LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) KALIMANTAN TIMUR
Oleh : RIFQI ADHE NUGRAHA NIM. 130 500 167
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016
HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah
: Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kalimantan Timur
Nama
: RIFQI ADHE NUGRAHA
NIM
: 130 500 167
Program Studi
:Manajemen Lingkungan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Penguji I,
Penguji II,
Haryatie Sarie, SP. MP. NIP. 19781013 200912 2 001
Ir. Noorhamsyah, MP NIP. 19640523 199703 1 001
Kemala Hadidjah, ST.,MSi NIP. 19830718 201012 2 004
Menyetujui, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan
Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 19620101 198803 1 003
Lulus ujian pada
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Rahmat-Nya
penulis
dapat
melaksanakan
atas berkat
rangkaian
kegiatan
selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur hingga tersusunnya laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan PKL ini tidak terlepas dari peran serta bantuan dari beberapa pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati dan sikap hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. M. Hidayanto, MP selaku Kepala Balai dan Para Karyawan di BPTP Kaltim. 2. Bapak Dr. Noor Roufiq Ahmadi, S.TP, MP selaku Pembimbing Lapangan 3. Bapak Setyono, Setyawan, Puji Wahana, Kholil, dan Junaedi. P selaku Pembimbing Lapangan di Kebun Percobaan Samboja. 4. Ibu Haryat ie Sarie, SP. MP selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapang. 5. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP. Selaku dosen penguji satu. 6. Ibu Kemala Hadidjah, ST.,MSi. Selaku dosen penguji dua. 7. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan. 8. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 9. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 10. Keluarga yang telah banyak memberikan
serta dorongan material
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. 11. Rekan rekan seperjuangan Manajemen Lingkungan Angkatan 2013. Dalam menyusun laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Amin. Rifqi Adhe Nugraha KampusSeiKeledang, 2016.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI
..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Maksud dan Tujuan ............................................................................... 2 C. Hasil yang Diharapkan .......................................................................... 3 II. KEADAAN UMUM BPTP ........................................................................... 4 A. Tinjauan Umum BPTP........................................................................... 4 B. Struktur BPTP ....................................................................................... 5 C. Visi dan Misi .......................................................................................... 6 D. Tugas Pokok dan Fungsi ....................................................................... 6 E. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ........................................................... 7 III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG .......................................................... 10 A. Membersihkan Tempat Persemaian dan Lahan Pertanian dari Gulma ................................................................................................ 10 B. Penanaman Padi Lokal di Ember dan Penataan Ulang di Kebun Percobaan Lempake ........................................................................... 11 C. Pengisian Polybag untuk Pembibitan di Kebun Percobaan Lempake ............................................................................................. 12 D. Panen Wijen, Penjemuran dan Penanaman Wijen di Kebun Percobaan Samboja............................................................................ 14 E. Pembuatan Biopori di Setiap tanaman dan Pemupukan Tanaman dengan Mikrobakultur.......................................................................... 16 F. Pembuatan Kontur dengan Ondol-ondol dan Penanaman HMT di setiap Kontur ....................................................................................... 19 G. Penanaman Ubi di Kebun Percobaan Samboja................................... 20 H. Penanaman Singkong Gajah .............................................................. 21 I. Pemberian Pupuk NPK pada Tanaman Jagung ................................... 23 J. Penggemburan Tanaman Jagung........................................................ 24 K. Penanaman Kaliandra di Kebun Pecobaan Samboja .......................... 26 L. Pemasangan Turus dan Tali pada Tanaman Buncis dan Kacang ........ 28 IV. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 30 A. Kesimpulan ......................................................................................... 30 B. Saran ................................................................................................ 30 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Nomor
Lampiran
Halaman
1. LokasidanWaktuKegiatan PKL ...............................................................
7
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Lampiran
Halaman
1. Kegiatan membuka dan pengisian polybag di KP Lempake.......... 33 2. Kegiatan penanaman padi dalam ember....................................... 33 3. Panen dan penjemuran wijen di KP Samboja................................ 34 4. Penggalian dan pemasangan pipa biopori .................................... 34 5. Penyemprotan biopori menggunakan biourine .............................. 35 6. Penanaman rumput paspalum menggunakan ondol-ondol ........... 35 7. Pemupukan dan penggemburan tanaman jagung......................... 36 8. Pemasangan turu s dan tali tanaman buncis dan kacang panjang. 36 9. Pembersihan rumput dalam polybag ............................................. 37 10. Penanaman bibit kaliandra ............................................................ 37 11. Kegiatan penanaman ubi jalar ....................................................... 38 12. Foto bersama setelah perpisahan dan penyerahan plakat ............ 38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan pendidikan vokasi Diploma III. Sebagai program pendidikan vokasi maka sistem pendidikan menerapkan kurikulum dengan komposisi 40% komponen teori dan 60% komponen praktik. Pekerjaan praktik merupakan konsep utama melaksanakan pendidikan di Politeknik Pertanian. Sebagai implementasi dari pelaksanaan kurikulum tersebut selain melaksanakan praktik di laboratorium juga disediakan waktu pada semester akhir bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan lapangan dalam bentuk Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan pada perusahaan atau instansi yang terkait . Kegiatan PKL dilaksanakan untuk memberi gambaran nyata kepada mahasiswa tentang prospek kerja. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan PKL adalah selama 2 bulan. Tujuan pelaksanaan kegiatan PKL adalah agar mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lapangan pada kondisi yang sesungguhnya terjadi di masyarakat, dengan demikian para mahasiswa akan bertambah wawasan mengenai hal -hal yang berkaitan dengan teknologi pengelolaan lingkungan dan teknik pencegahan pencemaran lingkungan. Dalam kegiatan PKL mahasiswa tidak hanya melihat atau mengamati saja akan tetapi diarahkan mengikuti atau melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dilaksanakan oleh institusi dalam pengelolaan lingkungan pada bidang pertambangan, perkebunan, peternakan, dan pertanian. Mahasiswa perlu mendapatkan informasi
yang cukup dalam
bidang pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) adalah institusi Pemerintah
yang berada di Samarinda, dianggap layak untuk dijadikan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Provinsi Kalimantan Timur. B. Maksud dan Tujuan Adapun secara rinci yang menjadi tujuan dari kegiatan PKL adalah: 1.
