dari bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.
6
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Keadaan umum PT. BARITO NUSANTARA INDAH (Anonim, 2012), PT. BARITO NUSANTARA INDAH yang didirikan sejak 1986 dengan akta Notaris Nomor 74 tanggal 27 Maret 1989, Juni 1978 dihadapan Hendra Karyadi, SH di Jakarta, Berdasarkan SK HPH Nomor 205/Kpts-II/89 Tanggal 2 Mei 1989 di beri ijin oleh Pemerintah untuk mengelola hutan alam seluas 95.000 ha yang berada di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur dalam bentuk Pengusahaan Hutan (Sekarang IUPHHK-HA). Untuk jangka waktu pengusahaan hutan selama 20 tahun, yaitu dari tanggal 2 Mei 1989 s/d 1 Mei 2009. Hingga saat ini PT. BARITO NUSANTARA INDAH telah melaksanakan pengelolaan hutan selama 20 tahun lebih dan telah melaluinya dengan kinerja yang baik. Berdasarkan laporan pelaksaan hasil kinerja LPI maupun Fakultas Kehutanan IPB Tahun 2007, IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH mendapat nilai 144 (sedang) dan sertifikat PHPL dengan predikat sedang. PT. BARITO NUSANTARA INDAH mendapatkan sertifikat pengelolaan hutan lestari dari Departemen Kehutanan dengan Nomor S. 126/VI-BPHA/2008, Tanggal 13 Maret 2008. Menjelang berakhirnya jangka waktu ijin HPH / IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH pada tahun 2009, PT. BARITO NUSANTARA INDAH mengajukan permohonan perpanjangan ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam (IUPHHK-HA) seluas 95.000 ha kepada Menteri Kehutanan, Namun berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Propinsi Kalimantan Timur Tanggal 12 Januari 2006, sebagai areal
7
yang dimohon perpanjangan ijinnya oleh PT. BARITO NUSANTARA INDAH termasuk ke dalam areal penggunaan lain (APL), sehingga Menteri Kehutanan menerbitkan surat keputusan Nomor SK. 42/Menhut-II/2009 Tanggal 19 Februari 2009 yang isisnya memberikan ijin perpanjangan IUPHHK-HA periode kedua kepada PT. BARITO NUSANTARA INDAH dengan luasan ± 94.685 ha untuk jangka pengusahaan hutan alam selama 55 tahun (3 Mei 2009 s/d 2 Mei 2064), yang terletak di kelompok hutan sungai Belinau. PT. BARITO NUSANTARA INDAH telah menyelesaikan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) sesuai ketentuan pada peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.34/Menhut-II/2007.H asil IHMB digunakan sebagai landasan dan arahan yang lebih rasional bagi pelaksanaan kegiatan tahunan / operasional di lapangan. Selanjutnya disusun kembali rencana kerja usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam (RKUPHHK-HA) berbasis IHMB periode tahun 2012 s/d 2021, mengacu pada peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.56/Menhut-II/2009, Tanggal 21 Agustus 2009 tentang rencana kerja usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam dan restorasi ekosistem. PT. BARITO NUSANTARA INDAH secara administrasi Pemerintah seluruhnya terletak di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur. Menhut administrasi Kehutanan termasuk dalam wilayah Dinas Kehutanan Kabupaten Kartanegara, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan
posisi
geografis,
areal
IUPHHK-HA
PT.
BARITO
NUSANTARA INDAH terletak pada posisi 0 049 '00 “-10 07 ' 00 “ LU dan 115 0 17 '00 “ -115 043 '00 “ BT. Berdasarkan pembagian kelompok hutan termasuk dalam kelompok hutan Sei Belinau Hulu.
8
Batas areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH dalah sebaagai berikut
:
Sebelah Utara
: Hutan Lindung, PT. Wana Rimba Kencana
Sebelah Timur
: PT. Wana Rimba Kencana,
Sebelah Selatan
: PT. Belaian River Timber, PT. Marimun Timber, areal penggunaan lain,
Sebelah Barat
: PT. Hitayaq Alam Medang
Tabel 1. Letak dan luas areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH No
Uraian
Keterangan
1
Luas IUPHHK-HA
94.685 Ha
2
Letak Geografis: - Bujur Timur - Lintang Selatan
115017’00” - 115043’00” 0049’00” - 1007’00”
3
Administrasi Pemerintahan
Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur
4
Administrasi Kehutanan
Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara, Dinas Kehutanan Prov. Kalimantan Timur
5
Kelompok Hutan
Kelompok Hutan Sei Belinau Hulu
6
Batas Areal Kerja : - Batas Utara
7
-
Batas Timur Batas Selatan
-
Batas barat
DAS/Sub DAS
PT. Wana Rimba Kencana, Hutan Lindung PT. Wana Rmba Kencana PT. Belayan River Timber, PT. Marimun Timber, Areal Penggunaan Lain Hitayaq Alam Medang Sub DAS Tabang, Sub DAS Medang
Sumber : Buku RKUPHHK- HA PT. Barito Nusantara Indah, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
9
a.
Fungsi Hutan PT. BARITO NUSANTARA INDAH Berdasarkan peta penunjukan kawasan hutan dan perairan Provinsi
Kalimantan Timur Skala 1 : 250.000 (Lampiran SK Menhut No. 79/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001) fungsi kawasan hutan di areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH terletak seluruhnya pada Hutan Produksi Terbatas (HPT). Fungsi hutan Pada areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2. Luas dan fungsi hutan areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH No
Fungsi Hutan
1 2
Hutan lindung (HL) Hutan Produksi Terbatas (HPT) Hutan Produksi Tetap (HP) Hutan Produksi Konservasi (HPK) Areal Pengguna Lain (APL) Jumlah (ha)
3 4 5
Jumlah Luas (Ha) 94.685
Presentase (%) 100
-
-
-
-
-
-
94.685
100
Sumber : Buku RKUPHHK- HA PT. Barito Nusantara Indah, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
b.
Penutupan lahan Kondisi penutupan lahan areal IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA
INDAH berdasarkan peta penafsiran citra landsekape 7 ETM+ Band 542 Path / Row 117/59 liputan tanggal 12 Desembar 2010 dan Path/Row 118/59 liputan 18 Februari 2010 terdiri dari hutan Primer seluas ± 43.326 ha (45,76 %) , hutan bekas tebangan seluas ± 46.160 ha (48,75 %) , areal non hutan 738 ha (0,78 %) dan tertutup awan seluas 4461 ha (4,71 %).
