LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT. WIRA INOVA NUSANTARA DAN PT. MULTI PACIPIC INTERNATIONAL DESA SUSUK DALAM KECAMATAN SANGKULIRANG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh EDY NUANSYAH NIM . 110500081
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2014
1
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan PKL
: Laporan Praktik Kerja Lapang di PT. Wira Inova Nusantara dan PT. Multi Pacipic International Desa Susuk Dalam Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.
Nama
: Edy Nuansyah
NIM
: 110500081
Program Studi
: Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Menyetujui, Pembimbing,
Penguji I
Riama Rita Manullang , S P. MP NIP. 197011162000032002
Penguji II
F. Silvi Dwi Mentari, S. Hut. M P Roby, SP. MP NIP. 197707232003122002 NIP. 197305172005011009
.
Mengesahkan, Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Nur Hidayat, SP. M. S c NIP. 197210252001121001
Lulus ujian pada tanggal……2014
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) dengan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Riama Rita Manullang, SP. MP selaku Dosen pembimbing PKL. 2. Ibu F. Silvi Dwi Mentari, S. Hut. MP selaku penguji I dan Bapak Roby, SP. MP selaku Dosen Penguji II. 3. Bapak Nur Hidayat, SP. M. Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 4. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. 6. Kedua Orang tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan materi laporan maupun dari segi pengetahuan. Namun demikian penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Penulis,
Kampus Sungai Keledang 2014
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PENGESAHAN................................ .....................................
i
KATAPENGANTAR..................................................................................
ii
DAFTAR ISI................................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
iv
I. PENDAHULUAN..................................................................................
1
A. Latar Belakang.................................................................................
1
B. Tujuan..............................................................................................
2
C. Hasil Yang Diharapkan....................................................................
2
II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN.......................... .......................
3
A. Tinjauan Umum Perusahaan......................................... ...................
3
B. Manajemen Perusahaan....................................................................
3
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)……......
5
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG..............................................
6
A. Pembibitan.......................................................................................
6
1. Pembibitan Awal (Pre Nursery)............................. ...................
6
2. Seleksi Bibit (Thinning Out).....................................................
7
3. Pembibitan Utama (Main Nursery)...........................................
10
B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)……............
15
1. Rawat Piringan..........................................................................
15
2. Konsulidasi Pohon.....................................................................
17
C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)...................................
19
D. Panen dan Pengangkutan.................................................................
20
IV. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................
25
A. Kesimpulan................................................................................ ......
25
B. Saran................................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman No. 1
Struktur organisasi PT. Wira Inova Nusantara………………….....
29
2.
Peta hasil pengukuran final, mapping luasan blok tanam………....
30
3.
Peta hasil pengukuran afdeling…………………………..…….….
31
4.
Peta jenis bibit …………………………………………..…………
32
5.
Pre Nursery…………………………………………………………..…..
33
6.
Mengisi polybag main nursery………………………………..…….…
34
7.
Penanaman main nursery………………………………………….……
35
8.
Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)……...………
36
9.
Perawatan piringan Tanaman Menghasilkan (TM)………………..
37
10.
Pemanenan…………………………………………………...……
38
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Komoditas tanaman kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia cukup memegang peranan penting dan strategis, karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa negara.
Permintaan minyak kelapa sawit di
samping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan maupun sebagai bahan mentah industri non pangan. Minyak kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak sawit. Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan di Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa provinsi, antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya Kalimantan Timur yang sedang dalam tahap perluasan daerah budidaya tanaman kelapa sawit. Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktik Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para alumnusny a memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya (Grup Guta Samba, 2012).
2
B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat memahami kegiatan yang ada di perkebunan khususnya pemeliharaan tanaman, meliputi pemupukan. 2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di perkuliahan dan praktek langsung di lapangan. 3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat, bahan dan sarana yang ada di lapangan. C. Hasil Yang Diharapkan 1. Mahasiswa dapat menguasai kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. 2. Dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih, terampil dan memiliki kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.
3
II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan PT. Wira Inova Nusantara dan PT. Multi Pacipic International merupakan perusahaan daerah yang berlokasi di Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. PT. Wira Inova Nusantara dan PT. Multi Pacipic International di naungani Grup Guta Samba yang berdiri pada tanggal 2 Agustus 2005. Berdasarkan Akta Notaris, nama pemilik Win. Nomor 257.
PT.