Memberikan pengalaman baru kepada mahasiswa dalam kegiatan pertanian seperti : bercocok tanam dan membudidayakan tanaman. .
2.
Memberikan pengalaman lapangan pada mahasiswa untuk mengenal, memahami, dan melakukan pekerjaan di bidang pertanian. C. Hasil yang Diharapkan Dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan mahasiswa
dapat memperoleh pengetahuan, kreativitas, inovasi, skill serta wawasan yang lebih luas mengenai dunia kerja di masyarakat, sehingga ketika lulus mahasiswa telah memiliki pengalaman dan siap terjun ke lapangan untuk menghadapi dunia kerja.
3
BAB II KEADAAN UMUM BPTP A. Tinjauan umum BPTP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur adalah unit kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di bawah koordinasi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. BPTP Kalimantan Timur yang berlokasi di Samarinda, Kalimantan Timur ini di bentuk bulan Desember 1994. Pada awal pembentukannya diberi nama Lokal Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 798/Kpts/OT.210/12/94, kemudian pada tahun 2001 ditingkatkan statusnya menjadi
BPTP
melalui
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
No.
50/Kpts/Ot.210/6/2001 tanggal 14 Juni 2001, sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Keberadaan BPTP Kaltim diharapkan dapat menjadi center of excellence dalam penyediaan dan pelayanan teknologi pertanian. Kegiatan penelitian, pengkajian, pengembangan, dan penerapan teknologi serta kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah dalam upaya untuk mendukung pembangunan pertanian di daerah sesuai dengan tugas dan fungsi didirikannya BPTP. Pada tahun 2014 menjadi lembaga inovasi pembangunan pertanian industrial yang handal dan berstandar internasional di Kalimantan Timur. Kantor BPTP Kalimantan Timur terletak di jalan P M Noor Sempaja, Samarinda Kalimantan Timur. Selain bangunan kantor, BPTP Kalimantan Timur memiliki beberapa fasilitas pendukung, antara lain: Perpustakaan Digital, Stasiun AWS (Automatic Weather Station) dan AWLR (Automatic Water Level Recorder), 3 Kebun Percobaan (Kebun Percobaan Lempake seluas 10 ha, Sempaja seluas 1 ha, dan Samboja seluas 10 ha), Laboratorium Tanah, Biologi, Perternakan dan Teknologi Hasil Pertanian, serta Green House, dan Animal House.
4
Kebun Percobaan (KP) merupakan salah satu aset Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) mendukung peningkatan kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT). Kebun Percobaan dapat diartikan sebagai sebidang tanah yang memiliki karakteristik agro ekosistem tertentu yang dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung sebagai tempat pengelolaan tanaman dan ternak. (Anonim, 2010). B. Struktur BPTP Susunan organisasi BPTP terdiri dari: Kepala Balai
: Dr. Ir.M.Hidayanto, MP
Kasi. KPP
: Dr. Noor Roufiq Ahmadi, S.TP, MP
Kasubag TU
: Bachrian Pebriadi, S.Pi. M.Si
BPTP Kaltim berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam tindak operasionalisasinya, Kepala BPTP Kaltim dibantu oleh 2 (dua) struktural yaitu Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP), dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Selain dibantu oleh 2 (dua) struktural, dalam melaksanakan penelitian dan pengkajian, Kepala BPTP Kaltim didukung oleh Koordinator Program, Kelompok Fungsional Penelitian dan Penyuluhan. Sistem ketenaga kerjaan di BPTP diatur dalam pola kerja 1 (satu) shift dimana setiap shift terdiri dari 8 (delapan) jam kerja. Kepercayaan Pemerintah Daerah (Pemda) pada BPTP Kaltim ditunjukkan dengan adanya kegiatan-kegiatan kerjasama yang cukup banyak dilakukan. Hubungan baik dengan pemerintah daerah dan mengaku kepentingan lainnya merupakan modal penting dalam mewujudkan visi BPTP Kaltim kedepan.
5
C. Visi dan Misi VISI Pada tahun 2014 menjadi lembaga inovasi pembangunan pertanian industri yang andal dan berstandar internasional di Kalimantan Timur. MISI 1. Menghasilkan, mengembangkan, dan memasyara katkan inovasi pertanian industri dalam mendukung pemangunan pertanian di Kaltim. 2. Mengembangkan jejaringan kerja untuk umpan balik dan pemasyarakatan inovasi dengan kelembagaan petani, swasta, penyeluluh serta pemerintah daerah. 3. Mengembangkan kerjasama, kemitraan, dan jejaring kerja dengan seluruh pemangku kepentingan daerah, nasional, dan luar negeri seperti pemerintah, perguruan tinggi, lembaga litbang, swasta, dan lain lain. 4. Mengembangkan SDG (Sumber Daya Ginetik), fasilitas, dan sistem manajemen yang berstandar internasional dengan menerapkan ISO 9001 : 2008 dan ISO/IEC 17025 : 2005. D. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok Melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Fungsi 1. Pelaksanaan investarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. 2. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminisasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan.
