MEI 2016
LAPORAN BULANAN MEI 2016
BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Nomor Lampiran Perihal
: : 1 (satu) eksemplar : Laporan Bulan Mei 2016
Mei 2016
Yth. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jln Ragunan No 29, Pasar Minggu Jakarta Selatan
Bersama ini kami sampaikan Laporan Bulanan Balai Besar Penelitian Veteriner untuk bulan Mei 2016 yang mencakup: Penelitian dan Manajemen BB Litvet (SDM, Aset, dan Keuangan per 30 April 2016). Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Plh. Kepala Balai Besar
Dr. drh. R.M. Abdul Adjid NIP. 19580801 198303 1 002
Tembusan Kepala Puslitbangnak
DAFTAR ISI Halaman
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………….………….
2
BAB II
PENELITIAN ………………………………………….................................
3
BAB III
KERJASAMA ..........................................................................................
8
BAB IV
DISEMINASI ……....................................................................................
9
BAB V
MANAJEMEN BB LITVET: SDM, ASET DAN KEUANGAN ....................
13
BAB VI
PENUTUP ...............................................................................................
18
BAB I PENDAHULUAN
Penelitian dan pengembangan mempunyai peran penting dalam mencapai visi dan misi Kementerian Pertanian untuk mewujudkan sistem pertanian bio-industri berkelanjutan. Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian)Kementerian Pertanian dengan tugas dan fungsi
melaksanakan kegiatan penelitian di
bidang veteriner. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BB Litvet mempunyai visi : ”Sebagai institusi penelitian terkemuka dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner untuk peningkatan produksi peternakan dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”. Sesuai dengan program Badan Litbang Pertanian yang diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing dan inovasi teknologi, diseminasi dan kerjasama, maka BB Litvet berperan-serta mendukung program tersebut melalui penyediaan inovasi teknologi veteriner untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait aspek kesehatan hewan (keswan), kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), keamanan pakan dan pangan secara lebih cepat, akurat, efektif dan efisien. Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut sumber daya manusia (SDM) yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggungjawab merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan tugas dan fungsi BB Litvet. SDM tersebut harus memiliki karakter dengan persyaratan kompetensi tertentu untuk menjamin pelaksanaan kegiatan penelitian agar berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Selain SDM, perlu didukung sarana dan prasarana serta anggaran yang memadai.
2
BAB II PENELITIAN
Karakterisasi Molekuler Bacillus anthracis Isolat Lapang dengan Multilocus Variable Number Repeat Tandem Analysis (MLVA-VNTR)
Antraks adalah penyakit yang disebabkan Bacillus anthracis (B. anthracis). Penyakit ini dapat menyerang hewan domestik maupun liar, terutama hewan herbivora, seperti sapi, domba, kambing, dapat menyerang manusia (zoonosis) dan beberapa spesies unggas (OIE 2012, WHO 2008). Ada beberapa istilah untuk penyakit ini, yaitu : charbon disease, woolsorters disease, ragpickers disease, malignant carbuncle, malignant pustule, radang limpa, pesdar dan cenang hideung. Di Indonesia ada beberapa daerah yang masih endemis antraks, antara lain : Jawa Barat, DIY, Sulawesi Selatan, NTT dan NTB. Virulensi B. anthracis ditentukan oleh dua faktor, yaitu: kapsul poly-D-glutamic acid dan toksin. Produksi kapsul dikode oleh plasmid pXO2, komponen ini berfungsi melindungi dari aktivitas fagositosis. Kapsul akan terlihat jika bakteri tersebut ditumbuhkan pada bikarbonat agar atau agar yang ditambah dengan serum, diinkubasikan pada suhu 37oC dengan kondisi 5-10% CO2. Produksi toksin dimediasi oleh plasmid pXO1, komponen dari toksin ini adalah : protektif antigen (PA), edema factor (EF), dan lethal factor (LF). Komponen– komponen ini diproduksi pada masa log phase dari pertumbuhan B. anthracis. Bacillus
anthracis yang ada di Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet)
merupakan isolat lapang yang berhasil diisolasi dari berbagai wilayah di Indoneisa. Identifikasi bakteri tersebut didasarkan pada sifat fenotipik, biokimiawi, atau menggunakan polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi kromosomal, kapsul, dan toksinnya. B. anthracis bersifat highly monomorphic sehingga relatif sulit dikarakterisasi secara molekular untuk
menentukan
kekerabatan
atau
kelompoknya.
