APRIL 2016
LAPORAN BULANAN APRIL 2016
BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Nomor Lampiran Perihal
: : 1 (satu) eksemplar : Laporan Bulan April 2016
April 2016
Yth. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jln Ragunan No 29, Pasar Minggu Jakarta Selatan
Bersama ini kami sampaikan Laporan Bulanan Balai Besar Penelitian Veteriner untuk bulan April 2016 yang mencakup: Penelitian dan Manajemen BB Litvet (SDM, Aset, dan Keuangan per 31 Maret 2016). Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Kepala Balai Besar
Dr. drh. Hardiman, MM. NIP. 19560907 199103 1 001
Tembusan Kepala Puslitbangnak
DAFTAR ISI Halaman
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………….………….
2
BAB II
PENELITIAN …………………………………………..................................
3
BAB III
KERJASAMA ............................................................................................
9
BAB IV
MANAJEMEN BB LITVET: SDM, ASET DAN KEUANGAN …….............
11
BAB V
PENUTUP ................................................................................................
16
BAB I PENDAHULUAN
Penelitian dan pengembangan mempunyai peran penting dalam mencapai visi dan misi Kementerian Pertanian untuk mewujudkan sistem pertanian bio-industri berkelanjutan. Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian)Kementerian Pertanian dengan tugas dan fungsi
melaksanakan kegiatan penelitian di
bidang veteriner. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BB Litvet mempunyai visi : ”Sebagai institusi penelitian terkemuka dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner untuk peningkatan produksi peternakan dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”. Sesuai dengan program Badan Litbang Pertanian yang diarahkan untuk penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing dan inovasi teknologi, diseminasi dan kerjasama, maka BB Litvet berperan-serta mendukung program tersebut melalui penyediaan inovasi teknologi veteriner untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait aspek kesehatan hewan (keswan), kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), keamanan pakan dan pangan secara lebih cepat, akurat, efektif dan efisien. Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut sumber daya manusia (SDM) yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggungjawab merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan tugas dan fungsi BB Litvet. SDM tersebut harus memiliki karakter dengan persyaratan kompetensi tertentu untuk menjamin pelaksanaan kegiatan penelitian agar berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Selain SDM, perlu didukung sarana dan prasarana serta anggaran yang memadai.
2
BAB II PENELITIAN
Pengembangan Immunodiagnostik Kit untuk Deteksi Antibodi Terhadap Penyakit IBD
Uji diagnostik serologis terhadap IBDV yang sering digunakan adalah uji ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay), AGID (Agar Gel Immuno Difusion), dan Serum Netralisasi. BB Litvet telah berhasil menerapkan Uji Serum Netralisasi terhadap antibodi terkait virus IBD menggunakan sel Vero pada tahun 2011 dengan menggunakan isolat IBD 9.5.1. Meskipun uji serum netralisasi sensitif dan merupakan salah satu uji standar untuk deteksi antibodi IBD, namun uji
ini membutuhkan waktu yang cukup lama dikarenakan
perlunya inkubasi sel sekitar 5 hari. Pengujian antibodi terhadap virus IBD yang cukup sensitif dan dapat dilakukan lebih cepat dari uji SN dan AGP adalah ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Selain itu uji ELISA juga hanya memerlukan jumlah serum yang sangat sedikit. Sampai saat ini kit ELISA Ab IBDV yang digunakan di Indonesia masih didapatkan dari luar negeri, sehingga masih menggunakan isolat IBD yang bukan berasal dari Indonesia sebagai bahan antigen di dalam kit tersebut. Sementara itu kejadian penyakit IBD masih sering ditemukan di peternakan ayam, sehingga kebutuhan kit ELISA Ab IBDV masih diperlukan di setiap laboratorium diagnostik baik pemerintah maupun swasta. Untuk itu masih diperlukan pengembangan kit ELISA Ab IBD berbasis isolat IBD lokal yang ada di Indonesia. Kegiatan lapang Kegiatan lapang dilakukan di Kabupaten Bogor dan Ciamis. Dari kedua Kabupaten ini sampel diperoleh dari peternakan ayam layer, arab, kampung, entog dan itik. Melalui kegiatan ini didapat sampel berupa sera sebanyak 348 sera dari ayam kampung (82) , layer (pejantan dan petelur) (107), arab (27), itik (69) dan entog (63) (Tabel 1). Serum ini akan digunakan untuk menguji prototipe kit ELISA yang dikembangkan.