6
3. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil litkaji, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi. 4. Pemberian
pelayanan
teknik
kegiatan
pengajian,
perakitan
dan
pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi. E. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL Kegiatan PKL ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Adapun waktu pelaksanaan PKL dimulai tanggal 02 Maret 2016 sampai dengan 2 Mei 2016 dapat dilihat pada Tabel 1. Berikut: Tabel 1. Lokasi dan waktu Kegiatan PKL No. Hari/Tanggal Rabu, 02 1 Maret 2016
2
Kamis, 03 Maret 2016
3
05 Maret 2016
4
Senin, 07 Maret 2016
5
Selasa, 08 Maret 2016
6
Kamis, 10 Maret 2016
Jenis Kegiatan
Lokasi
Keterangan
Acara Meet Opening
BPTP Kaltim
Pembukaan
1) Pemberian tugas (Jadwal Kegiatan) selama PKL di Kebun Percobaan Samboja oleh pembimbing lapangan 2) Kunjungan ke Kebun Percobaan Lempake dan Pebun Percobaan Sempaja 3) Pencarian data mengenai BPTP Kaltim
BPTP Kaltim, Perpustakaan, Kebun Percobaan (KP) Lempake, Kebun Percobaan Sempaja
Kegiatan Kunjungan
Membersihkan tempat persemaian KP. Sempaja Penanaman padi lokal di polybag dan penataan ulang Pengisian polybag untuk pembibitan Penyampaian materi mengenai lokasi KP. Samboja dan pembagian blok di KP. Samboja
BPTP Kaltim, dan KP. Sempaja
Praktik
KP.Lempake
Praktik
KP.Samboja
Praktik
KP. Samboja
Teori
7
Tabel 1. Lanjutan
7
Jumat, 11 maret 2016
8
Senin, 14 Maret 2016
9
Selasa, 15 Maret 2016
10 11 12 13 14 15
16
17 18
16-21 Maret 2016 Selasa, 22 Maret 2016 23-24 Maret 2016 Senin, 28 Maret 2016 Selasa, 29 Maret 2016 Rabu, 30 Maret 2016
Kamis, 31 Maret 2016
April 2016 04-05 April 2016
1) Panen wijen dan menjemur wijen yang telah di panen 2) Membuat ondol-ondol 3) Mencari pakan ternak (jerami) Pembuatan biopori dan pemupukan dengan mikrobakultur. Pembuatan kontur dengan menggunakan ondol-ondol dan penanaman HMT (paspalum) di setiap kontur yang di buat Penanaman singkong gajah Penanaman HMT (paspalum) Pemupukan pada tanaman jagung dengan NPK Menanam tanaman HMT Membersihkan gulma pada tanaman padi Membuat bumbun pada tanaman jagung 1) penggemburan pada tanaman jagung 2) Menanam tanaman singkong 3) Pembuatan biopori disetiap tanaman SDG dan pemupukan tanaman SDG dengan mikrobakultur Pembuatan biopori dan Pemupukan dengan biourien Penanaman kaliandra
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
8
Tabel 1. Lanjutan
19
Rabu, 06 April 2016
20
Kamis, 07 April 2016
21 22 23 24 25 26 27
at, 08 April 2016 Senin, 11 April 2016 Rabu, 13 April 2016 Kamis, 14 April 2016 Senin, 18 April 2016 Selasa, 19 April 2016 20 s/d 30 April 2016
Mencari pakan ternak (paspalum dan rumput gajah) dan mencacah pakan ternak (rumput gajah) Pemasangan turus dan tali pada tanaman buncis dan kacang Membersihkan lahan untuk penanaman ubi Membuat bedengan untuk menanam ubi
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
KP. Samboja
Praktik
Penyiapan bibit ubi jalar
KP. Samboja
Praktik
Menanam ubi di bedengan yang telah di sediakan
KP. Samboja
Praktik
Menanam ubi
KP. Samboja
Praktik
Mengambil bibit singkong gajah
KP. Samboja
Praktik
Pembuatan laporan pkl
KP. Samboja
Praktik
BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Membersihkan Tempat Persemaian dan Lahan Pertanian dari Gulma di Kebun Percobaan Sempaja 1. Tujuan Membersihkan tempat persemaian ataupun lahan pertanian agar tanaman yang ada di lahan pertanian dan polybag maupun kotak persemaian terhindar dari gulma dan tanaman pun tumbuh dengan baik. 2. Dasar Teori Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu (Anonim, 2015). 3. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan adalah sabit (arit) b. Bahan yang digunakan adalah polybag, tanah 4. Prosedur Kerja a. Memeriksa lokasi persemaian ataupun lahan pertanian yang ditumbuhi gulma b. Gulma yang tumbuh dibersihkan dengan cara mencabut menggunakan tangan c. Gulma yang telah dicabut kemudian dikumpulkan di suatu tempat
5. Hasil yang Dicapai Media tanam seperti polybag dengan jumlah 400 polybag dan kotak persemaian 3 kotak yang panjangnya 6 meter yang sebelumnya ditumbuhi gulma menjadi terlihat bersih. Lahan pertanian yang sebelumnya ditumbuhi gulma pun terlihat bersih dan tanaman tumbuh dengan subur. 6. Pembahasan Membersihkan lahan pertanian dan persemaian dari gulma berlokasi di persemaian Kebun Percobaan Lempake, agar lahan pertanian dan persemaian terlihat bersih dari gulma, sehingga tanaman tidak terganggu oleh adanya gulma dan tidak adanya persaingan unsur hara antara tanaman dan gulma. B. Penanaman Padi Lokal di dalam Ember di Kebun Percobaan Lempake 1. Tujuan Penanaman padi di ember bertujuan untuk mengetahui varietas padi lokal. Penataan ulang dilakukan bertujuan untuk mempermudah penyemaian saat menyemai padi di ember. 2. Dasar Teori Padi merupakan
salah
satu tanaman budidaya
terpenting
dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga yang sama, yang
biasa
disebut
sebagai padi
liar.