10
Tabel 3. Kondisi penutupan lahan areal NUSANTARA INDAH No Penutupan Lahan Fungsi Hutan (Ha) HPT 1 Hutan Primer 43.326 2 Hutan Bekas Tebangan 46.160 3 Non-Hutan 738 4 Tertutup Awan 4.461 Jumlah (Ha) 94.685
kerja IUPHHK-HA PT. BARITO Jumlah (Ha)
Persen(%)
43.326 46.160 738 4.461 97.500
45,76 48,75 0,78 4,71 100,00
Sumber : Buku RKUPHHK- HA PT. Barito Nusantara Indah, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
c. Tanah Jenis tanah dipengaruhi oleh jenis batuan induk, iklim dan vegetasinya. Klasifikasi tanah umumnya dilakasanakan menggunakan US soil taksonomi / klasifikasi Indonesia. Metode klasifikasi yang digunakan jenis tanah akan selalu berkaitan dengan karakteristik fisik lahannya. Informasi jenis tanah pada umumnya dapat diperoleh dari peta tanah dengan skala 1:500.000. Tabel 4. Kondisi areal kerja IUPHHK-HA PT BARITO NUSANTARA INDAH No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis tanah
Luas (ha) DystropeptsTropudults 2.119 Dystropepts TropudultsPaleudults 16.721 Dystropepts TropudultsTroporthods 1.607 FluvaquentsTropaquents 2.777 TropaqueptsTropaquentsTropofluvents 1.653 Tropodults 66.592 TropodultsDystropepts 1.881 TropodultsDystropeptsTropaquepts 1.336 Jumlah 94.685
Luas (%) 2,24 17,66 1,70 2,93 1,75 70,33 1,99 1,41 100,00
Sumber : Buku RKUPHHK- HA PT. Barito Nusantara Indah, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
d. Geologi Informasi
Formasi Geologi areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO
NUSANTARA INDAH diperoleh dari peta Ikhtisar Geologi Provinsi Kalimantan
11
Timur skala 1 : 500.000, yang di terbitkan oleh pusat penelitian dan pengembangan Geologi Bandung. Adapun rincian formasi. Tabel 5. Kondisi Geologi Areal Kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH No Susunan Batuan /Mineral Luas Luas (ha) (%) 1 Basalt, Tephra 16.401 20,49 2 Batu pasir 1 0,00 3 Batu pasir, Lanau, batu lumpur,marl 757 0,80 4 Dolerit 2.143 2,26 5 Dolerit, Basalt 36.940 39,01 6 Endapan sungai yang baru(segar) 1.883 1,99 7 Granit, andesit, basal, schist, aluvium, 1.227 1,30 endapan sungai baru 8 Kwarsit, basal, sekis 14.623 15,44 9 Recenta aluvium (riverine) 2.909 3,07 10 Tephra basalt 14.800 15,63 Luas total 94.685 100,00 Sumber : Buku RKUPHHK- HA PT. Barito Nusantara Indah, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
e. Topografi dan Kelerengan Kondisi areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH umumnya terdiri dari tanah kering, dengan konfigurasi lapangan berkisar; agak curam dan curam serta terletak pada ketinggian ± 325 sampai ± 1.750 m dpl. Tabel 6. Kondisi topografi dan kelas kelerengan areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH NO Kondisi Topografi Kelas lereng Luas Luas Ket. (ha) (%) 1 Datar A = 0-8 % 50.106 52,92 2 Landai B= 8-15% 21.986 23,22 3 Agak curam C=15-25 % 15.142 15,99 4 Curam D = 25-40 % 7.022 7,42 5 Sangat curam E =>40 % 430 0,45 JUMLAH 94.685 100,00 Sumber : Buku RKUPHHK- HA PT. Barito Nusantara Indah, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
12
f.
Iklim Kondisi iklim di areal IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH
diperoleh dari data stasiun meteorologi Temindung Samarinda. Menurut klasifikasi iklim Smith dan Fergusson, areal kerja pengusahaan hutan PT. BARITO NUSANTARA INDAH termasuk iklim A dengan Q= 14.2 %. Bulan yang merupakan curah hujan relatif rendah mulai dari Juni hingga Oktober, sedangkan bulan yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi menyebar mulai November sampai Mei. Curah Hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 412.80 mm sedangkan curah hujan total adalah 1.678,6 mm/tahun. Tabel 7. Kondisi iklim rata-rata tahunana di areal kerja IUPHHK-HA PT. BARITO NUSANTARA INDAH No
Bulan
CH (mm)
Suhu Suhu Kelembaban maksimum minimum Nisbi (%) (0C) (0C) 1 Januari 319,80 31,50 23,20 84 2 Februari 412,80 31,50 24,00 85 3 Maret 179,40 32,40 22,90 83 4 April 147,20 32,10 23,70 84 5 Mei 105,50 32,60 23,40 70 6 Juni 75,70 32,60 22,70 80 7 Juli 57,60 32,00 23,70 80 8 Agustus 8,00 33,10 22.10 78 9 September 4,00 33,30 22,50 76 10 Oktober 56,50 33,40 23,10 80 11 November 135,30 34,70 23,00 82 12 Desember 187,60 33,20 23,30 80 Jumlah 1.678,40 392,40 277,60 962 Rerata bulanan 139,87 32,70 23,13 80,17 Sumber : Buku RKUPHHK- HA PT. Barito Nusantara Indah, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur g. Hidrologi Areal PT. BARITO NUSANTARA INDAH terbagi dalam 2 Sub Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu Sub DAS Tabang dan sub DAS Medang. Sub DAS Tabang mengalir ke arah Timur dari Sungai Belinau menuju ke Sungai
13
Tabang di timur areal konsensi, sedangkan Sub DAS Medang mengalir ke arah Selatan dan Sungai Medang menuju Sungai Mahakam. Logpon PT. BARITO NUSANTARA INDAH berada di Selatan, terletak di pinggir Sungai Medang didekat Sungai Mahakam yang memungkinkan kegiatan perakitan kayu dapat berjalan dengan baik dan relatif lancar. Kegiatan hauling kayu produksi memotong Sub DAS Tabang yang relatif curam menuju ke Sungai Medang (Sub DAS Medang). Sungai yang mengalir di dalam areal adalah Sungai Belinau (Sungai Belinau Kiri dan Sungai Belinau Kanan) memiliki kedalaman 2-3 meter dengan lebar 20-40 meter. Sungai ini tidak dapat digunakan sebagai sarana pengangkutan kayu karena berbelok-belok dan menuju Sungai Tabang disebelah Timur. B. Manajemen Perusahaan 1. Data pokok pemegang ijin 1. Nama pemegang IUPHHK-HA : PT. BARITO NUSANTARA INDAH 2. Keputusan IUPHHK-HA
:
a.