Untuk
mengidentifikasi
dan
mengkarakterisasi secara molekular B. anthracis, digunakan metode multilocus variable number repeat tandem analysis (MLVA-VNTR) dengan menggunakan 8 primers untuk satu isolat (MLVA 8). Ini dilakukan karena bakteri B. anthracis sangat sulit dibedakan, sehingga untuk mengkarakterisasi secara molekuler harus dilakukan dengan mengidentifikasi plasmid (2 pasang primers), dan lokus kromosomal (6 pasang primers). Metode ini dapat membedakan kelompok atau clustering
B. anthracis, sehingga dapat menentukan
kekerabatan atau asal usulnya. Isolat antraks yang ada di Indonesia, terutama BB Litvet sampai saat ini belum dikarakterisasi secara genotipik. Informasi karakter B. anthracis isolat lapang Indonesia, baik secara fenotipik dan genotipik/molekular sangat diperlukan untuk
3
mengetahui grup atau kelompoknya, sehingga dapat menentukan kekerabatan atau asal usul isolat tersebut. Perbedaan antara strain B. anthracis secara molekuler baru diketahui tahun 1995, yaitu adanya variasi 12 nukleotida yang berulang, yaitu vrrA. Variasi ini disebabkan adanya perbedaan lima bentuk alele. Untuk subtyping B. anthracis, selanjutnya menggunakan analisis variable-number tandem analysis (VNTR). Multi-locus variable-number tandem repeat analysis (MLVA-VNTR) merupakan analisis dengan menggunakan amplifikasi PCR dan ukuran fragmen untuk mendeteksi panjang polimorfisme di beberapa daerah VNTR. MLVA sangat baik untuk membedakan antara isolat B. anthracis, baik pada kasus wabah maupun bioterorisme. Balai Besar Penelitian Veteriner mempunyai lebih dari 30 isolat B. anthracis yang berhasil di isolasi dari beberapa daerah dan tahun. Bakteri ini merupakan isolat penting dan perlu dijaga dengan baik, karena sangat potensial
digunakan sebagai bahan untuk
diagnosis, vaksin maupun senjata biologi. Plasma nutfah ini sampai sekarang belum dikarakterisasi secara lengkap sifat fenotipik dan genotipiknya untuk membedakan antar isolat. Hal ini sangat penting dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakter B. anthracis yang ada di BB Litvet, maupun Indonesia pada umumnya. Data ini dapat digunakan untuk mengetahui jika ada wabah ataupun kasus bioterorisme. Selain itu, isolat antraks tersebut merupakan plasma nutfah yang dapat digunakan sebagai seed untuk produksi antigen, antiserum, dan juga vaksin jika diketahui karakternya secara menyeluruh Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan karakterisasi sifat fenotipik dan patogenitas
B. anthracis isolat lapang Indonesia dan melakukan identifikasi serta
karakterisasi molekuler B. anthracis isolat lapang Indonesia wilayah Timur. B. anthracis yang digunakan adalah isolat BB Litvet. Isolat kering beku ditumbuhkan pada nutrient broth, diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37 oC. Bakteri B. antharcis yang tumbuh selanjutnya diinokulasikan kembali pada media agar darah 5%, diinkubasikan pada suhu 37 oC selama 24 jam dan dilihat sifat hemolisis dan morfologi koloninya. Selain itu, bakteri tersebut juga ditumbuhkan pada media 0,7% bikarbonat agar, diinkubasikan 37 oC selama 24 jam dalam kondisi 5-10% CO2, untuk melihat morfologi koloni dan produksi kapsulnya. Untuk melihat sifat potegensitasnya, isolat B. anthracis tersebut ditumbuhkan pada