.
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email :
[email protected] Website : http://www.bnpb.go.id LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 22 November 2009 Hari Sabtu, 21 November 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Minggu, 22 November 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut : I. Gempa Bumi di Raba Provinsi NTB A. Kejadian 1. Jenis Kejadian
: Gempa Bumi Tektonik
2. Waktu Kejadian
: Senin, 09 November 2009 pukul 02:41:46 WIB
3. Lokasi Kejadian
: Kota Bima dan Kab. Bima, Provinsi NTB.
4. Pusat Gempa
: Gempa berkekuatan 6,7 SR dengan pusat gempa di kedalaman 25 Km pada koordinat 8.24 LS–118.19 BT ( 28 km Barat Laut Raba - Nusa Tenggara Barat ). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
1
B. Kondisi Mutakhir Dampak Kerusakan Lokasi bencana
No.
Korban MD
LB
Rumah LR
RB
RS
Sekolah RR
RB
RS
Kantor
T. Ibadah
RR
RB
RS
RR
RB
RS
RR
1.
Kota Bima
2
3
-
491
679
3.020
2
15
-
2
15
14
4
26
1
2.
Kab. Bima
-
-
-
756
-
1.208
11
-
3
5
-
8
4
-
6
2
3
-
1.247
679
4.228
13
15
3
7
15
22
8
26
7
Jumlah
Dampak Kerusakan Lokasi bencana
No.
Puskesmas RB
RS
Pertokoan
RR
RB
RS
Jl. Raya RR
1.
Kota Bima
-
-
1
7
-
-
2.
Kab. Bima
2
-
-
-
-
-
Jumlah
2
-
1
7
-
-
Jembatan RB
RS
P.airan
RB
RS
RR
RR
RB
RS
RR
-
-
-
-
-
-
7
-
-
Km 37 - Km38
6
-
-
8
-
-
6
-
-
15
-
-
Sumber : Posko Terpadu Tanggap Darurat Kota/ Kab. Bima
C. Upaya Penanganan 1.
Hari Rabu tanggal 18 November 2009, Kota Bima melakukan evaluasi dan pembuatan laporan hasil kegiatan akhir masa tanggap darurat selama 7 ( tujuh) hari dan untuk Kab. Bima mendistribusikan beras masing-masing 1 ton untuk kec. Ambalawi, Bolo dan Soromandi dari DWP Kab. Bima, mendistribusikan sarden 15 dos untuk Kec. Ambalawi dan Soromandi dari Dinas Sosial Kab.Bima serta melanjutkan pendirian tenda darurat 3 lokal untuk SDN Nipa, SMA 1 Ambalawi dan Puskesmas Ambalawi, SSK bantuan sebanyak 225 orang terdiri dari kodim 1608/Bima 100 orang, Polres Bima 50 orang dan Polresta Bima 75 orang.
2.
Tanggal 14 Nov 2009 bantuan yang sudah didistribusikan untuk Kota Bima berupa uang tunai Rp. 370.000.000,- ( BNPB Rp. 100.000.000,- ; Pemkot Bima Rp. 50.000.000,- ; Gubernur NTB ; Rp. 200.000.000,- dan Bank NTB Rp. 20.000.000,- ), sembako sebanyak 4.380 paket, terpal 82 lembar, selimut 54 lembar, tikar 163 lembar, batik 21 lembar.
3.
Untuk Kabupaten Bima berupa uang Rp. 430.000.000,- ( BNPB Rp. 100.000.000,- ; Gubernur NTB Rp. 300.000.000,- ;dan Bank NTB Rp. 30.000.000,-) ; 1. Kecamatan Ambalawi berupa : beras 5,2 ton, mie instan 478 dos, minyak goreng 120 dos, gula pasir 300 kg, semen 10 zak, terpal 96 lembar, sarden 34 dos, saos/kecap 6 dos, susu 50 kg, air mineral 145 dos dan kantong plastik 10 pc. 2. Kecamatan Soromadi berupa : beras 2.075 kg, mie instan 330 dos, minyak goreng 20 dos, sarden 19 dos, selimut 29 lembar, terpal 20 lembar, gula pasir 150 kg dan kantong plastik 10 pc. 3. Kecamatan Bolo berupa : beras 1 ton, mie instan 100 dos.
4.
BNPB mengerahkan Tim Tanggap Darurat yang terdiri dari petugas Departamen Sosial, Departemen Kesehatan, Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Dalam Negeri telah tiba di kota Bima, untuk melakukan assesment/kajian secara cepat agar lebih fokus dalam penanganan.
5.
Memberikan santunan kepada korban meninggal dunia masing – masing @ Rp. 2,5 juta.
6.
Untuk korban luka berat 3 orang di rawat inap dan 1 orang dirujuk ke RSU Mataram
7.
Posko BNPB terus memantau perkembangan dampak dan operasi penanganan bencana.
D. Kebutuhan Mendesak 1.
Kota Bima: membutuhkan 4 unit tenda pleton dan 70 unit tenda gulung.
