1
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Oleh : SUSY HANDAYANI 080 500 056
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011
2
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini dibuat sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Bidang Kehutanan berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di SURYA HUTANI JAYA pada tanggal 14 Maret 2011 sampai dengan
PT. 12 April
2011. Dosen Pembimbing
Menyetujui, Dosen Penguji I
Elisa Herawati, S.Hut, MP NIP. 19710305 199512 2 001
Ir. Noorhamsyah, MP NIP. 19640523 199703 1 001
Menyetujui, Dosen Penguji II
Erna Rositah, S. Hut, MP NIP. 19731128 199903 2 001
Disahkan, Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan
Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005
3
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) di
PT. SURYA HUTANI JAYA SEBULU dapat
terselesaikan. Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Wartomo, MP Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Bapak Ir. Hasanud in. MP Selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan. 3. Ibu Elisa Herawati, S.Hut, MP Selaku Dosen pembimbing yang memberikan bimbingan serta petunjuk selama penyelesaian laporan ini. 4. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP dan Ibu Erna Rositah, S. Hut, MP
selaku
dosen penguji atas kritik dan saran untuk perbaikan Laporan PKL ini. 5. Bapak Asmil Nainggolan, selaku Manager PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SEBULU dan Bapak Syahrian selaku pembimbing lapangan. 6. Bapak serta Adik Tersayang yang telah banyak mendorong moril dan materil kepada penulis dalam penyelesaian laporan PKL ini. 7. Teman-teman satu kelompok PKL terutama Ni putu, Nita, dan Rani yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini.
4
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan maupun dalam penulisan kalimat, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut. Akhir kata, penulis berharap semoga apa yang tertulis dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Kampus Sei. Keledang, Mei 2011
5
DAFTAR ISI Halaman
I.
KATA PENGANTAR ....................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................
vi
PENDAHULUAN A. Latar belakang...........................................................................
1
B.
Tujuan .......................................................................................
2
C. Hasil Yang Diharapkan.............................................................
3
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahan ........................................................
4
B. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri..................................
14
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ...............................................
17
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Persemaian (Nursery) ...............................................................
18
B. Plantation (Penanaman) ............................................................
22
C. Rencana Manajemen Perusahaan (Planing Management Dept) .
24
D. Pemanenan (Harvesting) ............................................................
26
E. Proses Produksi chip PT. SBSA ................................................. 29 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................
31
B. Saran...........................................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA .....................................................
32
LAMPIRAN ..................................................................
33
6
DAFTAR TABEL
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1.
Tahapan Kegiatan Pelaksanaan dan Tata
2.
Waktu………… Jadwal Kegiatan PKL di PT.
3.
16
SURYA
17
HUTANI JAYA Distric Sebulu Site 32 Frekuensi Penyiraman ………………………
21
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Struktur
Organisasi
2.
JAYA………..
PT.
SURYA
HUTANI 34
Peta Kerja Phasing Penanaman Buget 2011 PT. 3.
SURYA HUTANI JAYA Distirk Sebulu …………
35
4.
Peta Blok RKT 2007 PT. SURYA HUTANI JAYA
36
Formulir Inventory Tanaman PT. SURYA HUTANI JAYA………………………………………………..
37
7
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya hutan di Indonesia masih terus meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunan.
Bahkan pemanfaatan sumber
daya hutan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha pembangunan baik nasional maupun regional.
Pemanfaatan sumber daya
alam juga harus memperhatikan asas kelestarian.
Untuk menjamin
kelestarian sumber daya alam yang berupa kayu dan hasil hutan lainnya, serta kepentingan keseimbangan lingkungan maka tanah-tanah kosong yang tidak produktif bekas perladangan liar dan padang alang-alang memerlukan penanggulangan segera. Salah satu cara yang efektif untuk pemecahannya melalui reboisasi. Hutan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi sehingga peranannya sangat penting dalam pembangunan maupun pelestarian sumber daya alam hayati, selain berfungsi sebagai pengatur tata air hutan Indonesia juga penghasil kayu sebagai sumber devisa. Karena kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri semakin tahun semakin meningkat, maka untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah mulai Pelita IV membangun Hutan Tanaman Industri (HTI). Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) memang dapat dipandang sebagai suatu terobosan untuk menghasilkan kayu dan hasil hutan
8
lainnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap papan, kertas dan serat. Untuk menunjang kegiatan tersebut selain penentuan jenis kayu yang ditanam dan pertimbangan ekonomis,
juga
diperlukan sumber daya manusia yang kreatif dan terampil serta berwawasan luas dalam bidang kehutanan.
Melalui program PKL ini diharapkan
mahasiswa bisa langsung memahami kegiatan apa saja yang ada di lapangan, karena selain teori semata mahasiswa belum tentu mengerti kegiatan tanpa melihat dan belajar secara langsung. B. Tujuan Program pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL) bertujuan antara lain : 1. Meningkatkan pengetahuan tentang pemahaman mengenai kegiatan perusahaan secara umum untuk bekerja di kemudian hari. 2. Menguatkan pada bidang kehutanan sehingga dapat dijadikan bekal yang cukup untuk bekerja di kemudian hari. 3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan dan keterampilan fisik untuk pengembangan kematangan diri. 4. Agar mahasiswa dapat terdidik lebih kritis dan cepat tanggap terhadap perbedaan-perbedaan yang didapatkan di lapangan secara langsung dengan apa yang didapatkan di perkuliahan.