Padi
diduga
berasal
dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. (Anonim, 2012a)
3. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan adalah ember dan kamera b. Bahan yang digunakan adalah benih padi yang akan di semai 4. Prosedur Kerja a. Pengisian tanah yang telah dicampur dengan pupuk ke dalam ember plastik b. Menata
ulang
(menyusun)
ember
plastik
untuk
mempermudah
penyemaian benih padi c. Semai benih padi sebanyak 5 bibit atau lebih di setiap 1 ember plastik 5. Hasil yang Dicapai Dengan melakukan penanaman padi di ember plastik dengan sejumlah 33 ember dan setiap ember memiliki jenis yang berbeda diharapkan agar padi dapat tumbuh efektif, dan penataan penyemaian benih padi yang ramah lingkungan bisa diterapkan atau menjadi contoh bagi masyarakat yang ingin bercocok tanam atau bertani di lahan sempit. 6. Pembahasan Benih padi yang disemai di ember plastik akan menjadi contoh untuk masyarakat dalam memilih benih padi yang akan ditanam sesuai dengan kondisi di lahan dan masyarakat juga dapat menerapkan cara penyemaian benih padi yang ramah lingkungan di lahan sempit. C. Pengisian Polybag Untuk Pembibitan di Kebun Percobaan Lempake 1. Tujuan Pengisian polybag ini bertujuan untuk dimanfaatkan sebagai media tanam/menyemai bibit tanaman dengan menggunakan bahan pupuk kandang dan tanah.
2. Dasar Teori Media tanam berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, juga sebagai penyedia hara bagi tanaman. Campuran beberapa bahan untuk media tanam harus menghasilkan struktur yang sesuai karena setiap jenis media mempunyai pengaruh yang berbeda bagi tanaman. Kadar humus dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan organik yang berasal dari pupuk kandang untuk mendorong populasi mikrobia di dalam tanah menjadi jauh lebih banyak dibandingkan jika yang diberikan pupuk kimia buatan (Lingga, 1998). 3. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan adalah : 1) Polybag dengan ukuran (10 x 15 cm), (30 x 30 cm), dan (60 x 60 cm) 2) Cangkul sebanyak 2 unit, untuk mengaduk tanah dan pupuk kandang 3) Sekop kecil sebanyak 4 unit, sekop terbuat dari jerigen minyak 5 litter. Sekop kecil ini digunakan untuk pengambilan dan menaruh tanah yang telah dicampur pupuk ke dalam polybag 4) Argo sebanyak 1 unit untuk memindahkan polybag yang telah berisi tanah dan mengambil pupuk kandang b. Bahan yang digunakan adalah : 1) Tanah, dan 2) Pupuk kandang 4. Prosedur Kerja a. Menyiapkan alat berupa cangkul, sekop kecil, polybag, dan gerobak b. Menyiiapkan pupuk kandang c. Tanah
dan pupuk kandang dicampur dengan menggunakan cangkul
hingga rata
d. Polybag diisi dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang e. Pada saat pengisian tanah telah mencapai setengah polybag maka polybag dihentakkan atau dipadatkan f.
Isi kembali tanah ke polybag hingga memenuhi polybag
g. Penyusunan polybag yang telah diisi di tempat yang ditentukan dengan menggunakan argo dan disusun dengan rapi 5. Hasil yang Dicapai Hasil pengisian polybag dilihat dari banyaknya polybag yang telah diisi selama PKL di Kebun Percobaan Lempake, yaitu sebanyak 400 polybag per harinya. 6. Pembahasan Pengisian polybag saat PKL dilakukan secara berkala, adapun ukuran polybag yang akan diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang menyesuaikan perintah dari pembimbing lapangan. Pada saat pengisian polybag adalah tanah harus dimasukkan ke dalam polybag hingga penuh dan padat agar tanah tidak mudah berkurang atau keluar pada saat dilakukan penyiraman. D. Panen Wijen, Penjemuran dan Penanaman Wijen di Kebun Percobaan Samboja 1. Tujuan Untuk mengetahui teknik pemanenan, penjemuran dan penanaman wijen yang benar. 2. Dasar Teori Tanaman wijen termasuk tanaman semusim yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara 1,5 meter sampai 2 meter. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.700 m dpl namun pertumbuhannya optimal di tempat yang mempunyai ketinggian kurang dari 700 m dpl. Tanaman wijen peka terhadap
curah hujan yang tinggi dan genangan air. Curah hujan yang sesuai dengan pertumbuhan wijen antara 360 mm - 800 mm/bulan (Juanda, 2005) 3. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan : 1) Alat
yang
digunakan
saat
panen
yaitu
sabit
(arit)
untuk
memangkas/memanen wijen, dan karung untuk menampung wijen yang sudah di panen dan akan dijemur 2) Alat yang digunakan saat penjemuran yaitu terpal berukuran (4 x 6 m), sebanyak 4 unit, dan penampi untuk memisahkan biji wijen dan kotoran 3) Alat yang digunakan saat penanaman yaitu botol bekas untuk menampung wijen yang akan ditanam b. Bahan yang digunakan adalah biji wijen 4. Prosedur Kerja 1) Proses pemanenan : Menyiapkan
sabit (arit) untuk memanen wijen
Memotong batang wijen 15
20 cm di bawah kedudukan polong
Memasukkan wijen yang sudah dipanen
ke dalam karung yang
dilanjutkan dengan proses penjemuran 2) Proses penjemuran Menyiapkan terpal untuk alas wijen Menjemur wijen yang telah dipanen
pada terpal selama 5-7 hari