Wira Inova Nusantara memiliki luas areal ± 10.000 Ha. Tanaman yang telah di land clearing 1.598 ha, sedangkan yang belum di land clearing seluas 8.401 ha. Dalam operasionalnya PT. Wira Inova Nusantara terdiri atas 7 divisi dan
1 areal
pembibitan. Jenis topografi berdasarkan hasil survey yang dilakukan, sebagian besar areal menunjukan topografi berbukit sekitar 700 0 ha sedangkan sebagian dataran rendahnya sekitar 3000 ha. Jenis tanah di PT. Wira Inova Nusantara adalah tanah podsolik merah kuning. B. Manajemen Perusahaan 1. Manajer Merupakan pemegang jabatan tertinggi di PT. Wira Inova Nusantara Estate dan PT. Multi Pacipic International dengan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan lapangan dan administrasi. 2. Asisten Kepala (Askep) Merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah Manajer, Askep atau Asisten Kepala membawahi seluruh Asisten divisi dan kegiatan yang ada di kantor.
4
3. Kasie Administrasi Kasie Administrasi sama dengan Kepala Tata Usaha. Kasie Administrasi bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada dikantor besar, seperti masalah
pembukuan,
bagian
tanaman,
personalia,
kasir,
pembelian,
pergudangan dan office boy. 4. Asisten Divisi Asisten Divisi merupakan bawahan dari Asisten Kepala, Asisten Divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di Divisinya masing-masing Asisten Divisi bertanggung jawab atas Divisi yang dipegangnya. 5. Koordinator Lapangan Koordinator lapangan adalah pembantu asisten divisi yang bertugas di lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi mandor dan karyawan. 6. Krani Divisi Adalah orang yang bertanggung jawab atas semua harian kerja (HK) karyawan. 7. Mandor Pembantu koordinator divisi yang bertugas dilapangan untuk mengawasi karyawan yang bekerja. 8. Workshop Adalah tempat untuk memperbaiki alat-alat pertanian dan mobil angkut yang rusak. 9. Hubungan Masyarakat (Humas) Humas berhubungan dengan urusan kemasyarakatan maksudnya adalah masalah yang bersifat internal perusahaan, maka bagian inilah yang menangani.
5
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL Praktik Kerja Lapang dilakukan di PT. Wira Inova Nusantara dan PT. Multi Pacipic Intenational, merupakan perusahaan swasta yang berlokasi di Desa Susuk Dalam Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan Praktek Kerja Lapang dilaksanakan selama 2 bulan terhitung dari tanggal 1 Maret sampai dengan tanggal 30 April 2014. Dapat dilihat pada lampiran halaman 30, 31, 32.
6
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN A. Pembibitan 1. Pembibitan Awal (Pre Nursery) a. Tujuan Untuk memelihara bibit secara intensif sehingga pertumbuhannya sehat dan seragam serta mendapatkan jaminan akan hasil atau produksi yang tinggi. b. Dasar Teori Pembibitan awal (pre nursery) merupakan proses menumbuhkan kecambah menjadi bibit yang nantinya menjadi tanaman kelapa sawit dengan dilakukan pemeliharaan maksimal umur 3 bulan di areal pembibitan awal ini (Grup Guta Samba, 2012) c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah cangkul, ayakan dengan ukuran lubang 1 cm, polybag ukuran 0,075 cm x 15 cm x 23 cm, sedangkan bahan yang digunakan ialah biji kelapa sawit, tanah top soil, pupuk rock phosphate. d. Prosedur Kerja 1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2) Menentukan lokasi kegiatan, dan meninggikan tanah tempat dudukan babybag dan diberi penyangga agar tidak mudah rebah serta tidak tergenang atau saat datang banjir. 3) Mengayak tanah dan membersihkan tanah dari sisa-sisa kayu-kayuan, akar-akar dan sampah, kemudian tanah tersebut diberi pupuk rock phosphate (pupuk RP) yang mengandung unsur P 2O5. 4) Mengisi polybag dengan tanah yang sudah tercampur dengan pupuk.
7
5) Menyusun barisan polybag yang terdiri dari 4 polybag perbaris dengan jarak 90 cm. 6) Menyiram polybag selama 1 minggu dan jika perlu tanah ditambah lagi dengan kisaran 2 cm di bawah permukaan polybag. e. Hasil yang Dicapai Luas areal pembibitan 1,2 m x 16 m dapat menampung 2.400 polybag. Norma kerja 340 polybag/orang/HK namun dalam 1 hari dapat menyelesaikan 3.060 polybag jika dikerjakan 9 orang. Dapat dilihat pada lampiran halaman 32. f.