9
C. Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapkan dari program kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah : 1. Mahasiswa diharapkan dapat menelaah antara kegiatan yang dilaksanakan dibangku perkuliahan dengan kegiatan secara langsung di lapangan. 2. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman-pengalaman tentang yang dijalankan dan dipraktekkan di lapangan. 3. Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengerti apa saja yang dilaksanakan di lapangan. 4. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama di lapangan.
10
II.
KEADAAN UMUM HTI PT. SURYA HUTANI JAYA
A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Identifitas Perusahaan a. Nama
: PT. Surya Hutani Jaya
b. Alamat Kantor 1) Operasional
: Base Camp 32, Kec. Muara Kaman, Kab. Kutai Kartanegara, Prop.Kalimantan Timur
2) Pusat
: Jln. Camar No. 95 RT. 55, Kel. Pelita Samarinda, Kaltim Telp. (0541) 739260, 739270, 739285, 739287 Fax. (0541) 733838
c. Alamat
: Plaza Bll Menara II Lt. 19 Jl. M. H. Thamrin Kav. 51
Koresponden
: Jakarta Pusat 10350 Telp. (021) 39834798
d. Kepemilikan Saham
: PT. Borneo Manggala Utama (60%) + Inhutani (40%)
e. Lokasi Konsensi
: Kec. Sebulu & Muara Kaman (Kab. Kutai Kartanegara) dan Kec. Muara Bengkal (Kab. Kutai Timur) Prop. Kaltim
11
f. Izin Perusahaan
: SK. Menhut No. 156/Kpts-II/1996 Tanggal 8 April 1996 dengan luas areal 183.300 ha
2. Letak Areal Kerja Secara geografis terletak pada koordinat bumi 1160 67’ – 1170 14’ BT dan 000 32’ – 000 17’ LS a. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan termasuk dalam Kecamatan Sebulu,
Muara Kaman (Kabupaten Kutai Kartanegara)
dan Kecamatan Muara Bengkal (Kabupaten Kutai Timur) Propinsi Kalimantan Timur b. Berdasarkan administrasi kehutanan termasuk dalam wilayah kerja BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) Muara Wahau, Cabang Dinas Kehutanan/KPH Mahakam Tengah, Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur c. Batas – batas lokasi IUPHHK-HT PT. Surya Hutani Jaya adalah : Blok A : 1)
Sebelah Utara
: HPH PT. Kiani Lestari dan Taman
Nasional 2)
Sebelah Timur
: Taman Nasional Kutai, IUPHHK-HT
Sumalindo Lestari Jaya, Pertambangan PT. Indominco 3)
Sebelah Selatan
: APL / Lahan Masyarakat
4)
Sebelah Barat
: APL / Lahan Masyarakat
12
Blok B : 1)
Sebelah Utara
: APL / Lahan Masyarakat
2)
Sebelah Timur
: APL / Lahan Masyarakat
3)
Sebelah Selatan
: APL / Lahan Masyarakat
4)
Sebelah Barat
: APL / Lahan Masyarakat
3. Kondisi Fisik Lahan a. Kondisi lahan
: Dominan kering.
b. Tinggi dari permukaan laut : 50-500 m dpl. c. Topografi : Datar (52%), Agak curam (44%), Curam (0,4 %) d. Jenis tanah : Ultisol, Inceptisol, Hemist, Spodosol e. Geologi : Formasi Pamaluan, Aluvium, Wahau Pulau Balang dan Bebuluh f. Tipe iklim A(Schmidt-Ferguson) : Sangat basah dengan CH 1.820 mm/th (Tertinggi Desember & Terendah Agustus) g. DAS & Sub DAS : DAS Mahakam (Sub DAS Telen, Sub DAS Kedang Rantau, Sub DAS Terata, Sub DAS Busung) & DAS Santan 4. Tata Ruang a. Luas pasca tata batas & Pengukuran GIS : 157.070 ha 1)
Kawasan lindung
: 21.718 ha
2)
Sarana Prasarana
: 3.324 ha
3)
Tanaman Pokok
: 107.483 ha
4)
Tanaman Unggulan
: 17.017 ha
5)
Tanaman kehidupan
: 7.528 ha
13
b. Tata ruang kawasan Lindung (Fungsi) 1)
Sempadan sungai
: 36,6%
2)
Sekitar mata air
: 0,1%
3)
Lereng curam
: 1,6%
4)
KPPN
: 7,3%
5)
KPPS/koridor satwa
: 39.4%
6)
Buffer Zone TNK
: 15,0%
5. Diskripsi kegiatan HTI PT. SURYA HUTANI JAYA a. Perencanaan 1)
Analisa dampak lingkungan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri PT. SRH di Kab. Dati II Kutai Prop. Dati I Kalimantan Timur No. 10/DJ-VI/AMDAL/1995 Tanggal 19 Januari 1995 oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Kehutanan.
2)
Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri Untuk Jangka Waktu 10 (sepuluh) Tahun Periode Tahun 2009-2018 No.
SK. 215/VI-BPHT/2009
Tanggal 15 September 2009 oleh Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan u.b. Direktur Bina Pengembangan Hutan Tanaman
atas
nama
Menteri
Kehutanan
dengan
hasil
pengukuran deliniasi menggunakan sistem GIS adalah ± 157.070 Ha
14
3)
Rencana
Kerja
Tahunan
PT
SRH
Tahun
2010
No.