hingga ujung polong membuka Dalam proses penjemuran selama ± 1 minggu,
wijen dibalik dan
dipukul-pukul hingga bijinya terjatuh. Proses ini dilakukan 3 kali
sampai bijinya keluar Melakukan penampian (penyaringan)
untuk memisahkan biji wijen
dan kotorannya Menjemur ulang biji wijen sampai kadar airnya berkurang 3) Proses penanaman : Benih biji wijen yang akan ditanam ditaburkan di lahan yang sudah disediakan. 5. Hasil yang Dicapai Selama pelaksanaan PKL, kegiatan pemanenan dan penjemuran wijen seberat 3kg dilaksanakan pada tanggal 11 April 2016, sedangkan penanaman dilaksanakan pada tanggal 18 April 2016. Hasil panen wijen disimpan dan dikemas dengan rapi. Pengemasan wijen ini dimaksudkan untuk dijadikan bibit wijen dan ditanam kembali. 6. Pembahasan Pemanenan wijen sampai ke penyediaan bibit wijen yang akan dating dilakukan secara manual yaitu
dengan cara penjemuran, perontokkan dan
pemisahan antara biji dan kotoran. E. Pembuatan Biopori di setiap Tanaman dan Pemupukan Tanaman dengan Mikrobakultur di Kebun Percobaan Samboja 1. Tujuan Pembuatan biopori bertujuan untuk sirkulasi dan mempermudah pemberian pupuk agar akar tanaman dapat cepat menyerap pupuk yang diberikan. Sedangkan pemupukan dengan mikrobakultur bertujuan untuk menyuburkan tanah,
mengurangi
pupuk
kimia,
nutrisi
bagi
pertumbuhan
tanaman,
mengembalikan unsur hara dan membangun materi organik tanah (kesuburan tanah).
2. Dasar Teori Biopori
-100 cm dengan diameter 10-30 cm,
dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya
daya tampung tanah
terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah (Brata, 2009) 3. Alat dan Bahan a. Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan biopori : 1) Alat
: Linggis, berfungsi untuk membuat lubang
2) Bahan
: Pipa, berukuran panjang 40 cm, dan lebar 3 inci.
b. Alat dan Bahan yang digunakan dalam pemupukan mikrobakultur : 1) Alat
: Battery Sprayer, berfungsi untuk memupuk tanaman
2) Bahan
: Mikrobakultur (1 liter), dan Air (15 liter)
4. Prosedur Kerja a. Prosedur kerja pembuatan biopori : Menyiapkan linggis untuk membuat lubang pada tanah Membuat lubang sedalam ± 20 cm, dan lebar lubang ± 4 inci. Memasukkan pipa ke dalam lubang yang telah dibuat. b. Prosedur pemupukan mikrobakultur : Menyiapkan Battery Sprayer Memasukkan mikrobakultur ke dalam Battery Sprayer sebanyak 1 liter dan air sebanyak 15 liter Memasukan
pupuk
mikrobakultur
menggunakan battery sprayer.
ke
dalam
pipa
biopori
5. Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai dari pembuatan biopori adalah mempermudah akar untuk peresapan pupuk mikrobakultur sehingga tanaman mudah mendapat nutrisi atau makanan, Sedangkan hasil yang dicapai dari pemupukan mikrobakultur adalah dapat menyuburkan tanah dan tanaman, unsur hara pada tanah kembali pulih dan tetap terjaga. 6. Pembahasan Dari informasi yang didapat dari kegiatan PKL, biopori dibuat untuk mempermudah peresapan pupuk yang diberikan pada tanaman sehingga akar tanaman mudah dan cepat meresap pupuk yang diberikan. Pupuk mikrobakultur terbuat dari pemanfaatan limbah ternak sapi (urin sapi) yang ada di Kebun Percobaan Samboja. Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan mikrobakultur, yaitu urien sapi, pepaya dan nanas yang telah membusuk
dan sabut kelapa. Bahan pembuatan mikrobakultur mudah
didapatkan dan ramah lingkungan, serta cara pembuatannya pun tidak susah. Mikrobakultur dapat menyuburkan tanah dan tanaman. F. Pembuatan Kontur dengan Ondol-ondol dan Penanaman HMT di setiap Kontur di Kebun Percobaan Samboja 1. Tujuan Pembuatan kontur dengan ondol-ondol bertujuan untuk menentukan garis laju erosi, sedangkan penanaman HMT (Hijau Makanan Ternak) bertujuan untuk menahan percepatan laju erosi. 2. Dasar Teori Erosi adalah pengikisan atau kelongsoran material yang sesungguhnya merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin baik yang berlangsung secara alamiah maupun sebagaI akibat
tindakan atau perbuatan manusia (Kartasapoetra,1991) 3. Alat dan Bahan a. Alat
: Ondol-ondol, dan cangkul
b. Bahan
: HMT (Hijauan Makan Ternak)
4. Prosedur Kerja a. Menentukan kontur dengan menggunakan ondol -ondol, posisi air pada alat waterpass harus berada di tengah garis b. Lakukan penanaman HMT pada titik yang telah ditentukan garisnya menggunakan ondol-ondol 5. Hasil yang Dicapai Dari kegiatan ini dengan jumlah kontur 73 dan dengan adanya kontur dapat mengurangi percepatan laju erosi yang terdapat di lahan KP Samboja serta mencegah terjadinya kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan tanah yang akhirnya menimbulkan tanah terkikis. 6. Pembahasan Menentukan kontur dengan menggunakan ondol-ondol dan menanam HMT di setiap kontur dapat mencegah atau mengurangi terjadinya erosi oleh sebab itu penanaman kontur sangat berpengaruh untuk laju erosi pada lahan miring dan ondol-ondol adalah alat pengukur kemiringan pengganti alat theodolit karena di KP. Samboja tidak memiliki alat pengukur kemiringan seperti theodolit maka sebagai pengganti theodolit ondol-ondol.