media agar darah, diekstraksi DNAnya, dan diuji dengan PCR untuk mengetahui komponen kromosomal, plasmid pXO1, dan plasmid pXO2. Prosedur amplifikasi PCR fragmen DNA dilakukan dengan menggunakan primers Ba813R1, Ba813R2, lef 3, lef 4, cap 57, cap 58. Bacillus anthracis isolat Indonesia sebanyak 20 isolat yang berasal dari BB Litvet (Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, DKI, dan Sumatera) ditumbuhkan pada media agar darah, diinkubasikan pada 37 oC selama 16-18 jam. Koloni bakteri diambil dilarutkan
4
dalam 500 ul PBS pH 7.2 dan kemudian diekstraksi DNAnya. Prosedur amplifikasi PCR fragmen DNA dilakukan dengan menggunakan primers vrrA: vrrA-f1-fam CAC AAC TAC CAC CGA TGG CAC A dan vrrA-r1 GCG CGT TTC GTT TGA TTC ATA C, vrrB1: vrrB1-f1fam ATA GGT GGT TTT CCG CAA GTT ATT C dan vrrB1-r1 GAT GAG TTT GAT AAA GAA TAG CCT GTG, vrrB2: vrrB2-f1-fam CAC AGG CTA TTC TTT ATC AAA CTC ATC dan vrrB2-r1 CCC AAG GTG AAG ATT GTT GTT GA, vrrC1: vrrC1-f1 GAA GCA AGA AAG TGA TGT AGT GGA C dan vrrC1-r1-fam CAT TTC CTC AAG TGC TAC AGG TTC, vrrC2 VrrC2f1-hex CCA GAA GAA GTG GAA CCT GTA GCA C dan vrrC2-r1 GTC TTT CCA TTA ATC GCG CTC TAT C, CG3 CG3-f1-ned TGT CGT TTT ACT TCT CTC TCC AAT AC dan CG3-r1 AGT CAT TGT TCT GTA TAA AGG GCA T, pXO1-aat pXO1-AAT-f3-fam CAA TTT ATT AAC GAT CAG ATT AAG TTC A dan pXO1-AAT-r3 TCT AGA ATT AGT TGC TTC ATA ATG GC, pXO2-at pXO2-AT-f1-hex TCA TCC TCT TTT AAG TCT TGG GT dan pXO2-AT-r1 GTG TGA TGA ACT CCG ACG ACA. PCR dilakukan dengan total volume 50 µL larutan reaksi yang terdiri dari 34.5 µL aquadest (DNAse, RNAse free), 10 µl 5X PCR buffer (Kapa Biosystem), 0.8 µL dNTP (Kapa Biosystem 10 mM), 0.8 µL untuk masing-masing primers (XIDT, 10 pmol/µl), 0,5 U 2G Fast Polymerase (Kapa Biosystem, 5 U/µl ) dan 5 µL DNA template. Kontrol positif dan negatif harus diikutkan dalam setiap amplifikasi. PCR dilakukan dengan siklus sebagai berikut, 1 siklus pada suhu 95 oC selama 3 menit, 35 siklus pada suhu 95 oC selama 15 detik, 55 oC selama 15 detik dan pada suhu 72 oC selama 10 detik, dan dilanjutkan dengan 1 siklus pada suhu 72 oC selama 5 menit. Amplikon hasil PCR dengan menggunakan delapan primers di atas selanjutnya dilakukan elektroforesis menggunakan automated fluorescent DNA seqeuncer untuk mengetahui sinyal tiap amplikonnya dan melakukan skoring alelenya. Hasil dianalisis menggunakan unweighted pair group method arithmetic (UPGMA) cluster analysis. Isolat yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari wilayah Indonesia bagian timur, yang meliputi Papua (1 isolat), Nusa Tenggara Timur (9 isolat), Nusa Tenggara Barat (6 isolat), Sulawesi Selatan (3 isolat), dan Australia (Vollum). Hasil kultur pada agar darah 5% menunjukkan koloni non hemolitik, kasar, tepi tidak beraturan dengan konsistensi liat. Hasil multiplek PCR menunjukkan bahwa semua isolat mempunyai 3 band, yang terdiri dari chromosomal B. anthracis, plasmid pXO1, dan pXO2. Berdasarkan sifat fenotipik, hasil di atas menunjukkan bahwa semua isolat yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan B. anthracis, berkapsul, dan menghasilkan toksin. Berdasarkan hasil PCR menujukkan bahwa semua isolat bersifat patogen karena mempunyai 2 plasmid, yaitu pXO1 yang menghasilkan toksin dan pXO2 yang menghasilkan kapsul.
