KODE JUDUL : H 23
LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGITAS PEMANFAATAN DATA INDERAJA UNTUK EKSTRAKSI INFORMASI KUALITAS DANAU BAGI KESESUAIAN BUDIDAYA PERIKANAN DARAT DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DI DANAU TEMPE DAN TONDANO
KEMENTERIAN/LEMBAGA :
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Peneliti/Perekayasa : 1. 2. 3. 4. 5.
Dr. Bambang Trisakti Drs. Nana Suwargana, M.Si. Ir. I Made Parsa, M.Si. Dra. Tatik Kartika, M.Si. Dra. Sri harini
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012
Lembar Pengesahan Judul Penelitian: PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGITAS PEMANFAATAN DATA INDERAJA UNTUK EKSTRAKSI INFORMASI KUALITAS DANAU BAGI KESESUAIAN BUDIDAYA PERIKANAN DARAT DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DI DANAU TEMPE DAN TONDANO Fokus Bidang Prioritas: Teknologi Pangan Kode Produk Target: 1.4 (Riset Perikanan Budidaya Berkelanjutan) Lokasi Penelitian: Jakarta Penelitian Tahun Ke: 1 Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian A. Lembaga Pelaksana Penelitian Nama Peneliti Utama Dr. Bambang Trisakti Nama Lembaga/Institusi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Unit Organisasi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA) Alamat Jl. LAPAN No.70, Pekayon Pasar Rebo, Jakarta 13710, Indonesia Telepon/HP/Faksimil/e-mail 021-8722733/ 087878364432/
[email protected] B. Lembaga lain yang terlibat (dapat lebih dari satu) Nama Koordinator Nama Lembaga Alamat Telepon/Faksimile/e-mail Jangka Waktu Kegiatan : 8 bulan Biaya Tahun-1 : Rp 250.000.000 Biaya Tahun-2 : Rp -. Total Biaya : Rp 250.000.000 Kegiatan (baru/lanjutan) : Baru Rekapitulasi Biaya Tahun yang Diusulkan : No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Gaji dan Upah Bahan Habis Pakai Perjalanan Dinas Lain-lain Jumlah biaya tahun yang diusulkan
Jumlah (Rp) 130.200.000 11.935.000 89.355.000 18.510.000 250.000.000
Setuju diusulkan: Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh
Peneliti Utama
(Ir. Agus Hidayat, M.Sc.)
(Dr. Bambang trisakti)
PERSONIL PELAKSANA PENELITIAN
No
Nama
Pendidika n akhir
Lembaga
Pusfatja
Remote sensing, Data processing Peneliti Utama
S3
LAPAN
S2
LAPAN
Unit Kerja
Bidang keahlian dan tugas penelitian
1.
Bambang Trisakti (Peneliti Madya)
2.
Nana Suwargana (Peneliti Madya)
Pusfatja
Remote sensing, Data processing Peneliti
3.
Tatik Kartika (Peneliti Muda)
Pusfatja
Remote sensing, SIG Peneliti
S2
LAPAN
4
I Made Parsa (Peneliti Madya)
Pusfatja
Remote sensing, SIG Peneliti
S2
LAPAN
5.
Sri Harini (Perekayasa muda)
Pusfatja
Remote Sensing, SIG Perekayasa
S1
LAPAN
6.
Syarief Budhiman
Pusfatja
Remote Sensing, Kualitas air
S2
LAPAN
7.
Gagat Nugroho (Pranata Komputer)
Pusfatja
Data Processing
S1
LAPAN
8.
Administrasi
Pusfatja
Adminsitrasi
SMA
LAPAN
2
RINGKASAN KEGIATAN Judul Penelitian: Penguatan Kapasitas Daerah dan Sinergitas Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk ekstraksi Informasi Spasial Kualitas Danau bagi Kesesuaian Budidaya Perikanan Darat dan Kelestarian Lingkungan di Danau Tempe dan Tondano
Ekosistem Danau mempunyai peranan yang penting sebagai penyimpan kekayaan plasma nutfath, penyedia air minum, air untuk pertanian, pembangkit listrik, budidaya perikanan, pariwisata dll. Saat ini, konversi lahan dan polusi yang terjadi di DAS mengakibatkan penurunan kualitas danau, seperti: pendangkalan dan penurunan kualitas air danau. Pemerintah telah menetapkan program nasional penyelamatan danau 2010-2014, dimana terdapat 15 danau prioritas yang perlu dipulihkan. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi informasi spasial parameter kualitas danau, dan analisis hubungan antara perubahan kualitas air dengan perubahan penutup lahan di daerah tangkapan air danau dan sebaran keramba budidaya perikanan. Parameter kualitas danau yang diamati adalah parameter fisik perairan berbasis data penginderaan jauh satelit, yaitu: Luas danau, sebaran vegetasi air (Eceng gondok), Total Suspended Solid (TSS), Kecerahan, dan Turbidity. Lokus kegiatan adalah danau Tondano (provinsi Sulawesi Utara) dan Danau Tempe (Provinsi Sulawesi Selatan). Pada pengolahan data awal dilakukan standarisasi data (orthorektifikasi, radiometrik dan normalisasi) sehingga data yang digunakan tidak terganggu dengan kondisi perubahan waktu dan perbedaan jenis sensor. Luas danau dideliniasi dengan memperhatikan sebaran vegetasi air di permukaan danau dengan menggunakan model komposit RGB (NIR+SWIR, NIR, NIR-RED). Kualitas air diekstrak menggunakan model algoritma yang telah diverifikasi di lapangan. Pemantauan perubahan kualitas danau dilakukan secara berkala selama periode 1990-2011. Selanjutnya dilakukan analisis hubungan antara kualitas air danau dengan perubahan penutupan lahan di daerah tangkapan air dan distribusi keramba budidaya perikanan di danau. Informasi
3
spasial kualitas danau, perubahan penutup lahan dan distribusi keramba budidaya berbasis data penginderaan jauh satelit bermanfaat untuk mendukung kegiatan kelestarian lingkungan dan budidaya perikanan di perairan danau. Anggaran terbagi menjadi 3 termin, yaitu: dana termin 1 (50%), dana termin 2 (30%), dan dana termin 3 (20%). Total dana untuk seluruh termin adalah 250 juta rupiah. Sampai saat ini dana yang real terpakai adalah 70,1%. Rencana dana pada termin ketiga akan digunakan sebesar 28% untuk peruntukan pos gaji upah bulan Juli, Agustus dan September 2012, dan untuk peruntukan pos perjalanan dinas yang akan digunakan untuk mengikuti evaluasi akhir dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk koridor Sulawesi (sesuai rencana Kemenristek untuk mengadakan evaluasi akhir dengan lokasi di masing-masing koridor). Sehingga total dana yang digunakan adalah sebesar 98.1%. Hasil pemantauan kualitas danau periode 1990-2011 memperlihatkan bahwa Danau Tondano dan Danau Tempe mengalami penyusutan luas permukaan air dan pertambahan vegetasi air. Kalau dibandingkan dengan Danau Tondano, maka Danau Tempe mengalami penyusutan luas permukaan air dan penambahan vegetasi air yang sangat tinggi. Pada umumnya perkembangan vegetasi air di Danau Tondano terjadi di di area keramba budidaya perikanan dan muara sungai, yang mengakibatkan terganggunya kegiatan budidaya perikanan. Kondisi beberapa parameter kualitas air (TSS, Turbidity dan kecerahan) di danau Tondano mengalami peningkatan, tetapi masih memenuhi standar baku mutu air untuk kegiatan budidaya perikanan. Pemantauan perubahan penutup lahan dan sebaran keramba untuk budidaya perikanan selama periode 1990-2011 memperlihatkan bahwa terjadi pengurangan hutan, serta penambahan permukiman dan pertanian/ladang yang diperkirakan mempengaruhi kualitas Danau Tondano, demikian juga pertambahan keramba yang semakin bertambah yang mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air dan pertambahan vegetasi air. Metode pemantauan kualitas danau menggunakan data penginderaan jauh satelit akan sangat bermanfaat untuk memantau dan mengevaluasi kualitas danau secara cepat, akurat, berkala, dan ekonomis. Informasi spasial yang dihasilkan akan sangat bermanfaat untuk mendukung pengelolaan lingkungan dan pengembangan budidaya perikanan. Pengembangan hasil kegiatan kedepan masih memerlukan 4
kegiatan riset dan verifikasi hasil lebih lanjut, serta kerjasama dengan kementerian Ristek dan stakeholder (Pemerintah daerah dan dinas terkait). Sinergitas kegiatan dilaksanakan melalui koordinasi dengan Bappeda dan survei lapangan bersama dengan staf dari Dinas PU Provinsi Sulawesi Utara pada bulan MeiJuni 2012, dan pembuatan banner hasil kegiatan untuk dipamerkan dalam acara HUT Sulawesi Utara 2012 bekerjasama dengan Bappeda Provinsi Sulut. Sedangkan peningkatan kapasitas daerah dilakukan dengan melakukan kegiatan bimbingan teknis pengolahan data penginderaan jauh satelit untuk pemantuan kualitas danau (koreksi data, klasifikasi penutup lahan, penentuan luas danau dan kualitas air) kepada Bappeda dan dinas Provinsi Sulut terkait (Dinas PU, Balai Wilayah Sungai Sulawesi 1, Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado) pada akhir bulan Agustus 2012. Hasil yang dapat dimanfaatkan adalah berupa dokumen laporan hasil kegiatan, model pemantauan kualitas danau berbasis data penginderaan jauh, petunjuk teknis pengolahan data penginderaan jauh satelit, serta publikasi berupa paper di dalam prosiding dan jurnal ilmiah. Hasil dari kegiatan ini dimasukan dalam 2 jurnal terakreditasi nasional (Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital (LAPAN), dan Jurnal Limnologi Tropis (LIPI)), dan diikut sertakan dalam seminar Nasional Limnologi 2012. Penelitian ini perlu dikembangkan, oleh karena itu kami telah mengajukan proposal untuk melanjutkan kegiatan pemantauan kualitas DAS dan danau melalui program SINAS-RISTEK, dengan tujuan untuk peningkatan akurasi dan generalisasi dari algoritma kualitas air, pemetaan lahan kritis dan estimasi debit dan sedimen transport (erosi) yang dibawa air sungai ke danau, sehingga diperoleh informasi DAS dan danau yang menyeluruh.