untuk
mengukur
kemiringan
menggunakan
G. Penanaman Ubi Jalar di Kebun Percobaan Samboja 1. Tujuan Penanaman ubi bertujuan untuk mengetahui teknik menanam ubi yang baik dan benar, agar tanaman ubi yang ditanam dapat menghasilkan panen yang berkualitas. 2. Dasar teori Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu tanaman karbohidrat non biji yang penting. Di Indonesia pada umumnya ubi jalar digunakan untuk makanan sampingan, namun di Papua dan Maluku ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok sepanjang tahun. Selain dimanfaatkan dalam bentuk umbi segar, ubi jalar juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri saus dan etanol. Ubi jalar merupakan kelompok pangan lokal yang berpotensi untuk dikembangkan yang menunjang program diversifikasi pangan no n beras menuju ketahanan pangan (Anonim , 2011). 3. Alat dan Bahan a. Alat : Cangkul, berfungsi membuat bedengan dan penggemburan tanah b. Bahan : Ubi Jalar 4. Prosedur Kerja a. Pembajakan lahan b. Pembuatan bedengan dengan ukuran lebar 1 m, jarak tanam 50 cm, dan tinggi 30-40 cm. c. Menggemburkan tanah bedengan dan menanam ubi jalar. 5. Hasil yang Dicapai Bedengan berjumlah 8 bedeng dan ubi jalar yang ditanam sebanyak 400 , diharapkan ubi jalar dapat tumbuh subur dan menghasilkan umbi yang
berkualitas hingga dapat dipasarkan, da n menghasilkan benih yang unggul dan berkualitas sehingga dapat melakukan perluasan pembudidayaan ubi jalar. 6. Pembahasan Penanaman ubi jalar yang dilakukan di bedengan agar ubi jalar tumbuh subur sehingga pada saat panen hasil sangat baik, dan ubi jalar juga dapat dijadikan sebagai bibit untuk ditanam kembali. H. Penanaman singkong gajah di KP (Kebun Percobaan) Samboja 1. Tujuan Tujuan penanaman singkong gajah adalah untuk mendapatkan bibit unggulan dan hasil panen yang baik. serta mengembangkan produk tepung mocaf berkualitas tinggi dan diverifikasi produk turunannya di KP Samboja 2. Dasar Teori Singkong gajah adalah tanaman singkong varietas unggulan dari Kalimantan Timur yang dapat berproduksi hingga 40 kg per pohon. Singkong gajah dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, namun tidak dapat tumbuh baik di daerah rawa atau terus menerus sering tergenang air. Dengan pertumbuhan normal, singkong gajah dapat mencapai tinggi 4 Produksi rata
5 meter.
rata singkong gajah per hektar adalah 120 ton, umur tanaman 10
bulan sudah dapat dipanen. (Anonim, 2008) 3. Alat dan Bahan a. Alat
: Cangkul
b. Bahan
: Bibit singkong gajah
4. Prosedur Kerja a. Buat lubang tanam pada lahan yang sudah disediakan b. Tanam singkong gajah pada lubang tanam yang sudah disediakan
5. Hasil yang Dicapai Dari penanaman bibit singkong, singkong yang ditanam berjumlah 300 bibit , dan diharapkan dapat menjadi bibit unggul serta hasil singkong yang berkualitas hingga mendapatkan panen yang baik untuk diolah menjadi tepung mocaf dan dapat dijadikan sebagai bibit. 6. Pembahasan Dari hasil panen batang singkong dapat dijadikan bibit dan ditanam secara langsung atau bibit yang dihasilkan dijual ke petani yang membutuhkan. Sedangkan daun singkong dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Umbi ubi kayu yang telah dikupas dapat diolah secara langsung menjadi rengginang atau kripik singkong, dapat pula diolah menjadi tepung mocaf. Tepung mocaf yang dihasilkan dapat dijual secara langsung ke masyarakat dan selanjutnya dikirim ke PT. TPS. Tepung mocaf yang dihasilkan dapat dijual secara langsung ke masyarakat dan/atau diolah menjadi produk olahan makanan seperti : cake, nastar, bronis yang selanjutnya dijual ke masyarakat. I.
Pemberian Pupuk NPK pada Tanaman Jagung
1. Tujuan Kegiatan pemupukan ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan unsur hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen . 2. Dasar Teori Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang kandungan unsur utamanya terdiri dari tiga unsur hara sekaligus. Pupuk ini merupakan unsur makro yang sangat mutlak dibutuhkan tanaman. Sesuai dengan namanya, unsur-unsur tersebut terdiri dari unsur N (Nitrogen), P (fosfor) dan K (Kalium).
Unsur NPK ini adalah unsur penting yang membantu tanaman melangsungkan serangkaian proses pertumbuhan. Jika tanaman kekurangan salah satu unsur hara, maka dapat dipastikan pertumbuhan tanaman akan terhambat (Anonim, 2012b) 3. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut : Ember (2 unit), berfungsi sebagai wadah pupuk NPK Kayu, berfungsi untuk melubangi tanah Sendok makan, berfungsi untuk pemberian pupuk b. Bahan yang digunakan yaitu Pupuk NPK 4. Prosedur Kerja a. Pemindahan pupuk NPK ke dalam ember b. Lubangi tanah dengan diameter 5 cm menggunakan alat berupa kayu. Pelubangan yakni di posisi pinggir pada setiap tanaman c. Penaruhan pupuk ½ sendok makan di setiap lubang . d. Lubang ditutup kembali dengan tanah . 5.