6886/Kpts/DK-V/2009 Tanggal 28 Desember 2009 oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur b. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Pembangunan hutan tanaman dimulai dengan kegiatan PWH dengan kegiatan pokok penyediaan sarana, prasarana dan pembagian unit kerja. Pembangunan sarana prasarana meliputi pembangunan jalan dan pemeliharaan serta infrastruktur berupa bangunan seperti kantor, base camp, persemaian, TPN/TPK dan lain- lain. Kegiatan PWH aktif pada Semester I Tahun 2010 adalah perawatan jalan, baik itu jalan utama (main road) maupun jalan petak (spur road). Perawatan jalan dilakukan dengan menggunakan alat berat jenis Grader, Vibro, dan Buldoser dengan sistem sewa. Jika dihitung dari panjang jalan yang dilakukan perawatan oleh masingmasing alat berat, total panjang kegiatan pemeliharaan jalan yang dikerjakan sampai Bulan Juni 2010 adalah 1.107 Km dengan estimasi total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 1.395.729.580. Ratarata perbandingan biaya dengan jarak (Km) adalah Rp. 1.260.822 per kilometer. Sedangkan untuk pembuatan jalan, total panjang yang dibuat sampai Bulan Juni 2010 adalah 38 Km dengan estimasi total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 869.990.770 dan perbandingan biaya dengan jarak (Km) adalah Rp. 2.289.231 per kilometer.
15
c. Penerapan Sistem Silvikultur Sesuai dengan Ijin Usaha yang dimiliki oleh PT SURYA HUTANI JAYA maka sistem silvikultur yang diterapkan dalam pengelolaan hutan tanaman adalah ”Tebang Habis Permudaaan Buatan (THPB)”. Melalui berbagai penelitian baik yang dilakukan secara internal PT SURYA HUTANI JAYA dan skala Group (Sinarmas Forestry) serta berdasarkan hasil penelitian pihak eksternal, maka sistem silvikultur yang diterapkan terus dikembangkan melalui prinsip sistem silvikultur intensif untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang dikelola. 1). Pembibitan Produksi bibit PT SRH difokuskan pada 1 lokasi yaitu di areal Persemaian 32 yang sudah dibangun dengan fasilitas memadai. Media bibit yang bisa digunakan adalah tanah, akar pakis, arang sekam, atau serabut kelapa.
Saat ini pemakaian
media yang paling banyak adalah akar pakis yang mana pengambilan akar pakis tersebut dilakukan di dalam areal konsesi PT SRH sendiri oleh kontraktor media di nursery. Produksi bibit siap tanam (BST) sampai Bulan Juni 2010 adalah 14.304.255 bibit. Bibit yang dihasilkan terdiri dari Acacia mangium, Eucaliptus pellita clon, dan Acacia cracicarpa.
16
2). Penyiapan Lahan Penyiapan lahan di areal kering sangat tergantung pada kondisi vegetasi, kelerengan, dan fisik tanah.
Persiapan lahan
yang tepat akan menghasilkan daya dukung lahan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pada umumnya penyiapan lahan dilakukan pada lahan kosong yang termasuk dalam areal bekas tebangan. Berdasarkan kondisi vegetasi pada areal PT SURYA HUTANI JAYA dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu Ex. Belukar Berat, Ex. Belukar Ringan dan Ex. HTI. Penyiapan lahan dilakukan dengan 2 cara, yaitu mekanis dan manual. Penyiapan lahan secara mekanis dengan menggunakan excavator atau bulldozer dan dikerjakan pada ketiga tipe vegetasi, sedangkan untuk
penyiapan
lahan
secara
manual
dikerjakan dengan
menggunakan peralatan yang sederhana seperti parang, kapak,dan lain- lain pada area Ex. Belukar ringan. Proses penyiapan lahan menggunakan metode yang tepat guna dengan metode “Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)” dan “Low Soil Compaction” sehingga meminimalisasi hilangnya top soil serta aktifitas alat berat serta terjadinya kebakaran hutan dan lahan. 3). Penanaman Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 3 x 2 m, dimana dalam 1 Ha areal siap tanam membutuhkan 1.667 bibit siap tanam
17
(BST). Setiap tanaman yang akan ditanam dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 30 x 20 x 20 cm (lebar atas x lebar bawah x kedalaman) dan kemudian semua tanah yang dikeluarkan dikembalikan ke lubang semula dengan campuran kompos dan CIRP kemudian dipasang ajir. Lubang tanam untuk BST dibuat dengan tugal pada lubang tanah yang sudah dibuat dan tertutup sempurna seperti keterangan diatas dan kemudian bibit baru ditanam tegak lurus pada bekas tugal dan dipadatkan. Kegiatan penanaman sampai dengan Bulan Juni 2010 mencapai 3.328,5 Ha dari target sesuai RKT 2010 seluas 24.592 Ha. 4). Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan dilakukan agar tanaman yang baru ditanam dapat mampu tumbuh menjadi tegakan siap tebang dengan kerapatan dan tingkat pertumbuhan yang optimal. Kegiatan pemeliharaan termasuk dalam pemupukan lanjutan, pengendalian gulma-gulma pengganggu baik itu secara manual maupun kimiawi. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan 3 cara terga ntung kondisi gulma yang ada di lapangan, yaitu buka piringan, babat, dan pencabutan gulma.
Pengendalian gulma
secara kimia dilakukan dengan metode penyemprotan, dimana dilakukan ketika ketinggian gulma dominan.