Pembahasan Benih yang sudah berkecambah disemai dalam polybag kecil, kemudian diletakkan pada bedengan lebarnya 1,2 m dan panjangnya 16 m. polybag yang telah disiapkan diisi dengan tanah yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam ±2 cm dari permukaan tanah. Setelah bibit di pre nursey berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai, maka bibit dapat dipindahkan ke pembibitan main nursery.
2. Seleksi Bibit (Thinning Out) a. Tujuan Tujuan seleksi bibit adalah menghindari terangkutnya bibit abnormal ketahap selanjutnya sehingga bibit yang ditanam dilapangan hanya bibit yang normal saja. Bibit yang abnormal bila terus dipelihara maka tidak akan menghasilkan keuntungan bahkan kerugian di kemudian hari maka dari itu perlu di thinning out.
8
b. Dasar Teori Menurut (Grup Guta Samba, 2012), seleksi bibit adalah kegiatan untuk membuang bibit yang tidak normal di pembibitan sehingga bibit yang akan ditanam ke lapangan adalah bibit yang benar –benar normal. Seleksi bibit kelapa sawit dilakukan di pembibitan pre nursery dan pada saat main nursery. Di pembibitan pre nursery seleksi bibit dilakukan pada saat bibit berumur 4-6 minggu dan saat akan dipindahkan ke main nursery yaitu pada saat bibit berumur 12 minggu. Untuk seleksi bibit dari pre nursery ke main nursery diperlukan tenaga yang berpengalaman. Hanya bibit-bibit yang memenuhi syarat saja yang dapat ditanam di polybag besar sedang yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan diafkir sesuai dengan prosedur yang berlaku. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah gerobak sorong, sedangkan bahan yang digunakan adalah bibit kelapa sawit yang berumur 3 bulan. d. Prosedur Kerja Seleksi bibit dilakukan sebelum bibit dipindahkan di polybag besar (main nursery) bibit yang dapat dipindahkan ke polybag besar setelah berumur 3 bulan. Bibit yang diseleksi pada tahap pre nursery mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Bibit tumbuh meninggi dan kaku. 2) Anak daun menggulung yaitu anak daun tidak membelah sempurna tetapi menggulung. 3) Bibit collante yaitu bibit dengan anak daun tidak membelah sempurna pada bagian pangkal.
9
4) Bibit tegak yaitu bibit yang memiliki daun yang tegak ke atas bukan ke samping. 5) Bibit berdaun sempit yaitu bibit yang memiliki anak daun yang sempit atau tidak sempurna. 6) Bibit dengan daun bergaris kuning. 7) Bibit yang agak kusut /kusam. 8) Bibit yang ujung daunnya membulat seperti mangkuk 9) Bibit yang terserang penyakit tajuk. e. Hasil yang Dicapai Mandor lapangan beserta karyawan yang berjumlah 20 orang, norma kerja 2500 pohon/HK.
Beberapa bibit yang didapat abnormal adalah
tumbuh tegak (Sterille erect), anak daun tersusun rapat (short internode), dan permukaan tajuk rata (flat tof). f.
Pembahasan Seleksi bibit dapat diartikan sebagai proses memilih dan membandingkan bibit yang ada dengan kriteria bibit standar yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh bibit berkualitas tinggi. Setelah bibit berumur 3 bulan di pembibitan awal (pre nursery) maka bibit tersebut sudah dapat dipindahkan ke pembibitan utama karena apabila terlambat dipindahkan akan mengakibatkan pertumbuhan bibit meninggi karena persaingan untuk mendapatkan sinar matahari (etiolasi).
10
3. Pembibitan Utama (Main Nursery) a. Pengisian Polybag Pengisisan polybag dilakukan setelah tanah dirotari atau di bajak dengan menggunakan alat berat.