Hasil yang Dicapai Hasil dari kegiatan ini yakni dalam waktu 2 minggu tanaman jagung
menjadi subur, dengan dosis ½ sendok makan. Hasil dari pemupukan yang dilakukan dapat dilihat dari batang yang menjulang ke atas dan memiliki daun yang lebar . 6. Pembahasan Pemupukan menggunakan pupuk NPK dapat memacu perkembangan dan pertumbuhan akar, batang, tunas dan daun, memacu pembungaan dan pembuahan. Apabila pemberian pupuk khususnya pupuk kimia yang berlebihan
maka akan berpotensi menimbulkan dampak negatif terutama pada tanaman produksi itu sendiri. J. Penggemburan Pada Tanaman Jagung di Kebun Percobaan Samboja 1. Tujuan Kegiatan ini sebagai salah satu pemeliharaan atau perawatan tanaman yang bertujuan untuk : a. Meningkatkan hasil tanaman untuk mencapai hasil optimal. b. Untuk memperkokoh (memperkuat) berdirinya batang tanaman jagung dan membantu pertumbuhan akar tanaman c. Mendekatkan zat
zat hara atau makanan yang ada di dalam tanah
d. Untuk memperbaiki sirkulasi udara atau aerasi (peredaran udara), dan pengaturan pada tanah yang terlalu banyak air untuk menghindari tanaman dari kelebihan air akibat genangan air Penggemburan akan menghasilkan gundukan yang memanjang dan saluran drainase di antara barisan tanaman jagung. 2. Dasar Teori Penggemburan adalah kegiatan untuk memperkuat berdirinya batang dan perakaran tanaman, penggemburan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama sekitar 15 hari setelah tanam atau penyiangan kedua Di samping itu pembumbunan juga dapat memperbaiki aerasi tanah memperlancar drainase karena ketinggian tanah berbeda sehingga tidak ada genangan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jagung. Penggemburan berikutnya (kedua) dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbunkan di barisan tanaman jagung . Dengan cara
demikian akan terbentuk guludan yang memanjang sesuai dengan barisan/ alur tanaman jagung (Anonim, 2011). 3. Alat dan Bahan a. Alat
: Cangkul ( 5 unit )
b. Bahan
:-
4. Prosedur Kerja a. siapkan cangkul b. Lakukan penggemburan dan penimbunan pada pangkal rumpun tanaman. c. Meninggikan tanah di sekeliling deretan tanaman jagung membentuk suatu gundukan. 5. Hasil yang Dicapai Tanaman jagung dapat tumbuh subur, kokoh, tanah gembur, dan posisi tanaman lebih tinggi sehingga tidak mudah tergenang air. Demikian halnya drainase air lancar dan lahan tanaman jagung bersih dari gulma karena pembumbunan yang dilakukan biasanya bersamaan dengan penyiangan. Jumlah bedengan yang dibumbun sebanyak 16 bedengan, setiap 1 bedengan terdapat 15 tanaman jagung. 6. Pembahasan Penggemburan dapat memperlancar drainase karena ketinggian tanah akan berbeda sehingga tidak ada genangan yang terjadi. Penggemburan merupakan kegiatan mengaduk tanah, membalik tanah yang ada di bawah. Dengan adanya pengadukan atau pembalikan maka unsur hara yang tercuci akan menjadi tersedia bagi tanaman karena lebih dekat dengan perakaran sehingga lebih mudah terjangkau oleh akar.
K. Kegiatan Penanaman Kaliandra di Kebun Percobaan Samboja 1. Tujuan Tujuan penanaman Kaliandra bertujuan untuk penghijauan, pencegahan erosi, kayu bakar dan sebagai makanan ternak. Kaliandra mempunyai keuntungan lebih dibandingkan dengan lamtoro karena tanaman ini dapat tumbuh pada tanah asam. 2. Dasar teori Kaliandra merupakan jenis tanaman serba guna yang populer dan mudah ditanam, cepat tumbuh dan tunas kembali setelah dipangkas berulang kali. Pada beberapa tempat di Indonesia tanaman kaliandra banyak dimanfaatkan sebagai kayu bakar, tanaman pelindung, pupuk hijau, dan sebagai hijauan pakan ternak berkualitas tinggi seperti halnya jenis leguminoceae lainnya . Keanekaragaman pemanfaatan yang dihasilkan tersebut menumbuhkan minat bagi kalangan luas khususnya para petani untuk mengevaluasi potensi jenis tanaman Kaliandra, khususnya untuk reklamasi dan konservasi tanah, serta hijauan pakan ternak yang berkualitas tinggi seperti halnya leguminoceae lainnya (Tangendjaja, 1992). 3. Alat dan Bahan a. Alat : cangkul dan argo (gerobak). b. Bahan : bibit tanaman Kaliandra. 4. Prosedur kerja a. Siapkan cangkul dan argo. b. Ambil bibit kaliandra yang berada di persemaian menggunakan argo. c. Buat lubang tanam di lahan yang sudah disediakan. d. Menanam tanaman Kaliandra pada lubang yang sudah dibuat.
