LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pertanggungjawaban kepala daerah dalam mengelola pemerintahan daerah diwujudkan dalam 3 (tiga) bentuk pertanggungjawaban yaitu: Pertama kepada Pemerintah:
Kepala
Daerah
berkewajiban
menyampaikan
pertanggungjawaban
penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui bentuk Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah (LPPD). Kedua kepada DPRD selaku mitra pemerintah daerah: Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintahan Daerah (LKPJ). Ketiga kepada masyarakat: Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan Informasi PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (IPPD). Dari tiga bentuk pertanggungjawaban tersebut, dapat dimaknakan bahwa kepala daerah harus menyampaikan progress tentang kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang dijalankan dalam satu kurun waktu tertentu.Dalam Pasal 1 ayat (8) PP Nomor 3 Tahun 2007 disebutkan bahwa Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah atau LPPD merupakan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran yang penyusunannya menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas berdasarkan pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Lebih lanjut pada Pasal 9 ayat (3) peraturan tersebut dinyatakan bahwa LPPD Kabupaten/Kota disampaikan oleh Bupati/Walikota kepada Menteri melalui Gubernur dengan ruang lingkup mencakup penyelengaraan urusan desentralisasi, urusan tugas pembantuan dan urusan tugas umum pemerintahan. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten Sumbawa tahun 2014 merupakan pelaksanaan tahun keempat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2012 tentang RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015. 1.1.Dasar Hukum Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten Sumbawa tahun 2014 adalah
1
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
seluruh ketentuan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah yaitu sebagai berikut: 1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencanaan Pembangunan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
Kepada
Pemerintah,
Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi LPPD Kepada Masyarakat; 12. Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
2008
tentang
Pedoman
Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
2
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Sumbawa; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
yang
Menjadi
Kewenangan
Pemerintahan
DaerahKabupaten
Sumbawa; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok danFungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi DinasDaerah Kabupaten Sumbawa sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Sumbawa; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan,
Kedudukan,
Tugas
Pokok
dan
Fungsi
Lembaga
Teknis
Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan,
3
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi LembagaTeknis Daerah; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan, Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Sumbawa; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun2010 tentang Pembentukan, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa; 23. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten SumbawaTahun 2011-2015 . 1.2.Gambaran Umum Kabupaten Sumbawa 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah 1.2.1.1. Batas wilayah administratif Letak Geografis. Kabupaten Sumbawa terletak pada 116042’–118022’ Bujur Timur, 808’–907’ Lintang Selatan. Adapun batasbatas
wilayah
Kabupateen
Sumbawa
adalah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten
Selatan
berbatasan
Dompu, dengan
sebelah Samudera
Indonesia,dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa Barat dan Selat Alas.
4
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
POSISI STRATEGISNTB KONDISI GEOGRAFIS Banda Aceh
BANDAR SRI BEGAWAN
KUALA LUMPUR
Medan SINGAPORE Entikong
Pekanbaru
Batam
Bontang
Pontianak
Pangkal Pinang
Ternate Sorong Biak
Balikpapan
Palembang
Jayapura
Mamuju
Pangkalan Bun Banjarmasin
Bengkulu
Kendari
Lampung JAKARTA
Ambon
Makasar Semarang
Serang
Manado
Palu
Palangkaraya
Padang
Gorontalo
Samarinda
Jambi
Bandung
Yogyakarta
Surabaya Malang Denpasar
DILLI
Merauke
Mataram
Legenda :
Kupang
Alur Pelayaran Internasional Pusat Kegiatan Nasional Jalur Trans Nasional
Gambar 1.1: Geo-Strategis Kabupaten Sumbawa 1.2.1.2. Luas Wilayah. Kabupaten Sumbawa memiliki luas wilayah mencapai 11.556,44 Km² (45,52% dari luas Provinsi NTB), yang terdiri dari daratan 6.643,98 km², dan lautan 4.912,46 km². Adapun peta spasial wilayah administrasi dan secara rinci luas wilayah pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Sumbawa disajikan pada Gambar 1.2. sebagai berikut :
5
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten Sumbawa Menurut Kecamatan Tahun 2014 No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alas Alas Barat Utan Rhee Labuhan Badas Batu Lanteh Sumbawa Moyo Hilir Moyo Utara Moyo Hulu Lape Lopok
Luas Wilayah Km
%
123,04 168,88 155,42 230,82 435,89 391,40 44,83 186,79 90,80 311,96 204,43 155,59
2,64 1,16 2,80 3,01 6,69 5,89 0,66 2,81 1,37 4,70 3,07 2,34
No
Kecamatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Lunyuk Orong Telu Lantung Ropang Lenangguar Maronge Plampang Empang Labangka Tarano Buer Unter Iwis
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa, 2014
Luas Wilayah Km
%
513,74 465,97 167,45 444,48 504,32 274,75 418,69 558,55 243,08 333,71 137,01 82,38
7,73 7,01 2,52 6,69 7,59 4,46 7,11 8,41 2,52 5,02 2,66 1,13
1.2.1.3. Topografis Topografi. Bentuk topografis Kabupaten Sumbawa cenderung berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 – 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpal), dimana sebagian besar diantaranya (355.108 Ha) berada pada ketinggian 100 hingga 500 mdpal (41,81%). Ketinggian untuk kota-kota kecamatan di Kabupaten Sumbawa berkisar antara 10 hingga 650 mdpal. Ibukota kecamatan Batulanteh (Semongkat) merupakan ibukota kecamatan dengan ketinggian tertinggi dari permukaan air laut dan Sumbawa Besar (ibukota kecamatan Sumbawa) merupakan ibukota kecamatan dengan ketinggian terendah dari permukaan air laut. Wilayah yang didominasi kemiringan lahan >40% adalah Kecamatan Batulanteh, Kecamatan Ropang, Kecamatan Lenangguar, dan Kecamatan Orong Telu
curah hujan
2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
Klimatologis. Berdasarkan data statistik
1818,4 1601,6 1195,5 1267,8
1175,2
1631,1
dari
1303,8
lembaga
meteorologi,
temperatur
maksimum pada tahun 2012 berkisar antara 31,6°C –37,4°C (rata-rata 34,4°C), dan
108
temperatur minimum berkisar antara 17,0°C – 22,8°C (rata-rata 20,7°C). Temperatur
6
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
tertinggi terjadi pada bulan Nopember dan terendah 28,5
27
27 26,5
tropis,
78,0% 27,1
26,9
26 25,5
Agustus.
Kabupaten
Sebagai Sumbawa
26,5
dengan
kisaran
absolut
minimum67% (pada bulan Agustus dan
27,1
26,7 26,8
bulan
mempunyai rata-rata kelembaban sebesar
28
28 27,5
daerah
Suhu Rata-Rata
ada
September)
dan
maksimum89%
(pada
bulan Januari). Curah hujan Kabupaten Sumbawa berkisar dari 30,5 mm – 465,5 mm (rata-rata 1303,8 mm) dengan jumlah hari hujan 127 hari dan penguapan 66 mm.
Geologi. Dalam Peta Tatanan Geologi dan Gunung Berapi Indonesia, Kabupaten Sumbawa tempat pertemuan 2 lempeng aktif dunia yaitu Lempeng Indo-Australia (bagian selatan) dan Lempeng Eurasia (bagian utara). Kondisi geologis tersebut menyebabkan Kabupaten Sumbawa kaya akan deposit sumberdaya mineral sekaligus rawan terhadap bencana alam. Sumberdaya mineral potensial berupa emas (180 ribu m3), tembaga (1,575 juta m3), lempung/tanah liat (5,9 juta m3), batu gamping (274,29 juta m3) dan marmer (43,06 juta m3), pasir besi (304,5 m3), sirtu (793 ribu m3) dan batu bangunan (269,22 juta m3). Potensi energi panas bumi juga terdapat di Kecamatan Maronge dengan potensi 6 Mwe untuk pemanfaatan langsung. Potensi angin juga cukup memadai untuk pembangkit listrik skala kecil terutama pada 6 kecamatan yakni Alas Barat (376,177 watt), Labuhan Badas (612,541 watt), Labangka (525,177 watt), Empang (376,177 watt), Plampang (313,621 watt) dan Lape (258,415 watt). Demikian pula potensi sumberdaya air, disamping digunakan sebagai air irigasi juga dapat digunakan untuk Pembangkit Listrik Mikro Hidro yang terdapat di 16 lokasi potensial dengan potensi energi 3.082 Kwatt. Karaktersitik Wilayah. Berdasarkan kondisi karakteristik wilayah dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti terlihat pada tabel 1.2.
7
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.2 Lokasi Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2031 No.
Jenis Kawasan
Lokasi
1
Kawasan Hutan Produksi Tetap
Kawasan Hutan Produksi Tetap yaitu Ngali RTK 12 (1.135,10 Ha), Serading RTK 36 (826 Ha), Pusuk Pao RTK 38 (2.072,30 Ha), Buin Soway RTK 57 (3.813,90 Ha), Selalu Legini RTK 59 (5.415 Ha), Klongkang P. Ngengas RTK 60 (976,06 Ha), Batu Lanteh RTK 61 (1.891,40 Ha), Dodo Jaran Pusang RTK 64 (12.571,10 Ha), Ampang Kampaja RTK 70 (11.113 Ha), Olat Lake/Olat Cabe RTK 78 (3.451,78 Ha), Gili Ngara/Olat Puna RTK 79 (2.617,80 Ha), P. Rai Rakit Kwangko RTK 80 (4.745,31 Ha), Samoko Lito RTK 89 (251,50 Ha).
2
Kawasan Peruntukan Perikanan, Kelautan, Pesisir dan Pulau Kecil
Kawasan Alas dan Pantai Utara Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya tambak, pertambangan, cagar wisata, konservasi terumbu karang dan lamun, perlindungan cagar alam dan pelabuhan; Kawasan Teluk Saleh dan sekitarnya sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya tambak, pertambangan, wisata bahari, pelestarian ekosistem dan pelabuhan;
3
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi terdiri dari beririgasi teknis seluas 17.714 Ha; Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi setengah teknis seluas 8.839 Ha; Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi sederhana seluas4.602 Ha; Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi non PU seluas 4.397Ha; Kawasan pertanian lahan sawah tadah hujan seluas 7.627 Ha; Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering tersebar di seluruh kecamatan seluas 23.795 Ha. Kawasan pertanian tanaman hortikultura semusim tersebar di seluruh wilayah kecamatan seluas 91.905 Ha.
8
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
No.
Jenis Kawasan
Lokasi
4
Kawasan Perkebunan
Peruntukan Perkebunan dikembangkan di Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIM-Bun): Rhee dengan tanaman unggulan kelapa, jambu mete; Batulanteh dengan tanaman unggulan kopi, Komoditi unggulan jambu mete di KIM-Bun : Utan Rhee, Komoditi kelapa di KIM-Bun : Sumbawa; Komoditi kopi di KIM-Bun : Batulanteh, Komoditi kemiri di KIM-Bun : Batulanteh, Kawasan perkebunan dikembangkan kegiatan agroindustri Hasil tanaman perkebunan dan tanaman komoditi unggulan;
5
Kawasan Peruntukan Pertambangan
WUP operasi produksi di Pulau Sumbawa seluas 100.536,29 Ha Zona-zona tertentu yang telah dinyatakan layak berdasarkan Hasil kajian teknis, ekonomi dan lingkungan.
6
Kawasan Peruntukan Peternakan
Kec. Rhee (240 Ha), Lape Lopok (1.426 Ha), Moyo Hilir (13.097 Ha), Moyo Hulu (1.175 Ha), Utan (1.025 Ha), Empang (920 Ha), Tarano (685 Ha), Plampang (1.455 Ha), Labangka (458 Ha), Maronge (1.700 Ha), Ropang (0.539 Ha), Batu Lanteh (269 Ha).