Kata Kunci: Data penginderaan jauh satelit, Danau Tondano, Danau Tempe, Kualitas danau, kelestarian lingkungan, budidaya perikanan, peningkatan kapasitas.
5
PRAKATA Berkat rahmat Allah SWT, laporan akhir kegiatan PKPP 2012 yang berjudul “Penguatan Kapasitas Daerah dan Sinergitas Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk ekstraksi Informasi Spasial Kesesuaian Budidaya Perikanan Darat dan Kelestarian Lingkungan di Danau Tondano dan Tempe” dapat diselesaikan. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN, Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN, Bappeda Provinsi Sulawesi Utara, serta narasumber dari internal dan eksternal LAPAN, yang telah memberikan arahan¸ bimbingan dan bantuannya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Selanjutnya kami mengharapkan masukan-masukan yang membangun sehingga pada kesempatan berikutnya kami dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dan bermanfaat.
Jakarta, 28 September 2012 Atas nama tim Peneliti Utama
(Dr. Bambang Trisakti)
6
DAFTAR ISI
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
1
PERSONIL PELAKSANA PENELITIAN
2
RINGKASAN KEGIATAN
3
PRAKATA
6
DAFTAR ISI
7
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 10 1-1.
Latar Belakang .............................................................................................. 10
1-2.
Pokok Permasalahan ...................................................................................... 13
1-3.
Maksud dan Tujuan Kegiatan ......................................................................... 14
1-4.
Metodologi Pelaksanaan ............................................................................... 15 1-4-1. Lokus Kegiatan .................................................................................. 15 1-4-2. Fokus Kegiatan .................................................................................. 21 1-4-3. Bentuk Kegiatan ................................................................................ 21
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................... 22 2-1.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................... 22 2-1-1. Perkembangan Kegiatan .................................................................... 27 2-1-2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan .................................... 27
2-2.
Pengelolaan Administrasi Manajerial ............................................................ 28 2-2-1. Perencanaan Dan Pengelolaan Anggaran ........................................... 28 2-2-2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran .................................................... 29 2-2-3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset .............................. 30 2-2-4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial ............ 30 7
BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA ......................................................... 31 3-1.
Metode Proses Pencapaian Target Kinerja .................................................... 31 3-1-1. Kerangka Rancangan Metode Penelitian ............................................ 31 3-1-2. Indikator Keberhasilan Pencapaian .................................................... 32 3-1-3. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian ............................... 32
3-2.
Potensi Pengembangan Ke Depan .................................................................. 35 3-2-1. Kerangka Pengembangan Ke Depan ................................................... 35 3-2-2. Strategi Pengembangan Ke Depan ..................................................... 35
BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................. 36 4-1.
Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program...................................................... 36 4-1-1. Kerangka Sinergi Koordinasi ................................................................ 36 4-1-2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi ........................................... 36 4-1-3. Perkembangan Sinergi Koordinasi ....................................................... 37
4-2.
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ...................................................... 37 4-2-1. Kerangka Pemanfaatan ....................................................................... 37 4-2-2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan .................................................. 38 421-3. Perkembangan Pemanfaatan Hasil ..................................................... 38
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................... 39 5-1.
Kesimpulan .................................................................................................... 39 5-1-1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran..................................... 39 5-1-2. Metode Pencapaian Target Kinerja ..................................................... 39 5-1-3. Potensi Pengembangan Ke Depan ....................................................... 40 5-1-4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program ........................................... 40 5-1-5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ........................................... 40
5-2.
Saran ............................................................................................................. 40 5-2-1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan ......................................... 40 5-2-2. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek ............................................ 41
8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 42
LAMPIRAN
I.
HASIL KEGIATAN PKPP 2012
II.
SINERGI KOORDINASI DAN PENGUATAN KAPASITAS DENGAN PEMERINTAH DAERAH
III.
LAPORAN FORM A,B,C DAN D
IV.
MODUL PENGOLAHAN DATA
V.
PUBLIKASI PAPER
9
BAB I PENDAHULUAN
1-1.
LATAR BELAKANG Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan
Hidup (KNLH), ekosistem DAS dan danau di wilayah Indonesia menyimpan kekayaan 25% plasma nutfah dunia, mensuplai 72% air permukaan dan penyedia air untuk pertanian, sumber air baku masyarakat, pertanian, pembangkit listrik tenaga air, pariwisata dan lain-lain. Dewasa ini banyak wilayah DAS dan danau di Indonesia telah mengalami degradasi (penurunan kualitas) yang diakibatkan oleh pertambahan penduduk, konversi lahan hutan, polusi dan erosi (Fahmudin dan Widianto, 2004). Konversi/pembukaan lahan yang tidak menggunakan prinsip kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan banyak hal negatif, tidak hanya dalam tahap pembukaannya tetapi juga pada tahap penggunaan dan pengelolaannya. Pembukaan lahan secara besar-besaran dengan menggunakan alat-alat berat dapat menimbulkan pencemaran suara yang mengganggu lingkungan sekitarnya. Selanjutnya, keterlambatan penanaman pada lahan yang telah dibuka akan menimbulkan erosi tanah pada saat musim hujan, terutama pada daerah dengan kelerengan yang curam. Tingginya erosi pada wilayah DAS mengakibatkan keruhnya wilayah perairan, yang pada gilirannya mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan perairan sungai, waduk dan danau Beberapa akibat dari degradasi danau adalah: pendangkalan dan penyempitan danau, penurunan volume air, penurunan kualitas air dan penurunan produktifitas perikanan. Hal-hal tersebut diatas akan mengakibatkan terjadinya peningkatan ancaman bahaya dan penurunan pendapatan masyarakat di sekitar danau. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha pencegahan agar proses degradasi DAS tidak berlanjut terus, serta upaya pemulihan kualitas danau sehingga danau-danau tersebut dapat tetap lestari dan dapat dimanfaatkan oleh masyakat sekitar. Tabel 1-1 memperlihatkan daftar danau yang termasuk dalam program pengelolaan danau prioritas tahun 2010-2014 yang dikeluarkan oleh BLHPP (Badan Lingkungan Hidup dan
10
Penelitian Pengembangan), KNLH (http://blhpp.wordpress.com/). Ada 15 danau yang menjadi prioritas dan membutuhkan tindak lanjut dari pemerintah untuk pemulihannya. Permasalahan dari danau-danau tersebut adalah masalah dalam tingkat kebersihan dan tingginya perkembang biakan eceng gondok yang menutupi perairan sehingga diperlukan langkah-langkah untuk memperbaiki kualitas airnya, tingkat sedimentasi yang tinggi dari bagian hulu sungai sehingga mengakibatkan terjadinya pendangkalan dan penyempitan danau, pengaruh perubahan iklim dan perlunya komitmen pemerintah dalam pengawasan dan penjagaan kelestarian dari setiap danau. Tabel 1-1. Daftar danau dalam program pengelolaan danau prioritas tahun 2010-2014 yang dikeluarkan oleh BLHPP