5
Gambar 1. Morfologi koloni B. anthracis pada media agar darah
Gambar 2. Hasil multiplek PCR B. anthracis wilayah Indonesia bagian timur
Gambar 3. Hasil PCR-MLVA B. anthracis
6
Berdasarkan hasil PCR-MLVA dan analisis fragmen, menunjukkan bahwa Bacillus anthracis isolat wilayah Indonesia Timur termasuk dalam kelompok A3, yaitu sebagian A3.a dan A3.b. Hal ini sesuai dengan ukuran fragmen untuk setiap primers/isolat dan dikelompokkan dengan menggunakan program UPGA.
Tabel 1. Hasil analisis fragmen Propinsi
Primers MLVA VvrA
VvrB1
VvrB2
VvrC1
VvrC2
306
223
165
584
CG3
pXO1
pXO2
525
155
121
134
A3.a
1
306
223
156
538
525
155
121
135
A3.a
2
306
223
155
511
525
155
127
137
A3.a
3
306
223
156
604
525
155
121
137
A3.a
4
306
223
165
604
524
155
121
137
A3.a
5
306
223
156
583
525
155
130
135
A3.b
6
306
223
165
584
525
155
130
135
A3.b
7
306
223
165
583
524
155
130
135
A3.b
8
306
223
155
584
524
155
130
135
A3.b
9
306
223
155
511
525
155
124
135
A3.a
1
306
223
155
584
524
155
127
135
A3.b
2
306
223
156
584
525
155
130
137
A3.b
3
306
223
165
583
525
155
130
137
A3.b
4
306
223
156
584
525
155
124
137
A3.a
5
306
223
165
511
524
155
127
135
A3.b
6
306
223
165
584
525
155
127
135
A3.b
7
306
223
165
584
525
155
127
135
A3.b
1
306
223
155
538
524
155
121
135
A3.a
2
306
223
155
537
525
155
124
135
A3.a
3
306
223
156
538
524
155
121
135
A3.a
Papua NTT
NTB
Sulawesi
Cluster
7
BAB III KERJASAMA Hilirisasi Hasil Riset BB Litvet Upaya Hilirisasi hasil riset BB Litvet dilakukan melalui kerjasama dengan perusahaan obat hewan. Pada tanggal 20 April 2016 telah dilakukan pertemuan Tim Efektif untuk Hilirisasi Produk Hasil Riset Veteriner yang diketuai oleh Ir. Chaerunisa Syafitri, MSi., Kepala Bidang KSPHP mengadakan pertemuan dengan Tim Caprifarmindo.
Pertemuan membahas progress kerjasama lisensi hasil riset BB Litvet yaitu untuk formula ETEC, ETEC VTEC, AI Bivalen, Dan NG GTT 11.
