LAMPIRAN
LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015
RSUD Lawang mempunyai 2 sasaran srategis, yaitu : 1. Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan, dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan. 2. Meningkatnya standar ketenagaan, sarana, prasarana, dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit. Dari 2 sasaran strategis tersebut, Indikator Kinerja Utama yang menjadi dasar pengukuran kinerja adalah : 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan Perorangan di Rumah Sakit a. Prosentase tingkat hunian Rumah Sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekwensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di Rumah Sakit a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan Rumah Sakit 4. Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan a. Tenaga medis sesuai dengan standar klasifikasi Rumah Sakit b. Tenaga keperawatan yang memenuhi standar kompetensi 5. Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat kesehatan yang terstandar b. Kelengkapan sarana gedung/fisik sesuai standar
PENJELASAN
1. Pada indikator kinerja Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di Rumah Sakit, terdapat 4 kriteria penilaian, yaitu : a. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR) Bed Ocupancy Rate (BOR) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat hunian rumah sakit dalam kurun waktu tertentu. Tingkat hunian diukur dari penggunaan tempat tidur yang tersedia. Formula : (jumlah hari perawatan di rumah sakit) (jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)
× 100%
Capaian BOR RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 adalah 63,85% dari
target
yang
ditetapkan
sebesar
60-65%.
Hal
ini
untuk
menggambarkan ketika tingkat huniannya kurang dari 65% maka rumah sakit tersebut kurang diminati oleh masyarakat, sedangkan bila lebih dari 65% dikhawatirkan akan mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan. Realisasi BOR RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 telah mencapai hasil yang ditargetkan. b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) Average Length of Stay (ALOS) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur rata–rata lama waktu pasien mendapat perawatan. Formula : (jumlah lama dirawat) (jumlah pasien keluar (hidup + mati) Capaian ALOS RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 sebesar 4,15 hari dari target yang ditetapkan sebesar 4-5 hari. Sesuai dengan standar perawatan, angka ALOS yang terlalu rendah mengindikasikan pelayanan,
kurangnya
sedangkan
kepercayaan
terlalu
tingginya
masyarakat ALOS
penerima
mengindikasikan
lambatnya penanganan oleh tenaga medis. Realisasi ALOS RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 telah mencapai hasil yang ditargetkan. c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) Turn Over Interval (TOI) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur waktu rata–rata tempat tidur kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain. Waktu interval ini dimaksudkan agar diperoleh waktu yang cukup untuk mensterilkan bekas tempat tidur pasien lama sebelum digunakan pasien baru. Sterilisasi tersebut antara lain dilakukan dengan cara mengganti sprei dan menjemur kasur. Standar yang ditetapkan untuk TOI yaitu 1–2 hari. Formula : (jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan) (jumlah pasien keluar (hidup + mati) Capaian angka TOI RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 sebesar 2,35 hari dari target yang ditetapkan sebesar 1-2 hari. Realisasi TOI RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 telah mencapai hasil yang ditargetkan, bahkan lebih dari target sebesar 0,35 hari.
d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu tertentu (BTO) Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 30-40 kali. Formula : Jumlah pasien keluar jumlah tempat tidur Capaian BTO RSUD Lawang triwulan I tahun 2015 sebesar 13,86 kali dari target pada triwulan I yang ditetapkan sebesar 7,5 – 10 kali. Realisasi BTO RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 telah mencapai hasil yang ditargetkan, bahkan lebih dari target sebesar 3,86 hari. 2. Pada indikator angka kematian pasien dirawat di Rumah Sakit, terdapat 2 kriteria penilaian yaitu : a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Formula : Jumlah pasien mati seluruhnya × 1000 ‰ (jumlah pasien keluar (hidup + mati) Capaian GDR RSUD Lawang triwulan I tahun 2015 sebesar 13,20 ‰ dari target pada triwulan I yang ditetapkan sebesar ≤ 5 ‰. Realisasi GDR RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 yang masih sangat tinggi dengan kesenjangan sebesar 8,20 ‰, hal ini dikarenakan adanya faktor eksternal : − banyaknya kasus pasien yang datang sudah dalam kondisi kritis − pasien menolak untuk dirujuk dan faktor internal : − sarana dan prasarana di RSUD Lawang yang kurang memadai − SDM yang masih kurang b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar, yang merupakan salah satu indikator utama kinerja sebuah rumah sakit. Meningkatnya nilai NDR merupakan indikasi telah terjadi penurunan kinerja yang berakibat pada menurunmya kualitas atau mutu pelayanan di rumah sakit tersebut. Formula : Jumlah pasien mati > 48 jam × 1000 ‰ (jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Capaian NDR pada RSUD Lawang triwulan I tahun 2015 sebesar 4,23 ‰ dari target pada triwulan I yang ditetapkan sebesar ≤ 2 - 5 ‰. Realisasi NDR RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 telah mencapai hasil yang ditargetkan. 3. Pada Indikator Pendapatan Rumah Sakit, RSUD Lawang mendapatkan target capaian sebesar 16,5 M pada tahun 2015, dengan target yang harus di capai pada tribulan I sebesar 25 % dengan nilai Rp 4.125.000.000,Capaian Pendapatan pada RSUD Lawang triwulan I tahun 2015 sebesar Rp 7.829.260.476,22 atau sebesar 47,45 %. Realisasi Pendapatan RSUD Lawang pada triwulan I tahun 2015 telah mencapai hasil yang ditargetkan, bahkan melebihi target sebesar 22,45 %. 4. Pada Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan, terdapat 2 kriteria penilaian yaitu : a. Tenaga medis sesuai dengan standar klasifikasi Rumah Sakit Pada Rumah Sakit tipe C, harus terdapat standart untuk pelayanan 4 besar yaitu ; spesialis Penyakit Dalam, spesialis Anak, spesialis Bedah, dan spesialis Obgyn. Masing – masing dokter spesialis tersebut ada 2 spesialis. Untuk saat ini di RSUD Lawang yang seharusnya memiliki 8 orang spesialis 4 dasar, akan tetapi masih memiliki 6 orang spesialis 4 dasar atau baru tercapai sebesar 75%. b. Tenaga keperawatan yang memenuhi standar kompetensi Saat ini, tenaga keperawatan di RSUD Lawang telah memenuhi standar kompetensi yang ditentukan. 5. Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat kesehatan yang terstandar b. Kelengkapan sarana gedung/fisik sesuai standar Sampai dengan akhir triwulan I ini, RSUD Lawang belum melakukan belanja modal, sehingga target yang ditentukan belum tercapai.