Nomor
: 205/kpts-II-1989
b.
Tanggal
: 2 Mei 1989
c.
Luas areal : + 95.000 ha
3. Keputusan perpanjangan IUPHHKA-HA : a. Nomor : SK.42/MENHUT-II/2009 b. Tanggal
: 19 Februari 2009
c. Luas Areal
: 94.685 ha
d. Etat Luas maksimum
: 2189 ha/th
e. Etat jumlah batang maksimum
: 323498 batang/th
14
f.
Etat volume maksimum
g. Jangka ijin (45 tahun)
: 165766 m3/th : 3 Mei 2009-2 Mei 2054
(Telah dilaksanakan IHMB,Etat volume didasarkan atas IHMB) 4.
Alamat dan Nomor Telepon a. Kantor Jakarta
: Jalan S.Parman, Wisam Barito Pasifik, Lantai 8,
Tower B, Jakarta 11410. Telepon (021) 5306711, Fax (021)5306680 b. Kantor Samarinda :Perumahan Pasundan Permai Blok F, Nomor 1, Samarinda- Kalimantan Timur. Telepon (0541) 739120, Fax (0541) 739120 5.
Lokasi IUPHHK-HA
: Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur
6. Status Permodalan
: PMDM
7. Kepemilikan saham IUPHHK-HA a. Pendirian Perusahaan Akte Notaris
: Hendri Karyadi
Nomor
: 74
Tanggal
: 27 Maret 1986
b. Akta Perubahan Terakhir Akte Notaris
: Benny Kristianto
Nomor
: 38
Tanggal
: 10 Juni 2008
8. Komposisi Saham a.
PT Bartito Pasifik : 65 %
b.
Prayogo Pangestu : 35 %
15
9. Susunan Komisaris dan Direksi a. Susunan komisaris Komisaris utama
: Herlina Tjandinegara
Komisaris
: Herman Wiyono F.X. Soedibyo
b. Susunan Direksi Direktur utama
: Inge Tjandra
Direktur
: Bujung Hasili Halim
c. Kepemilikan Industri Terkait dengan industri
:-
Kepemilikan saham dan Industri : 10. Struktur Organisasi dan job diskripsion
: Terlampir
PT. BARITO NUSANTARA INDAH menyadari sepenuhnya dengan kepercayaan yang diberikan kepada PT.BARITO NUSANTARA INDAH oleh Departemen Kehutanan untuk
mengelola areal HPH yang mengemban
tanggung jawab agar pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan dicapai pengelolaan hutan yang Sustainable Forest Management (SFM- PHPL). Untuk mencapai tujuan tersebut managemen telah membuat kebijakan-kebijakan, struktur organisasi dan prosedur kerja. Diupayakan organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai kebijakan perusahaan dan prosedur-prosedur yang dibuat sehingga PHPL dapat dicapai.
16
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT. Barito Nusantara Indah yang dilaksanakan selama 2 bulan pelaksanaan dan dimulai pada tanggal 5 maret – 5 Mei 2013 dengan rincian waktu kegiatan dan lokasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 8. Rincian waktu kegiatan dan lokasi praktik kerja lapang di pt. barito nusantara indah No 1 2 3 4
5 6
7 8
Kegiatan
Waktu
Keberangkatan dari samarinda ke PT. BNI Kedatangan mahasiswa
5-7/Maret/2013 7/Maret/2013
Logpond
Perencanaan - PWH Produksi - penebangan - pembagian batang - penyaradan - pengupasan/pengulitan - pengangkutan
11/Maret/2013
Blok Tebang RKT 2012
23/Maret/2013 23/Maret/2013 18/Maret/2013 18/Maret/2013 14/Maret/2013
Blok RKT 2012 Blok RKT 2012 Blok RKT 2012 TPn Blok TPK Km 62-TPK Km 44
Praktik Praktik Praktik Praktik Praktik
4-6/April/2013 8/April/2013
BINHUT Km 95 BINHUT Km 95 Span Blok RKT 2012
Praktik Praktik Praktik
Kantor Sei. Belinau Km 75 Logpond
-
Pembinaan hutan - persiapan media semai - pengadaan bibit cabutan Perlindungan dan penelitian - penanggulangan terhadap gangguan hutan karena pengaruh manusia Berpamitan dengan seluruh staf karyawan PT. BNI Keberangkatan dari PT. BNIsamarinda
15/April/2013 6/Mei/2013 7/Mei/2013
Lokasi
Keterangan Perjalanan Sampai dilogpond Praktik
-
17
BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah dilakukan di PT. Barito Nusantara Indah selama kurang lebih 2 (dua) bulan yang dilaksanakan dari tanggal 5 Maret- 5 Mei 2013. Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakn merupakan praktik system silvikultur yang diterapkan di hutan alam yaitu system Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). meskipun tidak semua tahapnya dapat dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam 2 (Dua) bulan tersebut adalah kegiatan yang sesuai jadwal kegiatan perusahaan. Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) adalah salah satu system silvikultur yang diterapkan di hutan alam yang tidak seumur di Indonesia. Sebagai salah satu system pengelolaan hutan, sistem silvikultur merupakan sarana utama untuk mewujudkan hutan alam sesuai dengan struktur dan komposisi yang dikehendaki. Pelaksanaan system silvikultur yang sesuai dengan lingkungan setempat telah terjadi tuntunan demi mewujudkan pengelolaan hutan berkelanjutan (Anonim, 2013). 1. Tujuan dan Sasaran Tujuan TPTI adalah terbentuknya struktur dan komposisi jenis tegakan hutan alam tak seumur yang optimal dan lestari sesuai dengan sifat-sifat biologi dan keadaan tempat tumbuh aslinya. Ini ditandai dengan wujud tegakan yang mengandung jumlah pohon inti, tiang dan pemudaan jenis komersil dengan
