Laporan Kemajuan
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS Sri Astuti
PAKET INSENTIF PEMANFAATAN HASIL LITBANG : PROTOTYPE TEKNOLOGI Bidang Prioritas Iptek:
Pembangunan yang berwawasan lingkungan
Produk target : Adanya kebijakan institusi terkait yang menghasilkan solusi untuk mencegah dan mengatasi pencemaran dan perusakan lingkungan nelalui difusi tecknologi yang ramah lingkungan. LEMBAGA/INSTITUSI PENGUSUL
PUSLITBANG PERMUKIMAN BADAN LITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Jalan Panyaungan Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 40393 Telp. 022-7798393 Fax :022-7798392
LAPORAN KEMAJUAN
MODEL PEMUKIMAN BERBASIS ECO-SETTLEMENTS BAB I
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan ekosistem yang berkelanjutan dalam lingkup permukiman, maka Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman telah melakukan penelitian mengenai pengembangan konsep eco-settlements permukiman perdesaan di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Penelitian tersebut bertujuan untuk merumuskan cara penilaian terhadap tingkat eco suatu kawasan permukiman, khususnya pada permukiman tepi sungai. Pada Tahun Anggaran (TA) 2008 telah dilakukan kajian mengenai konsep ecosettlements di Kawasan Hulu DAS Cimanuk dengan output berupa lokasi studi terpilih yaitu RT 05 dan RT 09 Kampung Muara, Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Pada TA 2009 dilakukan penyusunan kriteria desain (Detailed Engineering Design) untuk penerapan konsep eco-settlements di lokasi studi yang mencakup eco housing, penerapan eco sanitation serta pendampingan masyarakat dengan pendekatan tridaya untuk mempersiapkan masyarakat dalam pemanfaatan prototipe yang diterapkan. Penerapan skala penuh tahap I dilakukan pada tahun 2010, untuk prototipe yang telah dirancang pada tahun 2009. Tahun 2011 dilakukan penyusunan kerangka penilaian tingkat eco-settlements (eco degree) permukiman perdesaan di hulu DAS serta penerapan prototipe tahap II Berdasar hasil penelitian, maka nilai eco suatu permukiman dipengaruhi oleh kondisi tata guna lahan, air, partisipasi masyarakat dan kondisi ekonomi masyarakat (Fani Deviana, 2011). Untuk memperoleh model permukiman berbasis eco settlements yang utuh, diperlukan penelitian terkait dengan pengembangan konsep eco settlements untuk kawasan perkotaan dan terletak pada tepi air. Hal tersebut didasarkan pada fenomena perubahan permukiman tepi air yang terabaikan dari sisi perancangan kota. Banyak kawasan tepi air yang berubah akibat perancangan yang cenderung mengarah pada perancangan daratan, tanpa membedakan sebagai kawasan tepi air. Pokok Permasalahan Salah satu hal yang dapat berperan dalam keberlanjutan ekosistem adalah desain dan planning, karena memiliki potensi yang erat kaitannya dengan alam dimana lansekap bumi dikreasikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Masalahnya adalah terdapat banyak perbedaan yang mendasar dalam konsep eco-settlements di permukaan daratan, perairan, dan permukiman tepi air, yaitu kawasan perkotaan dimana daratan dan air bertemu. Permukiman tepi air meliputi kegiatan atau bangunan yang secara fisik, sosial, ekonomi dan budaya dipengaruhi oleh karakteristik badan air baik sungai, danau maupun laut. Hal inilah yang mendorong untuk
melakukan kajian mendalam terhadap permukiman perkotaan yang memiliki lansekap tepi air. Prioritas keberkelanjutan dalam permukiman perkotaan terutama adalah: tidak merusak ekosistem lingkungan, dan kelestarian sumberdaya alam. Untuk menjaga kelestariannya, maka kawasan kota tepi air perlu membatasi perluasan kawasan permukiman, serta kepadatan bangunan, agar tidak berkembang menjadi kawasan kumuh (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006). Perancangan lingkungan yang kompak dengan mengutamakan interaksi antar kenyamanan, efisiensi, keamanan, dan pemanfaatan energi terbarukan, guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan mengingat kawasan tepi air merupakan kawasan yang rawan bencana, namun memiliki potensi perkembangan yang pesat. Faktor lain yang mendasar dalam prinsip eco settlements adalah mengintegrasikan aspek ekologi, sosial dan ekonomi secara berkelanjutan di semua sektor. Konsep yang diterapkan untuk model eco settlements ini adalah pemukiman berkelanjutan yang dilakukan melalui pendekatan bottom-up planning dalam proses pengambilan keputusan. Maksud dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan model pola pemukiman kota tepi air yang berkelanjutan (ecocities) dengan tujuan untuk mendapatkan strategi desain ruang dan kelengkapan struktur kotanya.