Lima diantara danau yang menjadi prioritas pemerintah terdapat di Pulau Sulawesi, yaitu: Danau Tondano (Provinsi Sulut), Danau Limboto (Provinsi Gorontalo), Danau Poso (Provinsi Sulteng), Danau Tempe (Provinsi Sulsel) dan Danau Matano (Provinsi Sulsel). Danau-danau ini juga mengalami masalah dengan pendangkalan dan penyusutan luas, perkembangan eceng gondok yang cepat serta penurunan kualitas dan volume air. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan masyarakat sekitar danau karena produktifitas perikanan yang semakin berkurang. Danau Tempe dan Danau Tondano mempunyai berbagai potensi, khususnya potensi sumber daya perikanan darat yang cukup besar. Produksi ikan dari Danau
11
Tondano selama 2009 mencapai 1.234 ton atau mencapai 87 persen dari total produksi ikan air danau Sulut pada 2009 sebanyak 1.420,9 ton. Di sepanjang Daerah Aliran Sungai Tondano terdapat banyak pembudidaya yang membudidayakan ikan mas dan ikan nila di dalam wadah karamba. Sedangkan Danau Tempe menjadi prioritas pemerintah pusat untuk pembangunan bendungan karena potensi sumberdaya perikanannya yang besar. Berdasarkan data statistik, struktur penduduk menurut mata pencaharian di Danau Tempe masih di dominasi oleh sektor pertanian, perikanan dan peternakan yaitu 31.800 jiwa atau sebesar 56,45 % dari penduduk usia kerja yang bekerja. Tapi saat ini kondisi kedua danau ini sangat memprihatinkan karena mengalami permasalahan tingkat sedimentasi yang tinggi, sehingga menimbulkan masalah-masalah yang telah diuraikan diatas. Oleh karena itu perlu sekali dilakukan pemantauan kualitas (luas permukaan air danau, sebaran vegetasi air dan kualitas air) pada danau-danau tersebut, selanjutnya informasi yang diperoleh akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menjalankan program pengelolaan danau, seperti melakukan langkah-langkah yang tepat untuk memulihkan kualitas danau dan meningkatkan produksi perikanan di danau tersebut. Salah satu teknologi yang mampu memberikan informasi kualitas danau, dan memantau perubahannya dari waktu ke waktu adalah teknologi penginderaan jauh satelit. Dibandingkan dengan metode konvensional pengukuran secara langsung di lapangan, maka teknologi penginderaan jauh satelit mempunyai kelebihan dari segi cakupan areanya yang luas, informasinya kontinyu (tidak hanya pada titik-titik tertentu tapi menyeluruh di seluruh area yang diamati) dan dapat diperoleh secara berkala, serta biaya operasionalnya yang murah . Saat ini teknologi satelit penginderaan berkembang dengan sangat cepat, sehingga dapat menyediakan berbagai data penginderaan jauh optik dan SAR (Synthetic Aparture Radar) dengan karakteristik resolusi spasial, temporal dan spektral yang berbeda-beda. Data-data tersebut menjadi sumber data yang penting untuk pembuatan informasi spasial sumber daya alam dan lingkungan yang akurat, konsisten dan aktual. Model pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk kegiatan pemantauan perubahan kualitas danau, ekstraksi parameter kualitas air dan kegiatan kesesuaian budidaya perikanan telah dipublikasikan dalam banyak paper 12
seperti: (Brezonikn et al. (2002); Li et al. (2007); Mostafa dan Soussa (2006); Trisakti et al. (2005); Trisakti et al. (2004)). Brezonik et al. (2002) telah membuat model pemetaan klorofil dan kecerahan perairan danau menggunakan data Landsat, dan telah menerapkan model tersebut secara operasional untuk memantau kondisi beberapa danau di Amerika, demikian juga Liu et al. (2007) yang telah memetakan dan memantau kualitas air secara operasional untuk wilayah Kanada. Pada umumnya metode pemantauan kualitas air di Indonesia masih menggunakan pengukuran langsung di lapangan, dan sangat kurang dalam pemanfaatan teknologi penginderan jauh satelit. Selain itu, model-model algoritma ekstraksi kualitas danau yang umum digunakan masih bersifat spesifik untuk lokasi tertentu, sehingga perlu dilakukan verifikasi dan kalibrasi agar dapat digunakan untuk lokasi berbeda. Selain itu, penginderaan jauh satelit juga dapat dimanfaatkan untuk melihat perubahan penutup lahan di bagian hulu daerah DAS dan sebaran keramba budidaya perikanan yang mempengaruhi perubahan kualitas air di perairan danau. Kementerian Riset dan Teknologi telah mengarahkan kegiatan Penguatan Kapasitas Peneliti dan Perekayasa (PKPP) tahun 2012 untuk mendukung program nasional Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang bertujuan untuk memberikan arah pembangunan ekonomi sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025. Program MP3EI terdiri dari 6 koridor yang dibagi berdasarkan wilayah, dimana setiap koridor mempunyai tema kegiatan yang merupakan sektor unggulan dari wilayah dalam koridor tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka pemanfaatan data penginderaan jauh satelit untuk pemantauan kualitas air, perubahan penutup lahan dan sebaran keramba untuk budidaya perikanan diharapkan dapat bermanfaat untuk mendukung kegiatan kelestarian lingkungan dan budidaya perikanan darat sesuai dengan tema kegiatan pada koridor 4 (koridor Sulawesi).
1-2.
POKOK PERMASALAHAN
1. Kondisi sebagian DAS dan danau di Indonesia semakin memprihatinkan dengan telah terjadinya degradasi lingkungan yang cukup parah sehingga dibutuhkan usaha untuk menyelamatkan dan memulihkannya kembali. Salah satu usaha perlu dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan kualitas danau dan perubahan 13
penutup lahan di bagian hulu DAS secara kontinyu dan akurat, sehingga informasi yang dihasilkan dapat menjadi bahan masukan perencanaan pengelolaan danau. 2. Perlunya peningkatan peran teknologi penginderaan jauh satelit dalam kegiatan pemantauan kualitas DAS dan danau sehingga dapat mendukung program nasional penyelamatan danau (15 danau prioritas) dan kegiatan MP3EI di koridor Sulawesi. 3. Masih kurangnya sinergitas antara kegiatan riset yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga dengan rencana pengembangan daerah dan kebutuhan dari pemerintah daerah. Selain itu, masih kurangnya kemampuan SDM daerah dalam penguasaan teknologi pemanfaatan data penginderaan jauh satelit. Oleh karena itu perlu dilakukan penguatan kapasitas daerah dan sinergitas sehingga hasil kegiatan riset yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk mendukung rencana pengembangan daerah, dan model pemantauan yang dihasilkan dapat implemantasikan oleh SDM daerah.
1.3.
MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
Tujuan Kegiatan
Mengembangkan metode pemantauan kualitas danau berbasis data penginderaan jauh satelit.
Melakukan pemantauan kualitas danau dan perubahan penutup lahan di DAS selama periode 1990-2011
Melakukan kegiatan penguatan kapasitas daerah melalui kegiatan bimbingan teknis pengolahan data penginderaan jauh satelit
Sasaran Kegiatan
Tersedianya model pemantauan kualitas danau berbasis data penginderaan jauh satelit.
Tersedianya informasi spasial parameter kualitas danau (luas, sebaran vegetasi air, kualitas air), perubahan penutup lahan dan sebaran karamba untuk budidaya perikanan selama periode 1990 – 2011.
14
Tersedianya modul pengolahan data untuk koreksi data, klasifikasi penutup lahan dan penurunan parameter kualitas danau
Terlaksananya kegiatan bimbingan teknis untuk penguatan kapasitas daerah
Manfaat Kegiatan
Model pemantauan kualitas danau yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh internal dan eksternal LAPAN untuk memantau danau prioritas di Indonesia
Informasi yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan dalam menyusun kebijakan kelestarian lingkungan (pemulihan dan konservasi) dan pengembangan budidaya perikanan di lokasi penelitian
Dampak kegiatan Terpantaunya kualitas danau secara kontinyu akan menjadi masukan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun strategi untuk menjaga kelestarian lingkungan DAS dan danau, dan meningkatkan potensi perikanan yang berkelanjutan.
1-4.
METODOLOGI PELAKSANAAN
1-4-1. LOKUS KEGIATAN Lokasi kegiatan ini adalah Danau Tondano di provinsi Sulawesi Utara dan Danau Tempe di provinsi Sulawesi Selatan (Gambar 1-1.). Tetapi penelitian ini akan lebih memprioritaskan kepada Danau Tondano karena potensi perikanannya yang besar, selain itu kondisi permukaan air Danau Tempe yang yang sebagian besar ditutupi oleh vegetasi air mengakibatkan sulitnya dilakukan pemantauan kualitas air di danau tersebut.
15
Danau Tondano
Danau Tempe
Figure 1-1. Lokus kegiatan (Danau Tondano dan Danau Tempe)
Danau Tempe dan Danau Tondano mempunyai potensi sumber daya perikanan darat yang cukup besar. Produksi ikan dari Danau Tondano selama 2009 mencapai 1.234 ton atau mencapai 87 persen dari total produksi ikan air danau Sulut pada 2009 sebanyak 1.420,9 ton. Di sepanjang Daerah Aliran Sungai Tondano terdapat banyak pembudidaya yang membudidayakan ikan mas dan ikan nila di dalam wadah karamba. Sedangkan Danau Tempe menjadi prioritas pemerintah pusat untuk pembangunan bendungan karena potensi sumberdaya perikanannya yang besar. Tapi saat ini kondisi kedua danau ini sangat memprihatinkan karena mengalami permasalahan tingkat sedimentasi yang tinggi dan pertumbuhan vegetasi air yang sangat cepat, sehingga mengakibatkan terjadinya pendangkalan dan penurunan kualitas air di danau.
A.