18
mutu dan produktifitas tinggi, didampingi oleh sejumlah jenis lain sehingga memenuhi tingkat keanekaragaman hayati yang diinginkan. Sasaran sistem TPTI adalah tegakan hutran alam produksi tidak seumur dengan keanekaragaman hayati yang tertinggi. Unit kegiatan elemen TPTI persatuan waktu/tahun adalah Petak Areal Kerja (PAK). 2. Tahapan TPTI Tahapan kegiatan hutan alam dataran, tata waktu penyelngfgaraan TPTI dapat dilihat pada table berikut. No
Tahapan Kegiatan
Waktu
1
Penataan Areal Kerja (PAK)
Et- 3
2
Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)
Et-2
3
Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
Et-1
4
Penebangan
Et
5
Perapihan
Et+ 1
6
Inventarisasi Tegakan Tinggal (ITT)
Et+ 2
7
Pembebasan Tahap I
Et+ 2
8
Pengadaan Bibit
Et+ 2
9
Pengayaan/ Rehabilitasi
Et+ 3
10
Pemeliharaan Tanaman
Et+ 3, 4, 5
11
Pembebasn Tanaman Tahap II dan III
Et+ 4, 6
12
Penjarangan Tegakan Tinggal
Et+ 10, 15, 20
19
A. Hasil Kegiatan Hasil dari kegiatan selama melaksanakan kegiatan praktik kerja lapang ini dimulai dari kegiatan perencanaan yang berupa kegiatan persiapan pengukuran, pelaksanaan pengukuran trace jalan yang sudah ada pada blok tebang RKT tahun 2012, kemudian kegiatan produksi yang meliputi kegiatn penebangan, pembagian batang, penyaradan, pengupasan, pengankutan. Pada kegiatan pembinaan hutan (BINHUT), yang sempat terlaksana dalam kegiatan praktik yaitu persiapan media semai, pengadaan bibit dengan cabutan, pembuatan petak ukur permanen (PUP). Selanjutnya dilakukan kegiatan perlindungan terhadap hutan yang berupa kegiatan menandai areal yang memiliki nilai konservasi tinggi seperti span. Rekapitulasi hasil praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah dilakukan di PT. Barito Nusantara Indah dapat dilihat table berikut ini. No
Waktu
1
5-7 Maret 2013 7 Maret 2013
Keberangkatan dari smarinda – PT. BNI
Logpond PT. BRT
-
Kedatang mahasiswa di PT. BNI
-
8-10 Maret 2013 11 Maret 2013 14-23 Maret 2013
Perkenalan dan oreantasi di kantor
Logpond PT. BNI-Camp PT. BNI Camp PT. BNI Sei Belinau Blok Tebang RKT 2012
2550 m
170 m/or/hari
Praktik
KM 62- KM 44
52 m³/unit
52 m³/unit
Simulasi
20 m³/unit 20 m³/unit 20 m³/unit 17 btg
20 20 20 17
Simulasi Simulasi Simulasi Praktik
2
3
4 5
Rincian Kegiatn
Perencanaan - pengukuran trace jalan Produksi - Pengangkutan -
Penebangan Pembagian Batang Penyaradan Pengupasan/Pengulitan Batang
Lokasi
Blok Blok Blok Blok
132 132 132 132
Prestasi kerja
HOK -
Ket Perjalanan ke PT. BNI Sampai di PT. BNI
Staf
m³/unit m³/unit m³/unit btg/org
20
6
7
8
9
10 11
04-06 April 2013
Pembinaan Hutan - Persiapan Media Semai
15 April 2013
16-26 April 2013 27-29 Mei 2013 06 Mei 2013 7 Mei 2013
- Pengadaan Bibit dari Cabutan Perlindungan dan Penelitian - Penanggulangan Terhadap Gangguan Hutan Karena Pengaruh Manusia Melengkapi Data Penujnang dan tnjauan pustaka
BINHUT
Areal Span Blok RKT 2012
0,6 Ha/12 org
100 polybag/org/hari 175 bibit/prg/hari 50 m/org/hari
Praktik Praktik
Praktik
Kantor
PUP
KM 92
Berpamitan dengan staf
KM 75
Keberangkatan dari PT. BNI-Samarinda
3300 polybag 700/4 org
Data keadaan umum PT. BNI 8 Ha/17 org
Konsultasi
4705 m²/org
Logpond
Praktik
Perjalanan pulang ke samarinda
B. Uraian Kegiatan Adapun uraian kegiatan tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengukuran trase jalan (Anonim, 2013), Rencana Pembukaan Wilayah Hutan (RPWH) adalah kegiatan membuat rencana penempatan jalur jalan hutan baik jalan induk maupun jalan cabang yang berupa jalur rintisan yang selanjutnya diikuti dengan pembukaan wilayah hutan. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) adalah kegiatan penyediaan prasarana wilayah bagi kegiatan produksi kayu, pembinaan hutan, inspeksi kerja, transportasi dan komunikasi.