18
Kegiatan pemeliharaan tanaman sampai Bulan Juni 2010 seluas 8.241 Ha, dimana terdiri dari tanaman yang ditanam pada tahun 2010, tanaman yang ditanam pada tahun sebelumnya dan masih masuk dalam jadwal pemeliharaan pada tahun 2009 dan atau tanaman yang masih dianggap memerlukan pemeliharaan di lapangan. 5). Penebangan Penebangan dimulai dari perencanaan operasional (micro planning) yang menentukan pembagian wilayah tebang (felling coupe) dan jalur tebang (felling strip), dimana batas wilayah tebang dapat berupa batas petak, batas jalan, lembah, sungai atau batas alam lainnya dengan tujuan memudahkan identifikasi dan pengontrolan oleh pengawas di lapangan. Selain itu perencanaan operasional
juga
menentukan
arah
jalan
sarad
dengan
mengutamakan penggunaan jalan sarad lama yang masih layak untuk digunakan serta penentuan pola sarad yang akan diterapkan. Sampai Bulan Juni 2010 tercatat bahwa PT. Surya Hutani Jaya telah melakukan pemanenan pada areal tanaman pokok dan tanaman kehidupan dengan luasan 1.903 Ha dengan estimasi kayu sebesar 68.107 m3 . 6). Perlindungan Hutan Kegiatan
perlindungan
hutan
di
maksudkan
untuk
mencegah dan mengendalikan segala bentuk aktifitas yang
19
potensial menimbulkan gangguan terhadap keberadaan dan keutuhan wilayah hutan, hut an tanaman dan ekosistemnya. Ruang lingkup kegiatan perlindungan hutan yang dilakukan meliputi : a) Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan b) Perlindungan terhadap hama dan penyakit tanaman c) Perlindungan dari kegiatan illegal logging, penjarahan dan perusakan terhadap tanaman dan aset perusahaan d) Patroli kawasan lindung dan kawasan lainnya. Gangguan hutan yang berpotensi menimbulkan kerugian besar adalah kebakaran hutan.
Faktor penyebab utama yang
paling besar adalah aktifitas manusia dalam pembukaan lahan dan kelalaian pengguna jalan dalam membuang puntung rokok di sekitar areal tanaman.
Penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan tersebut ditangani oleh Manajemen Kebakaran Hutan PT. Surya Hutani Jaya yang merupakan bagian tugas dari Fire & Safety Section, Forest Protection Departement. Bentuk antisipasi dini terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan, Fire & Safety PT. SURYA HUTANI JAYA telah membentuk Team Inti Pemadaman Kebakaran Hutan, Team Cadangan dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Team inti berasal dari anggota team fire & safety dan team cadangan berasal dari karyawan perusahaan yang berada di distrik dimana dilakukan pelatihan khusus penanganan kebakaran hutan. Sedangkan masyarakat Peduli Api (MPA)
20
merupakan regu yang dibentuk atas kerjasama antara fire & safety perusahaan dengan masyarakat sekitar bila terjadi kebakaran hutan dan lahan. Gangguan hutan tanaman yang disebabkan oleh hama & penyakit tumbuhan selama ini dimonitoring langsung oleh : a) Operasional pembibitan di nursery b) Operasional lapangan di Distrik, Dimana hasil pengamatan dari kedua lokasi tersebut nantinya akan diserahkan ke pihak RND untuk ditindaklanjuti. Selain operasional Nursery dan Distrik, adanya gangguan hama & penyakit juga bisa dilihat secara global dari hasil penilaian tanaman operasional yang dilakukan oleh Plantation Assessment Team (PAT) yang juga dijadikan data monitoring oleh RND dalam mengambil tindakan dan rekomendasi penanggulangan.
B. TINJAUAN UMUM HUTAN TANAMAN INDUSTRI Hutan tanaman industri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan asas kelestarian, asas manfaat dan asas perusahaan dalam rangka meningkatkan potensial kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur intensif untuk memenuhi bahan baku industri hasil hutan. Unit HTI adalah satu kesatuan perusahaan hutan tanaman didalam kawasan hutan produksi.
21
Ciri-ciri pokok HTI adalah : 1. Sistem silvikultur yang diterapkan adalah tebang habis di ikuti dengan penanaman kembali. 2. Komposisi jenisnya seragam 3. Potensi produksi yang tinggi, baik kuantitas maupun kualitas yang dicapai dengan penerapan system silvikultur intensif 4. Pengusahaan HTI adalah pengusahaan hutan dalam suatu kawasan hutan yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil hutan, pengolahan sampai pemasarannya. Adapun Areal dan Lokasi HTI adalah : 1. Kawasan hutan produksi tetap atau kawasan hutan lainnya yang dapat ditetapkan menjadi hutan produksi tetap. 2. Lahan kosong, padang alang-alang, semak belukar. 3. Hutan produksi yang masih produktif hanya dapat diperuntukkan menjadi areal HTI apabila seluruh hasil penebangannya dimanfaatkan untuk bahan baku industri pulp. Maksud pembangunan HTI adalah untuk meningkatkan produktifitas lahan hutan produksi tetap pada areal hutan produksi yang tidak atau kurang produktif. Sedangkan tujuan HTI secara singkat adalah sebagai berikut : 1. Menunjang pertumbuhan industri perkayuan dengan penyediaan bahan baku yang diperlukan secara berkelanjutan. 2. Meningkatkan potensi kawasan hutan produksi utama yang kurang atau tidak produktif.