DANAU TONDANO
Danau Tondano adalah bagian hulu dari Sungai Tondano terletak di Kabupaten Minahasa dan merupakan Danau terbesar di Propinsi Sulawesi Utara. Dilihat dari
16
proses terbentuknya Danau Tondano memiliki 2 versi yaitu danau yang terbentuk sebagal hasil letusan gunung api purba (danau creater) dan danau terjadi akibat terbendungnya sistem drainase sebagal akibat geantiklinal Minahasa yaitu munculnya dua gunung api Soputan dan Mahawu. Daerah tangkapan Danau Tondano sampai pada outlet titik pengamatan muka air di Tolour adalah sebesar 191,94 km 2. Secara geografis DAS Danau Tondano terletak di antara 10o6'06" - 01o20'25" LU (Lintang Utara) dan antara 124o45'04" - 124o58'20" BT (Bujur Timur) memanjang dari Selatan ke Utara. Menurut data yang tercatat pada Stasiun Geofisika Tondano arah angin banyak bertiup menuju arah Selatan pada bulan April sampai Oktober. Pada Bulan Januari sampal April arah angin terbanyak bertiup menuju arah Utara, sedangkan pada Bulan November dan Desember menuju arah Utara dan Barat. Kelembapan Udara relatif tinggi berkisar antara 84% s/d 93%, temperatur antara 19°C dan 27°C Sedangkan evaporasi berkisar antara 1,0 mm s/d 4,6 mm. Kiasifikasi iklim menurut Oldelman, bulan basah (> 200 mm) diwilayah Tondano terjadi hanya pada satu bulan yaitu bulan Mei. Bulan transisi (100 s/d 200 mm) terjadi selama delapan bulan pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Juni, Juli, November dan Desember. Bulan kering (<100 mm) terjadi selama tiga bulan pada bulan Agustus, September dan Oktober. Curah hujan rata-rata bervariasi antara 1500 mm sampai dengan 2800 mm per tahun. Luas Danau Tondano bervariasi antara 44 km2 pada musim kemarau dan 48 km2 pada musim penghujan dengan keliling danau sebesar 35,5 km. Sungai-sungai yang masuk ke Danau Tondano sebanyak 35 buah dan sebagian besar sungai musiman. Sungai-sungai yang masih mengalir airnya pada musim kemarau adalah Sungai Panasen, Saluwangko, Kolsimega, Sendow dan Ranowelang. Danau inl diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang. Danau Tondano mempunyai fungsi sebagai sumber air pertanian, perikanan, PDAM dan PLTA. Untuk keperluan operasi PLTA jenis kaskade, dibutuhkan muka air danau minimal pada elevasi 681,156 m dpl atau 1,31 m di AWLR Tolour dengan debit sedikitnya 8,30 m3/det. Dengan duga muka air danau maksimal untuk PLTA pada debit rencana periode 10 tahun yang terjadi pada elevasi 682,83 m dpl atau 2,984 m di AWLR Tolour (Tolour tidak terkena banjir).
17
Danau ini juga dimanfaatkan sebagai budidaya perikanan karamba dan jaring apung yang berjumlah kurang lebih 459 buah dengan luas 67.293 m2 dan Produksi ikan 9115,1 ton per tahun (sumber, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara), Pertanian/Irigasi ada sekitar 3000 Ha sawah yang merupakan pemasok padi untuk Kabupaten Minahasa, Peternakan unggas (itik di sekitar Danau Tondano), rumah makan tepi Danau, pertambangan galian golongan C, serta pariwisata. Permasalahan Danau tondano yang utama adalah sebagai berikut: 1. Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA)
Degradasi daerah tangkapan air terjadi karena penebangan liar dan pembukaan lahan di hutan bagian hulu.
2. Kerusakan Sempadan
Okupasi lahan oleh masyarakat sekitar menjadi lahan pertanian, pemukiman, ladang/perkebunan, sarana prasarana pariwisata dan lain sebagainya.
3. Pencemaran Perairan
Keramba Jaring Apung (KJA) yang hingga tahun 2009 jumlahnya mencapai 2.849 Unit.
Peningkatan erosi dan sedimentasi, sehingga terjadi pendangkalan danau dengan tingkat sedimentasi rata-rata sebesar 0,4 m/th. Sedangkan tingkat erosi yang terjadi di bagian hulu berkisar pada 28,86 – 63,00 ton/ha/tahun (UNSRAT, 2000). Pendangkalan danau dalam kurun waktu 66 tahun semakin meningkat, dimana kedalaman semula sedalam 40 meter sampai dengan tahun 2000 kedalamannya hanya sebesar 14 meter.
Penurunan kualitas air Danau Tondano. Terjadinya peningkatan volume sampah/tumbuhan air maupun limbah domestik yang masuk sebagai inlet dengan volume rata-rata 2-5 truck/hari. Disamping itu penurunan kualitas perairan pun disebabkan oleh tingginya kadar P (Phosphor) dan N (Nitrogen), limbah cair dan padat yang berasal dari pemukiman, sarana wisata (hotel dan restoran), pertanian, pakan ikan serta minyak dan oli dari perahu nelayan dan perahu transportasi.
Penurunan tinggi permukaan air Danau Tondano.
18
Bencana banjir yang terjadi akibat dari pendangkalan danau dan kegiatan illegal logging pada kawasan DTA (hulu), sehingga ketika hujan datang akan terjadi penggerusan lahan/erosi lahan yang mengalir memasuki Danau Tondano.
Okupasi lahan oleh masyarakat sekitar menjadi lahan pertanian, pemukiman, ladang/perkebunan, serana prasarana pariwisata dan lain sebagainya.
Eutrofikasi perairan Danau Tondano akibat dari pengkayaan unsur hara di perairan danau yaitu peningkatan kadar P dan N. Hal ini ditunjukkan dengan penyebaran enceng gondok pada permukaan air Danau Tondano yang mencapai luas 242,67 ha atau 5,20% dari luas danau.
B.
DANAU TEMPE Danau Tempe terletak pada koordinat 40°00’00”– 40°15’00” LS dan 119°52’30’’
– 120° 07’ 30” BT.
Secara administrasi pemerintahan terletak di tiga wilayah
Kabupaten, yaitu Sidrap, Soppeng, dan Wajo, Provinisi Sulawesi Selatan. Danau Tempe dipengaruhi oleh DAS Bila-Walanae dan memiliki luas 47.800 Ha pada ketinggian 10 m dpl dengan luas tangkapan air (catchment area) seluas 4.587 km2. Curah hujan tahunan di daerah danau sebesar 1.400 – 1.800 mm/th sedangkan di daerah DAS sebesar 1.400 – 4.000 mm/th. Tinggi muka air (TMA) Danau Tempe hingga tahun 2001 menunjukkan kondisi yang normal, dengan TMA rata-rata berada pada kisaran 4,078 m – 7,780 m dpl. Dari Laporan KLH tahun 2011, kedalaman danau saat ini 3 m ketika musim hujan dan 1 m ketika musim kering. Luas permukaan danau pada musim hujan adalah 48.000 ha dan menggenangi areal persawahan, perkebunan, rumah penduduk, prasarana jalan dan jembatan serta prasarana sosial lainnya yang menimbulkan kerugian yang cukup besar. Pada musim kering luas danau hanya mencapai 1.000 ha sedangkan pada kondisi normal luasnya mencapai 15.00020.000 ha. Inlet sungai yang menuju ke Danau Tempe terdiri dari 23 sungai diantaranya S. Lawo, S. Batu-batu, S. Belokka, S. Nila dan Sungai Walannae dan termasuk ke dalam 2 DAS yaitu Das Bila dan DAS Walanae, sedangkan aliran sungai dari danau (outlet) hanya satu yaitu Sungai Cenranae yang memiliki panjang sungai 70 km. 19
Danau Tempe sebagai kawasan konservasi sumber daya air memiliki karakteristik dan sumber daya alam yang
berbeda dengan kawasan lainnya, dalam
pengembangannya Danau Tempe ini diarahkan untuk kegiatan sebagai berikut :
Kawasan pendukung penghasil tanaman pangan sentra produksi perikanan air tawar.
Sumber cadangan air baku yang juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi dan perkebunan disekitar danau.
Kawasan potensial untuk pengembangan wisata air dan wisata budaya di Sulawesi Selatan.
Permasalahan di Danau Tempe terbagi ke dalam 3 jenis, yaitu: 1) Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA) 2) Kerusakan sempadan 3) Kerusakan pencemaran perairan. Dalam kerusakan di DTA Danau Tempe terjadi kerusakan daerah hulu yang diakibatkan oleh penebangan yang tidak terkendali berupa perambahan hutan, peladangan berpindah, dan illegal logging. Selain itu adanya konversi di daerah resapan dan kantong-kantong air menyebabkan kawasan daerah resapannya menurun sehingga cadangan air yang dapat disimpan semakin menurun. Kerusakan pada daerah sempadan, menyebabkan pencemaran pada perairan Danau Tempe berupa buangan limbah domestik, pertanian, permukiman dan sisa pakan ikan. Hal ini menyebbakan terjadinya eutrofikasi pada permukaan air danau. Sementara pencemaran perairan berupa laju sedimentasi sebesar 1-3 cm per tahun. Sedimentasi ini mengakibatkan pendangkalan dan bencana banjir di musim hujan seta kekeringan di musim kemarau. Faktor penyebab bencana banjir dan kekeringan adalah kerusakan hutan. Luas hutan yang tersisa pada tahun 2002 adalah 119,816 hektar atau 15% dari luas kawasan ekosistem danau. Luas hutan ini jauh di bawah persyaratan minimal 30% sesuai
dengan UU 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Dengan tingkat kerusakan
hutan seperti di atas maka tidak heran jika banyak areal lahan telah berubah menjadi lahan kritis. Luas lahan kritis di kawasan ekosistem danau Tempe mencapai 170.976 hektar, teridiri dari 92.187 hektar di areal hutan dan 78.789 hektar di luar kawasan hutan. Kerusakan hutan di kawasan ini disebabkan oleh konversi kawasan hutan 20
menjadi lahan-lahan pertanian dan perkebunan oleh masyarakat, aktivitas perladangan berpindah dan illegal loging yang dilakukan oleh masyarakat.