21
Jalan mengangkut
hutan
adalah
kayu/hasil
jalan
hutan
angkutan
ketempat
yang
diperlikan
pengumpulan
hasil
untuk hutan
(Tpn/TPK). a) Alat dan Bahan 1) GPS 2) Kompas 3) Klinometer 4) Tali nilon sepanjang 25 meter untuk mengganti meteran 5) Jalon/ tongkat 4 meter terbuat dari kayu 6) Alat tulis menulis 7) Parang 8) Tally sheet b) Prosedur kerja 1) Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengukuran. 2) Menentukan lokasi jalan yang akan diukur, membuat starting point pada ujung rawa di blok RKT 2012. 3) Mengukur/menentukan
titik
koordinat/starting
point
dengan
menggunakan GPS. 4) Memulai mengukur dari titik star kemudian menarik nilon sebagai pengganti meteran yang panjangnya 25 meter sebagai alat ukur mengikuti badan jalan. Pada ujung tali nilon diikat dipinggang orang yang membawa galah/tongkat. Pada setiap 25 meter
22
dan/atau
pada
belokan/turunan/tanjakan
tomgkat
tersebut
ditancapkan. Dari titik star ke titik berikutnya dibaca arah menggunakan kompas dan kelerengan menggunakan klinometer. Data yang diperoleh dicatat dalam tally sheet. begitupun pengkuran pada stasiun kedua dan seterusnya sampai pada stasiun akhir. c) Pembahasan Total pengukuran trase jalan yang telah dilaksanakan adalah 2,5 kilometer, Pada saat Praktek Kerja lapang mahasiswa tidak melakukan
survey
rencana
jalan,
namun
melakukan
praktek
pengukuran trase jalan pada jalan yang sudah ada karena kegiatan PWH telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan pada jalan blok RKT 2012 yang pada dasarnya sudah diratakan. Dengan memperhatikan
sebelah
kiri
jalan
merupakan
perbukitan
atau
permukaan tanah lebih tinggi dari badan jalan yang kami ukur dan ada juga beberapa bagian yang lebih rendah, diduga jalan yang sudah rata tersebut dibuat dengan melakukan pengikisan dan penimbunan sehingga badan jalan dibuat rata. 2. PRODUKSI Produksi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam pengelolaan hutan. Dalam kegiatan produksi terdapat sub-sub kegiatan yang meliputi kegiatan penebangan, pembagian batang, penyaradan, pengupasan/
23
pengulitan batang, pengangkutan. Berikut ini sub-sub kegiatan tersebut akan di bahas di bawah ini. 1) Penebangan Penebangan adalah kegiatan pengambilan dari pohon-pohon dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter batas yang ditatapkan. a) Tujuan Tujuan dari penebangan adalah untuk mendapatkan hasil keuntungan perusahaan, berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi persyaratan. b) Alat dan Bahan 1) Chainsaw 2) Parang 3) Kikir 4) Kunci busi 5) Obeng 6) Kunci L c) Prosedur Kerja 1) Mempersiapkan peralatan penebangan. 2) mencari pohon yang akan ditebang. Bila pohon yang akan ditebang telah ditemukan (yaitu pohon yang telah diberi label merah), dilakukan pembersihan tempat disekitar pohon dari areal kayu, liana yang mengganggu proses pelaksanaan penebangan.
24
Membuat/merintis jalan untuk penyelamatan diri, yaitu berlawanan arah dengan arah rebah pohon. 3) Mengambil label dari pohon oleh operator chainsaw 4) Menentukan arah rebah, dengan memperhatikan percabngan yang lebat, kondisi topografi, dan arah jalan sarad. Arah rebah diarahkan menuju jalan sarad, yang terpenting arah rebah ditujukan ke topografi yang lebih tinggi. 5) Membuat takik rebah dengan chainsaw, lebar bukaan takik rebah antara 20-30 cm dan kedalaman setengah diameter. 6) Membuat takik balas dengan perkiraan posisi takik balas 20-30 cm diatas takik rebah, pada arah berlawanan. Bila sudah menunjukan mau rebah, operator segera meninggalkan pohon sejauh mungkin atau seaman mungkin. 7) memotong bontos, ujung pohon dan bagian batang yang buruk. 8) membagi batang dengan mengikuti standar pembagian batang pohon : panjang maksimum 18 meter, dan minimum 9 meter. 9) Menyobek label pohon menjadi tiga bagian. Satu bagian ditempelkan pada batang kayu yang sudah rebah, satu bagian ditempelkan di tonggak dan satu lagi dibawa pulang untuk diserahkan ke pengawas lapangan. d) Hasil Pembahasan Dalam kegiatan penebangan hasil yang dicapai dengan prestasi kerja sebanyak 20 pohon yang dilaksankan selama 1 hari dengan
25
jumlah tenaga kerja 1 orang. Penebangan memiliki resiko yang paling tinggi dapat menghilangkan nyawa manusia, oleh karena itu
sangat
diharapkan
sebelum
melakukan
penebangan,
pembersihan areal disekitar pohon mutlak harus dilakukan, agar lebih aman dan lebih mudah dalam melaksankan kegiatan penebangan. Alat pengaman berupa helm, kecemata, sarung tangan juga mutlak harus dikenakan demi keselamtan kerja. 2) Pembagian Batang Pembagian batang ( bucking) adalah pekerjaan yang terdiri atas kegiatan memotong pohon yang telah rebah ketanah ( sesuai ditebang) kedalam potongan-potongan atau lazimnya yang disebut log, sehingga siap untuk disarad (diangkut dalam jarak dekat). Sebagian besar alat yang dipakai dalam pembagian batang sama dengan yang dipakai dalam penebangan. a) Tujuan Tujuan dari pembagian batang adalah untuk mendapatkan kayu log sesuai dengan permintaan dari perusahaan. b) Alat dan Bahan 1) Chainsaw 2) Kikr 3) Parang 4) Kampak 5) Baji
26
6) Meteran c) Prosedur kerja 1) Memotong bontos, ujung pohon dan bagian batang yang buruk. 2) membagi batang dengan mengikuti standar pembagian batang pohon panjang maksimum 18 meter, dan minimum 9 meter. d) Hasil dan Pembahasan Dari hasil penebangan yang berjumlah 20 batang dapat dibagi menjadi 20-30 batang tergantung dengan kondisi batang. Dengan jumlah tenagga kerja 1 orang. Dalam melaksankan pembagian batang perlu diperhatikan keadaan keseluruhan batang yang akan dipotong, apakah batang tersebut memiliki keriteria batang yang dapat diproduksi (kayu yang memiliki diameter 60 up dan panjang 8-18 meter) atau dijadikan bahan untuk pembuatan jembatan (kayu jenis rimba campuran), goronggorong, mating-mating jalan (kayu yang memiliki growing). karena akan
digunakan
dalam
menentukan
tariff
ongkos/upah.
pembagian batang dilakukan tanpa melakukan pengukuran dengan alat ukur yang seharusnya. Dalam pelaksanaan kegiatan pembagian batang diharapkan operator menggunkan safety yang lengkap seperti menggunakan helm, sarung tangan, kecamata, penutup telinga agar keselamatan dan keamanan terjamin.
