.
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email :
[email protected] Website : http://www.bnpb.go.id
LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009 Pada hari Sabtu, 20 Juni 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Minggu, 21 Juni 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut : I.
Ledakan Tambang Batubara di Bukit Bual Kec. Koto VII Kota Sawah Lunto, Prov. Sumatera Barat A.
B.
C.
Kejadian 1. Jenis Kejadian
:
Ledakan tambang batubara
2. Waktu Kejadian
:
Selasa, 16 Juni 2009 pukul 10.00 WIB
3. Lokasi
:
Bukit Bual Kec. Koto VII, Kota Sawah Lunto, Prov. Sumbar
Kondisi Mutakhir 4. Korban meninggal
: 33 orang
5. Luka berat
: 8 orang di rawat ( 7 orang di RSUD Sawah Lunto dan 1 orang di RSP Jamil Padang).
6. Luka ringan
: 3 orang luka ringan sudah pulang ke rumah Masing-masing.
Upaya yang dilakukan - Gubernur Sumatera Barat pada tanggal 18 Juni 2009, memberikan instruksi kepada Tim SAR untuk menghentikan evakuasi/ pencarian para korban karena telah ditemukannya semua para pekerja tambang. -
Perawatan semua korban Lunto.
tambang batubara di tanggung oleh Pemda Kota Sawah
-
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat memberikan uang santunan kepada korban meninggal masing-masing sebesar 5 (lima) juta rupiah sedangkan untuk yang mengalami luka-luka sebesar 2 (dua) juta rupiah.
Sumber : Satkorlak PB prov. Sumbar dan Kapolres Kota Sawahlunto
1
II. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini 1. Hari Sabtu, 20 Juni 2009, posko BNPB menerima informasi adanya titik panas/hotspot di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Informasi titik panas/hotspot dan kondisi cuaca dari BMKG dalam tabel sebagai berikut : Jumlah Hot Spot*)
Kondisi Cuaca**)
Sumatera Utara
5
Hujan Sedang
Bengkulu
-
Hujan Ringan
48
Hujan Ringan
Jambi Sumatera Selatan KALIMANTAN
4 1
Berawan Hujan Ringan
Kalimantan Barat
8
Berawan
Kalimantan Selatan
7
Berawan
Kalimantan Tengah
3
Cerah Berawan
Kalimantan Timur
4
Berawan
Daerah SUMATERA
Riau
*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) ** Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)
2. Jarak pandang (visibility) pada hari Sabtu, 20 Juni 2009 di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut : Nama Kota SUMATERA Bengkulu
07:00
10:00
13:00
16.00
6.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
Medan
2.000 m
2.000 m
2.000 m
3.000 m
Pekanbaru
6.000 m
tad
10.000 m
6.000 m
Jambi
4.000 m
13.000 m
13.000 m
15.000 m
Palembang
3.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
KALIMANTAN Pontianak
2.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
Palangkaraya
8.000 m
9.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
8.000 m
9.000 m
10.000 m
10.000 m
Samarinda Banjarmasin
Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 20 – 22 Juni 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai : a. Potensi kebakaran Tinggi terdapat di wilayah NAD, Jambi, Lampung, Kalteng dan Kalsel. b. Tidak terdapat potensi kebakaran dengan peluang Sangat Tinggi di Sumatera terdapat di wilayah Lampung. c. Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 22 Juni 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah NAD arahnya menuju Tenggara, di wilayah Sumut arahnya menuju Barat DayTenggara, di wilayah Riau dan Jambi arahnya menuju Barat Laut-Utara, di wilayah Bengkulu arahnya menuju Barat Laut-Utara, di wilayah Sumsel arahnya menuju Barat Laut, di wilayah Kalbar arahnya menuju Barat Laut sampai ke wilayah Malaysia, di wilayah Kalteng dan Kalsel arahnya menuju Barat Laut-Utara dan di wilayah Kaltim arahnya menuju Utara. Sumber : Badan Meteorologí, Klimatologi dan Geofísika
2
B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan 1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari. 2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. 3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar. 4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan. Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH
III. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia Saat ini ada 6 (enam) gunung api aktif yang teridentifikasi, 5 (Lima) gunung api dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) dan 1 (satu) dalam status ”Waspada” (Level II) yaitu : A. Status Gunung Berapi 1. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara Sejak hari Selasa, 9 Juni 2009 hingga hari Sabtu, 20 Juni 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). 2. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Sabtu, 20 Juni 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). 3. Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang Provinsi Jawa Timur Sejak tanggal 6 Maret 2009 hingga hari Sabtu, 20 Juni 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Semeru masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). 4. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara Sejak tanggal 21 April 2008 hingga hari Sabtu, 20 Juni 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (level III). 5. Gunung Api Slamet di Kab. Pemalang, Kab. Banyumas, Kab. Brebes, Kab. Tegal dan Kab. Purbalingga Prov. Jawa Tengah Sejak tanggal 23 April 2009 hingga hari Sabtu, 20 Juni 2009, status kegiatan G. Api Slamet masih dalam keadaan “Siaga”(level III). 6. Gunung Api Rinjani di Kab. Lombok Timur, Prov. Nusa Tenggara Barat Sejak tanggal 02 Mei 2009 hingga hari Sabtu, 20 Juni 2009, status kegiatan G. Api Rinjani masih dalam keadaan ”Waspada” (Level II). B. Rekomendasi 1.