Polybag yang digunakan berukuran
0,15 mm x 35 cm x 50 cm warna hitam. 1) Tujuan a) Untuk mendapatkan media tanam yang siap untuk ditanam. b) Media tanam menggunakan top soil (kedalaman 20–30 cm) tanah dengan tektur tanah lempung, kecuali di areal gambut dapat mengunakan tanah gambut. c) Tanah sebaiknya diayak memakai saringan 1,0 cm x 1,0 cm untuk mencegah gumpalan–gumpalan tanah, serta bersih dar i sampah dan kotoran (Grup Guta Samba, 2012). 2) Dasar Teori Pengisian polybag diisi dengan tanah lapisan atas (top soil) yang gembur, subur dan tidak mengandung penyakit. Tanah yang digunakan sebelumnya diayak dan dicampur dengan pupuk rock phosphate (pupuk RP) (Grup Guta Samba, 2012). 3) Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah cangkul, skop, corong, ayakan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tanah, polybag, pupuk rock phosphate (pupuk RP). 4) Prosedur Kerja a) Polybag diecer masing-masing dua baris setiap 15 meter. b) Tanah yang sudah tercampur dengan pupuk rock phosphat
11
dimasukkan ke dalam polybag dengan menggunakan cangkul atau skop dan corong sampai penuh c) Setelah polybag penuh lalu hentakkan agar tanah memadat lalu disusun. 5) Hasil yang Dicapai Pengisian polybag menggunakan sistem borongan. Satu orang dapat mengisi 300 sampai dengan 400 polybag/hari. Sedangkan upah pengisi polybag sebesar Rp 740,00./polybag. 6) Pembahasan Polybag harus sudah selesai diisi tanah minimal 4 minggu sebelum pemindahan bibit ke main nursery, untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil setelah dilakukan penyiraman setiap hari. Polybag harus dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat berdiri tegak, media tanah harus disaring menggunakan saringan berukuran 1,0 cm x 1, 0 cm untuk menghindari adanya gumpalan-gumpalan tanah, sampah, akar tanaman. b. Pemeliharaan Main Nursery 1) Penyiraman Penyiraman
bibit
dilaksanakan
2
kali
sehari
dengan
menggunakan sistem sumisamsui. a) Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan air pada bibit, sehingga diperoleh bibit yang sehat dan pertumbuhan yang normal.
12
b) Dasar Teori Penyiraman dilakukan 2 kali sehari secara teratur dengan jumlah yang cukup, kecuali jika turun hujan penyiraman hanya sekali saja. Jika musim kemar au, penyiraman harus dilakukan 2 kali sehari minimal 2 liter/polybag (Sunarko, 2009). c) Alat dan Bahan Alat yang digunakan ialah sumisumsui, sedangkan bahan yang digunakan adalah air. d) Prosedur Kerja (1) Mesin pompa air dihidupkan
lalu
gulungan
sumisumsui
dibuka. (2) Semua keran diputar atau dibuka agar air akan mengalir dengan sendirinya hingga semua bibit tersiram. e) Hasil yang dicapai Untuk penyiraman menggunakan sistem sumisumsui. Hasil yang dicapai 1 HK mampu menyiram 10 petak/3 jam. Dengan rincian 5 petak/1,5 jam pada pagi hari dan 5 petak/1,5 jam pada sore hari. f) Pembahasan Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehar i, dengan waktu yang sama untuk pagi hari penyiraman dilakukan selama 1,5 jam, pada sore hari penyiraman dilakukan selama 1,5 jam . Sehingga waktu penyiraman selama 1 hari adalah 3 jam/10 petak.
13
2) Penyiangan a) Tujuan Agar kondisi bibit bersih dari gulma dan mempercepat pertumbuhan bibit serta tidak terjadi persaingan unsur hara. b) Dasar Teori Gulma yang tumbuh di dalam polybag, tumbuh di jalan di tanah di antara polybag, serta pada areal pembibitan harus dibersihkan dengan cara manual. Penyiangan gulma dilakukan dua kali
sebulan
disesuaikan
dengan
pertumbuhan
gulma
(Setyamijaja, 1991). c) Alat dan Bahan Alat yang digunakan ialah parang, arit, sedangkan bahan yang digunakan adalah gulma yang berada di main nursery. d) Prosedur kerja Semua gulma yang berada di areal main nursery dicabut atau didongkel menggunakan parang atau arit. e) Hasil yang Dicapai Norma kerja perusahaan adalah 1 HK/ 2 ha dengan jumlah pekerja 4 orang.