22
Sasaran sistem HTI adalah pada kawasan hutan produksi tetap yang tidak produktif atau kawasan lain yang tidak ditetapkan menjadi hutan produksi tetap, terutama pada lahan kosong, pada alang-alang, dan semak belukar. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dalam pelaksanaan HTI maka diterapkan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Tahapan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu No. Tahapan Kegiatan 1. Perencanaan : a. Penetapan areal b. Pembagian lahan menurut unit lahan c. Penilaian kesesuaian lahan d. Penataan areal e. Pembukaan wilayah f. Pembentukan organisasi dan pengadaan tenaga 2.
3.
4.
Waktu Pelaksanaan Ep-1 s/d Ep-2 Ep-2 Ep-1 Ep-1 Ep-2 s/d Ep-1 Ep-2 s/d Ep-1 Ep-1
Persiapan a. Pengadaan benih b. Pengadaan bibit
Ep-1 Ep-1
Penanaman a. Persiapan dan penanaman b. Pengangkutan bibit c. Waktu penanaman
Ep-1 EpEp-
Pemeliharaan : a. Pemupukan Pupuk dasar Pupuk lanjutan b. Penyulaman c. Pendangiran d. Penyiangan e. Singling f. Pemangkasan cabang g. Penjarangan
Ep+1/4 dan Ep+1/2 Ep+Pm
Ep+1 s/d Ep+2 Ep+1 s/d Ep+2 Ep+1 s/d Ep+2 Ep+Pm Ep+Pm
23
No.
5.
6. 7. 8.
Tahapan Kegiatan h. Singling i. Pemangkasan cabang j. Penjarangan Perlindungan Hutan a. Pengendalian hama penyakit b. Pengendalian kebakaran c. Pengamanan Hutan Pembinaan masyarakat di sekitar hutan Penelitian dan diklat Evaluasi dan monitoring
Waktu Pelaksanaan Ep+Pm Ep+Pm Ep+ seterusnya Ep+ seterusnya Ep+ seterusnya Ep+ terus menerus Ep+ terus menerus Ep+ terus menerus
Sumber : Anonim Juknis HTI
C. LOKASI DAN WAKTU KEGIATAN PKL Kegiatan
Praktik
Kerja
Lapang
(PKL)
ini
dilaksanakan
di
PT. SURYA HUTANI JAYA yang dimulai pada tanggal 14 Maret 2011 sampai dengan 12 April 2011 dengan perincian waktu masing- masing dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang di PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SEBULU SITE 32. No. Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Lokasi 1. Pembukaan 14 Maret 2011 Site 32 2. Research&Develoment Dept. 15 Maret 2011 Site 32 3. Fire & Safety 16 Maret 2011 Site 32 4. Nursery 17-19 Maret 2011 Site 32 5. Planning Management Dept 21-25 Maret 2011 Terata 6. Plantation 28 Maret - 1 April 2011 Petak 79 7. Harvesting 4 April - 7 April 2011 Terata 8. SBSA 8 April 2011 PT. SBSA 9. Administrasi 11 April 2011 Site 32 10. Presentasi PKL 12 April 2011 Site 32
24
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Persemaian (Nursery) Persemaian adalah suatu areal yang digunakan untuk menumbuhkan bibit baik dari benih maupun material vegetatif lainnya melalui rangkaian proses yang teratur. 1. Pengisian Media a. Tujuan Pengisian media bertujuan untuk penanaman bibit. b. Alat dan bahan Tabung, media tabur benih 1 m2 , fungisida jenis Ridomel 5 gram c. Prosedur kerja 1) Bersihkan tabung kemudian isi tabung dengan media yang telah disiapkan 2) Tray dihentakkan supaya tidak ada kantong udara dalam tabung. 3) Bersihkan media yang keluar dari tabung 4) Masukkan media halus kedalam tabung sampai cukup padat. 5) Bersihkan sisa media yang keluar dari tabung dengan menyapunya. 6) Sterilisasi media dengan fungisida d. Hasil yang dicapai Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini pengisian media di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 6 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 25-30 tray/hari.
25
e. Pembahasan Media tanam yang digunakan meliputi akar pakis dan gambut. Sebelum ditanam di plytube diberi perangsang akar.
Jenis yang
ditanam adalah Acacia mangium, Eucalyptus pelita dan sebagian jenis meranti. Sistem penyiraman di persemaian sudah cukup maju karena telah menggunakan nozle. Jenis yang dikembangkan didominasi oleh jenis Acacia mangium, Eucalyptus pelita. 2. Pemanenan shoot (tunas) a. Alat dan bahan Wadah, air, gunting, shoot b. Prosedur kerja 1)
Tunas (Shoot) di ambil dari dan atau yang dekat dengan batang utama pohon induk
2)
Panjang tunas (shoot) 7-10 cm, jumlah daun 2-3 pasang
3)
Pilih tunas yang setengah berkayu pada bagian yang di potong
4)
Tunas (Shoot) yang di panen di masukkan ke dalam wadah berisi air dalam posisi tegak.
c. Hasil yang dicapai Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini pemanenan tunas (shoot) di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 600-900 bibit. d. Pembahasan Kegiatan Pemanenan shoot (tunas) di PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik namun cara sterilisasinya tidak sesuai dengan SOP.
26
3. Penanganan Tunas (Shoot) a. Tujuan Untuk mengurangi besarnya proses penguapan. b. Alat dan bahan Gunting, Tunas ( Shoot), fungisida c. Prosedur kerja 1)
Potong Tunas (Shoot) 2-3 mm dibawah ruas daun. Daun bagian ruas tersebut dipotong dan disisakan tangkainya sepanjang ± 1mm.
2)
Daun dipotong (tegak lurus tulang daun utama) seluas 2/3 permukaan daun, 1/3nya di tinggal.