Sehubungan dengan turunnya status Gunung Karangetang dari Awas (Level IV) menjadi Siaga (level III) penduduk yang saat ini masih berada di tempat pengungsian dapat kembali kerumah masing masing.
2.
Penduduk disekitar G. Karangetang, terutama di kampung Dame dan Kelurahan Tatahandeng agar lebih waspada terhadap bahaya awan panas dan guguran lava pijar yang dapat terjadi setiap saat. Sedangkan masyarakat di sepanjang aliran Kali Batu Awang, kali Kahetang, Kali Keting, kali Batang, kali Beha Timur dan Kali Nanitu agar mewaspadai bahaya aliran lahar.
3.
Masyarakat serta pengunjung/wisatawan di sekitar G. Api Ibu tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km, dan tidak diperbolehkan mendaki lebih dari 500 m dpal .
3
4.
Masyarakat diharapkan tidak mendekati pulau gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah G. Anak Krakatau.
5.
Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan tidak melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimati.
6.
Masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu di sekitar kawah G. Semeru, maka dimusim penghujan masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang diharapkan berhati-hati karena dapat terancam bahaya aliran lahar panas.
7.
Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke puncak G. Slamet.
8.
Masyarakat di sekitar G. Api Karangetang, G. Anak Krakatau, G. Semeru, G. Api Ibu, G. Slamet dan G. Api Rinjani dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.
9.
Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.
10. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut. Sumber : PVMBG
IV. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Minggu, 21 Juni 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO
L0KASI
Pagi (00.05 – 12.00)
CUACA Siang (12.05 – 18.00)
Malam (18.05 – 24.00)
1
Jakarta Pusat
Berawan
Berawan
Berawan
2
Jakarta Utara
Berawan
Berawan
Berawan
3
Jakarta Selatan
Berawan
Berawan
Berawan
4
Jakarta Timur
Berawan
Berawan
Berawan
5
Jakarta Barat
Berawan
Hujan ringan
Berawan
6
Jakarta Kep.Seribu
Berawan
Berawan
Hujan ringan
7
Bogor
Berawan
Hujan sedang
Hujan ringan
8
Tangerang
Berawan
Hujan ringan
Berawan
9
Depok
Berawan
Berawan
Berawan
10
Bekasi
Berawan
Hujan ringan
Berawan
Keterangan : - Hujan ringan
: 1.0 – 5.0 mm/jam
5 – 20 mm/hari
-
Hujan sedang
: 5.0 – 10 mm/jam
20 – 50 mm/hari
-
Hujan lebat
: 10 – 20 mm/jam
50 – 100 mm/hari
-
Hujan sangat lebat
:
> 20 mm/jam
> 100 mm/hari
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika
4
V. Prakiraan Gelombang Tinggi dan Potensi Hujan Lebat Prakiraan gelombang tinggi berlaku untuk tanggal 20 dan 21 Juni 2009 pukul 07:00 WIB sebagai berikut : -
2.0 – 3.0 m :
Perairan utara Aceh, Perairan barat Sumatera, Perairan selatan Banten, Perairan selatan Jawa Tengah hingga NTB, Perairan selatan P. Rote, Laut Sawu bagian selatan, Selat Karimata, Perairan Bangka Belitung, Laut Jawa, Perairan selatan Kalimantan, Perairan Kep. Masalembo, Perairan selatan Sulawesi, Laut Banda, Perairan selatan P. Buru hingga P. Seram, Perairan Kai hingga Tanimbar, Perairan Kep. Aru, Laut Arafuru, Perairan selatan Merauke.
-
3.0 – 4.0 m :
Laut Andaman, Perairan selatan Jawa Barat
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika
VI. Lain-lain −
Sabtu, 20 Juni 2009 pukul 16:21:23 WIB dengan kekuatan 6.0 SR pada kedalaman 28 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 5.19 LS dan 102 BT (72 km Barat Daya Bintuhan Kaur Prov. Bengkulu). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami, dirasakan masyarakat cukup kuat, sebagian masyarakat keluar rumah dan berlangsung singkat. Sampai saat ini belum diperoleh informasi dampak gempa terhadap lingkungan ataupun korban jiwa. Kondisi masyarakat sudah normal dan beraktifitas seperti biasa.
−
Sabtu, 20 Juni 2009 pukul 18:43:48 WIB dengan kekuatan 5.1 SR pada kedalaman 15 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 2.14 LU - 125.48 BT (83 km TimurLaut BITUNGSULUT , 102 km TimurLaut MANADO-SULUT , 162 km Tenggara TAHUNA-SULUT , 245 km BaratDaya MELONGUANE-SULUT , 258 km BaratLaut TERNATE-MALUKUUTARA). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum diperoleh informasi adanya dampak gempa terhadap lingkungan ataupun korban jiwa. Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Pengawas,
Jakarta, 21 Juni 2009 Ketua Kelompok Piket,
Drs. R. Sugiharto
Rustian S.SI, A.P.T, M.Kes
5