Tabel 1. Hasil kegiatan surveilans di Kabupaten Bogor dan Ciamis Provinsi Jawa Barat. No
Lokasi Kabupaten
1.
Bogor-Parung
2.
Tasik-Ciamis
Jenis Ayam
Jumlah Sera
Kampung
82
Arab
27
Layer Petelur
51
Layer Pejantan
56
3
Total 109
107
3.
Bogor-Ciawi
Itik
69
Entog
63
132
Selain kegiatan pengambilan sampel, kegiatan yang telah dilakukan adalah penjajagan untuk kerjasama dengan dua laboratorium Kesehatan Hewan untuk pengujian validasi terhadap Kit ELISA yang dikembangkan. Kegiatan ini dilakukan di dua Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B Purwokerto dan Surakarta, Balai Pelayanan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Provinsi Jawa Tengah. Kedua Laboratorium tersebut telah rutin melakukan pengujian ELISA untuk berbagai penyakit. Kedua laboratorium tersebut bersedia untuk melaksanakan kerjasama penelitian ini. Dari hasil penjajagan kemudian ditentukan Laboratorium Tipe B Surakarta sebagai Laboratorium yang akan diajak kerjasama dalam validasi kit ELISA yang dikembangkan lebih lanjut. Pengujian sampel dengan uji ELISA IBD Komersial dan ELISA IBD BB Litvet Pada penelitian ini dalam pengembangan ELISA, kurang lebih 50% dari total sampel yang dikoleksi (150 sampel) baik positif maupun negatif diuji dengan Prototipe ELISA yang dikembangkan (ELISA BBLitvet) dan dengan ELISA Ab IBD komersial. Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian 150 sampel. Dari 150 sampel, 112 sampel menujukkan hasil positif (73.3%) dan 40 negatif (26.7%) dengan uji ELISA BB Litvet. Dengan Uji ELISA komersial, 112 positif (74.7%) dan 38 negatif (25.3%).
Tabel 2. Ringkasan hasil pengujian sampel dengan uji ELISA BBLitvet dan ELISA IBD Komersial.
Jenis Uji
Jumlah sampel
ELISA BBlitvet ELISA Komersial
Hasil Uji Positif
Negatif
150
110 (73.3%)
40 (26.7%)
150
112 (74. 7%)
38 25.3%)
Penentuan sensitifitas, spesifisitas, koefisien agreement (kappa), positive predictive value (PPV), negative predictive value (NPV), akurasi dan presisi.
Untuk melihat kesesuaian antar prototipe kit ELISA yang dikembangkan dengan ELISA komersial yang biasa dipakai untuk uji antibodi IBD, hasil uji ELISA BB Litvet dibandingkan dengan hasil uji ELISA komersial. Dari Tabel 3, terlihat bahwa sensitivitas dan spesifitas dari prototipe ELISA yang dikembangkan cukup tinggi yaitu 98.2% dan 100%.
4
Selain itu nilai kesesuaian antara ELISA BB Litvet dengan ELISA komersial sangat tinggi mendekati nilai 1 yaitu 0.98 yang menujukkan bahwa ada good agreement antara hasil uji kit ELISA BB Litvet dengan ELISA Komersial. Selain itu prototipe kit ini mempunyai nilai PPV dan NPV yang cukup tinggi dan mempunyai akurasi dan presisi yang baik (Tabel 4 dan 5). Hasil ini menujukkan bahwa prototipe ELISA BB Litvet memberikan hasil yang tidak berbeda dengan kit ELISA Ab IBD komersial yang telah divalidasi dan umum digunakan untuk mendeteksi antibodi IBD di Indonesia. Tabel 3. Hasil perbandingan uji prototipe kit ELISA BBlitvet dengan uji kit ELISA Ab IBD komersial.