3)
Pangkal Tunas (shoot) di rendam dalam air, selanjutnya di celupkan dalam fungisida 0,2%.
d. Hasil yang dicapai Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanganan (shoot) di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 600-900 bibit. e. Pembahasan Kegiatan penanganan Tunas (shoot) di PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik. Karena pemotongan daun yang dilakukan oleh para pekerja mengalami banyak keseragaman, selain sangat cepat pertumbuhannya. 4. Penanaman Tunas (shoot) a. Tujuan Untuk memperbanyak jumlah tanaman sehingga menghasilkan jumlah produksi kayu yang baik sehingga tumbuh dengan maksimal.
27
b. Alat dan Bahan 1)
Hormon perangsang akar
2)
Bibit tanaman
3)
Media akar pakis
c. Prosedur kerja 1)
Buat lubang tanam di tengah media sedalam ± 2 cm.
2)
Oleskan ujung batang dengan hormon perakaran (A0.5) sedalam 0,5 cm, kemudian shoot di tanam dalam lubang tanam dalam posisi tegak
3)
Media sekitar tanaman di padatkan dengan dua jari
4)
Tulis identitas klon dan tanggal tanam pada tiap rak
d. Hasil yang dicapai Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanaman shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 20-30 tray. e. Pembahasan Kegiatan penanaman Tunas (shoot) di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik, dikarenakan kriteria bibit siap tanam, akarnya kompak menggumpal dengan media, batang tegak lurus, diameter 2 sampai 4 mm yang berkisar 20 sampai 30 cm yang mempunyai daun hijau segar dan tidak ada tanda gejala penyakit walaupun ada sebagian dari bibit tersebut yang terkena penyakit. 5. Perawatan Bibit Penyiraman dalam Green House menggunakan misting (pengabutan).
28
Tabel 3. Jadwal Penyiraman Bibit Dalam Green House Umur bibit Frekuensi
1-14 hari Setiap 5 - 10 menit Lama penyiraman 5 - 7 detik Sumber : PT. SURYA HUTANI JAYA
15-30 hari < 30 hari Setiap 15-20 3 – 4 kali sehari menit 5-7 detik Media basah
Keterangan : Jika hujan atau media telah basah, maka penyiraman tidak dilakukan/ sesuai kebutuhan.
B. Plantation (Penanaman) 1. Tujuan : Tujuan kegiatan ini yaitu untuk melakukan penanaman pada areal kosong, serta areal yang perlu pengayaan dan rehabilitasi untuk penyulaman. 2. Dasar teori Penanaman adalah penanaman biji-biji pohon langsung di lapangan. Kegiatan penanaman meliputi transpotasi bibit, Persiapan tanaman
lapangan,
menanam, Pemeliharaan tanaman
muda,
dan
perlindungan tanaman terhadap gangguan luar (kebakaran, Hama, penyakit) ( Sipayung, 2010). a. Alat dan Bahan : 1)
Parang
2)
Ajir tanaman
3)
Cangkul
4)
Gancu
5)
Tugal
6)
Container bibit
7)
Takaran pupuk
8)
Ember
29
b. Prosedur Kerja: 1)
Siapkan bibit sesuai dengan kriteria bibit siap tanam (mengacu pada SOP Persemaian).
2)
Periksa bibit setiba dipetak tanam. Pisahkan bila ditemukan bibit yang tidak siap tanam (bibit yang rusak harus diafkir/di rijek, sedangkan yang perlu perawatan lanjutan harus dirawat terlebih dahulu sampai bibit di nyatakan siap tanam).
3)
Bibit yang diterima pengawas jika tidak habis tertanam dalam satu hari harus disimpan di bawah naungan dan di siram 2 kali sehari, bibit tersebut tidak boleh 3 hari di lapangan.
4)
Jumlah tanaman per ha yang digunakan 1.667 batang.
5)
Penambahan kebutuhan bibit maksimal 10%
6)
Pembuatan lubang tanam dilakukan secara manual dengan ukuran 30 cm (lebar atas) x 20 cm (lebar bawah) x 20cm (kedalaman).
7)
Pisahkan lapisan tanah bagian atas (top soil) dengan lapisan di bawahnya (sub soil).
8)
Semua tanah bekas galian lubang harus dikembalikan ke dalam semula. Top soil di masukkan terlebih dahulu di aduk dengan kompos, kemudian di susul dengan sub soilnya. Bila ada tanah yang berbentuk bongkahan maka hancurkan terlebih dahulu.
9)
Khusus untuk tanah padat jika tidak ada kompos maka bisa di ganti dengan top soil (dengan jumlah yang sama dengan kompos) yang di ambil di daerah sekitarnya.
10)
Pasang kembali ajirnya.
11)
Buat lubang tanam dengan tugal setelah lubang setelah lubang tanam tertutup sempurna.
12)
Bibit di tanam secara tegak lurus, leher akar yang tertanam ± 1 cm di bawah permukaan tanah,kemudian tanah di padatkan
13)
Jika kondisi tanah kering (terutama pada musim kemarau yang panjang), Sebelum bibit di tanam di beri larutan hydro gel 200
30
– 250 ml/lubang dengan konsentrasi larutan hydro gel 4gr/1 liter air. 14)
Kumpulkan lubang atau polybag bekas yang sudah tidak digunakan.
