BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email :
[email protected] Website : http://www.bnpb.go.id
LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 13 Mei 2009 Pada hari Selasa, 12 Mei 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Rabu, 13 Mei 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut : I.
Angin Puting Beliung di Kab. Tanggamus, Prov. Lampung A. Kejadian 1. Jenis Kejadian 2. Waktu Kejadian 3. Lokasi Kejadian B. Kondisi Mutakhir 1. Korban: - Meninggal - Luka-luka
: Angin Puting Beliung : Sabtu, 09 Mei 2009 : Pekan Giri Ratu, Pasar Madang, Kel. Baros, Kec. Kota Agung, Kab. Tanggamus Prov. Lampung
: 1 orang : 4 orang dirawat inap di RSUD Kota Agung dan 9 orang rawat jalan
2. Kerusakan: Rumah,
-
•
Kelurahan Baros
:
6 unit rusak berat dan 19 unit rusak sedang
•
Kelurahan Pasar Madang
:
61 unit rusak berat dan 170 unit rusak ringan
•
Pekon Negeri Ratu
:
6 unit rusak berat dan 56 unit rusak ringan
• Pekon Kota Batu Fasilitas Umum
: 1 unit rusak berat : 2 unit Sekolah Dasar rusak ringan
C. Upaya Penanganan 1. Hari Minggu tanggal 10 Mei 2009 Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB ke lokasi kejadian guna melakukan kaji cepat bencana. 2. Satkorlak PB Provinsi Lampung telah memberikan bantuan berupa Beras 1 ton, Super Mie 80 Dos, Sarden 1500 kaleng, Tikar 300 lembar dan Selimut 320 lembar. 3. Satlak PB Kab. Tenggamus telah memberikan Layanan kesehatan dan memberikan bantuan uang tunai kepada 65 KK masing-masing sebesar Rp. 1.000.000. 4. Anggota TNI dan POLRI sudah melakukan karya bakti untuk membersihkan puing-puing dan memperbaiki rumah yang rusak. 5. Muspida telah meninjau lokasi kejadian. 6. Dapur Umum dan 2 unit tenda pleton sudah didirikan di lokasi kejadian. Sumber :BPBD Provinsi Lampung dan Koramil 424-04/Kota Agung (Kontak Person : Danramil Kapt. Puryanto072221013)
1
II. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini 1. Hari Selasa, 12 Mei 2009, tidak terpantau adanya titik panas di wilayah Sumatera dan wilayah Kalimantan. Kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG di Sumatera dan Kalimantan sebagai berikut : Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**) SUMATERA Berawan Sumatera Utara Hujan Ringan Riau Hujan Ringan Jambi Hujan Sedang Sumatera Selatan KALIMANTAN Hujan Ringan Kalimantan Barat Hujan Ringan Kalimantan Selatan Hujan Ringan Kalimantan Tengah Hujan Ringan Kalimantan Timur *) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) **) Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)
2. Jarak pandang (visibility) pada hari Selasa, 12 Mei 2009 laporan, di beberapa kota di Sumatera dilaporkan sebagai berikut : Nama Kota Medan Pekanbaru Jambi Palembang
07:00 10.000 m 3.000 m 8.000 m 6.000 m
10:00 15.000 m 9.000 m 11.000 m 8.000 m
13:00 12.000 m 9.000 m 13.000 m 15.000 m
16.00 17.000 m 10.000 m 13.000 m 10.000 m
3. Jarak pandang (visibility) pada hari Selasa, 12 Mei 2009 laporan di beberapa Kota di Kalimantan dilaporkan sebagai berikut : Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00 Pontianak 10.000 m 10.000 m 10.000 m 7.000 m Palangkaraya 5.000 m 5.000 m 9.000 m 9.000 m Samarinda 6.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Banjarmasin 9.000 m 10.000 m 8.000 m 9.000 m Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter
4. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 12 – 14 Mei 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diprakirakan mempunyai : a. Potensi kebakaran Tinggi terdapat di wilayah Riau, Sumbar, Sumut, Sumsel, Jambi, Babel, Kep. Riau, Kalbar dan Kalsel. b. Potensi Kebakaran Sangat Tinggi terdapat di terdapat di Riau, Sumbar, Sumut, Sumsel dan Lampung. Sedangkan di Kalimantan terdapat di sebagian Kalteng, Kaltim, Kalsel dan Kalbar. 5. Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 14 Mei 2009 pukul 07.00 WIB, dii wilayah Sumsel arahnya menuju Utara, di wilayah Kalteng arahnya menuju Barat Laut, di wilayah Kalbar arahnya menuju Barat, di wilayah Kalsel arahnya menuju Barat Laut. Sumber : Badan Meteorologí Klimatologi dan Geofísika
B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan 1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, Lapan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari. 2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
2
3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar. 4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk mensiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan. Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH
III. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia Saat ini ada 5 (lima) gunung api yang dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) diantaranya : A. Status Gunung Berapi 1. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung (Laporan perkembangan). Hingga hari Selasa, 12 Mei 2009, status kegiatan G. Krakatau masih tetap ”Siaga” (Level III). 2. Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang Provinsi Jawa Timur (Laporan perkembangan). Hingga hari Selasa, 12 Mei 2009, status kegiatan G. Semeru masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). 3. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara (Laporan perkembangan). Hingga hari Selasa, 12 Mei 2009, status kegiatan G. Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (level III). 4. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara (Laporan perkembangan). Hingga hari Selasa, 12 Mei 2009, status kegiatan G. Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (level III). 5. Gunung Api Slamet di Kab. Pemalang, Kab. Banyumas, Kab. Brebes, Kab. Tegal dan Kab. Purbalingga Prov. Jawa Tengah (Laporan perkembangan). Hingga hari Selasa, 12 Mei 2009, status kegiatan G. Slamet masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). B. Rekomendasi 1. Masyarakat diharapkan tidak mendekati pulau gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah G. Anak Krakatau. 2. Masyarakat di sekitar G. Anak Krakatau, G. Semeru, G. Api Karangetang, G. Api Ibu dan G. Slamet dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat. 3. Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimanti. 4. Masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan agar mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu. 5. Bagi pesawat yang akan melintasi wilayah G. Semeru agar berhati-hati terhadap dampak abu letusan. 6. Masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu disekitar kawah maka dimusim penghujan masyarakat yang bermukim dibantaran sungai dan beraktivitas didalam sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang diharapkan berhati-hati karena dapat terancam bahaya aliran lahar panas. 7. Belum dipandang perlu adanya pengungsian. 8. Masyarakat di sekitar G. Api Ibu serta pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km. 9. Masyarakat sekitar G. Karangetang tidak diperbolehkan mendaki lebih dari 500 m dpal. 10. Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke puncak G. Slamet. 11. Penduduk disekitar G. Karangetang, terutama di kampung Dame dan Kelurahan Tatahandeng agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya awan panas dan
3
guguran lava pijar yang dapat terjadi setiap saat. Sedangkan masyarakat di sepanjang aliran Batu Awang, kali Kahetang, Kali Keting, kali Batang, kali Beha Timur dan Kali Nanitu agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar. 12. Jika terjadi hujan abu cukup deras, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut dikarenakan abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran pernafasan. 13. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut. Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
IV. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Rabu, 13 Mei 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO
L0KASI
Pagi (00.05 – 12.00)
CUACA Siang (12.05 – 18.00)
1
Jakarta Pusat
Berawan
Berawan
2
Jakarta Utara
Berawan
3
Jakarta Selatan
Berawan
4
Jakarta Timur
Berawan
5
Jakarta Barat
Berawan
6
Jakarta Kep.Seribu
Berawan dan hujan ringan
7
Bogor
Berawan
8
Tangerang
Berawan
9
Depok
Berawan
10
Bekasi
Berawan
Keterangan : - Hujan ringan - Hujan sedang - Hujan lebat - Hujan sangat lebat
Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan – sedang Berawan dan hujan ringan – sedang Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan – sedang Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan kadang sedang Berawan dan hujan ringan
: 1.0 – 5.0 mm/jam : 5.0 – 10 mm/jam : 10 – 20 mm/jam : > 20 mm/jam
5 – 20 20 – 50 50 – 100 > 100
Malam (18.05 – 24.00) Berawan dan hujan ringan Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan Berawan Berawan
mm/hari mm/hari mm/hari mm/hari
Peringatan Dini : Potensi hujan dengan intensitas ringan - sedang yang disertai kilat/petir serta angin kencang antara sore hingga malam hari terutama di wilayah Jakarta Timur, Selatan dan Bogor.
4
V. Prakiraan Gelombang Tinggi : Prakiraan gelombang tinggi untuk tanggal 13 Mei 2009 pukul 07:00 WIB, sampai dengan tanggal 12 Mei 2009 pukul 07:00 WIB sebagai berikut : -
2.0 - 3.0 m :
Samudera Hindia Barat Sumatera, Perairan Selatan Jawa hingga NTT, Laut Sawu, Laut Timor, Laut Arafuru, Laut Banda, Perairan Kep. Tanibar, Perairan Kep. Aru, Perairan Selatan Marauke yang berbahaya bagi perahu nelayan dan tongkang.
-
3.0 - 4.0 m :
Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB yang berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, tugboat, roro, LCT dan Ferry
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika
Pengawas,
Jakarta, 13 Mei 2009 Ketua Kelompok Piket,
Mudjiharto, S.K.M, M.M.
Anis Harjoto, SH.
5