Metodologi Pelaksanaan Metode penelitian yang digunakan merupakan kombinasi dari metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Studi deskriptif, dilakukan guna menggali temuan-temuan berupa gejala kondisi di perkotaan yang mempengaruhi kondisi tidak eco-nya suatu kawasan. Sedangkan metode kuantitatif digunakan dalam penilaia tingkat eco suatu lingkungan. Penelitian ini juga merupakan studi awal untuk mengetahui aspek yang belum digali sebelumnya seperti kelayakan eco settlements, baik dalam skala arsitektural bangunan, skala lingkungan dan skala kota. Metode yang digunakan merupakan gabungan dari teori-teori arsitektur, ekologi dan perancangan kota, diantaranya teori Doxiadis untuk menguji hubungan antara human dengan settlemennya, teori urban dan dimensions of performance dari K. Lynch (Lynch, 1984), (Abraham), untuk menguji tipologi bentuk permukiman yang eko di kota-kota di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer, melakukan pengukuran, dan fokus group discussion. Data yang diperoleh dianalisis melalui analisis ANP. Data sekunder berupa visual grafis dianalisis dengan menggunakan analisis citra. Analisis dilakukan dengan cara menilai kualitas lingkungan pada skala tertentu. Lokus Kegiatan : Serang
Fokus Kegiatan : Model penilaian tingkat eco (eco degree) lingkungan permukiman
Fokus penelitian adalah memperoleh model permukiman berbasis eco settlements untuk kawasanperkotaan yang berlokasi di tepi air. Bentuk Kegiatan: Melakukan assessment mengenai tingkat eco suatu lingkungan
No 1. 2 3
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan TAHAPAN DESKRIPSI SINGKAT TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN Pendalaman materi
4
Identifikasi rona awal
6
Analisis keadaan lokasi
5
7 8 9
Kesepakatan lokasi assesment Pelaksanaan assesment
10 11 12 13 14 15
Kerangka konsep model assesment Finalisasi TOTAL
Melakukan pendalaman definisi kerangka kerja konseptual Melakukan pengumpulan data sekunder mengenai lokasi dan melalui analisis peta citra Melakukan pengumpulan data instansi pemerintah daerah dan mitra kerja terkait data. Melakukan penjajagan ke lokasi
Melakukan analisis lokasi yang memiliki potensi untuk melakukan penilaian tingkat eco Analisis keadaan lokasi dan penetapan lokasi dengan fokus pada referensi yang ada serta hambatan yang mungkin akan dihadapi untuk mendapatkan trend dan kelayakan lokasi dengan membandingkan antara kota Sukabumi dan kota Serang. Diperoleh trend dan kelayakan lokasi Penjajagan kesepakatan dengan pemerintah daerah dan propinsi mengenai lokasi percobaan
Persiapan materi pelaksanaan penilaian mengumpulkan instansi terkait dan data tersedia guna pelaksanaan penilaian tingkat eco Persiapan administrasi pelaksanaan FGD seperti : tempat pelaksanaan, administrasi pelaksanaan, undangan dll Pelaksanaan assesment Menguraikan kerangka konsep model assesment pemukiman yang berkelanjutan melalui analisis hasil tingkat eco yang diperoleh Diperoleh konsep dan kriteria desain Diperoleh rancangan yang adaptif untuk dilaksanakan Penyusunan laporan final yang merupakan metode rekomendasi kebijakan
ALOKASI WAKTU (MINGGU) 3 3 2 3 3 3
3 2 2 2 1 4 3 3 3
40
BAB II
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN Pengelolaan Administrasi Manajerial
Perencanaan Anggaran Perencanaan anggaran tiap bulan direncanakan sesuai tabel berikut.
No.