Distrubusi kondisi topografi perkecamatan disajikan pada tabel 1.3 Tabel 1.3. Topografi Lahan Menurut Kelas Kemiringan (Ha)
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Alas Barat Alas Buer Utan Rhee Lb. Badas Sumbawa Unter Iwis
0–5 1,362
Kemiringan Lahan 5 – 15 15 – 40 >40 466 5,191 889
Lindung 17,016
Jumlah 24,924
1,248
923
1,985
203
13,609
17,968
850 6,572
3,379 8,856
15,227 7,817
3,381 660
15,788 1,947
38,625 25,852
2,601
4,726
3,396
476
1,723
12,922
9
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
No
Kecamatan
9 Batu Lanteh 10 Moyo Hilir 11 Moyo Utara 12 Moyo Hulu 13 Ropang 14 Lenangguar 15 Lantung 16 Lunyuk 17 Orong Telu 18 Lape 19 Lopok 20 Maronge 21 Plampang 22 Empang 23 Tarano 24 Labangka Prosentase (%)
0–5 -
Kemiringan Lahan 5 – 15 15 – 40 >40 7,844 8,203
Lindung 23,088
Jumlah 39,135
183
19,127 6,802
3,115 7,633
306 2,170
5,211 14,408
27,759 31,196
266
3,494
18,377
6,493
82,996
111,626
-
10,848
9,914
6,712
70,506
97,980
3,506
12,148
6,063
7,243
7,068
36,028
7,178
4,917
4,492
712
26,049
43,348
13,915 16,829 8,43
11,621 8,158 14,76
10,490 2,651 16,11
983 2,524 6,33
52,217 20,142 54,38
89,226 50,304 100,00
Sumber : Peta Data Pokok Kab. Sumbawa
1.2.1.4. Jumlah Bangunan Rumah Data jumlah rumah penduduk dapat menggambarkan pola distribusi permukiman yang dapat digunakan dalam penyediaan utilitas publik yang dibutuhkan. Jumlah bangunan rumah se-Kabupaten Sumbawa sebanyak 102.845 unit, jika luas kawasan budidaya 45,62% atau 3.030,98 Km2 maka jumlah bangunan rumah per luas lahan budidaya adalah 27,76 atau rata-rata terdapat 28 unit rumah per 1 Km2. Jumlah bangunan rumah per kecamatan disajikan pada tabel 1.4.
10
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.4. Jumlah Bangunan Rumah berdasarkan Kecamatan Tahun 2014 NO
KECAMATAN
Tahun 2013 Unit %
Tahun 2014 Unit %
Lunyuk
4.509
4.38
2
Alas
6.728
6.54
3
Utan
7.148
6.95
Batu Lanteh
2.651
2.58
Sumbawa
14.087
13.70
6
Moyo Hilir
5.463
5.31
7
Moyo Hulu
5.336
5.19
Ropang
1.283
1.25
Lape
3.879
3.77
10
Plampang
6.372
6.20
11
Empang
5.270
5.12
Labuhan Badas
7.075
6.88
Alas Barat
4.579
4.45
14
Labangka
2.735
2.66
15
Rhee
1.668
1.62
Buer
3.372
3.28
Maronge
2.374
2.31
18
Tarano
3.654
3.55
19
Lopok
4.437
4.31
Lenangguar
1.587
1.54
Orong Telu
1.028
1.00
22
Unter Iwes
4.553
4.43
23
Lantung
808
0.79
2.249
2.19
1
4 5
8 9
12 13
16 17
20 21
24
Moyo Utara
JUMLAH
102.577
102.845
5,217
4.52
7,571
6.56
7,910
6.85
2,966
2.57
15,990
13.85
6,055
5.25
5,906
5.12
1,514
1.31
4,267
3.70
7,009
6.07
5,864
5.08
7,855
6.80
5,037
4.36
3,114
2.70
1,979
1.71
3,757
3.25
2,668
2.31
4,045
3.50
4,943
4.28
1,962
1.70
1,196
1.04
5,008
4.34
1,013
0.88
2,590
115.436
2.24 100.00
Sumber :BPM-PD Kab. Sumbawa Tahun 2014 1.2.2. Gambaran Umum Demografis Gambaran demografis merupakan kondisi kependudukan yang mencakup beragam
informasi
kuantitas/kualitas
penduduk,
kesejahteraan
penduduk,
perkembangan penduduk, mobilitas. Data dan informasi kependudukan menggambarkan karakteristik penduduk yang berguna untuk merumuskan kebijakan kependudukan bagi
11
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
peningkatan kualitas, pengendalian pertumbuhan dan kuantitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan. 1.2.2.1.
Jumlah Penduduk
Persebaran penduduk berkaitan dengan keseimbangan daya dukung lingkungan (luas wilayah). Dari sisi wilayah, Kabupaten Sumbawa yang seluas 6.643,98 Km² memiliki kepadatan penduduk yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dimana pada tahun 2004 kepadatan penduduk Kabupaten Sumbawa 63 orang/km² menjadi 85 orang/km² pada tahun 2014. Selama kurun waktu 2 tahun terakhir (tahun 2013 sampai 2014), penduduk Kabupaten Sumbawa telah meningkat yaitu dari 558.761 pada tahun 2013 menjadi 565.680 pada tahun 2014. Tingkat laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2013 -2014 adalah 1,22. Sementara itu rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2013 - 2014 adalah pada kisaran 1.79%. Data rincian Jumlah Penduduk per Kecamatan dalam kurun waktu 2013-2014 Kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel 1.5. berikut ini. Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Sumbawa Tahun 20132014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KECAMATAN Lunyuk Orong Telu Alas Alas Barat Buer Utan Rhee Batulanteh Sumbawa
TAHUN 2013 LAKIPEREMPUAN LAKI 11.933 11.239 3.153 2.889 18.226 19.155 14.112 13.778 9.134 9.741 19.485 20.777 4.739 4.788 7.078 6.453 36.334 35.974
12
TAHUN 2014 LAKIPEREMPUAN LAKI 12233 11553 3..188 2914 18.337 19313 14.345 14112 9.203 9835 19.792 21060 4.783 4858 7.228 6578 36.283 36034
(%) 4.20 1.08 6.65 5.03 3.36 7.22 1.70 2.44 12.78
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
NO 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
KECAMATAN Labuhan Badas Unter Iwes Moyo Hilir Moyo Utara Moyo Hulu Ropang Lenangguar Lantung Lape Lopok Plampang Labangka Maronge Empang Tarano
TAHUN 2013 LAKIPEREMPUAN LAKI 20.636 12.593 14.142 6.045 13.158 3.874 4.196 2.295 10.850 11.515 17.812 6.416 6.451 14.586 10.195 278.958
Jumlah
20.656 12.499 14.717 6.107 13.364 3.338 4.002 2.367 10.829 11.862 17.959 6.018 6.526 14.481 10.284 279.803
TAHUN 2014 LAKIPEREMPUAN LAKI 20.787 12.774 14.391 6.168 13.329 3893 4249 2299 11022 11703 18045 6606 6500 14693 10372 282.223
(%)
20832 7.35 12861 4.53 15004 5.19 6261 2.20 13562 4.75 3375 1.28 4053 1.47 2379 0.83 11011 3.89 12068 4.20 18169 6.40 6204 2.26 6607 2.32 14556 5.17 10438 3.68 283.457 100.00
Sumber : Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumbawa, 2014 Tingkat
laju
pertumbuhan
penduduk
pada
masing-masing
kecamatan
berdistribusi normal (relatif merata), artinya tidak ada kecamatan yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk sebagai angka pertumbuhan pencilan kecuali Kecamatan Sumbawa yang jauh di atas kecamatan lainnya. Hal ini cukup dipahami karena dinamika penduduk di kecamatan ini relatif tinggi disebabkan oleh posisinya sebagai ibukota kabupaten dan sekaligus sebagai pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan. Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan rasio jenis kelamin (sexratio), yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin atau perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan dapat menjadi dasar dalam pemenuhan berbagai ragam aspek pelayanan, jenis pelayanan untuk penduduk laki-laki dan perempuan. Selain itu rasio jenis kelamin juga menggambarkan pola migrasi penduduk laki-laki dan perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Sumbawa selama dua tahun terakhir berada di atas 100 yaitu 104.
13
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
1.2.2.2.
Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data sensus penduduk yang dilakukan setiap kurun waktu 10 tahun, secara rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa 1,5%. Data SP dalam kurun waktu 1971-2010 untuk kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel 1.6. berikut ini. Tabel 1.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk NO 1 2
JENIS KELAMIN Laki-Laki Perempuan Jumlah
TAHUN 2013
TAHUN 2014
278.958 279.803 558.761
282.223 283.457 565.680
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumbawa Tahun 2014
Dari tabel di atas dalam kurun waktu 2 tahun yaitu tahun 2013-2014 terjadi penambahan penduduk sebanyak 6.919 jiwa. Namun bila dibandingkan periode sensus penduduk tahun 2010 sampai dengan 2014 yang bertambah 149.891 jiwa maka penambahan penduduk empat tahun terakhir sebesar 26,50 %. Adapun sex rasio atau perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan, dalam kurun waktu 2013-2014 tidak banyak mengalami perubahan yakni berkisar antara 1,31 (tahun 2013) dan 1,17 ditahun 2014. Sehingga komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin relative tidak mengalami perubahan. Berdasarkan data sensus penduduk, data penduduk Kabupaten Sumbawa dapat diolah lebih lanjut dapat diperoleh gambaran rata-rata pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu antar sensus sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 1.1. berikut ini.
Grafik 1.1. Rata-Rata Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sumbawa Antar Periode Sensus (SP 1980, SP 1990, SP 2000 dan SP 2010)
14
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
3,50% 3,00% 2,50%
3,03% 2,95% 2,87%
2,61% 2,50%
2,00%
2,40%
2,00%
1,80%
1,56% 1,53%
1,50%
Laki-Laki
1,00%
Perempuan
1,60%
1,50%
Jumlah
0,50% 0,00% 1980
1990
2000
2010
Dalam kurun waktu 2000-2010 terjadi pertumbuhan penduduk rata-rata 1,53% per tahun dengan pertumbuhan laki-laki 1,56% dan perempuan 1,50%. Pertumbuhan penduduk tersebut lebih rendah dibandingkan 10 tahun sebelumnya yakni kurun waktu 1990-2000 yakni dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,80% per tahun dengan pertumbuhan laki-laki mencapai 2% per tahun dan perempuan 1,60%. Jika dilihat rata-rata pertumbuhan penduduk dari kurun waktu 1980-2010 terjadi trend penurunan rata-rata pertumbuhan penduduk hampir separuhnya (dari 2,95% per tahun menjadi
1,53%
per
tahun).
Data
ini
menggambarkan
keberhasilan
program
pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sumbawa dalam 10 tahun terakhir.
1.2.2.3.
Jumlah Kepala Keluarga
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, juga terjadi peningkatan jumlah Kepala Keluarga (KK). Jika pada tahun 2013 jumlah KK mencapai 122.532 KK maka pada tahun 2014 berjumlah 125.915 KK bertambah 3.383 KK atau mengalami peningkatan 2,70%. Distribusi masing-masing kecamatan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1.7. berikut ini.