ELISA BBLITVET Positif
Negatif
ELISA
Positif
110
2
Komersial
Negatif
0
38
Sensitifitas
Spesifisitas
Nilai Kappa (k)
98.2%
100%
0.98
Tabel 4. Nilai positive predictive value (PPV) dan negative predictive value (NPV) dari prototipe kit ELISA BBlitvet dibanding dengan uji kit ELISA Ab IBD komersial.
ELISA BBLITVET
ELISA Komersial
Positif
Negatif
Positif
110
2
Negatif
0
38
PPV
NPV
100%
95%
Tabel 5. Hasil akurasi dan presisi prototipe kit ELISA BBlitvet.
ELISA BBLITVET
ELISA Komersial
Positif
Negatif
Positif
110
2
Negatif
0
38
5
Akurasi
Presisi
98.7%
100%
Gambar 1. Prototipe kit ELISA IBD Ab BB Litvet.
Pengujian reprodusibilitas dan repeatabilitas prototipe kit ELISA Ab BB Litvet Pengujian ini dilakukan mengikuti prosedur dari OIE (2013). Singkatnya 40 sampel serum yang sebelumnya telah diuji baik positif dan negatif, diuji kembali oleh operator yang berbeda. Selain itu serum juga diuji dengan operator yang berbeda pada waktu yang berbeda. Pengujian ini dilakukan dengan bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B Surakarta. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan sinkronisasi pengujian menggunakan ELISA IBD Ab BB Litvet yang dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B Purwokerto. Kegiatan dilakukan dengan pengujian bersama sampel dan test kit yang telah disiapkan dari BB Litvet. Pengujian dilakukan selama 4 kali. Hasil pengujian tersebut kemudian dianalisa dan dievaluasi untuk menentukan reprodusibilitas dan repeatabilitas dari kit tersebut.
Gambar 2. Kegiatan pengujian prototipe kit ELISA IBD Ab BB Litvet di Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B, Surakarta.
6
Hasil analisis reprodusibilitas dan repeatabilitas
Reprodusibilitas dan repeatabilitas dianalisis dengan menggunakan metode uji Gage R&R study dengan menggunakan program Minitab 17 (Minitab Pty Ltd, USA). Seperti terlihat pada gambar 3 dan 4, prototipe kit ELISA Ab BB Litvet menunjukkan nilai repeatabilitas yang baik pada saat menguji sampel positif dan negatif. Sedangkan nilai reprodusibilitas perlu ditingkatkan dengan menambah laboratorium pengujian untuk menguji prototipe kit ini.
Gambar 3. Hasil analisis reprodusibilitas dan repeatabilitas prototipe kit ELISA IBD Ab BBlitvet terhadap sampel positif.
7
Gambar 4. Hasil analisis reprodusibilitas dan repeatabilitas prototipe kit ELISA IBD Ab BB Litvet terhadap sampel negatif.
Kegiatan Pengembangan Imunodiagnostik Kit untuk Deteksi antibodi terhadap Penyakit IBD ini diperoleh keluaran yaitu berupa Prototipe kit ELISA Ab IBD yang mempunyai kesesuaian yang baik (good agreement), senisitivitas, spesifisitas, akurasi dan presisi yang baik ketika dibandingkan dengan uji ELISA Ab komersial yang banyak digunakan untuk mendeteksi antibodi IBD di Indonesia. Prototipe ini juga mempunya nilai repeatabilitas yang baik, sedangkan reprodusibilitas perlu ditingkatkan dengan menambah laboratorium pengujian untuk menguji kit ini.