Dari hasil kerja yang dilakukan 2 orang
mahasiswa adalah 1 HK/ha. f) Pembahasan Bibit yang ditanam dalam polybag juga dapat diganggu oleh gulma. Gulma di dalam polybag biasanya rumput. Gulma tersebut dapat berasal dari biji rumput yang masuk bersama tanah yag digunakan sebagai media tanam dalam polybag. Gulma yang
14
tumbuh dalam poly bag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan. Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan,
atau
disesuaikan
dengan
pertumbuhan
gulma.
Pertumbuhan gulma cenderung lebih cepat daripada bibit kelapa sawit sehingga dapat menutupi bibit dari cahaya matahari. Akibatnya, pertumbuhan bibit dapat terhambat. 3) Pemupukan Pemupukan sangat dianjurkan dengan menggunakan pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P, K dan Mg. Seperti pupuk 15, 15, 6, 4. a) Tujuan Untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat serta subur. b) Dasar Teori Pemupukan bibit sangat penting dilaksanakan agar diperoleh bibit yang sehat, pertumbuhan cepat dan subur. Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit di main nursery.
Sebaiknya waktu pemupukan pada pagi hari
(Sunarko, 2009). c) Alat dan Bahan Alat yang digunakan ialah ember dan mangkok, sedangkan bahan yang digunakan ialah pupuk majemuk yakni pupuk Kiserit. d) Prosedur Kerja (1) Pemupukan dilakukan pada bibit setelah berumur 1 bulan. (2) Pupuk dituang ke dalam ember , lalu pupuk ditabur di sekeliling
15
pohon tanaman dengan dosis 50 g/pohon. (3) Pemupukan ini dilakukan dengan sistem manual, rotasi pemupukan 2 kali sebulan. e) Hasil yang Dicapai Pemupukan yang dilaksanakan di lapangan dengan jumlah tenaga kerja 1 orang dapat menyelesaikan 150 pokok/HK. f) Pembahasan Pupuk majemuk diberikan 50 g/pohon dilakukan dengan sistem manual 2 kali dalam sebulan dengan menggunakan alat ember dan mangkok.
Pemupukan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman secara lengkap sesuai dengan kondisi tanah yang dominan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal dan ketahanan terhadaphama serta penyakit . B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1. Rawat Piringan Perawatan yang dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) berupa rawat piringan manual pada saat tanaman berumur 24 bulan. a. Tujuan 1) Membebaskan piringan pohon dari gulma yang dapat merugikan tanaman utama. 2) Memudahkan pelaksanaan panen seperti pengankutan ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan penguntilan brondolan. 3) Penempatan pupuk yang diberikan dapat mencapai sasaran yang optimal. 4) Mempercepat fase Tanaman Menghasilkan (TM).
16
b. Dasar Teori Pemeliharaan piringan secara manual merupakan item weeding. Pekerjaan ini dilakukan dengan rotasi 4 kali 1 tahun. Perawatan piringan berarti pembersihan yang dilakukan pada piringan pohon tanaman (Grup Guta Samba, 2012). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan ialah parang, arit dan cangkul, sedangkan bahan yang digunakan ialah semua gulma yang ada di piringan pohon sawit. d. Prosedur Kerja 1) Penentuan Blok Blok yang akan dilakukan penyiangan ditentukan terlebih dahulu berdasarkan intensitas serangan gulma dan kondisi blok tanaman. Luas masing-masing blok adalah 40 ha. 2) Menyiapkan Alat Peralatan disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, dan masing-masing karyawan bertanggung jawab dengan alatnya masing-masing. 3) Pelaksanaan Pembersihan piringan sawit dilakukan sampai batas terluar pelepah dengan luas piringan 1, 5 m dan di piringan sawit harus benarbenar bersih dari gulma. e. Hasil yang Dicapai Norma kerja perusahaan adalah 1 HK/ ha atau 4 Jalur tanaman untuk 1 karyawan, namun norma kerja sering tidak tercapai sesuai target perusahaan, hal ini dikarenakan keadaan piringan tanaman kelapa sawit yang terlalu
17
semak sehingga proses pembersihan piringan menjadi lambat. f. Pembahasan
Perawatan piringan dari gulma dilakukan secara manual menggunakan arit dan cangkul. Rotasi pengendalian gulma ini dilaksanakan 4 kali setahun. Perawatan ini bertujuan untuk mempermudah
aktivitas
panen,
pemupukan,
penunasan
dan
pengawasan serta mengurangi kompetisi dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari. 2. Konsulidasi Pohon Konsulidasi pohon bertujuan untuk menegakkan tanaman kelapa sawit yang miring.