15
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2012-2014 NO
KECAMATAN
JUMLAH KEPALA KELUARGA 2012
1 Lunyuk 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Orong Telu Alas Alas Barat Buer Utan Rhee Batulanteh Sumbawa Labuhan Badas Unter Iwes Moyo Hilir Moyo Utara Moyo Hulu
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Ropang Lenangguar Lantung Lape Lopok Plampang Labangka Maronge Empang Tarano Jumlah
2013
Pertumbuhan (%)*
%
2014
5.247
5.400
5.471
4.34
12.80
1.156 7.620 5.685 4.491 8.446 1.825 2.881 16.884 7.964 4.910 6.177 2.670 6.066
1.353 7.685 5.797 4.421 8.459 1.881 2.973 17.166 8.582 4.928 6.396 2.711 6.193
1.367 7.731 5.859 4.452 8.390 1.893 2.936 18.200 8.958 5.104 6.836 2.767 6.329
1.09 6.14 4.65 3.54 6.66 1.50 2.33 14.45 7.11 4.05 5.43 2.20 5.03
3.08 18.29 13.77 10.61 20.09 4.45 6.98 41.50 20.25 11.87 15.41 6.47 14.76
1.863 1.596 1.608 1.556 1.863 2.046 954 953 949 5.096 5.162 5.276 4.893 5.004 5.111 7.451 7.617 7.829 3.114 3.268 3.380 2.532 2.922 2.932 5.910 6.117 6.277 3.987 4.085 4.214 119.738 122.532 125.915
1.28 1.62 0.75 4.19 4.06 6.22 2.68 2.33 4.99 3.35 100.00
4.02 4.34 2.27 12.34 11.92 18.18 7.75 6.66 14.54 9.76 12.17
Sumber : BPS Kab. Sumbawa dan Dinas Kependudukan dan Pencatanan Sipil Kab. Sumbawa (diolah) Keterangan: *) pertumbuhan dari tahun 2012ke tahun 2014
16
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
1.2.2.4.
Struktur Penduduk
Struktur penduduk menggambarkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur. Struktur penduduk tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.7. Tabel 1.8. Struktur Penduduk Kabupaten Sumbawa Tahun 2014 KELOMPOK USIA 75+ 70 – 74 65 – 69 60 – 64 55 -59 50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 – 19 10 – 14 5–9 0–4 JUMLAH
PENDUDUK TAHUN 2014 LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 4871 4.674 9.545 4609 4.495 9.104 6377 6.531 12.908 9359 8.877 18.236 11167 11.041 22.208 14850 14.819 29.669 17397 17.996 35.393 20228 21.025 41.280 23511 25.210 48.721 26969 29.012 55.981 25610 28.614 54.224 23771 22.727 46.498 24765 23.713 48.478 26.683 25.178 51.861 24343 23.194 47.537 17.713 16.324 34.037 282.223 283.457 565.680
% 1.69 1.61 2.28 3.22 3.93 5.24 6.26 7.30 8.61 9.90 9.59 8.22 8.57 9.17 8.40 6.02 100
Sumber : Dinas Dukcapil Kab. Sumbawa (data diolah) Dari Tabel Struktur Penduduk Kabupaten Sumbawa Tahun 2014, menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Sumbawa sampai dengan Bulan Desember 2014 berjumlah 565.680 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 282.223 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 283.457 jiwa. Apabila dilihat per kelompok umur Proporsi penduduk tertinggi berada pada kelompok umur 30 – 34 Tahun yaitu 55.981 jiwa (9.90%) dan proporsi penduduk terkecil berada pada kelompok umur 70-74 tahun yaitu 9.037 (1.61%). Jumlah
dan
proporsi
penduduk
berdasarkan
umur
dan
jenis
kelamin
menggambarkan jumlah penduduk untuk kelompok umur tertentu dan jenis kelamin
17
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
yang dikaitkan dengan perencanaan pembangunan yang diarahkan sesuai dengan kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan (subyek dan obyek pembangunan) terutama pada kelompok 15 – 64 Tahun (umur produktif) berjumlah 400.688 jiwa. Tabel 1.9. Komposisi Penduduk Kabupaten Sumbawa Tahun 2000-2014 Tahun
0-14 tahun (%)
15-64 tahun (%)
> 65 tahun (%)
2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
33,11 31,56 33,44 33,43 30,13 30,45 30,44 30,44 24,86 24,00 23,59
63,03 64,59 62,69 62,70 66,26 66,45 64,68 64,68 69,03 70.42 70,84
3,86 3,85 3,87 3,87 3,61 3,10 4,88 4,88 6,11 5,14 5,58
Sumber : diolah dari Disdukcapil Kab. Sumbawa Berdasarkan
rincian
komposisi
penduduk
Kabupaten
Sumbawa
menurut
golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan ciri antara lain. Pertama, Komposisi Penduduk Kabupaten Sumbawa masih tergolong ”muda” penduduk di bawah 15 tahun masih cukup tinggi, yaitu 23,59% pada tahun 2014. Kedua, proporsi penduduk usia >65 tahun (65 tahun ke atas) menunjukkan 5.58% pada tahun 2014. Sehubungan dengan Komposisi penduduk ini, rasio ketergantungan (Dependensi Ratio) penduduk Kabupaten Sumbawa cukup fluktuatif dari tahun ke tahun. Rasio ketergantungan ini menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok usia produktif (penduduk usia antara 15-64 tahun) terhadap kelompok usia tidak produktif (penduduk usia muda 0-15 tahun dan usia tua 65 tahun ke atas). penduduk usia 15 – 64 tahun ke atas (Usia Produktif) di atas 70,84% dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sumbawa tahun 2014 sebesar 76,47%, dengan lapangan usaha terbesar pada sektor pertanian dalam arti luas, sektor perdagangan dan jasa, industri rumah tangga.
18
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.10. Angka Ketergantungan Penduduk Kabupaten Sumbawa Uraian
2011
2012
2013
2014
Rasio Ketergantungan Muda
30,31
37,02
36,03
33,30
Rasio Ketergantungan Tua
11,78
11,90
12,11
50,08
48,92
48,14
Rasio Ketergantungan Total
Sumber : data diolah dari duk capil
7,88 41,18
Berdasarkan tabel Rasio Ketergantungan Kependudukan pada tahun 2014, Rasio Ketergantungan Muda 33,30% dan Rasio Ketergantungan Tua 7,88% penurunan dari tahun 2013, dimana pada tahun 2013 rasio
mengalami
ketergantungan muda
36.03% dan Rasio ketergantungan Tua 12.11% yang artinya Rasio ketergantungan menunjukkan beban yang harus ditanggung oleh penduduk (15 – 64 tahun) terhadap penduduk yang tidak produktif (<15 tahun dan 65 tahun keatas). Semakin tinggi persentase Dependency Ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Besarnya rasio ketergantungan tahun 2014 sebesar 41,18 persen artinya, setiap 100 orang penduduk usia produktif (usia kerja) mempunyai beban tanggungan sebanyak 41 orang yang belum produktif dan tidak dianggap produktif lagi.
1.2.2.5.
Ketenagakerjaan
Kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Sumbawa pada tahun 2014 secara umum memperlihat gejala positif, dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 223.083 jiwa, penduduk yang bekerja 208.567 jiwa adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari struktur umur penduduk Kabupaten Sumbawa dari tahun 2012 sampai tahun 2014, proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas (usia produktif) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sumbawa tahun 2012 sebesar 72,31%, sebesar 71,62% pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 sebesar 76,47%. Meningkatnya TPAK
19
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
dari tahun sebelumnya dan menurunnya Tingkat Angka Pengangguran Terbuka (TPT) berdampak pada upaya peningkatan daya saing untuk mendapatkan peluang kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,27%, lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata capaian provinsi NTB sebesar 5,75%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumbawa bersama dengan dunia usaha serta masyarakat ikut berperan aktif dalam menurunkan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Sumbawa Perkembangan
kondisi
ketenagakerjaan
disimpulkan
bahwa
permasalahan
ketenagakerjaan terjadi pada rendahnya daya saing angkatan kerja dalam mengisi kesempatan kerja/peluang kerja di dalam daerah. Menurut data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sumbawa jumlah yang mendaftar pencari kerja ke luar negeri sebanyak 5.567 orang dan pencari kerja yang ditempatkan sebanyak 5.042 orang. Gambaran umum penempatan tenaga kerja kabupaten Sumbawa ke luar negeri dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1.11. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia asal Sumbawa di Luar Negeri Tahun 2004-2014 Tahun
Laki-Laki
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
34 88 47 131 108 100 52 29 9 99 106
Perempuan 8.225 5.822 8.263 6.550 8.720 7.134 5.125 4.477 2.426 3.990 4.936
Jumlah TKI 8.259 5.910 8.310 6.681 8.828 7.234 5.177 4.506 2.442 4.089 5.042
Sumber: BPS Kabupaten Sumbawa beberapa tahun terbitan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa Berdasarkan Tabel 1.11 di atas, penyerapan tenaga kerja dari Kabupaten Sumbawa ke luar negeri 2004 – 2014 menunjukkan kecenderungan fluktuatif dan di
20
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
tahun 2014 meningkat sebesar 23.31% dari tahun 2013. Proporsi terbesar dari tenaga kerja yang ditempatkan di luar negeri pada tahun 2014 adalah berjenis kelamin perempuan yang mencapai 97,90% dengan negara tujuan Saudi Arabia 42 orang (0,83%), Malaysia 126 orang (2,50%), Uni Emirat Arab 137 orang (2,72%), Oman 2511 orang (49,80%), Singapura 80 orang (1,59%), Brunei 357 orang (7,08%), Hongkong 438 orang (8,69%), Qatar 208 orang (4,13%), Bahrain 828 orang (16,42%), Taiwan 189 orang (3,75%), dan Kalbar 20 orang (0,40%). 1.2.2.6. Pendidikan Indikator kinerja kunci penyelengaraan urusan wajib pendidikan adalah capaian Angka Melek Huruf (AMH), rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Melek Huruf (AMH) merupakan salah satu komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Secara umum derajat pendidikan penduduk baik formal maupun non-formal kecenderungannnya semakin tinggi, maka hal tersebut sudah mengarah pada indikasi adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Angka partisipasi masing-masing tingkat pendidikan dapat ditinjau dari dua hal yaitu angka partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan, yang melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar dan pendidikan menengah berdasarkan jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK, APM terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan, seperti tersaji pada tabel 1.22 sebagai berikut. Tabel 1.22 Angka Partisipasi Murni (APM) Pada Jenjang Pendidikan PAUD, SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C No Uraian 1 APM PAUD (TK/RA/PA)
21
2012
2013
2014
77,62
94,24
95,32
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
2 3 4
APM SD/MI/Paket A APM SMP/MTs/Paket B APM SMA/SMK/MA/Paket C
99.02 89,4
99.13 98,25
99.15 98,35
63,82
85,88
85,92
Sumber: Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa
Angka Partisipasi Murni (APM) TK/RA/PA Kabupaten Sumbawa tahun 2014 adalah sebesar 95.32%, meningkat dari angka tahun 2013 sebesar 94.24% dan tahun 2012 sebesar 77.62.
APM jenjang SD/MI/Sederajat tahun 2014 sebesar 99.15% meningkat dari APM tahun 2013 yang mencapai 99.13% dan tahun 2012 sebesar 99.02%.
APM tingkat pendidikan SMP/MTs/Paket B tahun 2014 sebesar 98,35% meningkat dari angka tahun 2013 sebesar 98.25% dan tahun 2012 sebesar 89.4%.
APM Untuk jenjang SMA/sederajat tahun 2014 sebesar 85.92% meningkat dari tahun 2013 sebesar 85.88 dan tahun 2012 sebesar 63.82%.