1-4-2. FOKUS KEGIATAN Fokus kegiatan ini adalah melakukan pemanfaatan data penginderaan jauh satelit untuk memantau kualitas danau dan memberikan informasi spasial perubahan kualitas danau (luas permukaan air danau, sebaran vegetasi dan kualitas air), perubahan lahan dan sebaran keramba budiaya perikanan untuk mendukung program kelestarian lingkungan dan budidaya perikanan. Selanjutnya melakukan peningkatan kapasitas daerah dengan melakukan bimbingan teknis mengenai pengolahan dan pemanfaatan data penginderaan jauh satelit.
1-4-3. BENTUK KEGIATAN Bentuk Kegiatan terdiri dari: 1) Pengembangan model pemanfaatan data penginderaan jauh satelit untuk pemantauan kualitas danau, kegiatan ini didukung dengan melakukan survei lapangan untuk pembuatan model dan verifikasi 2) Pembuatan informasi spasial, yaitu melakukan pembuatan informasi spasial kualitas danau, penutup lahan dan sebaran keramba untuk budidaya selama periode 1990-2011 3) Sinergi dan Bimtek, dengan cara melakukan koordinasi kegiatan dengan pihak Bappeda serta dinas terkait di daerah lokus kegiata, selanjutnya melakukan bimbingan teknis pengolahan data penginderaan jauh satelit untuk penguatan kapasitas daerah 4) Publikasi hasil penelitian ke Jurnal dan seminar nasional/internasional 5) Pembuatan laporan hasil kegiatan
21
BAB 2. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
2-1.
TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN Tahapan pelaksanaan kegiatan diperlihatkan pada Gambar 2-1. Secara
keseluruhan tahapan adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan dan standarisasi/koreksi data Pada kegiatan ini dikumpulkan data, yaitu:
Data satelit Landsat TM/ETM+ (resolusi spasial 30m) dan SPOT-4 (resolusi spasial 20m) selama periode 1990 – 2011.
Data satelit IKONOS reolusi spasial 1 m tahun 2003 dan 2011
Data DEM SRTM ver.4.1 resolusi spasial 90 m
Peta RBI skala 1:50.000
Batas administrasi, sungai dan jalan
Semua data dipilih pada musim penghujan karena berdasarkan kegiatan sebelumnya curah hujan sangat mempengaruhi volume air danau. Contoh data satelit Landsat, SPOT-4, IKONOS dan DEM SRTM yang digunakan diperlihatkan pada Gambar 2-2. Selanjutnya melakukan standarisasi data satelit yang digunakan (Landsat dan SPOT-4) dengan melakukan koreksi orthorektifikasi (membuat citra tegak lurus) sehingga mempunyai lokasi yang benar, melakukan koreksi radiometrik (koreksi sudut dan
jarak
matahari),
dan
koreksi
atmosferik
menggunakan
model
6s
(http://6s.ltdri.org/). Model 6s menghitung nilai global transmittance dan total scattering transmittance berdasarkan informasi kondisi atmosfer pada saat data direkam. Nilai koefisien yang dihasilkan model 6s dapat digunakan untuk menghitung nilai reflectance perairan yang telah bebas dari pengaruh kondisi atmosfir. Tahap terakhir melakukan normalisasi antar waktu sehingga perbedaan nilai spektral pada
22
data yang berlainan waktu dan berlainan sensor dapat dikurangi atau dihilangkan. Metode standarisasi citra perbeda waktu dan sensor (Landsat dan SPOT-4) secara detil dijelaskan pada Lampiran Publikasi Paper dengan judul ”Standarisasi Koreksi Data Satelit Multi Temporal dan Multi Sensor (Landsat TM/ETM+ dan SPOT-4)”.
Citra Satelit Multi Temporal (Landsat, SPOT)
RBI/Landsat DEM
Koreksi data citra (Ortho dan radiometrik)
Pembuatan komposit warna
Kualitas danau : 1. Luas danau
Survei Lapangan
Distribusi vegetasi air
2. Vegetasi air 3. Kualitas air :
Algoritma kualitas air
Ekstraksi kualitas air
Batas permukaan air danau
• TSM • Kecerahan
TSM, Kecerahan Klorofil, suhu air
Luas danau
• Turbidity
Analisis data Multi temporal
Perubahan kualitas air dan danau Citra resolusi tinggi IKONOS
Perubahan Lahan
Standar baku mutu air
Kajian kualitas danau
Memenuhi Syarat ?
pemetaan lokasi karamba
No
Analisis kualitas air terhadap budidaya perikanan
Yes
Rekomendasi untuk budidaya perikanan
Rekomendasi pengaruh lingkungan terhadap kegiatan budidaya perikanan
Gambar 2-1. Diagram Alir metode penelitian
23
Landsat (30 m)
SPOT-4 (20 m)
IKONOS (1 m)
DEM SRTM (90 m)
Gambar 2-2. Data satelit Landsat, SPOT-4, IKONOS dan DEM SRTM
2) Penurunan parameter kualitas danau (Luas permukaan air, sebaran vegetasi air dan kualitas air danau) Penurunan luas permukaan air danau dan sebaran vegetasi dilakukan dengan menggunakan metode yang telah dihasilkan dan diterapkan pada penelitian sebelumnya untuk Danau Limboto (Trisakti et al., 2011). Vegetasi air diidentifikasi dengan menggunakan komposit RGB (Red: NIR+SWIR, Green:NIR, Blue: NIR-Red), kemudian dilakukan deliniasi dengan memperhatikan keberadaan vegetasi air di permukaan air danau, kemudiian tahap terakhir adalah melakukan tabulasi dan perbandingan luas antar waktu. Parameter kualitas air yang diamati adalah: Total Suspended Solid (TSS), Turbidity (tingkat kekeruhan) dan Kecerahan. Penurunan parameter kualitas air TSS dilakukan dengan menggunakan model algoritma Doxaran et al. (2002), sedangkan turbidity dan
24
kecerahan dihitung dengan menggunakan model algoritma yang diperoleh berdasarkan hasil data lapangan di Danau Tondano. Selanjutnya melakukan verifikasi hasil yang diperoleh dari data satelit dengan hasil pengukuran lapangan. Model Doxaran et al. (2002) untuk menghitung TSS diperlihatkan pada Gambar 2-3, sedangkan turbidity dan kecerahan menggunakan model algoritma yang diperlihatkan pada Gambar 2-4.
Gambar 2-3. Model Doxaran untuk menghitung TSS atau TSM (Total Suspended Matter)
300
60
250
y = 1.8317e0.162x R2 = 0.8367
40
Kecerahan (cm)
Turbidity (NTU)
50
30 20 10 0
200 150 100 y = -14.348x + 291.84 2
50
R = 0.8365
0 0
5
10
TSM (mg/l)
15
20
0
5
10
15
20
TSM (mg/l)
Gambar 2-4. Model Algoritma untuk menghitung turbidity dan kecerahan
25
Pemantauan perubahan kualitas danau dilakukan dengan melihat perubahan luas permukaan air danau, sebaran vegetasi dan parameter kualitas air selama periode 1990-2011.
3) Analisis perubahan penutup lahan dan sebaran keramba untuk budidaya Perubahan penutup lahan di wilayah tangkapan air danau diturunkan menggunakan data multi temporal (Landsat dan SPOT-4 ) selama periode 1990-2011. Analisis perubahan penutup lahan dilakukan untuk melihat pengaruh konversi lahan pada kualitas danau. Selanjutnya dilakukan pemetaan sebaran keramba untuk budidaya perikanan pada tahun 2003 dan 2011. Informasi sebaran keramba ini akan digabungkan dengan informasi kualitas air dan sebaran vegetasi air untuk memberikan rekomendasi pengaruh kondisi danau pada budidaya perikanan.
4) Koordinasi dan Sinergi Koordinasi dan sinergi dilakukan dengan Balitbangda/Bappeda Provinsi Sulawesi Utara dan dinas terkait (seperti: Puslitbang Air, Dinas PU daerah). Hal ini dilakukan agar pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan PKPP tidak bertumpang tindih dengan yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat, dan hasil pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan Pemda setempat. Koordinasi dan sinergi dilakukan pada rapat yang dikoordinasi Ristek dan juga secara langsung saat melakukan survei lapangan. Selain itu bekerjasama dengan Bappeda Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara membuat banner mengenai hasil kegiatan PKPP untuk disertakan dalam kegiatan pameran peringatan Hari Ulang Tahun Sulawesi Utara ke 48 yang diadakan di Menado.