Kegiatan alih teknologi dan uji lapang vaksin di lapang sedang dilakukan untuk lisensi ETEC dan ETEC VTEC dan diharapkan registrasi obat hewan dapat segera diselesaikan. Sementara untuk formulasi vaksin AI Bivalen Dan ND GT 22 masih dalam proses pencerahan seed vaksin dan alih teknologi. Perlu upaya untuk mempercepat registrasi obat hewan melalui pengetatan akses kegiatan.
8
BAB IV DISEMINASI
Kegiatan diseminasi Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian (PHP), Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) pada bulan April 2016 adalah mengikuti kegiatan pameran dan menerima kunjungan tamu.
Pameran Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke-15 STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) Bogor, dilaksanakan berbagai rangkaian acara pada tanggal 11 - 13 April 2016, yang dipusatkan di Kampus Utama STTP Bogor. Acara dibuka secara resmi oleh Walikota Bogor Dr. Bima Arya Sugiarto didampingi Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dr. Ir. Momon Rusmono, MS., dan Ketua STPP Bogor Ir. Nazaruddin, rombongan disambut oleh penampilan Drum band STPP Bogor.
Suasana kegiatan pameran
Agenda acara yang diselenggarakan antara lain: Gelar Teknologi, Pameran dan Bazaar, seminar nasional dan talkshow, Aneka Lomba dan Pentas Seni, Bakti Sosial, Jalan Santai dan lain-lain. Pada hari pertama, Walikota Bogor dan Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengawali pembukaan Pameran, Gelar Teknologi dan Bazar dengan pengguntingan pita dan kunjungan ke setiap stand. Acara ini menampilkan berbagai produk dan teknologi pertanian dari STPP Bogor, dan beberapa unit Kerja Badan Litbang Pertanian.
9
Balai Besar Penelitian Veteriner ikut berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan menampilkan inovasi hasil-hasil penelitian bidang Veteriner. Inovasi hasil-hasil penelitian bidang Veteriner ditampilkan dalam bentuk poster, brosur dan prototipe produk-produk, yaitu: 1. Brosur
: - Teknologi diagnose: FelisaVet, Metode deret warna untuk deteksi paraquat, Kit ELISA Aflatoksin, Kit Fumolisa, metode deteksi rabies dRIT - Obat herbal Skabies dari ekstrak daun gamal dan obat cacing nematofagus - Vaksin IBR (RhinoVet), Vaksin inaktif bivalen AI, vaksin inaktif bivalen (IBR dan PI3) dan vaksin ND G7
2. Poster
: Vaksin IBR, Kit Fumolisin, FeliSavet
3. Prototipe produk : Kit FelisaVet, Kit Fumolisa, Kit ELISA Aflatoksin, Kit metode deret warna untuk deteksi paraquat, obat skabies dari ekstrak daun gamal, obat cacing nematofagus, vaksin IBR (RhinoVet), vaksin inaktif bivalen AI dan vaksin inaktif bivalen (IBR dan PI3) serta
antigen
(ND,
AI,
Pullorum,
Brucella,
Fasciola,
Toxoplasma, Mycoplasma)
Kunjungan Pakar Sebagai lembaga yang telah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK, Balai Besar Penelitian harus meningkatkan kualitas dalam berbagai hal, termasuk kegiatan penelitiannya harus merupakan kegiatan penelitian yang unggul yang berorientasi kepada pengguna. Untuk menghasilkan penelitian-penelitian yang unggul sudah barang tentu harus didukung salah satunya adalah kualitas sumberdaya manusianya. Dalam rangka tersebut pada hari Rabu 20 April 2016 bertempat di auditorium BB Litvet diselenggarakan acara peningkatan kapasitas peneliti melalui presentasi dari narasumber yang berpengalaman yaitu Dr. Milton Mc Alister dari Universitas Adelaide dengan judul Diagnostic Approaches in Pathology Labs in Australia and USA dan sharing informasi oleh Dr. Farid Hemmitzadeh mengenai Moleculer Epidemiology of Newly Emerged Newcastle Disease Virus in Indonesia. Acara dikuti oleh seluruh peneliti BB Litvet dan para pejabat strukturalnya serta peserta dari luar, yaitu dari PT. Caprifarmindo (7 orang), PT. Prodia (2 orang) dan 1 orang perwakilan dari IPB. Sehubungan
dengan
kehadiran
para
pakar
dan
dari
pihak
swasta
(PT.