15)
Pasang papan nama yang berisi informasi nomor petak, jenis tanaman, nomor seedlot atau klon dan tanggal penanaman.
c. Hasil yang dicapai Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama 5 hari dengan jumlah 10 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perhari berjumlah 4 petak dimana 1 petaknya terdapat kurang lebih 1.320 pohon dengan jarak tanam 3 x 2,5 meter. d. Pembahasan Kegiatan penanaman (Plantation) sudah dilakukan dengan baik, tetapi ada juga sebagian Pembuatan lubang tanam tidak sesuai SOP, pada sebagian petak tidak menggunakan ajir khususnya pada areal rework sehingga menyulitkan proses penanaman dan perawatannya. Sebaiknya semua kegiatan baik itu pembuatan lubang tanam, pemasangan ajir harus berdasarkan SOP yang ada, dan diawasi dengan benar.
C. Rencana Manajemen Perusahaan (Planning Management Dept) 1. Inventarisasi Tanaman a. Tujuan Untuk mengetahui jumlah potensi kayu yang terkandung di dalam suatu areal hutan tertentu. b. Dasar Teori Inventarisasi adalah Suatu usaha untuk menggambarkan tentang jenis, jumlah dan kondisi barang. Untuk bidang kehutanan Inventarisasi
31
hutan suatu usaha untuk menggambarkan kuantita serta kualita dari tegakan hutan serta beberapa karakteristik dari tempat tumbuhnya (Potensi, Kondisi tapak, dan lingkungan serta perubahaannya). (Tanduk. 2006). c. Alat dan bahan 1)
Peta Kerja
7)
Tape Meter (50 m)
2)
Tally Sheet
8)
Stapler
3)
Vertex
9)
Pita Plastik
4)
Compas Suunto
10) Alat Tulis
5)
Clinometer Suunto
11) Parang
6)
GPS
d. Prosedur kerja 1)
Persiapan
2)
Pembuatan titik ikat dan plot
3)
a). Pembuatan Titik Ikat di Lapangan
d). Penandaan titik ikat
b). Penentuan titik ikat
e). Penamaan titik ikat
c). Berdasarkan layout peta (koordinat
f). Pembuatan Plot
Pengukuran a) Pengukuran tinggi b) Pengukuran diameter
4)
Record data
d. Hasil yang dicapai Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan Inventarisasi tanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama kurang lebih 3 jam, serta prestasi kerja yang diperoleh 1 petak. e. Pembahasan Rencana kegiatan (Planning Survei) mengalami kesulitan dalam kurangnya kendaraan sehingga Surveyor sering mengalami keterlambatan dalam bekerja.
32
D. Pemanenan (Harvesting) 1. Penebangan a. Tujuan Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil dan keuntungan perusahaan berupa kayu dalam bentuk chip dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas mutu yang memenuhi persyaratan industri pulp. b. Dasar teori Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohonpohon dalam tegakan dengan umur yang telah ditentukan (Mustaqim, 2006). c. Alat dan bahan 1)
Chain shaw dan perlengkapannya
2)
Parang
3)
Meteran
4)
Tenaga kerja manusia
d. Prosedur kerja Untuk pohon dengan diameter 20 cm atau lebih penebangan dimulai dengan membuat arah rebah dan taktik rebah dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut : 1)
Membuat arah rebah pohon yang tepat yaitu arah rebah ditujukan pada tempat
yang seminimal mungkin merusak
pohon dan searah jalan sarad menuju TPN yang telah ditentukan. 2)
Penebangan
dimulai
dari
arah
luar
ke
dalam
untuk
mempermudah penyaradan 3)
Melakukan pembersihan pohon yang akan ditebang
4)
Taktik rebah dapat dibuat serendah mungkin sehingga tunggul hampir rata tanah Tinggi tunggul serendah mungkin dan tidak boleh lebih dari 5 cm.
33
5)
Kesalahan tebang tidak dapat diperbaiki (dikembalikan pada posisi semula), untuk itu penebangan harus mengikuti teknik penebangan yang benar
6)
Pekerjaan penebangan yang diulang 2 kali atau “ servis ulang” tidak dibenarkan
e. Hasil yang dicapai Dalam 1 hari operator penebangan mampu menebang pohon sekitar 10 ton/jam. f. Pembahasan Di PT. Surya Hutani Jaya melakukan penebangan berdasarkan umur pohon yang berkisar 5-6 tahun karena berdasarkan SOP yang ditentukan. 2. Penyaradan a. Tujuan Tujuan penyaradan adalah mengeluarkan kayu dari dalam hutan menuju ketempat pengumpulan kayu (Tpn) selanjutnya dikirim ketempat penumpukan kayu (Tpk). b. Dasar Teori Penyaradan adalah melaksanakan penarikan kayu yang berada dalam blok tebang c. Alat dan bahan 1) Excavator 2) Log d. Prosedur kerja 1) Penyaradan dengan menggunakan system mekanis (Excavator) 2) Penyusunan
kayu hasil penebangan menjadi tumpukan atau
dinamakan staple
34
3) Tumpukan
staple
kemudian
ditarik
dengan
menggunakan
Excavator menuju ke penumpukan sementara dan arah kayu saat ditarik harus melintang agar kayu tidak berhamburan 4) Kayu ditumpuk atau disusun rapi agar mudah pada waktu kegiatan penaikan kayu ke truk untuk diangkut e. Hasil yang dicapai Dalam 1 hari operator penyaradan mampu menyarad sekitar 50-62,5 ton/jam. f. Pembahasan Kegiatan penyaradan sudah dilakukan dengan baik, tetapi masih banyak jalan yang belum
standar
operasional hauling
sehingga perlu dilakukan perbaikan jalan agar operasional
hauling
dapat berjalan dengan lancar. 3. Pengangkutan a. Tujuan Tujuan pengangkutan kayu adalah agar kayu dapat sampai di tujuan pada waktu yang tepat secara kontinu dengan biaya yang minimal dan tidak merusak lingkungan b. Dasar Teori Pengangkutan kayu di bidang kehutanan adalah pengangkutan kayu dari tempat penebangan sampai tempat tujuan akhir seperti pabrik pengelolaan kayu, dan tempat penimbunan kayu/TPK. (Anonim, 2011) c. Alat dan bahan 1) Truk 2) Bon trip 3) Meteran 4) Perlengkapan Bundling
35
d.