5) Sosialisasi / Bimbingan Teknis Melakukan sosialisasi hasil yang telah dikerjakan untuk mendapat masukanmasukan yang digunakan untuk memperbaiki laporan. Selain itu melaksanakan bimbingan teknis pengolahan data penginderaan jauh satelit untuk ekstraksi parameter kualitas danau dan klasifikasi penutup lahan dalam rangka penguatan kapasitas daerah. Bimbingan teknis dilakukan dengan menyiapkan modul pengolahan 26
data, dan membimbing peserta pelatihan dari daerah (Bappeda, Dinas PU, Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, dan Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado) dengan mengikuti modul yang telah dibuat.
2-1-1. PERKEMBANGAN KEGIATAN Perkembangan kegiatan sampai saat bulan September berjalan dengan lancar, dan telah menyelesaikan keseluruhan tahap. Yaitu:
Pengumpulan dan standarisasi/koreksi data
Penurunan parameter kualitas danau
Analisis perubahan penutup lahan dan sebaran keramba untuk budidaya
Koordinasi dan Sinergi
Sosialisasi / Bimbingan Teknis
2-1-2. KENDALA DAN HAMBATAN PELAKSANAAN KEGIATAN Tidak
ada
kendala
dan
hambatan
yang
sangat
signifikan
sehingga
mengakibatkan tidak terselesaikannya, tetapi beberapa kendala dan hambatan yang dirasakan cukup menganggu, yaitu: a. Anggaran untuk perjalanan dinas dan survei yang menggunakan sistem talangan, sehingga sebagian dana survei harus ditalangi dahulu oleh tim, sehingga yang mengakibatkan mundurnya jadwal keberangkatan survei. Solusi : menalangi dahulu kekurangan biaya survei agar kegiatan tetap berjalan sesuai rencana b. Waktu kegiatan yang hanya 8 bulan, berbeda dengan rencana pada proposal awal yaitu 10 bulan. Sehingga mengakibatkan terjadinya perbaikan dan perubahan rencana kegiatan dan anggaran. Solusi : Perbaikan dan perubahan rencana kegiatan disesuaikan dengan periode kegiatan selama 8 bulan.
27
2-2.
PENGELOLAAN ADMINISTRASI MANAJERIAL
2-2-1. PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN Anggaran terbagi menjadi 3 termin, yaitu: dana termin 1 (50%), dana termin 2 (30%), dan dana termin 3 (20%). Total dana untuk seluruh termin adalah 250 juta rupiah. Sampai saat ini dana yang real terpakai adalah 70,1%. Rencana dana pada termin ketiga akan digunakan sebesar 28% untuk peruntukan pos gaji upah bulan Juli, Agustus dan September 2012, dan untuk peruntukan pos perjalanan dinas yang akan digunakan untuk mengikuti evaluasi akhir dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk koridor Sulawesi (sesuai rencana Kemenristek untuk mengadakan evaluasi akhir dengan lokasi di masing-masing koridor). Sehingga total dana yang digunakan adalah sebesar 98.1%. Perencanaan dan pengelolaan Anggaran secara detil diperlihatkan pada Tabel 2-1.
Tabel 2-1. Tabel Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran Perencanaan No
1.
Uraian
Saldo
Termin
(Rupiah)
(Rupiah)
1 (30%)
2 (50%
3 (20%)
130.200.000
34.800.000
49.050.000
46.320.000
30.000
11.935.000
4.461.000
7.205.000
0
269.000
Gaji Upah - 1 Peneliti Utama - 4 Peneliti - 1 Perekayasa - 1 Pranata Komputer - 1 Administrasi - Narasumber (Internal dan eksternal)
2.
Bahan habis pakai: - Kertas - Tinta - USB
28
- dll
3.
Perjalanan Dinas: - Bogor, Jawa Barat - Makasar, Sulawesi Selatan
89.355.000
34.267.000
33.345.000
21.480.000
263.000
18.510.000
3.860.000
8.350.000
2.112.000
4.188.000
250.000.000
77.388.000
97.950.000
69.912.000
4.750.000
- Menado, Sulawesi Utara
4.
Belanja lain-lain: - Peminjaman alat survei - Bimbingan teknis - Konsumsi rapat
Total
2-2-2. MEKANISME PENGELOLAAN ANGGARAN Anggaran dibayarkan per termin sebanyak 3 kali, yaitu: 1. Termin pertama sebesar 30% 2. Termin kedua sebesar 50% 3. Termin ketiga sebesar 20% Pengajuan anggaran setiap termin dilakukan dengan mengajukan dokumen permintaan anggaran per termin kepada unit organisasi (Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN). Setelah mendapat persetujuan unit organisasi, maka dokumen permintaan anggaran diberikan kepada Biro Renor LAPAN, untuk diserahkan ke Kemenristek. Selanjutnya pengajuan kebutuhan kegiatan (gaji upah, bahan dan perjalanan dinas) dilakukan dengan mengajukan kebutuhan real kepada Biro Renor melalui unit organisasi.
29
2-2-3. RANCANGAN DAN PERKEMBANGAN PENGELOLAAN ASET Tersusunnya Laporan Hasil Kemajuan dan Laporan Hasil Akhir kegiatan “Penguatan Kapasitas Daerah dan Sinergitas Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk ekstraksi Informasi Spasial Kualitas Danau bagi Kesesuaian Budidaya Perikanan Darat dan Kelestarian Lingkungan di Danau Tempe dan Tondano”. Saat ini sudah sudah tersusun Laporan Hasil Kemajuan dan Draft Laporan Hasil Akhir kegiatan. Draft Laporan akhir akan diperbaiki setelah dievaluasi, kemudian laporan yang telah diperbaiki diserahkan kepada Kementerisan Ristek, Biro Renor LAPAN, dan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh-Kedeputian Bidang Penginderaan Jauh-LAPAN.
2-2-4. KENDALA DAN HAMBATAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI MANAJERIAL Tidak
ada
kendala
dan
hambatan
yang
sangat
signifikan
sehingga
mengakibatkan tidak terlaksananya kegiatan, tetapi ada satu hal yang agak menghambat rencana pelaksanaan kegiatan, yaitu keterlambatan turunnya dana, sehingga pelaksanaan kegiatan harus disesuaikan dengan ketersediaan dana (Kalau dana terlambat maka kegiatan akan mundur dari rencana). Solusinya, melakukan antisipasi keterlambatan dana dengan merubah waktu kegiatan atau melakukan sistem dana talangan (menalangi dahulu kebutuhan dana).
30
BAB III. METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA
3-1.
METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA
3-1-1. KERANGKA RANCANGAN METODE PENELITIAN -
Melakukan koordinasi dengan tim baik baik secara tertulis maupun lisan
-
Melakukan konsultasi dengan narasumber
-
Melakukan kegiatan pengumpulan data primer (Data satelit) dan sekunder (batas adminsitrasi, data lapangan, dll)
-
Melakukan koreksi orthorektifikasi, koreksi atmosferik dan normalisasi data Landsat dan SPOT-4
-
Melakukan survei lapangan untuk pembuatan model dan verifikasi hasil, serta bersinergi dengan Bappeda lokus kegiatan
-
Pembuatan model pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemetaan parameter kualitas danau (luas, sebaran vegetasi air dan kualitas air) selama periode 1990-2011
-
Melakukan klasifikasi penutup lahan dan analisis perubahan penutup lahan di DTA/DAS danau Tondano selama periode 1990-2011
-
Melakukan pemetaan sebaran keramba untuk budidaya perikanan tahun 2003 and 20011
-
Analisis perubahan kualitas danau untuk mendukung budidaya perikanan dan kelestarian lingkungan
-
Melakukan sosialisasi dan memberikan bimbingan teknis pengolahan data satelit untuk koreksi data, ekstraksi parameter kualitas danau, klasifikasi penutup lahan
-
Pembuatan presentasi dan modul pengolahan data untuk kegiatan Bimbingan Teknis
-
Publikasi hasil kegiatan dalam bentuk paper yang dikirim ke Jurnal dan Seminar Nasional
31
-
Membuat pelaporan 2 bulanan, laporan kemajuan dan laporan akhir kegiatan
3-1-2. INDIKATOR KEBERHASILAN PENCAPAIAN -
Terlaksananya kegiatan koordinasi dan rapat tim baik secara tertulis dan lisan. Koordinasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta jadwal yang dibuat, rapat tim dilakukan 2 kali sebulan.