5. Hasil yang dicapai Hasil dari penanaman Kaliandra adalah untuk mencukupi ketersediaan makanan ternak dan juga sebagai penahan apabila terjadi pengikisan tanah atau erosi penanaman kaliandra berjumlah 80 bibit tanaman kaliandra. 6. Pembahasan Tanaman ini memiliki tinggi hingga 8 meter. Kaliandra dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai mencapai ketinggian 1.500 meter dari bawah permukaan laut. Selain dapat tumbuh dengan cepat, tanaman Kaliandra berbintil akar jadi dapat menahan air dan tanah. Karena Kaliandra mempunyai kandungan protein kasar (PK) sekitar 20%, sehingga sangat baik sebagai pakan ternak. L. Pemasangan Turus dan Tali pada Tanaman Buncis dan Kacang panjang 1. Tujuan Pemasangan turus dan tali pada tanaman buncis dan kacang panjang bertujuan sebagai tempat rambat tanaman buncis dan kacang panjang dan juga betujuan untuk memudahkan saat pemanenan tanaman buncis dan kacang. 2. Dasar teori Setelah tanaman mulai tumbuh dan tinggi mencapai 25 cm, dapat dipasang turus di sebelah tanaman. Turus dibuat dari belahan bambu atau menggunakan kayu dengan panjang sekitar 2 meter. Pemasangan turus dimaksudkan sebagai tiang penyangga merambat ke atas suatu t anaman. Pemasangan turus dilakukan 10 hari setelah tanam yaitu di antara dua lubang tanam. Setiap lima turus dipasangi silang turus. Kemudian diberi tali untuk merambatkan tanaman. Pemasangan tali yang mengikat tanaman dengan turus dilakukan 2 kali (Fachruddin, 2000)
3. Alat dan Bahan a. Alat : b. Bahan : turus dan tali plastik 4. Prosedur kerja a. Menyiapkan bahan yang akan digunakan seperti turus dan tali plastik. b. Membawa turus ke lahan yang akan dipasangi turus. c. Memasang turus di dekat tanaman buncis dan kacang. d. Pemasangan tali plastik pada turus yang sudah terpasang. 5. Hasil yang Dicapai Pemasangan turus dan tali diharapkan agar tanaman bucis dan kacang panjang tidak merambat di tanah dan pemasangan turus dan tali memudahkan saat pemanenan tanaman buncis dan kacang panjang. Jumlah bedengan yang dipasangi turus berjumlah 7 bedengan. 6. Pembahasan Tanaman buncis dan kacang panjang mudah tumbuh dengan baik di berbagai jenis lahan, baik lahan sawah, tegalan bahkan perkarangan rumah. Buncis dan kacang panjang merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu, bersifat memanjat dengan membelit.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur merupakan institusi pemerintah yang bergerak dalam inovasi pembangunan pertanian industrial yang handal dan berstandar internasional. Dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan, pembibitan, pembersihan lahan, penyemaian, dan pengelolaan yang dimana manfaatnya adalah mendapatkan pengetahuan, pengalaman lapangan, dan keterampilan mengenai kegiatan membudidayakan tanaman. B. Saran Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) berikutnya untuk mahasiswa Prodi Manajemen Lingkungan
diharapkan dapat memanfaatkan
kembali keberadaan Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. .
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008. Singkong gajah. https://id.m.wikipedia.org/wiki/singkong-gajah. (diakses pada tanggal 18 mei 2016) Anonim.2010.Profil.http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=co mcontent&view=article&id=146&Itemid=2. (diakses pada tanggal 18 mei 2016) Anonim.2011.Pembumbunan pada tanaman jagung. http://zenezsheva. blogspot.com/2011/10/27/pembumbunanpadatanaman.(diakses pada tanggal 19 mei 2016) Anonim.2012a. Bertanam Padi Moderen di Polybac. http://dwisetya72.blogspot.com /2012/12/bertanam-padi-moderen-di-polybac.html.(diakses pada tanggal 19 mei 2016) Anonim 2012b. http://tabloidsahabatpetani.com/kandungan-dan-manfaat-pupuknpk/. (diakses pada tanggal 19 mei 2016) Anonim.
2014. http://www.tanijogonegoro.com/2014/11/pupuk-npk.html. (diakses pada tanggal 20 mei 2016)
Anonim. 2015. PengertianGulmaBesertaPengendaliannya.http:sspermatophyta. blogspot.com/p/gulma-adalah-tumbuhan-yang-kehadirannya.html. (diakses pada tanggal 20 mei 2016) Anonim. 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Ubi_jalar. (diakses pada tanggal 4 juni 2016) Brata, R K. 2009. Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir, Kekeringan dan Perbaikan. Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat Mengurangi Bahaya banjir di Gedung BPPT 2009. Jakarta. Fachruddin, L. 2000. Yogyakarta.
Budidaya
Kacang-kacangan.
Penerbit
kanisius
Hidayanto, M.dkk.2013. Sekilas Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur.Samarinda. Juanda, D. 2005. Wijen Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani.Kanisius, Yogyakarta. Kartasapoetra,A. 1991.Teknologi Cipta,Jakarta
Konservasi
Tanah
dan
Air,
Bhineka
Lingga, P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tangendjaja, B. E. 1992. Kaliandra( Calliandracalothyrsus) dan manfaatnya. Balai penelitian danThe Australian Center For Institute Agricultural Research. Suwarto. 2008.Pengaruh generasi bibit terhadap pertumbuhan dan produksi ubi jalar (Ipomoea batatas L.). Makalah seminar departemen agronomi dan hortikultura IPB, Bogor
GAMBAR 1. Kegiatan membuka dan pengisian polybag di KP Lempake
GAMBAR 2. Kegitan penanaman padi dalam ember
GAMBAR 3. Panen dan penjemuran wijen di KP Samboja
GAMBAR 4. Penggalian dan pemasangan pipa biopori
GAMBAR 5. Penyemprotan biopori menggunakan biourine
GAMBAR 6. Penanaman rumput paspalum menggunakan ondol-ondol
GAMBAR 7. Pemupukan dan pembumbunan tanaman jagung
Gambar 8. Pemasangan turus dan tali tanaman buncis dan kacang panjang
GAMBAR 9. Pembersihan rumput dalam polybag
GAMBAR 10. Penanaman bibit kaliandra
GAMBAR 11. Kegiatan penanaman ubi jalar
GAMBAR 12. Foto bersama setalah perpisahan dan penyerahan plakat.