2. kab. Bima : membutuhkan 10 unit tenda pleton dan 100 unit tenda gulung. Sumber : Posko Terpadu Tanggap Darurat Kota/ Kab. Bima
2
II. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini 1. Hari Sabtu, 21 November 2009 posko BNPB menerima data informasi adanya titik panas/hotspot yang ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Berikut adalah data hotspot / titik panas dan kondisi cuaca secara umum : Daerah
Jumlah Hot Spot*)
Kondisi Cuaca**)
1 -
Hujan Ringan Hujan Ringan Hujan Sedang Hujan Sedang
SUMATERA Sumatera Utara Riau Jambi Sumatera Selatan
1
KALIMANTAN Kalimantan Barat
-
Hujan Sedang
Kalimantan Selatan
-
Hujan Sedang
Kalimantan Tengah
-
Hujan Sedang
Kalimantan Timur
-
Hujan Sedang
*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) ** Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
2. Jarak pandang (visibility) pada hari Jum’at, 20 November 2009 di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut: Nama Kota SUMATERA Medan Pekanbaru Jambi
07:00
10:00
13:00
16.00
10.000 m 10.000 m 400 m
10.000 m 10.000 m 12.000 m
8.000 m 10.000 m 13.000 m
7.000 m 10.000 m 13.000 m
8.000 m
10.000 m
tad
10.000 m
Pontianak
8.000 m
10.000 m
8.000 m
10.000 m
Banjarmasin
7.000 m
10.000 m
10.000 m
8.000 m
Palangkaraya
7.000 m
8.000 m
8.000 m
8.000 m
tad
10.000 m
10.000 m
10.000 m
Palembang KALIMANTAN
Samarinda
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 20 – 22 November 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai : a. Potensi kebakaran Tinggi terdapat di wilayah Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Babel, Lampung, Kalbar, Kaltim, Kalteng dan Kalsel. b. Potensi kebakaran dengan peluang Sangat Tinggi terdapat di Riau, Jambi, Babel, Sumut, Sumbar, Lampung dan Sumsel sedangkan di wilayah Kalimantan terdapat di Kalteng dan Kaltim. Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
B. Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan 1. Sampai saat ini Tim BNPB tetap berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan BMKG, BKSDA, Kepala Bandara, TNI AU, BLHD, dan BPPT untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari serta evaluasi rutin terhadap upaya perkembangan TMC yang dilaksanakan sejak tanggal 15 Agustus 2009. 2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, TNI, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik panas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. 3. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.
3
4. Dinas Kehutanan Prov. Riau menyiagakan 60 personil untuk melakukan pemadaman api. 5. Kodam V Tanjungpura menyiagakan pasukannya guna membantu upaya Pemerintah Daerah memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Propinsi Kalimantan Tengah. 6 Kodim yang berada di Kabupaten Waringin Timur, Waringin Barat, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito selatan, Barito Utara dan Palangkaraya disiagakan sebanyak 1 pleton yang terdiri dari 30 prajurit TNI. Sebagai Komandan Penanganan Darurat adalah Komandan Korem, dan poskonya terdapat di Bandara Cilik Riwut. 6. Dinas Kehutanan, TNI, POLRI dan Kantor SARNAS Prov. Kalimantan Barat telah melakukan upaya antara lain : - Meningkatkan kegiatan deteksi dini dan menyebarluaskan informasi dari hasil deteksi dini berupa hotspot (titik panas) ke Kabupaten agar dapat diambil tindakan yang cepat dalam upaya pengendalian, yakni berupa pemadaman dini (anitial attack). - Menghimbau kepada para pemegang HPH/HPHTI, agar meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau, berupa mengintensifkan pengawasan/patroli dalam wilayah kerja, penyuluhan serta mensiagakan sarana dan prasarana agar siap dapat dimobilisasi apabila terjadi kebakaran. - Melakukan penyuluhan dengan memberikan himbauan dengan pemasangan spanduk di Kecamatan Rasau Jaya, Ambawang dan Sei Raya serta mengintensifkan pengawasan/potroli. - Kasi Ops REM 121 ABW, menyiagakan personil sebanyak 1 SSK untuk membantu Operasi Lapangan dalam rangka pemadaman api. - Kasi Reskrim Polda Kalimantan Barat menyiagakan 1 unit Helikopter untuk melakukan pemantauan lokasi kebakaran dan hotspot / titik panas - Kantor SARNAS Pontianak menyiagakan Tim Rescue SAR sebanyak 42 orang yang tersebar di Pos Sintete Kab. Sambas, Pos Kab. Ketapang, dan shelter SAR Pontianak. 7. Satkorlak PB Prov. Kalimantan Tengah telah mendirikan posko-posko Pasukan Penanggulangan Asap antara lain ; Posko Satkorlak (Bandara Cilik Riwut), Posko Satlak (14 Kabupaten dan Kota), Posko TNI-AU (Pangkalan Bun), Posko Pemda (Palangkaraya), Adpel (Bahaur, Sampit dan Kumai), Pos AL (Sampit dan Kumai), Kodim TNI-AD (tersebar di 14 Kabupaten dan Kota), Yonif 631/Atg TNI-AD (masing-masing 1 SSK di Palangkaraya, Sampit dan Muara Teweh), Polri (tersebar di 14 Kabupaten dan Kota), Airud (masing-masing 1 tim di Bahaur, Teluk Sampit dan Kumai), Manggala Agni (6 regu di Palangkaraya, 2 regu di K. Kapuas, 1 regu di P. Pisau dan 1 regu di Sampit), Tim Serbu (2 regu di Pangkalan Bun, 2 regu di Muara Teweh, 20 regu di Palangkaraya dan 5 regu di P. Pisau). Sumber : Gubernur Prov. Kalbar, Dep. Kehutanan, Dishut Prov. Kalbar, Badan LH Kalteng dan Meneg LH.
III. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia Saat ini ada 3 (tiga) gunung api yang masih dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) yaitu : A. Status Gunung Berapi
1. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara Sejak tanggal 9 Juni 2009. Walaupun terjadi peningkatan aktifitas hingga hari Minggu, 22 November 2009, pukul 06.00 WITA status kegiatan G. Api Karangetang masih dalam keadaan tetap ”Siaga” (Level III).
2. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara Sejak tanggal 5 Agustus 2009 hingga hari Minggu, 22 November 2009, pukul 06.00 WIT status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan tetap ”Siaga” (Level III).
3. Gunung Api Talang di Kab. Solok, Prov. Sumatera Barat Sejak tanggal 17 Agustus 2009 hingga hari Minggu, 22 November 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Talang masih dalam keadaan tetap”Siaga” (Level III). B. Rekomendasi 1.
Masyarakat diharapkan tidak mendaki dan mendekati pulau G. Ibu, G. Karangetang dan G. Talang dalam radius 2 km dari kawah gunung. 2. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu. 3. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi dengan BNPB, Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut. Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
4
IV. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK Data informasi prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK hari Minggu, 22 November 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO
LOKASI
1
Jakarta Pusat
Pagi (00.05 – 12.00) Berawan
2
Jakarta Utara
Berawan
3
Jakarta Selatan
Berawan
4
Jakarta Timur
Berawan
5
Jakarta Barat
Berawan
6
Jakarta Kep.Seribu
7
Bogor
8
Tangerang
9
Bekasi
Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan sedang Berawan dan hujan ringan sedang Berawan dan hujan ringan kadang sedang
10
Depok
Berawan
CUACA Siang (12.05 – 18.00) Berawan dan hujan ringan
Malam (18.05 – 24.00) Berawan
Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan Sedang Berawan dan hujan ringan kadang sedang Berawan dan hujan ringan sedang
Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan
Berawan dan hujan ringan
Berawan
Berawan dan hujan ringan Sedang Berawan dan hujan ringan Sedang
Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan
Berawan dan hujan ringan sedang
Berawan dan hujan ringan
Berawan dan hujan ringan
Berawan dan hujan ringan
Keterangan : - Hujan Ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari - Hujan Sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari - Hujan Lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari - Hujan Sangat Lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari Peringatan Dini: Waspada potensi hujan sedang kadang lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat terutama di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Tangerang, Depok dan Bogor. Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
V. Prakiraan Gelombang Tinggi Prakiraan gelombang tinggi berlaku hari Sabtu dan Minggu, tanggal 21 - 22 November 2009 pukul 19.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB, sebagai berikut : •
2.0 – 3.0 m
: Laut Andaman, Perairan Utara Aceh, Perairan Barat Sumatera, Selat Sunda Bagian Selatan, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Tengah, Perairan Kalimantan Barat, Perairan Kep. Babel, Selat Karimata, Perairan Kep. Sangihe dan Talaud.
•
3.0 – 4.0 m
: Perairan Kep. Natuna, dan Anambas, Samudera Pasifik Timur Philipina.
•
4.0 – 5.0 m
: Laut Cina Selatan.
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
VI. Lain-lain
¾ Bencana Banjir di Kab. Pandeglang, Prov. Banten Telah terjadi bencana Banjir pada hari Kamis, 19 November 2009 di Kab. Pandeglang, Prov. Banten yang disebabkan karena curah hujan tinggi sehingga Sungai Cilemer meluap, akibat bencana tersebut 715 unit rumah dan 234 hektar lahan pertanian terendam, ketinggian air pada saat kejadian ± 50 cm disaat konfirmasi pada hari Sabtu, 21 November 2009 air sudah surut dan kegiatan masyarakat sudah kembali normal. Sumber : Kodim 0601 / Pandeglang.
¾
Gempa Bumi Tektonik Telah terjadi gempa bumi tektonik pada hari Sabtu, 21 November 2008 pukul 11:29:04 WIB dengan kekuatan 5.0 SR pada kedalaman 23 Km. Pusat gempa berada pada garis koordinat
5
10.81 LS – 118.91 BT ( 197 km Barat Laut Waingapu – NTT ). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan tidak dilaporkan adanya kerusakan dan korban jiwa akibat kejadian tersebut. Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika
Pengawas,
Jakarta, 22 November 2009 Ketua Kelompok Piket,
Drg. Maria Sidang Doki, M.Kes
Drs. Herry Heryadi
.03
6