Caprifarmindo) acara ini juga sekaligus dimanfaatkan untuk mendiskusikan kemungkinan
10
menjalin kerjasama lebih lanjut terutama sekali terhadap apa yang dibutuhkan oleh pihak swasta dan tentang inovasi-inovasi teknologi yang dimiliki oleh BB Litvet yang bisa ditindak lanjuti oleh pihak swasta.
Penyampian paparan oleh tim pakar
Kunjungan Tim PSKH Fak. Kedokteran UNPAD Sehubungan dengan rencana didirikannya Program Studi Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran
Universitas Pajajaran Bandung,
Dr. drh. Dwi Wahyu Wira, MSi.,
sebagai tim Ad-hoc Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran telah mengadakan kunjungan ke BB Litvet pada tanggal 29 April 2016. Kunjungan tersebut merupakan kegiatan Studi Banding SDM (Peneliti) dan fasilitas laboratorium.
Penyampian profil BB Litvet
11
Pada kesempatan tersebut acara dibuka oleh Dr. drh. Andriani, MSi. (Kasi Kerja Sama) dan presentasi Profil BB Litvet disampaikan oleh Dr. drh. Bambang Ngaji Utomo, MSc. (Kasi PHP). Selain itu juga tim berkunjung ke masing-masing laboratorium dan perpustakaan. Diharapkan kunjungan tim Ad-hoc PSKH FK UNPAD ke BB Litvet dapat meningkatkan pengetahuan dan kegiatan riset bidang veteriner dan adanya jalinan kerjasama terkait dengan dibukanya program studi kedokteran hewan.
12
BAB V SUMBER DAYA MANUSIA, ASET DAN KEUANGAN Sumber Daya Manusia Sebagai penjabaran visinya, salah satu misi Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi serta kebijakan veteriner yang sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna yang berguna untuk mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan. Untuk menjalankan misi tersebut, BB Litvet perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkarakter dengan persyaratan kompetensi tertentu. Persyaratan kompetensi bagi SDM peneliti merupakan persyaratan yang mutlak diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Disamping itu, persyaratan kompetensi tersebut diarahkan agar SDM BB Litvet dapat menjadi lebih profesional dan terampil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. BB Litvet memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam menjamin tersedianya tenaga handal dalam melaksanakan program penelitian pertanian. Pegawai BB Litvet pada akhir bulan April 2016 berjumlah 240 orang. Seluruh pegawai tersebar di berbagai bagian, bidang dan kelompok peneliti. Dari jumlah tersebut terdiri dari 225 orang pegawai negeri sipil (PNS) , 2 orang calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan 13 orang tenaga kontrak. Distribusi pegawai per 30 April 2016 seperti yang diilustrasikan pada Tabel 1, sedangkan
rekapitulasi pegawai berdasarkan jabatan fungsional disajikan pada
Tabel 2, 3, 4, 5, 6 dan 7. Selanjutnya, rekapitulasi pegawai berdasarkan golongan dan jenjang pendidikan disajikan pada Tabel 8 dan 9.