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. seperti tersaji pada tabel 1.13 berikut ini :
Tabel 1.13 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pada Jenjang Pendidikan SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C No Uraian 1 APK SD/MI/Paket A 2 APK SMP/MTs/Paket B 3 APK SMA/SMK/MA/Paket C
2010
2012
2013
2014
110.76 104,49
109 117,76
100.89 110,39
100.89 110,29
75,5
86,35
104,35
104,24
Pada tabel 1.13 diatas menunjukkan APK tahun 2014 pada jenjang pendidikan
22
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
SD/MI/Paket A sebesar 100.89%, SMP/MTs/Paket B tahun sebesar 110.29% dan SMA/SMK/MA/Paket C sebesar 104.24% Angka Melek Huruf (AMH) menunjukkan proporsi penduduk berusia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Angka melek huruf di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2014 sudah mencapai 99,57%. Rata-rata lama sekolah SD, SMP, SMA (penduduk usia 15 tahun ke atas) terus mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014. Seperti tersaji di gambar 1.4, berikut ini:
102
7
100
6
98 5
Gambar 1.4 Angka Melek Huruf dan RataRata Lama Sekolah SD, SMP
96 94
4
92
3
90 2 88 1
86 84 Rata- Rata Lama Sekolah SD Rata- Rata Lama Sekolah SMP Angka melek huruf
2010
2012
2013
2014
6,23
6,05
6,01
6,01
3,01
3,05
3,09
3,09
90,55
99,52
99,79
99,57
0
Sumber: Dinas Diknas, Kab. Sumbawa (data diolah)
Rata-rata lama sekolah mencerminkan jumlah tahun yang dihabiskan penduduk untuk menempuh pendidikan formal. Rata-rata lama sekolah penduduk di Kabupaten Sumbawa berada pada angka 7,3 tahun. Secara parsial, bahwa angka rata-rata lama sekolah di tahun 2014 sama dengan angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2013 yaitu pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 6.01% dan SMP/MTs sebesar 3.09%, dan angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2012 pada pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 6.05% dan SMP/MTs sebesar 3.05%. Sementara angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2011 pada pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 6.23% dan SMP/MTs sebesar 3.01%. Indikasi dari cakupan anak usia sekolah yang bersekolah berdasarkan rata-rata putus sekolah (drop out) SMA/SMK/MA tahun 2014 sebesar 0,66 dan tidak ada siswa
23
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
tingkat SD/MI ,SMP/MTs yang putus sekolah pada tahun 2014.
untuk lebih jelanya indikator, target kinerja dan realisasi sasaran pendidikan ini adalah sebagai berikut: Tabel. 1.14 Target Kinerja Dan Realisasi Sasaran Pendidikan NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1 2
Angka melek huruf (%) Angka rata-rata lama sekolah SD/MI
3 4
Angka rata-rata lama sekolah SMP/MTs Angka rata-rata lama sekolah SMA/MA/SMK Angka partisipasi kasar (APK) PAUD (%) Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs Angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/MA
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket C Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI Angka partisipasi sekolah (APS) SMP/MTs Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SD/MI Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SMP/MTs Guru SMP/MTs kualifikasi non S1 keguruan Angka Putus Sekolah (Drop Out) SD/MI (%) Angka Putus Sekolah (Drop Out) SMP/MTs (%) Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik (%) Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik (%)
24
REALISASI
%
99 5,9
99,57 6,01
100,56 101,86
3,01 3,01
3,09 3,01
100,66 100,00
62,82 166,02 156,63 113,17
66,87 100,89 110,29 104,24
106,45 60,77 70,41 92,11
145,10
99,15
68,33
120,83
98,35
81,40
73,24
85,92
117,31
118,87 99,06
100,89 110,39
84,87 111,44
97,13
136,41
140,44
62,75
183,95
293,15
73
194
265.75
0,1
-
-
0,45
-
-
91,47
75,73
82,80
97,55
91,75
94,05
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
NO 21
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Angka partisipasi sekolah (APS) SMA/MA/SMK Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK Rasio guru terhadap murid SMA/MA/SMK Guru SMA/MA/SMK yang memenuhi kualifikasi S1 keguruan Guru SMA/MA/SMK kualifikasi non S1 keguruan Angka Putus Sekolah (Drop Out) SMA/SMK/MA (%) Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK kondisi bangunan baik (%) Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SD/MI Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SMP/MTs Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik (%) Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik (%) Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK kondisi bangunan baik (%)
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
REALISASI
%
89,1
83,44
93,65
27,7
36
129.96
11,76
11
93,50
95
98,45
103,78
91
123
135.16
1,33
0,66
107,26
100
100
100,00
97,13
137,61
141.68
62,75
23,148
36,89
277
388,554
71,29
91,47
75,67
82,72
97,55
91,75
94,05
100
88,94
88,94
Berdasarkan pengukuran kinerja di atas, secara simultan rata-rata pencapaian indikator sasaran ini bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini melebihi target yang ditetapkan. Namun jika ditinjau secara parsial terdapat indikator yang belum mencapai target yang ditetapkan Terdapat 9 indikator yang tingkat capaiannya berada di bawah dari target keseluruhan indikator pada sasaran ini. Program/kegiatan yang dilaksanakan sehubungan dengan proses pencapaian indikator-indikator ini merupakan lingkup urusan wajib pendidikan adalah sebagai berikut: 1.
Program Pendidikan Anak Usia Dini a.
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini;
25
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
b. 2.
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun a.
Pembangunan/Rehabilitasi
Ruang
Kelas,
Rumah
Dinas,
Perpustakaan,
Musholla, Paving Block dan Pagar; b.
Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya;
c.
Pembangunan sarana air bersih dan sanitary;
d.
Pengadaan meubeler sekolah;
e.
Rehabilitasi Sedang / Berat Bangunan Sekolah;
f.
Penyelenggaraan Paket A Setara SD;
g.
Penyelenggraan Paket B Setara SMP;
h.
Pembinaan kelembagaan dan Manajemen Sekolah dengan penerapan MBS di satuan pendidikan dasar;
i.
Biaya Pengelolaan Dana BOS APBN SD, SLBN dan SMP;
j.
Monitoring Pelaksanaan PSB SD dan SMP;
k.
Olimpiade SAINS Nasional Pendidikan Dasar;
l.
Pelaksanaan Ujian Sekolah dan Nasional SD/SMP;
m. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Pendidikan Dasar;
3.
n.
Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) TK, SD dan SMP;
o.
Penyelenggaraan Layanan UPT SD dan PAUD;
p.
Penyususnan Kurikulum Pendidikan Dasar.
Program Pendidikan Menengah a.
Pembangunan Gedung Sekolah SMA/SMK ;
b.
Pembangunan Rumah Dinas Guru dan Pagar Sekolah;
c.
Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya;
d.
Pengadaan Meubeler Sekolah;
e.
Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah dan Laboratorium Bahasa;
f.
Pelatihan Penyusunan Kurikulum SMA/SMK;
g.
Pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMA, SMK dan SLB;
h.
Penyelenggraan Paket C Setara SMA;
i.
Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Menengah;
j.
Pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMA/MA dan SMK;
26
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
k.
Penyelenggaraan kegiatan PSB SMA/SMK Negeri dan Swasta;
l.
Lomba Keterampilan dan Sains Siswa Nasional;
m. Olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) SMA dan SLB; n.
Penyusunan Profil Pendidikan Menengah dan PK-PLK (SMA/SMK dan SLB/Inklusi);
2.
o.
verifikasi Pendirian/ Penutupan Sekolah;
p.
Pembinaan Minat Bakat dan Kreatifitas Siswa.
Program Pendidikan Non Formal a.
Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal;
b.
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-PNF);
3.
4.
c.
Pengembangan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB);
d.
Pembinaan LKP dan PKBM.
Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan a.
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi;
b.
Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG);
c.
Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi;
d.
Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik;
e.
Lomba gugus jenjang TK;
f.
Lomba gugus jenjang SD;
g.
Pelaksanaan Program BERMUTU.
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan a.
Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan;
b.
Pembinaan Dewan Pendidikan.
Untuk menjamin akses pendidikan masyarakat disediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Keadaan lembaga pendidikan, siswa dan guru pada setiap tingkatan pendidikan di Kabupaten Sumbawa menjadi indikator tentang kondisi umum infrastruktur pendidikan untuk aksesibilitas pendidikan di Kabupaten Sumbawa. Hal ini setidaknya dapat dilihat dengan memperhatikan indikator-indikator seperti rasio jumlah siswa per sekolah, sebaran sekolah, rasio ruang kelas terhahadap jumlah siswa. Indikator ini menjadi ukuran daya tampung dan efektivitas proses belajar-mengajar.
27
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tampak bahwa jumlah siswa yang menempati ruangan kelas belum sepenuhnya memadai terutama pada tingkat pendidikan SMP dan SMA. Tabel 1.15 Rasio Indikator Sarana Pendidikan di Kabupaten Sumbawa Tahun Pelajaran 2007/2008 –2012/2013 Rasio Siswa perRuanga n Siswa persekolah Siswa per Guru Guru per10 siswa
TK 07/0 2012/1 8 3
SD Sederajat 07/0 2012/1 8 3
SMP Sederajat 07/0 2012/1 8 3
SMA Sederajat 07/0 2012/1 8 3
43,24
53,11
26,85
26,17
40,33
40,68
46,82
43,51
46,16
55,57
127,1 0
104,43
237,5 8
210,8
345,7 2
325,19
0,07
0,04
0,09
0,1
0,05
0,04
0,09
0,13
0,66
0,3
0,92
1,07
0,53
0,48
0,86
1,27
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumbawa, diolah
Pembangunan prasarana pendidikan formal di Kabupaten Sumbawa dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun komite sekolah. TK/sederajat umumnya disediakan dan dilaksanakan oleh swasta. Sedangkan SD, SMP, SMA pada umumnya disediakan oleh pemerintah. Aksesibilitas sarana pendidikan juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk (siswa) sasaran dan luas wilayah kerja (layanan). Dalam hal kondisi sekolah perkembangannya menunjukkan progress meningkat dearah dengan proporsi anggaran bidang pendidikan yang besar. Adapun deskripsi proporsi sekolah dalam keadaan baik sebagaimana tampak pada gambar berikut ini. Tabel 1.16 Jumlah Ruang Kelas Menurut Kondisi Dan Fasilitas Sekolah No 1 2 3 4 5 6 7
Baik Satuan Pendidikan Jumlah % SD 1.642 77,97 MI 115 53,74 SMP 541 91,23 MTs 115 94,26 SMA 190 96,94 MA 67 76,14 SMK 97 85,09
Rusak Ringan Rusak Berat Jumlah % Jumlah % 97 9,35 267 12,68 73 34,11 26 12,15 52 8,77 0 0,00 2 1,64 5 4,10 6 3,06 0 0,00 20 22,73 1 1,14 17 14,91 0 0,00
28
Total 2.106 214 593 122 196 88 114
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
No
Baik Satuan Pendidikan Jumlah % Jumlah 2.767 80,60
Rusak Ringan Rusak Berat Jumlah % Jumlah % 367 10,69 299 8,71
Total
Sumber: Profil Pendidikan, Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa Berdasarkan tabel 1.16 Kondisi sarana dan fasilitas sekolah kabupaten Sumbawa dalam keadaan baik sebesar 80%, keadaaan rusak 10,69%, dan rusak berat 8,71%. Kondisi sarana pendidikan dalam keadaan rusak adalah sarana pendidikan dasar (Sekolah Dasar sebanyak 267 ruang kelas (12,68), MI 26 ruang kelas (12,15), MTs 5 ruang kelas (4,10), MA 1 ruangan kelas (1,14) (sebanyak
dan SMP atau sederajat).