Penegakan (konsulidasi) dilakukan pada saat umur tanaman
16-18 bulan, karena akar tanaman kelapa sawit belum terlalu kuat, sehingga memudahkan kita untuk melakukan konsulidasi pada tanaman tersebut. a. Tujuan Tujuan dari konsulidasi pohon adalah untuk menegakkan pohon kelapa sawit yang miring, memperkuat perakaran dengan menambahkan tanah ke piringan sawit. b. Dasar Teori Konsulidasi atau disebut juga sensus adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginventarisasi tanaman yang mati, tumbang, atau terserang hama dan penyakit. Selain itu, dilakukan menegakkan tanaman yang tampak miring
dan
memadatkan
tanah
penanaman (Grup Guta Samba, 2012).
setelah
selesai
kegiatan
18
c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan ialah cangkul, parang, anakan kayu. Sedangkan bahan yang digunakan ialah pohon kelapa sawit. d.
Prosedur Kegiatan 1) Mencari pohon kelapa sawit yang miring. 2) Gulma yang ada disekitar tanaman dibersihkan terlebih dahulu. 3) Penambahan tanah dilakukan dengan menimbun pohon sawit dengan tanah yang di ambil disekitar pohon sawit tersebut. 4) Sambil menambah tanah pohon sawit yang miring harus ditegakkan lalu diberi penyanggah kayu.
e.
Hasil yang Dicapai Pelaksanaan konsulidasi sawit ini dilaksanakan 1 HK mendapat 10 sampai 30 pohon sawit/karyawan. Frekuensi biasanya lebih besar apabila keadaan lingkungan mendukung dalam pengerjaan konsolidasi pohon ini. Dari hasil kerja yang dilakukan 1 orang mahasiswa mendapat 30 pohon/HK.
f.
Pembahasan Kegiatan konsolidasi pohon dilakukan dengan menegakkan pohon yang tumbang dan mengganti pohon yang mati atau terserang hama dan penyakit. Konsulidasi pohon dilakukan utuk memperkuat akar dengan menambahkan dan memadatkan tanah setelah selesai kegiatan penanaman. Konsulidasi dilakukan pada saat umur tanaman 16-18 bulan.
19
C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) Tanaman menghasilkan merupakan tanaman kelapa sawit dengan kondisi lebih dari 25 % tanaman sudah mulai menghasilkan TBS dengan berat rata-rata
4-
6 kg. 1. Babat gawangan Babat gawangan dilakukan dengan cara mekanis dengan penebasan, jenis gulma yang dikendalikan adalah jenis kayu-kayu an, keladi dan ilalang. a. Tujuan Tujuannya adalah mengendalikan gulma yang tumbuh di gawangan dengan cara menebas semua gulma, sehingga persaingan tanaman utama dan gulma terhadap persaingan unsur hara dapat dihindari. b. Dasar Teori Menurut Risza (1995), semua gulma liar dan anak kayu yang tumbuh di gawangan harus dibasmi, dengan rotasi 3 kali setahun selama dua tahun dan kacangan yang menjalar pada pelepah sawit diturunkan dan tidak dibenarkan memotong pelepah. c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan ialah parang batu gosok , arit dan kaitan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah gulma. d. Prosedur Kerja Gulma yang dikendalikan antara lain jenis kayu-kayuan, gelagah, keladi, ilalang dan sebagainya, dengan cara ditebas. e. Hasil yang Dicapai Untuk babat gawangan menggunakan sistem target. perusahaan 6 gawangan/HK.
Norma
20
f.
Pembahasan Babat gawangan dilakukan secara mekanis dengan penebasan, jenis gulma, kayu-kayuan yang tumbuh di gawangan, terkecuali legume cover crop (LCC).