27
3) Penyaradan (Anonim,
2013)
Penyaradan
kayu
adalah
kegiatan
memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan jarak pendek. a) Tujuan Penyaradan bertujuan untuk memindahkan kayu yang telah ditebang dari dalam blok tebangan menuju lokasi TPn, untuk
dilakukan
proses
selanjutnya
seperti
pengukuran,
pengupasan, pemasangan psku S, dan pengangkutan. b) Alat dan Bahan 1) Tractor/ bulldozer 2) Kabel choker untuk mengikat kayu c) Prosedur kerja 1) Menyiapakan unit tractor sarad dan hockmen. 2) Bersama-sama dengan hockman mengecek kesiapan tracktor : Gerakan maju, mundur, rem, gerakan pisau,stering, winch, klakson, lampu indicator. 3) Membuat jalan sarad dan Tpn sesuai dengan rencana sebelum penebangan. 4) Mengumpulkan log-log hasil pembagian batang yang masih berserakan ke suatu tempat untuk memudahkan pengikatan sebelum dilakukan penarikan/penyaradan batang/log
28
5) Menyarad log ke TPn dengan menggunakan traktor 6) Membuka winch dari log dan menyusun log dengan menggunakan
traktor
untuk
memudahkan
kegiatan
pengulitan/pengupasan batang/log Tindakan Pasca Penyaradan : 1) Bila kayu disepanjang jalan sarad sudah habis maka pada bekas-bekas jalan sarad dibuat sudetan agar air yang mengalir tidak langsung ke sungai tetapi melewati tegakan hutan. Dengan demikian maka tanah yang terbawa oleh air hujan dapat disaring oleh serasah di lantai hutan. 2) Bekas TPn dan jalan sarad direhabilitasi dengan penanaman jenis fast growing (tanaman cepat tumbuh) dan jenis unggulan setempat. 3) Mating-mating yang diguanakan untuk alat bantu menyebrang parit, dibongkar kembali agar aliran air menjadi lancer. d) Hasil Pembahasan Dari kegiatan ini pekerja dapat dapat menyarad kayu sebanyak 15 potong/hari dengan 1 regu berjumlah 2 orang pekerja operator dan hocman. Pada kegiatan penyaradan, jalan sarad dibuat dengan memanimalisir kerusakan anakan di sekitarnya, dan juga menghindari menyebrang anak sungai atau aliran air agar tidak membuat aliran sungai terputus sehingga kualitas air tetap baik. Pada saat selesai menyarad kayu dan
29
tidak ada lagi kegiatan disekitar jalan sarad, mutlak harus dibuat sudetan atau tanggul yang bertujuan untuk menahan air dan mengalirkan air ke lantai hutan sehingga mengurangi laju erosi yang disebabkan oleh pengupasan tanah pada pembuatan jalan sarad. 4) Pengupasan/Pengulitan Batang (Anonim, 2013), pengupasan batang merupakan kegiatan melepaskan kulit batang yang dapat mempengaruhi perhitungan volume kayu yang akan diukur oleh bagian tata usaha kayu (skiler) untuk mengetahui volume kayu tersebut. a) Tujuan 1) Agar kayu tidak dimakan ulat/serangga lain 2) Agar kayu menjadi kering dan ringan mengangkutnya 3) Agar pecah kayu bias dikurangi b) Alat dan Bahan 1) Linggis 2) Paku S 3) Palu 4) Sarung tangan 5) Sapatu 6) Parang
30
c) Prosedur Kerja 1) Kulit batang dipotong pada panjang sekitar 2-3 meter melingkar tanpa mengenai kayunya 2) Kulit batang dicungkil menggukan linggis mengikuti alur batang/panjang batang sesuai dengan urat/pecahan kulit batang 3) Setelah beberapa batang selesai dikupas pada bagian atas dan
sampingnya,
pembalikan
batang
dilakukan
mengguanakan traktor, sehingga bagian batang yang telah dibalik mudah dikuliti/dikupas 4) Apabila ditemukan tanda kayu akan pecah, maka dipasng paku “S” untuk mencegah batang semakin pecah d) Hasil Pembahasan Hasil yang dicapai dalam melakukan kegiatan pengupasn kulit batang selama 1 hari mampu mengupas sebanyak 16-17 batang/hari dengan jumlah pekerja 4 orang. Dalam pengupasan batang hal yang sangat perlu diperhatikan adalah daging kayu tidak
terluka
atau
rusak
terkena
linggis
karena
dapat
menimbulkan tempat atau inang bagi organism perusak batang yang menurunkan kualitas batang, dinantaranya terdapat lobang kecil yang tak tampak oleh mata yang membuat kualitas kayu menurun atau mudah rapuh atau jabuk.
31
5) Pengangkutan (Anonim, 2013), Pengangkutan adalah kegiatan mengangkut kayu dilakukan setelah seri kegiatan penebagan selesai dilakukan. Kegiatan pengangkutan dilakukan dengan memilih sistem yang sesuai dengan keadaan hutan dan lokasi lapangan. Pengangkutan dapat dilakukan dengan berbagai alat angkut yang disesuaikan dengan kondisi alat angkut dan jalan yang akan dilalui. Pengangkutan meliputi kegiatan pemuatan dan pembongkaran (muat bongkar). Pemuatan merupakan kegiatan menaikan log dari TPn (tempat pengumpulan sementara) keatas logging truk untuk diangkut ke TPK, sedangkan pembongkaran merupakan kegiatan menurunkan kayu dari atas truk ke TPK. a) Tujuan Tujuan pengangkutan adalah agar kayu log dari tempat penebagan sampai ketempat penumpukan kayu ( TPK) dan pabrik dalam kondisi yang baik. b) Alat dan Bahan 1) Loader komatsu WA 500 / CATEPILAR 2) Logging truk mercy / nisan 3) Kawat Sling 4) Alat tulis menulis
32
c) Prosedur Kerja 1) Mandor melakukan pengecekan jalan setelah itu memberikan perintah kepada operator loader dan loging truk untuk melakukan kegiatan hauling atau pengangkutan apabila kondisi jalan memungkinkan 2) Operator loader mengambil kayu untuk dimuat ke loging truk, dengan jumlah seuai dengan kapasitas muat loging truk antara 8 sampai dengan 10 log, tergantung dengan diameter dan panjang log 3) Kayu yang telah dimuat kemudian dicatat mengenai no log/batang, jumlah batang, volume batang ke dalam bontrip yang akan diserahkan kepada skiler tempat tujuan kayu yang akan dimutasikan atau diangkut 4) Setelah selesai muat dengan kapasitas muat yang telah ditentukan oleh perusahaan maka skiler memberikan bontrip kepada operator untuk sebagai bukti pengangkutan telah dilaksanakan kepada skiler TPK tujuan 5) Sesampai di TPK tujuan, kayu yang masih di atas loging truk kemudian diturunkan dan disusun rapi d) Hasil Pembahasan Hasil
yang
dicapai
dalam
kegiatan
pengangkutan
sebanyak 50 m³/trip. Jadi dalam 1 hari dapat 4 trip untuk 1 unit loging truk. Pengangkutan meliputi kegiatan pemuatan dan