1
2
3
4
8
BAB III KERJASAMA
Tindak Lanjut Perjanjian Lisensi Rahasia Dagang ND GTT/11 BBLitvet dengan PT.Caprifarmindo Laboratories
Tindaklanjut kegiatan Kerjasama antara BB Litvet dengan PT Caprifarmindo Laboratories mengenai perjanjian lisensi rahasia dagang ND GTT/11 yaitu dengan penyerahan master seed Virus ND GTT/11 dan training pembekalan seed virus. Acara dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016, bertempat di PT. Caprifarmindo Laboratories, Cimereme, Bandung. Acara ini dihadiri oleh Plant Manager Vaccine Drh. Maryono beserta staf peneliti PT Caprifarmindo Laboratories, dari BB Litvet turut dihadiri Kasi Kerjasama Penelitian Dr. drh. Andriani, MSi, Peneliti virus ND GTT/11 Risa Indriani, S.Si dan Peneliti Virus AI Dr. Drh. NLP Indi Dharmayanti, M.Si. Tujuan dari kerjasama ini yaitu : 1. Pencapaian tujuan perusahaan dalam menciptakan produk baru dengan cara pemanfaatan bahan biologik ND GTT/11 yang telah dihasilkan oleh BB Litvet 2. Dalam rangka hilirisasi invensi yang dihasilkan oleh kegiatan penelitian di BB Litvet sehingga dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. 3. Pemanfaatan sumberdaya manusia di BB Litvet sebagai tenaga ahli dalam pembuatan vaksin ND GTT/11 4. Menjawab permintaan pasar untuk ketersediaan vaksin ND GTT/11 dengan strain yang baru berupa ND genotype VII (ND G7). 5. Diharapkan mampu mengungguli produk competitor untuk pasar dalam negeri dan luar negeri Acara diawali dengan serah terima seed virus ND GTT/11 oleh Peneliti virus ND GTT/11 kepada Production Manager PT Caprifarmindo Laboratories. Pemanfaatan isolat/biang virus ND GTT/11 yang telah dihasilkan BB Litvet diproduksi menjadi vaksin oleh PT Caprifarmindo Laboratories. Kesepakatan dalam hal pengalihan teknologi berupa informasi dan pengetahuan mengenai ND GTT/11 serta memberikan bimbingan dan supervisi dalam pelaksanaan produksi vaksin. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan Manager Plant Vaccine PT Caprifarmindo dan perwakilan dari BB Litvet, Presentasi dan diskusi mengenai perkembangan vaksin ND dan AI, dan ramah tamah. Vaksin ND generasi baru BB Litvet yang mengandung seed vaksin ND G7 chicken/Indonesia GTT/11 mempunyai respon pasca vaksinasi yang sangat baik mampu memberikan
9
perlindungan 100% pada ayam yang divaksinasi dari penyakit klinis, kematian, serta sheeding terhadap virus tantang. Setelah acara serah terima selasai, dilanjutkan dengan training pembekalan seed virus ND GTT/11 yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari kedepan dengan agenda kegiatan pada hari pertama pembuatan Inokulum dan Inokulasi seed virus ND GTT/11 pada telur SPF sebanyak 55 butir. Kemudian pada hari ketiga dilakukan karakterisasi, isolasi dan seleksi strain vaksin yang akan digunakan. Pada hari terakhir dilakukan pemanenan dan pengujian (rapid test).
10
BAB IV SUMBER DAYA MANUSIA, ASET DAN KEUANGAN Sumber Daya Manusia Sebagai penjabaran visinya, salah satu misi Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) adalah menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi serta kebijakan veteriner yang sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna yang berguna untuk mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan. Untuk menjalankan misi tersebut, BB Litvet perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkarakter dengan persyaratan kompetensi tertentu. Persyaratan kompetensi bagi SDM peneliti merupakan persyaratan yang mutlak diperlukan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Disamping itu, persyaratan kompetensi tersebut diarahkan agar SDM BB Litvet dapat menjadi lebih profesional dan terampil dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. BB Litvet memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam menjamin tersedianya tenaga handal dalam melaksanakan program penelitian pertanian. Pegawai BB Litvet pada akhir bulan Maret 2016 berjumlah 239 orang. Seluruh pegawai tersebar di berbagai bagian, bidang dan kelompok peneliti. Dari jumlah tersebut terdiri dari 224 orang pegawai negeri sipil (PNS) , 2 orang calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan 13 orang tenaga kontrak. Distribusi pegawai per 31 Maret 2016 seperti yang diilustrasikan pada Tabel 1, sedangkan
rekapitulasi pegawai berdasarkan jabatan fungsional disajikan pada
Tabel 2, 3, 4, 5, 6 dan 7. Selanjutnya, rekapitulasi pegawai berdasarkan golongan dan jenjang pendidikan disajikan pada Tabel 8 dan 9.