Tujuan dari babat gawangan adalah untuk memudahkan
pemupukan, penunasan, pengawasan, pemanenan serta mengurangi kompetisi dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari. D. Panen dan Pengangkutan 1. Kriteria Matang Panen a. Warna buah orange kemerahan. b. Sudah ada buah yang lepas atau membrondol. Suatu areal sudah dapat dipanen apabila : a. Tanaman berumur 30 bulan di lapangan. b. 60 % pohon telah mempunyai buah yang siap panen. c. Berat TBS ± 5-7 kg. 2. Panen a. Tujuan Kegiatan panen bertujuan untuk mendapatkan tandan buah segar (TBS), memperoleh rendemen yang baik, sesuai dengan fraksi panen yang telah ditentukan oleh perusahaan. b. Dasar Teori Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pohon nya, selanjutnya bersama dengan brondolannya dikumpulkan untuk diangkut dan diproses atau diolah (pabrik). Untuk mencapai tujuan pemanenan, kualitas dan kuantitas yang
21
tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen kriteria matang panen dan persentase brondolan, serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin (Grup Guta Samba, 2012). c. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah dodos, gancu, parang, karung, kerokan batu asahan, sedangkan bahan yang digunakan ad alah TBS kelapa sawit yang memenuhi kriteria matang panen. d.
Prosedur Kerja 1) Pemeriksaan TBS Kelapa Sawit Buah yang dipanen harus memenuhi kriteria matang panen yang telah ditentukan. Pemeriksaan ini bertujuan agar buah yang dipanen adalah buah yang benar-benar matang sehingga rendemen ya ng diperoleh akan lebih tinggi. Apabila melakukan kesala han pemanenan maka akan didenda. 2) Pemotongan pelepah (Pruning) Pelepah yang dipotong adalah pelepah yang berada di bawah buah yang akan dipanen (songgo buah). 3) Pengumpulan pelepah Pelepah yang telah dibuang pada pohon tanaman dipotong dengan menggunakan parang menjadi 3 bagian dan disusun rapi di gawangan mati. 4) Pengambilan tandan buah Tandan buah dipotong mepet dari pohon dengan menggunakan dodos ukuran 8 cm.
22
5) Pengutipan brondolan Semua berondolan dikutip dan dikumpulkan dalam karung dan ditumpuk di Tempat Penampungan Hasil (TPH). 6) Pengumpulan buah Buah kelapa sawit beserta brondolannya dikumpulkan dan diangkut dengan menggunakan karung atau angkong melalui jalan pasar pikul menuju TPH. Tangkai buah dipotong untuk mengurangi berat tangkai. 7) Penyusunan TBS di TPH Tandan Buah Segar kelapa sawit dibariskan rapi, agar memudahkan dalam perhitungan buah.
Brondolan dipisahkan,
ditumpuk dalam karung yang berada di TPH. Tiap baris terdapat 5 TBS. e. Hasil yang Dicapai Hasil yang didapat berupa tandan buah segar yang siap diangkut ke pabrik untuk mengalami proses selanjutnya yaitu pengambilan minyak dari daging buah. f. Pembahasan Buah yang dipanen harus sesuai dengan kriteria matang buah yaitu dengan melihat perubahan warna buah dan brondolan yang telah jatuh. Warna buah yang telah matang berwarna merah mengkilat dan brondolan yang jatuh sekitar 5–10 brondolan. Memastikan tidak ada brondolan yang ketinggalan di piringan maupun di ketiak pelepah, karena brondolan yang tertinggal akan tumbuh dan akan menjadi gulma bagi tanaman pokok. TBS yang ditempatkan di TPH tidak boleh tumpang tindih,
23
agar pada saat penghitungan buah tidak terjadi kesulitan dan memudahkan pengangkutan. 3. Pengangkutan a. Tujuan Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera mungkin tandan buah segar (TBS) beserta brondolannya untuk diolah di pabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi restan buah. b. Dasar Teori Menurut (Grup Guta Samba, 2012), pengangkutan buah segar (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sifat pengoperasiannya merupakan tiga sub sistem induk yaitu Panen Angkut Olah (PAO). Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam di kebun akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun. c. Alat dan Bahan Alat
: Ember, tojok, gancu, karung, truck .
Bahan
: TBS kelapa sawit dan brondolan.
d. Prosedur Kerja 1) Blok pengangkutan ditentukan berdasarkan kegiatan panen yang telah dilaksanakan pada hari yang sama. 2) Pengangkutan terlebih dahulu menggunakan jonder dari dalam blok dengan tenaga kerja 2 orang. 3) Buah di TPH dimasukan ke dalam truck dengan menggunakan tojok dan
24
brondolan dimasukan ke dalam karung, brondolan di TPH harus bersih. 4) Setelah penuh kemudian akan dianggkut oleh truck ke pabrik. e. Hasil yang Dicapai 1) Berdasarkan kegiatan tersebut 1 satu unit truck dapat men gangkut 7 ton/ret per hari ke pabrik. 2) Kurangnya unit kerja, terutama yang bergerak dalam hal pengangkutan buah. f. Pembahasan Pengangkutan TBS ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) harus dilakukan secara cepat yaitu harus kurang dari 24 jam, agar Asam Lemak Bebas (ALB) yang ada di buah tidak naik dimana akan mengakibatkan turunnya kualitas dan kuantitas minyak yang akan dihasilkan nanti.