33
pembongkaran (muat bongkar) pemuatan merupakan kegiatan menaikan log di TPn ke atas loging truk untuk diangkut ke TPK, sedangkan pembongkaran merupakan kegiatan menurunkan kayu dari atas loging truk ke TPK. Namun terkadang mengalami kendala dalam pengangkutan apabila musim hujan yang mengakibatakan jalan yang dilalui menjadi licin sehingga menghambat dalam pengangkutan untuk bisa sampai ke tempat tujuan batang dimutasikan. 3. PEMBINAAN HUTAN (BINHUT) 1) Persiapan Media Semai (Anonim, 2013), Media semai adalah berupa tanah yang telah diolah sedimikian rupa sehingga memungkinkan untuk bibit/ biji dapat tumbuh dengan baik/sempurna. a) Tujuan Membuat suatu media yang dapat digunakan sebagai wadah dalam persemaian bibit/ benih. b) Alat dan Bahan 1) Tanah gembur yang berasal dari sekitar hutan 2) Arko/gerobak sorong 3) Cangkul 4) Polybag c) Prosedur kerja 1) Media digemburkan mengunakan cangkul
34
2) Media dibersihkan dari akar, daun, ranting-ranting kayu 3) Polybag dibuka dan diisi dengan media hingga penuh dan dipadatkan mengguanakan jari tangan 4) Polybag yang sudah terisi kemudian disusun kedalam bedengan d) Hasil Pembahasan Hasil yang dicapai, polybag dapat terisi sebanyak 800 buah dengan jumlah orang yang mengisi polybag 11 orang dalam 1 hari. Media yang digunakan pada media semai adalah tanah topsoil tanpa ada campuran seperti pupuk kandang dan pupuk kimia. Ukuran polybag yang digunakan adalah 5 x 10 cm untuk menyemai akan meranti. Pengisian tanah di dalam polybag diisi sepadat mungkin sampai
tanah
di
dalam
polybag
tidak
tupah
pada
saat
memindahkannya ke bedengan 2) Pengadaan Bibit Dengan Cabutan (Anonim, 2013), Pengadaan bibit adalah suatu kegiatan yang meliputi penyiapan, pengadaan sarana dan prasarana dan kegiatan lain yang bertujuan untuk mengadakan anakan yang akan dibudidayaakan. a) Tujuan Untuk memperoleh benih atau bibit yang bermutu tinggi dalam jumlah yang memadai. b) Alat dan Bahan 1) Parang 2) Kantong plastik
35
3) Ember 4) Gunting stek c) Prosedur Kerja 1) Mencari semai jenis komersil di tegakan benih atau di tegakan alam 2) Mencabut
semai
yang
berada
di
bawah
pohon
yang
penampilanya bagus, besar, lurus, sehat 3) Membawa semai yang telah dikumpulkan dan dimasukan ke dalam kantong plastic/karung ke persemaian 4) Memotong sebagian daun dengan gunting stek untuk mengurangi proses penguapan yang berlebihan 5) Memotong akar yang panjang agar tidak menembus polybag 6) Merendam semai dengan air biasa pada ember yang telah disediakan selama 10 menit 7) Menanam ke polybag yang telah tersusun di bedengan yang sudah dibuatkan sungkup 8) Dilakukanpenyiraman terhadap tanaman tersebut d) Hasil Pembahasan Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengadaan bibit dari cbutan berjumlah 700 bibit untuk 1 regu yang berjumalah 4 orang selama 1 hari kerja sampai bibit ditanam pada bedengan. Tinggi anakan yang dicabut berkisar 20-30 cm dan memiliki jumlah helai daun 3-4 helai, keriteria anakan yang dicabut harus lurus, sehat
36
(tidak cacat) dan bernilai komersial seperti jenis Dipterocarpaceae, maupun jenis rimba campuran lainya. 3. Petak Ukur Permanen (Triyono, 2011), petak ukur permanen (PUP) adalah suatu areal yang diberi tanda batas jelas, berbentuk persegi dengan ukuran 200 x 200 meter. a) Tujuan 1) Menjamin pelaksanaan kegiatan pembuatan petak ukur permanen dalam rangka pengkajian pertumbuhan riap 2) Menjamin
pelaksanaan
kegiatan
pemanfaatan
berkelanjutan sesuai dengan pertumbuhan tegakan. b) Alat dan Bahan 1) Kompas 2) Klinometer 3) Meteran 4) Phiband 5) Parang 6) Cat warna putih 7) Label pohon 8) Paku/staples 9) ATK c) Prosedur Kerja 1) Persiapan Pembuatan PUP meliputi : a. Persiapan peralatan kerja
hutan
secara
37
b. Persiapan pengadaan tenaga kerja. 2) Persiapan regu kerja Persiapan regu pelaksanaan pembuatan PUP berjumlah 17 orang dengan pembagian tugas sebagai berikut : a. Untuk regu pembuatan PUP. 1) 1 orang ketua regu. 2) 3 orang pengukur batas-batas PUP dibantu 4-5 orang tukang rintis. b. Untuk regu pengukur pohon : 1) 2-3 orang pengecat pohon, dan pembawa tangga. 2) 1 orang pengukur keliling. Dibantu 1 orang pencatat data. 3) 1 orang pengukur tinggi pohon. 4) 1-2 orang pengenal jenis pohon. 5) 1 orang pencatat data. 6) 1 orang pemegang galah 7) 1-2 orang tukang masak, apabila kamping. 3) Pembuatan petak pengamatan dengan ukuran petak 200 x 400 meter 4) Pembuat rintisan batas 5) Pengukuran lereng antar patok dalam petak pengamatan dengan klinometer 6) Pengukuran tinggi pohon menggunakan klinometer 7) Menentukan jenis
38
8) Mencatat data hasil pengukuran d) Hasil pembahasan Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, pada hari pertama mencari tempat untuk dijadikan petak, hari kedua mengukur/membuat plot dengan ukuran 200 x 400 meter tetapi belum selesai dilanjutkan pada hari berikutnya dan pengukuran/inventarisasi pohon. Pada saat pengukuran pohon mendapatkan data hasil pengukuran berjumlah 56 pohon. Banyak faktor yang menentukan kelancaran pembuatan petak ukur permanen diantaranya kondisi cuaca, dan topografi di lapangan, karena
adanya
faktor
tersebut
maka
pembuatan
petak
ukur
membutuhkan waktu yang sangat lama. Biasanya untuk julah pekerja 17 orang pembuatan petak ukur 200 x 400 dapat diselesaikan dalam kurun waktu 1 hari. Kegiatan pembuatan petak ukur yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan perusahaan. Adapun jenis pohon yang ditemukan dalam petak ukur permanen dapat dilihat pada lampiran. 4. PERLINDUNGAN DAN PENELITIAN 1) Penanggulangan Terhadap Gangguan Hutan Karena Pengaruh Manusia (Anonim, 2013), Binatang dilindungi adalah jenis binatang yang oleh karena peraturan perundangan yang berlaku dinyatakan sebagai binatang yang dilindungi. Tumbuhan dilindungi adalah jenis tumbuhan yang oleh karena peraturan perundangan yang berlaku dinyatakan
39
sebagai
tumbuhan
yang
dilindungi.