Tabel 1. Distribusi Kepegawaian per 31 Maret 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Distribusi Ka Balai Bagian Tata Usaha Bidang Program & Evaluasi Bidang KSPHP Kelti Virologi Kelti Bakteriologi Kelti Parasitologi Kelti Patologi Kelti Toksikologi dan Mikologi Tenaga kontrak Total
Jumlah (orang) 1 93 5 13 26 33 15 18 22 13 239
11
Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Peneliti per 31 Maret 2016 No 1 2 3 4
Nama Fungsional Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Total
Jumlah 6 15 13 3 37
Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa per 31 Maret 2016 No 1 2 3 4
Nama Fungsional Teknisi Litkayasa Penyelia Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan Teknisi Litkayasa Pelaksana Teknisi Litkayasa Pemula Total
Jumlah 25 11 13 2 51
Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Pustakawan per 31 Maret 2016 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Fungsional Pustakawan Utama Pustakawan Madya Pustakawan Muda Pustakawan Pertama Pustakawan Penyelia Pustakawan Pelaksana Lanjutan Pustakawan Pelaksana Total
Jumlah 0 0 0 2 2 0 0 4
Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Arsiparis per 31 Maret 2016 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Fungsional Arsiparis Utama Arsiparis Madya Arsiparis Muda Arsiparis Pertama Arsiparis Penyelia Arsiparis Pelaksana Lanjutan Arsiparis Pelaksana Total
Jumlah 0 0 0 0 0 1 0 1
12
Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner per 31 Maret 2016 No 1 2 3
Nama Fungsional Paramedik Veteriner Penyelia Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan Paramedik Veteriner Pelaksana Total
Jumlah 1 0 0 1
Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian per 31 Maret 2016 No 1 2 3 4 5 6
Nama Fungsional Analisis Kepegawaian Madya Analisis Kepegawaian Muda Analisis Kepegawaian Pertama Analisis Kepegawaian Penyelia Analisis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan Analisis Kepegawaian Pelaksana Total
Jumlah 1 0 0 1 0 0 2
Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Golongan/Ruang per 31 Maret 2016 No. 1 2 3 4
Golongan Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Total
Ruang A 25 16 9 50
B 12 43 3 58
C 9 27 22 9 67
D 4 4 39 1 48
E 3 3
Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan per 31 Maret 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pendidikan terakhir S3 S2 S1 SM D3 D2 SLTA SLTP SD Total
Jumlah 22 27 23 1 6 2 105 15 25 226
13
Jumlah 13 68 120 25 226
Aset Lahan BB Litvet memiliki lahan seluas 291.539 m2 (± 29 ha) yang tersebar di tiga lokasi yakni (1) Jalan R.E. Martadinata No.30 Bogor seluas 75.076 m2 untuk gedung perkantoran, laboratorium, bengkel, kandang hewan percobaan dan lain-lain, serta seluas + 400 m2 digunakan untuk mess;
(2) Cimanglid seluas 139.525 m2 digunakan untuk kebun rumput,
kandang hewan percobaan, dan lain-lain; (3) Kiaralawang seluas 80.475 m2 sebagai kebun rumput untuk keperluan pakan hewan percobaan. Produksi rumput setiap bulan jumlahnya sekitar 15 ton dari hasil lahan seluas 60.000 m2.
Gedung Laboratorium Luas lahan untuk gedung laboratorium adalah 11.832 m2, yang terdiri dari 6 gedung laboratorium yaitu Laboratorium Patologi dan Toksikologi 4.704 m2 (38,21%), Virologi 950 m2 (7,72%), Mikologi 1.280 m2 (10,40%), Parasitologi 1.200 m2 (9,75%) dan Bakteriologi 3.682 m2 (29,90%), Laboratorium Zoonosis 400 m2 (3,25%) dan Laboratorium BSL3 moduler 96 m2 ( 0,78%).