Uraian Pengeluaran
RENCANA JADWAL KEGIATAN PROGRAM INSENTIF KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI TAHUN ANGGARAN TAHUN 2012 JUDUL KEGIATAN : Model Permukiman Berbasis Eco-settlements KOORDINATOR : Dra Sri Astuti, MSA
Bulan
Februari I
Maret
April
JUMLAH PENGELUARAN/BULAN
25.595.000
19.320.000
BELANJA BAHAN
10.000.000
0
-Bahan ATK
5.000.000
-Bahan komputer
5.000.000
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
5.510.000
83.700.000
34.870.000
36.045.000
44.960.000
250.000.000
0
15.500.000
4.000.000
10.445.000
0
39.945.000
2.000.000
- Bahan Akomodasi Focus Group Discussion (FGD) HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
0
7.000.000
2.000.000
-Foto Copy
II
Jumlah
0
0
7.000.000
500.000
445.000
945.000
15.000.000
10.000.000
25.000.000
61.180.000
25.600.000
25.600.000
34.500.000
146.880.000
- Koordinator (Peneliti Utama) (1 org x 10 jam x 40 mgg)
15.360.000
4.200.000
4.200.000
8.400.000
32.160.000
- Peneliti Utama (1 org x 10 jam x 40 mgg)
15.360.000
4.200.000
4.200.000
8.400.000
32.160.000
- Peneliti Madya (1 org x 10 jam x 40 mgg)
12.800.000
3.500.000
3.500.000
7.000.000
26.800.000
- Peneliti Pertama (2 org x 10 jam x 40 mgg)
15.360.000
4.200.000
4.200.000
8.400.000
32.160.000
7.200.000
7.200.000
2.300.000
2.300.000
2.300.000
2.300.000
9.200.000
7.020.000
5.270.000
0
10.460.000
63.175.000
1.440.000
1.440.000
2.880.000
1.440.000
1.440.000
2.880.000
- Uang Harian Perjalanan Dinas (D.K.I. Jakarta) Gol. IV
525.000
525.000
1.050.000
- Uang Harian Perjalanan Dinas (D.K.I. Jakarta) Gol. III
515.000
515.000
1.030.000
- Transport
400.000
400.000
800.000
-Pembantu Lapangan ( 3 org x 10 hari x 2 bulan) - Uang saku focus group discussion III
BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN)
1
SURVEY INSTANSIONAL BANDUNG - JAKARTA
15.595.000
2
SURVEY LAPANGAN
14.155.000
a
BANDUNG - SERANG - Uang Harian Perjalanan Dinas (Gol. IV)
19.320.000
19.320.000
5.510.000
14.400.000
5.510.000
7.020.000
5.270.000
9.020.000
60.295.000
14.155.000
5.510.000
7.020.000
5.270.000
9.020.000
40.975.000
2.075.000
1.660.000
1.660.000
830.000
2.490.000
8.715.000
- Uang Harian Perjalanan Dinas (Gol. III)
4.050.000
810.000
1.620.000
1.620.000
1.620.000
9.720.000
- Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Kelas Bintang Tiga
3.680.000
1.840.000
1.840.000
920.000
2.760.000
11.040.000
- Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Kelas Bintang Dua
3.600.000
450.000
900.000
900.000
900.000
6.750.000
750.000
750.000
1.000.000
1.000.000
1.250.000
4.750.000
- Transport b
BANDUNG - SUKABUMI
19.320.000
19.320.000
- Uang Harian Perjalanan Dinas (Gol. IV)
4.150.000
4.150.000
- Uang Harian Perjalanan Dinas (Gol. III)
4.050.000
4.050.000
- Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Kelas Bintang Tiga
6.640.000
6.640.000
- Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Kelas Bintang Dua
3.680.000
3.680.000
800.000
800.000
- Transport IV
JUMLAH PENGELUARAN/BULAN
0
25.595.000
19.320.000
5.510.000
83.700.000
34.870.000
36.045.000
44.960.000
250.000.000
BOBOT SETIAP BULAN
0.00
10.24
BOBOT KOMULATIF
0.00
0.10
7.73
2.20
33.48
13.95
14.42
17.98
100.00
0.18
0.20
0.54
0.68
0.82
1.00
Pengelolaan Anggaran Pengelolaan anggaran dilakukan sesuai tahapan pekerjaan dan bersama-sama dengan pengelola program Rancangan Pengelolaan Aset Aset berupa metode rekomendasi kebijakan, berupa aset tidak berwujud yang akan diserahkan kepada pemerintah daerah sebagai bahan untuk kebijakan publik
Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Fokus penelitian adalah cara menilai tingkat eco (eco degree) suatu lingkungan permukiman dimana model penilaian yang telah dikembangkan tersebut berbasis pada ketentuan lingkungan permukiman yang eco (eco settlements) khususnya pada kawasan perkotaan yang berlokasi di tepi air. Model penilaian didasarkan pada hasil penelitian berupa model assesment kawasan hulu DAS yang telah dilakukan pada tahun 2008 sampai 2011. Upaya penajaman dilakukan dengan memfokuskan penelitian hanya pada model penilaian tingkat eco suatu lingkungan permukiman tepi air. Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Indikator keberhasilan adalah diberlakukannya model penilaian sebagai bahan kebijakan pemerintah daerah dalam mewujudkan eco settlement.