Span
adalah
areal
tempat
berkumpulnya satwa untuk mencari makan. a) Tujuan Memberikan himbauan kepada karyawan dan orang lain di areal kerja perusahaan untuk tidak membunuh atau berburu binatang dan tumbuhan langka. b) Alat dan Bahan 1) GPS 2) Meteran 3) Parang 4) Paku 5) Karpet Buffer Zone NKT 1.4 warna merah 6) Cat warna putih dan kuas 7) Alat tulis menulis c) Prosedur Kerja 1) Mengambil titik koordinat lokasi dari GPS. 2) Merintis jalur pembatas selebar 1 meter mengikuti arah batas areal span dengan radius 200 meter 3) Sepanjang jalur rintisan ditandai dengan cat pada pohon-pohon disekitar jalur 4) Menarik meteran mengikuti arah jalur pembatas span 5) Setiap panjang 25 meter, karpet ekolin yang bertuliskan Buffer Zone NKT 1.4 ditempel pada pohon menggunakan paku
40
d) Hasil yang Dicapai Kegiatan ini dilaksanakan oleh 1 regu yang berjumlah 12 orang. Kegiatan ini berlangsung selama satu hari. Dalam satu hari kegiatan dapat di selesaikan perintisan dan penanadaan pada areal span seluas 0,6 Ha. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga daerah yang memiliki nilai konservasi tinggi seperti melindungi span tempat satwa turun minum dan mencari makan yang berada pada blok tebang RKT 2012. Dari hasil kegiatan membuat batas daerah yang tidak dibolehkan adanya kegiatan manusia tersebut memiliki luas 0,6 Ha.
BAB IV KEIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari uraian kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. Barito Nusantara Indah (BNI) 1. Dasar teori tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan di lapangan mengingat efesiensi kerja yang selalu dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan 2. Merencanakan suatu kegiatan sangat menunjang tingkat keberhasilan. Olehkarena itu perlu ketelitian yang baik sehingga kegiatan apapun yang sudah direncanakan dapat berjalan sesuai dengan target yang sudah direncanakan 3. Penggunaan safety kerja yang kurang lengkap sangat berpengaruh terhadap keselamatan kerja di lapangan B. Saran Semua kegiatan yang telah dilakukan sudah cukup baik, hanya perlu adanya beberapa perbaiakan dalam sistem pelaksanaan kerja atau sarana dan prasarana seperti : 1. Perusahaan sebaiknya lebih sering mengingatkan kepada seluruh pekerja untuk selalu menggunakan alat pelindung diri setiap melakukan suatu kegiatan kerja 2. Perusahaan harus lebih memperhatikan data yang diperoleh dari pekerja di lapangan agar perencanaan bias berjalan sesuai rencana yang dibuat 3. Diharapkan
ada
monitoring
dari
pihak
kampus
untuk
memberikan
pengarahan bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan praktek kerja lapang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1993. Petunjuk Teknis Tebang Pilih Tanam Indonesia Direktorat Jendral Pengusahaan Hutan Departemen Kehutanan, Jakarta . Anonim, 2013. Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan. Administrasi PT. Barito Nusantara Indah. PT. BNI, Kutai Kartanegara. Anonim, 2013. Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan. Administrasi PT. Barito Nusantara Indah. PT. BNI, Kutai Kartanegara. Anonim, 2013. Prosedur Operasional Standar (POS) Pengadaan Bibit. Administrasi PT. Barito Nusantara Indah. PT. BNI, Kutai Kartanegara. Anonim, 2013. Prosedur Operasional Standar (POS) Penebangan . Administrasi PT. Barito Nusantara Indah. PT. BNI, Kutai Kartanegara. Anonim, 2013. Prosedur Operasional Standar (POS) Penyaradaan. Administrasi PT. Barito Nusantara Indah. PT. BNI, Kutai Kartanegara. Anonim, 2013. Prosedur Operasional Standar (POS) Penupasan/Pengulitan Batang. Administrasi PT. Barito Nusantara Indah. PT. BNI, Kutai Kartanegara. Anonim,
2013. Prosedur Operasional Standar (POS) Pengangkutan. Administrasi PT. Barito Nusantara Indah. PT. BNI, Kutai Kartanegara.
PT. BNI, 2012. RKUPHHK-HA Kutai Kartanegara. Kalimantan Timur Tri yono, 2011. Laporan Praktek Kerja Lapang Di PT. Hanurata Unit Sangkulirang Sub Unit Mandu/Kelolokan
Gambar 1. Pembuatan Jalan Induk
Gambar 2. Pelaksanaan Penebangan
Gambar 3. Pengupasan/Pengulitan Batang
Gambar 4. Penyiapan Media Semai/Pengisian Polibag
Gambar 5. Membuat Batas Span
Gambar 6. Penentuan Lokasi PUP
Gambar 7. Pemuatan Logging Truk
Gambar 8. Pengangkutan Log