Ketersediaan sarana pendidikan ini merupakan prasyarat aksesibilitas masyarakat terhadap sarana pendidikan. Di samping itu, dalam rangka meningkatkan mutu pendidik telah dilakukan sertifikasi
guru,
pembinaan
profesionalisme
guru
dengan
menghidupkan
dan
memberdayakan peran Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Kelompok Kerja Guru (KKG). Tabel 1.17 Jumlah Guru dan Kepala Sekolah Menurut Sertifikasi No 1 2 3 4 5 6 7
Satuan Pendidikan SD MI SMP MTs SMA MA SMK Jumlah %
Sudah Guru Kepsek 1.032 362 133 13 439 86 34 13 204 25 12 8 124 16 1.978 523 23,22 93,06
Belum Guru Kepsek 3.440 1 360 15 1.118 6 444 11 543 2 264 4 370 0 6.539 39 76,78 6,94
Sumber: Profil Pendidikan, Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa
Untuk meningkatkan mutu pendidik, Tenaga Pendidikan dan Manajemen Sekolah dengan inidkator sasaran sebagai berikut :
29
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.18 Tenaga Pendidikan dan Manajemen Sekolah NO 1 2 3 4 5 6 7
INDIKATOR KINERJA Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1 keguruan Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1 keguruan Guru SMA/MA/SMK yang memenuhi kualifikasi S1 keguruan Rasio guru terhadap murid SD/MI Rasio guru terhadap murid SMP/MTs Rasio guru terhadap murid SMA/MA/SMK Guru SMP/MTs kualifikasi non S1 keguruan
2013 Target
Realisasi
%
55,69
59,99
107,72
89,85
95,88
106,71
94,86
98,45
103,78
11,567 11,314 11,7645 73
10,06 10,95 11 194
86,97 96,78 93,50 37,63
Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan bahwa pencapaian target sasaran ini sudah baik yaitu rata-rata 90,44%. Selanjutnya ditinjau secara parsial, terdapat indikator kinerja yang pencapaiannya kurang baik yaitu indikator “Guru SMP/MTs kualifikasi non S1 keguruan”, dimana pencapaiannya 37,63 persen dari target yang ditatapkan. Sehingga diperlukan upaya percepatan penuntasan target indikator ini melalui penambahan alokasi tugas belajar bagi guru, pembukaan program perkuliahan Universitas Terbuka, mendorong para guru untuk melanjutkan studi secara mandiri dan dukungan dari pemerintah berupa pemberian dana bantuan belajar (beasiswa). Dalam rangka pencapaian hasil kelulusan siswa didik sesuai standar nasional pendidikan dilaksankan Ujian Nasional (UN) bagi siswa SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Adapun distribusi nilai rata-rata Ujian Nasional pada masing-masing jenjang satuan pendidikan sebagaimana tampak pada grafikberikut. Grafik 1.8 Rata-Rata Ujian Nasional
30
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
1.2.2.7. Kesehatan Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Indikator kesehatan dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Harapan Hidup (AHH) dan penderita gizi buruk. AKB di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2013 tercatat sebanyak 19 kasus bayi lahir mati dari jumlah kelahiran, tahun 2008 tercatat sebanyak 23 bayi lahir meninggal dari jumlah kelahiran. AKI juga menunjukkan trend penurunan di tahun 2011 - 2013 . Adapun AHH menunjukkan peningkatan pada tahun 2010 menjadi sekitar 68 tahun dari kondisi 66 tahun pada tahun 2005. Sedangkan porsentase balita gizi buruk di kabupaten sumbawa sebesar 9% sehingga termasuk dalam kategori rendah. Perbaikan indikator kesehatan masyarakat ini didorong oleh berhasilnya program revitalisasi puskesmas dan kampanye PHBS yang semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tabel 1.19 Pencapaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Sumbawa No I
Jenis Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 3. Cakupan pertolongan persalinan 4. Cakupan pelayanan nifas 5. Cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani 6. Cakupan kunjungan bayi 7. Cakupan desa/ kelurahan
Capaian Tahun 2012 Absolut %
Capaian Tahun 2013 Absolut %
Capaian Tahun 2014 Absolut %
1.606 bumil
95,08
10.657
94,19
10.899
95
1961 bumil
87,90
1.924
85,02
2.288
99,70
9881 bulin
92,81
9727
90,03
9.861
90,10
10097 bufas
94,83
9877
91,42
9.942
91,00
1098 neonatus
74,39
1379
89,43
1.417
91,00
9076 bayi
92,21
9609
93,47
10.239
98,00
153 desa
92,73
132
80,00
122
74,00
31
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
No
Jenis Pelayanan Kesehatan universal child immunization (UCI) 8. Cakupan pelayanan anak balita 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak unis 6-24 bulan keluarga miskin 10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 11. Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat 12. Cakupan peserta KB aktif 13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit: c. Acute flaccid paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk<15 th d. Penemuan penderita pneumonia balita e. Penemuan pasien baru TB BTA positif f. Penderitaan DBD yang ditangani
Capaian Tahun 2012 Absolut %
47583 balita
Capaian Tahun 2013 Absolut %
Capaian Tahun 2014 Absolut %
91,00
32161
78,21
33.607
80,50
6980 bayi Gakin
100
744
8,11
218
3,00
91 kasus
100
81
100
39
100
3450 siswa SD
43
10191
89,21
10.808
90,00
42522 PUS
60,27
62352
75,50
63.554
82,00
3 kasus (1,85/100.000 pddk)
1,85
1301 kasus
25,66
2133
285 kasus
42,3
315
2,3
2,3
41,47
34,54
35 kasus
100
646
100
7593 kasus
42
18939
103,2
32
4,0
3,1
1.321
30,00
294
45,00
294 14.968
100,00 80,00
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
No
Jenis Pelayanan Kesehatan
Capaian Tahun 2012 Absolut % 76983 jiwa 36,38
g. Penemuan penderita diare 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin II Pelayanan Kesehatan 15. Cakupan 3965 kasus 0,0187 pelayanan rujukan kesehatan rujukan pasien miskin 16. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan III Penyelidikan Epidemologi dan Penaggulanagan KLB 17. Cakupan Tidak ada KLB desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi <24 jam IV Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 18. Cakupan desa 37 desa 22,42 siaga aktif Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa
Capaian Tahun 2013 Absolut % 129309 55,48
Capaian Tahun 2014 Absolut % 97.931 51,00
27345
11,73
2
100
8
100
8
100,00
76
46,06
126
76,00
Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai
33
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
berikut : Tahun 2013 NO
1
2
3 4
5
6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA
Tahun 2012
Rasio 3.79 puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk Keluhan sedang pelayanan rumah sakit daerah Rasio dokter 0.19 per satuan penduduk Rasio tenaga 2.69 medis per satuan penduduk Cakupan 100 ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan (%) Rasio 12.77 posyandu per satuan balita Rasio Sarana 0.60 Puskesmas Rasio sarana 0.22 Pustu Rasio sarana 0.06 Polindes Rasio sarana 0.00071 Poliklinik Rasio sarana 1.54 Posyandu Kualitas
baik
Target 5,74
Tahun 2014
Capaia Realisas n i Kinerja (%) 2,79 48,60
Target
Realisa si
7,42
2,09
Capaia n Kinerja (%) 28,11
sedang
sedang
100,00
rendah
rendah
100,00
3,43
2,648
77,19
4,43
2,01
45,37
28,48
5,153
18,09
36,8
10,38
28,20
100
100
100,00
100
100
100,00
16,89
25,15
148,92
21,83
74,47
341,14
0,09
0,57
629,63
0,116
0,1
86,21
0,33
0,21
63,64
0,426
0,2
46,95
0,51
25,353
10
39,44
0,00
0,0046
0,001
21,74
19.623
0,10
0,0036 12.007
15,294
0,13
15,513
16
103,14
baik
belum
100,00
baik
baik
100,00
34
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tahun 2013 NO
INDIKATOR KINERJA
17
pelayanan kesehatan lansia Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB) Kualitas kesehatan masyarakat Pemenuhan sarana dan prasarana sesuai standar (%) BOR
18 19
AvLOS BTO
20 21
TOI NDR
22
GDR
13 14 15 16
Tahun 2012
Tahun 2014
Capaia Realisas n i Kinerja (%) ada
Target
baik
Target
Realisa si
Capaia n Kinerja (%)
100,00
2,69
4,70
57,23
1.67
0,27
6.67
3,47
0,00
0,21
1,44
14,60
baik
baik
0,00
baik
baik
100,00
24.61
24,61
baik
100,00
38,73
30
77,46
60-85
60-85
60,6
100
98,67
100,00
6-9 hari 1/40 – 1/50 kali 1-3 hari <25/100 0 <45/100 0
6-9 hari 1/40 1/50 kali 1-3 hari <25/1000
74,26 2,84
100,00 47,33
3,02 95,55
100,00 100,00
0,99 95,04
20,20 100,00
0,05 0,1024
5,00 100
<45/1000 6,41/1000
100,00
60%85% 6-9 hari 1/40 – 1/50 kali 1-3 hari <25/100 0 <45/100 0
0,3637
100
Capaian Kinerja Sasaran
70,65
Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, pada masing-masing indikator di atas, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Secara simultan rata-rata pencapaian kinerja sasaran pada tahun 2014 adalah mencapai target yang ditetapkan dalam penetapan kinerja. Rata-rata tingkat capaiaan tahun 2014 sebesar 81,57 persen meningkat dibanding dengan tahun 2013 yang mencapai 70,65 persen. Angka capaian simultan ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini termasuk dalam kategori Sangat
35
81,57
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Baik. Pencapaian sasaran ini disumbangkan oleh indikator 6 yang capaian kinerjanya sangat singnifikan. 2.
Secara parsial menunjukkan kinerja pencapaian beberapa indikator termasuk dalam kategori kurang (< 55 persen) yaitu indikator 1, indikator 3, indikator 4, indikator
8, indikator 9, indikator 10, indikator 14, indikator 20. Dan indikator yang memiliki tingkat capaian paling kecil (14,60 persen) adalah indkator 20 (TOI rumah sakit). 3.
Berdasarkan realisasi tahunan, tampak bahwa capaian indikator-indikator sasaran ini secara rata-rata menunjukkan progres dengan trend meningkat. Berdasarkan hasil pencapaian sasaran kinerja diatas menunjukkan bahwa secara
parsial kesehatan masyarakat cendrung pluktuatif namun secara simultan kesehatan masyarakan Kabupaten Sumbawa dari tahun ke tahun dikategorikan cukup baik, meskipun pada indikator angka kematian bayi belum menunjukkan progress yang diharapkan jika dilihat dari capaian kinerja sasaran pada tahun 2014 angka kematian bayi sebanyak 1,44% dibandingkan dengan angka kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak 0,0%. Dengan Upaya ketersediaan sarana layanan kesehatan di Kabupaten Sumbawa adalah dalam rangka pelayanan pada masyarakat untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, sehingga rasio ketersediaanya mencapai idealitasnya. Tabel 1.20 Jumlah Puskesmas Provinsi Nusa Tenggara Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kabupaten/Kota Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kab. Dompu Kab. Bima Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Kota Mataram
Jumlah Puskesmas 16 25 29 25 9 20 9 8 11
Sumber: Data dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
36
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.21 Jumlah Posyandu dan Balita di Kab. Sumbawa (2007-2013) No 1.