Tabel 1. Distribusi Kepegawaian per 30 April 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Distribusi Ka Balai Bagian Tata Usaha Bidang Program & Evaluasi Bidang KSPHP Kelti Virologi Kelti Bakteriologi Kelti Parasitologi Kelti Patologi Kelti Toksikologi dan Mikologi Tenaga kontrak Total
Jumlah (orang) 1 94 5 13 26 33 15 18 22 13 240
13
Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Peneliti per 30 April 2016 No 1 2 3 4
Nama Fungsional Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Total
Jumlah 6 13 13 3 35
Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa per 30 April 2016 No 1 2 3 4
Nama Fungsional Teknisi Litkayasa Penyelia Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan Teknisi Litkayasa Pelaksana Teknisi Litkayasa Pemula Total
Jumlah 25 11 13 2 51
Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Pustakawan per 30 April 2016 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Fungsional Pustakawan Utama Pustakawan Madya Pustakawan Muda Pustakawan Pertama Pustakawan Penyelia Pustakawan Pelaksana Lanjutan Pustakawan Pelaksana Total
Jumlah 0 0 0 2 2 0 0 4
Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Arsiparis per 30 April 2016 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Fungsional Arsiparis Utama Arsiparis Madya Arsiparis Muda Arsiparis Pertama Arsiparis Penyelia Arsiparis Pelaksana Lanjutan Arsiparis Pelaksana Total
Jumlah 0 0 0 0 0 1 0 1
14
Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner per 30 April 2016 No 1 2 3
Nama Fungsional Paramedik Veteriner Penyelia Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan Paramedik Veteriner Pelaksana Total
Jumlah 1 0 0 1
Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian per 30 April 2016 No 1 2 3 4 5 6
Nama Fungsional Analisis Kepegawaian Madya Analisis Kepegawaian Muda Analisis Kepegawaian Pertama Analisis Kepegawaian Penyelia Analisis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan Analisis Kepegawaian Pelaksana Total
Jumlah 1 0 0 1 0 0 2
Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Golongan/Ruang per 30 April 2016 No. 1 2 3 4
Golongan Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Total
Ruang A 22 12 9 43
B 15 48 2 65
C 9 26 20 8 63
D 3 4 43 1 51
E 3 3
Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan per 30 April 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pendidikan terakhir S3 S2 S1 SM D3 D2 SLTA SLTP SD Total
Jumlah 22 26 23 1 6 2 105 15 25 225
15
Jumlah 12 67 123 23 225
Aset Lahan BB Litvet memiliki lahan seluas 291.539 m2 (± 29 ha) yang tersebar di tiga lokasi yakni (1) Jalan R.E. Martadinata No.30 Bogor seluas 75.076 m2 untuk gedung perkantoran, laboratorium, bengkel, kandang hewan percobaan dan lain-lain, serta seluas + 400 m2 digunakan untuk mess;
(2) Cimanglid seluas 139.525 m2 digunakan untuk kebun rumput,
kandang hewan percobaan, dan lain-lain; (3) Kiaralawang seluas 80.475 m2 sebagai kebun rumput untuk keperluan pakan hewan percobaan. Produksi rumput setiap bulan jumlahnya sekitar 15 ton dari hasil lahan seluas 60.000 m2.
Gedung Laboratorium Luas lahan untuk gedung laboratorium adalah 11.832 m2, yang terdiri dari 6 gedung laboratorium yaitu Laboratorium Patologi dan Toksikologi 4.704 m2 (38,21%), Virologi 950 m2 (7,72%), Mikologi 1.280 m2 (10,40%), Parasitologi 1.200 m2 (9,75%) dan Bakteriologi 3.682 m2 (29,90%), Laboratorium Zoonosis 400 m2 (3,25%) dan Laboratorium BSL3 moduler 96 m2 ( 0,78%).