Prosedur kerja 1) Kayu dinaikkan ke atas truk dan dibuatkan bon trip. 2) Kayu diangkut atau dibawa ke log yard atau penumpukan akhir 3) Kayu diukur ketika masih berada diatas truk untuk memastikan kebenaran panjang kayu, diameter kayu, tinggi tumpukan untuk mengetahui jumlah kubikasinya. 4) Kayu dibongkar atau diturunkan dari atas truk dengan dan kayu disusun rapi
e. Hasil yang dicapai Berdasarkan hasil kegiatan yang dicapai dalam pelaksanaan pengangkutan yang dilakukan di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama 1 hari menghasilkan prestasi kerja sebanyak 6-7 ton sekali angkut. f. Pembahasan Pengangkutan
dilakukan
secara
manual
dan
mekanis.
Pengangkutan yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dimana kayu diangkat satu per satu ke atas truk secara bersama-sama.
Sedangkan pengangkutan secara mekanis dilakukan
dengan menggunakan excavator dimana kayu diangkat dalam jumlah yang lebih banyak ke atas truk secara bersama-sama. Pengangkutan dilakukan diareal tebangan sampai log pond.
E. Proses produksi chip PT. SBSA 1. Tujuan Untuk memproduksi kayu untuk di jadikan chip. 2. Dasar teori Chip adalah bahan yang digunakan sebagai produksi kertas. 3. Alat dan Bahan: a. Weight bridge
36
b. Drum barker c. Washing mechanical roller d. Chipper 4. Prosedur Kerja a. Kayu yang berasal dari HTI/alam selanjutnya di timbang dengan weight bridge dan di tumpuk pada log yard b. Kayu tersebut kembali di timbang dan di bawa ke tempat pengumpulan sementara (log infeed) untuk diproses menjadi chip c. Kayu dari tempat pengumpulan sementara (log infeed) harus melewati drum barker, yaitu peralatan (equipment ) yang berfungsi sebagai proses debarking / pengupasan kulit kayu d. Log yang sudah melewati proses pengupasan kemudian di transfer ke mesin pencucian (washing mechanical roller) untuk pembersihan log menghilangkan pasir, tanah, kotoran, dan kulit yang masih melekat, selanjutnya di teruskan ke chipper untuk di jadikan chip. 5. Hasil yang dicapai Berdasarkan kegiatan Produksi Chip yang di lakukan di PT. SBSA selama 1 hari, menghasilkan prestasi kerja 300m3 /jam. 6. Pembahasan Kegiatan produksi chip yang dilakukan di PT. SBSA sudah baik untuk dijadikan kertas.
37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktik dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 merupakan perusahaan perkayuan yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri dengan jenis tanaman yang mendominasi adalah Acacia mangium dan Eucalyptus pelita dan sebagian kecil
jenis meranti.
Produk
keunggulannya berupa chip sebagai bahan pembuatan kertas 2. Sarana transportasi untuk mendukung kegiatan operasional di lapangan dirasakan masih kurang sehingga sering mengalami keterlambatan setiap melakukan kegiatan. 3. Sarana persemaian sudah cukup maju, dilengkapi dengan prasana penyiraman dengan nozle 4. Chip dan sisa-sisa proses belum dimanfaatkan untuk kegunaan lain. B. Saran 1. Perusahaan disarankan untuk menambah unit sarana transportasi di lapangan agar masing- masing kegiatan memilikinya 2. Serbuk kayu limbah dari pembuatan chip sebaiknya dimanfaatkan untuk kegiatan lain misalnya sebagai media dalam budidaya jamur kayu.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. SOP Penebangan PT. Hutani Jaya. Sebulu. Samarinda. Mustaqim. 2006. Laporan Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT. Sumalindo Lestari Jaya II, Site Long Bagun. Kab Kutai Barat. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda. Tanduk M. 2006. Laporan Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. Inhutani II Sub. Unit Tanah Grogot. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda. Sipayung. 2010. Pedoman Penanaman Di Hutan Tanaman Industri. Viva Region Kaltim. Samarinda.
39
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. SURYA HUTANI JAYA
40
Gambar 2. Peta Kerja Phasing Penanaman Budget 2011 PT. SURYA HUTANI JAYA
41
Gambar 3. Peta Blok RKT 2007 PT. SURYA HUTANI JAYA
42
Gambar 4. Formulir Inventory Tanaman PT. SURYA HUTANI JAYA
43
Gambar 5. Penanaman Tunas (Shoot) Di Persemaian
Gambar 6. Pengisian Media Di Persemaian
44
Gambar 7. Kegiatan Perencanaan (Planning Management Dept)
Gambar 8. Kegiatan Penanaman
45
Gambar 9. Proses Penebangan Kayu
Gambar 10. Pengangkutan Kayu
46
Gambar 11. Pengukuran Kayu di Lokasi