P
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BNPB) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email :
[email protected] Website : http://www.bnpb.go.id
LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009 Pada hari Sabtu, 30 Mei 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Minggu, 31 Mei 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut : I.
Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini 1. Hari Sabtu, 30 Mei 2009, terpantau adanya titik panas di wilayah Sumatera dan wilayah Kalimantan. Kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG di Sumatera dan Kalimantan sebagai berikut : Jumlah Hot Spot*)
Kondisi Cuaca**)
88 105 -
Hujan Ringan Berawan Berawan Berawan
Kalimantan Barat
-
Berawan
Kalimantan Selatan
-
Hujan Ringan
Kalimantan Tengah
-
Hujan Ringan
Kalimantan Timur
-
Hujan Ringan
Daerah SUMATERA Sumatera Utara Riau Jambi Sumatera Selatan KALIMANTAN
*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) **) Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)
Jumlah Hotspot di Wilayah Sumatera 300
265
250 200 150 100 50
88
72 34
105
47 15
27 7
0
0
15
2
0 26 Mei
27 Mei 02 SUMATERA UTARA 04 RIAU
28 Mei 29 Mei 06 JAMBI 07 SUMATERA SELATAN
1
Jumlah Hotspot di Wilayah Kalimantan 12
10
10 8 6 4 1
2
1
0 26 Mei 17 KALIMANTAN BARAT
27 Mei
28 Mei
18 KALIMANTAN TENGAH
29 Mei
19 KALIMANTAN SELATAN
20 KALIMANTAN TIMUR
2. Jarak pandang (visibility) pada hari Sabtu, 30 Mei 2009 di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut : Nama Kota SUMATERA Medan Pekanbaru
07:00
10:00
13:00
16.00
6.000 m 5.000 m
6.000 m 6.000 m
6.000 m 7.000 m
6.000 m 7.000 m
Jambi
3.000 m
11.000 m
13.000 m
12.000 m
Palembang KALIMANTAN Pontianak
3.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
Palangkaraya
8.000 m 7.000 m
10.000 m 10.000 m
10.000 m 10.000 m
10.000 m 10.000 m
Samarinda
5.000 m
8.000 m
8.000 m
10.000 m
Banjarmasin
8.000 m
10.000 m
5.000 m
10.000 m
Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 30 – 01 Mei 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diprakirakan mempunyai : a. Potensi kebakaran Tinggi terdapat di sebagian wilayah NAD, Sumut, Riau, Sumbar, Sumsel, Jambi, Lampung, Bengkulu, Babel, Kalbar, Kalteng, Kaltim dan Kalsel. b. Potensi kebakaran Sangat Tinggi di Sumatera terdapat di NAD, Sumatera Utara, Riau, Sumsel, Jambi, Lampung dan Babel. Sedangkan di Kalimantan terdapat di Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Kaltim. Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 01 Juni 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah Riau arahnya menuju Barat laut – utara, di wilayah Jambi dan Babel arahnya menuju Barat Laut – Utara, Sumsel dan Sumbar arahnya menuju Barat laut – Barat, di Bengkulu dan arahnya menuju Barat laut – Barat, di wilayah Kalbar arahnya menuju Barat Laut – Timur dan di wilayah Kalsel arahnya menuju Barat laut – Barat. Sumber : Badan Meteorologí, Klimatologi dan Geofísika
B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan 1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari. 2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
2
3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar. 4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk mensiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan. Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH
II. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia Saat ini ada 5 (lima) gunung api yang dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) diantaranya : A. Status Gunung Berapi 1. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung (Laporan perkembangan). Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Sabtu, 30 Mei 2009, status kegiatan G. Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). cuaca cerah, angin tenang, suhu udara 28°C ombak tenang, gunung tertutup kabut. 2. Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang Provinsi Jawa Timur (Laporan perkembangan). Sejak tanggal 6 Maret 2009 hingga hari Sabtu, 30 Mei 2009, status kegiatan G. Semeru masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). Pukul 00.00 - 06.00 WIB terjadi 8 kali gempa letusan dengan amplituda maksimum 1 – 3 mm. Cuaca cerah, angin tenang, suhu udara 23° C, Letusan abu dan asap kawah tidak teramati, awan panas tidak terjadi dan gunung api tampak jelas. 3. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara (Laporan perkembangan). Sejak tanggal 2 Desember 2008 hingga hari Sabtu, 30 Mei 2009, status kegiatan G. Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (level III). Pukul 00.00 – 06.00 WITA, 5 kali gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplituda maksimum 3 – 51 mm, S – P 17 detik dan 0lama gempa 65 – 135 detik. Cuaca cerah, angin tenang dan gunung tertutup kabut. 4. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara (Laporan perkembangan). Sejak tanggal 21 April 2008 hingga hari Sabtu, 30 Mei 2009, status kegiatan G. Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (level III). 5. Gunung Api Slamet di Kab. Pemalang, Kab. Banyumas, Kab. Brebes, Kab. Tegal dan Kab. Purbalingga Prov. Jawa Tengah (Laporan perkembangan). Sejak tanggal 23 April 2009 hingga hari Sabtu, 30 Mei 2009, status kegiatan G. Slamet masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). Terekam 153 kali Gempa Letusan dengan amplituda maksimum 20 – 30 mm dan lama gempa 50 – 310 detik. Gempa Tremor menerus dengan amplituda 1 – 17 mm. Pada saat cuaca cerah, angin tenang, gunung tertutup kabut teramati 17 kali letusan asap dengan tinggi + 50 m. Sumber : Pusat Vulkanomogi dan Mitigasi Bencana Goelogi
B. Rekomendasi 1. 2. 3.
4.