-
Terlaksananya kegiatan konsultasi dengan narasumber, Sampai saat ini telah melakukan 3 kali konsultasi dengan narasumber
-
Terlaksananya kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder
-
Terlaksananya koreksi dan standarisasi data Landsat and SPOT-4 selama periode 1990-2011)
-
Terlaksananya survei lapangan untuk pembuatan dan verifikasi model, serta bersinergi dengan Balitbangda/Bappeda lokus kegiatan. Telah melakukan 1 survei lapangan,
-
Terlaksananya pemetaan luas, vegetasi air dan kualitas air dengan menggunakan data satelit selama periode 1990-2011
-
Terlaksananya klasifikasi penutup lahan di DTA/DAS selama periode 19902011, dan pemetaan keramba untuk budidaya perikanan
-
Terlaksananya sosialisasi hasil kegiatan dan kegiatan Bimtek untuk pengolahan data satelit untuk koreksi data, ekstraksi parameter kualitas danau, klasifikasi penutup lahan Terlaksananya Pembuatan laporan dan publikasi lainnya
-
Tersedianya modul pengolahan data untuk kegiatan Bimbingan Teknis
-
Terpublikasi hasil kegiatan dalam Jurnal dan Seminar Nasional
-
Terlaksananya pembuatan laporan 2 bulanan, laporan kemajuan dan laporan akhir kegiatan
3-1-3. PERKEMBANGAN DAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan berjalan dengan lancar dan telah menyelesaikan sesuai dengan rencana, seperti diperlihatkan pada Tabel 3-1. Hasil yang diperoleh dilampirkan dalam Dokumen Lampiran Hasil Kegiatan PKPP 2012. Hal-hal yang telah diselesaikan dan dalam proses penyelesaian meliputi: 1.
Perbaikan Proposal kegiatan 32
2.
Pengumpulan data primer dan sekunder (Landsat. SPOT dan IKONOS)
3.
Standarisasi citra satelit (Orthorektifikasi, radiometrik dan normalisasi)
4.
Pembuatan topografi dan bathimetri danau Tondano
5.
Pemetaan sebaran vegetasi air dan luas permukaan air dan kualitas air di danau Tempe dan Tondano 1990-2011
6.
Pemetaan keramba untuk budidaya perikanan tahun 2003 dan 2011 di danau Tondano
7.
Pembuatan wilayah tangkapan air dan aliran sungai danau tondano
8.
Pemetaan penutup lahan tahun 1990, 2003 dan 2011 di wilayah tangkapan air danau Tondano
9.
Rapat teknis dengan narasumber (3 kali)
10. Rapat koordinasi dengan ristek dan Bappeda (3 kali) 11. Survei lapangan ke Sulawesi Utara (Danau Tondano) pada tanggal 30 Mei-3 Juni 2012 12. Pembuatan presentasi dan modul pengolahan data untuk kegiatan Bimbingan teknis 13. Bimbingan teknis pengolahan data penginderaan jauh satelit untuk koreksi data, klasifikasi penutup lahan dan kualitas air pada tanggal 26-30 Agustus 2012 14. Mengikuti seminar nasional Limnologi LIPI 2012, dengan mengirimkan 3 paper 15. Publikasi paper pada jurnal Penginderaan jauh dan pengolahan citra dijital 16. Pembuatan laporan 2 bulanan, laporan kemajuan dan laporan akhir.
33
Tabel 3-1. Perkembangan dan hasil kegiatan sampai bulan September 2012 Kemajuan No.
Uraian Kegiatan
Rencana Bulan ke
Output
Status
Bobot
terhadap total kegiatan (%)
1.
Pengumpulan
1 sampai 2
Dokumen
Selesai
5
5%
1 sampai 3
Data
Selesai
10
10%
Selesai
10
10%
Proses
10
10%
referensi 2.
Pengumpulan data
satelit 3.
Standarisasi data
2 sampai 4
Data standar
4.
Penurunan Luas
3 sampai 5
permukaan air danau
Informasi spasial
dan vegetasi air 5.
Pembangunan Model
4 sampai 5
Model
Proses
10
10%
5 sampai 6
Informasi
Belum
10
10%
parameter kualitas air 6.
Ekstraksi parameter kualitas air
7.
Analisis Perubahan
spasial 5 sampai 7
Dokumen
Proses
15
15%
3, 8
Dokumen
Proses
10
10%
kualitas danau untuk lingkungan dan budidaya perikanan 8.
Survei lapangan dan sosialisasi/bimtek
9.
Konsultasi dan diskusi
1,4,8
Dokumen
Proses
5
5%
10.
Presentasi dan
4 dan 8
Dokumen
Proses
15
15%
100
100%
laporan Total
34
3-2.
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
3-2-1. KERANGKA PENGEMBANGAN KE DEPAN Kerangka pengembangan ke depan adalah: 1.
Peningkatan akurasi dan generalisasi dari model algoritma kualitas air dengan melakukan penambahan data pengukuran lapangan pada lokasi yang berbeda sehingga diperoleh model algoritma yang akurat dan dapat digunakan untuk memantau berbagai kualitas danau di Indonesia.
2.
Melakukan pemetaan lahan kritis dan pemantauan perubahan penutup lahan yang terjadi pada lahan kritis di daerah tangkapan air danau, sehingga dapat dihasilkan rekomendasi untuk pengelolaan daerah aliran sungai yang tepat.
3.
Melakukan estimasi debit dan sediment transport yang masuk ke danau, yang diakibatkan karena run off dan erosi di daerah tangkapan air, sehingga dapat dianalisis pengaruh debit dan sedimen terhadap kualitas danau.
4.
Melakukan bimbingan teknis lanjutan mengenai pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemantauan kualitas danau kepada SDM daerah di Bappeda dan dinas-dinas terkait.
3-2-2. SRATEGI PENGEMBANGAN KE DEPAN Strategi pengembangan adalah: 1.
Melakukan riset lanjutan dengan menggunakan anggaran bantuan dari Kemenristek atau anggaran rutin dari institusi. Sehingga model pemantauan danau dan informasi spasial perubahan kualitas yang dihasilkan menjadi lebih akurat dan komprehensif.
2.
Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Bappeda untuk pemantauan kualitas danau dan bimbingan teknis bagi SDM daerah.
Model pemantauan kualitas danau berbasis data penginderaan jauh akan sangat bermanfaat untuk memantau dan mengevaluasi kualitas danau secara akurat, berkala, cepat dan ekonomis. Informasi spasial yang dihasilkan akan sangat mendukung pengelolaan lingkungan dan pengembangan budidaya perikanan.
35
BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN
4-1.
SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAAN-PROGRAM
4-1-1. KERANGKA SINERGI KOORDINASI Sinergi koordinasi kelembagaan-program dilaksanakan melalui: -
Rapat koordinasi yang dilakukan oleh Kementerian Riset dan Teknologi
-
Rapat koordinasi dan sinergi untuk Koridor Sulawesi (koridor 4) dengan Balitbangda se-Sulawesi yang dilakukan oleh Kementerian Riset dan Teknologi
-
Diskusi dan sinergi secara langsung dengan Bappeda dan dinas di provinsi Sulawesi Utara
-
Melakukan survei bersama
-
Melakukan bimbingan teknis pengolahan data penginderaan jauh satelit untuk penguatan kapasitas daerah
-
Sosialisasi hasil kegiatan untuk mendapat masukan sehingga hasil kegiatan dapat digunakan oleh pengguna
4-1-2. INDIKATOR KEBERHASILAN SINERGI KOORDINASI -
Terlaksananya rapat koordinasi yang dilakukan oleh Kemen Ristek
-
Terlaksananya rapat koordinasi dan sinergi untuk Koridor Sulawesi (koridor 4) dengan Balitbangda se-Sulawesi yang dilakukan oleh Kemen Ristek
-
Terlaksananya diskusi dan sinergi secara langsung dengan Bappeda dan dinas di provinsi Sulawesi Utara
-
Terlaksananya survei bersama
-
Terlaksananya kegiatan bimbingan teknis
-
Terlaksananya sosialisasi hasil kegiatan
36
4-1-3. PERKEMBANGAN SINERGI KOORDINASI Sinergi koordinasi kelembagaan-program yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Telah menghadiri 2 kali rapat koordinasi yang dilakukan oleh Kemen Ristek 2. Telah mengikuti rapat koordinasi koridor Sulawesi (Koridor 4) yang koordinasi oleh Kemen Ristek di Jakarta sebanyak 1 kali. 3. Telah mempresentasikan proposal kegiatan dan kemajuan sampai bulan awal Mei 2012, pada rapat koordinasi dan sinergi Koridor Sulawesi dengan Balitbangda se-Sulawesi yang dilakukan di Sulawesi pada bulan Mei 2012 4. Telah melakukan kunjungan koordinasi dan sinergi Bappeda dan Dinas terkait di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Mei 2012 dan bulan Agustus 2012, bersamaan dengan melakukan survei lapangan. 5. Telah melakukan survei bersama dengan staf Dinas Puslitbang Air, Kemen PU, Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 1-2 Juni 2012. 6. Telah melakukan kegiatan bimbingan teknis pengolahan data penginderaan jauh untuk koreksi data, klasifikasi penutup lahan dan, ekstraksi kualitas danau (luas dan TSS) pada tanggal 27-29 Agustus 2012
Hasil koordinasi, survei lapangan dan bimbingan teknis yang telah dilakukan dilampirlan pada Dokumen Lampiran Sinergi Koordinasi Dan Penguatan Kapasitas Dengan Pemerintah Daerah . 4-2.