Uraian
2007 580
2008 610
2009 624
Tahun 2010 2011 624 647
2012 2013 647 647
Jumlah Posyandu 2. Jumlah 46.831 42.780 49.319 55.388 43.924 50.680 Balita 3. Rasio 12,38 14,27 12,65 11,27 14,73 12,77 15,29 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (beberapa tahun terbitan)
2014 647
21,83
Tabel 1.22 Daftar Rumah Sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat No
Nama Rumah Sakit
Jenis Rumah Sakit
1
Kelas Rumah Sakit C
RSUD Patut Patuh Patju Gerung, Lombok RSU Barat 2 RSU Praya, Lombok Tengah RSU C 3 RS Islam Yatofa Praya, Lombok Tengah RSU D 4 RSU Dr R Sudjono Selong, Lombok Timur RSU C 5 RS Kusta Sepolong, Lombok Timur RS Kusta Non-kelas 6 RSU Sumbawa Besar RSU C 7 RSU Dompu RSU C 8 RSU Raba, Kab Bima RSU C 9 RS Kusta Panda, Kab Bima RS Kusta Non-kelas 10 RSUD Propinsi NTB di Sumbawa RSU Non-kelas 11 RS PKU Muhammadiyah Bima RSU D 12 RSUD Kab. Sumbawa Barat RSU Non-kelas 13 Rumah Sakit Umum Tanjung, Lombok RSU D Utara 14 RSU Mataram RSU B 15 Rumkit Tk.IV Wira Bhakti Mataram RSU IV 16 RS Islam Siti Hajar, Mataram RSU D 17 RS Sint Antonius Ampenan, Mataram RSU D 18 RS Jiwa Mataram RS Jiwa/ RSKO D 19 RS Bhayangkara Mataram RSU Non-kelas 20 RS Risa Sentra Medika, Mataram RSU D 21 RSUD Kota Mataram RSU D 22 RS. BIOMEDIKA Pagutan, Mataram RSU D Sumber: Data dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
37
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Jumlah puskesmas di Kabupaten Sumbawa adalah 25 buah, maka dengan jumlah penduduk tahun 2014 sebesar 544.192 jiwa (data Dinas Dukcapil), maka secara rata-rata setiap 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 21.767 penduduk. Peningkatan kapasitas
pelayanan
dilakukan
dengan
kesehatan optimalisasi
masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten Sumbawa
penambahan
fasilitas
kesehatan
yaitu
pembangunan/pengembangan sarana dan prasarana kesehatan lainnya puskesmas pembantu (95 buah) dan polindes (37 buah). Persebaran sarana pelayanan kesehatan puskesmas di Kabupaten Sumbawa secara rata-rata bahwa semua kecamatan memiliki puskesmas dan setiap desa memiliki pustu/polindes. Sebaran Posyandu di Kabupaten Sumbawa sudah cukup memadai. Hal ini tampak bahwa jumlah Posyandu adalah 647, sehingga cakupan pelayanannya secara spasial dengan jumlah dusun di Kabupaten Sumbawa sebesar 630, maka secara ratarata setiap dusun sudah terdapat Posyandu. Dengan demikian pelayanan terhadap balita diharapkan lebih optimal dalam pelayanan tumbuh kembang balita/anak. Perkembangan fasilitas kesehatan di Kabupaten Sumbawa relatif sudah mulai tumbuh meliputi rumah sakit/klinik, praktek dokter. RSUD Kabupaten Sumbawa dan Rumah Sakit Rujukan Provinsi Abdul Kadir Manambai merupakan rumah sakit miliki pemerintah mendominasi pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk penguatan dan optimalisasi pelayanan puskesmas/pustu/polindes dilakukan melalui ketersediaan tenaga medis dan paramedis terutama untuk pelayanan kesehatan dasar. Untuk daerah terpencil ditempuh melalui pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta rumah sakit dan daerah bencana.
38
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Gambar 3.16 Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat
Lombok Timur Lombok Barat Mataram Lombok Tengah Kota Bima Lombok Utara Dompu Bima Sumbawa Sumbawa Barat Provinsi NTB 0
2
4
6
8
10
Rasio Puskemsnas Per 100000 Penduduk
Sumber: dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Tabel 1.23 Jumlah Tenaga Kesehatan RSUD Kabupaten Sumbawa No
Uraian
1 Dokter Spesialis 2 Dokter umum 3 Dokter gigi 4 Bidan 5 Perawat 6 Perawat gigi 7 apoteker 8 Asisten apoteker 9 Pranata lab. Kes 10 Nutrisionaris 11 Radiographer 12 Fisiografer 13 Refraksionis optisi 14 Perekam medis 15 Sanitarian 16 Fisikawan medis 17 Teknisi elektromedis Sumber : RSUD Kab. Sumbawa
39
2012
2013
2014
9 27 1 32 186 3 6 12 14 7 7 8 2 3 3 1 1
10 24 1 32 176 3 7 11 14 7 7 8 2 3 1 1 1
9 22 1 37 192 3 7 12 16 9 9 7 3 3 1 1 1
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Gambar 3.17 Rasio Dokter Umum Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat
Lombok Timur Lombok Barat Mataram Lombok Tengah Kota Bima Lombok Utara Dompu Bima Sumbawa Sumbawa Barat Provinsi NTB 0
10
20
30
40
50
dokter umum per 100.000 penduduk
Sumber: dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Gambar 3.18 Rasio Dokter Gigi Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat
Lombok Timur Lombok Barat Mataram Lombok Tengah Kota Bima Lombok Utara Dompu Bima Sumbawa Sumbawa Barat Provinsi NTB 0
2
4
6
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk
40
8
10
Sumber: dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Gambar 3.19 Rasio Perawat Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat
Lombok Timur Lombok Barat Mataram Lombok Tengah Kota Bima Lombok Utara Dompu Bima Sumbawa Sumbawa Barat Provinsi NTB 0
50
100
150
200
250
300
Rasio perawat per 100.000 penduduk
Sumber: dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Gambar 3.20 Rasio Bidan Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat
Lombok Timur Lombok Barat Mataram Lombok Tengah Kota Bima Lombok Utara Dompu Bima Sumbawa Sumbawa Barat Provinsi NTB 0
20
40
60
80
100
120
Rasio bidan per 100.000 penduduk
Sumber: dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa sebesar 5,88 berada di atas angka Provinsi NTB yang mencapai rasio 3,43. Pada Kabupaten Sumbawa dengan jumlah penduduk tahun 2014 sebesar 544.192 jiwa (data Dinas Dukcapil) dan jumlah puskesmas 25, maka 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 21.767 penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa merupakan rasio tertinggi kedua di Provinsi NTB setelah Kabupaten Sumbawa Barat. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat berkisar 5,6 – 43,7 dan Kabupaten Sumbawa sebesar 16,67. Angka ini
41
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
berada di atas Provinsi NTB yang mencapai 12,6. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, Kabupaten Sumbawa belum mencapai target dan hanya 1 kota telah mencapai target di Provinsi NTB yaitu Kota Mataram. Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Nusa Tenggara Barat berkisar 1,4 – 8,5 dan Kabupaten Sumbawa berada pada 5,2 dan angka ini berada di atas Provinsi NTB yang mencapai 3,1. Komparasi antar kabupaten/kota, angka Kabupaten Sumbawa merupakan angka tertinggi ketiga setelah Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Mataram. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, Kabupaten Sumbawa belum mencapai target. Rasio perawat dan bidan per 100.000 penduduk Kabupaten Sumbawa masingmasing sebesar 92,4 dan 57,4. Angka ini berada di atas Provinsi NTB. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat, angka ini masih belum mencapai target. Rasio tenaga dokter/tenaga medis terhadap 10.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa regres pertumbuhannya cukup baik, walaupun masih terbatas. Rasio dokter per jumlah penduduk
menunjukkan
tingkat
pelayanan
yang
dapat
diberikan
oleh
dokter
dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk atau 4 orang dokter melayani 10.000 penduduk. Ditinjau secara kumulatif, realisasi akumulasi pencapaian target RPJMD Kabupaten Sumbawa berdasarkan indikator kinerja sasaran ini sampai tahun 2014 adalah sebagaimana tampak pada tabel berikut:
NO 1 2 3 4
INDIKATOR KINERJA Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk Keluhan pelayanan rumah sakit daerah Rasio dokter per satuan penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk
Realisasi Tahun 2014 2,09
Target Akhir RPJMD 10.12
Persentase Capaian RPJMD 20,65
rendah
rendah
100,00
2,01
6.05
33,22
10,38
50.23
20,66
42
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan (%) Rasio posyandu per satuan balita Rasio Sarana Puskesmas Rasio sarana Pustu Rasio sarana Polindes Rasio sarana Poliklinik Rasio sarana Posyandu Kualitas pelayanan kesehatan lansia Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Bayi (AKB) Kualitas kesehatan masyarakat Pemenuhan sarana dan prasarana sesuai standar (%) BOR AvLOS BTO
20 TOI 21 NDR 22 GDR
100
100
100,00
74,47
29.79
249,98
10 0,2 10 0,001 16 baik
29.79 0,582 34.61 0.0063 21.17 baik
33,57 34,36 28,89 15,87 75,58 100,00
4,70 1,44 baik
1,97 0,15 baik
41,91 10,42 100,00
30
53.06
56,54
60%-85% 6-9 hari 1/40 - 1/50 kali 1-3 hari <25/1000 <45/1000
100 100 100
98,67 3,02 95,55 0,05 0,1024 0,3637
Rata-Rata Capaian RPJMD
5,00 100 100 69,39
Berdasarkan tabel di atas, pencapaian target akhir RPJMD masing-masing indikator
Sasaran 11 sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut: Dari hasil evaluasi pengukuran capaian kinerja sasaran sampai dengan tahun 2014 secara rata-rata sebesar 69,39 persen dari target RPJMD. Dengan demikian secara ratarata capaian realisasi sasaran ini terdapat gap yaitu sebesar 30,61 persen dari target akhir RPJMD.
43
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
1.2.3. Kondisi Perekonomian 1.2.3.1.
Potensi Unggulan Daerah
Berdasarkan pengukuran kinerja secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah sebesar 115,76%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini mencapai target yang ditetapkan. Terdapat beberapa indikator yang tidak mencapai target yang ditetapkan, namun derajat pencapaiannya termasuk dalam kategori baik. Selain itu, juga terdapat beberapa indikator melebihi target yang ditentukan yaitu Produktivitas jagung (Ton/Ha), Produksi jagung (Ton), Pencetakan sawah baru (Ha) seperti tersaji pada Tabel dibawah ini :
NO
INDIKATOR KINERJA
1
Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB ADHB (%) Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB ADHK (%) Produktivitas padi (Ton/Ha) Produksi Padi (Ton) Produktivitas jagung (Ton/Ha) Produksi jagung (Ton) Pencetakan sawah baru (Ha)
2 3 4 5 6 7
2012
4.94 422.888 5.11 179,949 2100
2013 Target
Realisasi
%
70,119
61,66
87,94
63,462
52,976
83,48
5,58 389.490 4,98 110.150 2.200
5,07 460.849 5,113 195.024 3300
90,86 118,32 102,67 177,05 150,00
Besar kontribusi pertanian tanaman pangan pada sektor pertanian adalah sebesar 61,66% (ADHK) dan 52,98% (ADHK), sedangkan kontribusi pertanian bahan makanan terhadap PDRB Kabupaten Sumbawa adalah 24,85% (ADHB) dan 21,45% (ADHK). Tanaman padi yang merupakan bahan makanan pokok masyarakat merupakan komoditas strategis. Kabupaten Sumbawa merupakan daerah lumbung padi secara regional bahkan nasional. Dalam kurun waktu 2005-20014 terjadi peningkatan luas panen dari 54.212 Ha menjadi 87.810 atau 61,73%, sedangkan produksinya meningkat 91,03% dari 241.241 ton menjadi mengalami
kecenderungan
naik
468.565 ton, demikian pula produktivitasnya
walaupun
44
terjadi
fluktuasi
produktivitas
yang
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
diakibatkan oleh bencana naik dimana secara absolut produktivitas tahun 2005 sebesar 4,45 ton/ha menjadi 5,34 ton/ha pada tahun 2014. Peningkatan indikator tersebut semua diatas rata-rata NTB. Produksi padi pada tahun 2014 mencapai 468.565 ton atau meningkat 1,67% jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Tabel 1.32 Perbandingan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005
Luas Panen (Ha) 87.810 90.897 85.576 79.270 73.359 76.471 68.654 61.930 63.805 54.212
Kab. Sumbawa Produksi (Ton) 468.565 460.849 422.888 390.940 337.417 383.649 332.515 284110 289.306 241.241
Produktivitas (Ton/Ha) 5,34 5,07 4,94 4,93 4,60 5,02 4,84 4,59 4,53 4,45
Sumber : BPS, Sumbawa dalam Angka 2006-2012 dan Dinas Pertanian Kab.Sumbawa, 2014
Pencapaian sasaran ini adalah dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yaitu: 1.