Dalam 1 kali
pengangkutan, 1 unit truck dapat mengangkut kelapa sawit dengan kapasitas 7 ton.
25
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kegiatan praktik kerja lapang yang dilakukan di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yakni PT. Wira Inova Nusantara dan
PT. Multi Pacipic
International disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan mulai dari pembibitan awal (pre nursery), seleksi bibit (tinning out), pembibitan utama (main nursery), pemeliharaan main nursery, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), rawat piringan, konsulidasi pohon, pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM), babat gawangan, panen dan pengangkutan. Pada kegiatan pemupukan tanaman belum menghasilkan (TBM) PT. Wira Inova Nusantara telah menggunakan dosis pemupukan yang tepat berdasarkan rekomendasi yang ditetapkan pihak manajemen namun dari aspek pelaksanaan pemupukan di lapangan masih banyak terdapat masalah khususnya masalah keterbatasan tenaga kerja dan terbatasnya unit pengangkut pupuk, sehingga target keberhasilan aplikasi pupuk belum dapat dicapai dengan baik. B. Saran Kegiatan praktik kerja lapang ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yakni untuk mempermudah proses penempatan dan pelaksanaan PKL sehingga dapat lebih berhasil, sebaiknya pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memiliki ikatan kerja sama yang lebih baik dan bersifat permanen dengan pihak-pihak perkebunan swasta yang ada di lingkungan Provinsi Kalimantan Timur. menyampaikan beberapa saran kepada PT. Wira Inova Nusantara dan
Penulis juga PT. Multi
Pacipic International yakni masih terdapat berbagai kendala dan masalah-masalah
26
yang ada di lapangan dan berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas dan PT. Wira Inova Nusantara, sebab beberapa hal antara lainny a: a. Sarana transportasi yang masih kurang dan sangat perlu ada perbaikan, untuk menunjang kelancaran dalam proses pengangkutan. b. Tenaga kerja atau karyawan perlu ditingkatkan kinerjanya dalam bekerja untuk mencapai hasil yang maksimal. c. Perlu adanya pembangunan pabrik CPO guna memperlancar kegiatan setelah panen. d. Perlu dilakukan sistem penyediaan air yang cukup dan berkualitas agar pekerjaan penyemprotan terutama untuk pengendalian gulma atau hama dan penyakit dapat berhasil dengan baik, hmal-hal yang dapat dilakukan antara lain: Menyediakan tangki air yang dapat diopersikan dengan mobil atau menyediakan drum-drum penampungan air disetiap blok rencana penyemprotan, dengan tersedianya air secara cukup dan berkualitas maka akan dapat tercapai kualitas dan volume pekerjaan yang telah ditetapkan.
27
DAFTAR PUSTAKA Grup Guta Samba. 2012. Buku Panduan Perusahaan. Jakarta. Rizsa, S. 1995. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta Setyamidjaja, D, 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius Yokyakarta. Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit. dengan Sistem Kemitraan. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
29 Lampiran 1. Struktur Organisasi STUKTUR ORGANISASI PT. WIRA INOVA NUSANTARA – SUSUK ESTATE TAHUN 2014-2015 ESTATE MANAGER M. ARIFIN
ASKEP RAYON I
ASKEP RAYON II
KTU
HARTOMO ADI
PIPIT WIHARYO
DONNI TJANDRA
ASST. TEKNIK
ASST. BIBITAN
ASST. AFD I
V. PUTRANDA
DWI YUSTIANTO
F. S. ANDRI ADI
ASST. AFD II HASIM
ASST. AFD III H. HUTAJULU
ASST. AFD IV T. SULAE MAN
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Wira Inova Nusantara
ASST. AFD V ASRIYANS YAH
ASST. AFD VI
ASST. AFD VII
WAHYU H.P
DWI YUSTIANTO