Peralatan Laboratorium Sampai dengan 30 April 2016 jumlah peralatan laboratorium yang kondisinya masih layak/baik yang dimiliki oleh BB Litvet sebanyak kurang lebih 738 unit. peralatan laboratorium tersebar di laboratorium
Sebagian besar
Patologi, Toksikologi, Virologi, Mikologi,
Parasitologi, Bakteriologi, Zoonosis dan BSL3 Moduler yang merupakan 1 kesatuan unit. Alat utama yang diperlukan untuk identifikasi penyakit hewan dan untuk mendukung kegiatan keamanan pangan antara lain : berbagai jenis Mikroskop, ELISA reader, Real TimePCR, Konvensional PCR, LCMS, HPLC, GC MS, AAS, Spectrophotometer, DNA Sequencer, pH Meter, Autoclave, Timbangan elektrik, Chicken isolator dan berbagai jenis Biosafety Cabinet maupun Sentrifuse. Sebagai laboratorium pengujian yang terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005), peralatan yang masuk dalam lingkup kegiatan analisis yang terakreditasi perlu dikalibrasi secara rutin setiap tahun.
Hewan Percobaan Hewan percobaan yang masih ada di kandang percobaan Bogor sampai dengan 30 April 2016 sebagai berikut: hewan ruminansia besar ada 4 ekor sapi untuk peneltian Patologi, ruminansia kecil ada 4 ekor domba dan 1 ekor kambing untuk penelitian Bakteriologi (sebagai hewan donor), hewan kecil terdiri dari 40 ekor marmut untuk penelitian Bakteriologi, 20 ekor kelinci (13 ekor kelinci untuk penelitian Bakteriologi, 5 ekor kelinci untuk penelitian Patologi, 2
16
ekor kelinci untuk penelitian Virologi), serta tikus putih sebanyak 25 ekor (15 ekor untuk penelitian Patologi dan 10 ekor untuk penelitian Bakteriologi).
Keuangan Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2016 BB Litvet mengelola
anggaran
yang
bersumber
dari
APBN
(DIPA
Nomor:
SP
DIPA-
018.09.2.237259/2016) yang dialokasikan pada satu program yaitu Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan sebesar Rp. 39.241.319.000,-. Alokasi
anggaran
berdasarkan
Rp.15.996.301.000,-,
jenis
belanja
sbb:
(i)
Belanja
Pegawai
sebesar
(ii) Belanja Barang sebesar Rp. 16.064.730.000,- dan (iii) Belanja
Modal sebesar Rp. 7.180.288.000,-. Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 30 April 2016 sebesar Rp. 8.953.075.711,- atau 22,82% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 34.652.166.007,- atau 29,08% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 4.135.799.704,- atau 25,74% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 165.110.000,- atau 2,30% dari pagu.
Perkembangan Pelaksanaan DIPA Lingkup Unit Kerja : Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun Anggaran 2016 Bulan : 30 April 2016
No
UK/UPT
1
BB Litvet
Pagu Anggaran (Rp.000)
Keuangan Target (Rp.)
Realisasi (%)
(Rp.)
(%)
Belanja Pegawai
15.996.301
4.231.022.000
26,45
34.652.166.007
29,08
Belanja Barang
16.064.730
1.930.980.000
12,02
4.135.799.704
25,74
Belanja Modal
7.180.288
828.540.000
11,54
165.110.000
2,30
39.241.319
6.990.542.000
17,81
8.953.075.711
22,82
Jumlah
17
BAB VI PENUTUP
Penelitian Karakterisasi Molekuler Bacillus anthracis Isolat Lapang dengan Multilocus Variable Number Repeat Tandem Analysis (MLVA-VNTR) menunjukkan bahwa isolat B. anthracis wilayah Indonesia bagian timur bersifat patogen karena mempunyai dua plasmid, yaitu pXO1 dan pXO2. Berdasarkan hasil analisis fragmen menunjukkan bahwa B. anthracis isolat Indonesia wilayah timur termasuk dalam kelompok A3, yaitu A3.a dan A3.b. Aset yang dimiliki oleh BB Litvet, yaitu berupa lahan, gedung dan peralatan laboratorium, serta hewan percobaan. Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 30 April 2016 sebesar Rp. 8.953.075.711,- atau 22,82% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 34.652.166.007,- atau 29,08% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 4.135.799.704,- atau 25,74% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 165.110.000,- atau 2,30% dari pagu.
18