Masyarakat di sekitar G. Api Ibu dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km. Masyarakat diharapkan tidak mendekati pulau gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah G. Anak Krakatau. Masyarakat di sekitar G. Anak Krakatau, G. Semeru, G. Api Karangetang, G. Api Ibu dan G. Slamet dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat. Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan tidak melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimati.
3
5. 6. 7.
8. 9. 10. 11.
12.
13.
Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu. Bagi pesawat yang akan melintasi wilayah G. Semeru agar berhati-hati terhadap dampak abu letusan. Masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu di sekitar kawah G. Semeru maka dimusim penghujan masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang diharapkan berhati-hati karena dapat terancam bahaya aliran lahar panas. Belum dipandang perlu adanya pengungsian di semua gunung yang dinyatakan dalam status siaga. Masyarakat sekitar G. Karangetang tidak diperbolehkan mendaki lebih dari 500 m dpal. Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke puncak G. Slamet. Penduduk di sekitar G. Karangetang, terutama di kampung Dame dan Kelurahan Tatahandeng agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya awan panas dan guguran lava pijar yang dapat terjadi setiap saat. Sedangkan masyarakat di sepanjang aliran Batu Awang, kali Kahetang, Kali Keting, kali Batang, kali Beha Timur dan Kali Nanitu agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar. Jika terjadi hujan abu cukup deras, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut dikarenakan abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran pernafasan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.
Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
III. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Minggu, 31 Mei 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO
L0KASI
Pagi (00.05 – 12.00)
CUACA Siang (12.05 – 18.00)
Malam (18.05 – 24.00)
1
Jakarta Pusat
Berawan
Berawan
Berawan
2
Jakarta Utara
Berawan
Berawan
Berawan
Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan
3
Jakarta Selatan
Berawan
4
Jakarta Timur
Berawan
5
Jakarta Barat
Berawan
Berawan
6
Jakarta Kep.Seribu
Berawan
Berawan
7
Bogor
Berawan
8
Tangerang
Berawan
9
Depok
Berawan
10
Bekasi
Berawan
Keterangan : - Hujan ringan - Hujan sedang - Hujan lebat - Hujan sangat lebat
Berawan dan hujan ringan kadang sedang Berawan
: 1.0 – 5.0 mm/jam : 5.0 – 10 mm/jam : 10 – 20 mm/jam : > 20 mm/jam
Berawan dan hujan ringan Berawan
5 – 20 20 – 50 50 – 100 > 100
Berawan Berawan Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan Berawan Berawan Berawan
mm/hari mm/hari mm/hari mm/hari
4
IV. Prakiraan Gelombang Tinggi : Prakiraan gelombang tinggi berlaku mulai tanggal 31 Mei 2009 pukul 07:00 WIB sampai dengan tanggal 01 Mei 2009 pukul 07:00 WIB sebagai berikut : -
2.0 – 3.0 m :
Perairan barat Aceh, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Laut Banda, Laut Timor, Perairan Kep. Kai, Perairan Kep. Tanimbar, Laut Arafuru yang berbahaya bagi perahu nelayan dan tongkang
-
3.0 – 4.0 m :
Perairan utara Aceh, Perairan selatan Merauke yang berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, tugboat, roro, LCT dan Ferry
-
4.0 – 5.0 m :
Laut Andaman yang berbahaya bagi semua jenis kapal
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika
V. Lain-lain −
Telah terjadi bencana Banjir Bandang di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, Tanah Toraja Kel.Botang dan Kel. Makale yang yang disebabkan karena hujan lebat dari tanggal 29 mei 2009 jam 21.00 sampai dengan tanggal 30 mei 2009 jam 06.00 yang mengakibatkan banyaknya kehilangan harta benda dan ternak, serta Bencana Tanah Longsor di Kec. Mariding Kel. Lemo yang mengakibatkan 3 rumah hancur dan korban 6 orang meninggal. Informasi sementara baru 4 korban yang diketemukan 2 masih dalam tahap pencarian. Sumber : BPBD SULSEL
−
Sabtu, 30 April 2009 pukul 02:12:33 WIB telah terjadi gempa bumi tektonik dengan kekuatan 5.3 SR dengan kedalaman 10 Km. Pusat gempa berada pada koordinat 1.10 LU - 126.14 BT (112 km Tenggara Bitung - Sulut, 141 km Barat laut Ternate - Malut, 150 km Tenggara Manado - Sulut, 242 km Barat laut Labuha - Malut dan 287 km Tenggara - Sulut). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami. Sumber : BMKG
Pengawas,
Jakarta, 31 Mei 2009 Ketua Kelompok Piket,
Ir. Dwi Puryanto, Dipl.HE
Badrun, S.H., M.Pd
5