Pengembangan bibit unggul pertanian. Kegiatan ini difokuskan untuk menunjang operasional pengelolaan lahan BBU Sering, BBU Lape, BBU Pembantu Uma Gedong, BBU Pembantu Utan untuk memproduksi benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau dan hortikultura (mangga, sawo dan tanaman hias). Dukungan operasional ini adalah berupa pengadaan benih, upah tenaga pengolahan lahan, pengadaan sarana produksi seperti alat dan mesin pertanian, upah tenaga panen, upah tenaga pasca panen dan biaya sertifikasi. Jumlah benih yang disertifkasi pada tahun 2013 sebanyak 2.572 ton.
2.
Penyediaan sarana produksi pertanian. Kegiatan ini mengarah pada usaha pembibitan dan penyebaran bibit tanaman hortikultura baik sayuran (bawang merah, terong, kubis, dan lain-lain) maupun buah-buahan (durian, mangga, manggis dan lain-lain) untuk membantu kelompok tani.
45
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
3.
Pengembangan perbenihan/perbibitan. Kegiatan ini dilakukan untuk maksimalisasi peningkatan kualitas dan kuantitas tangkaran benih padi, kedelai. Varietas benih padi yang ditangkar adalah ciherang, cigelis, situ bagendit, impari, sidenuk, tukat balian, mekongga dan IR 66.
4.
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu pertanian.
5.
Pengembangan diversifikasi tanaman
6.
Pengembangan lahan kering
7.
Pengembangan infrastruktur pertanian.
8.
Pengembangan perlindungan tanaman
9.
Pengelolaan lahan dan perluasan areal
10. Pengelolaan air 11. Pengembangan usaha pertanian 12. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna. Sedangkan peningkatan, ketersediaan dan Konsumsi Pangan di Kabupaten Sumbawa dapat disajikan pada Tabel di bawah ini : Tabel. 1. KOnsumsi Pangan di Kabupaten Sumbawa NO 1 2 3
INDIKATOR KINERJA Produksi GKG (ton) Produksi Beras (ton) Surplus (Defisit) (kg)
2013 460.849 291.257 169.592
TARGET 572,426 361.733 209.693
2014 REALISASI 468.565 296.133 172.432
% 81,86 81,87 82,23
Secara simultan rata-rata capaian kinerja sasaran pada tahun 2014 adalah sebesar 81,86 %. Angka capaian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini termasuk dalam kategori Baik.
Secara parsial, capaian kinerja indikator sasaran termasuk dalam kategori Cukup Baik. Sementara indikator lainnya termasuk dalam kategori Cukup baik sampai Sangat Baik.
Series realisasi tahunan, tampak bahwa capaian indikator-indikator sasaran ini menunjukkan trend meningkat. Pada tahun 2014, rata-rata harga gabah di tingkat petani untuk kelompok
46
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
kualitas Gabah Kering Giling (GKG), Gabah Kering Panen (GKP) berkisar Rp 2.500 per Kg sampai Rp 3.500 per Kg. Harga itu memotivasi petani untuk melakukan budi daya tanaman padi yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya produksi dan produktivitas padi yang cukup berarti selama tahun 2012 hingga tahun 2013. Selain itu, perdagangan antarpulau dan wilayah menjadi semakin dinamis yang ditunjukkan dengan berkembangnya perdagangan dari daerah surplus ke daerah minus beras. Berdasarkan analisa situasi pangan dan gizi di Kabupaten Sumbawa yang dipantau perkembangannya melalui kegiatan SKPG secara umum berada pada kondisi aman, ini ditunjukkan oleh beberapa indikator yang menjadi acuan dalam pengambilan data mengenai status pangan dan gizi masyarakat. Meskipun demikian masih terdapat dimana kondisi pangan dan gizi masyarakat yang memerlukan intervensi (rawan) dan waspada. Perkembangan pangan dan gizi secara rata–ratakan Kabupaten Sumbawa berada pada kondisi aman. Situasi konsumsi pangan penduduk Kabupaten Sumbawa baik energi maupun protein adalah sebagai berikut: -
Konsumsi energi: 1914,3 kkal/kap/hari lebih rendah 85,7 kkal/kap/hari dari standar konsumsi energi yaitu 2000 kkal/kap/hari.
-
Konsumsi protein: 52,3 gr/kap/hari lebih tinggi sebesar 0,3 gr/kap/hari dari standar nasional yaitu 52 gr/kap/hari.
-
Persentase angka kecukupan energi/gizi (AKE/G): 95,7% termasuk dalam kategori nasional berdasarkan standar Kementerian Kesehatan.
Capaian skor PPH: 82,3 (berdasarkan survey konsumsi pangan penduduk Kabupaten Sumbawa), bahwa kualitas konsumsi pangan penduduk Kabupaten Sumbawa relatif masih rendah, namun menunjukkan adanya perbaikan kualitas dan keragaman konsumsi pangan.
47
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.33
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Aktual Kabupaten Sumbawa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelompok Pangan Padi-padian Umbi-umbian Pangan hewani Minyak dan lemak Buah/biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur dan buah Lain-lain Total
Skor PPH Aktual Kabupaten Sumbawa
Skor PPH Ideal 25,0 2,5 24,0 5,0 1,0
2012 25,0 2,5 20,3 3,5 0,4
2013 25,0 2,5 22,2 3,6 0,1
2014 25,0 0,6 22,0 4,3 1,0
10,0 2,5 30,0 0,0
4,3 0,7 20,9 0,0
5,9 0,7 22,0 0,0
4,4 0,8 24,2 0,0
100
77,6
82,1
82,3
Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Sumbawa
48
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 3.92 Konsumsi Pangan Aktual Tahun 2014 No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
Kelompok/Jenis Pangan Padi-padian Beras giling Jagung Pipilan Tepung Terigu Umbi-umbian Ketela Pohon Ubi Jalar Sagu Kentang Talas Pangan Hewani Daging Ruminansia Daging Unggas Telur Susu Ikan Minyak dan Lemak Minyak Kelapa Minyak Sawit Lemak Minyak Lain Buah/Biji Berminyak Kelapa Kemiri Biji Jambu mente Melinjo Kacang-kacangan Kacang Tanah Kacang Kedelai Kacang Hijau Kacang Merah Gula Gula Pasir Gula Aren Gula Kelapa Sayur dan Buah Sayur-sayuran Buah-buahan Lain-lain Minuman Bumbu Lainnya
Konsumsi Aktual Gr/Kap/Hari Kg/Kap/Thn 319,9 116,7 303,2 110,7 0,9 0,3 15,7 5,7 23,7 8,7 17,3 6,3 6,0 2,2 0,0 0,0 0,3 0,1 0,2 0,1 211,5 77,2 14,0 5,1 11,6 4,2 27,4 10,0 41,3 15,1 117,2 42,8 18,9 6,9 0,1 0,0 18,8 6,9 0,0 0,0 0,0 0,0 8,3 3,0 0,9 0,3 7,4 2,7 0,0 0,0 0,0 0,0 11,6 4,2 4,4 1,6 6,7 2,4 0,4 0,1 0,0 0,0 8,7 3,2 8,2 3,0 0,5 0,2 0,0 0,0 259,4 94,7 143,8 52,5 115,6 42,2 5,9 2,2 0,6 0,2 1,0 0,3 4,3 1,6
Sumber: Kantor Ketahanan Pangan (data diolah)
49
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa dari 9 kelompok bahan pangan yang dikonsumsi oleh penduduk Kabupaten Sumbawa tahun 2014 menunjukkan rata-rata konsumsi energi adalah 1914,3 Kkal/kap/hari atau sebesar 85,7% dari AKE (2000 Kkal/Kap/Hari) dan skor PPH yang dicapai adalah 82,3 lebih tinggi 0,1 dari target skor yang harus dicapai pada tahun 2014 yaitu 82. Hal ini menunjukkan tingkat keragaman konsumsi dan mutu pangan penduduk Kabupaten Sumbawa sudah mulai beragam. Jika dilihat dari komposisi pangan yang dikonsumsi penduduk Kabupaten Sumbawa, belum berimbang atara kelompok pangan sumber gizi (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) dan zat gizi sebagai berikut. Dalam rangka menjaga stok beras, dilakukan pembinaan kelompok lumbung yaitu 11 lumbung. Jumlah stok setara beras (ton) sebesar 42.809,20 ton dengan rincian sebagai berikut. Tabel 1.35 Data Stok Pangan Kabupaten Sumbawa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan Alas Barat Alas Buer Utan Rhee Lab. Badas Sumbawa Unter Iwes Batulanteh Moyo Hulu Lenangguar Lantung Ropang Orong Telu Lunyuk Moyo Hilir Moyo Utara Lopok Lape Maronge Palampang
Jumlah Stok Setara Beras(ton) 2012 2013 1.017,60 533,15 290,76 190,39 451,95 331,64 1.031,60 787,14 190,37 268,82 944,73 758,51 47,58 523,11 644,09 504,14 138,46 158,46 1.069,00 807,10 15,14 159,69 248,97 186,14 2.163,52 171,61 189,83 159,45 59,70 201,02 628,26 287,55 311,56 157,56 1.790,67 153,81 42,16 38,87 256,79 769,52 1.382,89 1.405,11
50
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
No 22 23 24
Kecamatan Labangka Empang Tarano Jumlah Bulog Pemerintah Total
Jumlah Stok Setara Beras(ton) 2012 2013 39,37 122,07 37,06 486,50 266,65 221,83 13.258,68 9.383,20 3.431,48 33.400,00 6,00 26,00 42.809,20
Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kab. Sumbawa
Dalam UU No. 7/1996 tentang Pangan disebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup dalam jumlah, mutu, aman, merata, dan terjangkau. Dengan demikian, ketahanan pangan dihasilkan oleh suatu sistem ketahanan pangan yang terdiri tiga subsistem, yaitu: (1) ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh masyarakat, (2) distribusi pangan yang lancar dan merata, dan (3) keterjangkauan pangan setiap individu yang memenuhi kecukupan gizi dan kaidah kesehatan.
Permasalahan
dalam
mencapai
ketahanan
pangan
adalah
ketidakseimbangan antara ketersediaan dengan keterjangkauan. Ditinjau dari ketersediaan dan keterjangkauan secara agregat penduduk Indonesia tampak tergolong tahan pangan, namun masih ditemukan rumah tangga rawan pangan. Rumah tangga rawan pangan didefinisikan sebagai rumah tangga dengan konsumsi energi (ekivalen orang dewasa) ≤ 80% dari angka kecukupan energi dan dengan pangsa pengeluaran pangan > 60% dari total pengeluaran rumah tangga. Pola konsumsi yang relatif sama antar individu, antar waktu, dan antar daerah, mengakibatkan adanya masa-masa defisit dan lokasi-lokasi defisit pangan. Mekanisme pasar dan distribusi pangan antar lokasi serta antar waktu dengan mengandalkan ‘stok’ akan berpengaruh pada keseimbangan antara ketersediaan dan keterjangkauan, serta pada harga yang terjadi di pasar. Faktor keseimbangan yang terefleksi pada harga sangat berkaitan dengan daya beli rumah tangga terhadap pangan. Dengan demikian, meskipun komoditas pangan tersedia di pasar, namun apabila harga terlalu tinggi dan tidak terjangkau daya beli rumah tangga, maka rumah tangga tidak akan dapat mengakses pangan yang tersedia.