Peralatan Laboratorium Sampai dengan 31 Maret 2016 jumlah peralatan laboratorium yang kondisinya masih layak/baik yang dimiliki oleh BB Litvet sebanyak kurang lebih 738 unit. peralatan laboratorium tersebar di laboratorium
Sebagian besar
Patologi, Toksikologi, Virologi, Mikologi,
Parasitologi, Bakteriologi, Zoonosis dan BSL3 Moduler yang merupakan 1 kesatuan unit. Alat utama yang diperlukan untuk identifikasi penyakit hewan dan untuk mendukung kegiatan keamanan pangan antara lain : berbagai jenis Mikroskop, ELISA reader, Real TimePCR, Konvensional PCR, LCMS, HPLC, GC MS, AAS, Spectrophotometer, DNA Sequencer, pH Meter, Autoclave, Timbangan elektrik, Chicken isolator dan berbagai jenis Biosafety Cabinet maupun Sentrifuse. Sebagai laboratorium pengujian yang terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005), peralatan yang masuk dalam lingkup kegiatan analisis yang terakreditasi perlu dikalibrasi secara rutin setiap tahun.
Hewan Percobaan Hewan percobaan yang masih ada di kandang percobaan Bogor sampai dengan 31 Maret 2016 sebagai berikut: hewan ruminansia besar ada 4 ekor sapi untuk peneltian Patologi, ruminansia kecil ada 4 ekor domba dan 1 ekor kambing untuk penelitian Bakteriologi (sebagai hewan donor), hewan kecil terdiri dari 40 ekor marmut untuk penelitian Bakteriologi, 16 ekor kelinci (9 ekor kelinci untuk penelitian Bakteriologi, 5 ekor kelinci untuk penelitian
14
Patologi, 2 ekor kelinci untuk penelitian Virologi), serta tikus putih sebanyak 15 ekor untuk penelitian Patologi.
Keuangan Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2016 BB Litvet mengelola
anggaran
yang
bersumber
dari
APBN
(DIPA
Nomor:
SP
DIPA-
018.09.2.237259/2016) yang dialokasikan pada satu program yaitu Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan sebesar Rp. 39.241.319.000,-. Alokasi
anggaran
berdasarkan
Rp.15.996.301.000,-,
jenis
belanja
sbb:
(i)
Belanja
Pegawai
sebesar
(ii) Belanja Barang sebesar Rp. 16.064.730.000,- dan (iii) Belanja
Modal sebesar Rp. 7.180.288.000,-. Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp. 6.291.069.202,- atau 16,03% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 3.459.299.412,- atau 21,63% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 2.692.069.790,- atau 16,76% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 139.700.000,- atau 1,95% dari pagu.
Perkembangan Pelaksanaan DIPA Lingkup Unit Kerja : Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun Anggaran 2016 Bulan : 31 Maret 2016
No
UK/UPT
1
BB Litvet
Pagu Anggaran (Rp.000)
Keuangan Target (Rp.)
Realisasi (%)
(Rp.)
(%)
Belanja Pegawai
15.996.301
2.916.126.000
18,23
3.459.299.412
21,63
Belanja Barang
16.064.730
1.050.633.000
6,54
2.692.069.790
16,76
Belanja Modal
7.180.288
540.476.000
7,53
139.700.000
1,95
39.241.319
4.507.235.000
11,49
6.291.069.202
16,03
Jumlah
15
BAB V PENUTUP
Penelitian Pengembangan Imunodiagnostik Kit untuk Deteksi antibodi terhadap Penyakit IBD ini diperoleh keluaran yaitu berupa Prototipe kit ELISA Ab IBD yang mempunyai kesesuaian yang baik (good agreement), senisitivitas, spesifisitas, akurasi dan presisi yang baik ketika dibandingkan dengan uji ELISA Ab komersial yang banyak digunakan untuk mendeteksi antibodi IBD di Indonesia. Prototipe ini juga mempunya nilai repeatabilitas yang baik, sedangkan reprodusibilitas perlu ditingkatkan dengan menambah laboratorium pengujian untuk menguji kit ini. Aset yang dimiliki oleh BB Litvet, yaitu berupa lahan, gedung dan peralatan laboratorium, serta hewan percobaan. Total realisasi anggaran sampai dengan tanggal 31 Maret 2016 sebesar Rp. 6.291.069.202,- atau 16,03% dari total anggaran yang meliputi: (i) Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 3.459.299.412,- atau 16,76% dari pagu, (ii) Realisasi Belanja Barang sebesar Rp. 2.692.069.790,- atau 9,17% dari pagu, dan (iii) Realisasi Belanja Modal sebesar Rp. 139.700.000,- atau 1,95% dari pagu.
16