Perkembangan Pencapaian Target Kinerja Perkembangan pencapaian kinerja saat ini sesuai dengan target yang diharapkan. 1. Pendalaman kerangka kerja: Melakukan pendalaman materi terkait dengan kerangka kerja. 2. Mengetahui rona awal kondisi lokasi: Mengetahui kondisi lokasi permukiman tepi air di Serang, baik melalui analisis citra maupun melalui kunjungan ke lapangan. 3. Menetapkan lokasi dengan fokus pada referensi dan hambatan yang mungkin akan dihadapi sesuai dengan kondisi spesifik lingkungan mengingat tiap lokasi sangat berbeda karakteristiknya. 4. Mengkaji apakah metoda assesment layak diterapkan pada lokasi pilihan Serang maupun di Sukabumi. 5. Mendapatkan kerangka konsep model eco settlement untuk lokasi perumahan di Serang yang terletak di tepi air. Penetapan kota Serang dilakukan dengan pertimbangan kompleksitas permasalahan daerah aliran sungai yang lebih tinggi dibandingkan kota Sukabumi. Potensi sungai sebagai sumber ekonomi, namun juga mengalami pencemaran akibat industri, dan limbah rumah tangga. Pemanfaatan bahan bangunan cenderung lebih menjadi salah satu faktor penentu kelestarian kawasan.
6. Mendapatkan calon mitra kerja potensial
Rancangan target pencapaian kinerja tahap 1 adalah: 1. Melakukan pendalaman materi terkait dengan kerangka kerja. 2. Mengetahui rona awal kondisi lokasi. 3. Menetapkan lokasi dengan fokus pada referensi dan hambatan yang mungkin akan dihadapi sesuai dengan kondisi spesifik lingkungan mengingat tiap lokasi sangat berbeda karakteristiknya. 4. Mengkaji apakah metoda assesment layak diterapkan pada lokasi pilihan Serang maupun di Sukabumi. 5. Mendapatkan kerangka konsep model eco settlement untuk lokasi perumahan di Serang yang terletak di tepi air. 6. Mendapatkan kesepakatan lokasi dan waktu untuk melakukan pengujian tingkat eco suatu lokasi. 7. Uji coba penilaian tingkat eco suatu lingkungan permukiman melalui FGD di lokasi terpilih di Serang.
Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Strategi pelaksanaan: 1. Mengenali program pemerintah yang terkait dengan konsep eco settlements. 2. Mengenali konsep - konsep yang dikembangkan mitra kerja dan masyarakat. 3. Mengenali kondisi rona awal mencakup karakteristik kawasan, karakteristik penduduk, karakteristik perumahan, dan program pemerintah di lokasi terkait. 4. Penyusunan model eco settlements sesuai karakteristik lokasi. 5. Melakukan pendekatan masyarakat melalui sosialisasi teknologi yang sesuai atau tepat guna untuk lokasi terkait
Rancangan koordinasi dengan kelembagaan pemerintah terkait program pemerintah: 1. Koordinasi dengan pemerintah daerah setempat pada tingkat propinsi, maupun kota diantaranya Bappeda kota Serang, Dinas PU kota Serang, kelurahan Banten, Kelurahan Kaagungan 2. Menjajagi program-program yang sejalan dengan pengembangan konsep eco settlements 3. Menjajagi mitra kerja yang sejalan dengan program pengembangan eco settlements 4. Melakukan penilaian bersama - sama dengan pemerintah setempat dan mitra kerja. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Digunakannya model sebagai dasar pemerintah daerah dalam menilai tingkat eco suatu lingkungan Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program Perkembangan pelaksanaan koordinasi :
1. Penjajagan data-data tersedia sebagai taraf pengenalan dan identifikasi awal kondisi lingkungan yang akan dinilai. 2. Tahap persiapan penentuan lokasi yang akan dinilai, waktu penilaian dan penyiapan data yang dibutuhkan dalam penilaian.
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Pemanfaatan hasil litbangyasa diharapkan dapat mendukung: 1. Pengembangan potensi unggulan daerah. 2. Mendukung Strategi Pembangunan Daerah.
Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Strategi pemanfaatan hasil dilakukan dengan cara: • mengenali program pemerintah yang terkait dengan konsep eco settlements. • mengenali konsep - konsep yang dikembangkan mitra kerja dan masyarakat. • mengenali kondisi rona awal mencakup karakteristik kawasan, karakteristik penduduk, karakteristik perumahan, dan program pemerintah di lokasi terkait. • penyusunan model eco settlements sesuai karakteristik lokasi. • melakukan pendekatan masyarakat melalui sosialisasi teknologi yang sesuai atau tepat guna untuk lokasi terkait. Agar litbang dapat dimanfaatkan secara maksimal maka: 1. Hasil penelitian harus sejalan dengan program pemerintah 2. Sejalan dengan potensi kemampuan masyarakat dan potensi daerahnya. 3. Memberi peluang (ekonomi) untuk meningkatkan potensi masyarakat dan pemerintah daerah.
Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasiul Litbangyasa Keberhasilan pemanfaatan hasil diukur dari diterbitkan dan digunakannya model penilaian eco settlement sebagai alat ukur penentu lingkungan yang eco dan dilanjutkan dengan programprogram pendukung kawasan.
BAB III
Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Perkembangan pemanfaatan hasil : Belum dapat diketahui sejauh mana keberhasilan litbang ini apakah dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah setempat maupun oleh mitra kerja dan masyarakat.
RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Melanjutkan tahapan selanjutnya, yaitu mendapatkan konsep model design eco settlements melalui penilaian lingkungan meliputi tujuan dan prinsipprinsip pembangunan pemukiman yang berkelanjutan, mempertimbangkan
keterkaitan antar sektor, serta menggali kriteria dan indikator yang berpengaruh. Tahap berikutnya adalah mengembangkan model penilaian pemukiman yang berkelanjutan pada komunitas tertentu. Setelah menyelesaikan analisis situs, langkah perencanaan pertama adalah untuk merumuskan konsep penilaian eco settlements di kawasan perkotaan setempat yang memiliki visi kota yang berkelanjutan, spesifik sesuai dengan kondisi daerah dan merupakan kawasan tepi air. Konsep penanganan dengan situs tertentu mencakup kondisi transportasi, energi, iklim, dan limbah. Dalam pelaksanaannya penelitian ini memfokuskan pada kemampuan pembiayaan pemerintah setempat, kesadaran masyarakat dan dukungan investor serta warga. Hal ini penting untuk menggalang pembiayaan pelaksanaan dan untuk mendapatkan dukungan pendanaan pemerintah pusat maupun komunitas serta pemerintah daerah.
Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program Konsep eco settlements merupakan konsep multi sektor, oleh karena itu dengan pengembangan konsep eco settlements dapat memberikan kontribusi tidak saja terhadap sektor permukiman, tetapi juga terhadap sektor ekonomi dan sosial. Konsep eco settlements ini menetapkan bahwa antara ruang spasial, ekonomi dan ekologi memiliki keterkaitan satu sama lain. Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting dalam perbaikan lingkungan. Hal ini didukung oleh kasus-kasus yang menunjukkan bahwa sumber daya ekonomi, keinginan publik, pendidikan, dan infrastruktur kota merupakan faktor-penentu keberhasilan eco settlements. Rancangan koordinasi dengan kelembagaan pemerintah terkait program pemerintah : • Koordinasi dengan pemerintah daerah setempat pada tingkat propinsi, maupun kota diantaranya Bappeda kota Serang, Dinas PU kota Serang, kelurahan Banten, Kelurahan Kaagungan • Menjajagi program-program yang sejalan dengan pengembangan konsep eco settlements • Menjajagi mitra kerja yang sejalan dengan program pengembangan eco settlements Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Rencana pemanfaatan hasil diusahakan agar dapat mendukung pengembangan potensi unggulan daerah, mendukung strategi pembangunan daerah. Manfaat ekonomis yang dihasilkan diharapkan akan merupakan indirect impact bagi masyarakat perkotaan. Manfaat yang diharapkan yaitu peningkatan kualitas ekosistem permukiman perkotaan yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sedangkan bagi pemerintah daerah, para pemangku kepentingan diharapkan dapat menyusun prioritas penanganan yang tepat untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman. Dengan adanya prioritas penanganan, maka realisasi program kerja pemerintah akan lebih efektif dan efisien.
BAB IV
Rencana Pengembangan ke Depan Penelitian ini merupakan bagian dari upaya diperolehnya kebijakan baik berupa standar maupun peraturan dalam mendukung kawasan permukiman yang eco. Cara penilaian yang dikembangkan diharapkan dapat mengarahkan program pemerintah secara lebih efisien dan efektif. PENUTUP Demikian laporan kemajuan pekerjaan yang telah diselesaikan hingga tanggal 20 Mei 2012. Kegiatan bulan Mei pada tahap pertama ini masih akan dilanjutkan dengan kegiatan kesepakatan dengan pemerintah daerah pada tanggal 24-25 Mei 2012 guna menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan uji coba penilaian. Selanjutnya akan dilakukan uji coba penilaian dengan metoda FGD dalam bulan Juni.