51
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Perkembangan populasi ternak besar di Kabupaten Sumbawa, hasil registrasi tahun 2006-2014 menunjukkan statistik sebagai berikut.
Tabel 1.36 Populasi Ternak di Kabupaten Sumbawa (ekor) No 1 2 3 4
Jenis Ternak Sapi Bali Sapi Sumbawa Kerbau Sumbawa Kuda Sumbawa
2008 2009 114.156 129.194 1.488 1.799
Tahun 2010 2011 154.258 164.505 2.539 2.830
2006 82,585 1.222
2007 95.776 1.290
64.208
63.659
64.407
56.636
54.535
55.706
32.980
34.062
36.505
37.326
37.436
38.505
Sumber: Profil Peternakan Kab. Sumbawa 2014
52
2012 180.751 3.131
2013
2014
206.923 4.046
210.177 4.490
53.461
50.857
49.752
39.403
38.282
36.441
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Tabel 1.37 Pertumbuhan Populasi Ternak di Kabupaten Sumbawa No
Jenis Ternak
Tahun 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1 Sapi Bali 2 Sapi Sumbawa 3 Kerbau Sumbawa
0.16 -0.89 -0.01
0.19 10.53 0.01
0.13 0.21 -0.12
0.19 0.41 -0.04
0.07 -0.89 0.02
17.87 10.43 -0.03
10,08 18,49 -2,09
1,57 10,97 -2,17
4 Kuda Sumbawa
9.33
0.07
0.02
0.002
0.03
-0.90
0,53
-,418
Sumber: Profil Peternakan Kab. Sumbawa 2014 (diolah)
2014
Pengadaan Ternak yang Disalurkan ke masyarakat di Kabupaten Sumbawa (ekor) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Ternak Sapi Kerbau Kuda Kambing Ayam Buras Bebek Ayam Pedaging Itik Jumlah
2013
2014
1548 52 26 394 8331 100 0 0
611 55 65 806 100 0 4.375 170
10.451
6.182
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Sumbawa Populasi ternak di Kabupaten Sumbawa menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Dimana pada tahun 2010 jumlah populasi ternak besar adalah 248.768 ekor menjadi 300.860 ekor pada tahun 20014 (meningkat 20,94
persen).
Secara
parsial,
populasi
kerbau
dan
kuda
mengalami
pertumbuhan negatif sejak tahun 2010. Pertumbuhan ternak besar dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, terutama pada populasi Sapi Sumbawa sebesar 10,92 persen dari tahun sebelumnya atau terjadi peningkatan dalam rentang waktu 4 (empat) tahun terakhir dari tahun 2011-2014 dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 16,79 persen. Demikian pula dengan Sapi Bali yang meningkat sebesar 3,51 persen dari tahun sebelumnya atau populasinya meningkat rata-rata pertahun dari tahun 2011-2014 sebesar 9,36 persen. Sementara untuk populasi Kerbau dan Kuda Sumbawa mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni masing-masing sebesar 4,83 53
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
persen dan 1,30 persen atau penurunan populasi rata-rata pertahun dalam kurun waktu 4 tahun terakhir yakni dari tahun 2011-2014 masing-masing sebesar 4,57 persen dan 0,59 persen. Pendukung pertumbuhan ini adalah pembinaan kelompok pembibitan ternak, pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat, pendistribusian vaksin dan pakan ternak, advokasi kelompok agribisnis dan penyediaan prasarana sarana pengelolaan lahan dan air. Untuk terus menjaga populasi ternak serta terus menggeliatkan usaha peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani ternak di Kabupaten Sumbawa, dilakukan berbagai intervensi diantaranya pengadaan ternak untuk disalurkan kepada masyarakat yang hampir setiap tahun dilaksanakan. Pada tahun 2013 tercatat 10.451 ekor dan pada tahun 2014 sebesar 6.182 ekor pengadaan ternak oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Jika dilihat dari sisi produksi yang dihasilkan, maka terlihat bahwa produksi ternak Kabupaten Sumbawa menunjukkan pertumbuhan positif. Salah satu indikasinya adalah jumlah pengeluaran ternak ke luar daerah. Pada tahun 2012 sebesar 20.543 ekor, kemudian pada tahun 2013 sebesar 22.363 ekor serta pada tahun 2014 sebesar 28.127 ekor. Dalam pengembangan ternak di Kabupaten Sumbawa, Pemerintah Pusat telah menetapkan Pulau Sumbawa sebagai tempat pemurnian Sapi Bali. Beberapa perlakukan yang telah dilakukan dalam mendukung usaha ini adalah: - Sapi Sumbawa telah ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor 2909/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Sapi Sumbawa, sebagai Sumber Daya Genetik Hewani asal Kabupaten Sumbawa. - Sapi Sumbawa merupakan sapi jenis penghasil susu daerah tropis. Jenis ternak lain adalah Kerbau Sumbawa merupakan jenis kerbau lokal yang telah dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat Sumbawa
54
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
umumnya dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor2910/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Kerbau Sumbawa. - Kuda Sumbawa mempunyai ciri khas dengan rumpun kuda asli atau kuda lokal lainnya dan merupakan kekayaan sumberdaya genetik ternak lokal Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Kuda Sumbawa ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian Nomor 2917/kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Kuda Sumbawa. Potensi pengembangan kawasan peternakan sampai tahun 2014, tersebar di beberapa kecamatan, dan untuk saat ini sebaran populasi terbesar berada pada : (1) Sapi Sumbawa (lokasi: Desa Penyaring Kec. Moyo Utara); (2) Kerbau Sumbawa (lokasi: Desa pernek, Lenangguar, Sumbawa, Karang Dima, Rhee, Stowe Brang, Juru Mapin, Labuhan Alas, Labuhan Mapin, Mapin Kebak, Olat Rawa, Jotang). Gambar 3.63: Prevalensi Penyakit Ternak di Kabupaten Sumbawa Tahun 2014 Helmintiasis
306
BEF
291
Teleziasis
142
Baliziekta
71
Scabes
66
SE
55
Strangles
40
Cocidiosis
34
Surra
32
MCF
15
Fascioliasis
13
Pink eye
5
ND
5
Anthrax
1
Demodecosis
0
Tympany
0
Snot
0
Orf
0 0
50
100
150
200
55
250
300
350
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa Tabel 3.99 Data Penyakit Hewan Menular (Jumlah Kasus) Kabupaten Sumbawa Tahun 2011 2012 2013 2014 1 SC 139 41 160 66 2 BEF 223 213 207 291 3 HEL 361 470 422 306 4 AT 7 5 4 1 5 COC 32 9 31 34 6 PE 18 0 2 5 7 MCF 17 32 22 15 8 STR 83 32 14 40 9 ORF 11 12 10 0 10 SA 106 39 29 11 TEL 73 78 105 142 12 BZ 96 105 90 71 13 SNOT 33 166 130 0 14 SAL 0 0 0 0 15 FA 11 29 17 13 16 Tym 0 0 1 0 17 DEM 0 0 0 0 18 ENTR 0 0 1 19 ND 76 579 640 5 20 AI 0 0 0 0 Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa No
Jenis Penyakit
Pada tahun 2014 kejadian kasus penyakit ternak terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus penyakit ternak yang terjadi. Prevalensi penyakit ternak terbesar dari tahun 2012 sampai tahun 2014 adalah penyakit Helmintiais, namun secara agregat terjadi penurunan yaitu dari 470 kasus pada tahun 2012 turun menjadi 422 kasus pada tahun 2013 dan menurun lagi pada tahun 2014 menjadi 306 kasus. Untuk pencegahan penyakit ternak telah dilakukan upaya-upaya rutin meliputi vaksinasi.
Ditinjau secara kumulatif, realisasi akumulasi pencapaian target RPJMD
56
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Kabupaten Sumbawa berdasarkan indikator kinerja sasaran ini sampai tahun 2014 adalah sebagaimana tampak pada tabel berikut:
NO 1 2 3 4 5 6
INDIKATOR KINERJA Populasi kerbau Sumbawa (ekor) Populasi sapi Sumbawa (ekor) Populasi sapi bali (ekor) Populasi kuda Sumbawa (ekor) Ketersediaan Lar ternak (Ha) Jumlah pengeluaran ternak ke luar daerah (ekor) Penyakit ternak yang ditangani (kasus)
7
Realisasi Tahun 2014 49752 4490 210177 36441 26470 28127 1076
Target Akhir RPJMD
Persentase Capaian RPJMD
58.516 3,412 290.485 48,933 27,283 333.753
85,0229 131,5944 72,35382 74,47122 97,02012 8,42749
830
129,6386
Rata-Rata Capaian RPJMD
85,50
Berdasarkan tabel di atas, pencapaian target akhir RPJMD masing-masing indikator sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Dari hasil evaluasi pengukuran capaian kinerja sasaran sampai dengan tahun 2014 secara rata-rata sebesar 85,50 persen dari target RPJMD. Dengan demikian secara rata-rata capaian realisasi sasaran ini masih terdapat gap sebesar 14,50 persen dari target akhir RPJMD.
Komparasi parsial antar indikator pada sasaran ini, tampak bahwa angka capaian indikator terhadap target RPJMD adalah Cukup Baik, dimana sebagian besar indikator-indikator sasaran capaiannya lebih besar 70 persen.
Produksi daging ternak di Kabupaten Sumbawa tergambar sebagai berikut. Gambar 3.64 Produksi Daging Ternak di Kabupaten Sumbawa
57
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
1600000 1400000 1200000 1000000 800000 600000 400000
200000 0
2011
2012
2013
2014
sapi
867528,87
954581,9
1270174
1384243,8
kerbau
738425,12
669297,77
563160
555792,38
kuda
178038,27
206097,3
53671
62822,43
kambing
177434,4
68983,2
33712
62176,4
25000
8000000 7000000
20000
6000000
Gambar 3.65 Produksi Daging Ternak Unggas di Kabupaten Sumbawa
5000000
15000
4000000 10000
3000000 2000000
5000
1000000 0 Itik ayam buras
2011
2012
2013
2014
16804
19258,37
10502
19012,97
1974067
2286336
1517439
7126951,7
0
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa
Produksi daging ternak di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2014 mengalami peningkatan produksi dari tahun sebelumnya, diantaranya produksi daging ternak sapi dengan peningkatan sebesar 8,98 persen
dari tahun sebelumnya. Rata-rata
peningkatan produksi pertahun 17,36 persen (tahun 2011-2014). Produksi daging Ayam Ras dan Itik yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya masing-masing sebesar 369,67 persen dan 81,04 persen dengan rata-rata peningkatan pertahun dari tahun 2011-2014 masing-masing sebesar 117,29 persen dan 16,73 persen.
58
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015
Produksi daging kuda dan kambing juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 17,05 persen
dan 84,43 persen , akan tetapi bila dirata-ratakan produksi
daging jenis ternak pertahun dari tahun 2011-2014, keduanya mengalami penurunan produksi yakni masing-masing sebesar -13,72 persen dan -9,27 persen. Produksi daging kerbau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,33 persen dengan rata-rata produksinya pertahun mengalami pertumbuhan negative sebesar -8,84 persen. Penghargaan yang dicapai oleh Pemerintahan Kabupaten Sumbawa pada tahun 2014 pada bidang peternakan adalah : 1)
Juara Nasional kelompok Agribisnis Sapi Potong Eksebisi Ekstensif atas nama Kelompok Tani Ternak Mitra Abadi.
2)
Ditetapkannya Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu dari tujuh kabupaten terpilih untuk wilayah pengembangan ternak kerbau di Indonesia oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
3)
Registrasi
ternak
sebagai
pendatan
direkomendasikan oleh Litbang KPK.
59
ternak
terbaik
di
Indonesia
yang