KERANGKA PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA
4-2-1. KERANGKA PEMANFAATAN -
Dokumen laporan hasil kegiatan
-
Model pemantauan kualitas danau untuk mendukung budidaya perikanan dan kelestarian lingkungan
-
Petunjuk teknis pengolahan data untuk koreksi data, klasifikasi penutup lahan dan penurunan parameter kualitas danau
-
Paper-paper yang dipublikasikan di prosiding dan jurnal
37
4-2-2. INDIKATOR KEBERHASILAN PEMANFAATAN -
Tersosialisasi atau dimanfaatkanya hasil dari kegiatan (Dokumen laporan kegiatan)
-
Dimanfaatkannya model pemantauan kualitas danau
-
Dipahaminya petunjuk teknis pengolahan data untuk untuk koreksi data, klasifikasi penutup lahan dan penurunan parameter kualitas danau
-
Terpublikasinya paper hasil kegiatan dalam prosiding atau jurnal yang dapat dijadikan referensi ilmiah
4-2-3. PERKEMBANGAN PEMANFAATAN 1. Paper berjudul “Standarisasi Koreksi Data Satelit Multi Temporal dan Multi Sensor (Landsat TM/ETM+ dan SPOT-4)” dalam Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital (terakreditasi LIPI) tahun 2012 (Selesai proses review). 2. Paper berjudul “Kajian Metode Pemantauan Luas Permukaan Air Danau dan Sebaran Vegetasi Air Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh” dalam prosiding seminar Nasional Limnologi LIPI pada bulan Juli 2012, dan terpilih untuk Jurnal Limnologi Tropis LIPI tahun 2012 (dalam proses review). 3. Paper berjudul “ Pemantauan Perubahan Kualitas Danau Selama Periode 1990-2011 Menggunakan Citra Satelit Multi Temporal” dalam prosiding seminar Nasional Limnologi LIPI pada bulan Juli 2012 4. Paper berjudul “Analisis Perubahan Penutup Lahan Di Daerah Tangkapan Air Sub Das Tondano Terhadap Kualitas Danau Tondano Menggunakan Data Satelit Penginderaan Jauh” dalam prosiding seminar Nasional Limnologi LIPI pada bulan Juli 2012 5. Telah melakukan Bimbingan Teknis dengan memberi pemahaman secara teori dan praktikal mengenai koreksi data, klasifikasi penutup lahan dan penurunan parameter kualitas danau sesuai dengan petunjuk teknis pengolahan data yang dibuat. 6. Telah membuat Banner hasil kegiatan PKPP 2012 bekerjasama dengan Bappeda Provinsi Sulut, untuk dipamerkan dalam kegiatan HUT Sulut ke 48.
38
BAB V PENUTUP
5-1.
KESIMPULAN
5-1-1. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN Perkembangan kegiatan berjalan dengan lancar, dan telah menyelesaikan keseluruhan tahap (100%). Yaitu:
Pengumpulan dan standarisasi/koreksi data
Penurunan parameter kualitas danau
Analisis perubahan penutup lahan dan sebaran keramba untuk budidaya
Koordinasi dan Sinergi
Sosialisasi / Bimbingan Teknis
Anggaran terbagi menjadi 3 termin, yaitu: dana termin 1 (50%), dana termin 2 (30%), dan dana termin 3 (20%). Total dana untuk seluruh termin adalah 250 juta rupiah. Sampai saat ini dana yang real terpakai adalah 70,1%. Rencana dana pada termin ketiga akan digunakan sebesar 28% untuk peruntukan pos gaji upah bulan Juli, Agustus dan September 2012, dan untuk peruntukan pos perjalanan dinas yang akan digunakan untuk mengikuti evaluasi akhir dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk koridor Sulawesi (sesuai rencana Kemenristek untuk mengadakan evaluasi akhir dengan lokasi di masing-masing koridor). Sehingga total dana yang digunakan adalah sebesar 98.1%. Perencanaan dan pengelolaan Anggaran secara detil diperlihatkan pada Tabel 2-1.
5-1-2. METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA Kegiatan berjalan dengan lancar dan telah menyelesaikan sesuai dengan rencana, seperti diperlihatkan pada Tabel 3-1. Hasil yang diperoleh dilampirkan dalam Dokumen Lampiran Perkembangan dan Hasil Kegiatan.
39
5-1-3. POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Model pemantauan kualitas danau berbasis data penginderaan jauh akan sangat bermanfaat untuk memantau dan mengevaluasi kualitas danau secara akurat, berkala, cepat dan ekonomis. Informasi spasial yang dihasilkan akan sangat mendukung pengelolaan lingkungan dan pengembangan budidaya perikanan.
5-1-4. SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAN-PROGRAM Sinergi koordinasi kelembagaan-program yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan. Sinergi koordinasi dilakukan dalam bentuk: rapat koordinasi dan sinergi koridor Sulawesi yang dikoordinasi oleh kemenristek, koordinasi secara langsung saat melakukan survei lapangan, melakukan survei bersama dan melakukan kegiatan bimbingan teknis untuk peningkatan kapasitas SDM daerah (khususnya Bappeda dan dinas terkait di daerah) sehingga SDM di daerah dapat melakukan pemantauan sendiri. Hasil koordinasi, survei lapangan dan bimbingan teknis yang telah dilakukan dilampirlan pada Dokumen Lampiran Sinergi Koordinasi Dan Penguatan Kapasitas Dengan Pemerintah Daerah
5-1-5. KERANGKA PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA Hasil dari kegiatan penelitian ini yang dapat dimanfaatkan adalah: Dokumen laporan hasil kegiatan, model pemantauan kualitas danau berbasis data penginderaan jauh, petunjuk teknis pengolahan data penginderaan jauh satelit dan publikasi berupa paper di dalam prosiding dan jurnal ilmiah. Publikasi paper di lampirkan pada Lampiran Publikasi Ilmiah.
5-2.
SARAN
5-2-1. KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Hasil kegiatan perlu disosialisasikan kepada Bappeda, institusi, perguruan tinggi dan dinas terkait, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu perlu dijalin komunikasi yang baik antara peneliti dan pengguna sehingga dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan model sehingga dapat diperoleh informasi hasil pemantauan yang lebih akurat dan bermanfaat. Selain itu perlu dilakukan bimbingan teknis metode pengolahan dan pemantauan kepada SDM daerah sehingga 40
mereka dapat memanfaatkan model yang dihasilkan untuk memantau kondisi danau di daerahnya masing-masing.
5-2-2. KEBERLANJUTAN DUKUNGAN PROGRAM RISTEK Kegiatan ini direncanakan untuk 1 tahun, tetapi dalam perjalanannya ternyata banyak hal yang perlu dikembangkan sehingga dirasakan perlu kegiatan lanjutan. Oleh karena itu kami mengusulkn untuk melanjutkan kegiatan pemantauan kualitas DAS dan danau melalui program SINAS-RISTEK, dengan tujuan untuk peningkatan akurasi dan generalisasi dari model algoritma kualitas air, pemetaan lahan kritis dan estimasi debit dan sedimen transport (erosi).
41
DAFTAR PUSTAKA
Brezonik et al. (2002), Satellite and GIS Tools to Assess Lake Quality”, Water Resources Center, University of Minnesota Fahmudin A. dan Widianto. 2004. Petunjuk Praktik Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia, Bogor. Indonesia.. Liu, J., Hirose, T., Kapfer, M., dan Bennett, J. 2007. Operational Water Quality Monitoring over Lake Winnipeg Using Satellite Remote Sensing Data, Our Common Borders – Safety, Security, and the Environment Through Remote Sensing October 28 – November 1, 2007. Ottawa, Ontario, Canada. Li, R. dan Li, J. 2004. Satellite Remote Sensing Technology for Lake Water Clarity Monitoring: An Overview. International Society for Environmental Information Sciences, Environmental Informatics Archives, Volume 2 (2004), 893-901. Mostafa M.M. dan Soussa H.K. 2006. Monitoring of Lake Nasser Using Remote Sensing and GIS Techniques. ISPRS Commission VII Mid-term Symposium "Remote Sensing: From Pixels to Processes". Enschede, the Netherlands. 8-11 May 2006. Trisakti B, Parwati S and Budhiman S, 2005, “Study of MODIS-AQUA Data for Mapping Total Suspended Matter (TSM) in Coastal Waters”, International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences, Vol. 2, September 2005 Trisakti B, Sucipto U.H, Sari J, and Priyatna, 2005, “Model Penentuan Daerah Potensi Budidaya Laut Menggunakan Data Satelit Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis”, Indonesian Journal of Remote Sensing, Vol. 2, No.1, August 2005 BLHPP
(Badan
Lingkungan
Hidup
dan
Penelitian
Pengembangan),
KNLH
(http://blhpp.wordpress.com/) 2010-2014. Kementerian Lingkungan Hidup, 2011, Profil 15 Danau Prioritas Nasional 2010-2014, Kementerian Lingkungan Hidup.
42
Trisakti B., Susanto, Suwargana N., Julzarika A. dan Nugroho G., 2011, Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Danau, Kegiatan Rutin Anggaran 2011, Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN Doxaran D., Froidefond J.M. and Castaing P., 2002, A Reflectance Band Ratio Used To Estimated Suspended Matter Concentration In Sediment-Dominated Coastal Waters, Int. J. Remote Sensing, Vol. 23, No. 23, 5079-5085, 2002
43